PROPOSAL PENELITIAN PEMANFAATAN GAS BUMI DI KABUPATEN X UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Oleh : Fardia Paramita PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA APRIL 2013
PROPOSAL PENELITIAN
PEMANFAATAN GAS BUMI DI KABUPATEN X UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Oleh :
Fardia Paramita
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
APRIL 2013
PROPOSAL PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
Pemanfaatan Gas Bumi di Kabupaten X untuk Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
B. BIDANG ILMU: MANAJEMEN INDUSTRI
C. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang kaya akan sumber daya alam,
khususnya potensi sumber daya energinya. Sejak lebih dari seratus tahun yang lalu,
Indonesia telah menghasilkan minyak dan gas bumi. Berbagai penemuan sumur migas
telah dikembangkan oleh pihak Belanda.
Hingga saat ini energi minyak bumi masih mendominasi dunia bahan bakar. Bisa kita
lihat hampir di setiap sektor kehidupan, apakah itu transportasi, rumah tangga maupun
industri, berkaitan erat dengan penggunaan BBM yang sangat besar sebagai bahan
bakar utama.
Salah satu contoh produksi pertambangan yang umum kita kenal selain minyak bumi
adalah gas alam, sering juga disebut sebagai gas bumi. Ditemukan di ladang minyak
bersama minyak bumi, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.
Kabupaten X merupakan salah satu daerah yang memiliki kandungan Minyak dan Gas
yang besar, oleh karena itu merujuk pada Undang–Undang No. 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur tentang hak dan kewenangan masing-masing
daerah, maka sudah seharusnya Pemerintah Daerah turut serta berperan aktif dalam
pengelolaan sumber daya alam.
Wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten X, memiliki cadangan minyak dan gas bumi
yang potensial dan sangat berpeluang menghasilkan pendapatan asli daerah yang
cukup besar melalui implementasi industri tepat guna. Atas dasar ini penulis mengambil
judul Pemanfaatan Gas Bumi di Kabupaten X untuk Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah.
D. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka pemerintah daerah sudah seharusnya berperan
aktif dalam pemanfaatan sumber daya alam. Adapun perumusan masalah yang
ditetapkan oleh penulis adalah:
a. Analisa pemanfaatan gas bumi bagi pendapatan asli daerah.
b. Membandingkan pendapatan daerah saat ini dan jika pemda melakukan
pengembangan lebih lanjut.
Agar penelitian terfokus dan tidak menyimpang dari rumusan masalah, maka penulis
membatasi penelitian pada aspek ekonomi dari pemanfaatan gas bumi pada Kabupaten
X.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Analisa Geologi
Geologi Regional
Berdasarkan Peta Geologi Indonesia, geologi daerah Kabupaten X terdiri dari:
a. Endapan alluvium yang tersusun dari krakal, krikil, pasir, lempung dan pecahan
cangkang fosil. Endapan ini mendominasi daerah penelitian.
b. Formasi Pamekasan yang tersusun oleh batupasir coklat kemerahan, berbercak
kelabu, berbutir kasar, batu lempung kelabu, mengandung pecahan cangkang
mollusc, konglomerat, komponen utamanya batu gamping, terpilah buruk dan lunak.
Diperkirakan terbentuk pada zaman Pleistocene.
c. Formasi Madura yang tersusun oleh batu gamping terumbu, putih, pejal, berrongga
halus, berlapis buruk, mengandung foram besar dan pecahan ganggang di bagian
atas. Sedangkan di bagian bawah adalah batu gamping kapuran, sangat ringan dan
agak keras, berwarna kekuningan, pejal, berlapis buruk, mengandung moluska,
foram besar, dan pecahan ganggang. Diperkirakan terbentuk pada zaman Miocene
akhir sampai Pliocene.
d. Formasi Watu Konceng terdiri dari bagian atas yang berupa selang-seling napal
pasiran dengan batu gamping, dan bagian bawah berupa batu pasir kuarsa
bersisipan batu gamping orbitoid dan batu pasir berlapis tipis, setempat batu
gamping kalkarenit. Terbentuk pada zaman Miocene tengah.
Struktur dan Tektonika
Struktur yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur antiklin Bungah yang berarah
hampir timur-barat dengan sayap antiklin ke arah utara. Pada kenampakan penampang
geologi daratan, struktur ini mengangkat dan memunculkan Formasi Watu Konceng dan
Formasi Madura yang tersingkap di salah satu wilayah Kabupaten X dan memotong lapisan
di atasnya yang berumur lebih muda.
Diperkirakan struktur antiklin ini terbentuk pada zaman Pliocene (2.5-5 juta tahun yang lalu)
sampai Pleistocene (12.000-2.5 juta tahun yang lalu) dan bila dikaitkan dengan tektonik
regional kemungkinan antiklin tersebut terjadi pada periode tektonik Pliocene-Pleistocene.
Hal ini dicirikan oleh adanya struktur antiklin yang mengangkat Formasi Madura yang
terbentuk pada Miocene akhir-Pliocene awal, serta mengangkat Formasi Pucangan yang
diendapkan pada waktu Pleistocene.
Hasil interpretasi seismic pantul dangkal, saluran tunggal menunjukkan pola sebaran
sedimen mengandung gas (gas charge sediment) mencakup wilayah yang cukup luas
sampai kedalaman laut sekitar 14 km.
2. Analisa Keekonomian
Untuk melakukan analisa keekonomian terhadap LPG plant yang akan dibangun dengan
tujuan untuk melihat apakah pabrik yang akan dibangun tersebut feasible serta viable atau
tidak, maka digunakan beberapa parameter. Feasible atau tidaknya proyek ini akan dihitung
berdasarkan berbagai faktor yaitu (1) NPV (Net Present Value), (2) Future value, (3) Benefit-
Cost Ratio yang merupakan rasio manfaat dari proyek atau usulan, yang dinyatakan dalam
istilah moneter, (4) Internal Rate of Return serta (5) Payback Periode.
Agar dapat melakukan penghitungan dan analisa tersebut, terlebih dahulu dilakukan
penghitungan besarnya total investasi dan biaya operasi yang akan dikeluarkan selama
masa operasi plant yang akan dibangun.
Cash Flow
Analisis keekonomian akan dilakukan dalam bentuk cash flow/arus kas yang akan
menghasilkan nilai bagi parameter-parameter tersebut. Cash flow adalah aliran danayang
diterima dan dikeluarkan selama periode tertentu.
Salah satu faktor penting dalam analisis cash flow adalah waktu, karena nilai uang
dipengaruhi oleh waktu, elemen seperti gross revenue, operating cost, profit, dan lain-lain
merupakan elemen dasar dalam pemahaman konsep cash flow.
Net Present Value
Net Present Value adalah nilai keuntungan yang diperoleh selama masa hidup proyek yang
ditinjau pada kondisi saat ini (discounted). NPV menunjukkan nilai absolute keuntungan dari
modal yang diinvestasikan pada proyek, yaitu total pendapatan dikurangi total biaya yang
dikeluarkan selama proyek. Bentuk umum persamaan NPV adalah:
Atau dapat juga ditulis:
Dimana:
Xt = aliran dana di tahun ke-t
i = discount rate
Penyelesaiannya dengan memperhitungkan nilai waktu dan uang, serta dapat pula
mempertimbangkan resiko. Suatu proyek dinyatakan layak apabila NPV bernilai positif,
semakin besar discount rate yang dipakai, semakin kecil NPV yang diperoleh.
Dalam hal ini suatu perusahaan biasanya menilai suatu investasi berdasarkan pada analisa
ekonomi yang menggunakan interest rate yang dianggap normal bagi perusahaan.
Perusahaan tidak menghitung berapa keuntungan yang mampu didapat dari suatu proyek
baru, namun meninjau apakah proyek baru tersebut dapat mencapai prestasi normal.
Pengukuran dilakukan dengan menghitung NPV dari proyek bersangkutan, di mana NPV
dari suatu proyek investasi merupakan discounted cashflow dari proyek tersebut dengan
memakai harga discount rate tertentu. Apabila NPV bernilai positif maka proyek
menguntungkan, dan sebaliknya, jika NPV negative maka proyek tidak mampu mencapai
prestasi normal yang diinginkan perusahaan yang artinya, secara financial tidak
menguntungkan sehingga tidak perlu diimplementasikan.
NPV merupakan salah satu parameter analisa keuangan yang paling sehat untuk
mengestimasi nilai investasi.
Future Value
Adalah nilai uang di masa datang dari uang yang di bayarkan atau diterima pada masa
sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu
tertentu.
Digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku
bunga dan angsuran tetap selama periode tertentu. Dihitung dengan rumus:
Dimana:
PV = present value
r = suku bunga tahunan
t = waktu
Benefit-Cost Ratio
Merupakan salah satu metode kelayakan investasi, yang pada dasarnya lebih menekankan
pada manfaat (benefit) dan biaya (cost) suatu investasi.
Merupakan indikator, digunakan dalam disiplin formal benefit-cost analysis, yang mencoba
untuk merangkum keseluruhan nilai untuk uang dari proyek atau usulan. BCR adalah rasio
manfaat dari proyek atau usulan, dinyatakan dalam istilah moneter, relatif terhadap biaya,
juga dinyatakan dalam istilah moneter.
Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat
sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya dilihat pada kondisi nilai
sekarang/present value (PV). Perhitungan analisis BCR didasarkan pada tingkat suku
bunga. Jika nilai BCR pada suku bunga berlaku lebih besar dari 1, proyek dikatakan layak
secara ekonomi dan dapat dikatakan layak untuk dibangun.
Secara matematis merupakan perbandingan nilai ekuivalen semua manfaat terhadap nilai
ekuivalen semua biaya.
Ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode ini adalah:
1. Jika BCR > 1, proyek dapat dikatakan layak dikerjakan.
2. Sebaliknya, jika nilai BCR < 1, proyek tersebut tidak layak untuk dikerjakan.
Internal rate of Return
Adalah metode perhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan
nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
Merupakan indicator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu investasi dapat dilakukan
bila laju pengembaliannya lebih besar dari laju pengembalian apabila melakukan investasi
dalam bentuk lain.
IRR adalah tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis, berupa tingkat bunga
pada saat nilai NPV adalah nol.
Dimana:
B = benefit, keuntungan
C = cost, biaya yang dikeluarkan
i = tingkat bunga
Tingkat bunga pada saat itu disebut juga IRR, dan pada saat itu juga terjadi:
Cara menghitung IRR adalah sebagai berikut:
a. Cara coba-coba
Dengan memasukkan nilai i berulang-ulang hingga didapatkan nilai NPV adalah nol.
b. Interpolasi
Masukkan satu nilai i (discount factor, DF) yang cukup rendah sehingga NPV
positif.
Masukkan suatu nilai i yang cukup tinggi sehingga NPV negative.
Lakukan interpolasi linear menggunakan:
Jika nilai IRR lebih besar dari jumlah bunga yang harus dibayarkan atas investasi, maka
investasi ini dianggap layak untuk dijalankan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil, makas
investasi ini dianggap tidak layak.
Payback Period
Menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian suatu investasi
dengan memperhatikan teknik penilaian terhadap jangka waktu tertentu. Periode
pengembalian (payback period) menunjukkan perbandingan nilai investasi dengan aliran kas
tahunan.
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan
yang dihasilkan oleh investasi untuk mengukur waktu pengembalian dana investasi.
Kelebihan dari payback method antara lain:
1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian
investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang memiliki rate of return dan
resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu
pengembaliannya cepat.
3. Sederhana untuk memilih usulan investasi.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
1. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
2. Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
3. Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun berjumlah berbeda:
Dimana:
n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi awal
a = jumlah investasi awal
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1
Rumus periode pengembalian apabila arus kas tahunan berjumlah sama
Periode pengembalian yang cepat adalah yang dipilih sebagai investasi yang layak.
3. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
Liquefied Petroleum Gas (LPG) terdiri dari campuran utama propan dan butan dengan
sedikit presentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilen) dan beberapa fraksi C2
yang lebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah
propan (C3H8), propilen (C3H6), normal dan iso-butan (C4H16) dan butilen (C4H8). LPG
merupakan campuran dari hidrokarbon yang berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun
dapat diembunkan menjadi cair pada suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar.
Walaupun digunakan sebagai gas, namun untuk kenyamanan dan kemudahan, disimpan
dan didistribusikan dalam bentuk cair dengan tekanan tertentu. LPG cair, jika menguap
membentuk gas dengan volume sebesar 250 kali.
Uap LPG lebih berat dari udara, butan beratnya sekitar dua kali berat udara dan propan
sekitar satu setengah kali berat udara. Sehingga uap dapat mengalir di dekat permukaan
tanah dan turun hingga ke tingkat yang paling rendah dari lingkungan dan dapat terbakar
pada jarak tertentu dari sumber kebocoran. Pada udara yang tenang, uap akan tersebar
secara perlahan. Lolosnya gas cair walaupun dalam jumlah sedikit dapat meningkatkan
campuran perbandingan volume uap/udara sehingga akan menyebabkan bahaya. Untuk
membantu mendeteksi kebocoran, LPG biasanya ditambah bahan yang berbau (misal
merkaptan). Harus tersedia ventilasi memadai di dekat permukaan tanah pada tempat
penyimpanan LPG.
Teknologi Kilang LPG
LPG dapat dihasilkan dari hasil pemrosesan crude di kilang minyak, serta pemisahan
komponen C3 dan C4 dari gas alam maupun gas suar (flare gas). Perolehan LPG dari
lapangan gas sangat bergantung dari komposisi gas alam yang dihasilkan. Gas dengan
karakteristik ringan atau mengandung sedikit hidrokarbon menengah dan berat umumnya
kurang akonomis untuk dijadikan umpan produksi LPG. Hal ini disebabkan proses produksi
LPG dari metana memerlukan konversi kimiawi yang tidak murah. Namun, gas alam yang
mengandung banyak komponen hidrokarbon menengah (C3 hingga C5) umumnya sesuai
sebagai umpan produksi LPG.
Dampak pemisahan komponen C3 dan C4 secara umum adalah menurunkan nilai panas
atau kandungan energy dari gas alam. Meskipun demikian, pemisahan komponen C3-C4
gas alam tersebut terlalu tinggi sehingga menyebabkan produk akhir gas alam yang akan
didistribusi melalui jalur pipa cenderung terlalu mudah mengembun. Pemisahan komponen
C3-C4 dapat dilakukan secara terintegrasi di fasilitas pengolahan gas (central processing
plant atau CPP) yang umumnya terletak berdekatan dengan lapangan gas. Gambar di
bawah merupakan contoh skema pengolahan gas pada fasilitas CPP yang melibatkan
produksi LPG.
Gambar 1. Skema Pengolahan Gas
Proses pemisahan komponen C3 dan C4 dari gas alam dilakukan terhadap gas alam yang
sudah dikurangi kadar air dan gas-gas asamnya (H2S, merkaptan, CO2). Sejumlah teknologi
dasar pemisahan yang dikenal dalam rancangan LPG plant terintegrasi dengan proses
produksi di lapangan gas adalah sebagai berikut:
Pemisahan dengan cara penyerapan komponen C3-C4 oleh hidrokarbon cair ringan
(light oil absorption) diikuti dengan pemisahan kembali C3-C4 dari hidrokarbon cair
dengan cara distilasi.
Pemisahan dengan cara mendinginkan gas C3-C4 dengan siklus refrigerasi hingga di
bawah titik embunnya, sehingga gas-gas tersebut terpisah sebagai produk cair.
Pemisahan dengan cara pendinginan gas alam, dengan memanfaatkan peristiwa
penurunan temperature gas jika dikurangi tekanannya secara mendadak, sehingga
komponen C3-C4 mengalami pengembunan.
Pemisahan komponen C3-C4 dengan menggunakan membrane ukuran pori sedemikian
rupa sehingga komponen yang lebih ringan (C1-C2) mampu menembus membrane
sedangkan komponen LPG tertinggal dalam aliran gas umpan.
LPG dari Pemanfaatan Gas Suar Bakar
Gas dari hasil pemisahan minyak dengan gas pada stasiun pengumpul minyak akan dibakar
langsung di flare, dimana sebenarnya gas yang dibakar tersebut masih memiliki kandungan
energy yang cukup tinggi. Pemanfatan Flare dapat dilakukan dengan membangun fasilitas
peralatan yang dapat mengubah gas menjadi produk yang mempunyai nilai komersiil,
diantaranya dengan menambah Kompresor, Pipa, Kilang LPG, Kompresor CNG dan
Pembangkit Listrik.
Gambar 2. LPG dari Pemanfaatan Gas Suar Bakar
Kilang LPG
Kilang LPG memanfaatkan gas flare ini sebagai bahan baku sehingga didapat nilai
ekonomis yang sangat tinggi. Gas dari flare ini sering kali masih mengandung sejumlah gas
hydrocarbon fraksi berat ( C3H8+) yang masih dapat dipisahkan dari gas ringan (C1H4 dan
C2H6). LPG adalah campuran propane (C3H8) dengan butane (C4H10) dengan perbandingan
komposisi tertentu sesuai dengan persyaratan Migas.
Dengan cara melakukan proses ektraksi, gas-gas fraksi berat yang dikandung dapat
diperoleh kembali dan menghasilkan LPG yang bisa dimanfaatkan lebih lanjut dan secara
ekonomis akan lebih menguntungkan. Proses pemisahaan ini dapat dicapai dengan cara
Kompresi, Kondensasi, Separasi atau kombinasi dari kesemuanya. Selain LPG itu sendiri
produk dari kilang LPG ini adalah Kondensat dan Lean Gas yang mempunyai nilai jual yang
cukup tinggi.
Gambar 3. Proses Pada Kilang LPG
Distribusi Produk LPG
Dengan membangun Fasilitas Filling Station, produk LPG dari kilang diisikan kedalam botol
LPG standard Pertamina yang selanjutnya dapat dijual langsung ke pasar.
Gambar 4. Jalur Distribusi
Pembangkit Listrik (Power Generation)
Selain dapat langsung dijual ke konsumen, hasil produksi kilang LPG yang berupa Lean Gas
sangat bagus untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar Pembangkit listrik tenaga gas.
Dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel penggunaan Pembangkit Listrik
Tenaga Gas lebih ekonomis dan bersih lingkungan karena tingkat polusi yang kecil.
Pemilihan jenis dan jumlah peralatan yang digunakan antara Gas Engine atau Gas Turbine
akan sangat tergantung pada kapasitas gas yang tersedia dan jumlah kebutuhan konsumen
listrik.
Gambar 5. Skema Pembangkit Listrik Menggunakan Gas Alam
Compressed Natural Gas (CNG)
Untuk pengiriman gas didaerah yang tidak mempunyai fasilitas pipa distribusi dapat
dilakukan dengan menggunakan Compressed Natural Gas (CNG) yaitu dengan
memampatkan/menekan gas flare kedalam tangki sampai tekanan 2500-3000 psig yang
selanjutnya dikirim dengan CNG Carrier.
Gambar 6. Proses CNG
F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah:
1. Menganalisa manfaat gas bumi bagi pendapatan asli daerah.
2. Merumuskan perbandingan keuntungan antara penjualan gas mentah dan gas yang
telah diolah terlebih dulu.
3. Memberikan usulan pengembangan gas bumi pada Kabupaten X.
G. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN
Dengan menganalisa potensi gas alam sebagai salah satu sumber energi dan
pendapatan daerah, penelitian ini akan menjadi salah satu kontribusi alternatif nyata
untuk menuju Indonesia yang sejahtera melalui perluasan akses energi bersih di seluruh
wilayah Indonesia dan menjadikan wilayah mandiri energi dengan memanfaatkan
potensi/Sumber Energi Setempat (SES) (Kategori penelitian II).
H. METODE PENELITIAN
1. Kerangka Pemikiran
Studi literatur merupakan merupakan tahapan penyusunan landasan teori yang
mendukung penelitian yang dilakukan serta penelitian dari pihak lain yang dianggap
relevan dan menunjang penelitian ini. Sumber pustaka yang digunakan diperoleh
dari buku serta sumber lainnya yang mendukung penyusunan landasan teori ini.
Sedangkan observasi pendahuluan lapangan diharapkan dapat memperoleh
gambaran pemanfaatan gas bumi di Kabupaten X sehingga dapat dilakukan analisa
dan diketahui permasalahannya. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-
buku referensi, baik yang bersifat umum, yaitu dengan cara-cara penyusunan karya
tulis, maupun yang bersifat khusus, yaitu berkaitan dengan pokok permasalahan
yang dibahas. Dalam penelitian ini, studi pustaka yang bersifat khusus adalah
berkaitan dengan pemanfaatan gas bumi.
Data yang dikumpulkan adalah berupa data triwulanan jumlah hasil produksi migas
perusahaan-perusahaan yang melakukan pengeboran di Kabupaten X dan jumlah
hasil produksi yang diterima oleh Kabupaten X.
Data yang telah dikumpulkan diuji agar didapat data yang cukup mewakili gambaran
hasil produksi dalam kurun waktu satu tahun. Dalam penelitian ini uji yang dilakukan
adalah: uji kecukupan data, uji keseragamaan data, uji kenormalan data.
IDENTIFIKASI DATA YANG DIPERLUKAN:
DATA CADANGAN GAS DAERAH DATA TRIWULANAN HASIL
PRODUKSI
DATA HASIL PRODUKSI YANG DITERIMA PEMDA
IDENTIFIKASI CARA PENGUMPULAN DATA:
PENGUKURAN LANGSUNG PENGUMPULAN DATA HISTORIS
IDENTIFIKASI LOKASI PENELITIAN: KABUPATEN X
PENGUMPULAN DATA
STUDI GEOLOGI KABUPATEN X
INFORMASI GEOLOGI
STUDI PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN
LANDASAN TEORI
IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
PEMBUATAN MODEL
HIPOTESA PENELITIAN
PERSIAPAN PENELITIAN
PENGAMBILAN DATA
DATA YANG DIPERLUKAN
ANALISA & PEMBAHASAN
Setelah keseluruhan data diperoleh maka dapat dilakukan penghitungan keuntungan
serta analisa manfaat gas bumi dan pengaruhnya bagi pendapatan asli daerah. Dari
proses pengujian data didapat jumlah hasil produksi triwulanan pada Kabupaten X.
Langkah ini merupakan penganalisaan manfaat gas bumi bagi pendapatan asli
Kabupaten X, penghitungan present value, future value, cost-benefit analysis, dan
IRR dan dilanjutkan dengan analisa perbandingan keuntungan antara penjualan gas
mentah dan gas yang telah diolah.
Tahapan akhir dari metodologi penelitian adalah merangkum hasil penelitian yang
diawali dengan tahap identifikasi dan perumusan masalah hingga melakukan analisis
dan pengolahan data, berupa kesimpulan-kesimpulan yang memberikan gambaran
secara keseluruhan dari obyek permasalahan yang diteliti.
2. Pendekatan Berencana
Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan berencana.
Pendekatan berencana (planned approach) dapat digunakan untuk mengembangkan
dan menerapkan model-model kuantitatif dalam pemecahan masalah-masalah
spesifik (Thierauf dan Klekamp, 1975). Dalam pendekatan berencana akan diawali
dengan pengamatan atau meneliti permasalahan seperti pertentangan-pertentangan
atau ketidaksesuaian dan sebagainya. Setelah itu, metode yang dibentuk sebagai
metode penyelesaian disesuaikan dengan tujuan, kebijaksanaan, batasan, serta
asumsi dari alternatif solusi permasalahan yang tersedia.
Pada gambar tahapan pendekatan berencana seperti di bawah, terdapat enam
tahapan utama dalam menyelesaikan serta membuat solusi dari sebuah
Gambar 7. Kerangka Pemikiran
permasalahan. Dimana solusi yang diberikan oleh sebuah pendekatan berencana
adalah solusi yang bersifat operasional. Keenam tahapan tersebut adalah:
a. Tahapan observasi
Pada tahapan ini akan dilakukan terlebih studi geologi daerah dan pengenalan
terhadap hasil bumi daerah tersebut. Setelah itu, dilakukan observasi terhadap
permasalahan mengenai pemanfaatan hasil pertambangan oleh pemerintah daerah,
observasi yang dilakukan tersebut berdasarkan data historis dan fakta-fakta yang
ditemukan di lapangan.
b. Definisi permasalahan yang sebenarnya
Definisi permasalahan yang sebenarnya merupakan interaksi yang efektif dari fakta-
fakta yang ditemukan di lapangan. Menentukan faktor-faktor yang akan
mempengaruhi sistem atau kebijakan, tujuan, sasaran, dan batasan terhadap
penyelesaian masalah mengenai pemanfaatan gas bumi. Kemudian
memformulasikan permasalahan berdasarkan fakta yang ditemukan.
DATA YANG DIPERLUKAN TAHAP PEMECAHAN MASALAH TEKNIK YANG DIGUNAKAN
FAKTA, IDE, PENDAPAT, DAN LAIN‐LAIN
OBSERVASI TERHADAP GEJALA PERMASALAHANDAN MASALAH
YANG NYATA
DEFINISI PERMASALAHAN YANG SEBENARNYA
PENGEMBANGAN ALTERNATIF PENYELESAIAN BERDASARKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN
PEMILIHAN SOLUSI OPTIMAL BERDASAR ANALISA ALTERNATIF
VERIFIKASI DARI SOLUSI ATAU PENYELESAIAN OPTIMAL MELALUI
IMPLEMENTASI
PEMBUATAN KENDALI YANG SESUAI DIGUNAKAN UNTUK MENDETEKSI PERUBAHAN YANG DIPENGARUHI
SOLUSI
INFORMASI DARI SUMBER YANG DIPERLUKAN
DATA EMPIRIS CONTOH
DATA EMPIRIS
PERALATAN STANDAR (METODE, TEKNIK, MODEL)
PENGEMBANGAN MODEL MAKSIMASI DAN MINIMASI
ALAT BANTU KOMPUTER
UMPAN BALIK
Gambar 8. Tahapan Pendekatan Berencana
c. Pengembangan alternatif penyelesaian berdasar faktor yang mempengaruhi
permasalahan
Pada tahapan ini, analisis data yang didapatkan kemudian dikembangkan alternatif
penyelesaian yang mungkin berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi.
d. Pemilihan penyelesaian atau solusi optimal berdasarkan analisa alternatif.
Solusi-solusi bagi masalah tersebut yang telah dijabarkan satu per satu kemudian
dipilih menjadi suatu solusi masalah yang optimal. Pemilihan solusi tersebut melalui
tahapan analisa keekonomian berdasarkan penghitungan present value, future
value, cost-benefit analysis, dan IRR.
e. Verifikasi dari solusi atau penyelesaian optimal melalui tahapan implementasi
Pada tahapan ini, dibentuk penyelesaian optimum melalui tahapan implementasi,
dimana penyelesaian atau solusi tersebut diuji melalui tahapan implementasi,
sehingga didapatkan peubah-peubah kritis dan analisa dari hasil yang didapatkan.
f. Pembuatan kendali yang tepat dan sesuai
Pada tahapan akhir, dibuat pengendalian yang tepat dan sesuai untuk medekati
perubahan yang mungkin terjadi dan dapat mempengaruhi model penyelesaian.
Dalam tahapan ini ketepatan serta kesesuaian dari formulasi permasalahan akan
lengkap dengan memberikan umpan balik terhadap observasi permasalahan.
3. Tata Laksana
Tata laksana pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
a. Identifikasi Masalah
Tahapan pertama dari sebuah penelitian adalah identifikasi terhadap masalah serta
faktor-faktor dan peubah-peubah yang mempengaruhi pemasalahan tersebut. Dalam
hal ini yaitu mengenai pemanfaatan gas bumi.
Identifikasi masalah yang dilakukan adalah mengenai pemanfaatan gas bumi yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten X, permasalahan dan manfaat
yang mungkin timbul dari pemanfaatan yang telah dilakukan, dan kemungkinan
peningkatan pendapatan melalui pengembangan lebih lanjut.
b. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
diperoleh melalui pengamatan, pencatatan langsung di lapangan yang telah
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan produksi di Kabupaten X.
Serta dilengkapi dengan literatur yang didapat dari berbagai sumber.
Data yang digunakan berupa data triwulanan yang berhubungan dengan hasil
produksi gas bumi dari perusahaan-perusahaan yang berproduksi di daerah
Kabupaten X, data jumlah hasil produksi yang diterima oleh Kabupaten X, dan data-
data lainnya yang mendukung penelitian ini.
c. Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data terhadap data sekunder yang telah
diperoleh dari pemda. Data sekunder yang dikumpulkan tersebut berupa data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel dan
angka, sedangkan data kualitatif akan disajikan dalam bentuk uraian data.
Pengolahan data secara statistik yang akan dilakukan antara lain uji normalitas data,
uji keseragaman data, dan uji kecukupan data,. Uji normalitas data bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji keseragaman data adalah suatu uji untuk mengetahui bahwa
tidak ada data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang, dapat
dilakukan secara visual ataupun menggunakan peta kontrol. Dan uji kecukupan data
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil sudah mewakili untuk sampel
data populasi. Pengolahan data untuk uji statistic pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS maupun Microsoft Excel.
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH DAN FORMULASI PERMASALAHAN
PENGUMPULAN DATA
Gambar 8. Diagram alir penelitian
Dalam proses pengujian data didapat jumlah hasil produksi triwulanan pada
Kabupaten X. Langkah ini merupakan penganalisaan manfaat gas bumi bagi
pendapatan asli Kabupaten X, penghitungan present value, future value, cost-benefit
ratio, dan IRR dan dilanjutkan dengan analisa perbandingan keuntungan antara
penjualan gas mentah dan gas yang telah diolah.
d. Pemilihan Model
Pada tahap ini dilakukan pemilihan model sistem pemanfaatan gas bumi yang sesuai
dan tepat bagi pemda berdasarkan permasalahan yang sedang dikaji. Model
tersebut diselesaikan dengan menggunakan prinsip keekonomian untuk
mendapatkan solusi yang efektif dan efisien. Kemudian membandingkannya dengan
pemanfaatan yang telah dilakukan pemda. Sehingga diperoleh model yang terbaik
dalam hal total biaya (cost) lebih rendah, dan memiliki keuntungan yang lebih besar.
4. Analisis Data
Langkah ini merupakan penganalisaan manfaat gas bumi bagi pendapatan asli
Kabupaten X, dari data produksi triwulanan dilakukan penghitungan matematis
dengan tahapan seperti di bawah ini:
1. Pengolahan data secara statistik
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk menentukan apakah data-data yang
diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Uji yang dipakai adalah uji
Kolmogorov-Smirnov untuk menguji goodness of fit antar distribusi sampel
dan distribusi lainnya. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel
PENGOLAHAN DATA
PEMILIHAN MODEL
PEMILIHAN SOLUSI YANG TEPAT
SELESAI
terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan standar deviasi yang
sama.
Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 = data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal
H1 = data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dalam hal ini, digunakan α = 5% karena tingkat kepercayaan yang
dikehendaki adalah 95%. Dalam pengujian hipotesis digunakan kriteria
sebagai berikut:
Jika probabilitas > α, maka H0 diterima
Jika probabilitas < α maka H0 ditolak
b. Uji keseragaman data
Setelah data diuji normalitasnya maka langkah selanjutnya adalah uji
keseragaman data, dimana batas-batas kontrolnya adalah:
Batas-batas kontrol tersebut menunjukkan batas keseragaman atau tidaknya
suatu sub grup. Dalam perhitungan selanjutnya, data yang digunakan adalah
data-data yang berada di antara batas kontrol tersebut.
c. Uji kecukupan data
Hal terakhir yang dilakukan dalam proses pengolahan data secara statistic
adalah uji kecukupan data. Dimana langkah-langkah dalam uji kecukupan
data adalah sebagai berikut:
Tentukan tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki.
Tentukan nilai N’
Dimana:
N’ = jumlah pengamatan minimum
N = jumlah pengamatan yang dilakukan
K = tingkat keyakinan
S = tingkat ketelitian
Jika N’< N maka pengamatan yang dilakukan dianggap cukup dan dapat
dilakukan tahap selanjutnya. Tetapi jika N’> N maka perlu dilakukan
pengamatan lagi sebanyak N’ dikurangi N.
2. Pengolahan data keekonomian proyek.
a. Net present value
Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon
dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor,
atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa
dating yang didiskonkan pada saat ini.
Untuk menghitung NPV diperlukan data perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan keuntungan dari proyek yang
direncanakan
NPV dihitung dengan rumus:
Dimana:
Rt = arus kas bersih
i = tingkat pengembalian yang dapat diperoleh pada investasi di pasar
keuangan dengan risiko yang sama.
t = waktu
b. Future value
Digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan dating berdasarkan
tingkat suku bunga dan angsuran tetap selama periode tertentu. Dihitung
dengan rumus:
Dimana:
PV = present value
r = suku bunga tahunan
t = waktu
c. Benefit-cost ratio
Merupakan indikator, digunakan dalam disiplin formal benefit-cost analysis,
yang mencoba untuk merangkum keseluruhan nilai untuk uang dari proyek
atau usulan. BCR adalah rasio manfaat dari proyek atau usulan, dinyatakan
dalam istilah moneter, relatif terhadap biaya, juga dinyatakan dalam istilah
moneter.
d. IRR
Merupakan indicator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu investasi
dapat dilakukan bila laju pengembaliannya lebih besar dari laju pengembalian
apabila melakukan investasi dalam bentuk lain.
Dihitung dengan pendekatan sebagai berikut:
Cn = Arus kas
r = suku bunga tahunan
NPV = net present value
I. JADWAL PELAKSANAAN
Berdasarkan metode penelitian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
penelitian dijadwalkan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu empat bulan.
Tahap 1 yaitu Tahap Identifikasi & Studi Pendahuluan
Tahap Identifikasi & Studi Pendahuluan dilakukan dengan beberapa cara antara lain
dengan meninjau literatur, diskusi dengan subject matter expert, pengamatan terahadap
kondisi di lapangan.
Tahap 2 yaitu Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan kegiatan survei dan eksplorasi data yang relevan dengan
maksud dan tujuan penelitian serta melakukan pengolahan data elemen-elemen dari
setiap perspektif yang ada.
Tahap 3 yaitu Tahap Analisa dan Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan akhir, yang mencakup aktivitas analisa
dan penarikan kesimpulan. Pada tahapan ini akan disusun hasil yang telah didapat dari
penelitian sehingga bisa menghasilkan suatu laporan penelitian yang komprehensif.
Bar chart dari jadwal penelitian dapat dilihat pada diagram:
KEGIATAN APR '13 MEI '13 JUN '13 JUL ‘13
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian
2. Studi Pendahuluan
3.Pengumpulan Data
4. Pengolahan Data
5. Penyusunan Laporan
J. DAFTAR PUSTAKA
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi.
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi.
Koesoemadinata, R.P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung; Penerbit ITB.
Yusgiantoro, Purnomo. 2000. Ekonomi Energi: Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Potensi Ekonomi Migas Indonesia. Jakarta: Rineka Citra.