Page 1
Proliferasi dari mikroorganisme pada endothelium jantung menghasilkan endokarditis
infektif. Lesi prototipe di tempat infeksi, vegetasi , adalah massa dari fibrin platelet, koloni
mikro dari mikroorganisme dan sel inflamasi yang tidak cukup. Infeksi paling sering
melibatkan katup jantung (baik aslinya maupun prosthetik) tetapi juga dapat timbul pada
sisi dengan tekanan rendah dari septum ventrikel pada sisi yang mengalami defek, pada
bagian mural endokardium dimana kerusakan yang menyimpang dari kebiasaan di darah
atau benda asing, atau alat intracardial sendiri. Proses analog melibatkan sambungan
aretrivenosus (patent ductus arteriosus), atau koartasio aorta dinamakan infective
endarteritis.
Endocarditis dapat dklasifikasikian menurt evolusi temporal penyakit, tempat infeksi,
penyebab infeksi, atau factor resiko predisposes seperti penggunaan obat injeksi. Dimana
setiap krieria klasifikasi memberikan terapetik dan prognostic didalamnya. Klasifikasi
endokarditis akut dan subakut pertama kali digunakan untuk menggambarkan penyakit dan
waktu yang ada hingga kemaian; saat ini diaplikasikan penampakkan dan perkembangan
infeksi hingga diagnosis. Endokarditis akut ditandai dengan demam febris, kerusakan strukur
janung dengan cepat, secara hematogen menuju tempat ekstra jantung, dan jika tidak
ditangani, akan menghasilkan kematian dalam minggu-minggu selanjutnya. Subacute
endocarditis diikuti dengan masa indolent; menyebabkan kerusakan struktur jantung lebih
lambat, jika mengenai semuanya; secara jarang disebabkan infeksi metastatis; dan secara
bertahap menjadi progressif kecuali ada komplikasi kejadian emboli utama atau rupture
aneurisma.
Page 2
Di negara berkembang, insiden dari endokardiis bervariasi dari 1.5 hingga 6.2 kasus per
100,000 populasi per tahun. Di tahun akhir 1980 an di area metropolitan United States
(Philadelphia), endocarditis timbul pada 9.3 orang per 100,000 populasi pertahun.
Bagaimanapun, setengah dari kasus ini merupakan konsekues dari penggunaan obat injeksi.
Insiden endokarditis meningkat pada orang-orang tua. Angka kumulatif dari endokardiis
katup prostetik adalah 1.5 hingga 3.0% pada 1 tahun setelah enggantian katup dan 3 hingga
6% pada 5 tahun; resiko menjadi lebih besar selama 6 bulan pertama setelah penggantian
katup.
ETIOLOGY
Banyak spesies dari bakteri dan jamur telah diaporkan untuk menyebabkan episode
sporadic endokarditis; namun demikian, jumlah kecil dari jenis bakteri menyebabkan kaus
yang mayoritas. Microorganism penyebab bervariasi di tipe klinis utama endokarditis,
sebagian dikarenakan perbedaan tempat masuk bakteri (portals of entry). Kavitas oral, kulit,
dan traktus respiratorius bagian atas merupakan tempat primer berturutan untuk jenis
viridans streptococci, staphylococci, dan HACEK organisms (Haemophilus, Actinobacillus,
Cardiobacterium, Eikenella, and Kingella) menyebabkan endokarditis katup yang didapat
dari komunitsas.
Streptococcus bovis berasal dari traktus gastrointestinal, dimana dkaitkan dengan poli dan
tumor kolon, dan enterococci yang memasuki pembuluh darah dari traktus genitourinary.
Endokarditis katup asal nosokomial lebih besar konsekuensi untuk bakteremia yang
meningkat melalui kateter intravascular dan lebih jarang luka nosokomial dan infeksi traktus
Page 3
urinarius. Endokardiis menyebabkan komplikasi hingga 6-25% episode kateter yang
berkaitan dengan bakteremia Staphylococcus aureus; angka tertinggi dideteksi dengan
pemeriksaan transesophageal echocardiography (TEE) screening
.
Endokarditis katup prostetik meningkat dalam 2 bulan dari pembedahan katup secara
umum merupakan hasil dari kontaminasi intra operatif dari prosthesis atau komplikasi post
operative bakteremia. INosokomial secara alami pada infeksi ini direfleksikan pada
penyebab mikro primer : coagulase-negative staphylococci, S. aureus, facultative gram-
negative bacilli, diphtheroids, dan jamur. Tempat masuk dan organisme penyebab kasus
dimulai > 12 bulan setelah pembedahan adalah sama untuk mereka dengan endocarditis
katup komunitas didapat. Bukti epidemiologis menganjurkan bahwa endokarditis katup
prosthetic akibat koagulasi negatif stafilokokus yang hadir antara 2 dan 12 bulan setelah
pembedahan setelah pembedahan seringkali nosokomial pada aslinya tetapi dengan onset
yang terlambat. Setidaknya 85% dari koagulasi negatif stafilokokus yang menyebabkan
endokarditis katup prosthetic dalam 12 bulan adalah resisten methicillin-resistant; angka
resisten methicillin menurun hingga 25% diantara stafilokokus koagulasi negatif yang
menyebabkan endocarditis prosthetic yang tampak >12 bulan setelah pembedahan katup.
Transvenous pacemaker lead– dan/atau implanted defibrillator–dikaitkan dengan
endokarditis biasanya merupakan infeksi nosokomial. Episode utama timbul dalam mingu-
minggu implantasi atau perubahan generator dan disebabkan oleh S. aureus atau koagulasi
negatif stafilokokus. Endokarditis yang timbul diantara pengguna obat injeksi, terutama
ketika infeksi melibatkan katup trikuspid, seringkali disebabkan oleh golongan S. aureus,
banyak dari mereka resisten methicillin. Infeksi katup sisi kiri sebagai tambahan dari etiologi
Page 4
yang bervariasi dan melibatkan katup abnormal, seringkali kerusakan salah satunya oleh
episode endokarditis.
Sejumlah kasus ini disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Candida, dan kasus
sporadik disebabkan mikroorganisme yang tidak biasa seperti Bacillus, Lactobacillus, dan
Corynebacterium. Endokarditis polimikrobial timbul lebih sering pada pengguna obat injeksi
daripada pasien yang tidak menggunakan obat injeksi. Kehadiran HIV pada populasi ini tidak
secara signifikan mengakibatkan penyebab endokarditis. Dari 5 hingga 15% pasien dengan
endokarditis mempunyai kultur darah negatif; satu pertiga hingga setengah dari kasus ini,
kulturnya negatif dikarenakan paparan antibiotik sebelumnya. Sisa pasien ini diinfeksi oleh
organisme fastidious, seperti pyridoxal, gram-negative coccobacillus organisme HACEK,
Bartonella henselae, atau Bartonella quintana. Beberapa organisme fastidious yang
menyebabkan endokarditis mempunyai keadaan epidemiologis yang terkarakteristik
(Coxiella burnetii di Europe, Brucella di Middle East). Tropheryma whipplei menyebabkan
indolensi, kultur negatif, bentuk afebris dari endocarditis.
PATHOGENESIS
Kecuali jika terluka, endothelium normal resisten terhadap infeksi oleh kebanyakan bakteri
dan terhadap pembentukan trombus. Kerusakan endothelial (pada tempat pengaruh
velositas tinggi atau pada sisi dengan tekanan rendah dari lesi struktural jantung)
menyebabkan aliran yang tidak semestinya dan akan membuat infeksi langsung oleh
mikroorganisme virulent atau perkembangan dari platelet fibrin-trombus tak terinfeksi -
Page 5
sebuah kondisi yang dinamakan nonbacterial thrombotic endocarditis (NBTE). Trombus
selanjutnya akan menjadi temppat bakteri menempel selama bakteremia transient.
Lesi jantung seringkali yang dihasilkan pada NBTE adalah regurgitasi mitral, stenosis aorta,
regurgitasi aorta, defek septum ventrikel, dan penyakit jantung kongenital kompleks. Lesi ini
dihasilkan dari penyakit jantung rheumatik (terutama didunia berkembang, dimana demam
rematik tetap merupakan prevalensinya), prolap katup mitral, penyakit jantung degeneratif,
malformasi kongenital. NBTE juga meningkay sebagai hasil dari keadaan hiperkoagulasi;
fenomena ini meningkatkan entitas klinik marantic endocarditis (vegetasi tak terinfeksi yang
terlihat pada pasien dengan malignansi dan penyakit kronis) dan untuk vegetasi dengan
komplikasi systemic lupus erythematosus dan antiphospholipid antibody syndrome.
Organisme yang menyebabkan endokarditis secara umum memasuki aliran darah dari
permukaan mukosa, kulit atau tempat fokal infeksi. Kecuali untuk bakteri yang lebih virulent
(S. aureus) yang bisa melekat secara langsung ke endothelium yang intact atau jaringan
subendothelial yang terpapar, mikroorganisme didalam darah melekat ke trombi. Jika
resisten terhadap aktivitas bakterisidal serum dan peptida mikrobicidal yang dilepaskan oleh
platelet, organisme berproliferasi dan memasuki keadaan prokoagulan pada tempat oleh
faktor jaringan dari monosit yang melekat atau, pada kasus ini S. aureus, dari monosit dan
endothelium yang intact. Deposisi fibrin, dihasilkan dari faktor jaringan dari kaskade
koagulasi, dberkombinasi dengan aggregasi platelet, distimulasi oleh faktor jaringan dan
secara independen oleh mikroorganisme berproliferasi, dan menjadi vegetasi terinfeksi.
Page 6
Konsekuensi patofisiologis dan manifestasi klinis dari endokarditis-lain dari gejala
konstitusional, diamana merupakan hasil dari produksi sitokin- meningkat dari kerusakan ke
struktur intracardial; embolisasi fragment vegetasi, mengakibatkan infeksi atau infark dari
jaringan lain; infeksi hematogen dari tempat tersebut selama bakteremia; dan kerusakan
jaringan akibat deposisi sirkulasi kompleks imun atau respon imun terhadap deposisi
antigen bakterial.
Manifestasi Klinis
Sindrom klinis dari infective endocarditis adalah sangat bervariasi antara presentasi akut
dan subakut. Endokarditis katup asal (baik didapat dalam komunitas maupun nosokomial),
endokarditis katup prosthetic, dan endokarditis akibat penggunaan obat injeksi membagi
manifestasi klinis dan laboratorium. Meskipun hubungannya tidak absolut, tetapi
mikroorganisme penyebab secara primer bertanggung jawab terhadap masa endokarditis.
β-Hemolytic streptococcus, S. aureus, dan pneumococci secara tipikal menghasilkan dalam
keadaan akut, meskipun sekali-sekali menyebabkan penyakit subakut. Endokarditis yang
disebabkan oleh Staphylococcus lugdunensis (spesies dengan koagulasi negatif) atau oleh
enterokokkus dapat menampakkan gejala yang akut. Endokarditis subakut secara tipikal
dihasilkan oleh streptokokus viridans, enterococci, stafilokokus coagulase-negative, dan
kelompok HACEK. Endocarditis yang disebabkan oleh spesies Bartonella dan agen dari
demam Q, C. burnetii, merupakan indolent pengecualian.
Penampakan klinis dari endokarditis tidak spesifik. Bagaimanapun, gejala ini pada pasien
febrile dengan abnormalitas vaskular atau pola kelakuan (penggunaan obat injeksi) yang
Page 7
merupakan predisposisi terhadap endokarditis menyarankan diagnosis, sebagaimana
bakteremia dengan organisme yang seringkali menyebabkan endokarditis, lain hal-emboli
arterial yang tidak dapat dijelaskan, dan inkompetence katup jantung progressif. Pada
pasien dengan presentasi subakut, demam secara tyipikal pada grade yang rendah,
jarangkali melebihi 39.4 oC (103 oF); sebaliknya, suhu antara 39.4 dan 40 0C (103 dan 104 oF)
seringkali dicurigai sebagai endokarditis akut. Demam dapat nyata atau absen pada pasien
yang lebih tua usianya atau secara lemah atau orang penanda dengan gagal ginjal atau
jantung
Manifestasi Jantung
Meskipun bising jantung biasanya merupakan indikasi dari predisposisi patologi jantung
dibandingkan dengan endocarditis, kerusakan valvular dan ruptur korda dapat
menghasilkan bising regurgitasi baru. Pada endocarditis akut yang melibatkan katup normal,
bising didengar hanya pada 30 hingga 45% pasien tetapi pada akhirnya terdeteksi hingga
85%. Gagal jantung kongestif timbul pada 30 hingga 40% pasien; biasanya merupakan
konsekuensi dari disfungsi vaskular tetap sesekali akibat endokarditis terkait miokarditis
atau fistula intrakardial. Progresi dari gagal jantung bervariasi; gagal akibat disfungsi katup
aorta berkembang lebih cepat dibandingkan dengan disfungsi katup mitral. Perluasan dari
infeksi diluar katup kedalam annulus yang bersebelahan atau jaringan miokardial
menghasilkan abses perivalvular abscesses, dimana pada gilirannya akan menyebabkan
fistula (dari akar aorta kedalam ruang jantung atau diantara ruangan jantung) dengan bising
baru. Abses berlanjut dari anulus katup aorta mke epicardium, menyebabkan pericarditis.
Perluasan invekri kedalam jaringan para valvular ke baik kanan atau kuspis non koroner
Page 8
katup aorta dapat mengganggu sistem kondulsi pada septum interventrikular atas,
mengakibatkan derajat bervariasi dari blok jantung. Meskipun abses perivalvular meningkat
dari katup mitral dapat secara potensial mengganggu jalur konduksi dekat nodus
atrioventrikularis atau pada bundle His proksimal, gangguan seperti ini timbul tidak sering.
Emboli terhadap arteri koronaria dapat menghasilkan infark miokard, meskipun demikian,
infark transmural emboli jarang.
Manifestasi Non Kardial
Manifestasi perifer non supuratif klasik dari endokarditis subakut terkait dengan durasi
infeksi, dan dengan diagnosis dan pengobatan yang lebih awal, Menjadi lebih tidak sering.
Sebaliknya, emboli septik lebih sering pada pasien dengan endokarditis S. aureus akut.
Gejala muskuloskeletal, termasuk arthritis inflamasi dan nyeri pinggang, biasanya timbul
dengan segera dengan pengobatan tetapi harus dibedakan dari infeksi metastatik fokal.
Secara hematogen fokal infeksi melibatkan banyak organ tetapi secara klinis lebih sering
dibuktikan pada kulit, spleen, ginjal, sistem skeletal, dan meninges. Emboli arterial secara
klinsi timbul lebih pada 50% pasien. Vegetasi > 10 mm pada diameter (diukur dengan
echocardiography) dan terlokasi pada katup mitral merupakan lebih sering untuk menjadi
emboli daripada yang lebih kecil diameternya atau vegetasi nonmitral. Kejadian emboli-
seringkali dengan infark- melibatkan ekstremitas, spleen, ginjal, usus atau otak seringkali
didapatkan pada presentasi. Dengan pengobatan antibiotik frekuensi dari kejadian emboli
menurun dari 13 per 1000 pasien hingga ke 1,2 per 1000 pasien-setelah minggu ketiga.
Emboli timbul telat atau pengobatan antimikrobialnya gagal. Gejala neurologis, lebih sering
dihasilkan dari strokes emboli, timbul lebih pada 40% pasien. Komplikasi neurologis lain
termasuk meningitis purulent atau aseptik, perdarahan intrakranial akibat infark hemoragik
Page 9
atau ruptur miositik aneurisma, kejang, dan ensefalopati. (Mycotic aneurysms adalah
dilatasi fokal arteri yang timbul pada titik dinding arteri yang melemah oleh infeksi pada
vasa vasorum atau dimana emboli sptik telah menetap.) Mikroabses di otak dan mening
timbul lebih sering pada endokarditis S. aureus; secara pembedahan abses didrainase
jarang. Deposisi imun kompleks pada dasar membran menyebabkan hypocomplementemic
glomerulonephritis diffuse dan disfungsi ginjal, dimana secara tipikal meningkat dengan
terapi antimikrobial yang efektif. Infark ginjal emboli menyebabkan nyeri flank dan
hematuria tetapi jarangkali menyebabkan disfungsi ginjal.
Manifestasi dari Kondisi Spesifik yang Merupakan Predisposisi
Pada hamppir dari 50% pasien yang menderita endokarditis yang berhubungan dengan
penggunaan obat injeksi, infeksi hanya terbatas pada katup trikuspid. Pasien-pasien ini
datang dengan gejala demam, pingsan atau tanpa murmur, dan (pada 75% kasus)
penemuan gejala-gejala pulmonal, antara lain batuk-batuk, nyeri dada pleuritik, infiltrat
nodular pulmonal, dan adakalanya ditemukan pyopneumothorax. Infeksi yang mengenai
katup pada bagian kiri dari jantung disertai dengan ciri-ciri klinis tipikal dari endokarditis.
Endokarditis nosokomial (digambarkan sebagai hasil dari perawatan rumah sakit selama
bulan pertama dan paling sering ditemukan berupa bakteremia intravaskular yang
berhubungan dengan kateter), jika tidak berhubungan dengan perlatan intrakardiak yang
terpasang, mempunyai manifestasi klinis yang tipikal. Endokarditis yang berhubungan
dengan aliran langsung kateter arteri pulmonal sering cryptic, dengan gejala yang tertutupi
oleh penyakit kritis yang menyertai, dan biasanya terdiagnosa saat autopsi. Pacemaker lead
Page 10
transvenous – dan/atau implantasi defibrilator yang berkaitan dengan endokarditis
umumnya menyertai pada implantasi inisial atau penggantian unit generator; mungkin
dapat berhubungan dengan infeksi kantong generator yang jelas dan cryptic; dan
menghasilkan demam, murmur minimal, dan gejala pulamonal yang sama dengan yang
ditemui pada pecandu dengan endokadritis tricuspid.
Endokarditis katup prosthetic hadir disertai dengan ciri-ciri klinis yang khas. Kasus timbul
dalam 60 hari dari pembedahan katup (serangan awal) tanpa manifestasi vaskuler perifer
dan mungkin disamarkan oleh penyakit penyerta yang berhubungan dengan pembedahan
sebelumnya. Pada serangan awal dan penambahan penundaan presentasi, infeksi
paravalvular merupakan hal yang umum dan sering mengakibatkan dehiscance katup
parsial, murmur regurgitasi, gagal jantung kongestif, atau gangguan dari sistem konduksi.
DIAGNOSIS _ Kriteria Duke.
Diagnosa dari endokarditis infektif ditegakkan dengan pasti hanya saat ditemukan vegetasi
pada pembedahan jantung, pada autopsi, atau dari arteri (embolus) ditemukan secara
histologis dan mikrobiologis. Meskipun demikian, skema diagnosa yang memiliki sensitivitas
dan spesifisitas tinggi- yang dikenal sebagai Duke criteria—telah dikembangkan berdasarkan
pada penemuan klinis, laboratoris, dan echocardiografik (Tabel 109-3). Dokumentasi dari
dua kriteria utama, satu kriteria utama dan tiga kriteria minor, atau lima kriteria minor
dapat memberikan diagnosa klinis dari endokarditis terbatas. Diagnosa dari endokarditis
ditolak jika diagnosa alternatif telah ditegakkan, jika gajala telah tertangani dan tidak
muncul kembali selama 4 hari terapi antibiotik, atau jika pembedahan atau autopsi
Page 11
Setelah 4 hari terapi antimikroba tidak menghasilkan bukti histologis dari endokarditis.
Penyakit yang tidak digolongkan sebagai endokarditis terbatas atau ditolak dapat
dipertimbangkan sebagai kasus yang kemungkinan adalah endokarditis infektif jika satu
kriteria mayor dan satu kriteria minor atau tiga kriteria minor teridentifikasi. Kebutuhan
identifikasi dari ciri-ciri klinis dari endokarsitis untuk klasifikasi sebagai kemungkinan
endokarditis infeksi meningkatkan spesifisitas dari skema tanpa menurunkan sensitivitasnya
secara signifikan. Peran dari bakteremia dan penemuan echocardiografik dalam diagnosis
dari endokarditis ditekankan secara wajar dalam kriteria Duke. Kultur darah multiple yang
didapatkan sepanjang waktu positif, konsisten dengan karakteristik densitas rendah alami
berkelanjutan dari bakteremia dari pasien dengan endokarditis (_100 organisme per
milliliter).
Diantara pasien endokarditis tidak tertangani yang secara mutlak mempunyai hasil kultur
darah yang positif, 95% dari seluruh dari seluruh kultur darah menunjukkan hasil yang
positif, dan pada 98% dari kasus satu dari dua set kultur inisial mengandung
mikroorganisme. Kriteria dari diagnosis terkait secara signifikan terhadap spesies dari
mikroorganisme yang diisolasi dari kultur darah. Untukk memenuhi kriteria mayor, isolasi
dari mikroorganisme baik yang menyebabkan endokarditis atau bakteremia pada keadaan
tanpa endokarditis (seperti., S. aureus, enterococci) harus dilakukan secara berulang (yaiu.,
bacteremia persistent) dan pada keadaan dimana adanya fokus infeksi primer.
Organisme-organisme yang jarang menyebabkn endokarditis tetapi umumnya
mengkontaminasi kultur darah (seperti., diphtheroids, species koagulase-negatif) harus
Page 12
diisolasi secara berulang jika isolasi yang dilakukan bertujuan untuk mencari kesesuaian
dengan kriteria mayor.
Kultur Darah.
Isolasi dari mikroorganisme kausatif dari kultur darah merupakan hal yang kritis bukan
hanya untuk keperluan diagnosa tetapi juga untuk menemukan kerentanan dari anti
mikroba dan untuk perencanaan dari pengobatan. Karena tidak adanya terapi anibiotik yang
utama, dari total tiga set kultur darah, yang idealnya terpisah antara yang pertama dengan
yang terakhir selama 1 jam, sebaiknya diambil dari tempat venipuncture yang berbeda
selam lebih dari 24 jam. Jika hasil dari kultur berlanjut negatif setelah 48 sampai 72 jam, dua
atau tiga kultur darah tambahan, termasuk kultur lisis sentrifugasi, sebaiknya diambil, dan
pihak laboratorium sebaiknya dimintai untuk memburu mikroorganisme secara cepat
dengan cara memperpanjang masa inkubasi dan membuat subkultur spesial. Terapi anti
mikroba empiris sebaiknya tidak diberikan secara inisial terhadap pasien dengan
endokarditis subakut yang stabil secara hemodinamik, khususnya pada mereka yang telah
menerima antibiotik selama 2 minggu; jadi, bila diperlukan, kultur darah tambahan dapat
diambil tanpa dipengaruhi oleh efek pengobatan empiris. Pasien dengan endokarditis akut
atau dengan gangguan hemodinamik yang mungkn membutuhkan pembedahan segera,
harus diberikan terapi empiris secepatnya setelah tiga set dari kultur darah inisial diambil.
Page 13
Tes Non-Kultur Darah untuk Menentukan Agen Penyebab.
Uji serologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa organisme yang
menyebabkan endokarditis yang sulit untuk diemukan dengan kultur darah seperti: Brucella,
Bartonella, Legionella, dan C. burnetii. Organisme-organisme pathogen juga dapat
diidentifiksi pada vegetasi dengan cara kultur, dengan pemeriksaan mikroskopik dengan
pewarnaan khusus (yaitu., pewarnaan periodic acid– Schiff untuk memeriksa T. whipplei),
dan dengan mengunakan Polimerase chain reaction untuk mendapatkan mikroba unik DNA
atau 16S rRNA.
Echocardiografi.
Pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiografi dapat memberikan konfirmasi
anatomis dari endokarditis infektif, pengukuran dari vegetasi, mendeteksi komplkikasi
intracardiac, dan penilaian fungsi jantung. Sebuah studi dua diimensi dengan warana
mengalir dan terus menerus seperti pulsasi Dopler memberikan hasil yang optimal.
Transthoracic echocardiography (TTE) tidak memiliki efek invasif dan luar biasa spesifik;
akan tetapi, tidak dapat menggambarkan vegetasi yang berdiameter 2 mm, dan pada 20%
dari pasien secara tekhnis tidak adekuat disebabkan oleh emhysema atau kebiasaan tubuh.
Jadi, TTE dapat mendeteksi vegetasi hanya pada 65% dari pasien dengan endokarditis klinis
yang telah dipastikan (dengan kata lain, alat ini memiliki sesnsitivitas sebesar 65%). Selain
itu, TTE tidak adekuat untuk mengevaluasi katup prosthetic atau mendeteksi komplikasi
intracaradiac. TEE aman digunakan dan secara signifikan lebih sensitif dari ada TTE. Alat
tersebut dapat menseteksi vegetasi pada 90% pasien dengan endokarditis yang telah
Page 14
dipastikan; meskipun demikian sutudi yang memberikan hasil negatif palsu tercatat pada 6
sampai 18% dari pasien endokarditis. TEE merupakan metode yang optimal untuk
mendiagnosa endokarditis prostheticatau untuk mendeteksi abses miokardium, perforasi
katup, atau fistula intracardiac.
Para ahli lebih memilih evaluasi echocardiografi dari semua pasien dengan diagnosa klinis
endokarditis; bagaimanapun, tes sebaiknya tidak digunakan untuk menyaring pasien-pasien
dengan kultur darah positif atau pada pasien dengan gejala demam yang tidak diketahui
penyebabnya. Pada pasien yang hasil tes sebelumnya menunjukkan kemungkinan rendah
akan endokarditis (5%), hasil pemeriksaan TTE berkualitas tinggi yang menunjukkan hasil
negatif cukup untuk meniadakan diagnosa endokarditis. Pada para pasien yang keadaan
tubuh mereka menyulitkan untuk belajar dengan TTE dan pada mereka yang mungkin
mempunyai endokarditis katup prosthetic atau yang memiliki resiko tinggi akan komplikasi
intracardiac, TEE adalah modalitas imaging yang lebih dipilih. Pada pasien dengan hasil tes
sebelumnya menynjukkan adanya kemungkinan endokardris berkisar dari 5 sampai 50%,
evaluasi inisial dengan menggunakan TEE- sebagai pengganti dari strategi sekuensial dari
TTE, dimana, jika negatif, akan dilanjutkan dengan TEE – merupakan langkah yang
menggunakan biaya yang efektif. Hasil TEE yang negatif saat endokarditis tidak dimasukkan
dalam diagnosa tetapi agak menjamin pengulangan dari studi dalam 7 sampai 10 hari
dengan tekhnik multiplanar yang optimal.
Studi-Studi Lainnya.
Banyak studi-studi laboratorium lainnya yang tidak membantu dalam evluasi diagnosa
namun penting dalam penatalaksanaan pasien-pasien dengan endokarditis; studi-studi yang
Page 15
dimaksud antara lain Hitung Darah Lengkap, pengukuran kadar kreatinin, radiografi thorak,
dan Elektrokardiografi. Tingkat sedimentasi eritrosit, kadar C-reaktif protein, titer kompleks
imun sirkulasi, dan konsentrasi faktor rheumatoid secara umum biasanya meningkat pada
ndokarditis. (Tabel 109-2). Kateterisasi jantung berguna secara utama untuk untuk menilai
potensi arteri koroner pada individu yang lebih tua yang akan melaksanakan pembedahan
untuk endokarditis.
PENGOBATAN
TERAPI ANTIMIROBA
Merupakan hal yang sulit untuk memberanyas bakteri dari vegetasi avaskular pada
endokarditis infektif karena lokasinya biasanya tidak dapat dicapai oleh pertahanan tubuh
dan karena bakterinya tidak tumbuh dan secara metabolik tidak aktif. Sejak semua bakteri
pada vegetasi harus dibunuh, terapi untuk endokarditis harus bersifat bakterisid dan harus
diberikan dalam periode yang diperpanjang. Antibiotik umumnya diberikan secara
parenteral dan harus mencapai konsentrasi yang tinggi dalam serum, melalui proses dfusi
pasif, dimana akan mencapai konsentrasi efektif pada kedalaman dari vegetasi. Pamilihan
dari terapi yang efektif membutuhkan pengetahuan yang akurat dari kerentanan
mikroorganisme penyebab. Inisiasi pengobatan sebelum penyebabnya ditemukan harus
seimbang karena dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa mikrobiologis terhadap
perkembangan potensial dari penyakit atau kebutuhan dilakukannya pembedahan
mendadak (lihat “Kultur Darah,” diatas). Ketahanan individual dari pasien sebaiknya
dipertimbangkan dalam pemilihan terapi – contohnya., infeksi simultan pada lokasi lain
Page 16
(seperti meningitis), alergi, disfungsi organ akhir, interaksi dengan pengobatan yang
bersamaan, dan resiko dari efek samping.
Meskipun diberikan dalam beberapa menggu lebih lama, regimen yang direkomendasikan
untuk pengobatan endokarditis yang melibatkan katup prosthetic (kecuali pada infeksi
streptokokal) sama dengan yang digunakan untuk mengobati infeksi katp native (Tabel 109-
4). Dosis dan durasi yang direkomendasikan untuk terapi sebaiknya dipatuhi kecuali
didapatkan perubahan karena efek samping.
Terapi Empiris
Dalam merencanakan dan memberika terapi tanpa data kultur (yaitu sebelum hasil kultur
diketahui atau hasil kultur negatif), petunjuk klinis dan epidemiologi terahadap penyebab
harus dipertimbangkan, dan penyebab patogen yang berhubungan dengan sindrom
endokarditis spesifik dan bahaya dari terapi yang suboptimal harus dipikirkan.
Jadi, terapi empiris untuk endokarditis akut pada pengguna bentuk obat injeksi harus
meliputi S. aureus yang resisten terhadap methicillin dan basil gram negatif. Inisiasi
pengobatan dengan vancomycin plus gentamycin segera setelah darah diambil untuk kultur
dapat menutupi hal ini sebagaimana banyak penyebab potensial lainnya. Dalam mengobati
kejadian kultur negatif, endokarditis marantic tidak boleh dimasukkan dan organisme
fastidious diperiksa secara serologis.
Karena tidakadanya terapi antibiotik utama, sedikit kemungkinan S. aureus, staphylokokus
koagulase-negatif, atau infeksi enterokokus munsul dengan hasiil kultur negatif. Jadi, pada
situasi seperti ini, oraganisme-organisme ini bukan merupakan terapi determinan untuk
endokarditis subakut. Endokarditis katup subakut asal, diobati dengan ceftriaxone plus
Page 17
gentamicin; dua anti mikroba ini ditambah vancomicin sebaiknya digunakan jika melibatkan
katup prosthetik.
Terapi Antimikroba Pasien Rawat Jalan.
Pasien-pasien yang memenuhi secara penuh yang memiliki hasil kultur darah steril, afebris
saat menjalani terapi, dan tidak mempunyai gejala klinis atau hasil echocardiografi yang
menunjukkan adanya komplikasi yang akan segera terajdi, dapat menyelesaikan terapi
sebagai pasien rawat jalan. Follow up dengan seksama dan pengaturan obat rumah yang
stabil diperlukan, seperti akses intravena yang dapat diprediksi dan pemilihan dari
antimikroba yang stabil dalam larutan.
Pemantauan Terapi Antimikroba.
Titer serum bakterisidal – kelemahan tertinggi dari serum pasien selama terapi yang
membunuh 99.9% dari inoculum standard organisme yang menginfeksi – tidak lagi
direkomendasikan untuk penatalaksanaan pasien yang menerima regimen standard.
Bagaimanapun, dalam pengobatan endokarditis yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
tidak biasa, pengukuran ini, meskipun tidak distandarisasi dan sulit untuk diinterpretasikan,
dapat memberikan penatalaksanaan spesifik pasien dari efek in vivo antibiotik. Konsentrasi
serum dari aminoglikosida dan vancomycin sebaiknya dipantau. Toksisitas antibiotik,
meliputi reaksi alergi, terjadi pada 25 sampai 40% pasien dan umumnya muncul selama
mingu ketiga dari terapi.
Tes darah untuk mendeteksi potensi antibiotik spesifik akan adanya toksisitas organ akhir
seharusnya dilakukan secara periodik. Pada pasien-pasien tertentu, terapi antibiotik efektif
Page 18
menghasilkan peningkatan subjektif dan resolusi dari demam selama 5 sampai 7 hari. Kultur
darah sebaiknya dilakukan setiap hari sampai steril, periksa ulang jika demam kambuh
kembali, dan dilakukan lagi 4 sampai 6 minggu setelah terapi untuk memastikan
kesembuhan. Kultur darah akan menjadi steril setelah 2 hari dimulainya terapi yang cocok
jika infeksi disebabkan oleh streptokokus viridan, enterokokus, atau organisme HACEK. Pada
endokarditis S. aureus –terapi laktam akan memberikan hasil kultur darah yang steril dalam
3 sampai 5 hari, sedangkan hasil kultur positif mungkin menetap selama 7 sampai 9 hari
pada pengobatan dengan vancomycin. Saat demam menetap selama 7 hari meskipun telah
menggunakan terapi antibiotik yang sesuai pasien sebaiknya dievaluasi akan adanya abses
paravalvular dan abses ekstracardiac (limpa, ginjal) atau komplikasi (peristiwa embolik).
Kekembuhan demam menimbulkan pertanyaan dari komplikasi-komplikasi ini tetapi juga
reaksi obat atau komplikasi dari perawatan rumah sakit. Abnormalitas serologis (speperti,
tingkat sedimentasi eritrosit, faktor rheumatoid) akan kembali normal secara perlahan dan
tidak akan mempengaruhi respon terhadap pengobatan. Vegetasi akan menjadi lebih kecil
dengan terapi yang efektif, tetapi pada 3 bulan setelah kesembuhan, setengah tidak ada
perubahan dan 25% menjadi sedikit lebih besar.
PENGOBATAN dengan PEMBEDAHAN.
Komplikasi intracardiac dan sistem saraf pusat dari endokarditis adalah penyebab yang
penting dari mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan infeksi ini. Pada beberapa
kasus, pengobatan yang efektif terhadap komplikasi ini membutuhkan pembedahan.
Kebanyakan dari indikasi klinis untuk pembedahan endokarditis tidak mutlak. (Tabel 109-5).
Page 19
Resiko dan manfaat sebagaimana timing dari pembedahan harus dibedakan dengan yang
lain. (Tabel 109-6).
Indikasi Pembedahan Intracardiac
Kebanyakan dari intervensi pembedahan dijamin oleh penemuan intracardiac, sering
dideteksi oleh echocardiography. Karena tingkat invasiv yang tinggi dari endokarditis katup
prostetik, sama banyaknya dengan 40% dari pasien yang dipengaruhi dengan terapi
pembedahan. Pada banyak pasien, koinsiden daripada kejadian intrakardial tunggal sangat
diperlukan pembedahan.
Infeksi Perivalvular
Komplikasi ini, dimana timbul pada 10 hingga 15% dari katup asal dan 45 hingga 60% dari
infeksi katup prostetik, diasumsikan dengan demam yangtidak bisa dijelaskan persisten
selama terapi yang diperlukan, ketidakseimbangan konduksi electrocardiographic baru, dan
pericarditis. Perluasan dapat timbul dari katup manapun tetapi lebih sering dengan infeksi
katup aorta. Meskipun keadaan infeksi perivalvular disembuhkan secara medis,
pembedahan dijamin ketika timbul demam, timbulnya fistulae dan infeksi invasif timbul
kembali setelah pengobatan yang penting. Irama jantung harus dimonitoring sejak blok
jantung tingkat tinggi dapat membutuhkan pemasukan pacemaker.
Hasil Akhir
Hasil dari endokarditis dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana diantaranya berkaitan.
Faktor dengan pengaruh jauh termasuk orang tua, kondisi komorbid yang berat, diagnosis
yang terlambat, keterlibatan katup prostetik atau katup aorta, infeksi invasif S. aureus atau
Page 20
antibiotik resisten (P. aeruginosa), komplikasi intrakardial, dan komplikasi neurologis mayor.
Kematian dan hasil yang buruk seringkali berkatan tetapi bukan karena gagalnya terapi
antibiotik tetapi dikarenakan interaksi komorbiditas terkait komplikasi organ akhir.
Pencegahan
Antibiotik yang telah diberikan dikaitkan dengan prosedur tang telah terpilih
dipertimbangkan untuk resiko dari bakteremia dan endokarditis. Keuntungan dari
prophylaksis tidak tegak dan pada kenyataannya dapat menjadi lebih jujur : hanya 50%
pasien dengan endokarditis katup mengetahui bahwa mereka mempunyai lesi katup akibat
infeksi, kebanyakan kasus endokarditis tidak diikuti dengan prosedur, dan 35% kasus
disebabkan oleh organisme yang tidak ditargetkan dengan profilaksis. Namun demikian,
komite ahli dari American Heart Association, sejalan dengan kelompok penasihat yang ada
dinegara berkembang, telah mengidentifikasi prosedur yang dapat menimbulkan
bacteremia dengan organisme yang dapat menyebabkan endokarditis, pasien yang
seharusnya menerima profilaksis didasarkan pada resiko relatif untuk endokarditis yang
berkembang dan keparahan dari infeksi selanjutnya, pasien yang berada doresiko rendah
dan tidak membutuhkan profilasksis, dan regimen yang dapat digunakan sebagai profilaksis.
Pengecualian untuk defek septum arterial sekundum dan PDA yang terkoreksi total, VSD,
atau stenosis pulmonal, pasien dengan defek kongenital jantung berlanjut untuk
mengalamu angka yang tinggi dari endokarditis dengan koreksi pembedahan terhadap defek
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Page 21
1) Harrison’s Principle of Internal Medicine, 16th edition. 2003
2) ANDREWS MM, VON REYN CF: Patient selection criteria and management
guidelines for outpatient parenteral antibiotic therapy for native valve infective
endocarditis. Clin Infect Dis 33:203, 2001
3) BAYER AS et al: Diagnosis and management of infective endocarditis and its
complications. Circulation 98:2936, 1998 DURACK DT (ed): Infective endocarditis.
Infect Dis Clin North Am 16:255, 2002
4) KARCHMER AW: Infections of prosthetic valves and intravascular devices, in
Mandell, Douglas, and Bennett’s Principles and Practice of Infectious Diseases, 5th
ed, GL Mandell et al (eds). New York, Churchill Livingstone, 2000, pp 903–917 —:
Infective endocarditis, in Heart Disease, 6th ed, E Braunwald et al (eds). Philadelphia,
Saunders, 2000
5) LI JS et al: Proposed modifications to the Duke criteria for the diagnosis of infective
endocarditis. Clin Infect Dis 30:633, 2000
6) MYLONAKIS E, CALDERWOOD SB: Infective endocarditis in adults. NEngl J Med
345:1318, 2001