Oleh: Abraham Octavianus Butar-butar 1482002 Zefanya G.Lumban Tobing 1482010 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA BANDUNG 2014 Halaman ke-1
Oleh:
Abraham Octavianus Butar-butar
1482002
Zefanya G.Lumban Tobing
1482010
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2014 Halaman ke-1
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas terselesainya Tugas Projek Matematika-I. Pengerjaan
projek ini bertujuan untuk melengkapi bahan pembahasan
mata kuliah Matematika-I selama satu semester yang
merupakan mata kuliah pilihan dan sebagai acuan bagi
mahasiswa yang ingin mendalami pengetahuan tentang
Matematika. Projek ini membahas tentang
bilangan,exponen,logaritma,notasi sigma dan phi,barisan
dan deret,trigonometri,bunga majemuk dan harga
tunai,persamaan dan kesamaan,dan fungsi. Penulisan projek
ini merupakan bagian dari kegiatan perbaikan nilai dan
metode pembelajaran mahasiswa. Projek ini dilengkapi juga
dengan materi-materi perkuliahan yang dijelaskan dan
diterangkan oleh Sir E.J.Solaiman.
Kami menyadari bahwa hasil pekerjaan kami ini masih belum
sempurna. Disamping itu, beliau sangat menyarankan agar
mahasiswa membaca,mempelajari dan mengulangi apa yang
telah diterangkan kepada kami guna melengkapi kekurangan
Halaman ke-2
yang ada. Kami mengucapkan terima kasih kepada Sir yang
telah memberikan kesempatan berharga kepada kami.
Akhir kata,dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih dan mohon maaf bila ada kesilapan dalam
pengerjaan tugas ini.
Bandung,November 2014
Penulis
Abraham O Butar-butar
&
Zefanya G.Lumban Tobing
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL....................................................
..................................... 1 Halaman ke-3
PRA
KATA.....................................................
.................................................. 2
DAFTAR
ISI......................................................
............................................... 3
PENDAHULUAN..............................................
............................................... 5
BAB I :
BILANGAN.................................................
........................................ 6
1.1. Pengertian
Bilangan...............................................
................................ 6
1.2. Teori
Bilangan...............................................
........................................ 7
1.3. Konversi
Bilangan...............................................
.................................. 20
BAB II :
EXPONEN..................................................
........................................ 26
1.1 Bilangan Berpangkat dan Sifat-
sifatnya............................................
..... 26
Halaman ke-4
1.2 Pangkat Tak
Sebenarnya..........................................
............................... 27
BAB III :
LOGARITMA................................................
.................................... 28
1.1 Pengertian
Logaritma...........................................
.................................. 28
1.2 Sifat-Sifat
Logaritma...........................................
................................... 29
BAB IV : NOTASI SIGMA &
PHI......................................................
............. 33
1.1 Notasi
Sigma...............................................
........................................... 33
1.2 Sifat-sifat Notasi
Sigma...............................................
.......................... 34
1.3 Notasi
π............................................
....................................... 35BAB V : BARISAN DAN DERET…………………………………………... 36
1.1 Pengertian Barisan dan Deret………………………………………… 36
Halaman ke-5
Halaman
BAB VI :
TRIGONOMETRI.............................................
............................... 38
1.1 Fungsi Trigonometri Sudut Lancip....................................................... 38
1.2 Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku........................... 42
1.3 Perbandingan Trigonometri Pada Sudut Khusus.................................. 44
1.4 Nilai Perbandingan Trigonometri di Berbagai Kuadran....................... 45
1.5 Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut –Sudut di SemuaKuadran.................................................................................................
46
BAB VII : BUNGA MAJEMUK DAN HARGA TUNAI.............................. 471.1 Bunga Majemuk(bunga
bersusun)....................................................... 47
Halaman ke-6
1.2 Harga Tunai(kontan)............................................................................ 50
BAB VIII : PERSAMAAN DAN KESAMAAN............................................. 511.1 Persamaan...........................................
..................................................51
1.2 Persamaan Kuadrat............................................................................... 52
1.3 Kesamaan..............................................................................................
531.4 Memecahkan
Pecahan........................................................................... 53
BAB IX : FUNGSI............................................................................................ 541.1 Pengertian
Fungsi.................................................................................. 54
1.2 Daerah Definisi dan Daerah Fungsi...................................................... 54
1.3 Macam-macam Fungsi.......................................................................... 54
1.4 Jenis Fungsi........................................................................................... 55
BAB X : LIMIT FUNGSI................................................................................. 64
Halaman ke-7
1.1 Pengertian Limit.................................................................................... 641.2 Sfat-sifat Limit....................................................................................... 651.3 Limit Fungsi Trigonometri.................................................................... 671.4 Fungsi Kontinu...................................................................................... 69
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 74BIODATA.........................................................................................................
75DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 77
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Halaman ke-8
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai
wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk
mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang
mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan
Sang Pencipta dengan tulus Dalam kehidupan masnusai tidak
terlepas dari hitung – menghitung .Disegala macam
sosialisasinya pastilah manusia menggunakan hal
tersebut.Dalam dunia pendidikan ,hal tersebut dinamakan
ilmu hitung atau yang lebih popular dengan sebutan
matematika yang identik dengan hitung- mengitung ilmu
hitung adalah ilmu pasti yang tidak dapat diterka
jawapanya hanya menggunakan anagan –angan atau
pendapaat .semua harus berdasarkan padadalil dan rumus.
Oleh karna itulah matimatika dinamakan ilmu ekstat
atauilmu pasti. Karna matematika berhubungan dengan hal
pasti saja.hampir semua manusia yang pernah belajar
mengenal ilmu ini karna diseluruh dunia ilmu ini
dipelajari.dalam perkulihan kali ini , kami mahasiswa
mendapat tugas dari si sulaiman untuk membuat makalah
tentang Matimatika 1
Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan matematika dan diharapkan bermanfaat bagi
kita semua.
Halaman ke-9
Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode teknologi informasi.
Cara-cara yang digunakan pada penulisan makalah ini
menggunakan internet.
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis artikel yang berkaitan denga
penulisan makalah ini.
BAB I
BILANGAN
I. PENGERTIAN BILANGAN
System bilangan (number system) adalah suatu
cara untuk mewakili besaran dari suatu item
fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan
oleh manusia adalah system biilangan desimal,
yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam
symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini
banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh
jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain
Halaman ke-10
halnya dengan komputer, logika di komputer
diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off
(tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah
yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang
mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu
besaran nilai.
Selain system bilangan biner, komputer juga
menggunakan system bilangan octal dan
hexadesimal.
II. Teori Bilangan
1. Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu
0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan
basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer
desimal atau pecahan. Halaman ke-11
Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598
dapat diartikan :
8 x 103 = 8000
5 x 102 = 500
9 x 101 = 90
8 x 100 = 8
8598
position value/palce
value absolute
value
Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing
digit bilangan, sedangkan position value adalah
merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing
digit tergantung dari letak posisinya, yaitu
nernilai basis dipangkatkan dengan urutan
posisinya.
Pecahan desimal :
Halaman ke-12
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai
pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75
adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2 = 100
8 x 10 1 = 80
3 x 10 0 = 3
7 x 10 –1 = 0,7
5 x 10 –2 = 0,05
183,75
2. Bilangan Biner
Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam
symbol bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0
dan 1.
Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :
1 0 0 1
1 x 2 0 = 1
0 x 2 1 = 0
0 x 2 2 = 0
1 x 2 3 = 8 Halaman ke-13
10 (10)
Operasi aritmetika pada bilangan Biner :
a.Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 dengan carry of 1, yaitu 1 +
1 = 2, karena digit terbesar ninari 1, maka
harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2
= 0 dengan carry of 1
contoh :
1111
10100 +
100011
atau dengan langkah :
1 + 0 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 dengan carry of 1 Halaman ke-14
1 + 1 + 1 = 0
1 + 1 = 0 dengan carry of 1 1 0
0 0 1 1
b.Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang
sama dengan pengurangan bilangan desimal.
Dasar pengurangan untuk masing-masing digit
bilangan biner adalah :
0 - 0 = 0
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 – 1 = 1 dengan borrow of 1, (pijam 1
dari posisi sebelah kirinya).
Contoh :
11101
1011 -
10010
dengan langkah – langkah :
Halaman ke-15
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1 dengan borrow of 1
1 – 0 – 1 = 0
1 – 1 = 0
1 – 0 = 1
1 0 0
1 0
c.Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada
bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan
biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1contoh
Desimal Biner
14 1110
Halaman ke-16
12 x
28
14
+
168
1100 x
0000
0000
1110
1110 +
10101000
d.pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara
yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian
biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar
pemagian biner adalah :
0 : 1 = 01 : 1 = 1
Desimal Biner5 / 125 \
25
10
-
25
101 / 1111101 \
11001
101 -
101
101
-
Halaman ke-17
25 -
0
0101
101 -
0
3. Bilangan Oktal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam
symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu
0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal adalah
perpangkatan dari nilai 8.
Contoh :
12(8) = …… (10)
2 x 8 0 = 2
1 x 8 1 =8
10
Jadi 10 (10)
Operasi Aritmetika pada Bilangan Oktal
a.Penjumlahan
Halaman ke-18
Langkah-langkah penjumlahan octal :
- tambahkan masing-masing kolom secara
desimal
- rubah dari hasil desimal ke octal
- tuliskan hasil dari digit paling kanan
dari hasil octal
- kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom
terdiri dari dua digit, maka digit
paling kiri merupakan carry of untuk
penjumlahan kolom selanjutnya.Contoh :
Desimal Oktal
21
87 +
108
25
127 +
154
5 10 + 7 10
= 12 10 = 14 8
2 10 + 2 10 +
1 10 = 5 10 = 5 8
1 10
= 1 10 = 1 8
Halaman ke-19
b.Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama
dengan pengurangan bilangan desimal.Contoh :
Desimal Oktal
108
87 -
21
154
127 -
25
4 8 - 7 8
+ 8 8 (borrow of) = 5 8
5 8 - 2 8 - 1
8 = 2 8
1 8 - 1 8
= 0 8
c.Perkalian
Langkah – langkah : Halaman ke-20
- kalikan masing-masing kolom secara
desimal
- rubah dari hasil desimal ke octal
- tuliskan hasil dari digit paling kanan
dari hasil octal
- kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri
dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan
pada hasil perkalian kolom selanjutnya.Contoh :
Desimal Oktal
14
12 x
28
14 +
168
16
14 x
70 4 10 x 6 10 = 24 10 = 30 8
4 10 x 1 10 + 3 10 = 7 10 = 7 8
16
14 x
70
16
Halaman ke-21
1
10 x 6 10 = 6 10 = 6 8
1
10 x 1 10 = 1 10 = 1 8
16
14 x
70
16 +
250 7 10 + 6 10 = 13 10 = 15 8
1 10 + 1 10 = 2 10 = 2 8
d. Pembagian
Desimal Oktal 12 / 168
\ 14
12 -
48
14 / 250 \ 16
14 - 14 8
x 1 8 = 14 8
110
110 - 14 8 x
Halaman ke-22
48 –
0
6 8 = 4 8 x 6 8 = 30 8
0
1 8 x 6 8 = 6 8 + 110 8
4. Bilangan Hexadesimal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam
symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu
0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan
F = 15
Position value system bilangan octal adalah
perpangkatan dari nilai 16.
Contoh :
C7(16) = …… (10)
7 x 16 0 = 7 Halaman ke-23
C x 16 1 = 192
199
Jadi 199 (10)
Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal
a.Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat
dilakukan secara sama dengan penjumlahan
bilangan octal, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
- tambahkan masing-masing kolom secara
desimal
- rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
- tuliskan hasil dari digit paling kanan
dari hasil hexadecimal
- kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom
terdiri dari dua digit, maka digit
paling kiri merupakan carry of untuk
penjumlahan kolom selanjutnya.Contoh :
Desimal Hexadecimal
Halaman ke-24
2989
1073 +
4062
BAD
431 +
FDE
D 16 + 1 16 = 13 10 + 110 =
14 10 = E 16
A 16 + 3 16 = 10 10 + 3 10 =
13 10 =D 16
B16 + 4 16 = 1110 + 4 10 =
15 10 = F 16
b.Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat
dilakukan secara sama dengan pengurangan
bilangan desimal.
Contoh :
Desimal Hexadecimal
Halaman ke-25
4833
1575 -
3258
12E1
627 -
CBA
16 10 (pinjam) + 1 10 - 710
= 10 10 = A 16
14 10 - 7 10 - - 1 10
(dipinjam) = 11 10 =B 16
1610 (pinjam) + 2 10 - 610
= 12 10 = C 16
1 10 – 1 10 (dipinjam) 0
10 = 0 16
c.Perkalian
Langkah – langkah :
- kalikan masing-masing kolom secara
desimal
- rubah dari hasil desimal ke octal
- tuliskan hasil dari digit paling kanan
dari hasil octal
Halaman ke-26
- kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri
dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan
pada hasil perkalian kolom selanjutnya.Contoh :
Desimal Hexadesimal
172
27
x
1204
344
+
4644
AC
1B x
764
C 16 x
B 16 =12 10 x 1110= 84 16
A16 x B16
+816 = 1010 x 1110+810=7616
AC
1B x
764
AC
C16
x 116 = 1210 x 110 =1210=C16
A16
Halaman ke-27
x 116 = 1010 x110 =1010=A 16
AC
1B x
764
AC +
1224
616 + C16 =
610 + 1210 = 1810 =12 16
716+A16 +116 =
710 x 1010 + 110=1810 = 1216
D. PembagianContoh :
Desimal Hexadecimal27 / 4646
\ 172
27-
194
1B / 1214 \ AC
10E - 1B16xA16 =
2710x1010=27010= 10E16
144
144- 1B 16 x C16 = Halaman ke-28
189 –
54
54 –
0
2710 x 10 10 = 3240 10
0
=14416
III. Konversi Bilangan
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana
satu system bilangan dengan basis tertentu akan
dijadikan bilangan dengan basis yang alian.
Konversi dari bilangan Desimal
1.Konversi dari bilangan Desimal ke biner
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal
dengan dua kemudian diambil sisa
pembagiannya.
Halaman ke-29
Contoh :
45 (10) = …..(2)
45 : 2 = 22 + sisa 1
22 : 2 = 11 + sisa 0
11 : 2 = 5 + sisa 1
5 : 2 = 2 + sisa 1
2 : 2 = 1 + sisa 0 101101(2)
ditulis dari bawah ke atas
2.Konversi bilangan Desimal ke Oktal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal
dengan 8 kemudian diambil sisa pembagiannya
Contoh :
385 ( 10 ) = ….(8)
385 : 8 = 48 + sisa 1
48 : 8 = 6 + sisa 0
601 (8) Halaman ke-30
3.Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal
dengan 16 kemudian diambil sisa pembagiannya
Contoh :
1583 ( 10 ) = ….(16)
1583 : 16 = 98 + sisa 15
96 : 16 = 6 + sisa 2
62F (16)
Konversi dari system bilangan Biner
1.Konversi ke desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing
bit dalam bilangan dengan position valuenya.
Contoh :
1 0 0 1
1 x 2 0 = 1
0 x 2 1 = 0
0 x 2 2 = 0
1 x 2 3 = 8
10 (10)
2. Konversi ke Oktal
Halaman ke-31
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-
tiap tiga buah digit biner yang dimulai dari
bagian belakang.
Contoh :
11010100 (2) = ………(8)
11 010 100
3 2 4
diperjelas :
100 = 0 x 2 0= 0
0 x 2 1 = 0
1 x 2 2 = 4
4
Begitu seterusnya untuk yang lain.
3. Konversi ke Hexademial
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-
tiap empat buah digit biner yang dimulai dari
bagian belakang.
Contoh :
11010100
1101 0100
Halaman ke-32
D 4
Konversi dari system bilangan Oktal
1.Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing
bit dalam bilangan dengan position valuenya.
Contoh :
12(8) = …… (10)
2 x 8 0 = 2
1 x 8 1 =8
10
Jadi 10 (10)
2.Konversi ke Biner
Dilakukan dengan mengkonversikan masing-
masing digit octal ke tiga digit biner.
Contoh :
Halaman ke-33
6502 (8) ….. = (2)
2 = 010
0 = 000
5 = 101
6 = 110
jadi 110101000010
3.Konversi ke Hexadesimal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan
octal menjadi bilangan biner kemudian
dikonversikan ke hexadesimal.
Contoh :
2537 (8) = …..(16)
2537 (8) = 010101011111
010101010000(2) = 55F (16)
Konversi dari bilangan Hexadesimal
Halaman ke-34
1.Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing
bit dalam bilangan dengan position valuenya.
Contoh :
C7(16) = …… (10)
7 x 16 0 = 7
C x 16 1 = 192
199
Jadi 199 (10)
2.Konversi ke Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan
hexadesimal menjadi biner terlebih dahulu
kemudian dikonversikan ke octal.
Contoh :
55F (16) = …..(8)
55F(16) = 010101011111(2)
010101011111 (2) = 2537 (8)
Halaman ke-35
BAB II
EXPONEN
1. Bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya :
Definisi=Pemangkatan bilangan “a” dengan bilangan“n” ialah mengkalikan a sebanyak n kali dimana n bilangan a.n
= axaxa….xa (banyaknya b faktor)a = disebut bilangan pokokb = disebut pangkat1,2,3 = bilangan asli
Sifat-sifat bilangan berpangkat
1. ….Misal =
2. dengan m>nMisal =
Halaman ke-36
3.( = (Misal = ( = (
4.Misal = =
5. =
Misal = =
6. Misal =
7. Misal =
8.
Misal =
9.Misal =
10. Misal =
11.
Halaman ke-37
Misal =
12.Misal =
2. Pangkat tak sebenarnya:Defnisi = Pangkat tak sebenarnya ialah pangkat yang terdiri dari bilangan negative, pecahan ataupecahan negativeContoh:
Bilangan pangkat tak sebenarnya bisa ditulis menjadi bentuk bilangan pangkat biasa & sebaliknya:
Pangkat tak sebenarnya:1.2.3.
Pangkat biasa:1.
2.
3.
Sifat-sifat pangkat tak sebenarnya sama dengan sifat-sifat pangkat biasa.
Halaman ke-38
BAB III
LOGARITMA1. Pengertian Logaritma
Logaritma adalah dari a untuk bilangan pokok g ialah bilangan x sehingga . Pengertian itu dapat ditulis Eksponen= dari adalah log dari a dengan bilangan pokok g yang sama dengan bilangan pokok g yang sama dengan bil x ditulis
Dari bentuk 9log a = x9 = disebut bilangan pokok logaritma dengan sifatg>0 dan ≠ 1a = bilangan yang dicari logaritmanya dengan bilangan pokok g / disebut Numerus dengan sifat Numerus >0x = hasil logaritma a dengan bilangan pokok g
alog y = x a x = y
dengan a adalah bilangan pokok atau basis, a > 1 dan
0 < a < 1y adalah numerous, y > 0x adalah hasil logaritma
Halaman ke-39
Bentuk logaritma dapat dinyatakan dalambentuk pangkat dan sebaliknya, bentuk pangkatdapat dinyatakan dalam bentuk logaritma.
Contoh3log 9 = 2 jika diubah dalam bentuk pangkat menjadi
2. Sifat-sifat Logaritma
Sifat 1
Untuk a > 0, a ≠ 1, berlaku:a log a = 1, alog 1 = 0, log 10 = 1
Bukti:• Setiap bilangan apabila dipangkatkandengan 1 hasilnya adalah bilangan itusendiri. Jadi, a1 = a ⇔ alog a = 1• Setiap bilangan tidak sama dengan nolapabila dipangkatkan nol hasilnya selalusatu. Jadi, a 0 = 1 ⇔ a log 1 = 0Log 10 adalah suatu bentuk logaritma
dengan basis 10 dan numerusnya 10. Jadi, log 10 = 1
Sifat 2
Halaman ke-40
Untuk a > 0, a ≠ 1, x > 0 dan y > 0 serta a,x, dan y ∈ R berlaku:
a log x + a log y = a log xy
Bukti:
alog x = n ⇔an = x a log y = m ⇔ am = y
alog xy = p ⇔ ap = xy
Dari bentuk pangkat tersebut diperoleh xy = anam ⇔ xy = an+m
ap = am+n ⇔ p = m+n
Maka: n = a log x, m = a log y dan p = a log xy,
sehingga a log x + a log y = a log xy
Sifat 3
Untuk a > 0, a ≠ 1, x > 0 dan y > 0 sertaa, x, dan y ∈ R, berlaku:
a log x - a log y = a log
Bukti:
a log x = n ⇔an = x alog y = m ⇔am =y
Halaman ke-41
Dari bentuk pangkat tersebut diperoleh:
Jadi , a log x - a log y = a log
Sifat 4
Untuk a > 0, a ≠ 1, a, n dan x ∈ R berlaku:
Bukti :
=
= Jadi , Sifat 5
Untuk a, m > 0, serta a, m, n, x ∈ R, berlaku:
Bukti:
Dari bentuk pangkat diatas diperoleh:
Halaman ke-42
n
Jadi,
Sifat 6Untuk a, p > 0, dan a, p , serta ,a,p dan x ∈R, berlaku:
Bukti:
Jika p = x, maka,
Sifat 7
Untuk a > 0, x > 0, y > 0 dan a,x dan y ∈ R,berlaku:
Halaman ke-43
Bukti:
Dari bentuk pangkat tersebut diperoleh:y = xq ⇔⇔ ⇔
.
Sifat 8
Untuk a > 0, serta a dan x ∈ R, berlaku:
Sifat 9
Untuk a > 0, serta a dan x ∈ R, berlaku:
Contoh1. Nilai dari ....
Jawab:
2. Jika , nilai ....
Jawab:
Halaman ke-44
BAB IV
NOTASI SIGMA DAN PHI ¶1. Notasi Sigma
Notasi dan sigma adalah suatu cara untuk menulis jumlah dengan menggunakan tanda (sigma).∑Dengan jumlah :1+3+7+9+11+13
Jumlah dapat ditulis:7+3+5+7+9+11+13=[2(1-1)]+[2(2)-1]+[2 12-1]=2K-1 jika K terturut-turut diganti dengan 1,2,3,4,5 dan 6 dan 7 maka :
1).
Halaman ke-45
3).
4).
*Notasi II dipakai untuk menyatakan penulisan perkalian
X1 X2 X3…..Xn= c.c.c….=
3. Notasi π
Halaman ke-47
1)=
Bukti :(X1X2X3….Xn)=
x i= i=1
2)=
X1=(X1 X2 X3….XK) (Xk + 1 xk+2…
Bukti x I = X1 X2X3….Xk.x k+1xk2…x3
= (X1 X2 X3….Xk) (Xk + I X K + 2x)
3)=
X1 Y1 = X1 X1
Bukti = X1 X1Y1= X1Y1 – X2Y3Y3XnYn
=(X1 X2 X3…..Xn) Y1.Y2.Y3.Yn) = X I = Y i
Halaman ke-48
BAB V
Barisan & Deret
1. Pengertian Barisan dan DeretBarisan adalah suatu fungsi yang daerah
definisinya a dan bilangan asli (1,2,3…)
Mis: = un = u (n) = 2n -1 atau atau 4:n -> 2n -1dimana : n c {1,2,3…} maka barisan itu dapat ditulis : U1 U2 U3
dimana U1=suku pertama U2 suku kedua U3 suku ketiga
Un= suku ke nU1=2 x 1 -1=1U2=2 x 2 -1=3U3=2 x 3 -1=5U4=2 x 4 -1=7
Barisan suku yang tak hingga dengan berhingga misal 1,2,3,4….20.Barisan suku yang tak terhingga dengan barisan tak terhingga misal=1,
, , buat suku tak terhingga
Definisi deret ialah jumlah-jumlah suku dari suatu barisanMisal= barisan 1,3,5,7
Halaman ke-49
Deret 1+5+5+7
Rumus suku ke N (4)U1=C = a+(1-1)U2=a+b =a+(2-1)U3=a+2b =a+(3-1) bU4=a+3b =a+(a-)b
Jadi suku ke N = Un=a+(n-1) ba=U1=suku pertaman=banyak suku b=beda (selisih)
contoh:
Carilah suku seratus dari barisan aritmatika a,5,3
a=3b=5-2=3n=100
suku keseratus dari barisaan u100=4+(n-1) b =2+(100-1) x 3 =2+99 x 3 =303
Jumlah suku deret aritmatika : (dn)dn=a…..+ (a+b)+….+a+(n-1)b
dn=a+(n-1)b +a(n-2)b+…+a
2 dn=2a+(n-1)b+a(n-2)b+….+a Halaman ke-50
2 dn={2a+cn-1}b =n{a+a+{n-1}}b
2 dn =n {a+un} dn=1/2 n {a+un} an = jumlah suku yang pertama n= banyaknya suku a=suku pertama un=suku ke 9
*Sisipan
b1=
b1=beda setelah disisipkanb= beda sebelum disisipkank= sukunya bilangan yang disisipkan
BAB VI
Trigonometri
1. Fungsi Trigonometri sudut lancip
Alpa (α) adalah suatu sudut lancip dengan titik
sudut P dan Q adalah titik pada salah satu kaki
sudut tersebut,Kita memproyeksikan PQ pada kaki
yang lain,maka PQ adalah proyeksi PQ pada g,Q,Q
Halaman ke-51
adalah garis yang diproyeksi ketiga garis ini
dinamakan garis-garis Trigonometri sudut α
q|
α |
P q| g
Definisi:
Yang dinamakan sirus suatu sudut ialah
perbandingan garis yang memproyeksikan dan garis
yang diproyeksi
Definisi:
Yang dimaksud dengan cosinus suatu sudut,ialah
perbandingan proyeksi dan garis yang diproyeksi
Definisi:
Yang dimaksud dengan tangen suatu sudut,ialah
perbandingan antara garis yang memproyeksi dan
proyeksi.
Definisi-definisi diatas dapat diperjelas sebagai
berikut:
Halaman ke-52
Sin α = =
Cos α = =
Tg α = =
Potongan suatu sudut,ialah kebalikan tangennya
sudut itu
Dtg α =
Secan suatu sudut ialah kebalikan cosinus sudut
itu
Soc α =
Cosecans suatu sudut ialah kebalikan sinus sudut
itu
Cosec α =
Perbandingan goniometri sudut penyiku:
90-α ℓ Halaman ke-53
Y ϰ α
Sin α =
Cos (90-α) =
Cos (90-α) = sin α
Cos α =
Sin (90-α) = maka, sin (90-α) = cos α
Tg α =
Otg (90-α) = maka, otg (90-α)= tg α
Otg α =
Tg (90-α) = ,maka tg (90-α)=Otg α
Jadi rumus perbandingan goniometri sudut penyiku ialah :
Sin (90-α) = cos αCos(90-α) = sin αTg (90-α) = ctg αCtg (90-α) = tg α
Halaman ke-54
*Kordinat cartesius & koordinat jutub suatu titik.
Kordinat cartesius:
y P(ϰ,y)| | y
| x0
Dalam koordinat cartesius letak suatu titik pada bidang xoy ditentukan oleh absis (x) dan ardinat (y), maka titik p itu dapat ditulis : p (x,y)
Koordinat kutub (polar)
Y P N Y x0Dalam koordinat kutub (polar) letak suatu titik pada bilangan xoy ditentukan oleh jarak OP (r,dansudut ℓ yaitu sudut yang terbentuk oleh OP dan sumbu X yang positf,dan searah jarum jam, maka µ adalah sudut negative jadi titik P itu daoat ditulis (r,µ0)
Halaman ke-55
Hubungan koordinat cartesius & koordinat polar:
y
P(π,µ0)
y
ℓ X ϰ
sin µ = => y= r1 sin µ
(2)cos µ= => x = r cos µ
Dari rumus….(2)
Tg µ = = = tg µ = …..(3)
Ctg µ = = = = ctg µ =
x=r.cos µ => cos2 µ =
sin2 µ + cos2 µ = =
Halaman ke-56
sin2 q + cos2 µ =1…..5
2. Perbandingan trigonometri pada segitigasiku-siku
1.Panjang sisi-sisi suatu segitiga
Panjang sisi dihadapan sudut dinamakan aPanjang sisi dihadapan sudut dinamakanbPanjang sisi dihadapan sudut dinamakan cPanjang sisi-sisi sebuah segitiga siku-sikumempunyai hubungan c2 = a2 + b2
2.Besar sudut pada segitigaJumlah ketiga sudut dalam segitiga adalah
3.Perbandingan pada sisi-sisi segitigaa.sin = =
b. cos
c. tan
d. cotg
e. sec Halaman ke-57
a
b
c
B C
A
f. csc
Dari perbandingan diatas diperoleh hubunganrumus :Cotg
Sec
Csc
Contoh : Diketahui segitiga siku-siku ABC, siku-sikudi C, panjang a = 4, b = 3.a.Tentukan panjang sisi cb.Tentukan nilai perbandingan trigonometri
sudut
Jawab :
Halaman ke-58
A C
B
3
c 4
3. Perbandingan trigonometri untuk sudutkhusus
(00, 300, 450, 600, 900)
Berdasarkan gambar diatas dapat ditentukannilai perbandingan trigonometri sudut-sudutkhusus tersebut dalam tabel berikut( lengkapi nilai-nilai yang lainnya)
00 300 450 600 900
Sin 0
Cos 1
Tan 0
Csc t.t 2Sec 1
Cotg t.t
Halaman ke-59
450
450
1
1
600
300
2
1
Contoh : Tentukan nilai dari :1. Sin 00 + Csc 450 = 0 +
2. = 1
4. Nilai perbandingan trigonometri di berbagaikuadran1.Dikuadran I
Titik A(x,Y) dikuadran IAbsis positifOrdinat positif
2.Dikuadran IITitik A(-x,y) dikuadran IIAbsis negatifOrdinat positif
Halaman ke-60
A(x,y)
x
y
r
A(-x,y)
Diskusikan dengan teman anda, untuk tanda-tanda perbandingan trigonometri dikuadranyang lain yang ditulis dalam tabel berikut.
I II III IVSin + + - -Cos + - - +Tan + - + -Csc + + - -Sec + - - +Cotg + - + -
5. Rumus perbandingan trigonometri untuksudut-sudut di semua kuadran
a. Rumus di kuadran I
b. Rumus di kuadran II
Halaman ke-61
-x
y
r
Kuadran ISemua +
Kuadran IISin & Csc +
Kuadran IIITan & Cotg
Kuadran IVCos & Csc +
atau
c. Rumus di kuadran III
atau
d. Rumus di kuadran IV
atau
e Rumus sudut negatif
f.Rumus sudut lebih dari 3600
Contoh :Ubah ke sudut lancip, dan tentukan nilainya :
Sin 1200 = Sin (900 + 300) = Sin 300
= Atau Sin 1200 = Sin (1800 – 600)
Halaman ke-62
= Sin 600
=
BAB VII
Bunga Majemuk dan Harga Tunai1. Bunga Majemuk (Bunga bersusun)
Harga akhir suatu modal ialah besarnya suatu
modal yang diperbungakan dengan bunga majemuk
pada akhir suatu waktu,dengan rumus:
MN=M(1+ )
MN=Harga akhir suatu modalM =Besar modal yang diperbungakan N =Waktu modal yang diperbungakanP =Bunga dalam satu tahun
Bukti:Susunlah satu tahun uang itu menjadi modal + bunga
M+ .M=(1+ ) M. Modal permulaan Tahun ke-2
Sesudah tahun ke-2 uang itu menjadi modal pada akhir tahun pertama ditambah bunganya.
Halaman ke-63
= M (1+ + x M (1 + )
(M + x N) (1 + )
M (1 + ) (1 + )
M (1 + )2 =Modal pada permukaan Tahun ke-3
Pada akhir tahun ke-3 uang itu menjadi modal pada permulaan tahun ke-3 + bunga selama tahun ketiga.
M(1+ )2 + x m x (1+ )2 =M (1+ )2 x (1+ )
= M (1+ )3
Perhitungan seperti diatas dapat teruskan,nyatakan pada akhir tahun ke-4 uang itu menjadi:
M(1+ )4 jadi
Pada akhir tahun ke n uang itu menjadi:
M(1+ )n atau Mn=M(1+ )n
Contoh:
Halaman ke-64
Carilah harga akhir ssebuah modal,yang besarnya Rp.1000 kalau modal itu dipergunakan selama 10 tahun dengan bunga majemuk.Dasar bunga 2% /tahun.
Penyelesaian
Mn= M (1+ )n
N10=M(1+ 0)n
=M(1+0,02)n
=M x 1,02n
=1000 x 1,0210
=1000 x 1,2189942 = Rp1.218.99
1.Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang
sama setiap periode sedangkan bunga majemuk
dihitung berdasarkan modal awal yang sudah
ditambahkan dengan bunga.
2.Perhitungan Nilai Akhir Modal
a.Dengan menggunakan rumus Halaman ke-65
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar
bunga majemuk sebesar p % setahun selama n
tahun, maka besarnya modal setelah n tahun
adalah:
Setelah satu tahun
Setelah dua tahun
Setelah n tahun
2. Harga Tunai(kontan)
Halaman ke-66
Harga tunai(kontan) adalah suatu modal ialah harga modal sebelum tanggal pelunasan.
Dari rumus = Mn=M(1+i)n maka diperoleh M= n ,
M=harga modal itu pada permukaan perhitungan =harga tunai (harga kontan, yang biasa disebut HT(HK)
Contoh= carilah harga tunai dari 10.000, yang harus dibayar 5 tahun kemudian,besar bunga 3% pertahun
Penyelesaian:HT= = = 10.000 x 0,86260878=Rp.3.626,09
Perhitungan nilai tunai modal
Rumus nilai tunai
Rumus nilai akhir bunga majemuk adalah
,
rumus tersebut dapat diubah menjadi:
M = modal mula-mula atau nilai tunai (NT)
Halaman ke-67
Mn = modal setelah n jangka waktu,
selanjutnya ditulis M
sehingga,
Jadi,
BAB VIII
Persamaan & Kesamaan
1. PersamaanPersamaan dalam suatu variable tertentu,ialah
bentuk persamaan, yang nilainya (besarnya)
variable itu dapat ditentukan besarnya.
Contoh :{x/2x+1=0,xϵR}
2x+1=0
2x=-1
X= (harga x tertentu yaitu = )
HP{ }
*Macam-macam persamaan
Halaman ke-68
1.Persamaan linier = ialah suatu bentuk persamaanyang variablenya mempunyai pangkat paling tinggi
Bentuk umum= {x/ax+b=0,xϵR dan a,b bilangan-bilangan tetap}
2.Persamaan kuadrat = ialah suatu bentuk persamaan yang variablenya mempunyai pangkat lebih dari satu atau 2
Bentuk umum = {x/ax2+bx+c=0,xϵR,a,b,c bilangan-bilangan tetap}
3.Persamaan pangkat tinggi = ialah suatu bentuk persamaan yang variablenya mempunyai pangkat>2
Bentuk umum = a0xn+a1xn-1+aaxn-2+…an=0
2.Persamaan Kuadrat
Bentuk umum={x/ax2+bx+c=0,xϵR,a,b,c bilangan-bilangan tetap}
Akar-akarnya= x1,2= B2-4ac=Diskriminan = D
1.jika D>0,maka xϵR,x1 ≠x2
2.jika D=0,maka xϵR,x1=x2
3.jika D<0,maka xϵR Halaman ke-69
Sifat-sifat akar persamaan kuadrat
X1= = +
X2= = -
+X1+X2= =
X1.X2 = -( + ) ( + )
= - ( )
= - ( ) = -
= = x1 x2=
Contoh:
X1+X2= - = -4
X1X2= -21
1.X12 + X2
2 = (X1+X2)2 – 2X1 X2 = (-4)2 -2 (-21) = 16+42=58
3. Kesamaan Halaman ke-70
Definisi = Kesamaan (lambang ≡ ) dalam suatu variable tertentu uang berlaku untuk setiap hargavariable itu.
Misalnya={x/2x2+x ≡ x (2x+1),xϵR}
Bentuk = 2x2+x ≡x (2x+1) berlaku untuk setiap harga x
Sifat-sifat
f(x)= aoxn + a1 xn-1+….a0=01 maka berlaku a0=a1=a2=…an=0
4. Memecahkan Pecahan
Penyelesaian
≡ +
≡
A+B=54A+B=11 -3A=-6 A = 2A+B=52+B =2
Halaman ke-71
B =3
Jadi ≡
BAB IX
Fungsi1. Pengertian Fungsi
perubahaan disebut fungsi dari x jika dapat
ditentukan suatu hubungan antara x dan y
sedemikian hingga untuk setiap harga x
2. Daerah definisi dan daerah fungsi
Pada suatu fungsi belum tentu sembarang harga
untuk bebas akan memberikan harga nyata untuk
fungsi tersebut.
Daerah fungsi ialah,kumpulan semua harga-
harga fungsi yang didapat dari daerah definisi.
3. Macam-macam fungsi
Halaman ke-72
1.fungsi dari suatu perubahaan = ialah jika harga
perubah tak bebas x saja yang mungkin.
Simbol: y=f(x)
Contoh:
a.y=x+2
b.y=2x2
2. Fungsi dari dua perubah bebas = ialah jika
harga perubah tak bebas Z tergantung pada setiap
harga dari dua perubahan bebas x dan y yang
mungkin
Simbol: Z=f(x,y)
Contoh:
a.z=x2+y2+1
b.z=x+4-y2
3.Fungsi dari tiga perubah bebas
Jika harga perubah W tergantung pada tiap
harga dari tiga perubah bebas x,y dan z yang
mungkin.
Simbol: w = f(x,y,z)
Contoh: Halaman ke-73
a.w = x+2y-y2+5
b.w = 2 x y +
4. Jenis fungsi1.fungsi aljabar = y disebut fungsi aljabar dari x jika y adalah suatu akar dari suatu persamaan derajat tinggi dalam Y yang koefesien-koefesiennya adalah suku-suku banyak dalam x
Contoh : Y6- 2xy3-x+x2=0
Fungsi aljabar disebut bulat rasional jika perubah X tidak dapat sebagai penyebut dan disebut pecah rasional jika x terdapat sebagai penyebut.
1.Pengertian FungsiDefinisi : Fungsi dari himpunan A ke himpunan B suatu relasi sedemikian hingga setiap anggota himpunan A dipasangkan dengantepat satu anggota himpunan B.
A=Df =
Halaman ke-74
x y=f(x)
f
A=Df=D B=Rf=R
Domain = daerah asal (D)Kodomain = daerah kawan (K)Range = daerah hasil (R)
Notasi FungsiSuatu fungsi atau pemetaanumumnya dinotasikan denganhuruf kecil.Misal, f adalah fungsi dari A ke Bditulis f:A → BA disebut domainB disebut kodomain
Range atau Daerah Hasil Jika f memetakan x ÎA ke y Î B dikatakan y adalah
peta dari x ditulis f: x → y atau y = f(x).
Himpunan y Î B yang merupakan peta dari x ÎAdisebut range atau daerah hasil
Contoh 1Misal f: R → R dengan f(x) = √1 - x2Tentukan domain dari fungsi f.
Jawab Halaman ke-75
Supaya f: R→R dengan f(x)=√1-x2 maka haruslah 1 – x2 ≥ 0.1 – x2 ≥ 0 → x2 – 1 ≤ 0 atau (x - 1)(x + 1) ≤ 0 atau -1 ≤ x ≤ 1.Jadi, domain fungsi tersebut adalah -1 ≤ x ≤1.
Contoh 2
Misal f: R → R dengan f(x – 1) = x2 + 5x Tentukan : a. f(x) b. f(-3)
Jawab Misal y = x – 1 maka x = y + 1
karena f(x – 1) = x2 + 5xmaka f(y) = (y + 1)2 + 5(y + 1) f(y) = y2 + 2y + 1 + 5y + 5 f(y) = y2 + 7y + 6 f(y) = y2 + 7y + 6 a. f(x) = x2 + 7x + 6 b. f(-3) = (-3)2 + 7(-3) + 6 = 9 – 21 + 6 = -6
Contoh 3: Fungsi f : A B tentukan domain, kodomain dan range
A B
Halaman ke-76
abc
1234
Domain = {a,b,c}Kodomain = {1,2,3,4}Range = {1,3,4}
2. Komposisi FungsiPengertianKomposisi fungsi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru.Misalkan: f : A B dan g : B C
f g
A B C
h = g f
Fungsi baru h = (g o f) : A C disebutfungsi komposisi dari f dan g. Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
(gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika R f ∩ Dg
≠ Ø
Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untukx = a adalah (gof)(a) = g(f(a))
Contoh 1:
Halaman ke-77
x y=f(x)
z=g(y)
Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurutf = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}Tentukanlah: a) (f o g) b) (g o f) c) (f o g)(1) d) (g o f)(4)Jawab:a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)} b) (g o f)= {(0,2), (4,3)}c) (f o g)(1) = 4 d) (g of)(4) = 3
Contoh 2:f : R R ; f(x) = 2x² +1, g : R R ; g(x)= x + 3 Tentukan : a) (f o g)(x) b) (g o f)(x) c) (f o g)(1) d) (g o f)(1)Jawab :(f o g)(x) = f(g(x))
= f(x+3) = 2(x+3)²+1= 2(x² + 6x + 9) + 1 = 2x²+12x+19
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x²+1) = 2x² + 1 + 3= 2x² + 4
(f o g)(1)= f(g(1)) = f(4)= 2. (4)² +1 = 2.16 + 1 = 33
(g o f)(1)= g(f(1)) Halaman ke-78
= g(3)= 3 + 3= 6
Contoh 3:Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.f : A → B dengan f(x) = -x + 1; g : B → C dengan g(x) = x2 dan h = g o f : A → C.Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!h(x) = (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x+ 1)2
h(x) = 64 → (-x + 1)2 = 64 ↔ -x + 1 = 8 -x + 1 = 8 ↔ x = -7 atau –x + 1 = -8 ↔ x = 9Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.
3. Sifat-sifat Komposisi Fungsi
Jika f : A B ; g : B C ; h : C D, maka berlaku:i. (fog)(x) ≠ (g o f)(x) (tidak komutatif)ii. ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x) (sifatasosiatif)iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x) (elemen identitas)
Halaman ke-79
Contoh 4:Diketahui f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 – x, dan h(x) =
x2 + 2, I(x) = x(f o g)(x) = f(g(x)) = f(3-x) = 2(3-x) + 1 =
6 – 2x + 1 = 7 – 2x(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 – (2x+1) = 3 –
2x – 1 = 2 – 2x(g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 – (x2 + 2) =
1 - x2 Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) ≠ (g o
f)(x)
((fog)oh)(x) = (fog)(h(x))= (fog)( x2 + 2)= 7– 2(x2 + 2) = 3 - 2x2
(fo(goh))(x)=f((goh)(x))= f(1 - x2)= 2(1 - x2)+ 1 = 2 – 2 x2 + 1 = 3 – 2 x2
Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)
(foI)(x) = f(I(x)) = f(x) = 2x + 1(Iof)(x) = I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) =
(Iof)(x) = f(x)
4. Fungsi Invers DefinisiJika fungsi f : A B dinyatakan dengan pasanganterurut f:{(a,b)laÎA dan bÎB}, maka inversdari fungsi f adalah f-1: B A ditentukan oleh:f-1:{(b,a)lbÎB dan aÎA}.
Halaman ke-80
Jika f : A B, maka f mempunyai fungsi inversf-1 : B A jika dan hanya jika f adalahfungsi bijektif atau korespondensi 1-1.Jika f : y = f(x) f -1 : x = f(y)
(f o f -1)(x) = (f-1 o f)(x) = I(x) (fungsi identitas)
Rumus Cepat Menentukan Fungsi Invers
i. f(x) = ax + b; a ≠ 0 f -1(x) = ; a≠ 0ii. f(x) = ; x ≠ - f -1(x) = ;
x ≠iii. f(x) = acx ; a > 0 f -1(x) = alog x1/c =
alog x ; c ≠ 0iv. f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0 f -1(x)= ; c ≠ 0v. f(x) = ax²+bx+c; a≠0 f -1(x)=
Catatan:Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapidapat mempunyai invers jika domainnya dibatasi.
Contoh 5: Halaman ke-81
Diketahui f: R R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f -1 (x)!Cara 1:y = 2x - 5 (yang berarti x = f -1(y))2x = y + 5x =
f -1(x) = Cara 2:
f(x) = ax + b f -1(x) =
f(x) = 2x – 5 f -1(x) =
Contoh 6:Diketahui 4x,Rx,4x
1x2xf Î
Tentukan !
Cara 1:
4x1x2y
y(x - 4) = 2x + 1yx – 4y = 2x + 1yx – 2x = 4y + 1x(y – 2) = 4y + 1x =
f -1(x) = 2-x14x
Cara 2:
f(x) = f -1(x) =
f -1(x) =
Halaman ke-82
Contoh 7:Jika dan . Tentukan nilai k!Cara 1:
4x3x2y
y(3x - 4) = 2x3xy – 4y = 2x3xy – 2x = 4yx(3y – 2) = 4yx =
f -1(x) =
f -1(k) =
1 = 3k – 2 = 4kk = -2Cara 2:
f -1(k) = a k = f(a)
k = f(1) =
Contoh 8:Diketahui f(x) = 52x, tentukan f – 1 (x)!Cara 1:y = 52x (ingat rumus logaritma: a n = b n =
)2x = x =
Halaman ke-83
f – 1 (x) =
Cara 2:
f(x) = acx f -1(x) = alog x
f(x) = 52x f – 1 (x) = Contoh 9:Diketahui f(x) = x2 – 6x + 4, tentukan f–1 (x)!Cara 1:y = x2 – 6x + 4y – 4 = x2 – 6xy – 4 = (x – 3) 2 – 9y + 5 = (x – 3) 2
x – 3 = x = 3 f – 1 (x) = 3
Cara 2:
f(x) = ax²+bx+c f -1(x) = f(x) = x2 – 6x + 4 f -1(x) =
Contoh 10:Diketahui , tentukan f – 1 (x)!Cara 1:
y – 2 = (y – 2)5 = 1 – x3 x3 = 1 - (y – 2)5
x = f – 1 (x) =
Halaman ke-84
Cara 2:
f – 1 (x) =
BAB X
LIMIT FUNGSI
1. PENGERTIAN LIMIT
untuk nilai x yang mendekati 1
x 0 0,9 0,95 0,98 … 1,0001 1,0005 1,05 1,1
f(x) 1 1,9 1,95 1,98 … 2,0001 2,0005 2,05 2,1
Gambar grafiknya:
Dari gambar dan tabel dapat disimpulkan:
Halaman ke-85
→ Jika x mendekati 1 dari kiri, maka nilai f(x)
mendekati 2
→ Jika x mendekati 1 dari kanan, maka nilai f(x)
mendekati 2
→ Jadi, jika x mendekati 1, maka nilai f(x) mendekati 2
Teorema:
Jika limit kiri dan limit kanan tidak sama, maka nilai
limitnya tidak ada
Hasil limit tidak boleh bentuk tak tentu:
2.Sifat-Sifat Limit
Halaman ke-86
Cara Penyelesaian Limit dengan Perhitungan:
1. Substitusi langsung
Contoh:
2. Pemfaktoran (biasanya untuk bentuk 0/0)
Contoh:
Ingat:
(a2 – b2) = (a – b)(a + b)
(a3 + b3) = (a + b)(a2 – ab + b2)
(a3 – b3) = (a – b)(a2 + ab + b2)
3. Dikali sekawan (jika ada bentuk akar)
Contoh:
4. Untuk limit tak terhingga:
→ Jika bentuknya sudah pecahan: dibagi pangkat tertinggi
→ Jika bentuknya belum pecahan: dikali sekawan, baru
dibagi pangkat tertinggi
Sifat operasi dengan ∞:
Halaman ke-87
Contoh:
Cara cepat!
→ Untuk bentuk pecahan:
Jika pangkat pembilang (atas) > penyebut (bawah), hasil
=∞
Jika pangkat pembilang (atas) < penyebut (bawah), hasil
=0
Jika pangkat pembilang (atas) = penyebut (bawah), hasil
=koefisien pangkat tertinggi atas : koefisien pangkat
tertinggi bawah
Halaman ke-88
3. Limit Fungsi Trigonometri
Untuk cosinus:
1 – cos ax = 2 sin2 ½ ax (dari rumus cos 2x)
cos ax – 1 = –2 sin2 ½ ax (dari rumus cos 2x)
1 – cos2ax = sin2ax (dari sin2x + cos2x = 1)
Bilangan eBilangan e didapat dari:
e = 2,718281828…
Halaman ke-89
Rumus-rumus pengembangannya:
KontinuitasSuatu fungsi kontinu di x = a jika:
1. f(a) ada (dapat dihitung/real)
2.
3.
Ilustrasi:
Halaman ke-90
4. Fungsi kontinu
PengertianPasangan terurut
Contoh:
A = {1, 2, 3}, B = {4, 5}
Himpunan semua pasangan terurut dari A dan B adalah:
{(1, 4), (1, 5), (2, 4), (2, 5), (3, 4), (3, 5)}
Relasi
Relasi adalah himpunan dari pasangan terurut ang memenuhi
aturan tertentu
Contoh:
A = {1, 2, 3, 4}, B = {2, 4}
Jika ada relasi R dari A ke B dengan aturan ”faktor
dari”, maka himpunan pasangan terurut untuk relasi
tersebut adalah:
R = {(1, 2), (1, 4), (2, 2), (2, 4), (4, 4)}
Diagram panahnya:
Halaman ke-91
Fungsi
Fungsi dari A ke B adalah relasi yang memasangkan setiap
anggota himpunan A kehanya satu anggota himpunan B
Notasi fungsi f dari A ke B ditulis f : A → B
A disebut domain (daerah asal)
B disebut kodomain (daerah kawan)
Himpunan bagian dari B yang merupakan hasil dari fungsi
A ke B disebut range (daerah hasil)
Fungsi juga dapat dinyatakan dengan lambang f : x → y =
f(x)
dimana y = f(x) adalah rumus fungsi dengan x sebagai
variabel bebas dan y sebagai variabel terikat (tak bebas)
Contoh:
Untuk fungsi yang digambarkan dalam diagram panah di
atas:
Domain = Df = {1, 2, 3, 4}
Range = Rf = {2, 4}
Menentukan Daerah Asal FungsiAgar suatu fungsi terdefinisi (mempunyai daerah hasil di
himpunan bilangan real), maka ada beberapa syarat yang Halaman ke-92
harus dipenuhi.
1. Fungsi di dalam akar
2. Fungsi pecahan
3. Fungsi dimana penyebutnya adalah fungsi lain dalam
bentuk akar
4. Fungsi logaritma
Contoh:
Daerah asal untuk fungsi
adalah:
x2 + 3x – 4 > 0
(x + 4)(x – 1) > 0
Pembuat nol: x = –4 dan x = 1
Jika x = 0 maka hasilnya 02 + 3.0 – 4 = –4 (negatif)
Halaman ke-93
Jadi Df = {x | x < –4 atau x > 1}
Aljabar FungsiJika f : x → f(x) dan g : x → g(x) maka:
B. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
C. (f – g)(x) = f(x) – g(x)
D. (f × g)(x) = f(x) × g(x)
E.
Daerah asalnya:
Df+g, Df–g, Df×g = Df ∩ Dg (irisan dari Df dan Dg)
Df/g = Df ∩ Dg dan g(x) ≠ 0
Komposisi fungsiNotasi:
f komposisi g dapat dinyatakan dengan f o g (dapat juga dibaca ”f bundaran g”)
(f o g)(x) = f(g(x)) (g dimasukkan ke f)
Ilustrasi:
Contoh: f(1) = 2, g(2) = 0, maka (g o f )(1) = g(f(1)) =
g(2) = 0
Halaman ke-94
Sifat-Sifat Komposisi Fungsi
1. Tidak bersifat komutatif
(f o g)(x) ≠ (g o f)(x)
2. Asosiatif
(f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)
3. Terdapat fungsi identitas I(x) = x
(f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x)
Contoh 1:
f(x) = 3x + 2
g(x) = 2x + 5
h(x) = x2 – 1
Cari (f o g)(x), (g o f)(x), dan (f o g o h)(x)!
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(2x + 5)
= 3(2x + 5) + 2
= 6x + 15 + 2 = 6x + 17
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(3x + 2)
= 2(3x + 2) + 5
= 6x + 4 + 5 = 6x + 9
(f o g o h)(x) = f(g(h(x))) = f(g(x2 – 1))
= f(2(x2 – 1) + 5)
= f(2x2 – 2 + 5)
= f(2x2 + 3)
= 3(2x2 + 3) + 2
= 6x2 + 9 + 2 = 6x2 + 11
= 6(x2 – 1) + 17
= 6x2 – 6 + 17
= 6x2 + 11
Halaman ke-95
Contoh 2:
f(x) = 3x + 2
(f o g)(x) = 6x + 17
Cari g(x)!
(f (g(x)) = 6x + 17
3.g(x) + 2 = 6x + 17
3.g(x) = 6x + 17 – 2
3.g(x) = 6x + 15
g(x) = 2x + 5
Contoh 3:
g(x) = 2x + 5
(f o g)(x) = 6x + 17
Cari f(x)!
f(2x + 5) = 6x + 17
misalkan: 2x + 5 = a → 2x = a – 5
f(a) = 3(a – 5) + 17
f(a) = 3a – 15 + 17
f(a) = 3a + 2
f(x) = 3x + 2
Contoh 4:
f(x) = x2 + 2x + 5
(f o g)(x) = 4x2 – 8x + 8
Cari g(x)!
f(g(x)) = 4x2 – 8x + 8
(g(x))2 + 2g(x) + 5 = 4x2 – 8x + 8
Halaman ke-96
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan YME atas restu
dari kelompok kami serta bimbingan yang telah di berikan
oleh dosen Matematila-I E.J Soelaiman Msc sehingga
project kami dapat terselesaikan dan telah meberikan
semangat kami dalam berkuliah. Dalam penerapannya
integral juga melibatkan ilmu komputer di dalam
perkembangan teknolgi informasi seiring dengan
perkembangan waktu manusia.
Saran :
Hendaklah jangan bosan-bosan mengajar serta menegor kami
jika ada kesalahan dan mendidik kami untuk meningkatkan
kecerdasan demi kemajuan sekarang dalam kehidupan kami.
Halaman ke-97
BIODATA
Nama : Abraham Octavianus Butar-butar
NIM : 1482002
Tempat, Tgl lhir : Medan,22 Oktober 1996
Pendidikan terakhir : SMA Swasta Primbana Medan
Agama : Kristen Protestan
Pesan : A fool thinks himself to be
wise but a wise man knows himself
to be a fool.
Kesan : Thanks Sir udah mengajar dan
membimbing kami hingga akhir
Halaman ke-98
semester ini. Semoga apa yang sir telah
ajarkan dapat menjadi bekal buat kami untuk
mengetahui lebih dalam tentang
pelajaran Matematika1
Nama : Zefanya Gibson Lumban Tobimg
NIM : 1482010
Tempat,tgl lahir : Medan,16 Agustus 1995
Pendidikan terakhir : SMA N 2 Tarutung
Agama : Kristen SDA
Halaman ke-99
Pesan : Semoga Sir semakin sabar mengajar
kami.
Kesan : Saya senang bisa belajar mengenai
matematika dan saya masih perlu
banyak belajar lagi dari pelajaran ini.
Halaman ke-100
DAFTAR PUSTAKA
http://ayularasswati.wordpress.com/2013/09/16/pengertian-bilangan-desimal-oktal-dan-biner/
https://asimtot.files.wordpress.com/2010/06/fungsi-eksponen-dan-logaritma.pdf
http://www.unhas.ac.id/lkpp/Dasar%20I.pdf
http://embekacang.blogspot.com/2013/05/barisan-dan-deret.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Trigonometri
http://p4tkmatematika.org/downloads/smk/HitungKeuangan.pdf
http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/fungsipersamaanpertidaksamaan.pdf
Halaman ke-101