Top Banner
PROGRAM RABIES PROGRAM RABIES DINAS DINAS KESEHATAN KESEHATAN Propinsi Sumatera Propinsi Sumatera Barat Barat
29

programrabies.ppt

Nov 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PROGRAM RABIES DINAS KESEHATAN Propinsi Sumatera Barat

  • RABIESDR. Dr. Irene, MKM*Penyakit menular akut sari SSP yang disebabkan oleh virus RhabdovirusMenyerang otak hewan berkembang dan menyebar keseluruh jaringan saraf Menimbulkan paralysis dan berakhir dengan kematian.Dapat menyerang manusia. Belum ditemukan obatnya. Yang ada hanyalah Vaksin Anti Rabies (VAR).Penyelamat utama : Penata laksanaan luka gigitan dan kecepatan pemberian VAR

  • Gambaran Penyebaran di IndonesiaJumlah PenderitaDi Indonesia pada tahun 2008, kasus gigitan hewan penular rabies 20.926 kasus dan 104 orang meninggal karena rabies. Pada tahun 2009, jumlah gigitan naik menjadi 42.106 kasus dengan jumlah orang yang meninggal karena rabies 137 orang. Tahun 2010 hingga bulan Agustus, jumlah korban gigitan hewan penular 40.180 kasus dengan kematian 113 orang.

  • Virus Rabies

  • Ciri-ciri virusRabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke dalam keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakterisitk utama virus keluarga Rhabdoviridae yaitu hanya memiliki satu utas utas negarif RNA yang tidak bersegmen

  • Cara Menyerang ke tubuh manusia Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atu manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, dimana mereka berkembangbiak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur dan kembali ke awal.

  • Nama VektorAnjing KucingKudaSapiDomba dan KambingBabiKeledaiBinatang liar

  • GEJALA KLINISDR. Dr. Irene, MKM*Masa inkubasi bervariasi 2 minggu-2 tahun tergantung lokasi tempat gigitanGejala Klinis Yang TimbulStadium Prodormal : sulit didiagnosaStadium exitasi : demam, gugup, kejang (tonus, klonus), sakit kepala berat, sulit menelan, hipersalivasi, hiperlakrimasi, berkeringat banyak, takut air (hidrophobi) dan takut sinar (photophobi), aerophobi.Stadium paralise : Inkontinentia urine, paralise ascendens, koma. Penderita dapat meninggal karena kelumpuhan otot pernafasan.

  • PENGOBATANDR. Dr. Irene, MKM*PERAWATAN LUKA Tindakan pertama sedini mungkin adalah pencucian luka, sebaiknya dengan air mengalir dan detergen selama 10 15 menit.Diberi VAR/SAR.Jangan menjahit atau menggunting jaringan luka gigitan, karena berarti akan menambah luka /memperbesar pintu masuk virus.Bila luka compang camping dan memerlukan jahitan maka boleh dilakukan jahit situasi/jarang.Diberi anti septik alkohol, betadin, iodium dan lain-lain.Dirawat dan diberi obat yang seperti luka biasa.Bila luka pada daerah risiko tinggi maka pencucian luka harus lebih intensif dan teliti.Daerah risiko tinggi :daerah yang memiliki saraf sensoris yang rapat. kepala dan leher, tapak tangan dan genitalia

  • PENGOBATANDR. Dr. Irene, MKM*PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR)

    JIKA PENDERITA INDIKASI DIBERI SAR (SERUM ANTI RABIES), VAR TETAP DIBERI

    INDIKASI VARHewan penggigit mati atau lariHewan penggigit menderita tersangka rabies (positif)

    Hari pertamasatu kali lengan kiri dan satu kali lengan kananHari ketujuhsatu kali lengan kiriHari ke 21satu kali lengan kananBoostersatu kali hari ke-30 bila penderita diberi SAR

  • Investigasi sebelum pemberian VAR atau SAR*Kontak/Jilatan/GigitanKejadiannya didaerah tertular atau bebasApakah didahului tindakan provokatifHewan yang menggigit ditangkap ?Apakah penderita pernah dapat VARHewannya apakah divaksin ?

  • Identifikasi lokasi luka gigitan*Apakah lukanya resiko tinggiLuka pada mukosaLuka didaerah atas bahu ( muka, kepala, leher )Luka pada jari tangan dan kakiLuka pada genetaliaLuka multipel ( banyak tempat )

  • *Untuk Luka didaerah resiko rendah diberi VARUntuk Luka didaerah resiko tinggi beri kombinasi VAR dan SARKontak saliva dengan daerah yang tidak ada luka tidak perlu diberi VAR atau SAR

  • *Pemberian VAR Purified Vero Rabies Vaccin (PVRV). Vaksin kering dalam vial dan pelarut 0,5 ml. Dosis dewasa dan anak-anak sama 0,5 ml metode 2-1-1 (4 kali pemberian)--> H.0 2 kali pemberian deltoideus ka,ki IM. H.7 dan H.21.Cat : Kalau penderita mendapatkan SAR diulang VAR 05 ml hari ke 90.

  • *Pemberian SAR1.Serum Homolog kemasan 1vial 2 ml (1ml = 150 IU) Dengan dosis 20 IU/kg BB disuntikan infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya IM, diberikan bersamaan dengan VAR, sebelumnya tidak dilakukan skin test.

    2. Serum Heterolog (kuda) kemasan 1vial 20 ml (1ml = 100 IU) Dengan dosis 40 IU/kg BB disuntikan infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya IM, diberikan bersamaan dengan VAR, sebelumnya dilakukan skin test.

  • Pemberian VAR untuk Profilak*Cara IDasar hari 1 dan 28Ulangan 1 tahun dan 3 tahun setelah pemberian pertamaDisuntikkan secara IM didaerah deltoidius dengan dosis 0,5 mlCara ke IIDasar hari ke 1, 7 dan 28Ulangan tiap 6 bulan sampai 1 tahunDisuntikkan secara intrakutan dibagian fleksor lengan bawah dengan dosis 0,1 ml

  • Untuk Siapa Profilak Boleh diberikan ?*Orang yang beresiko terinfeksiDokter HewanTekhnisi yang bekerja pada hewanKaryawan Lab yang bekerja dengan virus rabiesKaryawan rumah potong hewanNakes Yang merawat penderita rabiesPetugas peternakan yang menangani hewan rabies

  • Pengobatan setelah gigitan ulang*Seseorang yang telah mendapat VAR dan digigit lagi oleh HPR

    Sebelum 3 bulan setelah pemberian VAR lengkap tidak perlu divaksin lagi3 bulan sampai 1 tahun setelah pemberian VAR lengkap diberi 1 bosterLebih dari 1 tahun setelah pemberian VAR lengkap diulang dari awal

  • Perawatan Rabies Pada Manusia*Penderita dirujuk kerumah sakitPasang Infus RL/Nacl dan difiksasiKalau diperlukan beri anti kejangPetugas yang merawat memakai alat pelindung diriDi RS penderita harus dirawat diruang Isolasi

  • Efek samping Pemberian SAR*Serum Sicnes Hentikan segera pemberian SARSyok Anafilaktik Injeksi Adrenalin 0,3-0,5 IM atau SC ulangi tiap 5-10 menit sampai Syok teratasi

  • PENATALAKSANAAN RABIES*

  • PERMASALAHAN DALAM PENANGANANRABIES*Kurangnya pengetahuan masyarakat shg masih ada kasus gigitan berobat ke dukun dan tidak ke SarkesMasih kurangnya kerjasama Lintas Sektoral terkait dalam mewujudkan Pulau Sumatera bebas Rabies Tahun 2004.Hewan penular Rabies banyak yang tidak terpelihara (liar) dan tingginya populasi binatang penular rabies.Sebahagian Puskesmas RC belum berfungsi sesuai yg di harapkanPemakaian VAR cukup tinggi karena HPR yg mati/dibunuh sering di buang.

  • KLB RABIESDR. Dr. Irene, MKM*Ditemukan satu atau lebih kasus Rabies (pada manusia) di daerah tertular.

    Langkah-langkah PE :Petugas Puskesmas/Koordinator P2M/Petugas Peternakan setelah menerima laporan adanya kasus GHTR segera mencatat dalam buku catatan harian penderita rabies serta menyiapkan peralatan survei.Petugas peternakan melacak keberadaan hewan penggigit untuk dilakukan observasi selama 10 hari apakah hewannya menderita rabies.Apabila hewan penggigit mati terbunuh atau menderita gejala rabies agar diambil spesimen.Bila hewan penggigit mati < 10 hari dalam masa observasi dengan tanda rabies dinyatakan POSITIF RABIES.Petugas Puskesmas melakukan PE kemungkinan kasus gigitan yang lain. Instrumen PE harus menggambarkan : Jumlah kasus gigitan, cakupan vaksinasi anjing, kronologi kejadian.Spesimen yang diperlukan untuk konfirmasi kasus yaitu spesimen otak (hipocampus) dikirim ke BPPH.

  • Tindakan Preventif / KuratifVaksinasiVaksinasi dilaksanakan terhadap semua anjing peliharaan di daerah kasus/tertular/wabah dengan radius 10 km dari titik awal kejadian penggigitan. Pelaksanaan vaksinasi dimulai dari titik tertular menuju ke arah titik awal kejadian penggigitan (berlawanan dengan arah penyebaran). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah atau membendung agar penyebaran Rabies tidak meluas. Pelaksanaan vaksinasi sedapat-dapatnya dilaksanakan secara berkelompok di suatu tempat yang telah ditentukan. Namun vaksinasi dari rumah ke rumah dapat pula dilaksanakan, sesuai dengan kondisi setempat.

  • EliminasiTerhadap semua anjing liar atau anjing yang diliarkan dilakukan eliminasi total. Pelaksanaannya dilakukan dengan memberikan Strycnine dengan dosis 0,250 mg/ekor. Namun untuk eliminasi dapat pula dilakukan dengan cara-cara lain seperti dengan jerat atau teknik-teknik yang mungkin biasa dilakukan di daerah setempat masing-masing. Kegiatan eliminasi total seluruh anjing liar di wilayah administratif pemerintah terdepan (desa), dimaksudkan untuk membebaskan desa dari keberadaan anjing liar selama-lamanya harus menjadi kegiatan kontinyu sepanjang tahun. Jangan sampai anjing liar baru terdeteksi setelah menggigit korban.

  • SosialisasiSosialisasi merupakan kegiatan awal sebelum pelaksanaan vaksinasi dan eliminasi ( 2 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi yang kondusif agar kegiatan vaksinasi dan eliminasi berjalan dengan baik sesuai rencana. Di samping teknik-teknik yang sudah baku melalui kegiatan penyuluhan dan penerangan melalui berbagai media, teknik-teknik dan cara-cara lokal spesifik untuk menggugah kesadaran masyarakat, dapat pula dilakukan oleh daerah setempat masing-masing.

  • Menurunkan angka kematian pada manusia hingga nol2. Meningkatkan cakupan post exsposure treatment kepada kasus gigitan beresiko tinggi terhadap rabies3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap rabies

  • PEMECAHAN MASALAH*Meningkatkan penyuluhan pd masyarakat mengenai RabiesMeningkatkan koordinasi lintas sektoral dan LSM dan organisasi kemasyarakatan dalam penanggulangan Rabies.Memberikan penyuluhan kepada masyarakat terhadap penanggulangan gigitan HPR.Melatih petugas Puskesmas dan Puskesmas Rabies Centre dalam penanggulangan gigitan HPR.Pengadaan VAR serta tersediaanya dana penunjang kegiatan Rabies di Provinsi dan dari DAU Kab/Kota

  • *

    ***