PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET 3000 MEDAN ELEKTROMAGNETIK 2 Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM
ET 3000 MEDAN ELEKTROMAGNETIK 2
Kontribusi :
Dr.-Ing. Chairunnisa
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
ATURAN UMUM LTRGM ............................................................................................................... 3
PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN LAB ....................................... 5
PENGGUNAAN ALAT PRAKTIKUM ................................................................................................. 6
TUGAS PENDAHULUAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM ..................................................................... 7
DASAR TEORI ............................................................................................................................... 8
MODUL 1 MENGENAL PERALATAN PRAKTIKUM UNTUK MENGETAHUI KONSEP PANTULAN GELOMBANG ……………………………………………………………………….…………………………………………………….11
Tujuan Percobaan ........................................................................................................................... 11
Unit yang digunakan ....................................................................................................................... 11
Prosedur Percobaan ........................................................................................................................ 11
MODUL 2 MENGUKUR IMPEDANSI DENGAN MENGGUNAKAN SLOTTED LINE .............................. 14
Tujuan Percobaan ........................................................................................................................... 14
Unit yang digunakan ....................................................................................................................... 14
Prosedur Percobaan ........................................................................................................................ 14
3
Aturan Umum Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro
Kelengkapan
Setiap praktikan wajib berpakaian sopan dan formal, menggunakan celana panjang/ rok, kemeja,
dan menggunakan sepatu. Untuk memasuki laboratorium praktikan diwajibkan membawa
kelengkapan berikut:
1. Modul Praktikum
2. Log book
3. Alat tulis dan alat hitung (kalkulator)
4. Tugas Pendahuluan
Pada saat praktikum pertama praktikan diwajibkan membawa pas foto 3x4 sebanyak satu buah.
Keterlambatan
a) Praktikan yang datang praktikum akan mendapat nilai nol untuk praktikum modul tersebut b) Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum akan mendapat nilai nol untuk
laporan praktikum modul tersebut
Persiapan Praktikum
Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mempersiapkan diri dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Membaca dan memahami isi modul praktikum
2. Mengerjakan tugas pendahuluan
3. Mengisi kartu praktikum
4. Memastikan seluruh anggota kelompok datang tepat waktu
5. Meletakkan tas pada loker yang telah disediakan.
Selama Praktikum
Setelah memasuki laboratorium dan menempati meja praktikum, praktikan diwajibkan :
1. Mengumpulkan tugas pendahuluan pada asisten
2. Mengumpulkan kartu praktikum pada asisten
3. Mempersiapkan peralatan praktikum
4. Melakukan setiap percobaan dengan baik sesuai prosedur pada modul praktikum
5. Mendokumentasikan hasil percobaan pada logbook yang telah disediakan (jika diperlukan
harap membawa kamera)
6. Menggunakan alat dengan baik.
4
Setelah Praktikum
Setelah percobaan selesai praktikan diwajibkan:
1. Mematikan dan merapikan alat praktikum
2. Memastikan log book ditandatangani asisten
3. Mencatat dan memahami instruksi pengerjaan laporan dari asisten
4. Merapikan meja dan kursi praktikum.
Pergantian Jadwal
Kasus umum
Pertukaran jadwal hanya dapat dilakukan per orang dengan modul yang sama. Prosedur
penukaran jadwal adalah sebagai berikut:
1. Menghubungi kordas praktikum mata kuliah terkait
2. Mencari praktikan lain yang bersedia bertukar jadwal
3. Mengisi form yang diberikan kordas praktikum mata kuliah terkait
4. Mengumpulkan form paling lambat tiga hari sebelum praktikum.
Kasus sakit atau urusan mendesak
Pertukaran jadwal dapat dilakukan oleh praktikan yang sakit atau memiliki kepentingan
mendesak tanpa harus mengumpulkan form pertukaran jadwal sesuai peraturan yang berlaku.
Prosedur penukaran dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Menghubungi kordas praktikum terkait mata kuliah terkait maksimal tiga jam sebelum
praktikum dimulai
2. Mencari praktikan lain yang bersedia bertukar jadwal
3. Apabila tidak ada yang bisa bertukar jadwal, praktikan diharapkan menghubungi kordas
terkait jadwal pengganti
4. Surat izin dikumpulkan kepada kordas secepatnya dengan ditandatangani pihak ketiga.
Sanksi
Bagi praktikan yang terbukti melakukan penjiplakan laporan dan atau tugas pendahuluan dikenakan
sanksi berupa nilai E pada mata kuliah terkait. Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi
pengurangan nilai praktikum.
5
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium
Keselamatan
Selama praktikum, praktikan dan asisten diharapkan menjaga keselamatan dan keamanan. Dengan
demikian, praktikan diharapkan mematuhi panduan keselamatan dan penggunaan alat di
laboratorium.
Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik pada laboratorium. Jika ada potensi bahaya
segera laporkan pada asisten.
1. Menghindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik seperti kabel
yang sudah terkelupas
2. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain
3. Memastikan bagian tubuh kering pada saat menggunakan alat praktikum
4. Selalu waspada dan tidak main-main saat praktikum berlangsung.
Bahaya Api
Praktikan dan asisten diharapkan tidak membawa benda-benda yang mudah terbakar (korek api,
gas, dan lain-lain) ke dalam laboratorium.
1. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api pada diri sendiri atau orang lain
2. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum.
Lain-lain
Praktikan dan asisten dilarang membawa makanan dan minuman ke meja praktikum.
6
Penggunaan Alat Praktikum
Sebelum menggunakan alat praktikum, praktikan dan asisten diharapkan sudah memahami
penggunaan alat praktikum yang ada di laboratorium.
1. Perhatikan dan patuhi peringatan yang terdapat pada badan alat praktikum
2. Memahami fungsi alat praktikum dan menggunakannya untuk aktivitas yang sesuai dengan
fungsinya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsinya dapat menimbulkan kerusakan alat
dan bahaya keselamatan praktikan
3. Memahami jangkauan kerja alat praktikum dan menggunakannya sesuai dengan jangkauan
kerja. Menggunakan alat praktikum diluar jangkauan kerjanya dapat menimbulkan
kerusakan alat dan bahaya keselamatan praktikan
4. Memastikan seluruh peralatan praktikum aman dari benda tajam, api atau panas berlebih,
maupun benda lain yang dapat mengakibatkan kerusakan alat
5. Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengotori atau merusak alat praktikum
6. Kerusakan alat praktikum menjadi tanggung jawab bersama rombongan praktikum tersebut.
Alat yang rusak harus diganti oleh rombongan tersebut.
Sanksi
Pengabaian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah yang bersangkutan.
7
Tugas Pendahuluan dan Laporan Praktikum
Tugas Pendahuluan
1. Tugas pendahuluan wajib dibuat dan dikumpulkan oleh praktikan di waktu yang telah
ditentukan.
2. Praktikan tidak diperkenankan mengerjakan tugas pendahuluan saat praktikum akan dimulai
3. Tugas pendahuluan harus dikerjakan secara individu agar praktikan memahami materi
modul yang akan diuji dalam praktikum
4. Seluruh soal tugas pendahuluan harus disertakan jawabannya. Jika soal tugas pendahuluan
ada yang tidak dikerjakan, nilai tugas pendahuluan untuk modul tersebut adalah nol.
5. Praktikan wajib menuliskan nama lengkap, NIM, shift praktikum (hari dan jam), nama
lengkap asisten, dan judul modul yang akan diuji dalam praktikum di pojok kanan atas tugas
pendahuluan.
Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum dibuat oleh praktikan dengan menggunakan format IEEE yang terdiri
atas:
a. Abstrak dan kata kunci
b. Pendahuluan
c. Dasar teori
d. Metodologi
e. Data dan analisis
f. Kesimpulan
g. Daftar pustaka
h. Biografi penulis
2. Praktikan yang terbukti melakukan plagiarism atas laporan praktikum akan mendapat nilai E
untuk mata kuliah PTT
3. Praktikan wajib mengumpulkan softcopy laporan praktikum ke email asisten dan email
koordinator asisten sesuai waktu yang akan ditetapkan
4. Praktikan wajib menyerahkan hardcopy laporan praktikum ke LTRGM sesuai waktu yang
akan ditetapkan dengan melakukan hal berikut :
a. Mengumpulkan laporan di tempat yang telah disediakan sesuai dengan modulnya
b. Mengisi formulir pengumpulan laporan praktikum dengan mencantumkan jam dan
tanggal pengumpulan secara benar
c. Praktikan diharapkan memperhatikan dengan seksama tempat dan formulir yang
sesuai dengan laporan praktikum yang akan dikumpulkan
Sanksi
Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi berupa pengurangan nilai tugas pendahuluan
atau laporan praktikum.
8
DASAR TEORI
Berikut ini berbagai hal dasar dan parameter dasar yang perlu diketahui mengenai gelombang :
• Spektrum frekuensi pada gelombang elektromagnetik
Pada dasarnya pembagian spektrum frekuensi dilakukan berdasarkan jenis aplikasi atau teknologi
yang menggunakan spektrum tersebut. Ada banyak standard dalam pengklasifikasian tersebut,
namun yang perlu diingat adalah bahwa penamaan spektrum frekuensi tersebut pada dasarnya
digunakan untuk memudahkan dalam menyebutkan rentang frekuensi yang digunakan. Tabel 1
dibawah merupakan salah satu pengelompokkan spektrum frekuensi.
Tabel 1. Pembagian spektrum frekuensi
• Panjang gelombang
Panjang gelombang merupakan suatu parameter yang menyatakan jarak 2 titik dalam m dimana
perbedaan fasa dari kedua titik tersebut adalah 2. Untuk mengetahui besarnya panjang gelombang
dapat digunakan persamaan sbb :𝜆 =2𝜋
𝛽=
𝑣𝑝
𝑓, dimana :
o = panjang gelombang (m)
o = konstanta propagasi (rad/m)
o Vp = kecepatan phasa, di udara disamakan dengan c = 3x108 m/det
o f = frekuensi
9
• Elemen matched dan mismatched
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepadanan antara antena dengan
sistem adalah sbb :
o Reflected power (dB), merupakan daya yang dipantulkan antena ke saluran transmisi
disebabkan ketidaksesuaian impedansi antena dengan impedansi saluran transmisi. Pada
kondisi ideal, besarnya daya yang dikirim ke antena melalui saluran transmisi (Pfwd) sama
besar dengan daya yang diradiasikan oleh antena (Pemit). Namun di lapangan ketidaksesuaian
impedansi seringkali terjadi, sehingga daya yang diradiasikan selalu lebih kecil dari daya yang
diterima dari saluran transmisi dan daya yang dikembalikan ke saluran transmisi (Pref)
muncul.
Gambar 1. Distribusi daya pada sistem mismatched
o Standing Wave Ration (SWR). Ketika terjadi ketidaksesuaian impedansi antara antena
dengan saluran transmisi, maka dari daya yang dikirim ke antena, ada sebagian daya yang
dikembalikan ke saluran transmisi. SWR merupakan besaran yang menyatakan perbandingan
daya yang dipantulkan terhadap daya yang dikirimkan ke antena, dimana SWR dapat
dihitung dengna persamaan sbb :
SWR =Vmax
Vmin=
Vfwd+Vref
Vfwd−Vref≅
Zant
Zsal, dimana :
▪ Vmax= amplitudo maksimum dari penjumlahan amplitudo sinyal datang dan
amplitudo sinyal yang dipantulkan
▪ Vmin = amplitudo minimum dari penjumlahan amplitudo sinyal datang dan
amplitudo sinyal yang dipantulkan
▪ Vfwd = tegangan dari sinyal datang
▪ Vr = tegangan dari sinyal yang dipantulkan
▪ Zant = impedansi antena
▪ Zsat = impedansi saluran transmisi
o Return-Loss menyatakan besarnya daya yang dipantulkan. Satuan dari return loss adalah
decibell (dB). Untuk menghitung nilai return loss dapat digunakan persamaan sbb :
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝐿𝑜𝑠𝑠 [𝑑𝐵] = −20𝑙𝑜𝑔10 (𝑆𝑊𝑅 − 1
𝑆𝑊𝑅 + 1)
o Mismatch loss merupakanbesaran yang menyatakan daya yang hilang dibandingkan dengan
daya yang dikirim oleh saluran transmisi. Rugi-rugi ini terjadi akibat ketidaksesuaian
10
impedansi antara antena dan saluran transmisi. Mismatch loss dapat dihitung dengan
persamaan sbb :
𝑀𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑐ℎ 𝑙𝑜𝑠𝑠 [𝑑𝐵] = −10𝑙𝑜𝑔10(𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑓𝑙𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑[%]) dimana
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑓𝑙𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 [%] = 1 − (𝑆𝑊𝑅 − 1
𝑆𝑊𝑅 + 1)
2
Gambar dibawah ini menggambarkan berbagai kondisi impedansi pada rangkaian, kondisi impedansi
yang sesuai (matched, gambar 3) dan kondisi impedansi tidak sesuai (gambar 2 dan gambar 1).
Gambar 2. Distribusi tegangan pada berbagai kondisi impedansi
11
MODUL 1 MENGENAL PERALATAN PRAKTIKUM UNTUK MENGETAHUI KONSEP PANTULAN GELOMBANG
1. Tujuan :
1. Mengenal kit praktikum yang digunakan untuk menghindari terjadinya kesalahan instalasi
perangkat praktikum yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada peralatan.
2. Memahami konsep pantulan gelombang
3. Memahami konsep bahwa gelombang yang merambat melalui medium bukan udara dapat
terredam
2. Unit yang digunakan :
1. Tiang pemancar dengan pemutar otomatis
2. Tiang penerima
3. Kabel dan konektor
4. Kit Antenna EAN-1 : Monopole antenna
5. Antena penerima wide-band log periodic
6. Tiang pemancar dengan pemutar manual
7. Penggaris panjang/meteran, dan obeng
3. Prosedur praktikum :
A. Pengenalan peralatan
1. Lakukan identifikasi 4 unit utama dalam praktikum ini : kabel dan konektor, tiang
pemancar, tiang penerima, dan kit Antenna.
2. Amati dengan seksama kabel dan juga konektor yang harus dihubungkan dengan setiap
elemen yang ada yaitu : generator RF, motor penggerak (stepper motor), dan spectrum
analyzer(terletak menyatu dengan control box EANC).
3. Amati tiang pemancar dan tiang penerima dengan baik. Pada tiang pemancar terdapat
dua buah pegangan untuk meletakkan antena. Pada tiang penerima terdapat antena
pita lebar log periodic yang didesain khusus sebagai penerima yang digunakan pada
praktikum ini.
4. Perhatikan kit antenna EAN-1, dan identifikasi semua jenis antena yang terdapat pada
kit tersebut.
12
B. Pengukuran daya pancar pada antena Yagi-Uda pada berbagai kondisi
1. Ambil antena Yagi-Uda dari kit EAN-1 dan pasang pada tiang pemancar pada posisi
horizontal.
2. Pastikan bahwa antena pada tiang pemancar dan tiang penerima pada jarak 1.5 meter.
3. Dengan menggunakan mistar, pastikan bahwa antena penerima (wide-band log
periodic) dan antena monopole yang akan diukur terletak pada ketinggian yang sama.
4. Lakukan pengecekan dimana indicator sudut pada tiang pemancar terletak pada sudut
00.
5. Hubungkan tiap elemen ke konektor yang sesuai dan pastikan terhubung dengan baik.
Antena pemancar dihubungkan ke RF generator output connector, motor stepper
disambungkan ke motor controller connector, dan antena penerima dihubungkan ke RF
input connector.
6. Pastikan bahwa saklar pada bagian belakang unit ini dalam posisi ‘ON’.
7. Buka perangkat lunak EANC dan tekan tombol ‘START’.
8. Gunakan perangkat lunak EANC, dan pada bagian ‘Antenna Test’ pilihlah ‘Power signal
measurement’ dan pada bagian ‘Antenna Type’ pilihlah ‘Yagi-Uda Antenna’.
9. Tekan tombol ‘START TEST’ untuk memulai pengukuran daya dan tunggu sampai
perangkat lunak selesai melakukan pengukuran. Catat nilai RCV-P yang tertera pada
monitor.
10. Letakkan Material-1 di tengah-tengah antena pemancar dan penerima, dan ulangi
langkah 2 dan 3.
11. Letakkan Material-2 di tengah-tengah antena pemancar dan penerima, dan ulangi
langkah 2 dan 3.
12. Letakkan Material-3 di tengah-tengah antena pemancar dan penerima, dan ulangi
langkah 2 dan 3.
13. Letakkan Material-4 di tengah-tengah antena pemancar dan penerima, dan ulangi
langkah 2 dan 3.
13
C. Pengaruh pantulan terhadap daya yang diterima untuk kondisi 1200
1. Pastikan posisi tiap konektor tidak berubah seperti pada percobaan A dan B
2. Aturlah posisi antena penerima, antena Yagi-Uda, dan Material-1 seperti gambar
dibawah dengan jarak terdekat antar antena adalah 1.3 m.
3. Gunakan perangkat lunak EANC, dan pada bagian ‘Antenna Test’ pilihlah ‘Power signal
measurement’ dan pada bagian ‘Antenna Type’ pilihlah ‘Yagi-Uda Antenna’.
4. Tekan tombol ‘START TEST’ untuk memulai pengukuran daya dan tunggu sampai
perangkat lunak selesai melakukan pengukuran. Catat nilai RCV_P yang tertera pada
monitor.
5. Gantilah Material-1 dengan Material-2, dan ulangi langkah 3 dan 4.
6. Gantilah Material-2 dengan Material-3, dan ulangi langkah 3 dan 4.
7. Gantilah Material-3 dengan Material-4, dan ulangi langkah 3 dan 4.
14
MODUL 2 MENGUKUR IMPEDANSI DENGAN MENGGUNAKAN SLOTTED LINE
1. Tujuan :
1. Mengenal kit praktikum yang digunakan untuk menghindari terjadinya kesalahan instalasi
perangkat praktikum yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada peralatan.
2. Memahami cara mengukur impedansi menggunakan slotted line
3. Memahami konsep SWR
2. Unit yang digunakan :
1. Interface
2. Gun oscillator
3. Horizontal V attenuator
4. Slotted line
5. Short circuit
6. Tiang penyangga
7. Quick release fastener
8. Adjustable short circuit
Gambar 1. Interface dan Gunn oscillator
Gambar 2. Slotted line dan Power meter
15
Gambar 3 Horizontal v attenuator dan tiang penyangga
Gambar 4. Short circuit dan Unknown impedance
Gambar 5. Quick release fastener
3. Prosedur praktikum :
A. Pengenalan peralatan
1. Lakukan identifikasi 3 unit utama dalam praktikum ini : gun oscillator (coklat), horizontal
V attenuator (biru), dan slotted line (hijau).
2. Dengan menggunakan tiang penyangga dan Quick release fastener, susunlah rangkaian
sebagai berikut :
Gambar 6. Konfigurasi pertama
3. Berikut ini cara myambungkan gunn oscillator ke horizontal attenuator dengan
menggunakan quick release fastener, tiang penyangga, dan holder.
16
Gambar 7. Cara menyambungkan elemen rangkaian
4. Hubungkan Gunn oscillator ke konektor “Power Supply”.
5. Hubungkan Diode detector pada Slotted line dengan SWR-Meter display ke bagian RF
Input pada SWR-Meter.
6. Atur posisi skala micrometer pada horizontal V attenuator agar terletak pada posisi
2mm.
7. Atur posisi diode detector pada Slotted line ke posisi 0 mm.
8. Cek apakah saklar pada unit pada posisi ‘On’.
9. Ubah posisi detector dengan pelan agar didapat harga maksimum pada tampilan Power-
Meter.
10. Atur posisi micrometer pada attenuator, sehingga harga daya maksimum terletak dalam
rentang 0.8 sampai dengan 0.85.
11. Geser secara perlahan posisi diode detector pada slotted line sehingga didapat harga
daya minimum. Catat posisi skala pada diode detector ini sebagai harga dmin1.
12. Geser lagi secara perlahan posisi diode detector pada slotted line sehingga didapat harga
daya minimum berikutnya. Catat posisi skala pada diode detector ini sebagai harga dmin2.
13. Matikan peralatan.
14. Gantilah elemen short circuit dengan elemen adjustable short circuit sebagai unknown
load sehingga didapatkan susunan peralatan dengan konfigurasi sbb :
Gambar 8. Konfigurasi kedua
15. Atur posisi skala micrometer pada adjustable short circuit agar terletak pada posisi
10mm.
16. Hidupkan peralatan. Atur posisi diode detector pada dmin1, dan geser secara perlahan
diode detector agar didapatkan harga SWR minimum. Catat harga SWR ini sebagai Vmin
dan posisi diode detector sebagai dLmin1 dimana nilai dLmin1 terletak diantara dmin1 dan
dmin2.
Tiang penyangga
Holder
17
17. Geser posisi diode detector sampai didapat harga SWR maksimum dan tulis harga ini
sebagai Vmax.
18. Matikan peralatan.
19. Hitunglah panjang gelombang pada bumbung gelombang dengan menggunakan
persamaan sbb :
20. Tentukan frekuensi sinyal berdasarkan tabel di bawah.
Tabel 1. Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang dalam waveguide
21. Hitung SWR dari sistem dengan menggunakan persamaan : 𝑆𝑊𝑅 = 𝑉𝑚𝑎𝑥
𝑉𝑚𝑖𝑛
22. Besarnya panjang gelombang menuju beban dapat dihitung dengan menggunakan
persaman sbb :
23. Dengan menggunakan Smith Chart, hitunglah besarnya Unknown impedance.