i PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KRANDEGAN KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Sri Wahyuni ST.13069 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
74
Embed
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF fileLampiran 17 SOP Senam Hipertensi Lampiran 18 SOP Mengukur Tekanan Darah Lampiran 19 Lembar Observasi Lampiran 20 Output SPSS Lampran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH
LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KRANDEGAN
KABUPATEN WONOGIRI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Sri Wahyuni
ST.13069
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta
karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Lansia Di Posyandu Lansia
Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa
adanya bimbingan dan dukungan maka kurang sempurna penyelesaian skripsi ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si. selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku Kepala Program Studi
S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan
banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Siti Rahayu, SST., Ns., M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Alfyana Nadya Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah membantu penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam penyusunan
skripsi ini.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga
penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Surakarta, 13 Agustus 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xi
ABSTRAK .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah ............................................................ 3
Gambar 2.6 Latihan Ayunan Tangan Senam Hipertensi........................ 23
Gambar 2.7 Kerangka Teori.................................................................... 33
Gambar 2.5 Kerangka Konsep ................................................................ 34
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian .......................................................... 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
LampiranKeterangan
Lampiran 1 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Permohonan Studi Pendahuluan Penelitian Kepada Posyandu
Lansia Desa Krandegan
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Melaksanakan Studi Pendahuluan Dari
Posyandu Lansia Desa Krandegan
Lampiran 4 Pengajuan Ijin Penelitian
Lampiran 5 Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kesbangpol Linmas
Wonogiri
Lampiran 6 Surat Rekomondasi Kesbangpol Linmas Wonogiri
Lampiran 7 Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala Puskesmas Bulukerto
Lampiran 8 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian Dari Puskesmas Bulukerto
Lampiran 9 Permohonan Ijin Penelitian Kepada Ketua Posyandu Lansia Desa
Krandegan
Lampiran 10 Surat Rekomendasi Melaksanakan Penelitian Dari Posyandu
Lansia Desa Krandegan
Lampiran 11 Permohonan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 12 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 13 Permohonan Menjadi Observer Pendamping Penelitian
Lampiran 14 Persetujuan Menjadi Observer Pendamping Penelitian
xii
Lampiran 15 Permohonan Menjadi Observer Pendamping Penelitian
Lampiran 16 Persetujuan Menjadi Observer Pendamping Penelitian
Lampiran 17 SOP Senam Hipertensi
Lampiran 18 SOP Mengukur Tekanan Darah
Lampiran 19 Lembar Observasi
Lampiran 20 Output SPSS
Lampran 21 Foto Kegiatan
Lampiran 22 Lembar Konsultasi
xiii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Sri Wahyuni
Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Lansiadi Posyandu Lansia Desa Krandegan
Kabupaten Wonogiri
Abstrak
Faktor resiko yang mendorong terjadinya hipertensi adalah genetik, stress,obesitas, konsumsi makanan yang tinggi garam, merokok, konsumsi alkohol dankurang olahraga. Cara pencegahan yang dapat dilakukan oleh lansia agar terhindardari penyakit hipertensi dengan semboyan SEHAT yaitu seimbangkan gizi,enyahkan rokok, hindari stress, awasi tekanan darah dan teratur berolahraga.Teratur berolahraga dapat dilakukan dengan cara latihan fisik yang sesuai denganlansia diantaranya berjalan-jalan, bersepeda, berenang, melakukan pekerjaanrumah dan senam hipertensi. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahuipengaruh senam hipertensi dengan tekanan darah lansia di Posyandu Lansia DesaKrandegan Kabupaten Wonogiri.
Rancangan penelitian pra-eksperimen, dengan menggunakan pendekatan“one group pretest and posttest design”. Teknik sampling purposive sampling.Sampel penelitian sebanyak 64 lansia.
Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah lansia sebelum dilakukansenam hipertensi diperoleh nilai rata-rata sebesar 165/87 mmHg (hipertensisedang). Tekanan darah lansia setelah dilakukan senam hipertensi diperoleh nilairata-rata sebesar 164/87 mmHg (hipertensi sedang). Tidak ada pengaruh senamhipertensi dengan tekanan darah lansia di Posyandu Lansia Desa KrandeganKabupaten Wonogiri yang ditunjukkan nilai rerata 69,27 dan postest sebesar59,73 dengan Zhitung sebesar -1,542 (pvalue = 0,123 > 0,05).
Lansia dengan hipertensi diharapkan untuk melaksanakan senamhipertensi sebagai alternative intervensi non farmakologis tanpa mengurangi ataumenghindari terapi farmakologik yang sudah berjalan.
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2015
Sri Wahyuni
Effect of Hypertension Exercise on Blood Pressure of the Elderly atElderly Integrated Health Post of Krandegan Village, Wonogiri Regency
ABSTRACT
The risk factors that contribute to hypertension are genetic, stress, obesity,consumption of food with high salt content, smoking, alcohol consumption, andlack of exercise. The prevention can be done by the elderly to avoid hypertensiondisease with the slogan SEHAT namely: nutritional balance, get rid of smoking,avoid stress, keep an eye on blood pressure, and regular exercise. Regular exercisecan be done by having appropriate physical exercises for the elderly such aswalking, cycling, swimming, doing household work, and doing hypertensionexercise. The objective of this research is to investigate the effect of thehypertension exercise on the blood pressure of the elderly at Elderly IntegratedHealth Post of Krandegan Village, Wonogiri Regency.
This research used the pre-experimental method with the "one-grouppretest and posttest design". The samples of research consisted of 64 respondentsand were taken by using the purposive sampling technique.
The results shows that the average of blood pressure of the elderly prior tothe hypertension exercise was 165/87 mmHg (moderate hypertension). Followingthe hypertension exercise, on average the blood pressure of the eldery became164/87 mmHg (moderate hypertension). Thus, there was not any effect of thehypertension exercise on the blood pressure of the elderly at Elderly IntegratedHealth Post of Krandegan Village, Wonogiri Regency as indicated by the result ofpre-test of 69.27 and that of post-test of 59.73 with the value Zcount = -1.542 (pvalue
= 0.123> 0.05).Thus, the eldery with hypertension is expected to do a hypertension
exercise as alternative non-pharmacological intervention without reducing oravoiding the on-going pharmacologic therapy.
Lansia denganHipertensi padaKelompok SenamLansia di BanjarKaja SesetanDenpasar Selatan.
dengan rancanganone-group pretest-posttest design.
terhadap tekanandarah sistolik padalansia denganhipertensi yaitunilai p (0,000) <0,05 dan tekanandarah diastolik padalansia denganhipertensi yaitu p(0,000) < 0,05.
2. VictorMoniaga, dkk(2013)
Pengaruh SenamBugar Lansiaterhadap TekananDarah PenderitaHipertensi diBPLU Senja CerahPaniki Bawah
Jenis Penelitianini bersifateksperimentallapangan denganrancangan onegroup pretest danPosttest design.
Terjadi penurunantekanan darah padalansia yangmelakukan aktivitasfisik senam bugarlansia. Hasil per ttest dengankonfidensi interval95% (α<0,05) padatekanan sistolikmenunjukanperbedaan yangbermaknasedangkan padadiastolik mengalamipeningkatan tapimasih dalam batasnormal.
3. LilianIrmawati(2013)
Pengaruh SenamLansia terhadapTekanan Darahpada LansiaPenderitaHipertensi di DesaLeyanganKecamatanUngaran TimurKabupatenSemarang
Berdasarkan tabel 4.3 tekanan darah lansia sebelum dilakukan
senam hipertensi diperoleh nilai minimum sebesar 130/80 mmHg,
47
maksimum 210/105 mmHg dan nilai rata-rata sebesar 165/87 mmHg
(hipertensi sedang), sedangkan tekanan darah lansia setelah dilakukan
senam hipertensi diperoleh nilai minimum sebesar 130/80 mmHg,
maksimum 210/100 mmHg dan nilai rata-rata sebesar 164/87 mmHg
(hipertensi sedang). Hal ini mengindikasikan bahwa nilai rata-rata
tekanan darah lansia tidak ada penurunan tekanan darah lansia
sebelum dan sesudah dilakukan senam hipertensi.
4.1.3 Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dilakukan terlebih
dahulu uji normalitas yang bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya
asumsi untuk pengujian hipotesis.. Apabila asumsi normalitas
terpenuhi maka pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian
adalah menggunakan pengujian parametrik, sedangkan apabila asumsi
normal tidak terpenuhi maka pengujian hipotesis yang digunakan
adalah non parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena responden lebih dari 50
orang. Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%. Apabila α >
0,05, maka data terdistribusi normal, sedangkan jika α <0,05 data
terdistribusi tidak normal.
Tabel 4.4Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov
No Kelompok VariabelKolmogorovSmirnov Z
pvalue Keterangan
1. PretestTekananDarah Lansia
1,740 0,005Tidak
Normal
2. PostestTekananDarah Lansia
2,208 0,000Tidak
Normal
48
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kelompok pretest
nilai pvalue sebesar 0,005 < 0,05 dan kelompok postest sebesar 0,000 <
0,05 maka, data berdistribusi tidak normal.
4.1.4 Analisis Bivariat
Hasil analisa data menggunakan Wilcoxon, adapun hasil pretest
dan posttest disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.5Hasil Uji Beda Wilcoxon
KelompokObservasi
RerataZhitung pvaluePre test Post test
Tekanan Darah Lansia 69,27 59,73 -1,542 0,123
Berdasarkan tabel 4.5 diketahuai bahwa nilai rerata kelompok
pretest sebesar 69,27 dan postest sebesar 59,73 dengan Zhitung sebesar -
1,542 (pvalue = 0,123 > 0,05) sehingga H0 diterima, artinya, tidak ada
pengaruh senam hipertensi dengan tekanan darah lansia di Posyandu
Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri.
49
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Karakteristik Responden
5.1.1 Umur
Secara teoritis, lansia memang cenderung mengalami peningkatan tekanan
darah seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi yang berkaitan dengan
usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-
arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan.
Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan
aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang kini tidak
elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi
aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus
dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik)
(Wolff , 2008). Adanya peningkatan umur, akan menyebabkan
peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta penurunan
sensitivitas pengaturan tekanan darah (refleks baroreseptor) pada usia
lanjut sehingga tekanan darah cenderung meningkat (Anggaraini (009).
5.1.2 Jenis Kelamin
Menurut Cortas prevalensi terjadinya hipertensi antara pria dan wanita
sama, namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskular sebelum
menopause, karena dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan HDL, dimana HDL berperan penting dalam pencegahan
50
aterosklerosis (Sylvia & Price, 2007). Bagi wanita (terutama usia 45-55
tahun) merupakan masa pre-menopause sehingga tekanan darah menjadi
meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh mulai hilangnya sedikit demi
sedikit hormon estrogen pada wanita yang berfungsi sebagai pelindung
pembuluh darah dari kerusakan. Hormon estrogen tersebut berperan dalam
meningkatkan kadar kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar kolesterol HDL yang tinggi bermanfaat untuk melindungi dan
mencegah terjadinya proses aterosklerosis pada pembuluh darah. Efek dari
perlindungan hormon estrogen ini merupakan imunitas bagi wanita usia
pre-menopause (Anggaraini, 2009).
5.1.3 Gambaran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Senam Hipertensi
Tekanan darah lansia setelah dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai
minimum sebesar 130/80 mmHg, maksimum 210/100 mmHg dan nilai
rata-rata sebesar 164/87 mmHg (hipertensi sedang), terdapat penurunan
tekanan darah meskipun tidak terlalu bermakna. Pada latihan ringan tidak
ada perubahan kadar aktivitas rennin dalam plasma, perubahan konsentrasi
aldosteron serum, maupun perubahan aktivitas angiotensin converting
enzyme yang bermakna, sehingga melalui latihan ringan tekanan darah
dapat menurun. Dengan kata lain, efek stimulasi sistem rennin angiotensin
bisa diatasi dengan latihan yang ringan. Kegagalan latihan untuk
menurunkan tekanan darah pada beberapa individu mungkin karena
perbedaan fungsi hemodinamik dan neuroendokrin (Kusmana, 2009).
51
5.2 Pengaruh Senam Hipertensi Dengan Tekanan Darah Lansia di Posyandu
Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri
Hasil analisis perbedaan tekanan darah diastolik pre test dan post test
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh senam hipertensi dengan tekanan
darah lansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri,
meskipun dalam rekapitulasi pengukuran tekanan darah lansia dapat dilihat
adanya penurunan tekanan darah setelah perlakuan senam hipertensi. Lansia
yang diberikan perlakuan sebelumnya belum pernah melakukan senam
hiertensi sedangkan manfaat latihan fisik baru bisa didapat jika peningkatan
aliran darah lewat aktivitas fisik berlangsung secara teratur dalam waktu
cukup lama 20 menit sampai satu jam, serta dilakukan secara teratur
(Kusmana, 2009).
Hasil penelitian yang berjudul Pelatihan Senam Lansia Menurunkan
Tekanan Darah Lansia di Banjar Tuka Dalung menunjukkan bahwa perbedaan
rata-rata tekanan darah sistolik, diastolik dan tekanan arteri rata-rata antar
kelompok sebelum perlakuan tidak menunjukkan perbedaan bermakna setelah
3 minggu perlakuan, Sedangkan setelah 6 minggu, dimana pada kelompok
perlakuan diberikan latihan senam lansia sebanyak 3 kali seminggu,
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sitolik,
diastolik dan tekanan arteri rata-rata antar kelompok (Mayuni, 2013).
Peningkatan atau penurunan tekanan darah diastolik dipengaruhi oleh
lamanya waktu beristirahat sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah
setelah senam, besarnya peningkatan dalam penggunaan oksigen maksimum
52
dan lamanya (dalam satuan minggu) senam dilakukan (Kelley dan Tran 2001).
Sehubungan dengan hal tersebut maka tidak adanya perbedaan yang bermakna
antara tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan senam hipertensi pada
penelitian ini kemungkinan disebabkan karena waktu penelitian singkat yang
memakan waktu 3 minggu Sehingga diperlukan waktu yang lebih panjang.
Beberapa studi menunjukkan bahwa olahraga membantu menurunkan
tekanan darah sistolik pada individu yang hipertensi, tetapi tidak semua studi
setuju dengan hal ini. Tidak semua individu akan mengalami penurunan
tekanan darah dengan melakukan program olahraga. Hal ini terjadi karena ada
beberapa orang yang tidak sensitif olahraga (exercise-insensitive), tidak
mengikuti aturan pengobatan, dan juga terjadi pada individu yang sensitif
terhadap garam (salt-sensitive) (Williams, 2005).
Variabel perancu dalam penelitian ini seperti pola makan, stres,
aktivitas fisik, genetik serta pengobatan farmakologis dalam penelitian ini tidak
dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga masih banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah pada lansia di desa Krandegan. Berdasarkan
wawancara dan observasi, para lansia di desa Krandegan hanya tinggal sendiri
atau tinggal bersama anggota keluarga yang juga lansia sehingga tidak ada
yang mengontrol pola konsumsi, aktifitas fisik dan olah raga maupun
pengobatan para lansia penderita hipertensi.
Mengingat banyaknya faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi
yang meliputi resiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan,
jenis kelamin, ras dan usia dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor).
53
yaitu obesitas, kurang olah raga atau aktivitas, merokok, minum kopi,
sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, alkohollisme, stres, pekerjaan,
pendidikan dan pola makan (Suhadak, 2010), maka pengendalian hipertensi
tidak cukup hanya dengan satu penatalaksanan saja tetapi pengendalian
tekanan darah memerlukan terapi obat -obatan yang sesuai, disertai perubahan
pola hidup dan pelaksanaan terapi anti hipertensi dengan penetapan jadwal
rutin harian minum obat (Stoskslager, 2008).
54
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh senam hipertensi dengan
tekanan darah lansia di posyandu lansia Desa Krandegan Kabupaten
Wonogiri. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tekanan darah lansia sebelum dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai
rata-rata sebesar 165/87 mmHg (hipertensi sedang).
2. Tekanan darah lansia setelah dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai
rata-rata sebesar 164/87 mmHg (hipertensi sedang).
3. Tidak ada pengaruh senam hipertensi dengan tekanan darah lansia di
Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri yang ditunjukkan
nilai rerata 69,27 dan postest sebesar 59,73 dengan Zhitung sebesar -1,542
(pvalue = 0,123 > 0,05).
55
6.2 Saran
Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi puskesmas dan masyarakat
Program Senam Hipertensi tetap dilaksanakan dengan tujuan sebagai
alternative intervensi yang dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan,
khususnya perawat komunitas untuk digunakan sebagai penatalaksanaan
nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi tanpa mengurangi atau menghindari terapi farmakologik yang
sudah berjalan.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai referensi khususnya bahan ajar Perawatan Kesehatan Komunitas
mengenai pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah lansia
3. Bagi peneliti lain
a. Diharapkan ada penelitian yang sama dengan rentang waktu yang lebih
lama.
b. Membandingkan efektifitas pengaruh senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah pada hipertensi ringan sedang dan berat.
c. Membandingkan pengaruh senam dalam menurunkan tekanan darah
dengan terapi nonfarmakologi lainnya, seperti diet rendah garam dan
tinggi serat.
d. Mempertimbangkan sarana komunikasi yang efektif agar pesan bisa
tersampaikan dengan kepada para lansia.
56
4. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan mengenai pengaruh senam hipertensi terhadap
tekanan darah lansia.
1
DAFTAR PUSTAKA
Adib. M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantungdan Stroke. Yogyakarta: Dianloka Pustaka.
Aditama, T. A. (2009). Profil Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungantahun 2008, Diakses 15 Januari 2015:http://www.pppl.depkes.go.id/images_data/PROFIL%20%20PP&PL%202008.pdf.
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI.Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (EdisiRevisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Astari, dkk. (2012). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Lansiadengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia di Banjar Kaja SesetanDenpasar Selatan. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan. FakultasKedokteran. Universitas Udayana Denpasar.
Brashers, Valentina. (2004). Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan &Manajemen. Ed 2 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Catatan PTM Desa Krandegan. (2014).
Depkes RI. (2009). Buku Pedoman Petugas Fasilitas Kesehatan. Jakarta: PT.Yankes.
Dinkes (Dinas Kesehatan). (2011). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun2011. Diakses: 10 Januari 2015, darihttp://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil2011/BAB%20I-VI%202011.pdf.
Fallen, R dan R. Budi Dwi K. (2010). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.Yogyakarta: Nuha Medika.
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.
IG. Agung Oka Mayuni (2013).Pelatihan Senam Lansia Menurunkan TekananDarah Lansia di Banjar Tuka Dalung. (online). Tesis. Denpasar.
Ismayadi. (2004). Proses Menua (Aging Proses), (online), Skripsi. Medan.
2
Junaidi, Iskandar. (2010). Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan.Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Karyadi. (2006). Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, JantungKoroner. Jakarta: Gramedia.
Kusmana, D. (2009). Hipertensi: Definisi, Prevalensi, Farmakoterapi danLatihan Fisik. Cermin Dunia Kedokteran.
Lilian Irmawati. (2013). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah padaLansia Penderita Hipertensi di Desa Leyangan Kecamatan UngaranTimur Kabupaten Semarang. Skripsi. PSIK STIKES Ngudi WaluyoUngaran.
Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:Salemba Medika.
Padmawinata.(2006). Cara Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Price, A. S. & Wilson M. L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas SumateraUtara.(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3595/1/keperawatan-ismayadi.pdf, diakses 31 Agustus 2013).
Sanif, Edial. (2009). Hipertensi Pada Wanita. Diakses 15 Januari 2015http://www.jantunghipertensi.com/hipertensi/78.html.
Sherwood, Lauralee. (2005). Fisiologi Kedokteran: Dari Sel Ke Sistem. Jakarta.
Stockslager, J.L. (2010). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik.Diterjemahkan oleh Nike B S. Jakarta: EGC.
Sugiarto A., (2007). Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada MasyarakatKabupaten Karanganyar. Universitas Diponegoro Semarang. Disertasi.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suhadak. (2010). Pengaruh Pemberian Teh Rosella Terhadap Penurunan TekananDarah Tinggi Pada Lansia Di Desa Windu Kecamatan KarangbinangunKabupaten Lamongan?”. Lamongan. BPPM STIKes MuhammadiyahLamongan.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. A., &Kusnandar. (2009). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
System Informasi Puskesmas (Simpus). (2014). Data Pasien Penderita PenyakitRawat Jalan: Hipertensi. Kab Wonogiri. Jateng.
Undang-Undang No. 13 Tahun 1998. Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.Jakarta.
Victor Moniaga, dkk. (2013). Pengaruh Senam Bugar Lansia terhadap TekananDarah Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 785-789.
Vitahealth. (2004). Hipertensi (Informasi Lengkap untuk Keluarga danPenderitanya). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Williams MS. (2005). Nutrition for Health, Fitness and Sport. New York: TheMegraw-Hill Companies.
Wolff, Hanns Peter. (2008). Hipertensi Cara Mendeteksi dan Mencegah TekananDarah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Yudik Prasetyo. (2007). Olahraga Bagi Penderita Hipertensi. Yogyakarta: FIKUNY.
4
Yuli Amran, dkk.(2010). Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadapPenurunan Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang Pada lanjut Usia. JurnalKesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 3, Desember 2010, hlm. 125-130.