PENGEMBANGAN AUTHENTIC ASSESSMENT BERBASIS SCIENCE PROCESS SKILL DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Zaenudin 11150161000005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
191
Embed
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47174/1/Zaenudin... · PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN AUTHENTIC ASSESSMENT BERBASIS SCIENCE
PROCESS SKILL DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Zaenudin
11150161000005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
v
ABSTRAK
Zaenudin (11150161000005). “Pengembangan Authentic Assessment BerbasisScience Process Skill dalam Pembelajaran IPA Terpadu”. Skripsi, ProgramStudi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengembangkan instrumen asesmenautentik berbasis science process skill pada konsep sistem pernapasan manusiauntuk siswa SMP kelas VIII 2) Menganalisis kelayakan produk yangdikembangkan serta 3) Mendeskripsikan profil hasil belajar siswa yang diukurdengan produk yang telah dikembangkan. Penelitian ini mengadaptasi model 4-Ddari Thiagarajan yang meliputi tahap define, design, develop dan disseminate.Namun, pada penelitian ini tidak dilakukan tahap disseminate (penyebaran).Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar validasi, lembartanggapan guru dan siswa. Uji coba dilakukan dua kali yakni skala kecil danskala besar. Analisis reliabilitas instrumen ini menggunakan InterclassCorrelation Coeffisiensts (ICC) dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0. Hasilpenelitian ini adalah produk berupa instrumen authentic assesment berbasisscience process skill yang valid dan reliabel untuk mengukur hasil belajar siswa.Instrumen penilaian ini memiliki skor 83,89 dalam kriteria sangat layak,sedangkan koefisien reliabilitas menunjukkan 0,905, 0,891, 0,912, 0,927 untukpenilaian portofolio pada pertemuan 1 sampai 4 yang berarti masuk dalamkategori sangat tinggi. Koefisien reliabilitas untuk penilaian diri, penilaian sikap,dan instrumen tes pilihan ganda secara berurutan yaitu: 0,904, 0,885, 0,860 yangberarti masuk dalam kategori sangat tinggi, dan instrumen tes uraian denganangka koefisien reliabilitas 0,792 masuk dalam kategori tinggi. Adapun hasilbelajar siswa pada aspek science process skill dengan indikator keterampilanbertanya, observasi, prediksi, interpretasi dan komunikasi masing-masingmemperoleh kriteria baik. Hasil penilaian sikap dan penilaian diri siswa, keduanyamemperoleh kriteria baik. Dan ketuntasan pada penilaian pengetahuan diperoleh70% siswa tuntas.
Kata Kunci : Authentic Assessment, Portofolio, Science Process Skill, PenilaianSikap, Penilaian Diri, Instrumen Tes.
vi
ABSTRACT
Zaenudin (11150161000005). "Authentic Development of Assessment Based onScience Process Skill in Integrated Science Learning". Thesis, BiologyEducation Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty ofTarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic UniversityJakarta, 2019.
This study aims to 1) Develop authentic assessment tools based on scienceprocess skills on the concept of human respiratory systems for junior high schoolstudents of class VIII 2) Analyze the feasibility of developed products and 3)Describe the profile of student learning outcomes as measured by products thathave been developed. This study adapted the 4-D model from Thiagarajan whichincluded the define , design, develop, and disseminate. But, disseminate step wasnot done. The instruments used were interview guides, validation sheets, teacherand student response sheets. The trials were carried out twice, in small scale andlarge scale. Reliability analysis of the instrument using Interclas CorrelationCoefficient (ICC) with the help of SPSS 20.0 application. The results of this studyis the product of authentic assessment instruments based on science process skillsthat are valid and reliable for measuring student learning outcomes. Thisvaluation instrument has a score of 83.89 in very feasible criteria, while thereliability coefficient shows 0.905, 0.891, 0.912, 0.927 for portfolio assessmentsin meetings 1 to 4 which means it is in a very high category. And the reliabilitycoefficients for self-assessment, attitude assessment, multiple-choice testinstruments and essay are sequentially, there are: 0.904, 0.885, 0.860 whichmeans that they fall into a very high category, and reliability coefficient for essaytest instrument there are 0.792 which is in the high category. The student learningoutcomes in the aspects of science process skills with indicators of questioningskills, observation, prediction, interpretation and communication, each of whichgets the good criterion. Both the results of attitude assessment and self-assessmentget the criteria of good. And the completeness in the assessment of knowledgegained 60% of students completed.
Puji syukur, penulis ucapkan ke hadirat Tuhan YME, Allah SWT yang telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikanpenelitian akhir yang dipresentasikan dalam bentuk karya tulis berjudul“Pengembangan Authentic Assessment Berbasis Science Process Skill dalamPembelajaran IPA Terpadu”. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINJakarta
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi danPenasehat akademik.
3. Meiry Fadilah Noor, M.Si, Sekertaris Program Studi Pendidikan Biologi.4. Dr. Sofyan, M.Pd dan Mufida Awalia Putri, M.Pd, dosen pembimbing
yang sudah memberikan arahan, masukan serta bersedia meluangkanwaktu, pikiran dan tenaga ditengah kegiatan yang begitu padat sehinggaterselesaikannya skripsi ini.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd dan Nengsih Juanengsih, validator ahli yang telahmemberikan saran dan masukan pada pengembangan produk dalampenelitian ini
6. Yayah Zakiah, M.Pd dan Tatang Suhendi, S.Pd, validator teknis yang telahmemberikan saran dan masukan pada pengembangan produk dalampenelitian ini, serta membantu dalam pelaksanaan pembelajaran denganmenggunakan produk pada penelitian ini
7. Kepala MTs Pembangunan UIN Jakarta, Momon Mujiburrahman, M.A.dan Kepala SMPN 19 DKI Jakarta, Drs. Joko Suramto,M.Pd. yang telahmemberikan kesempatan untuk melaksanaan observasi dan penelitian diSekolah
8. Nurul Rihsa Novianti, Astri Nuryanti dan Afrizal Purwadi, validatorpembanding dan terima kasih sekali lagi meluangkan waktunya untukmenjadi menjadi rater dan membantu di lapangan selama penelitian iniberlangsung.
9. Ny. Sofyah, Ibu tercinta yang sudah mengasuh, mendidik, danmemperlihatkan bagaimana semesta itu bekerja untuk mendukung penelitiselama ini. Semoga jasanya diridai dan diberkati oleh Tuhan.
viii
10. Nurul Faizah Rozy,M.TI, dosen Jurusan Teknik Informatika UIN Jakartadan sebagai sosok yang sudah menjadi ibu angkat bagi peneliti, dansupport peneliti semenjak KKN dan sampai saat ini.
11. Dr. Kadir, dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Jakarta dan YudithaIchsani, M.TI, dosen Jurusan Teknik Informatika yang sudah membantudalam analisis data pada penelitian ini.
12. Teman-teman mahasiswa UIN Jakarta, khususnya mahasiswa PendidikanIlmu Pengetahuan Alam.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalampenelitian ini. Semoga Tuhan memberikan balasan yang melimpah. Amin.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan oleh pihak-pihak yangdisebutkan di atas mendapatkan balasan dari Tuhan. Semoga hasil penelitian inidapat dimanfaatkan dan dapat dikembangkan oleh peneliti lainnya untukkemajuan di bidang pendidikan IPA, khususnya di ranah penilaian dan evaluasipembelajaran.
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1B. Identifikasi Masalah...............................................................................5C. Pembatasan Masalah..............................................................................5D. Rumusan Masalah..................................................................................6E. Tujuan Penelitian...................................................................................6F. Manfaat Penelitian.................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................8
A. Deskripsi Teoretis..................................................................................81. Model Pengembangan......................................................................8
a. Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan....................8b. Macam-Macam Model Pengembangan......................................8
3. Science Process Skill/ Keterampilan Proses Sains.........................14
x
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains.....................................14b. Peran Keterampilan Proses Sains.............................................14c. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains.....................................15
4. Konsep Sistem Pernapasan............................................................175. Penilaian Hasil Belajar...................................................................18
a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar...........................................18b. Aspek Sikap dan Jenis Teknik Penilaiannya............................19c. Aspek Pengetahuan dan Jenis Teknik Penilaiannya................21d. Aspek Keterampilan dan Jenis Teknik Penilaiannya...............24
B. Penelitian Relevan................................................................................28C. Kerangka Berpikir................................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................34
A. Model Pengembangan................................................................................34B. Prosedur Pengembangan............................................................................34C. Desain Uji Coba.........................................................................................39D. Subjek Uji Coba.........................................................................................39E. Teknik dan Instrumen Penelitian...............................................................39F. Teknik Analisis Data .................................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................46
A. Deskripsi Hasil Pengembangan..................................................................46B. Pembahasan................................................................................................60C. Kajian Produk Akhir..................................................................................68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................69
A. Kesimpulan................................................................................................69B. Saran..........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................70
Tabel 4.12 Persentase Penilaian Diri Siswa...........................................................58
Tabel 4.13 Data Akhir Penilaian Sikap Siswa.......................................................58
Tabel 4.14 Data Hasil Belajar Ranah Keterampilan..............................................59
Tabel 4.15 Persentase Rata-Rata Science Process Skill Siswa..............................59
Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Aspek Pengetahuan...............................................60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir..................................................................33
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Instrumen...........,............................34
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Science Process Skill Siswa..................................66
Gambar 4.2 Persentase Rata-Rata Science Process Skill tiap Pertemuan.............67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Hasil Wawancara.........................................................................732. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian....................................................................753. Lembar Validasi dan Kriteria Penilaian Validasi.......................................834. Rekapitulasi Data dan Analisis Validasi....................................................875. Masukan dan Saran Hasil Validasi............................................................886. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa dan Guru...........................................897. Contoh Angket Tanggapan Siswa..............................................................918. Contoh Angket Tanggapan Guru...............................................................929. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa dan Guru......................................9310. Rekapitulasi Hasil Penilaian Portofolio Uji Coba Skala Kecil..................9411. Reliabilitas Instrumen Penilaian Portofolio...............................................9812. Rekapitulasi Hasil Penilaian Sikap Uji Coba Skala Kecil.......................10113. Reliabilitas Instrumen Penilaian Observasi Sikap...................................10214. Rekapitulasi Hasil Penilaian Diri Uji Coba Skala Kecil..........................10315. Reliabilitas Instrumen Penilaian Diri.......................................................10416. Rekapitulasi Hasil Tes Pilihan Ganda dan Analisis Butir Soal................10517. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda..........................10718. Rekapitulasi Hasil Tes Uraian..................................................................10919. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Uraian.....................................11020. Hasil Belajar Ranah Keterampilan Uji Coba Skala Besar.......................11121. Hasil Belajar Ranah Sikap Uji Coba Skala Besar....................................11322. Hasil Belajar Ranah Pengetahuan............................................................11823. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran........................................................12224. Produk Akhir Instrumen Asesmen Autentik ...........................................135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan di abad ke-21 telah mengalami pergeseran dari seluruh aspek
kehidupan dari masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya kemajuan besar-
besaran di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia dituntut agar
memanfaatkan kemajuan teknologi, untuk bisa mengembangkan potensi diri
sehingga mampu memberikan dampak positif untuk negaranya terlebih untuk
kemaslahatan umat di Seluruh dunia. Kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan pula memberikan manfaat di bidang pendidikan guna
meningkatkan mutu pendidikan. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat
membuat generasi mudanya memiliki kompetensi yang dibutuhkan di Dunia
nyata, termasuk memajukan ilmu pengetahuan dan masuk siklus berikutnya
yang terus menerus selama peradaban manusia berlangsung.
Mutu pendidikan di Indonesia distandarkan oleh adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 mengenai Standar Pendidikan Nasional,
yang isinya memuat standar mutu pendidikan sehingga tercapainya tujuan
pendidikan. Adapun tujuan pendidikan nasional, pendidikan dapat dikatakan
bermutu apabila pendidikan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dan memajukan kebudayaan nasional. Untuk merealisasikan tujuan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan inovasi dan
merevisi kebijakan nasional secara periodik, termasuk melahirkan kurikulum
2013 atau sering disebut sebagai kurtilas.
Pergeseran paradigma pembangunan di abad ke-21 mendorong perbaikan
kurikulum termasuk kegiatan pembelajaran dan penilaian siswa.1 Pembelajaran
di Sekolah hari ini, idealnya tidak hanya menekankan pada ranah kognitif atau
1 Kunandar, Penilaian Autentik : Penilaian Hasil Belajar Siswa berdasarkan Kurikulum 2013Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2013),hlm.16.
2
penalaran akal semata, tetapi ditekankan pada tiga aspek belajar yakni sikap,
keterampilan dan pengetahuan dasar yang relevan dengan kebutuan manusia
dan tuntutan zaman. Pembelajaran konvensional yang mengandalkan metode
ceramah menjadikan siswa kurang mampu menjawab soal tipe Higher Order
Thinking Skill (HOTS). Hal ini dibuktikan dari hasil studi oleh Program for
International Studens Assesment (PISA) pada tahun 2015, yaitu studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan sains, yang
memperlihatkan peringkat Indonesia yang hanya bisa menduduki 10 besar
terbawah dari 72 negara. Begitupun Hasil studi Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukkan siswa Indonesia
berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi
yang komplek, (2) teori, analisis dan problem solving, (3) penggunaan alat,
prosedur dan pemecahan masalah serta (4) melakukan investigasi. Berdasarkan
kedua kajian tersebut, menunjukkan perlu adanya perubahan orientasi
kurikulum dengan tidak membebani siswa dengan konten namun pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta
dalam membangun negara pada masa mendatang.2 Oleh sebab itu, perlu
pembaharuan dalam desain pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat
berlangsung optimal.
Kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh manajemen kelas yang
memuat perencanaan (planning), pelaksanaan (realization), dan evaluasi
(evaluation). Terkait mengenai evaluasi, di dalamnya terdapat kegiatan
penilaian. Penilaian (assessment) hasil belajar menurut Permendikbud nomor
23 tahun 2016 merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta siswa. Penilaian hasil belajar
siswa pada pendidikan dasar dan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Aspek penilaian yang multidimensi, tidak mungkin hanya
diukur dengan soal pilihan ganda, karena tidak dapat mengukur aspek sikap
dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, kurikulum 2013 menekankan
penggunaan penilaian autentik (Authentic Assessment) dalam penilaian hasil
belajar siswa.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan asesmen autentik dapat
digunakan untuk menilai kesiapan siswa, proses serta hasil belajar siswa secara
utuh.3 Penilaian autentik menilai proses pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa, sehingga sistem penilaianpun perlu dikembangkan sesuai dengan model
yang digunakan. Mengenai model yang digunakan selama proses pembelajaran
hendaknya sesuai dengan konsep yang disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran benar-benar tercapai. Konsep yang bersifat kontekstual seperti
sistem organ pada manusia yang dapat disampaikan dengan berbagai model
pembelajaran. Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat menjadi suatu
pendekatan dalam pembelajaran IPA yang berorientasi pada proses sains yang
tidak mementingkan konsep, tetapi menuntut pengembangan proses secara
utuh berupa metode ilmiah dalam pelaksanaannya.4 Pendekatan Science
Process Skill merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
proses sains secara utuh sehingga menjadi kewajiban guru IPA dalam
menyampaikan materi menggunakan pendekatan tersebut yang dikombinasikan
dengan model saintifik sebagaimana arahan kurikulum 2013.
Berdasarkan studi pendahuluan pada penelitian ini, berupa wawancara
dengan dua orang guru IPA terpadu dari dua sekolah (Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta dan SMPN 19 DKI Jakarta) menunjukkan
pembelajaran IPA terpadu masih memiliki beberapa kelemahan dari segi
pembelajaran seperti sulitnya memadukan antar materi IPA (Fisika, Kimia dan
Biologi), menyiapkan alat peraga atau demonstrasi, serta menyiapkan
perencanaan praktikum. Hal ini tak berbeda jauh dari cara guru melakukan
penilaian yang mayoritas penilaian hasil belajar siswa masih menggunakan tes
prestasi berupa tes multipel choice, isian singkat dan uraian.5
3 Kunandar, op.cit., hlm.12.4 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), hlm.78.5 Wawancara dengan Yayah Zakiah dan Tatang Rohendi, Tanggal 15 November 2018 di
Jakarta
4
Hasil studi pendahuluan ini sesuai dengan pendapat Wulan yang
menyatakan bahwa informasi hasil tes prestasi belajar sering dijadikan alat
utama untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran.6 Penggunaan tes
prestasi belajar sebagai alat utama penilaian kurang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang sekarang terfokus pada proses berpikir tingkat tinggi dan
berbasis kompetensi dibandingkan sekedar memperoleh pengetahuan faktual
dan keterampilan dasar. Tujuan pembelajaran ini dapat dicapai dengan
menggunakan penilaian autentik sedangkan tes pilihan ganda kurang sesuai
untuk digunakan.7 Asesmen autentik dapat menilai dimensi proses dan hasil
belajar yang tidak tergali oleh tes. Wulan menyarankan untuk menggunakan
asesmen autentik untuk melengkapi tes prestasi belajar.8
Terdapat banyak konsep dalam pembelajaran IPA terpadu di tingkat SMP
yang memuat konsep terpaduan dari satu konten dengan konten lainnya.
Konsep sistem pernapasan pada manusia merupakan konten biologi yang
isinya mengenalkan siswa pada organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia, membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi, membedakan jenis
mekanisme pernapasan (dada dan perut), memahami mekanisme pertukaran
gas O2 dan CO2, dan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan.
Mekanisme pertukaran gas adalah irisan konten biologi dan konsep tekanan zat
fluida pada konsep fisika yang jarang ditekankan dalam proses pembelajaran.
Padahal konsep tersebut dapat membantu siswa untuk memahami mekanisme
masuk dan keluarnya gas oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh yang
berhubungan dengan metabolisme dan proses biokimia, sehingga siswa tidak
hanya memahami proses keluar-masuknya oksigen dalam tubuh, tetapi
memahami pula hubungan konten biologi dengan konsep fisika serta kaitannya
dengan bab sebelumnya, yakni bab sistem pencernaan. Hal ini diperlukan agar
6 Ana Ratna Wulan, Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi, SeminarNasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk MenunjangProfesionalisme,2007, hlm. 381.
7 Kirschner, A Five- Dimensional Framework for Authentic Assessment, Journal ETR&D,Vol.52, 2004, hlm.68.
8 Wulan, loc.cit.
5
pembelajaran IPA Terpadu benar-benar disajikan secara terpadu dan berarti,
serta memberi pemahaman konsep IPA pada siswa secara utuh.
Saat ini masih sedikit penelitian yang bertemakan asesmen autentik berbasis
Science Process Skill atau keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA
terpadu dan sebagaimana uraian latar belakang yang telah dikemukakan,
sehingga kajian ini menjadi menarik untuk diteliti. Memahami keterkaitan
antar konsep sains dalam mempelajari IPA terpadu pada bab sistem pernapasan
dengan konsep fisika pada konsep tekanan zat menjadi salah satu latar
belakang dari penelitian ini. Peneliti tertarik untuk mengembangkan asesmen
autentik berbasis Science Process Skill dengan judul penelitian
“Pengembangan Aunthentic Assessment Berbasis Science Prosess Skill dalam
Pembelajaran IPA Terpadu”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
dipaparkan sebagai berikut:
1. Kurikulum 2013 menginstruksikan kegiatan pembelajaran yang berorientasi
pada keaktifan siswa, akan tetapi realita praktik pembelajaran masih
berorientasi pada guru.
2. Kurangnya sosialisasi dan minimnya contoh penilaian autentik yang
dampaknya guru kurang mampu beradaptasi pada perkembangan
kurikulum.
3. Penggunaan asesmen autentik dalam pembelajaran IPA terpadu belum
banyak digunakan guru.
4. Penilaian pembelajaran IPA Terpadu belum mencakup semua ranah hasil
belajar (sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian yang dilakukan
guru masih berorientasi pada ranah pengetahuan, sehingga hanya dapat
mengukur kemampuan kognitif siswa.
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan
produk berupa instrumen penilaian berbasis Science Process Skill pada konsep
sistem pernapasan manusia tepatnya pada kompetensi dasar 3.9 dan 4.9 dalam
6
konsep sistem pernapasan pada manusia. Instrumen penilaian yang dibuat
berupa authentic assessment yang memuat penilaian portofolio, penilaian sikap
dan penilaian tes berupa pilihan ganda dan uraian. Penelitian yang dilakukan
ini difokuskan pada pengembangan instrumen authentic assessmen berupa
portofolio assessment berbasis Science Process Skill (Keterampilan Proses
Sains), Penilaian sikap berupa Lembar Observasi dan Penilaian diri, serta
Instrumen Tes berupa pilihan ganda dan uraian pada konsep sistem pernapasan
manusia untuk mengukur hasil belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah asesmen autentik berupa portofolio berbasis Science Process Skill
yang dikembangkan layak?
2. Bagaimana karakteristik asesmen autentik berbasis Science Process Skill
pada konsep sistem pernapasan manusia dalam pembelajaran IPA terpadu
untuk siswa SMP kelas VIII ?
3. Bagaimana profil hasil belajar siswa SMP kelas VIII pada konsep sistem
pernapasan manusia yang diukur menggunakan asesmen autentik berbasis
Science Process Skill yang dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan produk berupa asesmen autentik berbasis Science Process
Skill pada konsep sistem pernapasan untuk siswa SMP kelas VIII.
2. Menganalisis apakah instrumen asesmen autentik berbasis Science Process
Skill yang dikembangkan layak digunakan pada konsep sistem pernapasan
untuk siswa SMP kelas VIII.
3. Mendeskripsikan profil hasil belajar yang diukur menggunakan asesmen
autentik berbasis Science Process Skill pada konsep sistem pernapasan pada
manusia untuk siswa SMP kelas VIII.
7
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka manfaat dari pengembangan
instrumen penilaian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, pengembangan penilaian autentik berbasis science
process skills pada pembelajaran IPA terpadu diharapkan dapat
bermanfaat untuk memberikan kontribusi pada perkembangan dan
kemajuan dunia pendidikan terutama pada bidang evaluasi dan science
integrated yang bersesuaian dengan kurikulum dan memenuhi standar
kelayakan.
2. Manfaat Praktis
Pengembangan authentic assessment berbasis Science Process Skill
pada pembelajaran IPA terpadu bermanfaat untuk berbagai pihak, yakni
bagi guru, siswa dan bagi peneliti pribadi.
a. Bagi Guru
Instrumen yang dikembangkan dapat dijadikan suatu variasi
penilaian untuk mengembangkan science process skills siswa.
b. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman belajar secara langsung sehingga
siswa termotivasi untuk menguasai kompetensi yang diajarkan
secara teori sekaligus praktik dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan cara mengembangkan
instrumen asesmen autentik yang dapat digunakan untuk
mengetahui dan membenahi ketercapaian kompetensi siswa.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pengembangan
Menurut Sugiyono, “Metode penelitian dan pengembangan atau dalam
bahasa inggrisnya Research and Development (R&D) adalah Metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut”. 1 Dalam pengembangan perangkat
pembelajaran terdapat tiga macam model pengembangan perangkat yang
populer, yaitu model Dick-Carey, Model Four-D, dan Model Kemp.2
Pengembangan perangkat menurut Kemp sebagaimana dikutip Trianto,
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah
pengembangannya berhubungan langsung dengan kegiatan revisi.
Pengembangan produk dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus
tersebut. Pengembangan produk model Kemp memberi kesempatan kepada
para peneliti untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena
kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada
tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.3
Model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall memiliki tujuan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam
dunia pendidikan. Pada dasarnya penelitian pengembangan bersifat
longitudinal atau bertahap. Diawali dengan penelitian berbasis kebutuhan
sehingga dihasilkan produk yang bersifat hipotetik yang dijadikan metode
penelitian dasar. Selanjutnya menguji produk tersebut dan digunakan dalam
eksperimen. Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. 4
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.407. 2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.81. 3 Ibid. 4 Sugiyono, op.cit, hlm.9-11.
9
Model pengembangan dari Plomp memberikan kerangka desain
pengembangan dalam dunia pendidikan yang terbagi dalam 5 fase, yaitu: (1)
fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase
tes, evaluasi dan revisi serta (5) fase implementasi.5
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh
Thiagarajan, Semmel dan Semmel adalah model 4-D sebagaimana dikutip
dalam Trianto, model ini terdiri dari 4 tahapan yaitu Define, Design,
Develop, dan Disseminate atau diadaptasi menjadi Model 4-P, yaitu
Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.6
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut :
a. Tahap Pendefinisian (Define).
Tujuan tahap ini adalah menentukan dan mendefinisikan syarat-syarat
produk yang akan dikembangkan yang diawali dengan analisis tujuan
dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Terdapat 5
langkah pokok dalam tahapan ini, yaitu: analisis ujung depan, analisis
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan
pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design).
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe atau model produk
yang akan dikembangkan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu : (1)
Penyusunan tes acuan patokan,(2) Pemilihan media yang sesuai tujuan,
untuk menyampaikan materi pelajaran,(3) Pemilihan format.
c. Tahap Pengembangan (Develop).
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan produk yang sudah
diperbaiki berdasarkan masukan dari ahli. Tahap ini meliputi: (a)
Validasi perangkat oleh para ahli dan diikuti dengan revisi, (b) Simulasi
5 Hobri, Metode Penelitian Pengembangan: Development Reseach (Jember: Universitas Jember,
2009),hlm.24. 6 Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I.Semmel, Instructional
Development for Training Teacher of Exceptional Children. (Blommington, Indiana: Indiana
University, 1974), hlm. 15-142.
10
yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran (c) Uji coba
terbatas. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah
berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai
dengan kelas sesungguhnya.
d. Tahap Penyebaran (Disseminate).
Tahapan ini merupakan tahap penggunaan produk yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih besar misalnya di kelas lain, di
sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji
efektivitas penggunaan produk di dalam kegiatan pembelajaran.7
Dari berbagai model yang telah diuraikan, maka peneliti memilih untuk
menggunakan model 4-D dari Thiagarajan dalam mengambangkan
perangkat penilaian autentik berbasis science process skill. Penilaian
merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran untuk mengukur proses
belajar siswa. Alur dari model 4-D dipandang memiliki sistematika yang
bersesuaian dengan arah dan maksud peneliti dalam mengembangkan
produknya. Akan tetapi, pada penelitian ini tidak dilakukan tahap
penyebaran. Kegiatan pengidentifikasian seperti menganalisis siswa dan
kebutuhan guru mengenai perangkat penilaian yang secara paripurna dapat
menciptakan suatu produk berupa perangkat penilaian.
2. Authentic Assessment
Istilah asesmen mulai dikenal di Indonesia tahun 1994, yaitu ketika
diimplementasikan dalam Kurikulum 1994, namun asesmen mulai
dikembangkan setelah peluncuran Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004.8
Mulai saat itu, asesmen identik dengan penilaian, sedangkan literatur tahun
1970-1990 menyebut penilaian sebagai evaluasi. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran, guru dihadapkan dengan tiga
istilah yang sering dikacaukan pengertiannya atau justru digunakan
7 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), hlm.65-68. 8 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, Teori, dan Asesmen, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm.263.
11
bersama. 9 Ketiga istilah tersebut yaitu pengukuran, penilaian dan tes.
Pengukuran dalam proses pembelajaran diartikan sebagai cara guru untuk
mengetahui capaian dari proses dan hasil belajar siswa yang dituliskan
dalam bentuk angka-angka. Angka yang didapat masih berupa data mentah
yang baru memiliki makna ketika dibandingkan dengan patokan atau
kriteria tertentu. Proses tersebut dinamakan evaluasi. Kegiatan mengukur
maupun mengevaluasi perlu menggunakan alat ukur yang sesuai, yang
disebut dengan tes.
Menurut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan, asesmen/ penilaian oleh guru bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan. Asesmen dalam pembelajaran di dalam kelas
disusun menggunakan tahapan berupa perencanaan, penyusunan alat
penilaian, dan pengumpulan informasi yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar siswa. 10 Teknik yang digunakan dalam asesmen dapat berupa
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
melalui kumpulan hasil kerja siswa (portofolio) dan penilaian diri (self-
assessment).
Menurut American Library Association dalam Majid, penilaian autentik
(authentic assessment) adalah proses evaluasi untuk mengukur kinerja,
prestasi, motivasi, dan sikap-sikap siswa pada aktivitas yang relevan. 11
Menurut Kunandar, asesmen autentik merupakan kegiatan menilai siswa
yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai.12 Asesmen autentik
adalah bentuk penilaian yang menghendaki siswa menampilkan sikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
9 Hamzah.B.Uno dan Koni Satria, Assessment Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm.2. 10 Ibid., hlm.4. 11 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.57. 12 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.35.
12
pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
Istilah autentik merujuk kepada situasi nyata atau realita kontekstual sebagai
tugas yang diajukan. Suatu asesmen dikatakan autentik ketika asesmen
tersebut dapat mengukur produk atau kinerja siswa yang bermakna, selain
dari prestasi di sekolah.13 Dari beberapa definisi diatas, asesmen autentik
adalah suatu bentuk penilaian yang menilai kemampuan atau keterampilan
yang diterapkan siswa dalam melakukan tugas-tugas nyata yang bermakna
dalam kehidupan sehari-hari.
Asesmen autentik sering disebut asesmen kinerja (performance asesment)
karena asesmen ini menuntut siswa melakukan kerja yang bermakna.
Asesmen autentik dikatakan juga asesmen alternatif (alternative assessment),
karena difungsikan sebagai pengganti penilaian tradisional, Asesmen
autentik juga disebut penilaian langsung (direct assessment), karena
memberikan lebih banyak bukti langsung dari pengaplikasian pengetahuan
dan keterampilan siswa, serta disebut realistic assessment karena
berhubungan dengan penerapannya di dunia nyata.14
Asesmen autentik sejalan dengan pembelajaran konteksual dan
konstruktivis. Adapun prinsip-prinsip dari asesmen autentik menurut
Muchtar antara lain: (1) proses penilaian terintegrasi dalam proses
pembelajaran, (2) masalah yang diangkat merupakan isu dunia nyata, bukan
sekolah, (3) menggunakan metode, ukuran dan kriteria yang sesuai dengan
pengalaman belajar, dan (4) bersifat holistik. 15 Asesmen autentik juga
memiliki beberapa ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Kunandar, yaitu:
a. Harus dapat mengukur semua aspek pembelajaran. Aspek pembelajaran
yang dimaksud adalah semua proses dan kinerja siswa selama
pembelajaran serta produk yang dihasilkannya. Kinerja dan produk yang
dihasilkan siswa juga harus mencerminkan kompetensi yang akan diukur.
b. Penilaian dilakukan selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Hal
ini bertujuan untuk mengukur kompetensi proses siswa dan
kompetensinya setelah kegiatan pembelajaran berakhir.
c. Penilaian menggunakan cara dan sumber yang bervariasi. Teknik
penilaian tidak harus selalu sama, namun disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi.
d. Tes hanya salah satu alat pengumpul data. Tes prestasi belajar biasanya
digunakan sebagai alat utama pengumpulan data penguasaan kompetensi
siswa. Penilaian autentik juga menggunakan tes, namun hanya sebagai
salah satu alat pengumpul data. Alat utama berupa non-tes yang
mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya.
e. Tugas yang diberikan adalah tugas nyata yang mencerminkan kehidupan
nyata siswa.
f. Penilaian autentik menekankan pada kedalaman pengetahuan dan
keterampilan, bukan keluasannya.16
Berdasarkan pengertian dan uraian tentang asesmen autentik, dapat
disimpulkan bahwa asesmen autentik merupakan proses pengumpulan data
kemampuan siswa secara holistik dengan melibatkan tugas nyata sehingga
siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam kompetensi sikap
spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Tugas nyata berupa tugas
yang berhubungan atau dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan
merupakan isu faktual yang terjadi disekitar mereka. Pengumpulan data
secara autentik dilakukan dalam bentuk penilaian proyek, penilaian diri,
penilaian teman, penilaian sikap, serta tes objektif.
Berdasarkan pemaparan penilaian autentik tersebut, maka penilaian yang
dikembangkan dalam penelitian ini meliputi penilaian sikap (berupa lembar
observasi tertutup dan penilaian diri), penilaian pengetahuan (berupa tes
pilihan ganda dan uraian) dan penilaian keterampilan (berupa portofolio
dalam bentuk laporan pembelajaran)
16 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.38-39.
14
3. Keterampilan Proses Sains
Menurut Indrawati dalam Trianto, “Keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan”. 17 Kemudian Widayanto menyatakan,
“Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga
menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti”.18
Mengajarkan keterampilan proses pada siswa berarti memberi kesempatan
kepada mereka untuk melakukan sesuatu bukan hanya membicarakan
sesuatu tentang sains.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual
terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan
akalnya. Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses karena
siswa melibatkan pengunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat. Dengan keterampilan sosial bertujuan siswa berinteraksi
dengan sesamanya dalam pembelajaran, misalkan mendiskusikan hasil
pengamatan. 19
Menurut Trianto, keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan
dalam pengajaran IPA karena keterampilan proses mempunyai peran peran
sebagai berikut:
a. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
c. Meningkatkan daya ingat
d. Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan
sesuatu
17 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.144. 18 Widayanto,”Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui
Kit Optik”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.5, No.1, 2009, hlm.2. 19 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), hlm.78.
15
e. Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.20
Melatihkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran merupakan
salah satu cara untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, karena dengan
melatihkan keterampilan proses sains, siswa akan menemukan sendiri
pengetahuannya melalui eksperimen sehingga materi pelajaran akan mudah
dipahami dan diingat dalam waktu yang relatif lama.
Jenis-jenis keterampilan proses sains, adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan (Observasi)
Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap
dan peraba. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari
hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.
b. Menafsirkan pengamatan (Interpretasi)
Mencatat setiap pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan
dan menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan dan
menyimpulkannya atau dapat diartikan pula menjelaskan makna
informasi yang telah dikumpulkan.
c. Mengelompokkan (Klasifikasi)
Dalam proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan
seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari
kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
d. Meramalkan (Prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
e. Berkomunikasi
Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan data
empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas.
f. Berhipotesis
20 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012) , hlm.148.
16
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan
berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah,
karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkadang cara untuk
mengujinya.
g. Merencanakan Percobaan atau Penyelidikian
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam
keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Menentukan
variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan,
menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa
yang diamati, diukur dan ditulis, serta menentukan cara dalam
penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara
mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dapat merencanakan
penyelidikanpun terlibat kegiatan menentukan cara mengolah data
sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
h. Menerapkan konsep atau prinsip
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti siswa
menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila
siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
i. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang
apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang
hipotesis. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar
bertanya tetapi melibatkan pikiran.21
Rezba seperti dikutip Subali, membagi keterampilan proses sains menjadi
dua, yaitu: (a) keterampilan dasar (basic skill) dan (b) keterampilan
mengelola/memroses (process skill).22 Keterampilan – keterampilan dasar
terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi,
21 Nuryani Rustaman, op. cit. hlm.78-81. 22 Bambang Subali, “Bias Item Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan Modifikasinya
sebagai Tes Kreativitas”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,2010, hlm.312.
17
memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data, dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan
dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan
melaksanakan eksperimen.
Sesuai dengan penjelasan mengenai keterampilan proses sains tersebut,
maka adaptasi keterampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi observasi, mengajukan pertanyaan, prediksi, interpretasi dan
berkomunikasi.
4. Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia
Kompetensi dasar mengenai sistem pernapasan manusia yakni
Kompetensi dasar 3.9 yaitu menganalisis sistem pernapasan pada manusia
dan memahami gangguan pada sistem pernapasan, serta upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan. Kompetensi dasar 4.9 yakni menyajikan karya
tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan. Penelitian terfokus
pada kedua kompetensi dasar ini sehingga mencakup satu bab penuh sistem
pernapasan pada manusia.
Konsep sistem pernapasan pada manusia merupakan konsep biologi pada
pelajaran IPA terpadu yang berisi mengenai definisi dan fungsi bernapas,
konsep pernapasan yang terdiri dari eksternal dan internal, organ penyusun
sistem pernapasan, jenis pernapasan, mekanisme pertukaran gas, kapasitas
paru-paru dan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan manusia.
Jabaran materi pada konsep sistem pernapasan manusia dimulai dari
konsep pernapasan dalam tubuh manusia yang meliputi proses masuknya
oksigen ke paru-paru, pengikatan dan pengangkutan oksigen oleh darah
menuju sel-sel di seluruh tubuh dan mengoksidasi atau membakar makanan
dalam sel sehingga didapatkan energi yang berguna untuk aktivitas manusia
18
dan produk sisa oksidasi berupa karbon dioksida dan uap air yang akan
dikeluarkan oleh tubuh.23
Secara garis besar, organ pada sistem pernapasan manusia meliputi
hidung, saluran pernapasan (trakea, bronkus dan bronkiolus), dan paru-paru
yang dari organ tersebut, gas O2 dan CO2 keluar dan masuk organ tubuh
secara bergantian melalui mekanisme pernapasan yakni inspirasi dan
ekspirasi serta dilanjutkan dengan mekanisme pertukaran gas di paru-paru
melalui konsep difusi dan tekanan parsial.
Pada konsep sistem pernapasan manusia, dibahas pula mengenai
frekuensi pernapasan dan faktor yang mempengaruhinya seperti usia, jenis
kelamin dan jenis aktivitas manusia.24 Selain itu, volume udara pernapasan
menjadi cakupan materi yang dibahas untuk mengetahui volume tidal,
kapasitas vital dan kapasitas total paru-paru manusia. Bahasan terakhir pada
konsep ini adalah kelainan, gangguan dan penyakit yang terdapat pada
sistem pernapasan manusia seperti tuberkulosis, pneumonia, bronkitis, asma,
emfisema, dan kanker paru-paru, sehingga siswa dapat mencari tahu dan
mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati
penyakit yang terdapat pada sistem pernapasan manusia.
5. Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Permendikbud No. 23 tahun 2016, Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar siswa. Penilaian tersebut meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ragam teknik penilaian tersebut dapat dilakukan melalui
55 Okta Willy Astuti, “Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis Literasi Sains pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu Kelas VIII Semester II”, Journal Biosains,Vol.1,No.2,2017. hlm.227-228. 56 Widya Wati, “Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan Proses Sains pada
Berdasarkan hal tersebut dan studi pendahuluan pada penelitian ini,
diperlukan pengembangan suatu instrumen penilaian yang bersifat holistik
sehingga mampu menilai tiga aspek belajar (sikap, pengetahuan dan
keterampilan), serta mengukur kemampuan siswa dalam proses sains yaitu
melalui pengembangan instrumen penilaian autentik yang salah satunya
menggunakan instrumen portofolio pada konsep sistem pernapasan manusia
yang dapat mengukur keterampilan proses sains siswa. Selain itu, terdapat
penilaian sikap yang diimplementasikan dengan adanya lembar observasi guru
sebagai penilaian utama dan penilaian diri sebagai penilaian penunjang dan
bentuk konfirmasi dari penilaian yang dilakukan oleh guru. Dan penilaian
pengetahuan yang diwujudkan dengan adanya instrumen tes yang bersesuaian
dengan kompetensi dasar dan indikator yang sudah ditetapkan dalam
rancangan pembelajaran.
Tahapan pada penelitian ini mengikuti alur model pengembangan 4D yakni
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan
penyebaran (disseminate). Pada tahapan pengembangan, terdapat langkah
validasi instrumen, revisi I, ujicoba dan analisis data, revisi II, dan uji coba
skala besar yang tujuan akhirnya dihasilkan sebuah produk berupa instrumen
autentik yang memenuhi standar yang valid dan reliabel sehingga dapat
digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa secara komprehensif
dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
33
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, berikut merupakan
skema alur kerangka berpikir yang disajikan di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pengembangan asesmen autentik berbasis
keterampilan proses sains yang sesuai
dinilai akan dapat mengukur kompetensi
siswa secara komprehensif
1. Penilaian yang digunakan harus sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013 untuk
menilai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap siswa.
2. Instrumen yang digunakan seharusnya
disesuaikan dengan metode dan
pendekatan yang digunakan.
Pembelajaran IPA di SMP:
1. Penilaian hasil belajar masih
menggunakan tes prestasi belajar yang
hanya mengukur aspek pengetahuan
pada konsep sistem pernapasan.
2. Metode pembelajaran pada konsep
sistem pernapasan sudah
menggunakan pendekatan
keterampilan proses sains, hanya saja
belum sepenuhnya menilai
kemampuan siswa secara menyeluruh.
Asesmen autentik berbasis
keterampilan proses sains yang
dikembangkan harus diuji melalui
tahapan validasi para ahli, uji coba
lapangan, dan revisi.
Hasilnya berupa asesmen autentik
yang telah diuji kelayakan, respons
penggunaan, reliabilitas serta
kualitas butir pernyataan dan
pertanyaannya yang dapat
digunakan oleh guru untuk mengkur
proses dan hasil belajar siswa
Tahapan penelitian ini mengadopsi langkah
dari teori pengembangan 4D yakni,
pendefinisian (define), perancangan
(design), pengembangan (develop) dan
penyebaran (disseminate)
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and
development) yang memiliki tujuan untuk mengembangkan asesmen autentik
berbasis keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA terpadu pada
Konsep sistem pernapasan pada manusia. Model pengembangan ini diadaptasi
dari model 4-D dari Thiagarajan. Tahapan tersebut anatara lain: pendefinisian
(define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran
(disseminate). Akan tetapi, pada penelitian ini tahap disseminate tidak
dilakukan. Tahapan pengembangan meliputi: menentukan jenis instrumen
spesifik, menulis dan merancang instrumen, validasi instrumen, melakukan uji
coba, menganalisis instrumen, melaksanakan pengukuran dan interpretasi data
hasil pengukuran.
B. Prosedur Pengembangan
Rancangan penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan 4D dari
Thiagarajan.
Gambar 3.1 Kerangka Prosedur Pengembangan
Analisis Materi Analisis Siswa
Studi Pendahuluan
Spesifikasi Produk
Analisis Guru
Penulisan Instrumen Merancang dan Menyusun
Instrumen
Validasi Instrumen Uji Coba
Instrumen Analisis Instrumen
Pengukuran Interpretasi Data
Defin
e D
esign
D
evelop
35
1. Analisis Awal
a. Analisis Siswa
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
pembelajaran IPA terpadu di sekolah, gambaran fakta, estimasi dan
alternatif pemecahan masalah yang memudahkan dalam penentuan
penilaian yang akan dikembangkan.
b. Analisis Guru
Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai cara
penilaian dan instrumen penilaian yang digunakan oleh guru. Analisis ini
dilakukan dengan dialog wawancara dengan beberapa guru IPA
SMP/MTs, sehingga diperoleh informasi mengenai apa yang dibutuhkan
oleh guru mengenai instrumen penilaian.
c. Analisis Konten
Analisis mengenai konten materi dilakukan dengan mengkaji KI dan
KD pada kurikulum 2013. KD yang digunakan pada penelitian ini yaitu
KD 3.9 yakni menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan
memahami gangguan pada sistem pernapasan, serta upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan dan 4.9 menyajikan karya tentang upaya
menjaga kesehatan sistem pernapasan.
2. Spesifikasi Produk
Produk dari penelitian pengembangan ini adalah instrumen asesmen
autentik berupa instrumen penilaian portofolio, instrumen penilaian
observasi sikap siswa dan penilaian diri siswa, instrumen tes berupa pilihan
ganda dan uraian dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Produk yang dikembangkan terdiri atas penilaian portofolio, penilaian
sikap dan penilaian diri, serta instrumen tes pilihan ganda dan uraian.
b. Penilaian portofolio yang dikembangkan merupakan nilai akumulasi dari
lembar kerja yang dibuat sebagai perangkat pembelajaran yang berisi
kolom dan pertanyaan yang dapat memicu keterampilan proses sains
siswa yang dapat diukur melalui instrumen pernilaian portofolio.
36
c. Instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan pada penelitian ini
disesuaikan dengan konten dalam lembar kerja yang dibuat yang
didalamnya berisi kolom dan baris yang terdiri dari nomor urut, nama
siswa, dan skor dari tiap butir keterampilan proses sains yang diukur.
d. Keterampilan proses sains dalam portofolio tersebut berupa
keterampilan observasi,bertanya, prediksi, interpretasi dan komunikasi
yang kelimanya telah disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran dan
kompetensi dasar pada konsep sistem pernapasan
e. Instrumen penilaian sikap siswa yang dikembangkan pada penelitian ini
berupa lembar observasi tertutup dengan rentang skor 1 sampai 4.
Lembar observasi tersebut berisi tiga aspek utama yang diturunkan
menjadi enam poin yakni aspek kedisiplinan yang terdiri atas ketepatan
waktu dalam kedatangan di kelas saat pembelajaran berlangsung dan
keteraturan saat melaksanakan praktikum, aspek kepedulian yang terdiri
atas kooperatif atau kerja sama dalam kelompok dan kebersihan, dan
terakhir yakni aspek sopan santun yang terdiri atas kesopanan
komunikasi dan berpakaian yang sesuai dengan tata tertib sekolah.
f. Instrumen penilaian diri siswa yang dikembangkan pada penelitian ini
berisi poin pernyataan yang akan diisi oleh siswa untuk menilai sikap
diri sendiri selama pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian diri ini
berisi 4 aspek utama yang diturunkan menjadi 8 poin pernyataan dengan
rentang skor 1 sampai 3. Tiga dari empat aspek tersebut disamakan
dengan aspek pada lembar observasi. Satu aspek yang ditambahkan
yakni berupa aspek spiritual.
g. Instrumen tes yang dikembangkan pada penelitian ini berupa pilihan
ganda dan uraian yang terdiri atas 15 soal pilihan ganda dan 5 soal
uraian. Butir soal yang dikembangkan diturunkan dari kompetensi dasar
pada konsep sistem pernapasan. Skor yang diberikan pada pilihan ganda
yakni 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Skor yang
diberikan pada soal uraian yakni 0 sampai 4 dengan kriteria yang
disertakan dalam kisi-kisi.
37
Asesmen yang dikembangkan ini diharapkan dapat mengukur hasil belajar
siswa dalam konsep sistem pernapasan secara holistik dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Tahapan spesifikasi produk meliputi:
a. Menentukan Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen asesmen autentik yang dipilih yakni penilaian
portofolio siswa, observasi, penilaian diri, dan instrumen tes berupa
pilihan ganda dan uraian. Dan instrumen utama dalam penelitian ini
adalah intrumen portofolio dikembangkan berbasis keterampilan proses
sains sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya. Rangkaian
instrumen ini dibuat agar penilaian hasil belajar siswa dilakukan secara
holistik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b. Menentukan Indikator
Indikator ditentukan dari masing-masing aspek keterampilan proses
sains yang kemudian disesuaikan dengan materi sistem pernapasan pada
manusia.
c. Membuat Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen ini dibuat berdasarkan kajian kompetensi dasar
sistem pernapasan pada manusia dan diturunkan dalam beberapa
indikator keterampilan proses sains yang selanjutnya dijabarkan dalam
butir-butir pernyataan yang sesuai.
3. Merancang Instrumen
Penyusunan instrumen diawali dengan menuliskan instrumen
berdasarkan indikator yang telah dibuat, lalu disusun butir pernyataan.
Penulisan instrumen memperhatikan aspek bahasa, substansi materi, dan
konstruksi yang digunakan agar implementasi instrumen penilaian ini
mudah diterapkan dan sesuai dengan harapan. Tahap selanjutnya dengan
menentukan skala instrumen yang dalam penelitian ini menggunakan skala
1 sampai 4 untuk instrumen penilaian portofolio, sikap dan soal tes uraian.
Dan skala 1 sampai 3 untuk instrumen penilaian diri, serta skor dikotomi
untuk instrumen tes pilihan ganda. Penentuan skala instrumen akan
38
menentukan sistem penskoran yang akan memberikan pilihan hasil
pengamatan yang tersedia untuk masing-masing butir yang diberikan oleh
observer maupun oleh siswa.
4. Validasi Instrumen
Setelah instrumen dirancang, tahap selanjutnya adalah memvalidasi
instrumen yang tujuannya adalah mengoreksi sehingga mengetahui
kelayakan dan kualitas desain asesmen yang dikembangkan berdasarkan
penilaian para ahli. Validasi instrumen dilakukan oleh 2 orang dosen biologi
(validator ahli), 2 orang guru IPA Terpadu (validator teknis) dan 2 orang
mahasiswa pendidikan IPA (validator pembanding). Data validasi ini
menggunakan lembar validasi desain dengan format angket skala likert yang
dilengkapi rubrik. Rentang skor yang diberikan oleh para ahli yakni 1
sampai 3.
5. Uji Pengembangan
5.1 Uji Coba Skala Kecil
Setelah validasi oleh para ahli dan mendapatkan banyak masukan dari
para ahli, peneliti melakukan revisi sesuai saran yang diberikan. Hasil revisi
ini digunakan untuk uji coba pada skala kecil. Uji coba skala kecil ini untuk
mengetahui keterbacaan produk berdasarkan angket tanggapan siswa dan
guru, serta reliabilitas instrumen dengan sampel terbatas.
5.2 Analisis Hasil Uji Coba dan Revisi
Hasil uji coba skala kecil dianalisis untuk menentukan reliabilitas
instrumen. Data tersebut diolah koefisien reliabilitasnya menggunakan
Interclass Correlation Coeffisients (ICC) dengan bantuan SPSS 20. Selain
menguji reliabilitas instrumen, pada proses ini juga peneliti melakukan
revisi produk dari masukan yang diberikan oleh para siswa dan guru seperti
keterbacaan dan tampilan.
5.3 Uji Coba Skala Besar
Pada proses uji coba dengan ruang lingkup siswa yang lebih luas dengan
melakukan kegiatan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains. Pada
proses pembelajaran, semua penilaian dilakukan seperti observasi yang
39
dinilai dengan lembar penilaian sikap, lembar kerja siswa yang dinilai
dengan lembar penilaian portofolio, dan penilaian pengetahuan melalui tes
pilihan ganda dan uraian.
5.4 Analisis Hasil Uji Coba Skala Besar
Hasil uji coba skala besar dianalisis mengenai ketercapaian kompetensi
siswa dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Data hasil uji coba
pemakaian ini dihitung dan diolah untuk mengetahui profil hasil belajar
siswa pada bab sistem pernapasan pada manusia.
C. Desain Uji Coba
Desain uji coba pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan
produk, validitas dan reliabilitas instrumen penilaian autentik yang
dikembangkan. Uji coba dilaksanakan di kelas VIII Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta dengan 3 rater (Guru, Observer I dan Observer II).
D. Subjek Uji Coba
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H, VIII G dan VIII D
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uji
coba skala kecil dilakukan pada siswa kelas VIII H. Uji coba skala besar
dilakukan di kelas VIII D dan VIII G semester genap tahun pelajaran
2018/2019.
E. Teknik dan Instrumen
Untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian, teknik yang digunakan
ada empat, yakni : 1) Pengamatan dan penilaian pada pembelajaran dan
praktikum, 2) Pengamatan langsung terhadap aktualisasi pengelolaan penilaian,
3) Pemberian kuesioner pada responden dan 4) Dokumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan jenis
data yang dikumpulkan, antara lain:
1. Informasi Investigasi Awal
40
Melakukan wawancara dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada guru IPA terpadu dan siswa dengan berpegang pada pertanyaan
yang telah disediakan. Mewawancarai guru IPA terpadu mengenai
pembelajaran IPA terpadu berserta penilaiannya untuk mengetahui dan
merumuskan fokus pengembangan dan mewawancarai siswa mengenai
kepuasan terhadap hasil yang diperoleh melalui asesmen yang selama ini
diterapkan oleh guru di sekolah.
2. Lembar Validasi
Perangkat penilaian yang telah dikembangkan divalidasi oleh dosen
ahli dari Pendidikan IPA, Guru IPA Terpadu dan Mahasiswa Pendidikan
IPA. Validasi yang digunakan merupakan jenis angket skala likert yang
disertai dengan rubrik. Informasi yang diperoleh dari hasil validasi
kemudian digunakan sebagai saran untuk memperbaiki produk sehingga
menjadi layak digunakan sebagai acuan penilaian pada pembelajaran IPA
terpadu.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan meliputi rubrik dan kriteria
penilaian yang dikembangkan dan digunakan untuk mengetahui dan
memperoleh nilai sikap dan keterampilan dari setiap siswa pada saat
pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan.
4. Angket Respon Guru dan Siswa
Angket respon guru digunakan untuk memperoleh informasi atau data
tentang opini guru terhadap asesmen autentik yang telah dikembangkan.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Validasi Kelayakan
Data kelayakan penilaian potofolio berbasis science process skills pada
bab sistem pernapasan dianalisis dengan teknin deskriptif persentase.
Perhitungan dilakukan dengan menghitung skor yang dicapai deri seluruh
aspek yang dinilai kemudian menghitungnya dengan rumus sebagai berikut :
N = 𝑘
NkX 100%
Keterangan:
41
N = Persentase aspek
K = Skor yang dicapai
Nk = Skor maksimal
Hasil perhitungan dimasukan dalam tabel persentase yang sesuai dengan
kriteria penerapan menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase tertinggi = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
skor maksimalX 100%
Persentase terendah = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
skor maksimalX 100%
Setelah memperoleh persentase tertinggi dan terendah, langkah
selanjutnya adalah menentukan interval kelas.1
Interval kelas = %tertinggi−%terendah
kelas yang dikehendaki
= 100%−10%
4
= 22,5
Berdasarkan rumus di atas, kriteria yang ditetapkan untuk angket adalah
sebagai berikut2:
Sangat Layak = 77,5-100
Layak = 55-77,5
Cukup Layak = 32,5-55
Tidak Layak = 10-32,5
2. Analisis Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas,
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perbahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. 3
1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), hlm 51. 2 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm.16. 3 Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm. 100.
42
Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dalam
menghitung tingginya reliabilitas perangkat asesmen yang dikembangkan.
Reliabilitas tes untuk data dikotomi dapat dihitung dengan rumus K-R. 20
berikut:
r11 = (𝑛
𝑛−1)(
S2−∑𝑝𝑞
S2)
Keterangan:
r1 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)
S = standar deviasi dari tes
n = banyaknya item
Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 20 untuk mempermudah
dalam mengalkulasi reliabilitas instrumen tes dan non-tes. Reliabilitas antar
rater menggunakan SPSS 20 yang dihitung menggunakan koefisien korelasi
antar kelas atau ICC (Interclass Corelation Coefocient) dengan model rater
two ways mixed dan reliabilitas konsistensi internal dengan koefisien Alpha
untuk instrumen penilaian diri, pilihan ganda dan uraian.4
Kriteria dari indeks koefisien reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Reliabilitas5
No Koefisien Reliabilitas Kategori
1. 0,00-0,20 Sangat Rendah
2. 0,20-0,40 Rendah
3. 0,40-0,60 Cukup
4. 0,60-0,80 Tinggi
5. 0,80-1,00 Sangat Tinggi
4 Rose Safaroh, “Pengembangan Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk Mengukur Hasil
Belajar Siswa Kelas VII pada Tema Panas”, Skripsi pada FKIP UNNES, Semarang, 2017, hlm.35,
tidak dipublikasikan. 5 Arikunto, Op.Cit., hlm.89.
43
3. Analisis Butir Soal
Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang
baik, kurang baik, dan soal yang jelek.6 Analisis butir soal meliputi taraf
kesukaran, daya pembeda, dan pola jawan soal (efektifitas pengecoh).
3.1 Taraf Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukan perbandingan siswa yang menjawab
benar dengan jumlah siswa yang mengikuti tes.7 Rumus menghitung
tingkat kesukaran soal dinyatakan dalam persamaan berikut:
P = B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
JS = jumlah siswa yang mengikuti tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah8
3.2 Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemapuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh (berkemampuan rendah). 9 Rumus yang digunakan untuk
menghitung daya pembeda soal sebagai berikut:
6 Ibid., hlm. 222. 7 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
Berdasarkan judul bacaan yang sudah kalian baca sebelumnya, apa yang ingin
anda ketahui mengenai upaya pencegahan penyakit pada sistem pernapasan?
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
5. ......................................
163
Kegiatan 3
Ayo Pengamatan!
Dalam bacaan yang kamu dapatkan, temukan penyebab dan gejala yang alami oleh
pengidap penyakit/gangguan tersebut.
Tabel observasi
Nama Penyakit/Gangguan Penyebab Gejala yang Dialami
Berdasarkan gangguan yang dialami seorang pasien pada bacaan tersebut, tuliskan
upaya yang harus dilakukan seseorang agar terhindar dari pernyakit tersebut!
Nama
Penyakit Upaya yang Dilakukan
Kegiatan 4
Ayo Berkreasi!
Ambil salah satu jenis penyakit/gangguan yang sudah kamu pelajari, dan buatlah poster
yang berisi penyakit, penyebab penyakit, gejala yang dialami dan upaya yang harus
dilakukan agar terhindar dari penyakit tersebut!
164
Indonesia Peringkat Kedua TBC di Dunia, Waspadai Gejalanya
KOMPAS.com -- Tubercolosis (TBC) menjadi penyakit menular yang banyak menyebabkan
kematian di Indonesia. Pada tahun 2016, terdapat 274 kasus kematian per hari di Indonesia.
Pada tahun yang sama, kasus TBC baru mencapai 1.020.000 pengidap. Angka itu
menjadikan Indonesia berada di peringkat kedua kasus TBC terbanyak di dunia setelah India.
Kemudian, disusul oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika selatan.
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Pusat Persahabatan Dr dr Erlina Burhan SpP(K),
MSc mengatakan, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. 85 persen
infeksi menyerang paru-paru.
“Bisa juga ke jantung, ginjal, dan tulang. Pengidap TBC terjadi pada usia produktif,” kata Erlina dalam acara “Talkshow Kesehatan tentang TBC” di kantor pusat Perkumpulan
Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI), Jakarta, Salasa (16/1/2018).
TBC pada paru ditandai dengan durasi batuk berdahak lebih dari dua minggu. Jika
sudah meluas, pengidap TBC paru akan mengalami sesak nafas. Batuk disertai darah juga
akan muncul jika pembuluh darah pecah.
“Kalau menyerang tulang, timbul rasa nyeri seperti nyerti di pinggang. Tulang juga
bisa bengkok. Jika TBC paru terkena pada ibu hamil, secara teori bisa berpengaruh ke janin.
Janin kekurangan oksigen, berat badannya rendah ketika lahir, dan stunting (pertumbuhan
yang terhambat),” ucap Erlina.
Erlina menuturkan, terdapat gejala umum yang dapat terjadi di semua jenis TBC,
antara lain demam yang hilang timbul, hilangnya nafsu makan, hingga penurunan berat
badan.
Penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis terjadi melalui percikan air seperti
saat batuk dan bersin. Untungnya, bakteri akan mati bila terkena sinar matahari.
“Kuman akan berkembang biak di tempat yang lembap. Kalau rumah punya ventilasi
bagus, itu bakteri akan keluar lewat jendela dan kalau kena sinar matahari, bakterinya mati,” kata Erlina.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh seseorang menjadi TBC
laten. Bakteri itu akan berdiam diri dan tak menimbulkan gejala. Mereka baru akan aktif bila
sistem imunitas melemah.
Untuk mengetahui ada tidaknya TBC laten, pemeriksaan dapat dilakukan melalui tes
Mantoux atau pun tes IGRA (interferon-gamma release assays). Pemeriksaan TBC laten lebih
ditujukan kepada orang dengan sistem imunitas lemah atau pernah melakukan kontak dengan
pengidap.
“Contohnya anak pada usia di bawah 5 tahun mudah jadi aktif jika tidak diobati.