PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) Oleh: SITI MASYITOH NIM : 107053001492 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
61
Embed
program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN
ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh:
SITI MASYITOHNIM : 107053001492
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2011
Siti Masyitoh
i
ABSTRAK
Siti Masyitoh, “Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.”
Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani kehidupan Namun sesempurnanya rencana kehidupan manusia, mereka pasti akan mengalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Seiring dengan zaman, manusia semakin banyak menghadapi berbagai penyakit yang semakin sulit pula untuk diatasi, karena selain keterbatasan kemampuan, banyak orang yang mengalami keterbatasan biaya. Biaya pengobatan semakin membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan menengah kebawah berada pada kondisi yang memprihatinkan, dan menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang belum diketahui sebelumnya. Hanya sabar dan ikhtiar yang dapat membuat manusia mengatasi kesulitan hidup. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai ahli medis pada setiap penyakit, khususnya pada penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan dan memerlukan biaya banyak.
Berdasarkan pernyataan diatas maka sebuah pelatihan tenaga medis maupun terapis sangat dibutuhkan dikalangan masyarakat untuk meningkatkan kualitas system pengobatan alternative saat ini. Karena selain biayanya murah, pengobatan alternative pun tidak kalah kualitasnya dibandingkan pengobatan kedokteran, maka dari itu pelatihan terapis adalah hal yang sangat menunjang hal tersebut.
Bengkel Rohani adalah pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keIslaman yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program untuk mencapai suatu tujuan yang baik. Selain itu Bengkel Rohani memberikan pelayanan pelatihan khusus untuk para terapis agar meningkatkan kualitas kinerjanya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati, dalam hal ini penulis mengadakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur kepada ketua dan staff bengkel rohani.Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah Bengkel Rohani Ciputat.
Hasil dari penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui program dan carapelatihan pengobatan bengkel rohani. Pelatihan pengobatan alternatife bengkel rohani memiliki program-program pelatihan seperti: SSQ (spiritual Science Quantum), KIR – Massal (Kajian Islam & Ruqyah Massal), Ta’aruf Center LTQ (lembaga tahsin al-quran) Spritual Power yang sudah berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditentukan. Jadi pengobatan alternatife bengkel rohani menggunakan al-Quran dan Hadist dalam melakukan penyembuhan pasien.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari
sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi
dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing yang telah
mendorong para peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
SERTA Dsen Pembimbng yang selalu memberikan dukungan untuk
memberikan bmbingan, saran, konsultasi serta mebantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. H. Mulkanasir, Ba, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen
Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga
kepada peneliti. Semua amal kebaikan bapak dan ibu dibalas dengan pahala
yang tidak terhingga.
iii
6. Bpk Ust Ahmad Sobari, selaku Kepala Personalia Bengkel Rohani yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
7. Bapak Fahmi, selaku tenaga ahli peruqyah Bengkel Rohani yang
memberikan arahan serta senantiasa memberikan motivasi agar terciptanya
skripsi ini.
8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpusatakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi peneliti untuk
mengadakan studi kepustakaan.
9. Kepada Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun
materil. Terutama dari doa Umi dan Ayah tercinta yaitu ibu Hj. Bahijah
dan Bapak H, Nurudin. Serta kakak- kakak dan adikku yang tersayang
yang selalu memberikanku semangat.
10. Kepada sahabat-sahabatku di Manajemen Dakwah angkatan 2007
khususnya kelas B, Fitria Handayani, Iin Irnawati, Agus Supriyadi dan
semua yang membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga
dukungan dan doa dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen
Dakwah. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
skripsi ini.
Jakarta, Juni 2011
Siti Masyitoh
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................... i
KATAPENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 5
D. Metodologi Penelitian............................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS.............................................................. 11
A. Program ................................................................................... 11
!! !! !!!!!!!!!!!!ƒ!!!! ! !!!!!! !!!!!!!!!Artinya : Hai Hamba-Hamba Allah, berobatlah kalian, karena
sesungguhnya Allah SWT tidak sekali-kali membuat penyakit melainkan dia membuat pula obatnya, kecuali suatu penyakit, yaitu penyakit ketuaan.( riwayat Imam Ahmad )
Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani
kehidupan, namun seiring dengan zaman, biaya pengobatan semakin
membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan
mengengah ke bawah menempuh kondisi yang memprihatinkan, dan
menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang
belum diketahui sebelumnya. Sesempurnanya rencana kehidupan manusia,
mereka pasti akan menalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga
merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Hanya sabar dan
ikhtiar yang dapat membuat manusia mengatasi kesulitan hidup
4
Indonesia masih terdapat banyak penderita penyakit-penyakit yang
sulit di sembuhkan namun mereka tidak dapat berobat hanya dikarenakan
pembekakan biaya. Oleh karena itu Klinik syari’ah Bengkel Rohani adalah
pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keislaman
yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program yang
menunjang untuk sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
suatu tujuan yang baik. Berawal dari pengalaman spiritual tersebut, maka
begitu banyak pasien- pasien yang datang ke klinik pengobatan tradisional
yang bisa diobati dan Alhamdulillah mendapatkan kesembuhan dari Allah
SWT, bukan saja penyakit-penyakit fisik tapi juga penyakit non fisik.
Bengkel Rohani memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Karena keduanya adalah
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Terapis di Bengkel Rohani
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang
pengobatan dengan syariat Islam standar kesehatan modern. Karena
banyaknya orang melakukan pengobatan dengan pergi ke dukun-dukun karena
didalam Islam tidak diperbolehkan. Manusia ketika sakit melakukan
pengobatan ke dukun, karena itu perbuatan yang dapat menduakan Allah
SWT.
Oleh karena itu berdasarkan permasalahan diatas peneliti mengambil
judul mengenai “ Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif
di Bengkel Rohani Ciputat.”
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan diatas
maka penulis membatasi masalah hanya pada Program Pelatihan Terapis
dalam Pengobatan Alternatif yang berawal di Bengkel Rohani Ciputat.
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
mengenai :
a. Apa saja program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di
bengkel rohani Ciputat ?
b. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam pengobatan
alternatif di Bengkel Rohani?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan penelitian
ini adalah:
a. Mengetahui program pengobatan yang dilaksanakan di Bengkel rohani
b. Mengetahui Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam
pengobatan alternatif di Bengkel Rohani
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dalam pengembangan ilmu Kesehatan.
6
b. Praktis: Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
berbagai kalangan, seperti Kesehatan dan dakwah.
c. Lembaga yang diteliti: dengan penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan masukan bagi para pengelola Bengkel
Rohani agar tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan
melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati.2
Menurut Strauss and Corbin, seperti yang dikutip oleh Basrowi dan
Sudikin, bahwa qualitative research (riset kualitatif ) merupakan jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi
lainnya.
Pada dasarnya landasan teoritis dalam penelitian kualitatif,
menurut Melon, bertumpu secara mendasar pada fenomenologi, yang
merupakan dasar teoritis utama dan teori yang lainnya yaitu berkaitan
dengan interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi sebagai
penunjang latar belakang dari bentuk penelitian kualitatif.3
2 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000 )
Hal.33Rosady Ruslan, Metode Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada. 2008. Jakarta. Cet4.
h.215
7
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah para terapis
dan pasien kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah program-
program pelatihan yang ada di Bengkel Rohani Ciputat.
3. Teknik Pengumpulan
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik
atau cara:
a. Kepustakaan,
Yaitu dengan cara pencarian data dengan berupa buku-buku,
lembar-lembar serta beberapa cara yang berupa dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan Bengkel Rohani.
Riset kepustakaan ini adalah dilakukan mencari ata atau
informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi
dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.
b. Observasi/survei,
Observasi adalah kunjungan langsung ke tempat penelitian
serta mengamati pasien dan cara-cara pengobatannya. serta untuk
memperoleh data yang lebih akurat tentang sistem pelatihan dan yang
berhubungan dengan Bengkel Rohani.
Metode survey dan metode observasi adalah sama merupakan
metode pengumpulan ‘data primer’ dengan memperolehnya secara
langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data
atau informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui
8
kuesioner dan wawancara baik secara lisan maupun tertulis yang
memerlukan adanya kontak secara tatap muka antara peneliti dengan
respondennya (subjek). 4
c. Wawancara,
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab
kepada beberapa orang yang berhubungan dan mempunyai peran
terhadap Bengkel Rohani serta pembuatan skripsi ini. Pada wawancara
biasanya data yang dikumpulkan bersifat kompleks, sensitif, dan
kontroversial sehingga menyebabkan kurang mendapat respon dari
subjeknya, apalagi kalau responden tidak dapat menulis atau kurang
memahami daftar pertanyaan yang diajukan tersebut. 5
4. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.6 Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengolah data
penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan
bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti
4 ibid. h.225 Ibid h.236 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2006), Cetakan ke enam. h.244
9
mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian
data dianalisa dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah
mengguankan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi)” yang diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.7
E. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Terapi Berfikir Positif Menurut Dr. Ibrahim Elfiky.
Disusun oleh : Rachmat Prasetio, NIM 106052001969. BPI. 2010 M/1431
H.
Membahas tentang cara berfikir Dr. Ibrahim Elfiky yang belum diketahiu
banyak orang.
2. Terapi Mengatasi Ketakutan Dalam Menghadapi Kematian Menurut Ibnu
Maskawaih.
Disusun Oleh : Harid Isnaeni, NIM 105052001754, BPI, 1430 H/2009 M.
Sedangkan judul skripsi ini adalah “Program Pelatihan Terapis Dalam
Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.” Disini penulis
membahas tentang bagaimana pelatihan terapis dalam menjalani
pengobatan alternative di Bengkel Rohani Ciputat.
7 Hamid Nasution dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama
10
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara
rinci sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan: Pada bab ini penulis mengutarakan tentang :
Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
terapis, cara pelatihan terapis, definisi pengobatan, macam-macam
pengobatan, pengertian pengobatan alternatif.
Bab III Gambaran Umum Bengkel Rohani, Pada bab ini penulis
memuat tentang : Sejarah dan Profil Bengkel Rohani, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, Prinsip Bengkel Rohani, dan Program-program Bengkel Rohani.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Pada bab ini penulis
memuat tentang: Analisis Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan
Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.
Bab V Penutup, Pada bab ini penulis memuat kesimpulan dan saran-
saran.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Program
1. Pengertian Program
Secara etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan
Depertemen Pendidikan kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti
sebuah siaran, pengelolaan dan senagainya).1
Pengertian program adalah acara, sementara Kamus Webster
International Volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu
jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan
penyususnan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada
di udara.2
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh seorang atau kelompok organisasi, lembaga bahkan
negara mempunyai suatu program, Suharsimi Arikunto mengemukakan
program sebagai berikut; “program adalah sederetan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.3
1 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. Ke-1,
h.7022 RM. Soenarto, Programa Televisi dari penyusunan sampai pengaruh siaran, (Jakarta;
FFTV-IKJ Press, 2007)cet. 1 h.13 Suharsimi Arikunto, Penuaian Program Pendidikan (Yogyakarta; Bina Aksara,
1998)h.1
12
Menurut bahasa program merupakan sebuah istilah yang
digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan,
dengan kata lain adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis.
Sedangkan menurut buku Koperasi Keluarga Guru Jakarta
(KKGJ), bahwa pengertian program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas
atau langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan rencana yang
telah ditetapkan di dalam jangka waktu tertentu (1 tahun). Program-
program koperasi berkaitan dengan aktivitas penyediaan atau pengadaan
barang untuk anggota, pemasaran produk-produk anggota, penyediaan
dana dan jasa lainnya atau berbagai bentuk pelayanan lainnya.
Program kerja merupakan bagian dari perangkat lunak dalam
menjalankan roda organisasi, dalam upayanya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, karena itu merupakan sebuah kelaziman, program kerja dapat
dijadikan sebagai tingkat penuntun, dasar pijakan dan landasan hukum
dalam mengelola organisasi.4
Dalam pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa program
merupakan suatu deretan rencana kegiatan untuk melaksanakan langkah-
langkah yang diperlukan untuk merealisasikan keefektifan kegiatan
tersebut.
2. Macam dan jenis program
Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari
berbagai aspek, sebagai berikut :
4 Program Kerja dan APBK pengurus dan program kerja pengawas tahun buku 2010
13
a. Dari segi tujuan, ada yang bertujuan yang mencari keuntungan, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan
keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka
ukuranya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi
orang lain.
b. Dari segi jenis, ada program pendidikan, pemberdayaan, program
koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi
tergantung dari isi program yang bersangkutan.
c. Dari segi jangka waktu, ada program jangka pendek jangka menengah
dan jangka panjang.
d. Dari segi keluasan,ada program sempit dan ada program sempit dan
ada program luas.
e. Dari segi pelaksanaannya ada program kecil dan program besar.
f. Dari segi sifatnya, ada program penting dan ada program kurang
penting.5
3. Tujuan Program
Tujuan program adlah sasaran atau maksud yang harus dicapai
dalam proses kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : tujuan program
merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh
evaluator, jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang bermanfaat,
maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.6
5 Arukunto Suhersimi,”Penilaian Pendidikan”,Yogyakarta :Bina Aksara,1998.hal 26 Ibid hal 23
14
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu: tujuan umum
dan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari
program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus outputnya jangka
pendek.7
4. Sistem dan Proses Penerapan Program
Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan
secara maksimal, diperlukannya sebuah system sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Adapun berbicara merupakan system,yang banyak
digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari dari
komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke
suatu tujuan tertentu.Adapun dalam system tersebut terdiri dari sub-sub
system yang berdiri sendiri serta saling berkaitan.
Dalam pengertiannya, system merupakan suatu kesatuan dari
beberapa subsystem atau elemen untuk mencapai tujuan.Dalam pengertian
lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling
berinteraksi,dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara
sendiri-sendiri (independen) atau bersama-sama serta saling berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran system tersebut
dapat tercapai secara keseluruhan.
Keterkaitan dalam pelaksanaannya program sangat berpengaruh
pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun
berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan
cara menyimpan, memelihara menggunakan informasi tersebut.
7 Ibid h.35
15
Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program,
diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau
program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai
berikut: pertama, sruktur, termasuk, didalamnyasruktur fisik metode
spesiliasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegassi wewenang dan
organisasi informal. Kedua, proses, meliputi system alokasi sumber daya,
system informasi, system evaluasi dan pengukuran, system imbalan,
prosedur pelaksanaan dan system promosi. Ketiga, berkenaan prilaku antar
pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan dan penggunaan kekuasaan.
Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan
diantarannya kegiatan pendukung merupakan ujung tompak kegiatan
secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah:
a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan,
materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau
pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan hasil evaluasi
d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui
asspek-aspek yang perrlu, mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan di tindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan kegiatan
pendukung yang relevan.8
8 Hallen A, Bimbingan dan Konseling hal.8
16
5. Tujuan Program
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : 9
Tujuan program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat
perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak
bermanfaat, maka program tersebut perlu dilaksanakan . Tujuan program
dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang, sedangkan
tujuan khusus outputnya program jangka pendek.10
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping
adanya upaya lain.pelatihan meruakan proses belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan
tugasnya. Pelatiahn juga merupakan upaya untuk mentransfer
keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian
rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat
melaksanakan pekerjaan.11
9 Arikunto Suharsimi,”Penilaian Pendidikan”Yogyakarta:Bina Aksara,1998 hal.3510 Arikunto, Suharsimi “Penilaian Pendidikan”, Yogyakarta: Bina Aksara 1998 hal.4511 Abdurahmat Fathoni,Organisasi dan Manajeman Sumber Daya Manusia, Jakarta :
Rineka Cipta 2006, Cet ke 1 h.147
17
Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebuthab pelatihan
dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah
untuk memnuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau
sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud
dengan pelatihan ialah “ Upaya mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia.12
Penggunaan istilah pelatihan (training) dikemukakan para ahli
seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh Mangkunegara, menggunakan
istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan
Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah
pelatihan. Mereka berpendapat bahwa : “ Pelatihan merupakan istilah-
istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang
diselenggrakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-
sikaop pegawai atau anggotya organisasi.13
Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya
manusia era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan
pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era
persaingan yang makin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan
hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan
masyarakat.
12 Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Rineka
Cipta, 2004, h.2513 AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan
Bandung: Rosda Karya,2000 h.44
18
Menurut Oemar Hamalik, meliat dari segi operasional pelatihan
diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan
(upaya)yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian
kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan
waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta
dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan
produktifitas dalam suatu organisasi. 14
Gomes mendefinisikan pelatihan sebagai berikut: “setiap usaha
untuk memperbaiki performasi pekerja ada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pelatihan kerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya.
Pelatihan juga di definisikan sebagai kegiatan dari suatu proses
pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemamouan dan
keterampilan khusus seseorang atau kelompok.
Pelatihan juga dinyatakan sebagai proses belajar atau proses
latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara
menyampaikan serta melibatkan keaktifan peserta. Pencapaian tujuan
harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek
tingkah laku, dan aspek pikiran.
14 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) hal 10
19
2. Tujuan pelatihan
Tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang
pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau
dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai.
Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard
kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu
kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk
pemenuhan suatu jenis
Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian
kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan belajat-
mengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis; yaitu :
Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives).
Ketika proses pelatihan selesai atau proses belajar mengajar
berakhir, maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post test
dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang
diharapkan terhadap peserta pelatihan, sehingga dapat diketahui
pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar.
Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh
kesuaian anatara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah
ditetapkan.
3. Rancangan pelatihan
Rancangan pelatihan (Training Design) adalah rancangan yang
akan dijadikan pegangan, pedoman, atau acuan pada waktu melaksanakan
20
training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan pihak-
pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan
trainer) tujuan yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan
peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk
setiap sesi ataupun secara keseluruhan.15
Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis
menyimpulkan bahwa program pelatihan merupakan rencana kegiatan
pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk
menghasilkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut.
C. Terapi dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian terapi dan terpais
Dalam kamus lengkap psikologi, terapi atau dalam bahasa Inggris
diesbut dengan therapy adalah satu perlakuan atau pengobatan yang
ditujukan kepada penyembuhan satu kondisi patologis. Sedangkan
seseorang yang dilatih dalam pengobatan penyakit dan gangguan kejiwaan
disebut dengan terapis atau dalam bahasa Inggris disebut therapist.16
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit.17 Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat
15 Agus M, Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta : Kanisius, 2001) Cet, ke
!!!!!!!!!!! !!!!!!!! !!!!ƒ!!!!! !!!! !!!!!!! È!!!!!ƒ!!!!!!!!!!ƒ!Ê!!!! !! ! !!!!!!!!“Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani)
Syekh Ibnul Jazari (Ulama pakar ilmu tajwid dan qiro’at)
1) Refleksi keimanan seorang muslim terhadap AlQuran
2) Mencapai kualitas yang terbaik dalam membaca AlQuran
3) Mengikuti jejak Rasulullah SAW yang telah mengajarkan AlQuran
4) Terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam membaca AlQuran
5) Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan AlQuran
5. Spiritual Power
Sebuah pelatihan spiritual yang bertujuan untuk mencapai
kesuksesan hidup. Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha
Kuasa dan Maha Pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut
oleh individu.
B. Hasil Temuan Pelaksanaan Program Pelatihan Terapis di Bengkel
Rohani
1. Spiritual Science Quantum (SSQ)
Adalah metode pelatihan bagi peruqyah dan peNterapi di bengkel
rohani. pada program SSQ merupakan suatu program yang dibentuk untuk
46
para terapis, sebagai pelatihan terapis untuk ruqyah, para terapis dapat
membantu para pasien yang menderita sakit. Program ini dapat
memudahkan terapis dan dalam proses penyembuhan pasien dengan
metode al-Qur’an dan hadits. Program pelatihan ini cukup berhasil dan
banyak pasien yang berkunjung untuk melakukan ruqyah.
Untuk pendaftaran dipasang iklan dan dibuka untuk umum. Yang
bertujuan untuk menciptakan kader-kader baik penerapi maupun tenaga
medisnya. SSQ sempat diadakam pada tahun 2007 namun sempat terputus,
peserta beranggotakan 30 orang yang dilatih selama tiga bulan, kemudian
memiliki usaha di dalam maupun diluar Bengkel Rohani. Dengan nara
sumber dalam kegiatan tersebut sebagai berikut:
a. Ust. Abu Aqila
b. Ust. Feri Nuur
c. Ust. Andri
d. Ust. Rohmat
Adapun hasil dari mengikuti pelatihan SSQ adalah agar seseorang
mampu meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang menurut syari’at Islam
dilarang. Seperti halnya yang telah dijelaskan salah satu pasien Bengkel
Rohani Mediana Hutomo yang telah beberapa kali mengikuti pelatihan ini
sebagai berikut:
“Sejak kecil saya memiliki kemampuan untuk melihat makhluk ghaib (jin). Kata orang-orang itu merupakan kelebihan yang harus disyukuri karena, jarang-jarang orang diberikan indra ke enam ( six sense) oleh Allah SWT.
Awalnya saya merasa enjoy, tapi lama-lama saya merasa terganggu, hingga akhirnya saya berjumpa dengan ustadz Abu Aqila
47
dalam acara pengajian, beliau mengatakan bahwa kemampuan untuk melihat makhluk ghaib itu bertentangan dengan syariat Islam, dan itu bisa dihilangkan dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam yaitu dengan, dengan ruqyah.
Saya diruqyah oleh Ustad Abu Syihan dari klinik syariah Bengkel Rohani. Alhamdulillah setelah melakukan ruqyah 2 kali kemampuan saya untuk melihat makhluk ghaib jadi hilang dan hidup terasa lebih nyaman dan tenang.Terima kasih ya Allah atas hidayah Mu…Terima kasih Bengkel Rohani…”1
Jadi menurut peneliti pelatihan untuk pengobatan ruqyah berhasil
membantu pasien untuk mendapatkan ketenangan hati dan dapat
mendekatkan diri kepada allah swt.
2. Kajian Islam & Ruqyah Massal (KIR – Massal)
Adalah satu program pelatihan dan pengembangan dakwah untuk
melakukan pengobatan dengan cara ruqyah secara massal. Program ini
untuk membuka para pasien yang ingin melakukan ruqyah secara bersama
– sama. Dalam hal ini berlangsung di Bekasi setiap ahad pekan kedua dan
ciputat setiap ahad pekan ketiga. Dengan demikian program ini banyak
peminat yang berkunjun karena pada saat itu Ust.Abu Aqila datang untuk
melakukan terapis.
Pada cabang lama dilakukan sekitar sebulan sekali. Namun padda
cabang baru diadakan kajian Islam dan ruqyah missal untuk memberikan
perkenalan kepada masyarakat-masyarakat terdekat. Yang dilakukan rutin
dalam proses promosi dan meningkatkan omset.
1 Brosur www.bengkel rohani.com
48
3. Ta’aruf Center
Adalah sebagai ajang pencarian jodoh yang syar’i. dalam hal ini
program ta’aruf center hanya melakukan pelatihan bagi para terapis,
namun belum berhasil diminati oleh para pasien atau masyarakat lainnya.
Karena dari program ini belum mampu melakukan sosialisasi ke
masyarakat langsung. Dengan demikian program ini hanya berjalan untuk
pelatihan & pengembangan dakwah.
4. Lembaga Tahsin Al-Quran (LTQ)
Adalah program untuk memberikan pemahamn, pengetahuan, dan
kecerdasan bagi para terapis. Dalam hal ini para terapis mampu melakukan
penyembuhan dengan menggunakan sentuhan dakwah,alquran dan hadits
serta mengucapkan pelafalannya secara benar, hati – hati, dan sesuai
dengan makharijul hurufnya atau tata bahasa arab.
5. Spritual Power
Adalah sebuah pelatihan spiritual untuk mencapai kesuksesan
hidup. Program ini merupakan hal yang terpenting sebab dengan adanya
program ini dapat memberikan motivasi (dorongan), semangat, dan
perbaikan akhlak dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Sehingga para
terapis ketika melakukan pengobatan memberikan siraman rohani yang
menyentuh hati pasien.
Dengan demikian program pelatihan dan pengembangan dakwah di
Bengkel Rohani sudah berjalan sesuai dengan rencana manajemen
49
Bengkel Rohani. Sebab adanya pelatihan ini para terapis berhasil
memberikan pengaruh positif pada para pasien.
Dan pasien–pasien yang berkunjung ke Bengkel Rohani pun
mendapatkan kenikmatan dan ketenangan hati dalam menjalankan
aktivitas hidup serta para pasien dalam keimanannya semakin bertambah
atau dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi menurut penulis para
terapis sudah memiliki keterampilan dan kemampuan dalam proses
penyembuhan pasien.
Dengan demikian Bengkel Rohani hadir berdasarkan kebutuhan
dan keinginan umat muslim untuk memilih suatu pengobatan alternative
yang dilakukan berdasarkan alquran dan hadits. Oleh karena itu Bengkel
Rohani menjawab kebutuhan umat muslim.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan berbagai penelitian dan menguraikan
penjelasan tentang program pelatihan terapis dalam pengobatan alternative di
Bengkel Rohani Ciputat maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1. Bengkel Rohani adalah instansi yang menjadi pelopor dalam pengobatan
dan menggunakan syariat keislaman yang sudah berpengalaman bertahun-
tahun. Dengan memiliki beberapa program yang efektif sebagai alat terapi
sebagai pengobatan alternative dengan harga terjangkau. Program
pelatihan yang dicanangkan oleh Bengkel Rohani merupakan sebagai
berikut: SSQ (spiritual Science Quantum), KIR – Massal (kajian islam &
Ruqyah Massal), Ta’aruf Center LTQ (lembaga tahsin al-quran) Spritual
Power.
2. Program pengobatan yang dilaksanakan di Bengkel Rohani merupakan
cara pengobatan alternatif yang dilakukan dengan berbagai cara dengan
petunjuk dan acuan dari syariat al-Quran dan Hadist terutama pada
pengobatan terapi ruqyah, Bengkel Rohani berusaha melakukan yang
terbaik untuk melayani pasien, sesuai dengan visinya yaitu sehat jasmani,
sehat rohani, maka Bengkel Rohani memberikan berbagai metode
pengobatan yang pada dasarnya mengikuti syariah Islam. Bengkel Rohani
selalu mengedepankan profesionalitas, sehingga Bengkel Rohani sengaja
51
memberikan training peltihan bagi para terapis-terapis yang akan bekerja
disana. Selain melakukan pengobatan bengkel rohani juga menyelipkan
dakwah pada setiap metode pengobatan.
B. Saran
1. Masyarakat senantiasa berkeinginan mendapatkan pelayanan pengobatan
yang terbaik, namun dikarenakan semakin membengkaknya biaya
pengobatan terutama bagi masyarakat yang menengah kebawah, maka
pengobatan alternative yang memang telah menjadi hal yang bayak
ditemui seharusnya terus digali potensi-potensinya agar memperkecil
kesalahan-kesalahan dan resiko, dan memperbesar efektifitas dan
kepercayaan masyarakat atas pengobatan alternative.
2. Masyarakat yang masih belum mengetahui mengenai pengobatan
alternative sebaiknya mencari informasi dari media-media yang akurat
agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan.
3. Sebaiknya pemerintah menggali potensi pengobatan alternative karena
selain berpotensi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, pengobatan
alternative juga berpotensi untuk menarik para turis asing untuk datang ke
Indonesia sehingga bisa dijadikan komersial bisnis wisata.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidkan. Bina Aksara. Yogyakarta, 1988.
Efendi, Faizah dan Muchsin. Psikologi Dakwah,Jakarta; kencana,2006
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000)
Ruslan,,Rosady Metode Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada. 2008. Jakarta. Cet4.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006), Cetakan ke enam.
Nasution, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. Ke-1
Soenarto RM., Programa Televisi dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran (Jakarta; FFTV-IKJ Press, 2007)cet. 1 h.1
Hallen A, Bimbingan dan Konseling
Notatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004)
Mangku Negara, Anwar Prabu. Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: Rosda Karya,2000)h.44
Hamalik, Oemar, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) hal 10
Hardjana, Agus M, , Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta : Kanisius, 2001) Cet, ke 1, hal, 35