HUBUNGAN PEMBERDAYAAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 SIMALUNGUN TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam SUMIYATI LINCE SARAGIH NIM : 0332173019 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2019
188
Embed
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM …Temuan penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan MGMP dengan kinerja guru. Artinya semakin
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN PEMBERDAYAAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN
DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 SIMALUNGUN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam
SUMIYATI LINCE SARAGIH NIM : 0332173019
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2019
HUBUNGAN PEMBERDAYAAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN
DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 SIMALUNGUN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
DR. CANDRA WIJAYA, M.Pd DR. RUSYDI ANANDA, M.Pd NIP. 197404072007011037 NIP. 197201012000031003
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2019
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya susun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam dari Program Magister
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil karya
orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan lmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Tesis ini bukan hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, April 2019
Sumiyati Lince Saragih NIM. 0332173019
ABSTRAK
Kajian terhadap peningkatan kinerja guru menjadi penting dan menjadi sebuah
keniscayaan. Terlebih-lebih dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka seorang guru dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya supaya ilmu dan keterampilan yang diberikan kepada siswa tidak ketinggalan oleh perkembangan ilmu itu sendiri.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) hubungan antara pemberdayaan musyawarah
guru mata pelajaran dengan kinerja guru, (2) hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guruTualang, dan (3) hubungan antara pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja guru.
Populasi penelitian adalah seluruh guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun
berjumlah 54 guru. Keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian. Instrumen penelitian untuk variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan motivasi berprestasi adalah angket dengan model skala Likert, sedangkan kinerja guru digunakan APKG I dan APKG II.. Uji persyaratan dilakukan untuk menguji normalitas, linearitas, dan independensi antar variabel bebas. Teknik analisis data digunakan korelasi dan regresi dan korelasi sederhana dan regresi dan korelasi ganda pada taraf signifikansi = 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
pemberdayaan MGMP dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif pemberdayaan MGMP maka semakin tinggi dan positif pula kinerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 13,82%. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel pemberdayaan MGMP sebesar 13,82% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja guru, (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif motivasi berprestasi maka semakin tinggi dan positif pula kinerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 8,74%. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada motivasi berprestasi sebesar 8,74% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja guru, dan (3) terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-sama antara pemberdayaan MGMP dan motivasi berprestasi dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif pemberdayaan MGMP dan motivasi berprestasi maka semakin tinggi dan positif pula kinerja guru dengan memberikan sumbangan efektif sebesar 22,60%. Hal ini bermakna bahwa 22,60% dari variasi yang terjadi pada kinerja guru dapat diprediksi oleh kedua variabel bebas tersebut.
.
ABSTRACT
Therefore, attention to the improvement of teacher performance becomes important and becomes a necessity. Especially with the various developments of science and technology today, then a teacher is required to be able to adapt himself so that knowledge and skills given to students are not left behind by the development of science itself.
The aim of the study was to find out: (1) the relationship between the empowerment of subject teachers and teacher performance, (2) the relationship between achievement motivation and the performance of teacher teachers, and (3) the relationship between empowerment of teacher meetings. The population of this research is all teachers of Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun are 54 people. The entire population is used as the research sample. The research instrument for the empowerment of subject teachers and achievement motivation is questionnaire with Likert scale model, while teacher performance is used APKG I and APKG II. The test requirement is done to test normality, linearity, and independence among independent variables. Data analysis technique used correlation and regression and simple correlation and regression and multiple correlation at significance level = 0,05. The research findings show: (1) there is a positive and significant relationship between the empowerment of subject teachers and teacher performance. This means that the higher and positive the empowerment of subject teachers the higher and positive the teacher's performance by providing an effective contribution of 13.82%. This can be interpreted that the variation that occurs in the the empowerment of subject teachers variable of 13.82% can be predicted in improving teacher performance, (2) there is a positive and significant relationship between achievement motivation and teacher performance. This means that the higher and positive achievement motivation is the higher and positive the teacher's performance by making an effective contribution of 8.74%. This can be interpreted that the variation that occurred in the achievement motivation of 8.74% can be predicted in improving teacher performance, and (3) there is a positive and significant relationship together between the empowerment of subject teachers and achievement motivation with teacher performance. This means that the higher and positive the empowerment of subject teachers and achievement motivation, the higher and positive the teacher's performance by making an effective contribution of 22.60%. This means that 22.60% of the variation that occurs in teacher performance can be predicted by the two independent variables.
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan RahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan,
namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Untuk
itu penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada:
Bapak Prof. Dr. H. Saidurrahman M.Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahan di Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara..
Bapak Dr. Amiruddin Siahaan M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang telah banyak memberikan
kesempatan untuk mengikuti perkuliahan.
Bapak Dr. Candra Wijaya, M.Pd dan Ibu Dr. Tien Rafida, M.Hum selaku Ketua dan
Sekretaris Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara berupa . bantuan dalam urusan
administrasi perkuliahan.
Bapak Candra Wijaya, M.Pd dan Bapak Dr. Rusydi Ananda, M.Pd selaku Pembimbing
tesis yang telah banyak memberikan masukan bagi kesempurnaan tesis ini.
Bapak/Ibu dosen Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, yang telah memberikan
berbagai ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan tak terlupakan juga
rekan-rekan mahasiswa.
Bapak Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di madrasah ini sehingga data-data yang
dibutuhkan dapat diperoleh.
Bapak/Ibu guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun yang menjadi responden
penelitian yang telah meluangkan waktu untuk mengisi instrumen penelitian ini.
Secara khusus kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, Mertua, Suami dan Anakku
tercinta yang selalu memberikan motivasi dan selalu mendoakan penulis sehingga penulisan
tesis ini dapat diselesaikan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan yang
akan datang.
Medan, Januari 2019
Penulis,
SUMIYATI LINCE SARAGIH NIM : 0332173019
DAFTAR ISI Halaman Abstrak…………………………………………………………………. i Abstract………………………………………………………………… ii Kata Pengantar…………………………………………………………. iii Daftar Isi……………………………………………………………….. v Daftar Tabel……………………………………………………………. vii Daftar Gambar…………………………………………………………... ix Daftar Lampiran………………………………………………………… x Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1
B. Identifikasi Masalah………………………………….. 7
C. Pembatasan Masalah………………………………….. 7
D. Rumusan Masalah…………………………………... 8
E. Tujuan Penelitian…………………………………….. 8
F. Manfaat Penelitian……………………………………. 8
Bab II Kajian Pustaka 10
A. Landasan Teori……………………………………….. 10
1. Kinerja Guru…………………………………….… 10
2. Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran... 20
3. Motivasi Berprestasi……..………………………... 30
B. Penelitian Yang Relevan………………………… 34
C. Kerangka Berpikir……………………………………. 38
D. Hipotesis Penelitian…………………………………... 41
Bab III Metodologi Penelitian 42
A. Tempat Dan Waktu Penelitian………………………... 42
B. Metode Penelitian…………………………………….. 42
C. Populasi Dan Sampel Penelitian……………………… 43
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………….. 43
E. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian.. 44
F. Teknik Analisis Data…………………………………. 50
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54
A. Deskripsi Data………………………………………... 54
B. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian…….………... 58
C. Pengujian Persyaratan Analisis……………………….. 60
D. Pengujian Hipotesis…………………………………... 65
E. Pembahasan Hasil Penelitian………………………… 70
Bab V Simpulan, Implikasi dan Saran 76
A. Simpulan……………………………………………… 76
B. Implikasi……………………………………………… 76
C. Saran…………………………………………………. 78
Daftar Bacaan 79
Lampiran-Lampiran 82
DAFTAR TABEL No Tabel Judul Tabel Halaman 3.1 Waktu Penelitian………………………………………… 42 3.2 Populasi Penelitian…………………………….………… 43 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru………………………. 45 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Pemberdayaan MGMP….. 46 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi……... 46 3.6 Rangkuman Validitas Instrumen Pemberdayaan MGMP.. 48 3.7 Rangkuman Validitas Instrumen Motivasi Berprestasi…. 49 4.1 Distribusi Frekuensi Data Variabel Pemberdayaan
MGMP……………………………………………………. 54
4.2 Distribus Data Variabel Motivasi Berprestasi….………… 56 4.3 Distribusi Data Variabel Kinerja Guru…………………... 57 4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Pembedayaan MGMP.. 58 4.5 Tingkat Kecendeurngan Variabel Motivasi Berprestasi…. 59 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru…………. 60 4.7 Rangkuman Analisis Uji Normalitas…………………….. 61 4.8 Rangkuman Analisis Uji Linieritas Antara X1 Dengan Y.. 62 4.9 Rangkuman Analisis Uji Linieritas Antara X2 Dengan Y.. 63 4.10 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1 Dengan 64
X2 ………………………………………………………… 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 Dengan Y Dan
Uji Keberartiannya……………………………………….. 65
4.12 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X2 Dengan Y Dan
Uji Keberartiannya……………………………………….. 67
4.13 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Dan Uji
Keberartiannya Variabel X1 dan X2 Dengan Y………….. 68
4.14 Rangkuman Sumbangan Relatif Dan Sumbangan Efektif
DAFTAR GAMBAR No Gambar Judul Gambar Halaman 2.1 Skema Paradigma Penelitian………….…………........ 40 4.1 Histogram Variabel Pemberadayaan MGMP……........ 55 4.2 Histogram Variabel Motivasi Berprestasi……………. 56 4.3 Histogram Variabel Kinerja Guru……….…………… 58
DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Judul Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian……………………………….... 82 2 Ujicoba Instrumen Pemberdayaan MGMP……......... 88 3 Ujicoba Instrumen Motivasi Berprestasi…..………... 92 4 Data Penelitian………………………………………. 96
sebesar 87,7% sisanya sebesar 12,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
11. Penelitian Supraswati (2016) menunjukkan terdapat hubungan positif antara motivasi
berprestasi dengan kinerja guru dalam pembelajaran Sekolah Dasar Negeri Gugus
Silawe Kajoran Magelang ditunjukkan dengan nilai singnifikasi 0,007 dan nilai
kolerasi 0,902. Artinya semakin tinggi motivasi berprestasi guru, maka semakin baik
kinerja dalam pembelajarannya, begitu pula sebaliknya.
12. Penelitian Arifin (2018) menunjukkan variabel motivasi berprestasi guru memperoleh
thitung 3,180 dengansig0,003. Faktor motivasi berprestasi guru merupakan variabel yang
ikut berpengaruh terhadap kinerja guru namun motivasi berprestasi yang baik di MAN
2 Kabupaten Probolinggo hanya menyangkut honorarium yang sesuai, terjalinnya kerja
sama yang baik antar guru, penghargaan yang sesuai, aktualisasidiri yang baik dan
memiliki kepuasan dalam lingkungan kerjaakan berdampak pada peningkatan kinerja
guru.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dengan Kinerja Guru. Musyawarah guru mata pelajaran merupakan wadah yang baik untuk membiasakan
guru-guru dalam berdiskusi dan bertukar pendapat sehingga setiap guru dapat memiliki
pengetahuan yang merata dengan guru lainnya.
Dalam forum musyawarah guru mata pelajaran, guru bersama dengan guru lainnya
akan berdialog dengan guru lain tentang prestasi yang dicapai. Ini akan mendorong guru untuk
menunjukkan bahwa dia juga bisa melakukan hal yang lebih dari itu. Mengikuti kegiatan
musyawarah guru mata pelajaran dapat memacu guru untuk terus berlatih, mencari
pembelajaran yang lebih inovatif, sehingga ke depan dia akan memiliki kinerja yang lebih
baik.
Adanya musyawarah yang dilakukan antar guru akan memberikan pengetahuan serta
pengalaman yang dapat dijadikan masukan untuk menjadi lebih baik dan terarah dalam
mengajar. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing guru dapat memberikan
pelajaran tersendiri bagi guru lainnya serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja.
Adanya kegiatan musyawarah guru mata pelajaran dapat mempersatukan persepsi setiap guru
dalam proses belajar mengajar sehingga kinerja guru dalam mengajar dapat disetarakan.
Guru memerlukan keikutsertaan dalam musyawarah guru mata pelajaran agar berbagai
kekurangan dan keinginannya dapat disampaikan dalam forum musyawarah guru mata
pelajaran. Kegagalan peran serta musyawarah guru mata pelajaran akan semakin tinggi ketika
setiap yang terlibat memiliki sifat ketidakpedulian. Untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan
oleh musyawarah guru mata pelajaran maka guru memiliki motivasi tersendiri. Dalam hal ini
yang diinginkan guru dalam mewujudkan kinerja yang baik dapat dilakukan dengan mengikuti
kegiatan musyawarah guru mata pelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diduga ada hubungan antara pemberdayaan
musyawarah guru mata pelajaran dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun.
2. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru.
Kinerja guru yang dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan maaka akan dikatakan efektif adalah merupakan salah satu wujud dari kinerja guru
dalam melaksanakan tugas. Pembelajaran yang berlangsung terjadi melalui interaksi antara
guru dengan peserta didik. Guru sebagai agen pembelajaran tentu akan menemukan berbagai
kendala dalam melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu guru dituntut untuk selalu
mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki untuk membekali siswa sebagai
bekal di masa depan.
Tuntutan kepada guru tersebut hanya terwujud bila guru memiliki motivasi berprestasi
yang tinggi. Motivasi berprestasi tersebut ditunjukkan dengan adanya inisiatif dalam
pembelajaran, penggunaan metode dan media yang variatif, intensitas pemberian bimbingan
kepada siswa, keinginan untuk terus mencari informasi tentang bidang keahliannya, dan
ketekunan serta kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan pembelajaran.
Motivasi berprestasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk berbuat
sesuatu. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha untuk memberikan yang terbaik
yang bisa dilakukannya, karena ia mempunyai komitmen yang tinggi terhadap panggilan
profesinya. Guru bekerja tidak hanya karena ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan,
tetapi lebih dari itu karena tuntutan profesinya. Beberapa hal yang mempengaruhi tinggi
rendahnya motivasi guru, antara kesesuaian imbalan yang diterima dan keahlian yang dimiliki,
latar belakang pendidikan dan keinginan untuk selalu menambah wawasan dalam upaya
pengembangan diri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menduga ada hubungan antara motivasi
berprestasi dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
3. Hubungan Antara Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan
Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru. Keberadaan dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan dalam
dunia pendidikan, karena guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu, setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air tidak dapat dilepas
dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. Keberhasilan pendidikan
di suatu madrasah tidak terlepas dari peranan guru. Tinggi rendahnya mutu pendidikan di
madrasah berkorelasi positif dengan tinggi rendahnya mutu guru. Oleh karena itu, kebijakan
pemerintah dan pengelola madrasah yang terkait dengan peningkatan mutu guru harus
diutamakan.
Tuntutan mutlak diperlukan bagi madrasah yang memiliki iklim yang baik ada rasa
tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap komponen madrasah. Setiap guru bertanggung
jawab kepada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya, sehingga ada keyakinan bahwa apa
yang dilaksanakan akan menghasilkan suatu pekerjaan yang berkualitas. Bila hal ini akan
terjadi, dapat meningkatkan motivasi berpretasi guru sehingga akan mendorong pencapaian
tujuan sekolah.
Di samping itu, dalam forum musyawarah guru mata pelajaran, guru bersama dengan
guru mata pelajaran sejenis akan berdialog dengan guru lain tentang prestasi yang dicapai. Ini
akan mendorong guru untuk menunjukkan bahwa dia juga bisa melakukan hal yang lebih dari
itu. Musyawarah guru mata pelajaran bisa memacu guru untuk terus berlatih, mencari
pembelajaran yang lebih inovatif, sehingga ke depannya guru tersebutakan memiliki kinerja
yang lebih baik.
Kedua hal di atas yaitu pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan motivasi
berprestasi diduga memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
Selanjutnya paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
rx1y
Rx1x2y
rx2y
Gambar 2.1. Paradigma Penelitian
Keterangan:
1. rx1y adalah koefisien korelasi pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran
(X1) dengan kinerja guru (Y) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
Pemberdayaan MGMP (X1)
Motivasi Berprestasi (X2)
Kinerja Guru (Y)
2. rx2y adalah koefisien korelasi antara motivasi berprestasi (X2) dengan kinerja guru (Y)
di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
3. Rx1x2y adalah koefisien korelasi ganda antara pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran (X1) dan motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama dengan dengan
kinerja guru (Y) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya maka dirumuskan
hipotesis penelitian yaitu:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun. Lokasi ini dipilih
dengan pertimbangan belum ada penelitian di madrasah ini sebelumnya terkait dengan judul
penelitian tesis ini. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018-
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha sebagai berikut:
t
i
11S
S1
1k
kr
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan
2ts = varians total
2ts = jumlah varians butir
Varians butir dihitung dengan menggunakan rumus:
NN
xx
s
2
i2i
2i
Selanjutnya dengan merujuk Sudijono (2002:125) suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila perhitungan koefisien reliabilitas ≥ 0,70.
Hasil ujicoba reliabilitas kuesioner pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran
menunjukkan angka koefisien reliabilitas 0,990. Selanjutnya hasil ujicoba reliabilitas
kuesioner motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungunmenunjukkan
angka kooefisien reliabilitas 0,968. Dengan demikian instrumen penelitian ini adalah reliabel.
.
F. Teknik Analisis Data
Untuk mendeskripsikan data setiap variabel, digunakan statisitik deskriptif.
Penggunaan statisitik deskriptif bertujuan untuk mencari skor tertinggi, terendah, mean,
median, modus dan standar deviasi serta uji kecenderungan data setiap variabel.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan statisitik inferensial. Sebelum
melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji persyaratan analisis, antara lain:
1. Uji Normalitas
Menurut Usman dan Akbar (2008:109), pengujian normalitas galat data Y atas X1, dan
Y atas X2 digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal sehingga analisis
korelasi dan regresi dapat dilaksanakan. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas
galat variabel terikat atas variabel bebas menurut Sugiyono (2007:241) adalah uji Liliefors
galat taksiran dengan kriteria apabila Lo < Ltabel, maka dinyatakan normal.
2. Uji Linieritas dan Keberartian
Uji linieritas regresi digunakan rumus sebagai berikut: F = RJKTC : RJKE. Jika nilai
Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan bahwa persamaan regresi tersebut linier. Dengan
persamaan regresi Y = a + bX.
Untuk menguji keberartian arah regresi (b), maka Fhitung dibandingkan dengan Ftabel.
Jika Fhitung > Ftabel, maka koefisien arah regresi berarti. Nilai a, dan b dicari dengan rumus:
22
2
)(
))(())((
ii
iiiii
XXn
YXXXYa (Somantri dan Muhidin, 2008:298)
22 )(
))((
ii
iiii
XXn
YXYXnb (Somantri dan Muhidin, 2008:298)
RJK(TC) dihitung dengan rumus: RJK(TC) = JK(TC) : (k-2) dan RJK(E) dihitung dengan
rumus: RJK(E) = JK(E) : (n-k ).
3. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk membuktikan bahwa kedua variabel independen
tidak memiliki hubungan yang signifikan. Uji independensi yang dilakukan adalah uji
independensi variabel X1 dengan X2.
Dalam penelitian ini uji independensi digunakan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
22
2
22
1
2
1
2121
)()(
))((
21 XXnXXn
XXXXnr
xx (Usman dan Akbar, 2008:204).
Kriteria pengujian jika -rtabel ≤ rhitung ≤ rtabel, maka hubungan tersebut tidak berarti,
artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara kedua variabel independen. Pengujian
dilakukan pada taraf signifikansi (α) = 0,05.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan korelasi dan regresi
sederhana, sedangkan hipotesis keempat digunakan korelasi dan regresi ganda. Uji korelasi
sederhana digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
2222xy
yynxxn
yxxynr
Dengan uji keberartiannya t = r 21
2
r
n
Pengujian korelasi ganda digunakan rumus sebagai berikut:
R xy = 21
2
212122
12
1
2
xxr
xrxyrxyrxyxryxr
Dengan uji keberartiannya F =
)1(
)1(
2
kn
Rk
R
Selanjutnya untuk mengetahui besar pengaruh setiap variabel terhadap kriteria
digunakan teknik analisis regresi ganda dengan persamaan umum garis regresinya untuk dua
variabel bebas adalah sebagai berikut: Ŷ = ao + a1 X1 + a2 X2 .. Pengujian keberartian regresi
linear ganda digunakan rumus:
F =
)1( kn
JKk
Jk
res
reg
(Sudjana, 2000)
Koefisien korelasi dinyatakan berarti apabila Fhitung > Ftabel pada taraf signifikan 5%
dengan derajat kebebasan ( n – k – 1 ).
Untuk menentukan korelasi murni terlepas dari pengaruh variabel lain, dilakukan
pengontrolan terhadap salah satu variabel, rumus untuk menganalisis hal itu digunakan rumus
parsial (Sudjana, 1996) sebagai berikut:
ry1.2 = )1()1(
)(
122
22
21221
ryr
rryry
. Dengan pengujian keberartiannya yaitu:
t = 2
2.1
2.1
)(1
2
ry
nry
Selanjutnya untuk mengetahui sumbangan relatif dari variabel bebas terhadap variabel
yaitu SR1 = gJK
YXa
Re
11 x 100%. Sedangkan sumbangan efektif dari variabel bebas terhadap
variabel terikat yaitu: SE1 = SR % x (R2)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang disajikan dalam penelitian ini adalah skor angket dari
masing-masing variabel yaitu variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (X1),
variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) dan
variabel kinerja guru guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y) yang diberikan
kepada responden.
Deskripsi data dari masing-masing variabel penelitian yang disajikan
menginformasikan tentang rata-rata (mean), modus, median, varians, simpangan baku, skor
maksimum, skor minimum dan kecenderungan data. Deskripsi data juga dilengkapi dengan
distribusi frekuensi dan grafik histrogram dari masing-masing variabel penelitian.
1. Variabel Pemberdayaan MGMP (X1)
Hasil pengolahan data menunjukkan untuk variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran memiliki nilai rata-rata atau mean = 117,64; modus = 117,14; median = 117,77; varians = 100,34; simpangan baku = 10,01; skor maksimum = 135; dan skor minimum = 86.
Gambaran tentang distribusi frekuensi data variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Data Variabel Pemberdayaan MGMP
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat dijabarkan untuk variabel pemberdayaan
musyawarah guru mata pelajaran kategori tinggi 77,78% dan kategori sedang sebesar 22,22%.
Sedangkan untuk kategori kurang dan kategori rendah tidak ada. Dengan demikan dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dalam penelitian ini
cenderung tinggis yang dibuktikan dengan 77,78% responden masuk dalam kategori tinggi.
3. Uji kecenderungan variabel motivasi berprestasi (X2)
Hasil pengujian kecenderungan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) tergambar pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Berprestasi (X2)
Interval Skor Frekuensi frelatif (%) Kategori
≥ 112 42 77,78 Tinggi
84 – 111 12 22,22 Sedang
56 – 83 - - Kurang
≤ 55 - - Rendah
Jumlah 50 100
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dijabarkan untuk variabel motivasi berprestasi
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun pada kategori tinggi 77,78% dan kategori
sedang sebesar 22,22%. Sedangkan untuk kategori kurang dan kategori rendah tidak ada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi dalam penelitian ini
cenderung tinggi yang dibuktikan dengan 77,78% responden masuk dalam kategori tinggi.
3. Uji kecenderungan variabel kinerja guru (Y)
Hasil pengujian kecenderungan variabel kinerja guru guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Simalungun (Y) tergambar pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru (Y)
Interval Skor Frekuensi frelatif (%) Kategori
≥ 112 29 53,70 Tinggi
84 – 111 25 46,30 Sedang
56 – 83 - - Kurang
≤ 55 - - Rendah
Jumlah 50 100
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat dijabarkan untuk variabel kinerja guru guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun pada kategori tinggi 53,70% dan kategori sedang
sebesar 46,30%. Sedangkan untuk kategori kurang dan kategori rendah tidak ada. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam penelitian ini cenderung tinggi yang
dibuktikan dengan 53,70% responden masuk dalam kategori tinggi.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis dimaksudkan sebagai uji persyaratan untuk menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi sebelum data dianalisis. Pengujian persyaratan yang dilakukan adalah uji normalitas, uji linieritas dan uji independensi antara variabel bebas.
1. Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas data variabel penelitian ini yaitu variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran, motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun, dan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun adalah cenderung berdistribusi normal.
Hal ini terlihat dari harga Liliefors observasi (Lo) hasil perhitungan dari masing-masing variabel menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai Liliefors tabel (Lt). Dengan demikian data dari ketiga variabel penelitian tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga memenuhi syarat untuk dianalisis dengan korelasi dan regresi.
Rangkuman hasil uji normalitas variabel penelitiann dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Uji Normalitas
No Galat Taksiran Lo Ltabel ( = 0,05) Keterangan
1 Y atas X1 0,0820 0,1205 Normal
2 Y atas X2 0,0991 0,1205 Normal
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Liliefors observasi lebih kecil dari
nilai Liliefors tabel, hal ini menunjukkan keseluruhan skor variabel penelitian berdistribusi
normal. Untuk galat variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran atas kinerja guru
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun diperoleh harga Lo (0,0991) < Ltabel
(0,1205) dengan demikian variabel pembedayaan musyawarah guru mata pelajaran terhadap
kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun berdistribusi normal.
Untuk galat variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun atas variabel kinerja guru guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun
diperolehn harga Lo (0,0973) < Ltabel (0,1205) dengan demikian galat variabel motivasi
berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun terhadap kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas Dan Keberartian Regresi
Persamaan regresi sederhana yang dicari adalah persamaan regresi sederhana antara
variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y) atas variabel
pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (X1), dan variabel kinerja guru guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y) atas variabel motivasi berprestasi guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) dengan model persamaannya adalah Ŷ = a
+ bX1, dan Ŷ = a + bX2.
Uji linieritas dan keberartian regresi variabel X1 dengan Y
Hasil perhitungan linearitas variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran
(X1) dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y) diperoleh
persamaan regresi sederhana Ŷ = 72,38 + 0,35X1.
Rangkuman hasil perhitungan pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 4.8. sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Rangkuman Anava Uji Linieritas Antara X1 Dengan Y
Sumber Variasi JK DK RJK Fhitung Ftabel α = 0,05
Total 692218 54 - - -
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu
688170,67
608,76
3438,57
1
1
52
688170,67
608,76
66,12
9,206
4,026
Tuna Cocok
Galat
2307,12
1131,45
27
25
85,44
45,25
1,888
1,946
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Fhitung regresi diperoleh 9,206 sedangkan
harga Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 52 pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah
4,026. Ternyata harga Fhitung regresi (9,206) lebih besar dari harga Ftabel (4,026), maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien arah regresi Y atas X2 berarti pada pada taraf signifikansi α =
0,05.
Selanjutnya diketahui harga F tuna cocok hasil perhitungan diperoleh sebesar 1,888
sedangkan harga Ftabel dengan dk pembilang 27 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikansi α =
0,05 adalah 1,946. Oleh karena harga F tuna cocok hitung 1,888 lebih kecil dari nilai Ftabel
1,946. Hal ini menunjukkan variabel pemberdyaan musyawarah guru mata pelajaran (X1)
terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y) dengan
persamaan garis regresi Ŷ = 72,38 + 0,35X1 adalah linier.
Perhitungan keberartian regresi Y atas X2 pada Tabel 4.8 menunjukkan harga Fh > Ft,.
Hal ini bermakna bahwa koefisien arah regresi Y atas X2 signifikan pada taraf α = 0,05.
Dengan demikian persamaan regresi Ŷ = 72,38 + 0,35X1 dapat dipertanggungjawabkan untuk
menarik kesimpulan mengenai hubungan antara pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun. Dengan kata lain
peningkatan pada satu skor pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran akan
meningkatkan sebesar 0,35 skor pada variabel kinerja guru.
Uji linieritas dan keberartian regresi variabel X2 dengan Y
Hasil perhitungan linearitas variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Simalungun (X2) dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Rangkuman hasil perhitungan pengujian linearitas dan keberartiannya dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Rangkuman Anava Uji Linieritas Antara X2 Dengan Y
Sumber Variasi JK DK RJK Fhitung Ftabel α = 0,05
Total 692218 54 - - -
Regresi (a) 688170,67 1 688170,67
Regresi (b/a)
Residu
462,21
3585,12
1
52
462,21
68,94
6,704 4,026
Tuna Cocok
Galat
1412,98
2169,14
21
31
67,28
69,97
0,961 1,920
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Fhitung regresi diperoleh 6,704 sedangkan
harga Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 52 pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah
4,026. Ternyata harga Fhitung regresi (6,704) lebih besar dari harga Ftabel (4,026), maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien arah regresi Y atas X2 berarti pada pada taraf signifikansi α =
0,05.
Selanjutnya diketahui harga F tuna cocok hasil perhitungan diperoleh sebesar 0,961
sedangkan harga Ftabel dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut 31 pada taraf signifikansi α =
0,05 adalah 1,920. Oleh karena harga F tuna cocok hitung 0,961 lebih kecil dari nilai Ftabel
1,920.
Hal ini menunjukkan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri
3 Simalungun (X2) terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun
(Y) dengan persamaan garis regresi Ŷ = 69,48 + 0,37X2 adalah linier.
Perhitungan keberartian regresi Y atas X2 pada Tabel 4.9 menunjukkan harga Fh > Ft,.
Hal ini bermakna bahwa koefisien arah regresi Y atas X2 signifikan pada taraf α = 0,05.
Dengan demikian persamaan regresi Ŷ = 69,48 + 0,37X2 dapat dipertanggungjawabkan untuk
menarik kesimpulan mengenai hubungan antara motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun. Dengan kata lain peningkatan pada satu skor motivasi berprestasi akan
meningkatkan sebesar 0,37 skor pada variabel kinerja guru.
3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas
Sebelum melakukan analisa korelasi dan regresi, perlu diketahui hubungan antara
variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (X1) dan motivasi berprestasi guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) benar-benar independen atau tidak memiliki
korelasi satu sama lain maka perlu dilakukan pengujian independensi antar variabel bebas.
Hasil analisis pengujian antara variabel pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran (X1) dan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun (X2) memiliki korelasi sebesar 0,163.
Rangkuman hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1 Dengan X2
Korelasi Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien Determinan
(r2)
thitung
ttabel ( = 0,05)
rX1X2 0,163 0,026 1,18 1,674
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (X1) dan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) sebesar 0,163 dengan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,026.
Selanjutnya melalui uji t yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung = 1,18 sedangkan nilai ttabel = 1,674. Oleh karena thitung (1,18) < ttabel (1,674), hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas tersebut tidak memiliki hubungan yang berarti dengan demikian kedua variabel bebas tersebut adalah variabel yang independen.
D. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diuji berbunyi: trdapat hubungan positif dan signifikan antara
pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Simalungun.
Hiptesis statistik yang diuji adalah:
Ho : ρyx1 ≤ 0
H1 : ρyx1 > 0
Pengujian untuk mengetahui hubungan variabel pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran (X1) dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y)
digunakan analisis korelasi sederhana, sedangkan untuk menguji keberartiannya digunakan uji
t.
Rangkuman hasil perhitungan pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel
4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 Dengan Y Dan Uji Keberartiannya
Korelasi Koefisien Korelasi
(r) Koefisien
Determinan (r2) thitung
ttabel
( = 0,05) rX1Y 0,386 0,148 3,015 1,674
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien antara variabel pemberdayaan
musyawarah guru mata pelajaran (X1) dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun (Y) sebesar 0,386 dengan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,148. Melalui uji t
yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung = 3,015 sedangkan nilai ttabel = 1,674.
Harga thitung (3,015) > ttabel (1,674), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dengan
kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan bentuk hubungan linier dan
prediktif melalui garis regresi Ŷ = 72,38 + 0,35X1.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan musyawarah guru
mata pelajaran mempunyai hubungan positif dan signifikan serta prediktif yang signifikan
dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis pertama penelitian ini telah teruji secara empiris.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diuji berbunyi: terdapat hubungan positif dan signifikan antara
motivasi berprestasi dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
Hipotesis statistik yang diuji adalah:
Ho : ρyx2 ≤ 0
H1 : ρyx2 > 0
Pengujian untuk mengetahui hubungan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun (Y) digunakan analisis korelasi sederhana, sedangkan untuk menguji
keberartiannya digunakan uji t.
Rangkuman hasil perhitungan pengujian hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X2 Dengan Y Dan Uji Keberartiannya
Korelasi Koefisien Korelasi
(r) Koefisien Determinan
(r2) thitung
ttabel
( = 0,05) rX2Y 0,340 0,116 2,607 1,674
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien antara variabel motivasi
berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) dengan kinerja guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Y) sebesar 0,340 ) dengan koefisien determinasi
(r2) sebesar 0,116.
Melalui uji t yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung = 2,607 sedangkan nilai ttabel
= 1,674. Oleh karena thitung (2,607) > ttabel (1,674), hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara variabel motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun dengan bentuk hubungan linier dan prediktif melalui garis regresi Ŷ = 69,48 +
0,37X2.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berprestasi
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun mempunyai hubungan positif dan signifikan
serta prediktif yang signifikan dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua penelitian ini telah teruji secara
empiris.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diuji berbunyi: terdapat hubungan positif dan signifikan antara
pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan motivasi berprestasi secara bersama-
sama dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
Hiptesis statistik yang diuji adalah:
Ho : ρy12 ≤ 0
H1 : ρyx12 > 0
Pengujian untuk mengetahui hubungan variabel pemberdayaan musyawarah guru
mata pelajaran (X1) dan motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun (Y) digunakan analisis korelasi ganda, sedangkan untuk menguji keberartiannya
digunakan uji F.
Rangkuman hasil analisis korelasi ganda dan uji keberartian koefisien korelasinya
dapat dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Dan Uji Keberartian
Variabel X1 dan X2 Dengan Y
Korelasi Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Determinan
(R2)
Fhitung
Ftabel ( = 0,05)
Ryx12 0,476 0,226 11,3 3,178
Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda antar
variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (X1) dan motivasi berprestasi guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (X2) terhadap variabel kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun (Ry1.2) adalah 0,476. Setelah dilakukan uji F ternyata Fhitung
(11,3) > Ftabel (3,178) pada = 0,05 dengan demikian koefisien korelasi ganda tersebut
signifikan dan positif.
Koefisien determinasi menunjukkan sumbangan variabel pemberdayaan musyawarah
guru mata pelajaran dan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun
sebesar 22,60% dan sisanya sebesar 77,40% diperkirakan berasal dari variabel-variabel lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa hubungan
ganda variabel bebas terhadap variabel terikat berbentuk hubungan prediktif dengan
persamaan regresinya Ŷ = 35,07 + 0,34X1 + 0,33X2.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari
masing-masing variabel prediktor perhitungannya dapat ddilihat pada Tabel 4.14 sebagai
berikut:
Tabel 4.14 Rangkuman Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Masing-Masing Variabel Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif (%)
Sumbangan Efektif (%)
Pemberdayaan MGMP (X1) 35,80 13,82
Motivasi Beprestasi (X2) 25,71 8,74
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa variabel pemberdayaan musyawarah
guru mata pelajaran memberikan sumbangan efektif terhadap variabel kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun sebesar 13,82% dan variabel motivasi berprestasi guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun memberikan sumbangan efektif terhadap variabel
kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun sebesar 8,74%.
Sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas perlu dikontrol atau
dikendalikan atas salah satu variabel bebas. Dalam hal ini teknik analisis yang digunakan
adalah teknik analisis korelasi parsial. Rangkuman hasil perhitungan korelasi parsial dapat
dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Rangkuman Analisis Korelasi Parsial
Variabel Bebas Korelasi Parsial Koefisien Determinan ryx1.2
0,414 0,172
ryx2.1
0,366 0,134
Korelasi parsial antara X1 dan Y jika X2 dalam keadaan konstan adalah ry2.31 = 0,414
sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,172. Hal ini berarti bahwa variabel
pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran memberikan sumbangan terhadap variabel
kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun sebesar 0,172 x 100% = 17,20%.
Korelasi parsial antara X2 dan Y jika variabel X1 dalam keadaan konstan adalah ry3.12
= 0,366 sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,134. Hal ini berarti bahwa variabel
motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun memberikan
sumbangan terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun
sebesar 0,134 x 100% = 13,40%.
E. Pembahasan
Berdasarkan uji kecenderungan data variabel pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran menunjukkan kategori tinggi, sedang, kurang dan rendah sebagai berikut: kategori
tinggi dengan rentang skor ≥ 112 adalah 77,78% dan kategori sedang dengan rentang skor 84
sampai dengan 111 sebesar 22,22%. Berdasarkan kecenderungan data tersebut mengindikasi
bahwa secara keseluruhan responden penelitian yaitu guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun mayoritas memiliki kecenderungan dalam pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran kategori tinggi.
Selanjutnya jika diperhatikan kepada indikator pembentuk pemberdayaan musyawarah
guru mata pelajaran yaitu aspek: (1) menyusun program musyawarah guru mata pelajaran, (2)
memotivasi para guru mata pelajaran matermatika untuk mengikuti musyawarah guru mata
pelajaran secara rutin; (3) meningkatkan profesionalisme guru, (4) mengembangkan program
layanan supervisi akademis klinis, (5) mengembangkan perangkat pembelajaran, (6)
mengupayakan pertemuan ilmiah, (7) merumuskan model pembelajaran yang variatif, dan (8)
melaporkan hasil kegiatan, maka pada aspek motivasi guru dalam mengikuti kegiatan rutin
musyawarah guru mata pelajaran dan meningkatkan profesionalisme guru masih terlihat
lemah. Walaupun secara keseluruhan kategori kecenderungan pemberdayaan musyawarah
guru mata pelajaran adalah tinggi, namun demikian terdapat persesentese yang cukup tinggi
pada kategori sedang yaitu 22,22%.
Kenyataannya ini memberikan sinyal kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun untuk memotivasi guru-guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan musyawarah guru
mata pelajaran. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan karena melalui motivasi guru
mengikuti kegiatan musyawarah guru mata pelajaran diharapkan sebagai salah satu faktor
untuk meningkatkan kompetensi guru sebagaimana dijelaskan oleh Achmad (2004) tujuan
diselenggarakannya musyawarah guru mata pelajaran, yakni: (1) untuk memotivasi guru guna
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan
membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai
guru profesional; (2) untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan mutu pendidikan; (3) untuk
mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas
sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya; (4) untuk membantu
guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata
pelajaran yang bersangkutan; (5) saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil
lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain
kegiatan profesional yang dibahas bersama-sama; dan (6) mampu menjabarkan dan
merumuskan agenda reformasi sekolah, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran
yang efektif.
Berdasarkan uji kecenderungan data variabel motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun menunjukkan kategori tinggi, sedang, kurang dan rendah
sebagai berikut: kategori tinggi dengan rentang skor ≥ 112 adalah 77,78% dan kategori sedang
dengan rentang skor 84 sampai dengan 111 sebesar 22,22%. Berdasarkan kecenderungan data
tersebut mengindikasi bahwa secara keseluruhan responden penelitian dalam hal ini adalah
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun mayoritas memiliki kecenderungan motivasi
berprestasi adalah kategori tinggi.
Selanjutnya jika diperhatikan kepada indikator pembentuk motivasi berprestasi yaitu:
(1) bertanggungjawab pada tugas yang diberikan, (2) berusaha mencari umpan balik, (3)
berani mengambil resiko, (4) berusaha melakukan sesuatu secara inovatif dan kreatif dalam
pembelajaran, (5) merasa dikejar-kejar waktu ketika bertugas, dan (6) bekerja keras dan
bangga atas hasil yang telah dicapai,, maka pada aspek berusaha mencari umpan balik masih
terlihat lemah. Fakta ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi lemah didominasi oleh
faktor kelemahan dan kekurangan pada aspek mencari umpan balik.
Berdasarkan uji kecenderungan data variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Simalungun menunjukkan kategori tinggi, sedang, kurang dan rendah sebagai
berikut: kategori tinggi dengan rentang skor ≥ 112 adalah 53,70% dan kategori sedang dengan
rentang skor 84 sampai dengan 1119 sebesar 46,30%. Berdasarkan kecenderungan data
tersebut mengindikasi bahwa secara keseluruhan responden penelitian mayoritas memiliki
kecenderungan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun adalah kategori
tinggi. Namun demikian persentase kinerja guru kategori sedang cukuplah besar yaitu 46,30%.
Selanjutnya jika diperhatikan kepada indikator pembentuk kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun yaitu: ((1) menyusun rencana pembelajaran, (2)
melaksanakan pembelajaran, dan (3) mengevaluasi hasil pembelajaran, maka pada aspek
melaksanakan pembelajaran khususnya mengaplikasikan berbagai model atau strategi
pembelajaran yang variatif yang masih terlihat lemah. Fakta ini menunjukkan bahwa kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun lemah didominasi oleh faktor kelemahan
dan kekurangan pada aspek melaksanakan pembelajaran..
Berdasarkan data yang terkumpul dan hasil dari analisis statistik, maka ketiga pengujian hipotesis dalam penelitian ini diterima baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama yaitu: (1) temuan pertama, terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun, (2) temuan kedua terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun, dan (3) temuan ketiga erdapat hubungan positif dan signifikan dari variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun secara bersama-sama terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun .
Temuan pertama yaitu variabel pmberdayaan musyawarah guru mata pelajaran
menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan variabel kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan besaran korelasi 0,386 dengan garis prediktif Ŷ =
72,38 + 0,35X1.
Sumbangan efektif yang diberikan variabel pemberdayaan musyawarah guru mata
pelajaran terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun sebesar
13,82%. Data ini menjadikan peluang bagi Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun untuk meningkatkan fungsi dan peranan musyawarah guru mata pelajaran dalam
membina guru.
Temuan penelitian ini yang menunjukkan bahwa variabel pemberdayaan musyawarah
guru mata pelajaran menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan variabel kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun. Hal ini sejalan dengan penjelasan Rismono
(2004:87) bahwa penyelenggaraan musyawarah guru mata pelajaran diharapkan berperan
dalam hal: (1) melaksanakan pengembangan wawasan, pengetahuan dan kompetensi sehingga
memiliki dedikasi tinggi, dan (2) melakukan refleksi diri ke arah pembentukan profil guru
yang profesional.
Selanjutnya temuan ini mempertegas hasil temuan penelitian yang dilakukan
sebelumnya diantaranya: (1) temuan penelitian Hidayat (2017) yang menunjukkan
pengoptimalan pelaksanaan musyawarah guru mata pelajaran meningkatkan kinerja guru, (2)
temuan penelitian Saragih dan Dewi (2017) menunjukkan implementasi program musyawarah
guru mata pelajaran dapat menimgkatkan pengetahuan dan keterampilan guru, (3) temuan
penelitian Firman (2015) yang menunjukkan program musyawarah guru mata pelajaran
memberikan kontribusi kepada pengembangan kemampuan guru dalam pengembangan
perangkat pembelajaran dan pembuatan bahan ajar, (4) temuan penelitian Juroton, Samsuddin
dan Prihatin (2015) yang menunjukkan kegiatan musyawarah guru mata pelajaran dapat
meningkatkan pemahaman guru terhadap kurikulum dan (5) temuan penelitian Kurnia (2015)
menunjukkan bahwa aktivitas mengikuti musyawarah guru mata pelajaran secara signifikan
meningkatkan kompetensi guru.
Temuan kedua menujukkan motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Simalungun menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan variabel kinerja guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan besaran korelasi 0,340 dengan garis
prediktif Ŷ = 69,48 + 0,37X2.
Sumbangan efektif yang diberikan variabel motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Simalungun sebesar 8,74%. Data ini menjadikan peluang bagi Kepala Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun karena motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Simalungun merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun.
Temuan penelitian yang menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara variabel
motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan variabel kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun sejalan dengan penjelasan yang
dikemukakan oleh Robbins (2007:222) bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan untuk
unggul, untuk berprestasi berdasar seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses.
Lebih lanjut Robbins mengemukakan bahwa ada orang yang memiliki dorongan yang kuat
sekali untuk berhasil. Mereka bergulat demi prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses
itu semata-mata. Mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau
lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya. Dorongan itu adalah kebutuhan akan
prestasi.
Selanjutnya temuan ini mempertegas hasil temuan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh: (1) Mujahidin (2016) yang menunjukkan motivasi berprestasi berpengaruh
terhadap kinerja guru SMPN 8 Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil ini didapat dari hasil
uji nilai r dan t yang menunjukkan pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kinerja guru.
Hal ini diketahui dari nilai Sig.t untuk motivasi = 0,00 < 0,05 yang berarti bahwa hipotesis
yang menduga bahwa motivasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri
8 Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin dapat diterima, (2) temuan penelitian Hariyanti (2017)
menunjukkan: (1) hasil pengujian regresi menghasilkan persamaan regresi Ŷ = 13,071 +
0,677 X yang artinya setiap kenaikan satu unit variabel motivasi berprestasi akan
meningkatkan variabel kinerja guru sebesar 0,677 dan apabila tidak ada variabel motivasi
berprestasi maka kinerja guru akan tetap sebesar 13,071, (3) temuan penelitian Khairunnisa
(2015) yang menunjukkan terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja (15,1%);
Sedangkan nilai F yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan program SPSS adalah sebesar
16,877 dengan Sig. 0,000. Karena sig < 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh
yang berarti motivasi berprestasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru, (4) temuan
penelitian Hendrati (2014) yang menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai
hubungan dengan kinerja guru, dengan sumbangan efektif menunjukkan bahwa harga diri dan
motivasi berprestasi secara bersama sama memberikan sumbangan efektif sebesar 40,7%
terhadap Kinerja guru, sisanya 59,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, dan (5) temuan penelitian Wardana (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan
positif dan sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja dengan nilai koefisien
0,000. Adapun sumbangan efektif motivasi berprestasi terhadap kinerja sebesar 87,7% sisanya
sebesar 12,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Temuan ketiga yaitu variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan
variabel motivasi berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun secara
bersama-sama menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun dengan besaran korelasi 0,476 dan koefisien
determinan 0,226 atau 22,60% dengan garis prediktif Ŷ = 35,07 + 0,34X1 + 0,33X2.
Selanjutnya apabila dicermati lebih lanjut mengenai sumbangan efektif dari kedua
variabel yaitu variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran dan variabel motivasi
berprestasi guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun maka sumbangan efektif yang
terbesar adalah diberikan oleh variabel pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran
terhadap variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Simalungun yaitu sebesar
13,82%.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka simpulan
penelitian adalah:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan MGMP dengan kinerja
guru. Artinya semakin tinggi dan positif pemberdayaan MGMP maka semakin tinggi
dan positif pula kinerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar
13,82%. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel
pemberdayaan MGMP sebesar 13,82% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja
guru.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja
guru. Artinya semakin tinggi dan positif motivasi berprestasi maka semakin tinggi
dan positif pula kinerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar
8,74%. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada motivasi berprestasi
sebesar 8,74% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja guru.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-sama antara pemberdayaan
MGMP dan motivasi berprestasi dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi dan
positif pemberdayaan MGMP dan motivasi berprestasi maka semakin tinggi dan positif
pula kinerja guru dengan memberikan sumbangan efektif sebesar 22,60%. Hal ini
bermakna bahwa 22,60% dari variasi yang terjadi pada kinerja guru dapat
diprediksi oleh kedua variabel bebas tersebut.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pemberdayaan MGMP dan motivasi berprestasi mempunyai hubungan positif dan signifikan baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan kinerja guru. Adanya hubungan tersebut berimplikasi sebagai berikut:
1. Hasil uji kecenderungan terlihat bahwa pemberdayaan MGMP sebesar 22,22% berada
pada kategori sedang. Hal ini menjadi penting untuk dijadikan referensi oleh kepala
madrasah untuk memotivasi keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan MGMP. Hal ini
dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi persuasif secara intens antara kepala
madrasah dengan guru-guru.
2. Hasil uji kecenderungan terlihat bahwa motivasi berprestasi sebesar 22,22% berada
pada kategori sedang. Hal ini menjadi penting untuk dijadikan referensi bagi kepala
madrasah bahwa motivasi berprestasi adalah faktor internal yang terdapat dalam diri
guru untuk melakukan sesuatu yang terbaik, dalam hal ini berbuat yang terbaik dalam
kerangka meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu guru lubuk hatinya yang paling
dalam menyadari berperan sebagai pelaksana terdepan pendidikan dan pembelajaran.
Di samping itu peran kepala madrasah untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru
melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan antara lain komunikasi persuasif secara
intens dan menyampaikan hak-hak normatif yang diterima guru sesuai dengan
prosedur.
3. Adanya hubungan positif dan signifikan pemberdayaan MGMP dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberdayaan MGMP dan motivasi berprestasi merupakan hal yang urgen di dalam
meningkatkan kinerja guru, seperti halnya dalam penelitian ini apabila variabel
pemberdayaan MGMP dan motivasi berprestasi tidak berjalan efektif atau rendah maka
tentunya kinerja guru juga rendah. Sebaliknya apabila pemberdayaan MGMP dan
motivasi berprestasi efektif atau tinggi maka tentunya kinerja guru akan semakin tinggi
pula. Konsekuensi keterkaitan dengan variabel pemberdayaan MGMP dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja guru, maka kepala madrasah agar
selalu melakukan komunikasi yang baik dengan guru-guru dan dengan pihak
stakeholder lainnya. Di samping itu guru-guru secara individual agar selalu
meningkatkan kinerjanya dengan melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh
C. Saran-Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Performa kinerja guru dapat ditingkat oleh guru dengan selalu mengikuti kegiatan yang
dilakukan MGMP. Di samping itu guru hendaknya meningkatkan wawasan,
pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti seminar, pelatihan maupun penataran
dan yang tak kalah pentingnya adalah guru selalu melakukan ”up date” pengetahuan
dan wawasan dengan menggali sumber-sumber terkini.
2. Kepala Madrasaj hendaknya dapat mensupport motivasi berprestasi guru dengan cara
memberikan melibatkan guru dalam pengambilan keputusan di sekolah, memberikan
kesempatan guru untuk mengembangkan potensinya untuk mengikuti pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi (S.2) dan yang tak kalah pentingnya adalah melaksanakan
hak-hak normatif yang diterima guru sesuai prosedur.
3. Kepada Kementerian Agama Kabupaten Simalungun memberdayakan kegiatan
MGMP sebagai wadah dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja guru. Pemberdayaan kegiatan MGMP
dapat dilakukan memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan MGMP dengan membuat
surat edaran yang bertujuan untuk memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan MGMP
dan juga dapat dilakukan dengan mengundang para pakar dalam kegiatan MGMP
sehingga guru-guru lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan MGMP.
4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang
berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan sumbangan
terhadap kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. Memberdayakan MGMP, Sebuah Keniscayaan. www. Google, 2004. Arifin, Muh. Husen Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi
Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Man 2 Kabupaten Probolinggo, Jurnal: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia Volume 3 Nomor 1 2018.
Departemen Pendidikan Nasional RI. Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan
MGMP. Jakarta: Depdiknas Dirjen PMPTK, 2009. Firman. Peranan MGMP Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam SMA di Kota Balikpapan. Jurnal: Sains Terapan No. 1 Vol. 2. 2015. Haryanti, Titik. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Di SMK Tunas
Pemuda. Jurnal: Research and Development Journal Of Education Vol. 4 No. 1 Oktober 2017.
Hidayat, Yusuf. Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
Bahasa Inggris terhadap Manajemen Pembelajaran dalam Mewujudkan Kinerja Guru. Jurnal: Publik Vol. 11; No. 02; 2017; 279-290
Hendrati, Fabiola. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Harga Diri dengan Kinerja Guru SD
di Malang. Jurnal Psikologi Tabularasa Volume 9, No.2, Oktober 2014. Ivancevch, dkk. Perilaku dan Manajemen organisasi. Edisi Ketujuh, Alih Bahasa: Gina
Gania. Jakarta: Erlangga, 2007. Jurotun, Samsudi, dan Prihatin, Titi. Model Supervisi Akademik Terpadu Berbasis
Pemberdayaan Mgmp Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Matematika. Jurnal: Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 2, No. 1, Juni 2015.
Kamars, Daniel. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua. Padang:
Universitas Putra Indonesia Press, 2005.
Khairunisa. Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Sdn Di Kecamatan Banjarmasin Tengah. Jurnal: Paradigma, Volume 10, Nomor 2, Juli 2015.
Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang, 2007. Sagala, Syaiful. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima, 2006.
_____________. Manajemen Strategik Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007.
Saragih, Mandra dan Dewi, Ratna Sari Efektifitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Bahasa Inggris Di Kota Binjai. Jurnal: Tarbiyah, Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2017 ISSN: 0854 – 2627
Saud, Udin. Saefuddin. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2009.
Somantri, A. dan Muhidin, S. A. Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 2000. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007. Supraswati, Ida. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Guru Dalam
Pembelajaran Sdn Gugus Silawe Kajoran Magelang. Jurnal: Pendidikan Sekolah Dasar Edisi Ke-IV Tahun 2016
Syafarudin. Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Thoha, M. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2008. Tjiptono, F. dan Diana, A. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
Bumi Aksara. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Bumi Aksara. Usman, H. dan Akbar, P.S. Pengantar Statistik. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Usman, H. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008. Wardana, Dendik Surya. Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Guru Yang Sudah
Disertifikasi. Jurnal: Ilmiah Ilmu Psikologi Vol. 01, No.01, Januari 2013. Wibowo. Manajemen Kinerja, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2007. Winardi, J. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007. Yuniarsih, T. dan Suwatno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori, Aplikasi dan Isu
Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2008. Yunusshofa. 2008. Keefektifan MGMP PAI SMP Terhadap Peningkatan Profesionalisme
Guru PAI Kabupaten Cianjur. (Online), (http://Yunusshofa .blogspot. com/2008/05/keefektifan-mgmp-pai-dalam-meningkatkan. html)
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan seksama sebelum menjawab kemudian
tentukan respon (jawaban) terhadap masing-masing pertanyaan itu menurut apa yang
Bapak/Ibu guru anggap paling cocok dengan keadaan sebenarnya.
2. Bapak/Ibu guru dipersilahkan untuk memilih salah satu di antara alternatif jawaban
yang tersedia yaitu :
3. Berilah tanda silang (X) pilihan anda pada lembar jawaban (pada angket)
4. Jika Bapak/Ibu eliru memilihnya, maka lingkarilah pilihan pertama dan gantilah
dengan tanda silang pada pilihan yang lain
A. Angket Pemberdayaan MGMP
No PERNYATAAN JAWABAN
SS S KK J TP
1 Saya beserta guru lainnya membentuk pengurus MGMP
2 Saya beserta guru lainnya membuat program pertemuan MGMP.
3 Pada awal tahun pelajaran saya beserta guru paralel membuat program tahunan dan program semester.
4 Saya beserta guru paralel membuat silabus dan RPP. 5 Saya beserta guru paralel menginventarisasi materi-
materi yang sulit bagi peserta didik.
6 Saya beserta guru paralel membuat LKS. 7 Saya tidak perlu membuat silabus dan RPP, cukup
hanya mengcopy dari yang ada di interenet
8 Pada awal tahun pelajaran saya beserta guru paralel menetapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.
9 Saya menghadiri pertemuan MGMP di madrasah yang diadakan sekali seminggu.
10 Saya menghadiri pertemuan MGMP di kota Medan yang diadakan sekali sebulan.
11 Saya berusaha membuat metode yang bervariasi dalam PBM untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
12 Saya menggunakan alat peraga /media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
13 Saya beserta guru lainnya menyusul soal ulangan harian dengan menggunakan kisi-kisi.
14 Saya tidak perlu melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi kalau tidak ada beasiswa.
15 Saya tidak berdiskusi dengan guru lain mengenai pelajaran yang sulit diajarkan di luar pertemuan MGMP.
16 Saya melaksanaan remedial dan pengayaan. 17 Saya menganjurkan kepada siswa supaya mengikuti
olympiade.
18 Saya melaksanakan pembelajaran secara kolaboratif untuk meningkatkan gairah belajar peserta didik.
19 Saya senang kalau pengawas madrasah melaksanakan supervisi klimis di kelas saya karena saya mengetahui kelemahan-kelemahan saya dalam mengajar.
21 Saya senang kalau kepala madrasah melaksanakan supervisi klimis.
22 Saya senang kalau kepala madrasah melaksanakan supervisi akademis.
23 Saya member reward kepada siswa yang berani mengeluarkan pendapat.
24 Apabila ada seminar pendidikan saya mengikutinya. 25 Apabila saya menemukan kendala dalam mengajarkan
materi tertentu saya tidak perlu mendiskusikannya karena saya dinilai adalah guru yang tidak professional.
26 Apabila saya menemukan kendala dalam mengajarkan
materi tertentu saya berdiskusi dengan guru lainnya untuk mencari solusinya.
27 Saya dengan teman mendiskusikan model-model pembelajaran yang variatif.
28 Saya melaporkan hasil kegiatan MGMP kepada kepala madrasah.
B. Angket Motivasi Berprestasi
No PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
1 Saya mendahulukan persiapan tugas mengajar daripada persiapan yang lain.
2 Saya mendahulukan tanggungjawab di rumahtangga daripada mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran.
3 Saya merasa tersaingi apabila tugas yang menjadi tanggungjawab saya dikerjakan oleh orang lain.
4 Saya akan bekerja lebih baik, apabila saya diserahkan tanggungjawab sepenuhnya untuk melaksanakan pekerjaan itu.
5 Meskipun saya mengalami kegagalan dalam bekerja, namun saya tidak pernah melimpahkan kesalahan kepada orang lain.
6 Saya menghindar dari tugas yang menurut saya tugas tersebut sama sekali baru.
7 Saya tidak suka melakukan pekerjaan yang membutuhkan banyak pemikiran apalagi imbalannya tidak seberapa.
8 Saya mampu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna.
9 Saya berusaha menambah pengalaman untuk meningkatkan kinerja.
10 Kritik yang diberikan teman terhadap saya dalam mengejar akan mengurangi semangat saya.
11 Kegagalan dalam penyelesaian suatu tugas tidak akan membuat saya putus asa untuk bekerja.
12 Kegagalan dalam melakukan suatu pekerjaan akan menjadi pelajaran untuk menghindari cara yang serupa di masa yang akan datang.
13 Saya sangat senang menerima masukan, kritikan atas pekerjaan yang saya lakukan.
14 Masukan atau kritikan yang diberikan rekan-rekan terhadap pekerjaan yang saya lakukan, saya gunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
15 Saya akan bekerja lebih giat lagi apabila pimpinan merasa puas dengan hasil kerja yang saya lakukan.
16 Saya ingin mencoba tugas yang sangat sukar, walaupun teman mengatakan bahwa tugas tersebut sangat sukar.
17 Saya bertanggungjawab atas resiko dari keputusan yang saya perbuat.
18 Cara atau metode yang termudah yang saya tahu untuk melakukan suatu pekerjaan saya akan memberitahukannya kepada orang lain.
19 Apabila saya diserahi tugas untuk melakukan mengajar yang sifatnya rutin, sya akan mencari cara yang bervariasi untuk melakukan tugas tersebut agar tidak membosankan.
20 Saya berusaha menampilkan media pembelajaran dengan teknologi baru.
21 Saya mempersiapkan siswa agar memiliki ketrampilan yang dapat berguna pada kehidupannya.
22 Dalam setiap melaksanakan tugas, saya sudah memprediksi kebutuhan apa yang relevan pada masa yang akan datang.
23 Saya mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
24 Saya berada dimadrasah setiap jam kerja sekalipun tidak bertugas melakukan PBM
25 Saya senang mengerjakan pekerjaan yang menantang dan sulit.
26 Saya merasa puas jika berprestasi dalam mengikuti pendidikan/pelatihan/penataran.
27 Saya sering mengerjakan tugas tambahan untuk memperoleh prestasi yang terbaik.
28 Saya berdiskusi dengan orang yang lebih ahli dalam memecahkan permasalahn yang berkaitan dengan pekerjaan.
C. Angket Kinerja Guru
APKG I (Perencanaan Pembelajaran)
NO DESKRIPTOR SKALA NILAI
1 2 3 4 I Perumusan tujuan pembelajaran 1. Kejelasan rumusan 2. Kelengkapan cakupan rumusan
II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar 3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5. Keruntutan dan sistematika materi 6. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 7 Berpedoman pada kurikulum
III Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
8. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
9. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran
10. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
IV Strategi/Metode pembelajaran 11. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran
12. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran
13. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
14. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tahapan pembelajaran
V Penilaian hasil belajar 15. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Menyampaikan bahan pengait/apersepsi 3. Memotivasi peserta didik untuk terlibat
dalam kegiatan pembelajaran
II Mengelola Kegiatan Pembelajaran 4. Menyampaikan materi ajar 5. Menerapan metode/strategi 6. Menggunakan media/sumber belajar 7. Memberi penguatan 8. Memberi contoh 9. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
aktif
III Mengorganisir Waktu, Peserta Didik dan Fasilitas Belajar
10. Mengatur penggunaan waktu 11. Mengorganisasi peserta didik 12. Mengatur dan memanfaatkan fasilitas
belajar
IV Melaksanakan Penilaian 13. Melaksanakan penilaian selama
pembelajaran berlangsung
14. Melaksanakan penilaian diakhir pembelajaran
V Mengakhiri Pembelajaran 15. Menyimpulkan pembelajaran 16. Memberikan tindak lanjut