ISSN: 2407-3814 MEDIA ILMIAH TEKNOLOGI PANGAN Volume 1, No. 1, September 2014, Hal. 1 – 109 Jurnal Ilmiah Ilmu dan Teknologi Pangan Program Magister Ilmu dan Teknologi Pangan Program Pascasarjana - Universitas Udayana
ISSN: 2407-3814
MEDIA ILMIAHTEKNOLOGI PANGAN
Volume 1, No. 1, September 2014, Hal. 1 – 109
J u r n a l I l m i a h I l m u d a n Te k n o l o g i P a n g a n
Program Magister Ilmu dan Teknologi PanganProgram Pascasarjana - Universitas Udayana
Vol. 1, No. 1, September 2014, Hal. 1-109 ISSN:2407-3814
Media Ilmiah Teknologi Pangan
PEMIMPIN UMUM
Dr. Ir. I Nengah Kencana Putra, MS.
DEWAN REDAKSI
Prof. Ir. Nyoman Semadi Antara, MP., Ph.D. (Ketua)
Prof. Dr. Ir. I Ketut. Suter, MS.
Prof. Dr. Ir. GP Ganda Putra,MP
Ir. I Made Anom Sutrisna W., M.App.Sc., Ph.D.
Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS.
Dr. Ir. IDG. Mayun Permana, M.S.
REDAKSI PELAKSANA
Dr. Ir. Ni Made Wartini, MP
I Putu Suparthana, SP., M.Agr., Ph.D.
Luh Gede Ekasari, SE
PENGELOLA
Program Studi Magister Ilmu dan Teknologi Pangan
Program Pascasarjana-Universitas Udayana
ALAMAT REDAKSI
Jl. P.B. Sudirman, Denpasar-Bali
Telp. 0361-223797/0361-247962 ext: 128
E-mail: [email protected]
Vol. 1, No. 1, September 2014, Hal. 1-109 ISSN: 2407-3814
MITRA BESTARI
Prof. Dr. Ir. I Ketut Suter, M.S.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Prof. Ir. I N Semadi Antara,M.P., Ph.D.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Prof. Dr. Ir. I Made Sugitha,M.S.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Prof. Dr. Ir. GP Ganda Putra,M.P.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Dr. Ir. IDG. Mayun Permana, M.S.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc.,Ph.D.
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana-Denpasar
Ir. I Made Anom Sutrisna W., M.App.Sc., Ph.D.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Ir. I.B.W.Gunam,M.P., Ph.D.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati,M.P.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana-Denpasar
Media Ilmiah Teknologi Pangan
Volume 1, No. 1, September 2014, Hal. 1-109
Hasil Penelitian
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Bubuk Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) Terhadap Pertumbuhan Beberapa Bakteri Patogen.
Antimicrobial Activity of Morinda (Morinda citrifolia L.) Fruit Ekstract
Against the Growth of Pathogenic Bacterial.
Nyoman Semadi Antara, Vinnod Gema Prabanca dan I Gusti Ayu Ekawati
001-009
Komposisi Senyawa Penyusun Minuman Sinom (Curcuma domestica
Val.- Tamarindus indica L.)
Composition of the Constituent Compound of Sinom Beverage (Curcuma
domestica Val.- Tamarindus indica L.)
Ni Ketut Wiradnyani, Ni Made Wartini dan Bambang Admadi H,M.P
010-023
Identifikasi Transgene pada Tanaman Padi (oryza sativa var. koshihikari)
yang Ditransformasi dengan Bantuan Agrobacterium tumefaciens,
Menggunakan Metode Tanpa Teknik Kultur Jaringan.
Transgene Identification in Rice (oryza sativa var. koshihikari) which
Transformed Using Agrobacterium tumefaciens without Tissue Culture
Technic.
I Putu Suparthana, Masahiro Nogawa dan Mineo Kojima
011-030
Kajian Kuantitas dan Karakteristik Cairan Pulpa Hasil Samping
Fermentasi Biji Kakao Menggunakan Wadah Sistem “termos” untuk
Produksi Cuka Fermentasi.
Quantity and Characteristics Study of Liquid Pulp as Side Results of
Cocoa Bean Fermentation Using Container System " thermos " for
Production of Vinegar Fermentation .
G.P. Ganda Putra dan N.M. Wartini
031-040
Komposisi Kimia Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana (plumeria
alba) pada Perlakuan Lama Distilasi.
Chemical Composition of Essential Oil Obtained from Cendana
Frangipani ( Plumeria alba ) Flower which Treated with Variation of
Distillation Time.
Ni Made Wartini, G.P. Ganda Putra, Putu Timur Ina dan I.G.A. Lani Triani
041-049
Optimasi pH dan Suhu Proses Sakarifikasi Fermentasi Simultan Dalam
Produksi Bioethanol dari Ubi Jalar.
Optimization of pH and Temperature in Saccharification of Simultaneous
Fermentation Process of Bioethanol Production from Sweet Potatoes.
Bambang Admadi Harsojuwono dan I Wayan Arnata
050-057
Karakteristik Bubuk Instan Cemcem ( spondiaz pinnata lf kurz )
Characteristics of Cemcem (spondiaz pinnata l.f. kurz) Instant Powder
Luh Putu Wrasiati, Nyoman Semadi Antara dan Ni Made Wartini
058-070
Perubahan Kadar MDA, SOD, dan Kapasitas Antioksidan Hati Tikus
sprague dawley pada Pemberian Ekstrak Bubuk Daun Cemcem (spondias
pinnata (l.f) kurz)
Changes in levels of MDA , SOD , and Antioxidant Capacity in Sprague
Dawley rats Liver Giving Cemcem ( Spondias pinnata ( lf ) kurz ) Leaf
Extract Powder
Ni Putu Eny Sulistyadewi, Luh Putu Wrasiati dan Ni Made Wartini
071-080
Ulasan Ilmiah
Potensi Ekstrak Tumbuhan Sebagai Pengawet Produk Pangan
The Potential of Plant Extracts As Preservatives Food Products
I N. Kencana Putra
081-095
Pangan Tradisional: Potensi dan Prospek Pengembangannya
Traditional food : Potential and Prospects for Development
I Ketut Suter
096-109
Media Ilmiah Teknologi Pangan ©2014, PS Ilmu dan Teknologi Pangan
Vol. 1, No. 1, 41 – 49, 2014 Prog. Pasca Sarjana, Univ. Udayana
Komposisi Kimia Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana (plumeria
alba) Pada Perlakuan Lama Distilasi Chemical Composition of Essential Oil Obtained from Cendana Frangipani
( Plumeria alba ) Flower which Treated with Variation of Distillation Time.
.
Ni Made Wartini1*, G.P. Ganda Putra1, dan Putu Timur Ina2 1Jurusan Teknologi Industri Pertanian, 2Jurusan Ilmu dan Teknologi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
Diterima 20 Agustus 2014 / Disetujui 27 Agustus 2014
ABSTRAK
Bunga kamboja cendana merupakan salah satu jenis bunga kamboja yang paling
disukai di Bali karena aromanya lebih harum dibanding jenis kamboja yang lain.
Biasanya bunga kamboja cendana digunakan sebagai pengharum ruangan dan untuk
kelengkapan upacara di Bali. Aroma harum bunga kamboja cendana disebabkan
kandungan minyak atsiri di dalamnya yang dapat diekstrak dari bunga dengan
proses distilasi.
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh lama distilasi terhadap komposisi
minyak atsiri bunga kamboja cendana. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan komposisi minyak atsiri bunga kamboja cendana yang
dihasilkan dari proses distilasi pada lama proses yang berbeda. Bunga kamboja
cendana segar diiris, selanjutnya didistilasi dengan metode distilasi uap air. Distilasi
dilakukan pada lama proses 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 jam. Minyak atsiri yang dihasilkan
selanjutnya dianalisis dengan GC-MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa minyak
atsiri bunga kamboja cendana yang dihasilkan pada lama distilasi berbeda
mempunyai komposisi senyawa yang berbeda. Senyawa penyusun minyak atsiri
bunga kamboja cendana yang dihasilkan dari proses distilasi dengan lama proses
berbeda, mempunyai persentase relatif yang bervariasi. Namun sebagian besar
tersusun dari jenis senyawa yang sama yang tergolong dalam senyawa alkana,
alkena, alkohol dan aldehid. Lima senyawa utama yang merupakan penyusun
terbesar minyak atsiri kamboja cendana yaitu nonadecana (4,87 – 7,71%),
patchouli alkohol (4,87 - 15,23%), octadecenal (2,82 – 15,93%), octadecana (6,35 –
6,39%) dan eicosane sebesar 6,35- 19, 39%.
Kata kunci : bunga kamboja cendana , Plumeria alba, essential oil ,distillation time
41
*Korespondensi Penulis:
Email: [email protected]
Wartini dkk..
42
Media Teknologi Pangan
PENDAHULUAN
Salah satu sumber minyak atsiri yang
potensial di Bali tetapi belum
dikembangkan adalah bunga kamboja
cendana. Bunga kamboja cendana
mempunyai aroma harum sangat khas, dan
sangat populer di Bali memiliki fungsi
penting dalam kebudayaan setempat.
Aroma bunga kamboja cendana banyak
disukai, sehingga digunakan sebagai
pengharum dupa (sarana sembahyang
terutama di Bali), disamping untuk
pengharum ruangan, bahan kosmetik dan
sebagai aroma terapi karena aromanya
mampu menenangkan pikiran. Keharuman
bunga kamboja yang khas disebabkan
adanya kandungan minyak atsiri di dalam
bunga kamboja tersebut.
Selama ini penelitian mengenai bunga
kamboja cendana sebagai penghasil
minyak atsiri, komposisi, karakteristik
secara rinci, metode dan kondisi proses
untuk mendapatkan ekstraknya belum
banyak dipublikasikan. Permasalahan
yang dihadapi dalam menghasilkan
minyak atsiri bunga kamboja cendana
adalah kualitas minyak atsiri bunga
kamboja cendana masih berbau pelarut,
konsistensi yang terlalu padat dan masih
mengandung zat warna dan wax yang
terlarut di dalam ekstrak. Produk dengan
kualitas seperti itu tidak diterima oleh
pengguna minyak atsiri (hasil survei pada
beberapa industri spa di Bali).
Keberhasilan pengambilan minyak atsiri
dari bahan bakunya dan kualitas minyak
atsiri yang dihasilkan ditentukan oleh
metode ekstraksi dan kondisi proses
ekstraksi. Hal tersebut terbukti pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(1995), Yusufoglu et al. (2004), Ozek et al.
(2006a), Boutekedjiret et al., (2004),
Ozek et al.(2006b), Wartini dkk.(2008)
dan Wartini dkk. (2010).
Metode ekstraksi yang pernah
dilakukan untuk mendapatkan minyak
atsiri dari bunga kamoja cendana adalah
dengan ekstraksi pelarut. Hasil penelitian
Tenaya (2011) menunjukkan ekstrak bunga
kamboja cendana yang dihasilkan dengan
proses ekstraksi menggunakan pelarut n-
heksana mengandung 46 jenis senyawa
yang terdiri atas senyawa golongan alkana,
alkena, alkohol, ester, dan terpen. Ekstrak
bunga kamboja yang dihasilkan tersebut
belum memenuhi kriteria untuk bahan
aroma terapi karena masih berbau pelarut,
bercampur dengan senyawa lain seperti
seperti wax, pigmen dan berbentuk semi
padat sehingga masih perlu dilakukan
perbaikan proses untuk memperbaiki
kualitasnya. Metode yang dilakukan yaitu
distilasi uap dengan perlakuan lama
distilasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
komposisi kimia minyak atsiri bunga
kamboja cendana yang sangat menentukan
kualitas minyak atsiri tersebut.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian adalah bunga kamboja cendana
segar dari tanaman kamboja kamboja
(Plumeria sp.) yang langsung diperoleh
dari daerah Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan
kriteria tertentu yaitu warna putih
kekuningan, panjang dan lebar tertentu
(bahan disortasi untuk mendapatkan bahan
43
baku yang homogen). Bahan kimia yang
digunakan yaitu akuades, MgSO4 anhidrat.
Peralatan yang digunakan yaitu
seperangkat alat distilasi uap, termometer,
peralatan analisis yaitu GC/MS (Agilent
Technologies Seri 6890 N), timbangan
analitik dan alat-alat gelas.
Prosedur Penelitian
Bunga kamboja cendana segar yang
telah disortasi sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan dan dibersihkan.
Selanjutnya didistilasi uap dengan cara
sebagai berikut: bunga kamboja sebanyak
kurang lebih 2 kg diiris melintang dengan
ukuran tertentu (± 1 mm), dimasukkan ke
dalam alat distilasi uap. Proses distilasi
dilakukan pada lama proses 1, 2, 3, 4, 5
dan 6 jam sehingga diperoleh distilat
(campuran minyak atsiri dengan air),
minyak atsiri dipisahkan dari air distilasi
dan ditambahkan MgSO4 anhidrat pada
minyak atsiri untuk menyerap air yang
tersisa. Pemisahan minyak atsiri dengan
endapan MgSO4 dilakukan secara manual.
Minyak atsiri yang diperoleh dimasukkan
ke dalam botol gelas berwarna gelap
dialiri gas nitrogen untuk mencegah
terjadinya oksidai dan disimpan di ruang
dingin sebelum dianalisis.
Analisis komposisi senyawa penyusun
minyak atsiri bunga kamboja cendana
dilakukan dengan GC/MS (Agilent
Technologies Seri 6890 N), kolom HP 5
MS pada kondisi proses sebagai berikut :
Temperatur kolom 70-270 0C,
Temperatur injektor 250 0C, Temperatur
detektor 230 0C, Gas pembawa Helium
kecepatan 1ml/menit, program suhu oven
70 0C (5 menit), naik 10 0C/menit sampai
270 0C, 270 0C (5 menit).
Identifikasi senyawa dilakukan dengan
membandingkan spektra senyawa dalam
minyak atsiri kamboja cendana dengan
spektra dalam library NIST dan Wiley.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kromatogram hasil analisis minyak
atsiri bunga kamboja cendana dengan GC-
MS disajikan pada Gambr 1, 2, 3, 4, 5 dan
6.
Senyawa yang diduga sebagai
penyusun minyak atsiri bunga kamboja
cendana hasil distilasi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
jam disajikan pada Tabel 1.
Minyak atsiri bunga kamboja cendana
yang dihasilkan dari proses distilasi
dengan lama proses berbeda tersusun dari
senyawa yang sebagian besar sama, namun
persentase relatifnya yang berbeda.
Senyawa utama yang mempunyai
persentase relatif tinggi pada semua
perlakuan yaitu nonadecana (4,87 - 7,71),
patchouli alkohol (4,87 - 15,23%),
octadecenal (2,82 - 15,93%), octadecana
(6,35 – 6,39%) dan eicosane sebesar 6,35
-19, 39%. Perbedaan komposisi senyawa
penyusun minyak atsiri kamboja cendana
kemungkinan disebabkan terjadi
perubahan senyawa penyusun selama
proses distilasi. Senyawa dalam minyak
atsiri bersifat labil, mudah berubah
menjadi senyawa lain karena proses
oksidasi dan hidrolisis.
Selama proses distilasi, terjadi reaksi
Maillard yang memegang peranan penting
pada pembentukan senyawa volatil pada
bahan yang mendapat perlakuan panas.
Reaksi Maillard merupakan salah satu
reaksi pencoklatan non enzimatik yang
melibatkan asam amino dan gula reduksi
Vol.1, No.1, 2014 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana
Wartini dkk..
44
Media Teknologi Pangan
Gambar 1. Profil senyawa minyak atsiri bunga kamboja cendana
hasil distilasi 1 jam.
Gambar 2. Profil senyawa minyak atsiri bunga kamboja cendana
hasil distilasi 2 jam.
Waktu retensi (menit)
Res
po
n d
etek
tor
Res
po
n d
etek
tor
Waktu retensi (menit)
Kondisi operasional GC-MS
Jenis kolom : HP 5 MS
Temperatur kolom : 70-270 0C
Temperatur injektor : 250 0C
Temperatur detektor : 230 0C
Gas pembawa : Helium
Kondisi operasional GC-MS
Jenis kolom : HP 5 MS
Temperatur kolom : 70-270 0C
Temperatur injektor : 250 0C
Temperatur detektor : 230 0C
Gas pembawa : Helium
45
Vol.1, No.1, 2014 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana
Gambar 3. Profil senyawa minyak atsiri bunga kamboja cendana hasil
distilasi 3 jam
Waktu retensi (menit)
Res
po
n d
etek
tor
Gambar 4. Profil senyawa minyak atsiri bunga kamboja cendana hasil
distilasi 4 jam
Waktu retensi (menit)
Res
po
n d
etek
tor
Kondisi operasional GC-MS
Jenis kolom : HP 5 MS
Temperatur kolom : 70-270 0C
Temperatur injektor : 250 0C
Temperatur detektor : 230 0C
Gas pembawa : Helium
Kondisi operasional GC-MS
Jenis kolom : HP 5 MS
Temperatur kolom : 70-270 0C
Temperatur injektor : 250 0C
Temperatur detektor : 230 0C
Gas pembawa : Helium
Wartini dkk..
46
Media Teknologi Pangan
Kondisi operasional GC-MS
Jenis kolom : HP 5 MS
Temperatur kolom : 70-270 0C
Temperatur injektor : 250 0C
Temperatur detektor: 230 0C
Gas pembawa : Helium
Res
po
n d
etek
tor
Waktu retensi (menit)
Gambar 5. Profil senyawa minyak atsiri bunga kamboja cendana hasil
distilasi 5 jam
Waktu retensi (menit)
Res
po
n d
etek
tor
Gambar 6. Profil senyawa minyak atsiri bunga kamboja cendana hasil
distilasi 6 jam
Kondisi operasional GC-MS
Jenis kolom : HP 5 MS
Temperatur kolom : 70-270 0C
Temperatur injektor : 250 0C
Temperatur detektor: 230 0C
Gas pembawa : Helium
47
Vol.1, No.1, 2014 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana
No. Waktu
retensi
(menit)
Senyawa
Konsenrasi relatif (%)
Lama distilasi (jam)
1 2 3 4 5 6
1 17,36 Patchouli alcohol 7,88 7,19 7,14 9,74 10,70 15,23
2 17,54 Heptadecane, 2,41 1,15 2,13 - 5,04 4,87
18,56 1-Octadecene 2,58 - - - - -
3 18,63 Octadecana 1,65 1,08 - 1,58 0,87 2,01
4 19,66 Nonadecane 16,53 18,1 15,1 7,71 5,04 4,87
5 20,58 1,2- diethyl-
Cyclohexadecane
2,72 - - - - -
6 20,64 Eicosane 2,30 1,08 - 1,58 0,86 2,01
7 21,45 Octadecene 2,67 2,34 5,22 3,18 2,34 -
8 21,58 Heneicosane 6,34 6,38 6,18 6,18 4,21 4,67
9 22,48 Docosene 1,83 3,46 3,77 7,94 4,54 8,94
10 22,58 Octadecene 2,30 2,13 6,89 3,61 6,67 6,35
11 22,73 Octadecenal 13,13 15,93 15,47 8,86 6,22 2,82
12 23,26 Cycloeicosane 2,67 6,89 13,02 7,94 5,81 3,70
13 23,34 Octadecana 6,67 6,89 6,89 6,35 6,67 6,35
14 24,26 9-Tricosane 3,10 3,25 2,72 4,20 5,99 2,30
15 24,97 Eicosane 5,76 7,85 6,35 6,84 10,29 3,10
16 25,79 Eicosane 2,70 2,64 - - - 7,83
17 25,79 Hexacosane - - 4,30 7,38 -
18 26,75 Eicosane 4,72 5,98 - - - 8,46
19 26,75 Heptacosane - - 5,16 7,33 - -
20 26,75 Tetracosane - - - - 9,13 -
Tabel 1. Senyawa yang diduga sebagai penyusun minyak atsiri bunga kamboja cendana
yang terdapat dalam bahan, membentuk
senyawa berwarna coklat dan senyawa
volatil diantaranya golongan aldehid dan
keton. Reaksi Maillard terdiri atas tiga
tahapan yaitu tahap inisiasi,
rearrangement Amadori dan degradasi
Strecker (Kerler dan Winkel, 2003).
Intensitas reaksi Maillard semakin
tinggi dengan semakin lama proses
distilasi. Pada proses distilasi minyak atsiri
terbentuk senyawa volatil diantaranya
furfural yang berasal dari reaksi
karbohidrat dengan senyawa yang
mengandung nitrogen yang terdapat dalam
bahan yang diproses. Destruksi senyawa
nitrogen yang diakibatkan pemanasan
sebanding dengan hilangnya aroma yang
khas pada minyak atsiri (Guenther, 1987).
Senyawa penyusun minyak atsiri
bunga kamboja cendana pada perlakuan
lama distilasi termasuk dalam golongan
senyawa alkana, alkena, aldehid dan
alkohol dengan persentase relatif yang
berbeda-beda. Persentase relatif golongan
Wartini dkk..
48
Media Teknologi Pangan
senyawa tersebut disajikan pada Tabel 2.
Bila dibandingkan dengan hasil penelitian
Tenaya (2011), senyawa golongan alkana
juga merupakan senyawa penyusun
terbesar dalam ekstrak flavor bunga
kamboja cendana yang diekstrak dengan
pelarut heksana (sebesar 69,79%),
sedangkan golongan alkohol sebesar
12,24%.
KESIMPULAN
Senyawa penyusun minyak atsiri
bunga kamboja cendana yang dihasilkan
dari proses distilasi dengan lama proses
berbeda, mempunyai persentase relatif
yang bervariasi. Namun sebagian besar
tersusun dari jenis senyawa yang sama
yang tergolong dalam senyawa alkana,
alkena, alkohol dan aldehid. Lima
senyawa utama yang merupakan penyusun
terbesar minyak atsiri kamboja cendana
yaitu nonadecana (4,87 – 7,71%),
patchouli alkohol (4,87 - 15,23%),
octadecenal (2,82 – 15,93%), octadecana
(6,35 – 6,39%) dan eicosane sebesar 6,35-
19, 39%.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami sampaikan kepada
Universitas Udayana yang telah
membiayai penelitian ini melalui
Penelitian Hibah Grup Riset Tahun 2012
dan kepada Adi Diantara, Ngurah
Paranatha yang membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
Tabel 2. Penggolongan senyawa yang
diduga sebagai penyusun minyak atsiri
bunga kamboja cendana pada perlakuan
lama distilasi
DAFTAR PUSTAKA
Boutekedjiret, C., R Belabbes, F.
Bentahar, J-M Bessière, S. A. Rezzoug.
2004. Isolation of rosemary oils by
different processes.Journal of Essential
Oil Research : JEOR. 16 . (3) : 195 -199.
Guenther, E. 1987. The Essential Oils.
Penerjemah S. Ketaren. Minyak Atsiri
(Jilid I). UI-Press, Jakarta. p.99 – 129.
Kerler, J. and C. Winkel. 2002. The Basic
Chemistry and Process Conditions
Underpinning Reaction Flavor Production
in Food Flavor Technology. A.J. Taylor
(Ed.). Sheffield Academic Press. CRC
Press. U.S.A. and Canada. p. 27 - 52.
Ozek G., Ozek, T., K. H. C. Baser, A.
Duran, M. Sagiroglu. 2006a. Comparison
of essential oil of Xanthogalum
purpurascens Lallem obtained via
different isolation techniques. Journal of
Essential Oil Research : JEOR. Vol. 18
(2): 181 - 184.
Ozek, G., T Ozek, K. H. C. Baser, A.
Duran, M. Sagiroglu and H. Duman.
2006b. Comparison of the essential oils of
Prangos turcica fruits obtained by
different iIsolation.Techniques. Journal of
Essential Oil Research : JEOR. 2006. 18
(5) : 511 - 514.
49
Wijaya, H. 1995. Oriental natural flavor:
liquid and spary dried of “jeruk purut”
(Citrus hystrix DC) leaves in Food
Flavor : Generation, Analysis and
Process Influence. G. Charalambous
(Ed.) p. .Elsevier, Amsterdam, New
York, Tokyo.
Wartini, N.M., Harijono, T. Susanto, R.
Retnowati dan Yunianta. 2008. Tingkat
kesukaan dan senyawa penyusun
ekstrak flavor daun salam (Eugenia
polyantha Wight.) dari beberapa
metode ekstraksi. Agrotekno FTP-
UNUD 14 (2): 56-60
Wartini, N.M., P. T. Ina dan G.P. Ganda
Putra. 2010. Perbedaan kandungan
senyawa volatil daun salam (Eugenia
polyantha Wight.) pada beberapa
proses curing.AGRITECH 30 (4) : 238-
243
Yusufoglu, A., H. Celik and F.G. Kirbaslar.
Utilization of Lavandula angustifolia
Miller extract as natural repellents,
pharmaceutical and industrial
auxiliaries. J.Serb. Chem. Soc .69 (1): 1
- 7.
Vol.1, No.1, 2014 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana