Top Banner
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM I-CDM ( Indonesian Community Disaster Management): SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN PENANGANAN TANGGAP BENCANA ALAM BERBASIS MASYARAKAT DEMI MEWUJUDKAN INDONESIA MANDIRI BIDANG KEGIATAN : PKM GAGASAN ILMIAH Diusulkan oleh: Faesal Amri (4301411136/2011) Hayati Anggraini (4301411114/2011) Atikah Indriastuti (4301411130/2011) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2014
24

Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

Mar 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

I-CDM ( Indonesian Community Disaster Management): SEBAGAI SISTEM

MANAJEMEN PENANGANAN TANGGAP BENCANA ALAM BERBASIS

MASYARAKAT DEMI MEWUJUDKAN INDONESIA MANDIRI

BIDANG KEGIATAN :

PKM – GAGASAN ILMIAH

Diusulkan oleh:

Faesal Amri (4301411136/2011)

Hayati Anggraini (4301411114/2011)

Atikah Indriastuti (4301411130/2011)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2014

Page 2: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

ii

HALAMAN PENGESAHAN USULAN

1. Judul Kegiatan : “I-CDM ( Indonesian Community

Disaster Management): Sebagai Sistem Manajemen Penanganan Tanggap

Bencana Alam Berbasis Masyarakat Demi Mewujudkan Indonesia

Mandiri”

2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-GT

3. Ketua pelaksana kegiatan :

a. Nama Lengkap : Faesal Amri

b. NIM : 4301411136

c. Jurusan : Kimia

d. Universitas : Universitas Negeri Semarang

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Trikarso Rt.01/Rw.04 kec.

Sruweng, Kebumen/085747722534

f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota pelaksana kegiatan/penulis : 2 orang

5. Dosen pembimbing :

a. Nama lengkap dan gelar : Dr. Endang Susilaningssih, M.Si

b. NIDN : 0018035906

6. Biaya kegiatan :

a. Dikti : -

b. Sumber lain : -

7. Jangka waktu pelaksanaan : - bulan

Semarang, 26 Maret 2014

Menyetujui

Ketua Jurusan Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan

Dra.Woro Sumarni, M.Si Faesal Amri

NIP . 19650723 199303 2 001 NIM . 4301411136

Pembantu Rektor

Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd Dr. Endang Susilaningsih, M.Si

NIP. 19620508 198803 1 002 NIDN. 0018035

Page 3: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

RINGKASAN ................................................................................................. iv

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

GAGASAN ..................................................................................................... 2

A. Kondisi kekinian pencetus gagasan .................................................. 2

B. Solusi yang pernah ditawarkan .......................................................... 3

C. Gagasan yang diajukan serta kehandalan gagasan dalam memperbaiki

kondisi kekinian ................................................................................. 4

D. Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan ................... 11

E. Langkah-langkah strategis implementasi gagasan ............................. 12

KESIMPULAN ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................. 15

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur kerja I-CDM (Indonesian Community Disaster Management).... 6

2. Skema kerja Pusat Informasi dan Komunikasi I-CDM ........................... 7

Page 4: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

iv

RINGKASAN

Bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir, kebakaran, angin

topan, longsor, kekeringan, gempa bumi, gunung berapi dan tsunami. Tercatat

2.836 kejadian bencana antara tahun sejak berdirinya BNPB tahun 2008 sampai

dengan tahun 2010 yang menyebabkan 4.216 orang meninggal, 999 orang hilang,

1.067.103 orang mengungsi,dan 653.876 rumah rusak, serta 14.526 unit sarana

dan prasarana rusak. Dengan seringnya bencana alam yang terjadi di Indonesia,

untuk itu diperlukan manajemen risiko bencana (disaster risk management) untuk

penanganan bantuan terhadap bencana secara lebih baik dan sistematis. Tujuan

dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengembangkan system manajemen

penanganan bencana alam di Indonesia bebasis masyarakat dengan

pengembangan I-CDM. Dengan dikembangankannya system manajemen

penanganan bencana yang berbasis masyarakat diharapkan dapat mengatasi

bencana alam yang terjadi dengan tanggap dan cepat sehingga memulihkan

kembali kondisi korban yang terkena bencana. Metode penulisan karya tulis ini

adalah berdasarkan studi pustaka dari juranal ilmiah terkait daan dokumentasi dari

catatan ataupun surat kabar yang berkaitan dengan konten dari karya tulis ini. I-

CDM merupakan system manajemen penanganan bencana Indonesia yang

berbasis masyarakat yang tersebar di seluruh provinsi yang bertugas untuk

menangani bencana-bencana dari mulai pra bencana, saat terjadi bencana dan

pasca bencana yang terjadi diseluruh Indonesia. Ada 7 sektor yang menjadi focus

perhatian I-CDM yaitu pusat informasi dan komunikasi, mitigasi dan evakuasi,

logistic, kesehatan, psikologi, ekonomi dan infrastruktur. Dengan adanya I-CDM

diharapkan dapat memperbiki system manajemen tanggap bencana di Indonesia

diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia yang terkena bencan secara

cepat dan efisien sehingga dapat meminimalkan kerugian yang terjadi akibat

adanya bencana.

Page 5: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

1

1. PENDAHULUAN

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak

pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua

Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan

dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari

Pulau Sumatera – Jawa - Nusa Tenggara – Sulawesi, yang sisinya berupa

pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh

rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan akan terjadinya

bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah

longsor (Lindung, 2012). Bencana alam seolah – olah menjadi akrab ditelinga

kita, bahkan di sejumlah kawasan, interaksi dengan bencana adalah suatu

kelaziman yang tidak bisa dihindarkan (Eko, 2011).

Sekretariat Strategi Internasional untuk Pengurangan Bencana atau

International Strategy for Disaster Reduction - Perserikatan Bangsa- Bangsa

(ISDR 2004), mendefinisikan bahwa bencana adalah suatu gangguan serius

terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang

meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan

yang melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasinya dengan

menggunakan sumberdaya mereka sendiri (Rienna, 2008). Hadi Purnomo &

Ronny Sugiantoro (th:hal) menyebutkan bahwa 87% wilayah Indonesia adalah

rawan bencana alam, sebanyak 383 kabupaten atau kotamadya merupakan daerah

rawan bencana alam dari 440 kabupaten atau kota madya di seluruh Indonesia.

Bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir, kebakaran, angin

topan, longsor, kekeringan, gempa bumi, gunung berapi dan tsunami. Tercatat

2.836 kejadian bencana antara tahun sejak berdirinya BNPB tahun 2008 sampai

dengan tahun 2010 yang menyebabkan 4.216 orang meninggal, 999 orang hilang,

1.067.103 orang mengungsi,dan 653.876 rumah rusak, serta 14.526 unit sarana

dan prasarana rusak (BNPB, 2011).

Dengan seringnya bencana alam yang terjadi di Indonesia, untuk itu

diperlukan manajemen risiko bencana (disaster risk management) untuk

penanganan bantuan terhadap bencana secara lebih baik dan sistematis (Paidi,

2012). Di Indonesia penanganan tanggap bencana dirasa masih kurang efektif.

Page 6: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

2

Kirschenbaum dalam bukunya Chaos Organization and Disaster Management

(2004) menyatakan bahwa pengukuran keefektifan terhadap manajemen

penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan mengukur kinerja aktual dari

pemenuhan tujuan manajemen penanggulangan bencana yang diarahkan untuk

mencegah hilangnya korban jiwa dan kerugian material. Menurut Mensos dalam

Koran sindo mengatakan bahwa penanganan bencana di Indonesia belum berjalan

maksimal. Sebab penanganan bencana selama ini hanya dilakukan dengan cara-

cara dan metode klasik sehingga manajemen penanganan bencana harus segera

diubah dengan pendekatan komunitas (community).

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengembangkan

system manajemen penanganan bencana alam di Indonesia bebasis masyarakat

dengan pengembangan I-CDM. Dengan dikembangankannya system manajemen

penanganan bencana yang berbasis masyarakat diharapkan dapat mengatasi

bencana alam yang terjadi dengan tanggap dan cepat sehingga memulihkan

kembali kondisi korban yang terkena bencana.

2. GAGASAN

a. Kondisi kekinian pencetus gagasan

Kepulauan Indonesia termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire

(deretan gunung berapi Pasifik) yang bentuknya melengkung dari utara pulau

Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara. Kepulauan Indonesia

juga terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh tiga

gerakan, yaitu Gerakan Sistem Sunda di bagian barat, Gerakan Sistem pinggiran

Asia Timur dan Gerakan Sirkum Australia. Kedua faktor tersebut menyebabkan

Indonesia rawan terhadap bencana khususnya letusan gunung berapi dan gempa

bumi (Rienna, 2008).

Dalam penanganan bencana di berbagai pelosok Nusantara beberapa tahun

terakhir sangat tampak kegagapan dari pemerintah. Selalu saja dari bencana ke

bencana alasan klasik seperti minimnya peralatan dan sarana pemenuhan

kebutuhan korban bencana dimunculkan. Misalnya dalam kasus banjir pemerintah

selalu beralasan kekurangan perahu karet, minimnya pasokan kebutuhan

pengungsi, ketiadaan genset cadangan, dan berbagai kendala lain. Padahal sudah

Page 7: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

3

ada lembaga yang seharusnya sangat tanggap mengatasi bencana ini seperti Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bahkan Indonesia cukup unik karena

memiliki satu staf khusus untuk presiden yang khusus untuk menangani bencana.

Jadi sudah seharusnya tidak ada lagi kegagapan dalam penanganan dampak

bencana. Harusnya masalah penanganan bencana yang buruk seperti itu tidak

terjadi (sindonews.com).

Pengamatan yang dapat dilakukan secara sederhana terhadap berbagai

kejadian bencana yang ada di Indonesia hampir selalu menampakkan gambaran

yang sama yakni suatu kondisi tampilan sikap reaktif dan spontan yang seolah tak

terencana yang diperlihatkan oleh berbagai stakeholder. Setiap bencana di

Indonesia hampir selalu diwarnai dan diikuti dengan sebuah proses yang disebut

Turner dan Killian sebagai milling process yakni sebuah situasi dimana orang

tidak tahu bagaimana harus bertindak atau menyikapi bencana karena tidak

terdapat panduan yang jelas untuk bersikap atau jikapun ada panduan tersebut

tidak relevant dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat (dalam Schneider,

1992). Gambaran dari kebingungan pola sikap atau pola tindak ini seringkali

nampak dari sikap kebingungan atau kepanikan manakala terjadi bencana, sikap

individualistic atau pola parsial yang ditunjukkan oleh warga dalam

mengupayakan tindakan pencegahan terhadap bencana, juga nampak pada pola

pemberian bantuan serta upaya rehabilitasi yang tidak terkoordinasi (Christiana,

2005).

b. Solusi yang pernah ditawarkan

Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan kegiatan

pasca bencana (post event) berupa emergency response dan recovery daripada

kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction/mitigation dan disaster

preparedness. Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-

kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/ kerugian

(damages) yang mungkin timbul ketika bencana. Kegiatan-kegiatan yang dapat

dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran

bencana (disaster awareness), latihan penanggulangan bencana (disaster drill),

penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof), membangun sistem sosial

Page 8: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

4

yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan

bencana (disaster management policies) (taganabanten-info.blogspot.com).

Pada intinya penanganan bencana membutuhkan koordinasi yang baik

pada masa emergency, masa transisi, sampai ke masa pemulihan. Sebagai

gambaran dalam bencana diperlukan kecepatan dan mutu pelayanan yang optimal

dalam penanganan medik, kemampuan leadership dalam menangani persiapan,

fase emergency, dan fase recovery, keterampilan dalam informatika dan

komunikasi dalam bencana, termasuk mengelola NGO dalam negeri dan

internasional; pengembangan sistem surveillance pascabencana, sampai ke sistem

logistik. Dalam hal ini manfaat ilmu manajemen diperlukan dalam preparedness,

emergency, dan rekonstruksi bencana (Anonim, 2006).

c. Gagasan yang diajukan serta kehandalan gagasan dalam

memperbaiki kondisi kekinian

Manajemen bencana adalah segala kegiatan yang didesain untuk

mengendalikan situasi darurat bencana serta untuk membuat rencana guna

membantu orang-orang dari dampak bencana tersebut, mencakup penanganan

langsung berkaitan dengan apa yang terjadi sebelum, selama, dan setelah bencana,

memonitor dari sebab kepada akibat hingga penanganan dinamikanya. Secara

prinsip, manajemen dilakukan sejak sebelum bencana terjadi, langkah inilah yang

disebut tata-kelola pra bencana, berupa kesiapan dan persiapan atau preparedness.

Disini disiapkan kerangka perencanaan yang rapi guna meminimalisir timbulnya

kerusakan dan hilangnya nyawa saat terjadi situasi darurat. Ada pola yang jelas

tentang koordinasi, pengorganisasian, pelatihan evakuasi, perbekalan hingga

evaluasi dan kemampuan proteksi serta pencegahan.

I-CDM merupakan system manajemen penanganan bencana Indonesia

yang berbasis masyarakat yang tersebar di seluruh provinsi yang bertugas untuk

menangani bencana-bencana yang terjadi diseluruh Indonesia. System ini

berbentuk komunitas dimana antar provinsi saling berhubungan untuk bertukar

informasi. Dalam komunitas ini seluruh member mendapatkan pengetahuan dan

pelatihan tentang penanganan bencana dari mulai pra bencana, pasca bencana

sampai pada tahap pemulihan.

Page 9: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

5

Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal

justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang

sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana

dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta

memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu

dilakukan didalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak

bencana. Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian

bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa

penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan

mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun

masyarakatnya. Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang

menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril

maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah

keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk

dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi. Kegiatan pada

tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi masyarakat yang terkena

bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan

semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi dan

rekonstruksi yang akan dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan

serta tidak hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu diperhatikan

juga rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi

(taganabanten-info.blogspot.com).

System manajemen yang berupa komunitas ini mengatasi 7 sektor atau

bidang yaitu bagian pusat informasi, evakuasi, logistic, kesehatan, psikologi,

infrastruktur dan ekonomi. Masing-masing bidang akan ditangani oleh member

yang khusus menangani bidang tersebut. Dengan ini member akan lebih focus

untuk menangani dibidang tersebut sehingga diharapkan hasilnya akan lebih

maksimal.

Dari ketujuh sector tersebut pusat informasi dan komunikasi menjadi

kunci dalam system manajemen ini. Keberadan sector tersebut sebagai

pengkoordianasi untuk sector yang lain. Disamping itu pusat informasi dan

komunikasi menjadi jembatan antara para korban bencana, pemerintah, BMKG,

Page 10: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

6

dan para donator, sehingga penanganan untuk para korban bencana lebih teratur

dan efisien. Pada kondisi pra bencana pusat informasi dan komunikasi berperan

penting dalam proses penyelamatan korban, evakuasi dan pengungsian. Karena

pada sector ini pusat informasi dan kominikasi mengetahui tentang kondisi terkini

tentang pusat bencana yang didapat dari lembaga BMKG sehingga proses

evakuasi dapat berjalan cepat sehingga dapat meminimalisir korban bencana.

Gambar 1. Struktur kerja I-CDM (Indonesian Community Disaster

Management)

Pada sector pusat informasi dan komunikas, member bertugas untuk

menacari informasi tentang gejala-gejala yang terjadi ketika akan terjadi bencana.

Untuk mendapatkan informasi tersebut member bekerjasama dengan lembaga

pemerintah atau BMKG setempat. Setelah mendapatkan informasi member

bertugas untuk mengumumkannya langsung tentang gejala-gejala ketika akan

terjadi bencana kepada masyarakat setempat sehingga masyarakat bisa

menyiapkan diri mereka untuk menghadapi bencana. Sector ini juga bertugas

menyampaikan informasi kepada I-CDM yang ada di provinsi lain dan

pemerintah. Myers dan Myers (1988: 4) berpendapat, bahwa komunikasi

I-CDM

PUSAT INFORMASI

MITIGASI &

EVAKUASI

LOGISTIK

KORBAN BENCANA

EKONOMI INFRASTRUKTUR

PSIKOLOGI KESEHATAN

Page 11: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

7

dimaksudkan untuk berbagi informasi dan mengurangi kekakuan dalam

organisasi. Jadi, komunikasi dapat menciptakan suatu fleksibilitas dalam

melaksanakan kegiatan organisasi tanpa harus melakukan penyimpangan terhadap

peraturan yang ada. Dalam pemikiran konvensional, komunikasi merupakan

pengungkapan diri yang berjalan sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku

sebagai hak dan kewajiban setiap orang yang terlibat didalamnya (Littlejohn &

Foss, 2009 :189). Dengan demikian, komunikasi dapat menciptakan fleksibilitas

dalam pelaksanaan kegiatan, namun tetap berpijak kepada aturan dan norma yang

disepakati bersama.

Pada tahap pasca bencana member yang berada pada sector ini bertugas

untuk mencari informasi tentang barang-barang yang paling dibutuhkan oleh para

korban bencana. Selanjutnya informasi tersebut akan dikomunikasikan kepada

sector-sektor lain yang ada di I-CDM yang selanjutnya dari sector yang

bersangkutan akan menyalurkannya kepada masyrakat. Para donator yang akan

memberikan bantuan kepada para korban bencana dapat melalui sector pusat

informasi sehingga penyaluran bantuan untuk para korban akan lebih cepat dan

sistematis.

Gambar 2. Skema kerja Pusat Informasi dan Komunikasi I-CDM

Page 12: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

8

Sector mitigasi dan evakuasi bertugas membuat perencanaan untuk

membantu warga yang akan terkena bencana agar proses evakuasi berjalan cepat

sehingga dapat mengurangi dampak yang dapat terjadi pada warga. Mitigasi

bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk

mengurangi resiko-resiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum

bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko

jangka panjang.

Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan

memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana, seperti

membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta

memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan penahan longsor,

penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat

dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah

bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui

melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan

masyarakat dan pemerintah daerah (taganabanten-info.blogspot.com).

Ada tiga unsure utama pada yang menjadi titik point sector mitigasi dan

evakuasi yaitu : 1) Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk

mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman.

Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana,

probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan

ini menghasilkan Peta Potensi Bencana yang sangat penting untuk merancang

kedua unsur mitigasi lainnya. 2) Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi

peringatan kepada masyarakat tentang bencana yang akan mengancam (seperti

bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi, aliran lahar akibat letusan

gunung berapi, dsb). Sistem peringatan didasarkan pada data bencana yang terjadi

sebagai peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk

memberikan pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan

terhadap bencana yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat

dan dipercaya. 3) Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung

kepada unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang

membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana

Page 13: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

9

dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus

melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.

Pemulihan kondisi pasca bencana sering kali hanya berkonsentrasi pada

aspek fisik dibandingkan aspek psikologis. Emosional yang sering dirasakan oleh

korban bencana yaitu kehilangan, kedukaan, stress dan trauma. Gangguan

psikologis sendiri menurut Putri dikelompokkan dalam kategori ringan dan

kategori berat. Kondisi traumatic psikologis seharusnya ditangani dengan segera

sebagai upaya normalisasi. Namun, seringkali penanganannya terkendala oleh

professional psikologis bencana yang terbatas (Girindra). Perbaikan kondisi

psikologis bersifat komlpeks dan penanganan yang tidak singkat.

Tahapan yang dilakukan dalam penanggulangan aspek psikologis pasca

bencana menurut Putri, yaitu 1) Assessment, tahap ini merupakan tahap

mengumpulkan data melalui proses pemeriksaan dan pengkajian untuk

mengetahui gambaran kondisi dan penentuan langkah yang akan diambil. 2)

Terapi, tahap ini dilakukan pengelompokan sesuai jenis gangguan dan usia,

dilakukan dengan pendekatan humanistic dengan mengintegrasikan perasaan-

perasaan yang konflik. 3) Evaluasi program terapi, guna meliha tefek yang

diberikan dari terapi, apakah perlakuan terapi efektif dalam menanggulangi

gangguan psikologis.

Penangganan pertama gangguan psikologis (PFA/Psychological First Aid)

dapat diberikan oleh semua pihak yang terlatih. Pengadaan trauma center atau

sekolah darurat dapat membantu penanganangan gguan psikologis dengan

memberikan edukasi, motivasi, dan stimulus agar individu korban bencana dapat

membangun kembali dirinya dari keterpurukan. Penerpannya menekankan pada

reducement emosional negative dan ketergantungan akan sokongan yang

diberikan dengan mengajarkan keterampilan berperilaku yang lebih efektif.

Pada tahapan lebih lanjut dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk

memantau kondisi klien dengan menggunakan telenursing. Telenursing berarti

pemberian perawatan secara berkelajutan untuk klien dan biasanya pada mereka

dalam kondisi kronik (Hardin, 2001).Dapat diberikan pada jarak jauh, sehingga

dapa tmemberi solusi akan keterbatasan ruang dan waktu dimana kondisi

geografis yang luas. Namun, untuk penerapannya memerlukan manajemen

Page 14: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

10

jaringan yang terencana agar hasilnya maksimal. Yang terpenting dalam

pemulihan kondisi psikologis adalah dukungan dari semua pihak dalam

pengupayaan perbaikan emosional korban bencana.

Dampak bencana alam salah satunya berimbas pada sector ekonomi.

Perekonomian terhambat bahkan terhenti karena banyaknya kerusakan sarana dan

prasarana serta kondisi lingkungan alam. Banyak korban bencana kehilangan

lahan yang selama ini menjadi sumber utama penghasilan akibat rusaknya

infrastruktur terkena sapuan bencana sehingga terjadi pengangguran dan

penurunan produktivitas. Dalam pemenuhan kebutuhan mereka hanya

mengandalkan bantuan yang diberikan karena mereka kesulitan membangun

kembali mata pencaharian dengan ketiadaan finansial yang dimiliki. Untukitu

perludi berikan pembinaan/pelatihan yang memberikan pengetahuan akan

alternatif yang berpotensi menjadi peluang mata pencaharian baru demi

membangun kembali kondisi perekonomian korban bencana. Pemberian

pengetahuan dan keterampilan ini misalnya dengan pemanfaatan dan pengolahan

material yang dihasilkan oleh bencana. Dengan itu masyarakat bisa mengambil

manfaat dari bencana yang ditimbulkan tanpa terus mengalami keterpurukan

ekonomi labih lanjut. Pembinaan atau pelatihan ini ditujukan untuk kesejahteraan

para korban untuk kedepannya dengan mereka sebagai objek itu sendiri (dari dan

untuk kebaikan masyarakat korban bencana).

Istilah logistik dapat dipahami sebagai proses perencanaan, penerapan, dan

pengawasan/ pengendalian pengaliran maupun penyimpanan berbagai barang dan

material maupun informasi yang efektif maupun efisien dari sisi biaya, dari titik

asal hingga sampai ke titik penggunaan (oleh para korban bencana), dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan para pengguna tersebut. Sebagai bidang yang masih

baru, setidaknya terdapat kebutuhan-kebutuhan riil berikut ini di dalam kaitannya

dengan logistik bencana; 1) Penentuan lokasi pusat distribusi bantuan maupun

lokasi pengungsian sementara; 2) Penentuan skema alokasi bantuan (baik berupa

barang maupun tenaga medis/ paramedis) secara efektif dan efisien; 3)

Perancangan jaringan distribusi bantuan yang mampu meningkatkan kinerja

pemberian bantuan di masa mendatang; 4) Penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi di dalam membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari

Page 15: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

11

berlangsungnya tiga aktivitas pertama. Terancamnya kelangsungan hidup

seseorang maupun sekelompok orang yang sedang mengalami bencana jelas

merupakan salah satu penjelasan mengapa logistik bencana amatlah penting.

Dalam konteks ke-Indonesia-an, amat mungkin kita masih akan terus

menyaksikan terjadinya bencana di masa-masa mendatang, bahkan dengan

frekuensi dan intensitas yang besar peluangnya untuk mengalami eskalasi dan

peningkatan.

Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan

untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda termasuk di

dalamnya kesehatan para korban bencana. Masalah-masalah kesehatan timbul

sebagai dampak dari bencana. Kerusakan tempat tinggal, tidak tersedianya sumber

air bersih, kehilangan mata pencaharian dan lain-lain menimbulkan

ketidakmampuan korban bencana untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama

kebutuhan pangan dan air bersih. Masalah kesehatan semakin banyak pada saat

dihadapkan pada fasilitas pengungsian dengan daya tampung terbatas dan sanitasi

jelek. Ini akan mempermudah menyebarnya penyakit menular sehingga

menimbulkan masalah sekunder setelah bencana. Bahkan bukan tidak mungkin

korban bencana tidak dapat bertahan hidup akibat kelaparan atau terjangkit

penyakit menular. Dengan alasan tersebut maka jelaslah pentingnya upaya

peningkatan kesehatan pasca bencana.

Sector infrastruktur bekerja bersama-sama dengan para korban bencana

dan masyarakat lain ataupun para relawan untuk memperbaiki infrastruktur yang

rusak sebagai dampak dari terjadinya suatu bencana. Infrastruktur yang menjadi

paling penting yang dapat meringankan beban para korban adalah pembangunan

atau perbaikan bangunan , perbaikan jalan, perbaikan saluran listrik.

d. Pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan

Pihak-pihak yang dapat membantu mingimplementasikan gagasan ini

adalah : 1) Pemerintah pusat dalam hal ini adalah Badan Nasional

Penanggulangan Bencana. BNPB berperan dalam proses pemberian bantuan yang

dibutuhkan oleh para korban. Disamping itu dengan adanya kerjasama dengan

BNPB proses pendataan tentang lokasi terjadinya bencana juga menjadi lebih

mudah dan efisien. 2) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Page 16: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

12

yang berperan memberikan informasi terkini tentang segala kemungkinan yang

terjadi pada pusat terjadinya bencana. Dengan adanya kerjasama dengan BMKG

maka I-CDM dengan sector mitigasi dan evakuasi dapat mempersiapkan rencana

untuk menghadapi segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi sehingga

proses evakuasi warga dapat berjalan cepat dan efisien. Diaharapakan dengan

lancarnya proses evakuasi waraga saat terjadi bencana dapat meminimalkan

kerugian-kerugian yang mungkin terjadi. 3) Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Tagana berperan sebagai bagian dari personel I-CDM yang akan membantu

melancarkan system. Tagana yang tersebar di 33 provinsi dengan jumlah personel

pada kurun waktu 2010-2012 sebanyak 29.259 orang dengan kemampuannya

menangani bencana akan membuat I-CDM menjadi lembaga yang handal dalam

mengani bencana yang terjadi di Indonesia dari mulai tahap pra bencana, saat

terjadi bencana sampai pada tahap pasca terjadi bencana. 4) Para Donatur yang

berperan memberikan bantuan material maupun jasa seperti layanan kesehatan

sehingga kebutuhan para korban untuk meringankan beban cepat terpenuhi.

e. Langkah-langkah strategis implementasi gagasan

Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan

gagasan adalah : 1) Menyusun rancangan struktur I-CDM dan

mensosialisasikannya kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 2)

Melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah yang mengursi bencan yaitu

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kerjasama ini dimaksudkan agar

terjadi koordiansi yang baik antara pihak pemerintah dengan I-CDM sehingga

proses penanganan bencana dalam berdalan teratur. 3) Perekrutan

personil/member dengan melakukan kerjasama Taruna Siaga Bencana (Tagana)

yang ada di setiap provinsi diselur Indonesia dan perekrutan terbuka untuk

masyarakat umum untuk bergabung dengan I-CDM. 4) Pemberian pengetahuan

dan pelatiahan kepada ssemua member/personel I-CDM yang ada diseluruh

Indonesia tentang manajemen bencana dan mengelompokannya sesuai menjadi 7

sektor yang berbeda sesuai dengan rancangan I-CDM. 5) Melakukan kerjasama

dengan para donator yang akan memberikan bantuan sehingga bantuan yang

nantinya diberikan kepada para korban dapat terorganisir dengan baik.

Page 17: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

13

3. KESIMPULAN

I-CDM merupakan system manajemen penanganan bencana Indonesia

yang berbasis masyarakat yang tersebar di seluruh provinsi yang bertugas untuk

menangani bencana-bencana dari mulai pra bencana, saat terjadi bencana dan

pasca bencana yang terjadi diseluruh Indonesia. Ada 7 sektor yang menjadi focus

perhatian I-CDM yaitu pusat informasi dan komunikasi, mitigasi dan evakuasi,

logistic, kesehatan, psikologi, ekonomi dan infrastruktur.

Teknik yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan dilakukan

dengan 5 tahap yaitu 1) Merancang struktur I-CDM , 2) Melakukan kerjasama

dengan BNPB, 3) Perekrutan dengan Tagana dan masyarakat umum, 4)

Pemberian pelatihan kepada member/ personel dan yang terakhir 5) Melakukan

kerjasama dengan para donator.

Dengan kelima teknik diatas diharapkan mampu membangun I-CDM

sebagai system manajemen penanganan tanggap bencana alam di Indonesia

sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia yang terkena bencan

secara cepat dan efisien sehingga dapat meminimalkan kerugian yang terjadi

akibat adanya bencana.

4. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Mengelola Bencana Disekitar Kesehatan : Membutuhkan

Pendekatan Ilmiah. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan,

Volume 09 : 51-51, Tersedia di http://jurnal.ugm.ac.id [

diakses 23-03-2014].

Anonim. 2013. Manajemen Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat. Tersedia

di http://taganabanten-info.blogspot.com/2009/10/manajemen-

penanganan-bencana-berbasis.html [diakses 23-03-2014].

Anonim. 2014. Lemahnya Penanganan Bencana. Tersedia di

http://nasional.sindonews.com/read/2014/01/18/16/827794/le

mahnya-penanganan-bencana [diakses 23-03-2014].

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2011. Peraturan Kepala Badan

Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 20 Tahun 2011

Page 18: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

14

tentang Pedoman Monitoring dan evaluasi Manajemen

Logistik Penggulangan Bencana.

Girindra, KeksiSwasti. Telenursing dalam Penanganan Trauma Psikologis Pasca

Bencana Alam. Dalam ........

Hardin S. (2001). Telehealth’s Impact on Nursing and Development of the

Interstate Compact. Tersedia di www.proquest.umi/pqdweb

[diakses 25-03-2014].

Harry, Eko Susanto. 2011. Eksistensi Komunikasi dalam Menghadapi Bencana.

Tersedia di http://journal.tarumanagara.ac.id [ diakses 23-03-

2014].

Littlejohn, Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss.2009. Teori Komunikasi

(Theories of Human Communication), terjemahan Mohammad

Yusuf Hamdan, Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.

Mustafa, Ruli. 2014. Evektivitas Manajemen Bencana. Tersedia di

http://m.kompasiana.com/post/read/633034/2/efektivitas-

manajemen-bencana.html [diakses 23-03-2014].

Myers, Michele Tolela and Gail E. Myers .1988. Managing By Communication,

New York, New Newsey, London, Mc.Graw Hill International

Book. Co.

Oktariana, Rienna. 2008. Pemetaan Sistem Informasi Manajemen Logistik dalam

Penenggulangan Bencana di Indonesia. Seminar Nasional

Aplikasi Teknologi Informasi : 1907-5022, Tersedia di

http://journal.uii.ac.id [ diakses 23-03-2014].

Paidi. 2012. Pengelolaan Manajemen Resiko Bencana Alam di Indonesia. Jakarta

: STIE Dharma Bumiputera. Tersedia di http://e-

journal.jurwidyakop3.com [ diakses 23-03-2014].

Putri, Ratih Pratiwi. Sumbangan Psikologi Klinis Dalam Assessment Gangguan

Psikologis Korban Bencana Alam. Tersedia di

http://psikologi.or.id/ [diakses 25-03-2014].

Rachmaningtyas, Ayu. 2013. Penanganan Bencana- Sistem Manajemen perlu

Diubah. Tersedia di http://www.koran-

sindo.com/node/337447 [diakses 23-03-2014].

Page 19: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

15

Schneider, Sandra K. 1992. “Governmental Response to Disasters: The Conflict

Between Bureaucratic Procedures and Emergent Norms.”

Public Administration Review 52 (2): 135 – 145.

Siswanto, Lindung. 2012. Sistem Informasi Manajemen Komando Tanggap

Darurat Bencana Letusan Gunung Merapi. Jurnal Teknologi

Informasi, Vol VII : 1907-2430, Tersedia di http://e-

journal.respati.ac.id [ diakses 23-03-2014].

Yuni, Christiana Kusmiati. 2005. Menuju Perbaikan Managemen penanggulangan

Bencana di Indonesia. Bandung : Universitas Katolik

Parahyangan. Tersedia di https://www.academia.edu [diakses

23-03-2014].

5. LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

BIODATA KETUA

A. IDENTITAS DIRI

1 Nama Lengkap Faesal Amri

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Pendidikan Kimia

4 NIM 4301411136

5 Tempat, Tanggal Lahir Kebumen, 13 Agustus 1993

6 Email [email protected]

7 No.Telp/ HP 085747722534

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 1 Trikarso SMP N 1 Pejagoan

SMA N 1

Pejagoan

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH

No Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1 -

Page 20: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

16

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1

2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM –GT.

Semarang, 26 Maret 2014

Pengusul,

Faesal Amri

NIM 4301411136

BIODATA ANGGOTA 1

A. IDENTITAS DIRI

1 Nama Lengkap Atikah Indriastuti

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Kimia

4 NIM 4301411130

5 Tempat, Tanggal Lahir Klaten, 13 Desember 1992

6 Email [email protected]

7 No.Telp/ HP 087876644351

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 2

GEDAREN

SMP N 1

Karanganom

SMA N 1

Karanganom

Klaten

Jurusan - - IPA

Page 21: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

17

Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH

No Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1 -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM –GT.

Semarang, 26 Maret 2014

Anggota Pelaksana 1,

Atikah Indriatuti

NIM 4301411130

BIODATA ANGGOTA 2

A. IDENTITAS DIRI

1 Nama Lengkap Hayati Anggraini

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Kimia

4 NIM 4301411114

5 Tempat, Tanggal Lahir Pekalongan, 16 Desember 1993

6 Email [email protected]

7 No.Telp/ HP 085642756322

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA

Page 22: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

18

Nama Institusi SD N Medono 07

Pekalongan

SMP N 1

Pekalongan

SMA N 1

Pekalongan

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk

Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH

No Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Juara 1 Seni karawitan popda dan

seni tingkat Kecamatan

Pekalongan

Dinas Pendidikan

Pemerintah kota

Pekalongan Cabang

Dinas Pendidikan

Kecamatan

Pekalongan Barat

2005

2 Juara 1 popda dan seni kota

Pekalongan

Dinas Pendidikan

Pemerintah kota

Pekalongan

2005

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM –GT.

Semarang, 26 Maret 2014

Anggota Pelaksana 2,

Hayati Anggraini

NIM 4301411114

Page 23: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

1 Faesal Amri/

4301411136

Pend.kimia MIPA 4 jam/minggu Mengkoordinir

Anggota dan

menyusun time

line

2 Atikah

Indriastuti/

4301411130

Pend.kimia MIPA 4 jam/minggu Membuat

penjelasan tentang

sector logistic dan

kesehatan

3 Hayati Anggraini

/ 4301411114

Pend.kimia MIPA 4 jam/minggu Membuat

penjelasan tentang

sector ekonomi

dan psikologi

Page 24: Program Kreativitas Mahasiswa gagasan tulis

20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Gedung G Lt. 1 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Telp/Fax (024) 8508087, (024) 8508089

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faesal Amri

NIM : 4301411136

Program Studi : Pendidikan Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-GT saya dengan judul “I-CDM (

Indonesian Community Disaster Management): Sebagai Sistem Manajemen

Penanganan Tanggap Bencana Alam Berbasis Masyarakat Demi

Mewujudkan Indonesia Mandiri ” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2013-

2014 bersifat original dan belum pernah dibiayaioleh lembaga atau sumber

dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka sayabersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-

benarnya.

Semarang, 26 Maret 2014

Mengetahui, Yang menyatakan,

(Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd) ( Faesal Amri )

NIP 196205081988031002 NIM 4301411136