KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ( PAUD ) DI JAWA BARAT Oleh : Waluyo,Drs,.S.Sos,.M.Si.* *( KEPALA SEKSI PAUD BIDANG PAUDNI ) Disampaikan Dalam Acara Orientasi Teknis Kober Angkatan III & IV Hotel Bumi Makmur Indah, Lembang
103
Embed
PROGRAM KERJA BIDANG PAUDNI DINAS … · PPT file · Web view2016-09-30 · propinsi banten. kota sukabumi. kab.sukabumi. kab.garut. ... verifikasi proposal bantuan paud. 1 keg.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN
TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ( PAUD )
DI JAWA BARAT
Oleh :Waluyo,Drs,.S.Sos,.M.Si.*
*( KEPALA SEKSI PAUD BIDANG PAUDNI )
Disampaikan Dalam Acara Orientasi Teknis Kober Angkatan III & IVHotel Bumi Makmur Indah, Lembang
VISI PEMBANGUNAN PAUD JAWA BARAT 2013-2015
“Mewujudkan Aud Yang Beriman Dan Bertaqwa Kepada Tyme, Berahklak Mulia, Sehat, Cerdas, Jujur, Bertanggungjawab, Kreatif, Percaya Diri Dan Cinta Tanah Air Menuju Terbentuknya Insan Jawa Barat
Cerdaskomprehanshif Menyongsong 100 Tahun Indonesia Merdeka”
MISI 1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan
PAUD2. Memperluas Keterjangkauan Layanan
PAUD3. Meningkatkan Kualitas Atau Mutu dan
Relevansi Layanan PAUD4. Mewujudkan Kesetaraan Memperoleh
Layanan PAUD5. Menjamin Kepastian Memperoleh
Layanan PAUD
TUJUANUntuk menguatkan peran PAUD sebagai fundamen pembangunan pendidikan nasional meliputi :a. Memperluas layanan PAUD yang menjangkau semua
lokasi dan komunitas AUDb. Meningkatkan pemerataan layanan hingga menjangkau
wilayah terisolir, tertinggal dan atau perbatasanc. Mewujudkan layanan PAUD non diskriminatif, inklusif
dan berkeadiland. Mewujudkan sistem layanan PAUD yang menjamin
semua AUD berkesempatan memperoleh layanan PAUD
SASARAN• Anak Usia Dini 0-6 tahun dan tersebar
diseluruh Jawa Barat• Satuan PAUD, meliputi PAUD formal dan Non
formal ( TK, KB, SPS, TPA DAN PBKL )• Pendidik dan tenaga kependidikan• Orang tua dan masyarakat• Mitra dan pemangku kepentingan
( stakeholders )
TARGET DAN HASIL1. Target Akses :
Anak Usia Dini digambarkan mll proyeksi pencapaian APK secara proporsional dan berkelanjutan
2. Target Pembangunan Kelembagaan Satuan PAUDa. Meningkatkan jml satuan PAUD yang menjangkau semua lokasi dan komunitas AUDminimal
satu satuan PAUD di setiap desa/kel di Jawa Barat dan wilayah khusus melalui :a) Bantuan pendirian atau rintisan satuan PAUD barub) Bantuan pembangunan atau penyediaan fasilitas PAUDc) Penambahan satuan layanan pada satuan PAUD yang sudah berjalan
( TK, KB, SPS,TPA )b. Meningkatkan layanan PAUD bermutu melalui :
a) Pembentukan Satuan PAUD percontohan di setiap Kab/kota dan Kecamatan minimal setiap jenis layanan satu satuan PAUD percontohan
b) Layanan holistik-integratif ( pendidikan-kesehatan-gizi-perlindungan ) di setiap satuan PAUD
c) Pewnguatan pendidikan karakter yang melekat dalam keseluruhan proses pembelajaran dan :
d) Pembelajaran yang selaras dengan tahapan perkembangan, sosial budaya dan kebutuhan anak
3. Sekurang-kurangnya 75% satuan PAUD memenuhi standar nasional ( terakreditasi )
4. Meningkatkan jumlah satuan PAUD inklusif minimal satu satuan PAUD di setiap kecamatan
5. Menata kelembagaan PAUD melalui perizinan dan pemberian nomor induk lembaga satuan PAUD
6. Membentuk pusat konsultasi, informasi dan rujukan PAUD di setiap Satuan PAUD percontohan
PAUD
Gerak
an N
asio
nal
PAUD
2011 2015 2025 2035 2045
PEMBANGUNAN PAUD DI INDONESIA 2011 - 2045
ANAKINDONESIAHARAPAN
KADO 100 TAHUN INDONESIA MERDEKA
Standar MutuInternasional
Standar MutuNasional
LayananParipurna
SDM Handal
SDM Berdaya Saing Global
Insan Cerdas Komprehensif
Fundamen SDM Berkualitas
Pemantapan Mutu
KINERJA PENYELENGGARAAN PAUD DI JAWA BARAT SAMPAI 2015
JUMLAH LEMBAGA PENYELENGGARA
25.517 • NEGERI (261 ) atau 1,03 %• SWASTA (25.056 ) atau 98,19%
Jumlah Pendidik105.769 Orang
• Laki-laki = 9.099 org ( 8, 61% )• Wanita = 94.442 orang ( 89,30% )
Jumlah Desa/Kel5.954
• Ada PAUD = 5.546 Ds/kel ( 93,15% )• Blm ada PAUD = 408 Ds/kel (6,85% )
APK PAUD JABAR APK PAUD NASIONAL
MDG’S APK PAUD
• 70,10%• 72,90 %• 75% (2015)
Suber : Data Dapodik 2015
Bogor
Sukab
umi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikm
alaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalen
gka
Sumed
ang
Indramay
u
Suban
g
Purwaka
rta
Karawan
gBek
asi
Bandung B
arat
Kota Bogo
r
Kota Su
kabumi
Kota Ban
dung
Kota Cire
bon
Kota Bek
asi
Kota Dep
ok
Kota Cim
ahi
Kota Ta
sikmala
ya
Kota Ban
jar -
50
100
150
200
250
300
350
400
450
384 367
309
249
404
336 322 338 313 322
258 243 243
164
286
184 156
67 33
149
22 56 63
15 63
25
44
1
47
26
20
15 25 38
115
9
11 67 82
28
23
3 9
1
-
2
-
- -
-
6
-
Desa Ada PAUD Desa Belum Ada PAUD
DATA 1 DESA 1 PAUD PROVINSI JAWA BARAT
11
93,15%Tuntas
KAB.CIAMIS
KAB.CIREBON
KAB.INDRAMAYU
TANGERANG
KOTA BEKASI KAB KARAWANG
KAB.CIANJUR
PROPINSI BANTEN
KOTA SUKABUMI
KAB.SUKABUMIKAB.GARUT
KOTA CIMAHI
KOTA BANDUNG
KAB.BANDUNG
KOTA TASIKMALAYA
KAB CIAMIS22
KAB.TASIKMALAYA
KOTA CIREBON
KAB SUMEDANG KAB.MAJALENGKA
KOTA DEPOK
KOTA BOGOR
KOTA BANJAR
KAB S U B A N G
KAB. BEKASI
DKI
KAB. BOGOR1
2
34
5
6
7
8
9
10
11
13
KAB CIREBON
12
KAB INDRAMAYU14
KAB KUNINGAN15
16
17
18
19
20
23
24 25
KAB.PURWAKARTA
DATA JUMLAH SISWA PAUD DI JAWA BARATTAHUN 2014/2015
ANAK USIA 0-6 TAHUN DI JAWA BARAT: ± 5.667.400 anakTertampung di PAUD = 622.840 anak
SUMBER : DISDIK KAB/KOTA TAHUN 2013/2014 TIDAK TERMASUK DATA TPQ DARI KEMENTERIAN AGAMA R.I
KAB.BANDUNG BARAT26
TK/TKLB RA TPA SPS KB
15.438
6.710
56
24.986
6.923
8.428
5.037
140
20.379
22.473
34.054
10.909
197
82.686
43.836
2.975
1.729
71
5.233
3.522
26.003
10.420
112
28.667
32.440
14.795
7.803
175
37.484
6.460
3.770
2.378
285
38.102
19.2104.567
6.003
1.308
18.102
3.733
9.890
4.197
774
22.936
13.113
11.755
4.045
291
36.342
7.1263844
1.332
36
5.789
3.586
10.922
6.604
303
53.710
31.620
12.328
6.292
562
49.336
36.359
9.244
3.548
285
59.860
21.555
15.978
17.797
611
101.560
47.842
12.030
7.255
390
12.654
12.300
4.409
2.441
23
9.781
2.719
24.739
7.539
287
30.877
27.398
24.444
15.952
460
55.380
20.692
9.155
9.964
93
39.940
18.325
8.792
3.200
133
17.602
10.492
9.469
6.798
152
23.830
9.449
7.700
3.668
105
21.266
8.263
21
7.144
4.590
125
12.938
4.111
915 894 99 5.987 986
9.348 10.527
297 36.698
19.915
KAB.CIAMIS
KAB.CIREBON
KAB.INDRAMAYU
TANGERANG
KOTA BEKASI KAB KARAWANG
KAB.CIANJUR
PROPINSI BANTEN
KOTA SUKABUMI
KAB.SUKABUMIKAB.GARUT
KOTA CIMAHI
KOTA BANDUNG
KAB.BANDUNG
KOTA TASIKMALAYA
KAB CIAMIS22
KAB.TASIKMALAYA
KOTA CIREBON
KAB SUMEDANG KAB.MAJALENGKA
KOTA DEPOK
KOTA BOGOR
KOTA BANJAR
KAB S U B A N G
KAB. BEKASI
DKI
KAB. BOGOR1
2
34
5
6
7
8
9
10
11
13
KAB CIREBON
12
KAB INDRAMAYU14
KAB KUNINGAN15
16
17
18
19
20
23
24 25
KAB.PURWAKARTA
DATA JUMLAH LEMBAGA PAUD DI JAWA BARAT
TAHUN 2014/2015 JUMLAH LEMBAGA PAUD DI JAWA BARAT: 25.517 LEMBAGA
SUMBER : DAPODIK TAHUN 2014 DITJEN PAUDNI KEMDIKBUD TIDAK TERMASUK DATA TPQ DARI KEMENTERIAN AGAMA R.I
KAB.BANDUNG BARAT26
TK/TKLB RA TPA SPS KB
344
--
92
380
178
--
117
64
304
10
449
1101
62
1
61
118
1040
13
384
395
632
18
163
572
154
3
730
88163
4
81
197
217
20
307
423
178
--
264
5290
5
31
74
243
5
30
384
274
4
1211
1051
184
8
210
578
309
13
284
675
210
3
388
405
108
5
108
97
520
17
260
503
621
11
161
1145
311
4
108
996
225
3
49
480
306
16
113
491
241
11
60
726
21
77
1
75
127
28
2 135 28
291 3 117 470
KAB.CIAMIS
KAB.CIREBON
KAB.INDRAMAYU
TANGERANG
KOTA BEKASI KAB KARAWANG
KAB.CIANJUR
PROPINSI BANTEN
KOTA SUKABUMI
KAB.SUKABUMIKAB.GARUT
KOTA CIMAHI
KOTA BANDUNG
KAB.BANDUNG
KOTA TASIKMALAYA
KAB CIAMIS22
KAB.TASIKMALAYA
KOTA CIREBON
KAB SUMEDANG KAB.MAJALENGKA
KOTA DEPOK
KOTA BOGOR
KOTA BANJAR
KAB S U B A N G
KAB. BEKASI
DKI
KAB. BOGOR1
2
34
5
6
7
8
9
10
11
13
KAB CIREBON
12
KAB INDRAMAYU14
KAB KUNINGAN15
16
17
18
19
20
23
24 25
KAB.PURWAKARTA
APK, 1D1P (1 DESA 1 PAUD) TAHUN 2014/2015
APK PAUD JAWA BARAT 71,731 DESA 1 PAUD : 93,15 %
SUMBER : DAPODIK 2014/2015 DITJEN PAUDNI KEMDIKBUD TIDAK TERMASUK DATA TPQ DARI KEMENTERIAN AGAMA R.I
KAB.BANDUNG BARAT26
APK DESA BLM PAUD ADA PAUD % Ada PAUD
69,49
63
-
63
100
48,72
68
1
67
98,53
51,09
434
10
424
97,70
73,44
33
-
33
100
81,67
56
-
56
100
86,89
195
176
19
90,26
58,33
309
14
295
95,474.567
6.003
1.308
18.102
3.733
9.890
4.197
774
22.936
13.113
49,73
316
64
252
79,7568,80
22
-
22
100
61,81
428
94
334
78,04
42,90
387
6
381
98,45
59,70
377
73
304
80,64
68,45
280
28
252
90.00
92,93
165
9
156
94,55
68,98
15
-
15
100
66,00
151
2
149
98,68
88,29
442
16
426
96,38
64,26
351
13
338
96,30
43,18
377
22
355
94,16
46,51
343
38
305
88,92
61,28
283
19
264
93,29
21
68,44
69
3
66
95,65
85,75 25 - 25 100
52,85 265 10 255 96,23
KOTA BANJARPANGANDARAN
KOTA CIREBONKOTA SUKABUMI
KOTA TASIKMALAYAKOTA CIMAHIKOTA BOGOR
PURWAKARTAINDRAMAYU
CIREBONKUNINGAN
CIAMISKARAWANG
CIANJURKOTA DEPOK
MAJALENGKASUMEDANG
SUBANGBANDUNG
BANDUNG BARATKOTA BANDUNG
BOGORBEKASI
TASIKMALAYAGARUT
KOTA BEKASISUKABUMI
0 500 1000 1500 2000 2500
194198200247249250
318416454
600717
846936976976982
10651160
12701295
14241452
150516901698
17752473
Pengelola PAUD
Prov. 25.517
Lbg
PANGANDARANKOTA SUKABUMI
KOTA BANJARKOTA CIREBON
KOTA CIMAHIINDRAMAYU
KOTA TASIKMALAYASUMEDANG
PURWAKARTAKOTA BOGORMAJALENGKA
CIREBONBANDUNG BARAT
SUBANGKUNINGAN
CIAMISKARAWANGKOTA DEPOK
CIANJURTASIKMALAYA
BANDUNGKOTA BEKASI
BEKASIKOTA BANDUNG
BOGORGARUT
SUKABUMI
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
633764785
10951303137615471574175019212033
26522781306431443203
350738284082
54625508
580061726178
68847788
10729
Pendidik PAUD
Prov. 105.769 Orang
Sumber: Ditjen PAUDNI (Aplikasi Pendataan PAUDNI) 9 Oktober 2014
JUMLAH PENGELOLA DAN PENDIDIK PAUDDI JAWA BARAT
ANGGARAN APBD TAHUN 2016NO KEGIATAN SASARAN
1 PENDATAAN LEMBAGA PAUD DI JAWA BARAT 1 DOK
2 SOSIALISASI KURIKULUM 2013 PAUD 130 ORG
3 ORIENTASI TEKNIS PENGELOLA PAUD 130 ORG
4 ORIENTASI TEKNIS PENDIDIK KELOMPOK BERMAIN (KB)
260 ORG
5 ORIENTASI TEKNIS PENDIDIK SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) KHUSUSNYA POS PAUD
130 ORG
6 ORIENTASI LAYANAN PAUD INKLUSIF 130 ORG
7 ORIENTASI TEKNIS PENDIDIK TK NON PEMBINA 130 ORG
8 EVALUSI KINERJA PAUD DI JAWA BARAT 54 ORG
9 VISITASI & MONEV BANTUAN HIBAH 1300 LBG
10 KEGIATAN APRESIASI LEMBAGA PAUD, GUGUS DAN BUNDA PAUD TK PROVINSI
DAFTAR RENCANA CALON PENERIMA BANTUAN HIBAH PROGRAM PEMNGEMBANGAN LAYANAN PAUDNo Program Jml lembaga Besaran
bantuanJumlah
1 Rintisan Paud baru 360 15.000.000 5.400.000.000
2 Akreditasi Lbg PAUD 336 5.000.000 1.680.000.00
3 Penguatan Lbg PAUD 478 10.000.000 4.780.000.000
4 Tugas Akhir Pendidik PAUD
499 3.000.000 1.497.00.000
5 Gugus PAUD 27 6.000.000 162.000.000
6 OM PAUD Kab/kota 54 10.000.000 540.000.000
7 OM PAUD Ptrovinsi 4 50.000.000 200.000.000
8 Gebyar PAUD ( HAN ) 1 300.000.000 300.000.000
Jumlah 1.759 14.559.000.000
9 Hibah Perubahan Yang blm Cair
179 2.256.000.000
Total 1.938 16.815.000.000
RENCANA KEGIATAN RAPBD 2016NO KEGIATAN SASARAN
1. RAKOR BUNDA PAUD KABUPATEN/KOTA SE JAWA BARAT
27 X 3 ORG
2. SOSIALISASI PROGRAM PENANGANAN KEKERASAN PADA ANAK KERJASAMA DENGAN P2TP2A PROVINSI JAWA BARAT
54 ORG
3. DUKUNGAN PROGRAM KEGIATAN POLA PENGASUHAN ANAK BERBASIS MASYARAKAT UNTUK POS PAUD DALAM BENTUK PEMBERIAN APE
100 LBG
4. DUKUNGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD TINDAK LANJUT HASIL UKG PENDIDIK PAUD FORMAL ( TK ) YANG MASIH DIBAWAH STANDAR MELALUI BINTEK GURU PEMBELAJAR
Sumber: Ditjen PAUDNI (Aplikasi Pendataan PAUDNI) 9 Oktober 2014
JUMLAH PENGELOLA DAN PENDIDIK PAUDDI JAWA BARAT
MONITORING DAN EVALUASI PENYALURAN BOP PAUD 2016
DAK BOP PAUD: Sasaran Program• Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis di seluruh Kab/Kota di Indonesia yang diselenggarakan oleh individu, kelompok, yayasan, organisasi maupun Pemerintah Daerah di satuan PAUD atau Lembaga, satuan pendidikan PKBM, SKB, badan keagamaan, dan satuan pendidikan non formal lainnya yang sudah memiliki Nomor Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN).
• Sasaran BOP tidak berlaku bagi satuan PAUD atau lembaga yang menetapkan iuran atau pungutan yang melebihi ketentuan yang berlaku di Kabupaten/Kota tersebut.
• Satuan Biaya BOP PAUD Rp.600.000,-(enam ratus ribu rupiah)/peserta didik/tahun dengan prioritas anak usia 4-6 tahun.
• Satuan PAUD mendapatkan alokasi BOP PAUD memberi layanan paling sedikit 12 peserta didik.
• Satuan PAUD atau Lembaga menerima paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) per tahun
DAK BOP PAUDJumlah dan Besaran Bantuan
• Penyaluran dana dari Kas Umum Daerah ke rekening satuan PAUD atau Lembaga dilakukan satu kali dalam satu tahun, paling lambat tri wulan kedua berakhir.
• Apabila terdapat kelebihan anggaran pemerintah kabupaten / kota dapat mengalokasikan kepada satuan PAUD atau Lembaga yang melayani peserta didik di bawah usia empat tahun.
obat-obatan ringan, dan isi kotak P3K3. Menambah transport pendidik
Maksimal35%
Kegiatan Lainnya
1. Perawatan sarana dan prasarana termasuk perbaikan dan pengecatan ringan
2. Dukungan penyediaan alat-alat publikasi PAUD
3. Langganan listrik, telepon/internet, air
Maksimal 15%
DAK BOP PAUD: Komponen Pembiayaan BOP PAUD 2016
HATUR NUHUN
Terima Kasih
27
Rencana Program dan Anggaran Tahun 2016
NO KEGIATAN / OUTPUT / KOMPONEN SATUAN
BIAYA ANGGARAN
(Rp.000)
2016 PENYEDIAAN LAYANAN PAUD 280,000,000
A AKSES 85,940,390 1 BOP PAUD Anak Berkebutuhan Khusus 4,500 Anak 1,944 8,750,000 2 Bantuan PAUD Layanan Khusus 490 Lbg 26,020 12,750,000 3 Bantuan Pembangunan PAUD Daerah 3T 20 Lbg 325,250 6,505,000 4 Bantuan PAUD Pasca Bencana 100 Lbg 70,862 7,086,200 5 Bantuan Pembangunan Gedung PAUD Baru 8 Lbg 1,074,125 8,593,000 6 Bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) PAUD 100 Lbg 179,062 17,906,190 7 Bantuan Rintisan PAUD Baru Daerah 3T 380 Lbg 64,079 24,350,000
VOLUME
28
Rencana Program dan Anggaran Tahun 2016NO KEGIATAN / OUTPUT / KOMPONEN
SATUANBIAYA
ANGGARAN(Rp.000)
B MUTU 153,250,115 1 Bantuan PKG PAUD 3,500 Lbg 10,543 36,900,000
2 Bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) PAUD 2,400 Lbg 10,000 24,000,000 3 Bantuan Sarana Pembelajaran PAUD 100 Lbg 58,098 5,809,800 4 Bantuan Rehabilitasi PAUD 62 Lbg 150,733 9,345,470 5 Penguatan/Orientasi Pengawas Pelaksanaan
Pembangunan Prasarana PAUD 2 Keg 712,830 1,425,660
6 Penguatan Makanan Sehat di Lembaga PAUD 1 Pkt 1,000,000 1,000,000 7 Penyusunan NSPK PAUD 40 Dok 344,446 13,777,840 8 Pengelolaan Informasi PAUD 0-6 Tahun 1 Pkt 2,475,000 2,475,000 9 Ruang Guru Online (Anggun) PAUD 1 Keg 2,922,800 2,922,800
10 Penjaminan Konten Kanal Dan Mutu PAUD 6 Keg 191,200 1,147,200 11 Perencanaan Program dan Anggaran PAUD 6 Keg 198,550 1,191,300 12 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Program PAUD
Tingkat Nasional 600 Org 8,123 4,874,000
13 Koordinasi Evaluasi Program PAUD Tingkat Nasional 80 Org 8,125 650,000
14 Perluasan Akses PAUD Berkualitas Satu Tahun Pra-Sekolah
5 Keg 481,000 2,405,000
15 Seminar Internasional PAUD Berkualitas 2 Keg 1,750,000 3,500,000 16 Monev dan Pelaporan Program PAUD 3 Keg 616,327 1,848,980 17 Peningkatan Kapasitas Lembaga dalam
27 Sosialisasi Program PAUD Melalui Media Elektronik 2 Keg 2,500,000 5,000,000
28 Penyelenggaraan Gebyar PAUD Tingkat Provinsi 34 Prov 100,000 3,400,000
C TATA KELOLA 40,809,495 Tata Kelola, Gaji, Kepegawaian, Ketatausahaan, Rehab Gedung, dan Manajemen Dekon
40,809,495
VOLUME
No PropinsiJumlah
No PropinsiJumlah
Kab Lembaga PAUD
Kab Lembaga PAUD
1 ACEH 3 8 16 KALIMANTAN BARAT
8 40
2 SUMATERA UTARA 4 7 17 KALIMANTAN TENGAH
2 6
3 SUMATERA BARAT 1 2 18 KLIMANTAN UTARA
2 19
4 SUMATERA SELATAN
1 2 19 SULAWESI SELATAN
1 9
5 LAMPUNG 3 8 20 SULAWESI TENGAH
8 49
6 BENGKULU 3 10 21 SULAWESI TENGGARA
5 22
7 BANTEN 5 31 22 PAPUA 10 308 YOGYAKARTA 1 1 23 PAPUA BARAT 4 179 JAWA BARAT 7 53 23 PROPINSI 118 600
10 JAWA TIMUR 15 9611 NTB 6 4012 NTT 12 9113 MALUKU 9 2414 MALUKU UTARA 6 2415 GORONTALO 2 11
BANTUAN PAUD BARU DI DAERAH 3T
PAUD Maritim PAUD Garis Depan
• PAUD Berbasis Bahasa Ibu
• Pengenalan Bahasa Inggris Pada PAUD Percontohan
LAMPIRAN III & IV
KDH
SKPD TERKAIT
TAPD
REKOMENDASI
PERTIMBANGAN
USULAN TERTULIS
DPRD
KUA/PPAS
RAPBD
KEP KDH (NAMA2 PENERIMA)
DOKUMEN PENCAIRAN
PERDA APBD
NPHD (UTK HIBAH)
DIBAHAS BERSAMA
PERSETUJUAN BERSAMA
PERSETUJUAN BERSAMA
TRANSFER
EVALUASI
DIBAHAS BERSAMA
CALON PENERIMA
PERKDH APBD
33
MEKANISME DAN PROSEDUR HIBAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
HIBAH
BELANJA BARANG &
JASA
BELANJA MODAL
SKPD
VIA
PPKD
PROGRAM /KEGIATAN
TRANSFER
PENGHAPUSANASET
PENERIMAHIBAH
BELANJA HIBAH
PROSESPENGADAAN
BARANG/JASAOLEH PENERIMA
HIBAH
PROSESPENGADAAN
BARANG/JASAOLEH SKPD
UANG
BARANG/JASA
KARAKTERISTIK HIBAH
PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJA-WABAN
HIBAH
PEMDAa. usulan calon b. SK KDH - daftar penerima hibahc. NPHDd. pakta integritas penerima hibahe. bukti transfer uang atau bukti serah
terima barang/jasa
PENERIMAa. Lap. penggunaan hibahb. Surat peryataan tanggungjawab
penggunaan hibahc. Bukti pengeluaran yg lengkap dan
sah catatan : a dan b disampaikan kepada KDH sedangkan c disimpan oleh
penerima sebagai objek pemeriksaan.
Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan kpd KDH melalui PPKD tembusan SKPD terkait
Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya
Penerima hibah berupa barang/jasa menyampaikan Lap kpd KDH melalui SKPD terkait.
Hibah berupa barang yg belum diserahkan kpd penerima hibah sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan, dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca daerah
PERTANGGUNGJAWABAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN
Hibah berupa uang ditetapkan dalam DPA-PPKD, hibah berupa barang atau jasa ditetapkan dalam DPA-SKPD.
KDH menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dengan keputusan KDH berdasarkan Perkada tentang penjabaran APBD. sebagai dasar penyaluran/penyerhan Hibah.
Hibah dituangkan dalam NPHD yang sekurang-kurangnya memuat:1. Pemberi dan penerima hibah;2. Tujuan pemberian hibah;3. Besaran/jenis hibah;4. Hak dan kewajiban;5. Tata cara penyaluran/ penyerahan hibah;6. Tata cara pelaporan hibah;
KDH dapat menunjuk pejabat yang menandatangani NPHD. Penyaluran/penyerahaan hibah dilakukan setelah penandatanganan NPHD. Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan LS.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
37
MONITORING DAN EVALUASI
SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian hibah.
Hasil monitoring dan evaluasi disampaikan kepada kepala daerah dengan tembusan kepada SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan.
Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi terdapat penggunaan hibah yang tidak sesuai dengan usulan yang telah disetujui, penerima hibah yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 40 & 41 Permendagri 39/2012
PENGADAAN BARANG DAN JASAyg akan diserahkan kpd Masyarakat /Pihak ke-3
Belanja barang/jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah, termasuk barang yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga.
(Pasal 50 ayat (1) Permendagri 21 Tahun 2011)
Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.Dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan
(Permendagri 52 Tahun 2015)
SE MENDAGRINo.900/4627/SJ, Tgl.18 Agustus 2015
Penajaman Ketentuan Pasal 298 ayat (5) UU
No.23/2014 ttg Pemerintahan Daerah
Lanjutan....1. Pasal 298 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa belanja hibah dan bantuan sosial
dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah setelah mermprioritaskan pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan Iain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pasal 298 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menegaskan bahwa Belanja Hibah dapat diberikan kepada: Pemerintah Pusat; Pemerintah Daerah Lain; Badan Usaha Milik Negara atau BUMD; daniatau Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum lndonesia.
3. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan menyatakan bahwa Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik lndonesia yang berdasarkan Pancasila.
4, pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 menegaskan bahwa Organisasi Kemasyarakatan berbadan hukum dapat berbentuk perkumpulan atau yayasan.
5. Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 penegaskan bahwa Pengesahan sebagai badan hukum perkumpulan dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan haK asasi manusia.
6. Pasal 13 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 menegaskan bahwa Badan hukum yayasan diatur dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan periundang-undangan.
7. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 menegaskan bahwa Organisasi Kemasyarakatan berbadan hukum dinyatakan terdaftar setelah mendapatkan pengesahan badan hukum.
8. Pasal 83 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 menegaskan bahwa pada saat Undang-Undang ini berlaku:a. Organisasi Kemasyarakatan yang telah berbadan hukum sg:helum berlakunya Undang-Undang ini tetap diakui keberadaannya sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini;b. Organisasi Kemasyarakatan yang telah berbadan hukum berdasarkan Staatsblad 1870 Nomor 64 tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan
Hukum (Rechtspersoonlijkkheid van Vereenigingen) yang berdiri Sebelutn Proklamasi Kemerdekaan Republik lndonesia dan konsisten mempertahankan Negara Kesatuan Repubik lndonesia, tetap diakui keberadaan dan kesejarahannya sebagai aset bangsa, tidak perlu melakukan pendaftaran sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;
c. Surat keterangan terdaftar yang sudah diterbitkan sebelunr Undang-Undang ini berlaku, tetap berlaku sampai akhir masa berlakunya; dand. Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh warga negara asing, warga negara asing bersama warga negara lndonesia, atau badan hukum
asing yang telah beroperasi harus menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Lanjutan....Badan dan lembaga yang berbadan hukum lndonesia adalah:
1) badan dan lembaga kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan,
2) badan dan lembaga kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah memiliki Surat keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur, atau BupatiA/Valikota; dan
Organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum lndonesia adalah organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
Dalam rangka menjamin kepastian hukum dan keberlangsungan serta efektifitas penyelenggaraan Pemda, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan anggaran hibah dan bansos yg tercantum dalam Perda ttg APBD sebelum diberlakukannya UU No.23 Thn 2014, maka berlaku ketentuan bahwa penyediaan anggaran belanja hibah dan bansos dilaksanakan sepanjang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala SKPD terkait, memperoleh pertimbangan dari TAPD dan tercantum dalam KUA/PPAS tahun anggaran berkenaan sesuai maksud Permendagri No.32 Thn 2011 sebgmn diubah dgn Permendagri No.39 Thn 2012.
MAKA
FAKTA HUKUM1. Bahwa DPR telah mengesahkan UU 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai pengganti UU 32/2004 dan telah dinyatakan berlaku sejak diundangkan pada tanggal 2 Oktober 2014;
2. Bahwa Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014 menegaskan belanja hibah dapat diberikan salah satunya kepada “badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum INA;
3. Bahwa pelaksanaan belanja hibah dan bantuan sosial T.A.2015 telah dianggarkan setiap daerah dalam APBD dengan merujuk pada mekanisme perencanaan dan anggaran pada tahun 2014 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat disusunnya anggaran tersebut (UU 25/2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional);
4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Permendagri No.32/2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD jo Pasal 11 Permendagri No.39/2012, menentukan hibah dapat diberikan kepada: a. Pemerintah, b. Pemerintah daerah lainnya, c. Perusahan daerah, d. Masyarakat, e. Organisasi kemasyarakatan.
FAKTA HUKUM
Lanjutan...
APAKAH PELAKSANAAN HIBAH & BANSOS TA 2015 KHUSUS YG
BERKENAAN DG PENERIMAAN HIBAH BERTENTANGAN DG UU
23/2014 ????
BAGAIMANA PENGATURAN OBJEK/PENERIMA DANA HIBAH TA 2016 MENURUT UU 23/2014 ????
PERMASAHAN HUKUM
1.Objek/penerima dana hibah dalam APBD 2015 bersandar pada norma pengaturan dalam Permendagri No.32/2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial sebagaimana diubah dengan Permendagri No.39/2012, yang mana hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD dapat diberikan kepada a. Pemerintah, b. Pemerintah daerah lainnya, c. Perusahan daerah, d. Masyarakat, e. Organisasi kemasyarakatan.;
2.Hal ini berbeda dengan objek/penerima dana hibah dalam Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014 yang lebih rigid dan memberikan pembatasan yang jelas: a. Pemerintah pusat, b. Pemerintah daerah lainnya, c. BUMN atau BUMD, dan/atau d. Badan, lembaga, organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.
MERUJUK PADA FAKTA HUKUM YANG BERKENAN DENGAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, SEKILAS TERLIHAT ADANYA KOMPLIKASI NORMA HUKUM TERKAIT OBJEK/PENERIMA DANA HIBAH.
Lanjutan...
1.Pertama, penetapan objek/penerima dana hibah yang dianggarkan dalam APBD masih merujuk pada norma pengaturan sebelum diundangkan UU 23/2014, penetapannya masih didasarkan pada alas hukum pengaturan perencanaan dan anggaran yang dikehendaki UU 25/2004 beserta aturan pelaksanaanya.
2.Kedua, pemberlakuan suatu peraturan perundangan pada umumnya bersifat prospective dan non retroactive, sepanjang peraturan tidak menentukan sebaliknya. Dengan demikian perlakuan Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014 berlaku ke depan dan tidak berlaku surut.Artinya keberlakuan pasal tersebut tidak mengugurkan norma pengaturan tentang objek/penerima hibah yang telah ditetapkan dalam APBD 2015 yang mekanisme perencanaan penganggaran sesuai UU 25/2004.
Meskipun adanya komplikasi pengaturan tersebut, tidak secara mutatis dan mutandis mengugurkan Objek/Penerima dan hibah yang bersandar norma
pengaturan sebelum lahirnya Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014.
Lanjutan...
1. Permendagri No. 32/2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No.39/2012 (Pasal 8 dan Pasal 9) mengatur mekanisme penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yaitu sepanjang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala SKPD terkait, memperoleh pertimbangan dari TPAD dan tercantum dalam KUA/PPAS tahun anggaran berkenan. Selanjutnya Kepala Daerah menetapkan penerima, alamat penerima, dan besaran hibah, yang menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah.
2. Bahwa berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi belanja hibah T.A.2015 tidak bertentangan dengan kaidah pengaturan Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014, sehingga pelaksanaannya memiliki keabsahan secara hukum.
Lanjutan...
1. Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014 secara limitatif telah memberikan penegasan tentang objek/penerima hibah : a. Pemerintah pusat, b. Pemerintah daerah lainnya, c. BUMN atau BUMD, dan/atau d. Badan, lembaga, organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia;
2. Badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan sendiri menurut Pasal 1 butir 1 UU 17/2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela, berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, dan kegiatan dan tujuanya berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan NKRI berdasarkan Pancasila;
3. Pasal 10 ayat (1) membedakan Ormas atas Ormas yang berbadan hukum dan Ormas yang tidak berbadan hukum. Ormas berbadan hukum itu sendiri menurut Pasal 11 ayat (1) dibedakan atas perkumpulan dan badan hukum yayasan.
KEABSAHAN PENGELOLAAN HIBAH T.A.2016
Lanjutan...
4.Pasal 15 ayat (1) jo Pasal 12 dan Pasal 13 menentukan Ormas berbadan hukum dinyatakan terdaftar setelah mendapatkan pengesahan badan hukum dari menteri yang menyelenggarakan urusan dibidang Hukum dan HAM. Sementara Ormas yang tidak berbadan hukum tidak membutuhkan pengesahan, melainkan cukup dengan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) ;
5.Merujuk kaidah pengaturan UU 17/2013 tersebut dan dihubungkan dengan ketentuan Pasal 298 ayat (5) UU 23/2014, menjadi jelas Ormas yang berbadan hukum sajalah yang dapat menjadi Objek/Penerima hibah, tidak termasuk Ormas yang eksistensinya didasari SKT karena Ormas demikian bukanlah Ormas yang berbadan hukum.
Lanjutan...
PASAL 298 AYAT (5) UU 23/2014
2015
2016
TIDAK BERTENTANGAN
HARUS SESUAI
IMLEMENTASIBELANJA
HIBAH
KESIMPULAN . . .
II. PENDANAAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
DI DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSANPemerintahan
Daerah
• Pendapatan• Belanja• Pembiayaan
• 24 Urusan Wajib (6 Dasar; 18 Non Dasar • 8 Urusan Pilihan
KELOLARKPD
1. Sinkronisasi program pusat & daerah2. Mengelola anggaran secara efisien dan
efektif3. Menyampaikan Laporan Keuangan yang
akuntabel
Pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasos & fasum, serta jaminan sosial
1. Memungut Pajak & Retribusi2. Memperoleh Dana Perimbangan3. Melakukan Pinjaman
• Peningkatan Pelayanan Umum Dan Kesejahteraan Masyarakat
ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN ( Pasal 9 s.d Pasal 26)
ABSOLUT
Sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
6 Urusan • politik luar negeri• pertahanan• keamanan• yustisi• moneter dan fiskal nasional• Agama
Pemerintah Pusat:• melaksanakan sendiri• melimpahkan kpd Instansi Vertikal di Daerah atau gubernur
sebagai wakil Pemerintah
Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Daerah ( Pasal 11)
Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar
6 URUSAN:• pendidikan• kesehatan• pekerjaan umum dan penataan ruang• perumahan rakyat dan kawasan permukiman• ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan• Masyarakat• sosial.
Di luar 6 Urusan Absolut
6 Urusan (Absolut)1.Politik Luar Negeri2.Pertahanan3.Keamanan4.Yustisi5.Moneter dan Fiskal Nas.6.Agama
Urusan Wajib (Obligatory)Terkait dengan Penyelenggaraan
Pelayanan Dasar, (6 Urusan)
Urusan Wajib (Obligatory)Terkait dengan Penyelenggaraan
Non Pelayanan Dasar, (18 Urusan)---------------------------------------------------------------------------
-------------
Urusan Pilihan (Optional)Urusan Pemerintahan Pilihan
(8 Urusan)
KewenanganPusat
• Diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah;
• Diselenggarakan melalui asas Dekonsentrasi (gubernur atau instansi vertikal);
• Diselenggarakan melalui asas Tugas Pembantuan.
Diselenggarakan melalui asas
Desentralisasi
CONCURRENT (Urusan Bersama)
• melaksanakan sendiri• Melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di daerah atau gubernur sbg wakil pempus berdasarkan dekonsentrasi
KewenanganDaerah
PenyelenggaraanUrusan
Pemerintahan
UU 23 Th 2014
SISTEM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN (PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTION)
III. URUSAN PENDIDIKAN YANG MENJADI URUSAN KONKRUEN (PEMERINTAH PUSAT,
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PENDIDIKAN
PERUBAHAN URUSAN PEMERINTAHANAN
Ruang Lingkup Perubahan Urusan Pemerintahan:
a) Manajemen
b) Kurikulum
c) Akreditasi
d) Pendidik dan Tenaga Kependidikan
e) Perizinan Pendidikan
f) Bahasa dan Sastra
1. Manajemen Pendidikan
UU 32/2004 UU 23/2014A. Pusat A. Pusat1. Penetapan SNP2. Pengelolaan Pendidikan Tinggi
1. Penetapan SNP2. Pengelolaan Pendidikan Tinggi
A. Prov. B. ProvPengelolaan Pendidikan Khusus 1. Pengelolaan Pendidikan
Menengah2. Pengelolaan Pendidikan Khusus
A. Kab/Kota B. Kab/Kota1. Pengelolaan PAUDNI2. Pengelolaan Dikdas3. Pengelolaan Dikmen
1. Pengelolaan Pendidikan Dasar2. Pengelolaan PAUDNI
2. KurikulumUU 32/2004 UU 23/2014
A. Pusat A. PusatPenetapan Kurikulum Nasional (dikdas, dikmen, dikpaudni)
Penetapan Kurikulum Nasional
A. Prov. B. ProvPenetapan Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Khusus
1. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Khusus
2. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Menengah
A. Kab/Kota B. Kab/Kota1. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal
(Mulok) PAUDNI2. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal
(Mulok) Dikdas3. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal
(Mulok) Dikmen
1. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) PAUDNI
2. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Dikdas
Prinsip Umum Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
1. Terdapat hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai UU Nomor 32 Tahun 2004-UU Nomor 23 Tahun 2014 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 yang berlandaskan pada asas dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan.
2. Sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan pemerintahan Negara dan daerah berasal dari APBN. Dimana dari sumber pembiayaan APBN dimaksud dibelanjakan untuk mendanai kegiatan dekonsentrasi/TP dan instansi vertikal yang terdiri atas:
a. Belanja Pusat di Pusat (K/L) dan b. Belanja Pusat di Daerah.
Prinsip Umum Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
c. Dari belanja APBN dimaksud juga dibelanjakan untuk Daerah
guna mendanai kegiatan desentralisasi berupa transfer ke
daerah dalam bentuk Dana Perimbangan yang terdiri dari: DBH,
DAU, DAK; Dana Otsus; Dana Keistimewaan DIY; dan Dana
Transfer Lainnya.
d. Sedangkan dana pusat yang di kedaerahkan dari APBN sebagai
berikut:
APBNBelanja Untuk
Daerah
DAKDAU
Dana Transfer Lainnya
DBH
Dekon / TP
PEMERINTAH PUSAT
Dana Vertikal
Melalui K/L
POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH(UU 32/2004 dan UU 33/2004)
APBD
PendapatanDaerah
Belanja Daerah
PADLain-Lain Pend.
yang sah
Surplus /Defisit Daerah
PembiayaanDaerah
Pinjaman (termasukObligasi Daerah)
Penggunaan SILPA
PEMERINTAH DAERAH
Bel Langsung• B. Pegawai• B. Barang &jasa• B. Modal
Dana Otsus
6 Urusan
Di luar 6 Urusan
Mendanai Kegiatan Desentralisasi
Mendanai Kegiatan Dekon/TP dan
Instansi Vertikal
PELIMPAHAN URUSAN DAN WEWENANG
1 2 3 4
Pembiayaan Lainnya
Bel Tdk lgsng• B. Pegawai• B. Bunga• B. Subsidi• B. Hibah• B. Bansos• B. Bagi Hasil• B. Bankeu• BTT
• Tunj. Profesi Guru PNSD• Tamb. Penghasilan Guru PNSD• Bantuan Op. Sekolah• DID• Dana Proyek Pemda & Desen• Dana Darurat
Desentralisasi
1. Belanja Pusat di Pusat 2. Belanja Pusat Di Daerah
DAPER
Keistimewaan DIY
• PDRD• Hsl Pengel Kekayaan Drh yg di pisahkan• Lain2 PAD yg sah
UU 23/2014
Pendanaan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (menurut UU 23/2014)
1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di danai dari dan atas beban APBD. (Pasal 282 ayat 1)
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pusat di daerah didanai dari dan atas beban APBN (Pasal 282 ayat 2)
3. Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dilakukan secara terpisah dari administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. (Pasal 282 ayat 3)
4. Pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagai akibat dari penyerahan urusan daerah (Pasal 283 ayat 1).
HAL TEKNIS SISTEM PENGANGGARAN TERKAIT PEMBAGIAN URUSAN KONKUREN PEMERINTAHAN
PUSAT DAN DAERAH
1) Sistem Penganggaran urusan konkuren harus disesuaikan dengan dengan pembagian kewenangan yang menjadi urusan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kab/kota sehingga tidak tumpang tindih;
2) Urusan pemerintahan konkuren yang tidak tercantum dalam UU 23/2014 yang menjadi kewenangan tiap tingkatan atau susunan pemerintahan yang penentuannya menggunakan prinsip dan kriteria pembagian urusan pemerintahan konkuren.
3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yg mjd kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.
4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yg mjd kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai dari dan atas beban APBN.
V. DAK PENDIDIKAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2015 2016TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAHA. Dana perimbangan A. Dana perimbangan
1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum (General Purpose Grant)
2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil
3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum
B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus (Specific Purpose Grant)
C. Dana Keistimewaan Yogyakarta a. Dana Alokasi Khusus Fisik
D. Dana Transfer Lainnya b. Dana Alokasi Khusus Nonfisik
B. Dana Insentif Daerah
C. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY
II. DANA DESA II. DANA DESA
POSTUR TRANSFER KE DAERAH TA 2015 DAN TA 2016
ARAH KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS
1. Mendukung implementasi Nawa Cita, khususnya cita ketiga “membangun INA dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam NKRI”, cita kelima “meningkatkan kualitas hidup manusia INA”, cita keenam “meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional”, cita ketujuh “kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor domestik”.
2. Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur publik daerah.3. Mendukung pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari belanja
negara dan anggaran kesehatan sebesar 5% dari belanja negara, dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan kehutanan.
4. Mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerah dalam mendukung pencapaian prioritas nasional (proposal based).
5. Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
6. Mempercepat pengalihan anggaran belanja K/L, terutama anggaran dekonsentrasi dan tugas perbantuan, yang mendanai urusan yang sudah menjadi kewenangan daerah, ke DAK.
7. Merealokasi dana transfer lainnya, yaitu BOS, TPG PNSD, Tamsil PNSD, P2D2 ke Dana Alokasi Khusus Nonfisik.
POSTUR DANA ALOKASI KHUSUS TA 2016
2015 2016
Jenis Jenis
I. DAK FisikI. DAK Reguler 1. DAK Reguler
II. DAK Tambahan: (10 Bidang DAK)
1. DAK Affirmasi 2. DAK Infrastruktur Publik Daerah
2. DAK P3K2 3. DAK Affirmasi
III. DAK Usulan Daerah yg Disetujui DPR
II. DAK Non Fisik
1. Pengalihan dana dalam Pos Dana Transfer Lainnya, (BOS, TPG PNSD, Tamsil PNSD, dan P2D2)
2.Pengalihan dana Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan dari beberapa K/L ke DAK, antara lain: BOK, BOP PAUD, PK2 UKM dan Naker
Total DAK Total DAK
DAK REGULER
. Salah satu aspek yang dilakukan adalah penguatan DAK melalui
penyederhaan bidang DAK.
. Pada tahun 2016, bidang DAK Reguler mencakup 10 bidang, lebih
sedikit dibandingkan tahun 2015 mencakup 14 bidang.
. Penyederhanaan dimaksudkan agar DAK bisa lebih fokus untuk
mendanai kegiatan bidang tertentu, sehingga kegiatannya tuntas dalam 1
(satu) tahun anggaran, dan dapat menghasilkan output yang langsung dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
. Penetapan alokasi DAK Reguler tersebut disesuaikan dengan sasaran
prioritas dari 3 (tiga) dimensi pembangunan yang dituangkan dalam RKP.
DIMENSI PEMBANGUNAN DALAM RKP
NO BIDANG DAK 2015 NO BIDANG DAK 2016
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA1 PENDIDIKAN 1 PENDIDIKAN
2 KESEHATAN2 KESEHATAN dan KELUARGA BERENCANA
3 KELUARGA BERENCANA
4 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
3INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, PERMUKIMAN, AIR MINUM DAN SANITASI5
INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN SANITASI
DIMENSI SEKTOR UNGGULAN6 INFRASTRUKTUR IRIGASI
4 KEDAULATAN PANGAN7 PERTANIAN
8 ENERGI PERDESAAN 5 ENERGI SKALA KECIL
9 KELAUTAN DAN PERIKANAN 6 KELAUTAN DAN PERIKANAN
10 KEHUTANAN7 KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
11 LINGKUNGAN HIDUP
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN12 TRANSPORTASI 8 TRANSPORTASI
13 SARANA PERDAGANGAN 9SARANA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
14 PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH 10 PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH
SARARAN DAN RUANG LINGKUP DAK PENDIDIKAN TA 2016
DAK REGULER/FISIKSASARAN:
Pemenuhan secara bertahap sarana dan prasarana pendidikan untuk semua jenjang pendidikan, yaitu:
1. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM minimal mencapai 7% dari total satuan pendidikan SD Negeri;
2. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM minimal mencapai 10% dari total satuan pendidikan SMP Negeri;
3. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM minimal mencapai 15% SMA dari total satuan pendidikan SMK Negeri; dan
4. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM minimal mencapai 20% dari total satuan pendidikan SMK Negeri.
LANJUTAN....
RUANG LINGKUP (SD) :1. Rehabilitasi ruang belajar beserta perabotnya.2. Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya.3. Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya.4. Pembangunan dan/atau rehabilitasi ruang guru beserta
perabot 5. Pembangunan dan/atau rehabilitasi jamban siswa/guru.6. Pembangunan rumah dinas/mess guru di daerah 3T.7. Penyediaan peralatan/media pendidikan dan/atau koleksi
perpustakaan.8. Rehabilitasi ruang belajar minimal rusak sedang beserta
perabotnya.
RUANG LINGKUP (SMP) :9. Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya.10. Pembangunan Ruang Perpustakaan beserta perabotnya.11. Pembangunan Ruang Laboratorium IPA beserta perabotnya.12. Pembangunan Ruang Laboratorium bahasa beserta
perabotnya.13. Pembangunan Ruang Laboratorium komputer beserta
perabotnya.14. Pembangunan dan/atau rehabilitasi jamban siswa/guru.15. Pembangunan dan/atau rehabilitasi ruang kantor guru beserta
perabotnya.16. Pembangunan asrama murid/rumah dinas/mess guru di
daerah 3T.17. Penyediaan peralatan/media pendidikan dan/atau koleksi
perpus.
RUANG LINGKUP (SMA/SMK):1. Rehabilitasi ruang belajar SMA beserta perabotnya.2. Pembangunan ruang kelas baru SMA beserta
perabotnya.3. Pembangunan perpustakaan SMA beserta perabotnya.4. Pembangunan laboratorium SMA beserta perabotnya.5. Pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru
SMA beserta perabotnya di Daerah 3T.6. Pembangunan/rehabilitasi ruang penunjang
pembelajaran SMA beserta perabotnya (administrasi perkantoran, ruang guru, dan sanitasi siswa/guru).
pembelajaran SMA.10. Rehabilitasi ruang belajar SMK beserta perabotnya.11. Pembangunan ruang kelas baru SMK beserta
perabotnya.12. Pembangunan perpustakaan SMK beserta perabotnya.13. Pembangunan laboratorium SMK beserta perabotnya.14. pembangunan asrama siswa SMK dan/atau rumah guru
SMK beserta perabotnya di Daerah 3T.15. Pembangunan/rehabilitasi ruang penunjang
pembelajaran SMK beserta perabotnya (administrasi perkantoran, ruang guru, dan sanitasi siswa/guru).
16. Pembangunan ruang praktik siswa SMK beserta perabotnya.
DAK NON FISIK1. Dana BOS dialokasikan dalam APBN untuk meringankan beban masyarakat terhadap
pembiayaan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang lebih bermutu.
2. Dana BOS dialokasikan untuk SD/SDLB, SMP/SMPLB dan SMA/SMK serta digunakan untuk:
Biaya non personalia bagi satuan pendidikan, dan
Mendanai beberapa kegiatan lain sesuai petunjuk teknis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Dana BOS merupakan pelengkap dari kewajiban daerah untuk menyediakan anggaran pendidikan dan bukan merupakan pengganti BOS Daerah (BOSDA).
4. Perhitungan Kebutuhan Alokasi Dana BOS diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Dana BOS disalurkan dari rekening kas negara ke rekening kas umum daerah provinsi untuk selanjutnya diteruskan ke sekolah dengan mekanisme hibah.
SATUAN BIAYA BOS
Rp800 Ribu
/Siswa/ Tahun
Rp1 Juta /Siswa/ Tahun
SD/SDLB KABUPATEN/
KOTASMP/SMPLB/SMPT KABUPATEN/KOTA
BOS
Rp1.4 juta
/Siswa/ Tahun
SMA/SMK KABUPATEN/
KOTA
TPG & TAMSIL
Tunjangan Guru PNSD
Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD1. Dasar Hukum: UU 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP
41/2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, Tunjangan Kehormatan Profesor
2. Tujuan meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kesejahteraan guru
3. Tunjangan Profesi diberikan kepada Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Tunjangan Profesi Guru PNSD diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok PNS yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak termasuk untuk bulan ke-13
Tambahan Penghasilan Guru (Tamsil) PNSD1. Perpres 52/2009 tentang Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri
Sipil 2. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) diberikan kepada guru yang belum mendapatkan tunjangan profesi guru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Besarnya adalah Rp250.000,00 per bulan selama 12 bulan.
DAK NON FISIK
DAK NON FISIK
Dana BOP PAUD digunakan untuk mendanai kegiatan operasional penyelenggaraan pendidikan sesuai petunjuk teknis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Mekanisme penyaluran BOP PAUD dilakukan melalui pemindahbukuan dana dari RKUN ke RKUD provinsi.
Dana BOP PAUD yang telah diterima di RKUD provinsi, selanjutnya disalurkan ke lembaga penyelenggara PAUD melalui mekanisme hibah.
BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Bentuk Pendidikan anak usia dini: jalur pendidikan formal:
taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat
jalur pendidikan nonformal: kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat
jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penggunaan sumber dana bidang kesehatan dan mendukung pemenuhan anggaran pembangunan kesehatan sebesar 10 persen dari APBD sesuai ketentuan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, penggunaan dana BOK dapat disinergikan dengan pelaksanaan dana kapitasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang sebagian dikelola oleh Puskesmas.
VI. PENGELOLAAN DAK DALAM APBD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEUANGAN DAERAH
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
AZAZ UMUM APBD
1. Disusun sesuai kebutuhan dan penyelenggaraan pemerintah daerah
2. Berpedoman pada RKPD dalam rangka Mewujudkan Pelayanan Kepada Masyarakat
3. Mempunyai fungsi Otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi
4. Ditetapkan dengan PERDA
APBD
RPJMD RKPD
KUA PPAS
Nota Kesepakatan
Pedoman Penyusunan
RKA-SKPD o/ KDH
RKA-SKPD
RAPBD
Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/ Mendagri
Perda APBD
PEDUM APBD o/ MDN
PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Penatausahaan Belanja
• Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD
• Penerbitan SP2D oleh PPKD
Penatausahaan Pendapatan
Kekayaan dan Kewajiban daerah
• Kas Umum• Piutang• Investasi• Barang• Dana Cadangan• Utang
AkuntansiKeuangan Daerah
• Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja
NO URAIAN WAKTU KET1. Penyusunan RKPD Awal Bulan Mei
2. Penyampaian KUA dan PPAS oleh TAPD kpd KDH
Minggu I Bulan Juni 1 Minggu
3. Penyampaian KUA dan PPAS oleh KDH kpd DPRD
Awal Minggu ke-2 (dua) Bulan Juni
6 Minggu
4. KUA dan PPAS disepakati antara KDH & DPRD
Akhir Bulan Juli
5. SE KDH perihal Pedoman RKA-SKPD dan RKA-PPKD
Awal Bulan Agustus 1 Minggu
6. Penyusunan RKA-SKPD & RKA-PPKD Agustus s/d September 7 Minggu
7. Penyampaian RAPBD kpd DPRD Minggu pertama Bulan Oktober
8 Minggu8. Pengambilan Kep.Bersama (DPRD & KDH)
Paling lama 1 (satu) Bulan sebelum TA yang bersangkutan (tgl 30 Nopember)
9. Hasil evaluasi RAPBD 15 hari kerja ( bulan Desember)
10. Penetapan Perda ttg APBD & Raperkada ttg Penjabaran APBD sesuai dgn hasil evaluasi
Akhir Desember (31 Desember)
84
Jadwal Penyusunan & Penetapan RAPBD
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBD
KEBIJAKANBANGNAS & KEUDA
POKOK 2 PIKIRANMUSRENBANGDA
RENSTRA SKPD
RKSKPD
RPJMD
RKPD
KERANGKAEKONOMI MAKRO
PRIORITAS PEMBANGUNAN
EVALUASI KINERJA
MASA LALU
KUA & PPASPEMDA
SKPDPER - KDH
Pedoman Penyusunan RKA - SKPD
( KUA , PPA , Standar , Satuan Harga , Capaian Kinerja , SPM ,
Formulir RKA - SKPD )
TAPD
RAPBD
PERDA APBD
RKA - SKPD
PengajuanRaperda APBD
DPRD
PANITIAANGGARANLEGISLATIF
KlarifikasiRAPBD
SosialisasiKepada
Masyarakat
PersetujuanRaperda APBD
EvaluasiRaperda APBD
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAK DALAM APBD TA 2016
APBD-P
JUKNIS/JUKLAK DAK
AGUST-SEPT 2015
RKA-SKPD
DPA-SKPD
RAPBD
PERDA APBD & PERKADA TTG
PENJABARAN APBD
KUA & PPAS
PELAKSANAAN PROG&KEG
JUNI –JULI 2015
OKT-NOP 2015DES-2015
JANUARI 2016JAN-DES 2016
APBD-P
SEP-OKT 2016
RKPD RPJMD
MEI-2015
PAGU DAK
PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN
STRUKTUR APBD
PADPajak DaerahRetribusi Daerah Hsl Pengelolaan Keyaan yg DipisahkanLain –lain PAD yg SahDANA PERIMBANGAN DBHDAU DAK LAIN 2 PD YG SAH HibahBantuan KeuanganDana DaruratDana Penyesuain
Belanja Tdk LangsungB. PegawaiB. BungaB. SubsidiB. Hibah B. Bantuan SosialB. Bagi Hasil B. Bantuan KeuanganB. Tidak TerdugaBelanja LangsungB. PegawaiB. Barang & JasaB. Modal
Penerimaan Pembiayaan SiLPAPencairan d. cadanganPenj yang dipisahkanPenerimaan pinjaman Penerimaan kembali
pemberian pinjamanPenerimaan piutangPenerimaan Pembiayaan Pembentukan dana
DAK dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK TA 2016.
Dalam hal Perpres mengenai Rincian APBN TA 2016 atau Peraturan MenKeu mengenai Alokasi DAK TA 2016 belum ditetapkan, maka penganggaran DAK didasarkan pada alokasi DAK daerah provinsi dan kab/kota TA yang diinformasikan secara resmi oleh Kemenkeu, setelah Rancangan UU ttg APBN TA 2016 disetujui bersama antara Pemerintah dan DPR-RI.
PERMENDAGRI 52 TA 2015 ttg PEDOMAN APBD TA 2016
APBD-P
• Dalam hal Pemerintah Daerah menerima pagu alokasi DAK setelah KUA dan PPAS ditetapkan (mengalami keterlambatan), dpt ditampung langsung dalam pembahasan RAPBD dgn terlebih dahulu mencantumkan klausul kesepakatan KUA dan PPAS
PERMENDAGRI 20/2009 ttg PENGELOLAAN DAK DLM APBD
PENGANGGARAN PAGU ALOKASI & KEG. DAK
APBD-P
“Sambil menunggu pagu alokasi DAK yang ditetapkan Pemerintah tersebut langsung ditampung dan/atau disesuaikan pada saat proses pembahasan RAPBD, mengacu pada petunjuk teknis DAK, tanpa perlu melakukan perubahan Nota Kesepakatan KUA dan PPAS”.
Petunjuk TeknisMasing-masing bidang DAK Persetujuan bersama
RAPBD (31 Desember)
PERMENDAGRI 20/2009 ttg PENGELOLAAN DAK DLM APBD
PENCANTUMAN KLAUSUL DALAM KUA & PPAS UNTUK PENYESUAIAN PAGU DEFINITIF DAK
PENCANTUMAN KLAUSUL DALAMKUA DAN PPAS
APBD-P
PERMENDAGRI 20/2009 ttg PENGELOLAAN DAK DLM APBD
TUJUAN
1. MENYEPAKATI PAGU ALOKASI & PENGANGGARAN DAK DALAM RANCANGAN PERDA ttg APBD;
2. MENJAGA KONSISTENSI ANTARA MATERI KUA DAN PPAS DGN PROG & KEG DAK YANG DITETAPKAN DALAM APBD.
Dalam kolom penjelasan pada perkada tentang penjabaran APBD/P-APBD dicantumkan lokasi kegiatan untuk kelompok belanja langsung.Khusus untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari DBH Dana Reboisasi (DBH-DR), DAK, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Hibah, Bantuan Keuangan yang bersifat khusus, Pinjaman Daerah serta sumber pendanaan lainnya yang kegiatannya telah ditentukan, juga dicantumkan sumber pendanaannya.Selain itu, untuk penganggaran kegiatan tahun jamak agar dicantumkan jangka waktu pelaksanaannya sesuai nota kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD dalam kolom penjelasan pada perkada tentang penjabaran APBD TA 2016.
TEKNIS PENGANGGARAN
Langkah2 Pemda untuk PERCEPATAN PELAKSANAAN DAK
KRN KETERLAMBATAN PAGU & JUKNIS TERLAMBAT
APBD-P
Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-DR, DAK, Dana BOS, Dana Otonomi Khusus, Dana Infrastruktur untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, Dana Insentif Daerah, Dana Darurat, dan dana transfer lainnya yang sudah jelas peruntukannya serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam APBD, dapat dilaksanakan mendahului penetapan perda P-APBD (Permendagri 52/2015 Lampiran V.11)
dengan caraMenetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Perubahan Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD
Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
Lebih lanjut, ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah telah menetapkan P-APBD atau tidak melakukan P-APBD
A
C
B
PENDAPATANDianggarkan dalam APBD pada kelompok dana perimbangan, jenis dana alokasi khusus, obyek DAK Non Fisik, dan rincian obyek Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.
BELANJA
BOP PAUD yang diselenggarakan Kab/Kota, dianggarkan dalam APBD pada kelompok belanja langsung pada program/kegiatan berkenan, jenis
belanja barang/jasa, obyek dan rincian objek belanja berkenan
BOP PAUD yang dilaksanakan swasta/masyarakat, dianggarkan pada kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja hibah BOP PAUD
dan rincian obyek belanja hibah Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini Swasta/masyarakat
PENGANGGARAN BOP PAUD PADA APBD KAB/KOTA
4 PENDAPATAN DAERAH
4 2 DANA PERIMBANGAN
4 2 4 DANA ALOKASI KHUSUS
4 2 4 xx DAK Non Fisik
4 2 4 xx xx Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
KODE REKENING PENDAPATAN BOP PAUD DI KAB/KOTA
5 BELANJA DAERAH
5 2 BELANJA LANGSUNG
PROGRAM/KEGIATAN
5 2 2 xx xx Belanja Barang/Jasa
KODE REKENING BELANJA BOP PAUD YANG DISELENGGARAKAN KAB/KOTA (NEGERI)
5 BELANJA DAERAH
5 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
5 1 4 BELANJA HIBAH
5 1 4 Xx BOP PAUD Masyarakat/Swasta
5 1 4 Xx xx BOP PAUD Masyarakat/Swasta…......
KODE REKENING BELANJA BOP PAUD YANG DISELENGGARAKAN MASYARAKAT (SWASTA)
PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN KHUSUS BOP PAUD (SWASTA/MASYARAKAT)
Hibah berupa uang ditetapkan dalam DPA-PPKD, hibah berupa barang atau jasa ditetapkan dalam DPA-SKPD.
KDH menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dengan keputusan KDH berdasarkan Perkada tentang penjabaran APBD. sebagai dasar penyaluran/penyerhan Hibah.
Hibah dituangkan dalam NPHD yang sekurang-kurangnya memuat:1. Pemberi dan penerima hibah;2. Tujuan pemberian hibah;3. Besaran/jenis hibah;4. Hak dan kewajiban;5. Tata cara penyaluran/ penyerahan hibah;6. Tata cara pelaporan hibah;
KDH dapat menunjuk pejabat yang menandatangani NPHD. Penyaluran/penyerahaan hibah dilakukan setelah penandatanganan NPHD. Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan LS.
PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJA-WABAN
HIBAH
PEMDAa. usulan calon b. SK KDH - daftar penerima hibahc. NPHDd. pakta integritas penerima hibahe. bukti transfer uang atau bukti serah
terima barang/jasa
PENERIMAa. Lap. penggunaan hibahb. Surat peryataan tanggungjawab
penggunaan hibahc. Bukti pengeluaran yg lengkap dan
sah catatan : a dan b disampaikan kepada KDH sedangkan c disimpan oleh
penerima sebagai objek pemeriksaan.
Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan kpd KDH melalui PPKD tembusan SKPD terkait
Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya
Penerima hibah berupa barang/jasa menyampaikan Lap kpd KDH melalui SKPD terkait.
Hibah berupa barang yg belum diserahkan kpd penerima hibah sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan, dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca daerah
PERTANGGUNGJAWABAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
VII. PETUNJUK TEKNIS
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Petunjuk Teknis BOP PAUD
1. Pasal 59 ayat (1) PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan menyebutkan “berdasarkan penetapan alokasi DAK, Menteri Teknis menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK”.
2. Pasal 59 ayat (2) “petunjuk teknis penggunaan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri”.
3. Sesuai Pasal 60 ayat (1) PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan menyebutkan: “Daerah Penerima DAK Wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di dalam APBD”.
4. Pasal 60 ayat (2) Penggunaan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis”.
5. Berdasarkan aturan diatas, pemanfaatan atau penggunaan DAK BOP PAUD harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.