Top Banner
PROGRAM FEATURE BUDAYA SEBAGAI GIMIK SIARAN DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) DAERAH DALAM MELESTARIKAN NILAI BUDAYA MINANGKABAU Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Penelitian Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Rabiatul Adawiyah NIM: 11170510000173 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H/ 2021 M
183

program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Apr 09, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

PROGRAM FEATURE BUDAYA SEBAGAI GIMIK

SIARAN DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP)

DAERAH DALAM MELESTARIKAN NILAI

BUDAYA MINANGKABAU

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Penelitian Skripsi untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Rabiatul Adawiyah

NIM: 11170510000173

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/ 2021 M

Page 2: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...
Page 3: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...
Page 4: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...
Page 5: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

i

ABSTRAK

Rabiatul Adawiyah, “Program Feature Budaya sebagai Gimik

Siaran di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Daerah dalam

Melestarikan Nilai Budaya Minangkabau”. Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman

budaya. Masuknya nilai-nilai barat yang menumpang arus

globalisasi menjadi ancaman bagi budaya asli yang mencitrakan

lokalitas khas daerah-daerah yang ada di Indonesia. termasuk

budaya Minangkabau. Budaya Minangkabau saat ini terancam

karena budaya global yang lebih banyak diminati oleh

masyarakat, terkhusus generasi milenial. RRI sebagai media

pelestari budaya mempunyai peran penting sebagai sarana

edukasi atau pendidikan tentang nilai-nilai budaya Minangkabau.

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana strategi produksi

LPP RRI Pro 1 Bukittinggi dalam menyiarkan feature bertema

Budaya Minangkabau dan apa faktor pendukung dan

penghambatnya? Bagaimana RRI Bukittinggi menjaga tradisi

Budaya Minangkabau dengan menjadikan feature sebagai gimik

siaran?

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif analisis. Yaitu metode penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik tertulis atau

lisan. Subjek dalam penelitiannya ialah pihak internal RRI

Bukittinggi dan objek penelitiannya yaitu feature bertema budaya

Minangkabau sebagai gimik siaran di RRI Pro 1 Bukittinggi.

Teknik pengumpulan data yakni wawancara dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan teori strategi produksi siaran

radio menurut Morissan yang membahas mulai dari tahap

perencanaan, produksi, sampai ke tahap evaluasi siaran feature

sebagai gimik. Dalam memproduksinya tiga proses yang

difokuskan yaitu pada proses produksi, proses penulisan, dan

proses penyiaran.

Feature bertema budaya Minangkabau yang dijadikan

gimik siaran mampu menjaga tradisi di Minangkabau yang mulai

terlupakan, serta dapat melawan imperialisme budaya. Informasi

yang diangkat sangat menarik dan dapat menjadi bahan edukasi.

Kata kunci: Strategi Produksi, Gimik, Feature, Budaya

Minangkabau, RRI Bukittinggi.

Page 6: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah

SWT pencipta alam semesta, yang selalu melimpahkan rahmat,

karunia, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Program Feature Budaya

sebagai Gimik Siaran di Lembaga Penyiaran Publik (LPP)

Daerah dalam Melestarikan Nilai Budaya Minangkabau”.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dari zaman

kegelapan sampai zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada orang

tua penulis yaitu Drs. Mawardi dan Syahniar, S.Ag, beserta adik-

adik penulis yaitu Hasby Khairi dan Khairatunnisa yang sangat

berperan penting dalam kehidupan penulis. Yang memberikan

seluruh kasih sayang, doa, dukungan, semangat sehingga penulis

terus berusaha untuk menggapai cita-cita. Semoga Allah selalu

memberikan kita semua kesehatan, rezeki dan ridho-Nya.

Selama penelitian, penulisan dan penyelesaian skripsi ini

penulis menyadari banyak mendapat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,

MA sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

iii

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Suparto, M.Ed., Ph.D; Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Siti Napsiah, MSW; Wakil Dekan II

Bidang Administrasi, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag;

serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Cecep

Castrawijaya, M.A.

3. Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si

dan Sekretaris Program Studi Jurnalistik, Dra. Hj.

Musfirah Nurlaily, M.A.

4. Dr. Ismail Cawidu, M.Si sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing, mengarahkan dan

membantu penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Dr. Rubiyanah, MA sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah bersedia membimbing penulis dari

awal hingga akhir penyelesaian penulis skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Jurnalistik yang telah

memberikan pelajaran, pengalaman, dan pengarahan

kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh pihak RRI Bukittinggi, terkhusus Darwyta

Roza, S.Hum., Aldila Safitri, S.Hum., Rismaniar,

S.Sos selaku narasumber narasumber dari program

feature bertema budaya Minangkabau sebagai gimik

siaran, terima kasih atas bantuannya sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

8. Nila Aulia Khairunnisa, Wardha Hayati Khailia,

Winda Fahira dan sahabat-sahabat penulis lainnya

yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, selalu ada

Page 8: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

iv

disaat suka maupun duka, selalu memberikan

motivasi, semangat dan do’anya.

9. Teman-teman seperjuangan di Jurnalistik 2017 yang

telah memberikan banyak kenangan dan pelajaran

serta doa dan semangat kepada penulis selama masa

perkuliahan.

10. Kelurga besar KMM, LAPMI, dan LSMI Cabang

Ciputat yang menjadi rumah kedua bagi penulis,

tempat penulis berproses untuk menjadi insan yang

lebih baik, terima kasih telah memberikan pengalaman

berharga.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang memiliki

kekurangan dan kelemahan. Begitupun dengan skripsi ini yang

masih banyak yang harus diperbaiki dan diperbaharui, oleh

karenanya kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis

harapkan. Penulis juga berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca. Aamiin.

Jakarta, 14 Desember 2021

Rabiatul Adawiyah

Page 9: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................... viii

DAFTAR TABEL ..................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................. 8

D. Tinjauan Pustaka .................................................... 10

E. Metode Penelitian .................................................. 13

F. Sistematika Penulisan ............................................ 17

BAB II LANDASAN TEORI ................................................ 19

A. Media Penyiaran Radio .......................................... 19

1. Pengertian Media Radio .................................... 19

2. Karakteristik Radio ........................................... 20

3. Radio dalam Menjaga Tradisi ........................... 22

B. Gimik Siaran Radio ............................................... 23

1. Pengertian Gimik .............................................. 23

2. Macam-macam Gimik Siaran ........................... 25

3. Jadwal Gimik Siaran ......................................... 26

C. Feature ................................................................... 27

1. Pengertian Feature ............................................ 27

Page 10: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

vi

2. Feature Bertema Budaya .................................. 29

a. Minangkabau di Era Globalisasi .................. 29

D. Strategi Produksi Siaran Feature Radio ................ 33

1. Perencanaan Siaran ........................................... 34

2. Produksi Siaran ................................................. 34

3. Evaluasi Siaran .................................................. 35

E. Tahapan Produksi Siaran Feature .......................... 35

1. Proses Produksi Feature ................................... 36

2. Proses Penulisan Feature .................................. 38

3. Proses Penyiaran Feature .................................. 41

BAB III GAMBARAN UMUM LPP RRI BUKITTINGGI 45

A. Gambaran Umum LPP RRI ................................... 45

B. Prinsip Lembaga Penyiaran Publik ........................ 46

C. Visi dan Misi .......................................................... 46

D. Tugas Pokok LPP RRI ........................................... 49

E. Peran-Peran LPP RRI ............................................ 50

F. Logo ....................................................................... 53

G. Sejarah dan Profil LPP RRI Bukittinggi ................ 55

H. Lokasi LPP RRI Bukittinggi .................................. 57

I. Struktur Organisasi LPP RRI Bukittinggi ............. 57

J. Tim Produksi Feature LPP RRI Bukittinggi ......... 61

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN ..................... 63

A. Proses Produksi Feature ........................................ 64

B. Proses Penulisan Feature ....................................... 68

C. Proses Penyiaran Feature ...................................... 73

Page 11: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

vii

D. Gimik siaran RRI Pro 1 Bukittinggi ...................... 76

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI ......................... 88

A. Strategi RRI Bukittinggi menjadikan Feature

Bertema Budaya Minangkabau sebagai Gimik

Siaran ..................................................................... 92

B. RRI Bukitinggi dalam Menjaga Tradisi Budaya

Minangkabau ....................................................... 105

BAB VI PENUTUP ............................................................... 110

A. Kesimpulan .......................................................... 110

B. Implikasi .............................................................. 111

C. Saran .................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 114

LAMPIRAN

Page 12: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Kerangka Berfikir................................................... 44

Gambar 3.1: Logo RRI Bukittinggi ............................................ 53

Gambar 3.2: Struktur RRI Bukittinggi ........................................ 57

Gambar 5.1: RRIPlay.Go ............................................................ 89

Gambar 5.2: Instagram dan Facebook RRI Bukittinggi ............. 90

Page 13: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Naskah Pembukaan Feature ...................................... 69

Tabel 4.2: Naskah Isi Feature ..................................................... 70

Tabel 4.3: Naskah Penutup Feature ............................................ 72

Tabel 4.4: Format Siaran Feature bertema Budaya Minangkabau

..................................................................................................... 74

Tabel 4.5: Feature bertema budaya Minangkabau sebagai gimik

siaran di Pro 1 sebagai RRI Bukittinggi ...................................... 76

Tabel 4.6: Susunan Daftar Acara Siaran (DAS) Harian RRI

Bukittinggi .................................................................................. 79

Tabel 5.1: Penggunaan Bahasa pada Naskah Feature ................ 97

Tabel 5.2: Penggunaan Kalimat Pepatah/Pribahasa Minangkabau

..................................................................................................... 99

Page 14: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai-nilai

yang memberi andil sangat besar bagi pembentukan jati

diri serta proses regenerasi bangsa. Masuknya nilai-nilai

barat yang menumpang arus globalisasi tentunya menjadi

ancaman bagi budaya asli yang mencitrakan lokalitas khas

daerah-daerah yang ada di Indonesia. Seperti hilangnya

nilai-nilai budaya, sifat kekeluargaan, gotong royong,

kehilangan kepercayaan diri, dan banyak pemuda-pemudi

yang terpengaruh dalam kehidupan sehari-harinya, seperti

mengikuti gaya berpakaian, pergaulan, dan gaya hidup

kebarat-baratan.1

Budaya konvensional yang menempatkan

keramah-tamahan, toleransi, dan penghormatan kepada

yang lebih tua lama-lama dapat dihilangkan oleh

pergaulan bebas dan sikap individualistik yang dibawa

oleh arus globalisasi.2 Dengan demikian, kesalahan

masyarakat dalam merespon globalisasi bisa berakibat

pada lenyapnya nilai-nilai budaya lokal yang telah

ditanamkan oleh nenek moyang kita dahulu.

1 PPMI Arab Saudi, “Lunturnya Budaya Indonesia”,

https://ppmiarabsaudi.ppi.id/lunturnya-budaya-indonesia/ , diakses pada 18

Oktober 2020 2 A. Safril Mubah, 2011, Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya

Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi, Volume 24 Nomor 4

Page 15: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

2

Mempersiapkan semangat nasionalisme generasi penerus

bangsa dalam menjaga eksistensi budaya daerah menjadi

tantangan yang harus dihadapi bangsa di era globalisasi.

Minangkabau adalah salah satu etnis yang ada di

Indonesia tepatnya di daerah Sumatera Barat. Masyarakat

Minangkabau memiliki filosofi yang menjadi pegangan

dalam kehidupan yakni "Adat Basandi Syarak, Syarak

Basandi Kitabullah". Nilai adat dan agama di

Minangkabau bertujuan untuk menciptakan keharmonisan

dalam kehidupan masyarakat. Dengan memperkuat dan

merevitalisasi nilai-nilai adat dan agama diyakini dapat

membendung berbagai pengaruh yang bertentangan

dengan nilai adat istiadat.3

Budaya Minangkabau saat ini bisa saja terancam

karena budaya global (global culture) yang lebih banyak

diminati masyarakat Minangkabau, termasuk generasi

milenial. Fenomena yang sering ditemukan saat ini adalah

rendahnya minat generasi penerus dalam mempelajari

nilai-nilai adat Minangkabau.4 Sedangkan dalam kultur

masyarakat Minangkabau, terdapat falsafah tigo tungku

sajajaran atau tigo tali sapilin, yang mana peranannya

diwakili oleh alim ulama cadiak pandai, niniak mamak,

3 Sumbarprov.go.id, “Pemahaman Generasi Minang Terhadap Nilai

Adat Kian Lapeh”, https://sumbarprov.go.id/home/news/18680-pemahaman-

generasi-minang-terhadap-nilai-adat-kian-lemah.html , diakses pada 16 Mei

2020, pukul 13:36 WIB 4 Nizwardi Junalius dkk, 2018, Peran Niniak Mamak dalam

Melestarikan Adat Istiadat Minangkabau Ditengah Arus Globalisasi: Studi

Kasus di Nagari Parambahan dan Nagari Labuah

Page 16: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

3

dan bundo kanduang. Tentunya tiga peranan tersebut tidak

akan hilang karena merupakan suatu kekuatan formal

pada masyarakat Minangkabau yang memegang sistim

garis keturunan matrilineal (garis keturunan ibu).5 Butuh

generasi muda saat ini yang akan menjadi penerus

peranan tersebut.

Di zaman serba modern ini tradisi masyarakat

Minangkabau perlahan-lahan menghilang seperti pergi

belajar ke surau, petatah petitih, kesenian minang, dan

nilai-nilai budaya pada peraturan Sumbang Duo Baleh

bagi perempuan. Sangat disayangkan seharusnya tradisi

ini masih ada sampai sekarang tetapi karena kecanggihan

teknologi mereka lebih memilih menutup mata dan

mengabaikan apa yang sudah menjadi tradisi dari nenek

moyang kita.6

Fenomena dari efek globalisasi telah banyak

membuat masyarakat lupa akan nilai-nilai budaya yang

telah ditanamkan oleh nenek moyang. Perlu sebuah upaya

agar Budaya Minangkabau mampu dilestarikan di tengah

ancaman global yang semakin kuat. Salah satunya dengan

meningkatkan peran dan fungsi media massa sebagai

media edukasi kepada generasi selanjutnya. Termasuk

5 Tengku Rika Valentina dan Roni Ekha Putera, 2007, Posisi

Perempuan Etnis Minangkabau dalam Dunia Patriarki Sumatera Barat dalam

Perspektif Agama, Keluarag dan Budaya, Vol. VI No. 2 6 Komasiana, “Gawat, Tradisi dan Budaya di Minangkabau Hampir

Punah”,

https://www.kompasiana.com/muthia75285/6045f288e32c4767bb12d1b2/gaw

at-tradisi-dan-budaya-di-Minangkabau-hampir-punah , diakses pada 8 Maret

2021, pukul 16:48 WIB

Page 17: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

4

media elekronik radio. Meskipun radio dikenal sebagai

media tertua, namun radio terus berkembang di antara

pesatnya kemajuan zaman. Eksistensinya saat ini masih

bertahan dan masih banyak digemari masyarakat.7 Hal itu

karena karakternya yang akrab, personal, hangat,

sederhana, fleksibel dan dapat menjangkau banyak

audiens dengan cepat karena memungkinkan orang-orang

berinteraksi satu sama lain, radio lebih mudah dari pada

televisi atau koran.

Radio yang tetap konsisten dalam melaksanakan

program kebudayaan ialah Radio Republik Indonesia

(RRI). Seluruh RRI se Indonesia mempunyai peran

sebagai pelestari budaya bangsa. Maka semua RRI

diwajibkan untuk menyelenggarakan siaran yang

bertemakan tentang kesenian dan budaya daerah masing-

masing seperti siaran wayang golek, budaya jawa, budaya

melayu, budaya minang, budaya bugis, dan budaya

daerah-daerah lainnya.8 Dalam merealisasikan peran

tersebut RRI ditiap daerah diwajibkan mengirim produk

siaran dalam bentuk feature yang bertema kebudayaan

dan nantinya akan disiarkan pada kanal kebudayaan di Pro

4 RRI Pusat. Selain itu siaran feature bertema budaya

7 Mnews, “Ini Alasan Radio Masih Ngehits hingga Kini”,

https://www.minews.id/gaya-hidup/ini-alasan-radio-masih-ngehits-hingga-

kini#, diakses pada 11 September 2020, pukul 19:40 WIB 8 Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada 1

April 2021, pukul 20:30 WIB

Page 18: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

5

tersebut juga disiarkan RRI Bukittingi sebagai gimik

siaran.

Feature merupakan berita fakta yang dikemas

semenarik mungkin yang merujuk pada kaedah bahasa

jurnalistik. Feature bertema budaya ini diproduksi oleh

RRI bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang

budaya agar bisa dikenal masyarakat luas dan dapat

dipertahan di tengah pengaruh globalasasi ini. Feature

tersebut disiarkan di Pro 1 Bukittinggi FM 94.8, sebagai

gimik siaran. Gimik siaran diproduksi RRI Bukittinggi

dengan variasi yang khas dan menarik, agar disenangi dan

didengar oleh masyarakat. Feature bertema kebudayaan

ini termasuk salah satu gimik siaran yang diproduksi

untuk menarik pertahatian masyarakat untuk lebih

mengenal budaya.

Pentingnya menarik perhatian khalayak bagi

Radio RRI bukit tinggi, tidak sekedar ingin

mempertahankan jumlah pendengar, namun ada motif

budaya dan kebangsaan. RRI sebagai radio milik bangsa

menjadi salah satu gerbang saluran informasi untuk

menjaga nilai kebangsaan. Nilai kebangsaan, termasuk

nilai budaya trasidional menjadi aset penting untuk dijaga

dalam era globalisasi yang sarat dengan modernisasi.

Bukan hal baru bahwa hadirnya modernisasi telah

membawa kemajuan sekaligus kekhawatiran atas

tereduksinya nilai-nilai tradisional.

Page 19: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

6

Media merupakan salah satu sarana efektif dalam

menyebarkan paham modern ke masyarakat. Akibatnya,

tidak sedikit masyarakat tradisional yang tidak lagi

mengenali budayanya, bahkan semakin menjauh dari

nilai-nilai tradisional yang signifikan dalam

mempertahankan sistem sosial masyarakat.

Kehadiran program feature bertema budaya

Minangkabau hadir sebagai gimik siaran merupakan salah

satu cara RRI Bukittinggi untuk mengatasi maraknya

budaya modern saat ini. Dengan adanya feature sebagai

gimik siaran ini dipercaya dapat mengusung budaya-

budaya luar seperti budaya barat, kpop, atau budaya yang

terjadi karena proses akulturasi yang mana dapat

memberikan pengaruh besar bagi gaya hidup masyarakat

dan dapat menggerus budaya asli itu sendiri.

RRI Bukittinggi memiliki segmen pendengar

dengan target semua kalangan, dan target audien seluruh

bangsa Indonesia dengan pemaduan konsep musik,

hiburan, budaya dan religi. Jangkauan RRI Bukittinggi di

Sumatera Barat meliputi 7 daerah di Sumatera Barat,

termasuk daerah asal mula Budaya Minangkabau. RRI

Bukittinggi saat ini siarannya dapat dijangkau seluruh

Indonesia karena dapat diakses melalui RRIPlay.GO dan

webside https://rri.co.id/bukittinggi.

Selain jangkauan RRI yang sangat luas dibanding

radio lokal lain, ketertarikan penulis untuk meneliti RRI

Bukittinggi ini yaitu karena mendengarkan feature-feature

Page 20: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

7

yang bertema kebudayaan seperti Sumbang Duo Baleh,

Saluang, Rumah Gadang, Maanta Pabukoan, dan lainnya

yang disiarkan pada Pro 1 Bukittinggi dan disiarkan juga

kanal budaya di Pro 4 RRI Pusat. Hal tersebut yang tidak

penulis jumpai pada siaran radio lainnya. RRI

merealisasikan perannya sebagai media pelestari budaya

bangsa, salah satunya dengan memprodukdi feature. Hal

ini sekaligus menjawab keresahan penulis karena efek

globalisasi yang menyebabkan melemahnya nilai Budaya

Minangkabau. Dengan adanya feature ini penulis

meyakini dapat mengedukasi masyakarakat Minangkabau

tentang kebudayaan yang telah ditanamkan oleh nenek

moyangnya.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti

lebih lanjut terkait strategi produksi feature bertema

Budaya Minangkabau sebagai gimik siaran di RRI Pro 1

Bukittinggi sebalum diterima masyarakat luas. Penulis

mengambil judul “Program Feature Budaya sebagai

Gimik Siaran di Lembaga Penyiaran Publik (LPP)

Daerah dalam Melestarikan Nilai Budaya

Minangkabau”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan

masalah agar penelitian ini lebih terfokus pada apa

yang benar-benar menjadi objek penelitian dan juga

Page 21: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

8

untuk menghindari meluasnya pembahasan. Fokus

penulis ini ialah pada strategi produksi feature yang

bertema Budaya Minangkabau sebagai gimik siaran.

Penulis mengambil feature yang disiarkan RRI

Bukittinggi sebagai gimik siaran dari Januari-Juli

2021. Saat ini ada 30 feature yang bertema Budaya

Minangkabau yang diproduksi, namun penulis

berfokus pada 5 tema feature yang sering disiarkan di

Pro 1 RRI Bukittinggi.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, ialah:

a. Bagaimana strategi produksi LPP RRI Pro 1

Bukittinggi dalam menyiarkan feature bertema

Budaya Minangkabau dan apa faktor pendukung

dan penghambatnya?

b. Bagaimana RRI Bukittinggi menjaga tradisi

Budaya Minangkabau dengan menjadikan feature

sebagai gimik siaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

a. Untuk mengetahui strategi produksi RRI

Bukittinggi dalam menyiarkan feature yang

bertema Budaya Minangkabau serta faktor

penghambat dan pendukungnya.

Page 22: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

9

b. Untuk mengetahui cara RRI Bukittinggi menjaga

tradisi Budaya Minangkabau dengan menjadikan

feature sebagai gimik siaran.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dibidang Jurnalistik Radio, terkhusus

strategi produksi feature bertema kebudayaan

Minangkabau. Diharapkan juga dapat nambah

wawasan tentang budaya minang dalam feature

yang disiarkan RRI Bukittinggi. Serta diharapkan

dapat menambah bahan referensi dan informasi di

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat

memberikan edukasi dan menambah wawasan

bagi pembaca tentang media penyiaran radio,

terkhusus pada LPP RRI Bukittinggi. Penelitian

ini juga diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi

pembelajaran untuk lebih mengenal keragaman

kebudayaan di tanah air kita ini, salah satunya

Budaya Minangkabau.

Page 23: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

10

D. Tinjuan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu

melakukan tinjauan pustaka pada skripsi-skripsi

terdahulu. Berikut beberapa tinjauan pustaka yang

menjadi rujukan penulis, yaitu:

1. Skripsi dengan judul "Strategi RRI dalam Mengemas

Program Pappasangta' untuk Menaraik Minat

Pendengar Kalangan Muda di Programa 4 RRI

Makasar" oleh Qyswanty Ruslia. Mahasiswi Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi di UIN Alauddin Makasar pada tahun

2019.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan penelitian yang digunakan ialah

komunikasi massa. Pada penelitian ini, yang menjadi

persamaannya ialah, sama-sama membahas tentang

strategi RRI dalam mengemas programnya.

Sedangkan yang menjadi perbedaannya terletak pada

fokus pembahasan dan objek penelitian. Penelitian di

atas lebih terfokus pada bagaimana strategi RRI

Makasar dalam program pappasangta’ untuk menarik

minat pendengar di kalangan muda, dan disisi lain

peneliti lebih terfokus pada strategi RRI Bukittinggi

dalam semua program yang berunsur Budaya

Minangkabau.

2. Skripsi dengan judul "Strategi Produksi Siaran Suara

Publik di Lembaga Penyiaran Publik TVRI Sulawesi

Page 24: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

11

Selatan" oleh Muh. Fajar. Mahasiswa Jurusan

Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi di UIN

Alauddin Makasar pada tahun 2019.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

dengan pendekatan penelitian yang digunakan

menggunkan dua prespektif, yaitu pendekatan

metodologi dan pendekatan keilmuan. Pada

penelitaian ini, yang menjadi persamaannya ialah,

sama-sama membahas tentang strategi produksi.

Sedangkan yang menjadi perbedaannya terletak pada

fokus pembahasan dan objek penelitian. Penelitian di

atas lebih terfokus pada bagaimana strategi produksi

siaran suara publik di TVRI Sulsel, dan disisi lain

peneliti lebih terfokus pada strategi produksi feature

yang bertema Budaya Minangkabau di RRI

Bukittinggi.

3. Skripsi dengan judul "Analisis Produksi Siaran Spirit

In The Morning di Radio 104.2 MS Tri FM" oleh Sri

Dewi Rahmadianti. Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode analisis deskriptif. Pada penelitaian

ini, yang menjadi persamaannya metode penelitian.

Sedangkan yang menjadi perbedaannya terletak pada

fokus pembahasan dan objek penelitian. Penelitian di

atas lebih terfokus pada bagaimana analisis produksi

Page 25: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

12

siaran Spirit In The Morning di radio 104.2 MS Tri

FM, sedangkan fokus penulis ialah di Strategi

produksi feature yang bertema Budaya Minangkabau

di RRI Bukittinggi.

4. Jurnal dengan judul “Peranan Niniak Mamak dalam

Melestarikan Adat Istiadat Minangkabau Ditengah

Arus Globalisasi: Studi Kasus di Nagari Parambahan

dan Nagari Labuah”. Karya Nizwardi Jalinus, Fahmi

Rizal, Nofri Helmi dan Youmil Abrian pada tahun

2018. Jurnal ini menjelaskan tentang perkembangan

globalisasi yang memberikan efek yang bertambak

kepada masyarakat. Hal ini menjadi ancaman bagi

salah satunya di bidang kebudayaan, terutama di ranah

Minangkabau. Rendahnya minat pemuda-pemudi

setempat dalam belajar dan mendalami nilai-nilai

menjadi salah satu alasan penelitian ini. Metodologi

yang digunakan merupakan hasil pengamatan

lapangan langsung.

5. Jurnal dengan judul “Perempuan Minangkabau dari

Konsepsi Ideal-Tradisional, Modernisasi, sampai

Kehilangan Identitas”. Karya Wendi Ahmad Wahyudi

pada tahun 2015. Dalam jurnal ini membahas tentang

perempuan Minangkabau dari segi kedudukannya di

ranah minang, peraturan yang harus ditaati perempuan

minang, dan membahas tentang mulai hilangnya

identitas sebagai perempuan minang.

Page 26: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

13

E. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata. Menurut

Mulyana, paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

para penganut dan praktisnya: Paradigma menunjukan

kepada mereka apa yang penting, absah, dan masuk

akal.9

Penelitian ini menggunakan paradigma

kontruktivis yang fokus pada wacana berupa

pelestarian budaya sebagai hasil dari konstruksi dalam

siaran radio. Paradigma ini menempatkan posisi

peneliti setara dengan subjeknya bahkan sebisa

mungin masuk serta memahami bentuk suatu

kontruksi yang dilakukan dalam suatu penelitian.

2. Metode Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

analisis. Penelitian deskriptif ialah suatu penelitian

konseptual yang menjadikan manusia sebagai

instrumen dan disesuaikan dengan situasi yang wajar

dalam kaitannya dengan pengumpulan data pada

umumnya bersifat kualitatif. Bogdan dan Taylor

mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

mekanisme penelitian yang menghasilkan data

9 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: 2003),

hal. 9

Page 27: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

14

deskriptif berupa kata-kata, baik itu tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh

peneliti.10

Penelitian ini tidak menggunakan angka

dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan

penafsiran terhadap hasil penelitian.11

Metode ini digunakan penulis karena penulis lebih

memanfaatkan landasan teori sebagai pemandu agar

fokus penelitian sesuai fakta dilapangan. Landasan

teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran

umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian. Dengan menggunakan

metode ini tujuan penelitian tersampaikan untuk

mendeskripsikan serta menginterpretasikan terkait

strategi produksi feature yang bertema Budaya

Minangkabau sebagai siaran gimik di RRI

Bukittinggi.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Radio Republik

Indonesia (RRI) Bukitinggi Jl. M. Yamin No.199, Aur

Kuning, Kec. Aur Birugo Tigo Baleh, Kota

Bukittinggi, Sumatera Barat.

10

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Rosda, 2002), hal. 3 11

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi,

(Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 41

Page 28: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

15

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu pihak internal

Radio Republik Indonesia (RRI) Bukittinggi yang

terlibat dalam produksi feature yang bertema Budaya

Minangkabau diantaranya produser, penulis feature,

dan narator. Sedangkan yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah feature bertema Budaya

Minangkabau sebagai gimik yang disiarkan oleh RRI

Bukittinggi.

5. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui

sumber suara (penyiar) yang disiarkan oleh Radio

Republik Indonesia (RRI) Bukittinggi, yaitu

berupa feature bertema Budaya Minangkabau.

b. Data sekunder, yaitu data yang didapat peneliti

dari produser, penulis feature serta narator di RRI

Bukittinggi yang diminta untuk membantu penulis

dalam penelitian ini, untuk memberi pandangan

terhadap objek yang diteliti dan juga dari studi

kepustakaan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data dalam penelitian ini,

penulis akan mengumpulkan data menggunakan

teknik-teknik sebagai berikut:

Page 29: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

16

a. Wawancara (Interview), merupakan metode

pengumpulan data dengan cara peneliti

bertanya langsung dengan narasumber atau

responden. Wawancara dilakukan dengan

produser (Kasi Siaran), penulis feature,

narator, dan pendengar RRI Bukittinggi.

Metode wawancara ini akan dilakukan secara

terstruktur. Wawancara tersrtuktur sering

juga disebut wawancara baku (standardized

interview) yang susunan pertanyaannya sudah

ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis)

dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga

sudah disediakan.12

b. Dokumentasi, ialah data yang diperoleh berupa

fakta yang didapat dari arsip foto, rekaman

siaran, dan dokumen-dokumen penting yang

berhubungan dengan penelitian. Dokumen

yang dimaksud ialah yang didapat dari tempat

penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian akan

dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif. Adapun langkah-

12

Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda.

2006), hal. 120

Page 30: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

17

langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu:

a. Proses pengumpulan data. Peneliti akan

mengumpulkan semua data yang diperoleh

dengan beberapa cara, yaitu wawancara dan

dokumentasi.

b. Proses reduksi data. Peneliti akan membaca

data-data yang diperoleh kemudian

digabungkan menjadi bahan tulisan.

c. Proses penyajian data. Data yang sudah sesuai

dengan tema pembahasan diuraikan, di

deskripsikan, diasumsi hingga menjadi sebuah

tuliasan ilmiah dengan kalimat yang padu.

d. Kesimpulan. Setelah semuanya selesai barulah

bisa ditarik kesimpilan dari semua yang telah

dibahas.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian disusun secara sistematis sesuai

pedoman penulisan karya tulis ilmiah (skripsi, tesis, dan

disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti akan

membagi pembahasan skripsi ini dalam lima Bab dan di

masing-masing bab terdiri dari Sub Bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari Latar belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Page 31: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

18

Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang terkait dengan

penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Pada bab ini terdiri dari gambaran umum LPP RRI,

prinsip, visi dan misi, tugas pokok, peran, sejarah dan

profil Radio Republik Indonesia (RRI) Bukittinggi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Pada bab ini terdiri dari hasil temuan lapangan yang telah

diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan

narasumber dan dokumen RRI Bukittinggi yang

dipaparkan secara deskriptif.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

Pada bab akan memaparkan hasil dari penelitian yang

dilakukan, yaitu analisis data dari sumber yang telah

dikumpulkan. Pada bab ini mengaitkan latar belakang,

teori dan rumusan masalah.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan, implikasi dan saran dari

peneliti.

Page 32: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Penyiaran Radio

1. Pengertian Media Radio

Media merupakan alat penghubung terjadinya

komunikasi massa. Media eletronik salah satunya.

Sama seperti halnya media cetak, media eletronik pun

juga mengalami pasang surut. Baik itu televisi

ataupun radio. Radio merupakan salah satu media

elektronik yang sempat merakyat. Radio di Indonesia

sempat mengalami pasang surut sesuai perkembangan

pemerintahan Indonesia. Dengan menggunakan

media radio, khalayak dapat menerima informasi

yang disampaikan melalui komunikasi massa.

Radio menjadi media informatif yang efektif dan

juga sangat menghibur dan berguna bagi khalayak.

(Margono, 2017:9). Sedangkan menurut Ulya (2019:

27) radio merupakan salah satu media massa yang

berbentuk suara atau audio yang dikonsumsi oleh

telinga khalayak serta efektif dalam penyampaian

informasi.

Radio adalah media massa yang paling cepat dan

luas jangkauannya. “it’s everywhere”, tulis Tuggle

dkk (2001:73). Khalayak dapat mendengar radio di

mana saja dan kapan saja, disaat televisi tak bisa

ditonton dan surat kabar tak bisa dibaca, radio

Page 33: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

20

menjadi salah satu medium yang banyak dicari

khalayak saat peristiwa besar terjadi.1

Radio Sama halnya dengan media massa lain

mempunyai fungsi. Seperti yang diungkapakan oleh

Effendy, bahwa radio siaran mempunyai 4 fungsi

sebagai berikut, yaitu fungsi penerangan, fungsi

pendidikan, fungsi hiburan dan sarana propaganda.2

Radio merupakan suatu medium komunikasi,

dimana pesan berupa suara diubah menjadi sinyal

suara, dipancarkan dari satu sumber (a sender)

dengan antene pemancar, tanpa perangkat kabel,

melalui gelombang elektro maknetik, kemudian

diterima oleh antene penerima, pada pesawat

penerima (a receiver), yang mengubah sinyal suara

menjadi berupa suara kembali.3

2. Karakteristik Radio

Radio mempunyai cara tersendiri dalam

mengemas pesan atau isi yang akan disampaikannya.

Mulai dari gaya bahasa radio (kata-kata lisan),

musik/lagu, efek suara, yang menjadi identitas sebuah

stasiun radio dalam menyajikan program-programnya

untuk memikat pendengar.

1 Septiawan Santana K., 2017, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 205 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 138 3 Fred Wibowo, 2012, Teknik Produksi Program Radio Siaran.

(Yogyakarta : Grasia Book Publisher), hal. 1

Page 34: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

21

Menurut Effendy, ada dua faktor yang

menyebabkan gaya siaran radio, yaitu sifat radio

siaran dan sifat pendengar radio. Sifat radio siaran,

gaya radio secara karakteristiknya mencakup: akrab,

imajinatif, auditori, dan gaya percakapan. Sedangkan

sifat pendengar radio itu meliputi: kesukaan,

kegemaran, kebiasaan, minat, serta keinginannya.4

Untuk itu ciri-cirinya dapat dirinci sebagai berikut :

heterogen (beragam), personal (pribadi), aktif dan

selektif (pemilih).

Ada tiga unsur yang disebut sebagai trilogi

penyiaran dalam proses penyelengaraan siaran radio.

Ketiga unsur itu ialah studio, transmitter, dan

penerima pesawat. Studio merupakan tempat produksi

informasi sekaligus menyiarkan, yakni mengubah ide

atau pesan menjadi bentuk pesan baik gambar

maupun suara yang bermakna melalui sebuah proses

mekanisme yang memungkinkan gambar atau suara

itu dikirimkan melalui transmitter untuk selanjutnya

diterima oleh sistem antena pada pesawat penerima

dalam hal ini pesawat radio.5

4 Masduki, 2004, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta :

LkiS Yogyakarta), hal. 32-35 5 Tommy Suprapto, 2006, Berkarier di Bidang Broadcasting,

Yogyakarta: Media Pressindo, hal. 6

Page 35: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

22

3. Radio dalam menjaga tradisi

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk

menjaga tradisi budaya, salah satunya yaitu dengan

memanfaatkan peran dan fungsi media masa radio.

Sebelum adanya televisi, radio terlebih dahulu ada

sebagai mesin informasi dan bahkan radio dijadikan

sebagai alat propaganda yang efektif.

Radio dipercayai dapat mengusung proximity

(kedekatan). Terlebih lagi di tengah era globalisasi ini,

kita sedang mengalami penjajahan kebudayaan.

Kebudayaan lokal kita pada saat ini sudah mulai

punah, oleh sebab itu kita hurus menjaga lokalitas

untuk mengantisipasi hal tersebut. Radio dalam

menjaga tradisi harus mempunyai kiat-kiat dalam

persiapan menghadapi perubahan secara teknis, mulai

dari strategi menjaring pendengar di era global dan

seterusnya.6

Terlebih lagi saat ini terjadi imperialisme budaya.

Yang mana imperialisme budaya menyatakan bahwa

negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini.

Imperialisme budaya tersebut mengandung makna

negatif tentang kekuatan, penguasaan, dan kontrol.

Sebagian besar diskusi tentang imperialisme budaya

6 KabarKampus.com, “Di Era Digital, Radio Sebagai Penjaga

Kebudayaan Lokal”, https://kabarkampus.com/2016/06/di-era-digital-radio-

sebagai-penjaga-kebudayaan-lokal/ , diakses pada 22 Juni 2016

Page 36: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

23

menempatkan media, televisi, film, radio, media

cetak, dan periklanan, sebagai pusatnya.7

Upaya media radio untuk melawan imperialisme

budaya asing dan dalam menjaga tradisi bisa berupa

memberikan informasi seputar kebudayaan,

menyajikan kesenian-kesenian daerah (seperti

Saluang, sandiwara Minang, lagu-lagu daerah dan

lain-lain), dan program-program lain seputar tradisi

kebudayaan.

B. Gimik siaran Radio

1. Pengertian gimik

Anton Mabruri K.N menjelaskan bahwa gimik

adalah trik-trik yang digunakan mendapatkan

perhatian penonton, biasanya dalam bentuk sound

effect, musik ilustrasi, adegan suspense (kejuatan),

mimik ekspresi, dan acting pemain, kelucuan (jokes),

teknik editing dan pergerakan suara.8 Dalam kamus

inggris-indonesia karangan John M. Echols dan

Hassan Shadilu, disebutkan gimik adalah alat/tipu

muslihat. Gimik lazim digunakan sebagai tipuan,

untuk mencapai target media dalam menarik audiens,

namun bukan tipuan tanpa hasil.

7 Ressi Dwiana, “Korean Wave, Imprerialisme Budaya, dan

Komersialisasi Media”, Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun

VI/01/2014 8 Anton Mabruri K.N, 2018, Panduan Produksi Acara TV Non-

Drama

Page 37: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

24

Gimik dalam lembaga penyiaran diartikan sebagai

adegan kreatif atau sajian untuk menarik perhatian

khalayak jika sebuah segmen membosankan. Gimik

digunakan untuk mengubah suasan agar menarik lagi.

Tujuan gimik ialah menarik perhatian audiens dengan

membangun emosi, gembira, kesal, sedih, bahagia

atau tertawa.9 Dengan itu gimik dapat mempengaruhi

sejauh mana audiens menempatkan tayangan atau

siaran.10

Dalam marketing gimik merupakan salah satu

strategi pemasaran yang sengaja dibuat untuk menarik

perhatian audiens.11

Gimik menonjolkan kreativitas

dalam dalam membuat pesan iklan untuk

meningkatkan minat beli mereka. Sedangkan dalam

politik gimik dilakukan dalam sebuah peristiwa yang

menyentuh perasaan (suasana haru), agar menarik

simpati.12

9 Rusman Latief dan YusiatieUtud, kreatif siaran televise, kencana:

Divisi dari prenadamedia group, hal. 187 10

Solopos.com, “Gimmick di Wajah Televisi Indonesia”,

https://www.solopos.com/gimmick-di-wajah-televisi-indonesia-937696,

diakses pada 3 September 2018, pukul 20.58 WIB 11

Accurate, “Gimmick Adalah Salah Satu Strategi Marketing yang

Sangat Memikat Pelanggan”, https://accurate.id/marketing-

manajemen/gimmick-adalah/ , diakses pada 6 April 2021 12

Warta Ekonomi.co.id, “Apa Itu Gimmick”,

https://wartaekonomi.co.id/read303080/apa-itu-gimmick?page=2, diakses pada

08 September 2020, pukul 10.20 WIB

Page 38: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

25

2. Macam-macam gimik siaran

Gimik bisa dalam bentuk dramatisasi, kuis, short

game, musik, story telling, sound effect, short game,

iklan dan aneka macam gimik lainnya. Gimik

dianggap sebagai kreatifitas tim media yang

diadaptasi di dalam segmentasi program sebuah

acara.13

Trik-trik yang digunakan untuk mendapatkan

perhatian penonton dalam bentuk sound effect, music

ilustrasi, adegan suspense (tegang), mimik, ekspresi,

akting pemain.14

Gimik siaran dalam siaran radio bisa berupa iklan,

story telling, musik, feature dan spot lainnnya. Spot

disini ialah suatu materi atau komponen siaran yang

beragam yang bertujuan untuk menarik perhatian

pendengar, seperti:

a. Iklan Layanan Masyarakat atau yang biasa

disingkat ILM ialah spot radio yang berisi

deskripsi tentang satu program yang bersentuhan

dengan kepentingan masyarakat luas. Sifat pesan

dalam ILM ini bisa sekedar memberi informasi

atau juga bisa sebagai himbauan/ajakan.15

13

Kompasiana, “Nggak Ada Gimik Nggak Kreatif”,

https://www.kompasiana.com/ombrill/552915c96ea834e03a8b45a8/nggak-

ada-gimik-nggak-kreatif , diakses pada 29 Mei 2013, pukul 12:52 14

Murtiadi, Strategi Kretatif Produser dalam Mempertahankan

Eksistensi Program Mission X Trans TV, Vol.6 No. 1 April 2019 15

Bloggin Up, “Jenis-jenis Spot Radio”,

https://produksispot.blogspot.com/2015/09/jenis-jenis-spot-radio.html?m=1,

diakses pada September 2015.

Page 39: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

26

b. Filler merupakan naskah radio yang berisi sebuah

deskripsi ataupun informasi mengenai suatu

kebudayaan, tradisi, kesenian dan hal-hal unik

lainnya yang berkembang dan menyatu dengan

masyarakat sekitar, berupa suatu bentuk acara

yang menyajikan beberapa pendapat singkat

tentang sesuatu peristiwa atau acara dengan

mengajak pendengar untuk ikut berperan aktif

didalamnya.16

c. Station/Program jingle ialah spot radio berupa

perpaduan harmonis antara musik dan sound

effect yang berdurasi singkat.17

d. Radio Exposure (REX) merupakan program

promotion yang mendeskripsikan suatu

acara/event/kegiatan.18

3. Jadwal gimik siaran

Gimik siaran biasanya tidak terjadwal, karena

biasanya gimik ada disaat progaram atau siaran mulai

membosankan. Untuk menarik perhatian khalayak

maka munculah gimik-gimik tersebut. Namun,

16

Oerban.com, “Penulisan Naskah Filler untuk Radio”,

https://oerban.com/penulisan-naskah-filler-untuk-radio/, diakses pada 26 Maret

2021, pukul 08.42 WIB. 17

Bloggin Up, “Jenis-jenis Spot Radio”,

https://produksispot.blogspot.com/2015/09/jenis-jenis-spot-radio.html?m=1,

diakses pada September 2015. 18

Bloggin Up, “Jenis-jenis Spot Radio”,

https://produksispot.blogspot.com/2015/09/jenis-jenis-spot-radio.html?m=1,

diakses pada September 2015.

Page 40: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

27

kebanyakan gimik siaran ini ada pada sela waktu

program 1 ke program lain di media radio atau

televisi, penjadwalan gimik-gimik ini di atur oleh

media agar pembagian programnya teratur. Namun,

gimik bisa juga disiarkan pada saat opening program,

bridging antara segmen menuju ke jeda iklan, closing

program dan di jadwal lainnya.

C. Feature

1. Pengertian Feature

Feature merupakan salah satu jenis berita fakta

yang dikemas secara menarik tanpa menghilangkan

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, namun

termasuk berita yang tak akan basi, berbeda dengan

straight news. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) terbitan balai pustaka, feature diartikan

sebagai karangan terperinci yang melukiskan suatu

pernyataan sehingga apa yang dilaporkan hidup dan

tergambar dalam imajinasi pembaca.19

Dari

penjabaran di atas bisa dikatakan feature banyak

menggunakan bahasa-bahasa deskriptif, yaitu bahasa-

bahasa yang menggambarkan suatu topik yang

dibahas.

Feature juga disebut sebagai berita kisah. Dalam

buku Panduan untuk Jurnalis Radio, Hullen dan Karg

19

Azwar, 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik,

(Jakarta: Kencana, Cet. I, 2018), hal. 82

Page 41: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

28

mengemukakan bahwa melalui Feature radio seorang

jurnalis mengilustrasikan masalah yang pelik melalui

cerita tantang kehidupan orang-orang.20

Menurut

Ashadi Siregar dkk (1998: 156) berita kisah di

definisikan sebagai tulisan yang mengenai kejadian

yang dapat menyentuh perasaan sekaligus menambah

wawasan pembaca/penonton/pendengar melalui

penjelasan yang lengkap, rinci, serta mendalam.21

Hullen dan Karg juga menjelaskan bahwa berita

kisah atau feature radio merukan jurnalisme radio

yang berada diantara laporan peristiwa terkini dan

drama di radio.”Feature merupakan kisah yang

menarik bukan sekedar kumpulan data informatif,

tetapi sebuah penuturan yang hidup sehingga isu-isu

abstrak menjadi jelas dan mudah dimengerti,”

begitulah penjabaran dua penulis tersebut. Dari

penjelasan tersebut feature dapat diartikan sebagai

sebuah berita yang menghidupkan apa yang disebut

dengan “teater dalam benak” atau “theatre of mind”

medium radio.22

20

Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 54 21

Ashadi Siregar dkk, 1998, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita

untuk Media Massa, (Yogyakarta: Kanisius) 22

Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 55

Page 42: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

29

2. Feature Bertema Budaya

Feature budaya adalah feature yang membahas

tentang segala bentuk kebudayaan, baik budaya

daerah, budaya dalam negeri, budaya luar negeri, dan

lain sebagainya. Salah satunya ialah budaya

Minangkabau di Sumatera Barat.

Minangkabau ialah salah suku yang ada di

Indonesia yang meliputi daerah Sumatera Barat.

Sejarah Minangkabau yang ditulis di dalam Tambo

menjelaskan bahwa nama Minangkabau sendiri

berasal dari kata manang yang berarti menang dan

kabau yang berarti kerbau. Jadi nama Minangkaba

berasal dari ujaran “manangkabau” yang berarti

kerbau yang menang.

Masyarakat Minangkabau mayoritas beragama

islam. Dengan menganut sistem kekerabatan

matrilineal yaitu menurut garis keturunan ibu. Dimana

budaya matrelieal ini ialah identitas penting bagi

masyarakat Minang. Hal ini karena daerah

Minangkabau tidak terlepas dari pandangan

masyarakatnya tentang kaum perempuan.

a. Minangkabau di era globalisasi

Globalisasi yang didukung dengan

kemajuan dibidang teknologi, tanpa disadari

secara perlahan telah menghancurkan

kebudayaan bangsa. Hal tersebut dapat

membawa dampak terhadap intensitas kontak

Page 43: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

30

budaya antar suku. Apalagi kontak budaya

dengan kebudayaan asing yang intensitasnya

lebih besar, dimana penyebarannya berlangsung

secara cepat dan luas. Maka dapat terjadi

perubahan orientasi budaya yang menimbulkan

dampak terhadap tata nilai masyarakat.23

Safril (2011) dalam jurnalnya menyebutkan

bahwa (Scholte, 2001) dalam konteks tersebut,

globalisasi menjadi sebuah fenomena yang tak

terelakkan. Kenyataan bahwa globalisasi adalah

sebuah ancaman yang sangat berpengaruh

buruk pada pudarnya budaya-budaya lokal

harus diterima semua golongan. Hal ini juga

karena globalisasi diusung oleh negara-negara

maju, yang memiliki budaya berbeda dengan

negara-negara berkembang. Terlebih lagi saat

ini budaya barat masuk dan diterima oleh

masyarakat begitu saja tanpa disaring terlebih

dahulu. Maka dari itu, nilai-nilai barat

berpotensi menjadi ancaman bagi kelestarian

nilai-nilai lokal di negara-negara berkembang,

termasuk di Indonesia.

Minangkabau adalah salah satu etnis yang

ada di Indonesia tepatnya di daerah Sumatera

Barat. Masyarakat Minangkabau memiliki

23

Naomi Diah Budi Setyaningrum, 2018, Budaya Lokal di Era

Global, Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 20 No. 2

Page 44: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

31

filosofi yang menjadi pegangan dalam

hidupnya. Laki-laki di Minangkabau nantinya

akan menjadi niniak mamak. Niniak mamak

adalah gabungan dari mamak-mamak dalam

satu keluarga yang bertugas terhadap kaumnya

(yang memiliki suku yang sama). Peran seorang

mamak ialah memberikan arahan atau kebijakan

dan menyelesaikan sengketa atau permasalahan

dalam kaumnya.24

Salah satu nilai kebudaya

yang memiliki keidentikan pada niniak mamak

Minangkabau adalah pidato adat minang

(pasambahan/pepatah-petitih) yang ada di setiap

acara atau kegiatan adat Minangkabau.25

Namun permasalah saat ini ialah masih

banyaknya generasi penerus yang tidak

memiliki kemampuan untuk melakukan pidato

adat Minangkabau (pasambahan).26

Sedangkan bagi perempuan, posisi mereka

di Minangkabau merupakan harta pusaka bagi

suatu keluarganya. Perempuan di Minangkabau

sangat terhormat dan memiliki kedudukan

istimewa dalam kaum. Perempuan

24

Teguh Haniko Putra, 2017, Memudarnya Wibawa Niniak Mamak

sebagi Urang Nan Gadang Basa Batuah di Minangkabau, Volume 15 Nomor

2 25

Teguh Haniko Putra, 2017, Memudarnya Wibawa Niniak Mamak

sebagi Urang Nan Gadang Basa Batuah di Minangkabau, Volume 15 Nomor

2 26

Nizwardi Jalinus dkk, 2018, Peran Niniak Mamak dalam

Melestarikan Adat Istiadat Minangkabau Ditengah Arus Globalisasi

Page 45: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

32

Minangkabau nantinya akan menjadi limpapeh

rumah nan gadang yaitu bundo kanduang.

Seorang bundo kanduang harus memiliki

kepribadian dan tutur kata yang baik, arif

bijaksana, serta bisa menjadi tauladan yang baik

bagi perempuan.27

Oleh kaerena itu perempuan

Minangkabau diatur oleh aturan tidak tertulis

yaitu Sumbang Duo Baleh. Namun fenomena

yang di jumpai sekarang ialah banyak anak

gadis minang yang tidak mengetahui apa yang

dikatakan dengan sumbang duo baleh.28

Efek

dari tren-tren di perkembangan zaman ini

terjadilah pergeseran nilai budaya pada gadis

minang. Mereka lebih cepat mengetahui dan

menerima tren-tren baru seperti gaya hidup,

pergaulan, bahasa, gaya bicara yang bukan

bagian dari budaya mereka.

Genearasi muda Minangkabau saat ini

mengekpresikan hal yang mereka sukai dengan

berbahasa asing. Mereka lebih senang dengan

kebudayaan orang luar seperti Kpop, musik

barat dan hal lainnya, sehingga membuat

27

Info Publik, “Bundo Kanduang Teladan Bagi Perempun Minang”,

https://infopublik.id/kategori/nusantara/493328/bundo-kanduang-teladan-bagi-

perempuan-minang?video, diakses pada 18 Februari 2020, pukul 14:06 WIB 28

Kompasiana, “Eksistensi Sumbang Duo Baleh Bagi Perempuan

Minang Kontemporer”,

https://www.kompasiana.com/silvha33308/6051aaf2e95df723773b2402/eksist

ensi-sumbang-duo-baleh-bagi-perempuan-minang-kontemporer?page=all,

diakses pada 17 Maret 2021, pukul 06:11 WIB

Page 46: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

33

kesenian Minangkabau terlupakan.29

Seperti

saluang yang merupakan salah satu kesenian

musik yang yang sangat sarat dengan nilai-nilai

budaya masyarakat Minangkabau. Saluang

dimainkan dengan mendendangkan lirik-lirik

puitis sangat spesifik dan sangat khas

menunjukkan budaya dan karakter masyarakat

Minangkabau.30

Generasi muda saat ini lebih

senang dengan budaya luar dan tak acuh

terhadap seluk beluk Budaya Minangkabau

termasuk kesenian yang ada di dalamnya.

D. Strategi Produksi Siaran Feature Radio

Menurut Onong Uchyana Efendi, strategi ialah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu

tujuan, strategi difungsikan untuk menunjukkan

bagaimana teknik operasionalnya.31

Strategi ini dirancang

agar tujuan utama dari perusahaan tersebut dapat tercapai

sesuai dengan target. Strategi diperlukan oleh sebuah

radio agar siarannya bisa menarik banyak pendengar.

Untuk itu dibutuhkan strategi agar metode/perencanaan

yang diarancang dapat memberikan informasi kepada

29

Langgam.id, “Kesenian Adat Minangkabau di Ambang

Kepunahan”, https://langgam.id/kesenian-adat-Minangkabau-di-ambang-

kepunahan/ , diakses pada 17 Maret 2020, pukul 08:22 WIB 30

Yanti Riswara, 2012, Puitika dalam Lirik Saluang, Volume 3

Nomor 2 31

Arini Rosdiana, Skripsi Strategi Komunikasi Marketing Radio

Dakta 107 FM dalam Meningkatkan Eksistensi di Kalangan Pendengar,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, Hlm 11

Page 47: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

34

khalayak umum (pendengar) secara tepat, efektif, dan

efesien.

Strategi produksi siaran radio biasanya disusun oleh

Dewan Direksi dan dilaksanakan oleh Direktur Program

serta tim eksekutif stasiun radio. Strategi diperlukan untuk

merencanakan bagaimana agar siaran bisa menarik

perhatian khalayak/pendengar. Dengan adanya strategi

dapat memberikan arahan terkait program siaran radio,

mulai dari ide, metode, riset, peraturan dan teknologi

programming.

Strategi produksi siaran radio menurut Morissan

(2008) ditinjau dari strategi manajemennya dibagi

menjadi: perencanaan, produksi, dan evaluasi. 32

1. Perencanaan siaran

Perencanaan dilakukan bertujuan agar

siaran yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik

masyarakat atau target pendengar, mulai dari jenis

siaran, jadwal siaran, kebermanfaatan, kualitas

penyiaran, dan hubungannya dengan pengiklanan,

serta faktor yang mempengaruhi siaran, seperti

pengelola stasiun siaran, pendengar, regulator, dan

sponsor.

2. Produksi siaran

Tipe siaran ada yang diproduksi sendiri

dan ada yang diproduksi pihak lain dan dibeli oleh

32

Morissan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 277.

Page 48: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

35

stasiun radio, contohnya dari Rumah Produksi.

Siaran akan diproduksi setelah konsep sudah

matang pada perencanaa. Setelah produksi,

tahapan selanjutnya adalah eksekusi siaran, yaitu

penyiaran atau pelaksanaannya di ruang siaran.

3. Evaluasi

Siaran yang telah sampai ketelinga

masyarakat akan di evaluasi apakah sesuai dengan

yang diharapkan atau tidak. Evaluasi ini akan

berpengaruh pada nasib siaran nantinya, mulai dari

modifikasi, kekurangan dari siaran dan lain-lain.

E. Tahapan Produksi Siaran Feature

Dalam memproduksi siaran radio sampai ketahap

penyiaran harus memperhatikan setiap proses

produksinya, baik diperencanaan, penulisan dan

penyiarannya. Tahapan produksi siaran radio menurut

Sartono yaitu pra produksi (penentuan tema, mencari

narasumber, mengumpulkan data dan informasi,

menentukan musik pendukung, dan penulisan naskah),

produksi (live atau siaran langsung, dan taping atau

rekaman) dan pasca produksi (pengawasan dan evaluasi

program).33

Dalam memproduksi siaran feature radio, ada tiga

proses yang harus diperhatikan dari perencanaan hingga

33

FR Sri Sartono, Modul Teknik Penyiaran dan Produksi Program

Radio, Televisi dan Film, (Jakarta: Jilid 1, 2018), hal. 160-171

Page 49: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

36

siaran tersebut sampai ke telinga pendengar, yaitu yang

berfokus pada proses produksi, proses penulisan, dan

proses penyiaran.

1. Proses Produksi Feature Radio

Dalam proses produksi sebuah program

tentunya diperlukan strategi untuk mencapai

target. Berita yang muncul di Radio merupakan

hasil dari proses yang panjang dan kerja tim.

Sebuah berita mencerminkan kebijakan

redaksional media bersangkutan.

Dalam manajemen media Radio, proses

produksi sebuah berita diawali dengan tahapan-

tahapan berikut:34

a. Rapat agenda setting

Rapat agenda setting dipimpin oleh

pemimpin redaksi dengan dihadiri para kadesk,

produser, pengarah acara, reporter. dalam rapat

agenda setting ini dibahas tentang topik

menarik yang akan disajikan.

b. Penentuan narasumber

Dalam menentukan narasumber tentunya

harus menyesuaikan dengan topik yang

diangkat, narasumber disini dipilih

berdasarkan kompetensi jabatan, atau

34

Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 15

Page 50: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

37

kesesuaian substansi permasalahan, dan

kemampuan bertindak sebagai decitor maker.35

c. Angle Liputan

Keterampilan dalam menentukan angle

yang menarik dan menguntungkan

kepentingan publik yang sesuai dengan arah

dan kebijakan redaksionalnya.

d. Penugasan liputan

Liputan dilakukan untuk menggali data

serta fakta yang akan diolah menjadi sebuah

berita.

e. Menulis berita radio

Setelah bahan berita terkumpul, barulah

masukmtahap penulisan berita.

f. Menulis lead berita

Menulis lead berita maksdunya penulisan

kalimat pertama/pembuka dalam sebuah berita.

Penulisan kalimat pertama ditulis secara

sederhana, tapi dapat memberi gambaran

tentang isi berita secara keseluruhan. 36

g. Redaksional/editing berita

Sebelum disiarkan, naskah berita akan

dikoreksi atau dilakukan editing terlebih

35

Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 17 36

Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 23

Page 51: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

38

dahulu. hal ini dilakukan apakah sebuah berita

memenuhi kriteria layak siar atau tidak.37

2. Proses Penulisan Feature

Dalam proses produksi menurut Sartono,

proses penulisan naskah masuk ketahapan pra

produksi. Sebelum taping atau rekaman di tahap

produksi, harus melalui proses penulisan naskah

terlebih dahulu, menulis naskah ini merupakan

tugas dari script writer.

Feature di masing-masing media

(cetak/elektonik Tv atau Radio) memiliki karakter

yang berbeda-beda. Sebagai mana cetak

mengandalkan pengolahan kata yang menarik

sehingga pembaca tidak menjadi tertarik dan tidak

bosan, media elektronik Tv menggambarkan

melalui visual dan audio semenarik mungkin

untuk menarik perhatian penonton, dan media

eletronik radio menyiarkan dengan intonasi dan

bahasa khas yang dapat dipahami dengan mudah

oleh pendengarnya. Dari hal tersebut penulis yang

bekerja disebuah media harus paham akan hal

tersebut dan ciri-ciri media untuk menyesuaikan

target konsumennya.

37

Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 25

Page 52: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

39

Untuk menyiarkan sebuah berita di radio,

penulis harus memperhatikan bahasa atau kalimat

yang dia gunakan sebelum dibacakan oleh

narator/penyiar. Bahasa yang digunakan pun harus

mengikuti kaidah bahasa yang baku, ketepatan

kata dan bahasa yang diucapkan oleh seorang

penyiar memiliki fungsi untuk tidak akan

menimbulkan interpretasi atau salah pengertian

kepada pendengar. Menurut H. Rosihan anwar

dalam buku karya Asep, menjelaskan prinsip

bahasa jurnalistik yaitu ringkas, jelas, singkat, dan

menarik.38

Pada penulisan feature, ada unsur-unsur yang

harus diperhatikan. Unsur tersebut ialah deskripsi,

fantasi atau imajinasi, anekdot atau humor singkat,

dan kutipan.39

Unsur tesebut berperan untuk

menambah minat pembaca/penonton/pendengar

saat memperoleh sebuah informasi. Adapun

struktur penulisan Feature yang harus diketahi

oleh penulis menurut buku 4 Pilar Jurnalistik

(Azwar: 85-86) ialah judul, lead, batang tubuh/isi,

penutup/ending.

38

Asep Syamsul M. Romli, 2005, Jurnalistik Terapan: Suatu

Pengantar. Bandung: Batik Press, hal 45 39

Azwar, 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik,

(Jakarta: Kencana, Cet. I, 2018), hal. 83

Page 53: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

40

a. Judul

Judul merupakan hal yang penting karena

mewakili dari isi feature. Pada media

cetak/online judul dibuat semenarik mungkin

untuk dapat menggugah pembaca.40

b. Lead

Lead adalah Pintu gerbang yang

mengantarkan pada isi feature. Lead sangat

berpengaruh bagi pendengar untuk menentukan

apakah informasi yang diterima akan didengar

sampai selesai atau tidak. Lead ini digunakan

sebagai alat pemancing minat pendengar.41

c. Batang tubuh/Isi

Pada bagian isi yang harus diperhatiakan

ialah kefokusan cerita berdasarkan kronogis

yang berurutan.42

Setiap bagiannya bersifat

unity (saling menyatu), koheran (saling

berhubungan, dan emphasis (penekanan tertentu

pada setiap paragraf).43

d. Penutup

40

Septiawan Santana K., 2017, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 147 41

Universitas Jurnalistik, “Langkah-langkah Menulis Feature beserta

Contohnya (Lengkap)”,

https://www.universitasjurnalistik.com/2020/11/angkah-langkah-menulis-

Feature.html, diakses pada November 2020, pukul 20:47 WIB. 42

Azwar, 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik,

(Jakarta: Kencana, Cet. I, 2018), hal. 85 43

Septiawan Santana K., 2017, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 147

Page 54: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

41

Penutup ialah bagian akhir dari sebuah

penulisan. Pada bagian penutup berisi penguat

tulisan atau kesimpulan. Penutup mendorong

akhir kisah menjadi satu kesatuan dengan lead

dan isi feature.44

3. Proses Penyiaran Feature

Pada proses penyiaran ini adalah tahap

produksi menurut Sartono. Di tahahapan ini akan

dilakukan taping atau rekaman. Penyiar/narator

berkeja sama dengan teknik rekaman. Penyiar

radio adalah orang yang bertugas membawakan

atau memandu acara di radio. Ia ialah komunikator

dalam proses komunikasi karena yang bertugas

sebagai pengirim pesan.45

Seorang penyiar sangat

berpengaruh dalam proses komunikasi ini, kualitas

siaran tergantung dari bagaimana cara/strategi

penyiar dalam membawakan. Sedangkan teknik

rekaman adalah orang yang membantu editing

rekaman, mulai dari memasukkan musik,

backsound, insert (rekaman hasil wawancara), dan

lain-lain yang dirasa perlu. Sebelum nanti

siarannya diputar oleh operator dijadwal yang

telah tentukan.

44

Septiawan Santana K., 2017, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 147 45

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi

Penyiar Reporter Script Writer, (Bandung: penerbit Nuansa, 2004), hal. 37

Page 55: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

42

Dalam proses ini yang perlu diperhatikan

penyiar dan teknik rekaman adalah:

a. Merekam script

Penyiar melakukan siaran dengan cara

membaca naskah siaran yang sudah

disusunnya. Agar tidak terkesan membaca

seorang penyiar harus mengutarakan kata

demi kata seolah-olah diucapkan tanpa

bantuan naskah. Hal-hal yang harus

diperhatikan adalah:

1. Memahami isi naskah secara keseluruhan

2. Menggunakan tanda-tanda khusus dalam

naskah jika diperlukan.

3. Mengeluarkan suara seakan sedang

bercerita dengan orang lain.

4. Menggunakan gerakan tubuh (gesture) dan

senyuman untuk menambah bobot bicara.

5. Sebelum mengudara, berlatih dengan

mengeluarkan suara, sekaligus melatih

intonasi, aksentuasi dan artikulasi.

Adapun teknik yang perlu diperhatikan

sebagai penyiar saat membacakan naskah

ialah:

1. Kecepatan (Kecepatan atau kelambatan

dalam berbicara ketika melakukan siaran)

Page 56: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

43

2. Tekanan (Tekanan tinggi atau rendah atau

notasi suara penyiar saat melakukan siaran)

3. Proyeksi (Suara penyiar harus cukup

memadai untuk program/acara yang

dibawakan)

4. Jeda (Seorang penyiar harus bisa

memanfaatkan saat-saat sunyi sekejap atau

jeda dengan baik untuk mencari ide-ide

agar menarik pendengar)

5. Pengucapan (Seorang penyiar bisa

mengucapkan kata-kata yang disampaikan

dengan artikulasi yang jelas dan bisa

dipahami oleh pendengar)

6. Kepribadian (Kepribadian yang baik dan

ramah terhadap pendengar agar bisa

menarik pendengar dalam setiap

programnya).

b. Mixing dan editing

Kegiatan ini adalah penggabungan semua

unsur suara dan penambahan ilustrasi

backsound/musik dalam sebuah produksi.

penggunaan backsound/musik ini sesuai

konsep dan tema.

Page 57: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

44

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Feature Bertema Budaya

Minangkabau

Proses Produksi

(Pra Produksi,

Produksi, Pasca

Produksi)

Proses Penulisan

Feature Radio

Proses Penyiaran

Feature Radio

Macam-macam

Gimik Siaran

Jadwal Gimik

Siaran

Strategi Produksi Feature Bertema

Budaya Minangkabau sebagai

Gimik Siaran

Perencanaan siaran

Produksi siaran

Evaluasi siaran

Faktor Penghambat

dan pendukung

Gimik Siaran Radio

Page 58: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

45

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

(LPP) RRI BUKITTINGGI

A. Gambaran Umum LPP RRI1

Satu-satunya radio yang menyandang nama

Negara ialah Radio Republik Indonesia (RRI). Siarannya

ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI

sebagai Lembaga Penyiaran Publik berfungsi memberikan

kontrol sosial, pelayanan siaran informasi, pendidikan,

hiburan, serta menjaga citra positif bangsa di dunia

internasional. RRI ini bersifat independen, netral dan

tidak komersial.

Tugas beserta fungsi dari RRI diberikan oleh

negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2002 yang mengatur tentang Penyiaran, kemudian

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang

Lembaga Penyiaran Publik, dan Peraturan Pemerintah

Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik

Radio Republik Indonesia. RRI ditetapkan sebagai

lembaga penyiaran yang satu-satunya dapat berjaringan

secara nasional serta bekerja sama dengan siaran lembaga

penyiaran asing.

RRI memiliki 62 stasiun penyiaran termasuk

siaran luar negeri dan 5 satuan kerja lainnya yaitu Pusat

1 Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada 14

Juni 2021, pukul 15:39

Page 59: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

46

Pemberitaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan, Satuan

Pengawasan Intern, dan diperkuat 16 studio produksi serta

11 perwakilan RRI di luar negeri. RRI seluruh Indonesia

berjumlah 61 Programa 1, 61 Programa 2, 61 Programa 3,

14 Programa 4 dan 7 studio produksi, jadi keseluruhannya

setara dengan 205 stasiun radio.

B. Prinsip Lembaga Penyiaran Publik2

Prinsip LPP RRI diantaranya, yaitu:

1. LPP adalah lembaga penyiaran untuk semua warga

negara

2. Siarannya harus menjangkau seluruh wilayah negara

3. Siarannya harus merefleksikan seluruh wilayah negara

4. Siarannya harus berbeda dengan lembaga penyiaran

lainnya

5. LPP harus menegakkan independensi dan netralitas

6. Siarannya harus bervariasi dan berkualitas tinggi

7. Menjadi flag carrier dari Bangsa Indonesia

8. Mencerminkan identitas bangsa

9. Perekat dan pemersatu bangsa.

C. Visi dan Misi3

Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai Lembaga

Penyiaran Publik memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

2 Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada 14

Juni 2021, pukul 15:39 3 Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada 14

Juni 2021, pukul 15:39

Page 60: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

47

Visi LPP RRI:

Menjadikan LPP RRI radio berjaringan terluas,

pembangun karakter bangsa, berkelas dunia.

Misi LPP RRI:

1. Memberikan pelayanan informasi terpecaya yang

dapat menjadi acuan dan sarana kontrol sosial

masyarakat dengan memperhatikan kode etik

jurnalistik/kode etik penyiaran.

2. Mengembangkan siaran pendidikan untuk

mencerahkan, mencerdaskan, dan memberdayakan

serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam

kerangka membangun karakter bangsa.

3. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali,

melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa,

memberikan hiburan yang sehat bagi keluarga,

membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah

arus globalisasi.

4. Menyelenggarakan program siaran berperspektif

gender yang sesuai dengan budaya bangsa dan

melayani kebutuhan kelompok minoritas.

5. Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan

untuk menjaga kedaulatan NKRI.

6. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan

program siaran yang mencerminkan politik negara dan

citra positif bangsa.

Page 61: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

48

7. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses

penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, hingga evaluasi program siaran.

8. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas

jangkauan siaran secara nasional dan internasional

dengan mengoptimalkan sumber daya teknologi yang

ada dan mengadaptasi perkembangan teknologi

penyiaran serta mengefisienkan pengelolaan

operasional maupun pemeliharaan perangkat teknik.

9. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan

efisien dengan sistem manajemen sumber daya (SDM,

keuangan, aset, informasi dan operasional) berbasis

teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata

kelola lembaga yang baik (good corporate

governance).

10. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan

program siaran yang mencerminkan politik negara dan

citra positif bangsa.

11. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan

penggunaan dan pemanfaatan aset negara secara

profesional dan akuntabel serta menggali sumber-

sumber penerimaan lain untuk mendukung

operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan

pegawai.

Page 62: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

49

D. Tugas Pokok LPP RRI4

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik

Indonesia (RRI) mempunyai tugas pelayanan dalam

memberikan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,

kontrol sosial, serta melestarikan budaya bangsa melalui

penyelenggaraan penyiaran radio yang mengjangkau

kepentingan seluruh masyarakat Negara Kesatuan

Republik Indonesia. (PP.12/2005. Ps. 4).

LPP RRI melayani seluruh masyarakat di wilayah

NKRI dengan menyelenggarakan siaran yang terdiri dari

4 programa diantaranya:

1. Pro 1: Pusat siaran pemberdaya masyarakat

2. Pro 2: Pusat siaran kreatifitas anak muda

3. Pro 3: Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor

berita radio

4. Pro 4: Pusat siaran budaya dan pendidikan

5. Voice Of Indonesia (VOI): Siaran luar negeri yang

setiap hari dengan delapan bahasa asing.

Sebagai lembaga penyiaran publik yang

memberikan informasi terpercaya kepada khalayak, dalam

menyelenggarannya siaran RRI berpedoman pada nilai-

nilai standar penyiaran:

1. Siaran harus bersifat independen dan netral

2. Siaran harus memihak pada kebenaran

3. Siaran yang memberikan pemahaman

4 Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada 14

Juni 2021, pukul 15:39

Page 63: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

50

4. Siaran mengurangi ketidakpastian

5. Siaran berpedoman pada pancasila, Undang-Undang

Dasar 1945 dan kebenaran, serta peraturan lainnya

6. Siaran harus memihak hanya kepada kepentingan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

7. Siaran harus menjaga persatuan, kesatuan dan

Kedaulatan NKRI.

E. Peran-Peran LPP RRI5

Peran Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai

Lembaga Penyiaran Publik, diantaranya:

1. Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat

RRI mengadakan siaran pemberdayaan

masyarakat melalui siaran pedesaan, siaran

lingkungan hidup, wanita, anak-anak, kewirausahaan,

teknologi tepat guna, kerajinan, perdagangan,

pertanian, nelayan, koperasi, industri kecil dll.

2. Peran RRI sebagai Pelestari Budaya Bangsa

Seluruh RRI diwajib mengadakan siaran

kesenian dan budaya-budaya di setiap daerah seluruh

Indonesia secara konsisten, seperti siaran ketoprak,

wayang golek, angklung, budaya bugis, saluang

(budaya minang), gamelan, dan budaya dari daerah

lainnya.

5 Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada 14

Juni 2021, pukul 15:39

Page 64: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

51

3. Peran RRI sebagai pelestari lingkungan

RRI mengadakan siaran Green Radio untuk

penanaman kembali dan Reuse, Reduce dan Recycling

dengan berbagai variasi beserta format bentuk acara.

4. Peran RRI sebagai media pendidikan

RRI menyelenggarakan siaran pendidikan dari

Taman Kanak-kanak sampai Mahasiswa. Pengadaan

Pekan Kreatif seperti lomba kreatif remaja seperti

lomba cipta lagu, lomba cipta design, lomba IT,

lomba band indie, bintang radio, pekan tilawatil

quran. RRI juga mengadakan siaran pendidikan social

masyarakat, seperti siaran wanita, siaran pedesaan,

siaran KB dll.

5. Peran RRI sebagai Media Diplomasi

RRI mengadakan siaran radio diplomasi melalui

siaran luar negeri untuk membangun citra positif

bangsa di dunia internasional. RRI bekerjasama

dengan kedutaan dan radio luar negeri dengan siaran

yang bersifat timbal balik. Diantaranya berjasama

dengan ABC, NHK, RTM, RTB, KBS, RTH, SR,

BBC, Radio Jedah, Radio Turki, RCI, DW dll.

6. Peran RRI sebagai media terdepan tanggap bencana

RRI mengadakan siaran langsung dari tenda

darurat melalui Radio Based Disaster Management.

Setiap ada bencana dalam waktu tidak lebih dari 24

jam RRI harus memberikan laporan, kemudian diikuti

Page 65: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

52

program Pelipur Lara korban bencana dan trauma

healing dengan mendirikan studio darurat.

7. Peran RRI dalam menghubungkan tenaga kerja di

Luar Negeri

RRI mengadakan siaran rutin dan terkoneksi

dengan 7 negara diantaranya Hongkong, Malaysia,

Brunei Darusalam, Jepang, Taiwan, Korea dan Arab

Saudi. Bertujuan untuk mendekatkan TKI dengan

kampung halaman. Pendengar RRI di luar negeri

khususnya TKI dapat mendengar melalui audio

streaming. Untuk mewujudkan peran second track

diplomacy mengadakan acara Diplomatic Forum.

Yang mana memberikan pelayanan kepada

masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri

khususnya tenaga kerja Indonesia. Acara yang

diadakan antara lain ialah acara bilik sastra yang

diperlombakan, dan 2 pemenang loba tersebut

dihadiahkan oleh SLN untuk menghadiri acara

upacara kenegaraan 17 Agustus di Istana Negara dan

sidang DPR dan DPD di Senayan.

8. Peran RRI sebagai media hiburan

RRI mengadakan siaran hiburan berupa siaran

musik dan kata seperti pagelaran musik klasik orkes

symphony Jakarta serta orkes symphony yang dimiliki

RRI daerah. RRI juga mengadakan hiburan seperti

pagelaran kesenian dan budaya, lawak, quiz, dan

hiburan lainnya.

Page 66: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

53

9. Peran RRI dalam sabuk pengaman informasi

(Information Safety Belt)

RRI telah mendirikan studio di wilayah

perbatasan dan daerah terpencil atau blankspot pada

2009 s/d 2010, diantaranya: Malinau, Atambua,

Ampana, Entikong, Batam, Nunukan, Kaimana,

Skow, Oksibil, Putusibaou, Boven Digoel, Takengon,

Sabang dan Sampang. Studio-studio produksi siaran

ini ditujukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme

serta memberikan akses informasi yang berimbang

bagi masyarakat di daerah perbatasan maupun di

daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat

menerima siaran RRI.

F. Logo6

Gambar 3.1

Logo RRI Bukittinggi

6 123dok, “Logo dan Arti Logo RRI”, https://text-

id.123dok.com/document/4zp2kpn0y-logo-dan-arti-logo-rri-sejarah-divisi-

tempat-pkl.html, diakses pada 16 Juni 2021, pukul 16:07

Page 67: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

54

Logo Radio Republik Indonesia memiliki filosafi yang

bermakna, diantaranya:

1. Bentuk segi empat panjang tanpa sudut dan tanpa

garis tepi, menggambarkan kekokohan dan solidaritas.

Sudut yang membulat tidak runcing melambangkan

flexibilitas RRI. Tidak adanya garis tepi batas ataupun

bingkai frame menunjukan independensi RRI, serta

keterbukaan RRI untuk dapat bekerja sama dengan

berbagai pihak.

2. Tulisan RRI di dalam persegi panjang biru,

merupakan huruf tulisan yang dirancang khusus tanpa

padanan dengan pihak lain menunjukan RRI yang

kokoh, tegas, dinamis, dan selalu bergerak maju.

3. Gambar pancaran radio menggambarkan sebuah

image yang menggambarkan kuatnya pancaran siaran

radio RRI yang makin meluas, menembus batas, dan

selalu menuju ke atas. Tiga lapis pancaran yang

terlihat pada logo juga melambangkan Tri Prasetya

RRI.

4. Warna Biru, Biru Langit, dan Putih. Untuk

mempertahankan tradisi, warna biru dipilih sebagai

warna korporat RRI. Warna biru dan biru langit ini

melambangkan universalitas RRI, sifat mengayomi,

teduh, dan dapat dipercaya. Warna putih pada tulisan

RRI melambangkan kejujuran, kebenaran,

keberimbangan, dan akurasi.

Page 68: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

55

G. Sejarah dan Profil LPP RRI Bukittinggi7

Ranah Minang menyimpan sepenggal sejarah yang

diukir oleh para tokoh nasional dalam perjuangan

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Sejarah tersebut sempat terkubur dan hampir

terlupakan oleh generasi bangsa ini.

Setelah kekalahan jepang pada perang dunia ke II,

beberapa pemuda antara lain Adnan Burhanudin, H.Dt.

Mankuto Ameh Koesuma, Syahbudin M.S, dan Asrul

Busyri Latif bekerja di Bukittinggi Hoso Kyoku. Mereka

menyusun rencana untuk merebut pemancar serta

peralatan siaran dari tangan Jepang di Parit Natung, tetapi

rencana tersebut gagal karena penjagaan ketat. Melalui

diplomasi oleh Adi Negoro, Djuhir Muhammad dan Aziz

(mantan kepala PTT) akhirnya pemancar dan peralatan

siaran tersebut dapat diperoleh.

Berkat kegigihan para pemimpin RI di Bukittinggi

ini, akhirnya pada 14 Januari 1946, berkumandanglah

“Inilah Bukittinggi”, Radio Republik Indonesia yang

dipancarkan melalui pemancar berkekuatan 1,5 KW dan

300 Watt dengan gelombang 40,2 meter dan 210 meter.

Pada September 1947 dibentuk KONPENSUM dibawah

pimpinan Parad Harahap yang mengkoordinasikan alat-

alat penerangan di Sumatera. Maka RRI Bukittinggi

7Sejarah Singkat RRI Bukittinggi,

file:///C:/Users/wwww/AppData/Local/Temp/sejarah_singkat_rri_bukittinggi_

_24_03_2020.pdf , diakses pada 14 Juni 2021, pukul 16:29

Page 69: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

56

menjadi Radio Republik Indonesia Sumatera dibawah

Pimpinan Kamarsyah .

Ketika itu Belanda melakukan Agresi Meliter

kedua. Ibu kota negara yang saat berkedudukan di

Yogyakarta berhasil direbut Belanda. Sukarno dan Hatta

sebagai Presiden dan Wakil Presiden saat itu ditawan,

sehingga pemerintahan pun menjadi lumpuh.

Beruntung NKRI masih dapat dipertahankan

karena inisiatif dari beberapa tokoh muslim di Sumatera

Barat untuk mengambil alih pemerintah, sekaligus

penguasaan negara dengan membentuk Pemerintah

Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ketua dan Wakil

Ketua PDRI adalah Safruddin Prawira Negara dan Sutan

Mohammad Rasyid. PDRI diproklamirkan di Bukittinggi

pada tanggal 19 Desember 1948.

Untuk menunjang operasional, RRI Bukittinggi

memiliki Pemancar terdiri dari 1 buah SW, 2 buah MW,

dan 6 buah FM , dengan kekuatan seluruhnya 48,2 KW.

Mengingat perjalanan sejarah yang begitu panjang

dan mengingat peran RRI Bukittinggi dalam perjuangan,

pada 2013 dilaksanakan perjalanan sejarah dengan

melakukan Napak Tilas dan seminar yang mengangkat

tema “Mengenang Perjuangan RRI Bukittinggi dalam

Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dan

mengukuhkan RRI Bukitttinggi sebagai Radio Bela

Negara”, dan 14 Januari diperingati sebagai hari lahirnya

RRI Bukittinggi. Saat ini RRI Bukittinggi dikenal sebagai

Page 70: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

57

Radio Bela Negara yang berupaya menyajikan program

acara terbaik yang berorientasi pada kepentingan publik.

H. Lokasi LPP RRI Bukittinggi

LPP RRI berlokasi di Jl. Moh. Yamin No.199,

Aur kuning, Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi

Sumatera Barat. LPP RRI Bukittinggi merupakan satu-

satunya RRI di Sumatera Barat yang lokasinya berada di

daerah tingkat II sebagai media massa, pusat informasi

dan komunikasi sekaligus juga sebagai media hiburan

keberadaanya berperan penting dalam penyampaian

berita terkini apakah itu berupa Berita Daerah, Nasional

bahkan berita internasional dapat didengar dengan baik.

I. Struktur organisasi LPP RRI Bukittinggi

Struktur departemen dari stasiun radio siaran

sangat bervariasi. Di lembaga penyiaran publik RRI

sendiri strukturnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Struktur RRI Bukittinggi

Kepala Stasiun RRI Bukittinggi

Kepala Seksi Siaran

Kepala Seksi Pemberitaan

Kepala Seksi Teknologi dan

Media Baru

Kepala Seksi Layanan

Pengembangan Masyarakat

Bag. Tata Usaha

Page 71: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

58

Kepala Stasiun RRI Bukitinggi : Akh. Suhartono, S.Sos

KA. Sub Bag Tata Usaha : Joni Anwar, S.Sos

KA. Urusan SDM : Edrizul Marta, S.Sos

KA. Urusan Keuangan : -

KA. Urusan Umum : Sri Susila Hastuti, S.Sos

Anggota : Darti Elfia, S.Sos

Leni Roza

Elmawaty. B

Jafri

Basril

Fakhrul Akhiar, S.Ap

Zaidir

Titin Yudiarni, S.Kom

Veraningse, SH

D.e Haiqal, S.Sos

Hartanto, S.Sos

Novrima Harianto

Kepala Seksi Siaran : Rismaniar, S.Sos

KA. Sub Seksi Perencanaan dan Evaluasi

Programa : -

KA. Sub Seksi Programa I : -

KA. Sub Seksi Programa II : -

Anggota : Noviarti

Armaiyati

Farida

Zulkifli

Page 72: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

59

Ernawita

Ariani Kusumawati

Alfian. A

Rahmat Romi, S.Pd

Aldila Safitri, S.Hum

Sri Widiastuti, S.Sn

Zulhendri, S.Sos

Andini Miza Putri, S.Hum

Survio Dilla, Amd

Dedi Putra, Amd

Anita Permanasari

Muthia Utami, Amd

Darwyta Roza, S.Hum

Uska Budi Sasmito

Manamy, S.Pd

Kepala Seksi Pemberitaan : Drs. Adrayoza

KA. Sub Seksi Berita, Ulasan dan Dokumentasi :

Elmar, S.Sos

KA. Sub Seksi Liputan dan Olahraga : Subhani,

S.Sos

KA. Sub Seksi Pengembangan Berita : Nirwati

Savitri

Anggota : Yudi Pramana Agustino

Jhoni Maberta, SE.Ak

Irsyad, SE

Masdiki Putra

Page 73: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

60

Ahmat Ikhsan, S.Pd

Agam Prayogi

Fadli

Kepala Seksi Teknologi dan Media Baru : -

KA. Sub Seksi Teknik Studio dan Multi Media :

Maijonri

KA. Sub Seksi Teknik Transmisi dan Distribusi : -

KA. Sub Seksi Sarana Prasarana Penyiaran : -

Anggota : Umul kher. D

Wati

Syamsul

Faisul

Elfi Firdaus

Arian Putra

Wirman

Uswandi Novia

Kaibadri Nanda, ST

Saiful Bahri, SP

Agusnedi

Haryudi Budiman

Kepala Seksi Layanan Pengembangan Usaha : Basastra

Yulfa, SH

KA. Sub Seksi Layanan Publik : -

KA. Sub Seksi Pengembangan Usaha : -

KA. Sub Seksi Komunikasi Publik : -

Page 74: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

61

Anggota : Basastra Yulfa, SH

Widya Arriani

Ricky Fernando, SH

Dinya Khairani, S.Sn

Rendi Wilfandi, S.Kom

J. Tim Produksi Feature LPP RRI Bukittinggi

Dalam proses produksi feature di RRI Bukittinggi

terdapat tim kreatif produksi yang terdiri dari produser,

penulis naskah, narator, teknik rekaman, dan music

director.

Penanggung Jawab :

Akh. Suhartono, S.Sos

Produser :

Rismaniar, S.Sos

Penulis naskah :

1. Aldilla Safitri, S.Hum

2. Andini Miza Putri, S.Hum

Narator:

1. Aldilla Safitri, S.Hum

2. Andini Miza Putri, S.Hum

Page 75: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

62

Teknik Rekaman :

Umul Khair

Music Director :

Sri Widiastuti, S.Sn

Page 76: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

63

BAB IV

DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Program feature RRI Bukittingi sebagai gimik siaran

mulai diproduksi pada tahun 2018. Sebelumnya, RRI Bukittinggi

pada tahun 2013-2015 pernah bekerja sama dengan Siaran Luar

Negeri Voice of Indonesia untuk memproduksi feature bertema

Budaya Minangkabau dan Budaya Mentawai dalam Bahasa

Inggris. Pada tahun 2015 program tersebut berhenti karena

program eksotik Indonesia tidak dilanjutkan lagi. Saat ini

program feature yang diproduksi RRI Bukittinggi ialah feature

wajib yang dikirim ke DirPP (Direktorat Program dan Produksi)

Radio Republik Indonesia (RRI) Pusat dan feature-feature

bertema budaya Minangkabau yang disiarkan di Pro 1 RRI

Bukittinggi sebagai gimik siaran.

Feature yang diproduksi RRI Bukittinggi bukan hanya

mengangkat tema kebudayaan, namun juga mengangkat tema-

tema umum seperti sosial agama, kemanusian, ataupun peristiwa-

peristiwa saat ini dengan melihat dari berbagai sudut pandang.

Feature bertema Budaya Minangkabau diangkat di RRI

Bukittinggi sampai saat ini kurang lebih berjumlah 30 feature.

Feature tersebut diproduksi sekali setiap bulan atau bisa lebih.

Berikut data dan temuan lapangan pada proses produksi

feature bertema Budaya Minangkabau sebagai gimik siaran di

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bukittinggi :

Page 77: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

64

A. Proses Produksi Feature

Dalam proses produksi feature di RRI Bukittinggi

terdapat tim kreatif, yang mempunyai peran penting demi

lancarnya agenda produksi, tim ini kurang lebih berjumlah

10 orang dengan tugas masing-masing. Diantaranya ialah

produser (kepala seksi penyiaran), penulis naskah,

narator, teknik rekaman, music director serta penanggung

jawab (kepala stasiun RRI Bukittingi).1 Adapun pihak luar

yang terlibat dalam proses produksi feature ini, ialah

narasumber yang akan menjadi diwawacarai terkait isu

yang akan dibahas.2

Proses awal dalam memproduksi feature ialah Rapat

agenda setting, dipimpin oleh kasi siaran (produser) dan

dihadiri oleh semua tim kreatif produksi feature. Rapat

agenda setting ini diadakan setiap bulannya pada tanggal

1 dan setiap tanggal 15 feature dikirim ke RRI Pusat.3

Tahapan-tahapan proses produksi feature:

a. Penentuan tema

Dalam proses penentuan tema feature budaya

Minangkabau, yang menjadi pedomannya ialah melihat

dari kondisi masyarakat pada saat ini. Seperti contoh

tema yag pernah diangkat RRI Bukittinggi ialah Perak

1 Wawancara Pribadi dengan Produser (Kasi Siaran) Feature RRI

Bukittinggi, Rismaniar, S.Sos, Via Online, 27 Oktober 2021. 2 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 3 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 78: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

65

Koto Gadang. Dimana Perak Koto Gadang ini dulunya

merupakan sentra perak yang cukup terkenal di

Indonesia. Contoh lainnya seperti Sumbang Duobaleh,

dimana berisi peraturan-peraturan yang tidak tertulis

untuk perempuan-perempuan Minangkabau, yang

mana saat ini generasi muda banyak tidak mengetahui

peraturan tersebut karena perkembangan zaman yang

menyebabkan melemahnya kebudayaan pada saat ini.4

b. Melakukan Riset

Setelah tema ditentukan, penulis naskah akan

melakukan riset terlebih dahulu untuk mencari latar

belakang permasalahan tema yang diangkat. Riset

tersebut nantinya akan menjadi bahan pertimbangan

untuk tema feature yang akan diangkat. Riset ini

dilakukan dengan cara survei lokasi langsung dan

melakukan wawancara dengan pihak yang terlibat

dalam tema tersebut. Seperti tokoh adat, pemerintah

setempat atau masyarakat sekitar.5

c. Penentuan Narasumber

Tahap selanjutnya setelah melakukan riset ialah

penentuan narasumber. Narasumber yang dipilih ialah

orang yang bergelud di bidang topik yang akan

dibahas. Contoh nya seperti topik tentang Sumbang

Duo Baleh, maka narasumbernya ialah Bundo

4 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 5 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 79: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

66

Kanduang, dimana dia orang yang paling paham akan

peraturan Sumbang Duo Baleh yang membahas tentang

peraturan untuk perempuan minang tersebut.6

d. Penentuan angle atau sudut pandang

Sebelum penentuan judul, penentuan angle dan

sudut pandang dilakukan terlebih dahulu. Penulis

naskah melihat sudut pandang dan angle yang akan

diambil terlebih dahulu. Pada saat penulisan feature,

penulis diberi kebebasan dalam menentukan angle dan

sudut pandang.7

e. Penentuan judul

Penentuan judul ini dilihat dari sudut pandang atau

angle yang diangkat. Setelah melakukan riset, mencari

latar belakang permasalahan, mewawancarai

narasumber setelah menemukan angle, maka baru

ditentukan judul yang tepat serta menarik untuk feature

tersebut.8

f. Penulisan feature

Dalam penulisan feature kebudayaan

Minangkabau di RRI Bukittinggi, penulis diberi

kebebasan dalam menulis naskah, tidak diarahkan

siapapun. Namun tetap setelah naskah sudah jadi,

6 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

7 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 8 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 80: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

67

naskah akan diserahkan kepada produser untuk

dikoreksi jika ada kesalahan atau kekurangan dari

feature.9

g. Redaksional/Editing Naskah

Naskah yang sudah jadi akan dikoreksi terlebih

dahulu sebelum dilakukan rekaman. Naskah akan

koreksi oleh produser. Jika ada kesalahan maka akan

diedit terlebih dahulu.10

Dalam proses produksi feature bertema budaya

Minangkabau, RRI Bukittinggi dalam menjaga tradisi

budaya Minangkabau dengan cara mengemas topik-topik

kebudayaan yang jarang dimuat media lain dan juga

banyak membahas topik tentang kebudayaan yang mulai

terlupakan atau ditinggalkan oleh masyarakat

Minangkabau. Pada tahap pra produksi RRI melakukan

riset lapangan terlebih dahulu untuk mendalami

permasalahan yang akan menjadi pembahasan feature.

Pada tahapan produksi, feature akan melalui proses

rekaman/taping yang mana nanti pada tahap editing akan

dimasukkan unsur-unsur pepatah/pribahasa minang,

musik/backsound/lagu minang.

9 Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 10

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 81: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

68

B. Proses Penulisan Feature

Dalam penulisan feature, tahap yang dilakukan

penulis yang paling pertama ialah mencari tema,

menentukan topik dan angle. Setelah itu barulah memulai

proses penulisan dengan menggunakan teori piramida

terbalik. Makin kebawah makin mengerucut.11

Feature bertema budayaan Minangkabau sebagai

gimik siaran menggunakan bahasa indonesia yang baku

atau bahasa formal yaitu bahasa tutur yang biasa

digunakan untuk radio. Adapun bahasa campuran,

misalnya menggunakan bahasa Minangkabau ialah

mengutip istilah dari pepatah-pepatah minang dan

nantinya akan di jabarkan lagi maknanya.12

Tahapan-tahapan penulisan:13

1. Gaya penulisan feature

Gaya penulisan pada feature bertema budaya

Minangkabau ini sama seperti feature pada biasanya,

tidak ada metode khusus, tergantung gaya penulisan

masing-masing penulis serta feature apa yang akan

ditulis.14

11

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 12

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 13

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 14

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 82: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

69

a. Lead

Penulisan lead pada nakah feature yang

disiarkan RRI Bukittinggi:

Tabel 4.1

Naskah pembuka feature15

“Minangkabau nama yang

tidak hanya unik, namun juga

sangat lekat dengan

perempuan, sebagai suku

yang menganut matrilineal.

Sosok perempuan memiliki

posisi Istimewa dalam

struktur adatnya... (lampiran)

Feature

Sumbang

Duo Baleh.

Hujan menembus desa

beranda rumah gadang.

Hembusan angin dingin

gunung merapi cukup

menusuk tulang. Secangkir

kopi panas yang disuguhkan

Bundo Rapiah... (lampiran).

Feature

Gala,

Identitas

Adat Laki-

laki

Minang.

“Alunan indah dengan irama

yang mendayu adalah

kekhasan yang dimiliki

saluang atau seruling. Salah

satu alat musik tiup dari

Sumatera Barat. Dikenal

Feature

Saluang.

15

Data yang diperoleh dari dokumen RRI Bukittinggi

Page 83: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

70

bukan hanya dari bentuknya

yang sederhana... (lampiran).

“Ramadhan tiba, suasana-

suasana nagari di ranah

minang Sumatera Barat kian

semarak. Selain diisi dengan

kegiatan keagamaan, ...

(lampiran)”.

Feature

Maanta

Pabukoan

“Pendengar, Indonesia

memiliki ragam kuliner yang

jumlahnya tidak sedikit.

Bahkan beberapa jenis

kuliner tanah air ada yang

sudah diakui kelezatannya

oleh dunia... (lampiran)”.

Feature

Kuliner Teh

Talua.

b. Isi

Penulisan isi nakah feature yang disiarkan RRI

Bukittinggi:

Tabel 4.2

Naskah isi feature16

“Sumbang Duo Baleh adalah

dua belas aturan adat bagi

perempuan minang yang

mengatur bagaimana

perempuan minangkabau

Feature

berjudul

Duo Baleh.

16

Data yang diperoleh dari dokumen RRI Bukittinggi

Page 84: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

71

berprilaku... (lampiran).”

“Inyiak Datuak, begitu kami

memanggilnya. Beliau

menjelaskan bahwa ada

makna, kenapa lelaki dewasa

yang telah menikah diberi

gelar di Minangkabau...

(lampiran).”

Feature

Gala,

Identitas

Adat Laki-

laki

Minang.

“Saluang pada awalnya

dibuat untuk meniup api

tungku. Salah satu peralatan

memasak tradisional

minang... (lampiran).”

Feature

Saluang.

“Maanta pabukoan suatu

tradisi berbagi yang

dilakukan oleh seorang

menantu perempuan pada

saat bulan puasa.

Mengantarkan makanan ke

rumah mintuo atau keluarga

suami dengan ragam

makanan khas

minangkabau... (lampiran)”.

Feature

Maanta

Pabukoan.

“Jika Italia dikenal dengan

minuman Cappucino yang

mendunia. Maka ranah

Feature

Kuliner Teh

Talua.

Page 85: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

72

minang memiliki Teh Telur,

sajian khas yang tak kalah

nikmat dan memiliki banyak

khasiat... (lampiran)”.

c. Penutup

Penulisan penutup nakah feature yang

disiarkan RRI Bukittinggi:

Tabel 4.3

Naskah penutup feature17

“Begitu berharga dan

istimewanya perempuan

dalam adat Minangkabau.

Selaras dengan harga diri

yang mereka pegang teguh...

(lampiran)”.

Feature

Sumbang

Duo Baleh.

“Nama saya Dedi putra, gelar

di Minangkabau Kari Mudo.

Saya menggunakan gelar ini

sudah empat tahun...(insert),

Saya Andini Miza Putri

untuk Radio.... (lampiran)”.

Feature

Gala,

Identitas

Adat Laki-

laki

Minang.

“Kesenian saluang dapat

dijumpai pada acara adat,

pernikahan dan kapanpun

Feature

Saluang

17

Data yang diperoleh dari dokumen RRI Bukittinggi

Page 86: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

73

dibutuhkan..., Saya Andini

Miza Putri untuk Radio

Republik... (lampiran)”.

“Kehidupan sosial budaya

yang ada di Minangkabau

sejak dahulu tidak hanya

terbatas konteks lahiriah,

namun juga universal...

(lampiran).”

Feature

Maanta

Pabukoan.

Pendengar, bagi sebagaian

warga Sumatera Barat ada

yang menjadikan teh talua

sebagai menu rutin setiap

pagi, sebagai minuman

pembangkit energi

menunjang aktifitas yang

akan dilakukan...

(lampiran)”.

Feature

Kuliner Teh

Talua.

C. Proses Penyiaran Feature

Dalam menyiarkan feature bertema budaya

Minangkabau sebagai gimik siaran mengikuti susunan

DAS (Daftar Agenda Harian).18

Setelah feature selesai

diproduksi sampai ke tahap siaran, penyiar tinggal

18

Wawancara Pribadi dengan Produser (Kasi Siaran) Feature RRI

Bukittinggi, Rismaniar, S.Sos, Via Online, 27 Oktober 2021.

Page 87: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

74

memutar feature-feature sebagai gimik siaran sesuai

jadwal yang telah disusun.19

Dalam proses penyiaran feature bertema budaya

Minangkabau sebagai gimik siaran, tahapan yang

dilakukan diantaranya:

1. Proses rekaman

Setelah naskah feature selesai, maka narator

berkoordinasi dengan teknik rekaman. Narator akan

membaca naskah yang telah dipersiapkan oleh penulis

dan direkam. Setelah itu, dilakukan editing bagian-

bagian insert atau hasil wawancara mana yang akan

dimasukkan. Tahapan akhir diberikan musik serta

background pendukung dari feature tersebut.20

Tabel 4.4

Format siaran feature bertema budaya Minangkabau21

Operator Musik pembuka Durasi

Narator Naskah feature

(lead) Durasi

Operator,

Narator dan

Insert

Musik penjeda

atau backsound,

naskah feature

(isi), dan

wawancara

Durasi

19

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 20

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 21

Data yang diperoleh dari dokumen RRI Bukittinggi

Page 88: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

75

narasumber

Narator Nahkah feature

(penutup) Durasi

Operator Musik penutup Durasi

2. Penyiar (dari pengucapan, lafalan, latihan

pernafasan, pembacaan naskah dll)

Strategi dalam membacakan feature bertema

budaya Minangkabau ini, narator menjelaskan sebisa

mungkin ketika membaca naskah itu tidak seperti

membaca, tetapi seperti bertutur atau bercerita.

Teknik yang dilakukan pun berbeda-beda tergantung

tema yang akan diangkat. Jika bercerita tentang

kesedihan maka dalam bercerita ada unsur sedih,

begitu pula sebaliknya jika tentang kebahagiaa.

Intonasi yang digunakan sesuai dengan topik

pembahasan feature.22

3. Durasi siaran

Dalam feature bertema budaya Minangkabau ini,

durasi siarannya sekitar 7 sampai 10 menit. Minimum

durasi feature ialah 3 menit dan maksimumnya 7

sampai 10 menit.23

22

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 23

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 89: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

76

D. Gimik siaran RRI Pro 1 Bukittinggi

1. Macam-macam gimik siaran

Macam-macam gimik siaran yang ada di RRI

Bukittinggi diantaranya ialah Iklan Layanan

Masyarakat (ILM), filler, spot dan feature.24

namun

disini fokus penelitian adalah feature bertema budaya

Minangkabau yang menjadi salah satu gimik siaran di

RRI Pro 1 Bukittinggi.

Tabel 4.5

Feature bertema budaya Minangkabau sebagai gimik

siaran di Pro 1 sebagai RRI Bukittinggi25

No Judul Feature Durasi

1 Sumbang Duo Baleh 00:05:00

2 Silek Minang 00:06:30

3 Matrilineal 00:01:51

4 Jam Gadang 00:06:16

5 Gala, Identitas Adat Laki-laki

Minang 00:09:22

6 Kudo Bendi, Si Legendaris

Lintas Zaman 00:05:28

7 Lelaki dalam Sehelai Kain

Songket 00:08:53

8 Pulang Basamo 00:08:07

9 Rumah Gadang Tahan Gempa 00:06:18

24

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 25

Data yang diperoleh dari dokumen RRI Bukittinggi

Page 90: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

77

10 Saluang 00:06:15

11 Saluang Sirompak 00:07:15

12 Tabuik Pariaman 00:08:34

13 Tato Mentawai 00:07:43

14 Tradisi Serak Gulo 00:03:36

15 Kuliner Air Tebu 00:05:03

16 Kuliner Martabak Kubang 00:06:52

17 Nasi Kapau 00:05:27

18 Maanta Pabukoan 00:03:36

19 Katan Sari Kayo 00:04:14

20 Kawa Daun 00:07:06

21 Kuliner Ramadhan Teh Talua 00:07:06

22 Rendang 00:05:33

23 Debus 00:03:23

24 Batangay 00:06:55

25 Talempong Batu Talang Anau 00:08:15

26 English Batu Angkek Angkek 00:05:49

27 English Marasok 00:10:21

28 Desa Pariangan 00:09:08

29 Kampung Rendang Selayang

Pandang 00:09:33

30 Pacu Jawi 00:08:40

2. Daya tarik Feature bertama budaya Minangkabau

Feature-feature yang disiarkan RRI Bukittinggi

mengangkat tema-tema menarik yang banyak belum

Page 91: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

78

diketahui masyarakat luas setelah melakukan riset dan

survei.26

“Disini kita lebih mengeksplor tentang

kebudayaan yang mana belum banyak

diangkat oleh media terkait topik tersebut”,

jelas produser feature RRI Bukittinggi.

RRI Bukittinggi memperkenalkan ragam-ragam

kebudayaan yang ada di daerah Minangkabau yang

masih jarang bahas media lain, baik cetak maupun

elektronik. Feature-feature seperti itulah yang

menjadi daya tarik khalayak untuk mendengarkan

feature dan juga dapat dijadikan sarana edukasi bagi

bagi para pendengar.27

3. Jadwal gimik siaran

Jadwal gimik siaran di RRI Bukittinggi disetiap

harinya disesuaikan dengan DAS (Daftar Acara

Siaran) hariannya. Di Pro 1 RRI Bukittinggi biasanya

feature ini disiarkan 1 atau 2 judul feature oleh

penyiar.28

Feature bertema budaya Minangkabau

disiarkan di RRI Pro 1 Bukittinggi pada sore atau

malam hari sedangkan di pagi atau siang hari

26

Wawancara Pribadi dengan Produser (Kasi Siaran) Feature RRI

Bukittinggi, Rismaniar, S.Sos, Via Online, 27 Oktober 2021. 27

Wawancara Pribadi dengan Produser (Kasi Siaran) Feature RRI

Bukittinggi, Rismaniar, S.Sos, Via Online, 27 Oktober 2021. 28

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 92: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

79

disiarkan feature bertema umum.29

Perkiraan waktu

siaran feature diperkirakan sekitar jam 09.00 – 10. 00

WIB, jam 14.00 – 15.00 WIB, atau jam 19.00 – 20.00

WIB.

Tabel 4.6

Susunan Daftar Acara Siaran (DAS) Harian RRI

Bukittinggi30

Radio Republik Indonesia Bukittinggi

Daftar Acara Siaran (DAS) Pusat Pemberdayaan

Masyarakat

Daypart 1

Lintas

Bukittinggi

Pagi (Jam

04.30 –

09.00)

Tune (Signal Pengenalan RRI) –

Info Program – Religi Pagi –

Pengajian Al-Qur’an – Ceramah

Agama – Pemutaran Lagu

Bernuansa Islami – Filler/Tips –

Warta Berita Daerah – Mimbar

Kristen Katolik (khusus hari

Minggu) – Lagu Minang – Station

ID (Med) Khusus – Informasi

Aktual dan Hiburan – Jelajah Rasa

(khusus hari Minggu) – Warta

Berita Sentral – Laporan Berita

Terkini - Opini Publik – Dialog

29

Wawancara Pribadi dengan Produser (Kasi Siaran) Feature RRI

Bukittinggi, Rismaniar, S.Sos, Via Online, 27 Oktober 2021. 30

Data yang diperoleh dari dokumen RRI Bukittinggi

Page 93: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

80

Interaktif – Iklan/ILM – Spot.

1x1 Jam

(antara jam

09.00-10.00)

Pemutaran Feature sebagai Gimik

Siaran

Daypart 2

Lintas

Bukittinggi

Siang ( Jam

10.00-14.00)

Lagu Indonesia – Anak Cerdas –

station RI – Jendela Pro 1 (Pesona

Alamku) – ILM/Filler – Dinamika

Olahraga – Lagu Minang – Sapa

Maimbau – Laporan Berita Terkini

– Iklan – Lagu Hiburan Siang –

Warta Berita Sentral – Pro Dangdut

– Filler.

1x1 Jam

(antara jam

14.00-15.00)

Pemutaran Feature sebagai Gimik

Siaran

Daypart 3

Lintas

Bukittinggi

Sore ( Jam

15.00 –

19.00)

Lagu dan Info Aktual –

Berita/Laporan Terkini – filler –

Ngobrol Sore – Majalah Udara

Kentongan – Spot/ILM –

Info Aktual – Pemutaran Lagu –

Pengajian Al-Qur’an –

lagu Islami – Warta Berita Sentral –

Kemilau Desa (khusus hari Selasa).

Page 94: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

81

1x1 Jam

(antara jam

19.00-20.00)

Pemutaran Feature sebagai Gimik

Siaran

Daypart 4

Lintas

Bukittinggi

Malam ( Jam

20.00 –

24.00)

Warta Berita Daerah – Lagu

Minang – Drama Mini Pro 1 –

Senandung Etnotika (khusus hari

Minggu) – Pantun Balega – ILM –

Gita Malam – Filler/Spot –

Berita/Laporan Terkini – Renungan

Malam – Penutup Siaran.

4. Siaran feature bertema budaya Minangkabau sebagai

gimik siaran dalam menjaga tradisi Minangkabau

Analisis feature yang disiarkan RRI Bukittinggi

sebagai gimik siaran yang membahas budaya

Minangkabau dalam menjaga tradisi:

a. Feature Sumbang Duo Baleh

Feature Sumbang Duo Baleh ialah salah

satu feature yang lumayan sering disiarkan

RRI Pro 1 Bukittinggi sebagai gimik siaran

yang bertemakan tentang perempuan

Minangkabau. Feature ini berdurasi 5 menit,

yang terdiri dari suara backsound/musik,

narator, narasumber 1 dan 2. Feature ini

diawali dengan musik pembuka dan dilanjut

Page 95: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

82

dengan lead, isi, penutup, dan diakhiri musik

penutup.

Sumbang Duo Baleh ini membahas

tentang peraturan tidak tertulis yang ada di

Minangkabau untuk perempuan. Pada bagian

lead feature Sumbang Duo Baleh dijelaskan

posisi perempuan Minang dalam struktur

adatnya yang kelak akan menjadi Bundo

Kanduang. Perempuan minang diatur oleh

peraturan tidak tertulis yang disebut dengan

Sumbang Duo Baleh, yang artinya ada 12

nilai sopan santun atau nilai tata krama yang

tidak boleh dilanggar perempuan Minang,

mulai dari cara duduk, berjalan, melihat,

berbicara, berdiri, makan, berpakaian,

bekerja, bertanya, menjawab, bergaul, dan

berprilaku.

Fenomena yang di jumpai sekarang ialah

banyak anak gadis minang yang tidak

mengetahui apa yang dikatakan dengan

sumbang duo baleh.31

Peraturan tersebut

sudah mulai terlupakan pada saat ini karena

pengaruh globalisasi, yang mana saat ini

31

Kompasiana, “Eksistensi Sumbang Duo Baleh Bagi Perempuan

Minang Kontemporer”,

https://www.kompasiana.com/silvha33308/6051aaf2e95df723773b2402/eksist

ensi-sumbang-duo-baleh-bagi-perempuan-minang-kontemporer?page=all,

diakses pada 17 Maret 2021, pukul 06:11 WIB

Page 96: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

83

perempuan Minangkabau telah banyak

mengikuti tren-tren budaya luar, mulai dari

berpakaian, bertingkah laku dan lain-lain

sebagainya.

Dengan adanya feature Sumbang Duo

Baleh ini menjadi pengingat kembali untuk

menjaga tradisi/adat yang telah diajarkan oleh

nenek moyang terdahulu.

b. Feature Gala, Identitas laki-laki Minang

Feature Gala, Identitas Laki-laki

Minang ialah feature yang membahas tentang

tradisi pemberian gala/gelar kepada laki-laki

Minang yang akan menikah. Feature Gala,

Identitas laki-laki Minang ini berdurasi 9

menit 22 detik, yang terdiri dari suara

backsound/musik, narator, narasumber 1, 2

dan 3. Feature ini diawali dengan musik

pembuka dan dilanjut dengan lead, isi,

penutup, dan diakhiri musik penutup.

Dalam adat Minangkabau, ada istilah

“Ketek Banamo Gadang Bagala”, yang

mempunyai makna diwaktu kecil dipanggil

nama, dan ketika sudah menikah dipanggil

dengan gelar. Gelar disini diberikan kepada

laki-laki yang akan menikah sebagai simbol

bahwa dia akan memiliki tanggung jawab,

tugas dan amanah baru sebagai imam di

Page 97: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

84

keluarganya. Pemberian gelar ini disesuai

dengan watak dan karakter nya. Bagi laki-laki

Minangkabau yang sudah menikah,

merupakan hal tabu (pantangan) jika

dipanggil dengan nama kecilnya.

Namun pada saat ini hal tersebut sudah

tidak terlalu diperhatikan lagi, gelar tersebut

hanya sebatas pemberian pada saat menikah.

Dengan adanya feature ini, pendengar lebih

mengenal makna dibalik pemberian gelar

pada laki-laki Minang dan mampu

menerapkan kembali tradisi ini.

c. Feature Saluang

Feature Saluang ialah feature yang

membahas tentang salah satu alat kesenian

Sumatera Barat, mulai dari asal-usul, cara

pembuatan, makna yang tekandung di

dalamnya. Feature Saluang ini berdurasi 6

menit 15 detik, yang terdiri dari suara

backsound/musik, narator, narasumber 1 dan

2. Feature ini diawali dengan musik pembuka

dan dilanjut dengan lead, isi, penutup, dan

diakhiri musik penutup.

Kesenian daerah ini sudah mulai

ditinggalkan karena faktor perkembangan

zaman saat ini, masyarakat termasuk generasi

milenial lebih suka kesenian dari barat atau

Page 98: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

85

luar, dibandingkan dari daerah mereka

masing-masing.

Dengan adanya feature Saluang ini,

mampu membawa masyarakat untuk

menyukai kesenian saluang kembali. Hal itu

karena dalam feature dijelaskan makna

tersirat dari keindahan alunan musik dan asal-

usul kreativitas adanya alat musik Saluang

tersebut.

d. Feature Maanta Pabukoan

Feature Maanta Pabukoan ialah feature

yang disiarkan di bulan ramadhan yang

membahas tentang tradisi maanta pabukoan

atau mengantar makanan untuk berbuka

puasa. Feature Maanta Pabukoan ini

berdurasi 3 menit 36 detik, yang terdiri dari

suara backsound/musik, narator, dan satu

narasumber. Feature ini diawali dengan

musik pembuka dan dilanjut dengan lead, isi,

penutup, dan diakhiri musik penutup.

Dalam adat Minangkabau, ada tradisi

maanta pabukoan oleh seorang menantu

perempuan ke rumah mertua pada bulan

Ramadhan. Tradisi ini berjutuan untuk

menjalin tali silaturrahmi. Tradisi ini

merupakan tradisi lama, tak heran generasi

Page 99: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

86

sekarang banyak yang tidak tau mengenai

tradisi ini.

Melalu feature ini pendengar bisa dapat

pengetahuan mengenai tradisi ini dan bisa

kembali diterapkan untuk menjaga budaya

yang telah diajarkan nenek moyang kita

dalam menjalin tali silaturrahmi di bulan

Ramadhan.

e. Feature Kuliner Teh Talua

Feature Kuliner Teh Talua ialah feature

yang membahas tentang kuliner khas

Sumatera Barat. Feature Kuliner Teh Talua

ini berdurasi 7 menit 6 detik, yang terdiri dari

suara backsound/musik, narator, satu

narasumber. Feature ini diawali dengan

musik pembuka dan dilanjut dengan lead, isi,

penutup, dan diakhiri musik penutup.

Teh talua adalah salah satu kuliner yang

kelezatannya telah diakui dunia, selain

rendang. Dengan adanya feature ini,

masyarakat Minangkabau maupun seluruh

Indonesia bangga dan makin mencintai

kuliner-kuliner yang ada di Indonesia.

Feature bertema budaya Minangkabau disiarkan di

Pro 1 RRI Bukittinggi sebagai gimik siaran. Gimik

dalam RRI merupakan siaran yang dijadwalkan disela

Page 100: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

87

daypart untuk mengisi kekosangan program. Selain

itu, alasan feature ini menjadi gimik siaran karena

mampu menarik perhatian pendengar untuk mengenal

budaya-budaya yang mulai terlupakan oleh

masyarakat. Dengan durasi maksimal 10 menit, gimik

ini mampu memberikan informasi penting yang

dikemas secara singkat, padat, jelas dan menarik

dengan menambahkan gimik-gimik juga didalamnya,

serta mampu memberikan edukasi kepada khalayak

pendengar. RRI mampu menjaga tradisi lokal yang

ada dan fungsi/perannya sebagai media pelestari

budaya bangsa terpenuhi yang mana salah satunya

dengan adanya siaran feature bertema budaya

Minangkabau ini.

Page 101: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

88

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI

Radio siaran melalui internet menjadi sangat penting

mengingat kondisi siaran radio secara umum yang terjadi saat ini.

Terlebih lagi Radio Republik Indonesia (RRI) yang mana

siarannya berpedoman pada kepentingan bangsa dan daerah-

daerah yang ada di Indonesia. RRI dituntut harus mampu

mengikuti perkembangan zaman dan saling bersaing untuk

mendapatkan perhatian masyarakat.

Sebagai media pelestari budaya Minangkabau RRI

Bukittinggi mempunyai peran penting untuk melawan jajahan

budaya luar, kpop, budaya modern, barat dan lain-lain yang mana

saat ini lebih digemari generasi milenial. RRI dalam perlawanan

imperialisme budaya asing menyiarkan program-program

bertema budaya lokal seperti dialog daerah, kesenian minang

(saluang), pantun balega, sandiwara minang serta feature bertema

Budaya Minangkabau.

Seiring dengan perkembangan teknologi, RRI saat ini

dapat diakses melalui aplikasi RRIPlay.Go dan webside

https://rri.co.id/. Aplikasi RRIPlay.Go saat ini memiliki rating 4,2

dan sudah diunduh oleh 100.000 lebih. Melalui RRIPlay.Go dan

webside https://rri.co.id/ masyarakat indonesia dapat mengakses

program nasional maupun lokal di seluruh Indonesia.

Page 102: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

89

Gambar 5.1

RRIPlay.Go

RRI Pro 1 Bukittinggi memiliki segmentasi pendengar

disegala usia, dimana pada program pendidikan-kebudayaan

segmentasi pendengar utamanya yaitu SLTA ke atas, dengan

sasaran wilayah seluruh provinsi. Program tentang pendidikan-

kebudayaan di Pro 1 dipresentasikan siarannya yaitu 20% ; 228'.

Pro 1 RRI Bukittinggi sendiri memiliki frequency/power paling

tinggi di Sumatera Barat mencapai angka 1512 kHz, 10 kW.1

RRI Pro 4 sebagai radio budaya, yang mana keseluruhan

program siarannya bermuatan budaya, baik siaran dalam bentuk

siaran pendidikan, berita dan informasi, iklan layanan masyarakat

atapun siaran lainnya. Baik siaran itu dalam format feature, filler,

sandiwara radio, dialog, ataupun siaran dokumenter haruslah

menjadikan budaya sebagai tema utama siaran. Dimana

segmentasi pendengar utamanya pada usia 20-50 tahun.

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI memiliki kekuatan

setara dengan 205 stasiun radio, baik itu dalam negeri maupun

1 Radio Station in West Sumatra Province,

https://www.asiawaves.net/indonesia/sumatera-barat-radio.htm

Page 103: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

90

luar negeri. RRI mampu menjangkau menjangkau masyarakat

hingga pelosok atau pedalaman sekalipun. Jumlah pendengar RRI

menjadikan radio ini nomor satu di tanah air. Yang mana

pendengar radio di Indonesia diperkirakan sekitar 75 juta, dan 45

juta di antaranya adalah pendengar RRI. Hal ini karena siaran

yang berkualitas dengan mengangkat keragaman budaya local

yang menjadi ciri utama seluruh satker yang ada di LPP RRI.2

Selain itu RRI juga memiliki sosial media seperti

Facebook atau Instagram. Ini berguna untuk memberikan

informasi seputar program RRI. Sosial media ini juga bertujuan

untuk memperoleh wawasan, saran, dan masuknya berbagai

pihak yang kompoten guna peningkatan peran RRI di era digital.3

Gambar 5.2

Instagram dan Facebook RRI Bukittinggi

2 Rri.co.id, Unggul Jumlah Pendengar, LPP RRI Harus Pertahankan

Konten Budaya Lokal, https://rri.co.id/yogyakarta/749-

peristiwa/987281/unggul-jumlah-pendengar-lpp-rri-harus-pertahankan-konten-

budaya-lokal, diakses pada 4 Maret 2021 pukul 13:24. 3 Rri.co.id, Persaingan di Era Digitalisasi, Pengamat Media: Radio

Butuh Peran Media Sosial,

https://rri.co.id/surakarta/daerah/1010033/persaingan-di-era-digitalisasi-

pengamat-media-radio-butuh-peran-media-sosial, diakses pada 29 Maret 2021

pukul 15:24

Page 104: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

91

Dalam pengelolaan radio siaran, kebijakan format siaran

menjadi kunci dari keberlangsungan penyelanggaraan siaran.

Format stasiun merupakan jantung dari seluruh kinerja

pemograman yang mengacu pada format yang makin spesifik

karena semakin banyaknya jumlah radio siaran sehingga

terciptanya segmentasi dari pendengar.

Globalisi memang memberikan pengaruh yang besar pada

kehidupan masyarakat. Masyarakat lebih menggemari tren-tren

yang ada saat ini dibanding budaya yang dianggap kuno. Namun

sebagai masyarakat yang bijak, kesadaran untuk terus

melestarikan tradisi adalah hal yang harus tetap diingat. Fungsi

media dalam hal tersebut menjadi sangat penting. 4

Peran RRI sebagai media pelestari budaya dan pendidikan

saat ini masih menjadi radio nomor satu di Indonesia, terkhusus

media lokal yang masih banyak penggemarnya karena banyak

mengangkat budaya daerah masing-masing. Konten-konten

edukasi dan penyampaian yang menarik ditawarkan kepada

konsumen, RRI sampai saat ini masi menjadi radio kecintaan

masyarakat.5 Bagi genarasi milenial pun saat diwawancarai

mengatakan bahwa pendidikan budaya ini menjadi materi

menarik untuk dipelajari.6

4 Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Razaq

Permana, Via Online, 6 Januari 2022 5 Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Yoga

Fernandes, Via Online, 6 Januari 2022 6 Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Hesti

Lestari, Via Online, 6 Januari 2022

Page 105: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

92

RRI ialah radio yang mempunyai manajemen tersendiri.

Berita-berita yang disiarkan oleh RRI memiliki kebijakan

redaksional yang berbeda dari radio-radio lainnya.7 RRI

Bukittinggi memproduksi feature bertema budaya Minangkabau

yang kita dengarkan sebagai gimik siaran ini adalah salah satu

perannya dalam melestari budaya di Indonesia.

A. Strategi RRI Bukittinggi menjadikan feature bertema

Budaya Minangkabau sebagai Gimik Siaran

Menurut Kabul Budiono pada bab 2 feature

merupakan kisah yang menarik bukan sekedar kumpulan

data informatif, tetapi sebuah penuturan yang hidup

sehingga isu-isu abstrak menjadi jelas dan mudah

dimengerti. Dari pengertian tersebut bisa dilihat bahwa

feature ini merupakan berita atau informasi yang dikemas

seperti cerita dengan fakta dan data yang terkandung

didalamnya, tidak akan basi karena tergerus oleh zaman.

Pemilihan feature sebagai informasi tentang budaya

adalah pilihan yang bagus. Melalui feature budaya ini,

informasi tentang budaya-budaya di Indonesia terkhusus

daerah kita masing-masing dapat menjadi bahan

pendidikan atau edukasi bagi setiap individu. Melalui

feature budaya diharapkan kita sebagai pendengar yang

hidup di era globalisasi ini lebih sadar dan peduli lagi

7 Kabul Budiono dkk, Panduan Jurnalistik Radio dan Online,

(Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP Radio Republik Indonesia,

Cet. I, 2015), hal. 15

Page 106: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

93

akan nilai-nilai budaya yang telah diajarkan oleh nenek

moyang sebagai pedoman hidup.

Adat budaya Minangkabau ialah satu budaya yang

selalu dapat berdiri kokoh dimanapun berada. Hal itu

karena pegangan falsafah “adat basandi sarak, sarak

basandi kitabullah”. Adat Minangkabau indak lakang

dipaneh, indak lapuak dihujan.8 Artinya sesuatu yang

bertahan dari berbagai gempuran budaya dari luar, baik

itu budaya barat, timur maupun budaya dominan di

Indonesia.

RRI Bukittinggi mengemas siaran feature bertema

budaya Minangkabau. Feature ini yang disiarkan sebagai

gimik siaran. Tema-tema feature yang disiarkan sangat

menarik karena menyiarkan ragam budaya Minangkabau

yang jarang dimuat media lain. Feature yang disiarkanpun

berupa informasi penting yang dapat menambah

pengetahuan dan wawasan pendengar.

“Tema-tema feature yang disiarkan RRI

Bukittinggi ini sangat menarik, karena mengangkat

hal-hal yang jarang kita dengar juga, terlebih lagi

di kalangan muda Minangkabau, sehingga tema-

tema ini nantinya dapat menjadi materi

pembelajaran juga tentang adat Minangkabau.”9

8 Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi (pemuka

ADAT), Inyiak Dt. Labiah, Via Online, 13 November 2021 9 Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Nike

Srihandika, Via Online, 13 November 2021

Page 107: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

94

Selain itu melalui feature bertema budaya

Minangkabau ini mengandung banyak hal yang mana

dapat mengubah pola pikir, terutama genarasi milenial.10

Informasi yang diangkat menarik karena banyak generasi

milenial saat ini tidak mengetahui budaya-budaya apa saja

yang mulai menghilang di daerahnya, melalui feature ini

dapat memperkenalkan kembali budaya tersebut kepada

geneasi penerus.11

Strategi yang RRI Bukittinggi dalam menyampaikan

feature budaya dapat tersampaikan dengan baik kepada

telinga pendengar. Mulai dari tahapan perencanaa,

produksi, dan pasca produksi (evaluasi). RRI Bukittinggi

pada proses perencanaan produksi feature melakukan

tahapan survei dan riset kelapangan terlebih dahulu

sebelum menentukan narasumber dan angle yang akan

diangkat. Hal tersubut dilakukan untuk lebih mendalami

latar belakang permasalahan pada pemabahasan yang

akan diangkat dan untuk mengetahui budaya apa saja

yang masih diterapkan atau sebaliknya mulai terlupakan

oleh masyarakat Minangkabau. Konsep feature

dipersiapkan dengan matang, agar memperoleh kualitas

siaran yang baik, sesuai dengan target yang diharapkan.

10

Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Razaq

Permana, Via Online, 6 Januari 2022 11

Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Yoga

Fernandes, Via Online, 6 Januari 2022

Page 108: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

95

Baik efeknya untuk masyarakat (pendengar) maupun

media RRI sendiri.

Penulis naskah feature dalam menulis menggunakan

bahasa Indonesia baku dan sesuai dengan prinsip bahasa

Jurnalistik yaitu ringkas, jelas (SPOK), tertib (5W+1H)

dan kalimat yang menarik, Sehingga mudah dipahami

pendengar Minangkabau maupun seluruh Indonesia.

Dengan itu pemuka adat juga sangat terbantu dalam

menyampaikan adat budaya yang ada di Minangkabau.12

Beberapa kalimat pada naskah feature RRI

Bukittinggi menggunakan unsur penting dalam menulis

feature, seperti deskriptif dan kutipan seperti yang

dijelaskan dalam buku Azwar, M.Si yang berjudul 4 Pilar

Jurnalistik.13

1. Lead (pembukaan paragraf)

Lead merupakan pintu gerbang yang

mengantarkan pada isi, jika lead-nya bagus maka

khalayak akan terus mendengarkan feature yang

disiarkan.14

Feature bertema kebudayaan

Minangkabau yang disiarkan RRI Bukittinggi

pembukaan paragrafnya berupa kalimat fakta

12

Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi (pemuka

adat), Inyiak Dt. Labiah, Via Online, 13 November 2021 13

Azwar, 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik,

(Jakarta: Kencana, Cet. I, 2018), hal. 83 14

Azwar, 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik,

(Jakarta: Kencana, Cet. I, 2018), hal. 85

Page 109: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

96

informasi yang memiliki nilai unggul,

penggambaran suasana, atau bisa dengan

menyapa pendengar.

a. Kalimat fakta yang memiliki nilai unggul

“Minangkabau nama yang tidak hanya

unik, namun juga sangat lekat dengan

perempuan, sebagai suku yang menganut

matrilineal”, feature berjudul Sumbang

Duo Baleh.

b. Kalimat penggambaran suasana

“Hujan menembus desa beranda rumah

gadang. Hembusan angin dingin gunung

merapi cukup menusuk tulang”, feature

berjudul Gala, Identitas Adat Laki-laki

Minang.

c. Sapaan pendengar

“Pendengar, Indonesia memiliki ragam

kuliner yang jumlahnya tidak sedikit.

Bahkan beberapa jenis kuliner tanah air

ada yang sudah diakui kelezatannya oleh

dunia, seperti salh satunya Rendang yang

berasal dari Minangkabau”, feature

berjudul Kuliner Teh Talua.

2. Batang tubuh/Isi

Isi pada berita feature menentukan seberapa

nilai dan kebermanfaatan informasi yang

didengar. Dalam bagian isi feature, penulis harus

Page 110: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

97

memperhatikan kefokusan cerita. Membuat

kronologis berurutan dengan kalimat sederhana

namun jelas sehingga mudah dimengerti

khalayak.15

Dalam bagian isi feature bertema budaya

Minangkabau fokus cerita terstruktur, sesuai

dengan tema yang dibahas. Namun masih ada

unsur bahasa Minangkabau dalam naskah feature.

Beberapa kata/kalimat tersebut menggunakan

bahasa tidak baku (bahasa minang) yang lupa

diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Serta yang

menjadi kelebihan dari feature ini ialah

menggunakan pepatah atau pribahasa

Minangkabau yang menarik.

Unsur-unsur bahasa Minangkabau yang

terdapat dalam isi feature:

a. Penggunaan kata tidak baku

Tabel 5.1

Penggunaan bahasa pada naskah feature

“Hari ini kami berbincang tentang

makna gala atau gelar adat

sebagai identitas diri bagi laki-laki

di Minangkabau.”

“Apabila terjadi perkawinan antar x

15

Azwar, 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik,

(Jakarta: Kencana, Cet. I, 2018), hal. 86

Page 111: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

98

nagari yang memberikan gelar

dengan nagari yang tidak.”

“Ramadhan bagi padusi atau

perempuan minang juga

merupakan waktu untuk

melakukan tradisi maanta

pabukoan”

“Satu diantranya adalah Teh

Talua atau Teh Telur.” √

“Hampir di seluruh lapau hingga

rumah makan mewah di

Minangkabau menyajikan teh

talua sebagai pilihan minuman

kesehatan bagi para pelanggan.”

x

Pada kalimat diatas terdapat kata

“nagari” dan “lapau” yang tidak

terjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

Yang mana seharusnya dua kata dalam

kalimat tersebut dijadikan bahasa

Indonesia saja atau dibuat beserta artinya.

Nagari yaitu desa: “Apabila terjadi

perkawinan antar desa yang memberikan

gelar dengan nagari yang tidak” atau

“Apabila terjadi perkawinan antar nagari

atau desa yang memberikan gelar dengan

nagari yang tidak”.

Page 112: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

99

Lapau yaitu warung: “Hampir di

seluruh warung hingga rumah makan

mewah di Minangkabau menyajikan teh

talua sebagai pilihan minuman kesehatan

bagi para pelanggan” atau “Hampir di

seluruh lapau atau warung hingga rumah

makan mewah di Minangkabau

menyajikan teh talua sebagai pilihan

minuman kesehatan bagi para pelanggan.”

b. Penggunaan kalimat pepatah (pribahasa

Minangkabau)

Dalam isi feature juga terdapat

kalimat pepatah bahasa minang beserta arti

dari kalimat tersebut. Seperti kalimat:

Tabel 5.2

Penggunaan kalimat pepatah/pribahasa

Minangkabau

“Ketek Banamo

Gadang Bagala”

Artinya kecil

bernama besar

bergelar.

“Alah bauriah bak

sipasin kok bakiak

alah bajajak habih

tahun baganti

musim sandi adat

jan dianjak”

Artinya walaupun

tahun silih

berganti, musim

selalu beredar,

tetapi pegangan

hidup jangan

dilepas.

Page 113: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

100

3. Penutup

Jenis penutupan feature bagusnya dapat

membuat pendengar terkesan. Penulis hendaklah

memberikan kesan mendalam dan kuat dibenak

pendengar, serta menumbuhkan hasrat pendengar

untuk mengikuti atau mendengar feature-feature

lainnya.16

Ada dua tipe kalimat penutup feature

bertema budaya Minangkabau di RRI Bukittinggi.

a. Kalimat ringkasan fakta dari keseluruhan

“Kehidupan sosial budaya yang ada di

Minangkabau sejak dahulu tidak hanya

terbatas konteks lahiriah, namun juga

universal. Bahwa adat dan agama selalu

berjalan beriringan. Termasuk budaya

maanta pabukoan yang tidak lekang oleh

panas dan tidak lapuk oleh hujan”, feature

berjudul Maanta Pabukoan.

b. Salam penutup

Pengenalan nama narator dan kru seperti:

“Saya Andini Miza Putri untuk Radio

Republik Indonesia dan segenap kru yang

bertugas. Sampai jumpa”, feature Saluang.

16

Universitas Jurnalistik, “Langkah-langkah Menulis Feature beserta

Contohnya (Lengkap)”,

https://www.universitasjurnalistik.com/2020/11/angkah-langkah-menulis-

Feature.html, diakses pada November 2020, pukul 20:47 WIB.

Page 114: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

101

Pengunaan kalimat feature diatas bisa dikatakan RRI

Bukittinggi berhasil menyampaikan maksud dari isi

feature yang membahas tentang budaya Minangkabau

karena sudah sesuai dengan teori yang ada di landasan

teori bab dua. Generasi muda di daerah-daerah yang saat

ini berada diera globalisasi dan juga zaman perkembangan

bahasa-bahasa gaul, seperti campuran bahasa inggris atau

bahasa kekinian, masih dapat mengerti makna yang

terkandung dalam siaran feature. Begitu juga pendengar

di luar daerah Minangkabau, mereka bisa memahami

feature kebudayaan Minangkabau yang disampaikan

dalam kalimat feature diatas.

Feature yang diproduksi durasinya tidak lebih dari 10

menit. Rata-rata feature bertema budaya Minangkabau

mempunyai durasi siaran sekitar 3 sampai 10 menit.

Sehingga pendengar dalam memperoleh informasi tentang

budaya tidak mengantuk karena pembasan yang singkat

padat dan jelas tersebut.

Gaya radio secara karakteristiknya mencakup: akrab,

imajinatif, auditori, dan Gaya percakapan. Sedangkan

sifat pendengar radio itu meliputi: kesukaan, kegemaran,

kebiasaan, minat, serta keinginannya.17

Dalam hal

tersebut siaran radio harus mampu memikat hati

17

Masduki, 2004, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta :

LkiS Yogyakarta), hal. 32-35

Page 115: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

102

pendengar agar terus mendengarkan siarannya. Kualitas

penyiaran sangat penting dalam hal ini.

Pada tahapan produksi siaran feature ini dilakukan

rekaman/taping. Dalam menyiarkan feature bertema

budaya Minangkabau teknik yang diterapkan penyiar saat

proses rekaman baik. Dari segi pengucapan, kecepatan,

notasi, proyeksi serta jeda disesuaikan dengan tema

feature yang diangkat. Penyiar feature bertema budaya

Minangkabau di RRI Bukittingi dalam membacakan

naskah feature menjelaskan tidak seperti membaca, tetapi

seperti bertutur atau bercerita. Suara penyiar dalam

menyiarkan memadai serta mampu memainkan waktu

(jeda) dengan memperhatikan titik koma.

Tahapan strategi terakhir ialah pada pasca produksi

(evaluasi). Feature bertema budaya Minangkabau bukan

hanya disiarkan RRI Bukittinggi sebagai gimik siaran,

namun juga akan dikirim ke RRI Pusat untuk disiarkan di

kanal budaya Pro 4 Pusat. Setelah itu akan ada penilaian

feature yang telah diproduksi RRI seluruh Indonesia.

Penilaian tersebut yang menjadi bahan evaluasi untuk

produksi feature RRI Bukittinggi berikutnya. Apa

kekurangan feature tersebut apakah dari temanya terlalu

Page 116: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

103

dangkal, angle yang kurang menarik atau musik yang

kurang mendukung dan lain-lain sebagainya.18

Berikut faktor pendukung dan penghambat pada

proses produksi feature bertema budaya Minangkabau:

1. Faktor Pendukung

Siaran feature bertema budaya Minangkabau

sebagai gimik siaran ini mendapat dukungan penuh

dari pemerintah dan masyarakat, serta pihak terkait

seperti narasumber dari feature.

Masyarakat Minangkabau, pemerintah

maupun pemuka adat mempercayai siaran

feature bertema budaya Minangkabau ini

dapat memberikan pendidikan atau edukasi

akan pentingnya mengetahui nilai-nilai yang

terkandung di budaya Minangkabau.19

Dengan dukungan dan kepercayaan tersebut LPP

(lembaga penyiaran publik) RRI Bukittinggi dalam

mempertahankan eksistensi budaya Minangkabau

menjadi siaran yang menarik. Siaran yang

menumbuhkan rasa bangga dan kecintaan masyarkat

akan budaya-budaya yang ada di Minangkabau.

Siaran yang memberikan edukasi masyarakat

terkhusus generasi milenial. Siaran yang mampu

mempertahankan nilai-nilai budaya minangkabau

18

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021 19

Wawancara Pribadi dengan Produser (Kasi Siaran) Feature RRI

Bukittinggi, Rismaniar, S.Sos, Via Online, 27 Oktober 2021.

Page 117: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

104

agar menjadi pedoman masyarakat yang tinggal di

ranah Minang maupun di tanah perantauan.

Siaran feature bertema budaya Minangkabau

menjadi kebutuhan yang mampu mengingatkan

kembali generasi muda Minangkabau tentang adat

istiadat yang telah diwariskan oleh generasi yang

terdahulu.20

2. Faktor Penghambat

Yang menjadi faktor penghambat saat

memproduksi feature Di RRI Bukittinggi, kendala

yang sering terjadi ialah terkait deadline, waktu yang

kurang cukup untuk mengeksplor topik yang akan

diangkat.21

Hal ini karena feature bertema budaya

Minangkabau ini tidak hanya disiarkan sebagai gimik

disiaran di Pro 1 RRI Bukittinggi, namun juga dikirim

ke pusat untuk disiarkan di pro 4 kanal budaya RRI

Pusat pada tanggal 15 setiap bulannya.

Kendala lainnya yang membuat proses produksi

feature ini agak lama ialah proses editing

memasukkan wawancara narasumber ke insert, proses

20

Wawancara Pribadi dengan Pemuka Adat, Inyiak Dt. Labiah, Via

Online, 13 November 2021 21

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 118: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

105

ini membutuhkan waktu dan kejelian bagian mana

yang akan jadikan insert dalam sebuah feature.22

Dari beberapa faktor tersebut, yang terhambat

dalam proses produksi ini ialah:

a. Karena deadline, proses penentuan angle,

narasumber feature terkegan tergesa-gesa

menjadi kurang mendalam sehingga feature ini

kurang menarik.

b. Pada proses editing, proses yang paling

penting memasukkan hasil wawancara menjadi

insert dan backsound/music kedalam untuk

menjadi sebuah rekaman. Jika editor tidak jeli

dalam proses mengedit bisa menjadikan

feature ini tidak diminati pendengar, terlebih

lagi sebagai gimik siaran, yang mana gimik

siaran ini fungsinya untuk menarik minat

pendengar dalam mendengarkan radio.

B. RRI Bukittinggi dalam menjaga tradisi Budaya

Minangkabau

RRI Bukitinggi dalam menjaga tradisi budaya

Minangkabau salah satunya dengan cara memproduksi

feature bertema budaya Minangkabau yang nantinya akan

disiarkan sebagai gimik siaran.

22

Wawancara Pribadi dengan Penulis Naskah dan Narator Feature

RRI Bukittinggi, Aldilla Safitri, S.Hum, Via Online, 9 Oktober 2021

Page 119: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

106

Gimik dalam lembaga penyiaran diartikan sebagai

adegan kreatif atau sajian untuk menarik perhatian

khalayak jika sebuah segmen membosankan. Gimik siaran

ini penting ada agar siaran radio tidak terlalu monoton,

ada variannya. Dengan adanya gimik siaran, mood

pendengar dalam mendengarkan siaran dalam jangka

waktu lamapun masi tetap bagus.

Jadwal gimik siaran ini mengikuti DAS (daftar

acara siaran) harian yang telah disusun oleh tim programa

pro 1. Jadwal siaran ini cukup efektif di jam 14.00 s/d

15.00 karena pada jam kerja dan santai. Jadi, peluang

pendengar untuk mendengarkan siaran radio di jam

tersebut lebih banyak dibandingkan jam malam 19.00 s/d

20.00, dimana jam quality time dengan keluarga.23

Feature bertema budaya minangkabau sebagai

gimik siaran adalah satu yang membuat membangkitkan

semangat pendengar dalam mendengarkan program radio.

Hal itu karena feature bertema budaya Minangkabau RRI

Bukittinggi yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi

pendengar. Lewat feature sebagi gimik siaran ini,

pendengar lebih memperoleh pengetahuan akan budaya

dan dapat menjaga tradisi dan melestarikan budayanya.

Melalui siaran feature bertema budaya

Minangkabau ini, RRI Bukittinggi mempunyai peran

23

Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Nike

Srihandika, Via Online, 13 November 2021

Page 120: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

107

penting sebagai media yang menjaga tradisi dan sekaligus

edukasi budaya. Berikut peran dan fungsinya:

1. Feature yang disiarkan RRI Bukittinggi memberikan

informasi sekaligus edukasi tentang kebudayaan yang

ada di Minangkabau yang mulai terlupakan akibat

perkembangan zaman dan proses akulturasi budaya

serta juga sebagai pengobat rasa rindu bagi para

perantau. 24

2. Feature ini berperan untuk membangkitkan kembali

adat dan budaya Minangkabau. Siaran ini sangat

membantu para tokoh atau pemuka adat dalam upaya

mempertahankan kebudayaan Minangkabau dan

mengharapkan generasi penerus memegang teguh adat

budaya.25

3. Siaran feature ini sangat diperlukan karena informasi

yang ada didalamnya sangat penting diketahui

masyarakat, baik itu masyarakat Minangkabau sendiri,

maupun masyarakat di daerah lain. Hal ini juga untuk

menumbuhkan kecintaan masyarakat akan

keberagaman budaya di Indonesia.

Berdasarkan pembahasan diatas, bisa dikatakan

siaran feature tersebut mampu menjadi bahan atau alat

dalam mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada di

24

Wawancara Pribadi dengan Pendengar RRI Bukittinggi, Nike

Srihandika, Via Online, 13 November 2021 25

Wawancara Pribadi dengan Pemuka Adat, Inyiak Dt. Labiah, Via

Online, 13 November 2021

Page 121: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

108

Budaya Minangkabau. Seperti budaya Sumbang Duo

baleh bagi perempuan Minang, gala (gelar) bagi laki-laki

Minang, kesenian Saluang, budayaan Maanta Pabukoan di

bulan Ramadhan, dan kuliner-kuliner Minangkabau.

Nilai-nilai yang terkandung dalam feature mampu

menjaga tradisi yang telah ditanamkan oleh nenek

mayang terdahulu. Dimana seperti tradisi Sumbang Duo

Baleh, walaupun saat ini tradisi tersebut sudah jarang

diketahui oleh perempuan Minang termasuk generasi

milenial, namun dengan adanya feature Sumbang Duo

Baleh ini, dipercaya tradisi tersebut dapat dilestarikan

kembali ditengah perkembangan zaman saat ini. Nilai-

nilai yang terkandung dalam feature kebudayaan ini

menempatkan bahwa tradisi Sumbang Duo Baleh tidak

menghambat perempuan Minang dalam berproses dan

mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang terdapat

dalam naskah feature sumbang duo baleh, “Kembali Dr.

Silfiah, M.Si menjelaskan beberapa hal yang dapat

dilakukan perempuan minang, tidak hanya berpatokan

pada adat istiadat. Namun perempuan minang harus bisa

menyelaraskan dengan kemajuan zaman, tanpa terlepas

dari akar budayanya”.

Dalam upaya melawan nilai-nilai budaya barat

yang saat ini digandrungi masyarakat Minang adalah

dengan cara memanfaatkan peran dan fungsi media masa

RRI dengan baik dan efektif dalam menyiarkan siaran

Page 122: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

109

bertema kebudayaaan, hal itu dilakukan untuk

meminimalisir imperialisme budaya, yang mana lebih

didominasi oleh budaya luar.

Page 123: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

110

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian strategi produksi feature bertema

budaya Minangkabau sebagai gimik siaran di Pro 1 RRI

Bukittinggi, maka penulis memberi kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil temuan, RRI Bukittinggi dalam

strategi memproduksi feature bertema budaya

Minangkabau sebagai gimik siaran ialah fokus pada

pada perencanaan dan proses produksi feature (baik

dipenulisan maupun penyiaran). Mengangkat tema-

tema menarik yang jarang dimuat media lain, isi

feature berupa informasi penting yang menambah

wawasan pendengar, penggunaan bahasa dan kalimat

menarik yang mudah dicerna pendengar asal

Minangkabau maupun daerah lain, pembawaan

penyiar yang seperti bertutur yang mampu memikat

minat pendengar.

2. Feature bertema budaya Minangkabau mampu

menjaga tradisi-tradisi yang mulai terlupakan oleh

masyarakat Minangkabau. Feature ini dijadikan

sebagai gimik siaran untuk mejadi daya tarik di RRI

Bukittinggi karena mampu membangkitkan semangat

pendengar kembali saat bosan mendengar program

Page 124: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

111

siaran lain. Bagi para perantau Minang gimik siaran

feature ini dapat mengobati rasa rindu akan budaya-

budaya yang ada di Minangkabau. Bagi pemuka adat,

feature sebagai gimik siaran ini sangat membatu

mereka dalam upaya mempertahankan nilai adat dan

budaya kepada generasi penerus. Dengan adanya

feature sebagai gimik siaran ini dapat menambah

kecintaan dan kebanggaan masyarakat akan budaya-

budaya di Indonesia semakin bertamabah.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan

implikasi dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Media penyiaran publik mempunyai peran penting

salah satunya menyiarakan program/siaran terkait

pelestarian kebudayaan.

2. Feature bertema budaya menjadi siaran yang mampu

memberikan edukasi kepada pendengar.

3. Gimik siaran yang berbentuk feature bertema budaya

dapat memikat pendengar dengan daya tarik

tersendiri.

C. Saran

Adapun saran yang peneliti utarakan dalam skripsi ini

kepada pihak-pihak tertentu antara lain:

Page 125: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

112

1. RRI Bukittinggi

a. Program feature ini sangat bermanfaat bagi

masyarakat Minangkabau, baik yang berada di

ranah minang maupun di perantauan, baik

generasi tua maupun generasi muda. Namun

jadwal pemutaran feature ini kurang efektif di jam

malam, 19.00 s/d 20.00 WIB. Sebaiknya jadwal

jadwal feature ini disiarkan pada jam pergi dan

pulang kerja, untuk menemani pendengar pada

saat diperjalanan.

b. Pemilihan judul dan penjadwal siaran feature tiap

hari sebaiknya dicantumkan dalam DAS (Daftar

Acara Siaran) untuk lebih mempermudah penyiar

dalam pembagian rata siaran feature bertema

budaya Minangkabau.

c. Deadline adalah masalah yang paling sering

terjadi jika dikaitkan dengan berita, solusi dari

kekurang waktu dalam proses produksi feature ini

ialah dengan cara mempersiapkan secara matang

konsep yang akan menjadi pembahasan pada saat

rapat produksi atau sebelum survei lapangan.

2. Pendengar RRI Bukittinggi seluruh Indonesia

Feature ini sangat bermanfaat karena budaya

Minangkabau ialah budaya yang selalu berdiri kokoh

dimanapun berada. Falsafah adat Minangkabau yaitu

“Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”,

yang mana artinya orang Minangkabau berpegang

Page 126: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

113

teguh pada peraturan yang sesuai dengan kitab Allah.

Pepatah adat Minangkabau “Indak lakang dek paneh,

indak lapuak dek hujan” yang artinya adat

Minangkabau dapat bertahan dalam situasi apapun,

tidak tergerus oleh pengaruh zaman. Pituah/nasehat

orang Minangkabau “Dima bumi dipijak, di situ

langik dijunjuang” yang artinya masyarakat dapat

menyesuaikan diri dimanapun mereka berada.

Para pendengar diharapkan menjadikan feature ini

sebagai salah satu sarana edukasi dalm menerapkan

substansi kebudayaan Minangkabau dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 127: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

114

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Azwar. 2018. 4 pilar jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar

Jurnalistik. Jakarta: Prenadamedia Group (Kencana), Cet.

I.

Budiono, Kabul dkk. 2015. Panduan Jurnalistik Radio dan

Online. Jakarta: Direktorat Program dan Produksi LPP

Radio Republik Indonesia, Cet. I.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Jumroni dan Suhaimi. 2006. Metode-metode Penelitian

Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press.

Latief, Rusman dan YusiatieUtud. Kreatif Siaran Televise,

kencana: Divisi dari prenadamedia group.

Mabruri K.N, Anton. 2018. Panduan Produksi Acara TV Non-

Drama. Jakarta: PT. Gramedia

Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta :

LkiS Yogyakarta.

Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2002. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 128: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

115

Mulyana, Dedi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Rosda

Romli, Asep Syamsul M. 2004. Broadcast Journalism: Panduan

Menjadi Penyiar, reporter Script Writer. Bandung:

penerbit Nuansa.

Romli, Asep Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan: Suatu

Pengantar. Bandung: Batik Press.

Santana K, Septiawan. 2017. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sartono, FR Sri. 2018. Modul Teknik Penyiaran dan Produksi

Program Radio, Televisi dan Film, Jakarta: Jilid 1

Siregar, Ashadi dkk. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis

Berita untuk Media Massa. Yogyakarta: Kanisius.

Suprapto, Tommy. 2006. Berkarier di Bidang Broadcasting.

Yogyakarta: Media Pressindo.

Wibowo, Fred. 2012. Teknik Produksi Program Radio Siaran

Yogyakarta : Grasia Book Publisher.

Situs Internet

123dok, “Logo dan Arti Logo RRI”, https://text-

id.123dok.com/document/4zp2kpn0y-logo-dan-arti-logo-

rri-sejarah-divisi-tempat-pkl.html, diakses pada 16 Juni

2021, pukul 16:07

Page 129: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

116

Accurate, “Gimmick Adalah Salah Satu Strategi Marketing yang

Sangat Memikat Pelanggan”,

https://accurate.id/marketing-manajemen/gimmick-adalah/

, diakses pada 6 April 2021

Bloggin Up, “Jenis-jenis Spot Radio”,

https://produksispot.blogspot.com/2015/09/jenis-jenis-

spot-radio.html?m=1, diakses pada September 2015.

Info Publik, “Bundo Kanduang Teladan Bagi Perempun

Minang”,

https://infopublik.id/kategori/nusantara/493328/bundo-

kanduang-teladan-bagi-perempuan-minang?video, diakses

pada 18 Februari 2020, pukul 14:06 WIB

KabarKampus.com, “Di Era Digital, Radio Sebagai Penjaga

Kebudayaan Lokal”,

https://kabarkampus.com/2016/06/di-era-digital-radio-

sebagai-penjaga-kebudayaan-lokal/ , diakses pada 22 Juni

2016

Komasiana, “Gawat, Tradisi dan Budaya di Minangkabau

Hampir Punah”,

https://www.kompasiana.com/muthia75285/6045f288e32c

4767bb12d1b2/gawat-tradisi-dan-budaya-di-

Minangkabau-hampir-punah , diakses pada 8 Maret 2021,

pukul 16:48 WIB

Page 130: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

117

Kompasiana, “Eksistensi Sumbang Duo Baleh Bagi Perempuan

Minang Kontemporer”,

https://www.kompasiana.com/silvha33308/6051aaf2e95df

723773b2402/eksistensi-sumbang-duo-baleh-bagi-

perempuan-minang-kontemporer?page=all, diakses pada

17 Maret 2021, pukul 06:11 WIB

Kompasiana, “Nggak Ada Gimik Nggak Kreatif”,

https://www.kompasiana.com/ombrill/552915c96ea834e0

3a8b45a8/nggak-ada-gimik-nggak-kreatif , diakses pada

29 Mei 2013, pukul 12:52

Langgam.id, “Kesenian Adat Minangkabau di Ambang

Kepunahan”, https://langgam.id/kesenian-adat-

Minangkabau-di-ambang-kepunahan/ , diakses pada 17

Maret 2020, pukul 08:22 WIB

Mnews, “Ini Alasan Radio Masih Ngehits hingga Kini”,

https://www.minews.id/gaya-hidup/ini-alasan-radio-

masih-ngehits-hingga-kini#, diakses pada 11 September

2020, pukul 19:40 WIB

Oerban.com, “Penulisan Naskah Filler untuk Radio”,

https://oerban.com/penulisan-naskah-filler-untuk-radio/,

diakses pada 26 Maret 2021, pukul 08.42 WIB.

PPMI Arab Saudi, “Lunturnya Budaya Indonesia”,

https://ppmiarabsaudi.ppi.id/lunturnya-budaya-indonesia/ ,

diakses pada 18 Oktober 2020

Page 131: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

118

Rri.co.id, “Profil LPP RRI”, https://rri.co.id/profil , diakses pada

14 Juni 2021, pukul 20:30 WIB

Sejarah Singkat RRI Bukittinggi,

file:///C:/Users/wwww/AppData/Local/Temp/sejarah_sing

kat_rri_bukittinggi__24_03_2020.pdf , diakses pada 14

Juni 2021, pukul 16:29

Solopos.com, “Gimmick di Wajah Televisi Indonesia”,

https://www.solopos.com/gimmick-di-wajah-televisi-

indonesia-937696, diakses pada 3 September 2018, pukul

20.58 WIB

Sumbarprov.go.id, “Pemahaman Generasi Minang Terhadap

Nilai Adat Kian Lapeh”,

https://sumbarprov.go.id/home/news/18680-pemahaman-

generasi-minang-terhadap-nilai-adat-kian-lemah.html ,

diakses pada 16 Mei 2020, pukul 13:36 WIB

Universitas Jurnalistik, “Langkah-langkah Menulis Feature

beserta Contohnya (Lengkap)”,

https://www.universitasjurnalistik.com/2020/11/angkah-

langkah-menulis-Feature.html, diakses pada November

2020, pukul 20:47 WIB.

Warta Ekonomi.co.id, “Apa Itu Gimmick”,

https://wartaekonomi.co.id/read303080/apa-itu-

gimmick?page=2, diakses pada 08 September 2020, pukul

10.20 WIB

Page 132: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

119

Karya Ilmiah

Dwiana, Ressi. Korean Wave, Imprerialisme Budaya, dan

Komersialisasi Media. Jurnal Komunikasi Universitas

Tarumanagara. Tahun VI/01/2014

Junalius, Nizwardi dkk. 2018. Peran Niniak Mamak dalam

Melestarikan Adat Istiadat Minangkabau Ditengah Arus

Globalisasi: Studi Kasus di Nagari Parambahan dan

Nagari Labuah

Mubah, A. Safril. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan

Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi.

Volume 24 Nomor 4

Murtiadi. 2019. Strategi Kretatif Produser dalam

Mempertahankan Eksistensi Program Mission X Trans

TV, Vol.6 No.1

Putra, Teguh Haniko. 2017. Memudarnya Wibawa Niniak Mamak

sebagi Urang Nan Gadang Basa Batuah di Minangkabau

Volume 15 Nomor 2

Riswara, Yanti. 2012. Puitika dalam Lirik Saluang. Volume 3

Nomor 2.

Rosdiana, Arini. 2011. Skripsi Strategi Komunikasi Marketing

Radio Dakta 107 FM dalam Meningkatkan Eksistensi di

Kalangan Pendengar. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 133: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

120

Setyaningrum, Naomi Diah Budi. 2018. Budaya Lokal di Era

Global. Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 20 No. 2.

Valentina, Tengku Rika dan Roni Ekha Putera. 2007. Posisi

Perempuan Etnis Minangkabau dalam Dunia Patriarki

Sumatera Barat dalam Perspektif Agama, Keluarag dan

Budaya. Vol. VI No. 2

Page 134: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

LAMPIRAN TRANSKIP WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 9 Oktober 2021

Lokasi : Via Online (WhatsApp)

Narasumber : Aldilla Safitri, S.Hum

Jabatan : Penyiar (Penulis naskah dan Narator Feature

Bertema Budaya Minangkabau) RRI Bukittinggi

Ket:

P : Peneliti

N : Narasumber

P: Sudah berapa lama feature bertema budaya Minangkabau

disiarkan sebagai gimik disiarkan?

N: Kalau program Feature secara umum kita sudah membuatnya

sejak tahun 2018, dan ini temanya umum, tidak bertema

Minangkabau saja dan untuk bahasa inggris kita pernah

mengangkat tema nya itu tentang Budaya Minangkabau dan

Mentawai di tahun 2013 sampai tahun 2015. Jadi saat ini program

Feature meterinya itu umum tidak hanya Minangkabau.

P: Apa yang menyebabkan program feature tentang budaya

Minangkabau dan budaya mentawai berhenti di tahun 2015

dan bagaimana asal mula feature ini kembali diproduksi pada

2018?

Page 135: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

N: Pada tahun 2015 itu adalah kerja sama RRI Bukittinggi

dengan siaran luar negri Voice Of Indonesia (VOC), jadi ini

cuman ada 7 RRI yang bekerja sama dengan VOC dan salah

satunya RRI Bukittinggi. Di sini kita membuat Feature nya

dalam bahasa inggris, sekali dalam seminggu, jadi dalam

sebulannya ada 4 kali. Sementara yang di 2018 itu adalah Feature

wajib yang dikirim ke DIRPP yaitu direktorat program dan

produksi RRI. Jadi seluruh RRI yang ada di Indonesia, kurang

lebih ada 30 lebih satker atau 30 lebih RRI wajib kirimkan

Feature ini, satu kali dalam satu bulan. Ini dikirim ke direktorat

program dan produksi RRI di Jakarta. Penyebab berhentinya

program Feature pada tahun 2015 adalah karena program eksotik

Indonesia tidak dilanjutkan dimana tempat Feature ini berada.

P: Berapa jumlah feature bertema budaya Minangkabau

yang diproduksi RRI Bukittinggi sampai saat ini?

N: Kalau untuk feature yang saat ini berbahasa indonesia yang

bertemakan Minangkabau itu dari 2018 sampai sekarang sekitar

50%. Jadi bisa dikatakan 50% tentang budaya dan 50% lagi

tentang umum, jadi bisa dikatakan kurang lebih sudah ada 30

feature yang diproduksi sebagai gimik siaran.

P: Siapa saja yang terlibat dalam memproduksi feature

bertema budaya Minangkabau?

N: Yang terlibat dalam produksi feature, yang pasti adalah

penulis naskah, narator, penata musik bagian editing dan mixing,

dan produser serta penanggung jawab.

Page 136: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

P: Adakah pihak diluar tim produksi yang mempengaruhi

proses produksi Feature bertema Budaya Minangkabau?

N: Pihak di luar tim produksi yang mempengaruhi proses

produksi feature Budaya Minangkabau biasanya tidak ada. Jadi

pihak luar yang biasa kita gunakan itu murni narasumber. Jadi

siapa narasumber yang kita gunakan, nah itu yang bisa dikatakan

pihak luar yang terlibat dalam produksi feature.

P: Bagaimana tahapan awal yang dilakukan RRI dalam

memproduksi feature bertema Budaya Minangkabau?

N: Jadi sebelum memproduksi feature itu ada tahapan pra

produksi yaitu rapat agenda setting. Rapat ini diagendakan setiap

tanggal 1 setiap bulannya, yang terlibat dalam rapat ini ialah tim

kreatif feature.

P: Bagaimana cara menentuan tema yang akan diangkat

untuk siaran feature budaya Minangkabau?

N: Nah kalau untuk feature budaya Minangkabau temanya si bisa

kita ambil atau kita lihat dari kondisi masyarakat itu seperti apa,

ketika kita sudah punya tema, kita akan lakukan riset terlebih

dahulu, misalnya mencari tahu atau mencari latar belakang

permasalahannya seperti apa, atau kita bertanya langsung pada

orang-orang yang terkait atau terlibat dalam tema tersebut.

P: Apakah dalam penulisan Feature bertema Budaya

Minangkabau diarahkan oleh redaktur atau punya cara lain?

Page 137: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

N: Selama ini tidak diarahkan, tergantung penulis naskahnya. Jadi

penulis naskahnya tertarik menulis apa, nah itu misalnya dicoba

untuk di gali, dan semisal naskahnya sudah jadi di serahkan ke

produser, kira-kira, ada sanggahankah, sudah cocokkah, dan

koreksi-koreksi lainnya itu selanjutnya bisa diperbaiki oleh

penulis naskah.

P: Bagaimana penentuan narasumber untuk berita Feature

bertema budaya Minangkabau?

N: Untuk penentuan narasumber tergantung tema yang kita

angkat misalnya, mau mengangkat tentang Sumbang Duobaleh.

Maka kita akan bertanya kepada Bundo Kanduang. Atau misal

berbicara tentang tari piring, kita kan bertanya langsung kepada

para penari, pemilik sanggar atau mereka yang paham akan

filosofi tari tersebut.

P: Bagaimana proses penentuan judul feature bertema

budaya Minangkabau?

N: Jadi proses penentuan judul itu kita lihat terlebih dahulu, sudut

pandang atau angle yang kita ambil, contoh mengangkat tentang

sumbang duo baleh. Sumbang duobleh yang kita angkat menjadi

feature, kenapa? Yang pertama kita harus cari dulu latar

belakangnya, kenapa si kita mau mengangkat sumbang duobaleh?

Mungkin karena saat ini banyak perempuan yang tidk paham

akan sumbang duobaleh. Itu latar belakang secara umum, nanti

kita cari lagi, nanti kita gali lagi siapa yang akan kita wawancarai

untuk narasumber ini, dan biasanya kita hubungi Bundo

Page 138: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Kanduang, atau generasi muda terkait pemahaman mereka

tentang sumbang duo baleh dan sebagainya. Untuk penentuan

judul nanti dari hasil wawancara kita bisa menentukan apa yang

menarik untuk feature ini.

P: Apa bahasa yang digunakan pada feature bertema budaya

Minangkabau?

N: Untuk penulisan bahasa, ketika kita bekerja sama dengan

voice of office indonesia siaran luar negri, kita akan menggukan

bahasa inggis, sementara saat ini bulanan yang kita bikin kita

menggunakan bahasa indonesia.

P: Apa tahapan yang dilakukan pada saat penulisan feature

bertema budaya Minangkabau?

N: Setelah mendapatkan tema dan angle baru kita mulai proses

penulisan. Proses penulisan ini menggunakan teori piramida

terbalik, makin kebawah makin mengerucut. Dalam proses

penulisan itu biasanya yang dilakukan adalah kita lakukan

mendengarkan wawancara dulu. Jadi penulisan berdasarkan

wawancara yang kita lakukan dan informasi yang kita gali lebih

banyak.

P: Bagaimana penggunaan kalimat bahsa pada bagian lead,

isi dan penutup feature, apakah ada metode khusus yang

penulis lakukan?

N: Untuk penggunaan kalimat dalam penulisan itu seperti kalimat

bahasa bertutur karena kita di radio. Baik di paragraf pembuka

Page 139: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

maupun penutup itu kembali karena setiap penulis mempunyai

style masing-masing. Pengangan atau metode khusus dalam

penulisan feature ini sama saja kayak menulis feature pada

biasanya, tapi tergantung feature apa yang kita tulis.

P: Bagaimana penerapan bahasa yang digunakan dalam

penulisan naskah feature bertema budaya Minangkabau?

N: Kalau untuk menulis feature tetap memegang kode etik

penggunaan bahasa jurnalistik ya, ataupun pakem-pakem

jurnalistik seperti kita tidak boleh menyadur tanpa izin atau

melakukan plagiat dan sebagai nya. Bahasa yang digunakan yaitu

bahasa formal, yaitu bahasa tutur yang biasa digunakan untuk

radio, walaupun ada campuran bahasa minang, itu bukan

campuran, tepatnya kita mengutip istilah dan itu ada penjabaran

selanjutnya.

P: Teknik apa saja yang kakak terapkan pada saat

menyiarkan program feature ini?

N: Sebelum kita melakukan rekaman feature, kita koordinasi dulu

dengan teknik rekaman, jadi setelah itu kita persiapan naskah dan

kita baca, untuk teknik kita dalam membacakan feature itu

berbeda-beda, tergantung temanya apa, jadi dilihat dulu, apakah

temanya itu tentang kesedihan, atau ada unsur sedihnya, atau

tema nya tentang kegembiraan, kebahagiaan itu pasti berbeda

ketika kita membacakannya. Jadi ada intonasinya. Sebisa

mungkin ketika kita membacakan naskah feature itu, tidak seperti

membaca tetapi seperti bertutur atau bercerita.

Page 140: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

P: Bagaimana proses editing/mixing feature bertema budaya

Minangkabau?

N: Proses ini setelah narator selesai rekaman, nanti bagian-

bagian mana dari wawancara yang akan kita masukkan insert kita

masukkan. Setalah itu baru diberikan musik, ataupun juga

background pendukung dari feature.

P: Berapa batas maksimum dan minimum durasi feature

bertema kebudayaan Minangkabau?

N: Karena kita memproduksinya dalam bentuk mini feature, kita

itu pake durasi sekitar 7 sampai 10 menit, jadi untuk minimunnya

itu sekitar 3 menit, untuk maksimum nya sekitar 7 sampai 10

menit.

P: Kenapa faeture budaya Minangkabau dijadikan sebagai

gimik siaran, apa yang menjadi daya tarik feature ini?

N: Kita berbicara tentang gimik, jadi gimik siaran itu ada Iklan

Layanan Masyarakat (ILM), filler, spot dan feature. Itu dia

alasannya kenapa dijadikan gimik siaran, karena memang feature

ini bagian dari gimik tersebut. Kalau untuk daya tariknya, dalam

feature ini kita bisa menyajikan informasi-informasi yang cukup

menarik yang dikemas bagi pendengar, jadi dengan feature ini

kita mengangkat sesuatu yang selama ini tidak diketahui oleh

pendengar, kita angkat, kemudian ini akan menjadi nilai

edukasinya lebih dapat untuk para pendengar.

P: Kapan jadwal penyiaran feature sebagai gimik siaran?

Page 141: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

N: gimik siaran diputar biasanya di pergantian daypart mengikuti

DAS. Setiap harinya pasti ada satu atau dua feature yang kita

putar.

P: Apakah ada kendala atau faktor penghambat dalam

memprodukai feature bertema budaya Minangkabau?

N: Terkait kendala dalam memproduksi feature bisanya itu

deadline, dikejar waktu, jadi kita tidak bisa mengeksplor lebih

lama, tentang topik yang akan kita angkat, atau ketika kita

kesulitan untuk mendapatkan narasumber atau sebagainya.

Namun untuk deadline feature yang akan di kirim ke RRI Pusat,

sebelum tanggal 15 atau paling mepet tanggal 15 kita harus kirim

paket feature ini ke RRI Pusat. Jadi paling untuk mensiasatinya,

mungkin lebih ke manajemen waktu aja, dan juga yang membuat

sedikit agak lama itu adalah proses editing wawancara dari

narasumber yang kita potong-potong jadi insert, nah itu juga

butuh waktu dan kejelian, kira-kira ini bagian mana dari

wawancara itu yang bisa masuk di jadikan insert dalam sebuah

feature.

P: Apakah setalah feature selesai diproduksi dan disiarkan

ada evaluasi yang dilakukan untuk produksi feature

selanjutnya atau bagaimana?

N: Nah, biasanya setelah feature itu diproduksi ada evaluasi,

misalnya yang dibuat untuk dikirim paket bulanan ke jakarta, itu

kan ada penilaian se indonesia dari bagian produksi dan

perencanaan yang ada disana, biasanya itu ada nominasi yang

Page 142: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

masuk 10 besar siapa, nah ketika kita nggak jebol masuk 10

besar, itu akan menjadi evaluasi kira-kira kita kurangnya dimana,

biasanya itu kita bisa tanya ke mereka, itu kenapa kita tidak lolos

bulan ini, dan biasanya itu mereka ngasih masukan misal, gimik

feature itu ga ada, atau musik nya kurang mendukung, atau

temanya terlalu dangkal, atau barangkali pendalaman angle nya

kurang menarik, itu bakal di kasih, jadi itu jadi bahan

evaluasinya, dan untuk produksi selanjutnya kita bisa atasi.

Page 143: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Hari/ Tanggal : Rabu/ 27 Oktober 2021

Lokasi : Via Online (WhatsApp)

Narasumber : Rismaniar, S.Sos

Jabatan : Produser Program Feature Bertema Budaya

Minangkabau RRI Bukittinggi

P: Sudah berapa lama ibu menjadi produser dalam produksi

Feature sebagai gimik siaran?

N: Untuk menjadi produser itu sudah 3 tahun, namun barunkeluar

SK sebagai kasi siaran itu baru ditahun 2020, jadi resminya

menjadi produser program Feature ini sekitar 2 tahun.

P: Apa saja tugas yang ibu lakukan selama menjadi produser

Feature sebagai gimik siaran?

N: Tugas saya disini menghendle jalan nya proses produksi ini,

bertanggung jawab mengawasi tim kreatif dalam produsi Feature

tersebut. Dalam proses memproduksi Feature ini, kita

mempunyai tim yang disebut tim kreatif. Dimana kita bekerja

sama untuk menjalan progaram Feature.

P: Siapa saja yang terlibat dalam proses produksi Feature ini

bu?

N: Yang terlibat diantaranya saya sendiri sebagai produser,

penulis naskah, narator, teknik editing, dan penata musik. Jumlah

anggota tim kreatif produksi Feature ini sekitar 10 orang.

Page 144: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

P: Berapa kali Feature bertema kebudayaan Minangkabau

sebagai gimik siaran ini di produksi bu?

N: Kita memproduksi Feature ini sekali dalam sebulan, kita

agendakan dalam sebulan itu pas rapat produksi mencari topik

dan tema yang menarik untuk diangkat, atau tergantung moment

atau hari-hari bersejah lain. Kita melakukan survei atau bekerja

sama dengan pihak terkait.

P: Apa yang menjadi daya tarik Feature bertema budaya

Minangkabau ini disiarkan sebagai gimik siaran di pro 1 bu?

N: Disini kita lebih mengeksplor tentang kebudayaan yang mana

belum banyak diangkat oleh media terkait topik tersebut. Nah, ini

menjadi nilai plus dan juga dapat bahan pembelajaran juga untuk

lebih mengenal kebudayaan yang ada di daerah kita ini. Feature-

Feature ini juga dapat dijadikan bahan edukasi bagi bagi

pendengar. Hal tersebut yang menjadi daya tarik Feature

tersebut. lewat Feature ini kita memberikan informasi seputar

kebudayaan dengan kemasan yang menarik seperti awalan

kalimatnya “Tahukah anda?”, ini juga untuk menambah minat

pendengar yang belum mengetahui apa-apa saja yang ada

didaerah kita dan untuk menarik wisatawan juga.

P: Bagaimana cara menentukan jadwal dalam menyiaran

program Feature tema kebudayaan sebagai gimik siaran?

N: Dalam penentuan jadwal kita berpedoman pada DAS (Daftar

Acara Siaran). Untuk program Feature bertema budaya

Page 145: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Minangkabau ini biasanya kita menyiarkan Featurenya di

sore/malam hari. Karena emang jadwal siaran budaya Programa 1

disiarkan sore/malam hari. Sedangkan Feature bertema umum

seperti tema kemanusian atau sosial agama itu disiarkan di

pagi/sore hari.

P: Bagaimana cara penentuan judul siaran Feature pada saat

siaran gimik?

N: Dalam penentuan judul siaran tiap hari nya, kita menyesuaikan

moment dan pemutaran Feature nya kita menggunakan pola

acak.

P: Sebagai penanggung jawab dan mengawasi jalannya

feature ini apakah ibu mempunyai kendala atau hambatan

dalam proses memproduksi Feature ini bu? Jika ada apa

solusinya bu?

N: Sejauh ini, alhamdulillah tidak ada kendala. Karena kita

bekerja sama dengan pihak terkait dan melakukan survei tersebih

dahulu. Pihak yang akan menjadi narasumber pun juga

welcome/terbuka kepada kita. Mereka juga senang dengan

kedatangan kita. Jadi kita mendapat kemudahan.

Page 146: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Hari/ Tanggal : Rabu/ 13 November 2021

Lokasi : Via Online (WhatsApp)

Narasumber : Inyiak Dt. Labiah

Jabatan : Pemuka adat

P: Bagaimana bapak melihat budaya Minangkabau ditengah

perkembangan teknologi sekarang?

N: Adat budaya Minangkabau selalu dapat berdiri kokoh

dimanapun berada, karena adat minangkabau itu berdasarkan adat

basandi sarak, sarak basandi kitabullah, indak lakang dipaneh,

indak lapuak di hujan, jadi dapat menyesuaikan perkembangan

zaman.

P: Bagaimana pendapat bapak tentang budaya-budaya

Minangkabau yang mulai ditinggalkan masyarakat terkhusus

generasi milenial

N: Sangat disayangkan, harusnya tetap dibudayakan dan

dilestarikan dimanapun orang minang tersebut berada. Disini

butuh peran media yang harus ikut serta membangkitkan dan

melestarikan kembali adat dan budaya Minangkabau. Namun adat

Minangkabau yang mulai dan harus ditinggal masyarakat adalah

adat istiadat yang bertentangan dengan sarak, contohnya seperti

adat menyabung ayam (mengadu ayam).

Page 147: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

P: RRI kan mengangkat feature-feature bertema budaya

Minangkabau, apakah bapak pernah mendengar siaran

tersebut dan bagaimana menurut bapak siaran ini?

N: Ya, RRI sangat bagus dan sangat membantu menghidupkan

kembali dan menghimbau generasi muda untuk memegang teguh

adat budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari, baik

secara individual baik dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga

kedepannya RRI selalu konsisten dan setia dalam memberikan

edukasi budaya kepada masyarakat Minangkabau.

P: Menurut bapak apasih manfaat siaran Feature bertema

budaya Minangkabau yang disiarkan RRI ini?

N: Mengingatkan kembali generasi muda Minangkabau tentang

adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi yang terdahulu

P: Apa harapan bapak kepada generasi milenial yang mulai

terpengaruh akan perkembangan zaman?

N: Harapanya generasi milenial jangan terbawa arus oleh

globalisasi yang menghancurkan nilai-nilai budaya minangkabu

yang harus dipegang teguh dalam kehidupan.

Page 148: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Hari/ Tanggal : Rabu/ 13 November 2021

Lokasi : Via Online (WhatsApp)

Narasumber : Nike Srihandika

Jabatan : Pendengar perantau RRI Bukittinggi (Pedagang

di Tanah Abang)

P: Sudah berapa lama kakak ada di rantau (Jakarta) ?

N: Merantau sudah 5 tahun hampir ya, dari tahun 2017 awal

januari

P: Apakah kakak sering mendengar siaran RRI Pro 1

Bukittinggi ?

N: Lumayan sering ya, kadang kalau lagi ditoko, kalo lagi

senggang, atu lagi nyantai suka dengarin radio atau lagu-lagu

minang

P: Apakah kakak pernah mendengarkan Feature budaya

Minangkabau sebagai gimik siaran di Pro1 RRI Bukittinggi?

N: Pernah sesekali diputarin disiaran Pro 1 RRI Bukittinggi,

sebagai pengobat rindu dengan tanah kelahiran.

P: Bagaimana menenurut kakak tema-tema Feature yang

diangkat di rri bukittinggi?

N: Sangat menarik, karna tema-tema yang disajikan termasuk

hal-hal yang jarang didengar oleh kalangan muda Minangkabau,

Page 149: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

sehingga tema tersebut dapat menjadi materi pembelajaran adat

Minangkabau. Adat dan adab, jadi anak-anak sekarang itu bisa

belajar dari mendengar radio.

P: Bagaimana menurut kakak penyampaian feature di RRI

Bukittinggi? (dari segi informasi yang disampaikan dan

kalimat-kalimat penyamaiannya)

N: Penyampaiannya baik, alur cerita dalam pembahannya juga

menarik ya. Vokal suara, penambahan musik, backsoundnya

membuat kita sebagai pendengar menjadi ketagihan

mendengarkan pembahasan feature itu. Enak gitu didengarnya.

P: Bagaimana menurut kakak pemilihan jadwal siaran

feature?

N: Untuk jam 2 siang sampe jam 3 sore itu cukup efektif buat kita

yang senggang ditoko, dengerin radio sambil nunggu pelangan

gitu ya, atau sambil bekerja. Kalau untuk malam agak jarang

dengar radio ya, karena itu kan waktu buat keluarga ya, qualiti

time, jadi sekitar jam 7 sampai jam 8 itu radio ga kita putar,

karena lagi menikmati ya waktu bersama keluarga, ya karena kalo

siang di toko jadi kalo malam itu waktu nya untuk keluarga.

P: Bagaimana penggunaan bahasa/kata/kalimat feature

bertema budaya Minangkabau ini menurut kakak?

N: Kalo untuk penggunaan bahasanya si mudah dimengerti ya,

penyampaiannya enak dan ringan, tidak berbelit-belit ya, jadi

gampang dipahami juga. Pokoknya bagus deh.

Page 150: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

P: Sebelumnya mendengar beberap Feature yang disiarkan

RRI Bukittinggi, apakah kaka tau tentang kebudayaa

tersebut?

N: Untuk tema-tema feature yang diangkat RRI pada umum juga

sudah pernah didengar sebelumnya, mungkin karena saya

kelahiran tahun 90an ya, jadi dulu pun pernah ada mata pelajaran

lokal namanya itu BAM (Budaya Alam Minangkabau), ga tau

deh sekarang masi ada atau engga, anak-anak SD itu di Minang

atau di Padang Sumatera Barat itu masih belajar itu atau engga,

saya kurang tau, dan sedari kecil kita sudah dididik dengan adat

dan adab Minang, dan lingkungan keluarga benar-benar dari

kecilnya udah dididik dengan adat dan adab ranah Minang.

P: Menurut kakak apa manfaat dari siaran feature ini?

N: Manfaatnya menambah edukasi ya, wawasan, pengetahuan,

dan juga melestarikan budaya, karena sekarang hampir bisa

dibilangin banyak adat-adat Minang yang hampir dilupakan ya,

banyak sekali. Tapi dengan adanya feature di RRI Pro 1 ini, ya

mudah-mudahan banyak yang mendengar juga ya, jadi anak-anak

sekarang juga pada tau gitu budayanya.

P: Apa pembelajaran yang kakak dapat lewat mendengarkan

feature ini?

N: Pembelajarannya lebih ke kita diingatkan kembali, bahwa

budaya-budaya Minangkabau itu ternyata benar-benar mengatur

setiap detail prilaku dan kehidupan masyarakat kita. Jadi sebagai

Page 151: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

perantau pun kita jadi punya pedoman ya agar tidak mudah

terpengaruh oleh hal-hal negatif yang menjerumuskan ke prilaku

yang tidak baik.

P: Tanggapan kakak melihat efek globalisasi sekarang yang

mempengaruhi budaya yang ada di Indonesia?

N: Tanggapan saya terkait fenomena ini, ini merupakan sesuatu

yang tidak bisa kita hindari ya, dengan adanya globalisasi,

akulturasi budaya menyebabkan susahnya juga masyarakat

membedakan mana budaya yang baik diadopsi dalam kehidupan

dan mana yang tidak baik. Pengaruh ini sangat besar dirasakan

oleh kalangan muda sekarang yang bahkan tidak paham lagi

dengan budaya sendiri. Jadi banyak bangat anak-anak sekarang

yang tidak mengerti akan budaya nya, apalagi budaya ranah

minang. Ini sangat disayangkan si, kita sebagai generasi penerus

hendaknya harus paham akan budaya kita sendiri, terlebih kita di

Minangkabau memakai sistem matrilineal (garis keturunan ibu),

belajar mengenai kebudayaan ini sangat penting buat kita dan

nanti insya Allah bisa kita ajarkan juga kepada anak-anak kita.

P: Harapan kakak ke depannya untuk RRI Bukittinggi?

N: Buat RRI Bukittinggi, makin memberikan siaran-siaran yang

berkualitas. Memberikan informasi-informasi yang berupa

pendidikan untuk pembelajaran kepada kita dan juga kita bisa

teruskan kepada anak-anak kita ya, itu tanggung jawab kita

sebagai orang tua biar anak-anak kita paham akan budaya nya,

pokoknya tidak lupa lah dengan asal usulnya, nenek moyangnya.

Page 152: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Hari/ Tanggal : Kamis/ 6 Januari 2022

Lokasi : Via Online (WhatsApp)

Narasumber : Razaq Permana (23 tahun), Yoga Fernandes (22

tahun), Hesti Lestari (24 tahun)

Jabatan : Pendengar RRI

P : Peneliti

R : Razaq Y : Yoga H : Hesti

P: Bagaimana tanggapan/kesan feature bertema budaya

Minangkabau yang disiarkan sebagai gimik siaran di RRI

Pro 1 Bukittinggi ?

R : Feature ini bagus karena mengandung banyak hal, banyak

inside yang bisa kita dapatkan untuk memperbaiki pola pikir,

terutama bagi generasi milenial, karena memang ditengah

keadaan seperti ini globalisasi juga menjerus budaya-budaya

yang ada. ya memang kebudayaan baru akan terlahir, tapi sayang

sekali jika ini terlupakan begitu saja dan sebagai penerus estafet

dalam berjalannya waktu, tentu saja kita mendapatkan sebuah

legesi, dimana disini kita sebagai penerus dari apa yang telah

dibudayakan oleh leluhur, karena juga budaya ini juga sudah

banyak ditinggalkan.

Y : Selama saya mendengarkan RRI Bukittinggi, sebenarnya

cukup menarik karena RRI mampu menyampaikan budaya dalam

bentuk cerita tetapi tidak menghilangkan esensi dari budaya itu

Page 153: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

sendiri, nilai budayanya dapat, namun dalam penyampaiannya

tidak mengubah atau menambah unsur dari budaya itu sendiri

H : Feature bertema budaya minang kabau di RRI Bukittinggi

sangat bagus untuk diapresiasi. Terlebih di zaman sekarang,

banyak generasi milenial yang terpapar arus budaya luar sehingga

kurang mengenal tradisi-tradisi yang ada.

P : Alasan kenapa masih mendengarkan konten media lokal

terkhusus feature bertema budaya Minangkabau?

R : Ini ada sebuah jargon ya, kita boleh hidup dengan globalisasi

tapi satu hal yang perlu kita ingat kita itu harus melestarikan

tradisi dan merespon modernisasi

Y : Mungkin karena selain siaran RRI Bukittinggi radio lain yang

saya dengarkan itu kebanyakan siaran-siaran yang sering

memutarkan musik atau seperti konten cerita-cerita. Namun jika

saya mau mendengarkan informasi atau tentang pendidikan, atau

kebudayaan saya senang mendengarkan RRI karena

siaran/program yang diangkat itu lebih menarik untuk menambah

wawasan kita. Terlebih feature ini tema-tema yang diangkatnya

menarik karena masih banyak kebudayaan yang mana saya

sendiri baru mengetahui kebudayaan tersebut ternyata ada lewat

feature ini.

H : Penyajian feature sangat menarik, dimana ada penyajian

informasi yang tidak hanya berfokus kepada narasi saja, tapi juga

tanggapan langsung dari masyarakat yang terlibat.

Page 154: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

P : Sebagai generasi milenial gimana tanggapan melihat

persaingan media lokal terkhusus konten-konten daerah

dibandingkan konten-konten internasional?

R : Media sendiri saat ini mungkin telah menemukan ciri

masyarakat konsumtif, yang mana artinya saat ini masyarakat

lebih menggemari tren-tren yang ada, apa yang terbaru, itu

cendrung masayarakat indonesia tertarik dengan hal tersebut.

Masyarakat cendrung menganggap budaya konten-konten terkait

budaya, kultur dan konten tersebut seperti kuno. Bisa dikatakan

hal tersebut harus balik lagi ke tugas dan peran media itu sendiri

ya dalam mengingatkan masyarakatnya kembali agar sadar akan

budaya-budaya kita, tidak terlena akan budaya luar saja.

Y : Kalau soal persaingan media saat ini, tentunya itu tidak bisa

lepas ya karena perkembangan teknologi. Tapi sejauh ini saya

masih senang mendengarkan konten-konten media lokal karena

itu tadi. Banyak membahas atau memberikan informasi tentang

kampung halaman saya juga, dan konten-konten lainnya.

H : Feature ini mampu bersaing dg media global, dikarenakan

penyajiannya yang menarik dan ditambah dengan adanya

argumen dari masyarakat yang terlibat sehingga pendengar

seolah2 dapat merasakan langsung kejadian yang digambarkan.

Akan tetapi, konten lokal ini harus berinovasi sesuai dengan

perkembangan pada konten-konten nasional agar lebih

berkembang lagi dan menjadi daya tarik bagi generasi milenial

untuk mempelajari nya.

Page 155: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Judul Feature : Sumbang Duo Baleh

Durasi : 05.00

Tema : Perempuan Minangkabau

No Pelaku Materi Durasi

01 Operator Musik Pembuka 00.08

02 Narator Minangkabau nama yang tidak

hanya unik, namun juga sangat

lekat dengan perempuan, sebagai

suku yang menganut matrilineal.

Sosok perempuan memiliki posisi

Istimewa dalam struktur adatnya,

yang bersandikan sarak dan

kitabullah. Perempuan minang

dididik untuk kelak menjadi Bundo

Kanduang sebagai panutan oleh

kaumnya. Oleh karena itu,

perempuan minangkabau diatur

oleh peraturen tidak tertulis yang

disebut dengan Sumbang Duo

Baleh.

00.38

03 Operator Musik (penjeda) 00.43

04 Narator Sumbang Duo Baleh adalah dua

belas aturan adat bagi perempuan

minang yang mengatur bagaimana

perempuan minangkabau

0056

Page 156: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

berprilaku. Seperti yang dituturkan

Bundo Kanduang Rosmiati, Ketua

Bundo Kanduang Kabupaten

Agam.

05 Insert Ketua Bundo Kanduang Kab.

Agam : karena sumbang adalah

suatu perbuatan yang mengarah ke

salah..........

01.05

06 Operator Musik (penjeda) 01.10

07 Narator Pendidikan terhadap Sumbang Duo

Baleh merupakan kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh kaum

perempuan di Minangkabau.

Sebagai pegangan hidup dalam

bertindak, karena perempuan

Minangkabau dianggap Limpapeh

Rumah Nan Gadang. Hal ini

ditergaskan oleh Dr. Silfiah Amani,

M.Si, Ketua Pusat Study

Perempuan dan Perlindungan Anak

Sumatera Barat

01.30

08 Insert Ketua Pusat Study Perempuan dan

Perlindungan Anak Sumatera

Barat: Limpapeh Rumah Nan

Gadang, a tu? Ramo-ramo............

01.55

09 Operator Musik (penjeda) 02.00

Page 157: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

10 Narator Sumbang Duo Baleh adalah dua

belas peraturan yang harus ditaati

perempuan minang. Seperti cara

duduk, berjalan, melihat, berbicara,

berdiri, makan, berpakaian, bekerja,

bertanya, menjawab, bergaul, dan

berprilaku.

02.18

11 Insert Ketua Bundo Kanduang Kab.

Agam: Yang patamo adalah

sumbang duduak, duduak bagi

padusi minang ialah basimpuah.......

03.33

12 Operator Musik (Penjeda) 03.36

13 Narator Kembali Dr. Silfiah, M.Si

menjelaskan beberapa hal yang

dapat dilakukan perempuan

minang, tidak hanya berpatokan

pada adat istiadat. Namun

perempuan minang harus bisa

menyelaraskan dengan kemajuan

zaman, tanpa terlepas dari akar

budayanya.

03.53

14 Insert Ketua Pusat Study Perempuan dan

Perlindungan Anak Sumatera

Barat: satu adalah jangan lakukan

Sumbang tadi......

04.20

15 Operator Musik (Penjeda) 04.24

Page 158: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

16 Narator Begitu berharga dan istimewanya

perempuan dalam adat

Minangkabau. Selaras dengan

harga diri yang mereka pegang

teguh dalam memenuhi peraturan-

peraturan adat yang salah satunya

terangkum dalam Sumbang Duo

Baleh. Sebab, ketika perempuan

minang bisa menjaga diri dari

Sumbang Duo Baleh disitulah

kecantikan sejati akan terpancar

sampai kapanpun. Jika tidak, sangsi

sosial akan mereka terima, tidak

hanya untuk diri sendiri tapi juga

untuk keluarga dan kaum mereka.

04.43

17 Operator Musik closing 05.00

Page 159: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Judul Feature : Gala, Identitas Adat Laki-laki Minang

Durasi : 09.22

Tema : Laki-laki Minangkabau

No Pelaku Materi Durasi

01 Operator Musik Pembuka (irama saluang dan

suara hujan)

00.09

02 Narator Hujan menembus desa beranda

rumah gadang. Hembusan angin

dingin gunung merapi cukup

menusuk tulang. Secangkir kopi

panas yang disuguhkan Bundo

Rapiah, menghangatkan suasana

siang itu dan juga menemani

obrolan kami dengan Inyiak Datuak

Sati dari lembaga kerapatan adat

Nagari Agam. Hari ini kami

berbincang tentang makna gala atau

gelar adat sebagai identitas diri bagi

laki-laki di Minangkabau.

00.37

03 Operator Musik (suara saluang dan dendang) 00.45

04 Narator Inyiak Datuak, begitu kami

memanggilnya. Beliau menjelaskan

bahwa ada makna, kenapa lelaki

dewasa yang telah menikah diberi

gelar di Minangkabau. Disamping

01.12

Page 160: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

sebagai sebuah penghormatan

kedewasaan, juga tersirat agar si

pemegang gelar senan tiasa

memelihara tingkah lakunya dan

diharapkan selalu ingat dengan

tanggung jawabnya, sebagai

seorang suami sekaligus kepala

keluarga.

05 Insert Inyiak Datuak Sati: Awal tentu

punyo utang ka kamanakan, ba a

nyo nanti.....

01.26

06 Narator Dalam adat Minangkabau ada

istilah “Ketek Banamo Gadang

Bagala”, jika diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia ini berarti

kecil bernama besar bergelar.

Maksudnya adalah ketika kecil

seorang laki-laki Minang akan

dipanggil dengan nama pemberian

dari orang tuanya. Namun ketika

sudah menikah, dia akan dipanggil

dengan gelar adat yang disematkan

kepadanya. Hal tabu bagi lelaki

minang yang telah menikah bila

dipanggil dengan nama kecilnya

oleh orang lain, maupun keluarga

01.56

Page 161: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

istrinya.

07 Operator Musik 02.00

08 Narator Pemberian adat ini melalui

beberapa proses, tidak bisa

sembarangan. Gelar yang diberikan

juga harus sesuai dengan

perawakan dan watak si pemakai.

02.12

09 Insert Inyiak Datuak Sati: Tapi jan sasek

beko, kadang-kadang urang ko dek

gala.............

02.30

10 Narator Pemberian gala atau gelar diberikan

jelang prosesi pernikahan

dilakukan. Keluarga laki-laki akan

berunding mengenai gala apa yang

akan disematkan kepadanya.

02.41

11 Insert Inyiak Datuak Sati: Gelar tersebut,

waktu pemberiannya itu juga

bermacam-macam...........

03.45

12 Narator Namun lain padang lain belalang,

lain lubuk lain ikannya. Pemberian

gala atau gelar bagi laki-laki

minang berbeda disetiap nagari atau

desa adat. Seperti di daerah Lima

Puluh Kota, hanya ada empat

nagari yang memberikan gala pada

laki-laki yang akan menikah.

04.14

Page 162: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Seperti dijabarkan oleh ketua

kerapatan adat nagari kenagarian

Koto Tangah Batu Hampa Luhak

Lima Puluh Kota. Datuak Tan

Marajo yang turut hadir dalam

perbincangan kami.

13 Insert Datuak Tan Marajo: Gala yang

dibarikan kepada anak kemanakan,

itu tidak seluruhnya............

05.04

14 Narator Untuk mengatasi hal ini, selalu ada

solusi yang diberikan. Apabila

terjadi perkawinan antar nagari

yang memberikan gelar dengan

nagari yang tidak.

05.15

15 Insert Datuak Tan Marajo: Seandainya

suatu daerah tidak memberikan

gelar kepada kemanakannya.........

05.59

16 Narator Hujan mulai mereda. Obrolan kami

dengan para tokoh adat

Minangkabau pun semakin larut.

Walau ada kebimbangan tersirat di

mata mereka. Bahwa zaman pun

sedikit demi sedikit mulai mengikis

kesakralan sendi adat di masyarakat

yang selama ini mereka bimbing.

Namun mereka percaya, marwah

06.27

Page 163: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

adat minangkabau masih ada di

dalam diri masyarakatnya dan

lelaki minangpun masih bangga

menyematkan gala adat dijati diri

mereka.

17 Insert Inyiak Datuak Sati: Jadi jati diri

tersebut sekarang masih dipakai

ditengah-tengah masyarakat...........

07.19

18 Operator Musik penjeda (Saluang) 07.24

19 Narator Matahari perlahan bersinar dibalik

awan. Bulir-bulir sisa hujan pun

membuat mozaik indah di kaca

jendela. Sebelum obrolan kami

akhiri, Inyiak datuak kembali

menyampaikan sebuah pesan.

07.37

20 Insert Inyiak Datuak Sati: Inyiak yakin

kalau inyo mamakai adaik........

07.54

21 Operator Musik (Saluang dan dendang) 07.59

22 Narator “Alah bauriah bak sipasin kok

bakiak alah bajajak habih tahun

baganti musim sandi adat jan

dianjak.” Walaupun tahun silih

berganti, musim selalu beredar,

tetapi pegangan hidup jangan

dilepas

08.14

23 Operator Musik 08.27

Page 164: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

24. Narator Pepetah Minangkabau ini semakin

mengokohkan, jika adat adalah

nadi bagi kehidupan sosial

masyarakatnya. Sama halnya

dengan gala, sebuah nama adat

yang disematkan kepada lelaki

minang. Tidak hanya sekedar nama,

namun juga sarat akan makna.

Tidak akan lekang oleh perputaran

waktu.

08.46

25 Operator Musik (penjeda) 08.49

26 Insert Nama saya Dedi putra, gelar di

Minangkabau Kari Mudo. Saya

menggunakan gelar ini sudah empat

tahun..........

09.08

27 Narator Saya Andini Miza Putri untuk

Radio Republik Indonesia.

09.12

27 Operator Musik Closing 09.22

Page 165: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Judul Feature : Saluang

Durasi : 06.15

Tema : Kesenian

No Pelaku Materi Durasi

01 Operator Musik Pembuka (saluang) 00.14

02 Narator Alunan indah dengan irama yang

mendayu adalah kekhasan yang

dimiliki saluang atau seruling.

Salah satu alat musik tiup dari

Sumatera Barat. Dikenal bukan

hanya dari bentuknya yang

sederhana, namun dari proses

pembuatannya dan alunan irama

indah yang dihasilkan. Terlahir dari

kesederhanaan hidup

masyarakatnya. Inilah saluang dari

ranah minang.

00.42

03 Operator Musik Saluang 00.49

04 Narator Saluang pada awalnya dibuat untuk

meniup api tungku. Salah satu

peralatan memasak tradisional

minang. Pada saat ditiup, yang

keluar buakan hanya udara untuk

membesarkan api, namun juga

bunyi. Maka dibuatlah luabang

01.17

Page 166: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

kecil, agar bunyi yang dikeluarkan

bisa menghasilkan melodi. Sofyan

Sutan Muncak, salah seorang

pembuat dan pemain saluang juga

meyakini asal usul saluang ini.

05 Insert Sofyan Sutan Muncak: dibuekna

saluang untuak mambuek api

tunggu, tu dibuek lo lubang..........

01.33

06 Operator Musik (penjeda) 01.36

07 Narator Alat musik ini terbuat dari bambu

tipis atau talang yang telah dijemur.

Bahkan ada yang terbuat dari bekas

penggantung jemuran. Ini

dimaksudkan agar bunyi yang

dihasilkan lebih merdu dan jernih.

Biasanya para pembuat saluang

akan memilih bambu yang tumbuh

ditengah-tengah rumpun.

Batangnya tinggi lurus dan

warnanya agak menguning. Bulu-

bulu yang melekat pada batang juga

telah menghilang. Mereka juga

meyakini bahwa itulah usia bambu

yang semakin bagus kualitas bunyi

yang dihasilkan dan mudah

pembuatannya.

02.12

Page 167: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

08 Insert Sofyan Sutan Muncak: Caro

Mambuek Saluang, bara gadang

talang, lingkaran........

02.30

09 Operator Musik (penjeda) 02.34

10 Narator Setelah mendapatkan talang yang

bagus, talang dilubangi sebanyak

empat lubang. Pada bagian

pangkalnya, terdapat empat buah

lubang nada, pada bagian ujungnya

terdapat suai sebagai tempat

meniup. Lubang dibuat bulat

sempurna, dengan ukuran garis

tengah 0,5 cm, agar menghasilkan

nada yang bagus. Untuk bagian atas

dan bawah dibiarkan berongga atau

berluabang. Bagian atas berfungsi

untuk meniup, dan bagaian bawah

berfungsi untuk tempat keluarnya

udara. Ini salah satu yang

membedakan seruling biasa dengan

saluang. Pada bagaian atas atau

tempat untuk meniup, dibuat

meruncing sekitar 45 derjat, sesuai

ketebalan bambu atau talang

tersebut. ini bertujuan agar pemain

saluang merasa nyaman dan mudah

03.57

Page 168: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

mengatur posisi mulut, dengan

posisi ujung saluang yang berada di

samping bibir. Bagian ini dianggap

penting, karena hal yang utama

dalam memainkan saluang adalah

cara meniup dan menarik nafas

secara bersamaan. Sehingga pemain

saluang dapat memainkan alat

musik itu dari awal hingga akhir

lagu tanpa putus.

11 Operator Musik Saluang dan Gurindam

(cerita/sajak)

04.36

12 Narator Adakalanya saluang dijadikan

musik pengiring dendang, yang

biasanya menceritakan tentang

curahan isi hati tentang kegiatan

sehari-hari, isi alam dan kisah

kehidupan. Itulah kenapa pada

zaman dahulu saluang dipercaya

memiliki magnet tertentu yang

dapat menghipnotis pendengarnya,

dan dapat merasakan kisah dari

lagu sang pendendang. Ida Aia

Angek, telah lebih 20 tahun

mengisi harinya sebagai salah

seorang pendendang saluang, yang

05.18

Page 169: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

juga mendapatkan inspirasi lagu

dendang dari kisah kehidupan yang

pernah dilaluinya.

13 Insert Ida Aia Angek: yo, kalau lagu ko

sabananyo mencurahkan isi hati

awak, kegiatan awak, iduik

awak.........

05.31

14 Operator Musik (penjeda) 05.35

15 Narator Kesenian saluang dapat dijumpai

pada acara adat, pernikahan dan

kapanpun dibutuhkan. Saluang

bukan hanya alat musik yang

menghasilkan alunan nada yang

indah, namun juga alat penyampai

pesan kehidupan dan rangkaian

kisah. Dari ranah minang Sumatera

Barat, alunan saluang akan

menggema dan memikat.

05.57

16 Operator Musik (penjeda) 05.59

17 Narator Saya Andini Miza Putri untuk

Radio Republik Indonesia dan

segenap kru yang bertugas. Sampai

jumpa.

06.07

18 Operator Musik closing 06.15

Page 170: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Judul Feature : Maanta Pabukoan

Durasi : 03.36

Tema : Tradisi Ramadhan

No Pelaku Materi Durasi

01 Operator Musik Pembuka 00.02

02 Narator Ramadhan tiba, suasana-suasana

nagari di ranah minang Sumatera

Barat kian semarak. Selain diisi

dengan kegiatan keagamaan,

ramadhan bagi padusi atau

perempuan minang juga merupakan

waktu untuk melakukan tradisi

maanta pabukoan.

00.21

03 Operator Musik (penjeda) 00.24

04 Narator Maanta pabukoan suatu tradisi

berbagi yang dilakukan oleh

seorang menantu perempuan pada

saat bulan puasa. Mengantarkan

makanan ke rumah mintuo atau

keluarga suami dengan ragam

makanan khas minangkabau. Ketua

Bundo Kanduang Bukittinggi,

Bundo Upik Herni mengatakan

tradisi maanta pabukoan ini,

merupakan tradisi lama

00.56

Page 171: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Minangkabau, yang sarat dengan

nilai-nilai silaturrahmi dan saling

berbagi diantara dua keluarga yang

lahir melalui sistem perkawinan

eksogami.

05 Insert Bundo Upik Herni: Maanta

pabukoan ko adolah yang

pertamu..........

01.17

06 Operator Musik (penjeda) 01.19

07 Narator Jika dimaknai, maanta pabukoan ini

ialah wujud kasih sayang menantu

pada mertua. Bentuk penghormatan

dan sikap berbakti. Sehingga, disaat

menantu maanta pabukoan, seorang

mertua pun akan merasakan ada

kebahagiaan dan kebanggaan

tersendiri ditengah keluarga.

Ditambah lagi bila rantang atau

bungkusan sang menantu penuh

makanan dan beragam kue yang

bisa dibagi-bagikan kepada

tetangga kampung. Tentu akan

menjadi nilai tersendiri.

01.50

08 Operator Musik (penjeda) 01.52

09 Narator Dalam maanta pabukoan ada

pakem yang harus diperhatikan.

02.13

Page 172: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Hal ini jelas tergambar dalam

bagaimana isi di setiap rantang

yang dibawa oleh menantu dalam

tradisi ini. Disetiap rantang itu

berisikan beberapa menu, mulai

dari menu pembuka, makanan

utama, dan menu penutup.

10 Insert Bundo Upik Herni:Samba ndak

samacam, sasudah tu katan sari

kayo........

02.27

11 Narator Tiap daerah di Minangkabau

memiliki menu yang berbeda

didalam tradisi maanta pabukoan

ini.

02.35

12 Insert Bundo Upik Herni: Adaik salingka

nagari ........

02.40

13 Narator Namun sayangnya tradisi maanta

pabukoan, mulai dilupakan oleh

sebagian generasi muda minang.

Padahal tradisi ini syarat nilai

budaya dan agama.

02.50

14 Insert Bundo Upik Herni: karano kini ko

awak baliak ka Nagari.......

03.06

15 Operator Musik (Penjeda) 03.09

16 Narator Kehidupan sosial budaya yang ada

di Minangkabau sejak dahulu tidak

03.27

Page 173: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

hanya terbatas konteks lahiriah,

namun juga universal. Bahwa adat

dan agama selalu berjalan

beriringan. Termasuk budaya

maanta pabukoan yang tidak lekang

oleh panas dan tidak lapuk oleh

hujan.

17 Operator Musik closing 03.36

Page 174: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Judul Feature : Kuliner Teh Talua

Durasi : 07.06

Tema : Kuliner Minangkabau

No Pelaku Materi Durasi

01 Operator Musik Pembuka 00.07

02 Narator Pendengar, Indonesia memiliki

ragam kuliner yang jumlahnya

tidak sedikit. Bahkan beberapa

jenis kuliner tanah air ada yang

sudah diakui kelezatannya oleh

dunia, seperti salah satunya

Rendang yang berasal dari

Minangkabau. Ternyata selain

rendang masih banyak kuliner khas

minang yang kelezatannya tidak

perlu diragukan lagi. Satu

diantranya adalah Teh Talua atau

Teh Telur. Minuman ini merupakan

salah satu minuman legendaris bagi

masyarakat minangkabau.

00.43

03 Operator Musik (penjeda) 00.46

04 Narator Jika Italia dikenal dengan minuman

Cappucino yang mendunia. Maka

ranah minang memiliki Teh Telur,

sajian khas yang tak kalah nikmat

02.00

Page 175: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

dan memiliki banyak khasiat. Tek

Telur atau kerap disebut Teh Talua

merupakan minuman khas

tradisional Sumatera Barat yang

terbuat dari campuran Gula dan

Kuning telur yang telah dikocok

hingga berbusa putih dan disiram

oleh teh kental mendidih. Rasanya

kian nikmat, dengan campuran ......

kental manis, bubuk coklat, serta

perasan jeruk nipis. Bagi yang

belum pernah mencoba mungkin

akan beranggapan minuman ini

amis. Namun begitu mencoba

perpaduan rasa teh dicampur telur

akan menciptakan sensasi rasa

seperti minuman coklat kelas satu,

dan dapat dipastikan kekhawatiran

akan rasa amis ini akan sirna begitu

mencoba tegukan pertama. Karena

telah hilang oleh campuran perasan

jeruk nipis. Nah, bahan-bahannya

juga sangat sederhana seperti teh

atau kopi, kuning telur, gula, air

putih, susu kental manis dan irisan

jeruk nipis

Page 176: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

05 Operator Musik (andam oi andam) 02.13

06 Narator Hampir di seluruh lapau hingga

rumah makan mewah di

Minangkabau menyajikan teh talua

sebagai pilihan minuman kesehatan

bagi para pelanggan. Rasa kental

yang manis membuat minuman ini

disukai banyak kaum lelaki di

Minangkabau. Bisa dinikmati selagi

hangat maupun dingin dan cita rasa

teh talua sulit ditandingi oleh

minuman kesehatan lainnya. Sejauh

ini belum ada referensi jelas, soal

kapan teh talua ini popilar di

Minangkabau. Namun beberapa

pemerhati sejarah meyakini jika teh

talua sudah ada sejak tahun-tahun

pertama teh masuk ke Sumatera

Barat. Pemerhati sejarah dari

Universitas Andalas, Ibu Yeni

Narni Menyebutkan lahirnya teh

talua merupakan salah satu bentu

kreatifitas masyarakat

Minangkabau dalam mengolah

bahan menjadi makanan maupun

minuman. Terbukti hingga saat ini,

03.52

Page 177: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Sumatera Barat merupakan salah

satu profinsi yang paling banyak

varian kulinernya. Selagi masih ada

bahan yang bisa diolah maka kreasi

kuliner akan semakin berkembang.

Nah, teh talua ini salah satunya.

Dalam perjalanan teh talua saat ini

sudah menjadi minuman yang

poluper, saking populernya teh

talua dijual tidak hanya di ranah

minang, namun juga sudah

merambah kebeberapa wilayah lain

di Indonesia, bahkan di negara

tetangga. Para perantau minang

yang mencoba peruntungan di

bidang kuliner sebagian besar juga

menyajikan teh talua sebagai

minuman kesehatan.

07 Operator Musik (penjeda) 03.54

08 Narator Untuk membuat teh talua, ada yang

mengocok kuning telurnya

menggunakan lidi yang telah diikat.

setelah dicampur gula, dalam waktu

tak kurang dari 10 menit adukan

tadi akan berubah warna menjadi

putih dan penuh busa. Telur yang

04.38

Page 178: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

digunakan pun variatif, bisa telur

ayam kampung, ayam negeri,

hingga telur bebek. Ada juga yang

mengocok kuning telur

menggunakan alat berbentuk pegas

dan yang lebih praktis

menggunakan mixser mesin

pembuat kue hingga lebih cepat.

Setelah itu tinggal menuangkan teh

kental mendidih ke dalam gelas.

Butuh trik tersendiri untuk

membuat teh talua seperti yang

disampaikan Usman salah seornag

penjual teh talua di Payakumbuh.

09 Insert Usman (pejual teh talua) :

Tergantung kocoknya, apabila

sudah kental.........

04.49

10 Narator Teh talua akan terasa nikmat

diminum saat masih panas.

Tampilannya berwarna coklat

kemerahan terdiri dari tiga atau

empat bagian. Pada bagian atas

merupakan busa putih yang terasa

kesat, manis dan berbuih, ditengah

akan terasa sensasi teh kental, nah

pada bagian bawah terdapat

05.40

Page 179: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

endapan sisa gula yang menyisakan

rasa manis. Rahasia kenikmatan teh

talua, akan diperoleh ketika adukan

kuning telur yang pas dan kental.

Teh kental yang nikmat serta

sedikit campuran susu kental manis

membuat kolaborasi rasa yang

sempurna. Jika pembuatnya mampu

memadukan komposisi masing-

masing bahan dengan pas, maka

rasnya akan selalu terkenang di

lidah dan selalu ingin mencoba

kembali.

11 Insert Usman (pejual teh talua) : Ya

khasiatnya bagi kesegaran tubuh,

menghilangkan lelah.......

05.48

12 Narator Pendengar, bagi sebagaian warga

Sumatera Barat ada yang

menjadikan teh talua sebagai menu

rutin setiap pagi, sebagai minuman

pembangkit energi menunjang

aktifitas yang akan dilakukan.

Selain itu juga ternyata minuman

ini baik untuk keseatan mata.

Karena di dalam kuning telur yang

merupakan bahan pembuat teh

06.39

Page 180: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

talua, terdapat zat karetenoin. Nah,

zat ini dapat menurunkan resiko

penyakit katarak. Zat ini juga

berperan sebagai anti oksidan untuk

mata. Melawan radikal bebas yang

dapat merusak beberapa bagian

pada retina. Selain itu, minuman

berbahan dasar teh dan telur ini

juga cukup diminati bahkan di

tahun 2017 mendapat juara 3

minuman tradisional terpopuler di

Ajang Anugrah Pesona Indonesia.

13 Operator Musik closing (andam oi andam) 07.06

Page 181: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Agenda Rapat Redaksi tiap Awal Bulan

Studio Rekaman dan Editing RRI Bukittinggi

Page 182: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Studio Penyiaran RRI Bukittinggi

Wawancara Via Online Bersama Aldilla Safitri, S.Hum

(Penyiar dan Penulis naskah dan Narator Program Feature

Bertema Budaya Minangkabau RRI Bukittinggi)

Page 183: program feature budaya sebagai gimik siaran di lembaga ...

Wawancara Via Online Bersama Rismaniar, S.Sos (Produser

Program Feature Bertema Budaya Minangkabau RRI

Bukittinggi)