Top Banner
Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI PROJECT IDEA PROGRAM EKOWISATA BANTARAN KALI (MODEL PENGELOLAAN BANTARAN KALI DENGAN PENDEKATAN EKOWISATA HUTAN KOTA) I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kota-desa yang tidak seimbang telah mendorong derasnya arus urbanisasi terutama ke kota-kota besar. Jakarta, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan lainnya tercatat sebagai penampung migran terbesar di Indonesia. Pada tahun 1980 misalnya, Jakarta dibanjiri oleh 1.6 juta jiwa net migran, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yang berarti terdapat peningkatan sebesar 80% dalam kurun waktu tahun 1970-1980 (Gunawan dan Erwidodo, 1992). Angka ini terus meningkat sampai 2.2 juta jiwa pada tahun 2000 (BPS, 2001). Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 penduduk Jakarta berjumlah 8,4 juta dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu 12.628 jiwa per km 2 . Kondisi yang melampaui batas daya dukung ini telah menimbulkan berbagai permasalahan baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Masalah-masalah sosial yang dihadapi kota Jakarta antara lain, tingginya tingkat 1
31

Program Ekowisata Bantaran Kali

Apr 04, 2023

Download

Documents

Kusmayadi Husen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

PROJECT IDEA

PROGRAM EKOWISATA BANTARAN KALI (MODELPENGELOLAAN BANTARAN KALI DENGAN PENDEKATAN

EKOWISATA HUTAN KOTA)

I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANGPembangunan kota-desa yang tidak seimbang telahmendorong derasnya arus urbanisasi terutama kekota-kota besar. Jakarta, sebagai pusatpertumbuhan ekonomi dan pembangunan lainnyatercatat sebagai penampung migran terbesar diIndonesia. Pada tahun 1980 misalnya, Jakartadibanjiri oleh 1.6 juta jiwa net migran, yangberasal dari berbagai daerah di Indonesia, yangberarti terdapat peningkatan sebesar 80% dalamkurun waktu tahun 1970-1980 (Gunawan dan Erwidodo,1992). Angka ini terus meningkat sampai 2.2 jutajiwa pada tahun 2000 (BPS, 2001).Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 pendudukJakarta berjumlah 8,4 juta dengan tingkat kepadatantertinggi yaitu 12.628 jiwa per km2. Kondisi yangmelampaui batas daya dukung ini telah menimbulkanberbagai permasalahan baik sosial, ekonomi maupunlingkungan. Masalah-masalah sosial yang dihadapikota Jakarta antara lain, tingginya tingkat

1

Page 2: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

kriminalitas dan gangguan keamanan sebagai akibattekanan ekonomi, gangguan ketertiban, anak jalanandan sebagainya. Masalah ekonomi yang dihadapiantara lain kemiskinan di perkotaan, distribusipendapatan dan sebagainya. Adapun masalah lingkungan yang sangat krusialadalah hilangnya lahan terbuka yang beralih fungsimenjadi gedung-gedung dan bentuk lainnya. Masalahlingkungan ini telah mencuat ketika terjadi bencananasional, di mana sebagian besar kota Jakartatergenang air. Banyak faktor yang menyebabkan haltersebut, antara lain (1) terjadi pendangkalansebagai akibat sedimentasi lumpur yang terbawaerosi dari daerah hulu, (2) menyempitnya alirankali-kali akibat terdesaknya bantaran kali olehpemukiman baik yang liar maupun pemukiman yangmemperoleh izin resmi, (3) perilaku burukmasyarakat yang menjadikan kali sebagai tempatpembuangan sampah atau limbah.Berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut telahdilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta, antara lainmelalui Program Kali Bersih (PROKASIH), programLangit Biru dan Penanaman sejuta pohon. Namunupaya-upaya tersebut dirasakan belum optimal. Bantaran kali merupakan salah satu bounding/sabukpengaman dalam ekosistem aliran kali. Areal ini,selain sebagai sumber biodiversity flora dan fauna,juga dapat dijadikan sebagai sumber penghidupanbagi masyarakat di sekitar bantaran kali tersebut.Pengalaman negara-negara maju menunujukkan bahwapengelolaan bantaran kali dengan pendekatan

2

Page 3: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

pembanguan pariwisata berkelanjutan telahmemperlihatkan hasil yang signifikan baik bagipenduduk lokal maupun kelangsungan sumber dayaalam.Pembangunan pariwisata berkelanjutan (tourismsustainable development), di mana ecotourism sebagaimodel, merupakan pembangunan yang didasarkan ataskelangsungan sumber daya alam, sehingga studitentang hal ini biasanya selalu terkait denganwilayah (Eagles, 1995). Ecotourism dimaksudkansebagai upaya untuk menekan tingkat kerusakan alamdan sekitarnya dan penduduk lokal. Oleh karena ituecotuourism tidak hanya diterapkan di alam yang“tidak dapat dijamah” seperti Costa Rica atauBelize, tetapi dapat diterapkan di berbagai tempatbaik di kota maupun desa (Dodds et.al., 2001). Kota besar seperti Jakarta yang mendapat tekananekstensif dari aktivitas manusia harus dipandangsebagai bagian dari suatu ekosistem (a cyti is notseparate from nature), karena di dalam suatu kotaterdapat vegetasi, hutan, aliran kali-kali, danau,hewan dan lain-lain (Blackstone, 1996).

II. PEMBANGUNAN PARIWISATA [HUTAN KOTA] BERKELANJUTANPembangunan pariwisata, saat ini tidak dapatdipisahkan dari pembangunan nasional secarakeseluruhan, karena dengan mengecilkan artipembangunan pariwisata telah menimbulkan beberapakelemahan antara lain: (1) hilangnya beberapasitus dan/atau benda peninggalan yang memiliki

3

Page 4: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

nilai sejarah (2) tidak terpeliharanya potensidan/atau objek wisata, (3) terdegradasinya nilai-nilai keunikan lokal (local indegenous), dan (4)tingginya tingkat kepunahan sumberdayakeanekaragaman hayati, karena berubah fungsinyalahan-lahan (Kusmayadi, 2001a).Demikian pula pembangunan pariwisata yang telahdilaksanakan, sedikit sekali memperhatikan aspekkeberlanjutan (sustainability) sehingga manfaat daripembangunannya hanya pada aspek ekonomi investor,hanya sedikit sekali manfaat yang diperoleh olehmasyarakat luas.Dalam pemahaman sehari-hari sampai saat inipariwisata dipahami sebagai sebuah industri yangmemproduksi kesempatan atau suasana untukbersenang-senang, kesempatan atau suasana itudikemas sebagai media yang didukung oleh waktu,sumber daya alam, infrastruktur dan fungsipelayanan (Kusmayadi, 2001b). Dalam strukturindustri pariwisata bermain produsen (pengelolaresort atau peristirahatan), pemasaran (tour operatoratau agency), serta konsumen. Industri ini jugadidukung oleh fungsi perbankan, pemasok jasa atausub produsen lainnya (guide, pengrajin dll.) sertainfrastruktur makro.

II.1 PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE TOURISM)Pariwisata merupakan salah satu unsur dalamkegiatan ekonomi yang telah menyumbang pendudukdunia. Lebih dari 664 juta penduduk secarainternasional melakukan perjalanan dan menghasilkan

4

Page 5: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

455 milyar USD yang diterima pada tahun 2000 (WTO,2001). Pariwisata merupakan kekuatan ekonomi yangutama, digenerasikan menyerap 225 juta tenagakerja, menyumbang 10,7 % dari GNP, menginvestfasilitas baru sebanyak 766 juta USD dan menyumbanglabih dari 653,3 juta USD untuk pajak tahunan(WTTC, 1996). Ukuran serta signifikansi dari pariwisatamenunjukkan bahwa tidak cukup bila hanyamengembangkan bentuk baru dari pariwisata"alternatif" untuk mengurangi dampak negatif danmenambah dampak positif dari pengembanganpariwisata. Seluruh sektor harus dikembangkan dandikelola dengan baik sehingga tidak merusak alamserta lingkungan sosial budaya dan hal inimerupakan tanggung jawab industri pariwisata dunia.Konsep mengenai sustainable development telahdiperkenalkan oleh World Commision on Environtment andDevelopment di Brundtland Report pada tahun 1987,yang mendefinisikannya sebagai "development that meetsthe needs of the present without compromising the ability of futuregenerations to meet their own needs". Sedangkan Pariwisataberkelanjutan memiliki konsep yang beragam (danseringkali diperdebatkan). Sesuai dengan definisidari Federation of Nature and National Parks,pariwisata yang berkelanjutan adalah "seluruh bentukdari pengembangan, pengelolaan dan kegiatan pariwisata yangberpedoman lingkungan, integritas sosial dan ekonomi, alam yangtertata dengan baik serta mengembangkan sumberdaya budayasecara terus menerus." (FNNP, 1993). Sedangkan TourismConcern and the World Wide Fund for Nature

5

Page 6: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

mendefinisikan sebagai "operates within natural capacities forthe regeneration and future productivity of natural resources;recognises the contribution that people and communities, customand lifestyles, make to the tourism experience; accepts that thesepeople must have a equitable share in the economic benefits oftourism; and is guided by the wishes of local people and communitiesin the host areas".Meskipun konsep yang telah ada membedakan fokusmereka atau tingkat elaborateness-nya, pesan utamadari laporan ini lebih dan lebih diterima olehseluruh industri pariwisata di dunia ini.Bagaimanapun, arti sustainability sangat kompleksdan memiliki banyak percabangan (ramifications)(Mowforth & Munt, 1998).Ecologycal sustainability, yang berarti pembangunanpariwisata tidak disebabkan oleh perubahan yangirreversible dalam suatu ekosistem yang telah ada, danmenjadi dimensi yang secara umum diterima sejakadanya kebutuhan untuk melindungi sumberdaya alamdari dampak negatif kegiatan pariwisata.Pertumbuhan umum dari kesadaran lingkungan telahsecara signifikan dikontribusikan ke dalam trendini. Social sustainability sesuai dengan kemampuan suatukelompok untuk menyerap wisatawan tanpa menimbulkanketidakharmonisan hubungan sosial. Cultural sustainabilitydalam konteks ini mengasumsikan bahwa kelompokmampu menyerap perilaku budaya yang disebut "touristculture" dan "residual culture" yang dimiliki olehpengunjung. (Jafari 1987). Economic sustanabilityberarti tingkatan dari kegiatan ekonomi yang timbuldari kegiatan pariwisata yang mampu meningkatkan

6

Page 7: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

pendapatan masyarakat setempat serta untuk menutupiseluruh biaya yang dikeluarkan dalam hal melayanipara wisatawan.Aspek sustainability yang berbeda sebaiknya tidakmempengaruhi, tetapi harus dilihat sebagai hal yangsama-sama penting. Tingkat keuntungan yang tinggijangan dianggap sebagai alat untuk menutupikesalahan yang telah dibuat untuk memperbaikisumberdaya sosial dan budaya, tetapi kelemahan inijangan menjadikan lingkungan yang kurang baikdimana pertimbangan ekonomi jarang dilakukan denganbaik. Sustainable tourism harus mampu dilihatsecara ekonomis dan alami serta memilikisensitivitas budaya pada saat yang bersamaan.

II.2 ECOTOURISM DAN SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENTEcotourism secara tentatif dapat dikatakan merupakanperluasan atau dekonstruksi konsep pariwisata yangsudah ada. Bakuan-bakuan mengenai produk (sepertisex, sun, sea atau sand) menjadi tidak mutlak. Batasanperan antara produsen, pemasar atau konsumenmenjadi amorf (cukup tipis), sehingga memungkinkanterjadinya pergantian peran pada suatu titik eventtertentu (Kusmayadi, 2001a).Ecotourism sebagai sebuah industri tidak menuntutketersediaan fasilitas infrastruktur makro secaraberlebihan. Fasilitas dermaga, listrik, jalan, airminum dan bangunan didesain ramah lingkungan danringan konstruksinya. Secara sederhana ecotourismmengajukan konsep pariwisata yang akrab dengan alamdan memberikan kesempatan berekpresi dan menikmati

7

Page 8: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

kultur (seni dan budaya) yang akrab dengan alamatau eco-cultural. Ambil contoh Bali sebagai salah satu model klasikecotourism. Daya jual Bali sebagai obyek wisatatidak semata-mata bersandar pada 4 S, tetapi padaeco-cultural-nya. Selain menyajikan pura, danau dangunung, Bali juga menyajikan prosesi, suara alam,filosofi dan kehidupan sehari-hari orang Bali yangakrab dengan lingkungannya. Contoh lain adalahYogyakarta yang mempunyai nilai apresiatifmasyarakatnya terhadap kehidupan sehari-hari, penuhnuansa dialogis dengan lingkungan dan santai dalammenikmati hidup tidak perlu adanya ketergesa-gesaan. Malaysia mengembangkan pula semacam konsep ecotourismdengan jargon: Malaysia Asia yang sebenarnya.Kombinasi agro-tourism, event multi kultural danserangkaian kemudahan menjadi selling point yangdimiliki oleh Malaysia. Ketiga contoh wajahindustri pariwisata di atas secara kebetulanmemiliki warisan budaya yang kuat.Pariwisata yang berkelanjutan termasuk ke dalamtantangan dalam mengembangkan kualitas produkpariwisata tanpa mempengaruhi lingkungan alam danbudaya yang ada. Inti dari pariwisata yangberkelanjutan merupakan kumpulan nilai yang salingberhubungan dan menyatukan tujuan sektor ekonomi,sosial dan budaya (Wight, 1993). Secara umum,Canadian Environmental Advisory Council (1992)merumuskan ecotourism sebagai “... an enlightening nature

8

Page 9: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

travel experience that contributes to conservation of the ecosystem,while respecting the integrity of host communities”.Sejalan dengan fakta bahwa pariwisata hanyamerupakan bagian kecil dari seluruh prosespembangunan yang berkelanjutan, maka pengaruhecotourism memiliki dampak yang lebih jauh terhadapprinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam bentuk laindari pariwisata (Wight, 1993; Western, 1993).Dengan demikian, melalui support terhadap prinsip-prinsip yang memberikan kontribusi untuk menyatukantujuan sosial, ekonomi serta lingkungan (Wight,1993). Prinsip-prinsip ecotourism harus mencakup:(1) pembangunan lingkungan dan tidak memilikidegradasi pada sumber daya (2) pengalaman dan peranserta (3) pendidikan seluruh pihak (komunitas,pemerintah, LSM, industri dan wisatawan) (4)rekognisi dari nilai sumberdaya yang intrinsik, (5)penerimaan sumberdaya yang dibatasi oleh tahapantermasuk manajemen supply-oriented (6) Mau mengerti danmemiliki hubungan kemitraan dengan seluruh pelaku(7) Promosi mengenai tanggung jawab etis sertasikap mencakup lingkungan alam dan budaya (8)Keuntungan jangka panjang (ekonomi dan non ekonomi)untuk sumberdaya, industri dan komunitas lokal dan(9) Praktek-praktek konservasi yang bertanggungjawab yang berhubungan dengan kegiatan internal daneksternal.Ecotourism seringkali meliputi orientasi pariwisatadalam skala kecil mengenai lingkungan alam,kehidupan primitif dan budaya tradisional. Secaratipikal, ecotourism mengkontribusi ekonomi secara

9

Page 10: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

umum dan penjagaan keseimbangan alam. Ecotourismtumbuh di beberapa bagian di dunia ini terutamadalam lingkungan publik. Sebagai sektor yang paling banyak menyerapwisatawan yang tertarik untuk melihat tempat-tempatbaru dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru,sebagian dari lokasi ini juga menunjukkan bagaimanapariwisata dapat memberikan dampak yang negatif.Ecotourism yang tidak direncanakan dan dikeloladengan baik dapat menyebabkan rusaknya lingkunganalam, sumberdaya serta budaya. Sangat sulit untukmengevaluasi berapa keuntungan serta biaya dariecotourism karena keberagaman yang sepanjang waktu.Keuntungan yang utama diperoleh adalah (Boo 1992)antara lain (1) Meningkatkan dana untuk melindungikomunitas lokal; (2) Peluang bekerja bagi penduduklokal (misalnya pemandu wisata, penjaga parkir,pengrajin dan sebagainya) (3) Pendidikan sadarlingkungan bagi pendatang (meningkatkan kesadaranyang dapat merubah sikap, perilaku denganmenggunakan pola bagi kelestarian alam). Sedangkanbiaya utama yang harus ditanggung adalah: (1)degradasi lingkungan (yang berhubungan dengankegiatan pengunjung, pengelolaan atau tingkahlaku), (2) kestabilan ekonomi (banyak hal daripariwisata yang menyebabkan ketidakstabilansumberdaya ekonomi, terutama bila berkaitan denganfaktor eksternal seperti kerusuhan, fluktuasi matauang atau kestabilan politik. Masalah lain adalahtingkat finansial wisatawan yang mungkin terjadi,di luar wilayah atau di luar negeri). (3) Perubahan

10

Page 11: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

sosial budaya (yang perubahannya dapat positif ataunegatif, yang negatif lebih biasanya terjadi padasaat lingkungan tidak memberikan kesempatan padapelaku wisata untuk memutuskan apakah mereka inginberkecimpung dengan pariwisata dan bagaimanacaranya).

II.3 ECOTURISM [HUTAN] KOTAIde pembangunan pariwisata kota yang berkelanjutansebenarnya bukan hal baru, karena pendekatan initelah banyak diterapkan di negara-negara lain.Namun introduksi ke negara-negara ketiga dirasakanrelatif lambat. Hal ini terjadi karena beberapahal antara lain paradigma pembangunan yangberorientasi pada fisik dan menekankan padapertumbuhan ekonomi semata-mata.Ecotourism kota yang didefinisikan oleh Green TourismAssociation adalah sebagai suatu pebangunanperkotaan yang memiliki empat pilar atau atributyaitu:

a. environmental responsibility, mengandung pengertianproteksi, konservasi, atau perluasan sumberdaya alam dan lingkungan fisik untuk menjaminkehidupan jangka panjang dan keberlangsunganekosistem;

b. local economic vitality, mendorong tumbuh danberkembangnya ekonomi lokal, bisnis dankomunitas untuk menjamin kekuatan ekonomi dankeberlanjutan (sustainability);

11

Page 12: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

c. cultural sensitivity, mendorong timbulnyapenghormatan dan apresiasi (penghargaan)terhadap adat istiadat dan keragaman budayauntuk menjamin kelangsungan budaya lokal yangbaik;

d. experiental richness; menciptakan atraksi yangdapat memperkaya dan meningkatkan pengalamanyang lebih memuaskan, melalui partisipasi aktifdalam memahami personal dan keterlibatan denganalam, manusia, tempat dan/atau budaya.

Kelangsungan sumber daya alam dan lingkungan kotamerupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat,oleh karena itu, meningkatkan kesadaran untukmenjaga lingkungan perlu ditingkatkan.Pembangunan yang dilakukan dengan merubahlingkungan secara total, melainkan hanya sedikitsekali merubah kondisi yang ada saat ini.Pemanfaatan lahan yang berlebihan akanmengakibatkan penurunan daya dukung lingkungansecara cepat. Di samping itu, pembangunan jugaperlu memperhatikan kapasitas maksimum yang dapatdiberikan oleh lingkungan tersebut.Walaupun demikian, ketahanan ekonomi masyarakat didaerah ecotourism harus diperhatikan dengan mendapatmanfaat dari adanya konservasi dan pengelolaanlingkungan tersebut. Aktivitas ekonomi akan dengansendirinya tumbuh apabila ada kunjungan ke daerahectourism tersebut. Peningkatan pengetahuan danketerampilan yang berkaitan dengan kepariwisataanmerupakan bekal utama untuk menggerakkan ekonomitersebut. Oleh karena itu perlu diberikan

12

Page 13: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

pembelajaran secara optimal bagi masyarakat diwilayah ecotourism.Ecotourism juga diharapkan dapat memberikan culturalsensitivity yaitu adanya upaya untuk mendorongtimbulnya penghormatan dan apresiasi (penghargaan)terhadap adat istiadat dan keragaman budaya untukmenjamin kelangsungan budaya lokal yang baik.Dalam kaitan ini peranan masyarakat sebagai sumberinformasi (termasuk guide lokal) sangat diperlukanuntuk memberikan pengertian kepada setiap wisatawanyang datang.Setiap wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuanecotourism mengharapkan adanya pengalaman menarikyang memberikan makna terhadap kehidupannya. Olehkarena itu, experiental richness perlu disuguhkan denganmenciptakan atraksi yang dapat memperkaya danmeningkatkan pengalaman yang lebih memuaskan,melalui partisipasi aktif dalam memahami personaldan keterlibatan dengan alam, manusia, tempatdan/atau budaya.

III. PENGELOLAAN BANTARAN KALI [PESANGGRAHAN KARANG TENGAH] DENGAN PENDEKATAN EKOWISATA [HUTAN] KOTA

Sebagai bagian dari ekosistem kota, bantaran kalimemberikan nuansa paru-paru kota dan sumberkehidupan bagi komunitas sepanjang bantaran kalitersebut. Namun sampai saat ini aliran kali yangmengalir ke kota Jakarta baru hanya dimanfaatkanuntuk kepentingan “pembuangan limbah”.

13

Page 14: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

III.1 POTENSI PENGEMBANGAN BANTARAN KALI PESANGGRAHANNama Kali Pesanggrahan beberapa waktu yang lalumuncul ke permukaan karena aliran airnya yangmeluap menggenangi daerah Jakarta Selatan, Baratdan sebagian Tangerang. Kejadian ini mengejutkansegenap lapisan masyarakat dan menimbulkankesadaran akan arti pentingnya kali bagi kehidupan.Kali Pesanggrahan yang memiliki legenda tempatberkumpul keluarga dan kerabat raja merupakanbagian dari ekosistem kota Jakarta, mengalirmelewati wilayah Karang Tengah. Di sekitar karangtengah ini, bantaran Kali Pesanggrahan membentangsepanjang empat kilo meter (4.000 m) dengan lebarantara 5–20 meter dengan lebar kali diperkirakanantar 10–12 meter dan kedalaman 5-7 meter. Disepanjang bantaran kali perlu dijaga dandilindungi, karena merupakan kawasan hijau.Berdasarkan kepres nomor 32 tahun 1990, ps. 15/16,kriteria sempadan kali adalah:

- sekurang-kurangnya 100 meter dari sisi kiri dankanan kali besar dan 50 meter dari kiri dankanan anak kali yang berada di luar pemukiman;

- untuk kali di kawasan pemukiman, berupasempadan kali yang diperkirakan cukup untukdibangun jalah inpeksi antara 10 sampai 15meter.

Berdasarkan kriteria di atas, maka KaliPesanggrahan yang berada di wilayah hutan KarangTengah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena disepanjang bantaran tersebut tumbuh berbagai

14

Page 15: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

vegetasi baik tanaman produktif maupun tanamankeras sebagai pelindung. Studi pendahuluan Kusmayadi dan Lubis (2001)menunjukkan bahwa hutan karang tengah ini dapatdikembangkan menjadi suatu daerah ekowisata hutankota. Potensi tersebut antara lain (1) potensisumber daya manusia, adanya kelompok masyarakatyang melindungi dan mengambil manfaat darikonservasi, secara swadaya, (2) potensi flora danfauna, di mana terdapat berbagai tanaman langka,tanaman obat dan tanaman vines serta tanamanproduktif, (3) peninggalan sejarah perjalananFatahillah dan situs lainnya, (4) potensi atraksiwisata; udara segar, suara alam, dan olah ragaalam. Di dalam pengembangan tersebut, akan terlibat limapihak yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Pihak-pihak yang berinteraksi tersebutadalah (1) wisatawan, (2) peduduk lokal, (3)operator atau pelaku bisnis pariwisata (4)pemerintah atau regulator dan (5) institusi nonpemerintah sperti lembanga pendidikan dan LSM. Didalam interaksinya kelima pihak tersebut harusmempunyai pandangan yang sama terhadap pengelolaanbantaran kali. Keempat pihak tersebut seperti padaGambar 1.Kelima elemen seperti pada gambar 1. tersebut harusberkembang di atas empat pilar/atribut pembangunanekowisata kota.

15

Page 16: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

Gambar 1. Interaksi Antar Elemen di dalam Ekowisata

Ekowisata bantaran kali sebagai titik sentralpengembangan, tidak boleh terlalu mendapat tekananyang ekstensif dari aktifitas manusia. Lembagapendidikan berperan di dalam memberikan fasilitatorbagi kemandirian mengelola ekowisata. Pemerintahlokal memberikan fasilitas dan pembinaan sertakewenangan-kewangan dalam bentuk peraturan danpenyediaan fasilitas umum. Pihak operator selainsebagai agen pengembangan wisata yang mendatangkanwisatawan, juga berperan sebagai stimulatorkeberhasilan ekowisata. Adapun penduduk lokal,berperan di dalam mengelola ekowisata sebagai pihakyang secara langsung bertanggung jawab terhadapkelangsungan ekosistem.

16

Wisatawan

Pemerintah lokal

Lembaga:

Pendidikan dan LSM

Operator: BPW, Hotel dll.

Penduduk lokal

Ekowista

bantaran

kali/hutan kota

Page 17: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

III.2 DESKRIPSI PROGRAM

III.2.1 Nama ProgramProgram pengelolaan bantaran Kali ini merupakanproyek percontohan Pengelolaan Bantaran Kali denganPendekatan Pengembangan Ekowisata Hutan Kota.Adapaun identitas program diberi nama PROGRAMEKOWISATA BANTARAN KALI (disingkat PREKOTA BALI).PREKOTA BALI, merupakan suatu program yang“mengasosiasi”kan Bali sebagai barometer keberhasilanpariwisata. Dengan demikian diharapkan pengelolaanbantaran kali tersebut dapat memiliki nuansakesuksesan seperti yang dialami Bali.

III.2.2 Tujuan ProgramPREKOTA–BALI, secara umum bertujuan untukmeningkatkan peran serta masyarakat di dalammengelola bantaran kali dengan pendekatan eko-wisata hutan kota. Sedangkan secara khusus tujuanprogram ini adalah:a. meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat

terhadap pengelolaan lingkungan termasuk bantarankali melalui:– peningkatan kesadaran dalam memelihara

lingkungan;– peningkatan pengetahuan dan keterampilan

pengelolaan lingkungan.b. meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat lokal

melalui;

17

Page 18: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

– peningkatan pengetahuan, kemampuan danketerampilan usaha di bidang kepariwisataan;

– peningkatan jiwa wirausaha dan keterampilanberusaha di bidang kepariwisataan;

– peningkatan pengetahuan dan keterampilan dibidang usaha jasa boga, pelayanan danakomodasi;

– pemberian pengetahuan dan keterampilan bidangjasa pemanduan bagi wisatawan;

– peningkatan pengetahuan, keterampilan bidangproduksi dan jasa cinderamata.

c. meningkatkan kesadaran dalam menghargai budayalokal,

d. merancang atrasksi wisata di daerah tujuanwisata;

e. merancang strategi pemasaran ekowisata bantarankali.

III.2.3 Bentuk ProgramProgram-program yang akan dilaksanakan akanmengarah pada pengelolaan bantaran kali: (1)bertanggung jawab terhadap lingkungan (environmentalresponsibility), (2) meningkatkan ketahanan ekonomilokal (local economic vitality) (3) penghormatan danapresiasi terhadap budaya (cultural sensitivity), (4)pengayaan pengalaman (experiental richness). Secara garisbesar digambarkan sebagai berikut:Tujuan Umum

Program Aktivitas Keterlibatan

Program 18

Page 19: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

InisiasiEnvironmental responsibility

Penataan wilayah ekowisata

- Menetapkan batas-batas bantaran

- Marking (marka/rambu-rambu)

- Supply air bersihdan sarana MCK

- Pembuatan jalan setapak

- Pos-pos pengamanan dan kesehatan

- Pemerintah - Masyarakat- Sponsor

Konservasi sumber daya alam

- Budidaya tanaman keras/buah-buahan

- Pemeliharaan tanaman langka

- Pengelolaan tanaman obat

- Nursery

Masyarakat Lembaga pendidikanLSM

Public awareness

- Penyuluhan lingkungan

- Pelatihan pengelolaan lingkungan terpadu

MasyarakatPemerintahOperatorLembaga pendidikanLSM

--

Economic viability

Generating income

Merancang usaha bidang:- jasa makanan dan minuman

- jasa penginapan- jasa atraksi wisata

- cinderamata- pertanian

MasyarakatPemerintahOperatorLembaga pendidikanLSM

Cultural Penumbuhan - pagelaran seni Masyarakat19

Page 20: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

sensitivity

dan Pengembangan seni dan budaya rakyat

budaya rakyat- sosialisasi seni budaya local

PemerintahOperatorLembaga pendidikanLSM

- menumbuhkan kebanggaan (proudly) terhadap seni budaya sebagai indigenous local people

MasyarakatPemerintahOperatorLembaga pendidikanLSM

Experiential richness

Pencitraan (imaging) senidan budaya lokal

- merancang programwisata bantaran kali

- menyelenggaraan even tradisional

- meningkatkan variasi atraksi menarik

MasyarakatPemerintahOperatorLembaga pendidikanLSM

Marketing Promosi - Menyusun strategidan program pemasaran

- Menentukan promosi

MasyarakatPemerintahOperatorLembaga pendidikanLSM

Launching -

Keterangan dari tabel di atas diuraikan di bawahini.

III.2.3.1 Tanggung jawab terhadap lingkungan (environmental responsibility)

Program ini mengandung pengertian proteksi,konservasi, atau perluasan sumber daya alam dan

20

Page 21: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

lingkungan fisik untuk menjamin kehidupan jangkapanjang dan keberlangsungan ekosistem. Kegiatanyang dapat dilaksanakan adalah melalui: Peningkatan pengetahuan tentang lingkungan; Peningkatan kesadaran terhadap kelangsungan

sumber daya alam; Peningkatan kesadaran dalam memelihara kebersihan

lingkungan, keamanan, ketertiban dan keindahanlingkungan.

Aktivitas tentatif:– pelatihan manajemen lingkungan;– penyuluhan– audit lingkungan.

III.2.3.2 Local economic vitalityProgram ini ditujukan untuk:- mendorong tumbuh dan berkembangnya ekonomi lokal,- bisnis dan komunitas untuk menjamin kekuatan

ekonomi dan keberlanjutan (sustainability);Aktivitas tentatif:

Pelatihan Pengelolaan Jasa PenginapanProgram ini memberikan pengetahuan dan keterampilanbagaimana mengelola rumah tinggal sebagai tempatpenginapan (homestay), keterampilan service,kebersihan, kerapihan dan kenyamanan, sertakeamanan.

21

Page 22: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

Pelatihan pengelolaan rumah makan dan kateringProgram ini memberikan pengetahuan dan keterampilandalam bidang menyiapkan, mengoperasionalkan danmengembangkan rumah makan dan katering.

Pelatihan Pengetahuan MemanduPelatihan ini akan diberikan pada pemuda/remajaputus sekolah di desa mitra. Materi yang akandisajikan berupa wawasan pemanduan, teknik memandu,pengenalan wilayah, pengetahuan produk dan atraksiwisata dan lain-lain.

Pelatihan Peluang Bisnis Industri KriyaPelatihan ini akan memberikan pengetahuan danketrampilan tentang industri kerajinan ‘kriya’untuk cindera mata bagi para wisatawan.Pemanfaatan limbah pertanian dan kehutanan untukdijadikan bahan kerajinan.

III.2.3.3 Cultural Sensitivitymendorong timbulnya penghormatan dan apresiasi(penghargaan) terhadap adat istiadat dan keragamanbudaya untuk menjamin kelangsungan budaya lokalyang baik;

III.2.3.4 Experiental Richness;menciptakan atraksi yang dapat memperkaya danmeningkatkan pengalaman yang lebih memuaskan,melalui partisipasi aktif dalam memahami personaldan keterlibatan dengan alam, manusia, tempatdan/atau budaya.

22

Page 23: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

III.3 MODEL PENGELOLAANSecara fisik, pengelolaan bantaran akan

III.4 TAHAPAN KEGIATAN

III.4.1 Pemetaan dan Analisis Sosial Erat terkait dengan persoalan strukturalkemasyarakatan adalah jaringan atau konfigurasi kekuatansosial-ekonomi masyarakat yang memainkan peranan di suatukomunitas. Di dalamnya tergambar pilihan-pilihanuntuk mencari nafkah, bagaimana kepentingan jangkapendek dan jangka panjang dipenuhi, pola konsumsidan ekspektasi masyarakat.Adapun persoalan kultur berkaitan dengan sistemnilai kekerabatan atau kemasyarakatan yang dianut,simbol-simbol terpakai, model komunikasi, polapartisipasi serta pola adaptasi terhadap perubahan.Lewat proses analisis yang lebih mendalam akandapat diketahui hirarki kultur yang ada. Apakahdalam tataran residual, hegemonik, dominan atauemerging. Hal ini penting dilakukan untukmengetahui posisioning kultur lokal sebelum agendacommunity organizing (CO) dan community development (CD)dijalankan. Hal-hal yang menyangkut aktor suatu komunitasadalah informal atau formal leader yang punya pengaruh dalamkehidupan masyarakat dan menjadi panutan. Juga datatentang kelembagaan yang menjadi alat penyaluran

23

Page 24: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

pengaruh serta pendukung simbol kepemimpinan. Gayahidup dan potensi diri para aktor akan merupakangambaran lengkap yang dibutuhkan pada saatrancangan agenda CO atau CD disusun. Dari data inidapat dikembangkan grup-grup leader untuk men-dinamisasikan pengembangan komunitas.Pemetaan dilakukan lewat pendekatan komunikasiserta proses integrasi timbal balik dengankomunitas sasaran. Serangkaian focus group discussion(FGD) akan diadakan guna mendapatkan masukansebanyak mungkin tentang keberadaan suatukomunitas. Dengan adanya data sekunder serta priorknowledge tentang komunitas sasaran, kelengkapandata struktur, kultur serta aktor suatu komunitasdapat diperoleh.Adapun rancangan analisis sosial ini secarasederhana dapat di kerangkakan sebagai berikut :

No. Aspek Uraian Analisi

s

Kesimpulan tentatif

1. Lingkungan dan demografi

2. Struktur kemasyarakatan3. Kultur4. Aktor

Tahap selanjutnya adalah mengkomunikasikankesimpulan tentatif hasil pemetaan dan analisissosial serta rancangan agenda CO maupun CD kepadakeseluruhan stakeholder program pengembangan komunitasini (Pemko sebagai inisiator dan fasilitatorprogram, komunitas masyarakat lokal, STP Trisakti,Kalangan Tim Ahli dll.)

24

Page 25: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

III.4.2 Alternatif CO, CD dan Pengelolaan Obyek Wisata

Setelah tahap pemetaan dan analisis sosialdilakukan, beberapa program dan agenda tentatifyang dapat dikerjakan adalah :

III.4.2.1 Penataan Lingkungan: Penetapan Kawasan Bantaran Kali

Hal ini perlu dilakukan terlebih dahulu sebagaiprasyarat untuk memulai suatu pengembangankomunitas di bantaran kali. Penataan lingkungandimaksudkan sebagai suatu stimulan atau penciptaanruang hidup serta aktivitas baru bagi komunitas.Penataan lingkungan akan membangkitkan energisosial serta kegairahan masyarakat untukberpartisipasi.Pemilihan atau skala prioritas program dilakukansesuai dengan kesepakatan bersama stakeholderpengembangan komunitas ini. Kesepakatan itumeliputi pendanaan, struktur pengendalian program,aktor pelaksana, waktu dan tempat pelaksanaanaktivitas.

III.4.2.2 Community Organizing (CO) dan Community Development (CD)

Keberadaan sebuah obyek pariwisata yang menerapkanpola ecotourism perlu memiliki keunggulan produkatau product image yang kompetitif serta memilikinilai jual yang tinggi. Untuk itulah kegiatanpengembangan masyarakat lokal (community development)

25

Page 26: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

diajukan sebagai rancangan strategi untukmemenangkan perjuangan meraih product image yangbercitarasa global dan layak jual. Trend mutakhir mensiratkan obyek pariwisataalternatif yang dicari dan diminati adalah obyekpariwisata yang menjalankan konservasi lingkungan(baik bio-fisik maupun kultural), memberi ruangsebanyak-banyaknya bagi wisatawan untuk dekatdengan alam serta berinteraksi dengan kulturkomunitas lokal.Disain community development ini tidak semata–matamengandalkan dan bergantung sepenuhnya padaotoritas inisiator program. Program-program di-susun atas dasar aspirasi dan partisipasi komunitaslokal yang sinergis dengan peran otoritas inisiatorsebagai fasilitator. Disain skala program mulaidari unit kecil dan dilaksanakan oleh komunitaslokal yang sudah dipersiapkan lebih dulu. Dalamjangka pendek program community development ini ikutberperan menciptakan ekspektasi peningkatankesejahteraan masyarakat lewat pengembanganecotourism. Dalam jangka menengah hasil programcommunity development ini dapat mendukung kepentinganmasyarakat Bantaran Kali.Adapun rancangan tentatif program CO dan CD di BantaranKali adalah sebagai berikut:

No Input Aktivitas Output Outcomes Impact

26

Page 27: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

I. Potensi lahan, kultur masyarakatdan dukungan pemko inisiator

Pertanian tanaman pangan intensif dan organik

Demo plot potensi agrobisnisdan agro tourism

Swasembadapangan danincome generating

Pengembangan pola pertanian terpadu danpendukung ecotourism

Perkebunanbuah dan atau hortikultura

Demo plot potensi agrobisnisdan agro tourism

Pengembangan agroindustri dan income generating

Pengembangan pola pertanian terpadu dan pendukung ecotourism

Hutan rakyat

Demo plot potensi agro forestry dan agro tourism

Konservasilahan, manajemen lingkungandan futureincome generating

Pengembangan pola kehutanan terpadu dan pendukung ecotourism

Industri kerajinan rakyat

Demo plot potensi sosio-kultural ekonomi dan agro tourism

Manajemen lingkungandan futureincome generating

Diversifikasi usaha dan pendukung ecotourism

II SDM komunitas lokal dan dukungan pemko inisiator

Wirausaha sosial /koperasi

Demo plot potensi sosial ekonomi rakyat

Pengembangan etos kerja wirausaha

Pengembangan jaringan ekonomi rakyat

27

Page 28: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

Pendampingan anak, ibu, remaja danlembaga pendidikanlokal

Demo plot aktivitas model community organizer

Introduksibudaya kritis, kreatif, mandiri dan partisipatif.

Pengembangan sosio kultural komunitas lokal

Rancangan program tentatif ini diusahakan sinergidengan potensi alam dan kultur masyarakat lokal.Aspirasi, partisipasi komunitas lokal serta besaranskala program pengembangan masyarakat yangdisetujui oleh segenap stakeholder program akanmenentukan jenis program yang akan dikerjakan.Pemahaman dialogis dan penampungan aspirasikomunitas lokal dilakukan lewat serangkaian focusgroup discussion (FGD). Selanjutnya pemahaman potensibio-fisik-kimiawi lahan/lingkungan akan dilakukanlewat survey dan uji coba laboratorium.

IV. PENGORGANISASIAN KEGIATAN

V. PENUTUPBerdasarkan uraian di atas maka upaya pengelolaanbantaran kali dengan pendekatan ekowisata, dapatmenjadi salah satu alternatif di dalam mengelolabantaran kali. Prasyarat utama di dalampengelolaanya adalah partisipasi masyarakat dalammengelola lingkungannya.

28

Page 29: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

VI. DAFTAR PUSTAKABlackstone Corporation. 1996. Developing an urban

ecotourism Strategy for Metro Toronto: a feasibility assesmentfor the greent tourism partnership.

Boo, E. 1992. The Ecotourism Boom: Planning For DevelopmentAnd Management. Wildlife and Human Needsprogram of the World Wildlife Fund, Washington,DC.

BPS. 2001. Hasil Sementara Sensus Pnduduk 2000.Dodds, R., Anna G., and Marion J. 2001. Urban Green

Tourism–Ecotourism in the City: A Case Study of Toronto,Canada.

Eagles, P. 1995. Understanding the market for sustainabletourism. US Departmen Agricultural and ForestService Intermountain Research Station.

Federation of Nature and National Parks. 1993.Loving Them to Death ? Sustainable Tourism in Europe's Natureand National Parks, Grafena.

Gunawan, M., Erwidodo. 1991. Urbanisasi Temporer diJawa Barat. Monografi Series No. 4. DinamikaKeterkaitan Desa-Kota di Jawa Barat. PSE,Bogor.

Jafari, J. 1987. Tourism Models: The Sociocultural Aspects.Tourism Management 8(2), 151-159

Kusmayadi dan Taviprawati. 1999. Aspek masyarakat danfaktor lilngkungan dalam pengembangan daerah tujuanwisata. J. Ilm. Pariwisata 4(2).

Kusmayadi. 2000. Pengembangan Pariwisata Dan PrasaranaPendukung Di Daerah Propinsi Banten. Makalah Seminar

29

Page 30: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

“Peluang, Tantangan dan Strategi PembangunanPropinsi Banten Dalam Menyongsong OtonomiDaerah”. Carita, 13-14 Oktober 2000.

Kusmayadi. 2001a. Pemberdayaan Sosial EkonomiMasyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Nelayan.Usulan Kelayakan Pengelolaan Pulau-pulau Batam.

Kusmayadi. 2001b. Program Pengembangan Pariwisata JakartaBarat. Makalah seminar Forum PengkajianPerencanaan Tingkat Wilayah Kotamadya JakartaBarat, Ruang Pola Kotamadya Jakarta Barat, 6Agustus 2001

Kusmayadi dan Lubis. 2001c. Identifikasi Potensi WisataEkologi Hutan Karang Tengah. Pusat Penelitian danPengabdian Pada Masyarakat. Sekolah tinggiPariwisata Trisakti. Jakarta.

Kusmayadi. 2002. Posisi Pariwisata Indonesia dalamPerspektif Pemasaran Internasional. SeminarPascasarjana Univ. Trisakti. Jakarta,Pebruari, 2002.

Mowforth, M. and Munt, I. 1998. Tourism andSustainability. New Tourism in the Third World,Routledge, London.

Tourism Concern and WWF (1992): Beyond the GreenHorizon. A Discussion Paper on Principles forSustainable Tourism, WWF UK, Godalming

Western, D. 1993. Defining ecotourism. InEcotourism: a guide for planners & managers,ed. K. Lindbergh and D.E. Hawkins, pp. 7-11.North Bennington, Vermont: The EcotourismSociety

30

Page 31: Program Ekowisata Bantaran Kali

Program Ekowisata Bantaran Kali – PREKOTA BALI

Wight, P. 1993. Sustainable Ecotourism: BalancingEconomic, Environmental and Social Goals Withinan Ethical Framework. The Journal of TourismStudies, 4(2), 54-66

World Commission on Environment and Development.1987. Our Common Future, Oxford University,Oxford.

World Tourism Organization (2001) New Release,Madrid: WTO, 31 "January 2001.

WTO. 1996. What Tourism Managers Need to Know, APractical Guide to the Development and Use ofIndicators of Sustainable Tourism, WTO, Madrid.

WTO. 2000. Tourism Highlights 2000. 2nd editionAugust 2000.

WTO. 1994. National and Regional Tourism Planning:Methodologies and case studies. Routledge.

WTTC. 1996. The 1996/7 WTTC Travel & TourismReport, WTTC, London.

31