Top Banner
PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Building Construction yang Telah Listing di BEI Tahun 2014-2018) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Bella Yustika Apriliani NIM: 11160820000064 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M
217

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

Oct 27, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Building

Construction yang Telah Listing di BEI Tahun 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Bella Yustika Apriliani

NIM: 11160820000064

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

ii

PENGARUH INFLASI, TAX AVOIDANCE, FINANCIAL RISK, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Building

Construction yang Telah Listing di BEI Tahun 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Bella Yustika Apriliani

NIM: 11160820000064

Di Bawah Bimbingan:

Zuwesty Eka Putri, M.Ak.

NIP. 198004162009012006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 3: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini 17 Juni 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Bella Yustika Apriliani

2. NIM : 11160820000064

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan

Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi (Studi

Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate,

dan Building Construction yang Telah Listing di BEI

Tahun 2014-2018)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komperhensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2020

1. Yusro Rahma, SE.,M.Si

NIP. 198005062008012016 ( )

2. Masrul Huda, M.Si

NIP. 196305062014111001 ( )

Page 4: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini 01 Oktober 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Bella Yustika Apriliani

2. NIM : 11160820000064

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan

Dividen sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada

Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Building

Construction yang Telah Listing di BEI Tahun 2014-2018)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan

LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 01 Oktober 2020

1. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak.

NIP. 197609242006042002 ( )

2. Atiqah, SE, M.Si.

NIP. 198201202009122004 ( )

3. Zuwesty Eka Putri, M.Ak.

NIP. 198004162009012006 ( )

Page 5: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

v

Page 6: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Bella Yustika Apriliani

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 23 April 1998

3. Alamat : Jalan Nuh No. 11 RT/RW: 06/05

Sukabumi Utara, Kebon Jeruk

Jakarta Barat, 11540

4. Nomor handphone : 0895-3335-45017

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 15 Pagi Palmerah Tahun 2004 - 2010

2. SMP Negeri 75 Jakarta Tahun 2010 - 2013

3. SMA Negeri 16 Jakarta Tahun 2013 - 2016

4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016 - 2020

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 2017-2018 : Anggota HMJ Akuntansi Divisi

Ekonomi Kreatif

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Udin Syafrudin

2. Ibu : Eti Kusmayati

3. Anak ke : 4 dari 5 bersaudara

Page 7: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

vii

THE INFLUENCE OF INFLATION, TAX AVOIDANCE, FINANCIAL RISK,

AND PROFITABILITY ON FIRM’S VALUE WITH DIVIDEND POLICY AS

MODERATED VARIABLE

(Empirical Study on Property, Real Estate, and Building Sector Companies listed

in Indonesia Stock Exchange Period 2014-2018)

ABSTRACT

This research aims to explain the influence of Inflation, Tax Avoidance,

Financial Risk, and Profitability on Company Value with Dividend Policy as a

Moderated Variable that is carried out on companies in the Property, Real Estate, and

Building Construction sectors that have been listed on the Indonesia Stock Exchange

in 2014-2018. This research is a quantitative study in which the data is processed using

the SPSS 25 application. The population in this research are Property, Real Estate,

and Building Construction companies that have go-public and published their financial

statements on the site idx.co.id or have been listed on the IDX on period 2014-2018.

While the research sample are population data that meets the criteria of the researcher.

Sample selection is done by using purposive sampling method. In this research there

were 12 sample companies with a total number of sample data are 60 (the number of

samples multiplied by 5 years). This research uses multiple regression analysis and

moderated regression analysis (MRA).

The results of this research stated that (1) Inflation has a significant effect on firm

value, (2) Tax avoidance has no significant effect on firm value, (3) Financial risk has a

significant effect on firm value, (4) Profitability has no significant effect on firm value, (5)

Inflation, tax avoidance, financial risk, and profitability simultaneously have a significant

effect on firm value, (6) Dividend policy is not able to moderate the relationship of inflation

to firm value, (7) Dividend policy is able to moderate the relationship of tax avoidance to

firm value, ( 8) Dividend policy is not able to moderate the relationship of financial risk to

the value of the company, (9) Dividend policy is able to moderate the relationship of tax

avoidance to the value of the company.

Keywords: Inflation, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitability, Dividend Policy,

Company Value.

Page 8: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

viii

PENGARUH INFLASI, TAX AVOIDANCE, FINANCIAL RISK, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Building

Construction yang Telah Listing di BEI Tahun 2014-2018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Inflasi, Tax Avoidance,

Financial Risk, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen

sebagai Variabel Moderasi yang dilakukan terhadap perusahaan sektor Property, Real

Estate, dan Building Construction yang telah terdaftar di BEI Tahun 2014-2018.

Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dimana data diolah dengan menggunakan

aplikasi SPSS 25. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property, Real

Estate, dan Building Construction yang telah go-public dan menerbitkan laporan

keuangannya pada situs idx.co.id atau telah listing di BEI pada periode 2014-2018.

Sedangkan sampel penelitian adalah data populasi yang telah memenuhi kriteria

peneliti. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Dalam penelitian ini terdapat 12 sampel perusahaan dengan total jumlah data

sampel sebanyak 60 (jumlah sampel dikali 5 tahun). Penelitian ini menggunakan

analisis regresi berganda dan moderated regression analysis (MRA).

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa (1) Inflasi berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, (2) Tax avoidance tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan, (3) Financial risk berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, (4)

Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, (5) Inflasi, tax

avoidance, financial risk, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, (6) Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan

inflasi terhadap nilai perusahaan, (7) Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan tax

avoidance terhadap nilai perusahaan, (8) Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi

hubungan financial risk terhadap nilai perusahaan, (9) Kebijakan dividen mampu

memoderasi hubungan tax avoidance terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitabilitas, Kebijakan Dividen,

Nilai Perusahaan.

Page 9: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, dan Profitabilitas Terhadap

Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi (Studi

Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Building Construction

yang Telah Listing di BEI Tahun 2014-2018)”. Shalawat serta salam senantiasa

penulis hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing

kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Akuntansi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulis menyadari adanya banyak pihak yang turut serta membantu dalam

proses penyelesaian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas do’a,

bantuan, dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga

penulis mempunyai kekuatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan serta memberikan banyak

dukungan baik moril maupun materil, juga memberikan semangat yang tak terkira

sehingga penulis dapat terus belajar, tumbuh, dan mengembagkan potensi yang

dimiliki. Terima kasih karena selalu ada untuk penulis, menjadi tempat bersandar,

Page 10: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

ix

dan selalu memberikan kekuatan bagi penulis terutama disaat proses penulisan

skripsi untuk meraih gelar sarjana ini.

3. Kakak penulis yaitu Fitri Pratiwi Agustina, Angga Prasetyo Adi Nugroho, dan Anis

Nisrina Yulianti. Serta, adik penulis yaitu Arkan Al-Iman Ramadha yang menjadi

penyemangat bagi penulis dalam segala kondisi.

4. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak,. CA,. QIA,. BKP., CRMP., selaku Dekan dan

Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Zuwesty Eka Putri, M.Ak., selaku pembimbing skripsi yang selalu ada untuk

penulis ketika penulis membutuhkan bantuin terkait penulisan skripsi ini dan juga

terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

8. Ibu Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S.Ak., selaku dosen pembimbing akademik

yang selalu memberikan dukungan pada penulis, memberikan segala saran yang

terbaik bagi penulis selama kuliah dan juga terima kasih atas segala ilmu serta

masukan yang diberikan agar dapat menjadi bekal bagi penulis ke depannya.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, terima kasih atas ilmu

dan pelajaran yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

Page 11: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

x

mengembangkan diri serta memperluas ilmu yang penulis miliki, dan semoga ilmu

tersebut dapat menjadi berkah kebaikan dan bekal bagi penulis di masa depan.

10. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam mengurus

segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

11. Sahabat semenjak masa SMA, Savira Nur Fatih, Desita Assafah, Lita Permata Sari,

Thiara Ayu Pangesti, Devya Santi yang selalu ada untuk penulis dan menjadi

sumber yang selalu bisa membuat penulis tertawa dan melepas segala beban

pikiran.

12. Teman tercintaku Millah Sucilia, Tiwi Angela Safitri, Ersha Siti Dzhulisa, Nindya

Syavira Roesmar, Mila Permatasari, Nurjanah yang selalu mendampingi penulis

selama bertahun-tahun dimasa kuliah dan menjadi teman untuk bercerita dan

tertawa.

13. Sobat Robby Sefri Pratama yang tidak pernah bosan untuk menjawab pertanyaan

penulis selama kuliah, baik yang berkenaan dengan skripsi maupun bukan. Terima

kasih karena telah mengajarkan banyak hal dan ilmu pada penulis.

14. Terkhusus untuk Eriesta Meilani, Nindya Syavira Roesmar, dan Putri Puspa, terima

kasih karena yang telah menjadi guru selama masa kuliah dan menjadi sumber ilmu

disaat penulis kesulitan untuk memahami materi kuliah terutama yang berhubungan

dengan akuntansi.

15. Sobat Damar Dian Rifai yang selalu memberikan semangat terutama saat akan

menjalani ujian komprehensif yang rela untuk mendengarkan dan mengajarkan

Page 12: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xi

segala ilmu pada penulis. Serta telah menjadi mentor akuntansi penulis semenjak

semester 6.

16. Teman grup Mosacc yaitu Irma Nuranisa, Eriesta Meilani, Annisa Putri Rahma,

Chyntia Chusnul Khotimah, Silvi Anggraini, Robby Sefri Pratama, Noel Franchise,

Bayu Wicaksono, Akbar Riski, dan Rizki yang telah menjadi teman seperjuangan

membuat aplikasi akuntansi masjid dan berbagi banyak suka cita.

17. Seluruh teman akuntansi kelas B 2016, terima kasih atas semua kenangan dan

kebahagiaan yang selama 4 tahun terakhir selalu menjadi bagian dari keseharian

penulis.

18. Seluruh teman KKN CAKRAWALA 12, terima kasih atas banyak pengalaman,

suka cita, ilmu dan pembelajaran hidup singkat tetapi akan terus penulis kenang.

19. Teman seperbimbingan skripsi, Fauzan Febrianto dan Chyntia Chusnul Khotimah

yang sedari awal saling membantu dalam proses pengerjaan skripsi.

20. Teman magang dan teman kuliah Nabila Salsabila terima kasih karena setiap

pulang magang selalu memberi tumpangan pulang dan teman tertawa dan sharing

selama magang, Talitha Kenzia teman kuliah yang telah menjadi teman

seperjuangan kompre yang terus selalu memberikan info-info yang bermanfaat dan

tahu bagaimana sulitnya untuk kita lulus kompre.

21. Juga semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu

saya selama kuliah dan dalam segala proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas

segala bantuannya.

Page 13: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis

berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan

bagi penulis ke depannya. Dan diharapkan dengan adanya penelitian ini akan

memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 12 Juli 2020

Bella Yustika Apriliani

Page 14: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 15

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 15

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 16

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 17

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 18

BAB II .................................................................................................................... 20

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 20

A. Tinjauan Literatur ......................................................................................... 20

1. Teori Sinyal (Signalling Theory) .............................................................. 20

2. Teori Keagenan (Agency Theory) ............................................................. 22

3. Pecking Order Theory .............................................................................. 24

4. Bird In Hand Theory ................................................................................ 25

5. Nilai Perusahaan ....................................................................................... 27

6. Kebijakan Dividen .................................................................................... 31

7. Inflasi ....................................................................................................... 33

8. Tax Avoidance .......................................................................................... 35

Page 15: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xiv

9. Financial Risk .......................................................................................... 37

10. Profitabilitas............................................................................................ 40

B. Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 43

C. Pengembangan Hipotesis .............................................................................. 56

1. Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Perusahaan .............................................. 56

2. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan ................................. 58

3. Pengaruh Financial Risk terhadap Nilai Perusahaan ................................. 60

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan .................................... 62

5. Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitabilitas terhadap

Nilai Perusahaan ....................................................................................... 64

6. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Inflasi terhadap Nilai

Perusahaan ............................................................................................... 65

7. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Tax Avoidance

terhadap Nilai Perusahaan ........................................................................ 67

8. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Financial Risk

terhadap Nilai Perusahaan ........................................................................ 68

9. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan ........................................................................ 70

D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 72

BAB III................................................................................................................... 73

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 73

A. Ruang lingkup penelitian .............................................................................. 73

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 73

1. Populasi dan Sampel................................................................................. 73

2. Metode pengambilan sampel .................................................................... 74

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 75

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ...................................................... 75

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ....................................................... 75

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................. 76

1. Variabel Independen ................................................................................. 76

a. Inflasi .................................................................................................... 76

Page 16: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xv

b. Tax Avoidance ...................................................................................... 77

c. Financial Risk ....................................................................................... 78

d. Profitabilitas .......................................................................................... 79

2. Variabel Dependen ................................................................................... 79

a. Nilai Perusahaan ................................................................................... 80

3. Variabel Moderasi .................................................................................... 81

a. Kebijakan Dividen (Z) ........................................................................... 81

e. Metode Analisis Data .................................................................................... 84

1. Statistik Deskriptif .................................................................................... 84

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 84

a. Uji Normalitas ....................................................................................... 85

b. Uji Autokorelasi .................................................................................... 86

c. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 87

d. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 88

3. Uji Hipotesis ............................................................................................ 88

a. Analisis Regresi Berganda ..................................................................... 89

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ........................................... 90

2) Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) ......................... 90

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 91

b. Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis- MRA) ..... 92

1) Hubungan interaksi antara Inflasi dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai

Perusahaan ........................................................................................ 92

2) Hubungan interaksi antara Tax avoidance dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan ................................................................. 93

3) Hubungan interaksi antara Financial Risk dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan ................................................................. 93

4) Hubungan interaksi antara Profitabilitas dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan ................................................................. 94

BAB IV .................................................................................................................. 96

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 96

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 96

Page 17: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xvi

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................................. 98

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 98

a. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Inflasi ................................. 99

b. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Tax Avoidance ................. 100

c. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Financial Risk .................. 100

d. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas ..................... 100

e. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan .............. 101

f. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kebijakan Dividen ........... 101

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 102

a. Hasil Uji Normalitas............................................................................ 102

b. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 105

c. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 106

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 107

3. Uji Hipotesis .......................................................................................... 109

a. Hasil Analisis Regresi Berganda.......................................................... 110

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)................................. 110

2) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................. 111

3) Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ............. 112

b. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ............................... 117

1) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh Inflasi

terhadap Nilai Perusahaan ............................................................... 117

2) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh Tax

Avoidance terhadap Nilai Perusahaan .............................................. 121

3) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh Financial

Risk terhadap Nilai Perusahaan ........................................................ 125

4) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan ............................................................... 129

C. Pembahasan ................................................................................................ 132

1. Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Perusahaan ............................................ 133

2. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan ............................... 135

3. Pengaruh Financial Risk terhadap Nilai Perusahaan ............................... 137

Page 18: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

xvii

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan .................................. 140

5. Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitabilitas Secara

Simultan terhadap Nilai Perusahaan........................................................ 142

6. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Inflasi terhadap Nilai

Perusahaan ............................................................................................. 143

7. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Tax Avoidance

terhadap Nilai Perusahaan ...................................................................... 145

8. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Financial Risk

terhadap Nilai Perusahaan ...................................................................... 147

9. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan ...................................................................... 149

BAB V .................................................................................................................. 152

PENUTUP ............................................................................................................ 152

A. Kesimpulan................................................................................................. 152

B. Implikasi ..................................................................................................... 154

C. Keterbatasan ............................................................................................... 155

D. Saran .......................................................................................................... 156

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 158

LAMPIRAN ......................................................................................................... 171

Page 19: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai situasi yang membuatnya

dituntut untuk melakukan perbaikan dan pembangunan di segala bidang, salah

satunya dalam bidang ekonomi. Perbaikan dan pembangunan tersebut tentu

memerlukan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya perusahaan. Perusahaan

berperan penting dalam membangun ekonomi suatu negara. Setiap perusahaan

yang didirikan pasti memiliki tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan

jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk memperoleh laba

yang maksimal, sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk

memaksimalkan kemakmurkan para pemegang sahamnya dan memaksimalkan

nilai perusahaan (Hamidah dkk., 2015). Nilai perusahaan merupakan persepsi

investor terhadap potensi pertumbuhan perusahaan yang sering berkaitan dengan

perkembangan harga saham (O. Aditya & Naomi, 2017). Menurut Salvatore

(2015) dalam Aditya & Naomi (2017), jika harga saham tinggi, maka nilai

perusahaan juga akan tinggi dimana tujuan utama perusahaan menurut theory of

the firm adalah untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dapat diukur melalui harga sahamnya. Semakin tinggi

harga saham, maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Dan semakin tinggi

nilai perusahaan, maka kemakmuran para pemegang saham akan semakin

terjamin. Hal tersebut tentu akan berdampak pada meningkatnya jumlah investor

Page 20: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

2

yang ingin menginvestasikan uangnya di perusahaan tersebut (Hamidah dkk.,

2015). Nilai perusahaan juga dapat diukur dari return saham karena tujuan investor

berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan atau pengembalian yang

tinggi dengan tingkat risiko tertentu (Rismawati, 2014).

Harga saham juga sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi suatu

negara. Beberapa faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham

diantaranya nilai tukar, inflasi, dan suku bunga (Siswanti dkk., 2015). Dalam

penelitian ini salah satunya akan membahas mengenai pengaruh dari inflasi

terhadap nilai perusahaan. Inflasi menurut Murni (2006: 203) adalah

kecenderungan terjadinya kenaikan harga-harga secara umum yang terjadi secara

terus menerus. Kenaikan harga pada satu atau dua barang tidak dapat dikategorikan

sebagai inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas dan menyebabkan kenaikan pada

berbagai produk lainnya (Lim & Toly, 2013). Dalam Siswanti dkk., (2015) juga

dijelaskan bahwa naiknya tingkat inflasi akan menyebabkan harga-harga menjadi

naik dan akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Masyarakat akan

cenderung membeli barang kebutuhan pokok (primary goods), dibandingkan

barang pelengkap (secondary goods) atau barang mewah (tertier goods). Hal itu

tentu akan berpengaruh pada menurunnya laba perusahaan dan akan berdampak

pada menurunnya harga saham. Dan akhirnya akan berpengaruh pada menurunnya

nilai perusahaan.

Perusahaan berperan penting dalam membangun ekonomi suatu negara.

Semakin besar pendapatan perusahaan maka akan semakin besar pula pendapatan

Page 21: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

3

negara. Semakin besar keuntungan atau pendapatan perusahaan maka pendapatan

pajak negara juga akan semakin besar. Sayangnya, terdapat perbedaan antara

kepentingan pemerintah dan kepentingan perusahaan. Pemerintah sebagai

pemungut pajak menginginkan pemasukan pajak yang besar, sedangkan

perusahaan menginginkan beban pajak sekecil mungkin (Herdiyanto & Ardiyanto,

2015). Dengan menekan beban pajak sekecil mungkin, maka laba yang didapat

perusahaan akan meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Rismawati (2014), tujuan utama

didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba dan kemakmuran para

pemegang sahamnya.

Oleh karena itu, perusahaan melakukan berbagai strategi untuk

meningkatkan laba, salah satunya dengan melakukan tax avoidance. Tax

avoidance adalah teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara legal sesuai

dengan peraturan perpajakan yang berlaku dengan memanfaatkan kelemahan yang

terdapat dari peraturan perpajakan itu sendiri (Pohan, 2013: 13). Tindakan tax

avoidance dapat meningkatkan nilai perusahaan karena, jika beban pajak

berkurang maka laba perusahaan akan meningkat (Tandean & Jonathan, 2016).

Meningkatnya laba tentu akan berpengaruh pada naiknya harga saham, yang tentu

akan berpengaruh pula pada meningkatnya nilai perusahaan.

Selain itu, nilai perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh risiko keuangan

(financial risk). Menurut Husnan (2005) dalam Darmawan (2015), setiap

perusahaan memiliki risiko bisnis maupun risiko utang. Hal ini disebabkan karena

Page 22: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

4

perusahaan harus membayar biaya bunga yang tinggi atas utang, sedangkan

terdapat ketidakpastian atas pengembalian aset. Pada akhirnya perusahaan harus

mengurangi penggunaan utang untuk menghindari kebangkrutan. Financial risk

merupakan risiko tambahan yang akan diterima oleh pemegang saham jika

perusahaan memutuskan untuk menggunakan utang dalam menjalankan

operasinya. Risiko yang ditanggung pemegang saham atas risiko yang terkandung

dalam bisnis itu sendiri disebut sebagai business risk. Tetapi jika perusahaan

menggunakan utang untuk pendanaan, business risk tersebut hanya akan

ditanggung oleh pemegang saham. Karena pemberi utang (debtholder) tetap akan

menerima pembayaran bunga dalam jumlah yang tetap dan tidak akan

menanggung business risk tersebut.

Dalam teori agensi, agency cost yang rendah akan dimiliki oleh perusahaan

dengan tingkat utang yang tinggi. Karena perusahaan yang memiliki utang yang

tinggi akan membuat proses pengawasan bukan hanya dilakukan oleh pemegang

saham saja, tetapi juga oleh pihak kreditur. Hal ini akan menekan biaya

pengawasan yang harus dikeluarkan oleh principal. Semakin banyak pihak yang

mengawasi, maka akan mengurangi peluang manajemen untuk melakukan

tindakan yang akan merugikan perusahaan. Hal ini juga akan mengurangi

ketergantungan pada dividen (dividen as reward) sebagai salah satu mekanisme

dalam mengatasi masalah keagenan. Tetapi pada kenyataannya perusahaan lebih

baik mengurangi pendanaan dengan utang agar tidak muncul masalah keagenan

lainnya (konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditur) akibat

Page 23: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

5

tingginya rasio utang terhadap ekuitas dan juga untuk mengurangi risiko

kebangkrutan.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah

profitabilitas. Profitabilitas menjadi salah satu faktor penting dalam menarik minat

investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset dan

modal saham perusahaan. Investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi karena hal tersebut menunjukkan

kinerja perusahaan yang baik dan memiliki prospek di masa mendatang

(Kusumawati & Rosady, 2018). Profitabilitas juga erat kaitannya dengan dividen.

Semakin tinngi keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin

besar kemampuan perusahaan membayarkan dividen kepada para pemegang

saham. Dengan kata lain, perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila

mendapat keuntungan yang besar. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas akan

diiringi dengan meningkatnya minat investor yang akan tercermin dari

meningkatnya harga saham. Dan hal tersebut akan berpengaruh pada

meningkatnya nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori signal atau signaling

theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal mengenai

keuntungan yang dihasilkan melalui pembagian dividen oleh pihak manajemen

(Arjana & Suputra, 2017).

Hal lain yang diperhatikan investor ketika akan berinvestasi adalah

kebijakan dividen. Nilai perusahaan juga dapat tercermin dari kemampuan

Page 24: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

6

perusahaan membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya. Dividen

adalah jumlah dari laba yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang

sahamnya sesuai dengan proporsi kepemilikan saham. Tetapi tidak semua laba

akan dibagikan perusahaan sebagai dividen, karena perusahaan juga perlu

mempertimbangkan labanya untuk diinvestasikan kembali yang disebut sebagai

laba ditahan (Puspitaningtyas, 2017). Semakin tinggi pembagian dividen kepada

para pemegang saham, maka akan semakin baik penilaian pemegang saham

terhadap perusahaan yang akan tercermin melalui peningkatan harga saham. Tentu

peningkatan harga saham pada akhirnya akan berpengaruh pada meningkatnya

nilai perusahaan (Nainggolan & Listiadi, 2014).

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Indeks Saham Sektor Properti

Tahun 2014-2019

Sumber: Yahoofinance.com

Page 25: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

7

Peneliti tertarik untuk meneliti nilai perusahaan sektor properti karena

pergerakan harga saham pada sektor ini sangat fluktuatif. Hal ini dapat terlihat dari

gambar 1.1 yang menunjukkan pergerakan harga saham sektor properti sepanjang

tahun 2014 hingga 2019. Dari gambar tersebut dapat terlihat sepanjang tahun 2014

tren harga saham mengalami kenaikan yang signifikan, meskipun diiringi

penurunan harga pada bulan April, Juni, dan September. Sedangkan pada tahun

2015 harga saham cenderung mengalami penurunan. Kemudian sepanjang tahun

2016 hingga 2018, indeks saham sektor properti terus mengalami ketidakstabilan

harga, hingga terjadi penurunan terendah pada bulan Oktober 2018. Dari bulan

Oktober 2018 sampai akhir 2019, tren harga saham cenderung mengalami

kenaikan.

Tabel 1.1 Data Pergerakan Indeks Harga Sektoral Berbagai Sektor di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018

Sektor Harga Saham

2014 2015 2016 2017 2018 Rata-

Rata

Basic-industry 543.67 407.84 538.19 689.22 854.73 606.73

Trade & Service 878.63 849.53 860.65 921.59 783.88 858.86

Property, Real

Estate & Building

Construction

524.91 490.93 517.81 495.51 447.75 495.38

Consumer Goods 2,177.92 2,064.91 2,324.28 2,861.39 2,569.29 2,399.56

Mining 1,368.99 811.06 1,384.71 1,594.00 1,776.50 1,387.05

Agriculture 2,351.03 1,719.26 1,864.25 1,616.31 1,564.42 1,823.05

Manufacture 1,335.20 1,151.68 1,368.70 1,640.18 1,618.12 1,422.78

Finance 731.64 687.04 811.89 1,140.84 1,175.67 909.42

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 26: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

8

Sektor Harga Saham

2014 2015 2016 2017 2018 Rata-

Rata

Miscellaneous-

industry

1,307.07 1,057.28 1,370.63 1,381.18 1,394.43 1,302.12

Infrastructure 1,160.28 981.33 1,055.59 1,183.71 1,064.29 1,089.04

Sumber: www.idx.co.id

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sektor consumer goods memiliki rata-

rata indeks tertinggi diikuti sektor agriculture dan sektor mining. Sedangkan sektor

properti menempati urutan terakhir dengan rata-rata indeks harga saham terendah.

Alasan lain peneliti tertarik untuk meneliti nilai perusahaan sektor properti, real

estate, dan konstruksi bangunan karena sektor ini memiliki rata-rata indeks harga

saham terendah dibandingkan dengan sektor lainnya, sedangkan harga aset

properti saat ini semakin mahal. Hal ini menarik untuk diteliti, karena investasi

pada sektor ini adalah investasi yang cukup menjanjikan dan pergerakan harga

saham sektor properti juga dapat menjadi indikator bagi pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Apabila daya beli masyarakat rendah, biasanya penjualan properti

juga akan ikut menurun dan menyebabkan harga saham juga menurun. Berikut

beberapa fenomena terkait pergerakan harga saham sektor properti.

Page 27: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

9

Tabel 1.2 Fenomena Pergerakan Harga Saham Sektor Properti

No. Berita (Sumber, Tahun) Uraian Kasus

1. Tiga Raksasa Properti

Terseret Masalah Akibat

Terpuruknya Rupiah

(Katadata.co.id, 2018)

Berdasarkan hasil perhitungan lembaga

pemeringkatan internasional Fitch Rating,

memperkirakan bahwa terdapat tiga raksasa

properti yang akan terkena imbas dari

anjloknya nilai rupiah. Hal ini dikarenakan

banyaknya utang yang dimiliki oleh

perusahaan dalam mata uang dolar Amerika

Serikat (USD). PT Lippo Karawaci Tbk.

(LPKR) per 31 Desember 2017 memiliki kas

dolar sebesar US$ 13 juta, jauh lebih kecil

daripada beban bunga utang yang mencapai

US$ 65 juta. Hal serupa juga terjadi pada PT

Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) yang

memiliki kas sebesar US$ 29 juta dan beban

pembayaran kupon sebesar US$ 42 juta.

Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya

perjanjian hedging yang dimiliki oleh BSDE

untuk meminimalisir risiko nilai tukar

terhadap dolar. Sedangkan, PT Alam Sutera

Realty Tbk. (ASRI) walaupun sudah

memiliki perjanjian hedging, jumlah kas

sebesar US$ 8 juta yang dimiliki juga jauh

lebih kecil daripada beban pokok obligasi

yang sebesar US$ 33 juta.

2. Kasus Korupsi Meikarta,

Nilai Pasar Lippo Cs

Turun Rp 1,43 T

(cnbcindonesia.com,

2018)

Nilai pasar Lippo Group menurun sebesar

1,43 triliun selama sepekan setelah KPK

menangkap salah satu petinggi proyek

Meikarta. Sebanyak sembilan dari total 15

emiten Lippo Group yang sahamnya tercatat

di BEI mengalami penurunan. Penurunan

saham terbesar dialami oleh PT Lippo

Cikarang Tbk. (LPCK) sebesar 20%, diikuti

PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT)

15%, dan PT Star Pacific Tbk. (LPLI) sebesar

12%. Karena harga saham mengalami

penurunan, maka membuat nilai pasar per

emiten juga turun pada periode yang sama.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 28: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

10

No. Berita (Sumber, Tahun) Uraian Kasus

Penurunan terbesar dialami oleh anak grup

Lippo yaitu PT Matahari Department Store

Tbk. (LPPF) sebesar Rp 961 miliar, diikuti PT

Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) sebesar Rp 470

miliar, dan PT Multipolar Technology Tbk.

(MLPT) sebesar Rp 221 miliar.

3. Harga Saham Sempat

Meroket Berikut

Penjelasan Maha Properti

Indonesia (MPRO)

(Kontan.co.id, 2019)

Pada 1 November 2019, perdagangan saham

PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO)

sempat dihentikan sementara oleh Bursa Efek

Indonesia (BEI) karena sahamnya yang

melonjak tinggi. Hanya dalam sepekan harga

saham MPRO naik 196% dari Rp 825 per

saham menjadi Rp 2.280 per saham. Suwandi

selaku diirektur Maha Properti Indonesia

mengatakan bahwa kenaikan mungkin

disebabkan adanya kebijakan penurunan suku

bunga BI, pelonggaran loan to value (LTV),

dan penghapusan pajak untuk penjualan

hunian mewah di bawah Rp 30 miliar.

4. Melihat Saham SMRA

dan Faktor Penggerak

Sektor Properti

(ajaib.co.id, 2019)

Harga saham PT Summarecon Agung Tbk.

(SMRA) sempat mengalami kenaikan setelah

adanya kebijakan penurunan suku bunga BI

dan setelah adanya pengumuman ibukota

akan pindah ke Kalimantan Timur. Jika suku

bunga BI turun, maka bunga KPR juga akan

ikut turun, sehingga masyarakat dapat

membeli rumah dengan bunga rendah, baik

untuk hunian pribadi ataupun sebagai

investasi.

5. Catatkan kenaikan indeks

13,46% ytd, begini saran

analis untuk saham

sektor properti

(kontan.co.id, 2019)

Sepanjang tahun 2019, Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) mengalami penurunan

sebesar 1,07%. Sedangkan, di tengah

pelemahan IHSG, indeks saham sektor

properti, real estate, dan konstruksi bangunan

mengalami kenaikan paling tinggi di antara

sektor lainnya yaitu sebesar 13,46%. Menurut

analis MNC sekuritas, Muhammad Rudy

mengatakan hal ini bisa disebabkan karena

adanya sentimen dari penurunan suku bunga

acuan dari 6% menjadi 5%. Selain itu, kondisi

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 29: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

11

No. Berita (Sumber, Tahun) Uraian Kasus

politik yang sudah stabil setelah adanya

pemilu juga dapat menjadi faktor penyebab

kenaikan saham sektor properti.

6. Saham Properti

Berguguran, Kinerja

Semester I

Mengecewakan

(cnbcindonesia.com,

2018)

Saham perusahaan PT. Bumi Serpong Damai

Tbk. (BSDE) turun 1,75% ke level Rp 1.400

per saham. Hal tersebut dikarenakan kinerja

laba bersih BSDE yang menurun sampai 80%

pada kuartal II-2018 (dibandingkan pada

periode yang sama di tahun sebelumnya).

Penurunan laba bersih dari Rp 2,01 triliun

menjadi Rp 409,22 miliar diakibatkan

buruknya penjualan properti perseroan.

Penurunan laba disebabkan karena penurunan

penjualan yang menurun sebesar 27,61%. Hal

serupa juga terjadi pada PT Agung Podomoro

Land Tbk. (APLN) yang

menurun 1,81% ke level Rp163 karena

mengalami penurunan laba hingga 91,12%

(dari Rp 696,03 miliar menjadi Rp 61,80

miliar) dibandingkan periode yang sama di

tahun sebelumnya. Penurunan laba bersih

APLN disebabkan karena menurunnya

pendapatan dan adanya peningkatan beban

bunga dan keuangan.

7. Saham-Saham Emiten

Properti Melesat, Ini

Sebabnya

(cnbcindonesia.com,

2018)

IHSG sektor properti, real estate, dan

konstruksi bangunan mengalami penguatan

terbesar dibandingkan dengan 8 sektor

lainnya pada Desember 2018. Hal ini

disebabkan karena adanya penguatan rupiah

terhadap dolar yang diiringi dengan

pembelian saham properti yang intens seperti

pada PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) naik

2,56%, PT Summarecon Agung Tbk. SMRA)

naik 2,41%, PT Agung Podomoro Land Tbk.

(APLN) naik 1,91%, dan PT Alam Sutera

Realty Tbk. (ASRI) naik 0,58%.

8. Daya Beli Lemah, Indeks

Sektor Properti

Melempem

(cnnindonesia.com,

2017)

Penjualan properti pada pertengahan 2017

masih saja melabat, hal ini ditandai dengan

indeks sektor properti di BEI yang terkoreksi

0,77% ke level 491,948. Lambatnya

pertumbuhan investasi sektor properti salah

Page 30: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

12

Bersambung ke halaman selanjutnya

No. Berita (Sumber, Tahun) Uraian Kasus

satunya disebabkan karena masih rendahnya

daya beli masyarakat. Hasil survei bank

sentral terkait Indeks Keyakinan Konsumen

dengan IKK di bulan sebelumnya. Survei ini

mencerminkan rendahnya daya beli

masyarkat. Rendahnya daya beli masyarakat

juga berdampak pada stagnannya investasi

pada sektor properti. Masyarakat cenderung

memilih untuk membeli kebutuhan pokok

dibandingkan menginvestasikan kembali

pendapatannya. Rendahnya daya beli

masyarakat menyebabkan investasi properti

tidak bergerak atau dengan kata lain investor

tidak dapat menjual aset propertinya di harga

yang lebih tinggi dari saat beli.

Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa terdapat berbagai macam faktor yang

dapat menyebabkan harga saham naik atau turun. Tentu, harga saham dapat

menjadi salah satu indikator dari nilai perusahaan, dimana setiap kenaikan atau

penurunan harga saham pasti akan berdampak pada nilai suatu perusahaan. Dari

10 fenomena yang disajikan, terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang

terbukti dapat mempengaruhi harga saham, diantaranya: (1) kontrol tata kelola

perusahaan; (2) kinerja laporan keuangan perusahaan; (3) kebijakan pemerintah;

(4) daya beli masyarakat; (5) kurs nilai tukar; dan (6) suku bunga BI.

Dapat disimpulkan faktor pertama dan faktor kedua merupakan faktor

internal karena faktor tersebut masih dapat dikendalikan oleh perusahaan melalui

evaluasi dan perbaikan kinerja. Dalam hal ini manajemen berperan penting dengan

Page 31: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

13

keputusannya guna meningkatkan kinerja perusahaan. Kemudian, faktor ketiga

hingga faktor keenam merupakan faktor eksternal karena berkaitan dengan kondisi

makro ekonomi yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Dalam penelitian

ini faktor internal yang diteliti adalah mengenai bagaimana kebijakan perusahaan

dalam tax avoidance dan kebijakan dividen, kinerja keuangan perusahaan yang

dicerminkan melalui profitabilitas dan financial risk (menggunakan rasio

leverage). Sedangkan, faktor eksternal yang digunakan adalah inflasi. Faktor

internal dan eksternal tersebut diharapkan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

oleh Hamidah dkk., (2015). Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel

independen tax avoidance serta kebijakan dividen sebagai variabel moderasi.

Adapun variabel yang dikurangi adalah variabel independen suku bunga. Peneliti

tertarik untuk menambahkan variabel independen tax avoidance sebagai variabel

yang mempengaruhi nilai perusahaan karena masih beragamnya hasil penelitian

sebelumnya tentang variabel ini.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tandean & Jonathan (2016)

ditemukan bahwa tax avoidance memiliki pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian Herdiyanto & Ardiyanto

(2015) yang menunjukkan bahwa tax avoidance berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan penelitian Wardani & Juliani (2018) menyatakan

sebaliknya, bahwa tax avoidance berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Page 32: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

14

Untuk variabel moderasi, peneliti tertarik menggunakan kebijakan dividen karena

nilai suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh harga saham. Sedangkan harga

saham sangat dipengaruhi oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh kebijakan dividen.

Dalam menentukan kebijakan dividen, perusahaan wajib mempertimbangkan

kemampuan pembayaran melalui kas yang dimiliki oleh perusahaan serta

mempertimbangkan laba ditahan yang akan dipergunakan untuk keperluan

investasi (Setyawati, 2019). Selain itu, yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah proksi variabel dependen. Pada penelitian ini untuk

proksi variabel dependen menggunakan Tobins Q, sedangkan pada penelitian

sebelumnya menggunakan proksi price book value (PBV).

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para investor dalam

menilai perusahaan yang akan dijadikan tempat untuk berinvestasi, serta

bermanfaat dan dapat menjadi tambahan referensi bagi para peneliti selanjutnya.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai

pergerakan harga saham sektor properti dan hasil-hasil penelitian sebelumnya

yang masih beragam mengenai nilai perusahaan, maka penulis tertarik untuk

membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial

Risk, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan

Dividen Sebagai Variabel Moderasi”. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

properti yang telah listing di BEI tahun 2014-2018.

Page 33: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

15

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka

identifikasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Adanya ketidakstabilan harga saham sektor properti, real estate, dan

konstruksi bangunan. Hal ini diindikasikan dengan harga saham yang terus

fluktuatif sejak tahun 2014 sampai 2019.

2. Rendahnya indeks harga saham sektoral sektor properti, real estate, dan

konstruksi bangunan jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Padahal harga

tanah dan bangunan semakin tinggi setiap tahunnya yang seharusnya dapat

meningkatkan minat investor untuk berinvestasi pada sektor ini.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas

terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel

moderasi.

Dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan,

penelitian ini hanya akan berfokus pada pengaruh inflasi, tax avoidance,

financial risk, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan

dividen sebagai variabel moderasi.

Page 34: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

16

2. Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor properti, real estate, dan

konstruksi bangunan yang telah listing di BEI pada 2014-2018.

Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di sektor

properti, real estate, dan konstruksi bangunan. Tetapi penelitian ini hanya akan

berfokus pada perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi

bangunan yang telah listing di BEI pada 2014-2018.

3. Hanya pada perusahaan dengan laporan keuangan yang menggunakan mata

uang rupiah.

Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan yang menggunakan

mata uang rupiah (Rp) pada laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan adanya

perusahaan yang menggunakan mata uang dollar AS (US$).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dan fokus penelitian yang telah dijelaskan dalam

latar belakang, identifikasi masalah, serta dalam pembatasan masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah financial risk berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

5. Apakah inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas secara

simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

Page 35: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

17

6. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh inflasi terhadap nilai

perusahaan?

7. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh tax avoidance

terhadap nilai perusahaan?

8. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh financial risk

terhadap nilai perusahaan?

9. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh inflasi terhadap nilai

perusahaan.

2. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh tax avoidance terhadap

nilai perusahaan.

3. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh financial risk terhadap

nilai perusahaan.

4. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas terhadap

nilai perusahaan.

Page 36: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

18

5. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh secara simultan dari

inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

6. Untuk menemukan bukti empiris mengenai kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan.

7. Untuk menemukan bukti empiris mengenai kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan.

8. Untuk menemukan bukti empiris mengenai kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh financial risk terhadap nilai perusahaan.

9. Untuk menemukan bukti empiris mengenai kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya, maka

manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta

memberikan pengetahuan lebih dalam bagi peniliti mengenai pengaruh inflasi,

tax avoidance, financial risk, profitabilitas, kebijakan dividen, dan nilai

perusahaan.

2. Manfaat bagi penelitian selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bahwa penelitian ini dapat

memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu di bidang akuntansi dan

Page 37: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

19

juga menjadi tambahan sumber pengetahuan serta referensi bagi para peneliti

selanjutnya, khususnya yang ingin meneliti mengenai nilai perusahaan dan

menggunakan variabel inflasi, tax avoidance, financial risk, profitabilitas, dan

kebijakan dividen.

3. Manfaat bagi perusahaan

Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi

perusahaan, khususnya pihak manajemen perusahaan dalam mengambil

keputusan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan menambah

wawasan dan pengetahuan bagi pihak manajemen sebagai bahan

pertimbangan dan informasi dalam mengambil kebijakan atau keputusan yang

tepat bagi keberlangsungan jangka panjang perusahaan.

4. Manfaat bagi investor

Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu

referensi atau tambahan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan sebelum berinvestasi pada suatu perusahaan. Selain itu, dengan

adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan investor

mengenai nilai perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi

bangunan.

Page 38: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal ini bermula dari adanya masalah ketimpangan informasi

atau asymmetric information antara pihak internal perusahaan dengan pihak

eksternal perusahaan. Maka dalam hal ini manajemen selaku pihak internal

perusahaan perlu menerbitkan laporan keuangan yang memadai sebagai

informasi atau sinyal bagi pihak eksternal mengenai kondisi perusahaan. Teori

ini pertama kali dicetuskan oleh Spence (1973) dalam penelitiannya yang

berjudul “Job Market Signaling”. Dalam penelitiannya, teori sinyal digunakan

untuk menjelaskan masalah ketidakseimbangan informasi antara organisasi

atau pemberi kerja dan calon karyawan. Dalam hal ini karyawan dapat

memberikan sinyal tentang tingkat kemampuan mereka kepada pemberi kerja

melalui kredensial pendidikan (Spence, 1973).

Kemudian teori sinyal ini dikembangkan oleh Ross (1977) dalam

penelitiannya yang berjudul “The Determination of Financial Structure: The

Incentive-Signalling Approach”. Di dalam penelitian ini menjelaskan tentang

penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan. Ross (1977) menyatakan

bahwa penggunaan utang dalam struktur modal dapat menjadi sinyal bagi para

investor. Di dalam penelitian ini dinyatakan bahwa manajer akan meningkatkan

Page 39: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

21

penggunaan utang apabila yakin terhadap prospek positif perusahaan di masa

depan dan diharapkan para investor dapat melihat dan menangkap sinyal positif

tersebut (Ross, 1977).

Secara garis besar, teori sinyal digunakan untuk memberikan informasi

bagi pihak luar perusahaan mengenai kondisi perusahaan. Dalam

perkembangannya, informasi yang diberikan sebagai ‘signal’ bukan hanya

tentang struktur modal perusahaan, tetapi juga mengenai kebijakan dividen,

profitabilitas atau laba perusahaan, arus kas, fluktuasi harga saham, dan lain-

lain. Informasi yang diberikan sebagai sinyal akan sangat mempengaruhi

kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, pertimbangan atas risiko (risk) dan tingkat

pengembalian yang diharapkan (expected return) sangat penting bagi manajer

sebelum mengambil keputusan pemilihan sinyal yang akan diterapkan

(Gumanti, 2009).

Terkait dengan penelitian ini, teori sinyal menjelaskan bahwa kebijakan

kenaikan dividen menandakan sinyal positif bagi investor tentang prospek

bagus yang dimiliki perusahaan (Nainggolan & Listiadi, 2014). Karena

perusahaan hanya akan menaikkan dividen apabila pendapatan yang didapat

perusahaan tinggi (Arjana & Suputra, 2017). Dalam teori sinyal, profitabilitas

dapat menjadi sinyal positif atau negatif bagi investor tergantung besarnya laba

yang dihasilkan oleh perusahaan. Laba akuntansi memiliki hubungan positif

dengan fluktuasi harga saham (Vitarini & Siswanto, 2017). Apabila terjadi

kenaikan laba maka hal tersebut merupakan sinyal positif, sebaliknya apabila

Page 40: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

22

terdapat penurunan laba atau bahkan rugi maka hal terseut merupakan sinyal

negatif.

Kemudian, inflasi juga dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam

mempertimbangkan waktu yang tepat dan perusahaan yang tepat ketika akan

berinvestasi. Dalam melakukan investasi, investor juga dapt melihat dari cara

perusahaan melakukan tax avoidance. Misalnya dengan menjadikan utang

sebagai tax shield, atau investor juga dapat menghitung jumlah Effective Tax

Rate (ETR) perusahaan dari laporan keuangannya. Oleh karena itu, tax

avoidance juga dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam memilih

perusahaan yang akan diinvestasikan.

2. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori ini bermula dari adanya penelitian yang dikembangkan oleh

Jensen dan Meckling (1976) yang berjudul “Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure”. Teori keagenan (agency

theory) menjelaskan mengenai hubungan keagenan yang merupakan sebuah

kontrak antara satu orang atau lebih pemegang saham (principal) dengan

manajemen (agent), yang muncul ketika principal memberikan sebagian

wewenangnya kepada orang lain (agent) dalam menjalankan perusahaan dan

mengambil keputusan (Parmitasari & Hasrianto, 2017). Tujuan utama

perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Sayangnya, dalam

Page 41: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

23

pelaksanaanya seringkali manajer (agent) bertindak tidak sesuai dengan

keinginan pemilik perusahaan (principal) karena adanya perbedaan

kepentingan yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan.

Konflik kepentingan ini disebut dengan masalah keagenan (Ruslim & Michael,

2019).

Ada lima macam hubungan keagenen, yaitu: (1) manajer vs pemegang;

(2) manajer vs pemegang utang; (3) manajer vs pemerintah; (4) pemegang

saham vs pemegang utang; (5) pemegang saham mayoritas vs pemegang saham

minoritas (Fatmawati, 2013). Tax avoidance dalam kaitannya dengan teori

agensi, yaitu terdapat konflik kepentingan antara manajer (perusahaan) dan

pemerintah. Perbedaan kepentingan terjadi karena pihak perusahaan yaitu

selaku manajer ingin memaksimalkan laba perusahaan dengan motivasi

kompensasi berupa gaji, posisi yang lebih tinggi, kesejahteraan, dan lain-lain.

Hal ini lah yang menjadi faktor pendorong perusahaan melakukan tax

avoidance. Sedangkan, pemerintah menginginkan adanya pemasukan pajak

maksimal dari perusahaan.

Ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah keagenan, salah

satunya dengan menggunakan utang sebagai salah satu sumber pendanaan.

Dalam teori agensi, agency cost yang rendah akan dimiliki oleh perusahaan

dengan tingkat utang yang tinggi. Karena perusahaan yang memiliki utang yang

tinggi akan membuat proses pengawasan bukan hanya dilakukan oleh

pemegang saham saja, tetapi juga oleh pihak kreditur.

Page 42: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

24

Tetapi, ketika perusahaan menggunakan utang untuk menyelesaikan

masalah keagenan serta untuk menekan biaya agensi, maka perusahaan akan

memiliki tambahan risiko atas utang atau disebut dengan financial risk. Teori

agensi digunakan untuk menjelaskan bahwa ada akibat lain dari adanya

penggunaan utang sebagai penyelesaian dari masalah keagenan, yaitu

timbulnya financial risk. Selain itu penggunaan utang yang terlalu tinggi juga

dapat menimbulkan masalah keagenan lainnya, yaitu konflik kepentingan

antara pemegang saham dengan kreditur akibat tingginya rasio utang terhadap

ekuitas.

3. Pecking Order Theory

Pada tahun 1984, teori ini pertama kali ditemukan oleh Donaldson yang

kemudian dikembangkan oleh Myers dan Majluf. Pecking order theory

menyatakan bahwa perusahaan cenderung mencari sumber pendanaan dengan

risiko minimal. Dalam teori ini dinyatakan bahwa perusahaan akan melakukan

pendanaan secara hierarki risiko. Dimulai dari pendanaan internal yaitu

retained earnings, kemudian pendanaan eksternal yang berupa debt atau utang

dan yang terakhir pendanaan eksternal dengan menerbitkan ekuitas baru yang

dimulai dari sumber dana dengan biaya termurah (Frank & Goyal, 2011).

Perusahaan akan memilih untuk menggunakan pendanaan yang minim

risiko dimulai dari laba ditahan (retained earnings). Apabila pendanaan

internal, yaitu laba ditahan belum cukup untuk mendanai aktivitas operasional

Page 43: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

25

maka perusahaan akan menggunakan utang (debt) yang berasal dari eksternal

perusahaan untuk mendanai aktivitas operasional. Barulah apabila masih belum

mencukupi maka perusahaan akan menggunakan pendanaan dengan risiko

tinggi yaitu menerbitkan ekuitas/saham baru. Oleh karena itu, dalam teori ini

dijelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal karena minim

risiko.

Pecking order theory digunakan untuk menjelaskan pentingnya

memiliki dana internal yang cukup untuk mengurangi ketergantungan dengan

dana eksternal, salah satunya dengan membatasi jumlah pembagian dividen

(menerapkan kebijakan dividen yang tepat), sehingga dapat menyisihkan dana

untuk pendanaan internal (retained earnings) dengan cukup. Kemudian, teori

ini juga digunakan untuk menjelaskan bahwa sebaiknya membatasi jumlah

utang yang dimiliki agar memperkecil financial risk perusahaan dan

ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal.

4. Bird In Hand Theory

Konsep teori ini lahir akibat perdebatan atas dividend irrelevance theory

yang diungkapkan oleh Modigliani dan Miller (1961) dalam penelitiannya.

Dalam dividend irrelevance theory disampaikan bahwa kebijakan dividen tidak

mempengaruhi nilai perusahaan, hal tersebut disebabkan karena menurut

Modigliani dan Miller (1961) nilai perusahaan hanya bergantung pada

pendapatan yang dihasilkan dari aset yang dimiliki perusahaan dan tidak

Page 44: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

26

bergantung pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi antara dividen dan laba

ditahan. Pada penelitiannya, Modigliani dan Miller (1961) meniadakan pajak

dan biaya broker sebagai variabel, padahal variabel tersebut pada kenyataannya

ada dan merupakan faktor penting dalam kegiatan jual beli saham. Oleh karena

itu, muncullah bird in hand theory yang diungkapkan oleh Myron Gordon

(1963) dan John Lintner (1962) (Brigham & Ehrhardt, 2008: 641-642).

Dalam penelitian Myron Gordon (1963) yang berjudul “Optimal

Investment and Financing Policy” serta penelitian John Lintner (1962) yang

berjudul “Dividends, Earnings, Leverage, Stock Prices, and the Supply of

Capital to Corporation” disampaikan bahwa tingkat keuntungan yang

disyaratkan pemegang saham akan menurun seiring dengan kenaikan

pembayaran dividen. Yang artinya pembayaran dividen akan mengurangi

ketidakpastian yang berarti mengurangi risiko dan mengurangi tingkat

keuntungan yang disyaratkan pemegang saham. Hal tersebut disebabkan karena

investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen dari pada kenaikan nilai

modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan (Parmitasari &

Hasrianto, 2017).

Dalam teori ini dinyatakan bahwa investor lebih menyukai dividen

dibandingkan capital gain, karena pendapatan atas dividen merupakan hal yang

pasti jika dibandingkan dengan capital gain. Meskipun mungkin capital gain

akan memberikan untung yang lebih besar di kemudian hari, tetapi tetap

terdapat variabel ketidakpastian atas tingkat keuntungan yang akan didapat

Page 45: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

27

yang dipengaruhi oleh faktor pasar. Berbeda dengan dividen sudah pasti akan

didapat oleh investor dan risikonya lebih kecil karena faktor dividen dapat

dikendalikan oleh perusahaan.

Teori ini berpendapat bahwa jika terdapat kenaikan dividen maka akan

meningkatkan minat investor yang kemudian akan berdampak meningkatnya

nilai perusahaan. Kelemahan dari teori ini adalah jumlah pajak yang harus

dibayarkan oleh investor lebih tinggi akibat pembagian dividen yang besar.

5. Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran

para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005;

Sunandes, 2015). Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar

oleh investor apabila perusahaan dijual (Suad Husnan, 2005; Wiagustini, 2010;

dalam Dramawan, 2015). Nilai perusahaan dapat diukur dengan nilai pasar

berdasarkan harga saham di akhir tahun (Chen et al, 2011; dalam Dramawan,

2015). Jadi, nilai perusahaan menggambarkan kondisi perusahaan selama

perusahaan beroperasi yang dapat tercermin dari harga saham perusahaan.

Artinya, tingginya harga saham mencerminkan nilai perusahaan dan

sebaliknya. Semakin tinggi nilai perusahaan akan semakin meningkatkan

kemakmuran para pemegang sahamnya yang tercermin dari tingginya

pembagian dividen per lembar sahamnya.

Page 46: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

28

Oleh karena itu, informasi mengenai nilai perusahaan penting bagi

investor untuk mengetahui saham mana yang memiliki kinerja dan prospek

yang baik (Brigham dan Houston, 2010; dalam Puspitaningtyas, 2017).

Pengukuran mengenai nilai perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara,

diantaranya:

a. Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) merupakan gambaran dari seberapa tinggi

pasar menilai harga saham perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV

mencerminkan bahwa pasar percaya akan prospek perusahaan di masa

depan. Nilai rasio PBV yang mencapai diatas satu, biasanya mencerminkan

perusahaan berjalan dengan baik, sehingga menunjukkan bahwa nilai pasar

saham lebih besar dari nilai bukunya.

Sumber: Kusumawati & Rosady (2018); Brigham & Houston (2001);

Dramawan (2015); Mardiyanto (2008: 64) dalam Purnama Sari (2015).

b. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa jumlah uang yang harus

dibayar investor untuk setiap dolar laba periode berjalan (Brigham &

Houston, 2001). Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar

saham biasa dengan earning per share, kegunaannya untuk melihat

𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Page 47: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

29

bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang ditunjukkan oleh

earning per share-nya. Semakin tinggi nilai PER maka akan semakin tinggi

pula prospek perusahaan di masa depan, karena PER dapat

merepresentasikan aliran laba perusahaan di masa depan.

Sumber: Mardiyanto (2008: 64) dalam Purnama Sari (2015).

c. Tobin’s Q

Rasio Tobin’s Q dikembangkan oleh Profesor Tobin pada tahun 1967.

Tobin’s Q adalah rasio dari nilai pasar aset perusahaan yang diukur oleh

nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value)

terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan (Fiakas, 2005; dalam

Sudiyatno & Puspitasari, 2010). Tobin’s Q adalah gambaran statistik yang

berfungsi sebagai proksi dari nilai perusahaan dari perspektif investor.

Perusahaan dengan nilai Q yang tinggi, atau Q > 1,00 memiliki peluang

investasi yang baik, memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, dan

menunjukkan bahwa manajemen memiliki performa yang baik dengan

aktiva dalam pengelolaannya. Di dalam penggunaannya, Tobin’s q

mengalami modifikasi. Rumus modifikasi Tobin’s Q versi Chung dan Pruitt

(1994) adalah sebagai berikut (Sudiyatno & Puspitasari, 2010):

𝑃𝐸𝑅 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Page 48: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

30

Keterangan:

MVE : Market Value of Equity

: Harga saham per lembar x jumlah saham beredar

Debt : Nilai buku total utang atau liabilities

Total asset : Nilai buku dari total aktiva

Kemudian, interpretasi hasil rasio Tobin’s Q menurut Sudiyatno &

Puspitasari (2010) yaitu sebagai berikut:

a. Tobin’s Q < 1, mencerminkan bahwa saham dalam kondisi

undervalued. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen telah gagal

dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi

rendah.

b. Tobin’s Q = 1, mencerminkan bahwa saham dalam kondisi average. Hal

ini menggambarkan bahwa manajemen stagnan dalam mengelola aktiva

dan potensi pertumbuhan investasi tidak berkembang.

c. Tobin’s Q > 1, mencerminkan bahwa saham dalam kondisi overvalued.

Hal ini menggambarkan bahwa manajemen berhasil dalam mengelola

aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi tinggi.

𝑄 =𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Page 49: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

31

6. Kebijakan Dividen

Salah satu langkah dalam memaksimalkan nilai perusahaan yaitu

melaksanakan fungsi manajemen keuangan dengan baik, dimana satu kebijakan

atau keputusan keuangan yang diambil dapat mempengaruhi keputusan

keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Kebijakan keuangan

tersebut yaitu kebijakan investasi, kebijakan hutang atau keputusan pendanaan

dan kebijakan dividen (Nainggolan & Listiadi, 2014).

Kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai apakah laba yang

diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen

atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa

mendatang (Sartono, 2001; dalam D. Aditya & Supriyono, 2015). Dividen

merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham atas saham yang

dimilikinya. Pembagian dividen mengakibatkan berkurangnya kas dan laba

ditahan yang dimiliki oleh perusahaan.

Jumlah pembagian dividen merupakan cerminan atas kinerja

perusahaan. Semakin tinggi jumlah dividen yang dibagikan maka

mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Hal tesebut tentu akan menjadi

penilaian yang baik bagi investor. Semakin baik penilaian investor maka akan

berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan yang dicerminkan dengan

peningkatan harga saham.

Tetapi, terdapat beberapa perdebatan mengenai pengaruh kebijakan

dividen terhadap nilai perusahaan. Dalam dividend irrelevance theory

Page 50: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

32

menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan maupun biaya modal karena nilai perusahaan hanya ditentukan oleh

pendapatan yang dihasilan oleh aktivanya (Modigliani & Miller, 1961; dalam

Nainggolan & Listiadi, 2014). Sedangkan, dalam the bird in hand theory dan

signaling theory menyatakan bahwa kebijakan dividen akan mempengaruhi

atau berdampak pada nilai perusahaan.

Dalam the bird in the hand theory dinyatakan bahwa kenaikan dividen

akan meningkatkan harga saham, karena investor lebih menyukai dividen

dibandingkan capital gain. Kenaikan harga saham pada akhirnya akan

berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Dalam teori ini dinyatakan

investor lebih menyukai dividen karena memiliki risiko yang lebih kecil jika

dibandingkan dengan capital gain.

Sedangkan dalam signaling theory, pembayaran atas dividen berperan

sebagai sinyal bagi investor. Dividen yang tinggi menandakan perusahaan

memiliki kinerja yang baik dan prospek di masa depan, sehingga meningkatkan

apresiasi pasar terhadap saham (Wahyuni dkk., 2013). Jadi, dalam signaling

theory pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Sumber: Nainggolan & Listiadi (2014); Wahyuni dkk. (2013); Weston &

Brigham, (1998: 306) dalam D. Aditya & Supriyono (2015).

𝐷𝑃𝑅 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝐸𝑃𝑆)

Page 51: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

33

7. Inflasi

Inflasi merupakan salah satu faktor makro ekonomi yang dapat

mempengaruhi harga saham dan nilai saham. Inflasi adalah suatu keadaan

dimana terjadi kenaikan harga barang dan pelemahan nilai mata uang yang

terjadi secara terus-menerus yang mengakibatkan memburuknya keadaan

ekonomi serta mengguncang stabilitas politik suatu negara (Fahmi, 2014: 86).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi diantaranya, yaitu:

cost push inflation dan demand full inflation. Cost push inflation disebabkan

karena adanya kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara

terus menerus yang menyebabkan perusahaan menaikkan harga barang

dagangnya. Sedangkan, demand full inflation terjadi akibat tingginya

permintaan total yang biasanya dipicu oleh tingginya likuiditas (peredaran

uang) di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan

pada tingkat harga. Peningkatan inflasi dapat menyebabkan harga-harga naik,

yang menyebabkan berkurangnya permintaan akan barang sekunder (barang

komplementer) dan barang tersier (barang mewah), karena orang akan

cenderung memenuhi kebutuhan barang primer terlebih dahulu. Naiknya inflasi

akan mempengaruhi penurunan harga saham perusahaan (Siswanti dkk., 2015).

Inflasi berdasarkan sifatnya terbagi menjadi empat tingkat, diantaranya:

1. Inflasi ringan (creeping inflation), < 10% per tahun.

2. Inflasi sedang (galloping inflation), 10 - 30% per tahun.

3. Inflasi berat (high inflation), 30 - 100% per tahun.

Page 52: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

34

4. Inflasi sangat berat (hyperinflation) > 100% per tahun.

Inflasi dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada tingkat

keparahannya. Apabila inflasi terjadi pada tingkat rendah maka harga jual akan

naik tapi masih pada tahap normal. Kenaikan harga akan mendorong produsen

untuk meningkatkan jumlah produksi, sehingga akhirnya akan dapat

meningkatkan pendapatan nasional (GDP). Selain itu, inflasi tingkat rendah

juga dapat mendorong masyarakat untuk menabung karena terjadinya kenaikan

suku bunga. Pada tahap ini suku bunga naik tetapi masih dibawah tingkat

kenaikan inflasi, sehingga suku bunga masih memberikan untung.

Tetapi inflasi dapat berdampak negatif apabila terjadi pada tingkat

sangat berat (hyperinflation). Kondisi hyperinflation dapat menyebabkan

terganggunya stabilitas ekonomi negara, contohnya terjadi saat krisis moneter

1998. Pada tingkat ini pertumbuhan ekonomi akan menjadi sangat lambat,

menurunnya harga saham, melemahnya nilai mata uang, serta dapat

menyebabkan kebangkrutan perusahaan, sehingga keadaan ekonomi suatu

negara akan kacau.

Inflasi dapat diukur dengan cara berikut (Gilarso, 2004: 201):

Keterangan:

In : Inflasi

𝐼𝑛𝑡 =𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡−1

𝐼𝐻𝐾𝑡−1

Page 53: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

35

IHKt : Indeks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100)

IHKt–1: Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya

8. Tax Avoidance

Dalam menjalankan perusahaan, perusahaan perlu melakukan

perencanaan keuangan agar dapat menghasilkan laba maksimal. Salah satu

implementasi perencanaan keuangan adalah dengan melakukan perencanaan

pajak (tax planning). Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu (Pohan, 2013: 13):

1. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Tax Avoidance (penghindaran pajak) adalah teknik penghindaran pajak

yang dilakukan secara legal sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku dengan memanfaatkan kelemahan yang terdapat dari peraturan

perpajakan itu sendiri.

2. Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)

Tax Evasion (penyelundupan pajak) adalah teknik penghindaran pajak yang

dilakukan wajib pajak secara ilegal karena tidak sesuai atau melanggar

peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Tax Saving (Penghematan Pajak)

Tax Saving (penghematan pajak) adalah tindakan penghematan pajak yang

dilakukan oleh wajib pajak dan cara ini tidak bertentangan dengan peraturan

perpajakan yang berlaku.

Page 54: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

36

Jadi dapat disimpulkan bahwa tax avoidance adalah skema yang dibuat

perusahaan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan

kelemahan-kelemahan peraturan perpajakan untuk memaksimalkan laba

perusahaan. Selain memiliki dampak positif yaitu dapat memaksimalkan laba

perusahaan, tax avoidance juga memiliki dampak negatif. Tax avoidance

berdampak negatif ketika manajer melakukan tax avoidance bukan untuk

kepentingan pemilik, tetapi untuk tujuan opportunistic (kepentingan dirinya

sendiri agar mendapatkan bonus). Ketika manajer memiliki tujuan

opportunistic, maka manajer cenderung akan melakukan manipulasi laba yang

menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan menjadi kurang transparan.

Hal ini akan mengurangi kualitas laporan keuangan yang dihasilkan karena

informasi yang disajikan berkurang dan tentu akan mempengaruhi keputusan

investor dalam memberikan nilai pada perusahaan (Wardani & Juliani, 2018).

Jadi, semakin tinggi tingkat tax avoidance yang dilakukan maka

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan semakin berkurang. Hal

ini akan menurunkan kualitas laporan keuangan, yang akan berdampak pada

menurunnya nilai perusahaan. Ada beberapa cara pengukuran tax avoidance,

diantaranya:

1. Effective Tax Rate (ETR)

Sumber: Chen dkk. (2010)

𝐸𝑇𝑅 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

Page 55: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

37

2. Cash Effective Tax Rate (ETR)

Sumber: Chen dkk. (2010)

3. Book Tax Different (BTD)

Sumber: Windarti & Sina (2017)

9. Financial Risk

Menurut Husnan (2005) dalam Dramawan (2015), setiap perusahaan

memiliki risiko bisnis maupun risiko utang. Hal ini disebabkan karena

perusahaan harus membayar biaya bunga yang tinggi atas utang, sedangkan

terdapat ketidakpastian atas pengembalian aset. Pada akhirnya perusahaan

harus mengurangi penggunaan utang untuk menghindari kebangkrutan.

Menurut Brigham dan Houston (2011:164) dalam Ruslim & Michael

(2019), financial risk merupakan risiko tambahan yang akan diterima oleh

pemegang saham jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan utang

dalam menjalankan operasinya. Risiko yang ditanggung pemegang saham atas

risiko yang terkandung dalam bisnis itu sendiri disebut sebagai business risk.

Tetapi jika perusahaan menggunakan utang untuk pendanaan, business risk

tersebut hanya akan ditanggung oleh pemegang saham. Karena pemberi utang

𝐶𝐸𝑇𝑅 =𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐵𝑇𝐷 =𝑃𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝑇𝑎𝑥 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Page 56: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

38

(debtholder) tetap akan menerima pembayaran bunga dalam jumlah yang tetap

dan tidak akan menanggung business risk tersebut.

Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan cenderung menahan

labanya untuk melunasi pokok pinjaman dan bunganya. Semakin besar utang

yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan mencadangkan lebih banyak

kas perusahaan untuk melunasi utang, sehingga cenderung akan membagikan

dividen dalam jumlah yang kecil. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa

perusahaan yang berisiko akan membayar dividen lebih rendah untuk menekan

ketergantungan atas pendanaan eksternal. Untuk menghindari kebangkrutan

maka perusahaan sebaiknya mengurangi pendanaan dengan utang (Sunandes,

2015). Mengurangi ketergantungan penggunaan utang juga dapat dilakukan

dengan lebih banyak mencadangkan laba untuk diinvestasikan kembali (laba

ditahan / retained earnings) daripada dialokasikan untuk pembagian dividen.

Karena jika pendanaan diperoleh melalui utang berarti rasio utang terhadap

ekuitas akan meningkat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan risiko

(Sabrin dkk., 2016).

Dalam teori agensi, agency cost yang rendah akan dimiliki oleh

perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi. Karena perusahaan yang

memiliki utang yang tinggi akan membuat proses pengawasan bukan hanya

dilakukan oleh pemegang saham saja, tetapi juga oleh pihak kreditur. Hal ini

akan menekan biaya pengawasan yang harus dikeluarkan oleh principal.

Semakin banyak pihak yang mengawasi, maka akan mengurangi peluang

Page 57: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

39

manajemen untuk melakukan tindakan yang akan merugikan perusahaan. Hal

ini juga akan mengurangi ketergantungan pada dividen (dividen as reward)

sebagai salah satu mekanisme dalam mengatasi masalah keagenan. Tetapi pada

kenyataannya perusahaan lebih baik mengurangi pendanaan dengan utang agar

tidak muncul masalah keagenan lainnya (konflik kepentingan antara pemegang

saham dengan kreditur) akibat tingginya rasio utang terhadap ekuitas dan juga

untuk mengurangi risiko kebangkrutan.

Risiko keuangan juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan

kerugian atau laba yang hilang, yang disebabkan oleh faktor internal maupun

faktor eksternal yang berpotensi negatif terhadap pencapaian tujuan

perusahaan. Tujuan perusahaan mengelola risiko keuangan adalah untuk

mencapai keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian serta

meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan perusahaan.

Risiko keuangan yang umum dihadapi oleh perusahaan, diantaranya risiko

kredit, risiko suku bunga, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang asing

dan risiko perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi dan sosial politik.

Risiko keuangan (financial risk) dalam penelitian ini diukur

menggunakan rasio leverage, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, seperti

pembayaran bunga atas utang, pembayaran pokok akhir atas utang dan

kewajiban-kewajiban tetap lainnya. Rasio leverage membandingkan antara

keseluruhan beban utang dengan aset atau ekuitas yang dimiliki oleh

Page 58: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

40

perusahaan. Hal tersebut dapat menggambarkan perbandingan antara

banyaknya aset yang dimiliki oleh pemegang saham dengan banyaknya aset

yang dimiliki oleh kreditur. Jika kreditur memiliki lebih banyak aset maka

dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang

tinggi. Sebaliknya, jika pemegang saham lebih banyak memiliki aset maka

dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang

rendah.

Rasio ini digunakan untuk membantu manajemen ataupun investor

untuk lebih memahami tingkat risiko struktur modal pada perusahaan. Semakin

tinggi rasio leverage, maka semakin tinggi kewajiban perusahaan. Rasio

leverage dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), yaitu:

Sumber: Hamidah dkk. (2015)

10. Profitabilitas

Menurut Sartono (2001), profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba yang berhubungan dengan penjualan, total

aktiva ataupun modal sendiri. Ketika akan berinvestasi investor perlu

mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya profitabilitas perusahaan.

Pertimbangan akan profitabilitas penting untuk melihat apakah perusahaan

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Page 59: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

41

tersebut dapat memberikan imbalan atau return yang besar saat berinvestasi

(Kusumawati & Rosady, 2018).

Profitabilitas sendiri merupakan salah satu analisis rasio keuangan.

Rasio-rasio keuangan digunakan untuk menganalisis atau mengevaluasi kinerja

perusahaan berdasarkan laporan keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan,

atau tingkat risiko dan tingkat keuntungan (profitabilitas) perusahaan.

Profitabilitas dapat diukur dari berbagai macam, seperti: laba operasi, laba

bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, serta tingkat pengembalian

ekuitas pemilik (Sunandes, 2015).

Dalam Horne (2005), dikatakan bahwa profitabilitas terdiri dari dua

jenis. Yang pertama, berkaitan dengan penjualan (marjin laba kotor (GPM) dan

marjin laba bersih (NPM)) yaitu return on asset (ROA). Yang kedua, berkaitan

dengan investasi yaitu return on equity (ROE). Rasio return on asset (ROA)

digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan

keuntungan dari total aset atau aktiva yang dimilikinya. Sedangkan, rasio return

on equity (ROE) digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya. Beberapa rasio profitabilitas,

yaitu: profit margin, return on asset, return on equity, return on total asset,

basic earning power dan earning per share.

Aset atau aktiva yang dimaksud dalam return on asset (ROA) adalah

total dari harta yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dari modal sendiri

ataupun modal asing yang kemudian diubah menjadi aktiva perusahaan dan

Page 60: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

42

digunakan untuk kelangsungan perusahaan (Hamidah dkk., 2015). Menurut

Weston dan Coveland dalam Hamidah dkk. (2015), jika profitabilitas

perusahaan baik maka para pemegang saham dapat melihatnya dari

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan dan investasi

perusahaan yang akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

1. Return on Asset (ROA).

Sumber: Kusumawati & Rosady (2018); Hamidah dkk. (2015); Dramawan

(2015); Sunandes (2015)

2. Return on Equity (ROE)

Sumber: Tandean & Jonathan (2016); Puspitaningtyas (2017); Setyawati

(2019)

𝑅𝑂𝐴 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

𝑅𝑂𝐸 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Page 61: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

43

B. Penelitian Sebelumnya

Berikut dalam tabel 2.1 disajikan mengenai hasil penlitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan yang dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam merumuskan hipotesis.

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Tri

Wahyuni,

Endang

Ernawati,

S.E., M.Si.,

dan Dr.

Werner R.

Murhadi,

S.E., M.M

(2013)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Nilai Perusahaan

di Sektor

Property, Real

Estate & Building

Construction

Yang Terdaftar di

BEI Periode

2008-2012

1. Variabel

independen

kebijakan

dividen,

profitabilitas.

2. Variabel

dependen

nilai

perusahaan.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

independen

keputusan

investasi,

keputudan

pendanaan,

ukuran

perusahaan,

dan

kepemilikan

institusional.

2. Tahun data.

1. Keputusan investasi (PER)

memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Keputusan pendanaan (DER)

memiliki pengaruh negative dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Kebijakan dividen (DPR) memiliki

pengaruh positif tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan.

4. Ukuran perusahaan (Size) memiliki

pengaruh positif danmsignifikan

terhadap nilai perusahaan.

5. Profitabilitas berpengaruh positif

signifikan pada nilai perusahaan.

6. Kepemilikan institusional positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 62: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

44

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

2. Amalia

Ilmiani dan

Catur Ragil

Sutrisno

(2014)

Pengaruh Tax

Avoidance

terhadap Nilai

Perusahaan

dengan

Transparansi

Perusahaan

sebagai Variabel

Moderating

1. Variabel tax

avoidance

dan nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

transparansi.

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Variabel tax avoidance

berpengaruh negatif signifikan

terhadap nilai perusahaan.

2. Variabel transparansi mampu

memoderasi hubungan antara

penghindaran pajak pada nilai

perusahaan.

3. Kepemilikan institusional (KI)

memiliki pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Dinda

Aditya dan

Edi

Supriyono

(2015)

Pengaruh

Profitabilitas dan

Kepemilikan

Institusional

Terhadap Nilai

Perusahaan

Dengan

Kebijakan

Dividen Sebagai

1. Variabel

profitabilitas,

kebijakan

dividen, dan

nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

1. Variabel

kepemilikan

institusional.

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Profitabilitas dan kebijakan dividen

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan institusional tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Profitabilitas tidak signifikan terhadap

kebijakan dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 63: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

45

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Variabel

Intervening

dengan data

sekunder.

4. Profitabilitas dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Kepemilikan institusional positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

dengan kebijakan dividen sebagai

variabel intervening.

4. Hamidah,

Hartini, dan

Umi

Mardiyati

(2015)

Pengaruh Inflasi,

Suku Bunga BI,

Profitabilitas, dan

Risiko Finansial

Terhadap Nilai

Perusahaan

Sektor Properti

Tahun 2011-2013

1. Variabel

inflasi,

profitabilitas,

risiko

finansial, dan

nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Menggunakan

variabel suku

bunga BI.

Program

pengujian

menggunakan

Eviews 8.

1. Inflasi dan suku bunga BI secara

parsial berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. ROA dan DER secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

3. Secara simultan Inflasi, suku bunga BI, ROA dan DER berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. I Dewa

Ketut Alit

Dramawan

(2015)

Pengaruh Risiko

Keuangan dan

Pertumbuhan

Penjualan Pada

Profitabilitas Dan

1. Variabel

risiko

keuangan,

profitabilitas,

dan nilai

perusahaan.

1. Variabel

pertumbuhan

penjualan.

2. Proksi PBV

dan tahun

data.

1. Risiko keuangan dan pertumbuhan

penjualan berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.

2. Profitabilitas berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 64: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

46

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Nilai Perusahaan

Properti

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

3. Risiko keuangan dan pertumbuhan

penjualan berpengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan.

6. Dedy

Ghozim

Herdiyanto

dan Moh.

Didik

Ardiyanto

(2015)

Pengaruh Tax

Avoidance

Terhadap Nilai

Perusahaan

1. Variabel tax

avoidance

dan nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Hanya

memakai tax

avoidance

sebagai

variabel

independen.

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Tax avoidance berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan institusional tidak

dapat memoderasi dan biaya agensi

tidak dapat menjadi variabel

intervening dalam hubungan antara

penghindaran pajak dan nilai

perusahaan.

7. Indra

Siswanti,

Eko Ganis

Sukoharsono,

dan Embun

Prowanta

(2015)

The Impact of

Macro Economy

on Firm Values

and Financial

Performance as

an Intervening

Variable: An

Empirical Study

of LQ- 45

1. Variabel

inflasi dan

nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel nilai

tukar, suku

bunga, dan

kinerja

keuangan.

2. Memakai

proksi PBV,

ROA.

1. Nilai tukar tidak berpengaruh pada

ROA.

2. Inflasi secara negatif signifikan

berpengaruh terhadap ROA.

3. Suku bunga BI berpengaruh positif

signifikan terhadap ROA.

4. ROA tidak berdampak pada PBV;

5. Nilai tukar negatif berpengaruh

signifikan pada PBV.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 65: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

47

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Banking

Industries in

Indonesia

3. Objek

penelitian dan

tahun data.

6. Inflasi tidak berdampak pada PBV.

7. Suku bunga BI tidak berdampak

pada PBV.

8. ROA tidak memediasi dampaknya

terhadap nilai tukar pada nilai

perusahaan (PBV).

9. ROA tidak memediasi dampak

inflasi pada nilai perusahaan

(PBV).

10. ROA memediasi dampaknya dari

suku bunga bank sentral pada nilai

perusahaan (PBV).

8. Aris

Sunandes

(2015)

Pengaruh Risiko

Keuangan dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Terhadap

Profitabilitas dan

Nilai Perusahaan

Pertambangan

Batubara Listing

Di Bursa Efek

Indonesia

1. Variabel

risiko

keuangan,

profitabilitas,

dan nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

pertumbuhan

perusahaan.

2. Objek

penelitian

dan tahun

data.

1. Risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh

positif terhadap profitabilitas.

3. Risiko keuangan berpengaruh secara

negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4. Pertumbuhan perusahaaan berkorelasi

positif terhadap nilai perusahaan.

5. Terdapat pengaruh profitabilitas

perusahaan terhadap nilai perusahaan

pertambangan batubara listing di

Bursa Efek Indonesia.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 66: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

48

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

9. Nnado

Ifeanyi C.

dan Ugwu

Chukwuma

C. (2016)

An Empirical

Analysis of

Inflationary

Impacts on

Profitability and

Value of Selected

Manufacturing

Firms in Nigeria

1. Variabel

independen

inflasi.

2. Variabel

dependen

nilai

perusahaan.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Profitabilitas

sebagai

variabel

dependen.

2. Objek

penelitian

dan tahun

data.

1. Inflasi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Inflasi berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

3. Hubungan antara ROA (proksi

untuk profitabilitas) dan nilai

tambah ekonomis tidak signifikan.

Inflasi, bahkan pada level rendah,

secara serius mengecilkan nilai

sebenarnya dari perusahaan.

10. Eka Maharto

Putra, Putu

Kepramareni,

dan Ni Luh

Gede

Novitasari

(2016)

Pengaruh Kinerja

Keuangan, Inflasi

dan Tingkat Suku

Bunga Terhadap

Nilai Perusahaan

1. Variabel

inflasi dan

nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel kinerja

keuangan

(Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio

(DER), dan

Earning Per Share (EPS).

2. Objek

penelitian dan tahun data.

1. Current ratio berpengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan.

2. Debt to equity ratio, inflasi dan

tingkat suku bunga tidak

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

3. Return on equity dan earning per

share berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 67: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

49

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11. Prof. Dr. M.

Başaran

Özturk, Öğr.

Gör. E.

Ensari Şahin,

dan Arş. Gör.

Ceyda Aktan

(2016)

Relationship

Between

Financial Risk

And Business

Risk With Firm

Values In The

Logistics

Industry: An

Analysis On

BRICS-T

Countries (Brazil,

Russia, India,

China, South

Africa, Turki)

1. Variabel

independen

risiko

keuangan.

2. Variabel

dependen

nilai

perusahaan.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

independen

risiko bisnis

(business

risk).

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Risiko bisnis berpengaruh pada

nilai-nilai perusahaan di negara-

negara seperti Turki, Cina dan

India.

2. Risiko keuangan memengaruhi

nilai perusahaan di Rusia, Brasil,

dan Afrika Selatan.

12. Sabrin,

Buyung

Sarita, Dedy

Takdir S,

Sujono

(2016)

The Effect of

Profitability on

Firm Value in

Manufacturing

Company at

Indonesia Stock

Exchange

1. Variabel

profitabilitas

dan nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Objek

penelitian dan

tahun data.

2. Menggunakan

SmartPLS

2.0.

1. Profitabilitas berpengaruh terhadap

nilai perusahaan karena nilainya

positif pada pencapaian laba untuk

membenarkan pembayaran

dividen, sehingga harga saham

akan meningkat karena perusahaan

menunjukkan sinyal positif untuk

membayar dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 68: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

50

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

13. Jonathan dan

Vivi Adeyani

Tandean

(2016)

Pengaruh Tax

Avoidance

Terhadap Nilai

Perusahaan

Dengan

Profitabilitas

Sebagai Variabel

Pemoderasi

1. Variabel tax

avoidance

dan nilai

perusahaan.

2. Proksi

Tobin’s Q

dan ROE.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Profitabilitas

sebagai

variabel

moderasi.

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Tax avoidance berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

2. Profitabilitas cukup bukti

berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan secara parsial

3. Profitabilitas tidak cukup bukti

dapat memperkuat hubungan

antara tax avoidance dengan nilai

perusahaan.

14. Zarah

Puspitaningtyas

(2017)

Efek Moderasi

Kebijakan

Dividen

dalam Pengaruh

Profitabilitas

Terhadap Nilai

Perusahaan

Manufaktur

1. Variabel

profitabilitas,

kebijakan

dividen, dan

nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Proksi Price

to Earning

Ratio.

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Profitabilitas berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

2. Kebijakan dividen tidak mampu

berperan sebagai moderator

dalam pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 69: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

51

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

15. Muhammad

Fuad dan Ayu

Wandari

(2018)

Pengaruh

Struktur Modal

dan Faktor

Eksternal

terhadap Nilai

Perusahaan

(Studi pada PT.

Bank Central

Asia, Tbk)

1. Variabel

inflasi dan

nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

struktur

modal, suku

bunga, dan

niai tukar.

2. Objek

penelitian dan

tahun data.

1. Struktur modal, inflasi dan nilai

tukar berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan;

2. Suku bunga berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Struktur modal memiliki

pengaruh dominan terhadap nilai

perusahaan.

4. Variabel independen yang

dianalisis dalam penelitian ini

berkontribusi relatif tinggi dalam

menjelaskan varians yang terjadi

pada nilai perusahaan PT Bank

Central Asia, Tbk.

16. Rita

Kusumawati

dan Irham

Rosady (2018)

Pengaruh

Sturuktur Modal

Dan Profitabilitas

Terhadap Nilai

Perusahaan

Dengan

Kepemilikan

1. Variabel

profitabilitas

dan nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

struktur

modal dan

kepemilikan

manajerial.

2. Proksi PBV

dan ROA.

1. Struktur modal memiliki

pengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

2. Profitabilitas berpengaruh positif

dan signifikan pada nilai

perusahaan.

3. Struktur modal yang dimoderasi

oleh kepemilikan manajerial

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 70: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

52

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Manajerial

Sebagai Variabel

Moderasi

3. Objek

penelitian dan

tahun data.

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4. Profitabilitas yang dimoderasi

oleh kepemilikan manajerial

memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan.

17. Dewi Kusuma

Wardani dan

Juliani (2018)

Pengaruh Tax

Avoidance

Terhadap Nilai

Perusahaan

Dengan

Corporate

Governance

Sebagai Variabel

Pemoderasi

1. Variabel tax

avoidance

dan nilai

perusahaan.

2. Proksi

Tobin’s Q.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder

1. Corporate

Governance

variabel

moderasi.

2. Objek

penelitian

dan tahun

data.

1. Tax avoidance tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai

perusahaan dengan tingkat

signifikansi 0,060.

2. Tata kelola perusahaan

diproksikan oleh kualitas audit

mampu melemahkan hubungan

antara penghindaran pajak

terhadap nilai perusahaan dengan

tingkat signifikansi 0,026.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 71: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

53

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

18. Wiwit

Setyawati

(2019)

Pengaruh

Struktur

Kepemilikan,

Struktur Modal,

Profitabilitas

Terhadap Nilai

Perusahaan

Dengan

Kebijakan

Dividen Sebagai

Moderasi

1. Variabel

profitabilitas,

kebijakan

dividen, dan

nilai

perusahaan.

2. Proksi ROE

dan Tobin’s

Q.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

struktur

kepemilikan

dan struktur

modal.

2. Objek

penelitian

dan tahun

data.

1. Struktur kepemilikan tidak

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2. Struktur modal berpengaruh

negatif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Profitabilitas memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4. Kebijakan dividen sebagai

variabel moderasi melemahkan

pengaruh kepemilikan

institusional, kepemilikan

pemerintah dan struktur modal

terhadap nilai perusahaan.

5. Kebijakan dividen dapat

memperkuat pengaruh

profitabilitas terhadap nilai

perusahaan,

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 72: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

54

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

19. Idah Zuhroh

(2019)

The Effects of

Liquidity, Firm

Size, and

Profitability on

the Firm Value

with Mediating

Leverage

1. Variabel

profitabilitas,

dan nilai

perusahaan.

2. Proksi ROE

dan Tobin’s

Q.

3. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

likuiditas,

firm size, dan

leverage.

2. Program

pengujian

menggunakan

LISREL versi

8.8.

1. Variabel profitabilitas secara

langsung berpengaruh signifikan

dan positif terhadap nilai

perusahaan.

2. Variabel likuiditas dan ukuran

secara langsung berpengaruh

negatif, dan tidak signifikan.

3. Variabel leverage dinyatakan

mampu memediasi pengaruh

likuiditas, ukuran dan

profitabilitas pada nilai

perusahaan.

20. Herman

Ruslim dan

Michael (2019)

The Effect of

Financial Ratio

On Company

Value With

Inflation as A

Moderation

Variable

1. Variabel

profitabilitas

dan nilai

perusahaan.

2. Penelitian

kuantitatif

dengan data

sekunder.

1. Variabel

independen

struktur

modal dan

company

growth.

2. Inflasi

sebagai

variabel

moderasi.

3. Proksi ROA

dan PBV.

1. Struktur modal dan profitabilitas

secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Company growth secara parsial

memiliki pengaruh negatif dan

tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

3. Inflasi mampu memoderasi

pengaruh hubungan profitabilitas

terhadap nilai perusahaan.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 73: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

55

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4. Objek

penelitian

dan tahun

data.

4. Hasil uji simultan menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara struktur modal,

pertumbuhan perusahaan,

profitabilitas, dan inflasi secara

simultan terhadap nilai

perusahaan.

Page 74: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

56

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Perusahaan

Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan, baik itu faktor mikro maupun makro. Salah satu faktor makro

ekonomi yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah tingkat inflasi. Inflasi

secara tidak langsung dapat mempengaruhi nilai perusahaan karena inflasi yang

meningkat akan mendorong tingkat suku bunga naik, dan dapat menyebabkan

investasi menurun. Investasi menurun akibat meningkatnya risiko dari investasi

yang dapat menyebabkan harga saham menurun dan berdampak pada

menurunnya nilai perusahaan.

Selain itu, jika terjadi inflasi yang tinggi maka akan menaikkan harga-

harga bahan baku produksi sehingga akan menggerus keuntungan perusahaan.

Jika keuntungan perusahaan menurun makan akan menjadi penilaian negatif

dan menurunkan minat investor untuk berinvestasi, sehingga hal tersebut

akhirnya akan berakibat pada menurunnya harga saham yang akan diikuti

dengan penurunan nilai perusahaan (Fuad & Wandari, 2018).

Inflasi juga berdampak pada kehidupan ekonomi secara keseluruhan.

Inflasi yang tinggi akan menyebabkan harga-harga menjadi naik, dan

menurunkan daya beli masyarakat. Hal tersebut menyebabkan penurunan dari

penjualan barang secondary dan tertier, karena masyarakat akan cenderung

memenuhi kebutuhan primer (pokok) terlebih dahulu (Siswanti dkk., 2015).

Page 75: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

57

Dan hal tersebut juga akan berdampak pada terjadinya penurunan investasi,

karena rendahnya kondisi ekonomi masyarakat.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hamidah dkk. (2015)

dan Fuad & Wandari (2018) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti nilai perusahaan

tidak selalu turun ketika terjadi kenaikan inflasi. Sedangkan pada penelitian

Ifeanyi C. & Chuskwuma C. (2016), menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh

secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut

dilakukan di Nigeria pada perusahaan sektor manufaktur. Dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa inflasi pada level rendah saja dapat berdampak pada

penurunan nilai perusahaan dan terdapat fakta bahwa unsur inflasi penting

untuk dimasukkan dalam mengestimasi nilai riil perusahaan.

Hasil sebaliknya ditunjukkan pada penelitian Siswanti dkk. (2015) dan

Putra dkk. (2016) yang menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh pada

nilai perusahaan. Pada penelitian Putra dkk. (2016) dijelaskan bahwa saat

periode penelitian dilakukan inflasi terjadi pada tingkat wajar, yaitu dibawah

10 persen. Sehingga investor lebih melihat pada bagaimana cara perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi

bagi investor. Berdasarkan uraian di atas, maka alternatif hipotesis dalam

penelitian ini yaitu:

H1: Inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Page 76: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

58

2. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan

Perencanaan pajak merupakan salah satu elemen penting dalam

manajemen keuangan perusahaan, karena dengan dilakukannya perencanaan

pajak maka diharapkan perusahaan dapat memaksimalkan laba yang diperoleh.

Terdapat tiga cara melakukan perencanaan pajak (tax planning), yaitu

penghindaran pajak (tax avoidance), penyelundupan pajak (tax evasion), dan

penghematan pajak (tax saving). Di mana tax avoidance dan tax saving

dilakukan dengan cara yang legal, sedangkan tax evasion dilakukan dengan

cara yang ilegal (Pohan, 2013: 13).

Tujuan dilakukannya tax avoidance adalah untuk memaksimalkan laba

perusahaan, yang diharapkan akan mempengaruhi minat investor pada saham

perusahaan, dan dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Tetapi perlu diingat bahwa, tax avoidance juga dapat menurunkan kualitas

laporan keuangan apabila dilakukan secara berlebihan. Tax avoidance yang

dilakukan secara berlebihan dapat mengurangi kualitas laporan keuangan

karena berkurangnya informasi yang disajikan, sehingga dapat menyebabkan

investor tidak mendapatkan informasi yang riil tentang kondisi perusahaan.

Tax avoidance yang dilakukan secara berlebihan dapat berujung pada

tax evasion. Mengapa? Karena terdapat batas semu yang begitu tipis antara tax

avoidance dan tax evasion, sehingga jika tax planner tidak berhati-hati dalam

pengambilan keputusan, tax planner dapat terjebak dalam tax evasion yang

merupakan tindakan pelanggaran pajak dan dapat dikenakan sanksi hukum

Page 77: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

59

(Sumarsan, 2013). Jika perusahaan terjerat kasus hukum akibat tax planning

berlebihan yang dilakukannya, tentu akan berdampak buruk bagi penilaian

investor terhadap perusahaan. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan

harga saham, yang akan diiringi oleh penurunan nilai perusahaan.

Tetapi jika tax avoidance yang dilakukan masih dalam tahap wajar,

tentu hal tersebut akan berdampak positif bagi harga saham dan nilai

perusahaan, karena laba maksimal yang didapat oleh perusahaan. Pajak

memang merupakan pungutan yang bersifat memaksa, karena tidak seorang

pun senang membayar pajak. Bagi perusahaan, tujuan utamanya adalah untuk

memaksimalkan laba. Perusahaan atau badan merupakan subyek pajak, yang

berarti perusahaan atau badan mempunyai kewajiban untuk membayar iuran

pajak. Tetapi bagi perusahaan, pajak yang dibayarkan merupakan beban yang

akan mengurangi laba. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan perencanaan

pajak (Pohan, 2013).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tandean & Jonathan (2016)

ditemukan bahwa tax avoidance memiliki pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan yang melakukan tax avoidance maka

dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Demikian juga pada penilitian yang

dilakukan oleh Herdiyanto & Ardiyanto (2015) yang menunjukkan bahwa tax

avoidance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Tetapi hal berbeda ditunjukkan dari penelitian Wardani & Juliani (2018)

yang menyatakan bahwa tax avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai

Page 78: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

60

perusahaan. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok

dan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-

2016. Dijelaskan bahwa variabel tax avoidance bukan merupakan satu-satunya

penentu keputusan investor terhadap nilai dari perusahaan, ada faktor lain yang

membentuk keputusan investor terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan pada penelitian (Ilmiani & Sutrisno, 2014), dinyatakan

bahwa variabel tax avoidance berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Yang artinya, semakin tinggi tax avoidance yang dilakukan maka

nilai perusahaan akan semakin rendah. Dari penjelasan di atas, maka dapat

ditarik hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H2: Tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3. Pengaruh Financial Risk terhadap Nilai Perusahaan

Risiko keuangan (financial risk) merupakan salah satu bagian dari

risiko-risiko yang dimiliki oleh perusahaan. dalam menjalankan bisnis, secara

garis besar terdapat dua macam risiko, yaitu business risk dan financial risk.

Menurut Brigham dan Houston (2011:164) dalam Ruslim & Michael (2019),

financial risk merupakan risiko tambahan yang akan diterima oleh pemegang

saham jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan utang dalam

menjalankan operasinya.

Risiko keuangan juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan

kerugian atau laba yang hilang, yang disebabkan oleh faktor internal maupun

Page 79: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

61

faktor eksternal yang berpotensi negatif terhadap pencapaian tujuan

perusahaan. Tujuan perusahaan mengelola risiko keuangan adalah untuk

mencapai keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian serta

meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan perusahaan.

Risiko keuangan yang umum dihadapi oleh perusahaan, diantaranya

risiko kredit, risiko suku bunga, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang

asing dan risiko perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi dan sosial

politik. Dalam penelitian ini pengukuran risiko keuangan menggunakan rasio

leverage, yaitu dengan menggunakan proksi debt to equity ratio (DER).

Dari definisi risiko keuangan (financial risk) yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besarnya risiko keuangan

akan semakin besar pula potensi penurunan laba perusahaan. Oleh karena itu,

penting bagi perusahaan untuk mengelola risiko keuangan dengan baik melalui

penelaahan kebijakan secara rutin dan sistem manajemen risiko untuk

menyesuaikan dengan perubahan di pasar. Apabila manajemen risiko keuangan

telah dijalankan dengan baik, maka perusahaan dapat menekan risiko keuangan

sekecil mungkin, sehingga dapat memaksimalkan laba yang akan didapat. Dan

pada akhirnya akan berpengaruh pada kenaikan nilai perusahaan.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dramawan (2015),

Sunandes (2015), menyatakan bahwa financial risk memiliki pengaruh negatif

pada nilai perusahaan. Hal ini berarti jika risiko keuangan meningkat maka nilai

perusahaan akan menurun. Investor akan berpikir dua kali dengan adanya risiko

Page 80: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

62

keuangan, risiko yang tinggi yaitu cost sebagai risiko murni pada perusahaan,

memberi sinyal bahwa manajer kurang mampu memaksimalkan aset

perusahaan (Sunandes, 2015).

Sedangkan pada penelitian Sahin, Aktan, & Ozturk (2016) risiko

keuangan dinyatakan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini

dilakukan pada perusahaan di negara Turki, Brazil, Russia, India, China and

Afrika Selatan (BRICS-T countries). Hasilnya financial risk berpengaruh secara

negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang ada di Russia, Brazil,

Afrika Selatan dan tidak berpengaruh di negara Turki, China, India.

Hasil berbeda terlihat pada penelitian Hamidah dkk. (2015) yang

menunjukkan pengaruh positif dan signifikan antara financial risk terhadap

nilai perusahaan. pada penelitian ini diproksikan melalui rasio leverage yaitu

debt to equity ratio (DER). Hal ini menandakan bahwa ketika nilai DER naik,

maka nilai perusahaan juga akan naik. Hal tersebut dapat terjadi karena utang

tidak selalu dinilai negatif, dalam hal ini utang dapat dipandang sebagai tax

shield (pengurang pajak) karena adanya beban bunga yang timbul dari utang.

Dari penjelasan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H3: Financial Risk berpengaruh terhadap nilai perusahaan

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Salah satu faktor penting dalam penilaian investor terhadap perusahaan

adalah profit atau keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas

Page 81: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

63

adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan

dalam suatu periode tertentu (Puspitaningtyas, 2017). Apabila perusahaan

mampu untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi, maka investor akan

melihat bahwa perusahaan tersebut profitable atau mampu memberikan

keuntungan yang tinggi pula terhadap investor dalam bentuk dividen yang

tinggi. Hal tersebut merupakan harapan dari investor terhadap perusahaan

ketika akan berinvestasi.

Tingkat profitabilitas perusahaan dapat menjadi sinyal bagi investor

mengenai tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan.

Semakin tinggi profitabilitas, maka semakin tinggi pula minat investor untuk

menanamkan sahamnya pada perusahaan. Hal tersebut akan tercermin pada

kenaikan harga saham yang akan diiringi oleh kenaikan nilai perusahaan

(Setyawati, 2019).

Tingkat profitabilitas penting bagi keberlangsungan perusahaan.

Karena apabila perusahaan dalam kondisi merugi, akan sulit bagi perusahaan

untuk menarik minat investor. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk

senantiasa meningkatkan profit perusahaan atau setidaknya menjaga kestabilan

laba yang dihasilkan. Sehingga, investor akan melihat kinerja yang baik dari

perusahaan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Wahyuni dkk. (2013), D. Aditya & Supriyono (2015), Hamidah dkk.

(2015), Dramawan (2015), Kusumawati & Rosady (2018), Setyawati (2019),

Page 82: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

64

Zuhroh (2019), Ruslim & Michael (2019) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa

ketika terjadi kenaikan keuntungan pada pendapatan perusahaan maka harga

saham perusahaan juga akan mengalami kenaikan sehingga akan meningkatkan

nilai perusahaan.

Sedangkan pada penelitian Sabrin dkk. (2016), Puspitaningtyas (2017)

dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan pada nilai

perusahaan hal ini menandakan bahwa profitabilitas memang berpengaruh pada

perubahan nilai perusahaan, tetapi masih banyak faktor lainnya yang

mempengaruhi keputusan investor dalam penilaiannya terhadap saham

perusahaan. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka

hipotesis alternatif dalam penelitian ini sebagai berikut:

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan

5. Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitabilitas terhadap

Nilai Perusahaan

Pada beberapa penelitian telah dikemukakan hasil bahwa inflasi

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kemudian, pada penelitian terpisah

ditemukan bahwa tax avoidance juga memiliki pengaruh terhadap perubahan

nilai perusahaan. Selain itu, pada beberapa penelitian financial risk juga

terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Begitu pula dengan

profitabilitas yang ditemukan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

Page 83: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

65

beberapa penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dlihat

mengenai pengaruh inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas

secara simultan terhadap nilai perusahaan.

Pada penelitian sebelumnya, Hamidah dkk. (2015) melakukan

penelitian mengenai pengaruh inflasi, suku bunga, profitabilitas, dan risiko

finansial terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan

bahwa inflasi, suku bunga, profitabilitas, dan risiko finansial berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga, berdasarkan penjelasan

sebelumnya, maka hipotesis alternatif dalam penelitian ini sebagai berikut:

H5: Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitabilitas secara simultan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan

6. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Inflasi terhadap Nilai

Perusahaan

Inflasi adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham.

Saat tingkat inflasi sedang tinggi, maka risiko investasi pun akan meningkat

akibat naiknya suku bunga. Hal ini dapat menyebabkan para investor takut

untuk menginvestasikan uangnya. Saat pergerakan investasi menurun, maka

harga saham pun cenderung akan menurun, dan akhirnya akan berakibat pada

nilai perusahaan yang ikut menurun. Variabel kebijakan dividen di sini

diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang

melemah akibat naiknya inflasi.

Page 84: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

66

Inflasi memiliki pengaruh secara tidak langusng terhadap harga saham.

Akibat inflasi akat terjadi kenaikan bahan baku yang akan menyebabkan

tergerusnya laba perusahaan. Menurunnya profitabilitas akan mengakibatkan

kemampuan pembayaran dividen menurun dan mengakibatkan investor kurang

tertarik untuk berinvestasi saham dan beralih pada jenis investasi lain yang

lebih menguntungkan, seperti deposito (Ardiyanti, 2015).

Hasil penelitian Ardiyanti (2015) mengenai hubungan inflasi terhadap

kebijakan dividen dijelaskan bahwa inflasi tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend

payout ratio (DPR). Hal ini berarti semakin rendah inflasi belum tentu

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

Kemudian, dalam penelitian Sihombing (2019) dijelaskan bahwa

kebijakan dividen yang diambil perusahaan tidak mampu untuk memoderasi

variabel inflasi dalam pengaruhnya terhadap return saham. Return saham

termasuk salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jadi

secara tidak langsung, hal tersebut menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan. Sehingga,

berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis alternatif dalam penelitian

ini sebagai berikut:

H6: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh inflasi terhadap

nilai perusahaan

Page 85: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

67

7. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Tax Avoidance

terhadap Nilai Perusahaan

Tax avoidance dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan laba

perusahaan dengan menekan beban pajak. Dengan laba yang meningkat

diharapkan dapat menaikkan minat investor untuk berinvestasi dan diharapkan

dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik modal melalui peningkatan nilai

perusahaan. Di lain sisi, perusahaan juga memiliki kewajiban untuk

membayarkan dividen kepada para pemegang saham.

Beban pajak perusahaan tentu akan mengurangi keuntungan yang

didapat dan hal tersebut dapat berpengaruh pada besarnya dividen. Jika pajak

perusahaan tinggi maka pembagian dividen akan cenderung kecil karena

perusahaan harus membayar pajaknya (Putri & Irawati, 2019).

Tetapi pada hasil penelitian Chandra (2019) dan Putri & Irawati (2019)

dinyatakan bahwa tax avoidance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan berdasarkan hubungan keagenan pihak

manajer (perusahaan) dan investor memiliki kepentingan masing-masing.

Manajer melakukan tax avoidance untuk memperkecil beban pajak, dan

investor hanya mementingkan besarnya keuntungan dividen. Sehingga

walaupun perusahaan melakukan tax avoidance, perusahaan masih bisa

membagikan dividen, dan hal tersebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap

kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan (Chandra, 2019).

Page 86: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

68

Sedangkan dalam penelitian Apsari & Setiawan (2018) menyatakan

bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan tax avoidance dan

nilai perusahaan. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa kebijakan dividen

mampu memperlemah pengaruh negatif dari tax avoidance terhadap nilai

perusahaan. Artinya, pengaruh negatif tax avoidance dapat berkurang dengan

adanya pembagian dividen kepada investor. Karena pembayaran dividen dapat

meningkatkan kesejahteraan investor. Dari penjelasan sebelumnya, maka

hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H7: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh tax avoidance

terhadap nilai perusahaan

8. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Financial Risk

terhadap Nilai Perusahaan

Financial risk adalah risiko yang dimiliki oleh perusahaan akibat

penggunaan utang. Risiko keuangan juga dapat diartikan sebagai potensi

kerugian atau kehilangan laba yang disebabkan faktor internal maupun

eksternal perusahaan. Jika financial risk dapat ditekan, maka perusahaan akan

dapat memaksimalkan laba yang diperoleh. Jika laba yang diperoleh maksimal,

maka diharapkan perusahaan dapat menarik minat investor, salah satunya

dengan cara pembagian dividen dan diharapkan hal tersebut akan berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Variabel financial risk diukur menggunakan

leverage dengan proksi debt to equity ratio (DER). Leverage digunakan untuk

Page 87: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

69

menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan

dengan aset yang dimiliki kreditor.

Menurut trade off theory perusahaan akan meningkatkan penggunaan

utang dalam pendanaan sebagai upayanya memperkecil pajak (Octaviani &

Astika, 2016). Dalam penelitian Octaviani & Astika (2016), dijelaskan bahwa

leverage dapat memperkuat pengaruh positif kebijakan dividen terhadap nilai

perusahaan. Artinya, perusahaan yang memiliki utang akan membayar bunga

pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberi

manfaat bagi pemegang saham. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga free cash

flow perusahaan.

Sedangkan menurut penelitian Masita Dewi (2016) dan Ginting (2018),

leverage dinyatakan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Yang

artinya, jumlah hutang yang tinggi tidak menghalangi perusahaan dalam

membagikan deviden karena perusahaan juga memperhatikan kepentingan

pemilik modal sehinga DER tidak berpengaruh terhadap kebijakan deviden.

Dalam penelitian Veny dkk. (2016) menyatakan kebijakan dividen

mampu memoderasi leverage terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kebijakan dividen mampu meningkatkan nilai perusahaan

pada saat leverage rendah dan juga mampu menurunkan nilai perusahaan pada

saat leverage tinggi. Sedangkan, hasil sebaliknya ditunjukkan dalam penelitian

Antoro & Hermuningsih (2018) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen

tidak mampu memoderasi leverage terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan

Page 88: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

70

penjelasan di atas, maka hipotesis alternatif dalam penelitian ini sebagai

berikut:

H8: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh financial risk

terhadap nilai perusahaan

9. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan

Ketika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi, investor akan

tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Ditambah jika perusahaan

memberikan dividen yang tinggi, maka investor akan lebih tertarik lagi untuk

berinvestasi. Karena bagi investor informasi mengenai pembayaran dividen

dapat menjadi lebih penting dibandingkan pengumuman laba. Hal ini berarti

nilai perusahaan dapat dimaksimalkan apabila harapan investor untuk

mendapatkan dividen tunai terpenuhi (Puspitaningtyas, 2017).

Hal ini sesuai dengan penelitian Setyawati (2019) yang menyatakan

bahwa kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap

nilai perusahaan. Dividen yang tinggi juga akan mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba, karena perusahaan akan mampu

memberikan dividen yang tinggi apabila laba yang dihasilkan pun tinggi.

Sedangkan dalam penelitian Astakoni dkk. (2019), dinyatakan

kebijakan dividen mampu memoderasi (memperlemah) dalam pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Dijelaskan dalam penelitiannya,

Page 89: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

71

profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi,

informasi mengenai pembayaran dividen dapat menurunkan nilai perusahaan.

Sehingga, kebijakan dividen dapat memperlemah pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan.

Hal sebaliknya ditunjukkan oleh Puspitaningtyas (2017) dalam

penelitiannya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini

berarti adanya kebijakan dividen tidak berperan dalam memperkuat pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Ketika terjadi peningkatan

profitabilitas, maka hal tersebut menjadi sinyal positif bagi investor dan hal

tersebut berdampak positif pula terhadap nilai perusahaan. Tetapi kebijakan

pembayaran dividen dinilai tidak mampu untuk memperkuat nilai perusahaan

disaat sudah terjadi peningkatan profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas maka

hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H9: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan

Page 90: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

72

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar

2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

H9 H8 H7 H6

H5

H4

H3

H2

H1

Basis Teori: Signalling Theory, Agency Theory, Pecking Order Theory, Bird

In Hand Theory

Inflasi

Nilai Perusahaan

Metode Analisis Regresi Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA)

Hasil yang diharapkan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Indeks harga saham sektoral sektor properti, real estate, dan

konstruksi bangunan menempati

posisi terendah dibandingkan

sektor lainnya

Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, dan Profitabilitas terhadap

Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi

GAP

Tax Avoidance

Financial Risk

Profitabilitas

Kebijakan Dividen

Secara konsep, harga tanah tidak

akan pernah turun

Yang seharusnya akan menarik

minat investor untuk berinvestasi

Page 91: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

73

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel independen, yaitu inflasi, tax

avoidance, financial risk, dan profitabilitas terhadap variabel dependen yaitu nilai

perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data

yang didapat melalui buku atau jurnal yang berhubungan dengan objek penelitian,

catatan perusahaan, serta website-website tertentu seperti idx.co.id,

yahoofinance.com, ataupun melalui website resmi Biro Pusat Statistik (BPS).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor property, real estate,

dan building construction yang telah listing di BEI tahun 2014-2018.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel adalah objek dari penelitian. Ada perbedaan

mendasar antara populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan bagian dari

penelitian yang mencakup keseluruhan objek atau subjek yang akan diteliti.

Sedangkan sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari populasi. Jadi

cakupan populasi lebih luas, dan sampel diambil untuk mewakili populasi

Page 92: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

74

tersebut. Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor

property, real estate, dan building construction yang telah listing di BEI tahun

2014-2018. Sedangkan, sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor

property, real estate, dan building construction yang terdaftar di bursa efek

Indonesia yang sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh peneliti. Adapun kriteria

sampel pada penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan pada sektor property, real estate, dan building construction

yang telah terdaftar di BEI dan tidak pernah delisting selama periode tahun

2014-2018.

b. Perusahaan telah melakukan publikasi laporan keuangan yang telah diaudit

selama periode tahun 2014-2018.

c. Perusahaan tetap membayarkan dividen secara berturut-turut selama

periode tahun 2014-2018.

d. Perusahaan selalu dalam posisi menghasilkan profit atau tidak merugi

selama periode tahun 2014-2018.

e. Perusahaan selalu membayar pajak selama periode tahun 2014-2018.

f. Perusahaan yang memiliki ketersediaan data serta informasi yang

dibutuhkan untuk mendukung penelitian.

2. Metode pengambilan sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling method, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan

Page 93: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

75

kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel sudah dijelaskan

sebelumnya.

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan data sekunder. Dalam

memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Metode penelitian pustaka adalah cara memperoleh data yang dilakukan

peneliti melalui sumber informasi dan pengetahuan yang terpercaya dan jelas

referensinya sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Referensi tersebut

diantaranya melalui jurnal, skripsi, thesis, internet, artikel dan berbagai buku

referensi serta perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. Sumber-

sumber tersebut.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

didapat melalui berbagai situs website resmi pemerintah maupun website resmi

perusahaan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan perusahaan dan

informasi mengenai harga saham serta dividen perusahaan selama periode

2014-2018. Data penelitian diperoleh melalui website resmi seperti

Page 94: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

76

www.idx.co.id yang merupakan website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI),

finance.yahoo.com, serta website resmi setiap perusahaan yang diteliti.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel, yaitu variabel independen,

variabel dependen, dan variabel moderasi. Berikut akan dipaparkan mengenai

definisi, cara pengukuran, dan operasional dari masing-masing variabel dalam

penelitian ini.

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab perubahan

atau mempengaruhi variabel terikat (variabel dependen). Dalam penelitian ini

variabel independen adalah inflasi, tax avoidance, financial risk, dan

profitabilitas.

a. Inflasi

Definisi inflasi menurut Bank Indonesia (BI) pada awalnya dapat

diartikan sebagai peningkatan atas jumlah uang beredar atau meningkatnya

likuiditas dalam suatu perekonomian. Lebih lanjut inflasi dapat diartikan

sebagai suatu kondisi kecenderungan meningkatnya harga-harga barang

dan jasa yang terjadi secara terus-menerus (Suseno & Astiyah, 2010).

Inflasi tidak selalu berdampak negatif, inflasi juga dapat berdampak

positif apabila terjadi pada tingkat yang rendah. Pada tingkat ringan, inflasi

berdampak positif karena mendorong para produsen untuk memproduksi

Page 95: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

77

barang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional

(GDP), mendorong masyarakat lebih banyak menabung serta berinvestasi,

dan lain-lain. Tetapi inflasi dapat berdampak negatif apabila terjadi pada

tingkat sangat berat (hyperinflation). Proksi pengukuran inflasi dalam

penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut (Gilarso, 2004: 201):

Keterangan:

In : Inflasi

IHKt : Indeks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100)

IHKt–1 : Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya

b. Tax Avoidance

Tax avoidance merupakan salah satu cara dalam melaksanakan

perencanaan pajak. Tax avoidance dapat diartikan sebagai teknik

penghindaran pajak yang dilakukan secara legal sesuai dengan peraturan

perpajakan yang berlaku dengan memanfaatkan kelemahan yang terdapat

pada peraturan perpajakan (Pohan, 2013: 13). Tax avoidance dilakukan

dengan tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Dengan laba yang

𝐼𝑛𝑡 =𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡−1

𝐼𝐻𝐾𝑡−1

Page 96: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

78

meningkat, diharapkan akan memberikan banyak dampak positif pada

perusahaan di masa depan.

Pengukuran tax avoidance pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan proksi effective tax rate (ETR), dengan rumus sebagai

berikut.

c. Financial Risk

Financial risk dapat diartikan sebagai risiko tambahan yang

dibebankan kepada para pemegang saham biasa atas keputusan

mendapatkan pendanaan melalui utang (Brigham dan Houston, 2006:17).

Risiko keuangan (financial risk) dalam penelitian ini diukur menggunakan

rasio leverage, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, seperti pembayaran bunga

atas utang, pembayaran pokok akhir atas utang dan kewajiban-kewajiban

tetap lainnya. Rasio ini digunakan untuk membantu manajemen ataupun

investor untuk lebih memahami tingkat risiko struktur modal pada

perusahaan. Pada penelitian ini rasio leverage dihitung menggunakan Debt

to Equity Ratio (DER), dengan rumus sebagai berikut.

𝐸𝑇𝑅 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

Page 97: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

79

d. Profitabilitas

Profitabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba atau profit pada periode tertentu. Profitabilitas

dapat diukur dengan berbagai cara, tergantung pada laba dan aktiva atau

modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Pada penelitian ini,

profitabilitas akan diukur menggunakan proksi rasio return on asset (ROA).

Return on on asset (ROA) didefinisikan sebagai penghasilan yang tersedia

bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam

perusahaan, yang akan dirumuskan sebagai berikut.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah

nilai perusahaan. pengertian dan cara pengukuran nilai perusahaan akan

dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑅𝑂𝐴 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Page 98: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

80

a. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dipengaruhi berbagai faktor yang dapat

menyebabkan kenaikan maupun penurunan. Nilai perusahaan dapat

diartikan sebagai persepesi investor akan perusahaan yang dapat

dicerminkan melalui harga saham. Perusahaan tentunya berharap bahwa

nilai perusahaannya akan bertumbuh seiring waktu berjalan atau setidaknya

tidak mengalami penurunan. Karena tujuan utama perusahaan adalah

meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kemakmuran para

pemegang saham. Apabila nilai perusahaan meningkat maka kesejahteraan

para pemilik modal juga akan meningkat.

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan proksi

Tobin’s Q. Pengukuran nilai Q melibatkan beberapa aspek, seperti total

nilai asset perusahaan, total utang, nilai harga saham, dan jumlah saham

beredar. Hal ini bertujuan untuk membandingkan antara nilai pasar saham

perusahaan dan nilai buku perusahaan. Berikut rumus dalam menghitung

nilai Q.

Keterangan:

MVE : Market Value of Equity

: Harga saham per lembar x jumlah saham beredar

𝑄 =𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Page 99: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

81

Debt : Nilai buku total utang atau liabilities

Total asset : Nilai buku dari total aktiva

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi merupakan variabel yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen

(Y). Dalam penelitian ini variabel moderasi yang digunakan adalah kebijakan

dividen. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai variabel kebijakan dividen.

a. Kebijakan Dividen (Z)

Kebijakan dividen dipilih sebagai variabel moderasi karena,

berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

kebijakan dividen terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil oleh perusahaan

dalam menentukan berapa persen nilai keuntungan yang akan dibayarkan

kepada para investor. Kebijakan dividen dapat mempengaruhi minat para

investor untuk berinvestasi di perusahaan. Hal tersebut pada akhirnya

diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini proksi untuk menghitung kebijakan dividen

adalah dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan

gambaran dari berapa persentase keuntungan yang akan diberikan kepada

pemegang saham dalam jangka waktu tertentu. Pembayaran dividen yang

Page 100: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

82

tinggi memang akan menarik minat investor, tetapi jika terlalu tinggi hal

tersebut akan berdampak negatif pada perusahaan. Hal ini dikarenakan

dividen harus dibayar secara tunai (cash), jika rasio pembayaran dividen

terlalu tinggi maka akan menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan

dalam pengelolaan kas dan likuiditas perusahaan. Rumus perhitungan

dividend payout ratio (DPR) yaitu sebagai berikut.

𝐷𝑃𝑅 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝐸𝑃𝑆)

𝐸𝑃𝑆 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Page 101: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

83

Selanjutnya, pengukuran operasional perusahaan dapat dilihat pada tabel

3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Pengukuran Skala

1. Inflasi

Purnama Sari (2015)

𝐼𝑛𝑡 =𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡−1

𝐼𝐻𝐾𝑡−1

Rasio

2. Tax Avoidance

Chen dkk. (2010)

𝐸𝑇𝑅 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

Rasio

3. Financial Risk

Hamidah dkk. (2015)

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Rasio

4. Profitabilitas

Kusumawati & Rosady

(2018); Hamidah dkk.

(2015); Dramawan

(2015); Sunandes (2015)

𝑅𝑂𝐴 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Rasio

5. Nilai Perusahaan

Sudiyatno & Puspitasari

(2010)

𝑄 =𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Rasio

6. Kebijakan Dividen

Nainggolan & Listiadi

(2014); Wahyuni dkk.

(2013); D. Aditya &

Supriyono (2015)

𝐷𝑃𝑅 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝐸𝑃𝑆)

Rasio

Sumber: Data diolah sendiri

Page 102: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

84

e. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan ukuran numerik untuk

data sampel, seperti nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali

2018:19). Jadi statistik deskriptif adalah metode analisis data yang

menggambarkan data secara deskriptif, yang kemudian digunakan peneliti

untuk mendapatkan gambaran atau informasi mengenai karakteristik data yang

merupakan generalisasi dari populasi. Dalam penelitian ini statistik deskriptif

digunakan untuk menggambarkan mengenai rata-rata (mean), standar deviasi,

nilai maksimum, dan nilai minimum dari data penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk memastikan kelayakan dari

penggunaaan variabel dalam penelitian. Hal ini diperlukan memastikan

keabsahan hasil analisis regresi linier berganda sebelum dilakukan pengujian

hipotesis. Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik penting untuk melihat bahwa

data memiliki distribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

independen, tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen

dan tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel harus konstan

(homoskedastisitas).

Page 103: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

85

a. Uji Normalitas

Dilakukannya uji normalitas untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam uji t dan uji

f diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi yang normal. Dan

apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak, akan digunakan dua cara, yaitu menggunakan analisis

grafik dan amalisis statistik (Ghozali, 2018: 161).

1) Analisis Grafik

Cara termudah untuk uji normalitas adalah dengan

menggunakan analisis grafik histogram, yaitu dengan membandingkan

antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Tetapi

jika hanya menggunakan grafik histogram, hal tersebut dapat

menyesatkan terutama untuk jumlah sampel kecil. Oleh karena itu,

penelitian ini akan menggunakan metode analisis grafik dengan normal

probability plot, yaitu dengan membandingakan distribusi kumulatif

dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang

Page 104: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

86

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal

(Ghozali, 2018: 161-163).

2) Analisis Statistik

Penelitian ini juga akan menggunakan analisis statistik. Metode ini

digunakan untuk melihat apakah residual berdistribusi normal. Penelitian

ini menggunakan uji statistik non parametik, uji statistika Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Dalam Riadi (2016: 115) pentuan keputusan tentang

normalitas tersebut adalah sebagai berikut:

a) Jika p ≤ 0,05 maka distribusi data tidak normal.

b) Jika p > 0,05 maka distribusi data normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (tahun sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2018: 112).

Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan

menggunakan uji Run Test. Run Test merupakan bagian dari pengujian

Page 105: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

87

statistik non parametik yang paling akurat tanpa keraguan karena

menyajikan hasil dalam bentuk angka, dimana jika nilai hasil uji

menujukkan di bawah 0,05 artinya residual tidak random atau terjadi

autokorelasi antar nilai residual. Sebaliknya jika angka hasil uji

menunjukkan lebih besar dari nilai signifikan 0,05 artinya data bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2018).

c. Uji Multikolinearitas

Penggunaan uji multikolinieritas ditujukan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen, jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini

tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol. Untuk

mengetahui apakah ada atau tidaknya korelasi antara variabel independen

dalam model regresi dapat dilihat dengan melihat toleransi VIF (Variance

Inflation Factor) (Widarjono, 2015: 65):

1) Jika nilai toleransi > 0,10 dan VIF <10, maka dapat ditafsirkan bahwa

tidak ada multikolinearitas dalam penelitian.

2) Jika nilai toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka multikolinieritas

gangguan terjadi dalam penelitian.

Page 106: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

88

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians atau residual atas suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak

terdapat heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas: 1) menggunakan scatterplot, 2) uji park, 3) Uji

Glejser dan 4) uji white (Ghozali, 2018:137-138).

Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan

scatterplot, dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis

pengambilan keputussan dalam pengujian ini yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan dua tahapan.

Tahap pertama akan menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji

Page 107: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

89

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan,

tahap kedua menggunakan analisis regresi moderasi (MRA) untuk menguji

pengaruh dari variabel moderasi.

a. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan bukan

analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk

penelitian yang terdiri dari dua variabel (satu variabel dependen, dan satu

variabel independen). Sedangkan, analisis regresi berganda digunakan pada

penelitian dengan satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel

independen. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini mengggunakan

uji goodness of fit.

Uji goodness of fit digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi

regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Hal tersebut dapat diukur dari

koefisin determinasi (R2), uji statistik f, dan uji statistik t. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah inflasi, tax avoidance, financial

risk, dan profitabilitas. Lalu variabel dependennya adalah nilai perusahaan.

Rumus persamaan regresi yang digunakan untuk hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε

Keterangan:

Y = Nilai perusahaan

Page 108: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

90

α = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Inflasi

X2 = Tax avoidance

X3 = Financial risk

X4 = Profitabilitas

ε = Error term (tingkat kesalahan penduga dalam penelitian)

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Dalam Ghozali (2018: 97) dijelaskan bahwa koefisien

determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2) Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien regresi

secara individu dengan uji hipotesis terpisah bahwa setiap koefisien

regresi sama dengan nol. Uji F menguji hipotesis gabungan bahwa b1,

b2, dan b3 secara bersama-sama dengan nol, atau:

Page 109: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

91

H0: b1 = b2 = ......... = bk = 0

HA: b1 ≠ b2 ≠ ......... ≠ bk ≠ 0

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan

kriteria pengambilan keputusan Quick Lock yaitu bila nilai F lebih besar

daripada 4 maka H0 dapat di tolak pada derajat kepercayaan 5%.

Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan

bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018: 98).

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian ini digunakan untuk membuktikan signifikansinya

terhadap pengaruh variabel independen secara individu dalam menjelaskan

variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05), maka

kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Ghozali, 2018:99):

a) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen

terhadap variabel dependen.

b) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima, artinya

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel

independen terhadap variabel dependen.

Page 110: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

92

b. Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis- MRA)

Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus

regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung

unsur interaksi. Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menentukan

pengaruh variabel moderasi dari pelaksanaan Kebijakan Dividen pada

pengaruh variabel utama. Variabel moderasi adalah variabel independen

yang akan memperkuat atau memperlemah variabel independen lainnya

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

1) Hubungan interaksi antara Inflasi dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan

Y = α + b1X1 + b2X5 + b3(X1X5) + ε

Keterangan:

Y1 = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Inflasi

X5 = Kebijakan Dividen

X1X5 = Variabel perkalian antara Inflasi dengan Kebijakan Dividen.

Menggambarkan pengaruh variabel moderasi Kebijakan

Dividen terhadap Inflasi dengan Nilai Perusahaan.

ε = Error term

Page 111: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

93

2) Hubungan interaksi antara Tax avoidance dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan

Y = α + b1X2 + b2X5 + b3(X2X5) + ε

Keterangan:

Y1 = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

b = Koefisien regresi

X2 = Tax avoidance

X5 = Kebijakan Dividen

X2X5 = Variabel perkalian antara Tax avoidance dengan Kebijakan

Dividen yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi

Kebijakan Dividen terhadap Tax Avoidance dengan Nilai

Perusahaan.

ε = Error term

3) Hubungan interaksi antara Financial Risk dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan

Y = α + b1X3 + b2X5 + b3(X3X5) + ε

Keterangan:

Y1 = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

Page 112: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

94

b = Koefisien regresi

X3 = Financial Risk

X5 = Kebijakan Dividen

X3X5 = Variabel perkalian antara Financial Risk dengan Kebijakan

Dividen yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi

Kebijakan Dividen terhadap Financial Risk dengan Nilai

Perusahaan.

ε = Error term

4) Hubungan interaksi antara Profitabilitas dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan

Y = α + b1X4 + b2X5 + b3(X4X5) + ε

Keterangan:

Y1 = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

b = Koefisien regresi

X4 = Profitabilitas

X5 = Kebijakan Dividen

X4X5 = Variabel perkalian antara Profitabilitas dengan Kebijakan

Dividen yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi

Page 113: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

95

Kebijakan Dividen terhadap Profitabilitas dengan Nilai

Perusahaan.

ε = Error term

Page 114: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

96

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Secara garis besar objek penelitian terbagi menjadi populasi dan sampel.

Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan pada sektor property, real estate, dan

building construction yang telah listing di BEI. Sedangkan, sampel penelitian ini

adalah perusahaan sektor property, real estate, dan building construction yang

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018 yang sesuai dengan

kriteria yang dibuat oleh peneliti.

Jumlah perusahaan perusahaan yang terhitung telah melakukan IPO dan

tidak delisting selama periode tahun 2014-2018 adalah sebanyak 45 perusahaan.

Dari 45 perusahaan tersebut, ada 6 perusahaan yang data laporan keuangannya

tidak dapat ditemukan oleh peneliti. Kemudian, dari 45 perusahaan tersebut

sebanyak 2 perusahaan dalam kondisi merugi selama periode tahun 2014-2018,

tetapi tidak mendapat manfaat pajak. Sedangkan, terdapat 3 perusahaan yang tidak

merugi, tetapi mendapat manfaat pajak sehingga tidak membayar pajak di antara

tahun 2014-2018. Dan dari 45 perusahaan, terdapat 10 perusahaan yang dalam

kondisi merugi dan mendapat manfaat pajak selama periode tahun 2014-2018,

sehingga tidak membayar pajak. Kemudian, ada 9 perusahaan yang tidak

membayarkan dividen antara periode tahun 2014-2018.

Page 115: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

97

Sehingga hanya tersisa 15 perusahaan. Dari 15 perusahaan yang tersisa, 3

perusahaan harus dieliminasi karena merupakan data outlier. Sehingga jumlah

sampel penelitian adalah 12 perusahaan. Penelitian dilakukan dengan sampel data

selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2014 sampai 2018. Jumlah sampel perusahaan

kemudian dikalikan dengan data tahun penelitian (12 x 5), sehingga jumlah data

penelitian adalah 60. Berikut akan disajikan rincian mengenai tahapan seleksi

sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang

telah dibuat.

Tabel 4.1

Rincian Tahapan Seleksi Sampel Perusahaan

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan sektor property, real estate, dan building

construction yang telah terdaftar di BEI dan tidak pernah

delisting selama periode tahun 2014-2018

45

2. Perusahaan yang data laporan keuangannya tidak didapat

oleh peneliti

(6)

3. Perusahaan dalam kondisi merugi selama periode tahun

2014-2018, tetapi tidak mendapat manfaat pajak

(2)

4. Perusahaan yang tidak merugi, tetapi mendapat manfaat

pajak sehingga tidak membayar pajak antara tahun 2014 -

2018

(3)

5. Perusahaan dalam kondisi merugi dan mendapat manfaat

pajak selama periode tahun 2014-2018

(10)

6. Perusahaan yang tidak membayarkan dividen di antara

periode tahun 2014-2018

(9)

7. Data outlier (3)

8. Jumlah sampel penelitian 12

9. Jumlah data penelitian (12 x 5 tahun) 60

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 116: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

98

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan peneliti untuk mendapatkan data

mengenai ukuran numerik data sampel seperti, rata-rata (mean), standar

deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari data penelitian. Dari data

tersebut dapat dilihat mengenai informasi karakteristik data. Terdapat 6

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu inflasi, tax avoidance,

financial risk, profitabilitas, nilai perusahaan, dan kebijakan dividen. Hasil uji

statistik deskriptif yang diolah dengan aplikasi SPSS 25 dapat dilihat dalam

tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inflasi(X1) 60 3.20 6.42 4.6680 1.43940

Tax Avoidance (X2) 60 9.10 87.10 30.7577 13.07450

Risk Financial (X3) 60 51.04 537.43 183.4082 118.08841

Profitabilitas (X4) 60 .24 15.50 5.5432 3.37972

Nilai Perusahaan (Y) 60 .73 2.23 1.2944 .37951

Kebijakan Dividen (Z) 60 7.14 86.42 27.0747 20.54988

Valid N (listwise) 60

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 117: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

99

Tujuan dilakukannya uji statistik deskriptif adalah untuk melihat

karakteristik data. Apabila nilai dari mean lebih besar dari nilai standar deviasi

maka kualitas data tersebut lebih baik. Standar deviasi adalah besaran besar

perbedaan dari nilai sampel dengan nilai rata-rata. Standar deviasi digunakan

untuk melihat sebaran data dalam sampel. Semakin rendah standar deviasinya

maka semakin dekat dengan rata-rata dan sebaliknya semakin tinggi standar

deviasi maka semakin besar keragaman sampel.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah data penelitian

sebanyak 60 yang merupakan hasil perkalian antara jumlah sampel perusahaan

(12 perusahaan) dengan tahun data penelitian (5 tahun). Selain itu terdapat data

mengenai nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar

deviasi dari variabel penelitian yang selanjutnya akan dijelaskan secara rinci

per variabel.

a. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Inflasi

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen inflasi

menunjukkan nilai minimum 3,20 dan nilai maksimum sebesar 6,42 dengan

nilai rata-rata (mean) sebesar 4,6680 dan nilai standar deviasi sebesar

1,43940. Nilai minimum inflasi yaitu 3,20 terjadi di tahun 2018, sedangkan

nilai maksimum sebesar 6,42 terjadi pada tahun 2014.

Page 118: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

100

b. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Tax Avoidance

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen tax

avoidance yang diproksikan dengan effective tax rate (ETR) menunjukkan

nilai minimum 9,10 dan nilai maksimum sebesar 87,10 dengan nilai rata-

rata (mean) sebesar 30,7577 dan nilai standar deviasi sebesar 13,07450.

Nilai minimum tax avoidance yaitu 9,10 terdapat pada perusahaan

Pakuwon Jati Tbk. yang terjadi di tahun 2014. Sedangkan, nilai maksimum

sebesar 87,10 terdapat pada perusahaan Acset Indonusa Tbk. yang terjadi

di tahun 2018.

c. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Financial Risk

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen financial risk

yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) menunjukkan nilai

minimum 51,04 dan nilai maksimum sebesar 537,43 dengan nilai rata-rata

(mean) sebesar 183,4082 dan nilai standar deviasi sebesar 118,08841. Nilai

minimum debt to equity ratio (DER) yaitu 51,04 terdapat pada Metropolitan

Land Tbk. yang terjadi di tahun 2018. Sedangkan, nilai maksimum sebesar

537,43 terdapat pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk. yang terjadi di

tahun 2014.

d. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen profitabilitas

yang diproksikan dengan rasio return on asset (ROA) menunjukkan nilai

Page 119: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

101

minimum 0,24 dan nilai maksimum sebesar 15,50 dengan nilai rata-rata

(mean) sebesar 5,5432 dan nilai standar deviasi sebesar 3,37972. Nilai

minimum return on asset (ROA) yaitu 0,24 terdapat pada Acset Indonusa

Tbk. yang terjadi di tahun 2018. Sedangkan, nilai maksimum sebesar 15,50

terdapat pada perusahaan Pakuwon Jati Tbk. yang terjadi di tahun 2014.

e. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen nilai

perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q menunjukkan nilai

minimum 0,73 dan nilai maksimum sebesar 2,23 dengan nilai rata-rata

(mean) sebesar 1,2944 dan nilai standar deviasi sebesar 0,37951. Nilai

minimum Tobin’s Q yaitu 0,73 terdapat pada Summarecon Agung Tbk. dan

Surya Semesta Internusa Tbk. yang terjadi di tahun 2018. Sedangkan, nilai

maksimum sebesar 2,23 terdapat pada perusahaan Total Bangun Persada

Tbk. yang terjadi di tahun 2014.

f. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kebijakan Dividen

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen kebijakan

dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR)

menunjukkan nilai minimum 7,14 dan nilai maksimum sebesar 86,42

dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 27,0747 dan nilai standar deviasi

sebesar 20,54988. Nilai minimum dividend payout ratio (DPR) yaitu 7,14

terdapat pada Ciputra Development Tbk. yang terjadi di tahun 2015.

Page 120: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

102

Sedangkan, nilai maksimum sebesar 86,42 terdapat pada perusahaan Surya

Semesta Internusa Tbk. yang terjadi di tahun 2018.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-

duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan analisis grafik maupun analisis statistik.

1) Analisis Grafik

Hasil uji normalitas dapat diketahui dengan melihat grafik

histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi

yang mendekati distribusI normal. Berikut ini adalah hasil uji

normalitas dengan histogram normality.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normality

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 121: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

103

Berdasarkan tampilan histogram dari gambar 4.1 terlihat bahwa

grafik histogram tidak menunjukkan kemencengan. Hal tersebut dapat

dilihat dari bentuk grafik yang membentuk seperti lonceng dengan

puncak sejajar dengan titik 0 sumbu X. Hal ini menandakan bahwa

analisis regresi layak digunakan. Kemudian untuk mendukung hasil

analisis grafik histogram, maka dilakukan analisis terhadap grafik

normal probability plot sebagai berikut

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normality Probability Plot

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Berdasarkan tampilan grafik normality probability plot pada

gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik yang mewakili jumlah sampel

Page 122: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

104

dalam penelitian ini berada atau menyebar mendekati disekitar garis

diagonal dan searah mengikuti garis diagonal, maka model data regresi

ini sudah memenuhi syarat asumsi normalitas data serta mempunyai

pola distribusi yang normal.

2) Analisis Statistik

Kemudian, analisis statistik dilakukan untuk menguatkan hasil

analisis deskriptif. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan

metode uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji statistika

One Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam table 4.3

berikut.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .30281785

Most Extreme Differences Absolute .094

Positive .094

Negative -.049

Test Statistic .094

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 123: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

105

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai

tingkat signifikansi adalah 0,200. Hal ini menandakan bahwa data

residual terdistribusi secara normal karena tingkat signifikansinya di

atas 0,05 atau di atas 5% . Hal ini berarti model regresi tidak memiliki

masalah normalitas data atau data terdistribusi secara normal dan layak

digunakan.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Tujuan dilakukannya uji autokorelasi adalah untuk mendeteksi

apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1

(sebelumnya). Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan metode

Run Test. Berikut adalah hasil dari pengujian Run Test.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.03736

Cases < Test Value 29

Cases >= Test Value 30

Total Cases 59

Number of Runs 29

Z -.392

Asymp. Sig. (2-tailed) .695

a. Median

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 124: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

106

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil uji autokorelasi dengan

menggunakan Run Test dengan tingkat probabilitas (Asymp. Sig 2-tailed)

sebesar 0,695 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05

atau lebih dari 5%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

tersebut tidak mengalami masalah autokorelasi.

c. Hasil Uji Multikolinieritas

Dilakukannya uji multikolinieritas ini untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat dengan nilai Tolerance dan VIF (Variance

Inflation Factor). Jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat

dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas. Berikut hasil

uji multikolinieritas yang disajikan dalam tabel 4.5 yang menunjukkan hasil

dari uji multikolinieritas.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Inflasi(X1) .886 1.128

Tax Avoidance (X2) .486 2.059

Risk Financial (X3) .604 1.656

Profitabilitas (X4) .518 1.932

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 125: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

107

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas yang disajikan dalam tabel

4.5 di atas, dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu Inflasi, Tax

Avoidance, Financial Risk, dan Profitabilitas memiliki nilai Tolerance lebih

besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Untuk variabel inflasi

diperoleh nilai Tolerance sebesar 0,886 dan nilai VIF sebesar 1.128.

Variabel tax avoidance memperoleh nilai Tolerance sebesar 0,486 dan nilai

VIF sebesar 2,059. Sedangkan, variabel Financial Risk memperoleh nilai

Tolerance sebesar 0,604 dan nilai VIF sebesar 1,656. Dan untuk variabel

profitabilitas diperoleh nilai Tolerance sebesar 0,518 dan nilai VIF sebesar

1,932. Hasil uji multikolinearitas dengan nilai Tolerance lebih besar dari

0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 menandakan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antara variabel bebas dari data penelitian.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada

ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data

yang homokedastisitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam

fungsi regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar dan menyempit) maka dapat

Page 126: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

108

dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Berdasarkan gambar 4.3 uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada

tidak terjadi heteroskedastisitas dalam fungsi regresi penelitian, sehingga

model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel Nilai Perusahaan

berdasarkan variabel Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, dan

Page 127: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

109

Profitabilitas. Untuk membuktikan dan meyakinkan bahwa benar tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas maka peneliti melakukan uji Glejser.

Berikut adalah tabel hasil uji Glejser.

Tabel 4.6

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .078 .129 .605 .548

Inflasi(X1) .021 .017 .174 1.246 .218

Tax Avoidance

(X2)

.000 .002 .032 .172 .864

Risk Financial (X3) .000 .000 .073 .431 .668

Profitabilitas (X4) .007 .009 .133 .728 .470

a. Dependent Variable: ABRESID

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.6 uji Glejser menunjukkan bahwa nilai

signifikasi dari setiap variabel independen lebih besar dari 0,05 atau di atas

5%. Artinya model persamaan substruktur 1 benar bebas dari masalah

heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan

kebenaran atas hipotesis yang telah dibuat, bahwa variabel Inflasi, Tax

Avoidance, Financial Risk, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap

nilai perusahaan, dan bahwa variabel kebijakan dividen memiliki pengaruh

Page 128: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

110

moderasi terhadap interaksi antara variabel independen dengan variabel

dependen. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda dan Moderated Regression Analysis.

a. Hasil Analisis Regresi Berganda

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Koefisien determinasi (Adjusted R²) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Berikut tabel

4.7 yang menunjukkan hasil dari uji koefisien determinasi.

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .603a .363 .317 .31364

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X4), Inflasi(X1), Risk

Financial (X3), Tax Avoidance (X2)

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,317

atau 31,7%. Jadi dapat dikatakan bahwa 31,7% variabel dependen nilai

peruisahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q dapat dijelaskan

variabel independen Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, dan

Profitabilitas (IHK, ETR, DER, ROA), sedangkan sisanya sebesar

Page 129: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

111

68,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini seperti

suku bunga (Siswanti dkk., 2015), struktur modal (Fuad & Wandari,

2018), kepemilikan manajerial (Kusumawati & Rosady, 2018), ukuran

perusahaan (Wahyuni dkk., 2013), dan faktor lainnya.

2) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tujuan dilakukannya uji statistik F adalah untuk mengukur

apakah semua variabel independen yang digunakan mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simlutan) terhadap variabel

independen. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.088 4 .772 7.847 .000b

Residual 5.410 55 .098

Total 8.498 59

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

b. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X4), Inflasi(X1), Risk Financial (X3), Tax

Avoidance (X2)

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Hasil uji statistik F berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa nilai

F hitung sebesar 7,847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014, 154), jika nilai f hitung > f tabel,

artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap

Page 130: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

112

variabel dependen. Nilai f tabel pada penelitian ini yaitu, f tabel = (k; n-

k) = (4; 60-4) = (4; 56) = 2,537

Karena nilai F diatas 2,537 dan tingkat signifikansi lebih kecil

dari 0,05 (α = 5%), atau nilai F (7,847 > 2,537) dan signifikansi (0,000

< 0,05) maka hipotesis diterima dan dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap variabel dependen. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis ke-

5, variabel inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

3) Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Berikut tabel 4.9 yang menunjukkan hasil dari uji t

(H1-H4).

Tabel 4.9

Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .532 .232 2.293 .026

Inflasi(X1) .117 .030 .443 3.879 .000

Tax Avoidance

(X2)

-.003 .004 -.120 -.775 .442

Page 131: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

113

Risk Financial (X3) .001 .000 .299 2.160 .035

Profitabilitas (X4) .027 .017 .236 1.580 .120

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima

dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05

maka H0 diterima dan menolak H1 (Ghozali, 2018). Berdasarkan tabel

4.9 dapat dilihat bahwa hanya dua variabel independen yang

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, yaitu

variabel inflasi dan financial risk. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai

signifikansi variabel yang kurang dari 0,05 atau 5%. Berikut adalah

interpretasi dari hasil uji hipotesis dengan uji parsial atau uji t adalah

sebagai berikut.

(a) Pengaruh variabel Inflasi terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)

Untuk variabel inflasi, nilai t hitung terhadap nilai

perusahaan (Tobin’s Q) sebesar 3,879 lebih besar dari t tabel = t

(α/2; n-k-1 = (0,025; 55) = 2,00404, dan nilai signifikan sebesar

0,000. Hasilnya t hitung > t tabel (3,879 > 2,00404) dan signifikansi

lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa

inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Page 132: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

114

(b) Pengaruh variabel Tax Avoidance (ETR) terhadap Nilai

Perusahaan (Tobin’s Q)

Untuk variabel tax avoidance yang diproksikan dengan

effective tax rate (ETR) menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,775

lebih rendah dari t tabel = t (α/2; n-k-1 = (0,025; 55) = 2,00404, dan

nilai signifikan sebesar 0,442. Hasilnya t hitung lebih kecil dari t

tabel, (-0,775 < 2,00404) dan signifikansi lebih besar dari 0,05

(0,442 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa tax avoidance tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan arah

negatif.

(c) Pengaruh variabel Financial Risk (DER) terhadap Nilai

Perusahaan (Tobin’s Q)

Sedangkan, variabel financial risk yang diproksikan dengan

debt to equity ratio (DER) menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,160

lebih tinggi dari t tabel = t (α/2; n-k-1 = (0,025; 55) = 2,00404, dan

nilai signifikan sebesar 0,035. Hasilnya t hitung lebih besar dari t

tabel, (2,160 > 2,00404) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,035

< 0,05). Dapat disimpulkan bahwa financial risk memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Page 133: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

115

(d) Pengaruh variabel Profitabilitas (ROA) terhadap Nilai

Perusahaan (Tobin’s Q)

Kemudian, untuk variabel profitabilitas yang diproksikan

dengan return on asset (ROA) menghasilkan nilai t hitung sebesar

1,580 lebih rendah dari t tabel = t (α/2; n-k-1 = (0,025; 55) =

2,00404, dan nilai signifikan sebesar 0,120. Hasilnya t hitung lebih

kecil dari t tabel, (1,580 < 2,00404) dan signifikansi lebih besar dari

0,05 (0,120 > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil diatas, maka dapat diketahui arah pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.

Nilai beta menunjukkan arah pengaruh variabel independen, dimana

arah tersebut dapat positif maupun negatif. Apabila hasil yang didapat

positif menandakan kenaikan variabel independen dapat menyebabkan

kenaikan pada variabel dependen. Sedangkan jika negatif, maka

kenaikan yang terjadi pada variabel independen akan menyebabkan

penurunan pada variabel dependen. Persamaan struktural dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 134: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

116

Gambar 4.4

Kerangka Hipotesis Persamaan Struktural

Sumber: Data sekunder yang diolah

Nilai 0,363 diperoleh dari nilai R square pada uji koefisien

determinasi, dan berdasarkan hasil dari tabel 4.9 dapat diketahui

persamaan regresi berganda yang dapat dilihat dari nilai

unstandardized coefficients beta yaitu sebagai berikut:

Tobin’s Q = 0,532 + 0,117X1 – 0,003X2 + 0,001X3 +

0,027X4 + 0,7981

Persamaan diatas dapat diartikan bahwa nilai perusahaan

yang diukur menggunakan Tobin’s Q akan bernilai 0,532 apabila

variabel X1, X2, X3,X4 bernilai 0 dengan asumsi variabel lain

konstan. Jika inflasi meningkat 1 poin, maka nilai perusahaan

meningkat sebesar 0,117 poin dengan asumsi bahwa variabel X2,

X3, X4 konstan. Selanjutnya, jika tax avoidance meningkat 1 poin,

maka nilai perusahaan menurun sebesar -0,003 poin dengan asumsi

bahwa variabel X1, X3, X4 konstan.

Inflasi

Tax Avoidance

Financial Risk

Profitabilitas

Nilai Perusahaan

ε = 0,7981

ε = √1 − 0,363

Page 135: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

117

Selanjutnya, jika financial risk meningkat 1 poin, maka nilai

perusahaan meningkat sebesar 0,001 dengan asumsi bahwa variabel

X1, X2, X4 konstan. Kemudian, jika profitabilitas meningkat 1 poin,

maka nilai perusahaan meningkat sebesar 0,027 poin dengan asumsi

bahwa variabel X1, X2, X3 konstan. Empat variabel independen

(inflasi, tax avoidance, financial risk, profitabilitas) dapat

menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar 20,19% sedangkan

sisanya pada 0,7981 atau 79,81% dijelaskan oleh variabel lainnya.

b. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Untuk menguji variabel moderasi dalam penelitian ini

menggunakan uji interaksi yaitu dengan menggunakan uji Moderated

Regression Analysis (MRA). Uji interaksi adalah aplikasi dari regresi linear

berganda dimana dalam persamaannya mengandung unsur interaksi

(perkalian dua atau lebih variabel independen). Pengujian ini dilakukan

untuk menguji hipotesis ke 6, 7, 8, 9. Berikut hasil uji Moderated

Regression Analysis (MRA) yang telah dilakukan.

1) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh Inflasi

terhadap Nilai Perusahaan

(a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Page 136: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

118

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .537a .288 .276 .32291

a. Predictors: (Constant), Inflasi

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Tabel 4.10 menunjukkan interaksi antara inflasi dan nilai

perusahaan sebelum adanya kebijakan dividen. Hasilnya

menunjukkan besar koefisien determinasi (adjusted R square)

adalah 0,276 atau sebesar 27,6%.

Sesudah uji MRA

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .570a .325 .289 .32011

a. Predictors: (Constant), X1*X5, Inflasi, Kebijakan Dividen

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Pada tabel 4.11 uji koefisien determinasi didapatkan

hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (adjusted R square)

adalah 0,289 atau 28,9%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

adanya variabel kebijakan dividen dan interaksi antara inflasi

dan kebijakan dividen akan dapat memperkuat hubungan inflasi

Page 137: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

119

dan nilai perusahaan. Tetapi masih harus dilihat dari uji t,

apakah hasil yang didapat signifikan atau tidak.

Hal tersebut ditunjukkan dari adanya kenaikan nilai

adjusted R square antara sebelum dan sesudah uji MRA.

Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah

sebesar 0,276 atau sebesar 27,6%. Setelah dilakukan uji MRA

nilai adjusted R square adalah sebesar 0,289 atau 28,9%.

Dengan kata lain, variabel X1, X5 dan variabel interaksi

X1X5 mampu menjelaskan 28,9% variabel nilai perusahaan,

sedangkan sisanya 71,1% (100%-28,9%) dijelaskan oleh

variabel lain di luar model penelitian ini.

(b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.12

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .823 .241 3.417 .001

Inflasi .087 .050 .329 1.742 .087

Kebijakan Dividen -.009 .007 -.473 -1.211 .231

X1*X5 .003 .002 .586 1.520 .134

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 138: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

120

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa terdapat 3

variabel independen dalam model regresi tersebut, yaitu variabel

inflasi, kebijakan dividen, dan variabel interaksi antara inflasi dan

kebijakan dividen. Nilai t tabel untuk model regresi di atas yaitu t

(α/2; n-k-1 = (0,025; 56) = 2,00324. Area t hitung berpengaruh jika,

t hitung < t tabel (negatif) dan t hitung > t tabel (positif) atau t hitung

< -2,00324, t hitung > 2,00324.

Hasil tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai t hitung inflasi <

dari t tabel (1,742 < 2,00324), t hitung kebijakan dividen < dari t

tabel (-1,211 > -2,00324), t hitung interaksi inflasi dan kebijakan

dividen < dari t tabel (1,520 < 2,00324).

Sedangkan, untuk tingkat signifikansi dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi variabel inflasi > 0,05 atau (0,087 > 0,05),

tingkat signifikansi variabel kebijakan dividen > 0,05 atau (0,231 >

0,05), dan tingkat signifikansi variabel interaksi inflasi dan

kebijakan dividen > 0,05 atau (0,134 > 0,05). Hipotesis diterima jika

tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau 5%. Model regresi yang

diperoleh dari pengujian persamaan regresi diiatas adalah sebagai

berikut.

Y = 0,823 + 0,087X1 - 0,009X5 + 0,003X1X5

Page 139: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

121

Sehingga, berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa

kebijakan dividen bukanlah variabel moderasi dalam model regresi

tersebut. Karena semua variabel memiliki nilai t hitung diantara

nilai t tabel positif dan negatif, serta memiliki nilai signifikansi di

atas 0,05. Jadi hipotesis ke-6 ditolak, kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi (memperkuat atau memperlemah) pengaruh

inflasi terhadap nilai perusahaan.

2) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh Tax

Avoidance terhadap Nilai Perusahaan

(a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .170a .029 .012 .37722

a. Predictors: (Constant), Tax Avoidance

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Tabel 4.13 menunjukkan interaksi antara tax avoidance

dan nilai perusahaan sebelum adanya kebijakan dividen.

Hasilnya menunjukkan besar koefisien determinasi (adjusted R

square) adalah 0,012 atau sebesar 1,2%.

Page 140: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

122

Sesudah uji MRA

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .310a .096 .047 .37041

a. Predictors: (Constant), X2*X5, Tax Avoidance, Kebijakan Dividen

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Pada tabel 4.14 uji koefisien determinasi didapatkan

hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (adjusted R square)

adalah 0,047 atau 4,7%. Hubungan memperkuat atau

memperlemah dapat dilihat dari adanya kenaikan atau

penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square

adalah sebesar 0,012 atau sebesar 1,2%. Setelah dilakukan uji

MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,047 atau 4,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya variabel

kebijakan dividen dan interaksi antara tax avoidance dan

kebijakan dividen akan dapat memperkuat hubungan tax

avoidance dan nilai perusahaan. Tetapi masih harus dilihat dari

uji t, apakah hasil yang didapat signifikan atau tidak untuk

mengetahui apakah variabel kebijakan dividen merupakan

variabel moderasi atau bukan.

Page 141: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

123

Dengan kata lain, variabel X2, X5 dan variabel interaksi

X2X5 mampu menjelaskan 4,7% variabel nilai perusahaan,

sedangkan sisanya 95,3% (100%-4,7%) dijelaskan oleh variabel

lain di luar model penelitian ini.

(b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.15

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.133 .197 5.747 .000

Tax Avoidance .004 .006 .130 .643 .523

Kebijakan Dividen .015 .008 .805 1.976 .053

X2*X5 .000 .000 -.964 -2.029 .047

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa terdapat 3

variabel independen dalam model regresi tersebut, yaitu variabel tax

avoidance, kebijakan dividen, dan variabel interaksi antara tax

avoidance dan kebijakan dividen. Nilai t tabel untuk model regresi

di atas yaitu t (α/2; n-k-1 = (0,025; 56) = 2,00324. Area t hitung

berpengaruh jika, t hitung < t tabel (negatif) dan t hitung > t tabel

(positif) atau t hitung < -2,00324, t hitung > 2,00324.

Page 142: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

124

Hasil tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai t hitung tax

avoidance < dari t tabel (0,643 < 2,00324), t hitung kebijakan

dividen < dari t tabel (1,976 < 2,00324), t hitung interaksi tax

avoidance dan kebijakan dividen < dari t tabel (-2,029 < -2,00324).

Sedangkan, untuk tingkat signifikansi dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi variabel tax avoidance > 0,05 atau (0,523 >

0,05), tingkat signifikansi variabel kebijakan dividen > 0,05 atau

(0,053 > 0,05), dan tingkat signifikansi variabel interaksi tax

avoidance dan kebijakan dividen < 0,05 atau (0,047 < 0,05).

Hipotesis diterima jika tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau

5%. Model regresi yang diperoleh dari pengujian persamaan regresi

diatas adalah sebagai berikut.

Y = 1,133 + 0,004X2 - 0,015X5 + 0,000X2X5

Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa kebijakan

dividen merupakan variabel pure moderator karena hanya variabel

interaksi tax avoidance dan kebijakan dividen yang memiliki nilai t

hitung pada area berpengaruh dan tingkat signifikansi dibawah 5%.

Sehingga, hipotesis ke-7 diterima, kebijakan dividen mampu

memoderasi memperkuat pengaruh tax avoidance terhadap nilai

perusahaan.

Page 143: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

125

3) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh

Financial Risk terhadap Nilai Perusahaan

(a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .130a .017 .000 .37955

a. Predictors: (Constant), Risk Financial

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Tabel 4.16 menunjukkan interaksi antara financial risk

dan nilai perusahaan sebelum adanya kebijakan dividen.

Hasilnya menunjukkan besar koefisien determinasi (adjusted R

square) adalah 0,000 atau sebesar 0%.

Sesudah uji MRA

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .254a .064 .014 .37678

a. Predictors: (Constant), X3*X5, Risk Financial, Kebijakan Dividen

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 144: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

126

Pada tabel 4.17 uji koefisien determinasi didapatkan

hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (adjusted R square)

adalah 0,014 atau 1,4%. Hubungan memperkuat atau

memperlemah dapat dilihat dari adanya kenaikan atau

penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square

adalah sebesar 0,000 atau sebesar 0%. Setelah dilakukan uji

MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,014 atau 1,4%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya variabel

kebijakan dividen dan interaksi antara financial risk dan

kebijakan dividen akan dapat memperkuat hubungan financial

risk dan nilai perusahaan. Tetapi masih harus dilihat dari uji t,

apakah hasil yang didapat signifikan atau tidak untuk

mengetahui apakah variabel kebijakan dividen merupakan

variabel moderasi atau bukan.

Dengan kata lain, variabel X3, X5 dan variabel interaksi

X3X5 mampu menjelaskan 1,4% variabel nilai perusahaan,

sedangkan sisanya 98,6% (100%-1,4%) dijelaskan oleh variabel

lain di luar model penelitian ini.

Page 145: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

127

(b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.18

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.422 .158 9.010 .000

Risk Financial -.001 .001 -.283 -1.015 .315

Kebijakan Dividen -.008 .005 -.450 -1.603 .115

X3*X5 5.328E-5 .000 .624 1.668 .101

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa terdapat 3

variabel independen dalam model regresi tersebut, yaitu variabel

financial risk, kebijakan dividen, dan variabel interaksi antara

financial risk dan kebijakan dividen. Nilai t tabel untuk model

regresi di atas yaitu t (α/2; n-k-1 = (0,025; 56) = 2,00324. Area t

hitung berpengaruh jika, t hitung < t tabel (negatif) dan t hitung > t

tabel (positif) atau t hitung < -2,00324, t hitung > 2,00324.

Hasil tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t hitung financial

risk > dari t tabel (-1,015 > -2,00324), t hitung kebijakan dividen >

dari t tabel (-1,603 > -2,00324), t hitung interaksi financial risk dan

kebijakan dividen < dari t tabel (1,668 < 2,00324).

Page 146: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

128

Sedangkan, untuk tingkat signifikansi dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi variabel financial risk > 0,05 atau (0,315 >

0,05), tingkat signifikansi variabel kebijakan dividen > 0,05 atau

(0,115 > 0,05), dan tingkat signifikansi variabel interaksi financial

risk dan kebijakan dividen > 0,05 atau (0,101 > 0,05). Hipotesis

diterima jika tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau 5%. Model

regresi yang diperoleh dari pengujian persamaan regresi diiatas

adalah sebagai berikut.

Y = 1,422 - 0,001X3 - 0,008X5 + 5,328X3X5

Sehingga, berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa

kebijakan dividen bukanlah variabel moderasi dalam model regresi

tersebut. Karena semua variabel memiliki nilai t hitung diantara

nilai t tabel positif dan negatif, serta memiliki nilai signifikansi di

atas 0,05. Jadi hipotesis ke-8 ditolak, kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi (memperkuat atau memperlemah) pengaruh

financial risk terhadap nilai perusahaan.

Page 147: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

129

4) Pengaruh Kebijakan Dividen dalam memoderasi pengaruh

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

(a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .280a .079 .063 .36743

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Tabel 4.19 menunjukkan interaksi antara financial risk

dan nilai perusahaan sebelum adanya kebijakan dividen.

Hasilnya menunjukkan besar koefisien determinasi (adjusted R

square) adalah 0,063 atau sebesar 6,3%.

Sesudah uji MRA

Tabel 4.20

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .397a .158 .113 .35751

a. Predictors: (Constant), X4*X5, Profitabilitas, Kebijakan Dividen

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Page 148: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

130

Pada tabel 4.20 uji koefisien determinasi didapatkan

hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (adjusted R square)

adalah 0,113 atau 11,3%. Hubungan memperkuat atau

memperlemah dapat dilihat dari adanya kenaikan atau

penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square

adalah sebesar 0,063 atau sebesar 6,3%. Setelah dilakukan uji

MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,113 atau 11,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya variabel

kebijakan dividen dan interaksi antara financial risk dan

kebijakan dividen akan dapat memperkuat hubungan financial

risk dan nilai perusahaan. Tetapi masih harus dilihat dari uji t,

apakah hasil yang didapat signifikan atau tidak untuk

mengetahui apakah variabel kebijakan dividen merupakan

variabel moderasi atau bukan.

Hal ini menunjukkan bahwa X4, X5 dan variabel

interaksi X4X5 mampu menjelaskan 11,3% variabel nilai

perusahaan, sedangkan sisanya 88,7% (100%-11,3%) dijelaskan

oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

Page 149: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

131

(b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.21

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.323 .147 9.015 .000

Profitabilitas -.007 .022 -.065 -.332 .741

Kebijakan Dividen -.009 .005 -.492 -1.962 .055

X4*X5 .002 .001 .630 2.293 .026

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Output data sekunder diolah dengan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa terdapat 3

variabel independen dalam model regresi tersebut, yaitu variabel

profitabilitas, kebijakan dividen, dan variabel interaksi antara

profitabilitas dan kebijakan dividen. Nilai t tabel untuk model

regresi di atas yaitu t (α/2; n-k-1 = (0,025; 56) = 2,00324. Area t

hitung berpengaruh jika, t hitung < t tabel (negatif) dan t hitung > t

tabel (positif) atau t hitung < -2,00324, t hitung > 2,00324.

Hasil tabel 4.21 menunjukkan bahwa nilai t hitung

profitabilitas > dari t tabel (-0,332 > -2,00324), t hitung kebijakan

dividen > dari t tabel (-1,962 > -2,00324), t hitung interaksi

profitabilitas dan kebijakan dividen < dari t tabel (2,293 > 2,00324).

Page 150: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

132

Sedangkan, untuk tingkat signifikansi dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi variabel profitabilitas > 0,05 atau (0,741 > 0,05),

tingkat signifikansi variabel kebijakan dividen > 0,05 atau (0,055 >

0,05), dan tingkat signifikansi variabel interaksi profitabilitas dan

kebijakan dividen < 0,05 atau (0,026 > 0,05). Hipotesis diterima jika

tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau 5%. Model regresi yang

diperoleh dari pengujian persamaan regresi diiatas adalah sebagai

berikut.

Y = 1,323 - 0,007X4 - 0,009X5 + 0,002X4X5

Berdasarkan tabel 4.21 dapat disimpulkan bahwa kebijakan

dividen merupakan variabel pure moderator karena hanya variabel

interaksi profitabilitas dan kebijakan dividen yang memiliki nilai t

pada area berpengaruh dan tingkat signifikansi dibawah 5%.

Sehingga, hipotesis ke-9 diterima, kebijakan dividen mampu

memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

C. Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh inflasi, tax avoidance, financial risk, dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan serta moderasi kebijakan dividen untuk

memperkuat hubungan antara inflasi dengan nilai perusahaan, moderasi kebijakan

dividen untuk memperkuat hubungan antara tax avoidance dengan nilai

Page 151: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

133

perusahaan, moderasi kebijakan dividen untuk memperkuat hubungan antara

financial risk dengan nilai perusahaan, serta moderasi kebijakan dividen untuk

memperkuat hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan.

1. Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji statistik t yang telah dilakukan pada tabel 4.9,

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 atas variabel inflasi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel inflasi kurang dari 0,05 (0,000

< 0,05), yang berarti variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian menerima hipotesis pertama

(H1) yang telah dirumuskan. Nilai koefisien untuk variabel inflasi adalah

sebesar 0,117 dan bertanda positif, yang artinya apabila inflasi meningkat maka

akan berpengaruh pada meningkatnya nilai perusahaan.

Secara teori, seharusnya inflasi berpengaruh negatif. Jadi ketika inflasi

tinggi, maka akan menurunkan nilai perusahaan karena investor akan

menghindari untuk melakukan investasi ketika risiko sedang tinggi. Tetapi pada

penelitian ini hasilnya menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif. Hal ini

disebabkan karena sampel penelitian adalah perusahaan sektor properti, dimana

sektor ini erat kaitannya dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan sistem

kredit ini erat kaitannya dengan suku bunga, suku bunga erat kaitannya dengan

inflasi.

Page 152: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

134

Jadi ketika inflasi naik maka suku bunga akan naik, ketika suku bunga

naik maka bunga cicilan KPR juga akan naik. Ketika bunga cicilan KPR naik,

otomatis akan meningkatkan pendapatan perusahaan, ketika pendapatan naik

maka kinerja perusahaan juga meningkat. Kinerja perusahaan yang meningkat,

otomatis akan dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi.

Hubungan positif antara inflasi dan nilai perusahaan dapat dilihat dari salah satu

sampel penelitian yaitu perusahaan ACST.

Tingkat inflasi berturut-turut dari tahun 2014-2018 yaitu sebesar 6.42%,

6.38%, 3.53%, 3.81%, 3.20%. Tingkat inflasi cenderung menunjukkan

penurunan dari tahun 2014-2018. Nilai perusahaan PT. Acset Indonusa

Tbk (ACST) berturut-turut dari tahun 2014-2018 juga mengalami penurunan

seiring dengan penurunan inflasi, yaitu sebesar 1,7698; 1,4380; 1,2688; 1,0537;

0,9621. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara inflasi dan

nilai perusahaan, dimana ketika tingkat inflasi menurun juga akan

menyebabkan penurunan pada nilai perusahaan.

Hal ini sesuai dengan teori yang digunakan yaitu teori sinyal. Dalam

signaling theory dijelaskan bahwa inflasi dapat menjadi salah satu sinyal atau

informasi yang dapat dipertimbangkan oleh investor ketika akan berinvestasi.

Ketika terjadi inflasi, maka otomatis tingkat suku bunga akan naik. Investor

perlu melihat apakah inflasi tersebut berdampak terhadap perusahaan, ditinjau

dari peningkatan risiko likuiditas, penurunan atau kenaikan kinerja perusahaan

yang dapat dihitung melalui analisis rasio keuangan, dan lain-lain.

Page 153: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

135

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa inflasi mampu memberikan

pengaruh terhadap nilai perusahaan, hasil ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Santi Suryantini & Edi Arsawan (2015), Purnama Sari (2015),

Ifeanyi C. & Chuskwuma C. (2016), dan Dewi Sartika dkk. (2019).

Tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Siswanti dkk., (2015), Putra dkk. (2016) dan Fuad & Wandari

(2018), yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan dan

negatif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan

sampel penelitian. Kemudian m enurut Putra dkk. (2016), inflasi yang terjadi

selama periode penelitian masih dalam tahap ringan, sehingga investor lebih

mempertimbangkan faktor lainnya seperti bagaimana cara perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi sehingga akan menghasilkan return yang tinggi

bagi para investor.

2. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil uji statistik t yang telah dilakukan,

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,442 atas variabel tax avoidance. Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel tax avoidance lebih dari

0,05 (0,442 > 0,05), yang berarti variabel tax avoidance tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian

menolak hipotesis kedua (H2) yang telah dirumuskan. Nilai koefisien untuk

Page 154: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

136

variabel tax avoidance adalah sebesar 0,775 dan bertanda negatif, yang artinya

apabila tax avoidance meningkat maka akan menurunkan nilai perusahaan.

Maka diketahui bahwa hasil dari penelitian ini menyatakan tax

avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan

karena para investor mungkin beranggapan bahwa tax avoidance dilakukan

dengan cara yang legal atau tidak melanggar hukum, sehingga tidak begitu

mempengaruhi penilaian investor terhadap nilai perusahaan. Artinya, investor

lebih mempertimbangkan faktor-faktor lain ketika akan menanamkan

modalnya di perusahaan tertentu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Simarmata (2013), Tarihoran (2016), Tandean & Jonathan

(2016), Verawaty dkk. (2017), Wardani & Juliani (2018), dan Novarianto &

Dwimulyani (2019).

Hal sebaliknya ditunjukkan dalam penelitian Ilmiani & Sutrisno (2014),

Herdiyanto & Ardiyanto (2015), Sibarani (2016), Herawati & Ekawati (2016),

dan Apsari & Setiawan (2018) yang menyatakan bahwa tax avoidance

memberikan pengaruh signifikan dan negatif pada nilai perusahaan. Hal ini

disebabkan karena masih adanya kecenderungan tindakan non compliance

ketika dilakukan tax avoidance. Tindakan tersebut dapat menurunkan nilai

perusahaan di mata investor karena melihat bahwa adanya kecendrungan

kepentingan manajer dalam memanipulasi laba dan hal tersebut dapat

menurunkan kualitas laporan keuangan karena menyajikan informasi yang

kurang akurat (Sibarani, 2016).

Page 155: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

137

Secara teori, tax avoidance akan berpengaruh negatif apabila dilakukan

terlalu tinggi karena tax avoidance yang terlalu tinggi dapat menurunkan

kualitas informasi yang tersedia dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini

sesuai dengan teori yang ada dan sesuai dengan beberapa penelitian

sebelumnya.

Dan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori sinyal, dimana dalam

teori sinyal dikatakan bahwa tax avoidance dapat menjadi sinyal bagi investor

ketika akan berinvestasi. Sedangkan arah pengaruh penelitian ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya yaitu dengan arah negatif. Dikatakan jika nilai ETR

tinggi maka nilai perusahaan akan rendah. Nilai ETR yang tinggi menandakan

tingkat penghindaran pajak yang rendah, karena rasio pengukuran ETR adalah

beban pajak dibagi dengan pendapatan sebelum pajak. Semakin kecil beban

pajak, berarti semakin tinggi penghindaran pajaknya. Sebaliknya, semakin

besar beban pajak, berarti semakin rendah tingkat penghindaran pajaknya.

Ketika beban pajak kecil maka nilai ETR akan rendah, ketika beban pajak besar

maka nilai ETR juga akan tinggi.

3. Pengaruh Financial Risk terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji statistik t yang telah dilakukan, diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,035 atas variabel financial risk. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel financial risk kurang dari 0,05

(0,035 < 0,05), yang berarti variabel financial risk berpengaruh secara

Page 156: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

138

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian

menerima hipotesis ketiga (H3) yang telah dirumuskan. Nilai koefisien untuk

variabel financial risk adalah sebesar 2,160 dan bertanda positif, yang artinya

apabila financial risk meningkat maka akan berpengaruh pada meningkatnya

nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa financial risk berpengaruh

signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Jadi penelitian ini

membuktikan bahwa utang itu tidak selalu berdampak negatif terhadap nilai

perusahaan. Hal ini disebabkan karena sifat utang itu sendiri. Utang sebenarnya

digunakan perusahaan untuk memaksimalkan pendapatan, terlebih pada

perusahaan sektor properti utang sangat diperlukan sebagai tambahan modal

ketika akan membangun suatu proyek yang membutuhkan dana besar.

Secara teori dan logika umum dinyatakan bahwa bahwa financial risk

akan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, karena pada dasarnya

investor tidak menyukai risiko dan akan cenderung menghindari risko untuk

mendapatkan keuntungan yang pasti. Jadi hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan teori dan logika umum karena hasil penelitian ini menyatakan bahwa

financial risk berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Hubungan positif ini disebabkan karena investor memandang bahwa

utang dapat memaksimalkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya akan

menguntungkan investor itu sendiri. Jadi hubungan positif ini didasarkan pada

pandangan high risk high return.

Page 157: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

139

Kemudian, hasil penelitian ini membuktikan tentang teori sinyal bahwa

memang benar financial risk dapat menjadi sinyal bagi investor ketika akan

mengambil keputusan investasi. Pada dasarnya financial risk ini adalah risiko

atas pendanaan yang berasal dari utang. Jadi ketika utang perusahaan tinggi

maka financial risk perusahaan juga akan tinggi.

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Dimisyqiyani dkk. (2015),

Hamidah dkk. (2015), Tarihoran (2016), Oktarina (2018), dan Novarianto &

Dwimulyani (2019) yang menyebutkan bahwa financial risk berpengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

Tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian

Dramawan (2015), Sunandes (2015), dan Sahin dkk. (2016) yang menyatakan

bahwa financial risk berpengaruh signifikan dan secara negatif. Kondisi ini

menunjukkan bahwa investor menghindari adanya risiko keuangan, karena

menganggap risiko tersebut akan mengurangi keuntungan yang akan didapat.

Investor cenderung menghindari risiko keuangan untuk mendapatkan

keuntungan yang besar (Dramawan, 2015).

Dan hasil penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mery (2017) dan Riny (2018) yang menyatakan bahwa risiko

keuangan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Mery (2017),

hal tersebut disebabkan karena investor tidak terlalu melihat besar kecilnya

jumlah utang perusahaan, tetapi lebih kepada bagaimana cara perusahaan

Page 158: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

140

mengelola utang tersebut dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan dan para pemegang saham.

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji statistik t yang telah dilakukan, diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,120 atas variabel profitabilitas. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel profitabilitas lebih dari 0,05

(0,120 > 0,05), yang berarti variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian

menolak hipotesis keempat (H4) yang telah dirumuskan. Nilai koefisien untuk

variabel profitabilitas adalah sebesar 1,580 dan bertanda positif, yang artinya

apabila profitabilitas meningkat maka akan mengakibatkan kenaikan pada nilai

perusahaan.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori sinyal dan pandangan

pada umumnya yang menyatakan bahwa profitabilitas mampu mempengaruhi

investor ketika akan mengambil keputusan investasi. Dalam penelitian ini,

profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan

karena profit pada perusahaan sektor properti sangat tidak stabil yang dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya disebabkan karena daya beli

masyarakat terhadap properti.

Hal ini disebabkan karena kenaikan harga properti setiap tahunnya tidak

diiringi oleh kenaikan daya beli masyarakat terhadap properti. Sehingga

Page 159: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

141

investor akan menganggap bahwa investasi pada sektor ini kurang aman dan

kebanyakan investor yang berinvestasi pada sektor ini akan melihat faktor

pendukung lain selain profitabilitas, contohnya dividen.

Jadi dalam penelitian ini dinyatakan bahwa profitabilitas tidak mampu

menjadi sinyal bagi investor ketika akan berinvestasi pada perusahaan sektor

properti. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Tarima dkk. (2016), Thaib & Dewantoro (2017), Ukhriyawati & Malia (2018),

Rahayu & Sari (2018), Kadim & Sunardi (2019), dan Novarianto &

Dwimulyani (2019).

Dan penelitian ini bertolakbelakang dengan hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Wahyuni dkk. (2013), Aditya & Supriyono (2015),

Hamidah dkk. (2015), Dramawan (2015), Sabrin dkk. (2016), Tandean &

Jonathan (2016), Puspitaningtyas (2017), Kusumawati & Rosady (2018),

Setyawati (2019), Zuhroh (2019), dan Ruslim & Michael (2019) yang

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa ketika profitabilitas naik maka nilai

perusahaan juga akan naik seiring dengan kenaikan profitabilitas.

Page 160: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

142

5. Pengaruh Inflasi, Tax Avoidance, Financial Risk, Profitabilitas Secara

Simultan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji statistik F pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai

signifikansi F sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi di

bawah 0,05, yang artinya variabel inflasi, tax avoidance, financial risk, dan

profitabilitas dinilai mampu secara simultan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Sehingga, hasil ini menerima hipotesis kelima (H5) bahwa

variabel inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas secara simultan

berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hamidah dkk.

(2015).

Dalam penelitian Hamidah dkk. (2015) terdapat variabel inflasi, suku

bunga BI, profitabilitas, dan risiko finansial. Dijelaskan bahwa variabel-

variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap

nilai perusahaan. Jika dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian

ini, dalam teori sinyal (signaling theory) dijelaskan bahwa inflasi, tax

avoidance, financial risk, dan profitabilitas dapat menjadi sinyal bagi investor

ketika akan berinvestasi pada suatu perusahaan.

Jadi hasil penelitian ini mendukung teori yang digunakan yaitu teori

sinyal, dimana keempat variabel independen penelitian ini yaitu inflasi, tax

avoidance, financial risk, dan profitabilitas dapat menjadi sinyal bagi investor

ketika akan berinvestasi pada suatu perusahaan. Kenapa? Karena inflasi, inflasi

Page 161: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

143

dapat menjadi sinyal atau tanda bagi perusahaan mengenai kapan waktu yang

tepat untuk berinvestasi. Sedangkan, tax avoidance, financial risk, dan

profitabilitas dapat menjadi sinyal bagi investor mengenai seberapa baik

kualitas perusahaan yang akan diinvestasikan. Penelitian. Hasil penelitian ini

senada dengan hasil penelitian Hamidah dkk. (2015) yang menyatakan bahwa

inflasi, profitabilitas, dan risiko finansial dapat berpengaruh secara simultan

terhadap nilai perusahaan.

6. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Inflasi terhadap Nilai

Perusahaan

Hubungan memperkuat atau memperlemah dapat dilihat dari adanya

kenaikan atau penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Berdasarkan tabel 4.10 dan 4.11 dapat dilihat bahwa terdapat

kenaikan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah uji MRA.

Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,276 atau

sebesar 27,6%. Setelah dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah

sebesar 0,289 atau 28,9%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh memperkuat

akibat kebijakan dividen.

Tetapi, berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.15 diketahui bahwa

interaksi antar variabel inflasi dengan kebijakan dividen memiliki nilai

signifikansi lebih dari 0,05, yaitu sebesar 0,134 (0,134 > 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa hasil penelitian menolak hipotesis keenam (H6).

Page 162: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

144

Sehingga, dapat dinyatakan bahwa kebijakan dividen bukan variabel yang

dapat memoderasi hubungan antara inflasi dengan nilai perusahaan.

Inflasi adalah peristiwa dimana terjadi kenaikan harga-harga secara

umum dan terus-menerus di suatu negara (Suseno & Astiyah, 2010). Inflasi

merupakan salah satu dari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh

perusahaan. Inflasi memiliki berbagai dampak terhadap ekonomi suatu negara,

salah satunya terhadap peningkatan suku bunga. Ketika tingkat suku bunga

naik, maka rasio likuiditas perusahaan biasanya akan turun, karena nilai bunga

utang akan semakin tinggi sedangkan jumlah kas tetap. Hal ini tentu akan

mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan.

Selain itu, investor juga dapat melihat apakah inflasi berdampak pada

pendapatan perusahaan. Inflasi biasanya cenderung akan menurunkan daya beli

masyarakat, yang dapat menyebabkan penurunan pendapatan. Tetapi, ketika

inflasi terjadi pada tingkat normal yaitu sekitar 2%-3%, kenaikan harga barang

masih dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat. Pada tingkat ini, inflasi dapat

berdampak positif terhadap pendapatan perusahaan. Karena kenaikan harga

yang terjadi dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori bird in hand, dimana

kebijakan dividen tidak mampu mempengaruhi keputusan investor dalam

berinvestasi. Secara teori, seharusnya inflasi berpengaruh negatif. Jadi ketika

Page 163: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

145

inflasi tinggi, maka akan menurunkan nilai perusahaan karena investor akan

menghindari untuk melakukan investasi ketika risiko sedang tinggi.

Jadi, pada dasarnya kebijakan dividen ini digunakan dengan harapan

bahwa ketika inflasi tinggi, dividen yang dibagikan mampu menarik minat

investor untuk berinvestasi yang pada akhirnya dapat menaikkan nilai

perusahaan. Jadi diharapkan bahwa dividen ini mampu memoderasi pengaruh

inflasi terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini menyatakan

sebaliknya, yaitu kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh inflasi

terhadap nilai perusahaan.

Hal ini disebabkan karena inflasi tidak berhubungan dengan kebijakan

dividen. Dimana inflasi ini adalah faktor eksternal, sedangkan kebijakan

dividen adalah faktor internal. Naik turunnya inflasi tidak disebabkan oleh naik

turunnya dividen, sehingga kebijakan dividen tidak mampu memoderasi

hubungan inflasi terhadap nilai perusahaan.

7. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Tax Avoidance

terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan memperkuat atau memperlemah dapat dilihat dari adanya

kenaikan atau penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Berdasarkan tabel 4.13 dan 4.14 dapat dilihat bahwa terdapat

kenaikan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah uji MRA.

Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,012 atau

Page 164: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

146

sebesar 1,2%. Setelah dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah

sebesar 0,047 atau 4,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya variabel kebijakan dividen

akan dapat memperkuat hubungan tax avoidance dan nilai perusahaan.

Kemudian, berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.15 diketahui bahwa

interaksi antar variabel tax avoidance dengan kebijakan dividen memiliki nilai

signifikansi dibawah 0,05, yaitu sebesar 0,047 (0,047 < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa hasil penelitian menerima hipotesis ketujuh (H7) bahwa

terdapat pengaruh moderasi kebijakan dividen untuk memperkuat hubungan

antara tax avoidance dengan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat

memperkuat hubungan antara tax avoidance dan nilai perusahaan. Hal ini dapat

dilihat dari adanya kenaikan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

hasil uji MRA. Artinya semakin tinggi dividen maka akan semakin memperkuat

pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Pada uji individual (uji t)

regresi berganda sebelumnya dinyatakan bahwa pengaruh tax avoidance

terhadap nilai perusahaan adalah negatif. Jadi interpretasinya, ketika nilai ETR

rendah tetapi dividen yang dibagikan tinggi, maka nilai perusahaan akan naik

karena dividen mampu menarik minat investor untuk berinvestasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang digunakan yaitu, bird in

hand theory yang menyatakan bahwa dividen mampu menarik minat investor

untuk berinvestasi karena keuntungan atas dividen yang pasti dan risikonya

Page 165: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

147

yang kecil. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Apsari & Setiawan

(2018) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh

tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena sifat dasar

dari dividen itu sendiri, yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang

saham sehingga mampu menarik minat investor untuk berinvestasi.

8. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Financial Risk

terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan memperkuat atau memperlemah dapat dilihat dari adanya

kenaikan atau penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Berdasarkan tabel 4.16 dan 4.17 dapat dilihat bahwa terdapat

kenaikan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah uji MRA.

Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah 0,000 atau sebesar

0%. Setelah dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,014

atau 1,4%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh memperkuat akibat

kebijakan dividen.

Tetapi, jika dilihat dari hasil uji statistik t pada tabel 4.18 diketahui

bahwa interaksi antar variabel financial risk dengan kebijakan dividen memiliki

nilai signifikansi lebih dari 0,05, yaitu sebesar 0,101 (0,101 > 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa hasil penelitian menolak hipotesis kedelapan (H8).

Sehingga, dapat dinyatakan bahwa kebijakan dividen bukanlah variabel yang

dapat memoderasi hubungan antara financial risk dengan nilai perusahaan.

Page 166: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

148

Financial risk adalah risiko tambahan yang harus ditanggung oleh

pemegang saham biasa akibat adanya penggunaan utang sebagai pendanaan

perusahaan. Pada penelitian Sunandes (2015) dijelaskan bahwa jika tingkat

pengembalian atas aktiva (return) yang berasal dari penggunaan utang lebih

tinggi dari biaya utang, maka penggunaan utang tersebut dianggap

menguntungkan. Jika sebaliknya, yaitu ketika return yang berasal dari

penggunaan utang lebih tinggi dari biaya utang, maka penggunaan utang

tersebut dianggap merugikan karena akan mengurangi tingkat pengembalian

atas modal. Jadi dijelaskan bahwa penggunaan utang dapat meningkatkan profit

tetapi juga memiliki risiko tinggi bagi perusahaan. Jika penggunaan utang

tinggi maka tingkat leverage akan naik dan akan menaikkan financial risk.

Pada penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu

memoderasi pengaruh risiko keuangan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

menandakan bahwa risiko keuangan (financial risk) lebih berdampak di mata

investor. Financial risk ini adalah risiko pendanaan yang berasaan dari utang.

Jadi ketika utang perusahaan tinggi maka financial risk perusahaaan juga akan

tinggi.

Biasanya, perusahaan yang utangnya tinggi akan lebih banyak

mencadangkan labanya sebagai retained earnings untuk membayar utang dari

pada harus dibagikan sebagai dividen. Jadi secara tidak langsung kebijakan

dividen dipengaruhi oleh financial risk, dan bukan sebaliknya. Jadi financial

risk dianggap lebih penting di mata investor dari pada kebijakan dividen

Page 167: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

149

perusahaan, karena menurut investor kebijakan dividen pada akhirnya akan

dipengaruhi oleh financiak risk.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori dasar bird in hand yang

menyatakan bahwa dividen mampu mempengaruhi keputusan investor ketika

akan berinvestasi. Pada penelitian ini dividen tidak mampu memoderasi

pengaruh financial risk terhadap nilai perusahaan, karena financial risk

dianggap lebih penting di mata investor, karena pada akhirnya besaran dividen

akan dipengaruhi oleh financiak risk.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sisca

(2016), Mery (2017), dan Antoro & Hermuningsih (2018). Tetapi, hasil penelitian

ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Veny dkk. (2016) dan

Anggraeni & Sulhan (2020).

9. Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan memperkuat atau memperlemah dapat dilihat dari adanya

kenaikan atau penurunan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah

uji MRA. Berdasarkan tabel 4.19 dan 4.20 dapat dilihat bahwa terdapat

kenaikan nilai adjusted R square antara sebelum dan sesudah uji MRA.

Sebelum dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah 0,063 atau sebesar

6,3%. Setelah dilakukan uji MRA nilai adjusted R square adalah sebesar 0,113

Page 168: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

150

atau 11,3%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh memperkuat akibat

kebijakan dividen.

Kemudian, berdasarkan tabel 4.21 hasil uji statistik t diketahui bahwa

interaksi antar variabel profitabilitas dengan kebijakan dividen memiliki nilai

signifikansi kurang dari 0,05, yaitu sebesar 0,026 (0,026 < 0,05). Hal ini

menunjukka bahwa hasil penelitian menerima hipotesis kesembilan (H9)

bahwa terdapat pengaruh moderasi kebijakan dividen untuk memperkuat

hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan arah

pengaruh memperkuat. Artinya, semakin tinggi dividen maka akan semakin

memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Pada uji

individual (uji t) regresi berganda sebelumnya diketahui bahwa arah pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah positif. Berarti interpretasinya,

ketika profit perusahaan tinggi ditambah dividen yang dibagikan juga tinggi,

maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan.

Secara teori, dengan adanya dividen yang dibagikan maka akan dapat

menarik minat investor untuk berinvestasi. Terlebih jika profiatbilitas

perusahaan tinggi, maka dividen ini akan dapat semakin meningkatkan minat

investor untuk berinvestasi yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai

perusahaan. Jadi hasil penelitian ini mendukung teori dan logika yang ada,

bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap

Page 169: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

151

nilai perusahaan. Karena sifat dasar dari dividen itu sendiri adalah mampu

untuk meningkatkan kekayaan atau kesejahteraan pemegang saham, sehingga

pada akhirnya mampu meningkatkan minat investor untuk berinvestasi.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Veny dkk. (2016), Setyawati (2019), dan Astakoni dkk. (2019) yang

menyatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Setyawati (2019) hasil

penelitian menyatakan kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, pada penelitian Astakoni

dkk. (2019) hasil penelitiannya menyatakan kebijakan dividen akan

memperlemah pengaruh profitabilitas, atau dapat diartikan bahwa kebijakan

dividen belum mampu memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Antoro &

Hermuningsih (2018) dan Puspitaningtyas (2017) yang menyatakan bahwa

kebijakan dividen tidak mampu memoderasi (memperkuat atau memperlemah)

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menandakan

bahwa profitbilitas penting dimata investor sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan investasi, sedangkan adanya pembagian dividen belum mampu

memperkuat atau memperlemah penilaian investor atas saham perusahaan

ketika terjadi peningkatan atau penurunan profitabilitas.

Page 170: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

152

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan

dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Objek dari penelitian ini yaitu

perusahaan sektor property, real estate, dan building construction yang telah listing

di BEI pada periode 2014-2018. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

dengan menggunakan SPSS 25, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Santi Suryantini & Edi Arsawan (2014),

Purnama Sari (2015), Ifeanyi C. & Chuskwuma C. (2016), dan Dewi Sartika

dkk. (2019). Namun, tidak mendukung penelitian Siswanti dkk., (2015),

Hamidah dkk. (2015), Putra dkk. (2016) dan Fuad & Wandari (2018).

2. Tax avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Simarmata (2013), Tarihoran (2016), Tandean &

Jonathan (2016), Verawaty dkk. (2017), Wardani & Juliani (2018), dan

Novarianto & Dwimulyani (2019). Namun, tidak mendukung penelitian Ilmiani

& Sutrisno (2014), Herdiyanto & Ardiyanto (2015), Sibarani (2016), Herawati

& Ekawati (2016), dan Apsari & Setiawan (2018).

Page 171: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

153

3. Financial risk berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Dimisyqiyani dkk. (2015), Hamidah dkk. (2015),

Tarihoran (2016), Oktarina (2018), dan Novarianto & Dwimulyani (2019).

Namun, tidak mendukung penelitian Mery (2017) dan Riny (2018).

4. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan

dengan hasil penelitian Tarima dkk. (2016), Thaib & Dewantoro (2017),

Ukhriyawati & Malia (2018), Rahayu & Sari (2018), Kadim & Sunardi (2019),

dan Novarianto & Dwimulyani (2019). Tetapi, tidak mendukung penelitian

Wahyuni dkk. (2013), Aditya & Supriyono (2015), Hamidah dkk. (2015),

Dramawan (2015), Sabrin dkk. (2016), Tandean & Jonathan (2016),

Puspitaningtyas (2017).

5. Inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas secara simultan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian Hamidah dkk. (2015).

6. Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan inflasi terhadap nilai

perusahaan.

7. Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan tax avoidance terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Apsari

& Setiawan (2018).

8. Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan financial risk terhadap

nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sisca (2016), Mery (2017), dan Antoro & Hermuningsih (2018). Tetapi, hasil

Page 172: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

154

penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Veny dkk. (2016)

dan Anggraeni & Sulhan (2020).

9. Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Veny

dkk. (2016), Setyawati (2019), dan Astakoni dkk. (2019). Namun, tidak

mendukung penelitian Antoro & Hermuningsih (2018) dan Puspitaningtyas

(2017).

B. Implikasi

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun implikasi dari adanya penelitian

ini, yaitu:

1. Bagi Ilmu Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

sebagai tambahan informasi atau sebagai pengembangan bagi ilmu akuntansi

yang terkait dengan inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas

terhadap nilai perusahaan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

bahan referensi serta memperkuat hasil temuan peneliti selanjutnya yang terkait

dengan inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

Page 173: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

155

2. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dapat menambah

wawasan serta informasi bagi seluruh pemakai laporan keuangan. Serta,

diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemakai

laporan keuangan ketika akan berinvestasi dengan melihat dampak dari faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham.

3. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap bahwa informasi yang

terkandung dari hasil penelitian ini dapat digunakan perusahaan sebagai bahan

acuan untuk pengembangan dan perbaikan kualitas serta kinerja perusahaan ke

depannya. Diharapkan perusahaan dapat mengelola segala risiko dan dampak

yang mungkin timbul akibat faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat

mempengaruhi nilai perusahaan di mata investor.

C. Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak lepas dari adanya kekurangan.

Adapun keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini yang mungkin dapat

menimbulkan ketidakakuratan atau bias pada hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Penulis hanya menggunakan empat faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan, yaitu inflasi, tax avoidance, financial risk, dan profitabilitas. Serta

hanya menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi.

Page 174: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

156

2. Data penelitian yang digunakan terbatas pada data perusahaan sektor property,

real estate, dan building construction yang telah terdaftar di BEI pada periode

2014 sampai 2018.

3. Dalam penggunaan proksi penelitian, penelitian ini menggunakan proksi

effective tax rate (ETR), leverage, return on assets (ROA), Tobin’s Q, dan

dividend payout ratio (DPR). Sedangkan, masih banyak proksi lain yang dapat

digunakan untuk mengukur variabel variabel penelitian. Sehingga tidak

dipungkiri adanya kemungkinan perbedaan hasil penelitian jika menggunakan

proksi lainnya

D. Saran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh inflasi, tax avoidance,

financial risk, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan

dividen sebagai variabel moderasi. Peneliti berharap bahwa penelitian selanjutnya

memiliki hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya saran pada

beberapa hal, yaitu:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain yang

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, seperti: Firm Size (Zuhroh, 2019), Suku

Bunga BI (Hamidah dkk., 2015), Struktur Modal (Kusumawati & Rosady,

2018), Pertumbuhan Penjualan (Dramawan, 2015), Pertumbuhan Perusahaan

(Sunandes, 2015), Kebijakan Hutang (Nainggolan & Listiadi, 2014), dan

Kinerja Pasar (Veny et al., 2016).

Page 175: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

157

2. Untuk data penelitian, diharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya terbatas

pada data perusahaan sektor property, real estate, dan building construction

yang telah terdaftar di BEI. Kemudian untuk periode data penelitian,

diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperpanjang periode data penelitian,

yaitu lebih dari 5 tahun.

3. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan proksi lainnya, seperti

menggunakan Book Tax Different (BTD), cash ETR atau lainnya untuk

pengukuran tax avoidance; Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),

Gross Profit Margin (GPM), atau lainnya untuk mengukur profitabilitas; Price

Book Value (PBV) atau Price Earning Ratio (PER) untuk mengukur nilai

perusahaan, kemudian untuk mengukur kebijakan dividen dapat menggunakan

Dividend Yield.

Page 176: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

158

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, D., & Supriyono, E. (2015). Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan

Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai

Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indoensia Periode 2010-2014. Jurnal Manajemen Bisnis, 6(1), 307–326.

Aditya, O., & Naomi, P. (2017). Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan dan Nilai

Perusahaan di Sektor Konstruksi dan Properti. Esensi: Jurnal Bisnis Dan

Manajemen, 7(2), 167–180. https://doi.org/10.15408/ess.v7i2.4981

Anggraeni, M. D. P., & Sulhan, M. (2020). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Variabel

Moderasi. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan (JIMAT), 11(1), 100–

112.

Antoro, A. D., & Hermuningsih, S. (2018). Kebijakan Dividen dan BI Rate Sebagai

Pemoderasi Likuiditas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2017. Upajiwa Sewantara, 2(1),

58–75. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Apsari, L., & Setiawan, P. E. (2018). Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai

Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, 23(3), 1765–1790.

Ardiyanti, N. R. S. A. (2015). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Teknikal

Page 177: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

159

terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan (JRAP),

2(2), 218–228. https://doi.org/10.1002/rnc.1719

Arjana, I. P. P. H., & Suputra, I. D. G. D. (2017). Pengaruh Profitabilitas , Leverage ,

Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Pada Kebijakan Dividen

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 21(3), 2021–2051.

https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i03.p12

Astakoni, I. M. P., Wardita, I. W., & Nursiani, N. P. (2019). Efek Moderasi Kebijakan

Dividen Dalam Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Wacana

Ekonomi (Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi), 18(2), 134–145.

https://doi.org/10.30871/jaemb.v5i2.538

Brigham, Eugine dan Joel F. Houston. (2001). Manajemen Keuangan Buku (1) Edisi

8. Jakarta: Erlangga.

Brigham, Eugine dan Joel F. Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Chandra, W. (2019). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Dimoderasi Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan. Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, I(3), 956–963.

Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, T. (2010). Are family firms more tax

aggressive than non-family firms? Journal of Financial Economics, 95(1), 41–61.

https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2009.02.003

Page 178: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

160

Dewi Sartika, U., Siddik, S., & Choiriyah. (2019). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai

Tukar, dan Produk Dmestik Bruto Terhadap Nilai Perusahaan. Ilmu Manajemen,

9(2), 75–89. https://doi.org/10.32502/jimn.vXiX.XXXX

Dimisyqiyani, E., Ilmu, F., Universitas, A., Perusahaan, N., & Pasar, R. (2015). The

Effect of Financial Leverage on Firm Value and Market Risk (Research on

Consumer Goods Industries Listed In Indonesian Stock Exchange In The Year of

2010-2012). Profit - Jurnal Administrasi Bisnis, 9(1), 23–34.

https://doi.org/10.9876/10.9876/VOL1ISSN1978-743X

Dramawan, I. D. (2015). Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan pada

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Property. Buletin Studi Ekonomi, 20(2), 158–

167.

Fahmi, Irham. (2014). Pengantar Menajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.

Bandung: ALFABETA.

Fatmawati, D. (2013). Pengaruh Diversifikasi Geografis, Diversifikasi Industri,

Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan, Dan Masa Perikatan Audit Terhadap

Manajemen Laba. Universitas Diponegoro.

Frank, M. Z., & Goyal, V. K. (2011). Trade-Off and Pecking Order Theories of Debt.

SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.670543

Fuad, M., & Wandari, A. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan Faktor Eksternal

terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada PT. Bank Central Asia, Tbk). Jurnal

Page 179: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

161

Manajemen Dan Keuangan, 7(1), 32–46. https://doi.org/10.33059/jmk.v7i1.755

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 Edisi

9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ginting, S. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas. Dan Leverage Terhadap

Kebijakan Deviden. JWEM STIE MIKROSKIL, 8(2), 195–204.

Gumanti, T. A. (2009). Teori Sinyal dalam Manajemen Keuangan. Manajemen Dan

Usahawan Indonesia, September 2009, 1–29.

Hamidah, Hartini, & Mardiyati, U. (2015). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga

Bi,Profitabilitas, Dan Risiko Finansial Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Properti

Tahun 2011-2013. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 6(1), 395.

https://doi.org/10.21009/jrmsi.006.1.04

Herawati, H., & Ekawati, D. (2016). Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Nilai

Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 4(1), 873.

https://doi.org/10.17509/jrak.v4i1.7708

Herdiyanto, D. G., & Ardiyanto, M. D. (2015). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap

Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 4(3), 1–10.

Ifeanyi C., N., & Chuskwuma C., U. (2016). An Empirical Analysis of Inflationary

Impacts on Profitability and Value of Selected Manufacturing Firms in Nigeria.

Research Journal of Finance and Accounting, 7(12), 19–26.

Page 180: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

162

Ilmiani, A., & Sutrisno, C. R. (2014). Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai

Perusahaan dengan Transparansi Perusahaan sebagai Variabel Moderating. Jurnal

Ekonomi Dan Bisnis, 14(1), 30–39.

Kadim, A., & Sunardi, N. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Terhadap Leverage Implikasi Terhadap Nilai Perusahaan Cosmetics and

Household yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal SEKURITAS (Saham,

Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 3(1), 22–32.

https://doi.org/10.32493/skt.v3i1.3270

Kusumawati, R., & Rosady, I. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel

Moderasi. Jurnal Manajemen Bisnis, 9(2), 147–160.

https://doi.org/10.18196/mb.9259

Lim, R., & Toly, A. (2013). Analisa Korelasi Inflasi, Economic Growth, Economic

Structure, Dan Tax Rate Terhadap Tax Revenue Di Negara-Negara Asean. Tax &

Accounting Review, 3(2), 1–12.

Masita Dewi, D. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Dividen Tunai Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening.

Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 23(1), 12–19.

Mery, K. N. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada

Page 181: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

163

Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-

2014. JOM Fekon, 4(1), 2000–2014.

Nainggolan, S. D. A., & Listiadi, A. (2014). Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Subaraman Desmon Asa Nainggolan Agung Listiadi. Jurnal Ilmu Manajemen,

2(3), 868–879.

Novarianto, A., & Dwimulyani, S. (2019). Pengaruh Penghindaran Pajak, Leverage,

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Perusahaan

Sebagai Variabel Moderasi. In Prosiding Seminar Nasional Pakar, 1–6.

https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/pakar/article/view/4320

Octaviani, N., & Astika, I. (2016). Profitabilitas Dan Leverage Sebagai Pemoderasi

Pengaruh Kebijakan Dividen Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 14(3),

2192–2219.

Oktarina, D. (2018). the Analysis of Firm Value in Indonesia Property and Real Estate

Companies. International Journal of Research Science & Management, 5(9), 85–

92. https://doi.org/10.5281/zenodo.1462022

Parmitasari, R. D. A., & Hasrianto. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Saham-saham

yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII) Periode Tahun 2011-2015. Jurnal

Minds: Manajemen Ide Dan Inspirasi, 4(2), 28–48.

Page 182: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

164

https://doi.org/10.24252/minds.v4i2.4121

Pohan, Chairil Anwar. (2013). Manajemen Perpajakan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama.

Purnama Sari, A. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Suku

Bunga, Inflasi dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan

LQ - 45 [UIN Syarif Hidayatullah Jakarta].

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Puspitaningtyas, Z. (2017). Efek Moderasi Kebijakan Dividen Dalam Pengaruh

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi, Ekonomi

Dan Manajemen Bisnis, 5(2), 173–180.

Putra, E. M., Kepramareni, P., & Novitasari, N. L. G. (2016). Pengaruh Kinerja

Keuangan, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan. Seminar

Nasional 2016 Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 11, 569–

579.

Putri, N. R., & Irawati, W. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Effective

Tax Rate terhadap Kebijakan Dividen dengan Likuiditas sebagai Variabel

Moderating. Jurnal Kajian Akuntansi, 3(1), 93.

https://doi.org/10.33603/jka.v3i1.1971

Rahayu, M., & Sari, B. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan.

IKRAITH-HUMANIORA, 2(2), 69–76.

Page 183: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

165

https://doi.org/10.31603/bisnisekonomi.v16i1.2127

Riadi, E. (2016). Statistika Penelitian: Analisis Manual dan IBM SPSS. A. Prabawati,

Ed. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2016.

Rismawati, N. M. (2014). Pengaruh Pertumbuhan Aset dan Tingkat Suku Bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Kebijakan Dividen Dan Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal

Manjemen, 3, 988–1004.

Ross, S. A. (1977). Determination of Financial Structure: the Incentive-Signalling

Approach. Bell J Econ, 8(1), 23–40. https://doi.org/10.2469/dig.v27.n1.2

Ruslim, H., & Michael. (2019). The Effect Of Financial Ratio On Company Value

With Inflation As A Moderation Variable. Jurnal Akuntansi, 23(1), 33–46.

https://doi.org/10.24912/ja.v23i1.458

Sabrin, Sarita, B., Takdir, D. S., & Sujono. (2016). The Effect of Profitability on Firm

Value in Manufacturing Company at Indonesia Stock Exchange. The

International Journal of Engineering And Science (IJES), 5(10), 81–89.

https://doi.org/10.1016/0014-4827(80)90264-5

Sahin, E., Aktan, C., & Ozturk, M. B. (2016). Relationship Between Financial Risk

and Business RiskWi̇th Firm Values in the Logistics Industry: an Analysis on

Brics-T Countries. International Journal of Management Economics and

Business, 12(16), 532–547. https://doi.org/10.17130/ijmeb.2016icafr22460

Page 184: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

166

Santi Suryantini, N. P., & Edi Arsawan, I. W. (2015). Pengaruh Faktor Eksternal

Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) dan Harga Saham Terhadap Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan

Kewirausahaan, 8(2), 91–101.

Setyawati, W. (2019). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Struktur Modal, Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Moderasi (studi

empiris pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-

2015). Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 2(2), 214–240.

https://doi.org/10.32493/jabi.v2i2.y2019.p214-240

Sibarani, P. Y. B. (2016). Pengaruh Tax Avoidance dan Dividend Policy Terhadap

Nilai Perusahaaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel

Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Ynag Terdaftar di BEI Periode 2012-

2014. Skripsi.

Sihombing, M. J. T. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Return Saham

dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan

Consumer Goods. Jurnal Armada Informatika, 3(1), 56–69.

https://doi.org/10.36520/jai.v3i1.39

Simarmata, A. P. P. (2013). Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang. In Diponegoro

Journal of Accounting. Universitas Diponegoro.

Sisca. (2016). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Page 185: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

167

Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014. Jurnal

SULTANIST, 4(1), 1–9.

Siswanti, I., Sukoharsono, E. G., & Prowanta, E. (2015). The Impact of Macro

Economics on Firm Values and Financial Performance as an Intervening Variable:

An Empirical Study of LQ45 Banking Industries in Indonesia. Global Journal of

Business and Social Science Review (GJBSSR), 4(1), 18.

Spence, M. (1973). Job Market Signaling Author. The Quarterly Journal of Economics,

87(3), 355–374.

Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin’s Q dan Altman Z-Score Sebagai

Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. 2(1), 9–21.

Sumarsan, Thomas. (2013). Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Jakarta:

Penerbit PT Indeks.

Sunandes, A. (2015). Pengaruh Risiko Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan

Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan Pertambangan Batubara Listing Di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi, Vol. 7 No.(0342), 24–36.

Sunyoto, Danang. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika

Aditama.

Suseno, & Astiyah, S. (2010). Seri Kebanksentralan No. 22 - Inflasi. Bank Indonesia,

Page 186: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

168

22(22), 1–68.

Tandean, V. A., & Jonathan. (2016). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. Prosiding

Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers UNISBANK, 2008, 703–

708.

Tarihoran, A. (2016). Pengaruh Penghindaran Pajak dan Leverage Terhadap Nilai

Perusahaan dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal

Wira Ekonomi Mikroskil, 6(2), 149–164.

Tarima, G., Parengkuan, T., & Untu, V. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Keputusan

Investasi Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Farmasi Yang

Terdaftar Di BEI Periode 2011-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(4), 465–

474.

Thaib, I., & Dewantoro, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai

perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening (Studi pada

Perusahaan Transportasi Laut Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Riset Perbankan

Manajemen Dan Akuntansi, 1(1), 25–44.

Ukhriyawati, C. F., & Malia, R. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi

dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor

Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal BENING Prodi

Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam, 5(1).

Page 187: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

169

Veny, Dwimulyani, S., & Dewangkoro, B. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen

Sebagai Variabel Pemoderasi Dari Hubungan Kinerja Keuangan dan Kinerja

Pasar Terhadap Nilai Perusahaanpada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (2011 - 2015). Jurnal Magister Akuntasi Trisakti (e-

Journal), 3(2), 195–226. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Verawaty, Merina, C. I., & Lastari, S. A. (2017). Pengaruh Intellectual Capital,

Earnings Management, Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Gcg

Sebagai Pemoderasi. JURNAL Ilmiah MBiA, 16(2), 79–94.

Vitarini, T., & Siswanto, E. (2017). Sinyal Yang Ditimbulkan Oleh Informasi Arus

Kas, Laba dan Nilai Tambah Pasar Dalam Mendongkrak Harga Saham

Perusahaan Consumer Goods di Indonesia. EKOBIS – Ekonomi Bisnis, 22(1), 27–

34.

Wahyuni, T., Endang, E., & Murhadi, W. R. (2013). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Nilai Perusahaan di Sektor Property, Real Estate & Building

Construction Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1–18.

Wardani, D. K., & Juliani, J. (2018). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi.

Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7(2).

https://doi.org/10.21831/nominal.v7i2.21349

Page 188: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

170

Widarjono, A. (2015). Analisis Multivariat Terapan: Dengan Program SPSS, AMOS,

dana SmartPLS. 2nd ed. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2015.

Windarti, A., & Sina, I. (2017). Book Tax Difference dan Struktur Kepemilikan sebagai

Upaya Penghindaran Pajak. JABE (Journal of Applied Business and Economic),

4(1), 1. https://doi.org/10.30998/jabe.v4i1.1903

Zuhroh, I. (2019). The Effects of Liquidity, Firm Size, and Profitability on the Firm

Value with Mediating Leverage. KnE Social Sciences, 3(13), 203.

https://doi.org/10.18502/kss.v3i13.4206

Page 189: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

171

LAMPIRAN

Page 190: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

172

LAMPIRAN 1

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ACST Acset Indonusa Tbk.

2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.

3 CTRA Ciputra Development Tbk.

4 MTLA Metropolitan Land Tbk.

5 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk.

6 PTPP PP (Persero) Tbk.

7 PWON Pakuwon Jati Tbk.

8 SMRA Summarecon Agung Tbk.

9 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.

10 TOTL Total Bangun Persada Tbk.

11 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

12 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Page 191: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

173

LAMPIRAN 2 (INFLASI)

DATA INFLASI BANK INDONESIA

𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

12

Bulan 2014 2015 2016 2017 2018

Jan 0.0822 0.0696 0.0414 0.0349 0.0325

Feb 0.0775 0.0629 0.0442 0.0383 0.0318

Mar 0.0732 0.0638 0.0445 0.0361 0.0340

Apr 0.0725 0.0679 0.0360 0.0417 0.0341

May 0.0732 0.0715 0.0333 0.0433 0.0323

Jun 0.0670 0.0726 0.0345 0.0437 0.0312

Jul 0.0453 0.0726 0.0321 0.0388 0.0318

Aug 0.0399 0.0718 0.0279 0.0382 0.0320

Sep 0.0453 0.0683 0.0307 0.0372 0.0288

Oct 0.0483 0.0625 0.0331 0.0358 0.0316

Nov 0.0623 0.0489 0.0358 0.0330 0.0323

Dec 0.0836 0.0335 0.0302 0.0361 0.0313

Rata-rata 0.0642 0.0638 0.0353 0.0381 0.0320

*data diperoleh dari situs Bank Indoensia

Page 192: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

174

LAMPIRAN 3 (TAX AVOIDANCE)

HASIL EFFECTIVE TAX RATE (ETR) PADA SAMPEL PERUSAHAAN

TAHUN 2014-2018

No. Kode

Perusahaan

ETR

2014 2015 2016 2017 2018

1 ACST 28.11% 49.74% 46.07% 38.21% 87.10%

2 ADHI 44.68% 37.67% 48.56% 45.99% 44.76%

3 CTRA 16.45% 19.65% 22.00% 21.53% 18.88%

4 MTLA 19.10% 22.16% 17.72% 9.74% 11.03%

5 NRCA 27.04% 33.60% 41.66% 37.46% 38.08%

6 PTPP 42.07% 34.33% 32.41% 29.22% 30.35%

7 PWON 9.10% 19.57% 13.44% 15.85% 12.67%

8 SMRA 16.48% 23.01% 31.05% 33.36% 27.33%

9 SSIA 23.47% 30.23% 48.72% 30.36% 57.94%

10 TOTL 31.86% 27.31% 25.17% 27.91% 29.34%

11 WIKA 34.71% 35.98% 27.22% 35.17% 32.81%

12 WSKT 33.21% 25.07% 26.89% 30.61% 34.25%

Page 193: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

175

PERHITUNGAN EFFECTIVE TAX RATE (ETR)

𝐸𝑇𝑅 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

No. Kode

Perusahaan Tahun Beban Pajak

Pendapatan sebelum

pajak ETR

1 ACST

2014 40,627,000,000.00 144,524,000,000.00 28.11%

2015 41,791,000,000.00 84,013,000,000.00 49.74%

2016 57,715,000,000.00 125,270,000,000.00 46.07%

2017 95,108,000,000.00 248,899,000,000.00 38.21%

2018 144,640,000,000.00 166,059,000,000.00 87.10%

2 ADHI

2014 267,896,083,942.00 599,556,590,359.00 44.68%

2015 281,065,549,175.00 746,091,097,181.00 37.67%

2016 297,514,672,479.00 612,622,455,614.00 48.56%

2017 440,221,781,551.00 957,281,629,758.00 45.99%

2018 522,747,535,918.00 1,167,776,985,023.00 44.76%

3 CTRA

2014 353,298,977,886.00 2,147,691,611,489.00 16.45%

2015 425,399,859,001.00 2,164,680,750,172.00 19.65%

2016 330,143,000,000.00 1,500,849,000,000.00 22.00%

2017 279,484,000,000.00 1,298,013,000,000.00 21.53%

2018 301,992,000,000.00 1,599,457,000,000.00 18.88%

4 MTLA

2014 43,210,064.00 226,186,138.00 19.10%

2015 68,337,107.00 308,319,714.00 22.16%

2016 68,143,483.00 384,657,897.00 17.72%

2017 59,440,356.00 610,451,141.00 9.74%

2018 62,906,224.00 570,134,003.00 11.03%

5 NRCA

2014 103,186,036,844.00 381,666,892,461.00 27.04%

2015 100,363,023,083.00 298,670,278,790.00 33.60%

2016 72,174,304,407.00 173,265,571,377.00 41.66%

2017 91,926,388,261.00 245,369,937,566.00 37.46%

2018 72,535,124,887.00 190,503,075,108.00 38.08%

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 194: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

176

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun Beban Pajak

Pendapatan sebelum

pajak ETR

6 PTPP

2014 387,379,616,524.00 920,900,630,071.00 42.07%

2015 441,970,750,275.00 1,287,534,051,893.00 34.33%

2016 552,178,255,150.00 1,703,610,146,023.00 32.41%

2017 711,743,433,052.00 2,435,596,327,338.00 29.22%

2018 853,513,196,345.00 2,812,506,255,705.00 30.35%

7 PWON

2014 260,164,669.00 2,858,996,686.00 9.10%

2015 340,770,624.00 1,741,324,742.00 19.57%

2016 276,326,894.00 2,056,581,875.00 13.44%

2017 381,203,932.00 2,405,830,972.00 15.85%

2018 410,311,920.00 3,237,248,133.00 12.67%

8 SMRA

2014 319,008,823.00 1,936,308,379.00 16.48%

2015 318,102,981.00 1,382,182,920.00 23.01%

2016 272,454,139.00 877,504,997.00 31.05%

2017 266,510,479.00 798,948,092.00 33.36%

2018 259,686,859.00 950,310,489.00 27.33%

9 SSIA

2014 158,130,204,776.00 673,879,551,549.00 23.47%

2015 166,015,451,552.00 549,197,679,815.00 30.23%

2016 95,833,700,535.00 196,688,548,172.00 48.72%

2017 541,087,532,367.00 1,782,444,533,796.00 30.36%

2018 123,768,565,185.00 213,601,820,769.00 57.94%

10 TOTL

2014 77,339,712.00 242,746,575.00 31.86%

2015 71,859,571.00 263,152,482.00 27.31%

2016 74,422,572.00 295,709,956.00 25.17%

2017 89,522,860.00 320,791,945.00 27.91%

2018 84,866,762.00 289,284,841.00 29.34%

11 WIKA

2014 395,420,359.00 1,139,189,462.00 34.71%

2015 395,076,705.00 1,098,081,759.00 35.98%

2016 448,360,722.00 1,646,980,295.00 27.22%

2017 735,755,077.00 2,091,870,566.00 35.17%

2018 1,012,271,573.00 3,085,571,437.00 32.81%

12 WSKT

2014 254,389,167,647.00 765,959,248,175.00 33.21%

2015 350,413,451,030.00 1,398,004,123,804.00 25.07%

2016 666,824,926,648.00 2,479,893,543,432.00 26.89%

2017 1,853,714,544,371.00 6,055,287,035,125.00 30.61%

2018 2,406,390,168,497.00 7,025,957,874,050.00 34.25%

Page 195: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

177

LAMPIRAN 4 (FINANCIAL RISK)

HASIL DEBT TO EQUITY RATIO (DER) PADA SAMPEL PERUSAHAAN

TAHUN 2014-2018

No. Kode

Perusahaan

DER

2014 2015 2016 2017 2018

1 ACST 129.52% 190.21% 92.37% 269.24% 526.33%

2 ADHI 537.43% 224.69% 269.21% 382.68% 379.19%

3 CTRA 102.01% 101.21% 102.81% 104.96% 106.01%

4 MTLA 60.07% 63.60% 58.18% 60.67% 51.04%

5 NRCA 87.58% 83.60% 86.94% 94.72% 86.61%

6 PTPP 524.94% 272.21% 189.30% 193.35% 222.08%

7 PWON 102.63% 98.60% 87.61% 82.61% 63.39%

8 SMRA 147.37% 149.12% 154.85% 159.32% 157.15%

9 SSIA 99.20% 93.65% 114.61% 97.72% 68.85%

10 TOTL 223.47% 228.54% 213.02% 221.07% 206.88%

11 WIKA 226.23% 260.46% 146.16% 212.22% 244.05%

12 WSKT 353.60% 212.33% 266.26% 330.22% 330.61%

Page 196: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

178

PERHITUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER)

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

No. Kode

Perusahaan Tahun Total Liability Total Equity DER

1 ACST

2014 831,601.00 642,048.00 129.52%

2015 1,264,639.00 664,859.00 190.21%

2016 1,201,946.00 1,301,225.00 92.37%

2017 3,869,352.00 1,437,127.00 269.24%

2018 7,509,598.00 1,426,793.00 526.33%

2 ADHI

2014 8,818,101,139,073.00 1,640,780,545,201.00 537.43%

2015 11,598,931,718,043.00 5,162,131,796,836.00 224.69%

2016 14,652,655,996,381.00 5,442,779,962,898.00 269.21%

2017 22,463,030,586,953.00 5,869,917,425,997.00 382.68%

2018 23,833,342,873,624.00 6,285,271,896,258.00 379.19%

3 CTRA

2014 11,886,278.00 11,652,437.00 102.01%

2015 13,208,497.00 13,050,221.00 101.21%

2016 14,786,855.00 14,382,478.00 102.81%

2017 16,321,729.00 15,550,573.00 104.96%

2018 17,644,741.00 16,644,276.00 106.01%

4 MTLA

2014 1,219,945,607.00 2,030,939,764.00 60.07%

2015 1,407,525,853.00 2,213,216,725.00 63.60%

2016 1,455,890,648.00 2,502,402,530.00 58.18%

2017 1,819,793,556.00 2,999,352,246.00 60.67%

2018 1,755,200,333.00 3,438,762,407.00 51.04%

5 NRCA

2014 861,275,434,566.00 983,432,610,221.00 87.58%

2015 908,458,231,529.00 1,086,633,153,177.00 83.60%

2016 992,553,991,254.00 1,141,659,803,852.00 86.94%

2017 1,139,310,048,741.00 1,202,856,795,079.00 94.72%

2018 1,046,474,842,586.00 1,208,236,923,054.00 86.61%

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 197: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

179

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun Total Liability Total Equity DER

6 PTPP

2014 12,246,257,140,859.00 2,332,897,595,346.00 524.94%

2015 14,011,688,556,539.00 5,147,295,946,386.00 272.21%

2016 20,436,609,059,979.00 10,796,157,507,411.00 189.30%

2017 27,539,670,430,514.00 14,243,110,484,597.00 193.35%

2018 36,233,538,927,553.00 16,315,611,975,419.00 222.08%

7 PWON

2014 8,494,161,487.00 8,276,581,051.00 102.63%

2015 9,323,066,490.00 9,455,055,977.00 98.60%

2016 9,654,447,854.00 11,019,693,800.00 87.61%

2017 10,567,227,711.00 12,791,490,025.00 82.61%

2018 9,706,398,758.00 15,311,681,466.00 63.39%

8 SMRA

2014 9,456,215,921.00 6,416,455,956.00 147.37%

2015 11,228,512,108.00 7,529,749,914.00 149.12%

2016 12,644,764,172.00 8,165,555,485.00 154.85%

2017 13,309,208,657.00 8,353,742,063.00 159.32%

2018 14,238,537,503.00 9,060,704,565.00 157.15%

9 SSIA

2014 2,984,572,404,507.00 3,008,720,349,648.00 99.20%

2015 3,125,923,913,442.00 3,337,999,551,548.00 93.65%

2016 3,842,621,248,275.00 3,352,827,079,343.00 114.61%

2017 4,374,602,549,195.00 4,476,834,418,206.00 97.72%

2018 3,019,160,765,637.00 4,385,006,334,887.00 68.85%

10 TOTL

2014 1,715,896,869.00 767,849,526.00 223.47%

2015 1,979,837,997.00 866,314,623.00 228.54%

2016 2,007,949,620.00 942,610,292.00 213.02%

2017 2,232,994,466.00 1,010,099,008.00 221.07%

2018 2,176,607,420.00 1,052,110,737.00 206.88%

11 WIKA

2014 11,032,465,016.00 4,876,754,741.00 226.23%

2015 14,164,304,669.00 5,438,101,365.00 260.46%

2016 18,617,215,399.00 12,737,989,291.00 146.16%

2017 31,051,949,689.00 14,631,824,613.00 212.22%

2018 42,014,686,674.00 17,215,314,565.00 244.05%

12 WSKT

2014 9,777,062,657,796.00 2,764,978,687,052.00 353.60%

2015 20,604,904,309,804.00 9,704,206,867,664.00 212.33%

2016 44,659,793,617,499.00 16,773,218,556,948.00 266.26%

2017 75,140,936,029,129.00 22,754,824,809,495.00 330.22%

2018 95,504,462,872,769.00 28,887,118,750,867.00 330.61%

Page 198: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

180

LAMPIRAN 5 (PROFITABILITAS)

HASIL RETURN ON ASSETS (ROA) PADA SAMPEL PERUSAHAAN

TAHUN 2014-2018

No. Kode

Perusahaan

ROA

2014 2015 2016 2017 2018

1 ACST 7.05% 2.19% 2.70% 2.90% 0.24%

2 ADHI 3.17% 2.77% 1.57% 1.82% 2.14%

3 CTRA 7.62% 6.63% 4.03% 3.20% 3.80%

4 MTLA 5.63% 6.63% 8.00% 11.15% 9.85%

5 NRCA 15.10% 9.94% 4.74% 6.55% 5.23%

6 PTPP 3.66% 4.41% 3.68% 4.13% 3.73%

7 PWON 15.50% 7.46% 8.61% 8.67% 11.30%

8 SMRA 10.19% 5.67% 2.91% 2.46% 2.96%

9 SSIA 8.61% 5.93% 1.40% 14.02% 1.21%

10 TOTL 6.66% 6.72% 7.50% 7.13% 6.33%

11 WIKA 4.68% 3.59% 3.86% 2.97% 3.50%

12 WSKT 4.08% 3.46% 2.95% 4.29% 3.71%

Page 199: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

181

PERHITUNGAN RETURN ON ASSETS (ROA)

𝑅𝑂𝐴 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

No. Kode

Perusahaan Tahun Earning After Tax Total Asset ROA

1 ACST

2014 103,897.00 1,473,649.00 7.05%

2015 42,222.00 1,929,498.00 2.19%

2016 67,555.00 2,503,171.00 2.70%

2017 153,791.00 5,306,479.00 2.90%

2018 21,419.00 8,936,391.00 0.24%

2 ADHI

2014 331,660,506,417.00 10,458,881,684,274.00 3.17%

2015 465,025,548,006.00 16,761,063,514,879.00 2.77%

2016 315,107,783,135.00 20,037,690,162,169.00 1.57%

2017 517,059,848,207.00 28,332,948,012,950.00 1.82%

2018 645,029,449,105.00 30,118,614,769,882.00 2.14%

3 CTRA

2014 1,794,594.00 23,538,715.00 7.62%

2015 1,740,300.00 26,258,718.00 6.63%

2016 1,170,706.00 29,072,250.00 4.03%

2017 1,018,529.00 31,872,302.00 3.20%

2018 1,302,702.00 34,289,017.00 3.80%

4 MTLA

2014 182,976,075.00 3,250,885,371.00 5.63%

2015 239,982,607.00 3,620,742,578.00 6.63%

2016 316,514,414.00 3,958,293,178.00 8.00%

2017 537,521,885.00 4,819,145,802.00 11.15%

2018 511,352,185.00 5,193,962,740.00 9.85%

5 NRCA

2014 278,480,855,617.00 1,844,708,044,787.00 15.10%

2015 198,307,255,707.00 1,995,091,384,706.00 9.94%

2016 101,091,266,970.00 2,134,213,795,106.00 4.74%

2017 153,443,549,305.00 2,342,166,843,820.00 6.55%

2018 117,967,950,221.00 2,254,711,765,640.00 5.23%

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 200: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

182

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun Earning After Tax Total Asset ROA

6 PTPP

2014 12,246,257,140,859.00 2,332,897,595,346.00 3.66%

2015 14,011,688,556,539.00 5,147,295,946,386.00 4.41%

2016 20,436,609,059,979.00 10,796,157,507,411.00 3.68%

2017 27,539,670,430,514.00 14,243,110,484,597.00 4.13%

2018 36,233,538,927,553.00 16,315,611,975,419.00 3.73%

7 PWON

2014 8,494,161,487.00 8,276,581,051.00 15.50%

2015 9,323,066,490.00 9,455,055,977.00 7.46%

2016 9,654,447,854.00 11,019,693,800.00 8.61%

2017 10,567,227,711.00 12,791,490,025.00 8.67%

2018 9,706,398,758.00 15,311,681,466.00 11.30%

8 SMRA

2014 9,456,215,921.00 6,416,455,956.00 10.19%

2015 11,228,512,108.00 7,529,749,914.00 5.67%

2016 12,644,764,172.00 8,165,555,485.00 2.91%

2017 13,309,208,657.00 8,353,742,063.00 2.46%

2018 14,238,537,503.00 9,060,704,565.00 2.96%

9 SSIA

2014 2,984,572,404,507.00 3,008,720,349,648.00 8.61%

2015 3,125,923,913,442.00 3,337,999,551,548.00 5.93%

2016 3,842,621,248,275.00 3,352,827,079,343.00 1.40%

2017 4,374,602,549,195.00 4,476,834,418,206.00 14.02%

2018 3,019,160,765,637.00 4,385,006,334,887.00 1.21%

10 TOTL

2014 1,715,896,869.00 767,849,526.00 6.66%

2015 1,979,837,997.00 866,314,623.00 6.72%

2016 2,007,949,620.00 942,610,292.00 7.50%

2017 2,232,994,466.00 1,010,099,008.00 7.13%

2018 2,176,607,420.00 1,052,110,737.00 6.33%

11 WIKA

2014 11,032,465,016.00 4,876,754,741.00 4.68%

2015 14,164,304,669.00 5,438,101,365.00 3.59%

2016 18,617,215,399.00 12,737,989,291.00 3.86%

2017 31,051,949,689.00 14,631,824,613.00 2.97%

2018 42,014,686,674.00 17,215,314,565.00 3.50%

12 WSKT

2014 9,777,062,657,796.00 2,764,978,687,052.00 4.08%

2015 20,604,904,309,804.00 9,704,206,867,664.00 3.46%

2016 44,659,793,617,499.00 16,773,218,556,948.00 2.95%

2017 75,140,936,029,129.00 22,754,824,809,495.00 4.29%

2018 95,504,462,872,769.00 28,887,118,750,867.00 3.71%

Page 201: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

183

LAMPIRAN 6 (NILAI PERUSAHAAN)

HASILTOBIN’S Q PADA SAMPEL PERUSAHAAN

TAHUN 2014-2018

No. Kode

Perusahaan

TOBIN’S Q

2014 2015 2016 2017 2018

1 ACST 1.7698 1.4380 1.2688 1.0537 0.9621

2 ADHI 1.3517 0.9220 1.1009 1.0297 0.9787

3 CTRA 1.3020 1.3554 1.2170 1.2022 1.0613

4 MTLA 1.4034 0.8433 1.0524 1.0098 0.9982

5 NRCA 1.9686 1.7107 1.4114 1.0508 0.9025

6 PTPP 1.9854 1.7686 1.7831 1.8647 1.5815

7 PWON 1.9773 1.8676 1.5262 1.2437 1.1096

8 SMRA 1.3380 1.0041 0.8178 0.7680 0.7255

9 SSIA 1.3380 1.0041 0.8178 0.7680 0.7255

10 TOTL 2.2285 1.4325 1.5647 1.3825 1.2656

11 WIKA 2.0107 1.5507 1.2689 0.9841 0.9600

12 WSKT 1.8910 1.4277 1.2904 1.0740 0.9511

Page 202: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

184

PERHITUNGAN NILAI PERUSAHAAN (TOBIN’S Q)

𝑄 =𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

No. Kode

Perusahaan Tahun

Harga

saham

per

lembar

Jumlah Saham

Beredar MVE

Debt

(Total Liability) Total Asset

Tobin’s

Q

1 ACST

2014 3,553 500,000,000 1,776,500,000,000 831,601,000,000 1,473,649,000,000 1.7698

2015 3,020 500,000,000 1,510,000,000,000 1,264,639,000,000 1,929,498,000,000 1.4380

2016 2,820 700,000,000 1,974,000,000,000 1,201,946,000,000 2,503,171,000,000 1.2688

2017 2,460 700,000,000 1,722,000,000,000 3,869,352,000,000 5,306,479,000,000 1.0537

2018 1,555 700,000,000 1,088,500,000,000 7,509,598,000,000 8,936,391,000,000 0.9621

2 ADHI

2014 2,953 1,801,320,000 5,319,297,960,000 8,818,101,139,073 10,458,881,684,274 1.3517

2015 2,140 1,801,320,000 3,854,824,800,000 11,598,931,718,043 16,761,063,514,879 0.9220

2016 2,080 3,560,849,376 7,406,566,702,080 14,652,655,996,381 20,037,690,162,169 1.1009

2017 1,885 3,560,849,376 6,712,201,073,760 22,463,030,586,953 28,332,948,012,950 1.0297

2018 1,585 3,560,849,376 5,643,946,260,960 23,833,342,873,624 30,118,614,769,882 0.9787

3 CTRA

2014 1,237 15,165,815,994 18,760,114,384,578 11,886,278,000,000 23,538,715,000,000 1.3020

2015 1,460 15,330,659,837 22,382,763,362,020 13,208,497,000,000 26,258,718,000,000 1.3554

2016 1,335 15,425,291,220 20,592,763,778,700 14,786,855,000,000 29,072,250,000,000 1.2170

2017 1,185 18,560,303,397 21,993,959,525,445 16,321,729,000,000 31,872,302,000,000 1.2022

2018 1,010 18,560,303,397 18,745,906,430,970 17,644,741,000,000 34,289,017,000,000 1.0613

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 203: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

185

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun

Harga

saham

per

lembar

Jumlah Saham

Beredar MVE

Debt

(Total Liability) Total Asset

Tobin’s

Q

4 MTLA

2014 441 7,579,333,000 3,342,485,853,000 1,219,945,607,000 3,250,885,371,000 1.4034

2015 215 7,655,126,330 1,645,852,160,950 1,407,525,853,000 3,620,742,578,000 0.8433

2016 354 7,655,126,330 2,709,914,720,820 1,455,890,648,000 3,958,293,178,000 1.0524

2017 398 7,655,126,330 3,046,740,279,340 1,819,793,556,000 4,819,145,802,000 1.0098

2018 448 7,655,126,330 3,429,496,595,840 1,755,200,333,000 5,193,962,740,000 0.9982

5 NRCA

2014 1,160 2,480,000,146 2,876,800,169,360 861,275,434,566 1,844,708,044,787 1.9686

2015 625 2,496,257,846 1,560,161,153,750 908,458,231,529 1,995,091,384,706 1.7107

2016 330 2,496,258,344 823,765,253,520 992,553,991,254 2,134,213,795,106 1.4114

2017 380 2,496,258,344 948,578,170,720 1,139,310,048,741 2,342,166,843,820 1.0508

2018 386 2,496,258,344 963,555,720,784 1,046,474,842,586 2,254,711,765,640 0.9025

6 PTPP

2014 3,398 4,842,436,500 16,454,599,227,000 12,246,257,140,859 14,579,154,736,205 1.9854

2015 3,875 4,842,436,500 18,764,441,437,500 14,011,688,556,539 19,158,984,502,925 1.7686

2016 3,810 6,199,897,354 23,621,608,918,740 20,436,609,059,979 31,215,671,256,566 1.7831

2017 2,640 6,199,897,354 16,367,729,014,560 27,539,670,430,514 41,782,780,915,111 1.8647

2018 1,805 6,199,897,354 11,190,814,723,970 36,233,538,927,553 52,549,150,902,972 1.5815

7 PWON

2014 515 48,159,602,400 24,802,195,236,000 8,494,161,487,000 16,770,742,538,000 1.9773

2015 496 48,159,602,400 23,887,162,790,400 9,323,066,490,000 18,778,122,467,000 1.8676

2016 565 48,159,602,400 27,210,175,356,000 9,654,447,854,000 20,674,141,654,000 1.5262

2017 685 48,159,602,400 32,989,327,644,000 10,567,227,711,000 23,358,717,736,000 1.2437

2018 620 48,159,602,400 29,858,953,488,000 9,706,398,758,000 25,018,080,224,000 1.1096

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 204: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

186

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun

Harga

saham

per

lembar

Jumlah Saham

Beredar MVE

Debt

(Total Liability) Total Asset

Tobin’s

Q

8 SMRA

2014 1,520 14,426,781,680 21,928,708,153,600 9,456,215,921,000 15,872,671,877,000 1.3380

2015 1,650 14,426,781,680 23,804,189,772,000 11,228,512,108,000 18,758,262,022,000 1.0041

2016 1,325 14,426,781,680 19,115,485,726,000 12,644,764,172,000 20,810,319,657,000 0.8178

2017 945 14,426,781,680 13,633,308,687,600 13,309,208,657,000 21,662,950,720,000 0.7680

2018 805 14,426,781,680 11,613,559,252,400 14,238,537,503,000 23,299,242,068,000 0.7255

9 SSIA

2014 1,070 4,705,249,440 5,034,616,900,800 2,984,572,404,507 5,993,292,754,155 1.3380

2015 715 4,705,249,440 3,364,253,349,600 3,125,923,913,442 6,463,923,464,990 1.0041

2016 434 4,705,249,440 2,042,078,256,960 3,842,621,248,275 7,195,448,327,618 0.8178

2017 515 4,705,249,440 2,423,203,461,600 4,374,602,549,195 8,851,436,967,401 0.7680

2018 500 4,705,249,440 2,352,624,720,000 3,019,160,765,637 7,404,167,100,524 0.7255

10 TOTL

2014 1,120 3,410,000,000 3,819,200,000,000 1,715,896,869,000 2,483,746,395,000 2.2285

2015 615 3,410,000,000 2,097,150,000,000 1,979,837,997,000 2,846,152,620,000 1.4325

2016 765 3,410,000,000 2,608,650,000,000 2,007,949,620,000 2,950,559,912,000 1.5647

2017 660 3,410,000,000 2,250,600,000,000 2,232,994,466,000 3,243,093,474,000 1.3825

2018 560 3,410,000,000 1,909,600,000,000 2,176,607,420,000 3,228,718,157,000 1.2656

11 WIKA

2014 3,408 6,149,225,000 20,956,558,800,000 11,032,465,016,000 15,909,219,757,000 2.0107

2015 2,640 6,149,225,000 16,233,954,000,000 14,164,304,669,000 19,602,406,034,000 1.5507

2016 2,360 8,969,951,372 21,169,085,237,920 18,617,215,399,000 31,355,204,690,000 1.2689

2017 1,550 8,969,951,372 13,903,424,626,600 31,051,949,689,000 45,683,774,302,000 0.9841

2018 1,655 8,969,951,372 14,845,269,520,660 42,014,686,674,000 59,230,001,239,000 0.9600

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 205: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

187

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun

Harga

saham

per

lembar

Jumlah Saham

Beredar MVE

Debt

(Total Liability) Total Asset

Tobin’s

Q

12 WSKT

2014 1,433 9,727,504,205 13,939,513,525,765 9,777,062,657,796 12,542,041,344,848 1.8910

2015 1,670 13,572,493,310 22,666,063,827,700 20,604,904,309,804 30,309,111,177,468 1.4277

2016 2,550 13,573,654,550 34,612,819,102,500 44,659,793,617,499 61,433,012,174,447 1.2904

2017 2,210 13,573,902,600 29,998,324,746,000 75,140,936,029,129 97,895,760,838,624 1.0740

2018 1,680 13,573,902,600 22,804,156,368,000 95,504,462,872,769 124,391,581,623,636 0.9511

Page 206: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

188

LAMPIRAN 7 (KEBIJAKAN DIVIDEN)

HASIL DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA SAMPEL PERUSAHAAN

TAHUN 2014-2018

No. Kode

Perusahaan

DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR)

2014 2015 2016 2017 2018

1 ACST 20.00% 13.10% 27.03% 17.73% 19.23%

2 ADHI 37.01% 17.74% 30.00% 19.97% 19.99%

3 CTRA 9.20% 7.14% 8.48% 19.79% 15.63%

4 MTLA 11.21% 14.88% 23.98% 14.92% 14.94%

5 NRCA 26.82% 20.48% 73.17% 63.49% 62.50%

6 PTPP 19.97% 19.00% 24.04% 20.03% 20.02%

7 PWON 8.62% 17.18% 12.97% 15.43% 13.26%

8 SMRA 20.83% 8.43% 23.15% 19.92% 16.08%

9 SSIA 20.16% 14.99% 82.21% 7.92% 86.42%

10 TOTL 61.88% 71.26% 68.81% 69.73% 65.37%

11 WIKA 20.22% 19.99% 20.87% 20.00% 20.00%

12 WSKT 19.36% 17.12% 25.68% 20.13% 25.00%

Page 207: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

189

PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR)

𝐷𝑃𝑅 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝐸𝑃𝑆)

No. Kode

Perusahaan Tahun

Dividen per Lembar

Saham

Laba per Saham

(EPS) DPR

1 ACST

2014 42.00 210.00 7.05%

2015 11.00 84.00 2.19%

2016 30.00 111.00 2.70%

2017 39.00 220.00 2.90%

2018 5.00 26.00 0.24%

2 ADHI

2014 67.61 182.69 3.17%

2015 35.98 202.83 2.77%

2016 26.41 88.03 1.57%

2017 28.95 145.00 1.82%

2018 36.18 181.00 2.14%

3 CTRA

2014 8.00 87.00 7.62%

2015 6.00 84.00 6.63%

2016 4.75 56.00 4.03%

2017 9.50 48.00 3.20%

2018 10.00 64.00 3.80%

4 MTLA

2014 2.72 24.27 5.63%

2015 4.19 28.16 6.63%

2016 8.50 35.45 8.00%

2017 8.80 59.00 11.15%

2018 9.40 62.93 9.85%

5 NRCA

2014 30.04 112.00 15.10%

2015 16.38 80.00 9.94%

2016 30.00 41.00 4.74%

2017 40.00 63.00 6.55%

2018 30.00 48.00 5.23%

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 208: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

190

(Tabel Lanjutan)

No. Kode

Perusahaan Tahun

Dividen per Lembar

Saham

Laba per Saham

(EPS) DPR

6 PTPP

2014 21.97 110.00 19.97%

2015 29.07 153.00 19.00%

2016 49.52 206.00 24.04%

2017 46.88 234.00 20.03%

2018 48.45 242.00 20.02%

7 PWON

2014 4.50 52.23 8.62%

2015 4.50 26.20 17.18%

2016 4.50 34.69 12.97%

2017 6.00 38.89 15.43%

2018 7.00 52.80 13.26%

8 SMRA

2014 20.00 96.01 20.83%

2015 5.00 59.28 8.43%

2016 5.00 21.60 23.15%

2017 5.00 25.10 19.92%

2018 5.00 31.10 16.08%

9 SSIA

2014 18.00 89.29 20.16%

2015 9.71 64.77 14.99%

2016 11.00 13.38 82.21%

2017 20.00 252.39 7.92%

2018 7.00 8.10 86.42%

10 TOTL

2014 30.00 48.48 61.88%

2015 40.00 56.13 71.26%

2016 45.00 65.40 68.81%

2017 50.00 71.71 69.73%

2018 40.00 61.19 65.37%

11 WIKA

2014 20.03 99.06 20.22%

2015 20.35 101.81 19.99%

2016 33.86 162.21 20.87%

2017 26.82 134.10 20.00%

2018 38.60 193.02 20.00%

12 WSKT

2014 10.05 51.90 19.36%

2015 15.44 90.18 17.12%

2016 37.87 147.48 25.68%

2017 57.19 284.14 20.13%

2018 72.99 291.95 25.00%

Page 209: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

191

LAMPIRAN 8

HASIL OUTPUT SPSS VERSI 25

ANALISIS DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inflasi(X1) 60 3.20 6.42 4.6680 1.43940

Tax Avoidance (X2) 60 9.10 87.10 30.7577 13.07450

Risk Financial (X3) 60 51.04 537.43 183.4082 118.08841

Profitabilitas (X4) 60 .24 15.50 5.5432 3.37972

Nilai Perusahaan (Y) 60 .73 2.23 1.2944 .37951

Kebijakan Dividen (Z) 60 7.14 86.42 27.0747 20.54988

Valid N (listwise) 60

UJI ASUMSI KLASIK

Hasil Uji Normalitas

Page 210: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

192

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .30281785

Most Extreme Differences Absolute .094

Positive .094

Negative -.049

Test Statistic .094

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 211: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

193

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.03736

Cases < Test Value 29

Cases >= Test Value 30

Total Cases 59

Number of Runs 29

Z -.392

Asymp. Sig. (2-tailed) .695

a. Median

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Inflasi(X1) .886 1.128

Tax Avoidance (X2) .486 2.059

Risk Financial (X3) .604 1.656

Profitabilitas (X4) .518 1.932

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Page 212: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

194

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Scatterplot

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .078 .129 .605 .548

Inflasi(X1) .021 .017 .174 1.246 .218

Tax Avoidance

(X2)

.000 .002 .032 .172 .864

Risk Financial (X3) .000 .000 .073 .431 .668

Profitabilitas (X4) .007 .009 .133 .728 .470

a. Dependent Variable: ABRESID

Page 213: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

195

UJI HIPOTESIS

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .603a .363 .317 .31364

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X4), Inflasi(X1), Risk

Financial (X3), Tax Avoidance (X2)

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.088 4 .772 7.847 .000b

Residual 5.410 55 .098

Total 8.498 59

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

b. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X4), Inflasi(X1), Risk Financial (X3), Tax

Avoidance (X2)

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .532 .232 2.293 .026

Inflasi(X1) .117 .030 .443 3.879 .000

Tax Avoidance

(X2)

-.003 .004 -.120 -.775 .442

Risk Financial (X3) .001 .000 .299 2.160 .035

Profitabilitas (X4) .027 .017 .236 1.580 .120

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Page 214: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

196

Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Variabel Inflasi

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .537a .288 .276 .32291

a. Predictors: (Constant), Inflasi

Sesudah uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .570a .325 .289 .32011

a. Predictors: (Constant), X1*X5, Inflasi, Kebijakan Dividen

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .823 .241 3.417 .001

Inflasi .087 .050 .329 1.742 .087

Kebijakan Dividen -.009 .007 -.473 -1.211 .231

X1*X5 .003 .002 .586 1.520 .134

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Page 215: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

197

Variabel Tax Avoidance

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .170a .029 .012 .37722

a. Predictors: (Constant), Tax Avoidance

Sesudah uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .310a .096 .047 .37041

a. Predictors: (Constant), X2*X5, Tax Avoidance, Kebijakan Dividen

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.133 .197 5.747 .000

Tax Avoidance .004 .006 .130 .643 .523

Kebijakan Dividen .015 .008 .805 1.976 .053

X2*X5 .000 .000 -.964 -2.029 .047

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Page 216: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

198

Variabel Financial Risk

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .130a .017 .000 .37955

a. Predictors: (Constant), Risk Financial

Sesudah uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .254a .064 .014 .37678

a. Predictors: (Constant), X3*X5, Risk Financial, Kebijakan Dividen

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.422 .158 9.010 .000

Risk Financial -.001 .001 -.283 -1.015 .315

Kebijakan Dividen -.008 .005 -.450 -1.603 .115

X3*X5 5.328E-5 .000 .624 1.668 .101

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Page 217: PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN …

199

Variabel Profitabilitas

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Sebelum uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .280a .079 .063 .36743

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas

Sesudah uji MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .397a .158 .113 .35751

a. Predictors: (Constant), X4*X5, Profitabilitas, Kebijakan Dividen

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.323 .147 9.015 .000

Profitabilitas -.007 .022 -.065 -.332 .741

Kebijakan Dividen -.009 .005 -.492 -1.962 .055

X4*X5 .002 .001 .630 2.293 .026

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan