Top Banner
Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya a. Tahap Studi Kelayakan Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa saja yang paling memberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak. Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng? Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go). Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan
26

Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Feb 21, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya

a. Tahap Studi Kelayakan

Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukanmelalui langkah-langkah sebagai berikut :

Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausahamemiliki ide untuk merintis usaha barunya. Idetersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.Misalnya peluang bisnis apa saja yang palingmemberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri,perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usahalainnya yang dianggap paling layak.

Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahapperumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misibisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnistersebut diidentifikasi? Apakah misinya untukmenciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukanmasyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakankeuntungan yang langgeng?

Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukanuntuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebutlayak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukanseperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya,yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah,menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulandalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitudilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).

Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahapmengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan

Page 2: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasiyang mengandung risiko, maka keputusan bisnisbiasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi,seperti Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present Value(NPV), Internal Rate of Return, dan sebagainya

Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkahpertama yang harus dilakukan adalah membuatperencanaan.

Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis(blue-print) yang berisikan tentang misi usaha,usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial,strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh,dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya.Perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki duafungsi penting, yaitu :

Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemenusaha

Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhanpermodalan yang bersumber dan luar.

Beberapa unsur penting dalam perencanaan usaha, yaitu:

- Ringkasan eksekutif (executive summary)- Pernyataan misi (mission statement)

Page 3: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

- Lingkungan usaha (business environment)- Perencanaan pemasaran (marketing plan)- Tim manajemen (management team).- Data finansial (financial data).- Aspek-apek legal (legal consideration).- Jaminan asuransi (insurance requirements).- Orang-orang penting (key person).- Pemasok (supliers).- Risiko (risk).

b. Profil Usaha Kecil

Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahannya masing-masing. Usaha kecil telah didefinisikan dengan carayang berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.

Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 14),

“A small business is one which independently ownedand operated and is not dominant in its field”.

“Small Business Development Centre” University ofWinconsin-Madison, perusahaan kecil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: “Greater potential, greaterrisk, limited access to capital, one or few managers,and less able to survive major mistakes”.

M. Kusman Sulaeman (1988-1989:43), mengemukakanbeberapa ciri pekerjaan manajerial dari usaha kecil,yaitu :

“No training, job is directly important, challenging,satisfying, less formal work, much operating, mixed

Page 4: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

works, direct contact, informal communication, andmuch more telephone, sales less than $200 m,earning/share is low, less diversified production,less conservative financing method, and marketposition is weak, more operational, routine work,authoritarian, short term thinking, and operatingorientation”.

Di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteriayang baku mengenai usaha kecil, Berbagai instansimenggunakan batasan dan knitenia menunut fokuspenmasalahan yang dituju. Dalam Undang-undang No.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil disebutkanbeberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha, atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS)mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran tenagakerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang terdiri(termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pekerjapemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan industriyang memiliki tenaga kerja kurang dan 5 orangdiklasifikasikan sebagai industri rumah tangga (homeindus¬tri). Berbeda dengan klasifikasi yangdikemukakan oleh Stanley dan Morse, bahwa industriyang menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk

Page 5: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

industri kerajinan numah tangga. Industri kecilmenyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99orang, dan industri besar menyerap tenaga kerja 100orang lebih.

Pada usaha kecil, manajer yang mengoperasikanperusahaan adalah pemilik, majikan, dan investor yangme-ngambil berbagai keputusannya secara mandiri.Jumlah modal yang diperlukan juga biasanya relatifkecil dan hanya dari beberapa sumber saja. Karenapermodalan relatif kecil dan dikelola secanamandiri, maka daerah operasinya juga adalah lokal,majikan dan karyawan tinggal dalam suatu daerah yangsama, bahan baku lokah dan pemasarannyapun hanya padalokasi/daerah tertentu. Akan tetapi, secarakeseluruhan meru-pakan sektor yang mampu menyeraptenaga kerja lokal yang cukup besar dan tersebar.

Komisi untuk Perkembangan Ekonomi (Commity forEconomic Development—CED), mengemukakan kriteriausaha kecil sebagai berikut:

1) Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik.

2) Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompokkecil.

3) Daerah operasi bersifat lokal.

4) Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.

Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil

Page 6: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:

- Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila adaperubahan, misalnya perubahan produk baru,teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usahakecil bisa bertindak dengan cepat untukmenyesuaikan dengan keadaan yang berubahtersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar,tindakan cepat tersebut susah dilakukan.

- Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, iadapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produkusaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat lokal. Beberapaperusahaan kecil di antaranya menggunakan bahanbaku dan tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau impor.

- Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumberdaya lainnya kebanyakan lokal, maka perusahaankecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan bakuimpor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahalsebagai akibat tingginya nilai mata uang asing,maka kenaikan mata uang asing tersebut dapatdijadikan peluang dengan memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.

Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :

Page 7: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

1.Aspek kelemahan struktural . Kelemahan dalamstruktur perusahaan misalnya kelemahan dalambidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalampengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi danpenguasaan teknologi, kesulitan mencaripermodalan, tenaga kerja masih lokal, danterbatasnya akses pasar. Kelemahan faktorstruktural yang satu saling terkait dengan faktoryang lain kemudian membentuk lingkaranketergantungan yang tidak berujung pangkal danmembuat usaha kecil terdominasi dan rentan.

Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecilyang paling menonjol adalah kurangnya permodalan.Akibatnya terjadi ketergantungan pada kekuatanpemilik modal. Karena pemilik modal juga lebihmenguasai sumber-sumber bahan baku dan dapatmengusahakan bahan baku, maka pengusaha kecilmemiliki ketergan-tungan pada pemilik modal yangsekaligus penguasa bahan baku. Akibat danketergantungan tersebut, otomatis harga jual produkyang dihasilkan usaha kecil secara tidak langsungditentukan oleh penguasa pasar dan pemilik modal,maka terjadilah pasar monopsoni.

Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusahakecil ditentukan oleh batas harga jual produk danbatas harga beli bahan baku. Terjadilah repatriasikeuntungan yang mengakibatkan permodalan usaha keciljumlahnya tetap kecil. Kondisi tersebut mengakibatkanketengantungan pengusaha kecil yang menjadi buruhpada perusahaan sendiri dengan upah yang ditentukan

Page 8: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

oleh batas keuntungan dari pemilik modal sekaliguspenguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan baku.

2.Aspek kelemahan Kultural . Kelemahan kulturalmengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahankultural mengakibatkan kurangnya akses informasidan lemahnya berbagai persyaratan lain gunamemperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahanbaku, seperti:

a.Informasi peluang dan cara memasarkan produk.b.Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik,

murah, dan mudah didapat.c.Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan

pengusaha besar dalam menjalin hubungankemitraan.

d.Informasi tentang tata cara pengembangan produk,baik desain, kualitas, maupun kemasannya.

e.Informasi untuk menambah sumber permodalan denganpersyaratan yang terjangkau.

c. Pengembangan Usaha Kecil

Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahliekonomi dan manajemen modern tentang cara meraihkeberhasilan usaha kecil dalam mempertahankaneksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsepstrategi bersaing dikemu-kakan bahwa keberhasilansuatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuaninternal. Untuk menghadapi kondisi jangka panjang dandinamis, perusahaan harus dikembangkan melaluistrategi yang berbasis pada pengembangan sumber dayainternal secara superior (internal resource-based

Page 9: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

strategy) untuk menciptakan kompetensi inti (corecompetency).

Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional sepertisekarang ini, baik teori dynamic strategy maupunteori resource-based strategy sangat relevan bilakhusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil.Menurut teori resources-based strategy, agarperusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus,maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitasinternal yang supe¬rior, yang tidak transparan, sukarditiru atau dialihkan oleh pesaing dan memberi dayasaing jangka panjang (futuristik) yang kuat danmelebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalamsituasi eksternal yang bergejolak.

Agar perusahaan kecil berhasil take-off, makaharus ada usaha khusus yang diarahkan untuk survival,consolidation, control, planning, dan expectation.Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen,yaitu mengubah pemilik sebagai pengusaha (owners asbusinessman) yang merekrut tenaga dan diberi wewenangsecara jelas. Perubahan yang dilakukan, yaitu :bidang pemasaran harus mengubah getting customermenjadi improve competitive situation, bidangkeuangan tahap cash flow berubah menjadi tahaptighten financial control, improve margin, andcontrol cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harussudah ventura capital (Yuyun Wirasasmita,1993: 2)

Menurut teori the design school, perusahaan harusmendesain strategi perusahaan yang ‘fit” antarapeluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan

Page 10: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

internal yang memadai yang didukung denganmenumbuhkan kapabilitas inti (core competency) yangmerupakan kompetensi khusus (distinctive competency)dan pengelohaan sumber daya perusahaan.

Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamisseperti sekarang, perusahaan harus menekankan padastrategi pengembangan kompetensi inti (building corecompetency), yaitu pengetahuan dan keunikan untukmenciptakan keunggulan. Keunggulan tersebut dapatdiciptakan melalui “The New 7-S’ strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :

a.Superior stakeholder satisfaction, yaitumengutamakan kepuasan stakeholder.

b.Strategic sooth saying, yaitu merancang strategiyang membuat kejutan atau yang mencengangkan.

c.Position for speed, yaitu posisi untukmengutamakan kecepatan.

d.Position for surprise, yaitu posisi untuk membuatkejutan.

e.Shifting the role of the game, yaitu strategiuntuk mengadakan perubahan/pergeseran peran yangdimainkan.

f.Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikantujuan dan strategi.

g.Simultanous and sequential strategic thrusts,yaitu membuat rangkaian penggerak/pendorongstrategi secara simultan dan berurutan

BAB IV

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

Page 11: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

1. Bagaimana cara memasuki dunia usaha? Berikancontoh pada pengusaha dan perusahaan yang saudarapilih tentang cara mereka memasuki dunia usaha!

2. Jelaskan profil usaha kecil dan modelpengembangannya! Berikan gambaran profil dan modelpengembangan usaha oleh pengusaha dan perusahaan yangsaudara pilih!

3. Bagaimana kerangka pengembangan usaha kecil?Berikan gambaran dari pengusaha dan perusahaan yangsaudara pilih!

4. Jelaskan tantangan untuk mendirikan usaha baru!Berikan gambaran pada pengusaha dan perusahaan yangsaudara pilih!

5. Jelaskan kegagalan dalam mendirikan usaha baru!Berikan gambaran kegagalan yang pernah dialami olehpengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!

6. Jelaskan rencana pengembangan usaha yang saudarapilih!

JAWABAN:

1. - Merintis usaha baru (starting)

- Memasuki bisnis keluarga

- Kerjasama Management (franchaising)

- Membeli perusahaan orang lain (buying)

Perusahaan yang kami pilih termasuk ke merintis usahabaru, karena kami memulai semuanya dari awal,

Page 12: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

2. Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahan masing-masing.

Menurut UU no.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil,menyebutkan :

a). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan tempat usaha,atau b). Memiliki hasil penjualan tahunan palingbanyak Rp.1.000.000.000,-

Dari hasil penelitian, mahasiswa sulit untuk mau

dan memulai wirausaha dengan alasan mereka tidak di

ajar dan di rangsang untuk berusha sendiri.Hal ini di

dukung oleh lingkungan budaya masyarakat dan keluarga

yang dulu selalu ingin anaknya menjadi anak gajian

atau menjadi seorang pegawai negeri. Disisi lain,

para orang tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman

dan pengetahuan untuk berusaha.

Sementara itu, pemerintah kurang begitu tanggap untuk

mengubah pola pikir masyarakat. Kalaupun ada,

sebagian kecil baru di mulai tahun 1990-an. Baik

melalui materi kuliah atau cara-cara lain. Baru pada

tahun 2000-an kegiatan wirausaha mulai di galakakan

lagi. Dalam hal pendidikan kewirausahaan (entre

preneurship), indonesia tertinggal jauh di bandingkan

luar negri, bahkan di beberapa negara pendidikan

Page 13: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

tersebut telah dilakukan puluhan tahun yg lalu.

Misalnya, di negara-negara eropa dan amerika serikat

utara pendidikan kewirausahaan telah di mulai sejak

tahun 1970-an, bahkan di amerika serikat lebih dari

500 sekolah sudah mengajarkan MataKuliah

kewirausahaan era tahun 1990-an. Hasilnya kita patut

bersyukur bahwa dewasa ini sudah mulai berdiri

beberapa sekolah yang memang berorientasi untuk

menjadikan hasil mahasiswanya sebagai calon pengusaha

unggul setelah pendidikan.

a.      Menggambarkan langkah-langkah memasuki dunia

usaha

Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai

suatu usaha atau memasuki dunia usaha:

Merintis usaha baru (starting)

1.Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship),

bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola

sendiri oleh seseorang.

2.Persekutuan (partnership), suatu kerjasama

(aosiasi) dua orang atau lebih yang secara

bersama-sama menjalankan usaha bersama.

Page 14: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

3.Perusahaan berbadan hukum (corporation),

perusahaan yang didirikan atas dasar badan

hukum dengan modal saham-saham.

Memasuki Bisnis Keluarga

Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)

Kerjasama manajemen (franchising)

b.      Mengenal cara merintis usaha baru dan modelpengembangannyaWirausaha adalah seseorang yang mengorganisir,

mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko

untuk tumbuh dan berkembang.

Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner

manager) atau pelaksana usaha kecil (small business

operator), ia harus memiliki:

Kecakapan untuk bekerja

Kemampuan mengorganisir

Kreatif

Lebih menyukai tantangan

Menurut hasil survei Peggy Lambing:

Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide

bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika

bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat

profesional lainnya.

Page 15: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka

merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.

Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai

usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46%

lagi karena hobi.

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang

digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan

mendirikan usaha baru:

Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu

pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang

menentukan keberhasilan usaha.

Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition”

yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide

merespon kebutuhan pasar sebagai kunci

keberhasilan.

Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai

usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki

kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough,

kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

Kemampuan teknik

Kemampuan pemasaran

Kemampuan finansial

Page 16: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Kemampuan hubungan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan:

Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki,

diantaranya:

1.Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan,

perikanan, dan perkebunan).

2.Bidang usaha pertambangan (galian pasir,

galian tanah, batu, dan bata).

3.Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan,

sintesis).

4.Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan,

jembatan, pengairan, jalan raya).

5.Bidang usaha perdangan (retailer, grosir,

agen, dan ekspor-impor).

6.Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi,

dan koperasi).

7.Bidang jasa perseorangan (potong rambut,

salon, laundry, dan catering).

8.Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan,

pergudangan, wartel, dan distribusi).

Page 17: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

9.Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa

parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik

wisata dan usaha sarana wisata).

Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih

Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,

diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua

macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas),

perseroan, dan firma.

Tempat usaha yang akan dipilih

Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan, diantaranya:

1.Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau

oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?

2.Apakah tempat usaha dekat dengan sumber

tenaga kerja?

3.Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan

penolong lainnya seperti alat pengangkut dan

jalan raya

Organisasi usaha yang akan digunakan.

Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada

lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha.

Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas

Page 18: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah

fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan

maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi

semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.

Lingkungan usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun

penghambat jalannya perusahaan.Lingkungan yang dapat

mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah

lingkungan mikro dan lingkungan makro.

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan

langsung dengan operasional perusahaan, seperti

pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer,

direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan

lainnya.

Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan

yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara

keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan

teknologi, lingkungan sosial, lingkungan

sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

Ada dua pendekatan utama yang digunakan para

wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan

usaha baru, yaitu :

Page 19: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

1.Pendekatan berdasarkan pengalaman, ketrampilan,

kemampuan, dan latar belakangnya sendiri dalam

menentukan jenis usaha yang akan dirintis

2.Pendekatan berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu

pendekatan yang menekankan pada pengamatan

lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer

menjadi peluang-peluang bisnis

c.Membeli perusahaan yang sudah didirikan

Membeli perusahaan yang sudah didirikan yaitu

membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis

atau diorganisir oleh orang lain dengan nama

(goodwill) dan organisasi yang sudah ada. Trend

membeli bisnis ini pada tahun 1990 merupakan tahun

semakin banyaknya orang baru menjadi

pengusaha.Membeli bisnis bukanlah hal yang

mudah.Sering kali antara pengusaha yang menjual dan

yang membeli perusahaan sulit untuk mendapatkan

kesepakatan bersama, sehingga diperlukan waktu yang

cukup lama untuk menganalisa perusahaan tersebut.

Banyak alasan mengapa sesorang memilih membeli

perusahaan yang sudah ada dari pada mendirikan atau

merintis usaha baru, antara lain :

Page 20: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

- Resiko lebih rendah karena telah mengetahui

jalannya perusahaan melalui analisa dan surve

perusahaan yang telah dilakukan sebelum melakukan

pembelian.

- Lebih mudah. Untuk mendirikan suatu perusahaan

tidaklah mudah, dibutuhkan berbagai proses seperti

ijin usaha, penentuan jenis usaha, lokasi perusahaan

dan lain – lain. Inilah mengapa pengusaha banyak yang

memilih untuk membeli perusahaan yang sudah didirikan

karena tinggal menjalankan atau meneruskan

operasionalnya.

- Memiliki peluang untuk membeli dengan harga

yang bisa ditawar.

Membeli perusahaan yang sudah didirikan memiliki

beberapa keuntungan bila membeli perusahaan yang

sudah berkembang dengan harga yang bias ditawar

(diterima). Keuntungan lainnya adalah :

                     Telah memiliki bisnis konsumen.

Perusahaan yang sudah berdiri biasanya telah memiliki

jaringan konsumen, sehingga kita tinggal

mengembangkan jaringan tersebut.

                     Memiliki lokasi terbaik.

Page 21: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Untuk mendirikan perusahaan biasanya telah melalui

tinjau lokasi yang tepat, sehingga kita tidak perlu

lagi meninjau ulang agar dapat menghemat anggaran.

                     Memiliki karyawan yang andal

Dalam perusahaan telah ada karyawan yang melaksanakan

kegiatan operasional perusahaan, kemungkinan besar

telah memiliki keahlian dalam bidangnya masing

masing.

                     Memiliki pemasok.

Operasioanl perusahaan dapat meneruskan dari pemilik

perusahaan terdahulu, sebagaimana termasuk pemasok

yang merupakan factor penting dalam tersedianya bahan

baku dalam proses produksi.

                     Peralatan telah terpasang

Membeli perusahaan yang telah didirikan dapat

mewarisi peralatan – peralatan dalam perusahaan

sehingga tidak perlu membeli dan memasang peralatan

baru, kecuali mengganti peralatan yang telah aus.

                     Kapasitas produktif telah diketahui.

Kelanjutan proses operasional perusahaan dapat

dipelajari dari pembukuan – pembukuan operasional

terdahulu,sehingga dapat mengetahui kapasitas

produktif yang tepat

Page 22: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Adapun kerugian dari membeli perusahaan yang sudah

didirikan antara lain :

•         Sering tidak ada nilainya.

Perusahaan yang dijual sering kali perusahaan yang

mengalami pailit atau akan gulung tikar. Setelah

dibeli, kondisi perusahaan kemungkinan malah lebih

memburuk.

•         Bisnis yang dijual sering tidak

menguntungkan.

Penjual perusahaan kebanyakan menutupi kondisi bisnis

yang sedang terjadi agar nampak bisnis tersebut

lancer sehingga pembeli bersedia membeli

perusahaannya.

•         Pemilik lama memiliki citra buruk.

Karakteristik pemilik lama sedikit banyak

mempengaruhi jalannya perusahaan khususnya

dilingkungan social karena citra perusahaan tak

terlepas dari citra pemilik atau pemimpinnya.

•         Karyawan yang ada tidak sesuai.

Pemilik lama yang cocok dan puas dengan kinerja

karyawannya belum tentu juga akan demikian dengan

pemilik yang baru. Dibutuhkan refresh karyawan dan

pelatihan karyawan kembali.

•         Lokasi yang tidak sesuai.

Page 23: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

Perubahan lingkungan social dapat merubah kondisi

perusahaan termasuk lokasi perusahaan yang bias jadi

menjadi tidak sesuai dengan bisnis yang dijalankan.

•         Peralatan sudah usang.

Kebanyakan dari perusahaan yang telah didirikan

memiliki peralatan yang using akibat dari kurang

terawatnya peralatan tersebut secara berkala.Hal ini

dapat menimbulkan kerugian jika peralatan tersebut

ikut dalam perhitungan pembelian dengan nominal yang

lebih tinggi dari kondisi peralatan yang sebenarnya.

•         Inovasi sulit diterapkan.

Rutinitas yang ada dalam perusahaan yang telah

didirikan seperti proses operasioanal, kinerja

karyawan dal lain-lain dibawah pimpinan pemilik lama

dapat menimbulkan sulit untuk mengadakan inovasi demi

kemajuan perusahaan.

Oleh karena itu, sebelum melakukan kontrak jual

beli perusahaan yang telah didirikan terdapat

beberapa aspek yang harus diperhitungkan, antara lain

:

Menyangkut masalah internal (pembeli perusahaan) :

•         Pengalaman yang dimililki untuk menjalankan

perusahaan tersebut ?

Page 24: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

•         Apakah ada bisnis cocok yang dijual dalam

pasar sesuai keinginan ?

•         Seberapa kritis keberhasilan yang dapat

diraih dalam bisnis dipilih ?

Menyangkut masalah perusahaan yang akan dibeli :

•         Mengapa perusahaan dijual ?

•         Dimana lokasi perusahaan tersebut ?

•         Bagaimana kondisi perusahaan tersebut ?

•         Berapa harga rasional perusahaan yang akan

dijual dan kita mampu membeli ?

•         Bagaimana mengenai potensi produk dan jasa

perusahaan ?

•         Aspek legal yang dimiliki perusahaan ?

•         Apakah potensi keberhasilan perusahaan ada ?

•         Perubahan apa yang akan dibuat untuk

mewujudkan impian perusahaan nantinya ?

d.      Profil usaha kecil dan model pengembangannya

Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-

beda tergantung pada fokus permasalahan masing-

masing.

1.  Menurut UU no.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil,

menyebutkan :

a). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

200.000.000,- tidak termasuk tanah dan tempat usaha,

Page 25: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

atau b). Memiliki hasil penjualan tahunan paling

banyak Rp.1.000.000.000,

2. Menurut BPS (1988) usaha kecil memiliki tenaga

kerja 5 s/d 19 orang yang termasuk pekerja kasar,

pekerja pemilik dan pekerja keluarga. Perusahaan yang

memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang

diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga.

3. Menurut Stanley dan Morse industri yang menyerap

tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri kerajinan

rumah tangga, Industri kecil menyerap tenaga kerja

10-49 orang, industri sedang menyerap 50–99 orang dan

industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang atau

lebih

Sedangkan menurut Komisi Perkemba-ngan Ekonomi

mengemukakan kriteria usaha kecil sbb:

a.Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik

b.Modal disediakan oleh pemilik

c.Daerah operasi bersifat lokal

d.Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.

Selain meiliki ciri-ciri diatas usaha kecil memiliki

kekuatan dan kelemahan.

a.Kekuatan usaha kecil adalah :

Page 26: Profil Usaha Kecil dan Perkembangannya

1. memiliki kebebasan untuk bertindak

2. Fleksibel

3. Tidak mudah goncang

b. Kelemahan Usaha Kecil

1. aspek kelemahan struktural adalah kelemahan usaha

kecil dalam manajemen, organisasi, teknologi, sumber

daya dan pasar.

2. Kelemahan kultural adalah kelemahan dalam budaya

perusahaan yang kurang menceminkan perusahaan sebagai

Corporate culture.

Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan

struktural.Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya

akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan

lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran dan

bahan baku.

Sumber :http://kerajaanberbagi.blogspot.com/2012/06/merintis-usaha-baru-dan-pengembangannya.html