Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya a. Tahap Studi Kelayakan Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa saja yang paling memberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak. Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng? Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go). Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya
a. Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukanmelalui langkah-langkah sebagai berikut :
Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausahamemiliki ide untuk merintis usaha barunya. Idetersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.Misalnya peluang bisnis apa saja yang palingmemberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri,perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usahalainnya yang dianggap paling layak.
Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahapperumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misibisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnistersebut diidentifikasi? Apakah misinya untukmenciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukanmasyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakankeuntungan yang langgeng?
Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukanuntuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebutlayak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukanseperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya,yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah,menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulandalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitudilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).
Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahapmengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan
atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasiyang mengandung risiko, maka keputusan bisnisbiasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi,seperti Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present Value(NPV), Internal Rate of Return, dan sebagainya
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkahpertama yang harus dilakukan adalah membuatperencanaan.
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis(blue-print) yang berisikan tentang misi usaha,usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial,strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh,dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya.Perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki duafungsi penting, yaitu :
Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemenusaha
Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhanpermodalan yang bersumber dan luar.
Beberapa unsur penting dalam perencanaan usaha, yaitu:
- Ringkasan eksekutif (executive summary)- Pernyataan misi (mission statement)
- Lingkungan usaha (business environment)- Perencanaan pemasaran (marketing plan)- Tim manajemen (management team).- Data finansial (financial data).- Aspek-apek legal (legal consideration).- Jaminan asuransi (insurance requirements).- Orang-orang penting (key person).- Pemasok (supliers).- Risiko (risk).
b. Profil Usaha Kecil
Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahannya masing-masing. Usaha kecil telah didefinisikan dengan carayang berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 14),
“A small business is one which independently ownedand operated and is not dominant in its field”.
“Small Business Development Centre” University ofWinconsin-Madison, perusahaan kecil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: “Greater potential, greaterrisk, limited access to capital, one or few managers,and less able to survive major mistakes”.
M. Kusman Sulaeman (1988-1989:43), mengemukakanbeberapa ciri pekerjaan manajerial dari usaha kecil,yaitu :
“No training, job is directly important, challenging,satisfying, less formal work, much operating, mixed
works, direct contact, informal communication, andmuch more telephone, sales less than $200 m,earning/share is low, less diversified production,less conservative financing method, and marketposition is weak, more operational, routine work,authoritarian, short term thinking, and operatingorientation”.
Di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteriayang baku mengenai usaha kecil, Berbagai instansimenggunakan batasan dan knitenia menunut fokuspenmasalahan yang dituju. Dalam Undang-undang No.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil disebutkanbeberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS)mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran tenagakerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang terdiri(termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pekerjapemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan industriyang memiliki tenaga kerja kurang dan 5 orangdiklasifikasikan sebagai industri rumah tangga (homeindus¬tri). Berbeda dengan klasifikasi yangdikemukakan oleh Stanley dan Morse, bahwa industriyang menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk
industri kerajinan numah tangga. Industri kecilmenyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99orang, dan industri besar menyerap tenaga kerja 100orang lebih.
Pada usaha kecil, manajer yang mengoperasikanperusahaan adalah pemilik, majikan, dan investor yangme-ngambil berbagai keputusannya secara mandiri.Jumlah modal yang diperlukan juga biasanya relatifkecil dan hanya dari beberapa sumber saja. Karenapermodalan relatif kecil dan dikelola secanamandiri, maka daerah operasinya juga adalah lokal,majikan dan karyawan tinggal dalam suatu daerah yangsama, bahan baku lokah dan pemasarannyapun hanya padalokasi/daerah tertentu. Akan tetapi, secarakeseluruhan meru-pakan sektor yang mampu menyeraptenaga kerja lokal yang cukup besar dan tersebar.
Komisi untuk Perkembangan Ekonomi (Commity forEconomic Development—CED), mengemukakan kriteriausaha kecil sebagai berikut:
1) Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik.
2) Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompokkecil.
3) Daerah operasi bersifat lokal.
4) Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.
Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil
Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:
- Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila adaperubahan, misalnya perubahan produk baru,teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usahakecil bisa bertindak dengan cepat untukmenyesuaikan dengan keadaan yang berubahtersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar,tindakan cepat tersebut susah dilakukan.
- Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, iadapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produkusaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat lokal. Beberapaperusahaan kecil di antaranya menggunakan bahanbaku dan tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau impor.
- Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumberdaya lainnya kebanyakan lokal, maka perusahaankecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan bakuimpor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahalsebagai akibat tingginya nilai mata uang asing,maka kenaikan mata uang asing tersebut dapatdijadikan peluang dengan memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.
Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :
1.Aspek kelemahan struktural . Kelemahan dalamstruktur perusahaan misalnya kelemahan dalambidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalampengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi danpenguasaan teknologi, kesulitan mencaripermodalan, tenaga kerja masih lokal, danterbatasnya akses pasar. Kelemahan faktorstruktural yang satu saling terkait dengan faktoryang lain kemudian membentuk lingkaranketergantungan yang tidak berujung pangkal danmembuat usaha kecil terdominasi dan rentan.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecilyang paling menonjol adalah kurangnya permodalan.Akibatnya terjadi ketergantungan pada kekuatanpemilik modal. Karena pemilik modal juga lebihmenguasai sumber-sumber bahan baku dan dapatmengusahakan bahan baku, maka pengusaha kecilmemiliki ketergan-tungan pada pemilik modal yangsekaligus penguasa bahan baku. Akibat danketergantungan tersebut, otomatis harga jual produkyang dihasilkan usaha kecil secara tidak langsungditentukan oleh penguasa pasar dan pemilik modal,maka terjadilah pasar monopsoni.
Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusahakecil ditentukan oleh batas harga jual produk danbatas harga beli bahan baku. Terjadilah repatriasikeuntungan yang mengakibatkan permodalan usaha keciljumlahnya tetap kecil. Kondisi tersebut mengakibatkanketengantungan pengusaha kecil yang menjadi buruhpada perusahaan sendiri dengan upah yang ditentukan
oleh batas keuntungan dari pemilik modal sekaliguspenguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan baku.
2.Aspek kelemahan Kultural . Kelemahan kulturalmengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahankultural mengakibatkan kurangnya akses informasidan lemahnya berbagai persyaratan lain gunamemperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahanbaku, seperti:
a.Informasi peluang dan cara memasarkan produk.b.Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik,
murah, dan mudah didapat.c.Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan
pengusaha besar dalam menjalin hubungankemitraan.
d.Informasi tentang tata cara pengembangan produk,baik desain, kualitas, maupun kemasannya.
e.Informasi untuk menambah sumber permodalan denganpersyaratan yang terjangkau.
c. Pengembangan Usaha Kecil
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahliekonomi dan manajemen modern tentang cara meraihkeberhasilan usaha kecil dalam mempertahankaneksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsepstrategi bersaing dikemu-kakan bahwa keberhasilansuatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuaninternal. Untuk menghadapi kondisi jangka panjang dandinamis, perusahaan harus dikembangkan melaluistrategi yang berbasis pada pengembangan sumber dayainternal secara superior (internal resource-based
strategy) untuk menciptakan kompetensi inti (corecompetency).
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional sepertisekarang ini, baik teori dynamic strategy maupunteori resource-based strategy sangat relevan bilakhusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil.Menurut teori resources-based strategy, agarperusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus,maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitasinternal yang supe¬rior, yang tidak transparan, sukarditiru atau dialihkan oleh pesaing dan memberi dayasaing jangka panjang (futuristik) yang kuat danmelebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalamsituasi eksternal yang bergejolak.
Agar perusahaan kecil berhasil take-off, makaharus ada usaha khusus yang diarahkan untuk survival,consolidation, control, planning, dan expectation.Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen,yaitu mengubah pemilik sebagai pengusaha (owners asbusinessman) yang merekrut tenaga dan diberi wewenangsecara jelas. Perubahan yang dilakukan, yaitu :bidang pemasaran harus mengubah getting customermenjadi improve competitive situation, bidangkeuangan tahap cash flow berubah menjadi tahaptighten financial control, improve margin, andcontrol cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harussudah ventura capital (Yuyun Wirasasmita,1993: 2)
Menurut teori the design school, perusahaan harusmendesain strategi perusahaan yang ‘fit” antarapeluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan
internal yang memadai yang didukung denganmenumbuhkan kapabilitas inti (core competency) yangmerupakan kompetensi khusus (distinctive competency)dan pengelohaan sumber daya perusahaan.
Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamisseperti sekarang, perusahaan harus menekankan padastrategi pengembangan kompetensi inti (building corecompetency), yaitu pengetahuan dan keunikan untukmenciptakan keunggulan. Keunggulan tersebut dapatdiciptakan melalui “The New 7-S’ strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :
b.Strategic sooth saying, yaitu merancang strategiyang membuat kejutan atau yang mencengangkan.
c.Position for speed, yaitu posisi untukmengutamakan kecepatan.
d.Position for surprise, yaitu posisi untuk membuatkejutan.
e.Shifting the role of the game, yaitu strategiuntuk mengadakan perubahan/pergeseran peran yangdimainkan.
f.Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikantujuan dan strategi.
g.Simultanous and sequential strategic thrusts,yaitu membuat rangkaian penggerak/pendorongstrategi secara simultan dan berurutan
BAB IV
MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA
1. Bagaimana cara memasuki dunia usaha? Berikancontoh pada pengusaha dan perusahaan yang saudarapilih tentang cara mereka memasuki dunia usaha!
2. Jelaskan profil usaha kecil dan modelpengembangannya! Berikan gambaran profil dan modelpengembangan usaha oleh pengusaha dan perusahaan yangsaudara pilih!
3. Bagaimana kerangka pengembangan usaha kecil?Berikan gambaran dari pengusaha dan perusahaan yangsaudara pilih!
4. Jelaskan tantangan untuk mendirikan usaha baru!Berikan gambaran pada pengusaha dan perusahaan yangsaudara pilih!
5. Jelaskan kegagalan dalam mendirikan usaha baru!Berikan gambaran kegagalan yang pernah dialami olehpengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
6. Jelaskan rencana pengembangan usaha yang saudarapilih!
JAWABAN:
1. - Merintis usaha baru (starting)
- Memasuki bisnis keluarga
- Kerjasama Management (franchaising)
- Membeli perusahaan orang lain (buying)
Perusahaan yang kami pilih termasuk ke merintis usahabaru, karena kami memulai semuanya dari awal,
2. Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahan masing-masing.
Menurut UU no.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil,menyebutkan :
a). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan tempat usaha,atau b). Memiliki hasil penjualan tahunan palingbanyak Rp.1.000.000.000,-
Dari hasil penelitian, mahasiswa sulit untuk mau
dan memulai wirausaha dengan alasan mereka tidak di
ajar dan di rangsang untuk berusha sendiri.Hal ini di
dukung oleh lingkungan budaya masyarakat dan keluarga
yang dulu selalu ingin anaknya menjadi anak gajian
atau menjadi seorang pegawai negeri. Disisi lain,
para orang tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman
dan pengetahuan untuk berusaha.
Sementara itu, pemerintah kurang begitu tanggap untuk
mengubah pola pikir masyarakat. Kalaupun ada,
sebagian kecil baru di mulai tahun 1990-an. Baik
melalui materi kuliah atau cara-cara lain. Baru pada
tahun 2000-an kegiatan wirausaha mulai di galakakan
lagi. Dalam hal pendidikan kewirausahaan (entre
preneurship), indonesia tertinggal jauh di bandingkan
luar negri, bahkan di beberapa negara pendidikan
tersebut telah dilakukan puluhan tahun yg lalu.
Misalnya, di negara-negara eropa dan amerika serikat
utara pendidikan kewirausahaan telah di mulai sejak
tahun 1970-an, bahkan di amerika serikat lebih dari
500 sekolah sudah mengajarkan MataKuliah
kewirausahaan era tahun 1990-an. Hasilnya kita patut
bersyukur bahwa dewasa ini sudah mulai berdiri
beberapa sekolah yang memang berorientasi untuk
menjadikan hasil mahasiswanya sebagai calon pengusaha
unggul setelah pendidikan.
a. Menggambarkan langkah-langkah memasuki dunia
usaha
Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai
suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
Merintis usaha baru (starting)
1.Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship),
bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola
sendiri oleh seseorang.
2.Persekutuan (partnership), suatu kerjasama
(aosiasi) dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3.Perusahaan berbadan hukum (corporation),
perusahaan yang didirikan atas dasar badan
hukum dengan modal saham-saham.
Memasuki Bisnis Keluarga
Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
Kerjasama manajemen (franchising)
b. Mengenal cara merintis usaha baru dan modelpengembangannyaWirausaha adalah seseorang yang mengorganisir,
mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko
untuk tumbuh dan berkembang.
Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner
manager) atau pelaksana usaha kecil (small business
operator), ia harus memiliki:
Kecakapan untuk bekerja
Kemampuan mengorganisir
Kreatif
Lebih menyukai tantangan
Menurut hasil survei Peggy Lambing:
Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide
bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika
bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat
profesional lainnya.
Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka
merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai
usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46%
lagi karena hobi.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru:
Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu
pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang
menentukan keberhasilan usaha.
Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition”
yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide
merespon kebutuhan pasar sebagai kunci
keberhasilan.
Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai
usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki
kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough,
kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
Kemampuan teknik
Kemampuan pemasaran
Kemampuan finansial
Kemampuan hubungan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki,
diantaranya:
1.Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan,
perikanan, dan perkebunan).
2.Bidang usaha pertambangan (galian pasir,
galian tanah, batu, dan bata).
3.Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan,
sintesis).
4.Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan,
jembatan, pengairan, jalan raya).
5.Bidang usaha perdangan (retailer, grosir,
agen, dan ekspor-impor).
6.Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi,
dan koperasi).
7.Bidang jasa perseorangan (potong rambut,
salon, laundry, dan catering).
8.Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan,
pergudangan, wartel, dan distribusi).
9.Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa
parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik
wisata dan usaha sarana wisata).
Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,
diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua
macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas),
perseroan, dan firma.
Tempat usaha yang akan dipilih
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1.Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau
oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
2.Apakah tempat usaha dekat dengan sumber
tenaga kerja?
3.Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan
penolong lainnya seperti alat pengangkut dan
jalan raya
Organisasi usaha yang akan digunakan.
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada
lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha.
Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas
dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah
fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan
maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi
semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun
penghambat jalannya perusahaan.Lingkungan yang dapat
mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah
lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan