PROFIL USAHA JASA KONVENSI (MICE) DI BALI Ni Made Eka Mahadewi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali ABSTRACT Convention business activities is emerging as a key sector of tourism and leisure industries. As one of MICE destination in Indonesia, Bali is still on the growth to be the MICE destination. The Bali conference and meetings industry has develop not less than the last decade. Interest in the industry has grown and competition has intensified. Bali has 31.000 hotel’s rooms with 830 hotels include 106 stars hotels. There are only 36 hotels in Bali provide conference and meeting facilities, include the Bali International Convention Center (BICC). According to the reference Boehme, to select the type of meeting site, Bali offer hotels with resort facilities, downtown hotel and convention center. The resort hotels and convention center criteria located in Nusa Dua area, downtown hotel in Denpasar, and some hotels in Kuta near the airport. According to the reference Cooper et al., there are four points for a place categorized as a destination, namely attraction, accessibilities, amenities, and ancillary services (4 A’s). According to Getz, there are seven elements on criteria as MICE destination, namely infrastructure, accommodation, transportation, attraction, catering, retail, and
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROFIL USAHA JASA KONVENSI (MICE) DI BALI Ni Made Eka Mahadewi
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali
ABSTRACT
Convention business activities is emerging as a key sector of tourism and leisure industries. As one of MICE destination in Indonesia, Bali is still on the growth to be the MICE destination. The Bali conference and meetings industry has develop not less than the last decade. Interest in the industry has grown and competition has intensified. Bali has 31.000 hotel’s rooms with 830 hotels include 106 stars hotels. There are only 36 hotels in Bali provide conference and meeting facilities, include the Bali International Convention Center (BICC).
According to the reference Boehme, to select the type of meeting site, Bali offer hotels with resort facilities, downtown hotel and convention center. The resort hotels and convention center criteria located in Nusa Dua area, downtown hotel in Denpasar, and some hotels in Kuta near the airport. According to the reference Cooper et al., there are four points for a place categorized as a destination, namely attraction, accessibilities, amenities, and ancillary services (4 A’s). According to Getz, there are seven elements on criteria as MICE destination, namely infrastructure, accommodation, transportation, attraction, catering, retail, and recreation/entertainment. According to Morrison et al., to be a MICE destination should have a Convention Visitor Bureau (CVB). Bali is interesting place to be visited. It is determined by its tourist attractions.
This paper was motivated by the recognition that there is a lack of empirical data on the characteristic of Bali as MICE destination. The purpose of this paper were to (1)describe the key characteristic of MICE destination and its implication on Bali, (2) describe the condition of the growth convention business in Bali.
Keyword : MICE, destination, hotel/venue, CVB
PENDAHULUAN
Bali secara internasional diakui sebagai destinasi yang menarik
untuk dikunjungi (the most wanted destination) versi majalah TIMES
tahun 2003. Bali sebagai salah satu destinasi MICE di kawasan Asia
Pacific memiliki peluang yang besar untuk meraih pangsa pasar
wisatawan konvensi. Dengan lokasi yang terletak di antara Australia dan
daerah Asia Tenggara, bukan hal yang tidak mungkin Bali bersaing
untuk hal tersebut. Potensi geografis ini dapat menjadi kekuatan bagi
Bali, ditambah dengan budayanya yang kental dengan nuansa Hindu,
merupakan keunikan yang tidak dapat dinikmati didaerah manapun.
Bali secara keseluruhan memiliki 36 hotel yang memiliki fasilitas
yang layak untuk kegiatan konvensi (Bali MICE Guide Book 2003).
Wilayah Bali yang dikenal sebagai daerah yang banyak mendatangkan
wisatawan konvensi adalah Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung,
dan Kabupaten Tabanan. Di tiga daerah ini terdapat fasilitas penunjang
kelancaran kegiatan konvensi. Wilayah kotamadya Denpasar memiliki 5
hotel dengan fasilitas konvensi, kabupaten Tabanan hanya memiliki 1
buah hotel, dan kabupaten Badung terbanyak sejumlah 30 buah hotel
(termasuk 1 venue).
Sejumlah 36 hotel yang dianggap mampu menangani kegiatan
konvensi, sebagian hotel ada yang belum berperan aktif dalam
meningkatkan kegiatan konvensi. Secara keseluruhan, Bali memiliki
fasilitas kamar hotel yang tersedia 31.000 kamar dari 830 hotel dengan
106 hotel berbintang. Dari sejumlah hotel tersebut, sebanyak 4.500 kamar
berlokasi di kawasan BTDC.
DEFINISI KONVENSI (MICE)
Untuk di Indonesia, pengertian konvensi lebih sering disebut
dengan istilah MICE. Yoeti (2000:13) mengatakan bahwa MICE
merupakan suatu rangkaian kegiatan, dimana para pengusaha atau
professional berkumpul pada suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu
permasalahan, pembahasan atau kepentingan yang sama. Sedangkan
Pendit (1999:25) mengatakan bahwa MICE adalah kegiatan konvensi,
perjalanan insentif dan pameran dalam industri pariwisata. MICE
singkatan dari Meeting, Incentive, Conference and Exhibition. Dalam
peristilahan Indonesia MICE diartikan sebagai Wisata Konvensi. Wisata
Konvensi baru berkembang setelah keluarnya UU No.9 tahun 1990
tentang Kepariwisataan. Pemerintah melalui Keputusan Menteri
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91,
merumuskan bahwa :
Kongres, Konferensi atau Konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Pasal 14 Undang-undang ini menyebutkan “Usaha Jasa Konvensi,
Perjalanan Insentif dan Pameran meliputi jasa perencanaan, penyediaan
fasilitas, jasa pelayanan, jasa penyelenggaraan konvensi, perjalanan
insentif, dan pameran. Pada umumnya kegiatan konvensi berkaitan
dengan kegiatan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi,
hiburan (entertainment), perjalanan pra- dan pasca-konferensi (pre and
post convention tours).
Hildreth (1990:342) menyatakan :
A Meeting is planned communication encounter between two or more persons for a common purpose.”
(Persidangan adalah suatu komunikasi terencana diantara dua orang atau
lebih untuk tujuan bersama). Ditambahkannya, menurut penjelasan dari
The Educational Institute of the American Hotel and Motel Association,
Meeting terdiri dari beberapa tipe, yaitu :
1. Break-out Session, adalah kelompok kecil yang dibentuk dari dari
sidang besar dengan maksud untuk membahas suatu topik.
2. Clinic, adalah sejenis lokakarya dimana stafnya menyediakan
kelompok kecil untuk dilatih dalam suatu subjek tertentu.
3. Colloqium, adalah sebuah acara dimana peserta yang menentukan isi
acara. Para pemimpin pertemuan membuat acara yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang paling sering muncul. Biasanya
mempunyai tekanan yang seimbang dalam instruksi dan diskusi.
4. Concurrent Sessions, adalah sidang-sidang yang dijadwalkan pada
waktu yang bersamaan.
5. Conference, biasanya merupakan sidang umum dan diikuti oleh
kelompok-kelompok yang saling berhadapan, dengan tujuan untuk
merencanakan, mencari fakta dan mencari pemecahan atas masalah
organisasi dan anggotanya.
6. Congress, adalah jenis pertemuan yang umumnya digunakan di
Eropa, paling sering digunakan untuk sebuah konvensi.
7. Convention, merupakan sidang umum dan pertemuan komite untuk
memecahkan masalah-masalah umum; sebagai bentuk tradisional dari
pertemuan tahunan (annual meetings)
8. Forum, merupakan sebuah diskusi beregu yang terdiri dari para ahli
pada bidang tertentu dimana menyediakan kesempatan bagi peserta
untuk berpartisipasi, dipandu oleh seorang moderator.
9. Institute, merupakan sidang umum dan kelompok diskusi untuk
beberapa materi tertentu, biasanya merupakan pengganti pendidikan
formal dimana para staf menyediakan program pelatihan.
10. Lecture, sebuah presentasi formal yang dilakukan oleh seorang ahli,
terkadang diikuti oleh sesi tanya jawab.
11. Plenary Session, bentuk pertemuan bagi semua peserta
12. Seminar, bentuk pertemuan dari suatu kelompok untuk berbagi
pegalaman dalam suatu bidang tertentu, dibawah pimpinan diskusi
yang ahli.
13. Symposium, bentuk pertemuan dengan diskusi beregu/panel oleh para
ahli dalam bidangnya, yang diberikan kepada peserta dalam jumlah
besar, bentuk partisipasi peserta lebih kecil dari sebuah forum.
14. Workshop, bentuk sidang umum yang melibatkan peserta untuk
saling berbagi pengalaman, memperoleh pengetahuan,keahlian,dan
memecahkan masalah diantara bidang tertentu.
Kegiatan incentive menurut Pendit (1999:26) adalah suatu kegiatan
perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para
karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi
mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas
perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan
exhibition adalah suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan
promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau
yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Untuk menunjang kegiatan konvensi, oleh INCCA (Indonesia
Congress and Conference Association) ditetapkan 10 destinasi MICE di
Indonesia. Selain Bali, destinasi tersebut ada di
Jakarta,Jogjakarta,Bandung,Surabaya,Batam,Sumatera Utara, Sumatera
Barat,Menado dan Makasar. Penetapan ini untuk mengantisipasi trend
global bidang MICE yang disesuaikan dengan potensi daerah masing-
masing.
PERTUMBUHAN KEGIATAN MICE
Hoyle et al. (1989:4) menyatakan pertumbuhan usaha
konvensi dan pertemuan (Meeting and Convention) sampai tahun 1960-
an masih identik dengan hotel. Pada Bali kegiatan konvensi mulai
tumbuh dan berkembang semenjak tahun 1990-an, ketika PATA
Conference dibuka di kawasan Nusa Dua, saat itu masih kawasan
tersebut masih dalam tahap pembukaan. Saat ini para perencana
pertemuan dan konvensi (meeting planner) memiliki banyak alternatif
untuk memilih tempat penyelenggaraan yang lebih sesuai dengan
- Taman Hiburan- Taman Kota- Pameran- Fasilitas budaya- Layanan
Masyarakat- Pusat Konvensi- Fasilitas olahraga
dan rekreasi- Fasilitas Belajar
Program dan Event pada atraksi permanen:- Program Perjalanan- Kegiatan bisnis- Event Olahraga- Event Pendidikan- Event Keagamaan- Event Politik- Festifal Masyarakat
- Mega Event- event Regional
Atraksi- Atraksi lokal /
aktivitas wisata- Atraksi selama
perjalanan
Kesan dan citra pariwisata
Gambar 1 Tipologi Pariwisata Event(Getz, Festivals, Special Event and Tourism,1991:45)
Dari ketujuh elemen tersebut, dikaitkan dengan kegiatan pada
sebuah destinasi MICE, wisatawan yang datang dapat menikmati 3
bagian elemen atraksi berikutnya , yaitu Ambient Attraction, Permanent
Attraction, dan event. Getz menyatakan,puas dan tidaknya peserta
kegiatan event, dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (1)Faktor Pelayanan
Mutlak (essential services), dimana peserta kegiatan merasa aman dan
sehat (safety and health), tersedia makanan dan minuman yang sesuai
dengan selera mereka (food and beverages), kemudahan komunikasi
(communication), merasa nyaman (comfort), tersedia informasi yang
dibutuhkan selama di destinasi (information), dan ada kemudahan
(accessibility),(2)Faktor Keuntungan yang bisa diperoleh dengan
melakukan kontak dengan orang lain (generic benefit), antara lain mereka
mendapatkan hal yang nyata, sejati, tidak berpura-pura (authenticity),
ritual, bertukar pendapat dan saling membutuhkan (belonging and
sharing), permainan (games), bersama-sama dalam pertunjukan seni
(spectacle),(3)Faktor keuntungan yang merupakan target yang memang
mestinya harus diperoleh oleh mereka sebagai pengunjung dalam suatu
kegiatan (targeted benefits), yaitu berupa keunikan destinasi yang dapat
dilihat langsung (uniqueness), barang-barang dagangan (merchandise),
hiburan (entertainment), dan dapat melakukan aktivitas (activities).
Gambar 2 menunjukkan pandangan peserta event terhadap
keinginan mereka terhadap event yang dilaksanakan.
Pada sisi lain, acuan yang dikemukakan oleh Cooper et.al.,Mill
et.al. dan Getz,. faktor atraksi merupakan daya tarik besar bagi
wisatawan konvensi untuk menikmati Bali (Mahadewi:2004). Sedangkan
dari sisi kepuasan, wisatawan konvensi menyatakan faktor kenyamanan
adalah faktor yang mutlak dengan penilaian yang tinggi. Sebagai sebuah
destinasi, Bali dinilai cukup tinggi memberikan kepuasan bagi wisatawan
konvensi. Pengaruh kepuasan wisatawan konvensi ini sejumlah 89%
terhadap destinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Boehme, menyatakan
hotel adalah hal utama dipentingkan dalam mendatangkan wisatawan
konvensi. Pada Bali sebagai destinasi MICE, wisatawan konvensi menilai
bahwa hotel dengan segala fasilitasnya mendapat penilaian yang
signifikan mempengaruhi kepuasan (Mahadewi:2004).
Pelayananan Mutlak (Essential services)
- Keamanan dan kesehatan - Kenyamanan- Makanan & minuman - Informasi- Kommunikasi - Aksesibilitas
Faktor Keuntungan melalui kontak dengan orang lain (Generic Benefit)