Top Banner

of 21

Profil Potensi Investasi Provinsi Maluku Utara 2009

Mar 02, 2016

Download

Documents

Bugie Pudjotomo

gambaran umum potensi investasi di propinsi maluku utara.
sebuah propinsi kaya hasil alam di bagian timur indonesia.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 1

    Profil Potensi Investasi

    Provinsi Maluku Utara

    1. Gambaran Umum

    Secara geografis Provinsi Maluku Utara terletak di antara 3 Lintang Utara - 3 Lintang Selatan dan124 - 129 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah : Samudera Pasifik di sebelah Utara, Laut Seram di sebelah Selatan, Laut Halmahera di sebelah Timur, Laut Maluku di sebelah Barat. Provinsi Maluku Utara mempunyai luas wilayah 145.818,1 km, terdiri dari 45.087,66 km (30,92 %) wilayah daratan dan 100.731,44 km (69,08 %) wilayah perairan. Provinsi Maluku Utara terbagi menjadi 6 kabupaten, yaitu Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan serta Kabupaten Kepulauan Sula dan 2 wilayah kota, yaitu Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan, dengan 95 wilayah kecamatan, 690 desa dan 84 kelurahan. Jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara berdasarkan hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun 2002 mencapai 869.235 jiwa dengan penduduk usia kerja sejumlah 542.568 jiwa yang terdiri dari 260.554 jiwa perempuan dan 282.024 jiwa laki-laki. Jumlah angkatan kerja sebesar 379.968 jiwa dimana sejumlah 28.623 jiwa berstatus pencari kerja. Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Utara atas dasar harga konstan pada tahun 2003 sebesar 918.621 miliar rupiah, meningkat 3,08% dari tahun 2002, dimana kontribusi terbesar didapat dari Sektor Pertanian 28,74%, Sektor Perdagangan, hotel dan Restoran 23,14% dan Sektor Industri sebesar 18,59%. Angka Perkapita Bruto penduduk Maluku Utara (atas dasar harga konstan 1993) pada tahun 2003 sebesar Rp. 1.115.382. Pada tahun 2004 nilai ekspor Provinsi Maluku Utara mencapai US$ 83.783 yang sebagian besar berasal dari komoditi kayu lapis (US$ 26.285), nikel (US$ 51.794) dan kayu olahan (US$ 4.511). Apabila dilihat dari negara tujuan, ekspor Maluku Utara ditujukan ke tiga

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 2

    negara utama, yaitu Jepang US$ 53.733 (64,13% dari total nilai ekspor), Korea Selatan US$ 7.554 (9,01%) dan Kanada US$ 3.507 (4,18%). Sedangkan nilai impor Maluku Utara pada tahun 2004 bernilai US$ 1,415 juta yang sebagian besar berupa produk kimia, mesin, logam dasar serta kapal dan mesin kapal.

    2. Prasarana Dari segi Prasarana, pada tahun 2008 Provinsi Maluku Utara memiliki panjang jalan 1.064,97 km, terdiri dari 458,23 km merupakan jalan negara dan 606,74 km jalan dibawah wewenang Daerah Tingkat I. Bandara Sultan Babullah yang berlokasi di Ternate memiliki panjang landasan 1.420 m, lebar 30 m yang dapat dilandasi pesawat Foker 27, pada tahun 2004 mencatat sebanyak 68.746 orang keberangkatan penumpang dan 90.788 orang penumpang masuk. Salah satu dari beberapa pelabuhan penting yaitu Pelabuhan A. Yani dengan panjang dermaga 248 m memiliki daya tampung container sebesar 5.900 m, bongkar barang 179.389 ton/tahun dan muat barang 98.891 ton/tahun. Di bidang telekomunikasi pada tahun 2004 telah dilayani dengan 14.685 satuan sambungan telepon dengan jumlah sentral telepon sebanyak 9 unit, dimana sambungan data tercatat 14.102 sst dan dan pemakaian pulsa sebesar 11.840.867 pulsa. Fasilitas pelayanan pos tercatat 22 kantor pos dan giro pembantu dengan jumlah pengiriman surat dalam negeri sebanyak 107.553 lembar dan penerimaan surat sebanyak 224.895 lembar. Sedangkan jumlah penerimaan surat luar negeri sebanyak 5.763 lembar, terdiri dari 5.530 lembar dikirim dengan pos udara dan sisanya dikirim dengan surat tercatat. Untuk keperluan listrik, di Provinsi Maluku Utara telah terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang tersebar di 9 kabupaten dan 2 wilayah kota yang apabila dijumlahkan memiliki kapasitas 53,56 mega watt. Secara umum Kebutuhan listrik di Provinsi Maluku Utara berasal dari PT PLN Cabang Ternate yang tersebar pada 29 lokasi. Kapasitas Listrik terpasang sampai dengan tahun 2008 mencapai 67.035.050 KVA

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 3

    Dari segi Sarana Penunjang, Provinsi Maluku Utara saat ini telah terdapat beberapa perusahaan perbankan, diantaranya Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (11), Bank Mandiri, Bank Pembangunan Daerah (3), Bank Danamon Indonesia, Bank Negara Indonesia (3) dan Bank Artha Graha. Pengembangan wilayah di Maluku Utara dapat dilakukan melalui Kawasan Ekonomi Khusus di Kabupaten Morotai. Kabupaten Morotai sebagai daerah pemekaran baru yang memiliki beragam potensi sumber daya alam, diusulkan dapat dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). Pulau Morotai sebagai kabupaten baru di Maluku Utara, di mana sebelumnya adalah bagian dari Kabupaten Halmahera Utara diresmikan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto pada 20 Maret 2009. Mengapa Morotai perlu menjadi KEK, karena Morotai memiliki daya tarik bagi investasi kelautan (marine investment) maupun investasi kepariwisataan dan sejarah

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 4

    Ada sejumlah alasan strategis yang ada pada Morotai dan tidak dimiliki wilayah lain di Maluku Utara, yang menjadikannya daerah pemekaran itu punya potensi kuat untuk pengembangan ekonomi, di antaranya posisi geografis Morotai sebagai pintu menuju Pasifik, yang menjadi sentra kegiatan perdagangan global. Kemudian memiliki potensi kelautan dan pulau-pulau kecil yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata kelautan dan industri perikanan terpadu (fisheries integrated industry). Selain itu, juga memiliki bandara peninggalan perang dunia (PD) II yang dapat direnovasi untuk melayani penerbangan antarbangsa dari Asia Timur dan Amerika. Khusus untuk pengembangan wisata sejarah, kata dia Morotai juga punya arti sangat penting ketika Panglima Divisi VII Amerika Serikat Jenderal Douglas MacArthur, di mana 63 batalion sekutu mendarat sejak 15 September 1944 di Tanjung Dehegila Morotai sebagai tempat konsolidasi ratusan ribu pasukannya, baik angkatan darat, laut, maupun angkatan udara. Sisa monumen peninggalan MacArthur hingga kini selalu menjadi daya tarik wisata tersendiri, dan ini berpeluang dikembangkan sebagai wisata khusus sejarah yang bisa mendunia Kabupaten Pulau Morotai merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 2.476 kilometer dengan jumlah penduduk sekitar 51 ribu jiwa. Kabupaten itu terdiri atas lima kecamatan dan 64 desa dengan ibu kota di Daruba, Kecamatan Morotai Selatan.

    3. Potensi Perikanan Tangkap Potensi sumberdaya ikan (standing stock) yang terdapat di perairan Maluku Utara diperkirakan mencapai 694382,48 Ton dengan jumlah potensi lestari yang dapat dimanfaatkan (Maximum Sustainable Yield, MSY) sebesar 347.191,24 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis besar sebesar 211.590,00 ton/tahun dan ikan demersal 135.005,24 ton/tahun Dan perkiraan potensi tersebut menunjukkan bahwa potensi sumberdaya perairan Maluku Utara cukup prospektif untuk dikelola dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Sampai tahun 2002 tingkat pemanfaatan baru mencapai 92,052,21 ton/tahun atan 26,5 1 % dan

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 5

    potensi yang dapat dimanfaatan ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan masih rendah (under Exploitation). Dibanding produksi tahun 2001, terjadi peningkatan produksi penangkapan di laut sebesar 8.293,57 ton atau 4,72 %. Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi perikanan dan kelautan di Provinsi Maluku Utara dan menjadi Prime mover karena kontribusinya cukup besar bagi produksi perikanan dan kelautan secara umum. Sampai tahun 2002 sebesar 98782,21 ton atau 66,39 % dengan nilai produksi sebesar Rp. 475.209.332,00 atau 62,54 % dari total produksi secara keseluruhan. Kegiatan perikanan tangkap menghasilkan berbagai jenis hasil tangkapan berupa ikan konsumsi bernilai ekonomis penting di antaranya ikan pelagis besar seperti Cakalang (Katsuwanus spp), Tuna (Thunus spp), Tongol (Euthinus Spp) dan jenis-jenis ikan pelagis kecil seperti kembung (Restreliger), layang (Decapterus) tembang (Sardinela spp), Selar (Selanoides Sp) dan beberapa jenis ikan pelagis kecil lainnya yang ditangkap masyarakat nelayan di sekitar perairan pantai. Beberapa jenis ikan demersal yang diusahakan oleh masyarakat nelayan dan pengusaha perikanan antara lain Kerapu (Ephinepelus Spp), Lolosi(Caesio, Spp), Baronang (Siganus Spp), Kakatua (Scarus, Spp), Kakap (Lates Spp) serta jenis-jenis Iainnya yang belum komersial dan masih terbatas pada konsumsi masyarakat Khusus untuk pelagis besar (Tuna dan Cakalang). Daerah penangkap di Perairan Maluku Utara adalah o Di Ternate, daerah penangkapan meliputi perairan sekitar Pulau

    Hiri dan laut Maluku. o Di Tidore, daerah penangkapan meliputi perairan sekitar

    Halmahera Tengah, pulau Makian dan perairan Tidore bagian selatan.

    o Di Bacan, daerah penangkapan meliputi perairan sekitar Selat Obi dan Laut Maluku.

    o Di Sanana, daerah penangkapan meliputi perairan sekitar Sula dan Laut Seram

    o Di Buli, daerah penangkapan meliputi perairan pada laut Halmahera.

    o Di Morotai, daerah penangkapan meliputi perairan Pasifik Selatan dan laut Halmahera.

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 6

    Sedangkan musim penangkapan untuk pelagis besar dilakukan sepanjang tahun dengan musim puncak sebagai berikut Ternate, Tidore : Januari April dan September Oktober

    Bacan Februari - Mei dan September Oktober Sula : Pebruari April dan September Desember Morotai : Januari April dan September November

    Hasil identifikasi jenis-jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan di sekitar perairan pantai terdapat 98 jenis ikan, 74 diantaranya bernilai ekonomis penting, 20 jenis telah dikomersialkan termasuk di dalanmya cumi-cumi (Loligo Sp), teri (Stelophorus Spp) dan nener bandeng (chanos chanos sp) serta 12 jenis ikan hias. Pada tahun 2001 jumlah armada penangkapan yang beroperasi di wilayah Provinsi Maluku Utara sebanyak 1.924 unit dan pada tahun 2002 bertambah sebanyak 715 unit.

    Tabel 1. Jumlah Armada Tangkap

    No Jenis Armada Volume (GT) Jumlah unit

    1 Perahu Tanpa Motor 0,5-0,5 GT 2.178 2 Perahu Motor Tempel 5,0-10,0 GT 446 3 Kapal Motor 10,0-30 GT

    > 30 GT 13 2

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 7

    Jumlah 2.639

    Dari data statistik perikanan tangkap, pada tahun 2007 jenis alat tangkap yang digunakan sebanyak 2.869 unit, dimana dari struktur alat tangkap yang digunakan lebih didominasi oleh alat tangkap untuk penangkapan ikan pelagis kecil. a. Pelagis Besar

    (Tuna dan Cakalang) Pelagis besar yang terdapat di Perairan Maluku Utara merupakan bagian dari Share Stock Lokal Pasifik, yang meliputi jenis Tuna (Thunus Spp), cakalang (Katsuwanus pelamis), Tenggiri (Sconberanorus Spp), Cucut (Flasmobranch), Layaran (Isthiophorus Spp) dan Setuhuk (Xeplias Spp). Khusus untuk Tuna berdasarkan hasil penelitian LON LIPI (1985), ikan tuna mendominasi semua perairan dimana potensi penangkapan Tuna di Indonesia sebesar 124.187 Ton, diantaranya 82,91 ton (86,8 %) terdapat di perairan Samudera Pasifik yang potensi tertingginya terdapat di Laut Maluku dan irian Jaya sebesar 29,408 ton atau (23,6 %) dan merupakan daerah teritorial Provinsi Maluku Utara. Sampai Tahun 2002 produksi Tuna diperkirakan mencapai 8.185,9 ton. Tingkat pemanfaatan pelagis besar terutama tuna, diperkirakan baru rnencapai 27,84 % sehingga peluang investasi unluk pengembangan komoditi ini masih sangat terbuka. Untuk ikan Cakalang menurut data statistik perikanan tangkap, pada tahun 2002 dicapai produksi sebesar 20.717,5 ton. Sedangkan untuk cucut hanya sirip yang dimanfaatkan sedangkan dagingnya helum dimanfaatkan.

    b. Pelagis Kecil Pelagis kecil merupakan jenis yang paling banyak tertangkap sebagaimana terlihat pada struktur alat tangkap yang digunakan nelayan pada perairan Maluku Utara.Pelagis kecil di perairan Maluku Utara didominasi oleh 6 species besar seperti Layang (Decapterus Spp), Kembung (Restreliger Spp), Tenggiri (Stolephorus Spp), Lemuru (Sardinela Iemuru) dan Selar (Selaroides Spp) dan Julung-Julung. Dari data Statistik Perikanan Tangkap Pada tahun 2007 produksi ikan Layang

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 8

    sebesat 12,216 Ton, ikan Selar 789,3 Ton, Julung-julung 6524,7 ton, Ten 14.682,9 ton, lemuru 4 ton dan kmbung 14.682,9 ton:Pemasaran pelagis kecil selama ini masih didominasi pada pasar lokal dan antar pulau,dengan demikian maka peluang usaha untuk pasar nasional dan ekspor.

    c. Ikan Demersal dan Ikan Karang Perairan Maluku Utara dengan substrat lumpur berpasir dan rnempunyai kawasan terumbu karang merupakan daerah penangkapan ikan demestral dan ikan karang yang potensial. Jenis-jenis seperti Kakap merah (Prestoporoidae) Lencam (Letlirinudae) ekor kuning, pisang-pisang (Coesionidae), Baronang dan jenis-jenis kerapu seperti kerapu Sunu (Plectropoinus spp), Napolleon Wrase, Kerapu Bebek (Creruileptes Altivelis) dan Kerapu Lumpur/balong/estuary grouper (Epinephelus spp). Pada tahun 2007 produksi ikan kerapu yang dicapai sebesar 185 Ton dimana tingkat pemanfaatanya masih kecil sehingga peluang untuk investasi masih sangat terbuka.Ikan Kerapu Lodi dan Kerapu Tikus/bebek adalah jenis kerapu yang bernilai ekonomis tinggi dan banyak tersebar di perairan Maluku Utara.

    d. Ikan Hias Karakteristik perairan Maluku Utara merupakan daerah terkaya akan jenis_jenis ikan hias air laut, diinana ikan hias air laut merupakan salah satu jenis komoditi perikanan di Maluku Utara yang hingga saat ini masih sedikit yang dikelola oleh masyarakat maupun para pengumpul di Maluku utara. Adapun jenis-jenis yang ikan hias terdapat di perairan Maluku Utara antara lain jenis dominan Pamacartidac (Angle Fish), Jenis zantidac (Ikan bendera),jenis Scorpaenidae (Ikan Lepu), jenis Labridac, Jenis ChaetoddUtidae (ikan kepe-kepe). Dengan ini sehingga peluang investasi untuk komoditi ini sangat menjanjikan.

    e. Teripang Teripang rnerupakan salah satu kornoditas non fish di Maluku Utara yang bernilai ekspor,dimana diperkirakan sekitar 15 jenis

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 9

    teripang terutama jenis Holothurea dan Thelonela Stichopus. Sesuai dengan habitat dan daerah penyebarannya hampir seluruh perairan Maluku Utara terdapat jenis-jenis teripang ekonomis penting yang hanya diolah oleh nelayan secara sederhana dengan pasaran masih bersifat lokal Jenis Teripang yang banyak ditangkap adalah Teripang susu, Teripang Joko, Teripang Kapaic, Cepatu dan gama. Pada tahun 2007 produksi teripang sebesar 169,53 ton dimana tingat pemmanfaatannya masih sangat kecil sehingga terbuka peluang investasi terutama untuk ekspor

    f. Kepiting Untuk jenis kepiting laut rajungan tersebar pada beberapa daerah di Maluku Utara antara lain: Jailolo, Bacan, Kayoa dan PP. Joronga dimana pada tahun 2002 produksi rajungan diperkirakan mencapai 07,2 Ton sedangkan kepiting bakau terdapat pada hampir sebagian hutan bakau yang tersebar di pesisir Halmahera antara lain perairan PP. Widi, Bacan, PP. Joronga, Kayoa dan Jailolo. Khusus untuk produksi kepiting bakau diperkirakan produksinya mencapai 5 10 Ton/Tahun. Pernasaran untuk komoditi ini belum dilakukan secara optimal

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 10

    karena masih dipasarkan untuk konsumsi lokal dan baru sebagian kecil untuk pasaran interinsuler, sehingga hal ini memungkinkan peluang usaha yang lebih terbuka.

    g. Ubur-Ubur Jelly Fish Ubur-ubur atau yang Iebih dikenal dengan Jelly Fish terdapat pada perairan Teluk Kao dan Bacan. Untuk komoditas ubur-ubur produksi yang dapat dihasilkan diperkirakan berkisar antara 100 sfd 500 Ton/bulan. Beberapa jenis ubur-ubur yang terdapat di perairan Maluku Utara khususnya di Bacan dan Kao terdapat beberapa jenis ubur-ubur seperti jenis putih dan merah dimana kebanyakan untuk komoditi ini diolah oleh nelayan lokal yang selanjutnya dipasarkan ke luar daerh seperti Surabaya. Sampai dengan tahun 2002 produksi ubur-ubur mencapai 9.764,1 ton dimana komoditi ini masih diolah secara tradisional oleh masyarakat nelayan. Jumlah produksi untuk komoditas ini diperkirakan antara 10 sampai 50 Ton perbulan, namun sampai saat ini belum ada perusahaan investor yang menangani masalah pemasaran baik nasional maupun global sehingga jenis komoditi ini hanya dipasarkan untuk kebutuhan lokal. Dengan demikian maka peluang usaha untuk pengembangan komoditi ubur- ubur ini masih sangat terbuka luas.

    h. Lobster Di Perairan Maluku Utara terdapat komoditi udang lobster dimana daerah penyebarannya antara lain perairan Morotai, Bacan Sula, Loda, Buli, Weda dan Gane Timur. Jenis lobster yang terdapat di Wilayah tersebut ada jenis-jenis seperti Lobster Bambu, Batik, kipas dan Lobster Mutiara. Produksi Lobster diperkirakan berkisar antara 10 s/d 30 Ton/bulan dinana pemasarannya kebanyakan dipasarkan pada pasar antar pulan seperti ke Manado (Sulawesi Utara), Makassar (Sulawesi Selatan), Bali, Surabaya dan Jakarta

    i. Cumi-Cumi Cumi-cumi yang ditangkap di perairan Maluku Utara umumnya adalah jenis cumi pena/Jarum (Urotheulis boathschi) dan cumi-

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 11

    cumi botol. Cunii-cumi di Maluku Utara tersebar di beberapa wilayah antara lain Taliahu Barat, Bacan, Kao dan Loloda. Pemasaran untuk komoditi ini masih bersifat lokal atau antar pulau (interinsuler). Produksi cumi-curni pada tahun 2002 diperkirakan mencapai 9.110,72 Ton kering dan karena Cumi-cumi adalah salah satu komoditas yang juga bernilal ekspor sehingga pengembangan untuk usaha penangkapannya masih terbuka luas dan memiliki prospek usaha yang cerah

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 12

    Tabel Analisis NPV, Net B/C dan IRR Usaha Perikanan Tangkap di Provinsi Maluku Utara

    No Variabel Tahun

    - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    A Cash Inflow

    1.Pendapatan 112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    2. Nilai Sisa

    Total Inflow 112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    112,000,000

    PV Benefit A 97,391,304

    84,688,091

    73,641,818

    64,036,364

    55,683,794

    48,420,691

    42,104,948

    36,612,999

    31,837,390

    27,684,687

    B. Cash Outflow

    1. Investasi a. Kapal 36,000,000 b. Alat Tangkap 18,100,000 c. Ganti Alat 18,100,000 18,100,000 18,100,000 23,600,000 18,100,000 20,600,000 18,100,000 23,600,000 18,100,000 18,100,000

    Total Investasi 54,100,000

    18,100,000

    18,100,000

    18,100,000

    23,600,000

    18,100,000

    20,600,000 18,100,000

    23,600,000

    18,100,000

    18,100,000

    2. Biaya tetap a. Penyusutan 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 4,650,000 3.Biaya variabel a. BBM 110,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 b. Es 30,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

    c. Garam 10,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 d. Konsumsi 203,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 8,120,000 e. Pliharan alat - 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

    f. Lain-lain 35,300 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000 5,412,000

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 13

    No Variabel Tahun

    -

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9 10

    4. Angsuran Pokok Kredit 7,245,287

    7,245,287

    7,245,287

    7,245,287

    7,245,287

    5. Pembayaran bunga (DF %) 5,433,966

    4,347,172

    3,260,379

    2,173,586

    1,086,793

    6.Retribusi (10%) 2,558,135

    2,666,814

    2,775,493

    2,334,173

    2,992,852

    3,576,060

    3,276,060

    3,276,060

    3,826,060

    3,826,060

    Total Outflow 54,588,300

    59,519,388

    58,541,274

    57,563,160

    61,535,046

    55,606,932

    50,358,060

    48,108,060

    53,058,060

    48,108,060

    48,108,060

    C DF (%) 1

    0.8695

    0.7561

    0.6575

    0.5718

    0.4972

    0.4323

    0.3759

    0.3269

    0.2843

    0.2472

    D PV cost (B) 54,588,300

    51,755,989

    44,265,614

    37,848,712

    35,182,862

    27,646,473

    21,771,179

    18,085,602

    17,344,774

    13,675,313

    11,891,577

    E Net Benefit (54,588,300)

    52,480,612

    53,458,726

    54,436,840

    50,464,954

    56,393,068

    61,641,940

    63,891,940

    58,941,940

    63,891,940

    63,891,940

    F PV Net Benefit (A-B) (54,588,300)

    45,633,315

    40,422,477

    35,793,106

    28,037,321

    28,037,321

    26,649,512

    24,019,347

    19,268,225

    18,162,077

    15,793,110

    G NPV 228,045,691

    DF 15%

    H Net B/C 1.683

    IRR 31.76

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 14

    4. Potensi Perikanan Budidaya

    Perikanan Budidaya secara umum dibagi atas tiga yaitu : Budidaya Laut,Budidaya Air payau dan Budidaya Air Tawar. Sampai saat ini optimalisasi dan produktivitas perikanan budidaya di Provinsi Maluku Utara masih rendah. hingga tahun 2002 dicapai produksi sebesar 5500 ton atau 003 % dengan nilai sebesar Rp.53.706.50 atau 7,07 dari total volume dan nilai produksi.

    Pemetaan dan penataan kesesuaian lahan budidaya di Provinsi Maluku Utara umumnya dilakukan, namun demikian acuan kearah ini menjadi perhatian dan prioritas untuk mengidentifikasi peluang dan keunggulan komperatif yang dimiliki oleh kawasan-kawasan yang menjad prioritas pengembangan perikanan budidaya dengan tetap memperhatikan aspek sosial ekonomi dan sosial budaya sebagai bagian dari pendekatan wilayah terpadu. Untuk sementara pengembangan perikanan budidaya masih diarahkan untuk kawasan-kawasan prioritas, seperti kabupaten Halmahera Barat, Halmahera selatan, Halmahera Utara dan Kota Ternate. Untuk mendukung bagian kawasan sentra produksi per budidaya, telah dibangun Balai Budidaya Ikan Pantai di Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera selatan, dan Balai Budidaya Air Tawar di Kecamatan Jailolo Kabupaten halmahera barat. Demikian pula dengan kegiatan Intensifikasi Pembudidayaan Ikan pada Kecamatan Morotai Selatan, Galela, Tobelo, jailolo, Wasilei dan Kayoa komoditas unggulan seperti Kerapu, Rumput laut, Udang, Bandeng, ikan Nila dan Mas.

    Potensi budidaya perikanan Provinsi Maluku IJtara belum dimanfaatkan secara intensif dan peluang pengernbangannya sangat besar dan dapat memberikan peluang pengusahaan baik BUMN, Swasta, maupun mitra dan Petani ikan.

    Luasnya kawasan pesisir dan laut dengan kualitas perairan memungkinkan untuk pengembangan budidaya laut, terutama kerapu, lobster, rumput laut dan mutiara. Luas areal pengembangan potensi budidaya Rumput laut mencapai 35000 Ha, yang baru dimanfaatkan petani rumput laut sebesar 0,07% dari potensi perairan. Sampai saat ini jumlah produksi yang dicapai masih

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 15

    fluktuatif. Jenis rumput laut yang sangat potensial untuk dikembangkan di perairan Maluku Utara adalah Eucheuma Sp, gracilaria dan lain-lain Potensi perairan untuk pengembangan budidaya sangat besar, karena kualitas perairan untuk pembudidayaan mutiara di perairan Maluku sangat mendukung. Tingkat pemanfaatan dan investasi dibidang ini sangat kecil yaitu baru berkisar 10 Ha. Sedangkan jenis-jenis ikan yang dibudidayakan adalah jenis kakap merah, kerapu (kerapu bebek, kerapu macan) baronang Sedangkan luas potensi yang dapat dikembangkan untuk budidaya ikan ini diperkirakan 10.000 Ha Beberapa kawasan yang dapat dijadikan sebagai wilayah pemgebangan budidaya laut antara lain Kecamatan Morotai Selatan,loloda, Oba Utara, Kayoa, Bacan, Gane Barat, Obi, Taliabu Barat, Sanana, Patani, Buli dan Weda. Beberapa komoditi Budidaya laut merupakan komoditi unggulan anta lain Perairan Maluku utara sangat potensial untuk budidaya rumput laut dimaana luas areal budidaya ini diperkirakan 10.000 ha. Potensi yang baru dimanfaankan sebesar 500 Ton/tahun dan merupakan bahan-bahan pembuat ekstrat sehingga peluang Investasi pembuatan ekstrat sangat terbuka. .Jenis rumput laut yang banyak dijumpai dan dikembangkan masyarakat antara lain Euchemia Cotoni dan Glacilaria spp. Harga per kg kering rumput laut dipasaran lokal berkisar antara Rp. 3500 s/d Rp. 5.000 per kg kering. Beberapa kawasan yang potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut di Perairan Maluku Utara antara lain Kawasan Morotai Selatan, PP. Guraici Kayoa, PP Joronga Gane Barat, perairan P Sula, Taliabu Barat, Perairan Oba, Bacan dan P. Gebe. Beberapa jenis Kerang yang tersebar di perairan Maluku Utara antara lain Tiram, Simping, Remis, Kima, Triton, Batu Laga dan lain-lain. Disamping itu ada pula satu jenis komoditi siput yang pernah dikembangkan oleh perusahaan swasta (PT. Komalo) yaitu Siput Agoya yang hingga saat ini secara alami dapat berkembang dengan baik. Khusus untuk Mutiara, potensi perairan yang dikembangkan adalah perairan Pulau Bacan, perairan Obi dan Teluk Kao.

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 16

    Sebelurn terjadi konflik horizontal di Maluku Utara, ada beberapa Perusaahan yang melaksanakan kegiatan budidaya Mutiara di Maluku Utara yaitu - PT. Bacan - PT. Mahatirta Cemerlang - VT. Duta Am Cemerlang - PT. Komalo Marine - PT. Aru Indah Namun hingga saat ini di Maluku utara baru 3 (tiga) perusahaan yang beroprasi kembali untuk budidaya mutiara serta terdapat I perusahaan yang bergerak pada Hachery Siput rnutiara. Dilihat dari potensi perairan Maluku Utara, maka peluang usaha untuk pengembangan budidaya mutiara masih sangat terbuka dan sangat menjanjikan. Luas hutan bakau di provinsi Maluku utara diperkiarakan sebesar 179.570,05 Ha dari penyebaranya dapat dikonversi untuk dijadikan lahan budidaya tambak sebesar 40%. Yang baru diolah 0,8% dari potensi yang ada. Jenis usaha budidaya tambak tersebut diatas antara lain : udang, bandeng dan kepiting bakau. Beberapa kawasan yang dapat dijadikan wiiayah untuk pengembangan budidaya air payau antara lain Kecamatan Jailolo, Galela, malifut, Sahu dan Oba Utara. Potensi perikanan budidaya air tawar di Provinsi Maluku Utara diperkirakan memiliki areal yang dapat dijadikan sebagai usaha budidaya air tawar adalah sebesar 4.124 Ha Beberapa wilayah yang dapat dijadikan sebagai daerah pengembangan budidaya air tawar adalah Kecamatan Jailolo, Ibu, Tobelo. Galela, Malifut, Wasile, Maba dan Kota Ternate Meningkatnya produksi perikanan yang disertai dengan upaya pembinaan mutu hasil perikanan Serta peningkatan pelayanan dalam penerbitan sertifikat mutu hasil perikanan, telah meningkatkan penerimaan devisa negara yang berasal dari ekspor hasil perikanan dan meningkatan PAD. Pemasaran komoditas perikanan dan kelautan dari Provinsi Muluku Utara yang dilakukan secara interinsuler adalah ke tujuan pasar domestik Jakarta. Surabaya, Bayuwangi, Makasar, Manado, Sorong, dan Bali. Angkan tujuan ekspor adalah ke China (hongkong) Korea dan Jepang

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 17

    Bentuk produk yang dipasarkan secara interinsuler dan ekspor terdiri dari bentuk produk hidup, segar dan olahan. Untuk pernasaran ekspor terdiri dari 3 bentuk komoditas yang terdiri dari kerapu hidup, Napoleon hidup, Lobster hidup, Cakalang beku, Tuna beku, ikan beku campuran, dan ikan hidup campuran. Volume produksi ekspor yang dicapai pada tahun 2002 adalah sebesar 1.057.661,6 ton dengan nilai Rp. 5.535329.500.

    Tabel 3: Pemasaran Ekspor Komoditas PerikananTahun 2007

    No Jenis komoditas Ekspor

    Volume ( Kg) Nilai (Rp)

    1 Tuna Beku 158.426,6 1.980.782.500

    2 Cakalang beku 629.528 1.099.315.000

    3 Layang 200.899 1.007.440.000

    4 Tongkol 21.916 16.437.000

    5 Lobster hidup 143,. 32.355.000

    6 Smoked fish 15.000 150.000.000

    7 Ikan hidup 26.45 671.250.000

    8 Ikan dasar 1625.3 577.750.000

    Jumlah 1.057.661,6 5.535.329.500

    5. Sumberdaya Non Hayati (Energi, Sumber Mineral)

    Perairan Maluku Utara disamping memiliki potensi bidang perikanan juga memiliki potensi bidang kelautan berupa Minyak dan Gas Bumi, dimana hingga saat ini potensi ini belum pernah dimanfaatkan. Besarnya potensi yang dimiliki Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel Berikut.

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 18

    Tabel 4; Perkiraan Sumber Daya Minyak Dan Gas bumi Di Maluku Utara

    No Cekungan Minyak Bumi Gas bumi

    (Juta Barel) (TSCF)

    1 Halmahera Utara 0.0072 0.00018

    2 Halmahera Timur 0.0430 0.0108

    3 Halmahera selatan 0.0950 0.0238

    4 OBI Utara 0.0135 0.0680

    5 Obi Selatan 0.0139 0.0972

    Jumlah 0.1780 0.2016

    Sumber : IAGI,2005

    Potensi hidrokarbon di Maluku bagian Utara diketahui dari kondisi tektonik dalam hal ini keberadaan cekungan - cekungan laut dalam. Stratigrafi (litologi) dan dijumpainya rembesan-rembesan minyak (oil seep). Terdapat 5 (lima) cekungan laut dalam Maluku Utara yang memunculkan optimisme adanya kandungan minyak dan gas bumi.

    a. Cekungan Obi Utara dan Cekungan Obi Selatan Kedua cekungan ini bentuk memanjang dengan kedalaman lebih 1000 meter. Cekungan Obi Utara berarah utara selatan, di hagian barat dibatasi oleh patahan patahan naik dari jalur tumbukan di laut Maluku. Sedangkan cekungan Obi Selatan berarah timur barat dan di batasi oleh Pulau Obi di bagian barat. Kedua cekungan ini di isi oleh material - volkanik dan volkanik klastik serta kemungkinan batu gamping.

    b. Cekungan Halmahera Utara dan Cekungan Halmahera Selatan Kedua cekungan ini merupakan cekungan busur belakang yang terbentuk pada Zaman Neogen yang didasari oleh batuan ofiolit, batuan busur gunung api serta batuan sedimen cekungan ini lebih dari 2000 meter, bentuk cekungan menyerupai jajaran

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 19

    genjang, sedangkan ukuran Cekungan Halmahera Selatan lebih besar dari Cekungan Halmahera Utara, yang dipengaruhi oleh batuan-batuan ofiolit dan malange yang berasal dari lengan Timur Halmahera dan batuan-batuan vulkanik dari lengan Barat Halmahera.

    c. Cekungan Halmahera Timur Menurut Pertamina tahun 1993, cekungan dan sumber daya gas di Maluku Utara memperlihatkan bahwa sumber daya gas di daerah ini terdapat pada Cekungan -cekungan Obi Utara, Obi Selatan, Halmahera Selatan, Halmahera Utara dan Halmahera Timur adalah kurang dari 3 triliyun kaki kubik (TCF). Sementara menurut IAGI tahun 1985. sumber daya minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing 0,1780 juta bar dan 0,2016 TSCf

    6. Industri Bioteknologi Kelautan

    Ketersediaan potensi kehutan di Maluku Utara sangat menjanjikan untuk pengembaugan industri Biotekoologi Kelautan karena hingga saat ini Industri ini belum dikembangkan sehingga terbuka peluang untuk pengembangannya. Mengingat besarnya potensi perikanan dan kelautan yang tersedia, sangat menunjang kegiatan industri bioteknologi kelautan dengan tersedianya bahan baku seperti ubur-ubur, rumput laut, teripang dan lain sebagainya. Industri Bioteknologi yang dapat dikembangkan antara lain Industri kosmetik seperti sabun, shampoo, lotion dan sebagainya industri Farmasi/obat obatan misalnya dalan pembuatan kapsul, tablet. salep kultur bakteri dan lain- lain, industri makanan misalnya dalam pembuatan saus, agar-agar, mentega, es krim, makanan kaleng, sirup dan lain-lain, serta industri untuk bahan pertanian seperti pupuk, pestisida, pakan ternak/ikan dan lain-lain.

    7. Wisata Bahari Kegiatan wisata bahari di Provinsi Maluku Utara ditopang oleh kekayaan sumberdaya Kelautan dan Perikanan; kawasan terumbu karang yang tersebar dari pulau Tabalenge sampai pada ujung PP Sula, panjang garis pantai 18000 Km2 dan terdapat 397 buah

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 20

    pulau kecil serta beraneka jenis ikan dan 179.570,05 Ha mangrove mempakan potensi wisata bahari yang dapat dikelola. Berdasarkan penjelasan Euro Asia management (1998) potensi kekayaan yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di Indonesia termasuk Provinsi Maluku Utara antara lain wisata bisnis (bussines Tourism), wisata pantai (Sea side tourism), Wisata Budaya (Culture Tourism). Wisata pesiar (Cruise Tourism), Wisata alam (Eco Tourism), wisata olah raga (sport tourisme) rnaupun wisata Sejarab (History Tourism).

    Ada beberapa gugus pulau yang sangat potensial untuk dijadikan pusat wisata bahari antara lain : gugus pulau dodo Kec. Morotai Selatan, PP. Kumo di Tobelo, PP Guraici di Kayoa, Pantai Sulamahada di Ternate, Pantai Luari di Galela Khusus untuk Marine Tourisme belum berkernbang disebabkan karena faktor perkernbangan yang mendukung dan kurangnya promosi.

    8. Potensi Benda Berharga

    Berdasarkan hasil penelitian dan referensi dari Dr. Ode Kamaludin, di perairan Maluku Utara terdapat beherapa titik di bawah laut yang menyimpan benda-benda berharga dalam muatan kapal laut yang tenggelam. Benda-benda dibawah laut tersebut mengandung nilai historis dan nilai ekonomis tinggi dari kapal-kapal peninggalan zaman penjajahan abad 13 s/d 15 yang tenggelam di perairan Maluku Utara dan hingga saat ini belurn dieksploitasi. Beberapa titik benda-benda berharga di bawah lain Maluku Utara antara lain :

    No Lokasi Jumlah Titik

    1 Pulau Tidore 5

    2 Pulau Morotai 3

    3 Pulau Bacan 3

  • PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI MALUKU UTARA 21

    9. Potensi Industri, Jasa Maritim

    Kekayaan sumberdaya laut yang dimiliki Malutu Utara dapat memberikan input bagi aktifitas usaha Industni dan jasa maritim. Beroperasinya armada penangkapan ikan baik yangberukuran besar serta armada kapal-kapat ekspor di perairan Maluku Utara sangat menunjang dikembangkannya industri maritim seperti industri dock kapal, industri peralatan dan perlengkapan kapal serta industri maritlin lainnya. Akibat kurang tersedianya fasilitas perbaikan/reparasi kapal di Maluku Utara. maka hingga saat ini banyak kapal-kapal yang terpaksa harus ke daerah-daerah terdekat seperti Bitung (Sulut) dan Sorong (Papua) untuk pengedokan kapal.

    Disamping itu penyediaan armada penangkap yang beroperasi hingga saat ini bertumpu pada pembuatan kapal-kapal tradisional yang terbuatf dari bahan kayu, sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh pada kegiatan kegiatan penebangan kayu yang dapat merusak kelestarian hutan sehingga perlu adanya alternatif lain, diantaranya lewat pembuatan kapal dengan bahan Fiber Glass. Hingga saat ini Industri kapal Fiber Glass belum tersedia hingga terbuka peluang untuk pengembangan industri tersehut yang tidak banyak dapat dibangun untuk kapal-kapal ikan tetapi juga untuk jenis kapalnya seperti kapal Penurnpang, barang serta kapal cepat (jeet foil) yang dapat dioperasikan untuk transportasi penumpang dan barang pada wilayah di Maluku Utara.

    Pengembangan Industri maritim terutama industri kapal, juga sangat didukung karena letak strategis Maluku Utara yang berada pada bibir Samudera fasifik, dirnana terdapat arus lalu lintas perdagangan yang melewati kawasan ini. Disamping itu letak perairan Maluku Utara yang berdekatan dengan laut Arafura sebagai suatu kawasan yang terkenal dengan aktifitas penangkapan yang cukup banyak,sehingga memungkinkan kapal kapal penagkap akan banyak melaksanakan pengedokan apabila telah dibangun industri perkapalan di wilayah ini.