Profil Pembangunan Aceh 2016 54 Tabel 4.1.16 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016 Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid (1) (2) (3) (4) (5) Kabupaten 1. Simeulue 2 13 33 345 2. Aceh Singkil 1 12 27 309 3. Aceh Selatan 4 40 114 1.249 4. Aceh Tenggara 4 46 145 1.581 5. Aceh Timur 9 145 316 4.783 6. Aceh Tengah 7 75 195 2.256 7. Aceh Barat 7 68 164 2.253 8. Aceh Besar 8 96 296 3.074 9. Pi d i e 13 179 498 6.045 10. Bireuen 11 166 402 5.334 11. Aceh Utara 10 124 337 3.766 12. Aceh Barat Daya 4 48 98 1.593 13. Gayo Lues 1 10 27 262 14. Aceh Tamiang 3 40 77 829 15. Nagan Raya 2 21 55 610 16. Aceh Jaya 5 35 92 883 17. Bener Meriah 4 38 131 1.096 18. Pidie Jaya 5 90 227 1.939 Kota 1. Banda Aceh 4 74 173 2.203 2. Sabang 1 12 26 264 3. Langsa 1 21 40 743 4. Lhokseumawe 2 34 79 1.126 5. Subulussalam 1 13 22 474 2015/2016 109 1.400 3.574 43.017 2014/2015 109 1.400 3.574 45.914 Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
91
Embed
Profil Pembangunan Aceh 2016...18. Pidie Jaya 5 90 227 1.939 Kota 1. Banda Aceh 4 74 173 2.203 2. Sabang 1 12 26 264 3. Langsa 1 21 40 743 4. Lhokseumawe 2 34 79 1.126 5. Subulussalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Profil Pembangunan Aceh 2016
54
Tabel 4.1.16 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 2 13 33 345
2. Aceh Singkil 1 12 27 309
3. Aceh Selatan 4 40 114 1.249
4. Aceh Tenggara 4 46 145 1.581
5. Aceh Timur 9 145 316 4.783
6. Aceh Tengah 7 75 195 2.256
7. Aceh Barat 7 68 164 2.253
8. Aceh Besar 8 96 296 3.074
9. Pi d i e 13 179 498 6.045
10. Bireuen 11 166 402 5.334
11. Aceh Utara 10 124 337 3.766
12. Aceh Barat Daya 4 48 98 1.593
13. Gayo Lues 1 10 27 262
14. Aceh Tamiang 3 40 77 829
15. Nagan Raya 2 21 55 610
16. Aceh Jaya 5 35 92 883
17. Bener Meriah 4 38 131 1.096
18. Pidie Jaya 5 90 227 1.939
Kota
1. Banda Aceh 4 74 173 2.203
2. Sabang 1 12 26 264
3. Langsa 1 21 40 743
4. Lhokseumawe 2 34 79 1.126
5. Subulussalam 1 13 22 474
2015/2016 109 1.400 3.574 43.017
2014/2015 109 1.400 3.574 45.914
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 55
Tabel 4.1.17 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016
Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 9 28 96 217
2. Aceh Singkil 5 23 58 593
3. Aceh Selatan 19 85 358 2.105
4. Aceh Tenggara 16 56 236 1.535
5. Aceh Timur 18 90 301 2.942
6. Aceh Tengah 11 49 232 1.182
7. Aceh Barat 10 53 196 1.731
8. Aceh Besar 19 135 487 4.099
9. Pi d i e 19 73 430 2.072
10. Bireuen 14 74 323 2.739
11. Aceh Utara 45 171 837 4.802
12. Aceh Barat Daya 3 12 37 351
13. Gayo Lues 7 14 93 603
14. Aceh Tamiang 15 36 275 2.352
15. Nagan Raya 7 29 116 622
16. Aceh Jaya 6 39 153 1.012
17. Bener Meriah 13 41 196 1.557
18. Pidie Jaya 6 39 153 1.012
Kota
1. Banda Aceh 6 42 111 723
2. Sabang 1 3 17 52
3. Langsa 8 86 265 2.691
4. Lhokseumawe 17 105 429 3.272
5. Subulussalam 11 33 132 1.231
2015/2016 282 1.286 5.408 38.610
2014/2015 282 1.286 5.408 38.396
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
56
Tabel 4.1.18 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Aliyah (MA) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 1 2 21 95
2. Aceh Singkil 1 10 23 247
3. Aceh Selatan 4 40 134 908
4. Aceh Tenggara 3 33 92 1.070
5. Aceh Timur 4 56 145 1.047
6. Aceh Tengah 3 47 139 1.384
7. Aceh Barat 3 36 101 1.178
8. Aceh Besar 6 72 207 1.838
9. Pi d i e 8 100 330 3.175
10. Bireuen 7 105 275 2.618
11. Aceh Utara 6 77 228 1.881
12. Aceh Barat Daya 1 14 26 480
13. Gayo Lues 1 9 26 272
14. Aceh Tamiang 2 21 59 275
15. Nagan Raya 1 12 33 402
16. Aceh Jaya 1 9 27 231
17. Bener Meriah 3 19 81 625
18. Pidie Jaya 4 52 150 1.451
Kota
1. Banda Aceh 3 54 146 894
2. Sabang 1 11 39 156
3. Langsa 2 40 95 1.083
4. Lhokseumawe 1 21 51 525
5. Subulussalam 2 15 48 290
2015/2016 68 855 2.476 22.125
2014/2015 68 855 2.476 24.999
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 57
Tabel 4.1.19 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Aliyah (MA) Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 5 14 55 140
2. Aceh Singkil 5 26 72 774
3. Aceh Selatan 8 37 155 769
4. Aceh Tenggara 10 34 150 743
5. Aceh Timur 10 36 157 1.018
6. Aceh Tengah 10 36 200 923
7. Aceh Barat 5 19 81 430
8. Aceh Besar 13 65 257 1.716
9. Pi d i e 6 28 126 584
10. Bireuen 9 44 177 1.673
11. Aceh Utara 19 88 432 2.541
12. Aceh Barat Daya 3 13 41 230
13. Gayo Lues 1 3 21 150
14. Aceh Tamiang 11 39 185 1.120
15. Nagan Raya 2 7 35 138
16. Aceh Jaya 5 23 80 352
17. Bener Meriah 7 18 112 637
18. Pidie Jaya 3 18 75 682
Kota
1. Banda Aceh 5 33 131 804
2. Sabang 0 0 0 0
3. Langsa 5 37 147 858
4. Lhokseumawe 8 50 207 1.581
5. Subulussalam 5 12 56 261
2015/2016 155 680 2.952 18.124
2014/2015 155 680 2.952 17.847
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
58
Tabel 4.1.20 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur, Daerah Tempat Tinggal dan Status Sekolah, Tahun 2015
Kentang Cabai Rawit Cabai Besar Tomat Ketimun Kacang Panjang Terung Kangkung Labu siam Bayam Bawang Merah Kubis Petsai/Sawi Wortel Buncis Bawang daun Jamur Kacang Merah Kembang Kol Lobak
Tabel 7.1.3 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi , 2015
No. Jenis Tanaman Luas ( Ha)
Produksi (Ton)
(1) (2) (3) (4)
Perkebunan Rakyat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Kelapa Sawit
Karet
Kakao
Kelapa
Kopi
Cengkeh
Pala
Jambu Mete
Nilam
Kemiri
Tembakau
Lada
Tebu
Pinang
Kapok Randu
220.092
133.079
102.576
106.453
121.273
22.476
22.043
106
2.817
18.908
2.437
1.051
10.824
38.721
1.616
385.175
68.809
44.542
63.702
47.444
4.577
8.410
1
758
8.850
2.651
285
18.440
12.160
505
Perkebunan Besar
1.
2.
3.
Kelapa Sawit
Karet
Kakao
201.728
14.727
581
362.831
29.175
-
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
90
Perikanan
Tabel 7.1.4 Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Produksi Perikanan Menurut Jenisnya, Tahun 2015
No. Jenis Perikanan Jumlah
(Rumahtangga) Produksi
(Ton)
(1) (2) (3) (4)
Perikanan Tangkap 20.278 167.348,4
1.
2.
Perikanan Laut
Perairan Umum
16.810
3.468
165.778,8 1.569,6
Perikanan Budidaya 47.274 64.081,9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budidaya Laut
Tambak
Kolam
Keramba
Jaring Apung
Sawah
-
25.273
13963
722
382
6.934
- 42.222,6
18.614,3
1.099,8
157,5
1.987,7
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 91
Peternakan
Tabel 7.1.5 Jumlah Populasi dan Pemotongan Ternak Menurut Jenis Ternak (Ekor), Tahun 2015
No. Jenis Ternak Populasi Pemotongan
(1) (2) (3) (4)
Ternak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kuda
Sapi
Sapi Perah
Kerbau
Kambing
Domba
Babi
2.532
580.287
62
171.747
594.065
107.163
4.157
-
51.825
-
15.340
208.336
39.547
438
Unggas
1.
2.
3.
4.
5.
Ayam Buras
Ayam Ras Petelur
Ayam Ras Pedaging
Itik
Puyuh
5.184.254
340.970
4.591.820
1.763.178
31.822
7.257.956
204.582
4.132.638
1.057.907
28.640
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
92
Kehutanan
Tabel 7.1.6 Perincian Luas Hutan Menurut Fungsi dan Peruntukannya (Hektar), Tahun 2015
No. Kawasan Hutan Luas
(1) (2) (3)
Kawasan Lindung 2.848.198
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cagar Alam
Suaka Marga Satwa
Taman Nasional
Taman Hutan Rakyat
Taman Buru
Hutan Lindung
15.688
81.827
624.388
8.620
86.320
1.790.256
Kawasan Budidaya
1.
2.
3.
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Tetap
Hutan Produksi Konversi
141.856
556.795
15.442
Areal Penggunaan Lain 2.323.069
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 93
Industri manufaktur merupakan industri pengolahan yang mengubah bahan mentah
menjadi barang jadi ataupun setengah jadi yang mempunyai nilai tambah, baik yang
dilakukan secara mekanis dengan mesin ataupun tanpa menggunakan mesin (manual).
Industri manufaktur juga disebut industri besar dan sedang dimana penggolongan
perusahaan ini hanya didasarkan kepada jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya,
tanpa memperhatikan penggunaan mesin produksi maupun besarnya modal. Industri besar
adalah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.
Sedangkan industri sedang adalah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 20-
99 orang.
Pengumpulan data perusahaan industri besar dan sedang dilakukan secara lengkap
pada semua perusahaan industri yang tercatat dalam direktori berdasarkan hasil
pemutakhiran setiap tahun. Perusahaan yang dicakup adalah perusahaan yang mempunyai
tenaga kerja 20 orang atau lebih termasuk perusahaan industri yang baru mulai berproduksi
secara komersial.
Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Aceh pada tahun 2015 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Demikian halnya dengan penyerapan
tenaga kerja mengalami pertumbuhan negatif. Adapun pada tahun 2015 jumlah perusahaan
industri besar sedang sebanyak 43 perusahaan yang mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 9.159 orang. Jika dibandingkan tahun sebelumnya terjadi penurunan jumlah
pekerja sekitar 1,26 persen.
29
3
2
2
2
2
1
1
1
0 10 20 30 40
10
20
11
14
15
23
18
31
33
Jumlah Perusahaan
Ko
de
Ind
ust
ri
Gambar 8.1 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Jenis Industri, Tahun 2015
10 Makanan 11 Minuman 14 Pakaian Jadi 15 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 18 Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 20 Bahan KImia dan Barang dari Bahan Kimia 23 Barang Galian Bukan Logam 31 Furnitur 33 Reparasi dan Pemasangan Mesin dan
VIII
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
94
Energi
Perkembangan listrik di wilayah Aceh kian tahun semakin meningkat. Hal ini terlihat
dari jumlah pelanggan listrik yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015
terdapat lebih dari 1,2 juta pelanggan atau meningkat sebesar 4,95 persen dibanding tahun
2014.
Jumlah Kwh yang dibangkitkan pada tahun 2015 adalah sebesar 113.950.530 Kwh,
jauh meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 86.643.402 Kwh
atau terjadi peningkatan sebesar 31,52 persen. Adapun jumlah Kwh yang terjual juga
mengalami kenaikan sebesar 7,81 persen menjadi 2.118.989.058 Kwh. Begitupun untuk volt
ampere tersambung terus naik mencapai 1.255.509.930 VA pada tahun 2015 atau meningkat
sebesar 6,95 persen.
987.027 1.050.139 1.082.218
1.127.469 1.186.899
1.245.644
0.000
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 8.2 Jumlah Pelanggan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh, Tahun 2010-2015
Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 95
Tabel 8.1.1 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang,Tahun 2015
Kode Industri
Jenis Industri Jumlah
Perusahaan Tenaga Kerja
(1) (2) (3) (4)
10 Makanan 29 7.267
11 Minuman 2 119 14 Pakaian jadi 2 86
15 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 2 97
16 Kayu, Barang dari kayu dan gabus - -
18 Pencetakan dan reproduksi media rekaman 1 47
20 Bahan kimia dan barang dari bahan kimia 3 1.023
23 Barang galian bukan logam 2 459
31 Furniture 1 31
33 Reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 1 30
Gambar 9.2.Persentase Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang ( Rupiah), Tahun 2011-2015
Makanan Bukan Makanan
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 99
Gambar 9.4 Rata-Rata Konsumsi Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan Dan
Daerah Tempat Tinggal (Kkal), Tahun 2015
Tingkat kecukupan gizi dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan tingkat
kesejahteraan penduduk yang dihitung berdasarkan banyaknya kalori dan protein yang
dikonsumsi. Besarnya konsumsi kalori dan protein dihitung dengan mengalikan kuantitas
setiap makanan yang dikonsumsi dengan nilai kandungan kalori dan protein setiap jenis
makanan kemudian hasilnya dijumlahkan.
Menurut hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII tahun 2004,
standar kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia per kapita sehari
masing- masing sebesar 2 000 kkal dan 52 gram protein. Pada WNPG X tahun 2012, standar
kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia sedikit lebih tinggi dibanding
WNPG VIII tahun 2004. Ini akibat dari berkembangnya Iptek gizi dan ukuran antropometri
penduduk. Standar kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia per kapita
sehari menurut WNPG X tahun 2012 masing-masing sebesar 2.150 kkal dan 57 gram protein.
Kesejahteraan dapat dikatakan makin baik apabila kalori dan protein yang dikonsumsi
penduduk semakin meningkat sampai akhirnya melewati standar kecukupan konsumsi
kalori/protein per kapita per hari. Rata-rata konsumsi kalori dan protein penduduk per kapita
sehari hasil Susenas Maret 2015 di Propinsi Aceh sebesar 1.989,61 kkal dan 54.08 gram
protein (lihat Tabel 12.3 dan Tabel 12.4). Berdasarkan standar kecukupan konsumsi kalori
dan protein per kapita sehari (WNPG X tahun 2012), yaitu 2.150 kkal dan 57 gram protein,
maka rata-rata konsumsi kalori dan protein penduduk di Aceh pada Maret 2015 masih berada
di bawah standar kecukupan. Rata-rata konsumsi kalori penduduk perkotaan dan perdesaan
55,97 55,33 54,08 57,36
52,82 55,11
Kota Perdesaan Perkotaan +Perdesaan
Aceh Nasional
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
100
masih berada di bawah standar kecukupan kalori. Rata-rata konsumsi kalori di perkotaan
sebesar 1.948,63 kkal, lebih rendah dibandingkan konsumsi kalori di perdesaan sebesar
2.005,45 kkal. Hal ini wajar karena aktivitas penduduk di perdesaan membutuhkan energi
yang lebih besar dibandingkan penduduk di perkotaan. Berbeda dengan kalori, rata-rata
konsumsi protein penduduk di perkotaan relatif sama dibandingkan perdesaan yaitu 55,97
gram berbanding 55,33 gram, seperti terlihat pada Tabel 9.1.1
Tabel 9.1.1 Rata-rata Konsumsi Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok
Makanan dan Daerah Tempat Tinggal (kkal),Tahun 2015
Kelompok Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
1
Padi-padian 19,24 23,82 22,52
2 Umbi-umbian 0,27 0,22 0,23
3 Ikan 12,25 12,33 12,31
4 Daging 2,9 1,23 1,71
5 Telur dan Susu 3,75 2,32 2,73
6 Sayur-sayuran 1,44 1,4 1,41
7 Kacang-kacangan 2,39 1,8 1,97
8 Buah-buahan 0,36 0,25 0,28
9 Minyak dan Lemak 0,46 0,66 0,61
10 Bahan Minuman 0,44 0,66 0,6
11 Bumbu-bumbuan 0,46 0,48 0,48
12 Konsumsi Lainnya 0,8 0,76 0,77
13 Makanan dan Minuman Jadi 11,21 7,39 8,48
Jumlah/Total 55,97 53,32 54,1
Berdasarkan Tabel 9.1.2 kelompok makanan dengan konsumsi kalori tertinggi adalah
padi-padian sebesar 961,76 kkal, diikuti makanan dan minuman jadi sebesar 360,41 kkal
serta minyak dan lemak sebesar 289,28 kkal. Kelompok makanan dengan konsumsi kalori
terendah adalah umbi-umbian sebesar 12,41 kkal. Pola yang sama terjadi baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan.
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 101
Tabel 9.1.2 Rata-rata Konsumsi Kalori Per Kapita Sehari Menurut Kelompok
Makanan dan Daerah Tempat Tinggal (kkal), Tahun 2015
Kelompok Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
1 Padi-padian 821,24 1017,46 961,76
2 Umbi-umbian 12,74 12,28 12,41
3 Ikan 72,38 74,15 73,65
4 Daging 47,07 20,23 27,85
5 Telur dan Susu 62,51 36,82 44,12
6 Sayur-sayuran 22,6 21,83 22,05
7 Kacang-kacangan 25,85 19,79 21,51
8 Buah-buahan 37,07 29,3 31,79
9 Minyak dan Lemak 289,42 289,22 289,28
10 Bahan Minuman 90,91 96,86 95,17
11 Bumbu-bumbuan 11,84 12,89 12,59
12 Konsumsi Lainnya 40,6 35,62 37,03
13 Makanan dan Minuman Jadi 414,4 339 360,41
Jumlah/Total 1948,63 2005,45 1989,61
Tabel 9.1.1 juga menyajikan rata- rata konsumsi protein per kapita sehari beberapa
jenis bahan makanan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa konsumsi protein tertinggi pada
beras, sebesar 22,52 gram. Pada bahan makanan yang mengandung protein hewani (ikan,
daging, telur, dan susu), konsumsi protein tertinggi adalah ikan sebesar 12,31 gram.
Sementara itu, konsumsi protein nabati cukup tinggi yaitu kacang-kacangan sebesar 1,97
gram.
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
102
Ind
eks
Har
ga K
on
sum
en
Infl
asi
Indeks Harga Konsumen
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Selama tahun 2015, Provinsi Aceh mengalami inflasi
sebesar 1,53 persen. Angka inflasi pada tahun 2015 ini lebih rendah dibandingkan dengan
tahun 2014 yang mencapai 8,09 persen. Inflasi tahun 2015 ditandai dengan kenaikan Indeks
Harga Konsumen dari 115,74 pada bulan Desember 2014 menjadi 117,51 pada bulan
Desember 2015. Inflasi tertinggi di Aceh terjadi pada bulan Juni yang mencapai 1,07 persen
dan terendah terjadi pada bulan Januari dan Oktober sebesar 0,17 persen. Sedangkan deflasi
tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 1,26 persen dan terendah pada bulan
September sebesar 0,15 persen.
Grafik 10.1 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Aceh Tahun 2015
Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan terhadap inflasi Aceh
pada tahun 2015 antara lain Beras dengan andil sebesar 0,3313 persen, Daging Ayam Ras
0,3120 persen, Rokok Kretek Filter 0,2331 persen, Bawang Merah 0,2193 persen, dan Rokok
0,17
-1,26
-0,58
0,29 0,49
1,07
0,55
-0,25 -0,15 0,17 0,27
0,76
-2
-1
0
1
2
111
112
113
114
115
116
117
118
IHK Inflasi
X
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 103
Mig
as
No
n M
igas
Mig
as
Kretek sebesar 0,1405 persen. Sedangkan komoditi yang dominan memberikan sumbangan
terhadap deflasi diantaranya adalah Bensin sebesar -0,7830 persen, Tongkol/Ambu-ambu -
0,4743 persen, Cabai Merah -0,4076 persen, Udang Basah -0,1099 persen dan Dencis
sebesar -0,0927 persen. Sedangkan jika dilihat menurut komponen, komponen inti pada
tahun 2015 mengalami inflasi sebesar 2,71 persen, komponen yang harganya diatur
pemerintah mengalami deflasi 0,76 persen dan komponen bergejolak mengalami deflasi
sebesar 0,04 persen.
Ekspor
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah negara
tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang
tersebut dilakukan juga dengan para pedagang dari negara lain. Pada tahun 2015, nilai
ekspor Aceh mencapai lebih dari 106 juta USD dengan 87 persennya melalui pelabuhan di
wilayah Aceh sedangkan sisanya melalui pelabuhan di luar Aceh. Nilai ekspor non migas
Aceh yang melalui pelabuhan di wilayah Aceh sendiri sebesar 54,56 juta USD. Nilai ini
mengalami peningkatan 1.702,94 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor non migas
tahun 2014 yang hanya sebesar 4,05 juta USD. Komoditi ekspor non migas terbesar berupa
Anhydrous ammonia sebesar 30,65 juta USD dan Other coal,whether or not pulverisedbut not
agglomerated sebesar 21,93 juta USD. Kedua komoditi tersebut mempunyai share sebesar
96,37 persen terhadap total ekspor non migas, sedangkan komoditi lainnya mempunyai share
sebesar 3,63 persen.
Grafik 10.2 Perkembangan Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Aceh Tahun 2011-205 (Juta
USD)
77,26
60,15
33,17
4,05
54,56
0
20
40
60
80
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2011 2012 2013 2014 2015
Migas Non Migas
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
104
Share komoditi non migas terhadap total ekspor Aceh pada tahun 2015 cukup
besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 share komoditi non
migas sebesar 58,45 persen, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 0,80 persen.
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hanya pada tahun 2015 nilai ekspor non migas
lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspor migas. Ekspor Aceh ditujukan kepada
negara-negara yang berada di Asia, Eropa, dan Australia. Dari keseluruhan ekspor
tersebut hanya 32,42 persen yang diekspor ke negara-negara yang berada di ASEAN.
Sedangkan ekspor Aceh terbesar tertuju ke negara India dengan share sebesar 29,37
persen dari total ekspor. Komoditi yang diekspor ke India berupa Other coal,whether or
not pulverisedbut not agglomerated dan Anhydrous ammonia.
Grafik 10.3 Persentase Ekspor Menurut Negara Tujuan Melalui Pelabuhan di Aceh, Tahun 2015
Tiga pelabuhan utama dalam muat komoditi ekspor Aceh adalah Blang Lancang
(Arun), Lhokseumawe, dan Meulaboh. Komoditi yang dimuat di pelabuhan Blang Lancang
didominasi komoditi migas sebesar 38,78 juta USD. Sedangkan, Komoditi yang dimuat dari
pelabuhan Lhokseumawe untuk diekspor adalah komoditi non migas dimana sebagian besar
adalah Anhydrous Ammonia. Sedangkan komoditi yang dimuat dari pelabuhan Meulaboh
berupa Other coal,whether or not pulverisedbut not agglomerated.
15,88%
6,47%
3,24%
6,21%
2,48%
15,13% 8,60%
29,37%
12,29%
Jepang
Hongkong
Korea Selatan
Taiwan
Tiongkok
Thailand
Singapura
Malaysia
Vietnam
India
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 105
Juta
(U
SD)
rib
u (
ton
) Impor
Nilai impor Aceh pada tahun 2015 mencapai 116,82 juta USD. Nilai ini mengalami
peningkatan sebesar 188,33 persen jika dibandingkan tahun 2014. Sepanjang tahun 2011
sampai dengan 2015, nilai impor terendah terjadi pada tahun 2013. Sedangkan yang
tertinggi pada tahun 2015 dengan nilai impor sebesar 116,82 juta USD. Impor Aceh lebih
banyak didominasi oleh nonmigas yaitu sebesar 93,63 persen pada tahun 2015.
Komoditi migas yang diimpor menuju Aceh sebesar 7,44 juta USD. Komoditi migas
yang diimpor ke Aceh hanya berupa petroleum bitumen, sedangkan komoditi non migas
sebesar 109,38 juta USD.
Grafik 10.4 Perkembangan Nilai Impor Melalui Pelabuhan Muat di Aceh Tahun 2011-2015 (Juta USD)
Komoditi impor non migas terbesar adalah berupa Other engines of a
powerexceeding 22,38 kw dengan nilai sebesar 49,27 juta USD dengan share sebesar 45,04
persen terhadap total impor non migas dan sebesar 42,18 persen terhadap total impor. Dari
enam besar komoditi non migas yang diimpor menuju Aceh berjumlah 76,32 juta USD, nilai ini
memiliki share sebesar 69,78 terhadap total impor non migas, sedangkan komoditi lainnya
sebesar 33,06 juta USD atau sebesar 30,22 persen dari seluruh total impor non migas.
114,05
85,32
11,13
40,52
116,82
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
2011 2012 2013 2014 2014
Berat (000 Ton) Nilai (Juta USD)
2015 2015 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016
106
Pelabuhan utama impor Aceh dengan share lebih dari 90 persen dari total barang
impor adalah adalah pelabuhan Lhokseumawe dan Krueng Raya Malahayati. Sedangkan
negara asal barang impor di Aceh didominasi oleh Finlandia dengan share 67, 68 persen dari
total impor sedangkan negara lain masing-masing dibawah 10 persen.
Grafik 10.5 Persentase Impor Menurut Negara Asal Barang, Tahun 2015
Beras Bulog
Pada tahun 2015, pengadaan beras dalam negeri Bulog berjumlah 25.167,46 ton
yang tersebar di delapan Sub Divre. Walaupun terjadi sedikit peningkatan dibanding tahun
2014, tetapi sangat berkurang jika dibandingkan pengadaan tahun 2013. Banda Aceh dan
Pidie Jaya merupakan kabupaten/kota yang melakukan pengadaan paling besar dengan
masing-masing di atas 6 ton, sedangkan kabupaten lainnya dibawah 4 ton. Sedangkan untuk
pemasukan beras pada Tahun 2015 mencapai 99 ribu ton yang paling banyak terjadi di Bulan
November dengan jumlah hampir 20 ribu ton.
67,68
7,42
6,54
3,7
3,64
3,27
7,76 Finlandia
Vietnam
Singapura
Bulgaria
Thailand
Malaysia
Lainnya
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 107
Grafik 10.6 Pemasukan Beras Bulog Tahun 2011 – 2015 (ribu ton)
Pada tahun yang sama penyaluran beras berjumlah 125.976, 73 ton atau rata-rata
10 ribu ton perbulan, dengan Bulan November sebagai bulan dengan penyaluran terbanyak
yang mencapai 20 ribu ton. Sedangkan penyaluran per instansi pada tahun 2015 sangat
didominasi oleh penyaluran pada BUMN/BKP yang mencapai 88 persen dari total hampir 85
ribu ton penyaluran.
131,75
94,00
122,81
110,87
99,04
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 108
Pendahuluan
Pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi
nasional yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efektif dan efisien
dalam menunjang sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas
manusia, barang serta jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung
pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan
perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan
nusantara.
Jaringan transportasi dapat dibentuk oleh moda transportasi yang terlibat. Masing-
masing moda transportasi memiliki karakteristik teknis yang berbeda dan pemanfaatannya
disesuaikan dengan kondisi geografis daerah layanan. Moda transportasi udara mempunyai
karakteristik kecepatan yang tinggi dan dapat melakukan penetrasi sampai keseluruh wilayah
yang tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi lain.
Perkembangan industri angkutan udara sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis
wilayah yang ada sebagai suatu negara kepulauan. Oleh karena itu, angkutan udara
mempunyai peranan penting dalam memperkokoh kehidupan berpolitik, pengembangan
ekonomi, sosial budaya dan keamanan dan pertahanan. Selain itu, kebijakan umum angkutan
udara diarahkan untuk mewujudkan terselenggaranya angkutan udara secara selamat, aman,
cepat, efisien, teratur, nyaman, dan mampu berperan dalam rangka menunjang dan
mendukung sektor- sektor pembangunan lainnya.
Aceh merupakan Provinsi dengan wilayah yang luas dan dikelilingi oleh laut serta
memiliki pulau-pulau di sekitarnya. Selain itu, Aceh juga memiliki wilayah pegunungan aktif di
beberapa wilayah. Oleh karena itu, selain transportasi laut yang perlu digunakan untuk
menciptakan konektivitas antar pulau di Aceh, diperlukan juga transportasi udara untuk
mempercepat transportasi yang menghubungkan beberapa wilayah yang cukup jauh.
Transportasi Udara
Bandar Udara Sultan Iskandar Muda merupakan satu-satunya bandar udara
Internasional di Aceh dengan aktivitas tinggi, baik lalu lintas pesawat, penumpang, maupun
barang. Selain melayani penerbangan domestik, juga terdapat penerbangan mancanegara ke
negara Malaysia dan Arab Saudi (untuk jamaah haji dan umroh).
XI
Profil Pembangunan Aceh 2016 109
Gambar 11.1 Perkembangan Jumlah Penerbangan Domestik dan Internasional di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (Unit), Tahun 2011-2015
Perkembangan jumlah pesawat serta penumpang di Bandara Sultan Iskandar Muda
sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 tidak mengalami perubahan yang terlalu drastis.
Untuk penerbangan domestik, Jumlah pesawat dan penumpang terbanyak terjadi pada tahun
2013 sebanyak 6.740 pesawat dan 673.618 penumpang yang diangkut. Sedangkan untuk
penerbangan internasional, jumlah pesawat dan penumpang terbanyak terjadi pada tahun
2016 sebanyak 1.335 pesawat.
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah total penerbangan terbanyak di Bandara
Sultan Iskandar Muda selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2013 yaitu sebanyak
7.829 pesawat. Sedangkan penerbangan paling sedikit terjadi pada tahun 2012 yaitu
sebanyak 6.159 pesawat. Penerbangan di Bandara Sultan Iskandar Muda didominasi
penerbangan domestik. Share terbesar penerbangan internasional terjadi pada tahun 2015
yaitu sebesar 21,40 persen terhadap total penerbangan.
Bila dilihat berdasarkan tujuan penerbangan selama tahun 2015, bandara yang dituju
untuk luar Aceha dalah ke Batam (23 penerbangan per Desember), Kualanamu (2.160
penerbangan), Jakarta (CGK) sebanyak 1.080 penerbangan, dan Jakarta (HLP) sebanyak 61
penerbangan per November. Sedangkan bandara tujuan dalam Provinsi adalah ke Blang
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh
6.506 6.159
7.829
6.851 6.239
1.199 1.000 1.089 1.266 1.335
5.307 5.159
6.740
5.585 4.904
2011 2012 2013 2014 2015Total Penerbangan (Berangkat dan Datang)Penerbangan Internasional (Berangkat dan Datang)Penerbangan Domestik (Berangkat dan Datang)
Profil Pembangunan Aceh 2016 110
Pidie (96 penerbangan), Blangkejeren (96 penerbangan), Kutacane (144 penerbangan), dan
Meulaboh (144 penerbangan), serta tujuan luar negeri adalah ke Kuala Lumpur (480
penerbangan) dan Penang sebanyak 360 penerbangan.
Tabel 11.1.1 Pelaksanaan Penerbangan Angkutan Udara Menurut Bandar Udara Tujuan,
Perusahaan Penerbangan dan Tipe Pesawat Melalui Bandar Udara Sultan Iskandar
Muda, Tahun 2015
No. Bandar Udara Tujuan
Perusahaan Penerbangan
Frek. Per Bulan Jumlah
Penerbangan
(1) (2) (3) (5) (6)
1. BATAM Lion Air 23 23 Per Des
2. KUALANAMU Lion Air, Garuda 180 2.160
3. JAKARTA(CGK) Garuda 90 1.080
4. JAKARTA(HLP) Batik air 30 61 Per Nov
5. BLANG PIDIE Susi Air 8 96
6. BLANGKEJEREN Susi Air 8 96
7. KUTACANE Susi Air 12 144
8. MEULABOH Susi Air 12 144
9. KUALA LUMPUR Air Asia 40 480
10 PENANG Fire Fly 30 360
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh
Gambar 11.2 Perkembangan Jumlah Penumpang (Orang) pada Penerbangan Domestik dan Internasional di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Tahun 2011-2015
Sumber : Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 111
Gambar 11.2 menunjukkan bahwa permintaan penumpang akan kebutuhan
transportasi udara domestik tidak terlalu mengalami perubahan selama 5 tahun terakhir.
Bahkan pada tahun 2015, jumlah penumpang yang diangkut mengalami penurunan jika
dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Permintaan transportasi internasional justru mengalami kenaikan selama 5 tahun
terakhir. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pesawat yang datang dan berangkat pada
tahun 2015. Jumlah penumpang yang diangkut ke luar negeri juga turut mengalami kenaikan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penambahan rute penerbangan juga turut
memberikan andil kenaikan arus lalu lintas udara internasional di Aceh.
Tabel 11.1.2 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Terminal Domestik
di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Kg), Tahun 2011-2015
Panjang dan kondisi jalan yang ada di suatu daerah sangat menentukan
perkembangan arus transportasi melalui darat, salah satunya adalah jalan yang berstatus
jalan nasional. Pada tahun 2015, masih terdapat jalan nasional dengan jenis permukaan
tanah di Aceh, yaitu sepanjang 27,05 Km di Kabupaten Aceh Tengah dan 6 Km di Kabupaten
Aceh Utara, hal ini bisa dikarenakan pembukaan jalan baru atau sedang perbaikan. Bila
dilihat secara total (aspal dan tanah), jalan nasional paling panjang terdapat di Kabupaten
Aceh Selatan yaitu sepanjang 203,88 Km, sedangkan paling pendek terdapat pada Kota
Langsa yaitu sepanjang 20,32 Km.
Sumber : Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 115
65,18 68,49
203,88
72,12
114,03
197,09
56,28
109,63
144,17
76,01 67,68
64,28
123,63
43,81
179,92
134,42
56,92
82,95
109,14
51,55
20,32 33,57 27,00
Panjang Jalan Nasional
Gambar 11.4 Panjang Jalan Nasional Menurut Kabupaten/Kota di Aceh (Km), Tahun 2015
Kondisi jalan dapat dikelompokkan dalam empat kondisi, yaitu baik, sedang, rusak
dan rusak berat. Bila dilihat berdasarkan kondisi jalan nasional yang ada di Aceh, jalan
dengan kondisi baik pada tahun 2015 adalah sepanjang 1.334,08 Km atau 63,46 persen dari
seluruh panjang jalan nasional, kondisi jalan sedang adalah sepanjang 621,46 Km (29,56
persen), kondisi jalan rusak adalah sepanjang 80.92 Km (3,85 persen). Sedangkan kondisi
jalan rusak berat adalah sepanjang 65,61 Km (3,12 persen).
Gambar 11.5 Panjang Jalan Nasional Menurut Kondisi Jalan di Aceh (Km), Tahun 2015
1.334,08
621,46
80,92 65,61
Baik Sedang Rusak RB/KR/DT
Sumber : Sumber : Dinas Bina Marga Aceh
Sumber : Sumber : Dinas Bina Marga Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 116
Dari seluruh panjang jalan nasional dengan kondisi rusak/rusak berat yang ada di
Acehtahun 2015, Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang paling besar kerusakan
jalannya, yaitu sepanjang 52,97 Km sedangkan Kabupaten Aceh Barat tidak memiliki jalan
yang rusak/rusak berat.
Gambar 11.6 Panjang Jalan dengan Kondisi Rusak/Rusak Berat Menurut Kabupaten/Kota di Aceh
(Km), Tahun 2015
Jembatan nasional yang ada di Aceh tahun 2015 berjumlah 1.256 buah dengan total
panjang 2.5563,50 Km. Jembatan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) IV
merupakan daerah yang memiliki jumlah jembatan paling banyak, yaitu 523 buah dengan
jumlah jembatan kondisi baik sebanyak 470 buah atau sebesar 89,87 persen, sedangkan
paling sedikit terdapat pada UPTD V yaitu berjumlah 117 buah dengan jembatan kondisi baik
sebanyak 115 buah atau sebesar 98,29 persen. Secara total di Aceh jumlah jembatan dengan
kondisi baik adalah sebanyak 1.166 buah atau sebesar 92,83 persen dari keseluruhan jumlah
jembatan nasional.
Sim
eulu
e
Ace
h S
ingk
il
Ace
h S
elat
an
Ace
h T
engg
ara
Ace
h T
imu
r
Ace
h T
enga
h
Ace
h B
arat
Ace
h B
esar
Pid
ie
Bir
euen
Ace
h U
tara
Ace
h B
arat
…
Gay
o Lu
es
Ace
h T
amia
ng
Nag
an R
aya
Ace
h J
aya
Ben
er M
eria
h
Pid
ie J
aya
Ban
da
Ace
h
Sab
ang
Lang
sa
Lho
kseu
maw
e
Sub
ulu
ssal
am
5,30 0,40 1,70
4,11 6,90
52,97
0,00 3,80 4,91
1,20
10,31
0,10
16,83
2,70
10,50
1,90
13,32
2,50 0,82 2,13 2,73 0,50 0,90
Rusak/Rusak Berat
Sumber : Sumber : Dinas Bina Marga Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 117
Tabel 11.1.5 Kondisi Jembatan Nasional Menurut Jenis Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) di Aceh, Tahun 2015
UPTD Jumlah
Jembatan (Unit)
Jembatan Kondisi Baik
(Unit)
Persentase (%)
(1) (2) (3) (4)
UPTD I 275 253 92,00
UPTD II 174 166 95,40
UPTD III 167 162 97,01
UPTD IV 523 470 89,87
UPTD V 117 115 98,29
Total 1.256 1.166 92,83
Sumber : Dinas Bina Marga Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 118
1Tabel 11.1.6 Panjang Jalan Nasional Menurut Jenis Permukaan Jalan (Km), Tahun 2015
Kabupaten/Kota Jenis Permukaan
Jumlah Aspal Tanah
(1) (2) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 65,18 0 65,18
2. Aceh Singkil 68,49 0,00 68,49
3. Aceh Selatan 203,88 0,00 203,88
4. Aceh Tenggara 72,12 0,00 72,12
5. Aceh Timur 114,03 0,00 114,03
6. Aceh Tengah 170,04 27,05 197,09
7. Aceh Barat 56,28 0,00 56,28
8. Aceh Besar 109,63 0,00 109,63
9. Pi d i e 144,17 0,00 144,17
10. Bireuen 76,01 0,00 76,01
11. Aceh Utara 61,68 6,00 67,68
12. Aceh Barat Daya 64,28 0,00 64,28
13. Gayo Lues 123,63 0,00 123,63
14. Aceh Tamiang 43,81 0,00 43,81
15. Nagan Raya 179,92 0,00 179,92
16. Aceh Jaya 134,42 0,00 134,42
17. Bener Meriah 56,92 0,00 56,92
18. Pidie Jaya 82,95 0,00 82,95
Kota
1. Banda Aceh 109,14 0,00 109,14
2. Sabang 51,55 0,00 51,55
3. Langsa 20,32 0,00 20,32
4. Lhokseumawe 33,57 0,00 33,57
5. Subulussalam 27,00 0,00 27,00
Jumlah 2.069,02 33,05 2.102,07 Sumber : Dinas Bina Marga Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 119
Tabel 11.1.7 Kondisi Jalan/Jembatan Nasional Menurut Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Tahun 2015
No. UPTD
Panjang Jalan (Km)
Kondisi Jalan (Km)
Baik Sedang Rusak RB/KR/DT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. UPTD I
1. Kab. Aceh Besar 109,63 76,45 29,38 2,40 1,40
2. Kota Banda Aceh 109,14 90,27 18,05 0,82 0,00
3. Kota Sabang 51,55 25,69 23,73 1,63 0,50
4. Kab. Pidie 144,17 91,22 48,04 3,71 1,20
5. Kab. Pidie Jaya 82,95 60,08 20,37 1,90 0,60
6. Kab. Aceh Jaya 134,42 106,00 26,52 1,80 0,10
2. UPTD II
1. Kab. Aceh Timur 114,03 63,13 44,00 6,00 0,90
2. Kab. Aceh Utara 67,69 43,24 14,14 3,11 7,20
3. Kab. Aceh Tamiang 43,81 23,60 17,51 1,95 0,75
4. Kota Langsa 20,32 9,86 7,73 1,63 1,10
5. Kota Lhokseumawe 33,57 26,39 6,68 0,50 0,00
3. UPTD III
1. Kab. Aceh Tengah 197,09 50,53 93,59 25,18 27,79
2. Kab. Bener Meriah 56,92 19,94 23,66 7,31 6,01
3. Kab. Bireuen 76,01 59,61 15,20 0,80 0,40
4. UPTD IV
1. Kab. Aceh Selatan 203,88 167,97 34,21 1,60 0,10
2. Kab. Aceh Barat 56,28 48,18 8,10 0,00 0,00
3. Kab. Simeulue 65,18 37,88 22,00 2,70 2,60
4. Kab. Aceh Singkil 68,49 47,39 20,70 0,40 0,00
5. Kab. Aceh Barat Daya 64,28 56,68 7,50 0,10 0,00
6. Kab. Nagan Raya 179,91 111,10 58,31 7,70 2,80
7. Kab. Subulussalam 27,00 17,08 9,02 0,70 0,20
5. UPTD V
1. Kab. Aceh Tenggara 72,12 39,19 28,82 2,30 1,81
2. Kab. Gayo Lues 123,63 62,60 44,20 6,68 10,15
Jumlah 2 102,07 1 334,08 621,46 80,92 65,61
Profil Pembangunan Aceh 2016 120
Lanjutan Tabel 11.1.7
No. UPTD
Kondisi Jembatan
Jumlah Panjang
(M)
Baik
Buah
Panjang (M)
(1) (2) (8) (9) (10) (11)
1. UPTD I 1. Kab. Aceh Besar 99 3151,8 94 3011,8 2. Kota Banda Aceh 18 1071,3 16 987,3 3. Kota Sabang 30 172,9 25 140,1 4. Kab. Pidie 104 1812,9 96 1713,4 5. Kab. Pidie Jaya 24 569,6 22 520,4
2. UPTD II 1. Kab. Aceh Timur 72 1668,3 68 1626,7 2. Kab. Aceh Utara 63 1136,0 62 1110,3 3. Kab. Aceh Tamiang 12 403,8 12 403,8 4. Kota Langsa 14 191,7 14 191,7 5. Kota Lhokseumawe 13 185,1 10 130,4
3. UPTD III 1. Kab. Aceh Tengah 66 1150,1 65 1140,1 2. Kab. Bener Meriah 34 471,1 34 471,1 3. Kab. Bireuen 67 1382,6 63 1312,9
4. UPTD IV 1. Kab. Aceh Selatan 81 1917,7 78 1865,5 2. Kab. Aceh Barat 59 1242,6 52 947,4 3. Kab. Simeulue 101 1341,6 76 977,1 4. Kota Subulussalam 11 264,1 11 264,1 5. Kab. Aceh Singkil 37 772,4 32 660,3 6. Kab. Aceh Barat Daya 112 2112,9 105 1967,9 7. Kab. Nagan Raya 66 1161,7 60 893,2 8. Kab. Aceh Jaya 56 1694,7 56 1694,7
5. UPTD V 1. Kab. Aceh Tenggara 69 849,1 68 843,1 2. Kab. Gayo Lues 48 839,5 47 832,5
Jumlah 1.256 25.563,5 1.166 23.705,8
Sumber : Dinas Bina Marga Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 121
1Tabel 1.1.8 Pelaksanaan Penerbangan Angkutan Udara Menurut Bandar Udara Tujuan, Perusahaan Penerbangan dan Tipe Pesawat Melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, 2015
No. Bandar Udara Tujuan
Perusahaan Penerbangan
Tipe Pesawat
Frek. Per Bulan Jumlah
Penerbangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. BATAM Lion Air B 738 23 23 Per Des
2. KUALANAMU Lion Air, Garuda B 739 180 2.160
3. JAKARTA(CGK) Garuda B 738 90 1.080
4. JAKARTA(HLP) Batik air B 738 30 61 Per Nov
5. BLANG PIDIE Susi Air C-208 8 96
6. BLANGKEJEREN Susi Air C-208 8 96
7. KUTACANE Susi Air C-208 12 144
8. MEULABOH Susi Air C-208 12 144
9. KUALA LUMPUR Air Asia A 320 40 480
10 PENANG Fire Fly ATR 72 30 360
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 122
Tabel 11.1.9 Kapasitas Angkut dan Jumlah yang Diangkut (Penumpang) Melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, 2003-2015
Tahun Kapasitas Angkut
Jumlah yang Diangkut Persentase
(1) (2) (3) (4)
2003 146.433 100.306 68,50
2004 169.352 131.960 77,92
2005 272.723 233.886 85,76
2006 329.307 263.553 80,03
2007 349.303 278.023 79.59
2008 272..659 267.722 98,19
2009 307.782 293.224 95,27
2010 333.720 319.059 95,61
2011 336.117 332.270 98,84
2012 312.477 316.996 55,28
2013 184.997 195.620 36,44
2014 407.408 371.881 58,15
2015 851.180 747.455 87,81
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh
Profil Pembangunan Aceh 2016 123
Tabel 11.1.10 Arus Lalu Lintas dan Angkutan Penyeberangan yang Dicatat pada Pelabuhan Balohan-Ulee Lheue, 2015
Bulan
Frekuensi Kapal Berangkat Tiba Kendaraan
Berangkat
Tiba Penumpang Barang (Ton)
Penumpang Barang (Ton)
Berangkat
Tiba
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 60 60 18.407 106 19.974 2.354 6.238 6.661
Februari 53 53 14.299 163 14.844 1.912 5.028 5.148
Maret 67 66 13.304 153 14.950 1.911 5.163 5.652
April 89 90 14.284 165 16.565 1.977 5.206 5.852
Mei 77 76 16.015 129 19.268 2.441 5.677 6.387
Juni 75 75 15.338 179 16.464 2.575 5.697 6.197
Juli 91 92 24.320 141 26.401 2.201 8.280 9.410
Agustus 75 74 18.043 222 20.492 3.204 6.579 7.406
September 75 75 16.507 171 21.089 3.153 6.664 8.108