35
BAB. IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangLahirnya Kementerian Agama merupakan jawaban
kongkrit atas tuntutan sejarah bangsa. Dan lebih dari itu hal ini
merupakan jaminan atas pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, terutama
sila Ketuhanan dan pasal 29 dari UUD 1945. Keberadaan Kementerian
Agama yang ada mulanya bernama Kementerian Agama, awalnya diusulkan
oleh utusan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Karesidenan
Banyumas (K.H. Abu Dardiri, H.M. Saleh Suaidy dan M. Sukeso Wirya
Saputra) pada sidang pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
di Jakarta pada tanggal 24-28 Nopember 1945. Usulan mereka
disetujui oleh sidang, kemudian keputusan sidang tersebut diproses.
Akhirnya pada tanggal 3 Januari 1946, pemerintah mengumumkan
berdirinya Kementerian Agama RI dengan Menteri Agamanya yaitu H.M.
Rasyidi, BA. Maka dari sejarah singkat itulah, tanggal 3 Januari
diperingati sebagai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian
Agama[footnoteRef:2]. [2: Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas]
Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di
bidang keagamaan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara[footnoteRef:3]. Sebuah tugas
yang tidak ringan tentunya. Dikatakan tidak ringan karena yang
dihadapi dalam pembangunan bidang agama berkaitan dengan program
mewujudkan keadilan dan kemakmuran meliputi dimensi lahir, batin,
material dan spiritual. Salah satu unit kerja Kementerian Agama
yang cukup akrab dan bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah
Kantor Urusan Agama atau lebih populer dikenal dengan sebutan KUA.
[3: Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama]
Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan merupakan unit kerja
Kementerian Agama yang secara institusional berada paling depan dan
menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan kepada
masyarakat di bidang keagamaan. KUA merupakan bagian paling bawah
dari struktur Kementerian agama yang berhubungan langsung dengan
masyarakat dalam satu wilayah kecamatan. Guna menjaga eksistensi
KUA Kecamatan, maka diterbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor
517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama
Kecamatan, di mana Kantor Urusan Agama (KUA) berkedudukan di
wilayah Kecamatan dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor
Kementerian agama Kabupaten/Kabupaten yang dikoordinasi oleh Kepala
Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas dan Kelembagaan Agama
Islam dan dipimpin oleh seorang Kepala, yang tugas pokoknya
melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian agama
Kabupaten/Kabupaten di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah
Kecamatan[footnoteRef:4]. Dengan demikian, eksistensi KUA Kecamatan
sebagai institusi pemerintah dapat diakui keberadaannya, karena
memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan bagian dari
struktur pemerintahan di tingkat Kecamatan. [4: Keputusan Menteri
Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor
Urusan Agama Kecamatan]
Dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi KUA, maka KUA
Kecamatan Singkawang Barat dalam mengelola tugasnya di bidang
keagamaan dan bidang lain yang mempunyai hubungan dengan bidang
tugasnya, mempunyai jalur vertikal wilayah dengan Kanwil Agama
Provinsi Kalimantan Barat dan Kemenag Pusat, serta jalur horizontal
yaitu semua kantor instansi di tingkat Kecamatan.Di era reformasi
dan transparansi seperti sekarang ini muncul sebuah paradigma dan
tuntutan baru dari masyarakat tentang pelaksanaan tugas KUA sebagai
pelayan publik yang mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan
pelayanan yang lazim dikenal dengan istilah pelayanan prima. Dalam
hal perbaikan dan penyempurnaan pelayanan ini telah disikapi dan
disambut baik pemerintah dan didukung oleh seluruh pimpinan dan
segenap jajaran dilingkungan Kementerian Agama dengan senantiasa
meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan dalam melaksanakan
tugas.KUA Kecamatan Singkawang Barat merupakan unit pelaksana dari
Kantor Kementerian agama Kota Singkawang yang ada di daerah/wilayah
Kecamatan Singkawang Barat, yang mana segala kegiatan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di Wilayah Kecamatan Singkawang Barat.
KUA Kecamatan Singkawang Barat secara struktural dan fungsional
merupakan bagian dari instrument pemerintah yang dalam melaksanakan
tugasnya tidak lepas dari kerja sama dan koordinasi dengan instansi
terkait yang ada di wilayah Kecamatan. Sebagai ujung tombak
pelaksanaan tugas umum pemerintahan, khususnya di bidang urusan
agama Islam, KUA telah berusaha seoptimal mungkin dengan kemampuan
dan fasilitas yang ada untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Namun demikian upaya untuk mempublikasikan peran, fungsi dan tugas
KUA harus selalu diupayakan. Dalam rangka memenuhi kriteria inilah
yang melatarbelakangi tersusunnya Profil Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Singkawang Barat.B. Dasar HukumPenyusunan Profil KUA
Kecamatan Singkawang Barat yang memuat gambaran umum tentang
pelaksanaan tugas dan fungsi KUA Kecamatan Singkawang Barat
didasarkan pada ketentuan tugas dan fungsi KUA Kecamatan itu
sendiri dan dukungan dari dinas intansi vertikal yang berwenang
dalam pembinaan rutindalam bentuk kegiatan penilaian atas KUA yang
berpijak pada peraturan yang berlaku sebagai berikut :1.
Undang-Undang RI No. 22 tahun 1946 tentang pencatatan nikah, tolak
dan rujuk;2. Undang-Undang RI No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan;3. Keputusan Menteri Agama (KMA) RI No. 18 tahun 1974
dan 45 tahun 1981 tentang Organisasi dan tata kerja Departemen
Agama;4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1975
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan;5. Keputusan Menteri Agama Nomor 168 Tahun 2000 tentang
Pedoman Perbaikan Pelayanan Masyarakat di Lingkungan Departemen
Agama;6. Keputusan Menteri Agama Nomor 517 tahun 2001 tentang
Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan;7. Keputusan
Menteri Agama Nomor 552 Tahun 2003 tentang Pedoman Penilaian Satuan
Organisasi/Kerja Kantor Pelayanan Calon Percontohan di Lingkungan
Departemen Agama;8. Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2004
tentang Peningkatan Pelayanan Pernikahan Pada Kantor Urusan Agama
Kecamatan;9. Keputusan Menteri Agama (KMA) RI No. 6 tahun 2005
tentang petunjuk penilaian KUA sebagai inti pelayanan
percontohan;10. Peraturan Menteri Agama Nomor 21 tahun 2005
Perubahan Peraturan Menteri Nomor 9 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Biaya Nikah dan Rujuk;11. Peraturan Menteri Agama Nomor 11 tahun
2007 tentang Pencatatan Nikah;12. Keputusan Menteri Agama Nomor 117
tahun 2007 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Unit Pelayanan
Masyarakat di Lingkungan Departemen Agama; 13. Peraturan Menteri
Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tatat Kerja Kantor
Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan Kementerian Agama dan Kantor
Kabupaten/Kota;14. Keputusan Menteri Agama (KMA) RI No. 373 tahun
2002 tentang Stok Kantor Wilayah Departemen Agama dan Kantor
Kabupaten/Kota.15. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 38tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan
Publik;16. Peraturan Menteri Agama Nomor 39 tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja KUA;17. Instruksi Menteri Agama Nomor 1
tahun 2000 tentang Pedoman Perbaikan Pelayanan Masyarakat di
Lingkungan Departemen Agama;18. Instruksi Menteri Agama Nomor 2
tahun 2004 tentang Peningkatan Pelayanan Pernikahan pada Kantor
Urusan Agama;19. Surat Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Kementerian Agama RI Nomor: DJ.II/231/2013 tanggal 04 Maret
2013 tentang Pedoman Penilaian Kantor Urusan Agaman (KUA) Teladan
Tahun 2013.
C. Maksud dan tujuan1. MaksudPenyusunan Profil Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barat ini dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman yang lebih utuh kepada masyarakat maupun
lembaga/instansi terkait, pelayanan kependudukan, kesehatan,
pemerintah daerah, Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi, Organisasi
Profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun masyarakat umum yang
membutuhkan informasi tentang eksistensi dan perkembangan pelayanan
pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barat. 2.
TujuanProfil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barat
Tahun 2014 disusun dengan tujuan yang hendak dicapai sebagai
berikut:a. Memberikan gambaran umum kepada semua pihak yang terkait
tentang Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barat.b.
Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang pelayanan
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Baratc. Menyajikan
data yang akurat bagi semua pihak yang berkepentingan.d. Mengetahui
standar pelayanan, pola kerja dan volume kerja pada Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barate. Menjadikan bahan evaluasi
dan komparasi terhadap perkembangan pelayanan Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Singkawang Baratf. Memberikan daya penilaian
subjektif dari masing-masing personil pelaksana Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Singkawang Barat.g. Memberikan motivasi bagi SDM
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barat untuk kreatif
dalam menciptakan terobosan baru untuk meningkatkan kinerja
sekaligus memposisikan diri dalam perbaikan, peningkatan dan
penyempurnaan hasil kerja sesuai tugas yang diembannya.
D. Ruang lingkup Penyajian Profil Kantor Urusan Agam(KUA)
Kecamatan Singkawang Barat ini dibatasi hanya pada kondisi umum dan
obyektif, Tugas pokok dan fungsi, implementasi program kerja dan
bentuk kerjasama dan kemitraan lainnya serta informasi seputar
gerak dan dinamika Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang
Barat.E. Sistematika PenulisanUntuk lebih memudahkan pengguna dan
memahami serta mengerti isi Profil Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Singkawang Barat Tahun 2014 ini, maka penyusunan Profil
ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :Bab I
:Pendahuluan, yang berisi hal yang melatar belakangi, dasar hukum,
maksud dan tujuan, ruang lingkup serta sistematika Profil Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Barat Tahun 2014.
Bab II :Gambaran Umum Kecamatan Singkawang Barat yang berisi
sejarah Kota Singkawang, sejarah pembentukan pemerintah Kota
Singkawang, makna logo Kota Singkawang, sejarah pembentukan
Kecamatan Singkawang Barat, kondisi geografis Kecamatan Singkawang
Barat, keadaan penduduk dan sosio religiusnya, sarana peribadatan
dan pendidikan, Lembaga Keagamaan Islam dan Ibadah Sosial
Bab III:Kondisi Umum Dan Obyektif Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Singkawang Barat yang berisi sejarah KUA di Indonesia,
sejarah KUA Kecamatan Singkawang Barat, makna lambang Kementerian
Agama, Kedudukan, tugas, fungsi dan kewjiban KUA, visi dan misi KUA
Kecamatan Singkawang Barat, SDM KUA Kecamatan Singkawang Barat dan
struktur organisasi KUA Kecamatan Singkawang Barat.
Bab IV :Implementasi Program Kerja KUA Kecamatan Singkawang
Barat, berisikan pelaksanaan program kerja KUA Kecamatan Singkawang
Barat dalam bidang Pelayanan Nikah, Profesionalisme personil KUA,
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana KUA, pembinaan keluarga
sakinah, pelayanan konsultasi BP-4, pelayanan zakat dan wakaf,
kemitraan dan kerukunan umat beragama, pelayanan konsultasi dan
bimbingan haji, akurasi data kearsipan statistik dan dokumentasi,
pendidikan keagamaan.
Bab V :Penutup
Didukung dengan beberapa data sebagai lampiranlampiran.
BAB. II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SINGKAWANG BARAT
A. Sejarah Kota SingkawangSingkawang atau bisa disebut KOTA AMOY
adalah sebuah kota yang dulunya menjadi ibu kota Sambas dan setelah
di lakukan pemekaran kabupaten Sambas singkawang menjadi bagian
dari kabupaten Bengkayang.Dengan UU No 12 tahun 2001 Singkawang
resmi menjadi Pemerintahan kota Singkawang.Singkawang terletak 147
km dari ibu kota provinsi Kalimantan Barat, yaitu Pontianak dan
terbagi menjadi lima kecamatan yaitu Singkawang Utara, Singkawang
Selatan, Singkawang Barat, Simgkawang Timur, dan Singkawang
Tengah.Nama unik Kota Singkawang mempunyai beberapa asal-usul. Ada
yang mengatakan bahwa nama Singkawang diambil dari nama tanaman
yaitu "TENGKAWANG" yang terdapat di wilayah hutan tropika. Dalam
versi orang cina atau Tionghoa dari suku "Khek/Hakka" kata
Singkawang berasal dari kata Sau Kew Jong yang berarti kota yang
terletak di antara laut, muara, gunung,dan sungai. Sebelah barat
kota Singkwang berbatasan dengan laut natuna, Sebelah selatan dan
timur kota Singkawang berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi,
Raya,dan Gunung Poteng, sedangkan di tengah-tengah Kota Singkawang
sungai yang mengalir ke laut natuna.Masyarakat Singkawang memiliki
berbagai etnis sehingga Singkawang di kenal sebagai kota multi
etnis. Sebagian besar etnis yang ada di singkawang yaitu etnis
Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Singkawang dikenal sebagai Hongkongnya
Indonesia atau Kota Seribu Vihara karena etnis Tionghoa yang ada di
Singkawang mencapai 42% dari jumlah penduduk Kota Singkawang. Dalam
berkomunikasi etnis Tionghoa menggunakan bahasa Khek/Hakka sehingga
takheran jika berada di kota Singkawang seperti berada di salah
satu sudut Kota Hongkong.Salah satu budaya etnis Tionghoa adalah
CAP GO MEH yang di langsungkan 15 hari setelah tahun baru imlek.
Karnval ta'aruf dan Pawai Takbir adalah salah satu budaya adat
melayu yang mayoritas beragama islam yang ada di
Singkawang.sedangkan budaya etnis dayak yang ada di Singkawang
yaitu Naik Dango.Singkawang juga disebut kota pariwisata,
objek-objek pariwisata yang ada di singkawang menggerakkan hati
para wisatawan untuk datang ke kota Singkawang tersebut.Kota
Singkawang memiliki objek pariwisata yaitu : Pasir Panjang, Sinka
Island Park (Teluk Mak Jantu), Klenteng di Gunung Pasi, Gunung
Sari, Bukit Bugenvil, Taman Teratai, dan Cap Go Meh yang merupakan
budaya etnis Tiong Hua. Objek-objek wisata tersebut itulah yang
menambah devisa kota Singkawang. Penamaan kota ini muncul dalam
beberapa versi menurut bahasa, dalam versi Melayu dikatakan bahwa
nama Singkawang diambil dari nama tanaman Tengkawang yang terdapat
diwilayah hutan tropis. Menurut versi bahasa Cina, Singkawang
berasal dari kosa kata San Kew Jong yang secara harfiah berarti
Gunung Mulut Lautan, maksudnya suatu tempat yang terletak dikaki
gunung menghadap ke laut. Dari beberapa catatan sejarah Singkawang
mulai dikenal oleh orang Eropa sejak tahun 1834 yang tercantum
dalam buku tulisan George Windsor Earl berjudul The Eastern Seas
yang menyebut nama kota ini dengan kata SINKAWAN. Pada masa itu
Singkawang lebih dikenal sebagai daerah koloni Cina dimasa
kongsi-kongsi penambang emas berkuasa dengan Monterado sebagai
pusat kekuasaan para penambang tersebut (dalam tulisan sejarah
tersebut nama seseorang bernama Kung She yang dipercaya memiliki
pengaruh). Catatan lainnya juga didapat dari salah satu tulisan G.F
De Bruijn yang termuat dalam De Volken Van Nederlandsch Indie
(1920) berjudul De Maleiers yang terjemahannya berbunyi : .beberapa
puluh mil di sebelah selatan kerajaan (Sambas,pen) dibangun sebuah
kota yang dimaksud sebagai kota pemerintahan (Belanda).1.
Singkawang Bagian dari Sebuah Kerajaan Pada masa lalu Singkawang
merupakan bagian dari Kerajaan Sambas namun pusat kekuasaannya dan
pusat kegiatan belum sampai menjamah Singkawang, hal ini disebabkan
masih dominannya kuasa ekonomi ditangan kongsi-kongsi Monterado.
Sebaliknya kekuasaan raja-raja Sambas masih mampu mengatasi
berbagai pemberontakan termasuk bantuan yang diberikan Kompeni
Belanda dengan mengirimkan Overste Zorg, namun dengan berbagai
kejadian itu Kerajaan Sambas merasa belum perlu memanfaatkan
Singkawang terutama pelabuhannya karena Sambas sendiri memiliki
pelabuhan yang cukup baik dan memenuhi syarat pada masa itu. 2.
Singkawang Masa Belanda-Jepang Seiring kekuasaan yang masih
dipegang penuh oleh Kerajaan Sambas, Belanda juga mulai melirik
daerah-daerah diluar Jawa termasuk Singkawang, maka pada tahun 1891
segera dibuka jalur pelayaran pantai terutama yagn berdekatan
dengan Singapura yang ketika itu merupakan poort (gerbang) keluar
masuknya kapal-kapal terutama setelah dibukanya teruzan Suez dan di
Sinkawang dibangun pelabuhan lengkap dengan cabang (agent) KPM
(Konijnlijk Peketvaart Maatschappij), demikian pula pendukung modal
asing (Belanda) yang diberikan kesempatan beroperasi, yakni
Perusahaan Listrik ANIEM (Algemene Nederlands Indiesche
Elecktriesche Maatschaappij). Belanda juga membangun jalan-jalan
darat ditahun 1912, meliputi jalur Pemangkat, Singkawang,
Bengkayang yang dikenal dengan Pendareng. Sebuah peraturan
Pemerintah Hindia Belanda yang termuat dalam Staatsblad tahun 1938
nomor 352 yang dekeluarkan oleh Gubernur Jendral Hidia Belanda yang
mengatur bahwa Borneo ditetapkan sebagai wilayah administratif
dengan ibukota terletak di Banjarmasin. Wilayah administratif
Borneo (Kalimantan) ini dibagi dalam dua keresidenan yaitu
Kersidenan Borneo bagian Selatan dan Timur. Residensi Kalimantan
bagian Barat dengan Ibukota Pontianak. Pada saat itu Singkawang
merupakan sebuah kewedanaan di samping kewedanaan Pemangkat dan
Bengkayang. Beberapa catatan sejarah mengenai perjuangan masyarakat
Singkawang pada masa ini antara lain 1. Pernah menjadi pos terdepan
dalam melawan gerakan PGRS/Paraku; 2. Ekspansi ke Malaysia; 3.
Perlawanan terhadap G.30.S/PKI Sumber : Singkawang, Lika Liku
Perjalanan Menuju Ke Sebuah Pemerintahan Kota M.J. Mooridjan B.
Sejarah Pembentukan Pemerintah Kota SingkawangKota Singkawang
semula merupakan bagian dan ibukota dari wilayah Kabupaten Sambas
(UU. Nomor : 27 Tahun 1959) dengan status Kecamatan Singkawang, dan
pada tahun 1981 Kota ini menjadi Kota Administratif Singkawang (PP
Nomor 49 Tahun 1981). Kota ini juga pernah diusulkan menjadi
Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang yaitu melalui usul pemekaran
Kabupaten Sambas menjadi 3 (tiga) daerah Otonom. Namun Kotamadya
Daerah Tingkat II Singkawang belum direalisir oleh Pemerintah
Pusat, waktu itu hanya Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Bengkayang yang disetujui, sehingga wilayah Kota Administratif
Singkawang menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat
II Bengkayang (UU Nomor : 10 Tahun 1999), sekaligus menetapkan
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas beribukota di
Sambas.Kondisi tersebut tidaklah membuat surut masyarakat
Singkawang untuk memperjuangkan Singkawang menjadi Derah otonom,
aspirasi masyarakat terus berlanjut dengan dukungan Pemerintah
Kabupaten Sambas dan semua elemen masyarakat Seperti : KPS, GPPKS,
Kekertis, Gemmas, Tim Sukses, LKMD, Para RT serta organisasi
lainnya. Melewati jalan panjang melalui penelitian dan pengkajian
terus dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Barat maupun Tim Pemekaran
Kabupaten sambas yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bersama
antara Bupati Sambas dan Bupati Bengkayang No. 257 Tahun 1999 dan
No. 1a Tahun 1999 tanggal 28 September 1999, serta pengakjian dari
Tim CRAIS, Badan Petimbangan Otonomi Daerah. Akhirnya Singkawang
terwujud menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor : 12
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang, diresmikan pada
tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan
otonomi Daerah atas nama Presiden Republik Indonesia. Sejak saat
itu, setiap tanggal 17 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Jadi
Kota Singkawang.C. Makna Logo Kota SingkawangLambang Kota
Singkawang diambil dari berbagai potensi, dengan makna yaitu 1.
Makna Warna : a. Merah:Keberanian b. Putih:Kesucian c.
Hijau:Kesuburan d. Biru:Ketentraman e. Kuning:Keluhuran dan
Keagungan 2. Makna Gambar : a. Bintang, Ketuhanan Yang Maha Esa b.
Padi dan Kapas, Kesejahteraan dan Kemakmuran, merupakan tujuan
seluruh masyarakat Kota Singkawang c. Rantai dan Roda Gigi,
Persatuan dan Kesatuan dalam roda pembangunan d. Gunung, Keteguhan
dan Kekokohan e. Laut, Wawasan dan Pandangan yang luas f. Tugu,
Tonggak bersejarah perjuangan Kota Singkawang g. Pita Bertuliskan
Kota Singkawang, melambangkan identitas Kota Singkawang h. Jumlah
Padi dan Kapas serta Angka 2001, melambangkan Peresmian Pembentukan
Kota Singkawang tanggal 17 Oktober 2001, yang dijadikan Hari Jadi
Kota Singkawang i. Buku, melambangkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi serta Peraturan perundang-undangan j. Tulisan Bersatu
Untuk Maju, melambangkan Motto Kota Singkawang (Sumber:
www.singkawangkota.go.id)
D. Sejarah Pembentukan Pemerintah Kecamatan Singkawang
BaratKecamatan Singkawang Barat semula bernama Kecamatan Pasiran.
Nama tersebut digunakan sejak masih berada dalam wilayah kabupaten
Sambas. Kemudian setelah Kabuapten Sambas dimekarkan menjadi dua
Kabupaten, yakni Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang,
Kecamatan Pasiran menjadi bagian dari Kabupaten Bengkayang. Seiring
dengan pemekaran Kota Singkawang menjadi Daerah Otonom berdasarkan
Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Singkawang, yang kemudian diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001
di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri, maka secara otomatis
Kecamatan Pasiran menjadi salah satu kecamatan di wilayah Kota
Singkawang. Berdasarkan Perda Kota Singkawang Nomor 1 Tahun 2003
tentang Perubahan desa menjadi Kelurahan di Kota Singkawang dan
Perda Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Perubahan Nama
Kecamatan di Kota Singkawang, pembagian wilayah administratif
Kecamatan Singkawang Barat dibagi menjadi 4 kelurahan, yakni:1.
Kelurahan Tengah2. Kelurahan Melayu3. Kelurahan Kuala4. Kelurahan
PasiranE. Kondisi Geografis Kecamatan Singkawang Barat1. Letak
WilayahSecara geografis, wilayah Kecamatan Singkawang Barat
memiliki batas-batas sebagai berikut:a. Sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Singkawang Tengah; b. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Singkawang Selatan dan Singkawang Timur; c.
Sebelah Barat berbatasan dengan laut Natuna; dan d. Sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Tengah. Secara umum wilayah
Kota Singkawang beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar
antara 21,80 sampai dengan 30,050 Celcius.2. Luas WilayahSecara
administratif Kecamatan Singkawang Barat terdiri dari 4 (empat)
wilayah Kelurahan dengan wilayah seluas adalah 1.504 Ha atau 15,04
km2 atau sekitar 2,98 % dari luas Wilayah Kota Singkawang. Yang
rinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 1Luas
Kecamatan Singkawang Barat Per Kelurahan
3. Peta Wilayah Peta wilayah Kecamatan Singkawang Barat sebagai
berikut:
Gambar 1.Peta Kecamatan Singkawang Barat
F. Kondisi Pemerintahan Kecamatan Singkawang BaratKecamatan
Singkawang Tengah terdiri dari 4 (empat) Kelurahan dan 148 Rt,
dengan rincian sebagai berikut :Tabel 2Data Jumlah Kelurahan dan RT
di Kecamatan Singkawang Barat
NoKelurahanRT
1Pasiran60
2Kuala68
3Melayu13
4Tengah7
Jumlah148
G. Kondisi Penduduk dan Sosio Religius di Kecamatan Singkawang
BaratBerdasarkan data kependudukan sampai tanggal 31 Agustus 2014,
jumlah penduduk Kecamatan Singkawang Barat adalah 67.788 jiwa atau
27,02% dari total populasi Kota Singkawang yang mencapai 250.850
jiwa. Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Singkawang Barat adalah
4.507 jiwa/km2. Adapun populasi penduduk Kecmatan Singkawang Barat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3Jumlah Penduduk Kecamatan Singkawang Barat Per Kelurahan
Per 31 Agustus 2014
Sumber: Disdukcapil Kota Singkawang Sedangkan jumlah penduduk
Kecamatan Singkawang Barat berdasarkan agama yang dianut dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.Jumlah Penduduk Kecamatan Singkawang BaratBerdasarkan
Agama Per 31 Agustus 2014
Sumber: Disdukcapil Kota SingkawangKehidupan masyarakat
Kecamatan Singkawang Barat yang multi etnis terdiri dari 3 (tiga)
etnis terbesar yakni Tionghoa (Cina), Melayu dan Dayak ditambah
suku-suku lainnya yang hidup secara berdampingan dan harmonis,
memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Keanekaragaman etnis dan budaya ini memberikan ciri dan daya tarik
tersendiri bagi Kota Singkawang. Terdapat berbagai peristiwa budaya
yang dapat dinikmati dari masing-masing etnis yang ada. Peristiwa
budaya tersebut biasanya dirayakan dan diperingati bersamaan dengan
upacara hari besar keagamaan. H. Sarana Peribadatan dan Pendidikan
di Kecamatan Singkawang Barat1. Sarana Peribadatan Hampir semua
pemeluk agama di Kecamatan Singkawang Barat memiliki sarana
peribadatan, kecuali pemeluk agama Hindu. Di Kecamatan Singkawang
Barat maupun di Kota Singkawang tidak terdapat bangunan Pura
sebagai tempat peribadatan umat Hindu. Adapun rincian data sarana
peribadatan di Kecamatan Singkawang Barat dapat dilihat pada
lampiran 12. Sarana Pendidikan IslamSarana pendidikan Islam di
Kecamatan Singkawang Barat terdapat Raudhatul Athfal (RA), Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Di Kecamatan
Singkawang Barat tidak terdapat Madrasah Aliyah (MA) baik negeri
maupun swasta. Adapun rinciannya dapat dilihat pada lampiran 2.I.
Lembaga Keagamaan IslamDi Kecamatan Singkawang Barat terdapat pula
berbagai lembaga keagamaan yang bertugas memberikan pelayanan dan
pembinaan terhadap kehidupan keagamaan masyarakat. Adapun daftar
lembaga Keagamaan Islam di wilayah Kecamatan Singkawang Barat dapat
dilihat pada lampiran 3. J. Ibadah Sosial1. ZakatPeningkatan
pembinaan zakat, infaq dan shadaqah melalui program sosialisasi
sesuai dengan undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat, pengumpulan dan pemberdayaan secara berkesinambungan sesuai
ketentuan hukum yang berlaku. Adapun zakat profesi atau zakat mal
baru disosialisasikan oleh BAZNAS Kota Singkawang, sedangkan zakat
profesi telah berjalan di lingkungan karyawan Kementerian Agama
Kota Singkawang yang dikelola langsung oleh UPZ Kementerian Agama
Kota Singkawang. Adapun data penerimaan dan penyaluran zakat, infaq
dan shadaqah Kecamatan Singkawang Barat tahun 2014 dapat dilihat
pada lampiran 4 dan 52. Bimbingan Manasik HajiBimbingan manasik
haji dilaksanakan setiap tahun bekerja sama dengan Penyelenggaraa
Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan juklak dari bagian urusan haji
Kementerian Agama Kota Singkawang.3. Tanah Wakaf dan
Kegunaannya.Peningkatan pemanfaatan tanah wakaf dengan sasaran
terkordinirnya pemanfaatan tanah wakap beserta sertifikasinya
sehingga dapat dikelola secara optimal. Adapun jumlah tanah wakaf
seluruhnya di Kecamatan Singkawang Barat berjumlah 20 petak/bidang,
seluas 39.117 M2 dengan rincian yang dapat dilihat pada lampiran
6.
BAB. IIIKONDISI OBJEKTIF KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN
SINGKAWANG BARAT
A. Sejarah Kantor Urusan Agama di IndonesiaSecara historis, KUA
adalah unit kerja Kementerian Agama yang memiliki rentang usia
cukup panjang. Menurut seorang ahli di bidang ke-Islaman Karel
Steenbrink, bahwa KUA Kecamatan secara kelembagaan telah ada
sebelum Kementerian Agama itu sendiri ada. Pada masa kolonial, unit
kerja dengan tugas dan fungsi yang sejenisdengan KUA kecamatan,
telah diatur dan diurusdi bawah lembaga Kantor Voor Inslanche Zaken
(Kantor Urusan Pribumi) yang didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Pendirian unit kerja ini tak lain adalah untuk
mengkoordinir tuntutan pelayanan masalah-masalah keperdataan yang
menyangkut umat Islam yang merupakan produk pribumi. Kelembagaan
ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Jepang melalui lembaga
sejenis dengan sebutan Shumbu.Pada masa kemerdekaan, KUA Kecamatan
dikukuhkan melalui undang-undang No. 22 tahun 1946 tentang
Pencatatan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk (NTCR). Undang-undang ini
diakui sebagai pijakan legal bagi berdirinya KUA kecamatan. Pada
mulanya, kewenangan KUA sangat luas, meliputi bukan hanya masalah
NR saja, melainkan juga masalah talak dan cerai. Dengan berlakunya
UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang diberlakukan dengan PP.
No. 9 tahun 1975, maka kewenangan KUA kecamatan dikurangi oleh
masalah talak ceraiyang diserahkan ke Pengadilan Agama.Dalam
perkembangan selanjutnya, maka Kepres No. 45 tahun 1974 yang
disempurnakan dengan Kepres No. 30 tahun 1978, mengatur bahwa
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan sebagaian tugas kementerian Agama Kabupaten/Kota di
bidang Urusan Agama Islam di wilayah Kecamatan.Sejak awal
kemerdekaan Indonesia, kedudukan KUA Kecamatan memegang peranan
yang sangat vital sebagai pelaksana hukum Islam, khususnya
berkenaan dengan perkawinan. Peranan tersebut dapat dilihat dari
acuan yang menjadi pijakannya, yaitu:1. UU No. 22 tahun 1946
tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk.2. UU No.22 tahun 1946
yang kemudian dikukuhkan dengan UU No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan.3. Keppres No. 45 tahun 1974 tentang tugas dan fungsi
KUA kecamatan yang dijabarkan dengan KMA No. 45 tahun 1981.4.
Keputusan Menteri Agama No. 517 tahun 2001 tentang pencatatan
struktur organisasi KUA kecamatan yang menangani tugas dan fungsi
pencatatan perkawinan, wakaf dan kemesjidan, produk halal, keluarga
sakinah, kependudukan, pembinaan haji, ibadah social dan kemitraan
umat.5. Keputusan Menteri Agama RI No. 298 tahun 2003 yang
mengukuhkan kembali kedudukan KUA kecamatan sebagai unit kerja
Kantor Departemen Agama kabupaten/kota yang melaksanakan sebagian
tugas Urusan Agama Islam.Sumber :
http://kuakecamatankumai.blogspot.com/2012/02/sekilas-sejarah-berdirinya-kantor.htmlB.
Sejarah Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang BaratKantor Urusan
Agama Kecamatan Singkawang Barat merupakan salah satu dari lima (5)
KUA kecamatan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota
Singkawang. Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang Barat semula
bernama Kantor Urusan Agama Kecamatan Pasiran. KUA Kecamatan
Pasiran beralamat di Jalan Yos Sudarso No. 04 Kelurahan Melayu
tepat bersebelahan dengan masjid Fastabiqul Khairat. Sejak
berdirinya KUA Kecamatan Pasiran tercatat sudah ada 5 (lima) Kepala
Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang Barat, yaitu :
Tabel 5.Daftar Nama Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan
Pasiran(1985-2006)NoNama Kepala KUAMasa Tugas
1Haeri Syafei1 Mei 1985 s.d 31 Mei 1990
2Aliakbar Siregar1 Juni 1990 s.d 12 September 1995
3M. Nawawi Kadir, BA18 September 1995 s.d 24 Maret 2002
4Achmad Rivaie. ARApril 2002 s.d Maret 2003
5Rudiansyah, S. HI1 April 2003 s.d Desember 2006
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pasiran berubah nama menjadi
Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang Barat sejak Januari 2007
dengan Kepala KUA pertamanya, yakni Mus Muthalib, S. HI. Kantor
Urusan Agama Kecamatan Singkawang Barat beralamat di Jalan Yos
Sudarso No. 04 Kelurahan Melayu tepat bersebelahan dengan masjid
Fastabiqul Khairat. Sejak Bulan Desember 2013 Kantor Urusan Agama
Kecamatan Singkawang Barat beralamat di Jalan Bukit Barisan Nomor
93 Kelurahan Pasiran. Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan
Singkawang Barat saat ini adalah Beny Arifin, S. Ag. Beliau
menjabat sejak November 2012. Sejak berubah nama dari KUA Kecamatan
Pasiran menjadi KUA Kecamatan Singkwang Barat, sampai saat ini
tercatat sudah ada 3 (tiga) Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan
Singkwang Barat, yaitu :Tabel 6.Daftar Nama Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan Singkawang Barat(2007-Sekarang)NoNama Kepala
KUAMasa Tugas
1Mus Muthalib, S. HIJanuari 2007 s.d Desember 2009
2Aliakbar SiregarJanuari 2010 s.d Oktober 2013
3M. Nawawi Kadir, BANovember 2013 s.d Sekarang
C. Makna Lambang Kementerian AgamaAdapun lambang Kementerian
Agama Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Isi Lambang Kementerian Agama adalah :a. Bintang terletak di
ujung pertemuan tangkai padi dan kapas.b. Tangkai kapas dan padi
yang melingkar terdapat 17 kuntum bunga kapas dan 45 butir padi.c.
Delapan baris tulisan pada dua permukaan lembaran kitab suci.d.
Kitab suci di atas alas terletak di tengah-tengah lambang.e.
Semboyan Ikhlas Beramal ditulis dalam pita di bawah kitab suci.2.
Warna Lambang Kementerian Agama :a. Dasar berwarna hijau tuab.
Bintang berwarna kuning emasc. Bunga kapas berwarna hijau putihd.
Delapan baris tulisan dalam kitab suci berwarna hitame. Padi
berwarna kuning emasf. Kitab suci berwarna kuning emasg. Alas kitab
suci berwarna hitamh. Kalimat Ikhlas Beramal berwarna hitami. Pita
berwarna hitam (ganti putih, KMA No. 43/1982)j. Perisai segi lima
sama sisi berwarna kuning3. Makna warna-warni dalam Lambang
Kementerian Agama adalah sebagai berikut :a. Bintang bersudut lima
yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila,
bermakna bahwa Karyawan Kementerian Agama selalu mentaati dan
menjunjung tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan tugas
Pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.b. 17 kuntum bunga kapas, 8 butir tulisan dalam kitab
suci dan 45 butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan Negara
Indonesia. Menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Kementerian
Agama untuk membela Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.c. Butiran padi
dan kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermana bahwa Karyawan
Kementerian Agama mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, adil, makmur, dan merata.d. Kitab suci bermakna bahwa
pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan duniawi
dan ukhrowi, materiil, dan spirituil dengan ridho Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa.e. Alas kitab suci bermakna bahwa pedoman hidup dan
kehidupan harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai
dengan potensi dinamis dari kitab suci.f. Kalimat Ikhlas Beramal
bermakna bahwa Karyawan Kementerian Agama dalam mengabdi kepada
masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan
ikhlas.g. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan
bahwa kerukunan hidup antar umat beragama di negara Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai
dengan Undang-undang Dasar 1945.Kelengkapan makna lambang
Kementerian Agama melukiskan Motto : Dengan iman yang teguh dan
hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan Pancasila yang
merupakan tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara, Karyawan Kementerian Agama bertekad bahwa mengabdi
kepada Negara adalah ibadah (Sumber: www.kemenag.go.id)
D. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewajiban Kantor Urusn
Agama Kecamatan
1. KedudukanGuna menjaga eksistensi KUA Kecamatan, maka
diterbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001
tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, dimana
Kantor Urusan Agama (KUA) berkedudukan di wilayah Kecamatan dan
bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Kementerian agama
Kabupaten/Kabupaten yang dikoordinasi oleh Kepala Seksi Urusan
Agama Islam/Bimas Islam/Bimas dan Kelembagaan Agama Islam dan
dipimpin oleh seorang Kepala.2. Tugas PokokBerdasarkan Keputusan
Menteri Agama nomor 517 Tahun 2001tentang Organisasi Penataan
Kantor Urusan Agama Kecamatan bahwa tugas pokok Kantomelaksanakan
sebagian tugas Kantor Kementerian agama Kabupaten/Kabupaten di
bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.3. Fungsi dan
KewajibanBerdasarkan KMA nomor 517 tahun 2001 tentang Penataan
Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka Kantor Urusan Agama
Kecamatan Ampek Angkek selain tugas pokok tersebut di atas juga
mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan dengan memberdayakan potensi
organisasi sebagai berikut :a. Menyelenggarakan statistik dan
dokumentasi.b. Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat, pengurusan
surat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga Kantor Urusan Agama
Kecamatan.c. Melaksanakan pencatatan Nikah dan Rujuk, mengurus dan
membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial,
kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji berdasarkan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku. E. Visi Dan Misi Kantor Urusan
Agama Kecamatan Singkawang Barat1. VisiPrima Dalam Pelayanan,
Tertib Dalam Administrasi, Terpadu Dalam Pembinaan.2. Misia.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusiab. Meningkatkan sarana dan
prasaranac. Meningkatkan pelayanan, informasi, data, dokumen dan
statistikd. Meningkatkan pembinaan tentang kebijakan pemerintah di
bidang agamae. Meningkatkan koordinasi antar sektoral dan lintas
sektoral
F. Sumber Daya Manusia Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang
Barat
Sumber daya manusia di Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang
Barat sebanyak 7 (tujuh) orang yang terdiri atas: 1. Kepala KUA2.
Tiga (3) orang fungsional umum. 3. Dua (2) orang Penyuluh
Fungsional Agama Islam, dan 4. Seorang Pengawas Pendidikan Agama
Islam (PAI). Berikut daftar nama pegawai di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Singkawang Barat, yaitu:
Tabel 7.Data Sumber Daya Manusia Kantor Urusan Agama Kecamatan
Singkawang BaratTahun 2014NoNama/NIPPangkat/GolJabatanKualifikasi
Pendidikan
1Beny Arifin, S. Ag19700428 200012 1 001Penata /III cKepala
KUAS1
2Ajmain, S. Th.I19770907 200312 1 002Penata /III cFungsional
UmumS1
3 Nadra150226353Penata Muda Tk. I/III bFungsional UmumSMA
4Suhaida Fauzi19590209 198102 2 001Penata Muda Tk. I/III
bFungsional UmumSMA
5Ida Ruswana, S. Ag19720416200901 2 002Penata Muda/ III
aPenyuluh Fungsional Agama IslamS1
6Mursalin, S. Pd.I19610323 1984 04 1 001Penata Tk. I /III
dPenyuluh Fungsional Agama IslamS1
7Asmaradi, S. Ag19680302 198703 1 002Pembina/IV aPengawas
Pendidikan Agama IslamS1
D. Struktur Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkawang BaratAdapun
struktur organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Singkwang Barat
adalah sebagai berikut:Gambar 2Struktur Organisasi Kantor Urusan
AgamaKecamatan Singkawang Barat
BAB IVPROGRAM KERJA KUA KECAMATAN SINGKAWANG BARAT
A. Pokok-Pokok Program1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
sarana dan prasarana kantor.2. Meningkatkan profesionalisme
personil KUA3. Meningkatkan tertib administrasi4. Meningkatkan
pelayanan di bidang kepenghuluan5. Meningkatkan pelayanan di bidang
BP.4 dan keluarga sakinah6. Meningkatkan pelayanan di bidang zakat,
wakaf, infaq, shadaqah dan ibadah sosial.7. Meningkatkan pelayanan
di bidang ibadah haji8. Meningkatkan pelayanan di bidang kemasjidan
dan hisab ruyah9. Meningkatkan pelayanan di bidang lintas
sektoralB. Rincian Program1. Bidang Sarana dan Prasarana Kantora.
Menata ruang arsipb. Menata ruang karyawanc. Menata ruang dapurd.
Menata ruang pelaminane. Menata halaman kantorf. Membuat plang KUA,
PPAIW dan BP42. Bidang Profesionalisme Personil KUAa. Mengusulkan
tenaga penghulu dan pelaksana di KUA Singkawang Baratb. Membina
karyawan KUA mengenai undang-Undang perkawinan 3. Bidang
Administrasia. Membuat komputerisasi datab. Melengkapi buku-buku
administrasi KUAc. Membuat papan Struktur organisasi KUA, Grafik
peristiwa nikah, Monografi KUA, data statistik KUA dan papan peta
wilayah Singkawang Baratd. Membuat Visi Misi dan Motto KUAe.
Mengarsipkan keluar masuk suratf. Membuat buku adminstrasi dan
laporan keuangang. Membuat standarisasi pelayanan prima terhadap
masyarakat4. Bidang Kepenghuluana. Menerima pendaftaran nikah dan
rujukb. Meneliti daftar pemeriksaan nikahc. Menulis buku akta
nikahd. Memeriksa, mengawasi, dan menghadiri dan mencatat peristiwa
nikah dan rujuke. Mengisi formulir NB, N dan pembuatan laporannyaf.
Menulis buku akta nikahg. Membantu mencari fatwa hukum khususnya
mengenai perkawinan dan rujukh. Membuat lembaran tentang
persyaratan dan proses pencatatan NRi. Membuat laporan peristiwa
nikah dan rujuk5. Bidang Keluarga Sakinaha. Menyusun kepengurusan
BP.4 Tingkat Kecamatan Singkawang Baratb. Menyelenggarakan
penataran calon pengantin satu minggu dua kali pada setiap hari
Rabu dan Kamis.c. Mengadakan penasihatan 10 menit pada saat
pernikahan jika situasi dan kondisi memungkinkan.d. Memberikan
penasihatan kepada keluarga yang sedang mengalami krisis rumah
tangga.e. Mendata keluarga sakinah sewilayah Kecamatan Singkawang
Baratf. Sosialisasi program Keluarga Sakinah dalam
pengajian-pengajian6. Bidang Zakat, Wakaf, Infaq, Sodaqoh dan
Ibadah Sosiala. Sosialisasi zakat, wakaf, infaq dan sodaqohb.
Mengumpulkan dan menyalurkan dana ZISc. Mengadakan pembinaan
masyarakat tentang sadar zakatd. Mendata tanah wakaf se-Kecamatan
Singkawang Barate. Membuat Akta Ikrar Wakaff. Mendata tanah wakafg.
Mendata tempat ibadah dan pendidikan7. Di Bidang Ibadah Hajia.
Membentuk pengurus IPHI barub. Mendata calon jamaah haji se wilayah
kecamatan Singkawang Barattahun 2014c. Mengadakan bimbingan manasik
haji tingkat kecamatand. Melepas calon jamaah haji se wilayah
kecamatan Singkawang Barattahun 2014e. Mengadakan bimbingan
pelestarian haji mabrur8. Di Bidang Kemasjidan dan Hisab ruyaha.
Memberdayakan fungsi masjidb. Menyusun khuthbah Idul Fitri dan Idul
Adhac. Mendata Masjid se wilayah kecamatan Singkawang Baratd.
Sosialisasi arah qiblat9. Di Bidang Lintas Sektorala. Bekerjasama
dengan Kecamatan di bidang data kependudukan, PHBI, MTQ,
sosialisasi undang-undang perkawinan, tata cara perkawinan,
perwakafan dan lain-lain.b. Bekerjasama dengan MUI di bidang
kerukunan ummat beragama, sosialisasi arah qiblat, penataran calon
pengantin, sosialisasi zakat wakaf, sertifikasi label halal,
pembinaan khotib jumat, tata cara penyembelihan yang benar dan
pembinaan mental ummatc. Bekerjasama dengan DMI di bidang
pemakmuran dan pemberdayaan fungsi masjid, pendataan tempat-tempat
ibadah.d. Bekerjasama dengan BKMT di bidang pemakmuran dan
pendataan majlis talim.e. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
tentang kesehatan refroduksi, imunisasi calon pengantinC.
Pelaksanaan ProgramDalam melaksanakan tugasnya, KUA kecamatan
Singkawang Baratberpedoman pada surat Keputusan Menteri Agama nomor
517 Tahun 2001tentang Organisasi Penataan Kantor Urusan Agama
Kecamatan bahwa tugas pokok Kantomelaksanakan sebagian tugas Kantor
Kementerian agama Kabupaten/Kabupaten di bidang Urusan Agama Islam
dalam wilayah Kecamatan.Adapun program kegiatan KUA Kecamatan
Singkawang Baratyang sudah dilaksanakan tahun 2014meliputi:1.
Bidang Sarana dan Prasarana KantorMenata ruangan arsip, ruang
karyawan, ruang dapur, ruang nikah dan halaman kantor.2. Bidang
Profesionalisme Personil KUAMembina karyawan KUA supaya mereka
betul-betul mampu melayani masyarakat dengan pelayanan yang
prima.3. Bidang Administrasia. Membuat komputerisasi data,
melengkapi buku-buku administrasi KUA, menata dan menjilid daftar
pemeriksaan nikah dari tahun2002s.d. tahun 2012.b. Membuat dan
mengisi papan Struktur organisasi KUA, grafik peristiwa nikah, data
statistik KUA dan papan peta wilayah Kec. Singkawang Barat.c.
Membuat data dan grafik peristiwa nikah tahun 2014 (lampiran 7)d.
Membuat buku adminstrasi dan laporan keuangane. Membuat Profil KUA,
mengarsifkan keluar masuk surat dan merapikan tata letak arsiff.
Membuat standarisasi pelayanan yang prima terhadap masyarakat4.
Bidang Kepenghuluana. Menerima pendaftaran nikah dan rujukb.
Meneliti daftar pemeriksaan nikahc. Mengisi buku akta nikah, d.
Memeriksa, mengawasi, menghadiri dan mencatat peristiwa nikahe.
Mengisi register, buku stok dan formulir NBf. Mengisi buku akta
nikah dan buku nikahg. Membuat brosur tentang persyaratan dan
proses pencatatan NR dan membuat grafik peristiwa nikah.5. Bidang
Keluarga Sakinaha. Menyusun kepengurusan BP.4 tingkat kecamatan
Singkawang Barat b. Menyelenggarakan penataran calon pengantin satu
minggu dua kali pada setiap hari Rabu dan Kamisc. Memberikan
penasihatan terhadap keluarga yang sedang mengalami krisis rumah
tangga6. Bidang Zakat, Wakaf, Infaq, Sodaqoh dan Ibadah Sosiala.
Sosialisasi zakat infaq dan sodaqohb. Pembinaan masyarakat tentang
sadar zakat, dan wakafc. Pendataan tanah wakaf se-Kecamatan
Singkawang Barat, pembuatan AIWd. Pendataan tempat ibadah dan
pendidikan7. Di Bidang Ibadah Hajia. Mendata calon jamaah haji se
wilayah Kecamatan Singkawang Barat(lampiran 8, 9 daan 10)b.
Mengadakan bimbingan manasik8. Bidang Kemasjidan dan Hisab ruyaha.
Memberdayakan fungsi masjidb. Menyusun khuthbah Idul Fitri dan Idul
Adhac. Mendata Masjid dan Surau se-Kecamatan Singkawang Barat
(lampiran 11 dan 12)d. Sosialisasi arah qiblat
9. Di Bidang Lintas Sektorala. Kerja sama dengan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Singkawang di bidang data
kependudukanb. Kerja sama dengan MUI di bidang kerukunan ummat
beragama, sosialisasi arah qiblat, penataran calon pengantin,
sosialisasi zakat wakaf, sertifikasi tanah wakaf, pembinaan khotib
jumat, tata cara penyembelihan hewan yang benar dan pembinaan
mental ummat.c. Kerja sama dengan IPHI di bidang Binsik.d.
Kerjasama dengan DMI di bidang pemakmuran dan pemberdayaan fungsi
masjid dan pendataan tempat-tempat ibadah.e. Kerjasama dengan BKMM
di bidang pemakmuran dan pendataan majlis talim dan lomba majlis
talim se-Kec.Singkawang Baratf. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
tentang kesehatan refroduksi, imunisasi calon pengantinD. Rencana
Ke Depan1. Menambah Fasilitas Kantor di antaranya Laptop minimal 3
Laptop untuk lebih meningkatkan pelayanan yang prima terhadap
masyarakat. Sementara komputer dan laptop yang telah dimiliki baru
satu komputer dan satu laptop. Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah memiliki Infocus.2. Segala data, kegiatan KUASingkawang
Baratbisa diakses lewat internet.E. Prestasi Yang Pernah Diraih
Oleh KUA Kec. Singkawang Barat1. Juara IPemilihan Keluarga Sakinah
Teladan Tingkat Kota Singkawang Tahun 20102. Juara IPemilihan
Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun
20103. Juara IPemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional
Tahun 2010
1Sheet1NoKELURAHANLUAS (KM2)LUAS
(Ha)PERSENTASE1Pasiran7.272047.87%2Kuala6.2562541.56%3Melayu1.411419.38%4Tengah0.18181.20%Luas15.041504100.00%
Sheet1NOKELURAHANJUMLAHPERSENTSEPENDUDUK(%)1PASIRAN42,15862%2KUALA9,55014%3MELAYU13,80620%4TENGAH2,2743%JUMLAH67,788100%GRAFIK
DATA JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN SINGKAWANG BARATPER 31 AGUSTUS
2014
Sheet1NoAgamaJumlahPersentase
(%)1Islam19,80628.91%2Kristen4,0065.85%3Katholik4,4776.54%4Hindu190.03%5Buddha40,03758.44%6Kong
Hu Chu820.12%7Aliran Kepercayaan810.12%Jumlah68,508100.00%GRAFIK
JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN SINGKAWANG BARATBERDASARKAN AGAMA PER 31
AGUSTUS 2014