Top Banner
PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN STEM (SCIENCE, TECHNOLOGI, ENGINEERING, MATHEMATIC) EDUCATION SMA NEGERI KOTA BOGOR TAHUN AJARAN 2018/2019 (Penelitian deskriptif di wilayah SMA Negeri Kota Bogor) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Uswatun Amaliah 11150163000063 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLOH JAKARTA 2020 M/1441 H
53

PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

Nov 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN STEM

(SCIENCE, TECHNOLOGI, ENGINEERING, MATHEMATIC) EDUCATION

SMA NEGERI KOTA BOGOR TAHUN AJARAN 2018/2019

(Penelitian deskriptif di wilayah SMA Negeri Kota Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Uswatun Amaliah

11150163000063

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLOH

JAKARTA

2020 M/1441 H

Page 2: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

iv

ABSTRAK

USWATUN AMALIAH (11150163000063), Profil Kesiapan Sekolah dalam

Menerapkan Stem (Science, Technologi, Engineering, Mathematic) Education Sma

Negeri Kota Bogor Tahun Ajaran 2018/2019

Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan sekolah SMA Negeri di

Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan di Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan

deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu SMA Negeri 1 Kota Bogor, SMA Negeri

5 Kota Bogor dan SMA Negeri 9 Kota Bogor. Pemilihan subjek menggunakan

stratified sampling yaitu strata sekolah berdasarakn nilai UN. Teknik pengumpulan

data dengan angket. Validitas penelitian menggunakan judgement ahli untuk validasi

isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis faktor

konfirmatori (CFA) untuk angket minat siswa. Analisis data menggunakan skor

kesiapan menurut Aydin & Tascy (2005). Temuan penelitian menunjukan secara

umum SMA Negeri di Kota Bogor siap menerapkan STEM education. Berdasarkan

strata sekolah, SMAN dengan strata 1 paling siap menerapkan STEM education

dengan skor kesiapan 4,1, SMAN dengan strata 2 dikategorikan siap tetapi

membutuhkan peningkatan dalam menerapkan STEM education dengan skor kesiapan

3,8, dan SMAN dengan strata 3 siap tetapi membutuhkan peningkatan menerapkan

STEM education dengan skor kesiapan 3,8. Temuan itu menunjukan bahwa perlu

adanya peningkatan pada beberapa aspek agar siap dalam menerapkan STEM

education.

Kata Kunci: Kesiapan sekolah, STEM education.

Page 6: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

v

ABSTRACT

USWATUN AMALIAH (11150163000063), School Readiness Analysis in

Implementing STEM education. Thesis of Physics Education Study Program Faculty

of Tarbiyah and Teacher Training UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019

The study aims to determine the level of readiness of state high schools in Bogor City.

The study was conducted in the city of Bogor. The research method used is descriptive

quantitative. The research subjects are Bogor City 1 High School, Bogor City High

School and Bogor City 9 High School. The subject selection uses stratified sampling

which is the school strata based on the UN scores. Data collection techniques with a

questionnaire. The validity of the study used e x ̅ ̅pert judgment for the validation of

the principal's questionnaire constructs and the teacher's questionnaire and content

validation with the confirmatory factor analysis (CFA) for the student interest

questionnaire. Data analysis uses readiness scores according to Aydin & Tascy (2005).

The research findings indicate that in general SMA Negeri Bogor is ready to implement

STEM education. Based on the school strata, SMAN with strata 1 is most ready to

apply STEM education with a readiness score of 4.1, SMAN with strata 2 is categorized

as ready but requires an increase in implementing STEM education with a readiness

score of 3.8, and SMAN with strata 3 is ready but requires an increase in applying

STEM education with a readiness score of 3.8. The findings show that there needs to

be an increase in several aspects to be ready in implementing STEM education.

Keywords: School readiness, STEM education.

Page 7: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

vi

KATA PENGANTAR

Maha besar Allah, segala puji bagi Allah. Tuhan maha cinta yang tidak henti

memberi rahman dan rahim bagi setiap hamba seluruh alam semesta. Tiada Tuhan

melainkan Allah, Dia yang berkuasa atas segala sesuatu.

Puji syukur kedirat Allah yang telah mendesign alam semesta dengan segala

keteraturan dan ketepatan yang luar biasa. Shalawat dan salam tetap tercurahkan

kepada Rasulullah, guru besar sepanjang zaman, kehadiranya menciptakan jalan

kebahagian abadi.

Ucapan terima yang tak terkira dan penghormatan setinggi-tingginya kepada

kedua orang tua yang selalu ikut berjuang dalam setiap langkah penulis, memberikan

doa dan dukungan terbaik. Semoga Allah SWT meridhoi dan selalu bersama kita

semua. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang

membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik dorongan moril maupun materil. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd dan Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengetahuan, tenaga dan waktunya

selama proses penulisan skripsi.

4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi Tadris Fisika.

5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Prodi Tadris Fisika yang telah mengenalkan, mengajari bagaimana

Page 8: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

vii

menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi serta memberikan pelayanan terbaik

kepada penulis.

6. SMAN 1 Kota Bogor, SMAN 5 Kota Bogor dan SMAN 9 Kota Bogor yang

bersedia menjadi tempat pembelajaran bagi penulis untuk mencari bahan

tulisannya. Terima kasih telah mengajarkan bahwa pintar saja tidak cukup, perlu

keberanian pula untuk meraih apa yang kita ingin capai.

7. Seluruh keluarga besar Bani Radun terkhusus Mba Mela, mas Ojin dan Hana yang

telah mengiringi perjalangan penulis dengan cinta dan kasih sayang.

8. Sahabat seperjuangan Tadris Fisika 2015: Vella, Upe, Elisa, Haris dan seluruh

sahabat yang berdedikasi memberikan warna-warni selama penulis menjalankan

studi di kampus ini.

9. Muhammad Tri Zaenuddin yang telah menularkan semangatnya dan mengajarkan

bahwa “ jadilah umat Rasululloh yang bisa dibanggakan”.

10. Abu Khasan, Endah Mawaddah dan Amanati Fisti sahabat terkasih yang menjadi

udara segar dalam setiap kelelahan yang melanda.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas doa dan

dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis secara terbuka menerima setiap saran dan kritik yang konstruktif dari semua

pihak. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

Page 9: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MUNAQOSAH .......................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................................................iii

ABSTRAK ................................................................................................................................ iv

ABSTRACT .............................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 5

F. Manfaat penelitian ......................................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 7

A. Landasan Teori .............................................................................................................. 7

1. Kesiapan .................................................................................................................... 7

2. Pendidikan STEM (Science, Teknologi, Engineering, Mathematic) ........................ 7

3. Analisa STEM pada Kurikulum 2013 ....................................................................... 8

4. ndikator STEM ........................................................................................................ 10

B. Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 12

C. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 17

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 17

Page 10: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

ix

B. Metode Penelitian ........................................................................................................ 17

C. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 17

D. Instrumen Penelitian .................................................................................................... 19

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 32

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 35

A. Temuan Penelitian ....................................................................................................... 35

B. Pembahasan ................................................................................................................. 65

BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 85

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 85

B. Saran ............................................................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 85

LAMPIRAN........................................................................................................................... 95

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 132

Page 11: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education

Perspektif Kepala Sekolah ...................................................................................................... 20

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education

Perspektif Guru ....................................................................................................................... 24

Tabel 3. 3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori Instrumen Angket Minat Siswa ..................... 31

Tabel 3. 4 Rentang Nilai dan Kategori (Aydin & Tasci: 2005) .............................................. 33

Tabel 4. 1 Skor Kesiapan SMA A dalam Menerapkan STEM Education .............................. 35

Tabel 4. 2 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum ............................................ 36

Tabel 4. 3 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum ............................................ 36

Tabel 4. 4 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ektrakulikuler ...................................... 37

Tabel 4. 5 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ......................... 37

Tabel 4. 6 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas Sekolah .................................. 38

Tabel 4. 7 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ....................................... 38

Tabel 4. 8 Skor Kesiapan Guru SMA A ................................................................................. 39

Tabel 4. 9 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Tujuan Pembelajaran ............................... 40

Tabel 4. 10 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Konten dan Isi ....................................... 40

Tabel 4. 11 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Aktivitas Belajar .................................... 41

Tabel 4. 12 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Evaluasi Belajar..................................... 41

Tabel 4. 13 Skor Kesiapan Minat Siswa SMA A ................................................................... 42

Tabel 4. 14 Skor Kesiapan SMA B dalam Menerapkan STEM Education ............................ 42

Tabel 4. 15 Skor Kesiapan Kepala Sekolah ............................................................................ 43

Tabel 4. 16 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum .......................................... 43

Tabel 4. 17 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ekstrakulikuler ................................... 44

Tabel 4. 18 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ....................... 44

Tabel 4. 19 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas Sekolah ............................... 45

Tabel 4. 20 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ..................................... 45

Tabel 4. 21 Skor Kesiapan Guru SMA B ................................................................................ 46

Tabel 4. 22 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Tujuan Pembelajaran ............................. 46

Tabel 4. 23 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Konten dan Isi ....................................... 47

Tabel 4. 24 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Aktivitas Belajar .................................... 47

Tabel 4. 25 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Evaluasi Belajar ..................................... 48

Tabel 4. 26 Skor Kesiapan Minat Siswa SMA B ................................................................... 48

Tabel 4. 27 Skor Kesiapan SMA C dalam Menerapkan STEM Education ............................ 49

Tabel 4. 28 Skor Kesiapan Kepala Sekolah ............................................................................ 49

Tabel 4. 29 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum .......................................... 50

Tabel 4. 30 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ektrakulikuler ................................... 50

Tabel 4. 31 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ....................... 51

Tabel 4. 32 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas Sekolah ................................ 51

Tabel 4. 33 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ..................................... 52

Page 12: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

xi

Tabel 4. 34 Skor Kesiapan Guru SMA C ................................................................................ 52

Tabel 4. 35 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Tujuan Pembelajaran ............................. 53

Tabel 4. 36 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Konten dan Isi ....................................... 53

Tabel 4. 37 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Aktivitas Belajar .................................... 54

Tabel 4. 38 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Evaluasi Belajar ..................................... 54

Tabel 4. 39 Skor Kesiapan Minat Siswa SMA C .................................................................... 55

Tabel 4. 40 Skor Kesiapan Kepala Sekolah SMA N Kota Bogor ........................................... 56

Tabel 4. 41 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum .......................................... 57

Tabel 4. 42 . Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ektrakulikuler .................................. 57

Tabel 4. 43 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ....................... 58

Tabel 4. 44 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas .............................................. 58

Tabel 4. 45 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ..................................... 59

Tabel 4. 46 Skor Kesiapan Guru SMA N Kota Bogor ............................................................ 59

Tabel 4. 47 Skor Kesiapan Guru Indikator Tujuan Pembelajaran .......................................... 61

Tabel 4. 48 Skor Kesiapan Guru Indikator Konten dan Isi ..................................................... 61

Tabel 4. 49 Skor Kesiapan Guru Indikator Aktivitas Belajar ................................................. 61

Tabel 4. 50 Skor Kesiapan Guru Indikator Evaluasi Pembelajaran ........................................ 62

Tabel 4. 51 Skor Kesiapan Minat Siswa SMAN Kota Bogor ................................................. 63

Tabel 4. 52 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Sains ........................................................ 63

Tabel 4. 53 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Matematika ............................................. 64

Tabel 4. 54 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Teknik ..................................................... 64

Tabel 4. 55 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Teknologi ............................................... 64

Tabel 4. 56 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Karir dalam STEM .................................. 65

Page 13: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................................ 14

Gambar 4. 1 Hasil Skor Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education ................. 55

Gambar 4. 2 Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education indikator Kesiapan

Kepala Sekolah .................................................................................................. 56

Gambar 4. 3 Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education Faktor Kesiapan Guru

................................................................................................................................................ 60

Page 14: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validasi Konstruk Angket Kepala Sekolah dan Angket Guru oleh Ahli ............ 95

Lampiran 2 Validasi Isi Angket Minat Siswa ( Analisis Faktor Instrumen Minat Siswa) ...... 98

Lampiran 3 Lampiran Instrumen Penelitian ........................................................................ 104

Lampiran 4 Instrumen Angket Kepala Sekolah .................................................................... 109

Lampiran 5 Instrumen Angket Guru ..................................................................................... 111

Lampiran 6 Angket Minat Siswa .......................................................................................... 113

Lampiran 7 Temuan Penelitian Angket Kepala Sekolah ...................................................... 114

Lampiran 8 Temuan Penelitian Angket Guru ....................................................................... 118

Lampiran 9 Data Penelitian Angket Minat Siswa ................................................................. 119

Lampiran 10 Stratified Sampling .......................................................................................... 120

Lampiran 11 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi .......................................................... 121

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 123

Lampiran 13 Uji referensi ..................................................................................................... 126

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitia ..................................................................................... 132

Page 15: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di masa depan harus menekankan pentingnya pengembangan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditujukan untuk mencapai keunggulan

bangsa di era keterbukaan dan persaingan global. Berdasarkan laporan Forum

Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang termuat dalam surat kabar

mangatakan bahwa 52% pekerjaan di masa depan tidak mengalami pergeseran

keterampilan, angka ini menunjukan akan terjadi pergeseran keterampilan di dunia

kerja sebesar 42% pada tahun 2022. Menurut WEF kebutuhan teknologi semakin

meningkat, maka keterampilan-keterampilan yang akan semakin dibutuhkan di

masa mendatang adalah daya pikir analitis serta pembelajaran secara aktif sekaligus

keterampilan yang berkaitan dengan teknologi.1

Pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi menjadi fokus semua

Negara saat ini yang ingin mengembangkan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi abad 21. Lembaga yang berperan dalam pembelajaran abad 21 yaitu

Partnership for 21st Century Learning telah mengembangkan framework

pembelajaran di abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan,

pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media, dan informasi,

keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir.2 Salah

satu pembelajaran yang dapat mengembangkan pendidikan abad 21 adalah STEM

(Science, Teknologi, Enginnering and Math). Ada kecocokan alami antara

keterampilan abad ke-21 dan prinsip dasar STEM merancang instruksi abad 21

1 Mutia Fauziah, “ Di tahun 2020, “skill” apa yang paling dibutuhkan untuk bekerja?”.2019,

(www.kompas.com) 2 Partnership for 21 st Century Skills. 2008. 21 st Century Skills, education & Competitiveness

Resource and Policy Guide. hal 12

Page 16: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

2

dimulai dengan mengidentifikasi tema dasar dan konsep itu menggabungkan

beberapa konten subjek. Melalui integrasi sains, teknologi, rekayasa dan

matematika. Kurikulum STEM mencontohkan pembelajaran lintas-kurikuler itu

adalah fondasi dari kurikulum abad ke-213. Dalam rangka penguasaan kecakapan

abad 21 maka pembelajaran IPA dipandang bukan hanya untuk pengalihan

pengetahuan dan keterampilan saja kepada siswa, tetapi pembelajaran abad 21

bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (analisis, sistesis,

kritis, kreatif dan inovatif) melalui pengalaman kerja ilmiah. Untuk membangun

pembelajaran siswa pada aras berpikir tingkat tinggi, pendekatan STEM saat ini

menjadi alternative yang dapat digunakan untuk membangun generasi yang mampu

menghadapi abad 21 yang penuh tantangan. Melalui pembelajaran STEM siswa

menjadi pemecah masalah, innovator, pencipta dan kolaborator dan terus mengisi

jalur kritis insyinyur, ilmuwan dan inovator yang penting bagi masa depan.

Menurut Direktur Eduspec Indonesia Indra Charismiadji STEM merupakan

sebuah keharusan dipersiapkan di Indonesia untuk mempersiapkan anak didik

menghadapi persaingan global karena perkembangan pendidikan sangat cepat, oleh

karena itu Indonesia harus menyesuaikan agar dapat bersaing di era global. 4

Menurut M.Ikhlasul Amal, peneliti pada Pusat Penelitian Metalurgi dan Material,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan untuk mewujudkan hal

tersebut Indonesia harus menyesuaikan pola pendidikan. Indonesia harus

menerapkan pendidikan yang memasukan aspek Science, Teknologi, Enginnering

and Math (STEM), “aspek Science, Teknologi, Enginnering and Math (STEM)

merupakan pondasi pengembangan berbagai teknologi maju terkini ujar M.

Ikhlasul Amal 5

3 Suee Z. Beers. 2010. 21st Century Skills: Preparing Students For Their Future. STEM. hal 4 4 Herning Banirestu.”Eduspec Indonesia Perkenalkan Pendidikan Berbasis STEM”,

https://www.SWA.co.id (online) terbit pada 3 September 2016 diakses tanggal 3 Desember 2018. 5 Hazliansyah,” Indonesia Perlu Masukkan Aspek STEM dalam Pendidikan”,

Page 17: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

3

Negara-negara maju telah terlebih dahulu mengembangkan STEM

education sebagai pembelajaran wajib pada sekolah dasar dan menengahnya.

European Commission menerapkan digital competence sebagai salah satu dari

delapan kompetensi utama untuk pembelajaran. 6 Finlandia menyelesaikan

reformasi Kurikulum Inti Nasional untuk pendidikan pra-dasar dan untuk

pendidikan dasar wajib pada bulan Desember 2014. Kompetensi digital, sebagai

bagian dari inti. Kurikulum tujuan umum untuk mengajar dan belajar, dijelaskan

dengan cara yang jauh lebih menyeluruh daripada di kurikulum inti nasional yang

ada (Søby, 2015) fenomena itu tertanam dalam semua kompetensi dasar, tetapi

paling eksplisit ke dalam bidang multi-literacies dan ICT.

Indonesia tidak mau ketinggalan dalam usaha untuk mengembangkan

keterampilan abad 21 ini, salah satunya dengan menggalakan pembelajaran STEM

ini, bentuk keseriusan Indonesia untuk menerapkan STEM education adalah

pemerintah mengeluarkan pedoman pembelajaran menggunakan STEM education,

mengadakan seminar pembelajaran STEM education kepada tenaga pendidik.

Besar kemungkinan STEM akan diterapkan di sekolah Indonesia. Ketika STEM

akan diterapkan pastinya diperlukan informasi mengenai kesiapan sekolah untuk

menerapkan STEM. Namun ada baiknya sebelum STEM dilakukan perlu uji coba

di sekolah-sekolah tertentu sehingga diperlukan informasi untuk uji coba

berdasarkan profil kesiapan sekolah.

Peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui profil kesiapan

Sekolah Menengah Atas dalam menerapkan STEM education di wilayah Kota

Bogor. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Profil Kesiapan Sekolah dalam

https://www.republika.com (online) terbit pada 08 Maret 2015 diakses pada tanggal 04 Desember 2018

6 Riina Vuorikari, Yves Punie.2016. Dig.Com2.o: The European Digital Competence Framework for citizens update Phrase 1: The Conseptual Reference Model. European Commision hal 17

Page 18: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

4

Menerapkan Stem (Science, Technologi, Engineering, Mathematic) Education

SMA Negeri Kota Bogor Tahun Ajaran 2018/2019”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa dapat diidentifikasi masalah, yakni sebagai

berikut

1. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education belum banyak

informasinya, akibatnya perlu diadakan penelitian terkait hal tersebut

2. Profil kesiapan sekolah menerapkan STEM education berdasarkan strata

sekolah belum diketahui.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian mengacu kepada indikator STEM menurut

a. Measuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikators:

A Road Map. Internasional (SRI International),

b. Paparan Kemendikbud RI mengenai STEM education

c. Indikator STEM education menurut STEM Indonesia

2. Pada penelitian ini hanya menganalisis indikator 1 menurut SRI internasional

yaitu Sekolah Fokus STEM. Indicator 1 juga mempunyai 7 aspek sebagai

indikator sekolah siap melaksanakan pendidikan STEM, yaitu sebagai berikut:

a. Sekolah yang menjadikan sains, teknologi, teknik dan atau matematika

sebagai penekanan khusus.

b. Sekolah menyediakan program penekanan khusus dalam mata pelajaran

STEM yang semua siswa berpartisipasi (sekolah STEM inklusif) atau

beberapa siswa berpartisipasi ( sekolah STEM selektif)

Page 19: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

5

c. Adanya seleksi penerimaan masuk sekolah dengan menggunakan nilai tes

atau pencapaian lainnya, khususnya nilai matematika dan pengetahuan

yang diminati.

d. Siswa mempunyai minat tinggi pada STEM.

e. Sekolah mempunyai akses untuk mempelajari STEM seperti laboratorium

dan digital literasi.

f. Tidak hanya menggunakan buku teks sebagai bahan ajar, melainkan

video, situs web dan lain sebagainya.

g. Guru merupakan lulusan dari perguruan tinggi. 7

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di

wilayah Kota Bogor?

2. Bagaimana profil kesiapan sekolah berdasarkan strata dalam

mengimplementasikan STEM education di wilayah Kota Bogor?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Mengetahui profil kesiapan sekolah mengimplementasikan STEM education

di wilayah Kota Bogor.

2. Mengetahui profil kesiapan sekolah berdasarkan strata dalam

mengimplementasikan STEM education di wilayah Kota Bogor.

7 STEM Road Map summary education .2015 Measuring the Monitoring Progress K-12 STEM

education Indikators: A Road Map. : SRI international hal 7

Page 20: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

6

F. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah:

1. Bagi Kepala Sekolah guru dapat digunakan sebagai evaluasi jika ingin

menerapkan STEM education dan sebagai bahan pertimbangan sekolah

sebelum menerapkan STEM education..

2. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan baru dalam bidang penelitian

pendidikan serta memotivasi peneliti untuk terus belajar.

Page 21: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kesiapan

Menurut Chaplin kesiapan merupakan tingkatan kedewasaan yang bersifat

positif dalam melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Slameto mengemukakan

bahwa kesiapan adalah syarat seseorang untuk belajar agar dapat berinteraksi

dengan cara tertentu.8

Menurut Djamarah dan Aswan dalam Kadek Sri faktor yang

mempengaruhi kesiapan adalah sebagai berikut:

a. Kesiapan Fisik

Kesiapan fisik berhubungan dengan kesehatan yang akan berpengaruh pada

hasil belajar dan penyesuaian social individu. Hal ini dapat mempengaruhi

proses belajar.

b. Kesiapan Psikis

Kesiapan psikis berhubungan erat dengan kecerdasan, daya ingat tinggi,

kebutuhan yang terpenuhi, dan berhubungan erat dengan motivasi untuk

belajar.

c. Kesiapan Materiil

Kesiapan materiil sebagai bahan pendukung dalam proses pembelajaran.

2. Pendidikan STEM (Science, Technologi, Engineering, Mathematic)

Ketika mendefinisikan pendidikan STEM, akan sangat membantu untuk

meninjau definisi setiap disiplin dan perannya dalam pendidikan STEM. Menurut

8 Yosiana Nur Agusta.2015.Hubungan antara orientasi masa depan dan daya juang terhadap

Kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir fakultas ilmu social dan ilmu politik di Universitas

Mulawarmam www.ejournal_psikologi.fisip.unmul.org diakses pada 12 desember 2018. Hal 371

Page 22: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

8

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan STEM education

menunjukan kepada peserta didik mengenai konsep, prinsip, teknik, sains,

teknologi, teknik dan matematika (STEM) digunakan secara berkaitan untuk

mengembangkan produk, proses, dan system yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Definisi masing-masing empat disiplin STEM beserta perannya masing-

masing yaitu:

1) Sains ialah ilmu pengetahuan tentang fenomena alat yang melibatkan observasi

dan pengukuran.

2) Teknologi ialah keseluruhan system dari orang dan organisasi, pengetahuan,

proses dan perangkat-perangkat baru untuk memodifikasi alam agar dapat

dimanfaatkan oleh manusia.

3) Teknik merupakan tubuh pengetahuan tentang desain dan penciptaan benda

buatan manusia dan sebuah proses untuk memecahkan masalah agar dapat

dimanfaatkan oleh manusia. Teknik memanfaatkan konsep dalam sains,

matematika dan alat-alat teknologi.

4) Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan antara jumlah, angka, dan

ruang. Matematika digunakan dalam sains, teknik dan teknologi.9

3. Analisa STEM pada Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap sejak tahun pelajaran

2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia

9 Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu

Pengetahuan Alam.2019. Filosofi STEM. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Hal 13

Page 23: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

9

Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka pembelajaran di

kelas harus mengarah pada pencapaian tujuan Kurikulum. Hal tersebut dieksplisitkan

dalam Permendikbud tentang Standar Proses, di mana dinyatakan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran

dan penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari

pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diperkuat dengan menerapkan

model pembelajaran discovery / inquiry learning, problem based learning dan project

based learning. Tidak semua topik sains pada kurikulum dapat dibelajarkan

menggunakan pendekatan STEM hal ini sesuai dengan karakteristik keilmuannya.

Selain itu pada pembelajaran STEM konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi,

enjiniring, dan matematika digunakan secara terintegrasi atau terkoneksi dalam

pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-

hari mereka. Untuk mengidentifikasi topik-topik yang dapat diajarkan dengan

pendekatan STEM dapat dilakukan dengan menganalisis materi/topik/konsep sains

pada kurikulum 2013. Identifikasi dilakukan terhadap Kompetensi Dasar (KD) pada

ranah pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan perancangan baik

itu berupa proses, sistem, maupun produk. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah

analisis STEM pada topik terpilih. Pada proses analisis ini harus diidentifikasi

kegiatan-kegiatan yang sesuai pada keempat ranah sains, teknologi, enjiniiring, dan

matematika.

Pada kegiatan analisis kurikulum untuk perencanaan pembelajaran dengan

pendekatan STEM dapat dilanjutkan dengan merumuskan indikator pencapaian

kompetensi (IPK) sebagai penanda pencapaian KD yang dapat diukur/diobservasi yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Kriteria yang dapat digunakan dalam

Page 24: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

10

menyusun IPK yaitu Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian (UKRK). IPK ini

juga harus menggambarkan pencapaian hasil belajar dengan pendekatan STEM. 10

4. Indikator STEM

Menurut STEM Road Map Summary education (SRI International) (2015) bahwa

“ada indikator-indikator yang digunakan sebelum menerapkan sekolah fokus pada

STEM yang selektif dan fokus pada STEM yang inklusif “

Indikator 1: Sekolah yang Fokus pada STEM

Indikator 2: Waktu yang dialokasikan untuk Mengajarkan Ilmu Pengetahuan dalam

Kelas K-5

Indikator 3: Peluang Belajar yang Terkait dengan Sains di Sekolah Dasar

Indikator 4: Adopsi Bahan Ajar Standar-Selaras

Indikator 5: Ruang Kelas Konten dan Praktek

Indikator6: Pengetahuan Guru dan Pengetahuan Materi Matematika untuk

pengajaran.

Indikator 7: Partisipasi Guru dalam Pengembangan Profesi STEM-Spesifik

Indikator 8: Partisipasi pemimpin instruksional dalam PD untuk Mendukung

Pembelajaran STEM

Indikator 9: Inklusi Sains dalam Sistem Akuntabilitas Federal dan Negara

Indikator 10: Dimasukkannya Sains dalam Mayor Federal K-12 Pendidikan Inisiatif

Indikator 11: Staf Negara dan Distrik yang Didedikasikan untuk Mendukung

Instruksi Sains

Indikator 12: Penggunaan Standar-penilaian Standar oleh Negara Bagian

Indikator 13: Pengeluaran untuk Meningkatkan Tenaga Kerja Pengajar STEM K12

Indikator 14: Pendanaan Federal untuk Penelitian Pendidikan STEM

10 Paparan Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

2018. Analisa STEM dalam Implementasi Kurikulum.Kementrian pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Page 25: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

11

Pada penelitian ini hanya menggunakan indikator 1: sekolah fokus STEM, pada

indikator 1 mempunyai 7 indikator yaitu sebagai berikut

1. Sekolah yang menjadikan sains, teknologi, teknik dan atau matematik sebagai

penekanan khusus.

2. Sekolah menyediakan program penekanan khusus dalam mata pelajaran STEM

yang semua siswa berpartisipasi (sekolah STEM inklusif) atau beberapa siswa

berpartisipasi ( sekolah STEM selektif)

3. Adanya seleksi penerimaan masuk sekolah dengan menggunakan nilai tes atau

pencapaian lainnya, khususnya nilai matematika dan pengetahuan yang diminati.

4. Siswa mempunyai minat tinggi terhadap STEM.

5. Sekolah mempunyai akses untuk mempelajari STEM seperti laboratorium dan

digital literasi.

6. Tidak hanya menggunakan buku teks sebagai bahan ajar, melainkan video, situs

web dan lain sebagainya.

7. Guru merupakan lulusan dari perguruan tinggi. 11

Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia juga telah

memaparkan perihal indikator sekolah siap melaksanakan program pendidikan STEM.

Berdasarkan aspek kurikulum penunjang STEM education , indikator kesiapan sekolah

antara lain sebagai berikut

1. Tujuan pembelajaran

“ menyiapkan siswa untuk menjadi SDM yang mampu integratif”

2. Konten dan Isi

a. KI dan KD (KO pengetahuan dan keterampilan)

b. Standar Proses menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning,

Project Based Learning, model pembelajaran 5E (Engage, E x ̅ ̅plore, E x ̅̅plain,

Elaborasi, Evaluation)

11 STEM Road Map summary education .2015 Measuring the Monitoring Progress K-12 STEM

education Indikators: A Road Map. : SRI international hal 7

Page 26: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

12

c. Aktivitas belajar yang digunakan berupa Integrasi sains, teknologi, teknik dan

matematik dalam proses pemecahan masalah.12

STEM indonesia merupakan sebuah organisasi pendidikan yang berfokus pada

penyelenggaraan STEM di Indonesia. Ada beberapa indikator kesiapan sekolah jika

ingin menerapkan pendidikan STEM yaitu sebagai berikut

1. Standar proses yang digunakan dalam pembelajaran yaitu Engineering Design

Process (EDP).

2. Aktivitas belajar menggunakan scientific & engineering practice.

3. Evaluasi pembelajaran menggunakan asesmen otentik dan HOTS.13

B. Kerangka Berpikir

STEM merupakan model pembelajaran populer di dunia dan efektif meningkatkan

keterampilan anak. Pada abad ke-21 ini pembelajaran yang biasa saja tidak bisa

menjawab persaingan global yang semakin ketat.14 STEM telah banyak dikembangkan

di Negara-negara maju sebagai pembelajaran wajib bagi warga Negara nya guna

mempersiapan sumber daya manusia yang melek teknologi. Indonesia juga mulai

merintis memberlakukan STEM sebagai pendekatan pembelajaran. Kementrian

Pendidikan dan kedudayaan mempersiapkan pendekatan dengan membuat pedoman

implementasi pendidikan STEM, menggalakan seminar mengenai pendekatan STEM

kepada pendidik dan calon pendidik. STEM Road Map education menjelaskabeberapa

indikator bagi sekolah jika ingin menerapakan model STEM dalam Pembelajaran. 15

12 Paparan Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

2018. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum.Kementrian pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Hal 43

13STEM Indonesia.2017 Karakteristik pendidikan STEM.Hal 9 14 Suee Z. Beers. 2010. 21st Century Skills: Preparing Students For Their Future. STEM. hal 4

15 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan. Pusat

Kurikulum dan Pembelajaran. 2019. Pedoman Implementasi Muatan/Mata Pelajaran Informatika Kurikulum 2013. Kemendikbud

Page 27: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

13

Oleh sebab itu, penelitian tentang profil kesiapan sekolah dalam menerapkan

STEM education yang sangat penting dilakukan sebagai bahan persiapan sekolah jika

ingin menerapkan STEM dalam pembelajaran di sekolah. Kerangka berpikir penelitian

ini dapat dilihat pada gambar

Page 28: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

14

Kompetensi abad ke-21

Revolusi Industri 4.0

Negara maju mulai menerapkan

pembelajaran yang dibutuhkan untuk

menunjang kompetensi abad ke -21

Indonesia mulai menggalakan dengan

STEM education sebagai pendekatan

pembelajaran

Perlu Adanya informasi mengenai kesiapan

sekolah dalam menerapkan STEM

education

Profil kesiapan sekolah dalam

menerapakan STEM education

Mengetahui profil kesiapan sekolah

menerapkan STEM education

Rekomendasi bagi sekolah dalam

menerapkan STEM education

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian

Page 29: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

15

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R

Chistenses dengan judul Instruments for Assessing Interest in STEM content and

Careers. Penelitian ini menyatakan bahwa keberhasilan pada carir STEM

bergantung pada minatnya pada STEM, Penelitian ini menggunakan survey

semantic yang dapat menunjukan minat siswa terhadap STEM.16

2. Penelitian yang dilakukan oleh Barbara Means, Haiwen Wang, Viki Young,

Vanessa L. Peters, dan Sharon J dengan judul STEM-Focused High Schools as a

Strategy for Enhancing Readiness for Postsecondary STEM Programs. Penelitian

ini menyatakan bahwa studi sekolah menengah STEM inklusif penting mengingat

tren saat ini untuk menciptakan lebih banyak sekolah STEM di seluruh Amerika

Serikat, sekolah-sekolah seperti ini menjanjikan peningkatan STEM bukan hanya

perkembangannya melainkan kekayaan outputnya.17

3. Penelitian yang dilakukan oleh Aydin, C. H., & Tasci, D. yang berjudul

Meansuring Readliness for e-learning: Reflections from an Emerging Country.

Penelitian ini membahas tentang kesiapan dan penggunaan e-learning. E-learning

mempunyai banyak manfaat jika suatu lembaga yang menggunakannya, tetapi

harus dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesiapannya. Artikel ini

mencakup deskripsi instrument survey yang telah dikembangkan untuk menilai

kesiapan, instrumen ini juga dapat digunakan, dan mudah diadaptasi untuk

digunakan dalam mengukur kesiapan lainnya dalam perusahaan dari Negara-

negara berkembang lainnya.18

16 Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R Chistenses (2010). Instruments for

Assessing Interest in STEM content and Careers. Journal of Information Technologi for Teacher

education . 17 Barbara Means, Haiwen Wang, Viki Young, Vanessa L. Peters, dan Sharon J (2016)

STEM-Focused High Schools as a Strategy for Enhancing Readiness for Postsecondary STEM

Programs. Journal of Research in Science Teach 18 Aydin, C. H., & Tasci, D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning: Reflections

from an Emerging Country. education al Technology & Society, h 244-257.

Page 30: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

16

4. Penelitian yang dilakukan oleh Jeanne Century, Liz Noble, Melanie LaForce, yang

berjudul Identifying and meansuring STEM Schools and program. Penelitian ini

bertujuan untuk meninjau literature untuk mengidentifikasi cara-cara di mana

sekolah dan program STEM dicirikan dan alat sumber daya yang telah

dikembangkan oleh Negara bagian. 19

5. Penelitian Ejiwale. J. yang berjudul Barrier to Successful Implementation of STEM

education, penelitian dilaksanakan di Negara Amerika Serikat.Penelitian ini berisi

tentang definisi pendidikan STEM serta hambatan untuk keberhasilan

implementasi pendidikan STEM serta bagaimana cara agar sekolah berhasil dalam

menerapkan pendidikan STEM.20

6. Penelitian yang dilakukan oleh Nur hidayah, yang berjudul Kesiapan Sekolah

dalam Implementasi Program Full Day School (FDS) SD Muhammadiyah di Kota

Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan sekolah Muhammadiyah

dalam implementasi program FDS . penelitian ini menggunakan deskriptif

kualitatif, data primer diperoleh melalui wawancara terhadap kepala sekolah, guru,

dan siswa, serta observasi untuk melihat kesiapan sekolah dalam implementasi

program Full Day School.21

7. Penelitian yang dilakukan oleh Faridatur Rohmah, yang berjudul Analisis Kesiapan

Sekolah Terhadap Penerapan Pembelajaran Online (E-Learning) di SMA Negeri 1

Kutowinangun. Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan sekolah dan mengetahui

faktor-faktor yang kuat yang perlu dipertahankan dan faktor yang masih lemah

yang membutuhkan peningkatan dalam penerapan E-learning. 22

19 Jeanne Century, Liz Noble, Melanie LaForce. 2015. Identifying and meansuring STEM

Schools and program..National Science Fondation 20 Ejiwale. J. 2013. Barrier to Successful Implementation of STEM education. Journal of

Education Learning Vol.7 (2) pp. 66-74 21 Nur Hidayah. 2017. Kesiapan Sekolah dalam implementasi Program Full Day School (FDS)

SD Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 2614-0136 (online), Yogyakarta hal.3

22 Faridatur Rohmah. 2017. Analisis Kesiapan Sekolah terhadap Penerapan Pembelajaran Online (E-learning) di SMA Negeri 1 Kutowinangun. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

Page 31: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas wilayah Kota Bogor pada

semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan,

yaitu bulan Juli 2019.

B. Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural

sesuai dengan kondisi objektif di lapangan mengenai suatu situasi dan kejadian-

kejadian,23 sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan sekolah

dalam menerapkan STEM education. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif kualitatif.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah segala sesuatu baik objek maupun subjek yang memenuhi syarat

tertentu yang berhubungan dengan penelitian.24 Populasi dalam penelitian ini adalah

Sekolah Menengah Atas Negeri yang berada dalam wilayah Kota Bogor. SMAN Kota

Bogor dipilih karena berdasarkan pada data bahwa SMA Negeri Kota Bogor memiliki

rerata nilai UN tertinggi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 69,12. 25Sampel adalah

bagian dari populasi yang terpilih untuk dilakukan penelitian.26 Sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah 3 Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah

Kota Bogor.

23 Nur hadi waryanto. 2017. Tingkat Kesiapan (Readliness) Implementasi E-Learning Di

Sekolah Menengah Atas Kota Yogyakarta. E-Journal Fmipa Uny: Yogyakarta hal 120 24 Nanang Martono.2014. Metode Penelitian kuantitatif: Analisis isi dan Analisis Data

Sekunder. Raja Grafindo Persada: Jakarta hal 76 25 Pusat Penilaian Pendidikan . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia.

Di akses pada. https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/ di unduh pada 10 November 2019

26 Ibid, hal 76

Page 32: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

18

Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Sampling, teknik sampling

ini digunakan untuk mengambil sampel penelitian berdasarkan tingkatan (strata) di

dalam populasi27Dalam penelitian ini sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan

strata sekolah. Berdasarkan nilai UN tahun 2018/2019, setelah sekolah digolongkan

berdasarkan strata sekolahnya, maka selanjutnya dilakukan teknik random sampling

untuk memilih sekolah yang akan menjadi sampel penelitian. Sampel diambil

berdasarkan kategori strata 1 yaitu di wakili oleh SMA N 1 Kota Bogor selanjutnya

disebut sebagai SMA A, kategori strata 2 yaitu di wakili oleh SMA N 5 Kota Bogor

selanjutnya disebut sebagai SMA B dan kategori strata 3 yaitu di wakili oleh SMA N

9 Kota Bogor selanjutnya disebut sebagai SMA C.28 Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang diambil langsung di

lapangan.

SMAN Kota Bogor Strata Sekolah berdasarkan Nilai UN Sampel penelitian

SMAN 1 Kota Bogor Strata 1 SMAN 1 Kota Bogor

SMAN 2 Kota Bogor

SMAN 3 Kota Bogor

SMAN 5 Kota Bogor Strata 2 SMAN 5 Kota Bogor

SMAN 8 Kota Bogor

SMAN 6 Kota Bogor

SMAN 4 Kota Bogor Strata 3 SMAN 9 Kota Bogor

SMAN 7 Kota Bogor

SMAN 9 Kota Bogor

SMAN 10 Kota Bogor

27 Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta: Bandung hal 126 28 Pusat Penilaian Pendidikan . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia.

Di akses pada. https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/ di unduh pada 10 November 2019

Page 33: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

19

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur penelitian komponen kunci dalam suatu

penelitian.29 Instrumen dalam suatu penelitian adalah hal yang sangat menjamin mutu

dari sebuah penelitiannya. Mengingat fokus pada penelitian yang akan dilaksanakan

adalah penelitian analisis kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education , maka

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen non tes berupa

angket.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menyediakan angket untuk mendatangi

langsung subjek dan menyebarkan survey. Penelitian ini menggunakan tiga angket (1)

angket kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education yang ditujukan kepada

kepala sekolah, angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden diminta untuk memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (2)

angket yang tujukan kepada guru mata pelajaran sains, yaitu fisika, kimia dan biologi

(3) angket minat siswa menggunakan skala perbedaan makna (semantic differential

scale). Skala ini didasarkan pada pandangan bahwa objek itu mempunyai dua macam

makna bagi seseorang, yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif

suatu objek dapat dengan mudah dinyatakan namun tidak dengan makna konotatifnya.

Angket minat siswa terhadap STEM education diadopsi dari instrumen penelitian yang

dilakukan oleh Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R Chistenses dengan judul

Instruments for Assessing Interest in STEM content and Careers,30 angket ini telah

memalui uji alih bahasa oleh Pusat Bahas UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta pada tanggal

8 Juni 2019.

29 Ibid hal 147

30 Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R Chistenses dengan judul Instruments for

Assessing Interest in STEM content and Careers.2010.

Page 34: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

20

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education Perspektif Kepala Sekolah

No Aspek Kesiapan Sekolah

dalam Menerapkan STEM

education

Indikator Kesiapan Sekolah dalam

Menerapkan STEM education

Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Kurikulum penunjang STEM

education

Tujuan

Menyiapkan siswa untuk menjadi

SDM yang mampu integratif31

Sekolah mengadakan kegiatan

yang dapat mengintegrasikan

sains dan teknologi dalam semua

mapel

Konten dan Isi

KI dan KD:

- KO pengetahuan dan

keterampilan32

Standar proses

- Engineering design

process (EDP)33

Saya menginstruksikan guru-guru

untuk menggunakan model

pembelajaran Project Based

Learning

Saya menginstruksikan guru-guru

untuk menggunakan model

31 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 43 32 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 43 33 STEM Indonesia. 2018.Karakteristik pendidikan STEM.hal 9

Page 35: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

21

- Model Pembelajaran

Problem Based Learning34

- Model Pembelajaran

Project Based Learning35

- Model Pembelajaran 5E

(Engage, E x ̅ ̅plore, E

x ̅ ̅plain, Elaborasi,

Evaluation)36

pembelajaran Problem Based

Learning

Saya menginstruksikan guru-guru

untuk menggunakan model

pembelajaran 5E (Engage, E

x ̅ ̅plore, E x ̅ ̅plain, Elaborasi,

Evaluation)

Aktivitas belajar

- Integrasi sains, teknologi,

teknik dan matematik

dalam proses pemecahan

masalah37

- Scientific & enginering

practice38

Saya menginstruksikan guru-guru

untuk mengintegrasikan antara

sains, teknologi, teknik dan

matematik dalam proses

pembelajaran

Saya menginstruksikan guru-guru

untuk melakukan kegiatan

34 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 44 35 STEM Indonesia .Karakteristik pendidikan STEM. hal 12 36 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 44 37 STEM Indonesia .Karakteristik pendidikan STEM. hal 7 38 STEM Indonesia .Karakteristik pendidikan STEM. hal 9

Page 36: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

22

melatih kemampuan siswa dalam

memecahkan suatu permasalahan

(problem solving) dalam konteks

dunia nyata (real world)

Evaluasi

Asesmen otentik dan HOTS39

Sekolah mengadakan pelatiahan

mengenai soal HOTS kepada

guru-guru

2 Ekstrakulikuler penunjang

STEM education

Ekstrakulikuler

- Robotik-STEM40

Sekolah saya mempunyai

ekstrakulikuler robotik

Sekolah saya mempunyai

ekstrakulikuler Karya ilmiyah

Remaja

3 Seleksi masuk jurusan

pengetahuan alam atau

pengetahuan social

Seleksi masuk jurusan IPA atau

IPS41

- Seleksi masuk jurusan

menggunakan tes

matematika

Seleksi masuk jurusan IPA atau

IPS tes matematika

Seleksi masuk jurusan IPA atau

IPS tes sains

39 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM. hal 12 40 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 9 41 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 7

Page 37: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

23

- Seleksi masuk jurusan

menggukan tes sains

4 Fasilitas penunjang STEM

education

Fasilitas Penunjang STEM

education 42

- Menggunakan e-learning

- Mempunyai laboratorium

penunjang STEM

education

- Pembelajaran

menggunakan media

audiovidio pembelajaran

Sekolah saya menggunakan e-

learning dalam proses

pembelajaran

Sekolah saya memiliki

infrastruktur teknologi informasi

yang mendukung e-learning

Kecepatan akses internet cukup

untuk mendukung e-learning

Sekolah saya mempunyai

laboratorium computer

Sekolah saya mempunyai

laboratorium sains

Sekolah saya mempunyai

laboratorium digital

Sekolah saya menggunakan

media audiovidio dalam

pembelajaran

42 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 10

Page 38: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

24

5 Guru Kompetensi keterampilan43

- Guru sains dan matematika

merupakan lulusan

perguruan tinggi

Guru sains dan matematika

merupakan lulusan perguruan

tinggi dan linier dengan mata

pelajaran

guru mendapatkan pelatihan

mengenai Pendidikan STEM

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education Perspektif Guru

No Aspek Kesiapan

Sekolah dalam

Menerapkan STEM

education

Indikator Kesiapan

Sekolah dalam

Menerapkan STEM

education

Pertanyaan Jawaban

S

L

S

R

K

D

J

R

T

P

1 Kurikulum Penunjang

STEM education

Tujuan

Menyiapkan siswa untuk

menjadi SDM yang

mampu integratif44

Pembelajaran di kelas mengintegrasikan

dengan beberapan pelajaran yang lain

(misal: guru fisika memasukan materi

biologi dan materi kimia dalam

pembelajaran)

Sebagai guru fisika, saya berkolaborasi

dengan guru biologi dan guru kimia

43 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 9 44 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Filosofi STEM. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan. hal 17

Page 39: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

25

untuk membuat projek yang ditugaskan

kepada siswa

Konten dan Isi

KI dan KD:

- KO pengetahuan

dan

keterampilan45

Standar proses

- Engineering

design process

(EDP)46

- Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning47

- Model

Pembelajaran

Saya menggunakan model pembelajaran

problem based learning, yaitu

pembelajaran yang berbasis pemecahan

masalah.

Dalam proses pembelajaran mengaitkan

materi tersebut dengan konteks

kehidupan sehari-hari untuk

memecahkan suatu permasalahan

Saya menggunakan model pembelajaran

project based learning, yaitu

pembelajaran yang melibatkan suatu

proyek dalam pembelajaran.

Saya menggunakan model pembelajaran

5E (Engage, E x ̅ ̅plore, E x ̅ ̅plain,

Elaborasi, Evaluation)

45 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Folosofi STEM. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan. Hal 34 46 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM.hal 9 47 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 44

Page 40: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

26

Project Based

Learning48

- Tahapan Model

Pembelajaran 5E

(Engage,

explore, Explain,

Elaborasi,

Evaluation)49

Aktivitas Belajar

- Integrasi sains,

teknologi, teknik

dan matematik

dalam proses

pemecahan

masalah50

Dalam proses pembelajaran siswa

merencanakan solusi untuk pemecahan

masalah sains

Dalam proses pembelajaran siswa

melakukan investasi terhadap

permasalahan yang ditemukan untuk

mencari solusi

48 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 44 49 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 44 50 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Filosofi STEM. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan. Hal 18

Page 41: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

27

- Scientific &

Enginering

Practice51

Dalam proses pembelajaran melakukan

analisis

Dalam proses pembelajaran melakukan

interpretasi data

Dalam proses pembelajaran

menggunakan proses berpikir komputasi

Dalam proses pembelajaran

menggunakan proses berpikir matematis

Dalam proses pembelajaran siswa

membangun eksplanasi yaitu

penjelasan- penjelasan tentang proses

mengapa dan bagaimana permasalahan

(fenomena alam) tersebut dapat terjadi

Dalam proses pembelajaran siswa

mendesain solusi pemecahan masalah

sains

Dalam prose pembelajaran siswa terilbat

dalam argument berdasarkan bukti

Dalam proses pembelajaran siswa

mendapatkan solusi pemecahan masalah

51 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM. hal 9

Page 42: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

28

Dalam pembelajaran siswa

mengevaluasi solusi yang telah

didapatkan

Dalam pembelajaran siswa

mengkomunikasikan informasi yang

telah didapatkan

(misalnya presentasi hasil temuan di

depan kelas)

Evaluasi

- Asesmen otentik

dan HOTS52

Soal-soal ulangan harian menggunakan

soal HOTS

Soal-soal ulangan tengah semester

menggunakan soal HOTS

Soal-soal ulangan semester

menggunakan soal HOTS

Soal-soal penilaian dapat mengukur

keterampilan berpikir kritis

Soal-soal penilaian dapat mengukur

keterampilan berpikir kreatif

Soal-soal penilaian dapat mengukur

keterampilan berpikir komunikatif

52 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM.STEM Indonesia hal 12

Page 43: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

29

Soal-soal penilaian dapat mengukur

keterampilan berpikir kolaborasi

Page 44: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

30

Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat

pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Menurut Kenneth Bailey mengelompokan

tiga jenis utama validasi yaitu; validasi isi, validasi konstruk dan validasi empiris.53

Dalam penelitian ini mengunakan tiga instrumen, yaitu angket kepala sekolah, angket

guru dan angket minat siswa.

Instrumen non tes angket kepala sekolah dan angket guru menggunakan

validasi isi dengan expert judgement, dengan cara peneliti membuat instrumen setelah

terbentuk instrumen yang telah disusun oleh peneliti terlebih dahulu dikonsultasikan

dengan para ahli. Para ahli tersebut adalah dosen pembimbing dan dosen ahli.

Instrumen yang telah disesuaikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan kepada para ahli. Para

ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun.54 Hasil penilaian

ahli diolah dengan menggunakan content validity ratio (CVR) dan content validity

indeks. Perhitungan nilai CVR dan CVI sebagai berikut:

𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −

𝑁2

𝑁2

Keterangan

CVR = ratio validasi isi

𝑛𝑒 = jumlah ahli pemberi nilai penting/layak/relevan

N = jumlah ahli

CVR mempunyai nilai berkisar antara -1 sampai +1. Nilai positif menunjukan

bahwa setidaknya bahwa setengah ahli mengkategorikan item sebagai penting/layak.

Semakin besar nilai CVR dari 0, maka semakin penting dan semakin tinggi validitas

isinya. Setelah mendapatkan nilai CVR, maka selanjutnya yang perlu dihitung adalah

nilai CVI. Rumus menghiting CVI adalah sebagai berikut: 55

53 Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi.2017. Penerbit Alfabeta. Bandung Hal 170 54 Ibid, hal 172

55 Iwan Permana Suwarna, Laporan penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa melalui Computer Base Test pada

Page 45: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

31

𝐶𝑉𝐼 =∑𝐶𝑉𝑅

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat

Rentang nilai Kategori

0,00 – 0,33 Tidak sesuai

0,34 - 0,67 Sesuai

0,68 – 1,00 Sangat sesuai

Hasil uji validasi isi sebagai berikut

Aspek yang dinilai Nilai CVI Kategori

Materi 0,98 Sangat sesuai

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data minat siswa terhadap

STEM menggunakan validasi konstruk yaitu dengan analisis faktor konfirmatori untuk

mengetahui apakah semua pertanyaan dapat digunakan untuk mengambil data minat

siswa terhadap STEM. Analisis faktor konfirmatori (CFA) sesuai dengan peneliti

terdahulu oleh Alana Unfriend, Malinda Faber, Daniel S.Stanhope dan Eric Wiebe.56

Tabel 3. 3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori Instrumen Angket Minat Siswa

Faktor No Pertanyaan

Faktor 1 19, 4, 9, 20, 14, 24, dan 15

Faktor 2 12, 16, 17, 18, 21

Faktor 3 1, 2, 3, 5

Faktor 4 6 ,7, 8, 10

Faktor 5 11, 13

Faktor 6 23, 25

Persentase 100 %

Penjelasan mengenai analisis faktor konfirmatori terdapat pada lampiran 2.

Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN)LP@M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 50.

56 Alana Unfriend, Malinda Faber, Daniel S.Stanhope dan Eric Wiebe. The Developmentand

Validation of a Measure of Student Attitudes Toward Science, Technology, Enginneering, and Math

(S-STEM).2015

Page 46: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

32

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara pengambilan data untuk mendukung

tercapainya penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik kuisioner (angket).

Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah kepala sekolah, guru

fisika, guru kimia dan guru biologi serta siswa.

Kuisioner meliputi berbagai instrumen di mana responden menanggapi atau

memberikan jawaban terhadap petanyaan yang diberikan oleh peneliti. 57 Dalam

penelitian ini menggunakan dua kuisioner. Teknik kuisioner yang pertama ditujukan

kepada kepala sekolah sampel untuk mengetahui keadaan sekolah yang terkait dengan

penerapan STEM education, dan teknik kuisioner yang kedua ditujukan kepada siswa

kelas X ̅ I̅ MIA untuk mengetahui minat siswa terhadap STEM education, dengan

menggunakan STEM semantics survey. Waktu pengumpulan data menggunakan

teknik kuisioner ini dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian. .

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini ada tiga angket yaitu (1) angket penelitian kesiapan

sekolah dengan responden kepala sekolah (2) angket dengan responden guru mata

pelajaran sains (3) angket minat siswa dengan responden siswa dengan menggunakan

STEM semantic survey. Hasil dari penelitian ini menggunakan kriteria yang dijadikan

kesepakan dalam penilaian. Menurut Arikunto & Jabar (2009:32) alasan diperlukannya

kriteria sebagai hasil dari penelitian adalah diantaranya karena, (1) dengan adanya

kriteria akan lebih yakin dalam melakukan penilaian terhadap objek yang ingin diteliti

(2) kriteria yang digunakan, dapat digunakan untuk mempertanggungjwabakan hasil

penilaian yang ada (3) mencegah unsur subjektif pada hasil penelitian (4) hasil

penelitian akan sama meskipun dilakukan pada waktu dan kondisi fisik yang berbeda

(5) mengarahkan peneliti jika dalam penelitian yang dilaksanakan lebih dari satu.

57 Ibid hal 192

Page 47: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

33

Analisis Tingkat Kesiapan

Aydin & Tasci mengemukaan alat ukur kesiapan, untuk menganalisis data yang

telah didapatkan dalam penelitian. Lembar penelitian menggunakan skor 5,4,3,2,1

untuk setiap pertanyaan yang diajukan dalam angket, selanjutnya dihitung rata-rata

akhir dengan menggunakan rumus

�̅� =𝑥

𝑛

Keterangan �̅�= rata-rata akhir

x ̅ ̅ = jumlah total skor

n = jumlah pertanyaan

Ada tiga skor rata-rata, yaitu skor rata-rata dari setiap pertanyaan, skor rata-rata

pertanyaan untuk satu faktor yang sama dan skor rata-rata total dari semua pertanyaan.

semua skor total akan dinilai menurut skala penilaian yang dikemukaan oleh Aydin &

Tasci.

Tabel 3. 4 Rentang Nilai dan Kategori (Aydin & Tasci)

Rentang Nilai Kategori

1 ≤ �̅� ≤ 2.6 Tidak siap, membutuhkan banyak peningkatan

2.6 ≤ �̅� ≤ 3.4 Tidak siap, membutuhkan sedikit peningkatan

3.4 ≤ �̅� ≤ 4.1 Siap, tetapi membutuhkan sedikit peningkatan

4.1 ≤ �̅� ≤ 5 Siap

Skor rata-rata dari tiap pertanyaan, skor rata-rata dari satu faktor yang sama dan skor

rata-rata total dari semua pertanyaan harus 𝑥 ̅ ≥ 3,41 untuk dianggap siap dalam

menerapkan STEM education. 58

58 Aydin, C. H., & Tasci, D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning: Reflections from an

Emerging Country. education al Technology & Society, h 244-257

Page 48: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

34

Penelitian ini menggunakan tiga angket, yaitu angket kesiapan kepala sekolah,

angket kesiapan guru dan angket minat siswa terhadap STEM. Anget kesiapan kepala

sekolah dengan alternatif jawaban ( Ya dan Tidak) dengan skor 1-0, dikonversi

kedalam skala kesiapan menurut Aydin & Tasci (2005) dengan skala 1-5, sama hal nya

dengan angket minat siswa memiliki skala (-3) sampai 3 dikonversi ke skala ke skala

kesiapan menurut Aydin & Tasci (2005) dengan skala 1-5.

Page 49: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kesiapan sekolah di SMAN

Kota Bogor dalam menerapkan STEM education dapat disimpulkan bahwa:

1. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMAN Kota

Bogor dilihat dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan

kepala sekolah sebesar 88%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 47% dan

profil minat siswa SMAN Kota Bogor terhadap STEM education ialah minat

sedang, sehingga skor kesiapan STEM education di SMAN Kota Bogor sebesar

3,85 dengan kategori siap namun membutuhkan sedikit peningkatan.

2. Skor kesiapan sekolah strata 1 > strata 2 > strata 3, artinya sekolah strata 1 siap

menerapkan STEM education, untuk sekolah strata 2 dan 3 mempunyai kategori

siap namun membutuhkan sedikit peningkatan. Profil kesiapan sekolah dalam

menerapkan STEM education berdasarkan srata sekolah adalah sebagai berikut

a. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMA A

dilihat dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan

kepala sekolah sebesar 86%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 75%

dan profil minat siswa SMA A terhadap STEM education ialah minat tinggi,

sehingga skor kesiapan STEM education sebesar 4,1 dengan kategori siap

melaksanakan STEM education.

b. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMA B dilihat

dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan kepala

sekolah sebesar 86%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 67% dan profil

minat siswa SMA B terhadap STEM education ialah minat sedang, sehingga

skor kesiapan STEM education sebesar 3,8 dengan kategori siap

melaksanakan STEM education namun memerlukan sedikit peningkatan.

Page 50: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

86

c. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMA C dilihat

dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan kepala

sekolah sebesar 77%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 64% dan profil

minat siswa SMA C terhadap STEM education ialah minat sedang, sehingga

skor kesiapan STEM education sebesar 3,8 dengan kategori siap

melaksanakan STEM education namun memerlukan sedikit peningkatan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu

1. Sekolah Menengah Atas Negeri yang mempunyai kualifikasi strata 3 harus

melakukan peningkatan pada semua faktor kesiapan penerapan STEM education.

2. Penelitian deskriptif memperhitungkan jumlah sampel penelitian, semakin

banyak sampel semakin baik penelitiannya.

3. Perhitungan tingkat kepercayaan diperlukan untuk penelitian deskriptif

Page 51: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

85

DAFTAR PUSTAKA

Ace, Suryadi.2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Balai Pustaka:

Jakarta

Anis Pratiwi. C 2017.”Kesiapan Sekolah Menengah Ata di Kabupaten Sleman untuk

Memanfaatkan Internet sebagai sumber Belajar Fisika”, Skripsi pada

Universitas Saata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta

Arifin, Zaenal.2011. Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosda karya:Bandung

Aydin, C. H., & Tasci, D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning: Reflections

from an Emerging Country. education al Technology & Society

Century, J., Liz Noble, Melanie LaForce.2015.Identifying and meansuring STEM

Schools and program..National Science Fondation

Etistika, Dwi Agus, Amat Nyoto.2016. Transformasi Pendidikan Abad 21

sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016- Universitas

Kanjuruhan Malang : Malang

Hazliansyah,” Indonesia Perlu Masukkan Aspek STEM dalam Pendidikan”,

https://www.republika.com (online) terbit pada 08 Maret 2015 diakses pada

tanggal 04 Desember 2018

Hidayah, Nur.2017. Kesiapan Sekolah dalam implementasi Program Full Day School

(FDS) SD Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sekolah

Dasar 2614-0136 (online), Yogyakarta

Kelentrik, Marijana & Karriane Helland dan Ann- Therese Arstorp.2017. Professional

Digital Competence Framework for Teacher in Norway.Senter For LKTI

Utdaningen, dipublikasikan pada Mei 2017 dan diakses pada tanggal 10

desember 2018

Page 52: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

86

Margono, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta

Maturradiyah, N & A. Rusilowati.2015. Analisis Buku Ajar Fisika SMA

Kelas X ̅ I̅I di Kabupaten Pati Berdasarkan Muatan Literasi Sains. Unnes

Physics education Journal (Online)

Nur Agusta, Yosianaa.2015. Hubungan antara orientasi masa depan dan daya juang

terhadap Kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir fakultas ilmu social dan

ilmu politik di Universitas Mulawarmam

www.ejournal_psikologi.fisip.unmul.org diakses pada 12 Desember 2018.

Partnership for 21 st Century Skills. 2008. 21 st Century Skills, education &

Competitiveness Resource and Policy Guide

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Konseptualisasi dan Implementasi

Muatan/Kurikulum Informatika Pada Jenjang pendidikan Dasar dan

Menengah.

Prahananda, Redjo.” Kemendikbud Hidupkan Mata Pelajaran Informatika”,

https://Indopos.co.id (online) terbit pada 01 September 2018 diakses pada

tanggal 03 Desember 2018

Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta : Indeks

Singarimbun, Marsi. & Effendi, Sofian;.2011. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

Penerbit LP3ES

STEM Road Map summary education .2015 Measuring the Monitoring Progress K-

12 STEM education Indikators: A Road Map. :SRI international

Sudjana, Nana. & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Penerbil

Sinar Baru Argensindo: Bandung

Suharsaputra, Uhar.2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Tindakan.

Bandung: Rafika Aditama.

Utsman, 2017. Validitas dan Reliabilitas untuk mengevaluasi mutu penelitian

kualitatif. Jurnal Universitas Negeri Semarang (online)

UU no 20 Tahun 2003

Page 53: PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49759...isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis

87

Vuorikari. Riina & Yves Punie.2016. Dig.Com2.o: The European Digital Competence

Framework for citizens update Phrase 1: The Conseptual Reference Model.

European Commision

Wibowo.Ibnu.”STEM, Model pembelajaran terpopuler di dunia dan efektif

menigkatkan keterampilan anak”, https://www.infoitas.com (online) terbit pada

20 Desember 2016 diakses pada tanggal 3 Desember 2018.

Z. Beers.Suee.2010. 21st Century Skills: Preparing Students For Their Future. STEM.