PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2020
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI
DINAS KESEHATAN 2020
i
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
HALAMAN JUDUL
ii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Esa), atas Asung Kerta Wara NugrahaNya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Bangli
Tahun 2019 ini dapat tersusun sesuai dengan petunjuk teknis penyusunan profil kesehatan
kabupaten/kota tahun 2019.
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli merupakan salah satu bagian dari sistem
informasi kesehatan yang penting bagi proses perencanaan sampai dengan evaluasi
program kesehatan dan merupakan bagian penting strategi pembangunan kesehatan
untuk mencapai tujuan keberhasilan pembangunan kesehatan. Namun, hal yang lebih
penting adalah bahwa data-data yang disajikan dalam profil ini dapat dijadikan acuan
dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja khususnya Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli dan masyarakat secara umum.
Profil kesehatan ini disusun dengan menagmbil data dari internal instansi maupun
dari luar instansi seperti rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik-klinik, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Badan Pusat Statistik. Data di Dinas Kesehatan
bersumber dari laporan masing-masing program yang telah dilakukan pemutakhiran data
untuk menghindari terjadinya perbedaan data. Dalam profil kesehatan ini berupaya
menampilkan capaian kinerja maupun data lain yang termuat dalam tabel Standar
Pelayanan Minimal yang merupakan indikator yang dipakai untuk mengukur kemajuan
pembangunan bidang kesehatan. Data-data yang ditampilkan diupayakan dapat
menampilkan fokus masalah kesehatan pada puskesmas maupun unit pelayanan
kesehatan lain yang ada di Kabupaten Bangli. Hal ini penting mengingat peran dan
kontribusi sektor lain termasuk swasta dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Kabupaten Bangli cukup besar. Pada Profil tahun 2019 ini juga dicoba untuk
menampilkan data terpilah berdasarkan Gender, hanya saja belum optimal.
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019 tersusun atas kerjasama banyak
pihak yang telah turut ambil bagian dalam pengumpulan data serta proses konsultasi yang
memperkaya isi profil. Dalam penyusunan ini, kami yakin tidak semua pihak sepakat
dengan seluruh data ataupun analisa yang disampaikan. Walaupun demikian kami
berharap semoga pembaca profil ini menemukan keseluruhan kajian serta kesimpulan
dalam profil sebagai sumbangan yang berarti dalam wacana pengambilan kebijakan
tentang pembangunan kesehatan Kabupaten Bangli.
iii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Upaya penyempurnaan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun
2019 akan terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli terutama dalam
pendataan, mengingat pentingnya data dalam proses manajemen dan pengambilan
keputusan.
iv
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI ................................... 2
C. SISTEMATIKA ......................................................................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 4
1. Luas Wilayah ...................................................................................................... 4
2. Jumlah Desa/ Kelurahan ..................................................................................... 4
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur ..................... 6
4. Kepadatan Penduduk/KM2 ................................................................................. 6
5. Rasio Beban Tanggungan ................................................................................... 7
6. Rasio Jenis Kelamin ........................................................................................... 8
7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf ............... 9
8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke Atas
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ...................................... 10
BAB III SARANA KESEHATAN ................................................................................. 12
A. SARANA KESEHATAN ........................................................................................ 12
1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola ........................... 12
2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level
1 13
B. AKSES MUTU DAN PELAYANAN KESEHATAN ............................................ 14
v
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
15
2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan ............... 16
3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit .......................................................... 17
4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ................................................... 18
5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin ......................................... 21
C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT ........................ 22
1. Cakupan Posyandu Menurut Strata .................................................................. 23
2. Rasio Posyandu per 100 Balita ......................................................................... 25
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) ........................................................ 25
BAB IV TENAGA KESEHATAN ................................................................................. 27
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di
Sarana Kesehatan .................................................................................................... 27
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana
Kesehatan ................................................................................................................ 29
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan
Gizi di Sarana Kesehatan ........................................................................................ 32
4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisan
Medik di Sarana Kesehatan .................................................................................... 35
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Apoteker) di Sarana Kesehatan ............................................................................... 38
BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................................................ 40
1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ........................................................ 40
2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan .................................. 42
3. Persentase Anggaran Kesehatan ....................................................................... 42
4. Anggaran Kesehatan Perkapita ......................................................................... 43
BAB VI KESEHATAN KELUARGA ........................................................................... 45
A. Kesehatan Ibu .......................................................................................................... 45
vi
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan .......................................... 45
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4) ....... 46
3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan ............................... 49
4. Cakupan Pelayanan Nifas ................................................................................. 50
5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A ...................................................... 52
6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah .................... 53
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan .................................................. 54
8. Persentase Peserta KB Aktif ............................................................................. 56
9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan .......................................................... 58
B. Kesehatan Anak ....................................................................................................... 59
1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup ................ 59
2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup ......................... 60
3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal ........................................................... 64
4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah ..................................................... 65
5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap ............................... 66
6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif .............................................................. 68
7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi ................................................................ 69
8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI ...................................................................... 71
9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi .................................................... 71
10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita ........................... 72
11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita .............................................................. 73
12. Persentase Balita Ditimbang ............................................................................. 75
13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus
(BB/TB) .................................................................................................................. 77
14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10
SMA/MA ................................................................................................................ 78
15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar .......................................... 80
C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut .............................................................. 81
vii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif .............................................. 81
2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun) ............................... 82
BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT ..................................................................... 84
A. Pengendalian Penyakit Menular langsung ............................................................... 84
1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
84
2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC ...................................................... 85
3. Case Detection Rate TBC ................................................................................. 86
4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak ............................................................. 87
5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi
Bakteriologis ........................................................................................................... 88
6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis ..... 89
7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC .............. 89
8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis ........................................ 90
9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita ................................. 91
10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal 60% . 92
11. Jumlah kasus HIV ............................................................................................. 93
12. Jumlah Kematian Karena AIDS ....................................................................... 94
13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita .................................. 94
14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur ...................... 95
15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR) .................................................. 96
16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun .............................................. 97
17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2 ........................................................ 98
18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta ........................................................... 98
19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk .............................................. 98
20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat ................................................... 99
B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi ............................ 101
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun . 101
viii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
2. Jumlah dan CFR Difteri .................................................................................. 102
3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B ..................................................................... 102
4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum ........................................................... 103
5. Jumlah Suspek Campak .................................................................................. 104
6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk .................................. 105
7. Persentase KLB ditangani <24 Jam ................................................................ 106
C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik ............................................... 108
1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000 Penduduk 108
2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) ...................................... 109
3. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk .............................................. 110
4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria ........................... 110
5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif ................................... 111
6. Case Fatality Rate Malaria ............................................................................. 112
7. Penderita Kronis Filariasis .............................................................................. 112
D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular .................................................................. 112
1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Sesuai Standar ....................................................................................................... 112
2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai
Standar .................................................................................................................. 114
3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara ............ 115
4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun .......................... 116
5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun Yang
Diskrining ............................................................................................................. 117
6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat ........ 118
BAB VII KEADAAN LINGKUNGAN ....................................................................... 120
1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang .................. 120
2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat ........................................... 121
ix
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak (Jamban
Sehat) .................................................................................................................... 122
4. Persentase Desa STBM .................................................................................. 123
5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan ................... 124
6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan ......... 125
BAB VIII KESIMPULAN ............................................................................................ 127
A. SIMPULAN ........................................................................................................... 127
B. SARAN .................................................................................................................. 130
x
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun
2019 5
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 7
Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 9
Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk Kabupaten Bangli Tahun
2019 10
Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial di Puskesmas Tahun 2019 22
xi
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2019 6
Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 13
Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 15
Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 17
Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 19
Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 19
Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 20
Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 21
Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli Tahun 2019 24
Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015
– 2019 25
Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 26
Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 28
Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun
2019 28
Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 29
Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun
2019 30
Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di kabupaten Bangli Tahun
2019 31
Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun
2019 31
Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 32
Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 33
xii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
34
Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi
Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 35
Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 36
Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika Lainnya
di Kabupaten Bangli Tahun 2019 36
Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 37
Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 38
Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis
Kepesertaannya di Kabupaten Bangli Tahun 2019 42
Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 43
Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH di Kabupaten Bangli
Tahun 2010 s/d 2019 45
Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kabupaten Bangli Tahun
2015-2019 47
Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 48
Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 48
Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun
2015-2019 49
Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 50
Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019 51
Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 51
Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 52
xiii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet) Menurut
Puskesmas di KabupatenTahun 2019 53
Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Bangli Tahun
2015-2019 54
Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 55
Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019 56
Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 57
Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 57
Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 58
Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2019 59
Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 60
Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun
2010 – 2019 61
Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 62
Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH di Kabupaten
BangliTahun 2010 – 2019 63
Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 63
Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten Bangli Tahun
2015-2019 64
Gambar 51. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 65
Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 66
Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 67
xiv
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2019 67
Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 68
Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 69
Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2019 70
Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 70
Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 71
Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 72
Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan) Menurut
Puskesmas Tahun 2019 73
Gambar 62. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2019 74
Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 75
Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 76
Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 77
Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 78
Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 79
Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 79
Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 80
Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 81
xv
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 82
Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai
Standar Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 85
Gambar 73. Case Notification Rate Seluruh Kasus TBC Di Kabupaten Bangli Periode
Tahun 2015 – 2019 86
Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak Di Kabupaten Bangli Periode
Tahun 2015-2019 87
Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Tahun
2015-2019 88
Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2019 89
Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC di
Kabupaten Bangli 2015-2019 90
Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019 91
Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 92
Gambar 80. Proporsi Kasus HIV Berdasarkan Umur di Kabupaten Bangli pada Tahun
2019 93
Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umur di Kabupaten Bangli pada Tahun
2019 94
Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 95
Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 96
Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode 2015-2019 97
Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk di Kabupaten Bangli Periode
2015-2019 99
Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2014-2019 100
Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019 101
Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
103
xvi
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 105
Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019 105
Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015-2019 107
Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Berdasarkan Jenis KLB di Kabupaten Bangli Tahun
2019 107
Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2015-2019 108
Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2019 109
Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2019 110
Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten Bangli
Periode 2015-2019 111
Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai
Standar di Kabupaten Bangli Tahun 2019 113
Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 114
Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
(Sadanis) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 115
Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 116
Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 117
Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2019 118
Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 121
Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 122
Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 123
xvii
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 124
Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 125
Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2019 126
1
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2015 tentang Peta
jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019, kesehatan merupakan hak asasi
manusia, sehingga pembangunan kesehatan harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa dalam upaya meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara sehingga
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya mampu diwujudkan.
Pembangunan kesehatan menjadi salah satu investasi dalam pembangunan sumber
daya manusia yang lebih produktif secara sosial dan ekonomi, terutama untuk
meningkatkan ketahanan dan daya saing bangsa.
Oleh karenanya dalam Pasal 168 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
dinyatakan bahwa informasi kesehatan sangat diperlukan untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Informasi kesehatan dimaksud dapat
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor. Disamping itu, dengan
sistem informasi ini diharapkan masyarakat mampu mengakses informasi kesehatan
dengan mudah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya. Informasi kesehatan
diartikan sebagai data kesehatan yang diolah atau diproses menjadi bentuk yang
mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam
mendukung pembangunan kesehatan. Data dan informasi inilah yang kemudian
menjadi acuan dalam proses manajemen, pengambilan keputusan, perencanaan, dan
akuntabilitas. Namun hingga saat ini sistem informasi kesehatan yang ada belum
mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, dan cepat.
Profil kesehatan sebagai salah satu produk dari hasil pengelolaan data dan
informasi diharapkan dapat memberikan gambaran atau potret kesehatan secara
komprehensif. Profil kesehatan menyajikan data, informasi, dan indikator terkait
kesehatan yang meliputi: (1) Gambaran Umum; (2) Sarana Kesehatan; (3) SDM
Kesehatan; (4) Pembiayaan Kesehatan; (5) Kesehatan Keluarga; (6) Pengendalian
Penyakit; dan (7) Kesehatan Lingkungan. Untuk mendukung Instruksi Presiden
2
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, sebagian data,
informasi, dan indikator di atas disajikan secara terpilah menurut jenis kelamin.
Profil kesehatan kabupaten/ kota merupakan salah satu hasil keluaran dari data
kesehatan yang telah diolah menjadi suatu informasi dengan penyajian data yang
relatif lengkap yang meliputi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait. Profil kesehatan ini disusun
berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari pengelola program di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan jaringannya, klinik-klinik, rumah sakit swasta
maupun pemerintahyang berada di wilayah Kabupaten Bangli, serta Lembaga/ Badan
yang terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli, Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kabupaten Bangli dan Kantor BPJS Cabang Klungkung.
Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2019 ini mengacu pada Petunjuk
Teknis Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/Kota Tahun 2019 yang dikeluarkan
Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI
Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019 merupakan
dokumen yang memuat informasi kesehatan masyarkat Bangli secara lengkap
sehingga dapat dijadikan salah satu sarana untuk menggambarkan secara umum
tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan
faktor-faktor lain yang terkait, serta melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi
terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan perencanaan
target indikator Sustainable Development Goals bidang kesehatan.
C. SISTEMATIKA
Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil
Kesehatan Kabupaten Bangli ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
daerah. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Bab III – Sarana Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang fasilitas kesehatan
meliputi Puskesmas (rawat inap dan non rawat inap) beserta jejaringnya, Rumah Sakit
3
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
(baik RS umum maupun RS khusus), sarana produksi dan distribusi kefarmasian serta
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Posyandu dan Posbindu PTM).
Bab IV – Sumber Daya Manusia Kesehatan. Pada bab ini diuraikan tenaga
kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain. Terdiri
dari tenaga medis, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan tenaga kesehatan lain serta
tenaga pendukung/penunjang kesehatan.
Bab V – Pembiayaan Kesehatan. Bab ini berisi tentang Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan, dana desa untuk kesehatan, dan anggaran kesehatan.
Bab VI – Kesehatan Keluarga. Bab ini menggambarkan tentang kondisi
kesehatan ibu, kesehatan anak, serta kesehatan pada penduduk usia produktif dan usia
lanjut.
Bab VII – Pengendalian Penyakit. Bab ini berisi tentang penyakit menular
langsung, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit tular vektor dan
zoonotic serta penyakit tidak menular;
Bab VIII – Kesehatan Lingkungan. Bab ini menggambarkan tentang akses air
minum, akses sanitasi, dan tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan makanan
yang memenuhi syarat kesehatan.
Bab IX – Kesimpulan. Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting
yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bangli
Tahun 2018 selain keberhasilan juga diungkap hal-hal yang dianggap masih kurang
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel ringkasan/angka capaian daerah dan 83 tabel data
kesehatan dan yang terkait kesehatan.
4
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB II
GAMBARAN UMUM
Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara 115°13’48”
sampai 115°27’24” Bujur Timur dan 8°8’30” sampai 8°31’87” Lintang Selatan.
Posisinya berada di tengah-tengah Pulau Bali, sehingga merupakan satu-satunya
kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai/laut dengan ketinggian diantara 100-
2.152 m dari permukaan laut. Adapun batas-batas Kabupaten Bangli di sebelah Utara
adalah Kabupaten Buleleng,di sebelah selatan adalah Kabupaten Klungkung, di
sebelah Timur adalah Kabupaten Karangasem dan di sebelah Barat adalah Kabupaten
Gianyar. Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu
Kecamatan Bangli, Kecamatan Tembuku, Kecamatan Susut dan Kecamatan
Kintamani sebagai kecamatan terluas. Batas-batas Kabupaten Bangli. (Bangli Dalam
Angka, 2019)
1. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Bangli 520,81 Km2 atau 9,25% dari luas wilayah
Propinsi Bali. Kabupaten Bangli terbagi menjadi empat kecamatan yaitu Kecamatan
Kintamani memiliki luas terbesar yaitu sebesar 366,9 Km2 atau 70,44% dari luas
kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Bangli: 56,3 Km2(10,81%), Kecamatan Susut 49,3
Km2 (9,47%), Kecamatan Tembuku 48,3% (9,28%).
Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan
daerah sebelah utara adalah daerah pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak
Penulisan. Di Kabupaten Bangli juga terdapat Gunung Batur dengan kepundannya dan
Danau Batur yang mempunyai luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibu kota kabupaten
ke ibu kota propinsi sekitar 40 km. (Bangli Dalam Angka, 2019)
2. Jumlah Desa/ Kelurahan
Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 72 desa/kelurahan,
antara lain Kecamatan Bangli terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa, Kecamatan Tembuku
terdiri dari 6 desa, Kecamatan Susut terdiri dari 9 desa, dan Kecamatan Kintamani
yang terdiri dari 48 desa. Berikut merupakan nama desa/ kelurahan menurut
kecamatan di Kabupaten Bangli :
5
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN KELURAHAN DESA
1 BANGLI 1. BEBALANG 1. BUNUTIN 5. LANDIH
2. KAWAN 2.TAMAN BALI
3. CEMPAGA 3. KAYUBIHI
4. KUBU 4. PENGOTAN
2 TEMBUKU 1. JEHEM 4. UNDISAN
2. TEMBUKU 5. BANGBANG
3. YANGAPI 6. PENINJOAN
3 SUSUT 1. APUAN 6. TIGA
2. ABUAN 7. PENGLUMBARAN
3. DEMULIH 8. SELAT
4. SUSUT 9. PENGIANGAN
5. SULAHAN
4 KINTAMANI 1. MENGANI 25. BATUR TENGAH
2. BINYAN 26. BATUR UTARA
3. ULIAN 27. KINTAMANI
4. BUNUTIN 28. SERAHI
5. LANGGAHAN 29. MANIKLIYU
6. LEMBEAN 30. AWAN
7. BAYUNGCERIK 31. BELANTIH
8. MANGGUH 32. GUNUNGBAU
9. BELANCAN 33. BELANGA
10. KATUNG 34. BATUKAANG
11. BANUA 35. CATUR
12. ABUAN 36. PENGEJARAN
13. SEKAAN 37. SATRA
14. BAYUNGGEDE 38. SELULUNG
15. SEKARDADI 39. DAUSA
16. KEDISAN 40. DAUP
17. BUAHAN 41. BANTANG
18. SUTER 42. KUTUH
19. ABANG BATU DINDING 43. SUKAWANA
20. ABANG SONGAN 44. SUBAYA
21. TERUNYAN 45. SIYAKIN
22. SONGAN B 46. PINGGAN
23. SONGAN A 47. BELANDINGAN
24. BATUR SELATAN 48. BONYOH
BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019
6
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 dan perhitungan proyeksi oleh
badan pusat statistik untuk tahun 2019, jumlah penduduk di Kabupaten Bangli tahun
2019 sebesar 227.300 jiwa. Berikut merupakan keadaan penduduk di Kabupaten
Bangli yang dibedakan menurut jenis kelamin dan kelompok umur berdasarkan hasil
sensus Tahun 2010 dan perhitungan proyeksi untuk penduduk tahun 2019, dapat
diperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut :
Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2019
Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambaran di atas, perubahan komposisi penduduk antara tahun
2010 dengan tahun 2019 sudah mulai terjadi perubahan, terutama pada kelompok
umur 45-54 tahun yang semakin bertambah yang sejalan dengan pertambahan angka
harapan hidup dan pada kelompok umur 0-4 tahun terlihat terdapat perbedaan dengan
kelompok umur 5-9 tahun, mungkin karena cakupan KB aktif yang meningkat pada
tahun 2019 dibandingkan dengan cakupan tahun 2010.
4. Kepadatan Penduduk/KM2
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di satu wilayah per-km2.
Kepadatan penduduk penting untuk mengetahui persebaran penduduk suatu wilayah
dan penataan ruang khususnya distribusi permukiman, yang merupakan indikator awal
untuk mendeteksi tingkat perkembangan wilayah beserta seluruh kemungkinan
dampak yang ditimbulkan. Wilayah yang memiliki kepadatan yang tinggi umumnya
adalah pusat permukiman, pusat peradaban, dan pusat aktivitas sosial ekonomi.
Adapun kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bangli tahun 2019
adalah sebaagi berikut :
10,0 5,0 0,0 5,0 10,0
0 - 4
5 - 9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+
Piramida Penduduk Tahun 2019 Hasil Proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2010
LAKI-LAKI PEREMPUAN
7
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Km2)
Penduduk Kepadatan
Penduduk/ km2
Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5 6
Bangli
Tembuku
Susut
Kintamani
56,3
48,3
49,3
366,9
26.110
17.740
22.600
48.450
25.830
17.350
22.370
46.850
51.940
35.090
44.970
95.300
922,6
726,5
912,2
259,7
Tahun 2019 520,8 114.900 112.400 227.300 436,4
Akhir Th 2018
Akhir Th 2017
Akhr Th 2016
Akhir Th 2015
Akhir Th 2014
Akhir Th 2013
520,8
520,8
520,8
520,8
520,8
520,8
114.400
113.900
112.600
112.000
111.900
111.400
111.800
111.200
110.000
109.300
109.500
108.800
226.200
225.100
222.600
221.300
221.400
220.200
434,3
432,0
427,0
425,0
425,0
423,0
Sumber : Kantor BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi berada
di Kecamatan Bangli yaitu sebesar 922,6 penduduk/ km2 dan terendah adalah di
Kecamatan Kintamani yaitu 259,7 penduduk/ km2. Hal ini dikarenakan Kecamatan
Bangli merupakan pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bangli, sehingga sebagian
besar aktifitas masyarakat berada di Kecamatan Bangli.
5. Rasio Beban Tanggungan
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) atau rasio tanggungan keluarga
adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (baik penduduk usia
muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif. Adapun
formula untuk menghitung ratio beban tanggungan adalah sebagai berikut :
Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ =Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64
tahun)
Berdasarkan formula di atas diperoleh perhitungan rasio beban tangguangan
sebagai berikut :
53.600 + 22.400
Rasio Beban Tanggungan = ------------------------- X 100
151.300
= 50,2
8
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh rasio beban tanggungan sebesar 50,2
pada tahun 2019, menurun dari tahun 2018 yaitu sebesar 50,6, jumlah ini
menunjukkan bahwa 100 penduduk pada usia produktif (15-64 tahun) harus
membiayai 50 hingga 51 penduduk usia non-produktif (kurang dari 15 tahun dan lebih
dari 64 tahun). Tingginya rasio beban tanggungan dipengaruhi oleh tingginya angka
kelahiran atau fertilitas, sehingga meningkatkan jumlah usia non-produktif yang harus
ditanggung oleh usia produktif. Menurut teori Malthus, preventive check yang dapat
diambil untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan penekanan angka
kelahiran. Hal ini sudah menjadi agenda pemerintah untuk mengontol TFR yang
diwujudkan dalam program-program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Penekanan angka kelahiran tidak hanya berfungsi untuk
menurunkan rasio beban tanggungan, juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat perlu mendukung program pemerintah dengan
meningkatkan angka partisipasi.
6. Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio (SR) adalah perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk
perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan
perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena
adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki
dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus
memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki
dan perempuan dalam umur yang sama. Sex ratio dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
- SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan
- SR = 100 berarti dengan jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk
perempuan
- SR < 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan de
ngan jumlah penduduk laki-laki.
Adapun sex ratio penduduk di Kabupaten Bangli tahun 2019 menurut
kecamatan adalah sebagai berikut :
9
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin
Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Kecamatan
Penduduk
Sex Ratio Laki
Perempu
an
1 2 3 4
Bangli
Tembuku
Susut
Kintamani
26.110
17.740
22.600
48.450
25.830
17.350
22.370
46.850
101,1
102,2
101,0
103,4
Tahun 2019 114.900 112.400 102,2
Sumber: Hasil perhitungan proyeksi BPS kabupaten Bangli
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Sex Ratio Penduduk Kabupaten Bangli
Tahun 2019 adalah 102,2%, sehingga dapat disimpulkan SR > 100 yang artinya
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke
atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf
latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll) terhadap penduduk
usia 15 tahun ke atas. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana
penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran
berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, di
mana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan,
menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas.
Banyak analis kebijakan menganggap angka melek huruf adalah tolak ukur
penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah.
Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa melatih orang yang mampu
baca-tulis jauh lebih murah daripada melatih orang yang buta aksara, dan umumnya
orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan
prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.
Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi
menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program
keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh
kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan
10
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
melanjutkan pembelajaran. Angka melek huruf di Kabupaten Bangli Tahun 2019
adalah sebesar 89,06% dengan laki-laki sebesar 95,06% dan perempuan 82,98%. Ini
artinya sekitar 89,06% persen penduduk di Kabupaten Bangli yang berumur 15 tahun
ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke Atas
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah mereka yang meninggalkan
sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah
sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah baik sekolah negeri maupun
swasta. Pada tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan atas, seseorang
yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi jika mengikuti ujian dan
lulus, dianggap tamat. Jadi tamat sekolah di sini maksudnya menyelesaikan pelajaran
pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri maupun swasta, dan
telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Adapun persentase pendidikan tertinggi yang
ditamatkan oleh Penduduk Bangli tahun 2019 menurut tingkat pendidikan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Penduduk Kabupaten Bangli Tahun 2019
NO VARIABEL
PERSENTASE
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 18,04 29,93 23,94
b. SD/MI 28,91 29,93 29,42
c. SMP/ MTs 17,16 19,19 18,17
d. SMA/ MA 20,49 11,87 16,21
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 8,18 3,30 5,76
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0,96 1,16 1,06
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0,61 1,05 0,83
h. S1/DIPLOMA IV 5,55 3,41 4,48
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0,11 0,16 0,13
Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas 23,94% penduduk Kabupaten Bangli tidak memiliki
ijazah SD, sebesar 18,17% penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar sampai
11
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
dengan SMP/MTs, hanya sebesar 0,83% penduduk yang mampu melanjutkan ke
jenjang diploma III, sebesar 4,48% menyelesaikan pendidikan sampai dengan Sarjana/
Diploma IV, dan sebesar 0,13 telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat
Magister/ Doktor. Tingkat pendidikan yang dapat ditamatkan oleh seseorang bisa
mencerminkan tingkat intelektualitas orang tersebut dan juga dapat meningkatkan
status sosial dimasyarakat. Oleh karenanya makin tinggi jenjang pendidikan yang
ditamatkan oleh seseorang maka kemampuan, wawasan, cara berpikir akan lebih luas
dan maju.
12
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB III
SARANA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan atau suatu lembaga dalam mata rantai sistem
kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh
masyarakat.
Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari puskesmas, rumah sakit pemerintah
dan sarana kesehatan swasta. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:
Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) yaitu sarana pelayanan
tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini
mencakup puskesmas, poliklinik, Dokter Praktek.
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) yaitu sarana
pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau
penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup
Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau RS tipe D serta RS Bersalin.
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care) yaitu sarana
pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau
penyakit penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana kesehatan ini
mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B.
1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola
Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 berdasarkan
kepemilikan/Pengelolanya dibedakan menjadi 4 yaitu sarana kesehatan milik
Pemerintah Provinsi, sarana kesehatan milik Pemerintah Kabupaten/Kota, sarana
kesehatan milik TNI Polri dan sarana kesehatan milik swasta. Adapun gambaran
sarana kesehatan menurut kepemilikan/ pengelola di Kabupaten Bangli tahun 2019
adalah sebagai berikut :
13
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan
Menurut Kepemilikan/Pengelola di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat sarana kesehatan di Kabupaten
Bangli Berdasarkan kepemilikan/pengelolanya yaitu yang dikelola Pemerintah
Provinsi adalah 1 buah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan 1 buah
Klinik yaitu Klinik Lapas Narkotika, Pemerintah Kabupaten memiliki 1 buah rumah
sakit yaitu RSUD Bangli dan 12 Puskesmas yang tersebar di seluruh Kecamatan
Bangli, TNI/Polri memiliki 3 klinik yaitu Klinik Polres, Klinik Rutan dan Klinik
Kodim, Sedangkan rumah sakit swasta di Bangli ada 1 buah yaitu Rumah Sakit BMC
dan 4 buah klinik swasta yaitu Klinik Pratama BMC, Klinik Kintamani , Klinik Era
Medika dan Klinik Damar Nusantara.
2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat
Level 1
Fasilitas RS dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level I adalah
Ketentuan umum pelayanan gawat darurat level 1 mengacu kepada Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 856 tahun 2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pelayanan gawat darurat level 1 meliputi diagnosis dan penanganan permasalahan
pada :
- A (airway problem) : jalan nafas
- B (breathing problem) : ventilasi pernafasan
- C (circulation problem) : sirkulasi pembuluh darah
- Melakukan stabilisasi dan evakuasi
02468
1012
Pemprov Pemkab TNI/POLRI Swasta
RS 1 1 0 1
Puskesmas 0 12 0 0
Klinik Pratama 1 0 3 4
1 10
10
12
0 01
0
34
RS Puskesmas Klinik Pratama
14
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Adapun fasilitas rumah sakit di Kabupaten Bangli sebanyak 3 rumah sakit
sebesar 100% sudah mampu memberi pelayanan gawat darurat level 1. Dengan
demikian semua rumah sakit di Kabupaten Bangli sudah mampu memberikan
pelayanan gawat darurat level 1 yang meliputi diagnosis dan penanganan
permasalahan pada jalan nafas, ventilasi pernafasan dan sirkulasi pembuluh darah,
serta mampu melakukan stabilisasi dan evakuasi.
B. AKSES MUTU DAN PELAYANAN KESEHATAN
Kepuasan pasien merupakan kunci penting meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan perlu menyadari bahwa keuntungan utama
sistem pelayanan kesehatan adalah pasien. Pasien yang puas akan selalu nyaman di
sarana kesehatan dalam waktu lama, selalu kembali dan merekomendasikan kepada
orang lain. Tiga hal tersebut merupakan bagian indikator pengukuran kepuasan pasien
dalam penilaian pelayanan kesehatan, dengan meningkatnya pertumbuhan sarana
kesehatan yang berbanding lurus dengan peningkatan pengetahuan pasien tentang apa
yang seharusnya didapatkan, maka pasien membutuhkan sarana kesehatan yang
menyediakan semua yang dibutuhkan.
Beberapa permasalahan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangli antara
lain lemahnya keterlibatan pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan baik yang
bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, pelayanan kesehatan yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga diperlukannya rujukan ke
fasilitas kesehatan yang di atasnya, pelayanan kesehatan yang masih terkotak-kotak
atau terfragmentasi dan masih rendahnya kompetensi dan motivasi petugas
dikarenakan masih rendahnya anggaran untuk pelatihan SDM kesehatan.
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan pusat dari penyelenggaraan sistem
pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Hal ini penting karena pengukuran kegunaan
dan akses dalam pemberian pelayanan merupakan bagian dari sistem kebijakan
kesehatan yang ada.
Akses bisa dilihat dari sumber daya dan karakteristik pengguna. Namun, dalam
rangka meningkatkan pelayanan jangka pendek, sumber daya yang memegang
peranan penting. Pada umumnya, permasalahan biaya, waktu transportasi dan waktu
tunggu lebih direspon secara spesifik daripada permasalahan karakteristik sosial
ekonomi masyarakat seperti pendapatan, sarana transportasi dan waktu luang. Akses
15
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
merupakan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan. Akses bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan, mencari
dan mendapatkan sumber daya dan menawarkan pelayanan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan
Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan pasien ke fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut
milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan perseorangan
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Kunjungan rawat
jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas, dalam gedung maupun
luar gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu, bidan desa, pemeriksaan anak
sekolah, dsb). Sedangkan kunjungan rawat inap adalah kunjungan pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan
tinggal di ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Berikut
merupakan jumlah kunjungan rawat jalan menurut fasilitas kesehatan di Kabupaten
Bangli tahun 2019 :
Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2018
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kunjungan rawat jalan terbanyak
adalah di puskesmas yaitu sebesar 128.160 orang. Salah satu faktor penyebab lebih
tingginya kunjungan rawat jalan di puskesmas dibandingkan dengan kunjungan rawat
128.160
27.460
75.598
Puskesmas Klinik Rumah Sakit
16
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
jalan di rumah sakit adalah karena Bangli sudah mencapai UHC (Universal Health
Coverage) dan adanya pemberlakuan Sistem Kinerja Berbasis Kompetensi (KBK)
oleh BPJS, sehingga apabila angka rujukan tinggi dapat mempengaruhi penilaian
KBK oleh BPJS yang menyebabkan penurunan pembiayaan kapitasi oleh BPJS.
Sedangkan untuk kunjungan rawat inap sebagian besar adalah di rumah sakit yaitu
sebesar 13.582 orang, kemudian puskesmas sebanyak 306 orang dan klinik tidak
terdapat pasien rawat inap.
2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Dalam upaya pemberdayaan ODGJ, pemerintah menerbitkan Undang-undang
Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa disahkan pada 8 Agustus 2014.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa ditujukan untuk
menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, serta
memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Secara garis besar, Undang-undang tersebut mengamanatkan tentang: 1)
Perlunya peran serta masyarakat dalam melindungi dan memberdayakan ODGJ dalam
bentuk bantuan berupa: tenaga, dana, fasilitas, pengobatan bagi ODGJ; 2)
Perlindungan terhadap tindakan kekerasan, menciptakan lingkungan yang kondusif,
memberikan pelatihan keterampilan; dan 3) Mengawasi penyelenggaran pelayanan di
fasilitas yang melayani ODGJ.
Kunjungan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan
yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir, dan perilaku yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya.
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran
lintas sektor Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta perhatian dari
seluruh masyarakat. Adapun jumlah kunjungan jiwa di Kabupaten Bangli Tahun 2019
24.266 orang yang terdiri dari kunjungan jiwa di puskesmas sebesar 909 orang,
kunjungan jiwa di klinik sebesar 247 orang dan terbanyak adalah kunjungan jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yang merupakan rumah sakit rujukan untuk kasus
kesehatan jiwa yaitu sebanyak 23.110 orang. Jumlah Gangguan Jiwa ini meningkat
jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 22.136 orang. Meningkatnya jumlah
kunjungan jiwa ini tidak terlepas dari peningkatan upaya promotif preventif, kuratif
17
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
dan rehabilitatif dalam pelayanan kesehatan jiwa oleh petugas kesehatan di sarana
kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bangli.
3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Angka kematian di rumah sakit terdiri dari GDR (Gross Death Rate) atau
angka yaitu jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar hidup dan mati
tiap 1.000 pasien keluar, dan NDR (Net Death Rate) yaitu jumlah pasien mati dalam
48 jam atau lebih setelah dirawat dibagi jumlah pasien keluar (hidup + mati) tiap 1.000
pasien keluar. Pasien keluar hidup dan mati adalah pasien Jumlah pasien keluar hidup
dan keluar mati (dalam waktu < 48 jam maupun ≥ 48 jam dirawat ) selama 1 tahun.
GDR merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar.
Nilai GDR sebaiknya tidak lebih dari 45 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat
diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Pada GDR, tidak melihat
berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal
GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan NDR adalah angka kematian ≥
48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap
masih dapat ditolerir yaitu < 25 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh
dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah
mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat
dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal < 48 jam masa
perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi
penyebab utama pasien meninggal. Berikut merupakan gambaran cakupan GDR dan
NDR rumah sakit di Kabupaten Bangli :
Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov. Bali Kabupaten/Kota
6,0
49,8
1,8
25,2
3,0
30,6
1,8
15,28
GDR NDR
18
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas GDR dan NDR tertinggi adalah di RSUD Bangli
yaitu GDR sebesar 49,8 per 1.000 pasien keluar dan NDR sebesar 30,6 per 1.000
pasien keluar. Angka GDR Kabupaten Bangli 25,2 per 1.000 pasien keluar menurun
dari tahun 2018 yang sebesar 26,2 per 1.000 pasien keluar, angka ini masih ideal yaitu
tidak melebihi angka 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan nilai NDR di Kabupaten
Bangli adalah 15,28 per 1.000 pasien keluar meningkat dari NDR tahun 2018 yaitu
sebesar 14,4 per 1.000 pasien keluar, angka ini juga masih ideal yaitu tidak lebih dari
25 per 1.000 pasien keluar.
4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan
indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Indikator yang digunakan untuk
menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan
fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan
tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah rumah sakit di
Kabupaten Bangli ada 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten
Bangli yang merupakan rumah sakit tipe B dengan jumlah tempat tidur 150 buah, 1
rumah sakit khusus jiwa milik Pemerintah Propinsi Bali yang merupakan rumah sakit
tipe C dengan 400 buah tempat tidur dan 1 buah rumah sakit swasta BMC yang
merupakan rumah sakit tipe C dengan 93 buah tempat tidur.
Pada tingkat rumah sakit yang dinilai adalah tingkat pemanfaatan sarana, mutu
dan tingkat efisiensi pelayanan. Adapun beberapa indikator terkait yang dinilai dalam
pelayanan kesehatan rumah sakit antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed
Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Average Lenght of Stay/ALOS),
rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO) dan rata-rata selang waktu
pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI).
Persentase pemanfaatan tempat tidur atau disebut dengan BOR merupakan
persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Angka BOR yang rendah menunjukkan
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Sedangkan
angka BOR yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat
tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat
tidur. Adapun cakupan BOR rumah sakit di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
19
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa angka pemanfaatan tempat
tidur atau BOR tertinggi adalah di RSUD Bangli yaitu sebesar 68,3% dan terendah di
Rumah Sakit BMC yaitu sebesar 47,0%. Jadi BOR Kabupaten Bangli selama tahun
2019 adalah 60,5%, menurun dari tahun 2018 dengan capaian nilai BOR sebesar
63,4%, namun nilai ini masih dalam rentang nilai BOR ideal yaitu 60-80 %.
Sedangkan Frekuensi pemakaian tempat tidur atau BTO adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Nilai parameter BTO yang ideal
adalah 40-50 kali dalam satu tahun. Berikut merupakan gambaran BTO di Kabupaten
Bangli tahun 2019 :
Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov. Bali Kabupaten/Kota
47,0
68,3
60,7 60,5
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov.Bali
Kabupaten/Kota
71,8
45,3
4,1
23,5
20
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas BTO rumah sakit di Kabupaten Bangli adalah 23,5
kali dengan BTO tertinggi adalah di Rumah Sakit BMC yaitu sebanyak 71,8 kali dan
terendah adalah Rumah Sakit Jia Provinsi Bali yaitu sebanyak 4,1 kali. Frekuensi
pemakaian tempat tidur pada tahun 2019 ini sedikit mengalami peningkatan dari tahun
2018 sebanyak 20,3 kali, namun masih di bawah angka ideal satu tahun.
Rata-rata lama rawat seorang pasien tergantung pada diagnosis dan kondisi
pasien. Idealnya rata-rata lama hari rawat pasien atau ALOS adalah 6-9 hari. Indikator
ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih
lanjut. Berikut merupakan ALOS rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2019.
Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa ALOS tertinggi adalah di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu rata-rata 53-54 hari, ini dikarenakan pasien jiwa pada
umumnya memerlukan waktu perawatan lebih lama dibanding pasien lainnya,
sedangkan rumah sakit lainnya berkisar 3-5 hari rata-rata hari perawatan dan ALOS
Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah sebesar 9-10 hari menurun dari tahun 2018 yang
sebesar 11-12 hari.
Sedangkan TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
setelah digunakan sampai saat digunakan kembali atau rata-rata lama tempat tidur
kosong antara pasien satu dengan pasien berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong
pada kisaran 1-3 hari. Berikut merupakan gambaran TOI rumah sakit di Kabupaten
Bangli tahun 2019 :
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov.Bali
Kabupaten/Kota
3,8 4,9
53,4
9,7
21
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, rumah sakit dengan TOI tertinggi adalah Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 34-35 hari, sedangkan rumah sakit yang lain
berkisar antara 2-3 hari. TOI Kabupaten pada tahun 2019 menetap dari tahun 2018
yaitu berkisar 6-7 hari, nilai ini masih melebihi angka ideal TOI dalam setahun.
5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin
Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin essensial adalah
persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan
dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator) sesuai dengan laporan pada bulan
November atau laporan bulan terakhir pada tahun pelaporan. Obat-obat yang dipilih
sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program kesehatan ibu, kesehatan
anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit, serta obat pelayanan kesehatan dasar
esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. 20 jenis obat tersebut terdapat
pada Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2017-2019. Adapun item obat dan vaksin indikator dapat
dilihat pada tabel berikut :
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov. Bali Kabupaten/Kota
2,7 2,6
34,8
6,1
22
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial
di Puskesmas Tahun 2019
No Nama Obat Bentuk
Sediaan
No Nama Obat Bentuk
Sediaan
1 Albendazol Tablet 11 Kaptopril Tablet
2 Amoxicillin 500 mg Tablet 12 Magnesium Sulfat 20 % injeksi
3 Amoxicillin Syrup 13 Metilergometrin Maleat
0,200 mg -1 ml
injeksi
4 Deksametason Tablet 14 Obat Anti Tuberculosis
dewasa
Tablet
5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi 15 Oksitosin
injeksi
6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1%
(sebagai HCL)
Injeksi
15 Parasetamol 500 mg Tablet
7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 17 Tablet Tambah Darah
Tablet
8 Furosemid 40 mg Tablet 18 Vaksin BCG injeksi
9 Garam oralit Serbuk 19 Vaksin Td
injeksi
10 Glibenklamid Tablet
20 Vaksin DPT/DPT-HB/
DPT-HB-Hib
Injeksi
Sumber : UPT Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Adapun persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
tahun 2019 adalah 100%. Ini artinya semua puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 memiliki ketersediaan obat dan vaksin esensial sesuai dengan 20 item obat dan
vaksin pada tabel di atas adalah minimal 80%.
C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
Menurut Permenkes RI No. 65 Tahun 2013, pemberdayaan masyarakat
merupakan segala upaya dalam memfasilitasi masyarakat yang bersifat non instruktif
agar mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, sehingga mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.
Sedangkan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah proses dalam
memberikan informasi kepada klien (individu, keluarga dan kelompok) secara terus
23
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses
membantu klien agar berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan), dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan). Ditinjau dari konteks
pembangunan kesehatan, partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan dan kemitraan
masyarakat dan fasilitator (pemerintah, LSM) dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan dan program kesehatan
serta memperoleh manfaat dari keikutsertaannya dalam rangka membangun
kemandirian masyarakat.
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Adapun jenis UKBM yang dibahas pada
profil kesehatan ini adalah posyandu yang telah berkembang dengan pesat secara
nasional sejak dari tahun 1982, dan mulai tahun 2011 operasional posyandu di
selenggarakan dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.
Berdasarkan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 disebutkan bahwa masyarakat
baik secara perorangan maupun kelompok berperan aktif dalam penanggulangan
penyakit tidak menular (PTM) melalui kegiatan UKBM dengan membentuk dan
mengembangkan Pos Penbinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM).
1. Cakupan Posyandu Menurut Strata
Menurut Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 Pos Pelayanan Terpadu yang
disingkat menjadi Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan
Telaah Kemandirian Posyandu yang secara umum dibedakan menjati 4 strata yaitu:
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, dimana posyandu
belum mampu melaksanakan kegiatan bulanan secara rutin serta jumlah kader yang
masih kurang dari 5 orang.
24
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah mampu melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi
cakupan kelima kegiatan utama capaiannya masih kurang dari 50%.
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, capaian
kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program
tambahan, serta telah memperoleh pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masih kurang dari 50% KK di wilayah kerja. Berikut
merupakan cakupan Posyandu berdasarkan strata di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas cakupan posyandu menurut strata adalah sebagian
besar adalah Posyandu Purnama yaitu sebesar 74,4%, Posyandu Madya yaitu sebesar
22,2%, dan 3,4% Posyandu sudah pada Strata Mandiri. Untuk peningkatan strata
posyandu ini sangat diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat karena
operasional posyandu sejak tahun 2011 dilakukan oleh masyarakat atau desa dan
sangat diperlukan peran aktif kader posyandu dalam pelaksanaan posyandu. Dalam
hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk memberdayakan masyarakat
agar mampu secara mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pratama Madya Purnama Mandiri
0
22,2
74,4
3,4
25
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
2. Rasio Posyandu per 100 Balita
Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Posyandu
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jumlah Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 356
posyandu dan jumlah balita sebanyak 16.700 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu
adalah 1:47 atau 2,1 per 100 balita. Hal ini berarti bahwa dari 1 posyandu di Kabupaten
Bangli melayani 47 balita. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi
rasio Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2015-2019 :
Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita
Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 – 2019
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rasio posyandu pada tahun
2015 sampai dengan 2016 adalah 2,0 per 100 balita, meningkat pada tahun 2017
sampai 2019 yaitu 2,1 per 100 balita. Peningkatan ini dikarenakan adanya beberapa
posyandu yg sudah tidak lama aktif diaktifkan kembali oleh.
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan
wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan
deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan
1,9
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,1
2,1
2,1
2015 2016 2017 2018 2019
2,0 2,0
2,1 2,1 2,1
26
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
masyarakat atau UKM yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah
pembinaan Puskesmas.
Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik masyarakat
yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat. Sektor kesehatan khususnya Puskesmas lebih berperan dalam hal
pembinaan Posbindu PTM dan menerima pelayanan rujukan dari Posbindu PTM di
wilayah kerjanya karena pada prinsipnya kegiatan Posbindu PTM mencakup upaya
promotif dan preventif, maka di dalam kegiatan Posbindu PTM tidak mencakup
pelayanan pengobatan dan rehabilitasi. Berikut merupakan jumlah Posbindu menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, jumlah Puksesmas yang mempunyai Posbindu
terbanyak adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu 9 Posbindu, dan terendah adalah
Puskesmas Tembuku II yaitu 1 Posbindu.
0123456789
5 5
21
65
87 7
32
9
27
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB IV
TENAGA KESEHATAN
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu subsistem
dalam Sistem Kesehatan Nasional yang mempunyai peranan penting dalam mencapai
tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga
kesehatan strategis) dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan
bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. SDM
dalam kesehatan mempunyai berbagai keahlian sesuai dengan profesi masing-masing
seperti dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, fisioterapis, apoteker,
analis farmasi dan sebagainya yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus
untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia,
serta lingkungannya. Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014, tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Adapun kondisi SDM Kesehatan Kabupaten Bangli yang melaksanakan kegiatan
pembangunan di bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di
Sarana Kesehatan
Tenaga Medis merupakan sebutan lain dari dokter yang memiliki kemampuan
menangani pasien secara medis dan telah menyelesaikan pendidikannya di fakultas
kedokteran. Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan
dokter gigi spesialis.
Adapun jumlah tenaga medis dokter umum pada tahun 2019 adalah 79 orang
dengan rasio tenaga dokter umum terhadap jumlah penduduk sebesar 34,8 per 100.000
penduduk meningkat dari tahun 2018 yaitu sebesar 34 per 100.000 penduduk, jumlah
dokter spesialis tahun 2019 sebanyak 93 dokter spesialis dengan rasio dokter spesialis
sebesar 40,9 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 34,9 per
100.000 penduduk, jumlah dokter gigi tahun 2019 sebanyak 27 orang dengan rasio
28
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
dokter gigi adalah 11,9 per 100.000 penduduk menurun dari tahun 2018 yang sebesar
24,3 per 100.000 penduduk, dan tidak tersedia dokter gigi spesialis pada tahun 2019.
Berikut merupakan gambaran persebaran tenaga medis di puskesmas di
Kabupaten Bangli pada tahun 2019 :
Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas penyebaran tenaga medis dokter umum dan dokter
gigi belum tersebar di semua puskesmas, dan dilihat dari jumlah masih kurang,
sementara untuk tenaga dokter spesialis dan dokter gigi spesialis di tingkat puskesmas
belum tersedia. Hal ini dikarenakan masih rendahnya jumlah tenaga medis di
Kabupaten Bangli, untuk tenaga dokter spesialis hanya tersedia di fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan yaitu rumah sakit. Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan
rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
2
3
1
2 2
1
2
0
2
1
2
1
3
1
2
1 1
2
0
1 1 1
0
1
Dokter Umum Dokter Gigi
2022
2
38
20
7
35
8
1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi
RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
29
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, tenaga dokter gigi spesialis di Rumah Sakit tidak
tersedia. Masih kurangnya tenaga medis di Kabupaten Bangli dapat berdampak pada
kurang optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana
Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017, bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Undang-
undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bidan adalah tenaga kesehatan
yang dikelompokkan ke dalam tenaga kebidanan, memiliki kewenangan untuk
melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Jumlah tenaga bidan di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 286
orang dengan rasio 125,8 per 100.000 penduduk menurun dari tahun 2019 yang
sebesar 130 per 100.00 penduduk. Rasio bidan yang tinggi ini dikarenakan masih
tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama di wilayah
pedesaan, mengingat kondisi geografis Kabupaten Bangli yang sebagian besar
wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang beberapa wilayah masih sulit
dijangkau dan merupakan daerah terpencil. Berikut merupakan gambaran jumlah
bidan di Puskesmas Kabupaten Bangli pada tahun 2019 :
Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan di puskesmas cukup tinggi
yaitu paling sedikit 10 orang yaitu di Puskesmas Kintamani VI, hal ini sejalan dengan
0
5
10
15
2014
1113
15 16
11
1715
1816
1110
30
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan dasar terutama pelayanan
kesehatan ibu dan anak cukup tinggi. Sedangkan gambaran jumlah bidan di fasilitas
kesehatan rujukan adalah sebagai berikut :
Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan terbanyak adalah di RSUD
Bangli yaitu 76 orang dan untuk RSJ Provinsi Bali tidak terdapat tenaga bidan. Jumlah
bidan yang cukup tinggi di RSUD bangli dikarenakan RSUD Bangli merupakan
rumah sakit rujukan tipe B, sedangkan RS BMC adalah rumah sakit tipe C.
Menurut Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tenaga perawatan adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau klien
dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui
layanan keperawatan. Sesuai dengan perannya, perawat memiliki kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain berdasarkan ilmu dan praktik
yang dimilikinya.
Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting
dalam rangka meningkatkan perawatan kesehatan masyarakat, dikarenakan seorang
perawat pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif maupun
preventif. Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat memberikan gambaran
tentang pendistribusian tenaga perawatan dalam suatu wilayah kerja. Jumlah tenaga
perawat kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah 687 orang dengan rasio
sebesar 302,2 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2018 yaitu sebesar 242,3
per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran distribusi perawat di puskesmas
Kabupaten Bangli Tahun 2019 :
0
20
40
60
80
RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
0
76
36
31
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa tenaga perawat sudah tersebar di
masing-masing puskesmas namun jumlahnya belum merata, jumlah perawat
terbanyak yaitu 15 orang di Puskesmas Susut I dan jumlah terendah yaitu 4 orang di
Puskesmas Kintamani II. Sedangkan gambaran jumlah tenaga perawat di fasilitas
pelayanan rujukan adalah sebagai berikut :
Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019
Pada gambar di atas tampak RSJ Propinsi Bali memiliki jumlah perawat paling
banyak dibandingkan dua rumah sakit lainnya, sedangkan jumlah perawat paling
sedikit adalah RS BMC yaitu sebanyak 90 orang.
0
2
4
6
8
10
12
14
1613
98
9
15
1110
4
87
8
6
0
50
100
150
200
250
300
RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
281
190
90
32
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,
dan Gizi di Sarana Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia
kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi
pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Tenaga kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. Hal ini didasarkan atas kewajiban
utama tenaga kesehatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan lainnya adalah
untuk mengupayakan masyarakat agar hidup sehat dan sejahtera baik dari segi fisik,
mental, sosial dan ekonomi. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangli
pada tahun 2019 sebanyak 9 orang dengan rasio tenaga kesehatan masyarakat di
Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah 4,0 per 100.000 penduduk menurun dari tahun
2018 yang sebesar 11,5 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah
tenaga kesehatan masyarakat menurut puskesmas di kabupaten Bangli :
Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, tenaga kesehatan masyarakat hanya tersedia di
Puskesmas Susut I sebanyak 1 orang, Puskesmas Kintamani I sebanyak 2 orang, dan
sebanyak 1 orang di Puskesmas Kintamani VI. Masih Kurangnya tenaga kesehatan
masyarakat dalam menjalankan upaya promotif dan preventif, maka pemerintah
melalui dana DAK Non Fisik Puskesmas merekrut tenaga kesehatan masyarakat
sebagai tenaga promotor kesehatan di puskesmas.
00,20,40,60,8
11,21,41,61,8
2
0 0 0 0
1
0
2
0 0 0 0
1
33
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Tenaga kesehatan lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Tenaga kesehatan lingkungan bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan untuk
melindungi kesehatan masyarakat, termasuk mengelola dan menegakkan undang-
undang yang terkait dengan kesehatan lingkungan dan memberikan dukungan untuk
meminimalkan bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga kesehatan
lingkungan juga terlibat dalam memeriksa fasilitas makanan, menyelidiki gangguan
kesehatan masyarakat, dan menerapkan pengendalian penyakit. Petugas kesehatan
lingkungan difokuskan pada pencegahan, konsultasi, investigasi, dan edukasi
masyarakat mengenai risiko kesehatan dan menjaga lingkungan yang aman. Adapun
jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah
sebanyak 41 orang dengan rasio sebesar 18,0 per 100.000 penduduk meningkat dari
tahun 2018 yaitu 16,8 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah
tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas :
Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, terlihat penyebaran tenaga kesehatan lingkungan
tidak merata dan masih ada puskemas yang tidak memiliki tenaga kesehatan
lingkungan yaitu Puskesmas Kintamani II. Untuk itu, pada tahun 2019 Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli melaksanakan rekruitmen tenaga kesehatan lingkungan
yang dibiayai oleh dana DAK Non Fisik.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3 3 3 3
1 1
2
0
1 1
3 3
34
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Tenaga Gizi adalah adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang
gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/III/2007, disebutkan bahwa ahli gizi adalah
seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik dalam
bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan funsional dalam bidang pelayanan
gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit.
Pada tahun 2019 jumlah tenaga gizi di Kabupaten Bangli sebanyak 37 orang
dengan rasio sebesar 16,3 per 100.000 penduduk sedikit meningkat dari tahun 2018
yang sebesar 14,6 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah
tenaga gizi menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas masih ada beberapa puskesmas tidak mempunyai
tenaga gizi seperti puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I, Puskesmas Susut II,
Puskesmas Kintamani II dan Puskesmas Kintamani V. Untuk itu, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli pada tahun 2019 juga menagadakan rekruitmen tenaga gizi
puskesmas dengan pembiayaan dari DAK Non Fisik. Sedangkan jumlah tenaga
kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan gizi di rumah sakit adalah sebagai
berikut:
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
1 1 1
0 0 0
1
0
1 1
0
1
35
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi
Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas Rumah Sakit BMC yang berstatus rumah sakit
swasta tipe C tidak mempunyai tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga kesehatan
masyarakat, dan jumlah tenaga kesehatan masyarakat tertinggi adalah di RSJ Provinsi
Bali, sedangkan tenaga kesehatan lingkungan dan gizi paling banyak adalah di RSUD
Bangli.
4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan
Keteknisan Medik di Sarana Kesehatan
Teknik Biomedika dapat didefinisikan sebagai bidang multidisiplin sebagai
sinergi dari berbagai konsep dasar rekayasa (engineering) dalam dunia kedokteran dan
biologi untuk peningkatan kesehatan manusia. Tenaga teknik biomedika terdiri atas
radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawanmedik,
radioterapis, dan ortotik prostetik. Tenaga teknik biomedika yang dibahas dalam profil
kesehatan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu tenaga ahli laboratorium medik dan
tenaga teknik biomedika lainnya. Ahli laboratorium medik di Kabupaten Bangli tahun
2019 sebanyak 25 orang dengan rasio 11,0 per 100.000 penduduk, meningkat dari
tahun 2018 dengan rasio 7,5 per 100.000 penduduk, sedangkan tenaga teknik
biomedika lainnya pada tahun 2019 sebanyak 14 orang dengan rasio 6,2 per 100.000
penduduk, menurun dari tahun 2018 dengan rasio 8 per 100.000 penduduk yang
tersebar di tiga rumah sakit. Adapun gambaran tenaga ahli laboratorium medik
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli seperti gambar berikut :
0
2
4
6
8
10
12
14
16
RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
4
10
6
11
0
12
15
3
Kesmas Kesling Gizi
36
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, ketersediaan tenaga laboratorium medik di
puskesmas masih sangat kurang, yaitu hanya tersedia di tiga puskesmas yaitu
Puskesmas Susut I sebanyak 1 orang, Puskesmas Kintamani I sebanyak 1 orang dan
Puskesmas Kintamani V sebanyak 1 orang. Sedangakan tenaga teknik biomedik
lainnya tidak tersedia di puskesmas.
Untuk ketersediaan tenaga laboratorium medik dan teknik biomedika lainnya
menurut rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika Lainnya
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
1
0 0 0 0
1
0
1
0 0 0
1
0
0
2
4
6
8
10
12
RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
5
11
6
0
10
4
Laboratorium Medik Teknik Biomedika Lainnya
37
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar diatas, tenaga ahli laboratorium medik terbanyak adalah
di RSUD Bangli yaitu 11 orang, RS BMC sebanyak 6 orang dan RSJ Propinsi Bali
sebanyak 5 orang. Sama halnya dengan tenaga teknik biomedika lainnya terbanyak
berada di RSUD Bangli sebanyak 10 orang, RS BMC sebanyak 4 orang, dan ada
rumah sakit yg tidak memiliki tenaga biomedika lainnya yaitu RSJ Propinsi Bali.
Tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara,
dan akupuntur. Sedangkan tenaga keteknisian medik terdiri atas perekam medis dan
informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan
audiologis. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Bangli tahun tahun 2019
adalah sebanyak 6 orang dengan rasio 2,6 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun
2018 dengan rasio 2,2 per 100.000 penduduk dan jumlah tenaga keteknisian medis
pada tahun 2019 sebanyak 47 orang dengan rasio 20,7 per 100.000 penduduk
meningkat dari tahun 2018 dengan rasio 14,6 per 100.000 penduduk yang tersebar di
rumah sakit dan puskesmas seperti gambar berikut :
Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa tenaga keterapian fisik paling
banyak adalah di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 5 orang, sedangkan
di Rumah Sakit BMC dan Puskesmas tidak tersedia tenaga keterapian fisik. Untuk
tenaga keteknisian medis paling banyak jumlahnya adalah di RSUD Bangli yaitu
sebanyak 24 orang dan terendah adalah di RSJ Propinsi Bali sebanyak 1 orang.
0
5
10
15
20
25
Puskesmas RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
0
5
1 0
17
1
5
24
Keterapian Fisik Keteknisian Medis
38
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Apoteker) di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi
bidang kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apoteker adalah Sarjana
Farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker. Sedangkan tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi,
ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian).
Jumlah tenaga kefarmasian tahun 2019 di Kabupaten Bangli adalah 65 orang
dengan rasio 28,6 per 100.000 penduduk, yang terdiri dari apoteker sebanyak 19 orang
dengan rasio 8,4 per 100.000 penduduk dan tenaga teknis kefarmasian sebanyak 46
orang dengan rasio 20,2 per 100.000 penduduk. Angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan rasio tenaga kefarmasian tahun 2018 sebanyak 39 orang dengan
rasio 17,2 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran Jumlah tenaga
kefarmasian menurut puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Bangli dan rumah sakit di lingkungan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, jumlah tenaga apoteker terbanyak adalah di RSJ
Propinsi Bali yaitu sebanyak 8 orang, sedangkan tenaga teknis kefaramasian terbanyak
adalah di RSUD Bangli dan RS BMC yaitu masing-masing sebanyak 13 orang. Untuk
0
2
4
6
8
10
12
14
Puskesmas RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC
2
8
6
3
910
13 13
Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian
39
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
tenaga kefarmasian di puskesmas dari jumlah puskesmas sebanyak 12, hanya tersedia
8 orang tenaga teknik kefarmasian dan 2 orang tenaga apoteker. Ini artinya tenaga
kefarmasian di puskesmas masih kurang baik tenaga teknik kefarmasian maupun
tenaga apoteker.
40
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan
kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang
sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan
hanya puskesmas atau rumah sakit saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik
yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang
secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan
kesehatan. Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Implementasi strategi
pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal pokok yakni;
kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan
kesehatan secara tunai perorangan, menghilangkan hambatan biaya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan
efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan yang memadai
dan dapat diterima pengguna jasa.
1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dalam pencapain Cakupan Kesehatan Semesta, pemerintah telah
mengupayakan jaminan pemeliharaan kesehatan yaitu JKN bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk pegawai negeri sipil, penerima pensiunan PNS dan
TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha lain
ataupun masyarakat yang diselenggarakan oleh BPJS.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan
Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial
41
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang -Undang No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk
Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Peserta JKN meliputi Penerima
Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu, serta yang pembiayaannya dibiayai oleh pemerintah yang
terdiri dari PBI APBN dan PBI APBD.
2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu yang terdiri atas:
- Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: PNS, anggota TNI, anggota
Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri, pegawai swasta;
dan pekerja lainnya yang menerima upah.
- Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu pekerja di luar
hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja yang tidak termasuk pekerja
mandiri yang bukan penerima upah, dan termasuk warga negara asing yang bekerja
di indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
- Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan; dan bukan pekerja lainnya yang
mampu membayar iuran.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Cabang Klungkung, jumlah
kepesertaan jaminan kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2019 sebanyak 256.818
orang yang terdiri dari peserta PBI sebanyak 177.638 orang dan Non PBI sebanyak
79.180 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun 2018 yaitu dengan jumlah kepesertaan
sebanyak 255.470. Berikut merupakan persentase kepesertaan jaminan kesehatan
berdasarkan jenis kepesertaannya di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
42
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis Kepesertaannya
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : BPJS Kesehatan Cabang Klungkung Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, sebagian besar kepesertaan jaminan kesehatan
adalah PBI APBD yaitu sebanyak 52,7%. Ini artinya sebanyak 52,7 % penduduk yang
belum mempunyai jaminan kesehatan menjadi peserta Penerima Bantuan Iuaran
APBD yang pembiayaannya dari Pemerintah Kabupaten dengan Provinsi
2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: HK.02.02/ Menkes/
52/2015 tentang rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019 salah satu
butirnya adalah mendorong desa untuk mengalokasi dan memanfaatkan dana desa
minimal 10% untuk UKBM. Sehingga pembangungan kesehatan masyarakat harus
lebih dibangkitkan disamping meningkatkan pembangunan infrastruktur di desa.
Supaya penduduk di desa dapat mencapai usia harapan hidup yang panjang dengan
berbagai kegiatan yang bisa dicapai misalnya posyandu, posyandu lansia, program
penekanan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Adapun jumlah desa yang
memanfaatkan dana desa untuk kesehatan pada tahun 2019 adalah sebanyak 68 desa
atau sudah mencapai 100%. Meningkat dari tahun 2018 adalah sebanyak 23 desa dari
68 desa yang ada. Ini artinya semua desa sudah mengalokasikan dananya untuk
kesehatan minimal 10%.
3. Persentase Anggaran Kesehatan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
25,5
52,7
22,5
10,61,7
PBI APBN
PBI APBD
PPU
PBPU
BP
43
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu
disusun perencanaan dan penganggaran yang baik. Namun, hingga saat ini kualitas
perencanaan dan penganggaran masih perlu terus ditingkatkan. Adapun total anggaran
kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2019 sebesar 17,1% yaitu Rp. 232.224.792.589,63
dari total anggaran kabupaten Rp. 1.360.106.465.044,43. Jumlah ini, meningkat dari
tahun 2018 sebesar 14,6% yaitu Rp. 190.963.361.068,16 dari total anggaran kabupaten
Rp. 1.304.088.934.365. Berikut merupakan proporsi anggaran kesehatan berdasarkan
sumber dana di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Sub Bagian Progaram, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, sumber anggaran kesehatan tertinggi tahun 2019
adalah dari APBD Kabupaten yaitu sebesar 78,35%. Ini artinya pemerintah daerah
sudah berkontribusi cukup tinggi untuk dalam pencapaian upaya kesehatan, terutama
upaya promotif dan preventif.
4. Anggaran Kesehatan Perkapita
Tingkat kesejahteraan nasional yang diukur berdasarkan gross domestic bruto
sangat berhubungan erat dengan pembiayaan kesehatannya. Semakin besar tingkat
pendapatan perkapitanya, semakin besar pula pembiayaan kesehatannya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) Tahun 2012
bahwa peningkatan pembiayaan kesehatan mempunyai korelasi dengan derajat
kesehatan yang lebih baik. Sehingga besarnya anggaran kesehatan yang tersedia
05
10152025303540
BelanjaLansung
Belanja TidakLangsung
Dana AlokasiKhusu (DAK)
BLUD
78,35 21,65
APBD Kab/ Kota SumberPemerintah
Lain
Series1 31,35 36,39 10,61 21,65
31,3536,39
10,61
21,65
44
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
menentukan besaran anggaran kesehatan perkapita dalam pencapaian peningkatan
derajat kesehatan.
Anggaran kesehatan perkapita adalah jumlah anggaran yang dialokasikan oleh
Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya penyelenggaraan upaya
kesehatan per kapita per tahun. Adapun besaran anggaran kesehatan perkapita di
Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 649.846,36, Jumlah ini menurun dari
tahun 2018 dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp. 844.224.
45
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB VI
KESEHATAN KELUARGA
Upaya kesehatan Keluarga terdiri dari upaya kesehatan ibu dan dan keluarga,
keluarga berencana dan gizi masyarakat. Pada bab ini kesehatan keluarga dibedakan
menjadi 3 yaitu Kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan usia produktif dan usia
lanjut.
A. Kesehatan Ibu
Upaya kesehatan ibu meliputi upaya keehatan pada ibu hamil, melahirkan,
nifas dan keluarga berencana.
1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan
AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000
kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu,
terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.
AKI juga dapat menggambarkan kesehatan ibu, status gizi, kesehatan ibu, kesehatan
lingkungan, tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, tingkat pelayanan kesehatan waktu
melahirkan dan masa nifas serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Gambaran AKI
di Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 dapat di lihat dari
gambar dibawah ini:
Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH
di Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
AKI 107 135 111 161 57 144 86 122 31 184
Target 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
107135
111
161
57
144
86
122
31
184
102
0
50
100
150
200
AKI Target
46
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangli periode 2010-2019
berfluktuasi, pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 184 per 100,000 KH
dari tahun 2017 yang sebesar 31 per 100.000 KH, dan jika dilihat secara trend pada
gambar grafik di atas terjadi peningkatan AKI yg cukup tinggi pada tahun 2019. Hal
ini menyebabkan AKI tahun 2019 tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu di
bawah 102 per 100.000 KH. Sebagain besar kematian ibu disebabkan bukan oleh
penyakit non obstetri yaitu sebanyak 5 kasus yaitu diantaranya sebanyak 2 kasus
karena udema paru yaitu di wilayah Puskesmas Tembuku I dan Puskesmas Kintamani
IV, sebanyak 1 kasus dengan SOL (Space Occupying Lesion) yaitu di wilayah
Puskesmas Tembuku I, sebanyak 1 kasus dengan penyakit jantung yaitu di wilayah
Puskesmas Tembuku II, dan sebanyak 1 kasus dengan Carsinoma Seviks, serta 1 kasus
obstetri yaitu hipertensi dalam kehamilan di wilayah Puskesmas Bangli Utara.
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
Imunisasi Td (tetanus-diphtheria) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama
kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal ada dengan titik berat pada
kegiatan promotif dan preventif. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan sedini
mungkin terhadap segala sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya. Hasil pelayanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu
hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 ibu hamil adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar
serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini
dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.
47
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara
cakupan K1 dan K4 pada lima tahun terakhir yang mencapai angka 10% pada tahun
2017, menurun di bawah 10% pada tahun 2018, dan meningkat lagi melebihi angka
10% pada tahun 2019. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka
drop out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka hampir
semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal selalu
berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan ke dua trisemester ketiga
kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil telah mendapatkan pelayanan
kehamilannya sesuai dengan standar. Rendahnya cakupan K1 dan K4 yang masih di
bawah target yaitu K1 dengan target 100% dan K4 dengan target 98% dikarenakan
sasaran ibu hamil yang tentukan oleh pusdatin jauh lebih tinggi dengan kenyataan riil
di lapangan, padahal kenyataannya di lapangan hampir semua ibu hamil telah
mendapatkan pelayanan antenatal yang sesuai standar. Dengan pelayanan antenatal
yang terstandar dapat meminimalisir kematian ibu melahirkan. Berikut adalah
cakupan pelayanan K1 ibu Hamil menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019
:
2015 2016 2017 2018 2019
K1 93,5 92,6 91,5 94,2 96,7
K4 83,8 84,6 81,2 86,5 82,1
93,5 92,6 91,594,2
96,7
83,8 84,681,2
86,5
82,1
70
75
80
85
90
95
100
K1 K4
48
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Persentase K1 tertinggi tahun 2019 adalah Puskesmas Susut II yaitu sebesar
108,0% sedangkan cakupan K1 terendah adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu
sebesar 88,4 %. Hal ini dikarenakan sasaran lebih besar dari ibu hamil yang ada, dan
adanya ibu hamil yang pindah dan tinggal di luar kabupaten sehingga tidak terjangkau
oleh nakes di kabupaten, sama halnya dengan cakupan pelayanan K4 yang juga
rendah. Cakupan pelayanan K4 ibu Hamil menurut puskesmas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan pada gambar di atas, puskesmas dengan persentase pelayanan K4
tertinggi adalah Puskesmas Susut II yaitu sebesar 95,3%, sedangkan yang paling
rendah adalah Puskesmas Kintamani VI yang hanya mencapai 69,0%. Sama halnya
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0 102,591,3 95,5 91,5 92,9
108,092,9 93,1 99,5
106,9102,388,4
96,7
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,095,0
84,0 80,1 78,7 74,8
95,3
77,8 75,684,6 83,5 87,1
69,0
82,1
49
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
dengan cakupan K1, rendahnya cakupan K4 dikarenakan sasaran yang lebih besar dari
jumlah riil ibu hamil di lapangan, adanya mobilisasi ibu hamil ke luar wilayah, dan
masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk secara teratur memeriksakan
kehamilannya. Dalam hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.
3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 disebutkan bahwa persalinan harus
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) tidak berarti adanya larangan
bidan untuk melakukan persalinan di luar Fasyankes. Bidan dapat melakukan
persalinan di luar Fasyankes jika Fasyankes tersebut sulit dijangkau oleh warga. Hal
tersebut jelas dikatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014. Ketentuan
ini muncul dengan dilatarbelakangi adanya disparitas geografis di negara kita baik dari
sisi alam maupun transportasi yang tidak memungkinkan.
Untuk wilayah Kabupaten Bangli pada tahun 2019 semua persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan di Fasyankes. Adapun cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli
cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2019, cakupan tertinggi mencapai 94,2 %
pada tahun 2016 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%. Cakupan ini
92,8
94,2
89,5
91,5
92,6
87
88
89
90
91
92
93
94
95
2015 2016 2017 2018 2019
50
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu bersalin oleh pusdatin yang lebih
tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal kenyataan di lapangan semua ibu bersalin
di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 ditolong oleh tenaga kesehatan baik itu dokter
ataupun bidan, atau dengan kata lain tidak ada persalinan yang ditolong oleh dukun
atau keluarga. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas tahun
2019 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Pada Tahun 2019 puskesmas dengan cakupan persalinan nakes yang tertinggi
adalah Puskesmas Bangli yaitu mencapai 106,3% dan terendah adalah Puskesmas
Kintamani VI sebesar 82,9%. Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
tahun 2019 sebesar 91,5% disebabkan karena jumlah sasaran (estimasi) tidak sesuai
dengan jumlah persalinan yang sebenarnya ada. Tanpa melihat sasaran estimasi
berdasarkan laporan dari masing-masing bidan desa bahwa semua ibu bersalin sudah
di tolong oleh tenaga kesehatan.
4. Cakupan Pelayanan Nifas
Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai
6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas
dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu:
1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan
nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0 106,394,8
85,3 85,9 89,3
103,2
84,390,3 92,9 93,9
100,9
82,992,6
51
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
(KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas
ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan
bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan pelayanan nifas dalam beberapa tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Pencapaian pelayanan nifas Kabupaten untuk tahun 2013-2019 cenderung
berfluktuasi, cakupan tertinggi pada tahun 2018 yang mencapai 91,9 % dan terendah
pada tahun 2017 yang hanya mencapai 87,6%. Angka ini masih dibawah target yang
ditetapkan program yaitu sebesar 95%. Rendahnya cakupan ini sama halnya dengan
penetapan sasaran ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang lebih tinggi dari kondisi
riil di lapangan. Selain itu untuk Kunjungan Nifas III, masih ada beberapa ibu nifas
masih rendah kesadarannya untuk memeriksakan dirimya ke pelayanan kesehatan
karena tidak ada keluhan. Adapun Persentase pelayanan nifas di masing-masing
puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
2015 2016 2017 2018 2019
KF 3 90,9 91,7 87,6 91,9 91,8
90,9
91,7
87,6
91,9 91,8
85
86
87
88
89
90
91
92
93
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0 104,992,6
83,8 84,9 85,398,2
78,687,3 93,9 86,3
97,6
76,889,3
52
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, Puskesmas dengan cakupan pelayanan nifas
tertinggi adalah Puskesmas Bangli sebesar 104,9 % dan terendah adalah Puskesmas
Kintamani VI sebesar 76,8%. Cakupan Kunjungan Nifas rendah berkaitan dengan
cakupan persalinan nakes, semakin rendah cakupan persalinan nakes maka cakupan
pelayanan nifas akan semakin rendah. Cakupan pelayanan nifas rendah juga
dikarenakan adanya ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan nifas sesuai standar
minimal tiga kali kunjungan.
5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Dosis pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas cukup tinggi, yaitu sekitar
100.000-200.000 SI atau setara dengan bayi yang membutuhkan vitamin A pada usia
6-11 bulan. Apabila dosis pemberian tidak sesuai bisa berdampak buruk pada ibu nifas
dan bayi yang masih dalam tahap ASI. Untuk pemberian vitamin A dosis tinggi ini
pada ibu nifas dianjurkan sebanyak 2 kali, yaitu 1 kapsul diberikan setelah melahirkan,
kemudian 1 kapsul lagi setelah 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
Manfaat pemberian vitamin A pada ibu nifas diantaranya untuk meningkatkan
kandungan vitamin A dalam ASI, bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit
infeksi, dan mempercepat pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan. Berikut
merupakan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Bangli tahun
2019 :
Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan cakupan pemberian vitamin A
tertinggi adalah Puskesmas Bangli yaitu 106,3% dan terendah adalah Puskesmas
kintamani I yaitu sebesar 78,6 %.
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0 106,394,6
85,3 85,9 89,3101,8
78,689,7 92,9 93,4
100,9
82,991,8
53
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemi ini disebabkan karena kekurangan zat besi
(fe) hingga disebut anemi kekurangan zat besi atau anemi gizi besi dan kelompok yang
paling rentan adalah wanita hamil.
Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800 mg.
Adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan 500
gram untuk menambah masa hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg dapat
diekskresikan melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap 100 kalori
dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe. Untuk perhitungan makan sebanyak 3 kali,
dengan kalori sebanyak 2500 kal dapat menghasilkan 20-25 mg zat besi setiap harinya.
Selama masa kehamilan lewat perhitungan 288 hari, wanita hamil bisa menghasilkan
zat besi sekitar 100 mg. Dengan demikian, kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada
wanita hamil sehingga membutuhkan asupan tambahan berupa tablet Fe.
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 (90 tablet) di Kabupaten Bangli
tahun 2019 adalah sebesar 90,0%. Capaian ini menurun dari tahun 2018 dengan
capaian Fe3 sebesar 93,3%. Berikut merupakan cakupan ibu hamil yang mendapatkan
tablet tambah darah Fe3 tahun 2019 menurut puskesmas adalah sebagai berikut.
Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet)
Menurut Puskesmas di KabupatenTahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, ada 3 puskesmas yang pencapaian Fe3 sudah
mencapai 100% yaitu Puskesmas Tembuku I, Puskesmas Susut I dan Puskesmas Susut
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,098,7
84,0
100,0
79,0
100,0100,0
88,0
75,9
94,5 90,4 89,482,9
90,0
54
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
II. Sedangkan pencapaian Fe3 terendah adalah Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar
75,9%. Dari sasaran ibu hamil sebanyak 3.686 orang, diketahui bahwa dari 98% ibu
hamil yang ditargetkan mendapat 90 tablet Fe, hanya 90,0% yang mendapatkan 90
tablet Fe. Masih rendahnya cakupan Fe3 di Kabupaten Bangli dari sisi ibu hamilnya
karena rasa tablet Fe yang menimbulkan efek mual dan muntah. Dari sisi metode, ada
Puskesmas dalam penentuan sasaran belum menggunakan data sasaran yang tepat,
sinkronisasi data kurang dan pemberian tablet tambah Fe sejenis yang didapat di RS,
BPS dan dokter praktek swasta belum tercatat.
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi Kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam nyawa ibu dan
atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma atau kecelakaan. Diperkirakan 20%
kehamilan akan mengalami komplikasi sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk
penanganan komplikasi tersebut sehingga kematian ibu dan bayi dapat dicegah.
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan
kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus
tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dalam beberapa tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
70,564,8
59,7
51,1 52,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2015 2016 2017 2018 2019
55
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Persentase penanganan komplikasi kebidanan dalam lima tahun terakhir
cenderung berfluktuasi, persentase tertinggi mencapai 70,5% pada tahun 2015 dan
terendah 51,1% pada tahun 2018. Cakupan komplikasi kebidanan dihitung dengan
jumlah komplikasi yang ditangani dibagi jumlah sasaran ibu hamil risti dikalikan
100%, dimana angka capaian sebesar 52,8% pada tahun 2019, sementara target
program yang ditetapkan adalah sebesar 80%. Padahal kenyataan di lapangan, semua
ibu hamil dengan komplikasi kebidanan mendapat penanganan medis. Rendahnya
cakupan ini dikarenakan oleh sasaran ibu hamil yang ditetapkan cukup tinggi, dimana
sasaran ibu hamil risti adalah 20% dari sasaran ibu hamil, dengan kata lain
diperkirakan 20% dari ibu hamil mengalami komplikasi kebidanan. Adapun cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani menurut puskesmas di Kabupaten Bangli adalah
sebagai berikut :
Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Pada gambar di atas memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi
kebidanan menurut Puskesmas tahun 2019, ada tiga puskesmas yang cakupannya
melampaui target program (80%), yaitu Puskesmas Tembuku I sebesar 127,1%,
Puskesmas Kintamani I sebesar 82,9% dan Puskesmas Tembuku II sebsar 81,5%,
sedangkan yang paling rendah terjadi di Puskesmas Kintamani V yaitu hanya sebesar
12,9 %. Hal ini dikarenakan masih rendahnya pemantauan wilayah setempat, sehingga
deteksi risti belum terpantau secara maksimal. Yang perlu mendapatkan perhatian
bersama terutama pemegang program, untuk puskesmas yang capaiannya masih
dibawah target, agar diberikan perhatian khusus agar penanganan komplikasi
kebidanan terus meningkat, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu.
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
37,650,1
127,1
81,5
17,8 23,4
82,971,8
44,8
25,212,9
50,9 52,8
56
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
8. Persentase Peserta KB Aktif
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan
Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pelayanan KB meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi keluarga
untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa
tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak.
Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini
menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Cakupan Peserta
KB Aktif di Kabupaten Bangli dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat
pada gambar dibawa ini :
Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Pencapaian cakupan peserta KB aktif selama periode Tahun 2015-2019 di
Kabupaten Bangli cenderung berfluktuasi dengan capaian tertinggi pada tahun 2018
sebesar 95,3% dan capaian terendah pada tahun 2017 sebesar 82,2 %. Namun angka
91,6
89
82,2
95,3
86,5
75
80
85
90
95
100
2015 2016 2017 2018 2019
57
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
ini sudah melampaui target program yaitu sebesar 70%. Berikut adalah cakupan
peserta KB aktif per puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 :
Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB aktif tertinggi adalah di
wilayah Puskesmas Kintamani III yaitu sebesar 103,0%, dan terendah adalah di
wilayah Puskesmas Kintamani VI yaitu sebesar 66,5%. Sedangkan persentase KB
aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Bangli tahun 2019 diuraikan pada
gambar berikut :
Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar diatas cakupan akseptor terendah adalah akseptor MOP
yang hanya mencapai 1,1% dari cakupan KB aktif dan yang tertinggi adalah AKDR
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
74,9
92,3 89,3 87,494,5 95,6
84,191,2
103,094,6
75,366,5
86,5
1,3
41
7,4
42,5
1,13,6 3,1
Kondom Suntik Pil AKDR MOP MOW Implan
58
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
sebesar 42,5%, namun masih perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan
metode kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR, Implan, MOP dan MOW, Dinas
Kesehatan bekerjasama dengan BKKBN telah melaksanakan kegiatan pelayanan KB
gratis khusus untuk metode kontrasepsi jangka panjang
9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan
KB Pasca Persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan
menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42
hari/ 6 minggu setelah melahirkan. Peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan
sangat mendukung tujuan pembangunan kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan
banyaknya calon peserta KB baru (Ibu hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak
dengan tenaga kesehatan. Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih
mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga waktu setelah melahirkan
adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu menggunakan kontrasepsi.
Adapun peserta KB pasca salin pada tahun 2019 adalah sebanyak 1.168 orang dari
3.519 ibu bersalin atau sebesar 33,2%, meningkat dari tahun 2018 dengan cakupan
sebesar 19,9%. Berikut merupakan cakupan KB pasca persalinan menurut puskesmas
di Kabupaten Bangli :
Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB pasca persalinan paling
tinggi adalah Puskesmas Susut II yaitu 78,9% dan capaian terendah adalah di wilayah
Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 0%. Untuk meningkatkan capaian KB pasca
0,010,020,030,040,050,060,070,080,0
18,1
45,8
23,0
4,913,0
78,9
16,2
38,5
69,5
0,0
40,2
69,2
33,2
59
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
persalinan diperlukan upaya promosi kesehatan tentang pentingnya program KB
dalam mengatur jarak dan jumlah kehamilan sehingga anak mampu bertumbuh
kembang secara optimal, dimana anak mendapatkan cukup ASI selama 2 tahun atau
pada 1000 hari pertama kehidupan, serta perencanaan masa depan dan pendidikan
yang baik. Selain itu, penggunaan kontrasepsi pada ibu dapat menurunkan risiko
radang panggul pada ibu akibat persalinan yang sering dan jarak yang terlalu dekat.
B. Kesehatan Anak
1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup
Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan
28 hari tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.
Angka Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu
bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian
neonatal umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang
diperoleh dari masa konsepsi sampai dengan proses persalinan. Oleh karena itu
program-program pelayanan antenatal perlu dioptimalkan, seperti program pemberian
tablet Fe3 pada ibu hamil, pemberian imunisasi Td pada ibu hamil, dan eliminasi
penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak.
Jumlah kematian neonatal di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 28
kasus atau 8,6 per 1.000 Kelahiran Hidup. Jumlah ini mengalami peningkatan dari
tahun 2018 yang sebanyak 17 kasus atau 5,2 per 1.000 Kelahiran Hidup. Berikut
merupakan gambaran angka kematian neonatal selama lima tahun terakhir:
Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
4,3
6,9
3,7
5,2
8,6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2015 2016 2017 2018 2019
60
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, dalam dua tahun berturut-turut angka kematian
neonatal di Kabupaten Bangli mengalami peningkatan dari tahun 2017 dengan angka
kematian sebesat 3,7 per 1.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 5,2 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2018, dan kembali meningkat menjadi 8,6 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2019. Adapun jumlah kematian neonatal menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, jumlah kematian neonatal tertinggi adalah di
wilayah kerja Puskesmas Susut II yaitu sebanyak 5 kasus dan terendah di wilayah
Puskesmas Bangli, Puskesmas Kintamani II dan Puskesmas Kintamani V yaitu 0 kasus
atau tidak ada kasus kematian neonatal. Meskipun angka kematian ini tergolong
rendah, tetap perlu dilakukan upaya penceghan atau penurunan angka kematian
neonatal melalui upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil dan pasangan usia subur
untuk lebih mempersiapkan kehamilannya sehingga upaya pencegahan dapat
dilakukan sejak awal. Adapun penyebab kematian neonatal pada tahun 2019 adalah
sebanyak 11 kasus disebabkan oleh kelainan bawaan, sebanyak 9 kasus disebabkan
oleh BBLR, sebanyak 5 kasus disebabkan oleh asfiksia, dan sebanyak 3 kasus
disebabkan oleh penyebab lain.
2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan
(termasuk neonatal) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau
bunuh diri. Angka Kematian Bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya
0
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
0
4
3 3
4
5
4
0
3
1
0
1
61
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
kematian bayi usia 0-11 bulan dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu
atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia
satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup). Angka kematian bayi
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. AKB tidak hanya mencerminkan besarnya masalah kesehatan berkaitan
dengan penyakit diare, ISPA, masalah gizi dan penyakit infeksi lainnya tetapi juga
berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu, gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta
pendapatan dan sosial ekonomi keluarga. Gambaran perkembangan angka kematian
bayi di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari gambar berikut:
Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH
di Kabupaten Bangli Tahun 2010 – 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bangli pada periode tahun 2010-2019
berada dibawah target masksimal yaitu 23 per 1.000 KH, tercatat pada dua tahun
terakhir mengalami peningkatan secara berturut-turut yaitu pada tahun 2018 sebesar
8,0 per 1.000 KH meningkat dari tahun 2017 dengan AKB sebesar 7,0 per 1.000 KH,
kembali meningkat pada tahun 2019 dengan AKB sebesar 11,0 per 1.000 KH. Apabila
dilihat dari periode 2010-2019 cenderung berfluktuasi dan secara trend sedikit
menurun. Terlihat pada gambar grafik di atas tahun 2010 AKB sebesar 11,5 per 1000
KH hingga tahun 2019 menjadi 11,0 per 1000 KH. Adapun jumlah kematian bayi
menurut puskesmas di kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
11,513,2
7,710,2
11,7
7,58,6
7,08,0
11,0
23
0
5
10
15
20
25
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
AKB Target
62
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Kematian Bayi tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kintamani I
sebanyak 7 kasus kematian bayi dan terendah di wilayah Puskesmas Bangli dan
Kintamani V. Dalam hal ini, kesehatan ibu waktu hamil sangat berperanan terhadap
besarnya angka kematian bayi. Gangguan perinatal adalah salah satu dari sekian faktor
yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil sedangkan gangguan
pernafasan kemungkinan besar disebabkan reflek yang kurang baik dan berhubungan
dengan perkembangan fungsi dan organ janin yang kurang sempurna, hal-hal tersebut
juga berhubungan dengan kesehatan ibu selama hamil serta asfiksia pada penanganan
proses persalinan.
Sedangkan kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia
0 - 59 bulan (bayi dan anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana,
cedera atau bunuh diri. Angka kematian balita adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian balita (umur 0-5 tahun) dari setiap 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan anak balita pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Berikut merupakan gambaran perkembangan angka kematian balita di Kabupaten
Bangli dalam perode sepuluh tahun terakhir:
0
1
2
3
4
5
6
7
0
4
3 3
6
5
7
3 3
1
0
1
63
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH
di Kabupaten BangliTahun 2010 – 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Angka Kematian Balita di Kabupaten Bangli periode tahun 2010-2019 masih
dibawah target maksimal, meskipun AKABA pada dua tahun terakhir mengalami
peningkatan secara berturut-turut yaitu pada tahun 2018 sebesar 9,8 per 1000 KH
mengalami peningkatan dari tahun 2017 dengan AKABA 8,9 per 1.000 KH, dan
kembali meningkat pada tahun 2019 menjadi 11,3 per 1.000 KH. Apabila dilihat dari
periode tahun 2010-2019 AKABA secara trend pada gambar grafik di atas, AKABA
cenderung mengalami penurunan yaitu dari tahun 2010 sebesar 13,2 per 1.000 KH
menjadi 11,3 per 1.000 KH pada tahun 2019. Berikut ini adalah jumlah kematian balita
per puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 :
Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
13,2 14,0
9,411,3
13,0
8,4 9,2 8,99,8
11,3
23
0
5
10
15
20
25
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
AKABA Target
0
1
2
3
4
5
6
7
0
4
3 3
6 6
7
3 3
1
0
1
64
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, AKABA tertinggi adalah di wilayah Puskesmas
Kintamani I yaitu 7 kasus kematian balita dan terendah adalah di wilayah Puskesmas
Bangli dan Puskesmas Kintamani V yaitu tidak ada kematian balita yang dilaporkan.
3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan
merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan
berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada
kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru.
Jenis - jenis komplikasi neonatal yaitu asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindrom gangguan pernafasan dan kelainan neonatal.
Penanganan neonatus dengan komplikasi dapat dilakukan oleh perawat, bidan dan
dokter baik yang berada di Polides, Puskemas Pembantu, Puskemas dan Rumah Sakit.
Adapun cakupan Penanganan komplikasi neontal dalam beberapa tahun terakhir
adalah sebagai berikut :
Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Selama periode lima tahun terakhir (2015-2019) persentase penanganan
komplikasi neonatal tertinggi dicapai pada tahun 2014 sebesar 73,5 % dan pencapaian
50,1 50,9
39,6 40,1 40,7
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
2015 2016 2017 2018 2019
65
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
terendah pada tahun 2017 sebesar 39,6%. Sama halnya dengan komplikasi kebidanan,
komplikasi neonatal yang ditangani pada tahun 2018 sebesar 40,1% yang jauh
dibawah target yang ditetapkan program yaitu 80%. Ini dikarenakan penetapan sasaran
yang cukup tinggi dibandingkan dengan kenyataan riil di lapangan. Berikut ini adalah
persentase pencapaian penanganan komplikasi neonatal menurut puskesmas se-
Kabupaten Bangli :
Gambar 51. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Pada tahun 2018 cakupan penanganan komplikasi neonatal tertinggi adalah di
Puskesmas Bangli yaitu 82,7% dan terendah di Puskesmas Kintamani V sebesar
12,9%. Hal ini dikarenakan pemantauan wilayah setempat mengenai komplikasi pada
neonatus belum maksimal karena masih ada kasus komplikasi yang tidak terlaporkan
oleh bidan koordinator wilayah sehingga mempengaruhi capaian target.
4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Menurut WHO, bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab BBLR ini dipengaruhi oleh
bebrapa faktor antara lain faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu meliputi berat badan
sebelum hamil rendah, penambahan berat badan yang tidak adekuat selama kehamilan,
malnutrisi, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir rendah, tinggi badan yang
kurang, paritas yang tinggi, anemia, infeksi pada ibu selama kehamilan, sosial
ekonomi rendah dan stres maternal. Faktor janin dan plasenta yang dapat
menyebabkan BBLR antara lain kehamilan ganda, hidroamnion dan cacat bawaan.
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
88,8
52,1
66,9
33,0 34,438,9
31,7 29,1
40,5
3,410,0
56,8
40,7
66
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal, tenaga
kesehatan tempat periksa hamil dan umur saat pertama kali pemeriksaan kehamilan)
juga dapat berisiko melahirkan BBLR.
Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan persentase BBLR tertinggi
adalah Puskesmas Susut I yaitu sebesar 6,1% dan terendah adalah Puskesmas
Kintamani IV dan Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 0%. Tingginya persentse
BBLR di beberapa puskesmas berbanding lurus dengan rendahnya cakupan K1 dan
K4, dimana apabila ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur, kejadian
BBLR dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal yang adekuat.
5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap
Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu
pada 6 jam – 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8 – 28 hari. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melaksanakan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K;
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
3,7
5,4 5,4
2,7
6,1
4,1
5,14,4
3,9
0,0 0,0
3,4 3,8
67
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di
rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan kunjungan neonatal (KN1) pada tahun 2019 adalah sebesar 100%,
meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 99,9%. Adapun cakupan KN1
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas cakupan KN1 sudah mencapai 100%, ini artinya
semua bayi berumur 6-48 jam sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Sedangkan untuk kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 2019 adalah sebesar
95,2%, menurun dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 100,3%. Berikut
merupakan capaian KN3 dalam beberapa tahun terakhir
Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3)
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
0102030405060708090
100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
94,6
96,1
91,8
100,3
95,2
86
88
90
92
94
96
98
100
102
2015 2016 2017 2018 2019
68
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase KN3 tertinggi selama periode 2015-
2019 adalah pada tahun 2018 mencapai 100,3% dan cakupan terendah pada tahun
2017 yang hanya mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang
ditetapkan sebesar 95%. Cakupan KN3 yang dibawah target dikarenakan penetapan
sasaran bayi yang cukup tinggi dari pusdatin dengan kenyataan riil yang ada. Cakupan
kunjungan neonatal (KN3) oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus lengkap (KN3) tertinggi
pada tahun 2019 adalah Puskesmas Bangli yaitu sebesar 99,4% dan terendah adalah
Puskesmas Tembuku I sebesar 92,1%. Cakupan Kunjungan Neonatus dipengaruhi
oleh persalinan nakes, semakin rendah persalinan nakes maka kemungkinan
kunjungan neonatus juga rendah. Selain itu cakupan yang rendah dikarenakan
kunjungan neonatus yang tidak sesuai standar yaitu minimal tiga kali kunjungan.
6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif
Cara pemberian makaan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui
secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan
pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Menyusui secara eksklusif menurut WHO adalah tidak memberikan bayi makanan dan
minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan, vitamin atau
mineral tetes dan ASI perah). WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
88,0
90,0
92,0
94,0
96,0
98,0
100,099,4
94,3
92,1
97,7
94,5
96,6
93,792,6
95,694,9
94,3
98,3
95,2
69
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
sampai bayi berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2
tahun. Capaian Asi eksklusif Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah sebesar
70,3%, menurun dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 75,9%. Berikut merupakan
capaian ASI eksklusif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019.
Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah Puskesmas
Kintamani II yaitu mencapai 90,2%, sedangkan terendah adalah Puskesmas Susut I
hanya sebesar 59,9%. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya capaian
ASI eksklusif diantaranya adalah masih rendahnya pengetahuan orang tua dan
keluarga tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai dengan usia 6
bulan, kurangnya dukungan dari keluarga, kesibukan para ibu menyusui di luar rumah
dan rendahnya pengetahuan tentang ASI perah.
7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu
kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9
bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan
atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
60,467,2 70,2
77,1
59,967,0 64,6
90,2
73,3 75,570,5
75,670,3
70
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
kualitas hidup bayi. Cakupan kunjungan bayi dalam beberapa tahun terakhir adalah
sebagai berikut :
Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Pencapaian pelayanan kesehatan bayi pada periode tahun 2015-2019 tertinggi
mencapai 111,0% pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2017 mencapai 99,9%.
Sedangkan capaian menurut puskesmas di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Cakupan pelayanan kesehatan bayi terendah pada tahun 2019 adalah di
wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI yang hanya sebesar 90,5%. Rendahnya
kesadaran masyarakat dalam memeriksakan kesehatan bayinya minimal empat kali
105,6
102,3
99,9
110,3111,0
94
96
98
100
102
104
106
108
110
112
2015 2016 2017 2018 2019
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
110,8111,897,2 93,5 96,2
133,7122,8
95,4
116,0
167,5
111,1
90,5
111,0
71
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
dalam setahun menyebabkan capaian di beberapa puskesmas masih rendah sehingga
perlunya peningkatan pemberdayaan masyarakat.
8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI
Desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan
dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Adapaun Capaian desa/ kelurahan UCI pada
tahun 2019 adalah 100%, sama halnya denga tahun 2018 yang pencapaian desa/
kelurahan Uci sebesar 100%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam bentuk
gambar capaian UCI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019, adalah
sebagai berikut :
Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas sudah semua puskesmas mencapai target Desa UCI
100% artinya semua desa telah mencapai imunisasi dasar lengkap di atas 80%.
9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi
Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak
adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak
merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Indonesia
berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian
penyakit Rubella (Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Dimana penyakit
ini dapat dicegah dengan vaksin Measles Rubella (MR). Imunisasi dengan vaksin MR
diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa
kampanye. Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin segera setelah masa
kampanye berakhir, diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1
SD/sederajat tanpa dipungut biaya.
020406080
100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
72
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak dan rubella
maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%. Dengan cakupan imunisasi MR
yang tinggi pada sasaran usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun ini juga
dapat melindungi kelompok usia yang lebih besar termasuk ibu hamil agar tidak
tertular virus Rubella, karena sekitar 80% sirkulasi virus campak dan rubella terjadi
pada usia tersebut.
Capaian imunisasi campak/ MR pada bayi tahun 2019 sebesar 105,2%,
meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 103,4%. Berikut merupakan
cakupan imunisasi Campak/ MR pada bayi menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2018 :
Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas capaian imunisasi campak/MR tertinggi adalah di
Puskesmas Bangli sebesar 148,4% dan terendah adalah di wilayah Puskesmas Bangli
Utara yaitu sebesar 86,6%., namun secara total kabupaten sudah mencapai di atas
100%.
10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11
bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan
kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI,
sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0 148,4
86,6
122,4
98,9 99,7112,6
96,5 96,7
114,9
95,8 98,0 99,5105,2
73
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan anak balita
enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.
Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar
pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A.
Cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan) di Kabupaten Bangli
tahun 2019 adalah sebesar 99,8%, masih sama dengan capaian tahun 2018 yaitu
sebesar 99,8%. Berikut capaian pemberian vitamin A balita menurut puskesmas tahun
2019 :
Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan)
Menurut Puskesmas Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar diatas, puskesmas dengan pencapaian pemberian vitamin
A pada balita terendah adalah Puskesmas Susut II yaitu sebesar 99,0% dan sebanyak
tujuh puskesmas cakupannya sudah mencapai 100%.
11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan balita adalah pelayanan kesehatan balita berusia 0-59
bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan pelayanan
kesehatan balita sakit. Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
kembang, meliputi pelayanan kesehatan balita usia 0 -11 bulan, pelayanan kesehatan
98,4
98,6
98,8
99,0
99,2
99,4
99,6
99,8
100,0
99,3
100,0100,0100,099,9
99,0
100,0
99,3
99,7
100,0100,0100,0
99,8
74
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
balita usia 12-23 bulan dan pelayanan kesehatan balita usia 24-59 bulan. Sedangkan
pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan pendekatan
manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Adapun ketentuan perhitungan cakupan
pelayanan kesehatan balita dalam profil ini antara lain:
- Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di hitung
sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan dilakukan setelah balita
berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
- Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan. Perhitungan dilakukan setelah balita
berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan).
- Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan. Perhitungan di lakukan setelah balita
berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan). Berikut
merupakan gambaran cakupan pelayanan kesehatan balita di Kabupaten Bangli
beberapa tahun terakhir :
Gambar 62. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Pada tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 104,5%
menurun dari tahun 2018 yang sebesar 110,3% dan capaian terendah pada periode
lima tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 83,5%. Adapun
cakupan pelayanan kesehatan balita tahun 2019 menurut puskesmas dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
103,5
86,4 83,5
110,3104,5
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
75
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita yang masih
rendah adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 77,0%. Banyaknya balita yang tidak
melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun,
sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan anak balita. Hal ini dikarenakan masih
rendahnya kesadaran keluarga terutama orang tua untuk membawa anaknya ke
posyandu atau pelayanan kesehatan setelah selesai jadwal imunisasi. Upaya
pemecahan masalah kedepannya adalah dengan kerjasama lintas sektoral untuk lebih
mengaktifkan lagi posyandu untuk dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
12. Persentase Balita Ditimbang
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui
pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.
Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes,
Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Pada Riskesdas 2018,
informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi
penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam
bulan anak balita ditimbang minimal enam kali. Sedangkan untuk status gizi anak
balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB
dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U,
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
89,3 94,2 94,5
132,8146,3
103,3 99,3
124,7
88,7100,0100,0
77,0
104,5
76
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
TB/U, dan BB/TB. Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan
tinggi badan setiap anak balitadikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore)
menggunakan baku antropometri anak balita WHO 2005.
Cakupan Penimbangan Balita (D/S) merupakan persentase jumlah balita (anak
usia 0-59 bulan) yang ditimbang berat badannya di sarana kesehatan termasuk di
posyandu dan tempat penimbangan lainnya dibagi dengan Jumlah balita yang berasal
dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakuapan D/S pada tahun 2019 adalah sebesar 80,9%, meningkat dari tahun 2018
yang capaiannya sebesar 80,5%. Berikut merupakan cakupan D/S per puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Puskesmas dengan Cakupan D/S tertinggi adalah Puskesmas Kintamani IV
yaitu sebesar 91,8% dan terendah adalah Puskesmas Kintamani I yang hanya
mencapai 75,1%. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan rendahnya D/S paling
banyak disebabkan karena rendahnya kesadaran orang tua balita untuk mengajak
balitanya ke Posyandu, karena beranggapan setelah mendapat imunisasi lengkap balita
sudah mulai jarang dibawa ke Posyandu ditambah kesibukan orang tua bekerja
disamping karena sebagian medan yang sulit menuju Posyandu. Perlunya tenaga
promosi kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar
pemanfaatan terhadap Posyandu dan sarana kesehatan lainnya dapat ditingkatkan
sehingga cakupan D/S akan meningkat.
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
79,6 78,286,4 82,9 80,0
75,9 75,1
86,679,2
91,8
78,3 80,4 80,9
77
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus
(BB/TB)
Status gizi balita dinilai berdasarkan 3 indeks, yaitu berat badan menurut umur
(BB/Umur), tinggi badan menurut umur (TB/Umur), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB). Balita Gizi Kurang adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk
dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi. Balita pendek adalah status gizi
yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan
gabungan dari istilah sangat pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi.
Sedangkan balita kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah sangat kurus
dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi. Berikut merupakan persentase balita
gizi kurang, balita pendek dan balita kurus di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 :
Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase balita pendek cukup tinggi
dibandingkan persentase balita gizi kurang dan kurus, dengan persentase balita pendek
dan balita kurus tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani IV sebesar 40,5%
dan 16,2% dari balita yang diukur tinggi badannya. Sedangkan persentase balita gizi
kurang tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 10% dari balita
yang ditimbang. Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis
yang dipengaruhi oleh kondisi ibu, masa janin dan masa bayi/balita termasuk penyakit
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
45,0
1,4
7,410,0
5,4 4,5 3,4
7,5 8,5
0,0 0,0
7,14,6 4,95,8
13,9
10,0
21,8
16,5
36,8
30,0
22,6
28,6
40,5
11,6
17,119,8
0,42,8
6,74,1 3,0
0,0
3,3
12,7
0,0
16,2
2,6 1,9 3,0
Gizi Kurang Pendek Kurus
78
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya tidak hanya terkait
masalah kesehatan, namun kondisi lain yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi kesehatan.
14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10
SMA/MA
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar
segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dilakukan
pada peserta didik kelas 1 SD/MI, kelas 7 SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA
yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman
indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,
pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran
jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga
dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan
mental remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self assessment serta bahan
edukasi/konseling. Berikut merupakan gambaran capaian penjaringan pada siswa
didik kelas 1 SD/MI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% untuk
penjaringan siswa kelas 1 SD/MI, dan capaian terendah adalah di Puskesmas
96,5
97,0
97,5
98,0
98,5
99,0
99,5
100,0
100,0100,0
98,6
100,099,7
100,0
98,5
97,8
100,0100,0100,0
98,2
99,4
79
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Kintamani II yaitu 97,8%. Untuk cakupan penjaringan kesehatan pada siswa kelas 7
SMP/MTs menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut :
Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% untuk
cakupan penjaringan kesehatan pada siswa kelas 1 SMP/MTs dan capaian terendah
adalah Puskesmas Kintamani II yaitu 96,6%. Sedangkan capaian penjaringan
kesehatan untuk siswa kelas 10 SMA/MA menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
adalah sebagai berikut :
Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
94,0
95,0
96,0
97,0
98,0
99,0
100,0
100,0100,0
98,8
100,0
99,1
100,0100,0
96,6
100,0100,0100,0
97,3
99,5
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0 84,8
100,0 96,6
0,0 0,0
100,0
0,0
94,8100,0
0,0
100,095,6 95,7
80
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% dalam
penjaringan kesehatan siswa kelas 10 SMA/MA, dan terendah adalah 84,8% di
wilayah Puskesmas Bangli. Untuk puskesmas yang capaiannya pada gambar 0%, ini
dikarenakan di wilayah kerja puskesmas tersebut tidak terdapat sekolah setingkat
SMA/MA.
15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar. Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan
yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada kelas 1 dan
kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas. Standar pelayanan penjaringan kesehatan
adalah pelayanan yang meliputi penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda
klinis anemia), tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas), kesehatan gigi
dan mulut, ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen, penilaian ketajaman
indera pendengaran dengan garpu tala.
Semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota adalah semua
peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di wilayah
kabupaten/kota. Capaian pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar menurut
puskesmas di kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar tertinggi adalah 100% yaitu di wilayah kerja Puskesmas Bangli,
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
100,0 97,3 99,395,6
33,3
86,0
6,2
77,985,1
94,7
33,0
95,8
67,5
81
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
sedangkan yang terendah adalah di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu sebesar
6,2%.
C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut
1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai
standar meliputi edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana dan skrining faktor
risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular. Pelayanan skrining faktor risiko
pada usia produktif adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun
untuk penyakit menular dan tidak menular meliputi : pengukuran tinggi badan, berat
badan dan lingkar perut; pengukuran tekanan darah; pemeriksaan gula darah;
anamnesa perilaku berisiko; tindak lanjut hasil skrining kesehatan yang meliputi
melakukan rujukan jika diperlukan dan memberi penyuluhan kesehatan. Cakupan
pelayanan kesehatan usia produktif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun
2019 adalah sebagai berikut :
Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan usia produktif
tertinggi adalah di wilayah kerja Puskesmas Susut I yaitu sebesar 79,7% dan terendah
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
33,4 34,3
61,4
42,5
79,7
57,3
33,7
65,6
49,944,1
19,0
65,9
48,5
82
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
di wilayah kerja Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 19,0%. Rendahnya cakupan
pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu
usaha promosi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih
mengaktifkan pos pembinaan terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.
2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun)
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan untuk warga
negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai
standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan edukasi
dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan
rumah. Pelayanan skrining faktor risiko pada usia lanjut yaitu pelayanan skrining yang
dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut; pengukuran
tekanan darah; pemeriksaan gula darah; pemeriksaan gangguan mental; pemeriksaan
gangguan kognitif; pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut. Cakupan pelayanan
kesehatan usia lanjut di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebesar 87,3%, meningkat
dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 47,4%. Berikut merupakan cakupan
pelayanan kesehatan usila per puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,085,8
67,0
83,3
100,0 99,291,2
100,0100,0100,094,4
68,9
100,0
87,3
83
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Puskesmas dengan cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi adalah
Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani II, dan
Puskesmas Kintamani III yaitu sudah mencapai 100% dan capaian terendah adalah
Puskesmas Bangli Utara yang hanya mencapai 67,0%. Rendahnya pencapaian di
beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya pengetahuan lansia tentang
kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan ulang lansia dan mengaktifkan
kembali posyandu lansia.
84
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB VII
PENGENDALIAN PENYAKIT
Gambaran tentang kondisi umum, potensi dan permasalahan pengendalian
penyakit dipaparkan berdasarkan hasil capaian program, kependudukan, sumber daya
dan perkembangan baru lainnya
A. Pengendalian Penyakit Menular langsung
Prioritas penyakit menular di Indonesia masih tertuju pada penyakit
HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung.
Disamping itu indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit
kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal
sudah sangat menurun. Bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas
polio.
1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-
paru. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan dengan tuntas dapat menimbulkan
komplikasi berbahaya hingga kematian.Terduga tuberkulosis adalah seseorang yang
menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan penurunan badan, badan lemas
dan sering demam pada malam hari. Terduga tuberkulosis mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis tuberkulosis melalui
pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya atau
di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut serta dilakukan
pengobatan sesuai standar jika dinyatakan positif menderita penyakit tuberkulosis.
Pada tahun 2019 jumlah terduga tuberkulosis adalah 495 orang dan yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah 495 orang (100%). Adapun jumlah
terduga tuberkulosis menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
85
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, jumlah terduga tuberkulosis tertinggi adalah di
wilayah kerja Puskesmas Susut I sebanyak 66 orang, sedangkan yang terendah adalah
di wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu sebanyak 21 orang. Semakin tinggi
penemuan kasus terduga tuberkulosis, maka semakin besar orang terdiagnosa penyakit
tuberkulosis, sehingga memperkecil terjadi penularan penyakit tuberkulosis di
masyarakat.
2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC
Angka notifikasi semua kasus tuberkulosis (Case Notification Rate/CNR)
adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000
penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu. Angka notifikasi ini digunakan untuk
menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan kasus
tuberkulosis di suatu wilayah. Angka CNR kasus tuberkulosis di Kabupaten Bangli
tahun 2019 adalah sebesar 38,7 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2018
yang capaiannya sebesar 27,9 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan capaian
CNR di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:
0
10
20
30
40
50
60
70
2621
56
40
66
58 58
45
27 26
3339
86
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 73. Case Notification Rate Seluruh Kasus TBC
Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 – 2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, CNR kasus tuberkulosis tertinggi pada tahun 2019
yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar 23,8 per
100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR berarti semakin tinggi cakupan penemuan
kasus tuberkulosis. CNR di suatu wilayah selain dipengaruhi oleh upaya penemuan
kasus, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kinerja sistem pencatatan dan
pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS, dan
banyaknya pasien TB yang tidak terlaporkan oleh fasyankes.
3. Case Detection Rate TBC
Cakupan pengobatan semua kasus tuberkulosis (Case Detection Rate/ CDR)
yang diobati adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di
antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden). CDR menggambarkan
seberapa banyak kasus TB yang terjangkau oleh program. Angka CDR kasus
tuberkulosis di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 16,5%, meningkat dari
tahun 2018 yang capaiannya sebesar 10,2%. CDR sebesar 16,5% artinya sebesar
16,5% dari total perkiraan kasus TB pada tahun 2019 ditemukan dan dilaporkan oleh
program. Sama halnya dengan CNR, semakin tinggi CDR bararti semakin tinggi
cakupan penemuan kasus TB.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
20152016
20172018
2019
23,8 27,3 29,827,9
38,7
87
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak
Cakupan penemuan kasus tuberkulosis anak adalah jumlah seluruh kasus
tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak
yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis
anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden) yang ada
di masing-masing kabupaten/kota. Angka kasus tuberkulosis pada anak diharapkan
berkisar 12% pada wilayah dimana seluruh kasus tuberkulosis pada anak ternotifikasi.
Bila kondisi pencatatan dan pelaporan berjalan dengan baik, angka ini dapat
menggambarkan over atau under diagnosis, serta tinggi rendahnya angka penularan
tuberkulosis pada anak. Cakupan penemuan kasus TBC pada anak di Kabupaten
Bangli pada tahun 2019 adalah sebesar 0%, menurun dari tahun 2018 yang cakupan
penemuannya sebesar 5,4%. Berikut merupakan cakupan penemuan tuberkulosis pada
anak selama periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :
Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak
Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas cakupan penemuan Tuberkulosis pada anak
tertinggi adalah 6,0% pada tahun 2017, namun masih dibawah target yang diharapkan
yaitu sebesar 12%. Rendahnya angka kasus tuberkulosis pada anak di suatu wilayah
belum tentu menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan karena
belum semua fasyankes berani mendiagnosa tuberkulosis anak dan belum semua
fasyankes tersedia tuberkulosis test.
0,0
3,3
6,05,4
0,00,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
2015 2016 2017 2018 2019
88
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi
Bakteriologis
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase kasus
tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis (TB paru BTA positif) yang sembuh
setelah selesai masa pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis BTA positif yang
diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama. Angka kesembuhan dihitung juga
untuk pasien BTA positif pengobatan ulang dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemungkinan kekebalan terhadap obat terjadi di komunitas, untuk mengambil
keputusan program pada pengobatan menggunakan obat lini kedua, dan menunjukkan
prevalensi HIV karena biasanya kasus pengobatan ulang terjadi pada pasien dengan
HIV. Berikut merupakan angka kesembuhan tuberkulosis di Kabupaten Bangli
periode tahun 2015-2019 :
Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, angka kesembuhan tertinggi adalah pada tahun
2018 yaitu 59,4% dan terendah pada tahun 2017 yaitu sebesar 42,5%. Angka
kesembuhan ini masih berada di bawah target nasional sebesar 85 persen, karenanya
berbagai upaya untuk memberantas penyakit TBC perlu ditingkatkan, seperti
menyediakan fasilitas medis yang lebih memadai dan SDM yang terlatih.
57,1
45,542,5
59,4
45,2
0
10
20
30
40
50
60
70
2015 2016 2017 2018 2019
89
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis
Angka pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus tuberkulosis
menunjukan persentase pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan
secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif namun tanpa disertai bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada
kohort yang sama. Berikut merupakan capaian angka pengobatan lengkap selama
periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :
Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab.
Bangli 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase pengobatan lengkap kasus tuberkulosis
di Kabupaten Bangli paling tinggi mencapai 69,8% pada tahun 2019 dan terendah
adalah 35,7% pada tahun 2015. Rendahnya capaian pengobatan lengkap di Kabupaten
Bangli dikarenakan beberapa faktor diantaranya adanya pasien meninggal sebelum
selesai pengobatan, mobilisasi pasien ke wilayah lain, dan pasien yang putus
pengobatan.
7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC
Angka keberhasilan pengobatan (success rate) semua kasus tuberkulosis
adalah jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan lengkap
diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan. Dengan demikian
angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus, yang menggambarkan kualitas pengobatan
35,7
45,5
37,5
64,269,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2015 2016 2017 2018 2019
90
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
tuberkulosis. Berikut merupakan success rate semua kasus tuberkulosis di Kabupaten
Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC
di Kabupaten Bangli 2015-2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli 2019
Berdasarkan gambar di atas, capaian tertinggi angka keberhasilan pengobatan
semua kasus TBC adalah 100% pada tahun 2019, dan terendah pada tahun 2017
sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka keberhasilan pengobatan berbanding lurus
dengan angka pengobatan lengkap dan angka kesembuhan.
8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis
Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis adalah jumlah pasien
tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan
tuberkulosis. Kematian selama pengobatan tuberkulosis merupakan salah satu
penyebab rendahnya capaian angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Kematian tuberkulosis adalah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun
selama masa pengobatan tuberkulosis diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati
dan dilaporkan. Berikut merupakan kematian tuberkulosis di Kabupaten Bangli
selama lima tahun terakhir :
92,9 90,9
80,0
97,0100,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2015 2016 2017 2018 2019
91
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas kematian tuberkulosis tertinggi pada periode tahun
2015-2019 adalah 15,0% pada tahun 2017 dan terendah adalah 0% pada tahun 2019.
Kematian tuberkulosis ini salah satunya disebabkan karena adanya penyakit penyerta
seperti HIV dan pasien TBC pada usia tua.
9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita
Pneumonia adalah balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas dan
hasil perhitungan napas, usia 0-2 bulan ≥60 kali/menit, usia 2-12 bulan ≥ 50
kali/menit, usia 12-59 bulan ≥40 kali/menit. Penemuan penderita pneumonia balita
adalah balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai
standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Dimana balita
dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana
kesehatan diberikan tatalaksana standar dilakukan hitung napas/ melihat tarikan
dinding dada ke dalam. Cakupan penemuan pneumonia pada balita di Kabupaten
Bangli tahun 2019 adalah sebesar 3,2%, sedikit menurun dari tahun 2018 yang
capaiannya sebesar 3,3%. Berikut merupakan penemuan pneumonia pada balita
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
0,0
5,0
10,0
15,0
20152016
20172018
2019
7,16,1
15,0
3,0
0,0
92
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas persentase penemuan pneumonia pada balita
adalah 9,3% di wilayah Puskesmas Susut II dan ada lima puskesmas yang capaiannya
masih 0% diantaranya Puskesmas Bangli, Puskesmas Puskesmas Kintamani II,
Puskesmas Kintamani III, Puskesmas Kintamani IV, dan Puskesmas Kintamani V.
Penemuan ini perlu ditingkatkan lagi untuk mewujudkan upaya pemerintah dalam
menekan angka kematian akibat pneumonia balita.
10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal
60%
Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia
diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di pelayanan
kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus dan rujukan. Puskesmas yang melakukan
tatalaksana standar minimal adalah jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana
standar minimal 60%. Misalnya: jika kab ada 10 puskesmas dan yang melaksanakan
tatalaksana standar minimal 60% ada 5 puskesmas, maka jumlah puskesmas yang
melakukan tatalaksana standar adalah 5 puskesmas. Jumlah Puskesmas yang
melakukan tatalaksana Standar minimal 60% di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah
sebanyak 10 puskesmas atau sebesar 83,3% yaitu Puskesmas Bangli, Puskesmas
Bangli Utara, Puskesmas Tembuku I, Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I,
Puskesmas Susut II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani III, Puskesmas
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
0,0
1,5
3,7
2,5
5,0
9,3
6,5
0,0 0,0 0,0 0,0
1,4
3,2
94
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
12. Jumlah Kematian Karena AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dewasa bila terdapat dua
gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang
diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya. Kasus pada anak bila
terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua gejala minor dan tidak ada sebab-
sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi
lainnya. Kasus AIDS di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus
baru dengan kasus komulatif sebanyak 5 kasus dengan jumlah kematian nol kasus.
Berikut merupakan proporsi kasus AIDS berdasarkan umur di Kabupaten Bangli tahun
2019 :
Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umur
di Kabupaten Bangli pada Tahun 2019
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase kasus AIDS tertinggi terjadi pada usia
20-29 tahun yaitu 60,0% dari total seluruh kasus AIDS di Kabupaten Bangli dan
terendah atau tidak ada kasus AIDS pada usia 0-14 tahun dan 40 tahun ke atas.
13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila
feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
- - -
20,0
60,0
20,0
- - - -
95
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Penderita diare balita yang dilayani adalah jumlah penderita diare Balita (umur
< 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu
dalam waktu satu tahun. Perkiraan jumlah penderita diare Balita yang datang ke sarana
kesehatan dan kader adalah sebesar 20% dari angka kesakitan dikali jumlah Balita
disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Adapun angka kesakitan nasional hasil
Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015 yaitu sebesar 843/1.000 penduduk.
Namun, jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan
tersebut dapat digunakan. Penemuan kasus diare pada balita di Kabupaten Bangli
tahun 2019 adalah sebanyak 726 kasus atau sebesar 31,8% dari target penemuan,
meningkat dari tahun 2018 yang penemuan kasusnya sebesar 21,9%. Berikut
merupakan persentase diare ditemukan dan ditangani menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus diare pada balita tertinggi adalah
di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 64,1% dan terendah adalah di
wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu 9,8%. Rendahnya penemuan kasus diare karena
adanya perbedaan antara target penemuan dan keadaan riil di lapangan.
14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur
Perkiraan jumlah penderita diare semua umur yang datang ke sarana kesehatan
sebesar 10% dari angka kesakitan dikalikan jumlah penduduk disatu wilayah kerja
dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare
semua umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000 penduduk. Namun, jika terdapat
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
11,5 9,8
31,0
40,9
21,625,2
51,9
15,4
53,147,2
64,1
42,2
31,8
96
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat
digunakan. Persentase diare ditemukan ditangani pada semua umur tahun 2019 di
Kabupaten Bangli mencapai 52,2%, meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya
sebesar 41,9%. Berikut merupakan capaian diare ditemukan dan ditangani pada
semua umur menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase diare ditemukan dan ditangani pada
semua umur tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 96,0%
dan terendah adalah di wilayah Puskesmas Bangli Utara sebesar 15,0%. Tinggi
rendahnya persentase penemuan dan penanganan diare di lapangan dipengaruhi oleh
kondisi riil dilapangan dan semua kasus diare yang ditemukan dilapangan sudah
mendapatkan penanganan sesuai standar.
15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR)
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak
dan mata. Penderita kusta adalah seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama
kusta, diantaranya kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan
yang mati rasa, adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit
skin smear) dan penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR/New Case Detection Rate) adalah
kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk.
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
16,7 15,0
38,0
72,5
35,3
50,4
77,286,0
72,0
50,7
96,0
63,052,2
97
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Penemuan kasus baru kusta di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebanyak 3 kasus
atau 1,3 per 100.000 penduduk diantaranya di wilayah Puskesmas Bangli sebanyak 2
kasus dan wilayah Puskesmas Susut I sebanyak 1 kasus. Kasus kusta yang ditemukan
adalah kasus kusta basah (multi basiler). Angka ini meningkat dari tahun 2018 yang
sebesar 0,4 per 100.000 penduduk atau sebanyak 1 kasus yaitu di wilayah Puskesmas
Kintamani VI. Berikut merupakan angka penemuan kasus baru kusta di Kabupaten
Bangli dalam lima tahun terakhir:
Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, angka penemuan kasus baru kusta tertinggi
berturut-turut pada tahun 2015-2017 dan tahun 2019 yaitu sebesar 1,3 per 100.000
penduduk dan terendah pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,4 per 100.000 penduduk.
Faktor yang mempengaruhi penularan kusta adalah salah satunya penderita kusta yang
belum mengonsumsi obat Kusta. Masa inkubasi perlu waktu lama (rata-rata 3-5 tahun)
dan kejadian penyakit ini terbanyak pada negara tropis, dan Indonesia berada pada
urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil dalam jumlah kasus baru yang
ditemukan setahun. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada
penderita untuk menganjurkan penderita berobat secara teratur.
16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun
Kasus baru kusta anak 0-14 tahun adalah kasus kusta baru anak usia 0-<15
tahun. Kasus baru kusta pada anak di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir
tidak ditemukan. Indonesia sebenarnya sudah mencapai target eliminasi kusta di
tingkat nasional, yaitu angka prevalensi < 1 / 10.000 penduduk pada tahun 2000.
1,3 1,3 1,3
0,4
1,3
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
2015 2016 2017 2018 2019
98
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Angka prevalensi kusta di Indonesia saat ini adalah 0,78 per 10.000 penduduk. Prestasi
tersebut tetap harus dilanjutkan dengan pencapaian eliminasi kusta di tingkat provinsi
dan kabupaten.
17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2
Cacat kusta dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahan cacat yang terjadi.
Tiap organ yang terpengaruh infeksi kusta (mata, tangan, dan kaki) diberi tingkat cacat
tersendiri. Adapun tingkat cacat kusta menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
yaitu :
- Tingkat 0 : pada tingkat ini organ seperti mata, tangan, dan kaki tidak mengalami
kelainan apapun.
- Tingkat 1 : tingkatan ini ditandai dengan kerusakan pada kornea mata. Selain itu
terdapat gangguan ketajaman penglihatan tetapi tidak dalam tahap yang parah.
Biasanya penderita masih dapat melihat sesuatu dari jarak 6 meter. Selain itu terjadi
kelemahan otot dan mati rasa pada tangan dan kaki.
- Tingkat 2 : tingkatan ini ditandai dengan kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna. Tak hanya itu, penglihatan sangat terganggu karena biasanya pasien
dengan tingkatan ini tidak lagi mampu melihat sesuatu dari jarak 6 meter dan
selebihnya. Kemudian terjadi juga kecacatan pada tangan dan kaki seperti luka
terbuka dan jari membengkok permanen.
Persentase cacat tingkat 0 penderita kusta pada tahun 2019 adalah 100% dan
cacat tingkat 2 adalah 0%, artinya kasus kusta yang ditemukan di Kabupaten Bangli
tahun 2019 tidak mengalami kelainan apapun pada organ seperti mata, tangan dan
kaki.
18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
Angka kesakitan cacat tingkat 2 adalah jumlah penderita kusta baru dengan
cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu per 100.000 penduduk. Pada periode
lima tahun terakhir yaitu tahun 2015-2019 tidak ditemukan kasus cacat tingkat 2
penderita kusta. Jadi angka kesakitan cacat tingkat 2 penderita adalah nol.
19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk
Angka prevalensi kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per 10.000
penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu. Indonesia telah mencapai status
eliminasi kusta yaitu prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk pada tahun 2000.
99
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Setelah itu Indonesia masih bisa menurunkan angka kejadian kusta meskipun relatif
lambat. Angka prevalensi kusta di Indonesia pada tahun 2018 adalah 0,70 per 10.000
penduduk. Selain itu, ada beberapa provinsi yang prevalensinya masih di atas 1 per
10.000 penduduk sehingga provinsi tersebut belum bisa dinyatakan bebas kusta.
Adapun angka prevalensi kusta di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah 0,1
per 10.000 penduduk. Berikut merupakan angka prevalensi kusta selama lima tahun
terakhir :
Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk
di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, prevalensi tertinggi kusta adalah sebesar 0,2 per
10.000 penduduk pada tahun 2015 dan terendah adalah 0,1 per 10.000 penduduk.
Dengan demikian, Kabupaten Bangli dapat dinyatakan bebas kusta, yaitu angka
prevalensi sudah di bawah 1 per 10.000 penduduk.
20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat
Penderita Kusta selesai berobat (Release from Treatment/ RFT) terdiri dari
RFT pausi basiler (PB)/ kusta kering dan RFT multi basiler (MB)/ kusta basah.
Penderita kusta selesai berobat pada kusta PB (RFT PB) adalah jumlah kasus baru PB
dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
(6 blister dalam 6-9 bulan). Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang
sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun
sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2019, maka dapat dihitung dari
penderita baru tahun 2018 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu. Sedangkan
penderita kusta selesai berobat pada kusta MB (RFT MB) adalah jumlah kasus baru
0,2
0,1 0,1 0,1 0,1
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
2015 2016 2017 2018 2019
100
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat
waktu (12 blister dalam 12-18 bulan). Penderita kusta MB merupakan penderita pada
kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang
sama 2 tahun sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2019, maka dapat
dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.
RFT rate PB adalah persentase kasus baru kusta PB yang menyelesaikan
pengobatan 6 blister dalam 6-9 bulan dari jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai
multi drug therapy (MDT) pada periode kohort yang sama. Pada tahun 2019 tidak
ditemukan kasus kusta PB sehingga RFT rate PB di Kabupaten Bangli tahun 2018
adalah nol. Sama halnya dalam lima tahun terakhir tidak ditemukan kasus kusta PB
sehingga RFT rate PB adalah nol.
RFT rate MB adalah persentase kasus baru kusta MB yang menyelesaikan
pengobatan 12 blister dalam 12-18 bulan dari jumlah seluruh kasus baru MB yang
mulai MDT pada periode kohort yang sama. RFT rate MB di Kabupaten Bangli tahun
2019 adalah 100%. Berikut merupakan RFT rate MB di Kabupaten Bangli selama lima
tahun terakhir :
Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2014-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, RFT rate MB selama empat tahun terakhir sudah
mencapai 100%, walaupun sebelumnya RFT rate MB masih nol. Konseling terhadap
penderita kusta tentang pentingnya menyelesaikan pengobatan perlu dipertahankan
agar capaian RFT tetap 100%, sehingga kemungkinan penularan sangat kecil terjadi.
0,0
100,0 100,0 100,0 100,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2015 2016 2017 2018 2019
101
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi merupakan penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin yang ada untuk memberikan perlindungan sebagian atau
lengkap. Yang disebut dengan PD3I adalah penyakit-penyakit yang sudah tersedia
vaksinnya untuk upaya pencegahannya. Vaksin tersebut apabila diberikan kepada
sasaran akan memberikan perlindungan baik sebagian maupun secara keseluruhan
kepada sasaran tersebut. Penyakit-penyakit tersebut merupakan target Program
Pengembangan Imunisasi (PPI).
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun
Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan pada anak berusia <15 tahun
yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/ mendadak (<14 hari) dan bukan
disebabkan oleh ruda paksa. Non polio AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun
adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk
berusia <15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2018
di Kabupaten Bangli ditemukan 2 kasus atau non polio AFP rate sebesar 0,9 per
100.000 penduduk berusia < 15 tahun, yang masing-masing berada di wilayah kerja
Puskesmas Bangli Utara dan Puskesmas Kintamani I. Berikut merupakan AFP non
polio di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus AFP non polio tertinggi sebesar
3,7 per 100.000 penduduk berusia < 15 tahun pada tahun 2018, dan terendah adalah
1,8
3,6
1,8
3,7
1,9
-
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
2015 2016 2017 2018 2019
102
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
sebesar 1,8 per 100.000 penduduk berusia< 15 tahun. Dengan demikian penemuan
kasus AFP non polio pada tahun 2016 dan 2018 sudah mencapai target nasional yaitu
non polio AFP rate > 2 per 100.000 anak usia kurang dari 15 tahun, sedangkan pada
tahun 2015, tahun 2017 dan tahun 2019 penemuan masih di bawah target. Penemuan
yang di bawah target ini dikarenakan kenyataan riil di lapangan tidak sesuai dengan
target indikator.
2. Jumlah dan CFR Difteri
Penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium diphtheria ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi,
terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas, hidung, dan juga
kulit.
Imunisasi untuk mencegah difteri sudah termasuk ke dalam program nasional
imunisasi dasar lengkap, meliputi tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri,
Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4
bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis
imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, satu dosis
imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis
imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat. Imunisasi difteri merupakan
upaya preventif yang spesifik terhadap penyakit yang dimulai sejak anak usia 2, 3, dan
4 bulan. Kemudian untuk meningkatkan antibodinya, harus diulang di usia 2 tahun, 5
tahun dan usia sekolah dasar. Dalam periode lima tahun terakhir tidak ditemukan
penyakit difteri di wilayah Kabupaten Bangli, sehingga CFR difteri adalah nol.
3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B
Pertusis dan Hepatitis B merupakan dua dari beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyakit pertusis adalah penyakit menular yang di
sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan dan
biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun. Pertusis dapat dikenali dari
rentetan batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat
mulut. Seseorang bisa menderita pertusis hingga tiga bulan lamanya, sehingga
penyakit ini juga biasa disebut batuk seratus hari.
Pemberian imunisasi pertusis bersamaan dengan pemberian meliputi tiga dosis
imunisasis dasar yaitu DPT-HB-Hib . Kasus penyakit pertusis di Kabupaten Bangli
103
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
tidak ditemukan selama lima tahun terakhir, ini berbanding lurus dengan pencapaian
Desa UCI di Kabupaten Bangli yang sudah mencapai 100%.
Hepatitis B merupakan peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh
infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Pemberian imunisasi Hepatitis B
disesuaikan dengan usia anak yaitu bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2),
usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-
Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua
tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR).
Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat
menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker
hati. Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli. Berikut
merupakan jumlah kasus hepatitis B di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:
Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, pada periode tahun 2015-2019 hanya ditemukan
1 kasus hepatitis B yaitu pada tahun 2017 yaitu di wilayah Puskesmas Bangli Utara.
4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum dalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-28
hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Semua umur rentan terhadap infeksi
tetanus, namun penyakit ini lebih sering dan lebih serius terjadi pada neonatus yang
disebut disebut tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum lebih sering terjadi didaerah
1
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
2015 2016 2017 2018 2019
104
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
pedesaan dimana pertolongan persalinan biasanya tidak memperhatikan prosedur
sterilisasi.
Tetanus dapat dicegah dengan memberikan imunisasi tetanus toksoid kepada
ibu hamil atau wanita usia subur sebelum mereka hamil. Vaksin dengan tetanus
toksoid ini akan memberikan perlindungan kepada ibu dan antiodi yang terbentuk
akan diberikan kepada bayi yang dikandung.Seseorang yang sembuh dari infeksi
tetanus tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap tetanus. Mereka dapat terinfeksi
lagi, karenanya perlu diimunisasi agar dapat terlindungi seumur hidup terhadap
tetanus. Seseorang perlu mendapat tiga kali suntikan DPT sewaktu bayi, diikuti
dengan booster vaksin yang berisi TT pada usia sekolah (4–7 tahun), pada usia remaja
(12–15 tahun) dan pada usia dewasa muda.
Kasus tetanus neonatorum tidak ditemukan di Kabupaten Bangli pada lima
tahun terakhir. Sehingga CFR tetanus neonatorum adalah nol atau tidak ada kematian
karena kasus tetanus neonatorum. Kondisi ini berbanding lurus dengan cakupan Td2+
pada ibu hamil dan cakupan persalinan nakes.
5. Jumlah Suspek Campak
Suspek campak adalah penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan
oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari keluarga Paramyxoviridae yang mudah
mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis campak adalah demam (panas) dan ruam
(rash) ditambah dengan batuk/pilek atau mata merah. Penyakit ini akan sangat
berbahaya bila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Seperti juga campak, rubella disebabkan oleh virus. Rubella
pada anak sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau kadang tanpa gejala
sehingga sering tidak terlaporkan. Rubella pada wanita hamil terutama pada
kehamilan trimester pertama dapat mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dengan
cacat bawaan yang disebut congenital rubell syndrome (CRS). Pada tahun 2019
ditemukan 3 kasus suspek campak seperti pada gambar berikut:
105
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, kasus suspek campak sebanyak 3 kasus
ditemukan di puskesmas yaitu Puskesmas Susut II. Program imunisasi rutin campak
ini berjalan, cakupan yang dicapai belum merata di seluruh wilayah sehingga
menyisakan daerah kantong yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa.
6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk
Insidens rate suspek campak adalah jumlah kasus suspek campak yang terjadi
per 100.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Incidens rate
(IR) suspek campak pada tahun 2019 sebesar 1,3 per 100.000 penduduk, menurun dari
tahun 2018 yang capaiannya sebesar 4,9 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan
insidens rate suspek campak di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 0 0 0 0
3
0 0 0 0 0 0
0,0 0,4
25,3
4,9
1,30,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
2015 2016 2017 2018 2019
106
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, insidens rate suspek campak tertinggi adalah pada
tahun 2017 sebesar 25,3 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 yaitu
tidak ditemukan kasus suspek campak. Campak dinyatakan sebagai KLB apabila di
suatu daerah terdapat 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu
berturut-turut yang terjadi secara mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan
epidemiologis. Jadi pada tahun 2019 semua suspek campak dinyatakan bukan KLB
karena terdapat 3 atau kurang dari 5 kasus dalam waktu 4 minggu berturut-turut.
7. Persentase KLB ditangani <24 Jam
Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat
menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan.
Penanggulangan KLB dilaksanakan kurang dari 24 jam sejak laporan W1
diterima sampai penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan catatan selain formulir
W1 dapat juga berupa faximile atau telepon. Penyelidikan dilakukan untuk mengenal
penyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan/penyebaran serta faktor
yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit atau masalah kesehatan yang dilakukan
untuk memastikan adanya KLB atau setelah terjadi KLB. Sedangkan penanggulangan
KLB adalah upaya yang meliputi penyelidikan epidemiologi (penatalaksanaan
penderita, yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina), pencegahan dan pengebalan, pemusnahan
penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat KLB, penyuluhan kepada masyarakat,
dan upaya penanggulangan lainnya. Berikut merupakan gambaran persentase KLB
ditangani <24 jam di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir :
107
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas KLB yang terjadi di Kabupaten Bangli sudah
ditangani < 24 jam sejak laporan W1 diterima. Berdasarkan jenisnya, KLB yang
terjadi pada tahun 2019 diantaranya 1 KLB AFP, 1 KLB rabies dan 3 KLB keracunan
makanan dengan gambaran jumlah kasus masing-masing sebagai berikut :
Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Berdasarkan Jenis KLB di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Bersadasrkan gambar di atas, jumlah kasus KLB tertinggi adalah kasus
keracunan makanan sebanyak 64 kasus dan terendah adalah kasus AFP dan rabies
masing-masing sebanyak 1 kasus. Kasus-kasus keracunan makanan sebagian besar
terjadi pada usia pada rentang umur 20-44 tahun sebanyak 23 kasus, umur 10-14 tahun
19 kasus, umur 1-4 tahun sebanyak 7 kasus, umur 5-9 tahun sebanyak 7 kasus, umur
15-19 tahun sebanyak 7 kasus, dan 1 kasus pada usia 45-54 tahun. Sedangkan kasus
AFP terjadi pada rentang umur 5-9 dan kasus rabies pada rentang umur 45-54 tahun.
100 100 100 100 100
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
1
1
64
AFP Rabies Keracunan Makanan
108
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Penyakit tular vektor dan zoonotik juga masih merupakan masalah kesehatan
penting di Indonesia. Lebih dari 60% kasus penyakit menular di dunia merupakan
penyakit zoonosis dan sekitar 70% diantara penyakit zoonosis berasal dari satwa liar.
Di seluruh dunia, ada lebih dari 250 jenis hewan berpotensi menularkan penyakitnya
ke manusia. Sementara di Indonesia, terdapat 132 spesies mikro-organisme patogen
yang bersifat zoonotik. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan
keanekaragaman satwa. Karena itu, Indonesia berisiko menjadi sumber penularan
penyakit hewan baru dan penyakit zoonosis baru yang bersumber satwa liar.
1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000 Penduduk
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes sp, nyamuk
yang paling cepat berkembang di dunia yang telah menyebabkan hampir 390 juta
orang terinfeksi setiap tahunnya. Penderita DBD biasanya demam tinggi mendadak
berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain uji tourniqet positif,
petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena, dsb)
ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%).
Angka kesakitan DBD atau angka insidens DBD di Kabupaten Bangli tahun
2019 sebesar 101,2 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2018 yang sebesar
15,9 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan angka insidens DBD di Kabupaten
Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
155,9
559
142,2
15,9
101,2
0
100
200
300
400
500
600
2015 2016 2017 2018 2019
109
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, angka insidens DBD tertinggi terjadi pada tahun
2016 sebesar 559 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2018 sebsar 15,9 per
100.000 penduduk. Besarnya penurunan angka kesakitan DBD dari tahun 2017 sampai
dengan 2018, salah satunya adalah dengan pengendalian secara lingkungan melalui
program 3M (menguras, menutup, dan mengubur) dengan tujuan membatasi ruang
nyamuk untuk berkembangbiak.
2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kematian (Case fatality rate/CFR) DBD adalah jumlah kematian yang
disebabkan oleh DBD dalam kurun waktu tertentu diantara penyakit DBD yang
ditemukan dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kematian
karena kasus DBD. Berikut merupakan CFR DBD di kabupaten Bangli periode 2015-
2019 :
Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, kematian yang disebabkan oleh DBD pada
periode tahun 2015-2019 terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1 kasus dengan CFR
sebesar 0,1 % dari penderita DBD pada tahun 2016. Angka kematian di Kabupaten
Bangli cukup rendah, namun demikian penanganan terhadap kasus DBD perlu
dioptimalkan sehingga tidak ada kematian karena DBD pada periode tahun
berikutnya. Upaya penurunan DBD dapat dilakukan melalui pelatihan manajemen
kasus terhadap petugas, penyediaan sarana dan prasarana untuk deteksi dini
danpenanganan yang tepat dan cepat.
0,0
0,1
0,0 0,0 0,00,0
0,0
0,0
0,1
0,1
0,1
0,1
2015 2016 2017 2018 2019
110
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
3. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk
Penderita malaria adalah seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah
positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis ataupun Rapid Diagnostic Test
(RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria indigenous, kasus
malaria impor dan kasus malaria konfirmasi asimtomatis. Bali merupakan salah satu
dari tiga provinsi yang pencapaian eliminasi penyakit malaria sudah 100% pada tahun
2019. Berikut merupakan angka kesakitan malaria di Kabupaten Bangli selama lima
tahun terakhir :
Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2018
Berdasarkan gambar di atas, pada periode lima tahun terakhir kasus malaria di
Kabupaten Bangli tidak ditemukan dengan angka kesakitan sebesar 0,0 per 1.000
penduduk, demikian halnya dengan Provinsi Bali yang bukan merupakan daerah
endemis malaria.
4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria
Suspek malaria adalah setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria
yang menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau
tampak anemi, wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang
lain. Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang menderita
demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria
wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria termasuk riwayat bepergian ke daerah
endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik malaria di
lingkungan tempat tinggal penderita. Pada tahun 2018 ditemukan suspek malaria
0,0
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
2015 2016 2017 2018 2019
111
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
sebanyak 11 kasus, namun setelah konfiramsi laboratorium semua hasilnya negatif.
Berikut merupakan gambaran konfimasi laboratorium suspek malaria selama lima
tahun terakhir di Kabupaten Bangli :
Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten Bangli
Periode 2015-2019
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019
Berdasarkan gambaran di atas, pada tahun 2019 konfirmasi laboratorium
suspek malaria adalah 100% dengan jumlah 11 kasus suspek malaria. Sedangkan pada
tahun 2015 sampai dengan 2018, kasus suspek malaria tidak ditemukan sehingga tidak
dilakukan konfirmasi laboratorium.
5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif
Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat harus
benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan program
pengendalian malaria.
Pengobatan efektif adalah pemberian ACT (Artemicin-based Combination
Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis. Pemberian
kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa
komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan
injeksi artesunat dilanjutkan dengan ACT oral. Di samping itu diberikan primakuin
sebagai gametosidal dan hipnozoidal. Persentase pengobatan standar kasus malaria
adalah jumlah kasus malaria positif yang mendapat pengobatan sesuai standar
program dari semua kasus malaria positif di wilayah tertentu dalam kurun waktu yang
0 0 0 0
100
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
112
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
sama. Pada tahun 2019 di Kabupaten Bangli tidak ada kasus malaria, sama halnya
dengan tahun 2018 yang juga tidak ditemukan kasus malaria positif.
6. Case Fatality Rate Malaria
Case fatality rate malaria adalah persentase kasus meninggal karena malaria
diantara jumlah malaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama. Di Kabupaten
Bangli selama periode lima tahun terakhir tidak terdapat kasus kematian karena
malaria.
7. Penderita Kronis Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang dapat
menular dengan perantara nyamuk sebagai vektor. Penyakit filaria bersifat menahun
dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap seumur hidup
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki
yang dapat menimbulkandampak psikologis bagi penderita dan keluarganya.
Penderita kronis filariasis adalah penderita yang telah menunjukkan gejala
klinis kronis filariasis, seperti limfedema pada tungkai atau lengan, pembesaran
payudara, dan hidrokel. Di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir tidak
ditemukan kasus filariasis.
D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) sekarang menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia karena angka kesakitan dan kematian tertinggi
disebabkan oleh penyakit tidak menular. Dalam waktu bersamaan morbiditas dan
mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan
yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang
kesehatan di Indonesia. Angka kesakitan dan kematian yang tinggi dengan
pembiayaan kesehatan yang besar menjadi beban ekonomi saat ini.
1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Sesuai Standar
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun meliputi
113
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan
kesehatan, edukasi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat.
Persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
adalah persentase jumlah penderita hipertensi yang berusia 15 tahun ke atas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah estimasi penderita
hipertensi berusia 15 tahun ke atas berdasarkan angka prevalensi kabupaten/kota
dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2019, persentase penderita hipertensi di
Kabupaten Bangli yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar adalah sebesar
31,9%, meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 23,5%. Berikut merupakan cakupan
penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase penderita hipertensi yang mendapat
pelayanan tertinggi sebesar 60,6% di Puskesmas Kintamani I dan terendah di
Puskesmas Susut II yang sebesar 11,1%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus
karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain penyakit tidak
menular semakin meningkat (Double Burden of Disease), sehingga Posbindu PTM
perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini dapat ditingkatkan.
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
14,6
34,0
52,8
24,4
35,7
11,1
60,6
39,8
17,414,0
46,0
23,831,9
114
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai
Standar
Penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM)
usia 15 tahun ke atas. Upaya pencegahan sekunder meliputi pengukuran gula darah
dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi
perubahan gaya hidup dan atau nutrisi dan melakukan rujukan jika diperlukan.
Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar adalah persentase penderita DM usia di atas 15 tahun di wilayah kerja yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah penderita DM usia
di atas 15 tahun yang berada di wilayah kerja berdasarkan angka prevalensi kabupaten/
kota dalam kurun waktu yang sama. Persentase penderita DM di Kabupaten Bangli
tahun 2019 yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 83,4%
meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya hanya sebesar 34,6%. Berikut merupakan
persentase penderita DM yang mendapat pelayanan sesuai standar menurut puskesmas
di kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas persentase penderita DM yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar yang tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani I sebesar
161,5% dan terendah di Puskesmas Bangli Utara sebesar 34,4%. Rendahnya capaian
di Puskesmas Bangli Utara karena masih rendahnya skrining terhadap DM dan
0,020,040,060,080,0
100,0120,0140,0160,0180,0
58,8
34,4
59,3
125,0
96,5
63,5
161,5
104,7
75,8
35,2 43,4
159,0
83,4
115
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan kesehatannya ke tenaga
kesehatan secara teratur.
3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
Puskesmas melaksanakan deteksi dini IVA dan sadanis adalah puskesmas
yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis
(pemeriksaan payudara klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada
perempuan usia 30-50 tahun. Perempuan usia 30-50 tahun yang dimaksud adalah
perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual
aktif/menikah. Persentase deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
dihitung berdasakan jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini
kanker leher rahim (IVA) dan kanker payudara (sadanis) di suatu wilayah di antara
jumlah perempuan usia 30-50 tahun pada wilayah dan periode waktu yang sama.
Pada tahun 2019 cakupan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
(sadanis) di Kabupaten Bangli adalah sebesar 5,1%, meningkat dari tahun 2018 yang
capaiannya sebesar 3,9%. Berikut merupakan gambaran capaian deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun
2019:
Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara (Sadanis)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas persentase deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani VI yaitu 11,2%
dan terendah adalah 2,1% di wilayah Puskesmas Bangli. Capaian yang rendah ini salah
satunya disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama wanita usia
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
2,1
6,75,2
3,14,4 4,6
8,16,9 6,3
3,5 3,2
11,2
5,1
116
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
produktif yang memeriksakan dirinya secara teratur untuk deteksi dini kanker leher
rahim dan deteksi kanker payudara ke fasilitas kesehatan. Peran promotor kesehatan
sangat diperlukan agar masyarakat mengetahui pentingnya dilakukan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara sehingga pabila ditemukan tanda-tanda yang
mengarah ke kanker leher rahim atau kanker payudara dapat dilakukan tindakan
secepatnya.
4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan
dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang
telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan
menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini
yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di
luar gedung. Hasil pemeriksaan IVA dinyatakan positif apabila ditemukan bercak
putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat.
Persentase IVA positif diperoleh dari hasil perhitungan jumlah perempuan
berusia 30-50 tahun dengan IVA positif diantara jumlah penduduk usia 30-50 tahun
yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA. Pada tahun 2019
persentase IVA positif di Kabupaten Bangli sebesar 6,0%, menurun dari tahun 2018
yang persentasenya sebesar 7,0%. Berikut merupakan persentase IVA positif menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase IVA positif tertinggi berada di
Puskesmas Susut II sebesar 19,1%, yaitu 25 dari 131 pasien yang dilakukan IVA
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
0,0
6,5
1,5 2,5
9,6
19,1
5,5
0,0
8,310,3 9,3
1,9
6,0
117
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
hasilnya keduanya IVA positif, sedangakan terendah adalah di Puskesmas Bangli
Utara dan Puskesmas Kintamani II yaitu 0%. Pasien dengan IVA positif perlu
dilakukan pemeriksaan konfirmasi, karena IVA merupakan pemeriksaan diagnostik
awal. Dengan pemeriksaan IVA ini diharapkan risiko kematian akibat kanker seviks
bisa dicegah karena penyakit yang ditemukan pada stadium awal besar kemungkinan
untuk keberhasilan pengobatan.
5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun Yang
Diskrining
Tumor/ benjolan payudara adalah benjolan tidak normal pada payudara
melalui pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih. Persentase
tumor/benjolan pada payudara dihitung berdasarkan jumlah perempuan usia 30-50
tahun yang ditemukan tumor atau benjolan pada payudara diantara perempuan usia
30-50 tahun yang dilakukan deteksi kanker payudara (sadanis) di suatu wilayah
tertentu pada tahun yang sama.
Pada tahun 2019 persentase tumor / benjolan payudara pada perempuan 30-50
tahun di Kabupaten Bangli sebesar 0,5% dari 1.727 perempuan usia 30-50 tahun yang
dilakukan pemeriksaan sadanis. Menurun dari tahun 2018 yang persentase tumor/
benjolan payudara sebesar 1,1% dari 1.575 perempuan usia 30-50 tahun yang
dilakukan pemeriksaan sadanis. Berikut merupakan persentase tumor/benjolan pada
perempuan usia 30-50 tahun menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
0,8
0,0
2,3
0,0
3,0
0,8
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,5
118
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase tumor/benjolan payudara tertinggi
adalah sebesar 3,0% di wilayah Puskesmas Susut I dan terendah adalah 0% di wilayah
Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas
Kintamani II, Puskemas Kintamani III dan Puskesmas Kintamani IV, dan Puskesmas
Kintamani V, dan Puskesmas Kintamani VI. Deteksi dini ini bertujuan apabila kasus
ditemukan pada stadium awal kemungkinan keberhasilan pengobatan lebih besar,
sehingga kematian akibat kanker payudara dapat diturunkan.
6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat
Pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat
adalah pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) berat (psikotik akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan
sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan edukasi. Persentase pelayanan
kesehatan pada ODGJ berat dihitung berdasarkan jumlah ODGJ berat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar pada suatu wilayah dibagi
jumlah perkiraan ODGJ berat berdasarkan hasil proyeksi di suatu kabupaten/ kota
pada tahun yang sama.
Pada tahun 2019, persentase pelayanan kesehatan pada ODGJ berat di
Kabupaten Bangli sebesar 62,5% dari 682 sasaran ODGJ berat. Berikut merupakan
persentase pelayanan kesehatan pada ODGJ berat menurut puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019
Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2019
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
53,462,3
55,2
78,9 73,9
56,1
98,1
59,247,9
40,5
59,1 58,1 62,5
119
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada
ODGJ Berat adalah sebesar 98,1% di wilayah Puseksmas Kintamani I, dan terendah
40,5% di wilayah Puskesmas Kintamani IV. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan
pada ODGJ berat di wilayah Puskesmas Kintamani IV disebabkan perbedaan antara
sasaran proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnyan di lapangan,
semua pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar.
120
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB VII
KEADAAN LINGKUNGAN
Dalam menggambarkan keadaan lingkungan untuk pembangunan kesehatan
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis, ada beberapa indikator sebagai berikut:
1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang
Sarana air minum adalah penyelenggara air minum yang meliputi
PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh
Indonesia, sarana air minum perpipaan non PDAM, sarana air minum bukan jaringan
perpipaan komunal seperti sumur gali, sumur bor dengan pompa, penampungan air
hujan, mata air terlindung, terminal air/ tangki air dan depot air minum.
Sarana air minum di IKL (inspeksi kesehatan lingkungan) adalah sarana air
minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana dan kualitas air
minumnya yang mengacu pada lampiran Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Sarana air minum dikatakan berisiko
rendah adalah sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya < 25%.
Sedangkan sarana air minum dikatakan mempunyai risiko sedang jika sarana air
minum berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif
kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya 25%-50%. Persentase sarana air
minum dengan risiko rendah + sedang dihitung berdasarkan persentase sarana air
miunm dengan risiko rendah dan sedang diantara jumlah sarana air minum di IKL
(Inspeksi Kesehatan Lingkungan). Persentase sarana air minum dengan risiko rendah
+ sedang di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sudah mencapai 95,9% dari 394 IKL
yang terdapat di Kabupaten Bangli. Adapun persentase sarana air minum dengan
risiko rendah sedang menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
121
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, hampir semua puskesmas persentase sarana air
minum dengan risiko rendah + sedang sudah mencapai 100%, kecuali Puskesmas
Kintamani III yang baru mencapai 72,9%.
2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat
Sarana air minum memenuhi syarat adalah sarana air minum yang masuk
dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
telah dilakukan tindakan perbaikan dan atau sarana air minum yang masuk dalam
kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah
diambil dan diperiksa (diujikan) sampel airnya berdasarkan parameter fisik, kimia,
mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya memenuhi standar persyaratan kualitas
air minum berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas
air minum.
Persentase sarana air minum memenuhi syarat mikrobilogi, fisik dan kimia
dihitung berdasarkan persentase sampel air minum pada penyelenggara air minum
yang diuji kualitas air minumnya dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik,
kimia dari jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji
parameternya di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Persentase air minum
yang memenuhi syarat di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 70,3%,
meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 43,5%. Berikut merupakan persentase air
minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
tahun 2019 sebagai berikut :
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0
72,9
100,0100,0100,0 95,9
122
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2019
Beradasarkan gambar di atas, persentase air minum yang memenuhi syarat
kesehatan tertinggi adalah Puskesmas Bangli, Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas
Tembuku II, dan Puskesmas susut II yaitu 100% dan terendah adalah Puskesmas
Kintamani IV dan Puskesmas Kintamani V yaitu 37,5%.
3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak
(Jamban Sehat)
Fasilitas sanitasi yang sehat (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tangki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.
Fasilitas sanitasi yang dimaksud antara lain sharing/ komunal, jamban komunal,
jamban sehat permanen dan jamban sehat semi permanen
Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak dihitung
berdasarkan persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) di anatara jumlah penduduk di wilayah tertentu pada periode waktu
yang sama. Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak di
Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 89,8%, sedikit meningkat dari tahun
2018 yang capaiannya sebesar 86,6%. Berikut merupakan persentase penduduk
dengan akses terhadap sanitasi yang layak menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2019 :
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
100,0100,0
66,7
100,090,0
100,0
65,2
84,4
65,4
37,5 37,5 40,4
70,3
123
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase penduduk dengan akses terhadap
sanitasi yang layak tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 100% dan
terendah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 57,9%. Akses terhadap
Jamban Sehat di Kecamatan Kintamani rendah dikarenakan oleh keadaan geografis
yang menyebabkan sulit air dan masih banyak masyarakat yang belum paham
pentingnya manfaat jamban. Beberapa upaya yang ditempuh dalam peningkatan akses
sanitasi adalah pemicuan perubahan perilaku melalui strategi STBM, sehingga
diharapkan penduduk mau mengakses jamban sehat dan pada akhirnya mau
membangun sarana sanitasinya sendiri.
4. Persentase Desa STBM
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang dilakukan
untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air
besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah
tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Desa melaksanakan STBM jika suatu desa sudah melakukan pemicuan minimal 1
dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural Leader, dan telah mempunyai
rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakat untuk menuju sanitasi total.
Sedangkan Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM.
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
100,098,3 99,6 98,3 98,8 97,3
63,9
90,2 89,2
70,357,9
96,589,8
124
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Persentase Desa STBM yaitu persentase desa STBM dari jumlah seluruh desa
di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Pada tahun 2019, pencapaian desa
STBM di Kabupaten Bangli masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 0%
dari 72 desa yang ada. Sedangakan persentase desa yang stop BABS pada tahun 2019
adalah 16,7%, meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya 11,1%. Berikut merupakan
persentase desa stop BABS menurut puskemas di Kabupaten Bangli tahun 2019, yaitu:
Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase desa stop BABS tertinggi adalah
Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 50,0%, sedangkan 8 puskesmas capaiannya masih
0%. Masih rendahnya persentase desa stop BABS sangat berpengaruh terhadap
capaian desa STBM. Hal ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk dan mobilitas
penduduk di Kabupaten Bangli tidak diikuti dengan penyediaan sarana sanitasi
(jamban). Disisi lain perilaku penduduk yang masih BABS menjadi kendala yang
penting untuk segera diselesaikan.
5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat-tempat umun (TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat
yang meliputi sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar. TTU yang memenuhi syarat
kesehatan adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku.
0,05,0
10,015,020,025,030,035,040,045,050,0
0,0 0,0
50,0
0,0 0,0 0,0 0,0
14,3
42,9
0,0 0,0
33,3
16,7
125
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Persentase TTU memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan persentase
TTU sehat dari semua TTU yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama.
Pada tahun 2019 persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Kabupaten
Bangli sebesar 82,5%, meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 82,3%.
Berikut merupakan persentase TTU memenuhi syarat kesehatan menurut puskesmas
di Kabupaten Bangli tahun 2019 :
Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, persentase TTU memenuhi syarat tertinggi adalah
99,0% di wilayah Puskemas Kintamani III dan terendah adalah 10,3% di wilayah
Puskesmas Kintamani II. Rendahnya capaian TTU memenuhi syarat di Puskesmas
Kintamani II adalah terdapat 157 tempat ibadah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan. Untuk itu diperlukan kerjasama lintas sektor dalam pemenuhan syarat TTU
sehat, seperti kerjasama dengan tokoh masyarakat dalam penyediaan fasilitas sanitasi
penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.
6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang
meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin,
dan makanan jajanan. TPM memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti
dikeluarkannya sertifikat layak higiene sanitasi.
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,095,6 93,9 95,7
89,298,0 97,5 94,8
10,3
99,0 97,7
88,495,2
82,5
126
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan persentase
TPM memenuhi syarat kesehatan dari seluruh TPM yang di suatu wilayah dalam
periode waktu yang sama. Pada tahun 2019 persentase TPM memenuhi syarat
kesehatan di Kabupaten Bangli hanya sebesar 7,3%, meningkat dari tahun 2018 yang
capaiannya sebesar 5,4%. Berikut merupakan capaian TPM memenuhi syarat
kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, capaian TPM yang memenuhi syarat kesehatan
tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 29,4% dan terendah adalah di
wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu 0%.
Ruang lingkup meliputi persyaratan lokasi dan bangunan yang meliputi
halaman, konstruksi, tata ruang, lantai, dinding, atap dan langit-langit, pintu & jendela,
ventilasi, pencahayaan, ruangan pengolahan, tempat cuci alat dan bahan makanan,
tempat cuci tangan, air bersih, jamban & peturasan, kamar mandi, tempat sampah,
locker dan cara pembersihan dan pemeliharaanya.
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,029,4
2,8
7,65,4
7,9
1,5
8,2
4,5 4,5 5,7
0,0
10,07,3
127
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
BAB VIII
KESIMPULAN
A. SIMPULAN
Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di Kabupaten Bangli
berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM),
cakupan program secara nasional untuk setiap indikator, maka dapat diketahui
kemajuan yang telah dicapai oleh Kabupaten Bangli dari tahun ke tahun, distribusi
keberhasilan pembangunan kesehatan pada setiap puskesmas dan juga posisi tingkat
kinerja Kabupaten Bangli dibandingkan dengan Kabupaten lainnya secara nasional
dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Perbandingan ini juga memperlihatkan
kinerja masing-masing program, kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
program serta hal-hal yang perlu mendapatkan penekanan-penekanan sehingga ke
depannya akan menjadi lebih baik. Kabupaten Bangli telah melaksanakan berbagai
program yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan. Program-program yang telah dilaksanakan itu telah menampakkan hasil
sebagai berikut :
1) Cakupan K1 pada Tahun 2018 adalah sebesar 96,7% dan K4 sebesar 82,1%,
kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 pada tahun 2019
meningkat melebihi angka 10%, kesenjangan antara cakupan K1 dan K4
menunjukkan angka drop out K1-K4.
2) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli
cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2019, cakupan tertinggi mencapai 94,2
% pada tahun 2016 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%.
Cakupan ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu
bersalin oleh pusdatin yang lebih tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal
kenyataan di lapangan semua ibu bersalin di Kabupaten Bangli pada tahun
2019 ditolong oleh tenaga kesehatan baik itu dokter ataupun bidan, atau
dengan kata lain tidak ada persalinan yang ditolong oleh dukun atau keluarga.
3) Cakupan KN3 tertinggi selama periode 2015-2019 adalah pada tahun 2018
mencapai 100,3% dan cakupan terendah pada tahun 2017 yang hanya
128
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang ditetapkan sebesar
95%. Pada tahun 2019, puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus
lengkap (KN3) tertinggi adalah Puskesmas Kintamani III yaitu sebesar 99,4%
dan terendah adalah Puskesmas Tembuku I sebesar 92,1%. Cakupan
Kunjungan Neonatus dipengaruhi oleh persalinan nakes, semakin rendah
persalinan nakes maka kemungkinan kunjungan neonatus juga rendah. Selain
itu cakupan yang rendah dikarenakan kunjungan neonatus yang tidak sesuai
standar yaitu minimal tiga kali kunjungan.
4) Pada tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 104,5%
menurun dari tahun 2018 yang sebesar 110,3% dan capaian terendah pada
periode lima tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai
83,5%. Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita
yang masih rendah adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 77,0%.
Banyaknya balita yang tidak melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan
minimal delapan kali setahun, sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan
anak balita. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran keluarga terutama
orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu atau pelayanan kesehatan
setelah selesai jadwal imunisasi.
5) Cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar tertinggi pada tahun
2019 adalah 100% yaitu di wilayah kerja Puskesmas Bangli, sedangkan yang
terendah adalah di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu sebesar 6,2%.
Pelayanan kesehatan usia dasar diberikan pada semua peserta didik kelas 1 dan
kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di wilayah kabupaten Bangli.
6) Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif tertinggi pada tahun 2019 adalah
di wilayah kerja Puskesmas Susut I yaitu sebesar 79,7% dan terendah di
wilayah kerja Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 19,0%. Rendahnya
cakupan pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran
masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Untuk itu usaha promosi kesehatan sangat diperlukan
untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih mengaktifkan pos pembinaan
terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.
7) Cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi pada tahun 2019 adalah
Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani II, dan
129
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
Puskesmas Kintamani III yaitu sudah mencapai 100% dan capaian terendah
adalah Puskesmas Bangli Utara yang hanya mencapai 67,0%. Rendahnya
pencapaian di beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya
pengetahuan lansia tentang kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan
ulang lansia dan mengaktifkan kembali posyandu lansia.
8) Cakupan penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun
2019 tertinggi sebesar 60,6% di Puskesmas Kintamani I dan terendah di
Puskesmas Susut II yang sebesar 11,1%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
khusus karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain
penyakit tidak menular semakin meningkat (Double Burden of Disease),
sehingga Posbindu PTM perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini
dapat ditingkatkan.
9) Cakupan penderita DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
tahun 2019 yang tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani I sebesar 161,5%
dan terendah di Puskesmas Bangli Utara sebesar 34,4%. Rendahnya capaian
di Puskesmas Bangli Utara karena masih rendahnya skrining terhadap DM dan
kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan kesehatannya ke
tenaga kesehatan secara teratur.
10) Pada tahun 2019 persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada ODGJ Berat
adalah sebesar 98,1% di wilayah Puseksmas Kintamani I, dan terendah 40,5%
di wilayah Puskesmas Kintamani IV. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan
pada ODGJ berat di wilayah Puskesmas Kintamani IV disebabkan perbedaan
antara sasaran proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnya di
lapangan, semua pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan
jiwa sesuai standar.
11) Case Notification Rate (CNR) kasus tuberkulosis tertinggi pada tahun 2019
yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar
23,8 per 100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR brarti semakin tinggi
cakupan penemuan kasus tuberkulosis. Sedangkan untuk capaian tertinggi
angka keberhasilan pengobatan semua kasus TBC adalah 100% pada tahun
2019, dan terendah pada tahun 2017 sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka
keberhasilan pengobatan berbanding lurus dengan angka pengobatan lengkap
dan angka kesembuhan.
130
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
12) Kumulatif persentase penderita HIV tertinggi pada tahun 2019 berada pada
rentang usia 25-49 tahun sebesar 93,8% dari total kasus HIV atau sebanyak
15 orang dari total seluruh kasus 16 orang. Jumlah ini menurun dari tahun 2018
yang sebanyak 22 kasus.
B. SARAN
1) Perlu ditingkatkannya program-program penyuluhan tentang pentingnya ANC
(Ante Natal Care), PNC (Post Natal Care) dan kunjungan neonatal dalam
upaya peningkatkan capaian program kesehatan ibu dan anak.
2) Dalam pengendalian penyakit tidak menular, skrining terhadap penyakit tidak
menular perlu ditingkatkan melalui puskesmas dan posbindu, sehingga perlu
diaktifkan dan dibentuk lebih banyak posbindu, minimal satu desa satu
posbindu.
3) Perlu ditingkatkannya skrining terhadap HIV/AIDS terutama Pencegahan
Penularan Ibu ke Anak (PPIA) pada ibu hamil. `
4) Surveilans penemuan kasus TBC perlu ditingkatkan lagi untuk memperkecil
penularan penderita ke orang lain.
5) Perlu ditingkatkannya kompetensi SDM Kesehatan melalui pelatihan dan
workshop bidang medis maupun non medis, serta penambahan SDM untuk
tenaga kesehatan yang masih kurang di masing-masing puskesmas.
6) Perlu penambahan anggaran kesehatan agar program-program kesehatan dapat
berjalan dengan optimal, sehingga caapaian-capaian program yang masih
rendah dapat ditingkatkan.
7) Perlunya penambahan alat-alat kesehatan untuk puskesmas dan jaringannya
sehingga petugas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
dan sesuai standar.
131
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019
TAHUN 2019
L P L + P Satuan
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 521 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 72 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 114.900 112.400 227.300 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 0,0 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 436,4 Jiwa/Km
2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 50,2 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 102,2 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 95,1 83,0 89,1 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 17,2 19,2 18,2 % Tabel 3
b. SMA/ MA 20,5 11,9 16,2 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 8,2 3,3 5,8 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 1,0 1,2 1,1 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,6 1,1 0,8 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 5,6 3,4 4,5 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,1 0,2 0,1 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 7 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 17 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 57 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 11 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6
II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 106,7 96,6 101,7 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 6,4 5,8 6,1 % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 29,9 21,1 25,2 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 16,4 14,3 15,3 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
RESUME PROFIL KESEHATAN
NOINDIKATOR ANGKA/NILAI No.
Lampiran
KABUPATEN/KOTA
L P L + P SatuanNO
INDIKATOR ANGKA/NILAI No.
Lampiran
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 60,5 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 23,5 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 6,1 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 9,7 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial 1,0 % Tabel 9
II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
27 Jumlah Posyandu 356 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 77,8 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 2,1 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 60 Posbindu PTM Tabel 10
III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
31 Jumlah Dokter Spesialis 64 29 93 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 40 39 79 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 41 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 8 19 27 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 12 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 286 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 126 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 258 429 687 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 302 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 3 6 9 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 20 21 41 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 7 30 37 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 13 52 65 Orang Tabel 15
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 113,0 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp232.224.792.590 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 17,1 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp147.710.078.120 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
L P L + P SatuanNO
INDIKATOR ANGKA/NILAI No.
Lampiran
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 1.690 1.572 3.262 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5,9 8,2 7,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 183,9 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 96,7 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 82,1 % Tabel 23
55 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90,0 % Tabel 27
56 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92,6 % Tabel 23
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 92,6 % Tabel 23
58 Pelayanan Ibu Nifas KF3 89,3 % Tabel 23
59 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91,8 % Tabel 23
60 Penanganan komplikasi kebidanan 52,8 % Tabel 30
61 Peserta KB Aktif 86,5 % Tabel 28
62 Peserta KB Pasca Persalinan 33,2 % Tabel 29
63 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam
Beryodium
82,0 % Tabel 78
64 Persentase Ibu Hamil KEK Mendapat PMT 100,0 % Tabel 79
65 Persentase Remaja Putri 12-18 Tahunyang Mendapat
Tablet Tambah Darah
100,0 % Tabel 81
66 Persentase Ibu Hamil KEK 5,2 % Tabel 82
V.2 Kesehatan Anak
67 Jumlah Kematian Neonatal 12 16 28 neonatal Tabel 31
68 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7,1 10,2 8,6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
69 Jumlah Bayi Mati 16 20 36 bayi Tabel 31
70 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 9,5 12,7 11,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
71 Jumlah Balita Mati 17 20 37 Balita Tabel 31
72 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 10,1 12,7 11,3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
73 Penanganan komplikasi Neonatal 39,4 42,0 40,7 % Tabel 30
74 Bayi baru lahir ditimbang 100,0 100,0 100,0 % Tabel 33
75 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,5 4,1 3,8 % Tabel 33
76 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 34
77 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,2 94,3 95,2 % Tabel 34
78 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 88,8 % Tabel 35
79 Pelayanan kesehatan bayi 121,4 101,5 111,0 % Tabel 36
80 Desa/Kelurahan UCI 100,0 % Tabel 37
81 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 114,2 96,8 105,2 % Tabel 39
L P L + P SatuanNO
INDIKATOR ANGKA/NILAI No.
Lampiran
82 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 114,1 96,8 105,2 % Tabel 39
83 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT dan Td pada
Anak Sekolah Kelas 1
100,0 100,0 100,0 % Tabel 83
84 Bayi Mendapat Vitamin A 99,6 % Tabel 41
85 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99,8 % Tabel 41
86 Pelayanan kesehatan balita 117,3 112,0 114,7 % Tabel 42
87 Balita ditimbang (D/S) 80,9 80,8 80,9 % Tabel 43
88 Balita gizi kurang (BB/umur) 4,9 % Tabel 44
89 Balita pendek (TB/umur) 19,8 % Tabel 44
90 Balita kurus (BB/TB) 3,0 Tabel 44
91 Balita Gizi Buruk yang ditemukan 3,0 2,0 5,0 kasus Tabel 77
92 Persentase Balita Kurus Mendapat PMT 100,0 % Tabel 80
93 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 99,4 % Tabel 45
94 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7
SMP/MTs
99,5 % Tabel 45
95 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10
SMA/MA
95,7 % Tabel 45
96 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 67,5 % Tabel 45
V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut
97 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 40,5 56,7 48,5 % Tabel 48
98 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 89,1 85,8 87,3 % Tabel 49
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
99 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
100,00 % Tabel 51
100 CNR seluruh kasus TBC 39 per 100.000 penduduk Tabel 51
101 Case detection rate TBC 16,51 % Tabel 51
102 Cakupan penemuan kasus TBC anak 0,00 % Tabel 51
103 Angka kesembuhan BTA+ 43,3 50,0 45,2 % Tabel 52
104 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 68,3 72,7 69,8 % Tabel 52
105 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC
100,0 100,0 100,0 % Tabel 52
106 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 52
107 Penemuan penderita pneumonia pada balita 3,2 % Tabel 53
L P L + P SatuanNO
INDIKATOR ANGKA/NILAI No.
Lampiran
108 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60%
0,8 % Tabel 53
109 Jumlah Kasus HIV 13 3 16 Kasus Tabel 54
110 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 55
111 Jumlah Kematian akibat AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 55
112 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 31,8 % Tabel 56
113 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua
umur
52,2 % Tabel 56
114 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 2 1 3 Kasus Tabel 57
115 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 57
116 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
117 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58
118 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
119 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
120 Angka Prevalensi Kusta 0,1 per 10.000 Penduduk Tabel 59
121 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60
122 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 0,0 100,0 % Tabel 60
VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi
123 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 1,9 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
124 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
125 Case fatality rate difteri 0,0 % Tabel 62
126 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
127 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
128 Case fatality rate tetanus neonatorum 0,0 % Tabel 62
129 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
130 Jumlah kasus suspek campak 2 1 3 Kasus Tabel 62
131 Insiden rate suspek campak 0,9 0,4 1,3 per 100.000 penduduk Tabel 62
132 KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 63
VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
133 Angka kesakitan (incidence rate) DBD 57,6 43,6 101,2 per 100.000 penduduk Tabel 65
134 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0,0 0,0 0,0 % Tabel 65
135 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 penduduk Tabel 66
136 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 100,0 % Tabel 66
137 Pengobatan standar kasus malaria positif 0,0 % Tabel 66
L P L + P SatuanNO
INDIKATOR ANGKA/NILAI No.
Lampiran
138 Case fatality rate malaria 0,0 0,0 0,0 % Tabel 66
139 Penderita kronis filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67
VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular
140 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 28,1 35,9 31,9 % Tabel 68
141 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
83,4 % Tabel 69
142 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 5,1 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
143 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 6,0 % Tabel 70
144 Persentase tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-
50 tahun
0,5 % Tabel 70
145 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa
Berat
62,5 % Tabel 71
VII KESEHATAN LINGKUNGAN
146 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 95,9 % Tabel 72
147 Sarana air minum memenuhi syarat 70,3 % Tabel 72
148 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban
sehat)
89,8 % Tabel 73
149 Desa STBM 0,0 % Tabel 74
150 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 82,5 % Tabel 75
151 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat
kesehatan
7,3 % Tabel 76
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bangli 56,3 5 4 9 51.940 922,6
2 Tembuku 48,3 9 0 9 35.090 726,5
3 Susut 49,3 6 0 6 44.970 912,2
4 Kintamani 366,9 48 0 48 95.300 259,7
KABUPATEN/KOTA 520,8 68 4 72 227.300 - 436,4
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Bangli Tahun 2019
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANDESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 8.500 8.200 16.700 103,7
2 5 - 9 9.000 8.500 17.500 105,9
3 10 - 14 9.900 9.500 19.400 104,2
4 15 - 19 8.800 7.700 16.500 114,3
5 20 - 24 7.100 6.800 13.900 104,4
6 25 - 29 8.400 8.100 16.500 103,7
7 30 - 34 8.400 7.700 16.100 109,1
8 35 - 39 8.000 7.800 15.800 102,6
9 40 - 44 7.300 7.600 14.900 96,1
10 45 - 49 8.300 8.400 16.700 98,8
11 50 - 54 8.400 8.700 17.100 96,6
12 55 - 59 6.500 6.600 13.100 98,5
13 60 - 64 5.400 5.300 10.700 101,9
14 65 - 69 4.000 4.000 8.000 100,0
15 70 - 74 3.200 3.400 6.600 94,1
16 75+ 3.700 4.100 7.800 90,2
KABUPATEN/KOTA 114.900 112.400 227.300 102,2
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 50
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Bangli Tahun 2019
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 87.500 86.200 173.700
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 95,06 82,98 89,06
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 18,04 29,93 23,94
b. SD/MI 28,91 29,93 29,42
c. SMP/ MTs 17,16 19,19 18,17
d. SMA/ MA 20,49 11,87 16,21
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 8,18 3,30 5,76
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0,96 1,16 1,06
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0,61 1,05 0,83
h. S1/DIPLOMA IV 5,55 3,41 4,48
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0,11 0,16 0,13
Sumber: - Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
TABEL 4
JUMLAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 1 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 0 1
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 5 0 0 0 5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 45 0 0 0 45
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 7 0 0 0 7
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 17 0 0 0 17
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 57 0 0 0 57
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
2 KLINIK PRATAMA 0 1 0 3 0 4 8
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 0 -
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 -
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 56 56
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 15 15
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 25 25
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 1 1
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 -
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 0 0 0 1
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
6 APOTEK 0 0 0 0 0 11 11
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 1 1
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 1 1
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Bangli Tahun 2019
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
TABEL 5
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH KUNJUNGAN 122.626 108.592 231.218 7.313 6.575 13.888 18.819 5.447 24.266
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 114.900 112.400 227.300 114.900 112.400 227.300
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 106,7 96,6 101,7 6,4 5,8 6,1
A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas1. Puskesmas Bangli 3.077 3.181 6.258 0 0 0 63 45 1082. Puskesmas Bangli Utara 5.227 5.147 10.374 0 0 0 38 10 483. Puskesmas Tembuku I 5.300 5.631 10.931 0 0 0 53 54 1074. Puskesmas Tembuku II 7.362 8.222 15.584 44 65 109 18 15 335. Puskesmas Susut I 7.705 7.998 15.703 1 10 11 83 61 1446. Puskesmas Susut II 5.043 5.025 10.068 0 0 0 47 36 837. Puskesmas Kintamani I 7.396 7.774 15.170 1 74 75 50 40 908. Puskesmas Kintamani II 2.177 2.992 5.169 0 0 0 11 18 299. Puskesmas Kintamani III 3.381 2.633 6.014 17 67 84 26 26 5210. Puskesmas Kintamani IV 5.014 5.015 10.029 0 0 0 19 18 3711. Puskesmas Kintamani V 3.849 4.026 7.875 12 15 27 16 10 2612. Puskesmas Kintamani VI 6.843 8.142 14.985 0 0 0 82 70 152Total Puskesmas 62.374 65.786 128.160 75 231 306 506 403 909
2 Klinik Pratamaa. Kilinik Kintamani 1.653 3.652 5.305 0 0 0 0 0 0b. Klinik Era Medika 3.984 3.805 7.789 0 0 0 0 0 0c. Klinik Pratama BMC 1299 1226 2.525 0 0 0 0 0 0d. Klinik Rutan 471 105 576 0 0 0 15 15 30e. Klinik Polres 1168 435 1.603 0 0 0 1 0 1f. Klinik Kodim 895 450 1.345 0 0 0 0 0 0g. Klinik Lapas Narkotika 8317 0 8.317 0 0 0 216 0 216Total Klinik 17.787 9.673 27.460 0 0 0 232 15 247
SUB JUMLAH I 80.161 75.459 155.620 75 231 306 738 418 1.156
B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama1 0 0 02 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0
2 RS Umum1. RS BMC 2.050 2.018 4.068 988 1.116 2.104 476 340 8162. RSUD Bangli 29.449 24.476 53.925 3.037 3.752 6.789 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0
3 RS Khusus1. RSJ Provinsi Bali 10.966 6.639 17.605 3.213 1.476 4.689 17.605 4.689 22.2942 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis1 0 0 02 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0
SUB JUMLAH II 42.465 33.133 75.598 7.238 6.344 13.582 18.081 5.029 23.110
Sumber: - Seksi Pelayanan Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
- Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
-Rekam Medik Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
- Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 6
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,0
KABUPATEN/KOTA 3 3 100,0
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO RUMAH SAKIT JUMLAH
TABEL 7
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RS BMC 93 2.910 3.771 6.681 24 16 40 10 10 20 8,2 4,2 6,0 3,4 2,7 3,0
2 RSUD Bangli 150 3.037 3.752 6.789 186 152 338 105 103 208 61,2 40,5 49,8 34,6 27,5 30,6
3 RSJ Prov. Bali 400 1.070 581 1.651 0 3 3 0 3 3 0,0 5,2 1,8 0,0 5,2 1,8
643 7.017 8.104 15.121 210 171 381 115 116 231 29,9 21,1 25,2 16,4 14,3 15,3
Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
Gross Death Rate Net Death RatePASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNONAMA RUMAH
SAKITa
TABEL 8
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
NONAMA RUMAH
SAKITa
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS BMC 93 6.681 15.944 25.702 47,0 72 3 4
2 RSUD Bangli 150 6.789 37.396 33.466 68,3 45 3 5
3 RSJ Prov. Bali 400 1.651 88.605 88.240 60,7 4 35 53
643 15.121 141.945 147.408 60,5 24 6 10
Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
TABEL 9
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIALKABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN
ESENSIAL*
1 2 3 4
1 Bangli Bangli V
2 Bangli Utara V
3 Tembuku Tembuku I V
4 Tembuku II V
5 Susut Susut I V
6 Susut II V
7 Kintamani Kintamani I V
8 Kintamani II V
9 Kintamani III V
10 Kintamani IV V
11 Kintamani V V
12 Kintamani VI V
12
12
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 100,0%
Sumber: UPTD Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR
TABEL 10
JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bangli Bangli 0 0,0 0 0,0 31 96,9 1 3,1 32 32 100,0 5
2 Bangli Utara 0 0,0 0 0,0 34 91,9 3 8,1 37 37 100,0 5
3 Tembuku Tembuku I 0 0,0 0 0,0 33 94,3 2 5,7 35 35 100,0 2
4 Tembuku II 0 0,0 0 0,0 27 96,4 1 3,6 28 28 100,0 1
5 Susut Susut I 0 0,0 0 0,0 33 100,0 0 0,0 33 33 100,0 6
6 Susut II 0 0,0 0 0,0 19 86,4 3 13,6 22 22 100,0 5
7 Kintamani Kintamani I 0 0,0 0 0,0 32 100,0 0 0,0 32 32 100,0 8
8 Kintamani II 0 0,0 16 64,0 9 36,0 0 0,0 25 9 36,0 7
9 Kintamani III 0 0,0 6 17,6 26 76,5 2 5,9 34 28 82,4 7
10 Kintamani IV 0 0,0 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 3 10,3 3
11 Kintamani V 0 0,0 31 88,6 4 11,4 0 0,0 35 4 11,4 2
12 Kintamani VI 0 0,0 0 0,0 14 100,0 0 0,0 14 14 100,0 9
0 0,0 79 22,2 265 74,4 12 3,4 356 277 77,8 60
2,1
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
POSBINDU
PTM**
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
STRATA POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF*
TABEL 11
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Bangli 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 2 3 0 0 0 1 2 3
2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 3 3 0 3 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 2 2
4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
5 Puskesmas Susut I 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Puskesmas Susut II 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 2 2 0 0 0 0 2 2
7 Puskesmas Kintamani I 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Total Puskesmas 0 0 0 9 10 19 9 10 19 5 9 14 0 0 0 5 9 14
1 RSJ Provinsi Bali 12 8 20 14 8 22 26 16 42 0 2 2 0 0 0 0 2 2
2 RSUD Bangli 27 11 38 7 13 20 34 24 58 2 5 7 0 0 0 2 5 7
3 RS BMC 25 10 35 4 4 8 29 14 43 1 0 1 0 1 0 1
Total Rumah Sakit 64 29 93 25 25 50 89 54 143 3 7 10 0 0 0 3 7 10
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 6 4 10 6 4 10 0 3 3 0 0 0 0 3 3
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)b 64 29 93 40 39 79 104 68 172 8 19 27 0 0 0 8 19 27
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 40,9 34,8 75,7 11,9 0,0 11,9
Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
TABEL 12
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas Bangli 6 7 13 14
2 Puskesmas Bangli Utara 6 3 9 11
3 Puskesmas Tembuku I 4 4 8 13
4 Puskesmas Tembuku II 4 5 9 15
5 Puskesmas Susut I 5 10 15 16
6 Puskesmas Susut II 2 9 11 11
7 Puskesmas Kintamani I 2 8 10 17
8 Puskesmas Kintamani II 4 0 4 15
9 Puskesmas Kintamani III 4 4 8 18
10 Puskesmas Kintamani IV 4 3 7 16
11 Puskesmas Kintamani V 5 3 8 11
12 Puskesmas Kintamani VI 2 4 6 10
Total Puskesmas 48 60 108 167
1 RSJ Provinsi Bali 112 169 281 0
2 RSUD Bangli 67 123 190 76
3 RS BMC 21 69 90 36
Total Rumah Sakit 200 361 561 112
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 10 8 18 7
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)b 258 429 687 286
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 302,2 125,8
Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
PERAWATa
BIDANNO UNIT KERJA
TABEL 13
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Bangli 0 0 0 1 2 3
2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 2 1 3
3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 2 1 3
4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 2 1 3
5 Puskesmas Susut I 0 1 1 1 0 1
6 Puskesmas Susut II 0 0 0 1 0 1
7 Puskesmas Kintamani I 2 0 2 1 1 2
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0
9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 0 1 1
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 1 0 1
11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 2 1 3
12 Puskesmas Kintamani VI 0 1 1 2 1 3
Total Puskesmas 2 2 4 15 9 24
1 RSJ Provinsi Bali 1 3 4 2 4 6
2 RSUD Bangli 0 1 1 3 8 11
3 RS BMC 0 0 0 0 0 0
Total Rumah Sakit 1 4 5 5 12 17
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)a 3 6 9 20 21 41
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 4,0 18,0
Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO UNIT KERJAKESEHATAN MASYARAKAT
TABEL 14
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
NO UNIT KERJA
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Susut I 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1 3
6 Puskesmas Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4
7 Puskesmas Kintamani I 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Kintamani V 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Total Puskesmas 1 2 3 0 0 0 0 0 0 9 8 17
1 RSJ Provinsi Bali 2 3 5 0 0 0 2 3 5 0 1 1
2 RSUD Bangli 4 7 11 7 3 10 1 0 1 3 2 5
3 RS BMC 1 5 6 4 0 4 0 0 0 2 22 24
Total Rumah Sakit 7 15 22 11 3 14 3 3 6 5 25 30
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)a 8 17 25 11 3 14 3 3 6 14 33 47
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 11,0 6,2 2,6 20,7
Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
AHLI TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIK
TENAGA TEKNIK
BIOMEDIKA LAINNYAKETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
TABEL 15
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Bangli 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 Puskesmas Bangli Utara 1 0 1 0 1 1 1 1 2
3 Puskesmas Tembuku I 1 1 2 0 0 0 1 1 2
4 Puskesmas Tembuku II 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 Puskesmas Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Susut II 1 0 1 0 0 0 1 0 1
7 Puskesmas Kintamani I 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 1 1 0 1 1
9 Puskesmas Kintamani III 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kintamani VI 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Total Puskesmas 3 6 9 0 2 2 3 8 11
1 RSJ Provinsi Bali 2 8 10 3 5 8 5 13 18
2 RSUD Bangli 0 13 13 3 3 6 3 16 19
3 RS BMC 1 12 13 0 3 3 1 15 16
Total Rumah Sakit 3 33 36 6 11 17 9 44 53
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 0 1 0 0 0 1 0 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)b 7 39 46 6 13 19 13 52 65
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 20,2 8,4 28,6
Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019
-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019
Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
TABEL 16
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Bangli 1 1 2 0 0 0 0 3 3 1 4 5
2 Puskesmas Bangli Utara 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2
3 Puskesmas Tembuku I 1 1 2 0 0 0 2 7 9 3 8 11
4 Puskesmas Tembuku II 1 1 2 0 0 0 3 3 6 4 4 8
5 Puskesmas Susut I 0 1 1 0 0 0 2 6 8 2 7 9
6 Puskesmas Susut II 1 0 1 0 0 0 0 6 6 1 6 7
7 Puskesmas Kintamani I 2 0 2 0 0 0 1 2 3 3 2 5
8 Puskesmas Kintamani II 2 0 2 0 0 0 2 2 4 4 2 6
9 Puskesmas Kintamani III 2 0 2 0 0 0 3 0 3 5 0 5
10 Puskesmas Kintamani IV 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2
11 Puskesmas Kintamani V 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2
12 Puskesmas Kintamani VI 1 1 2 0 0 0 1 2 3 2 3 5
Total Puskesmas 17 5 22 0 0 0 14 31 45 31 36 67
1 RSJ Provinsi Bali 16 5 21 0 0 0 56 28 84 72 33 105
2 RSUD Bangli 17 8 25 0 0 0 75 103 178 92 111 203
3 RS BMC 5 6 11 0 0 0 4 11 15 9 17 26
Total Rumah Sakit 38 19 57 0 0 0 135 142 277 173 161 334
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)a 55 24 79 0 0 0 149 173 322 204 197 401
Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTALTENAGA PENDIDIK
TENAGA DUKUNGAN
MANAJEMEN
TABEL 17
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH %
1 2 3 4
1 PBI APBN 57.932 25,5
2 PBI APBD 119.706 52,7
177.638 78,2
1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 51.108 22,5
2Pekerja Bukan Penerima Upah
(PBPU)/mandiri24.117 10,6
3 Bukan Pekerja (BP) 3.955 1,7
79.180 34,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 256.818 113,0
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NON PBI
SUB JUMLAH PBI
SUB JUMLAH NON PBI
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN
NO JENIS KEPESERTAANPESERTA JAMINAN KESEHATAN
PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAHYG MEMANFAATKAN DANA
DESA UNTUK KESEHATAN%
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 2 2 100,0
2 Bangli Utara 3 3 100,0
3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0
4 Tembuku II 2 2 100,0
5 Susut Susut I 5 5 100,0
6 Susut II 4 4 100,0
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0
8 Kintamani II 7 7 100,0
9 Kintamani III 14 14 100,0
10 Kintamani IV 6 6 100,0
11 Kintamani V 4 4 100,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 68 68 100,0
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
TABEL 18
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA
TABEL 19
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA Rp181.939.950.089,67 78,35
a. Belanja Langsung Rp72.793.245.089,02 31,35
b. Belanja Tidak Langsung Rp84.514.714.469,65 36,39
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp24.631.990.531,00 10,61
- DAK fisik Rp14.510.990.531,00 6,25
1. Reguler Rp12.046.275.531,00 5,19
2. Penugasan Rp2.464.715.000,00 1,06
3. Afirmasi
- DAK non fisik Rp10.121.000.000,00 4,36
1. BOK Rp8.999.000.000,00 3,88
2. Akreditasi Rp538.000.000,00 0,23
3. Jampersal Rp499.000.000,00 0,21
4. Distribusi Obat dan E-Logistic Rp85.000.000,00 0,04
2 APBD PROVINSI Rp0,00 0,00
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK
3 APBN : Rp0,00 0,00
a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Rp0,00 0,00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN*
BLUD Rp50.284.842.499,96 21,65
Rp232.224.792.589,63
Rp1.360.106.465.044,43
17,1
Rp147.710.078.119,98
Sumber: -Sub Bagian Program, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
TABEL 20
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 161 1 162 162 0 162 323 1 324
2 Bangli Utara 182 0 182 150 1 151 332 1 333
3 Tembuku Tembuku I 116 0 116 123 0 123 239 0 239
4 Tembuku II 150 0 150 113 0 113 263 0 263
5 Susut Susut I 159 1 160 151 1 152 310 2 312
6 Susut II 150 2 152 142 1 143 292 3 295
7 Kintamani Kintamani I 156 1 157 159 2 161 315 3 318
8 Kintamani II 180 1 181 118 3 121 298 4 302
9 Kintamani III 95 0 95 86 3 89 181 3 184
10 Kintamani IV 86 1 87 112 0 112 198 1 199
11 Kintamani V 161 2 163 174 1 175 335 3 338
12 Kintamani VI 94 1 95 82 1 83 176 2 178
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.690 10 1.700 1.572 13 1.585 3.262 23 3.285
5,9 8,2 7,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP + MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
TABEL 21
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 323 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 332 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
3 Tembuku Tembuku I 239 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2
4 Tembuku II 263 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
5 Susut Susut I 310 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
6 Susut II 292 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 315 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 298 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 181 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 198 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
11 Kintamani V 335 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 176 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.262 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 2 5 0 4 2 6
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 184
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR
HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
TABEL 22
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
PERDARAHAN
HIPERTENSI
DALAM
KEHAMILAN
INFEKSI
GANGGUAN
SISTEM
PEREDARAN
DARAH *
GANGGUAN
METABOLIK** LAIN-LAIN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 1 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 2
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 1
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 1
6 Susut II 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 1
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 5
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENYEBAB KEMATIAN IBU
TABEL 23
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Bangli Bangli 319 327 102,5 303 95,0 304 323 106,3 323 106,3 323 106,3 300 98,7 319 104,9 323 106,3
2 Bangli Utara 369 337 91,3 310 84,0 349 331 94,8 331 94,8 330 94,6 306 87,7 323 92,6 330 94,6
3 Tembuku Tembuku I 291 278 95,5 233 80,1 278 237 85,3 237 85,3 237 85,3 230 82,7 233 83,8 237 85,3
4 Tembuku II 319 292 91,5 251 78,7 304 261 85,9 261 85,9 261 85,9 258 84,9 258 84,9 261 85,9
5 Susut Susut I 365 339 92,9 273 74,8 346 309 89,3 309 89,3 309 89,3 298 86,1 295 85,3 309 89,3
6 Susut II 299 323 108,0 285 95,3 285 294 103,2 294 103,2 290 101,8 285 100,0 280 98,2 290 101,8
7 Kintamani Kintamani I 392 364 92,9 305 77,8 370 312 84,3 312 84,3 312 84,3 310 83,8 291 78,6 291 78,6
8 Kintamani II 348 324 93,1 263 75,6 330 298 90,3 298 90,3 298 90,3 298 90,3 288 87,3 296 89,7
9 Kintamani III 201 200 99,5 170 84,6 197 183 92,9 183 92,9 183 92,9 183 92,9 185 93,9 183 92,9
10 Kintamani IV 218 233 106,9 182 83,5 212 199 93,9 199 93,9 199 93,9 199 93,9 183 86,3 198 93,4
11 Kintamani V 349 357 102,3 304 87,1 333 336 100,9 336 100,9 336 100,9 330 99,1 325 97,6 336 100,9
12 Kintamani VI 216 191 88,4 149 69,0 211 175 82,9 175 82,9 175 82,9 175 82,9 162 76,8 175 82,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 3.565 96,7 3.028 82,1 3.519 3.258 92,6 3.258 92,6 3.253 92,4 3.172 90,1 3.142 89,3 3.229 91,8
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAH
KF3K1 K4*NO
PERSALINAN DI
FASYANKES**KF1 KF2
KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
TABEL 24
CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Bangli Bangli 319 5 1,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 146 45,8 146 45,8
2 Bangli Utara 369 0 0,0 0 0,0 0 0,0 240 65,0 270 73,2 510 138,2
3 Tembuku Tembuku I 291 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 279 95,9 279 95,9
4 Tembuku II 319 0 0,0 0 0,0 0 0,0 76 23,8 170 53,3 246 77,1
5 Susut Susut I 365 0 0,0 0 0,0 0 0,0 168 46,0 230 63,0 398 109,0
6 Susut II 299 0 0,0 0 0,0 0 0,0 101 33,8 219 73,2 320 107,0
7 Kintamani Kintamani I 392 0 0,0 0 0,0 0 0,0 66 16,8 299 76,3 365 93,1
8 Kintamani II 348 0 0,0 0 0,0 0 0,0 71 20,4 172 49,4 243 69,8
9 Kintamani III 201 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 7,0 14 7,0
10 Kintamani IV 218 0 0,0 0 0,0 0 0,0 69 31,7 140 64,2 209 95,9
11 Kintamani V 349 0 0,0 0 0,0 0 0,0 111 31,8 246 70,5 357 102,3
12 Kintamani VI 216 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 191 88,4 191 88,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 5 0,1 0 0,0 0 0,0 902 24,5 2.376 64,5 3.278 88,9
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
JUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL
TABEL 25
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Bangli Bangli 3.728 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 Bangli Utara 3.180 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 2.937 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II 2.693 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 3.300 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II 3.527 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 3.224 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 2.344 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 2.999 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 1.815 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 2.779 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 1.933 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 34.459 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH WUS
TIDAK HAMIL
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL
TABEL 26
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Bangli Bangli 4.047 5 0,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 146 3,6
2 Bangli Utara 3.549 0 0,0 0 0,0 0 0,0 240 6,8 270 7,6
3 Tembuku Tembuku I 3.228 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 279 8,6
4 Tembuku II 3.012 0 0,0 0 0,0 0 0,0 76 2,5 170 5,6
5 Susut Susut I 3.665 0 0,0 0 0,0 0 0,0 168 4,6 230 6,3
6 Susut II 3.826 0 0,0 0 0,0 0 0,0 101 2,6 219 5,7
7 Kintamani Kintamani I 3.616 0 0,0 0 0,0 0 0,0 66 1,8 299 8,3
8 Kintamani II 2.692 0 0,0 0 0,0 0 0,0 71 2,6 172 6,4
9 Kintamani III 3.200 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 0,4
10 Kintamani IV 2.033 0 0,0 0 0,0 0 0,0 69 3,4 140 6,9
11 Kintamani V 3.128 0 0,0 0 0,0 0 0,0 111 3,5 246 7,9
12 Kintamani VI 2.149 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 191 8,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 38.145 5 0,0 0 0,0 0 0,0 902 2,4 2.376 6,2
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI Td PADA WUS
TABEL 27
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
TTD (90 TABLET)
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 319 315 98,7
2 Bangli Utara 369 310 84,0
3 Tembuku Tembuku I 291 291 100,0
4 Tembuku II 319 252 79,0
5 Susut Susut I 365 365 100,0
6 Susut II 299 299 100,0
7 Kintamani Kintamani I 392 345 88,0
8 Kintamani II 348 264 75,9
9 Kintamani III 201 190 94,5
10 Kintamani IV 218 197 90,4
11 Kintamani V 349 312 89,4
12 Kintamani VI 216 179 82,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 3.319 90,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
KECAMATANJUMLAH IBU
HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 28
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 4.352 62 1,9 936 28,7 162 5,0 1.895 58,1 9 0,3 156 4,8 30 0,9 3.259 74,9
2 Bangli Utara 4.601 82 1,9 1.857 43,7 240 5,6 1.658 39,0 101 2,4 163 3,8 46 1,1 4.248 92,3
3 Tembuku Tembuku I 3.251 11 0,4 1.126 38,8 173 6,0 1.326 45,7 30 1,0 78 2,7 130 4,5 2.904 89,3
4 Tembuku II 2.696 29 1,2 1.107 47,0 339 14,4 698 29,6 7 0,3 73 3,1 97 4,1 2.357 87,4
5 Susut Susut I 3.818 36 1,0 1.627 45,1 222 6,2 1.522 42,2 25 0,7 81 2,2 71 2,0 3.609 94,5
6 Susut II 3.902 26 0,7 1.296 34,8 159 4,3 2.088 56,0 2 0,1 92 2,5 64 1,7 3.729 95,6
7 Kintamani Kintamani I 3.638 53 1,7 1.124 36,7 142 4,6 1.542 50,4 40 1,3 60 2,0 59 1,9 3.060 84,1
8 Kintamani II 2.749 53 2,1 1.020 40,7 423 16,9 556 22,2 55 2,2 171 6,8 174 6,9 2.507 91,2
9 Kintamani III 2.535 29 1,1 1.033 39,6 228 8,7 1.049 40,2 47 1,8 96 3,7 81 3,1 2.610 103,0
10 Kintamani IV 1.890 32 1,8 1.050 58,7 109 6,1 349 19,5 24 1,3 56 3,1 144 8,1 1.788 94,6
11 Kintamani V 2.774 0 0,0 1.015 48,6 152 7,3 690 33,0 17 0,8 90 4,3 107 5,1 2.088 75,3
12 Kintamani VI 2.434 36 2,2 497 30,7 119 7,4 840 51,9 5 0,3 73 4,5 43 2,7 1.618 66,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 38.640 449 1,3 13.688 41,0 2.468 7,4 14.213 42,5 362 1,1 1.189 3,6 1.046 3,1 33.415 86,5
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH
PUS
PESERTA KB AKTIF
TABEL 29
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 304 2 3,6 16 29,1 1 1,8 18 32,7 0 0,0 15 27,3 3 5,5 55 18,1
2 Bangli Utara 349 0 0,0 130 81,3 2 1,3 12 7,5 0 0,0 16 10,0 0 0,0 160 45,8
3 Tembuku Tembuku I 278 3 4,7 26 40,6 9 14,1 15 23,4 0 0,0 9 14,1 2 3,1 64 23,0
4 Tembuku II 304 3 20,0 9 60,0 3 20,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 4,9
5 Susut Susut I 346 0 0,0 26 57,8 8 17,8 10 22,2 0 0,0 1 2,2 0 0,0 45 13,0
6 Susut II 285 0 0,0 213 94,7 0 0,0 11 4,9 0 0,0 1 0,4 0 0,0 225 78,9
7 Kintamani Kintamani I 370 1 1,7 30 50,0 4 6,7 20 33,3 0 0,0 0 0,0 5 8,3 60 16,2
8 Kintamani II 330 3 2,4 87 68,5 12 9,4 25 19,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 127 38,5
9 Kintamani III 197 5 3,6 72 52,6 11 8,0 36 26,3 0 0,0 13 9,5 0 0,0 137 69,5
10 Kintamani IV 212 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 333 2 1,5 72 53,7 15 11,2 30 22,4 0 0,0 0 0,0 15 11,2 134 40,2
12 Kintamani VI 211 5 3,4 72 49,3 9 6,2 46 31,5 0 0,0 11 7,5 3 2,1 146 69,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.519 24 2,1 753 64,5 74 6,3 223 19,1 0 0,0 66 5,7 28 2,4 1.168 33,2
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH IBU
BERSALIN
PESERTA KB PASCA PERSALINAN
TABEL 30
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bangli Bangli 319 64 24 37,6 161 162 323 24 24 48 20 82,8 23 94,7 43 88,8
2 Bangli Utara 369 74 37 50,1 183 150 333 27 23 50 13 47,4 13 57,8 26 52,1
3 Tembuku Tembuku I 291 58 74 127,1 116 123 239 17 18 36 11 63,2 13 70,5 24 66,9
4 Tembuku II 319 64 52 81,5 150 113 263 23 17 39 7 31,1 6 35,4 13 33,0
5 Susut Susut I 365 73 13 17,8 159 151 310 24 23 47 9 37,7 7 30,9 16 34,4
6 Susut II 299 60 14 23,4 149 142 291 22 21 44 8 35,8 9 42,3 17 38,9
7 Kintamani Kintamani I 392 78 65 82,9 156 159 315 23 24 47 4 17,1 11 46,1 15 31,7
8 Kintamani II 348 70 50 71,8 180 118 298 27 18 45 8 29,6 5 28,2 13 29,1
9 Kintamani III 201 40 18 44,8 95 86 181 14 13 27 8 56,1 3 23,3 11 40,5
10 Kintamani IV 218 44 11 25,2 86 112 198 13 17 30 1 7,8 0 0,0 1 3,4
11 Kintamani V 349 70 9 12,9 161 174 335 24 26 50 2 8,3 3 11,5 5 10,0
12 Kintamani VI 216 43 22 50,9 94 82 176 14 12 26 9 63,8 6 48,8 15 56,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 737 389 52,8 1.690 1.572 3.262 254 236 489 100 39,4 99 42,0 199 40,7
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
L + PL P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUP
PERKIRAAN
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
TABEL 31
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
BAYIa ANAK
BALITA
JUMLAH
TOTALBAYI
a ANAK
BALITA
JUMLAH
TOTALBAYI
a ANAK
BALITA
JUMLAH
TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 2 2 0 2 2 2 0 2 4 4 0 4
3 Tembuku Tembuku I 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3
4 Tembuku II 1 1 0 1 2 2 0 2 3 3 0 3
5 Susut Susut I 2 3 0 3 2 3 0 3 4 6 0 6
6 Susut II 2 2 1 3 3 3 0 3 5 5 1 6
7 Kintamani Kintamani I 1 3 0 3 3 4 0 4 4 7 0 7
8 Kintamani II 0 1 0 1 0 2 0 2 0 3 0 3
9 Kintamani III 1 1 0 1 2 2 0 2 3 3 0 3
10 Kintamani IV 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 16 1 17 16 20 0 20 28 36 1 37
7,1 9,5 0,6 10,1 10,2 12,7 0,0 12,7 8,6 11,0 0,3 11,3
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BALITA BALITA BALITA
NEONATAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
NEONATAL NEONATAL
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KEMATIAN
TABEL 32
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 2 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 Kintamani Kintamani I 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 5 0 0 11 3 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 1
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
BBLR ASFIKSIA
TETANUS
NEONAT
ORUM
SEPSIS KELAINAN
BAWAAN
LAIN-
LAIN
PNEUMO
NIADIARE MALARIA TETANUS CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
KELAINAN
SARAF
KELAINAN
SALURAN
CERNA
LAIN-LAINPNEUMO
NIADIARE MALARIA
TABEL 33
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 161 162 323 161 100,0 162 100,0 323 100,0 6 3,7 6 3,7 12 3,7
2 Bangli Utara 183 150 333 183 100,0 150 100,0 333 100,0 7 3,8 11 7,3 18 5,4
3 Tembuku Tembuku I 116 123 239 116 100,0 123 100,0 239 100,0 6 5,2 7 5,7 13 5,4
4 Tembuku II 150 113 263 150 100,0 113 100,0 263 100,0 4 2,7 3 2,7 7 2,7
5 Susut Susut I 159 151 310 159 100,0 151 100,0 310 100,0 10 6,3 9 6,0 19 6,1
6 Susut II 149 142 291 149 100,0 142 100,0 291 100,0 5 3,4 7 4,9 12 4,1
7 Kintamani Kintamani I 156 159 315 156 100,0 159 100,0 315 100,0 5 3,2 11 6,9 16 5,1
8 Kintamani II 180 118 298 180 100,0 118 100,0 298 100,0 8 4,4 5 4,2 13 4,4
9 Kintamani III 95 86 181 95 100,0 86 100,0 181 100,0 4 4,2 3 3,5 7 3,9
10 Kintamani IV 86 112 198 86 100,0 112 100,0 198 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 161 174 335 161 100,0 174 100,0 335 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 94 82 176 94 100,0 82 100,0 176 100,0 4 4,3 2 2,4 6 3,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.690 1.572 3.262 1.690 100,0 1.572 100,0 3.262 100,0 59 3,5 64 4,1 123 3,8
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
TABEL 34
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 161 162 323 161 100,0 162 100,0 323 100,0 155 96,3 166 102,5 321 99,4
2 Bangli Utara 183 150 333 183 100,0 150 100,0 333 100,0 174 95,1 140 93,3 314 94,3
3 Tembuku Tembuku I 116 123 239 116 100,0 123 100,0 239 100,0 110 94,8 110 89,4 220 92,1
4 Tembuku II 150 113 263 150 100,0 113 100,0 263 100,0 147 98,0 110 97,3 257 97,7
5 Susut Susut I 159 151 310 159 100,0 151 100,0 310 100,0 154 96,9 139 92,1 293 94,5
6 Susut II 149 142 291 149 100,0 142 100,0 291 100,0 145 97,3 136 95,8 281 96,6
7 Kintamani Kintamani I 156 159 315 156 100,0 159 100,0 315 100,0 148 94,9 147 92,5 295 93,7
8 Kintamani II 180 118 298 180 100,0 118 100,0 298 100,0 167 92,8 109 92,4 276 92,6
9 Kintamani III 95 86 181 95 100,0 86 100,0 181 100,0 91 95,8 82 95,3 173 95,6
10 Kintamani IV 86 112 198 86 100,0 112 100,0 198 100,0 78 90,7 110 98,2 188 94,9
11 Kintamani V 161 174 335 161 100,0 174 100,0 335 100,0 161 100,0 155 89,1 316 94,3
12 Kintamani VI 94 82 176 94 100,0 82 100,0 176 100,0 95 101,1 78 95,1 173 98,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.690 1.572 3.262 1.690 100,0 1.572 100,0 3.262 100,0 1.625 96,2 1.482 94,3 3.107 95,2
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"
JUMLAH LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
L
TABEL 35
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 323 235 72,8 306 257 84,0
2 Bangli Utara 333 190 57,1 305 276 90,5
3 Tembuku Tembuku I 239 127 53,1 242 218 90,1
4 Tembuku II 263 160 60,8 263 240 91,3
5 Susut Susut I 310 185 59,7 298 248 83,2
6 Susut II 291 175 60,1 289 246 85,1
7 Kintamani Kintamani I 315 185 58,7 303 255 84,2
8 Kintamani II 298 152 51,0 277 268 96,8
9 Kintamani III 181 33 18,2 193 176 91,2
10 Kintamani IV 198 48 24,2 186 163 87,6
11 Kintamani V 335 297 88,7 328 301 91,8
12 Kintamani VI 176 61 34,7 174 161 92,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.262 1.848 56,7 3.164 2.809 88,8
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
JUMLAHMENDAPAT IMD
BAYI USIA < 6 BULAN
JUMLAH
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DIBERI ASI EKSKLUSIF
BAYI BARU LAHIR
TABEL 36
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 131 148 279 171 130,5 138 93,2 309 110,8
2 Bangli Utara 149 173 322 188 126,2 172 99,4 360 111,8
3 Tembuku Tembuku I 128 126 254 143 111,7 104 82,5 247 97,2
4 Tembuku II 141 138 279 155 109,9 106 76,8 261 93,5
5 Susut Susut I 146 173 319 173 118,5 134 77,5 307 96,2
6 Susut II 132 129 261 183 138,6 166 128,7 349 133,7
7 Kintamani Kintamani I 155 187 342 203 131,0 217 116,0 420 122,8
8 Kintamani II 144 160 304 160 111,1 130 81,3 290 95,4
9 Kintamani III 88 87 175 98 111,4 105 120,7 203 116,0
10 Kintamani IV 96 95 191 154 160,4 166 174,7 320 167,5
11 Kintamani V 145 161 306 168 115,9 172 106,8 340 111,1
12 Kintamani VI 95 95 190 85 89,5 87 91,6 172 90,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.550 1.672 3.222 1.881 121,4 1.697 101 3.578 111,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 37
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 4 4 100,0
2 Bangli Utara 5 5 100,0
3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0
4 Tembuku II 2 2 100,0
5 Susut Susut I 5 5 100,0
6 Susut II 4 4 100,0
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0
8 Kintamani II 7 7 100,0
9 Kintamani III 14 14 100,0
10 Kintamani IV 6 6 100,0
11 Kintamani V 4 4 100,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 72 72 100,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KELURAHAN
UCINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN
UCI
TABEL 38
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Bangli Bangli 149 173 322 253 169,8 228 131,8 481 149,4 2 1,3 4 2,3 6 1,9 270 181,2 240 138,7 510 158,4
2 Bangli Utara 131 148 279 180 137,4 190 128,4 370 132,6 2 1,5 1 0,7 3 1,1 158 120,6 159 107,4 317 113,6
3 Tembuku Tembuku I 128 126 254 134 104,7 133 105,6 267 105,1 6 4,7 5 4,0 11 4,3 161 125,8 157 124,6 318 125,2
4 Tembuku II 141 138 279 137 97,2 104 75,4 241 86,4 10 7,1 9 6,5 19 6,8 147 104,3 113 81,9 260 93,2
5 Susut Susut I 146 173 319 141 96,6 142 82,1 283 88,7 18 12,3 18 10,4 36 11,3 158 108,2 156 90,2 314 98,4
6 Susut II 132 129 261 146 110,6 139 107,8 285 109,2 4 3,0 3 2,3 7 2,7 150 113,6 136 105,4 286 109,6
7 Kintamani Kintamani I 155 187 342 185 119,4 167 89,3 352 102,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 168 108,4 156 83,4 324 94,7
8 Kintamani II 144 160 304 133 92,4 118 73,8 251 82,6 35 24,3 29 18,1 64 21,1 167 116,0 144 90,0 311 102,3
9 Kintamani III 88 87 175 81 92,0 90 103,4 171 97,7 12 13,6 14 16,1 26 14,9 94 106,8 112 128,7 206 117,7
10 Kintamani IV 96 95 191 76 79,2 108 113,7 184 96,3 3 3,1 4 4,2 7 3,7 78 81,3 111 116,8 189 99,0
11 Kintamani V 145 161 306 169 116,6 188 116,8 357 116,7 26 17,9 12 7,5 38 12,4 196 135,2 199 123,6 395 129,1
12 Kintamani VI 95 95 190 92 96,8 80 84,2 172 90,5 3 3,2 2 2,1 5 2,6 95 100,0 81 85,3 176 92,6
101
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.550 1.672 3.222 1.727 111,4 1.687 100,9 3.414 106,0 121 7,8 202 12,1 222 6,9 1.842 118,8 1.764 105,5 3.606 111,9
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASSURVIVAL INFANT
BAYI DIIMUNISASI
HB0BCG
< 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L + PP L + P L P L + P L
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Bangli Bangli 131 148 279 237 180,9 210 141,9 447 160,2 237 180,9 210 141,9 447 160,2 209 159,5 205 138,5 414 148,4 209 159,5 205 138,5 414 148,4
2 Bangli Utara 149 173 322 146 98,0 136 78,6 282 87,6 135 90,6 118 68,2 253 78,6 138 92,6 141 81,5 279 86,6 138 92,6 141 81,5 279 86,6
3 Tembuku Tembuku I 128 126 254 172 134,4 165 131,0 337 132,7 173 135,2 164 130,2 337 132,7 173 135,2 138 109,5 311 122,4 173 135,2 138 109,5 311 122,4
4 Tembuku II 141 138 279 155 109,9 112 81,2 267 95,7 155 109,9 111 80,4 266 95,3 157 111,3 119 86,2 276 98,9 157 111,3 119 86,2 276 98,9
5 Susut Susut I 146 173 319 156 106,8 144 83,2 300 94,0 151 103,4 144 83,2 295 92,5 175 119,9 143 82,7 318 99,7 175 119,9 143 82,7 318 99,7
6 Susut II 132 129 261 163 123,5 122 94,6 285 109,2 163 123,5 122 94,6 285 109,2 162 122,7 132 102,3 294 112,6 162 122,7 132 102,3 294 112,6
7 Kintamani Kintamani I 155 187 342 169 109,0 141 75,4 310 90,6 142 91,6 116 62,0 258 75,4 185 119,4 145 77,5 330 96,5 185 119,4 145 77,5 330 96,5
8 Kintamani II 144 160 304 160 111,1 147 91,9 307 101,0 145 100,7 135 84,4 280 92,1 157 109,0 137 85,6 294 96,7 157 109,0 137 85,6 294 96,7
9 Kintamani III 88 87 175 95 108,0 115 132,2 210 120,0 97 110,2 115 132,2 212 121,1 90 102,3 111 127,6 201 114,9 90 102,3 111 127,6 201 114,9
10 Kintamani IV 96 95 191 78 81,3 101 106,3 179 93,7 78 81,3 101 106,3 179 93,7 94 97,9 89 93,7 183 95,8 93 96,9 89 93,7 182 95,3
11 Kintamani V 145 161 306 155 106,9 169 105,0 324 105,9 144 99,3 149 92,5 293 95,8 137 94,5 163 101,2 300 98,0 137 94,5 163 101,2 300 98,0
12 Kintamani VI 95 95 190 89 93,7 82 86,3 171 90,0 89 93,7 82 86,3 171 90,0 93 97,9 96 101,1 189 99,5 93 97,9 96 101,1 189 99,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.550 1.672 3.222 1.775 114,5 1.644 98,3 3.419 106,1 1.709 110,3 1.567 93,7 3.276 101,7 1.770 114,2 1.619 96,8 3.389 105,2 1.769 114,1 1.619 96,8 3.388 105,2
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan:
*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3
MR = measles rubella
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L P L + PL P L + PL + P L P L + P L P
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
BADUTA DIIMUNISASI
DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 154 165 319 121 78,6 127 77,0 248 77,7 117 76,0 126 76,4 243 76,2
2 Bangli Utara 137 147 284 119 86,9 110 74,8 229 80,6 99 72,3 92 62,6 191 67,3
3 Tembuku Tembuku I 116 125 241 156 134,5 149 119,2 305 126,6 194 167,2 195 156,0 389 161,4
4 Tembuku II 132 143 275 148 112,1 119 83,2 267 97,1 149 112,9 122 85,3 271 98,5
5 Susut Susut I 153 164 317 149 97,4 131 79,9 280 88,3 151 98,7 134 81,7 285 89,9
6 Susut II 126 135 261 143 113,5 114 84,4 257 98,5 150 119,0 126 93,3 276 105,7
7 Kintamani Kintamani I 179 194 373 133 74,3 142 73,2 275 73,7 132 73,7 132 68,0 264 70,8
8 Kintamani II 153 165 318 134 87,6 102 61,8 236 74,2 97 63,4 53 32,1 150 47,2
9 Kintamani III 92 100 192 80 87,0 83 83,0 163 84,9 77 83,7 89 89,0 166 86,5
10 Kintamani IV 90 97 187 88 97,8 82 84,5 170 90,9 94 104,4 81 83,5 175 93,6
11 Kintamani V 145 156 301 102 70,3 114 73,1 216 71,8 74 51,0 95 60,9 169 56,1
12 Kintamani VI 91 99 190 116 127,5 102 103,0 218 114,7 129 141,8 102 103,0 231 121,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.568 1.690 3.258 1.489 95,0 1.375 81,4 2.864 87,9 1.463 93,3 1.347 79,7 2.810 86,2
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BADUTA
L P
TABEL 41
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 382 380 99,5 1.012 1.004 99,2 1.394 1.384 99,3
2 Bangli Utara 285 285 100,0 1.262 1.262 100,0 1.547 1.547 100,0
3 Tembuku Tembuku I 316 316 100,0 1.041 1.041 100,0 1.357 1.357 100,0
4 Tembuku II 257 257 100,0 1.056 1.056 100,0 1.313 1.313 100,0
5 Susut Susut I 310 309 99,7 1.254 1.254 100,0 1.564 1.563 99,9
6 Susut II 288 288 100,0 1.145 1.131 98,8 1.433 1.419 99,0
7 Kintamani Kintamani I 267 267 100,0 1.177 1.177 100,0 1.444 1.444 100,0
8 Kintamani II 267 256 95,9 1.224 1.224 100,0 1.491 1.480 99,3
9 Kintamani III 204 204 100,0 937 934 99,7 1.141 1.138 99,7
10 Kintamani IV 319 319 100,0 743 743 100,0 1.062 1.062 100,0
11 Kintamani V 291 291 100,0 1.033 1.033 100,0 1.324 1.324 100,0
12 Kintamani VI 204 204 100,0 814 814 100,0 1.018 1.018 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.390 3.376 99,6 12.698 12.673 99,8 16.088 16.049 99,8
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
JUMLAH BAYIMENDAPAT VIT A
JUMLAH MENDAPAT VIT A
JUMLAH MENDAPAT VIT A
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
TABEL 42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 725 767 1.492 701 96,7 631 82,3 1.332 89,3
2 Bangli Utara 804 771 1.575 780 97,0 703 91,2 1.483 94,2
3 Tembuku Tembuku I 546 583 1.129 566 103,7 501 85,9 1.067 94,5
4 Tembuku II 488 555 1.043 699 143,2 686 123,6 1.385 132,8
5 Susut Susut I 677 639 1.316 997 147,3 928 145,2 1.925 146,3
6 Susut II 677 667 1.344 759 112,1 629 94,3 1.388 103,3
7 Kintamani Kintamani I 616 641 1.257 641 104,1 607 94,7 1.248 99,3
8 Kintamani II 500 463 963 630 126,0 571 123,3 1.201 124,7
9 Kintamani III 553 341 894 398 72,0 395 115,8 793 88,7
10 Kintamani IV 351 328 679 1.063 302,8 990 301,8 2.053 100,0
11 Kintamani V 497 474 971 478 96,2 493 104,0 971 100,0
12 Kintamani VI 441 417 858 354 80,3 307 73,6 661 77,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.875 6.646 13.521 8.066 117,3 7.441 112,0 15.507 114,7
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM "cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar"
Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
+ Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BALITA
USIA 12-59 BULAN
PELAYANAN KESEHATAN BALITA*
L P L + P
TABEL 43
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 724 691 1.415 569 558 1.127 78,6 80,8 79,6
2 Bangli Utara 791 726 1.517 621 565 1.186 78,5 77,8 78,2
3 Tembuku Tembuku I 680 588 1.268 589 506 1.095 86,6 86,1 86,4
4 Tembuku II 716 597 1.313 581 508 1.089 81,1 85,1 82,9
5 Susut Susut I 787 745 1.532 629 597 1.226 79,9 80,1 80,0
6 Susut II 783 667 1.450 595 506 1.101 76,0 75,9 75,9
7 Kintamani Kintamani I 771 717 1.488 577 541 1.118 74,8 75,5 75,1
8 Kintamani II 766 697 1.463 666 601 1.267 86,9 86,2 86,6
9 Kintamani III 638 512 1.150 533 378 911 83,5 73,8 79,2
10 Kintamani IV 512 490 1.002 472 448 920 92,2 91,4 91,8
11 Kintamani V 699 720 1.419 546 565 1.111 78,1 78,5 78,3
12 Kintamani VI 512 469 981 403 386 789 78,7 82,3 80,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 8.379 7.619 15.998 6.781 6.159 12.940 80,9 80,8 80,9
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
BALITA
TABEL 44
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 1.386 19 1,4 1.386 81 5,8 1.386 5 0,4
2 Bangli Utara 108 8 7,4 108 15 13,9 108 3 2,8
3 Tembuku Tembuku I 30 3 10,0 30 3 10,0 30 2 6,7
4 Tembuku II 838 45 5,4 838 183 21,8 838 34 4,1
5 Susut Susut I 1.220 55 4,5 1.220 201 16,5 1.220 37 3,0
6 Susut II 1.049 36 3,4 1.049 386 36,8 1.049 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 941 71 7,5 941 282 30,0 941 31 3,3
8 Kintamani II 646 55 8,5 646 146 22,6 646 82 12,7
9 Kintamani III 14 0 0,0 14 4 28,6 14 0 0,0
10 Kintamani IV 37 0 0,0 37 15 40,5 37 6 16,2
11 Kintamani V 717 51 7,1 717 83 11,6 717 19 2,6
12 Kintamani VI 626 29 4,6 626 107 17,1 626 12 1,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 7.612 372 4,9 7.612 1.506 19,8 7.612 231 3,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
BALITA PENDEK (TB/U)JUMLAH
BALITA
0-59 BULAN
YANG DIUKUR
TINGGI BADAN
BALITA KURUS (BB/TB)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BALITA
0-59 BULAN
YANG
DITIMBANG
BALITA GIZI KURANG
(BB/U)JUMLAH BALITA
0-59 BULAN
YANG DIUKUR
TINGGI BADAN
TABEL 45
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH
PESERTA
DIDIK
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
%
JUMLAH
PESERTA
DIDIK
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
%
JUMLAH
PESERTA
DIDIK
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
% JUMLAH
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
% JUMLAHMENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
% JUMLAHMENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
% JUMLAHMENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Bangli Bangli 372 372 100,0 232 232 100,0 593 503 84,8 618 618 100,0 17 17 100,0 1 1 100,0 3 3 100,0
2 Bangli Utara 378 378 100,0 763 763 100,0 851 851 100,0 2.256 2.194 97,3 17 17 100,0 6 6 100,0 5 5 100,0
3 Tembuku Tembuku I 288 284 98,6 244 241 98,8 474 458 96,6 2.417 2.400 99,3 17 17 100,0 2 2 100,0 3 3 100,0
4 Tembuku II 285 285 100,0 304 304 100,0 0 0 0,0 2.861 2.736 95,6 12 12 100,0 3 3 100,0 1 0 0,0
5 Susut Susut I 289 288 99,7 117 116 99,1 0 0 0,0 2.268 755 33,3 15 15 100,0 3 2 66,7 0 0 0,0
6 Susut II 325 325 100,0 455 455 100,0 410 410 100,0 2.351 2.023 86,0 15 15 100,0 2 2 100,0 3 3 100,0
7 Kintamani Kintamani I 344 339 98,5 479 479 100,0 0 0 0,0 3.705 231 6,2 15 15 100,0 2 2 100,0 0 0 0,0
8 Kintamani II 273 267 97,8 262 253 96,6 286 271 94,8 2.613 2.036 77,9 13 13 100,0 3 3 100,0 1 1 100,0
9 Kintamani III 216 216 100,0 204 204 100,0 62 62 100,0 1.446 1.230 85,1 14 14 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0
10 Kintamani IV 186 186 100,0 52 52 100,0 0 0 0,0 1.313 1.244 94,7 10 10 100,0 1 1 100,0 0 0 0,0
11 Kintamani V 438 438 100,0 367 367 100,0 158 158 100,0 3.620 1.195 33,0 11 11 100,0 4 4 100,0 1 1 100,0
12 Kintamani VI 219 215 98,2 219 213 97,3 338 323 95,6 1.899 1.820 95,8 9 9 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.613 3.593 99,4 3.698 3.679 99,5 3.172 3.036 95,7 27.367 18.482 67,5 165 165 100,0 30 29 96,7 19 18 94,7
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019
SD/MI SMP/MTS SMA/MA
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SEKOLAHPESERTA DIDIK SEKOLAH
USIA PENDIDIKAN DASAR*KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA
TABEL 46
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
TUMPATAN GIGI
TETAP
PENCABUTAN
GIGI TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN
JUMLAH KASUS
GIGI
JUMLAH KASUS
DIRUJUK
% KASUS
DIRUJUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 4 23 0,2 1.315 12 0,9
2 Bangli Utara 0 17 0,0 263 7 2,7
3 Tembuku Tembuku I 37 12 3,1 340 1 0,3
4 Tembuku II 0 80 0,0 256 12 4,7
5 Susut Susut I 60 250 0,2 1.338 36 2,7
6 Susut II 0 57 0,0 899 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 3 66 0,0 1.487 0 0,0
8 Kintamani II 14 54 0,3 373 3 0,8
9 Kintamani III 0 14 0,0 153 0 0,0
10 Kintamani IV 21 41 0,5 424 9 2,1
11 Kintamani V 0 33 0,0 174 1 0,6
12 Kintamani VI 0 76 0,0 947 8 0,8
JUMLAH (KAB/ KOTA) 139 723 0,2 7.969 89 1,1
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
NO PUSKESMASKECAMATAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TABEL 47
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Bangli Bangli 17 17 100,0 17 100,0 1.357 1.287 2.644 195 14,4 192 14,9 387 14,6 60 90 150 44 73,3 72 80,0 116 77,3
2 Bangli Utara 17 6 35,3 17 100,0 200 188 388 250 125,0 138 73,4 388 100,0 228 108 336 53 23,2 27 25,0 80 23,8
3 Tembuku Tembuku I 17 17 100,0 17 100,0 859 832 1.691 842 98,0 815 98,0 1.657 98,0 228 140 368 143 62,7 126 90,0 269 73,1
4 Tembuku II 12 12 100,0 12 100,0 955 940 1.895 896 93,8 890 94,7 1.786 94,2 202 205 407 202 100,0 205 100,0 407 100,0
5 Susut Susut I 15 15 100,0 15 100,0 1.406 1.356 2.762 385 27,4 482 35,5 867 31,4 103 89 192 6 5,8 5 5,6 11 5,7
6 Susut II 15 15 100,0 15 100,0 970 917 1.887 319 32,9 314 34,2 633 33,5 64 78 142 64 100,0 78 100,0 142 100,0
7 Kintamani Kintamani I 15 15 100,0 15 100,0 1.229 1.093 2.322 143 11,6 106 9,7 249 10,7 267 224 491 102 38,2 99 44,2 201 40,9
8 Kintamani II 13 13 100,0 13 100,0 977 866 1.843 929 95,1 844 97,5 1.773 96,2 350 303 653 54 15,4 41 13,5 95 14,5
9 Kintamani III 14 14 100,0 14 100,0 754 692 1.446 357 47,3 291 42,1 648 44,8 300 246 546 27 9,0 37 15,0 64 11,7
10 Kintamani IV 10 10 100,0 10 100,0 582 552 1.134 541 93,0 524 94,9 1.065 93,9 37 68 105 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 11 11 100,0 11 100,0 1.293 1.228 2.521 678 52,4 672 54,7 1.350 53,6 194 150 344 85 43,8 70 46,7 155 45,1
12 Kintamani VI 9 9 100,0 9 100,0 639 611 1.250 759 118,8 718 117,5 1.477 118,2 258 205 463 138 53,5 138 67,3 276 59,6
JUMLAH (KAB/ KOTA) 165 154 93,3 165 100,0 11.221 10.562 21.783 6.294 56,1 5.986 56,7 12.280 56,4 2.291 1.906 4.197 918 40,1 898 47,1 1.816 43,3
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
%
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
TABEL 48
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 7.751 7.600 15.351 1.988 25,6 3.144 41,4 5.132 33,4 118 5,9 151 4,8 269 5,2
2 Bangli Utara 7.473 7.477 14.950 2.278 30,5 2.853 38,2 5.131 34,3 709 31,1 695 24,4 1.404 27,4
3 Tembuku Tembuku I 6.280 6.215 12.495 3.651 58,1 4.019 64,7 7.670 61,4 432 11,8 501 12,5 933 12,2
4 Tembuku II 4.259 4.205 8.464 1.617 38,0 1.980 47,1 3.597 42,5 528 32,7 473 23,9 1.001 27,8
5 Susut Susut I 7.242 6.819 14.061 5.206 71,9 5.999 88,0 11.205 79,7 968 18,6 1.160 19,3 2.128 19,0
6 Susut II 6.387 6.622 13.009 3.040 47,6 4.420 66,7 7.460 57,3 1.029 33,8 1.212 27,4 2.241 30,0
7 Kintamani Kintamani I 7.106 7.025 14.131 1.358 19,1 3.401 48,4 4.759 33,7 403 29,7 1.096 32,2 1.499 31,5
8 Kintamani II 4.290 4.147 8.437 1.853 43,2 3.681 88,8 5.534 65,6 161 8,7 225 6,1 386 7,0
9 Kintamani III 5.471 5.345 10.816 2.300 42,0 3.093 57,9 5.393 49,9 284 12,3 298 9,6 582 10,8
10 Kintamani IV 3.683 3.262 6.945 1.417 38,5 1.644 50,4 3.061 44,1 224 15,8 412 25,1 636 20,8
11 Kintamani V 5.014 4.732 9.746 912 18,2 940 19,9 1.852 19,0 98 10,7 87 9,3 185 10,0
12 Kintamani VI 4.383 4.371 8.754 2.483 56,7 3.283 75,1 5.766 65,9 555 22,4 643 19,6 1.198 20,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 69.339 67.820 137.159 28.103 40,5 38.457 56,7 66.560 48,5 5.509 19,6 6.953 18,1 12.462 18,7
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN
TABEL 49
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 2.183 3.048 5.231 2.045 93,7 2.442 80,1 4.487 85,8
2 Bangli Utara 2.454 2.180 4.634 1.674 68,2 1.430 65,6 3.104 67,0
3 Tembuku Tembuku I 2.542 2.708 5.250 2.059 81,0 2.312 85,4 4.371 83,3
4 Tembuku II 1.349 1.396 2.745 1.349 100,0 1.396 100,0 2.745 100,0
5 Susut Susut I 1.858 1.668 3.526 1.829 98,4 1.668 100,0 3.497 99,2
6 Susut II 1.689 1.736 3.425 1.580 93,5 1.542 88,8 3.122 91,2
7 Kintamani Kintamani I 1.301 1.241 2.542 1.301 100,0 1.241 100,0 2.542 100,0
8 Kintamani II 1.065 969 2.034 1.065 100,0 969 100,0 2.034 100,0
9 Kintamani III 668 804 1.472 668 100,0 804 100,0 1.472 100,0
10 Kintamani IV 834 1.668 2.502 834 100,0 1.528 91,6 2.362 94,4
11 Kintamani V 2.245 2.577 4.822 1.669 74,3 1.654 64,2 3.323 68,9
12 Kintamani VI 1.141 1.178 2.319 1.141 100,0 1.178 100,0 2.319 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 19.329 21.173 40.502 17.214 89,1 18.164 85,8 35.378 87,3
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
JUMLAH MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR
USIA LANJUT (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 50
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
MELAKSANAKAN
KELAS IBU HAMIL
MELAKSANAKAN
ORIENTASI P4K
MELAKSANAKAN
KEGIATAN
KESEHATAN REMAJA
MELAKSANAKAN
PENJARINGAN
KESEHATAN KELAS 1
MELAKSANAKAN
PENJARINGAN
KESEHATAN KELAS 7
DAN 10
MELAKSANAKAN
PENJARINGAN
KESEHATAN KELAS 1,
7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli V V V V V V
2 Bangli Utara V V V V V V
3 Tembuku Tembuku I V V V V V V
4 Tembuku II V V V V V V
5 Susut Susut I V V V V V V
6 Susut II V V V V V V
7 Kintamani Kintamani I V V V V V V
8 Kintamani II V V V V V V
9 Kintamani III V V V V V V
10 Kintamani IV V V V V V V
11 Kintamani V V V V V V V
12 Kintamani VI V V V V V V
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 12 12 12 12 12 12
PERSENTASE 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019catatan: diisi dengan tanda "V"
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUSKESMAS
TABEL 51
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bangli Bangli 26 5 55,6 4 44,4 9 0
2 Bangli Utara 21 3 75,0 1 25,0 4 0
3 Tembuku Tembuku I 56 6 54,5 5 45,5 11 0
4 Tembuku II 40 4 100,0 0 0,0 4 0
5 Susut Susut I 66 11 78,6 3 21,4 14 0
6 Susut II 58 7 58,3 5 41,7 12 0
7 Kintamani Kintamani I 58 6 100,0 0 0,0 6 0
8 Kintamani II 45 4 80,0 1 20,0 5 0
9 Kintamani III 27 0 0,0 0 0,0 0 0
10 Kintamani IV 26 0 0,0 2 100,0 2 0
11 Kintamani V 33 13 72,2 5 27,8 18 0
12 Kintamani VI 39 2 66,7 1 33,3 3 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 495 61 69,3 27 30,7 88 0
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 495
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 100,0
CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 39
PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2019 533
CASE DETECTION RATE (%) 16,5
0,0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSISJUMLAH TERDUGA
TUBERKULOSIS YANG
MENDAPATKAN
PELAYANAN SESUAI
STANDAR
KASUS
TUBERKULOSIS
ANAK 0-14 TAHUN
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%)
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 52
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Bangli Bangli 1 0 1 3 2 5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 100,0 2 100,0 5 100,0 3 100,0 2 100,0 5 100,0 0 0,0
2 Bangli Utara 5 2 7 6 4 10 2 40,0 0 0,0 2 28,6 4 66,7 4 100,0 8 80,0 6 100,0 4 100,0 10 100,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 3 3 6 3 4 7 3 100,0 2 66,7 5 83,3 0 0,0 2 50,0 2 28,6 3 100,0 4 100,0 7 100,0 0 0,0
4 Tembuku II 3 1 4 5 2 7 2 66,7 1 100,0 3 75,0 3 60,0 1 50,0 4 57,1 5 100,0 2 100,0 7 100,0 0 0,0
5 Susut Susut I 5 2 7 7 2 9 3 60,0 1 50,0 4 57,1 4 57,1 1 50,0 5 55,6 7 100,0 2 100,0 9 100,0 0 0,0
6 Susut II 0 1 1 1 1 2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0 2 100,0 1 100,0 1 100,0 2 100,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 4 2 6 6 3 9 3 75,0 2 100,0 5 83,3 3 50,0 1 33,3 4 44,4 6 100,0 3 100,0 9 100,0 0 0,0
8 Kintamani II 4 0 4 4 1 5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 100,0 1 100,0 5 100,0 4 100,0 1 100,0 5 100,0 0 0,0
9 Kintamani III 1 0 1 1 0 1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0
10 Kintamani IV 1 0 1 1 0 1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0
11 Kintamani V 3 1 4 3 1 4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 100,0 1 100,0 4 100,0 3 100,0 1 100,0 4 100,0 0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 1 2 3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 2 100,0 3 100,0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 12 42 41 22 63 13 43,3 6 50,0 19 45,2 28 68,3 16 72,7 44 69,8 41 100,0 22 100,0 63 100,0 0 0,0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI
JUMLAH KASUS
TUBERKULOSIS PARU
TERKONFIRMASI
BAKTERIOLOGIS YANG
TERDAFTAR DAN
DIOBATI*)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH SEMUA KASUS
TUBERKULOSIS
TERDAFTAR DAN
DIOBATI*)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS
PARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS
PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUAN
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS
RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
JUMLAH
KEMATIAN
SELAMA
PENGOBATAN
TUBERKULOSISLAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
TABEL 53
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L P L P L + P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 2.495 236 216 91,5 249 0 0 0 0 0 0 0 0,0 22 24
2 Bangli Utara 2.662 79 79 100,0 266 3 1 0 0 3 1 4 1,5 42 54
3 Tembuku Tembuku I 1.912 472 464 98,3 191 6 1 0 0 6 1 7 3,7 196 203
4 Tembuku II 1.961 342 342 100,0 196 3 2 0 0 3 2 5 2,5 239 208
5 Susut Susut I 2.381 327 302 92,4 238 6 6 0 0 6 6 12 5,0 103 76
6 Susut II 2.257 185 185 100,0 226 11 10 0 0 11 10 21 9,3 135 116
7 Kintamani Kintamani I 2.320 910 910 100,0 232 12 0 1 2 13 2 15 6,5 340 248
8 Kintamani II 1.789 0 0 0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 62 59
9 Kintamani III 1.650 103 102 99,0 165 0 0 0 0 0 0 0 0,0 145 116
10 Kintamani IV 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0 0
11 Kintamani V 1.499 760 716 94,2 150 0 0 0 0 0 0 0 0,0 468 439
12 Kintamani VI 1.401 109 108 99,1 140 2 0 0 0 2 0 2 1,4 43 60
JUMLAH (KAB/KOTA) 22.327 3.523 3.424 97,2 2.054 43 20 1 2 44 22 66 3,2 1.795 1.603
Prevalensi pneumonia pada balita (%) 0,3
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 10
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 83,3%
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan:
DIBERIKAN
TATALAKSANA
STANDAR (DIHITUNG
NAPAS / LIHAT
TDDK*)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
JUMLAH
KUNJUNGAN
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS
PERSENTASE
YANG
DIBERIKAN
TATALAKSANA
STANDAR
JUMLAH BALITA
PERKIRAAN
PNEUMONIA
BALITA
PNEUMONIA PNEUMONIA
BERATJUMLAH
%
BATUK BUKAN PNEUMONIA
TABEL 54
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+PPROPORSI KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,0
5 25 - 49 TAHUN 12 3 15 93,8
6 ≥ 50 TAHUN 1 0 1 6,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 3 16
PROPORSI JENIS KELAMIN 81,3 18,8
Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 3936
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 3034
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 77,1
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
NO KELOMPOK UMUR
H I V
TABEL 55
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 20,0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0,0 2 1 3 60,0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 20,0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 4 1 5 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 80,0 20,0 0,0 0,0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
NO KELOMPOK UMUR
KASUS BARU AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDSKASUS KUMULATIF AIDS
TABEL 56
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
SEMUA
UMURBALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Bangli Bangli 25.271 682 252 114 16,7 29 11,5 114 100,0 29 100,0 29 100,0
2 Bangli Utara 26.669 720 266 108 15,0 26 9,8 108 100,0 26 100,0 26 100,0
3 Tembuku Tembuku I 19.091 515 190 196 38,0 59 31,0 196 100,0 59 100,0 59 100,0
4 Tembuku II 15.999 432 176 313 72,5 72 40,9 313 100,0 72 100,0 72 100,0
5 Susut Susut I 22.253 601 222 212 35,3 48 21,6 212 100,0 48 100,0 48 100,0
6 Susut II 22.717 613 227 309 50,4 57 25,2 309 100,0 57 100,0 57 100,0
7 Kintamani Kintamani I 21.256 574 212 443 77,2 110 51,9 443 100,0 110 100,0 110 100,0
8 Kintamani II 16.318 441 162 379 86,0 25 15,4 379 100,0 25 100,0 25 100,0
9 Kintamani III 15.133 409 151 294 72,0 80 53,1 294 100,0 80 100,0 80 100,0
10 Kintamani IV 11.547 312 114 158 50,7 54 47,2 158 100,0 54 100,0 54 100,0
11 Kintamani V 16.476 445 164 427 96,0 105 64,1 427 100,0 105 100,0 105 100,0
12 Kintamani VI 14.570 393 145 248 63,0 61 42,2 248 100,0 61 100,0 61 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 227.300 6.137 2.280 3.201 52,2 726 31,8 3.201 100,0 726 100,0 726 100,0
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
PENDUDUK
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH TARGET
PENEMUAN
DIAREDILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
BALITASEMUA UMUR SEMUA UMUR BALITABALITA
TABEL 57
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 0 0 0 2 0 2 2 0 2
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 1 3 2 1 3
PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 66,7 33,3 66,7 33,3
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,7 0,9 1,3
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS BARU
TABEL 58
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
TAHUN
DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Bangli Bangli 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0
2 Bangli Utara 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
4 Tembuku II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
5 Susut Susut I 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
6 Susut II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
8 Kintamani II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
9 Kintamani III 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
10 Kintamani IV 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
11 Kintamani V 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
12 Kintamani VI 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 100,0 0 0,0 0 0,0 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 0,0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA ANAK
<15 TAHUNCACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA
KUSTA
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
TABEL 59
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 0 0 0 2 0 2 2 0 2
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 1 3 2 1 3
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,1
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERDAFTAR
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 60
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
KUSTA (PB)
TAHUN 2018 TAHUN 2017
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 100,0 0 0,0 1 100,0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 0,0 0 0,0 1 0,0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 0,0 0 0,0 1 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 0 3 3 100,0 0 0,0 3 100,0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan :
a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
KUSTA (MB)
L P L + P L P L + P
RFT MBNO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa RFT PB
PENDERITA MBb
TABEL 61
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Bangli Bangli 5.408 0
2 Bangli Utara 5.767 0
3 Tembuku Tembuku I 3.683 0
4 Tembuku II 4.217 0
5 Susut Susut I 4.062 1
6 Susut II 5.079 0
7 Kintamani Kintamani I 5.993 0
8 Kintamani II 4.287 0
9 Kintamani III 3.053 0
10 Kintamani IV 2.300 0
11 Kintamani V 5.248 0
12 Kintamani VI 2.743 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 51.840 1
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,9
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 62
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3
CASE FATALITY RATE (%) 0,0 0,0
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0,9 0,4 1,3
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUS
HEPATITIS B
JUMLAH KASUSMENINGGAL
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS NEONATORUMSUSPEK CAMPAKPERTUSIS
TABEL 63
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 1 1 100,0
2 Bangli Utara 0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 1 1 100,0
4 Tembuku II 1 1 100,0
5 Susut Susut I 1 1 100,0
6 Susut II 0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0,0
8 Kintamani II 0 0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0,0
10 Kintamani IV 0 0 0,0
11 Kintamani V 1 1 100,0
12 Kintamani VI 0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
TABEL 64
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 AFP 1 1 19/01/2019 19/01/2019 ######## 1 1 1 0 506 373 879 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0
2 Rabies 1 1 25/02/19 25/02/19 30/02/2019 1 1 1 1 1 125 133 258 0,8 0,0 0,4 100,0 0,0 ####
3 keracunan makanan 3 3 11/03/19 11/03/19 11/03/19 6 12 18 5 1 4 5 2 1 0 0 0 198 202 400 3,0 5,9 4,5 0,0 0,0 0,0
30/08/19 30/08/19 30/08/19 15 10 25 2 2 21 0 0 0 56 44 100 26,8 22,7 25,0 0,0 0,0 0,0
12/11/19 12/11/19 12/11/19 15 6 21 4 15 2 0 0 0 23 23 46 65,2 26,1 45,7 0,0 0,0 0,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
JUMLA
H KEC
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KEL
CFR (%)
2019
NOJENIS KEJADIAN
LUAR BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH
PENDERITA
JUMLAH
KEMATIAN
JUMLAH
PENDUDUK
TERANCAM
TABEL 65
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 25 22 47 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Bangli Utara 28 21 49 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 12 15 27 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Tembuku II 8 4 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Susut Susut I 8 9 17 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Susut II 11 7 18 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 15 6 21 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 Kintamani II 7 5 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Kintamani III 3 2 5 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 Kintamani IV 1 3 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Kintamani V 7 2 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Kintamani VI 6 3 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 131 99 230 0 0 0 0,0 0,0 0,0
ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK 57,6 43,6 101,2
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
TABEL 66
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
MIKROSKOPIS
RAPID
DIAGNOSTIC
TEST (RDT)
TOTAL L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bangli Bangli 9 9 0 9 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Bangli Utara 2 2 0 2 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Susut II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 0 11 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
%
PENGOBATA
N STANDAR
MENINGGAL CFR
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
MALARIA
SUSPEK
KONFIRMASI LABORATORIUM% KONFIRMASI
LABORATORIU
M
POSITIF
PENGOBATA
N STANDAR
TABEL 67
PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA KRONIS FILARIASIS
KASUS KRONIS TAHUN
SEBELUMNYA
KASUS KRONIS BARU
DITEMUKANKASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
JUMLAH SELURUH KASUS
KRONIS
TABEL 68
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 2.634 2.584 5.218 337 12,8 424 16,4 761 14,6
2 Bangli Utara 2.547 2.549 5.096 930 36,5 805 31,6 1.735 34,0
3 Tembuku Tembuku I 2.140 2.119 4.259 974 45,5 1.274 60,1 2.248 52,8
4 Tembuku II 1.451 1.433 2.884 388 26,7 316 22,1 704 24,4
5 Susut Susut I 2.468 2.325 4.793 772 31,3 940 40,4 1.712 35,7
6 Susut II 2.176 2.258 4.434 195 9,0 299 13,2 494 11,1
7 Kintamani Kintamani I 2.422 2.395 4.817 943 38,9 1.976 82,5 2.919 60,6
8 Kintamani II 1.461 1.414 2.875 474 32,4 671 47,5 1.145 39,8
9 Kintamani III 1.864 1.822 3.686 313 16,8 328 18,0 641 17,4
10 Kintamani IV 1.254 1.112 2.366 126 10,0 206 18,5 332 14,0
11 Kintamani V 1.708 1.613 3.321 802 47,0 724 44,9 1.526 46,0
12 Kintamani VI 1.493 1.490 2.983 375 25,1 336 22,6 711 23,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 23.618 23.114 46.732 6.629 28,1 8.299 35,9 14.928 31,9
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI
BERUSIA ≥ 15 TAHUN
TABEL 69
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 311 183 58,8
2 Bangli Utara 302 104 34,4
3 Tembuku Tembuku I 253 150 59,3
4 Tembuku II 172 215 125,0
5 Susut Susut I 284 274 96,5
6 Susut II 263 167 63,5
7 Kintamani Kintamani I 286 462 161,5
8 Kintamani II 169 177 104,7
9 Kintamani III 219 166 75,8
10 Kintamani IV 142 50 35,2
11 Kintamani V 198 86 43,4
12 Kintamani VI 178 283 159,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.777 2.317 83,4
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN
PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDARJUMLAH PENDERITA
DM
TABEL 70
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Bangli Bangli 1 5.757 123 2,1 0 0,0 0 0,0 1 0,8
2 Bangli Utara 1 3.204 214 6,7 14 6,5 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 1 2.549 133 5,2 2 1,5 0 0,0 3 2,3
4 Tembuku II 1 2.595 81 3,1 2 2,5 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 1 3.089 135 4,4 13 9,6 0 0,0 4 3,0
6 Susut II 1 2.825 131 4,6 25 19,1 0 0,0 1 0,8
7 Kintamani Kintamani I 1 2.946 238 8,1 13 5,5 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 1 1.730 120 6,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 1 3.228 204 6,3 17 8,3 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 1 1.643 58 3,5 6 10,3 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 1 2.356 75 3,2 7 9,3 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 1 1.916 215 11,2 4 1,9 1 0,5 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 33.838 1.727 5,1 103 6,0 1 0,1 9 0,5
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
* diisi dengan checklist (V)
TUMOR/BENJOLANCURIGA KANKERNO KECAMATAN PUSKESMAS
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN
KEGIATAN DETEKSI DINI
IVA & SADANIS*
PEREMPUAN
USIA 30-50
TAHUN
PEMERIKSAAN LEHER
RAHIM DAN PAYUDARAIVA POSITIF
TABEL 71
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH %1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 73 39 53,4
2 Bangli Utara 77 48 62,3
3 Tembuku Tembuku I 67 37 55,2
4 Tembuku II 57 45 78,9
5 Susut Susut I 69 51 73,9
6 Susut II 66 37 56,1
7 Kintamani Kintamani I 52 51 98,1
8 Kintamani II 49 29 59,2
9 Kintamani III 48 23 47,9
10 Kintamani IV 37 15 40,5
11 Kintamani V 44 26 59,1
12 Kintamani VI 43 25 58,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 682 426 62,5
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATANSASARAN ODGJ BERAT
TABEL 72
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH
SARANA AIR
MINUM DI IKL
%
JUMLAH SARANA
AIR MINUM DGN
RISIKO RENDAH+
SEDANG
%
JUMLAH
SARANA AIR
MINUM DIAMBIL
SAMPEL
%
JUMLAH
SARANA AIR
MINUM
MEMENUHI
SYARAT
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 7 7 100,0 7 100,0 1 14,3 1 100,0
2 Bangli Utara 1.181 34 2,9 34 100,0 15 1,3 15 100,0
3 Tembuku Tembuku I 44 24 54,5 24 100,0 24 54,5 16 66,7
4 Tembuku II 536 14 2,6 14 100,0 10 1,9 10 100,0
5 Susut Susut I 96 58 60,4 58 100,0 30 31,3 27 90,0
6 Susut II 37 24 64,9 24 100,0 24 64,9 24 100,0
7 Kintamani Kintamani I 1.473 23 1,6 23 100,0 23 1,6 15 65,2
8 Kintamani II 192 32 16,7 32 100,0 32 16,7 27 84,4
9 Kintamani III 86 59 68,6 43 72,9 26 30,2 17 65,4
10 Kintamani IV 2.589 49 1,9 49 100,0 16 0,6 6 37,5
11 Kintamani V 2.994 20 0,7 20 100,0 8 0,3 3 37,5
12 Kintamani VI 2.400 50 2,1 50 100,0 47 2,0 19 40,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.635 394 3,4 378 95,9 256 2,2 180 70,3
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019
NO KECAMATAN
JUMLAH
SARANA AIR
MINUM
PUSKESMAS
PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN
TABEL 73
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 7.576 4 333 0 0 7.813 7.243 7.576 100,0
2 Bangli Utara 6.903 345 1.382 0 0 5.404 5.404 6.786 98,3
3 Tembuku Tembuku I 6.251 165 662 0 0 5.566 5.566 6.228 99,6
4 Tembuku II 4.899 341 1.365 19 77 3.372 3.372 4.814 98,3
5 Susut Susut I 6.562 300 1.202 1 1 5.278 5.278 6.481 98,8
6 Susut II 6.703 119 478 188 752 5.290 5.290 6.520 97,3
7 Kintamani Kintamani I 5.638 54 206 0 0 3.395 3.395 3.601 63,9
8 Kintamani II 6.020 114 457 10 42 4.929 4.929 5.428 90,2
9 Kintamani III 4.372 12 48 0 0 3.854 3.854 3.902 89,2
10 Kintamani IV 3.583 138 552 0 0 1.967 1.967 2.519 70,3
11 Kintamani V 4.781 55 217 0 0 2.551 2.551 2.768 57,9
12 Kintamani VI 3.456 69 278 1 2 3.055 3.055 3.335 96,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 66.744 1.716 7.180 219 874 52.474 51.904 59.958 89,8
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019
PUSKESMAS JUMLAH KKJUMLAH
KK
PENGGUNA
JUMLAH
SARANA
JUMLAH
KK
PENGGUNA
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
SHARING/KOMUNALJAMBAN SEHAT SEMI
PERMANEN (JSSP)
JAMBAN SEHAT PERMANEN
(JSP)KELUARGA DENGAN
AKSES TERHADAP
FASILITAS SANITASI YANG
LAYAK (JAMBAN SEHAT)JUMLAH
SARANA
JUMLAH
KK
PENGGUNA
JUMLAH
SARANA
NO KECAMATAN
TABEL 74
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bangli Bangli 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0
2 Bangli Utara 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0 2 50,0 0 0,0
4 Tembuku II 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 7 7 100,0 1 14,3 0 0,0
9 Kintamani III 14 14 100,0 6 42,9 0 0,0
10 Kintamani IV 6 6 100,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0 3 33,3 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 72 72 100,0 12 16,7 0 0,0
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019
* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
TABEL 75
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
SD/MI SMP/MTs SMA/MAPUSKESM
AS
RUMAH
SAKIT
UMUM
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 25 26 27
1 Bangli Bangli 17 1 3 1 3 63 3 91 15 88,2 1 100,0 3 100,0 1 100,0 3 100,0 63 100,0 1,0 33,3 87,0 95,6
2 Bangli Utara 17 6 5 1 0 48 5 82 17 100,0 6 100,0 5 100,0 1 100,0 0 0,0 48 100,0 0,0 0,0 77,0 93,9
3 Tembuku Tembuku I 17 2 3 1 0 66 4 93 17 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 0 0,0 66 100,0 0,0 0,0 89,0 95,7
4 Tembuku II 12 3 1 1 0 100 3 120 12 100,0 3 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 89 89,0 1,0 33,3 107,0 89,2
5 Susut Susut I 15 3 0 1 0 77 2 98 15 100,0 3 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 77 100,0 0,0 0,0 96,0 98,0
6 Susut II 15 2 3 1 0 58 2 81 15 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 0 0,0 58 100,0 0,0 0,0 79,0 97,5
7 Kintamani Kintamani I 15 2 0 1 0 37 3 58 15 100,0 2 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 37 100,0 0,0 0,0 55,0 94,8
8 Kintamani II 13 3 1 1 0 157 0 175 13 100,0 2 66,7 1 100,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1,0 0,0 18,0 10,3
9 Kintamani III 14 2 1 1 0 86 1 105 14 100,0 2 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 86 100,0 0,0 0,0 104,0 99,0
10 Kintamani IV 10 1 0 1 0 117 2 131 9 90,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 117 100,0 0,0 0,0 128,0 97,7
11 Kintamani V 11 4 1 1 0 26 0 43 8 72,7 2 50,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 26 100,0 0,0 0,0 38,0 88,4
12 Kintamani VI 9 1 1 1 0 67 4 83 9 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 67 100,0 0,0 0,0 79,0 95,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 165 30 19 12 3 902 29 1.160 159 96,4 27 90,0 19 100,0 12 100,0 3 100,0 734 81,4 3,0 10,3 957 82,5
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019
JUMLAH TOTALJUMLAH
TTU
YANG
ADA
SMP/MTsTEMPAT IBADAH
PUSKESMASSD/MI
TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
TEMPAT
IBADAHPASAR
SMA/MA
SARANA KESEHATAN
RUMAH SAKIT
UMUM
PASAR
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 76
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Bangli Bangli 0 31 1 131 163 0 0,0 6 19,4 1 100,0 41 31,3
2 Bangli Utara 1 0 1 140 142 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 2,9
3 Tembuku Tembuku I 0 4 0 167 171 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 7,8
4 Tembuku II 0 0 0 149 149 0 0,0 0 0,0 0 0,0 8 5,4
5 Susut Susut I 0 0 0 152 152 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 7,9
6 Susut II 0 0 0 130 130 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1,5
7 Kintamani Kintamani I 0 50 0 145 195 0 0,0 6 12,0 0 0,0 10 6,9
8 Kintamani II 0 0 0 89 89 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 4,5
9 Kintamani III 0 0 0 67 67 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 4,5
10 Kintamani IV 0 5 0 136 141 0 0,0 3 60,0 0 0,0 5 3,7
11 Kintamani V 1 0 0 285 286 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 180 180 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 10,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 90 2 1.771 1.865 0 0,0 15 16,7 1 50,0 120 6,8
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN DEPOT AIR MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANAN/KANTIN/SENT
RA MAKANAN JAJANAN
PUSKESMAS
TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/REST
ORAN
DEPOT AIR
MINUM (DAM)
MAKANAN
JAJANAN/
KANTIN/
SENTRA
MAKANAN
JAJANAN
JUMLAH TPM
YANG ADA
JASA BOGARUMAH MAKAN/
RESTORAN
TABEL 77
L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 1 1 0 0 1 100 1 100
6 Susut II 0 1 1 0 0 1 100 1 100
7 Kintamani Kintamani I 1 0 1 1 100 0 0 1 100
8 Kintamani II 1 0 1 1 100 0 0 1 100
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 1 0 1 1 100 0 0 1 100
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 2 5 3 100 2 100 5 100
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil
KABUPATEN BANGLI
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
TAHUN 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BALITA GIZI BURUK
JUMLAH DITEMUKANMENDAPAT PERAWATAN
L P L+P
JUMLAH
TABEL 78
RUMAH TANGGA
DENGAN GARAM
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 20 18 90,0
2 Bangli Utara 20 18 90,0
3 Tembuku Tembuku I 20 20 100,0
4 Tembuku II 20 14 70,0
5 Susut Susut I 20 17 85,0
6 Susut II 20 20 100,0
7 Kintamani Kintamani I 30 20 66,7
8 Kintamani II 30 26 86,7
9 Kintamani III 30 28 93,3
10 Kintamani IV 30 30 100,0
11 Kintamani V 30 22 73,3
12 Kintamani VI 30 13 43,3
300 246 82,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil
KECAMATAN
JUMLAH
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENGKONSUMSI GARAM BERYODIUM MENJURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI BALI
TAHUN 2019
NO PUSKESMAS
KONSUMSI GARAM BERYODIUM
DIPERIKSA %
TABEL 79
JUMLAH IBU HAMIL % IBU HAMIL KEK
KEK YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 24 24 100,0
2 Bangli Utara 12 12 100,0
3 Tembuku Tembuku I 17 17 100,0
4 Tembuku II 21 21 100,0
5 Susut Susut I 20 20 100,0
6 Susut II 3 3 100,0
7 Kintamani Kintamani I 39 39 100,0
8 Kintamani II 11 11 100,0
9 Kintamani III 9 9 100,0
10 kintamani IV 0 0 0,0
11 Kintamani V 14 14 100,0
12 Kintamani VI 15 15 100,0
185 185 100,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil
PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENDAPAT PMT MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH IBU HAMIL
KEK
TABEL 80
JUMLAH BALITA KURUS % BALITA KURUS
YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 3 3 100,0
2 Bangli Utara 0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0,0
4 Tembuku II 1 1 100,0
5 Susut Susut I 23 23 100,0
6 Susut II 6 6 100,0
7 Kintamani Kintamani I 4 4 100,0
8 Kintamani II 12 12 100,0
9 Kintamani III 0 0 0,0
10 kintamani IV 0 0 0,0
11 Kintamani V 8 8 100,0
12 Kintamani VI 0 0 0,0
57 57 100,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil
JUMLAH
PERSENTASE BALITA KURUS MENDAPAT PMT, MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
BALITA
TABEL 81
JUMLAH REMAJA PUTRI % REMAJA PUTRI
YANG MENDAPAT TTD YANG MENDAPAT TTD
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 1.481 1.481 100,0
2 Bangli Utara 2.113 2.113 100,0
3 Tembuku Tembuku I 1.044 1.044 100,0
4 Tembuku II 471 471 100,0
5 Susut Susut I 169 169 100,0
6 Susut II 1.239 1.239 100,0
7 Kintamani Kintamani I 618 618 100,0
8 Kintamani II 734 734 100,0
9 Kintamani III 421 421 100,0
10 kintamani IV 107 107 100,0
11 Kintamani V 726 726 100,0
12 Kintamani VI 810 810 100,0
9933 9933 100,0
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil
JUMLAH
PERSENTASE REMAJA PUTRI 12-18 TAHUN YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MENURUT KABUPATEN DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH REMAJA PUTRI
YANG ADA
TABEL 82
JUMLAH IBU HAMIL
DIPERIKSA LILAJUMLAH IBU HAMIL KEK % IBU HAMIL KEK
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 327 24 7,3
2 Bangli Utara 337 12 3,6
3 Tembuku Tembuku I 278 17 6,1
4 Tembuku II 292 21 7,2
5 Susut Susut I 339 20 5,9
6 Susut II 323 3 0,9
7 Kintamani Kintamani I 364 39 10,7
8 Kintamani II 324 11 3,4
9 Kintamani III 200 9 4,5
10 kintamani IV 233 0 0,0
11 Kintamani V 357 14 3,9
12 Kintamani VI 191 15 7,9
3565 185 5,2
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil
JUMLAH
PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PROSENTASE IBU HAMIL KEK
TABEL 83
L P JML L P JML L P JML L % P % JML % L % P % JML % L % P % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 Bangli 16 0 0 16 215 210 425 235 211 446 260 204 464 215 100,0 210 100,0 425 100,0 234 99,6 211 100,0 445 99,8 260 100,0 204 100,0 464 100,0
2 Bangli Utara 18 0 0 18 200 188 388 209 191 400 203 175 378 200 100,0 188 100,0 388 100,0 209 100,0 191 100,0 400 100,0 203 100,0 175 100,0 378 100,0
3 Tembuku I 17 0 0 17 152 136 288 147 140 287 154 131 285 152 100,0 136 100,0 288 100,0 147 100,0 140 100,0 287 100,0 154 100,0 131 100,0 285 100,0
4 Tembuku II 12 0 0 12 152 154 306 151 155 306 145 146 291 152 100,0 154 100,0 306 100,0 151 100,0 155 100,0 306 100,0 145 100,0 146 100,0 291 100,0
5 Susut I 15 0 0 15 137 152 289 172 167 339 148 156 304 137 100,0 152 100,0 289 100,0 171 100,0 167 100,0 338 99,7 148 99,9 156 100,0 304 100,0
6 Susut II 15 0 0 15 164 160 324 156 147 303 155 152 307 164 100,0 160 100,0 324 100,0 156 100,0 147 100,0 303 100,0 155 100,0 152 100,0 307 100,0
7 Kintamani I 15 0 0 15 203 141 344 216 201 417 190 178 368 203 100,0 141 100,0 344 100,0 216 100,0 200 99,5 416 99,8 190 100,0 178 100,0 368 100,0
8 Kintamani II 14 0 0 14 162 141 303 174 164 338 144 151 295 162 100,0 141 100,0 303 100,0 174 100,0 164 100,0 338 100,0 144 100,0 151 100,0 295 100,0
9 Kintamani III 14 0 0 14 108 111 219 122 97 219 120 98 218 108 100,0 111 100,0 219 100,0 122 100,0 97 100,0 219 100,0 120 100,0 98 100,0 218 100,0
10 Kintamani IV 10 0 0 10 95 89 184 91 98 189 92 96 188 95 100,0 89 100,0 184 100,0 91 100,0 98 100,0 189 100,0 92 100,0 96 104,3 188 100,0
11 Kintamani V 11 0 0 11 219 217 436 210 195 405 231 176 407 219 99,5 217 100,0 436 100,0 210 99,8 195 100,0 405 100,0 231 99,9 176 100,0 407 100,0
12 Kintamani VI 9 0 0 9 91 117 208 104 102 206 106 121 227 91 100,0 117 100,0 208 100,0 104 100,0 102 100,0 206 100,0 106 100,0 121 100,0 227 100,0
166 0 0 166 1.898 1.816 3.714 1.987 1.868 3.855 1.948 1.784 3.732 1.898 100,0 1.816 100,0 3.714 100,0 1.985 99,9 1.867 100,0 3.852 99,9 1.948 100,0 1.784 100,0 3.732 100,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019
DT KELAS 1 Td KELAS 2 Td KELAS 5
KABUPATEN
MILAIN
LAINTOTAL
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 5
CAKUPAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH BIAS) DT DAN Td PADA ANAK SEKOLAH KELAS 1, 2 DAN KELAS 5 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
NO. PUSKESMAS
JUMLAH SEKOLAH SASARAN CAPAIAN
SD