P P r r o o f f i i l l K K e e s s e e h h a a t t a a n n 2 2 0 0 1 1 6 6 P P r r o o v v i i n n s s i i K K a a l l i i m m a a n n t t a a n n T T e e n n g g a a h h DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Jalan Yos Sudarso No. 09 Palangka Raya Kode Pos 73111 Telp/Fax (0536) 32288825 / E-mail : [email protected]
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya sehingga buku
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 dapat diselesaikan. Buku Profil
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 ini dapat diselesaikan berkat bantuan
banyak pihak yang terlibat di dalamnya khususnya dalam pengisian data-data yang
diperlukan dalam profil ini. Sumber data dalam penyusunan buku profil ini dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Biro
pemerintahan Setda Provinsi Kalimantan Tengah dan Buku Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2016 serta data dari bidang-bidang di Lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
menunjukan hasil yang cukup bagus. Namun beberapa indikator MDGs dan Renstra yang
belum mencapai target seperti AKI, AKB dan AKABA, prevalensi masalah gizi serta
penanganan masalah TB, Malaria dan HIV/AIDS. Selain itu masalah penyehatan
lingkungan seperti rumah sehat, MTBS, sumber air minum yang layak perlu mendapatkan
perhatian yang serius dari semua komponen yang terlibat, hal ini mengindikasikan perlu
adanya kerja keras dari semua pemangku kebijakan di bidang kesehatan.
Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 ini bertujuan
memberikan informasi dan gambaran tentang derajat kesehatan dan upaya kesehatan
serta hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan gender yang tergambar dalam data tabel, grafik,
peta dan indikator dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Data kesehatan yang terpilah
menurut jenis kelamin dapat dijadikan data pembuka wawasan yang dapat
menggambarkan kondisi, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan
terkait dengan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang
kesehatan. Data yang responsif gender ini juga akan membantu dalam proses
penyusunan rencana dan penganggaran program pembangunan kesehatan di pusat dan
daerah.
Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 ini disajikan dalam
bentuk cetakan dan soft copy (CD) serta dapat diunduh di website
www.dinkeskalteng.go.id Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik
pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat serta
ii
berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Kritik dan saran
kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini,
oleh karena ini saran, kritik serta masukan pemikiran sangat kami harapkan guna
meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kalimantan Tengah di masa mendatang. Kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku profil ini, diucapkan
terima kasih. Harapan kami, semoga profil ini dapat bermanfaat bagi khalayak yang
memerlukan informasi dan dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan acuan untuk
mendukung perencanaan kesehatan yang berdasarkan fakta (evidance based) serta
bahan masukan dalam penyusunan kebijakan program maupun pengambilan keputusan.
Palangka Raya, September 2017
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
dr. Suprastija Budi NIP. 19580802 198803 1 010
iii
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR i
2. DAFTAR ISI iii
3. DAFTAR GAMBAR Vi
4. DAFTAR TABEL ix
5. BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Sistematika Penyajian 3
6. BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 4A. Keadaan Geografis 4B. Kependudukan 7C. Pendidikan 8
7. BAB III SARANA KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN 10A. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 10B. Rumah Sakit 15
1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit 152. Rasio Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit 16
C. Sarana Kefarmasian Dan Alat Kesehatan 161. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan16
2. Ketersediaan Obat dan Vaksin 17D. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat 18
1. Posyandu menurut Strata 182. Pos Kesehatan Desa 193. Desa Siaga 20
E. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk 21F. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit 22
1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
22
2. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS/Gross Death Rate (GDR)
23
3. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death Rate (NDR)
23
4. Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR) 245. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien/Average Length of
Stay (ALOS)25
6. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati / Turn Of Interval (TOI)
25
8. BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN 26
9. BAB V KESEHATAN IBU DAN ANAK 28A. Kesehatan Ibu 28
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 292. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 33
iv
3. Cakupan Pelayanan Nifas 364. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas 375. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe 376. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 487. Angka Kematian Ibu (AKI) 408. Pelayanan Keluarga Berencana 42
B. Kesehatan Anak 451. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 462. Penanganan Komplikasi Neonatal 473. Kunjungan Neonatus 484. Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif 505. Pelayanan Kesehatan Bayi 526. Imunisasi 537. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi 588. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita 599. Cakupan Penimbangan Baduta di Posyandu (D/S) 6010. Pelayanan Kesehatan Anak Balita 6211. Penjaringan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat 6312. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 6513. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut 6714. Angka Kematian Bayi (AKB) 67
C. Status Gizi 701. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 702. Balita Bawah Garis Merah (BGM) 72
10. BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
74
A. Pengendalian Penyakit 741. Penyakit Menular 742. Penyakit Tidak Menular 91
B. Kesehatan Lingkungan 941. Persentase Rumah Sehat 952. Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak 963. Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban
sehat)99
4. Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
101
5. Persentase Tempat-tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
103
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 10311. BAB VII TENAGA KESEHATAN 106
A. Jumlah Tenaga Kesehatan 1071. Tenaga Kesehatan di Puskesmas 1072. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit 108
B. Rasio Tenaga Kesehatan1. Dokter spesialis2. Dokter Umum3. Dokter Gigi4. Bidan
109109109109110
v
5. Perawat6. Apoteker7. Sarjana Kesehatan Masyarakat8. Tenaga Sanitarian9. Tenaga Gizi10.Keterapian Fisik11.Keterapian Medis
110110110111111111111
12. BAB VII PENUTUP 11213. LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 2.1 Peta Provinsi Kalimantan Tengah 62 Gambar 2.2 Persentase Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Penduduk
Berumur 10 Tahun keatas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
9
3 Gambar 3.1 Jumlah Puskesmas Tahun 2009 – 2016 12
4 Gambar 3.2 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
13
5 Gambar 3.3 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Tahun 2011 – 2016 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
14
6 Gambar 3.4 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
20
7 Gambar 3.5 Distribusi Desa/Kelurahan dan Desa Siaga di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
21
8 Gambar 5.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2016 Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
30
9 Gambar 5.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Tahun 2016 Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
31
10 Gambar 5.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2016
32
11 Gambar 5.4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 – 2016
34
12 Gambar 5.5 Cakupan Linakes tahun 2016 di Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
35
13 Gambar 5.6 Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu nifas di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2016
37
14 Gambar 5.7 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2016
38
15. Gambar 5.8 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani di ProvinsiKalimantan tahun 2010 – 2016
39
16 Gambar 5.9 Jumlah Kematian Ibu Maternal di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2008 – 2016
41
17. Gambar 5.10 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB BaruProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
43
18 Gambar 5.11 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
44
19 Gambar 5.12 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009 – 2016
45
20 Gambar 5.13 Perkembangan Kasus BBLR Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 s.d 2016
47
21 Gambar 5.14 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2016
48
22 Gambar 5.15 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut 49
vii
Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 201623 Gambar 5.16 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 201650
24 Gambar 5.17 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Pada Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
51
25 Gambar 5.18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Pada Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
53
26 Gambar 5.19 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
55
27 Gambar 5.20 Perkembangan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 2010 – 2016
56
28 Gambar 5.21 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
57
29 Gambar 5.22 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
58
30 Gambar 5.23 Cakupan Pemberian Kapsul Vit. A pada Balita di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010–2016
60
31 Gambar 5.24 Persentase Baduta di timbang D/S Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
61
32 Gambar 5.25 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tahun 2016
63
33 Gambar 5.26 Cakupan Sekolah Dasar/Setingkat Yang MelaksanakanPenjaringan Siswa SD/Setingkat Kelas 1 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016
64
34 Gambar 5.27 Trend Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2016
66
35 Gambar 5.28 Tren data angka kematian bayi (AKB) Provinsi Kalimantan Tengah 2003 – 2016 Berdasarkan SDKI dan SUPAS 2016
68
36 Gambar 5.29 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kalimantan Tengah Tahun 2016
69
37 Gambar 5.30 Cakupan balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan tahun 2010 – 2016
71
38 Gambar 5.31 Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
73
39 Gambar 6.1 Proporsi Pasien Baru BTA Positif Diantara Semua Kasus TB Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
75
40 Gambar 6.2 Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium Diantara Terduga TB Di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
76
41 Gambar 6.3 Angka CNR Kasus Baru TB BTA+ dan CNR Seluruh Kasus TB Per 100.000 Penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2016
77
42 Gambar 6.4 Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 – 2016
78
43 Gambar 6.5 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
78
44 Gambar 6.6 Perkembangan Jumlah Kasus HIV Positif dan Kasus AIDS 82
viii
di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 - 201645 Gambar 6.7 Proporsi Penderita AIDS Menurut Jenis Kelamin Tahun
2016 Di Provinsi Kalimantan Tengah80
46 Gambar 6.8 Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
81
47 Gambar 6.9 Jumlah Penderita Pnemonia Balita Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2016
82
48 Gambar 6.10 Persentase Kasus Diare yang Ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
83
49 Gambar 6.11 Incidence Rate Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
88
50 Gambar 6.12 Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence/API) Per 1.000 Penduduk Berisiko di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2016
89
51 Gambar 6.13 Situasi Rabies di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2016
90
52 Gambar 6.14 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalinatan Tengah Tahun 2016
95
53 Gambar 6.15 Jumlah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
96
54 Gambar 6.16 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
97
55 Gambar 6.17 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggaraan Air Minum Syarat Kesehatan Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
98
56 Gambar 6.18 Jumlah Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban sehat) Berdasarkan Jenis Sarana Jamban Per Kabupaten/Kota Tahun 2016
100
57 Gambar 6.19 Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
101
58 Gambar 6.20 Jumlah Desa Melaksanakan STBM Per Kabupaten Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
102
59 Gambar 6.21 Trend Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi KalimantanTengah Tahun 2009 s/d 2016
104
60 Gambar 6.22 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi KalimantanTengah Tahun 2016
105
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 2.1 Tabel 1. Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan Tengah 52 Tabel 2.2 Nama Kabupaten/Kota, Ibukota, dan Luas Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Tengah.6
3 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2016
7
4 Tabel 6.1 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Dan Puskesmas dengan Pelayanan PTM Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
91
5 Tabel 6.2 Produk Hukum Tentang Kawasan Tanpa Rokok Provinsi Kalimantan Tengah
92
x
DAFTAR LAMPIRAN
1 Resume Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
2 Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupatenn/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
3 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
4 Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
5 Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
6 Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
7 Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
8 Tabel 7 Kasus TB, Kasus TB Pada Anak, Dan Case Notification Rate(CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupatebn/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
9 Tabel 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru TBA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
10 Tabel 9 Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
10 Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
11 Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
12 Tabel 12 Persentase Donor Darah di Skrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
13 Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
xi
14 Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
15 Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
16 Tabel 16 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
17 Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 2016
18 Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Provinsi Kalimantan Tengah 2016
19 Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
20 Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2016
21 Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
22 Tabel 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
23 Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
24 Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
25 Tabel 24 Pengukuran Tekanan darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
26 Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
27 Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini kanker Leher Rahim dengan Metode IVA Dan Kanker payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
28 Tabel 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
xii
29 Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi Kalimantan Tengah 2016
30 Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
31 Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
32 Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
33 Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
34 Tabel 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
35 Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
36 Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
37 Tabel 36 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
38 Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
39 Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
40 Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
41 Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
42 Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Kalimantan Tengah 2016
43 Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
xiii
44 Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
45 Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
46 Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
47 Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
48 Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
49 Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
50 Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Pusksmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
51 Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
52 Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
53 Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
54 Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehtan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
55 Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
56 Tabel 55 Angka Kematian Pasien Di rumah Sakit Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
57 Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
58 Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tenngah Tahun 2016
59 Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
xiv
Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 201660 Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
61 Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
62 Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Terhadapa Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan Dan Puskesmas Kavbupaten/Kota Provinsi KalimantanTengah Tahun 2016
63 Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis MasyarakatKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
64 Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
65 Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higienis sanitasi Kabupaten/Kota Provinsi Kalimanta Tenmgah Tahun 2016
66 Tabel 65 Tempat Penglolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
67 Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
68 Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
69 Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
70 Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantahn Tengah Tahun 2016
71 Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
72 Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
73 Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
74 Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
75 Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
76 Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
xv
77 Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
78 Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
79 Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
80 Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
81 Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
82 Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Kesehatan sebagai
salah satu SOPD yang bertanggung jawab di bidang Kesehatan berkomitmen untuk
mewujudkan Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
hidup manusia Provinsi Kalimantan Tengah sesuai dengan visi dan misi Gubernur
Kalimantan Tengah. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Efektivitas dan efisiensi serta
pelaksanaan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan strategi
program, pendekatan yang tepat serta sasaran yang jelas. Dukungan data dan
informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat menentukan dalam
pengambilan keputusan dalam menetapkan arah kebijakan dan strategi
pembangunan kesehatan yang tepat.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Selain itu pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan
melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih
lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169
disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sehingga untuk melaksanakan ketentuan pasal 168 ayat 3,
UU no 36 thn 2009 tentang kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Sistem Informasi Kesehatan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI
no 46 tahun 2015.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam bidang kesehatan lebih
menitikberatkan kepada aksestabilitas dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
baik di tingkat Puskesmas dan jaringannya (Pustu, Polindes, Poskesdes) maupun
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 2
rumah sakit. Pandangan kedepan Pemerintah Daerah provinsi Kalimantan Tengah di
bidang kesehatan untuk mencapai tujuan menjadikan masyarakat Kalimantan Tengah
yang sehat dimanifestasikan kedalam Program Pembangunan Kesehatan yang oleh
Gubernur Kalimantan Tengah digagas dan dinamai sebagai “KALTENG BERKAH”
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan adanya
ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan
perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based
diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat
waktu.
Menyikapi serta merespon tujuan mulia untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat Kalimantan Tengah yang baik melalui Program Kalteng Barigas tersebut,
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melakukan langkah-langkah nyata
dengan melakukan Koordinasi, Konsolidasi dan Komunikasi intensif dengan seluruh
pemangku kepentingan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu
dan berkeadilan serta berbasis bukti diperlukan data kesehatan yang baik yang
berbasis fasilitas maupun komunitas yang dikumpulkan secara berkesinambungan
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu media
publikasi data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukup
komprehensif. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah disusun berdasarkan
ketersediaan data, informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber dari unit
teknis di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota serta institusi lain terkait seperti Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Kalimantan Tengah dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah.
Pembuatan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dimaksudkan
untuk menyediakan data dan informasi kesehatan dari cakupan pelaksanakan
program kesehatan yang lengkap, akurat dan up to date sebagai dasar perencanaan,
pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan atau program serta sebagai acuan
kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi dari berbagai program.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya buku Profil Kesehatan Provinsi
adalah sebagai wahana penilaian (evaluasi) dari program maupun permasalahan
kesehatan yang ada juga sarana evaluasi keberhasilan program kesehatan secara
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 3
menyeluruh di masyarakat sebagai upaya pengendalian, monitoring dan evaluasi
program kesehatan masyarakat, diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan bagi stake holder.
Dengan kedudukan yang cukup strategis, maka penyusunan Profil Kesehatan
perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terlibat didalamnya dan
diharapkan agar data dan informasi yang terkandung didalamnya konsisten, valid,
reliabel dan dapat dipertanggung jawabkan.
B. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan
dan sistematika dari penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kalimantan
Tengah meliputi keadaan geografis, data kependudukan dan informasi
umum lainnya.
BAB III : SARANA DAN JAMINAN KESEHATAN
BAB IV : PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB V : KESEHATAN IBU DAN ANAK
BAB VI : PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BAB VII : SUMBER DAYA KESEHATAN
BAB VIII : PENUTUP Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan
berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah
lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta
pengambilan keputusan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Lampiran : Berisi 81 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian
diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 4
BAB II
GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Penyelenggaraan pembangunan nasional, Sistem Kesehatan Nasional dapat
bersinergis secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti Sistem
Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pengan
Nasional, Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional, Sistem Ketanaga-kerjaan dan
Transmigrasi, serta sistem-sistem nasional lainnya. Keberhasilan pembangunan
kesehatan tidak hanya semata-mata hasil kerja keras sektor kesehatan tetapi sangat
dipengaruhi juga oleh hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor
pembangunan lainnya. Pembangunan kesehatan ini diselenggarakan untuk mencapai
Visi Kalimantan Tengah.
Visi tersebut dimaksudkan agar Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
mampu mewujudkan kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan
kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di
Kalimantan Tengah serta mendorong masyarakat untuk mandiri dan berperan serta
secara aktif dalam mengupayakan/menyelenggarakan kesehatan guna memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai perwujudan hak asasi manusia
dibidang kesehatan.
A. KEADAAN GEOGRAFIS
Provinsi Kalimantan Tengah terletak antara 0045' Lintang Utara dan 3030'
Lintang Selatan dan 110045’−115051’ Bujur Timur. Kalimantan tengah merupakan
provinsi dengan luas wilayah terluas kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua. Luas
wilayah Kalimantan Tengah adalah 153.564 km2 atau 8,04 persen dari luas
Indonesia. Wilayah administrasinya dibagi menjadi tiga belas kabupaten dan satu
kota.
Provinsi Kalimantan Tengah Bagian utara berbatasan dengan Kalimantan
Barat dan Kalimantan Timur, bagian timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan, bagian selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan bagian barat
berbatasan dengan Kalimantan Barat.
Kalimantan Tengah memiliki sebelas sungai besar dan 33 sungai kecil yang
bermula dari utara dan mengalir ke Laut Jawa. Sungai Barito merupakan sungai
terpanjang di Kalimantan Tengah dengan panjang mencapai 900 km dengan
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 5
kedalaman berkisar antara 6 hingga 14 meter. Sungai merupakan lokasi utama
pemukiman dan moda transportasi yang penting di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid dan Ferguson, wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah termasuk tipe iklim A, hal ini ditandai dengan adanya jumlah
bulan basah lebih banyak dari bulan kering dan pola penyebaran curah hujan hampir
merata pada semua wilayah. Agroklimat Kalimantan Tengah terdiri dari 4 klas, yaitu:
Klas A di bagian Utara, Klas B1 di Bagian Tengah, Klas C1 dan C2 di Bagian Selatan.
Semakin ke bagian Utara curah hujan semakin tinggi. Karakteristik iklim, tropis
lembab dan panas yang tergolong ke dalam tipe iklim A dengan suhu udara relatif
konstan sepanjang tahun, yang dapat mencapai 23°C pada malam hari dan 33°C
pada siang hari, dengan penyinaran matahari mencapai 60% per tahun. Curah hujan
rata-rata 200 mm/bulan dengan kecepatan angin rata-rata 4 knot/Km. Curah hujan
rata-rata sebesar 2.732 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 120 hari. Sebagian
besar daerah pedalaman yang berbukit, bercurah hujan antara 2,000 - 4.000 mm per
tahun.
Kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terdiri atas daerah pantai
dan rawa yang terdapat di wilayah Bagian Selatan sepanjang ± 750 km pantai Laut
Jawa, yang membentang dari Timur ke Barat dengan ketinggian antara 0 – 50 m
diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan 0%-8%. Sementara itu wilayah
daratan dan perbukitan berada bagian tengah, sedangkan pegunungan berada di
bagian Utara dan Barat Daya dengan ketinggian 50 – 100 mdpl dan tingkat
kemiringan rata-rata sebesar 25%. Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah
fisiografi, tetapi didominasi oleh daratan dan perbukitan pedalaman. Selengkapnya
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan TengahNo Wilayah Luas (Km2)1
2
3
4
5
6
Daratan rendah pesisir
Undak-undak pedalaman
Daratan dan perbukitan pedalaman
Pegunungan Schwaner
Pegunungan Muller
Pegunungan Meratus
36.870
37.310
57.124
9.000
11.000
2.300
Sumber : Bappeda Provinsi Kalteng Tahun 2016
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 6
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2002 luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah
yaitu 153.564 km2 atau 15.356.400 hektar (ha). Dengan jumlah kabupaten/kota
yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sebanyak 13 (tiga belas) kabupaten
dan 1 (satu) kota. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Nama Kabupaten/Kota, Ibukota, dan Luas Kabupaten/Kotadi Provinsi Kalimantan Tengah.
No Nama Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas Wilayah (Km2)
(%)
1 Kotawaringin Barat Pangkalan Bun 10.759 7,012 Lamandau Nanga Bulik 6.414 4,183 Sukamara Sukamara 3.827 2,494 Kotawaringin Timur Sampit 16.796 10,945 Seruyan Kuala Pembuang 16.404 10,686 Katingan Kasongan 17.500 11,407 Kapuas Kuala Kapuas 14.999 9,778 Pulang Pisau Pulang Pisau 8.997 5,869 Gunung Mas Kuala Kurun 10.804 7,0410 Barito Selatan Buntok 8.830 5,7511 Barito Timur Tamiang Layang 3.834 2,5012 Barito Utara Muara Teweh 8.300 5,4013 Murung Raya Puruk Cahu 23.700 15,4314 Palangka Raya Palangka Raya 2.399.5 1,56
Kalimantan Tengah 153 564,5 100Sumber : BPS Provinsi Kalteng Tahun 2017
Gambar 2.1. Peta Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2017
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 7
B. KEPENDUDUKAN
Penduduk Kalimantan Tengah berdasarkan Sensus Penduduk 2010 sebesar
2.212.089 jiwa dan diproyeksikan mencapai 2.550.192 pada tahun 2016. Dari total
proyeksi penduduk 2016, 28,18 persen berusia antara 0 dan 14 tahun, 68,72 persen
antara 15 dan 64, sementara hanya 3,10 persen penduduk Kalimantan Tengah
berusia di atas 65 tahun. Rasio jenis kelamin tahun 2016 penduduk laki-laki terhadap
penduduk perempuan sebanyak 109. Dibandingkan dengan proyeksi penduduk tahun
2015, penduduk Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 2,21 persen.
Jumlah rumah tangga Kalimantan Tengah pada tahun 2016 sebanyak 661.243
dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga sebanyak 3-4 orang.
Kepadatan penduduk Kalimantan Tengah hanya sebesar 17 jiwa/km2 pada
tahun 2016. Kepadatan penduduk di 14 kabupaten/kota cukup beragam. Kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kota Palangka Raya sebesar 47 jiwa/km2 dan terendah
di Kabupaten Murung Raya sebesar 5 jiwa/km2.
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan PendudukMenurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2016
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk
Penduduk Rasio Jenis Kelamin
Kepadatan Penduduk Per km2Laki-Laki Perempuan
1 Kotawaringin Barat 286.714 151.891 134.823 113 26,65
Proporsi pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium diantara terduga
TB menggambarkan mutu dari proses penemuan, diagnosis serta kepekaan
menetapkan kriteria terduga. Angka ini sekitar 5 – 15%. Jika angka < 5%
menunjukan bahwa penjaringan terlalu longgar dan adanya masalah dalam
pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Jika angka >15% -kemungkinan
disebabkan penjaringan terlalu ketat atau masalah dalam pemeriksaan
laboratorium (positif palsu).
Di Provinsi Kalimantan Tengah, proporsi pasien baru TB Paru Terkonfirmasi
Laboratorium diantara terduga TB pada tahun 2016 adalah 13.6% lebih tinggi
sedikit dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar 13.1%. Kabupaten
dengan proporsi antara 5-15% sebanyak Tujuh kabupaten, yaitu Kabupaten Barito
Selatan (8,9%), Lamandau (9,8%), Barito Utara (10%), Gunung Mas (10%),
Kotawaringin Barat (10.2%), Barito Timur (11%) dan Kabupaten Kotawaringin
Timur (14,2%). Untuk Lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.2 Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium Diantara Terduga TB Di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
0.0 20.0 40.0 60.0
KatinganSukamara
Kapuas Palangka Raya
Murung RayaPulang Pisau
SeruyanKotawaringin Timur
KALTENGBarito Timur
Kotawaringin BaratGunung MasBarito Utara
LamandauBarito Selatan
54.919.018.4
17.316.515.815.2
14.213.6
11.010.210.010.09.8
8.9
Target 5 - 15 %
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 77
4). Angka Notifikasi Kasus atau Case Notification Rate (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru
yang ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah
tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan
kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka
ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau tidak.
Gambar 6.3 menunjukkan angka notifikasi kasus baru tuberkulosis paru
terkonfirmasi bakteriologis dan angka notifikasi seluruh kasus tuberkulosis per
100.000 penduduk dari tahun 2011-2016. Angka notifikasi kasus baru tuberkulosis
paru terkonfirmasi bakteriologis pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
sebesar 61.96 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang
sebesar 57.03 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka notifikasi seluruh kasus
tuberkulosis pada tahun 2016 sebesar 116 per 100.000 penduduk meningkat
dibandingkan tahun 2015 sebesar 114 per 100.000 penduduk.
Gambar 6.3 Angka CNR Kasus Baru TB BTA + dan CNR Seluruh Kasus TB Per. 100.000 Penduduk Di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011 - 2016
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
5). Angka Keberhasilan Pengobatan
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan. Indikator
yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan
(success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan
dan angka pengobatan lengkap. Pada tahun 2016 angka keberhasilan pengobatan
adalah 82.7% jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015
65.80 62.90 69.70 69.3157.03 61.96
125
67
102 96.97 114.51 116.23
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
CNR Seluruh Kasus TB/ 100,000 Penduduk
CNR BTA +/100.000 Penduduk
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 78
sebesar 57.41%. Capaian tersebut masih belum mencapai target nasional sebesar
85%. Berikut ini gambaran keberhasilan pengobatan penderita TB dalam kurun waktu
5 tahun dari 2012 – 2016.
Tabel 6.4. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012-2016
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
Pada Gambar 6.3 terlihat peningkatan angka keberhasilan pengobatan pada tahun
2016 dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 angka keberhasilan
pengobatan sebesar 82,7%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan
pengobatan sebesar 85%.
Gambar 6.5 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
91.88 96.05
76.24
57.41
82.7
0
20
40
60
80
100
120
2012 2013 2014 2015 2016
Angka Keberhasilan Pengobatan TB Paru di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 - 2016
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
Kotawaringin BaratBarito UtaraBarito Timur
SukamaraBarito SelatanPulang Pisau Murung Raya
KALTENGKatingan
Palangka RayaKapuas
Kotawaringin TimurSeruyan
LamandauGunung Mas
106.1100.098.8
87.887.386.485.1
82.782.4
77.877.6
74.470.0
67.352.9
≥ 85 %
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 79
Dari gambar di atas diketahui bahwa terdapat 7 kabupaten yang telah mencapai
target nasional (≥ 85%) yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 106.1%,
Kabupaten Utara sebesar 100%, Kabupaten Barito Timur sebesar 98.8%, Sukamara
sebesar 87.8%, Barito Selatan sebesar 87.3%, Pulang Pisau sebesar 86.4 dan
Kabupaten Murung Raya sebesar 85.1%. Keberhasilan pengobatan kasus TB yang
belum dicapai oleh semua kabupaten/kota, merupakan masalah yang perlu kita
pecahkan bersama baik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Tengah dan juga peran serta seluruh masyarakat serta para
stakeholder yang berkepentingan terkait penanggulangan masalah TB paru.
b. HIV, AIDS DAN SYPHILIS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat
mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV
positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,
yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing(VCT), sero survey, dan Survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
1). Jumlah Kasus HIV dan AIDS
Jumlah kasus HIV positif yang dilaporkan pada tahun 2016 sebanyak 155 kasus
lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2015 sebanyak 167
kasus. Sedangkan jumlah penderita AIDS pada tahun 2016 sebanyak 101 kasus, jauh
lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada pada tahun 2015 yang
hanya berjumlah 47 orang.
Perkembangan jumlah kasus baru HIV positif per tahun sampai tahun 2016
disajikan pada Gambar 6.6 di bawah ini.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 80
Gambar 6.6. Perkembangan Jumlah Kasus HIV Positif dan Kasus AIDS di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011 - 2016
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
Pada gambar di atas secara umum penemuan kasus HIV positif dan Kasus AIDS
terus mengalami peningkatan. Pada penemuan jumlah kasus HIV baru dari tahun 2013
sebanyak 71 kasus meningkat menjadi 121 kasus pada tahun 2014 kemudian
meningkat lagi menjadi 167 kasus pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada
tahun 2016 menjadi 155 kasus. Demikian juga dengan jumlah kasus AIDS dari tahun
2011 yang berjumlah 21 kasus mengalami peningkatan menjadi 101 kasus pada tahun
2016.
Menurut jenis kelamin, persentase kasus baru HIV tahun 2016 pada kelompok
jenis kelamin tidak terlalu berbeda jauh, persentase laki-laki lebih kecil dibandingkan
pada kelompok perempuan seperti digambarkan di bawah ini.
Gambar 6.7. Proporsi penderita AIDS Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
64
96
71
121
167155
21 1425
15
47
101
020406080
100120140160180
2011 2012 2013 2014 2015 2016
HIV AIDS
57.43
42.57
Laki-Laki Perempuan
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 81
Proporsi penderita AIDS pada tahun 2016 menurut kelompok umur dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 6.8. Proporsi penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
Dari gambar diatas diketahui bahwa proporsi kelompok umur yang paling
banyak pada kasus HIV positif maupun penderita AIDS pada tahun 2016 adalah pada
kelompok umur 25 – 49 tahun dengan proporsi masing-masing 83.87% dan 84.16%,
diikuti oleh kelompok umur 20 – 24 tahun masing-masing sebesar 12.26% dan 5.94%
dan kelompok umur ≥ 50 masing-masing sebesar 1.94% dan 8.91%. Kelompok umur
tersebut masuk ke dalam kelompok umur produktif yang aktif secara seksual dan
termasuk kelompok umur yang menggunakan NAPZA suntik.
2). Jumlah Kematian Akibat AIDS
Jumlah kematian akibat Kematian akibat AIDS pada tahun 2016 berjumlah 26
orang, jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus kematian akibat AIDS
pada tahun 2015 yang berjumlah berjumlah 18 orang. Sedangkan proporsi berdasarkan
jenis kelamin 61.54% kematian pada kelompok laki-laki sedangkan pada kelompok
perempuan sebesar 38.46%.
Penderita syphilis pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah yang
dilaporkan berjumlah 101 orang, meningkat tajam bila dibandingkan dengan jumlah
kasus syphilis pada tahun 2015 yang hanya berjumlah 25 orang. Proporsi penderita
syphilis berdasarkan jenis kelamin adalah penderita perempuan sebanyak 51 orang
(50.50%) dan penderita laki-laki sebanyak 50 orang (49.50%).
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
≤ 4 TAHUN 5 - 14 TAHUN 15 - 19 TAHUN 20 - 24 TAHUN 25 - 49 TAHUN ≥ 50 TAHUN
0.65 1.29 0
12.26
83.87
1.940 0.99 05.94
84.16
8.91
HIV Positif AIDS
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 82
c. Pnemonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli)
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau terhirup udara yang tercemar.
Kelompok rentan terserang pneumonia adalah balita, usia lanjut dan yang memiliki
masalah kesehatan seperti gangguan malnutrisi dan gangguan imunologi.
Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi
dan balita. Namun perhatian dunia selama ini terhadap pneumonia sangat sedikit
sehingga ISPA dikenal sebagai the forgotten pandemic. Oleh karena itu dunia
memasukan pneumonia kedalam komitmen global MDGs untuk ditanggulangi bersama.
Diperkirakan 10% dari seluruh balita pernah menderita pneumonia.
Secara nasional penderita pnemonia balita yang ditemukan dan diobati
ditargetkan sebesar 80%. Cakupan penemuan pneumonia balita yang ditemukan dan
diobati sesuai dengan standar di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2016
sebanyak 590 (2.34%) kasus lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus
pada tahun 2015 sebanyak 455 balita (1.93%) Berbagai kendala yang ditemui dalam
penanggulangan pneumonia adalah cara penularannya yang lintas udara (air borne
desease), sulitnya mengidentifikasi gejala pneumonia oleh masyarakat serta masih
minimnya pelatihan tenaga kesehatan dalam tatalaksana penderita pneumonia balita
(MTBS).
Gambar 6.9 Jumlah Penderita Pnemonia BalitaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2016
Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang P2P Tahun 2017
Dari gambar diatas diketahui perkembangan jumlah kasus penderita
pnemonia pada balita Provinsi Kalimantan Tengah terus mengalami penurunan mulai
735 771 681
460 455
590
0100200300400500600700800900
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita di Prov. Kalteng
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 83
dari tahun 2012 sebanyak 771 kasus kemudian turun lagi menjadi 681 kasus pada
tahun 2013 kemudian turun lagi pada tahun 2014 menjadi 460 kasus dan terakhir
pada tahun 2015 menjadi 455 kasus. Namun pada tahun 2016 terjadi peningkatan
jumlah kasus pnemonia menjadi 590 kasus. Perkembangan dan perubahan jumlah
kasus pnemonia ini agar terus menjadi prioritas dan meningkatkan program
penanggulangannya sehingga jumlah kasus menjadi nol. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran tabel 10.
d. Diare
Diare merupakan penyakit ketika terjadi perubahan konsistensi feses dan
peningkatan frekuensi buang air besar. Diare merupakan penyakit yang potensial
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Kejadian diare dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain : faktor lingkungan, gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial
ekonomi dan perilaku masyarakat.
Tahun 2016, KLB Diare dilaporkan terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan
Kabupaten Gunung Mas dengan jumlah kematian sebanyak 2 orang. Penderita Diare
yang berobat dan ditangani di faslitas pelayanan kesehatan dasar pada tahun 2016
sebanyak 42.988 (78,8%) lebih rendah dibandingkan tahun 2015 dengan jumlah
penderita 53.662 penderita (100.5%), dari target penemuan penderita. Sebaran
persentase diare yang ditangani di Kabupaten Kota pada tahun 2016 dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 6.10. Persentase Kasus Diare yang Ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
Sumber data : Profil Kabupenten/Kota dan Bidang P2P, Tahun 2017
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0
Kotawaringin TimurPalangka Raya
Gunung MasKotawaringin Barat
Pulang Pisau Barito Utara
KALTENGLamandau
KatinganBarito Timur
SeruyanSukamara
Barito SelatanKapuas
Murung Raya
39.050.2
54.963.3
67.575.2
78.885.785.8
93.593.8
109.4110.6
122.5136.5
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 84
e. Kusta
Penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae, yang ditemukan oleh
warganegara Norwegia, G.A Armauer Hansen pada tahun 1873 dan sampai sekarang
belum dapat dibiakkan dalam media buatan. Keberadaan Kusta terdapat dimana-mana,
terutama di Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropis, serta masyarakat
sosial ekonomi rendah, selain penyakit menyeramkan dan ditakuti oleh karena dapat
terjadi ulserasi, mutilasi dan deformitas. Penderita kusta bukan menderita penyakitnya
saja, tetapi juga karena dikucilkan masyarakat sekitarnya, hal ini diakibatkan kerusakan
saraf besar yang irreversible diwajah dan ekstremitas, motorik dan sensoris, serta
dengan adanya kerusakan yang berulang-ulang pada daerah yang anastetik disertai
paralisis dan atropi otot.
1). Prevalensi dan Angka Penemuan Kasus Baru (NCDR/New Case Detection Rate)
Pada tahun 2016 jumlah kasus baru kusta baik yang bertipe Pausi Basiler (PB)
maupun Multi Basiler (MB) berjumlah 71 kasus, lebih rendah bila dibandingkan dengan
jumlah kasus pada tahun 2015 yang berjumlah 76 kasus. Sedangkan New Case
Detection Rate (NDCR) pada tahun 2016 sebesar 2.78/100.000 penduduk lebih sedikit
bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 3,05/100.000 penduduk. Sedangkan
angka prevalensi kusta adalah 0.42 per 10.000 penduduk lebih tinggi bila dibandingkan
dengan prevalensi pada tahun 2015 yang sebesar 0,39 per 10.000 penduduk dan telah
memenuhi target < 1 per 10.000 penduduk (< 10 per 100.000 penduduk).
Berdasarkan status eliminasi, kusta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu provinsi
yang belum eliminasi dan provinsi yang sudah mencapai eliminasi. Provinsi yang belum
mencapai eliminasi jika angka prevalensi > 1 per 10.000 penduduk, sedangkan provinsi
yang sudah mencapai eliminasi jika angka prevalensi < 1 per 10.000 penduduk.
Provinsi Kalimantan Tengah sudah termasuk ke dalam Provinsi yang telah mencapai
eliminasi.
2). Penderita Kusta Pada Anak dan Cacat Tingkat 2
Tingkat penularan di masyarakat menggunakan indikator proporsi anak (0-14
tahun) diantara pederita baru. Dilaporkan bahwa proporsi anak yang menderita kusta
pada tahun 2016 sebesar 5.63% lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2015
sebesar 3.95%.
Pengendalian kasus kusta antara lain dengan meningkatkan deteksi kasus sejak
dini. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan dalam mendeteksi
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 85
kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat 2. Proporsi cacat tingkat 2 yang tercatat
pada tahun 2016 sebesar 2.82% lebih tinggi bila dibandingkan pada tahun 2015
sebesar 2.63%, sedangkan Angka cacat tingkat 2 pada tahun 2016 sama dengan tahun
2015 sebesar 0.1 per 100.000 penduduk. Jumlah Release From Treatment / RFT PB
25%, sedangkan RFT MB adalah 47%.
f. PD3I
Penyakit menular yang diupayakan pencegahannya melalui program
imunisasi di Indonesia ada 7 (tujuh) jenis penyakit, yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis, TBC, Polio dan Campak. Di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2016
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang dilaporkan adalah :
1) Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, masuk ke tubuh melalui
luka. Penyakit ini umumnya menginfeksi bayi baru lahir pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak steril atau perawatan tali pusat dengan ramuan tradisional
yang terkontaminasi. Dapat menyebabkan kematian jika penderita terlambat
mendapat pertolongan. Kasus Tetanus Neonatorum dilaporkan pada tahun 2016
sebanyak 1 kasus dari Kabupaten Kotawaringin Timur dengan Case Fatality Rate
sebesar 0%.
2) Pertusis
Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk yang sangat
berat atau batuk intensif. Tersebar ditempat tempat yang padat penduduknya dan
dapat berupa endemic pada anak. Merupakan penyakit paling menular dengan
attack rate 80-100 % pada penduduk yang rentan. Bersifat endemic dengan siklus
3-4 tahun antara juli sampai oktober sesudah akumulasi kelompok
rentan, Menyerang semua golongan umur yang terbanyak anak umur < 1 tahun,
perempuan lebih sering dari laki laki, makin muda yang terkena pertusis makin
berbahaya.
Kabupaten yang melaporkan kasus pertusis pada tahun 2016 adalah
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan jumlah kasus 11 orang, Kemudian
Kabupaten Murung Raya dengan jumlah kasus sebanyak 10 kasus. Jadi total kasus
Pertusis pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 21 kasus.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 86
3) Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang
menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya
menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Jumlah kasus difteri pada tahun 2016 sebanyak 7 kasus dengan jumlah kasus
meninggal sebanyak 2 kasus sehingga CFR difteri sebesar 28.57%. Proporsi jenis
kelamin kasus difteri adalah 42.8% terjadi pada laki-laki dan 57.8% terjadi pada
perempuan. Kasus berasal dari Kabupaten Kotawaringin Barat (1 kasus), Kapuas (2
kasus), Pulang Pisau (3 Kasus) dan Kota Palangka Raya (1 kasus).
4) Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak atau biasa disebut virus
measles. Virus campak termasuk genus Morbilivirus familia Paramyxoviridae.
Penyakit ini sangat menular dan akut. Sebagian besar menyerang anak-anak. Bila
mengenai balita terutama dengan gizi buruk maka dapat terjadi komplikasi.
Komplikasi yang sering adalah bronchopneumonia, gastroenteritis, dan otitis media;
ensefalitis jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Penularan
dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah
terinfeksi. Penegakan kasus campak melalui pemeriksaan darah penderita.
Pada tahun 2016 jumlah kasus campak yang dilaporkan berjumlah 527 kasus
lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus campak pada tahun 2015 yang
berjumlah 474 kasus. Kasus campak berasal dari 6 kabupaten/kota yaitu Kabupaten
Kotawaringin Barat 143 kasus, Sukamara 7 kasus, Kotawaringin Timur 74 kasus,
Seruyan 85 kasus, Gunung Mas 11 kasus dan Kota Palangka Raya 207 kasus.
5) Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan
surveilans AFP. AFP berbeda dengan polio, Polio disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang system syaraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan. Umumnya
menyerang anak-anak yang ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala,
mual, kaku leher dan saki ditungkai dan lengan. Sedangkan AFP (Acute Flaccid
Paralysis)merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan
kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan berakibat pada kelumpuhan. AFP
merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai dengan lumpuh layuh akut.
Survailans AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut -dan layuh
(flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non paralitik tidak
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 87
disertai manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio paralitik
menunjukan adanya penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.
Surveilans AFP merupakan salah satu upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit polio. Kelompok rentan terhadap kasus polio adalah anak-
anak sehingga pelaksanaan program Surveilans AFP difokuskan pada anak usia <
15 tahun yang menderita kelumpuhan mirip polio (lumpuh layuh akut). Indicator
surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP minimal sebesar 2/100.000 anak
usia < 15 tahun. Target ini belum terpenuhi oleh Provinsi Kalimantan Tengah
dengan jumlah penemuan 15 orang dengan Non Polio AFP Rate sebesar
2.09/100.000 penduduk usia < 15 tahun.
6) Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang
disebabkan oleh infeksi VHB dan reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-
bahan kimia yang memberikan gejala yang khas yaitu badan lemah, kencing
berwarna seperti air the pekat, mata dan seluruh tubuh menjadi kuning.
Virus hepatitis B umumnya tinggal dalam tubuh selama kira-kira 30-90 hari.
Inilah yang dikenal sebagai hepatitis B akut. Infeksi akut ini umumnya dialami orang
dewasa. Jika mengalami hepatitis B akut, sistem kekebalan tubuh Anda biasanya
dapat melenyapkan virus dari tubuh dan Anda akan sembuh dalam beberapa bulan.
Sedangkan hepatitis B kronis terjadi saat virus tinggal dalam tubuh selama
lebih dari enam bulan. Jenis hepatitis B ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-
anak. Anak-anak yang terinfeksi virus pada saat lahir berisiko empat sampai lima
kali lebih besar untuk menderita hepatitis B kronis dibanding anak-anak yang
terinfeksi pada masa balita. Sementara untuk orang dewasa, 20% dari mereka yang
terpapar virus ini akan berujung pada diagnosis hepatitis B kronis.
Kasus Hepatitis B yang dilaporkan pada tahun 2016 sebanyak 17 kasus lebih
banyak dibandingkan tahun 2015 sebanyak 13 kasus. Kasus tersebut berasal dari
Kabupaten Murung Raya sebanyak 7 kasus dan Kabupaten Kotawaringin Timur
sebanyak 10 kasus.
g. DBD
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aepyty. Penyakit DBD cenderung meningkat
dan menyebar luas dan seringkali disertai kejadian luar biasa (KLB), sehingga
menimbulkan keresahan di masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 88
menyebabkan kematian. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan
dan perilaku masyarakat.
Pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah dilaporkan terdapat 1762 kasus
DBD, lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus DBD pada tahun 2015
sebanyak 1658 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang sama dengan
jumlah kematian pada tahun 2015. Insidens Rate/Angka Kesakitan sebesar 69.1 per
100.000 penduduk dan CFR/angka kematian sebesar 1.4%. Target Renstra
Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2016 sebesar < 49 per
100.000 penduduk, dengan demikian Provinsi Kalimantan Tengah belum mencapai
target yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan. Berikut ini gambaran Incidence
Rate masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016.
Informasi rinci masing-masing Kabupaten/Kota terkait dengan penyakit DBD
dapat dilihat pada lampiran tabel 21.
Gambar 6.11 Incidence Rate Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
Sumber data : Profil Kabupenten/Kota dan Bidang P2P, Tahun 2017
h. Malaria
Millennium Development Goals (MDGs) menetapkan Malaria sebagai salah satu
komitmen global untuk diperangi. Hingga saat ini Malaria masih menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat karena mempengaruhi angka kesakitan dan kematian pada bayi
dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktifitas kerja dan biaya untuk pengobatan.
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0
Barito Utara
Palangka Raya
Kapuas
Murung Raya
Kotawaringin Barat
Kotawaringin Timur
Barito Timur
KALTENG
Gunung Mas
Seruyan
Katingan
Pulang Pisau
Sukamara
Barito Selatan
Lamandau
314.4278.4
141.0125.8
90.577.3
73.769.1
55.754.4
26.914.911.310.1
3.8
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 89
Malaria disebabkan parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina.
Menyerang semua golongan umur (bayi hingga dewasa) dan semua jenis kelamin.
Angka kesakitan malaria selama tahun 2008 - 2014 cenderung menurun dari
3,53 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2008 menjadi 0.55 per 1.000 pada tahun
2014, kemudian pada tahun 2015 nilai API sama dengan API tahun sebelumnya yaitu
0.55. Data terakhir API untuk tahun 2016 sebesar 0,19. Perkembangan nilai API dari
tahun 2008 – 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.12. Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence/API) Per 1.000 Penduduk Berisiko di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2016
Sumber data : Profil Kabupaten Kota dan Bidang P2P, Tahun 2017
i. Filariasis
Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang
disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dari tiga
spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Dalam tubuh
manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan
limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan
organ genital. Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. Dapat dan
menyerang semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Jumlah kasus
filariasis pada tahun 2016 Sebanyak 63 kasus, ada peningkatan dibandingkan dengan
jumlah kasus pada tahun 2015 sebanyak 25 kasus. Angka kesakitan per 100.000
penduduk sebesar 2. Penyebaran kasus filariasis terjadi di Kabupaten Kotawaringin
Timur sebanyak 46 kasus, diikuti oleh Kabupaten Kapuas sebanyak 14 kasus, kemudian
4.08 3.95
2.38
0.55 0.550.19
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
2011 2012 2013 2014 2015 2016
API
Per
1.0
00 P
endu
duk
API TAHUN 2011 - 2016
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 90
Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 2 dan Kabupaten Barito Selatan sebanyak 1 kasus.
Informasi rinci terkait kasus filariasis dapat dilihat pada lampiran 23.
j. Rabies
Rabies merupakan penyakit mematikan baik pada manusia maupun hewan
yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rhabdovirus) yang ditularkan melalui
gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di
dalam tubuhnya mengandung virus.
Rabies merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan oleh hewan
berdarah panas penular rabies seperti anjing, kucing dan monyet. Penyakit ini
merupakan penyakit zoonosa yang terpenting di Indonesia karena bila sudah
menunjukan gejala klinis pada manusia ataupun hewan selalu berakhir dengan
kematian, sehingga menimbulkan rasa cemas dan ketakutan bagi orang-orang yang
terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat pada umumnya.
Suatu daerah dapat bebas rabies melalui surveilans penyakit yang efektif, tidak adanya
kasus Rabies pada hewan dan manusia (indigenous), serta tidak ada kasus rabies pada
hewan karnivora diluar karantina dalam 6 bulan terakhir.
Pada tahun 2016 semua kabupaten kota terdapat kasus GHPR dengan total
kasus sebanyak 1530 kasus dengan PET 869 kasus dan lyssa sebanyak 5 kasus.
Perkembangan situasi rabies di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011 – 2016 dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.13. Situasi Rabies di Provinsi Kalimantan TengahTahun 2011 – 2016
Sumber data : Bidang P2P Dinkes Prov. Kalteng Tahun 2017
2011 2012 2013 2014 2015 2016
15351940
1307 15391907
1530
1098
1429
10161292
1386
869
2
5
0
2
8
5
GHPR PET Lyssa
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 91
Gambar 6.11 diatas menunjukan bahwa tahun 2016 terjadi penurunan gigitan
serta kematian akibat GHPR, bila dibandingkan dengan tahun 2015.
2. Penyakit Tidak Menular
Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan yang selaras dengan perubahan perilaku masyarakat, transisi demografi,
sosial ekonomi dan sosial budaya. Berbagai faktor risiko PTM antara lain ialah: merokok
dan keterpaparan terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan,
gaya hidup, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan).
Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan
penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi.
Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil tanpa dukungan seluruh jajaran lintas
sektor, baik pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
bahkan seluruh lapisan masyarakat.
Beberapa kegiatan dalam upaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular
pada tahun 2016 adalah sebagai berikut.
a. Posbindu PTM dan Upaya Pengendalian PTM di Puskesmas
Pos Pembinaan terpadu (Posbindu) merupakan salah satu wujud peran serta
masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini terhadap
faktor risiko PTM secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan rutin di masyarakat.
Setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki satu Puskesmas dengan program
pelayanan PTM. Tahun 2016 jumlah posbindu sebanyak 191 posbindu ada peningkatan
jumlah dibandingkan dengan jumlah posbindu pada tahun 2015 yang berjumlah 115
posbindu. Sedangkan jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan PTM sebanyak
37 puskesmas, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah puskesmas yang
memberikan pelayanan PTM yang berjumlah 27 puskesmas. Untuk lebih rincinya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. 1 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Dan Puskesmas dengan Pelayanan PTM Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
No Kabupaten / Kota Posbindu Pusk Pelayanan PTM1. Sukamara 16 12 Lamandau 4 13 Kotawaringin Barat 18 24 Kotawaringin Timur 31 65 Seruyan 16 36 Katingan 15 17 Gunung Mas 4 1
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 92
8 Pulang Pisau 6 39 Kapuas 20 310 Barito Timur 3 111 Barito Selatan 11 612 Barito Utara 10 513 Murung Raya 15 114 Palangka Raya 22 3
JUMLAH 191 37Sumber : Bidang P2P Tahun 2017
b. Pengendalian Tembakau
Pengendalian tembakau merupakan salah satu upaya pengendalian faktor risiko
PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit tidak menular. Beberapa upaya yang telah
dikembangkan adalah Pengembangan kawasan tanpa rokok melalui peraturan daerah,
peraturan Bupati ataupun Instruksi Bupati. Kabupaten/kota yang telah memiliki
peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebanyak 12 kabupaten/kota (85,7%),
sebagaimana tabel 6.2 berikut:
Tabel 6.2 Produk Hukum Tentang Kawasan Tanpa RokokProvinsi Kalimantan Tengah
No Kab/Kota Nomor Tentang Ket1 Palangka Raya Perda no 3 Tahun 2014 KTR2 Lamandau Perda no 22 Tahun 2015 KTR3 Barito selatan Perda no 12 Tahun 2015 KTR4 Seruyan Perda Tahun 2016 KTR5 Kotawaringin Barat Perda no. 4 Tahun 2016 KTR 6 Kapuas Perda no. 4 Tahun 2016 KTR 7 Barito Utara Peraturan Bupati No.
64/2014 KTR
8 Sukamara Peraturan Bupati No. 19/2014
KTR
9 Gunung Mas Instruksi Bupati No. 3 Tahun 2015
KTR di Tempat Kerja di Lingk. kab. Gunung Mas
10 Katingan Rancangan Perda KTR 11 Kotawaringin Timur Instruksi Bupati KTR 12 Murung Raya -13 Barito Timur -14 Pulang Pisau Perda Tahun 2016 KTR
Sumber : Bidang P2P Tahun 2017
c. Pelayanan PTM :
1). Pengukuran Tekanan Darah pada penduduk ≥ 18 tahun
Prioritas pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah adalah:
hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke. Risiko penyakit jantung dan
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 93
pembuluh darah meningkat sejalan peningkatan tekanan darah. Hipertensi
merupakan penyebab tersering penyakit jantung koroner dan stroke, serta faktor
utama gagal jantung kongestif.
Data Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 menunjukan
bahwa semua kabupaten kota telah melaporkan hasil pengukuran tekanan darah
pada kelompok Umur ≥ 18 tahun, jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dimana hanya 10 kabupaten kota yang melaporkan hasil ]pengukuran
tekanan darah. Total jumlah penduduk yang berusia ≥ 18 tahun pada tahun 2016
di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 1.697.795 orang. Jumlah yang diukur tekanan
darah adalah 307.249 orang (18.10%). Dari hasil pengukuran tekanan darah pada
penduduk yang berusia ≥ 18 tahun terdapat 76.168 orang (24,79%) yang menderita
hipertensi.
2). Obesitas Pada Penduduk ≥ 15 Tahun
Seiring meningkatnya kesejahteraan rakyat dan bertambahnya jumlah
penduduk usia produktif sebagai buah dari bonus demografi, jumlah orang dewasa
gemuk dipastikan terus naik. Mereka terdiri dari orang yang baru kelebihan berat
badan dibandingkan berat badan standar sesuai tinggi tubuh dan yang sudah masuk
kategori obesitas.
Lebih dari 40 juta orang dewasa di Indonesia yang obesitas atau kegemukan.
Hal itu setara jumlah penduduk Jawa Barat, provinsi dengan jumlah penduduk
terbesar, tetapi semuanya berisiko menderita berbagai penyakit degeneratif, mulai
dari diabetes, serangan jantung, stroke, hingga kanker.
Jumlah Penduduk ≥ 15 Tahun yang berkunjung ke puskesmas pada tahun
2016 sebanyak 279.811 orang. Data tersebut berasal dari enam kabupaten kota
yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito
Selatan dan Kota Palangka Raya, jadi masih belum menggambarkan jumlah
kunjungan ke puskesmas yang sebenarnya.
Dari jumlah kunjungan tersebut yang melakukan pemeriksaan obesitas
sebanyak 3.640 orang (1.30%), dengan jumlah penderita obesitas sebanyak 2.996
orang (82.31%). Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel lampiran 25.
3). Deteksi Dini Penyakit Kanker
Saat ini program pengedalian penyakit kanker diprioritaskan pada dua
kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 94
Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan
peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan
melalui deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan di Puskesmas dan rujukan ke
rumah sakit. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA (lesi pra kanker leher rahim)
positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical
Breast Examiniation (CBE). Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif
dan rehabilitatif di unit-unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker dan
pembentukan kelompok survivor kanker di masyarakat.
Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara dilakukan di beberapa
kabupaten kota. Pemeriksaan dini kanker leher rahim dan payudara dilakukan pada
tahun 2016 dilakukan pada 5.313 WUS atau satu persen dari total WUS sebanyak
392.519 orang lebih banyak bila dibandingkan tahun 2015 sebanyak 1679 (1%)
WUS. Dari WUS yang diperiksa pada tahun 2016 diketahui IVA positif berjumlah 204
orang (3.84%) lebih banyak IVA positif pada tahun 2015 berjumlah 71 orang
(4.23%). Sedangkan tumor/benjolan pada payudara sebesar 82 orang (1.54%)
lebih banyak dibandingkan tahun 2015 sebanyak 26 orang (1.55%).
Data yang disampaikan pada profil kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2016 tentang cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA
dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) belum menggambarkan
secara keseluruhan perkembangan dan epidemiologi penyakit kanker pada
masyarakat, hal ini karena pemeriksaan pada masyarakat belum bisa dilakukan
secara keseluruhan.
B. KESEHATAN LINGKUNGAN
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Lingkungan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap derajat kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan.
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan tersebut meliputi: (1) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar,
(2) Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan, (3) Pengendalian Dampak Risiko
Lingkungan, (4) Pengembangan Wilayah Sehat.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 95
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah Tangga yang sehat adalah rumah tangga yang telah menjalankan 10
indikator PHBS yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan
tidak merokok di dalam rumah. Selain itu jenis bahan bangunan, lokasi rumah, dan
kondisi ruang rumah berkaitan dengan rumah sehat dideskripsikan sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan.
Pencapaian persentase rumah tangga sehat yaitu yang diwakili oleh rumah
tangga yang mencapai strata sehat utama dan sehat paripurna. Pada tahun 2016
persentase rumah sehat mencapai 49,2% lebih tinggi bila dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2015 yang telah mencapai 42.03%. Kabupaten dengan capai
paling tinggi adalah Kota Palangka Raya sebesar 89.1%, diikuti oleh Kabupaten
Lamandau sebesar 82,5% dan Kabupaten Pulang Pisau sebesar 80,8%. Sedangkan
Kabupaten kota dengan capaian terendah adalah Kabupaten Gunung Mas sebesar
2,3% diikuti oleh Kabupaten Kapuas sebesar 17,3% dan Kabupaten Katingan sebesar
30,9%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.14 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di ProvinsiKalimatan Tengah Tahun 2016
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang Kesmas tahun 2017
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
Gunung MasKapuas
KatinganMurung Raya
Barito SelatanKotawaringin Barat
KALTENGKotawaringin Timur
Barito UtaraSeruyan
Barito TimurSukamara
Pulang Pisau Lamandau
Palangka Raya
2.317.3
30.933.334.4
40.149.2
52.153.2
57.859.0
78.680.8
82.589.1
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 96
2. Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentangPersyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atautanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik
negara/badan usaha milikdaerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan,
kelompok masyarakat, dan/atauindividual yang melakukan penyelenggaraan
penyediaan air minum. Tidak semua air dapatdiminum, syarat-syarat kualitas air
minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatandimaksud, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna;
b. Parameter Mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum yang di
perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel;
c. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5;
d. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air);
e. Dan parameter tambahan lainnya.
Jumlahpenduduk berdasarkan jenis sumber air minumyang berkualitas yang
memenuhi syarat baik secara kimiawi, fisik maupun biologis yang memiliki akses
berkelanjutan terhadap sumber air minum berdasarkan kriteria JMP WHO-INICEF 2006
di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.15 Jumlah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang Kesmas tahun 2017
Sumur Galian Terlindung; 270,878
; 26%
Sumur Galian dengan Pompa; 192,733 ; 19%
Sumur Bor Dengan Pompa; 246,892 ;
24%Terminal Air; 1,662 ;
0%
Mata Air Terlindung; 24,232 ; 2%
Penampung Air Hujan; 55,407 ; 5%
Perpipaan (PDAM, BPSPAM); 246,219 ;
24%
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 97
Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang dapat mengakses
air minum yang layak di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 adalah sebagai berikut
terbesar pada sumur gali terlindung sebanyak 270.878 penduduk, kemudian Sumur
bor dengan pompa sebanyak 246.892 Penduduk, perpipaan (PDAM, BPSPAM)
sebanyak 246.219 penduduk, kemudian sumur galian dengan pompa sebanyak
192.733 penduduk, Penampung Air hujan sebanyak 55.407 Penduduk, Mata air
terlindung 24.232 penduduk dan Terminal air sebanyak 1662 penduduk. Data yang
ditampilkan diprofil kesehatan belum mencermin jumlah penduduk dengan akses air
minum yang layak, hal ini disebabkan karena belum semua penduduk tercover dalam
pemetaan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak). Rincian lengkap
penduduk dengan akses air minum berkualitas (layak) berdasarkan jenis sumber air
minum perkabupaten kota dapat dilihat pada Lampiran 59.
Persentase penduduk terhadap akses berkelanjutan terhadap air minum layak
per kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 6.16 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengahtahun 2016
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang Kesmas tahun 2017
Gambar diatas menunjukkan hasil bahwa Persentase Penduduk dengan Akses
Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2016 sebesar 40,70%, lebih besar dibandingkan tahun 2015
sebesar 22.41%. Persentase terbesar penduduk Penduduk dengan Akses
Kapuas Kotawaringin Timur
LamandauSukamara
Barito UtaraBarito Selatan
Gunung MasMurung Raya
KALTENGBarito Timur
Pulang Pisau SeruyanKatingan
Palangka RayaKotawaringin Barat
5.399.76
15.4016.50
18.7322.1923.68
38.1140.7041.58
43.8645.8647.07
85.93127.54
Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum LayakTahun 2016
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 98
Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas terdapat di Kabupaten Kotawaringin
Barat sebesar 127.54%, diikuti oleh Kota Palangka Raya sebesar 85,93% dan
Kabupaten Katingan sebesar 47.07%. Sedangkan Persentase terendah Penduduk
dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas terdapat di Kabupaten
Kapuas sebesar 5.39%, diikuti oleh Kabupaten Kotawaringn Timur besar 9,76% dan
Kabupaten Lamandau sebesar 15,40%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
59.
Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi
syarat kesehatan (fisik, bakteriologi dan kimia) per kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2016 adalah 80,26% dengan 983 sampel, lebih sedikit
dibandingkan 2015 adalah 80,90% dari 801 sampel yang diperiksa. Ada 6 (enam)
Kabupaten yang capaiannya sebesar 100% yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat,
Lamandau diikuti oleh Kabupaten Sukamara, Katingan, Kapuas dan Kabupaten Barito
Utara Sedangkan kabupaten dengan capaian paling sedikit adalah Kabupaten Pulang
Pisau sebesar 20,8%, diikuti oleh Kabupaten Kotawaringin Timur 25% dan Kabupaten
Barito Timur sebesar 25,6%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.17 Persentase Kualitas air minum di Penyelenggaraan air minumSyarat Kesehatan per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang Kesmas tahun 2017
Upaya untuk dapat meningkatkan akses air minum dan kualitas air minum yang
layaksecara nasional terus menerus dilakukan, akan tetapi masih banyak kendala
dalampencapaiannya. Kendala tersebut antara lain :