1 B A B I P E N D A H U L U A N Penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 merupakan hasil dari salah satu mata rantai pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka menyediakan berbagai data & informasi di bidang kesehatan. Data dan informasi kesehatan tersebut akan menjadi faktor pendukung di dalam sistem manajemen pembangunan kesehatan, dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan berbagai upaya kesehatan akan menjadi berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana termaktub dalam Rencana Strategis (Renstra) dinas kesehatan provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 – 2013. Sistem Informasi Kesehatan merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu penerbitan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat sekarang ini lebih dikaitkan dengan sistem kesehatan yang diarahkan pada pencapaian Visi Kalimantan Barat Sehat 2013 yakni ”mewujudkan masyarakat kalimantan barat yang beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera”. Artinya, Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini disusun agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mencapai Visi tersebut. Profil adalah dokumen yang berisi tentang data dan informasi dari sistem manajemen data/informasi sebuah organisasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan penyebarluasan informasi. Untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan sebuah organisasi memerlukan dukungan data/informasi. Dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini kami menggunakan berbagai sumber data antara lain Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011. Data dari berbagai sektor/Instansi terkait, data dari berbagai bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Walaupun dengan berbagai keterbatasan data dan informasi yang dapat kami sajikan, akhirnya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini dapat diselesaikan. Apa yang kami tampilkan pada buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
B A B I
P E N D A H U L U A N
Penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 merupakan
hasil dari salah satu mata rantai pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi
Kalimantan Barat dalam rangka menyediakan berbagai data & informasi di bidang kesehatan.
Data dan informasi kesehatan tersebut akan menjadi faktor pendukung di dalam sistem
manajemen pembangunan kesehatan, dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan
berbagai upaya kesehatan akan menjadi berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana
termaktub dalam Rencana Strategis (Renstra) dinas kesehatan provinsi Kalimantan Barat Tahun
2008 – 2013.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan secara
keseluruhan. Oleh karena itu penerbitan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
sekarang ini lebih dikaitkan dengan sistem kesehatan yang diarahkan pada pencapaian Visi
Kalimantan Barat Sehat 2013 yakni ”mewujudkan masyarakat kalimantan barat yang
beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera”. Artinya, Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2011 ini disusun agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai
pencapaian Pembangunan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mencapai Visi
tersebut.
Profil adalah dokumen yang berisi tentang data dan informasi dari sistem manajemen
data/informasi sebuah organisasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan
penyebarluasan informasi. Untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan sebuah
organisasi memerlukan dukungan data/informasi.
Dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini kami
menggunakan berbagai sumber data antara lain
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011.
Data dari berbagai sektor/Instansi terkait, data dari berbagai bidang di lingkungan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Walaupun dengan berbagai keterbatasan data dan informasi yang dapat kami sajikan,
akhirnya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini dapat diselesaikan.
Apa yang kami tampilkan pada buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan
2
gambaran tentang berbagai perubahan maupun perbaikan pada program Pembangunan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat khususnya sektor kesehatan secara menyeluruh. Untuk memenuhi
kebutuhan berbagai data dan informasi guna menunjang manajemen program kesehatan pada
semua tingkat administrasi. Untuk itu segala upaya dan perbaikan terhadap isi buku profil ini
telah kami coba laksanakan baik terhadap kualitas maupun kuantitas dan juga dalam hal
menganalisa data-data yang ada.
Penyusunan Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini mengalami
keterlambatan jika disesuaikan dengan waktu yang seharusnya dimana bulan Juli sudah harus
tersusun, hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan laporan data profil dari Dinas
Kesehatan Kabupatan/Kota.
Guna memberikan gambaran yang lebih baik tentang situasi kesehatan di Provinsi
Kalimantan Barat maka buku Profil Kesehatan ini kami susun dengan sistimatika sebagai berikut
:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran umum Provinsi
Bab III : Pembangunan Kesehatan Daerah
Bab IV : Pencapaian Pembangunan Kesehatan
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab VI : Penutup
Lampiran tabel-tabel
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PROVINSI
2.1. Letak Wilayah
Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis
2° 08' LU serta 3° 02' LS serta di antara 108° 30' BT dan 114° 10' BT pada peta bumi.
Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini, maka daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh
garis Khatulistiwa (garis lintang 0°) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini
pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi
serta diiringi kelembaban yang tinggi.
Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu
Provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara
Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini
merupakan satu-satunya Provinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan
darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalimantan
Barat dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak – Entikong – Kuching
(Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai
delapan jam perjalanan.
Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah Provinsi Kalimantan Barat adalah :
Utara : Sarawak (Negara Malaysia)
Selatan : Laut Jawa & Provinsi Kalimantan Tengah
Timur : Provinsi Kalimantan Timur
Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata
Sebelah utara Provinsi Kalimantan Barat terdapat empat kabupaten yang langsung
berhadapan dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang
membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang – Kapuas Hulu.
2.2. Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah merupakan daratan
berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau
1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih
dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.
4
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi terbesar
keempat setelah pertama Provinsi Papua (319.036 km2), kedua Kalimantan Timur (204.534 km2)
dan ketiga Kalimantan Tengah (153.564 km2).
Dilihat dari luas menurut Kabupaten/Kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten
Ketapang (31.240,74 km2 atau 21,28 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842 km2 atau
20,33 persen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen), sedangkan sisanya
tersebar pada 11 (sebelas) kabupaten/kota lainnya.
2.3. Topografi
Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai
ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur
sepanjang “Lembah Kapuas” serta Laut Natuna/Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini
berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove.
Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan
Kalingkang/Kabupaten Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan
sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.
Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari
jenis tanah PMK (podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28
persen dari luas daerah yang 14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus)
dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar atau 10,29 persen yang terhampar di seluruh
Kabupaten/Kota, namun sebagian besar terdapat di kabupaten daerah pantai.
2.4. Sungai dan Danau
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi
“Seribu Sungai”. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai
besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat
ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun
prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Sungai besar utama adalah Sungai Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang
di Indonesia (1.086 km), yang mana sepanjang 942 km dapat dilayari. Sungai-sungai besar
lainnya antara lain : Sungai Melawi (dapat dilayari 471 km), Sungai Pawan (197 km), Sungai
Kendawangan (128 km), Sungai Jelai (135 km), Sungai Sekadau (117 km), Sungai Sambas (233
km), Sungai Landak (178 km), dan lainnya.
5
Jika sungai-sungai sangat menonjol jumlahnya di Kalimantan Barat, maka sebaliknya
yang terjadi dengan danau. Dari danau-danau yang ada hanya dua yang cukup berarti. Kedua
danau ini adalah Danau Sentarum dan Danau Luar I yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu.
Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-kadang nyaris kering di
musim kemarau, serta Danau Luar I yang mempunyai luas sekitar 5.400 hektar. Kedua danau ini
mempunyai potensi yang baik sebagai objek wisata.
2.5. Gunung-gunung
Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian gunung-gunung relatif
rendah serta non aktif. Gunung yang paling tinggi adalah gunung Baturaya di Kecamatan
Serawai, Kabupaten Sintang yang mempunyai ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut, jauh
lebih rendah dibanding G. Semeru (Jatim,3.676 meter) atau G. Kerinci (Jambi, 3.805 meter).
Gunung Lawit yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih dahulu
dikenal di Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga karena mempunyai tinggi
1.767 meter, sedangkan tertinggi kedua adalah Gunung Batusambung (Kec. Ambalau) dengan
ketinggian mencapai 1.770 meter (Tabel 1.13).
2.6. Pulau-pulau
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi
Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang
tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi
Kepulauan Riau, Sumatera.
Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimata, Pulau Maya dan Pulau Panebangan di
Kabupaten Kayong Utara, serta Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata,
Kabupaten Ketapang. Pulau besar lainnya antara lain adalah Pulau Laut, Pulau Betangin
Tengah, Pulau Butung, Pulau Nyamuk dan Pulau Karunia di Kabupaten Pontianak.
Sebagian kepulauan ini, terutama di wilayah Kabupaten Ketapang merupakan Taman
Nasional serta wilayah perlindungan atau konservasi.
2.7. Penggunaan Tanah
Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (45,47%) dan
padang/semak belukar/alang-alang (29,53%). Adapun areal hutan terluas terletak di Kabupaten
6
Kapuas Hulu seluas 1.960.578 ha, sedangkan padang/semak belukar terluas berada di
Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.084.278 ha. Sementara itu areal perkebunan mencapai
1.691.617 ha atau 11,52 %. Dari 14,68 ribu ha luas Kalimantan Barat, areal untuk pemukiman
hanya berkisar 0,77 persen. Adapun areal pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang
diikuti kemudian oleh Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Sanggau.
2.8. I k l i m
2.8.1. Angin dan Udara
Faktor yang merupakan ciri umum bagi suatu daerah dataran rendah di daerah tropis
adalah suhu udara yang relatif panas atau tinggi, sedangkan khusus daerah Kalimantan Barat
suhu yang tinggi ini diikuti pula dengan kelembaban udara yang tinggi. Berdasarkan catatan
empiris dari Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak yang meliputi Stasiun Meteorologi (SM)
Supadio Pontianak, SM Pangsuma Putussibau, SM Paloh Sambas, SM Susilo Sintang, SM
Nanga Pinoh Melawi dan Stasiun Klimatologi Siantan Kabupaten Pontianak, umumnya suhu
udara di daerah Kalbar cukup normal namun bervariasi, yaitu rata-rata sekitar 23,30C sampai
dengan 32,90C.
Selama tahun 2011, temperatur udara di Kalimantan Barat maksimum mencapai 37,10C.
yang terjadi di stasiun meteorologi Maritim Kota Pontianak pada bulanMei 2011. Demikian juga
temperatur minimum tercatat 19,60C yang terjadi di stasiun meteorologi Nangapinoh Melawi
pada Bulan Februari 2011.
Pada umumnya, kecepatan angin di Kalimantan Barat dari beberapa stasiun
meteorologi, sepanjang bulan di tahun 2011, secara rata-rata berkisar antara 1 hingga 6
knot/jam sedangkan maksimum tercatat sebesar 26 knot/jam terjadi di stasiun meteoreologi
Paloh pada BulanMei 2011.
2.8.2. Curah Hujan dan Hari Hujan
Pada tahun 2011, rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi di Stasiun Meteorologi
Paloh pada bulan Januari 857,1 mm dan terendah terjadi di Stasiun Metereologi Rahadi Usman
yaitu pada bulan Agustus mencapai 3,8 mm. Banyaknya hari hujan tertinggi tercatat di SM
Pangsuma pada Bulan Januari sebanyak 28 hari dan SM Maritim Kota Pontianak Bulan
November, juga sebanyak 28 hari. Jumlah hari terendah terjadi pada Agustus di SM Rahadi
Usman sebanyak 3 hari.
7
Hasil Pemantauan di Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak menggambarkan bahwa
curah Hujan tertinggi terjadi pada Bulan Oktober 2011, yang mencapai 533,2 mm, sedangkan
yang terendah tercatat 144,1 mm yang terjadi pada Bulan Juli 2011.
Demikian juga halnya dengan beberapa stasiun meteorologi lainnya seperti, Siantan,
Susilo dan Nanga Pinoh masing-masing curah hujan tertinggi mencapai 327,5 mm, 375,8 mm
dan 497,4 mm; angka terendah masing-masing 65,0 mm, 78,1 mm, dan 3,8 mm.
2.9. Wilayah Administratif dan Pemerintahan.
Pada tahun 2011 berdasarkan Data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi
Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota yaitu dua belas kabupaten dan 2
(dua) kota. Empat belas Kabupaten/kota ini terbagi dalam 173 kecamatan dengan 1.915
desa/kelurahan. Rincian jumlah kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel : 2.1.
Jumlah Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
2.10. Kependudukan
Penduduk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011 diperkirakan berjumlah sekitar
4,477.348 juta jiwa (angka proyeksi BPS), dimana sekitar 2,288.577 juta jiwa berjenis kelamin
laki-laki dan 2,188.771 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat
sebesar 146.807 Km2, sehingga jika dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk, maka
kepadatan penduduk di Kalimantan Barat adalah sekitar 30 atau lebih besar dari Pulau Jawa,
maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat sekitar 30 Jiwa per Km2.
8
Tabel : 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Daerah Dan Kepadatan Per Kabupaten/Kota
Tahun 2011
Sumber : BPS
Dilihat dari tabel 2.2. Persebaran penduduk Kalimantan Barat tidak merata antar
wilayah kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, maupun antar wilayah kawasan pantai
bukan pantai atau perkotaan dan pedesaan. Seperti daerah pesisir yang mencakup
Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Ketapang,
Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang
yang dihuni oleh hampir 50 persen dari total penduduk Kalimantan Barat dengan
kepadatan rata-rata mencapai 38 jiwa per Km2. Sebaliknya tujuh kabupaten lain (bukan
pantai) selain kota pontianak secara rata-rata tingkat kepadatan penduduknya relatif lebih
jarang. Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas wilayah 29.842 km2 atau sekitar 20,33% dari
luas wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-rata 8 (delapan) jiwa per kilometer
persegi.
Kota Pontianak dengan luas wilayah paling kecil diantara Kabupaten/Kota di
Kalimantan Barat yaitu sekitar 107,80 km2 memiliki jumlah penduduk paling besar
mencapai 565.856 jiwa atau sekitar 12,62 persen dari total luas wilayah Kalimantan Barat.
Dengan demikian Kota Pontianak merupakan kota terpadat penduduknya yaitu 5146 orang
per Km2.
Komposisi penduduk Kalimantan Barat, dari 4.477.348 jiwa penduduk, 51,11% atau
2.288.577 jiwa adalah laki-laki dan 48,89% atau 2.188.771 jiwa adalah perempuan. Rasio
jenis kelamin (sex ratio) penduduk adalah sebesar 104.56 artinya dalam setiap 205
penduduk terdapat 105 jiwa penduduk laki-laki dan 100 jiwa penduduk perempuan. Dilihat dari
ratio penduduk berdasarkan kabupaten/kota, hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah
9
Kalimantan Barat (kecuali Kabupaten Sambas) memiliki ratio lebih dari 100 yang berarti
jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan, untuk lengkapnya dapat dilihat
pada lampiran profil kesehatan tabel 2.
Gambar : 2.1
Piramida Penduduk Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011
Sumber : BPS
10
Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kalimantan Barat
Sehat 2013
B A B III
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
3.1. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat akan diarahkan dan apa yang akan dicapai.
Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat secara terus menerus mengembangkan peluang dan
inovasi agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan perubahan ke arah
perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan
berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil (outcomes).
Untuk memenuhi harapan diatas, maka Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
adalah :
3.1.1. Penjelasan Makna
Didalam pernyataan Visi tersebut, terdapat kata–kata kunci sebagai berikut :
Masyarakat Kalimantan Barat Sehat 2013 yang diharapkan adalah masyarakat yang
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko penyakit, melindungi
diri dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Sehat dalam hal ini mengandung arti
dalam perspektif luas, tidak sebatas pada kondisi fisikal yang prima, melainkan juga sehat
rohani, mental, intelektual dan sosial.
Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kalbar mengandung makna bahwa masyarakat
Kalbar mempunyai kemampuan untuk mewujudkan kesehatannya dimana setiap penduduknya
mampu memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dengan pembiayaan secara
mandiri.
Kemandirian masyarakat untuk hidup sehat juga tidak terlepas dengan keluarga, yang
merupakan unit terkecil dari masyarakat. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat,
keluarga merupakan sumber informasi dalam perawatan di rumah dan pengobatan sendiri.
Diharapkan dalam keluarga menunjukkan kemandiriannya dalam memberikan pelayanan
11
kesehatan pada anggota keluarganya dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran
individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang
dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok adalah
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.2. Misi
Pernyataan Misi mengandung pernyataan yang mencerminkan pandangan organisasi
tentang kemampuan dirinya. Pernyataan misi merupakan hal yang sangat penting untuk
mengarahkan kegiatan Dinas Kesehatan untuk lebih eksis dan dapat mengikuti efek global
otonomi daerah.
Misi ditetapkan untuk mengarahkan operasionalisasi Dinas Kesehatan sehingga terus
eksis dan mengikuti perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi, yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Misi yang ditetapkan diharapkan seluruh pegawai Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat dimasa mendatang.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dalam penetapan misinya, telah
mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, keinginan dan harapan pelanggan dan
stakeholders, serta permasalahan yang akan dihadapi/ditangani sehubungan dengan perubahan
lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Karena itu, misi yang telah ditetapkan
memungkinkan untuk dilakukan perubahan dan penyesuaian sesuai dengan tuntutan perubahan
lingkungan yang signifikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan dengan memperhatikan tugas
pokok dan fungsi, menetapkan Misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang professional.
2. Membuat Masyarakat Kalimantan Barat Yang Sehat dan Mandiri di Bidang
Kesehatan serta Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
12
3. Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan, Penyediaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan Yang Optimal, Bermutu dan Terjangkau Serta Meningkatnya Upaya
Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan
4. Terbinanya Keluarga Sehat, Mandiri dan Sadar Gizi Yang Ditunjang Oleh Perilaku
Hidup Bersih Sehat
5. Memantapkan Sumber Daya dan Informasi Kesehatan
3.3. Tujuan dan Sasaran
3.3.1. Tujuan
Tujuan merupakan target kualitatif organisasi, sehingga pencapaian target ini dapat
merupakan ukuran kinerja faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi. Tujuan sifatnya lebih
konkrit daripada misi dan mengarah pada suatu titik terang pencapaian hasil. Dengan adanya
pernyataan tujuan, maka akan jelas bagi organisasi mengenai arah yang akan dituju dalam
rangka mempertahankan eksistensi dimasa datang.
Untuk menetapkan tujuan, diperlukan suatu alat bantu berupa metode atau analisis yang
dapat memberikan suatu rujukan teoritis dalam menggambarkan situasi dan kondisi Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Dari pencermatan lingkungan intern dan ekstern ini akan
diperoleh strategi yang akan menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan guna memberikan
rambu-rambu dalam menetapkan tujuan.
Agar dapat mengukur pencapaian tujuan pada suatu periode tertentu diperlukan adanya
indikator kinerja tujuan, yang pada hakekatnya merupakan benefit atau impacts dari suatu
kegiatan. Untuk keperluan ini dibutuhkan adanya Sistem Pengukuran Kinerja yang berlaku di
lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Suatu instansi pemerintah dalam menetapkan tujuan harus memperhatikan kriteria:
1) Cukup jelas
2) Diselaraskan dengan Visi dan Misi
3) Mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman instansi
4) Menggambarkan hasil yang ingin dicapai
5) Mengakomodasi issue strategis yang dihadapi
6) Mencerminkan “Core Area” dimana organisasi berperan.
13
Dengan demikian, tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi
dan misi yang unik dan idealistik.
Adapun tujuan strategis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Strategis untuk mencapai misi: “Mewujudkan aparatur Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat yang profesional” adalah Terciptanya pegawai yang
profesional guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Tujuan strategis untuk mencapai misi: “Membuat masyarakat Kalimantan Barat yang
sehat dan mandiri di bidang kesehatan serta Meningkatkan pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan” adalah Tercapainya pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan yang sehat dan bermutu.
3. Tujuan Strategis untuk mencapai misi: “Meningkatkan upaya Pelayanan Kesehatan,
Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang Optimal, Bermutu dan
Terjangkau serta Meningkatnya upaya Penanggulangan bencana bidang
Kesehatan“ adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus yang bermutu.
b. Meningkatnya penanggulangan bencana bidang kesehatan.
c. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu.
d. Meningkatnya penanganan obat & perbekalan kesehatan yang optimal.
4. Tujuan strategis untuk mencapai misi: “Terbinanya Keluarga sehat, mandiri dan
sadar gizi yang ditunjang oleh perilaku hidup bersih sehat” adalah Meningkatnya
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, serta