1 B A B I P E N D A H U L U A N Penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 merupakan hasil dari salah satu mata rantai pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka menyediakan berbagai data & informasi di bidang kesehatan. Data dan informasi kesehatan tersebut akan menjadi faktor pendukung didalam sistem manajemen pembangunan kesehatan, sehingga dalam perencanaan maupun pelaksanaan berbagai upaya kesehatan akan menjadi berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana dapat kita baca pada penjelasan Pasal 67 ( 2 ) UU No: 23 tahun 1992 tentang kesehatan . Sistem Informasi kesehatan merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu penerbitan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat sekarang ini lebih dikaitkan dengan sistem kesehatan yang diarahkan pada pencapaian Visi Kalimantan Barat Sehat 2010. Artinya, Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini disusun agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mencapai Kalimantan Barat Sehat 2010. Profil adalah dokumen yang berisi tentang data dan informasi dari sistem manajemen data/informasi sebuah organisasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan penyebar luasan informasi. Untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan sebuah organisasi memerlukan dukungan data/informasi. Dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini kami menggunakan berbagai sumber data antara lain Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2009. Data dari berbagai sektor/ Instansi terkait, data dari berbagai bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Walaupun dengan berbagai keterbatasan data dan informasi yang dapat kami sajikan, akhirnya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini dapat diselesaikan. Apa yang kami tampilkan pada buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai perubahan maupun perbaikan pada program pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat khususnya sektor kesehatan secara menyeluruh. Untuk memenuhi kebutuhan berbagai data dan informasi guna menunjang manajemen program kesehatan pada semua tingkat administrasi. Untuk itu segala upaya dan perbaikan terhadap isi buku profil ini telah kami coba laksanakan baik terhadap kualitas maupun kuantitas dan juga dalam hal menganalisa data-data yang ada. Penyusunan Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini mengalami keterlambatan jika disesuaikan dengan waktu yang seharusnya dimana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
B A B I
P E N D A H U L U A N
Penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009
merupakan hasil dari salah satu mata rantai pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan
di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka menyediakan berbagai data & informasi di
bidang kesehatan. Data dan informasi kesehatan tersebut akan menjadi faktor
pendukung didalam sistem manajemen pembangunan kesehatan, sehingga dalam
perencanaan maupun pelaksanaan berbagai upaya kesehatan akan menjadi berdaya
guna dan berhasil guna sebagaimana dapat kita baca pada penjelasan Pasal 67 ( 2 )
UU No: 23 tahun 1992 tentang kesehatan .
Sistem Informasi kesehatan merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan
secara keseluruhan. Oleh karena itu penerbitan buku Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat sekarang ini lebih dikaitkan dengan sistem kesehatan yang diarahkan
pada pencapaian Visi Kalimantan Barat Sehat 2010. Artinya, Profil Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini disusun agar dapat menjadi salah satu
sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan di Provinsi Kalimantan
Barat dalam rangka mencapai Kalimantan Barat Sehat 2010.
Profil adalah dokumen yang berisi tentang data dan informasi dari sistem
manajemen data/informasi sebuah organisasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan,
analisis, penyajian dan penyebar luasan informasi. Untuk fungsi manajemen dan
pengambilan keputusan sebuah organisasi memerlukan dukungan data/informasi.
Dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini
kami menggunakan berbagai sumber data antara lain
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2009.
Data dari berbagai sektor/ Instansi terkait, data dari berbagai bidang di
lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Walaupun dengan berbagai keterbatasan data dan informasi yang dapat kami
sajikan, akhirnya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini
dapat diselesaikan. Apa yang kami tampilkan pada buku Profil Kesehatan ini
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai perubahan maupun
perbaikan pada program pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat khususnya
sektor kesehatan secara menyeluruh. Untuk memenuhi kebutuhan berbagai data dan
informasi guna menunjang manajemen program kesehatan pada semua tingkat
administrasi. Untuk itu segala upaya dan perbaikan terhadap isi buku profil ini telah
kami coba laksanakan baik terhadap kualitas maupun kuantitas dan juga dalam hal
menganalisa data-data yang ada.
Penyusunan Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 ini
mengalami keterlambatan jika disesuaikan dengan waktu yang seharusnya dimana
2
bulan Juli sudah harus tersusun, hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan
laporan data profil dari Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota.
Guna memberikan gambaran yang lebih baik tentang situasi kesehatan di Provinsi
Kalimantan Barat maka buku Profil Kesehatan ini kami susun dengan sistimatika
sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran umum Provinsi
Bab III : Pembangunan Kesehatan Daerah
Bab IV : Pencapaian Pembangunan Kesehatan
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab VI : Penutup
Lampiran tabel-tabel
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PROVINSI
2.1. Letak Wilayah
Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di
antara garis 2° 08' LU serta 3
° 05' LS serta di antara 108° 0' BT dan 114° 10' BT pada
peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah Kalimantan
Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0° ) tepatnya di atas Kota
Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu
daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.
Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk
salah satu Provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu
dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka
daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya Provinsi di Indonesia yang
secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara
asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalimantan Barat dan Sarawak telah terbuka
jalan darat antar negara Pontianak – Entikong – Kuching (Sarawak, Malaysia)
sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam
perjalanan.
Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah Provinsi Kalimantan Barat
adalah :
Utara : Sarawak (Negara Malaysia)
Selatan : Laut Jawa & Provinsi Kalimantan Tengah
Timur : Provinsi Kalimantan Timur
Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata
Sebelah utara Provinsi Kalimantan Barat terdapat empat kabupaten yang
langsung berhadapan dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas
Hulu, yang membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang – Kapuas Hulu.
2.2. Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah merupakan daratan
berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia
atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan
sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi
terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891 km2 ), kedua Kalimantan Timur
(202.440 km2 ) dan ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km
2).
Dilihat dari luas menurut Kabupaten/Kota, maka yang terbesar adalah
Kabupaten Ketapang (31.588 km2 atau 21,52 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu
4
(29.842 km2 atau 20.33 persen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74
persen), sedangkan sisanya tersebar pada 11 (sebelas) kabupaten/kota lainnya.
2.3. Topografi
Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan
mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar
dari Barat ke Timur sepanjang “Lembah Kapuas” serta Laut Natuna/Selat Karimata.
Sebagian daerah daratan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove.
Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan
Kalingkang/Kabupaten Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di
Selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.
Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat
terdiri dari jenis tanah PMK (podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5
juta hektar atau 17,28 persen dari luas daerah yang 14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah
OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar atau 10,29
persen yang terhampar di seluruh Kabupaten/Kota, namun sebagian besar terdapat di
kabupaten daerah pantai.
2.3.I k l i m
Faktor yang merupakan ciri umum bagi suatu daerah dataran rendah di daerah
tropis adalah suhu udara yang relatif panas atau tinggi, sedangkan khusus daerah
Kalimantan Barat suhu yang tinggi ini diikuti pula dengan kelembaban udara yang
tinggi. Berdasarkan catatan empiris dari Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak yang
meliputi Stasiun Meteorologi (SM) Supadio, SM Ketapang, SM Paloh, SM Susilo
Sintang, SM Nangapinoh dan Stasiun Klimatologi Siantan, umumnya suhu udara di
daerah Kalbar cukup normal namun bervariasi, yaitu rata-rata sekitar 260C sampai
dengan 270C.
Selama tahun 2009, temperatur udara di Kalimantan Barat maksimum
mencapai 33,20C. yang terjadi di stasiun meteorology Pangsuma Putussibau pada
Bulan Mei 2009. Sedangkan temperatur minimum tercatat 21,90C yang terjadi di
stasiun meteorology Sintang pada Bulan Maret 2009.
Pada umumnya, kecepatan angin di Kalimantan Barat dari beberapa stasiun
meteorologi, sepanjang bulan di tahun 2009, secara rata-rata berkisar antara 02 s/d 06
knot/jam sedangkan maksimum tercatat sebesar 30 knot/jam terjadi di stasiun
metereologi Bandara Supadio pada Bulan Desember 2009.
Pada tahun 2009, rata-rata curah hujan bulanan tertinggi yang terjadi di Stasiun
Metereologi Paloh adalah pada Bulan Desember mencapai 708 mm, terendah pada
Bulan Februari 2009 hanya mencapai 38,4 mm. Sedangkan hasil pemantauan di
Stasiun Meteorologi Paloh ternyata jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada Bulan
5
Desember sebanyak 27 hari dan terendah terjadi pada Bulan Mei yang tercatat
sebanyak 11 hari.
Hasil Pemantauan di Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak menggambarkan
bahwa curah Hujan tertinggi terjadi pada Bulan Oktober 2009, yang mencapai 565,2
mm, sedangkan yang terendah tercatat 101,8 mm yang terjadi pada Bulan Juni 2009.
Demikian juga halnya,dengan beberapa statsiun meteorology lainnya seperti,
Siantan, Bandara Susilo Sintang dan Nanga Pinoh dan Putussibau masing-masing
curah hujan tertinggi mencapai 576,6 mm, 453,9 mm dan 638,6 mm dan 572,4 mm.
Angka terendah masing-masing 38,4 mm, 100,4 mm, 142,8 mm serta 232,1 mm.
2.5. Wilayah Administratif dan Pemerintahan.
Pada tahun 2009 berdasarkan Data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi
Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota yaitu dua belas
kabupaten dan dua kota. Empat belas Kabupaten/kota ini terbagi dalam 173 kecamatan
dengan 1.868 desa/kelurahan. Rincian jumlah kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat
terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel : 2.1.
Jumlah Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2009
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2009
6
2.6. Kependudukan
Penduduk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2009 diperkirakan berjumlah
sekitar 4,319.142 juta jiwa (angka proyeksi BPS), dimana sekitar 2,137.588 juta jiwa
berjenis kelamin laki-laki dan 2,181.554 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah
Provinsi Kalimantan Barat sebesar 146.807 Km2 atau lebih besar dari Pulau Jawa,
maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat sekitar 29 Jiwa per kilometer persegi.
Tabel : 2.2
Penduduk Menurut Daerah Dan Kepadatan Per Kabupaten/Kota
Tahun 2009
Sumber : BPS
Persebaran penduduk Kalimantan Barat tidak merata antar wilayah
kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, maupun antar wilayah kawasan pantai
bukan pantai atau perkotaan dan pedesaan. Seperti daerah pesisir yang mencakup
Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten
Ketapang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Kota
Singkawang yang dihuni oleh hampir 50 persen dari total penduduk Kalimantan Barat
dengan kepadatan mencapai 37 jiwa per Km2. Sebaliknya enam kabupaten lain
(bukan pantai) secara rata-rata tingkat kepadatan penduduknya relatif lebih jarang.
Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas wilayah 29.842 km2
atau sekitar 20,33 persen dari
luas wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-rata 7 (tujuh) jiwa per kilometer
persegi, sedangkan Kota Pontianak yang luasnya hanya 0,07% (107,80 km2)
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya, dihuni oleh rata-rata sekitar 4.888 jiwa
per Km2.
7
Komposisi penduduk Kalimantan Barat, dari 4.319.142 jiwa penduduk, 50,51%
atau 2.131.193 jiwa adalah laki-laki dan 49,49% atau 2.137.588 jiwa adalah
perempuan. Berarti rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk adalah sebesar 102.06
artinya dalam setiap 202 penduduk terdapat 100 penduduk perempuan dan 102
penduduk laki-laki.
Gambar : 2.1
Piramida Penduduk Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009
300,000 200,000 100,000 0 100,000 200,000 300,000
< 1
5 - 9
15 - 19
25 - 29
35 - 39
45 - 49
55 - 59
65 - 69
75+
Sumber : BPS
8
B A B III
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
3.1. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat akan diarahkan dan apa yang akan dicapai.
Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan,
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat secara terus menerus mengembangkan
peluang dan inovasi agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan
perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang
terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas
kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (outcomes).
Untuk memenuhi harapan diatas, maka Visi Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat adalah :
Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kalimantan Barat Sehat
2013
3.1.1. Penjelasan Makna
Didalam pernyataan Visi tersebut, terdapat kata–kata kunci sebagai berikut :
Masyarakat Kalimantan Barat Sehat 2013 yang diharapkan adalah masyarakat
yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sehat dalam hal ini mengandung arti dalam perspektif luas, tidak sebatas pada kondisi
fisikal yang prima, melainkan juga sehat rohani, mental, intelektual dan sosial.
9
Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kalbar mengandung makna bahwa
masyarakat Kalbar mempunyai kemampuan untuk mewujudkan kesehatannya dimana
setiap penduduknya mampu memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
dengan pembiayaan secara mandiri.
Kemandirian masyarakat untuk hidup sehat juga tidak terlepas dengan keluarga,
yang merupakan unit terkecil dari masyarakat. Di dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat, keluarga merupakan sumber informasi dalam perawatan di rumah dan
pengobatan sendiri. Diharapkan dalam keluarga menunjukkan kemandiriannya dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada anggota keluarganya dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa
kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka,
hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat
untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya
kesehatan pokok adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.2. Misi
Pernyataan Misi mengandung pernyataan yang mencerminkan pandangan
organisasi tentang kemampuan dirinya. Pernyataan misi merupakan hal yang sangat
penting untuk mengarahkan kegiatan Dinas Kesehatan untuk lebih eksis dan dapat
mengikuti efek global otonomi daerah.
Misi ditetapkan untuk mengarahkan operasionalisasi Dinas Kesehatan sehingga
terus eksis dan mengikuti perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi, yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi yang ditetapkan diharapkan seluruh
pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan pihak-pihak yang
10
berkepentingan (stakeholders) mengetahui peran dan program-program serta hasil yang
akan diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dimasa mendatang.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dalam penetapan misinya, telah
mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, keinginan dan harapan pelanggan dan
stakeholders, serta permasalahan yang akan dihadapi/ditangani sehubungan dengan
perubahan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Karena itu, misi
yang telah ditetapkan memungkinkan untuk dilakukan perubahan dan penyesuaian
sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan yang signifikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan dengan memperhatikan
tugas pokok dan fungsi, menetapkan Misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang
professional.
2. Membuat Masyarakat Kalimantan Barat Yang Sehat dan Mandiri Di
Bidang Kesehatan serta Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
3. Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan, Penyediaan Obat dan
Perbekalan Kesehatan Yang Optimal, Bermutu dan Terjangkau Serta
Meningkatnya Upaya Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan
4. Terbinanya Keluarga Sehat, Mandiri dan Sadar Gizi Yang Ditunjang Oleh
Perilaku Hidup Bersih Sehat
5. Memantapkan Sumber Daya dan Informasi Kesehatan
3.3. Tujuan dan Sasaran
3.3.1. Tujuan
Tujuan merupakan target kualitatif organisasi, sehingga pencapaian target ini
dapat merupakan ukuran kinerja faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi.
Tujuan sifatnya lebih konkrit daripada misi dan mengarah pada suatu titik terang
pencapaian hasil. Dengan adanya pernyataan tujuan, maka akan jelas bagi
organisasi mengenai arah yang akan dituju dalam rangka mempertahankan
eksistensi dimasa datang.
11
Untuk menetapkan tujuan, diperlukan suatu alat bantu berupa metode atau
analisis yang dapat memberikan suatu rujukan teoritis dalam menggambarkan
situasi dan kondisi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Dari
pencermatan lingkungan intern dan ekstern ini akan diperoleh strategi yang akan
menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan guna memberikan rambu-rambu
dalam menetapkan tujuan.
Agar dapat mengukur pencapaian tujuan pada suatu periode tertentu diperlukan
adanya indikator kinerja tujuan, yang pada hakekatnya merupakan benefit atau
impacts dari suatu kegiatan. Untuk keperluan ini dibutuhkan adanya Sistem
Pengukuran Kinerja yang berlaku untuk di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat.
Suatu instansi pemerintah dalam menetapkan tujuan harus memperhatikan
kriteria:
1) Cukup jelas
2) Diselaraskan dengan Visi dan Misi
3) Mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman instansi
4) Menggambarkan hasil yang ingin dicapai
5) Mengakomodasi issue strategis yang dihadapi
6) Mencerminkan “Core Area” dimana organisasi berperan.
Dengan demikian, tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari
perumusan visi dan misi yang unik dan idealistik.
Adapun tujuan strategis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Strategis untuk mencapai misi: “Mewujudkan aparatur Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang profesional” adalah Terciptanya
pegawai yang profesional guna memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.
2. Tujuan strategis untuk mencapai misi: “Membuat masyarakat Kalimantan
Barat yang sehat dan mandiri di bidang kesehatan serta Meningkatkan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan” adalah Tercapainya
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang sehat dan bermutu.
3. Tujuan Strategis untuk mencapai misi: “ Meningkatkan upaya Pelayanan
Kesehatan, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang Optimal,
Bermutu dan Terjangkau serta Meningkatnya upaya Penanggulangan
bencana bidang Kesehatan “ adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus yang bermutu.
b. Meningkatnya penanggulangan bencana bidang kesehatan.
12
c. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu.
d. Meningkatnya penanganan obat & perbekalan kesehatan yang
optimal.
4. Tujuan strategis untuk mencapai misi: “ Terbinanya Keluarga sehat, mandiri
dan sadar gizi yang ditunjang oleh perilaku hidup bersih sehat ” adalah
Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya, serta peningkatan dukungan manajemen upaya pelayanan
kesehatan.
5. Tujuan strategis untuk mencapai misi: “ Memantapkan Sumber Daya dan
Informasi Kesehatan ” adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Kesehatan
dalam rangka meningkatkan profesionalisme.
b. Meningkatnya pelaksanaan manajemen informasi dan
pengembangan kesehatan.
c. Meningkatnya pengembangan sumber daya pembiayaan dan jaminan
kesehatan.
3.3.2. Sasaran Dan Indikator Kinerja Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai
secara nyata dalam jangka waktu tahunan. Sasaran merupakan bagian internal
dalam proses perencanaan strategis Dinas Kesehatan.
Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur, menantang namun dapat
dicapai, orientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam periode tertentu. Sasaran
Dinas Kesehatan selama 5 (lima) tahun periode 2008– 2013 juga disertai dengan
indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja sasaran merupakan ukuran
keberhasilan dari suatu sasaran strategis organisasi yang bersifat kuantitatif atau
kualitatif dan dijadikan patokan/tolok ukur dalam menilai keberhasilan atau
kegagalan penyelenggaraan pemerintahan dalam mencapai visi dan misi
organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut maka Dinas Kesehatan menetapkan sasaran
sebagai berikut :
13
Tujuan Pertama:
“ Terciptanya pegawai yang profesional guna memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat ”, dengan sasaran :
1. Meningkatkan pegawai yang profesional yang didukung oleh
rencana kerja, penganggaran, sarana dan prasarana yang efektif dan
efisien serta memadai, dengan indikator kinerja sasaran
diantaranya:
- Prosentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim.
- Prosentase pejabat struktural yang telah memenuhi syarat kompetensi
jabatan.
- Prosentase pegawai fungsional yang telah mengikuti diklat teknis
fungsional sesuai dengan jenjangnya.
- Tingkat ketepatan penempatan pegawai sesuai dengan keahliannya/
pendidikannya.
- Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi
ketatausahaan.
- Indeks kepuasan pegawai terhadap penerapan disiplin.
- Indeks kepuasan pegawai terhadap penerapan sanksi pelanggaran
disiplin pegawai.
- Indeks kepuasan pegawai terhadap tingkat kesejahteraan (ekonomi)
dikaitkan dengan kebutuhan minimal dilingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat.
- Indeks kepuasan pegawai terhadap penghargaan dan prestasi kerja.
- Prosentase kegiatan yang telah menyampaikan laporan hasil akhir
kegiatan.
- Prosentase hasil pencapaian pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan
rencana.
- Prosentase tertatanya administrasi kepegawaian, dengan rincian
indikator sebagai berikut :
Penyelesaian proses kenaikan pangkat
Penyelesaian proses gaji berkala
Penyelesaian proses Cuti PNS
Penyelesaian proses usul pensiun PNS
Penyelesaian proses usul penghargaan satya lencana
a. Dokter PTT
b. Dokter Gigi PTT
c. Bidan PTT
14
Penyelesaian proses selesai masa bakti tenaga kesehatan PTT :
a. Dokter PTT
b. Dokter Gigi PTT
Penilaian tenaga puskesmas teladan
Fasilitasi pelatihan peningkatan keterampilan & kemampuan
PNS
Analisis jabatan
- Berfungsinya sarana dan prasarana gedung.
- Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana gedung.
- Berfungsinya sarana dan prasarana mobilitas.
- Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana mobilitas.
- Berfungsinya sarana dan prasarana alat kantor dan rumah tangga.
- Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana alat kantor dan
rumah tangga.
2. Meningkatkan ketertiban pelayanan perijinan di bidang Kesehatan
sesuai dengan ketentuan, dengan indikator kinerja sasaran
diantaranya:
- Tingkat kesesuaian waktu pelayanan perijinan dengan ketentuan
- Kontribusi PAD dari pelayanan perizinan terhadap PAD Provinsi
Kalimantan Barat.
-
Tujuan Kedua :
“Tercapainya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang sehat dan
bermututu”, dengan sasaran :
3. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Lingkungan, dengan indikator
kinerja sasaran diantaranya:
- Keluarga yang menggunakan air bersih memenuhi syarat kesehatan
diperkotaan dan pedesaan.
- Keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sarana air bersih memenuhi syarat kesehatan.
- TTU yang memenuhi syarat kesehatan
- Rumah makan/restoran yang memenuhi Laik Hygiene Sanitasi
- Institusi Yang Sehat
- Dokumen AMDAL yang memenuhi kriteria kajian kesehatan
masyarakat
- Tenaga sanitasi yang pernah mengikuti diklat di bidang kesling
- Dinkes Kab/kota yang memiliki simkesling
15
- Informasi kesling yang tersedia
4. Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit menular dan penyakit tidak menular, dengan indikator
kinerja sasaran diantaranya:
- Persentase darah donor di skrining terhadap HIV/AIDS dan Sifilis
- Jumlah klien yang mendapatkan testing HIV lengkap
- Terbentuknya klinik VCT baru
- Jumlah orang yang mendapatkan ARV
- Jumlah Orang dengan profilaksis dan pengobatan ODHA sesuai
standar
- Infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan dan diobati sesuai
standar
- Menurunkan transmisi penularan HIV/AIDS di kelompok resiko
tinggi
- Cakupan UCI desa/kelurahan
- Cakupan imunisasi Anak sekolah (BIAS)
- Cakupan imunisasi BCG
- Cakupan imunisasi DPT/HB1
- Cakupan imunisasi polio 4
- Cakupan imunisasi campak
- AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
- Jumlah Kab/kota yang melakukan SKD KLB
- Persentase desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam
- Persentase calon jamaah haji mendapatkan pemeriksaan kesehatan
- Persentase Kab/kota melaksanakan SKD KLB pada kondisi matra