Top Banner

of 49

Profil Bantul 2012

Feb 10, 2018

Download

Documents

Lil.Zahwa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    1/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 1

    Bab 1Pendahuluan

    isi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah Masyarakat

    Sehat yang Mandiri. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh

    upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non

    kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

    pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dandikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

    Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk

    penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna

    pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.

    Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil

    Kesehatan Kabupaten Bantul yang merupakan gambaran situasi kesehatan di

    wilayah Kabupaten Bantul dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat

    berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yangberhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas

    kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana.

    Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012 ini

    dapat dilihat gambaran situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian,

    status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses

    dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan

    lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan,

    pembiayaan kesehatan) di Kabupaten Bantul Tahun 2011. Semua informasi yang

    terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan tersebut dipergunakan dalam

    rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian

    pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul pada Tahun 2012, serta

    pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan.

    Sistematika Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012 adalah sebagai

    berikut :

    V

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    2/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 2

    Bab 1 Pendahuluan.

    Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan

    Kabupaten Bantul, serta sistematika penyajiannya diuraikan secara ringkas

    Bab 2 Bantul Projo Tamansari

    Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Bantul yang meliputi keadaan

    geografi, batas wilayah, cuaca, keadaan penduduk dan tingkat pendidikan

    Bab-3 : Bantul Sehat

    Bab ini berisi uraian mengenai indikator angka kematian, angka kesakitan, dan

    angka status gizi masyarakat.

    Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

    Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan (kesehatan ibu, kesehatan

    anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan pra usila,

    keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat

    miskin), akses dan mutu pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dan

    kesehatan lingkungan

    Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

    Bab ini berisi uraian mengenai tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan

    sarana kesehatan.

    Bab-6 : Kesimpulan

    Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan

    ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2011, serta

    hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan

    pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul untuk mencapai Masyarakat

    Bantul Sehat Yang Mandiri.

    Lampiran

    Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kabupaten Bantul dan 79

    tabel data

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    3/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 3

    Bab 2Bantul Bumi Projo Tamansari

    2 . 1 . K o n d i s i G e o g r a f i s

    abupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang

    ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah

    seluruhnya mencapai 506,9 Km2 dan merupakan 15,91% dari

    seluruh luas wilayah Propinsi DIY.

    Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu antara

    07o 4404 08o00 27 LS dan 110o12 34 110o31 08 BT.

    Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bantul

    Peta diatas menunjukkan batas wilayah administrasi Kabupaten Bantul, di

    sebelah Utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,

    sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Selatan

    K

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    4/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 4

    berbatasan dengan Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan

    Kabupaten Kulon Progo.

    Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah, perbukitan

    pada bagian Timur dan Barat, dengan bentang alam relatif membujur dari Utara

    ke Selatan. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16 %, Sawah 33,19 %,

    Tegalan 14,90 % dan Tanah Hutan 3,35 %. Kabupaten Bantul tergolong wilayah

    yang rawan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, tsunami

    dan bencana akibat dampak dari letusan gunung Merapi.

    Kabupaten Bantul beriklim Tropis, yang mempunyai dua musim yaitu

    musim kemarau dan musim hujan, dengan Temperatur rata-rata 22 o C 36o C.

    Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang terdiri dari

    75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah Kecamatan Dlingo

    dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten, yang wilayahnya merupakan

    perbukitan dan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul.

    2.2. Demografi

    Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul dilaporkan bahwa jumlah

    penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebanyak 921.263 jiwa, denganjumlah penduduk Laki-laki sebanyak 459.459 jiwa dan jumlah penduduk

    Perempuan sebanyak 461.804 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul

    rerata 1.818 orang per Km2, dengan wilayah kecamatan yang mempunyai

    kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Banguntapan yaitu sebesar

    4.301 jiwa per Km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah

    Kecamatan Dlingo yaitu sebesar 638,39 jiwa per Km2.

    Piramida Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2011 di bawah ini

    menjelaskan jumlah penduduk terbanyak adalah golongan usia 25-29 tahun,terdapat pada penduduk berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Rasio

    Beban Tanggungan adalah 47,19 % dan Rasio Jenis Kelamin adalah 0,99.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    5/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 5

    Jumlah penduduk miskin yang dilaporkan di Kabupaten Bantul pada

    tahun 2011 yang telah memiliki kartu Jamkesmas sejumlah 222.987 jiwa atau

    sebesar 24,2 % dari total penduduk Kabupaten Bantul.

    Gambar 3

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    6/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 6

    Bab 3Bantul Sehat

    antul Sehat ditunjukkan dengan suatu indikator status kesehatan, yaitu

    Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo), Angka Kematian, Angka

    Kesakitan dan Angka Status Gizi. Gambaran Bantul Sehat dari

    berbagai data dan informasi yang dilaporkan adalah sebagai berikut

    3.1. Umur Harapan Hidup

    Penghitungan Umur Harapan Hidup (UHH) Waktu Lahir di Kabupaten

    Bantul pada Tahun 2010 adalah 71,31 tahun (BPS Kabupaten Bantul, 2011),

    sedangkan UHH (Eo) di DIY adalah 73,2 tahun (BPS Provinsi DIY, 2011).

    Umur harapan hidup di Kabupaten Bantul cenderung meningkat dari

    tahun ke tahun. Pada Tahun 2008, UHH sebesar 71,11 tahun dan Tahun 2009

    yaitu 71,21 tahun. Peningkatan UHH ini dipengaruhi oleh multifaktor, antara lain

    faktor kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran

    faktor kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian,

    perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.

    3.2. Angka Kematian

    3.2.1. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

    Angka kematian ibu pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding

    pada tahun 2010 yaitu 82,07/100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2010 menjadi

    111,2/100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2011. Target AKI tahun 2011 adalah

    100/100.000 Kelahiran Hidup.

    B

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    7/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 7

    Grafik 1. Angka Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup Di KabupatenBantul Tahun 2006-2011

    84

    47,14

    140,13

    158,29

    82,1

    111,2

    74 74 70 7065

    100110 110 110 110 110

    125 125 125 125 125 125

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    AKI Bantul Target Bantul Target DIY Target Nasional

    Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab

    kematian ibu pada Tahun 2011 adalah Pre Eklampsia Berat (PEB) sebanyak

    26,7 % (4 kasus), pendarahan sebesar 20 % (3 kasus), dan 13,3 % akibat emboli

    air ketuban (2 kasus), sedangkan sisanya 6 kasus disebabkan karena penyebab

    tidak langsung seperti DM, gangguan jiwa, stroke, kelainan jantung, dan lain-lain.

    Grafik 2. Penyebab Kematian Ibu Tahun 2011.

    26%

    19%

    13%7% 7%

    7%

    7%

    7%

    7%

    PEB Pendarahan Emboli Air Ketuban

    Pre Eklamsia Berat DM Gangguan Jiwa

    Stroke Kelainan Jantung Lain-Lain

    Penyebaran kasus kematian ibu di Kabupaten Bantul terjadi pada

    beberapa wilayah kecamatan, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan terjadi

    di Kecamatan Jetis dan Kasihan masing-masing 3 kasus.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    8/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 8

    Grafik 3. Penyebaran Kasus Kematian Ibu Tahun 2011

    13%

    7%13%7%

    7%

    7%7%

    19,5%

    19,5%

    kasihan sewon banguntapan pleret imogiri

    jetis bantul bambanglipuro sanden

    3.2.2. Angka Kematian Bayi (AKB)

    Angka kematian bayi pada Tahun 2011 sebanyak 8,5/1.000 Kelahiran

    Hidup, mengalami penurunan dibanding Tahun 2010 9,8/1.000 Kelahiran Hidup.

    Perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten Bantul dari Tahun 2006

    sampai dengan 2011 disajikan pada grafik 4 berikut ini.

    Grafik 4. Angka Kematian Bayi per 1.000 KH Kab Bantul Tahun 2006 - 2011

    9,8 7,6913,23 11,8 9,8 8,5

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    AKB Target Bantul Target DIY Target Nasional

    Grafik diatas menunjukkan kecenderungan penurunan Angka Kematian

    Bayi secara signifikan pada empat tahun tahun terakhir. Bahkan Kabupaten

    Bantul sudah bisa melampaui target MDGs untuk Angka Kematian Bayi pada

    tahun 2015 ditargetkan 16 per 1000 kelahiran hidup.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    9/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 9

    Gambar 4.

    Kasus kematian bayi terjadi hampir di semua wilayah kecamatan di

    Kabupaten Bantul. Kecamatan dengan kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah

    Kecamatan Banguntapan dengan 19 kasus dan Kecamatan Jetis dengan 15

    kasus.

    Grafik 5. Penyebab Kematian Bayi Tahun 2011

    33

    28

    20

    7

    5

    2

    3

    1

    2

    2

    3

    2

    1

    0 5 10 15 20 25 30 35

    BBLR

    Kelainan Bawaan

    Aspeksia

    Lain-lain

    Pneumonia

    Kejang

    Aspirasi

    Bayi Besar

    Diare

    Infeksi

    Sepsis

    Meningo Ecenpalitis

    Ikterik

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    10/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 10

    3.2.3. Angka Kematian Balita

    Kasus kematian balita pada Tahun 2011 sebanyak 136 Balita atau 10,1

    permil, dengan jumlah kematian Balita terbesar di wilayah Kecamatan

    Banguntapan dan Jetis. Selengkapnya penyebaran kasus kematian balita di

    Kabupaten Bantul tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 5

    3.3. Angka Kesakitan

    3.3.1. Pola Penyakit

    Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit

    (Puskesmas) selama beberapa tahun terakhir adalah influensa, penyakit saluran

    nafas (diantaranya Pneumonia), dan diare.

    Pola kunjungan rawat jalan Puskesmas dari tahun ke tahun menunjukkan

    pola yang hampir sama. Beberapa catatan penting dikaitkan dengan kunjungan

    rawat jalan di Puskesmas adalah munculnya berbagai penyakit tidak menular

    yang semakin tinggi. Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang

    memperlihatkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Sepuluh besar penyakit yang dilaporkan Puskesmas di Kabupaten Bantul

    tahun 2011 disajikan pada gambar di bawah ini.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    11/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 11

    Grafik 6. Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas se- Kabupaten

    Bantul

    Laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2011 menjelaskan

    bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit, khususnya Rumah Sakit

    Panembahan Senopati sudah didominasi oleh penyakit tidak menular. Hasil ini

    mempertegas kesimpulan bahwa di Kabupaten Bantul telah terjadi transisi

    epidemiologi dengan semakin menonjolnya penyakit-penyakit tidak menular

    khususnya penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease).

    Distribusi sepuluh besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di Rumah

    Sakit Panembahan Senopati Kab.Bantul Tahun 2011 diperlihatkan pada gambar-

    gambar berikut.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    12/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 12

    Grafik 7. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RS

    Panembahan Senopati Bantul

    Grafik 8. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RS

    Panembahan Senopati Bantul

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    13/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 13

    3.3.2. Penyakit Menular

    1) Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Pada Tahun 2011 jumlah kasus DBD menurun tajam bila dibandingkan

    pada Tahun 2010. Pada tahun 2011 terdapat 247 kasus DBD (IR 0,27 ),

    sedangkan pada Tahun 2010 sebanyak 1.557 kasus (IR 1,7).

    Grafik 9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten BantulTahun 2006-2011

    0,60,7

    0,45

    0,67

    1,7

    0,270,1 0,1 0,1 0,1 0,1

    0,54

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,4

    1,6

    1,8

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    IR Bantul Standart

    Gambar 6.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    14/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 14

    Peta penyebaran penyakit DBD pada Tahun 2011 memperlihatkan bahwa

    kasus demam berdarah terdapat di seluruh wilayah kecamatan. Kejadian paling

    tinggi terjadi di 3 (tiga) kecamatan yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta

    yaitu Kecamatan Kasihan, Sewon dan Banguntapan.

    Laporan tatalaksana penanganan penderita DBD di Kabupaten Bantul

    bahwa 100% penderita sudah ditangani oleh pelayanan kesehatan yang ada di

    Kabupaten Bantul.

    Kematian akibat kasus DBD dilaporkan sebanyak 0,8 % ( 2 kasus) yang

    terjadi di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.

    2) Diare

    Angka kesakitan Diare pada tahun 2011 mengalami peningkatan di

    banding tahun 2010, dari sebesar 14.4 menjadi 21,99 dan dilaporkan bahwa

    100% balita yang menderita Diare sudah ditangani.

    Grafik 10. Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Bantul Tahun 2006 - 2011

    12,29

    14,88 15,01

    12,7514,4

    21,99

    10 10 10 10 10

    16

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    IR Diare Standart

    Insiden Rate Diare tertinggi ada di wilayah Kecamatan Banguntapan

    dengan 196 kasus, Imogiri dengan 129 kasus, Pandak 126 kasus, Jetis 120

    kasu, Kasihan 117 kasus.. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    15/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 15

    Gambar 7.

    3) Tuberkulosis (TBC)

    Penemuan kasus TB Paru BTA Positif pada Tahun 2011 sebesar 44,23 %

    mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2010 yang dilaporkan sebesar

    40,86. Jumlah kematian akibat TB paru dilaporkan sebesar 3,8 per 100.000

    penduduk (35 orang).

    Grafik 11. Angka Penemuan Kasus TB Paru Kabupaten Bantul Tahun 2006-

    2011

    30,1424,23

    49,52 49,9

    40,8644,23

    48

    5560 65

    70

    55

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    %P

    enemuanKasusTB

    C

    % Penemuan Kasus Target Bantul

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    16/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 16

    Gambar 8.

    Gambar 11 diatas memperlihatkan penyebaran kasus TB Paru terjadi

    pada seluruh wilayah Kabupaten Bantul. Angka insidensi TB Paru Tahun 2011

    sebesar 40,5 % (49,8 % laki-laki dan 31,2 % perempuan) per 100.000 penduduk

    dan angka prevalensinya sebesar 43,5 % (52,9 % laki-laki dan 34,2 %

    perempuan) per 100.000 penduduk.

    Angka kesuksesan (Succes Rate) terdiri dari angka kesembuhan dan

    pengobatan lengkap TB Paru. Angka kesuksesan pada tahun 2011 dilaporkan

    sebesar 90,35% dan angka kesembuhan (Cure rate) pada tahun 2011 dilaporkan

    sebesar 86,4%.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    17/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 17

    Grafik 12. Angka Kesembuhan TB di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011

    83,24

    88,06 88,06 88,27

    84,94

    78,57

    86,486

    70

    74

    78

    82

    86

    90

    2006 2007 2008 2009 2009 2010 2011

    Tahun

    %

    Kesembuhan

    Angka Kesembuhan Target Bantul

    Angka kesembuhan pengobatan TB di Kabupaten Bantul pada Tahun

    2011 meningkat tajam dibandingkan tahun 2010, dan berdasarkan laporan Seksi

    P2 adalah yang terbaik di provinsi DIY juga berada diatas target Nasional (85%).

    4) Infeksi Menular Seksual

    Pada Tahun 2011 dilaporkan terjadi 332 kasus IMS yang meningkat

    sangat tajam bila dibandingkan dengan Tahun 2010 sebanyak 77 kasus. Data inidiperoleh dari hasil pemeriksaan sero survey yang dilaksanakan oleh Dinas

    Kesehatan di Kecamatan Kretek.

    5) HIV/AIDS

    Hasil pemeriksaan Sero Survey Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

    Tahun 2011 terdapat 35 kasus baru HIV (23 laki-laki, 12 perempuan) meningkat

    dibanding tahun 2010 sebanyak 22 penderita baru HIV (10 laki-laki dan 12

    perempuan). Penderita AIDS Tahun 2011 sebanyak 19 kasus baru yang terdiri

    dari 5 laki-laki dan 14 perempuan, yang semuanya sudah ditangani sesuai

    tatalaksana penanganan HIV AIDS.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    18/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 18

    Gambar 9.

    Gambar diatas menunjukkan bahwa penyebaran kasus HIV positif baru

    sudah menyebar ke hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Bantul.

    Wilayah Kecamatan dengan kasus baru tertinggi adalah diwilayah Kecamatan

    Pandak. Jumlah kematian akibat AIDS pada Tahun 2011 terjadi sebanyak 8

    kasus (5 laki-laki dan 3 perempuan) yang terdapat di wilayah Kecamatan

    Sedayu.

    Hasil Screening donor darah di Kabupaten Bantul dilaporkan sebanyak

    1.64 % (95 sampel) positif HIV dari sampel darah yang diperiksa sejumlah 5.793

    sampel darah.

    6) Malaria

    Penderita penyakit Malaria di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011

    dilaporkan sejumlah 5 penderita (Annual Paracite Incident 0,0055 per 1000

    penduduk). Kasus penyakit malaria terjadi di wilayah kerja Puskesmas Jetis I ( 1

    kasus), Puskesmas Imogiri II (3 kasus), dan Puskesmas Sewon I (1 kasus).

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    19/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 19

    7) Kusta

    Angka penemuan kasus penderita baru kusta (NCDR) di Kabupaten

    Bantul pada Tahun 2011 dilaporkan sebesar 0,22 per 100.000 penduduk. Jenis

    kasus kusta yang ditemukan yaitu Kusta Multi Basiler (MB) sebanyak 2 penderita

    yang berada di wilayah kerja Puskesmas Srandakan dan Puskesmas Kasihan II,

    Semua penderita Kusta MB dilaporkan 100% telah ditangani.

    8) Acute Flaccid Paralysis < 15 Tahun

    Kasus AFP pada penduduk yang berumur < 15 tahun di Kabupaten

    Bantul pada tahun 2011 sebanyak 2,84 per 100.000 penduduk (6 kasus).Kejadian AFP dilaporkan terjadi di wilayah Puskesmas Jetis I (1 kasus),

    Puskesmas Pleret (2 kasus), Puskesmas Banguntapan I (2 kasus) dan

    Puskesmas Banguntapan III (1 kasus).

    9) Filariasis

    Pada tahun 2011 di Kabupaten Bantul dilaporkan tidak ada kasus Filariasis.

    10) PD3I : Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum,Campak, Polio dan Hepatitis B

    Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD3I) yaitu Difteri,

    Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Hepatitis B dan Polio tidsk ditemukan di

    wilayah Kabupaten Bantul. Pada tahun 2011 kasus campak meningkat bila

    dibandingkan tahun 2010 . Pada tahun 2011 kasus campak sebanyak 28 kasus

    (17 laki-laki dan 11 perempuan), terbanyak terjadi di wilayah kecamatan

    Banguntapan 1 (6 kasus), Puskesmas Kasihan dan Jetis masing-masing 4

    kasus.

    11) Pneumonia Balita

    Pada tahun 2011 penyakit Pneumonia Balita di Kabupaten Bantul

    dilaporkan sebanyak 606 kasus meningkat bila dibandingkan tahun 2010 (434

    kasus), yang semuanya (100%) sudah ditangani sesuai tatalaksana penanganan

    pneumonia balita . Kasus terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Piyungan

    dengan 180 kasus.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    20/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 20

    Berikut disajikan gambar peta penyebaran penemuan dan penanganan kasus

    pneumonia balita di Kabupaten Bantul tahun 2011

    Gambar 10.

    3.4. Angka Status Gizi

    Gambaran status gizi masyarakat di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011

    adalah masih adanya KEP total Balita sebesar 11,31%, meskipun sudah berada

    di bawah target Nasional pada Tahun 2015 sebesar 15%.

    Hasil pemantauan status gizi Balita di Kabupaten Bantul pada tahun 2011

    dilaporkan Balita Gizi Lebih sebesar 3,08 % (3,18 % Laki-laki dan 2,99 %

    Perempuan), Balita Gizi Baik sebesar 85,60 % (85,67 % Laki-Laki dan 85,53

    Perempaun), Balita Gizi Kurang sebesar 10,79 % (10,67 % Laki-Laki dan 10,91

    % Perempuan), Balita Gizi Buruk sebesar 0,52 % (0,48 % Laki-laki dan 0,57 %

    Perempuan).

    Bayi berat badan lahir rendah pada tahun tahun 2011 sebesar 4,1 %

    dengan persentase Bayi Baru Lahir Ditimbang sebesar 100 %.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    21/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 21

    Grafik 13. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011

    0,92 0,870,51 0,35

    0,58

    2 2 2 2 2 2

    5 5 5 5 5 5

    0,52

    0,320

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Tahun

    %

    Balita Gizi Buruk Target Bantul Target DIY Target Nasional

    Dari segi pelayanan, cakupan Balita gizi buruk yang mendapat perawatan

    mencapai 100%, artinya sebanyak 55 Balita yang mengalami gizi buruk (dengan

    Indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.

    Berikut disajikan gambar peta penyebaran kasus gizi buruk di Kabupaten Bantul

    tahun 2011 yang dilaporkan

    Gambar 11.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    22/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 22

    Kasus gizi buruk balita tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan

    Banguntapan sebanyak 28 kasus (10 laki-laki dan 18 perempuan), Kecamatan

    Jetis 24 kasus (13 laki-laki dan 11 perempuan) . Kasus gizi buruk terendah di

    Kecamatan Srandakan 7 kasus (3 laki-laki dan 4 perempuan), dan Kecamatan

    Imogiri 8 kasus (4 laki-laki dan 4 perempuan).

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    23/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 23

    Bab 4Situasi Upaya Kesehatan

    alam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat Bantul yang

    optimal, berikut disajikan upaya-upaya kesehatan yang telah

    dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2011 oleh Dinas Kesehatan

    Kabupaten Bantul beserta jaringannya.

    4.1. Pelayanan Kesehatan

    4.1.1. Kesehatan Ibu

    Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4,

    Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 untuk Ibu

    Hamil.

    Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 pada tahun 2011 dilaporkan

    mencapai 100% sehingga telah mencapai target K1 95%. Selengkapnyadisajikan pada gambar grafik kecenderungan Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil

    K1 di Kabupaten Bantul tahun 2006-2011.

    Grafik 14. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 Di Kabupaten Bantul Tahun2006-2011

    90,39

    96,44

    100 100 100 100

    95 95 95 95 95 95

    84

    86

    88

    90

    92

    94

    96

    98

    100

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Tahun

    %K

    1

    K1 Target K1

    D

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    24/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 24

    Berikut disajikan gambar peta penyebaran cakupan K1 Ibu Hamil Tahun 2011

    Gambar 12.

    Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 tahun 2011 dilaporkan 89,7 %,

    masih dibawah target K4 95%. Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan

    Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Bantul tahun 2006 2011

    Grafik 15. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 Di Kabupaten Bantul Tahun2006-2011

    77,56 74,45

    93,5987,45

    83,56 89,7

    95

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Tahun

    %K

    4

    K4 Target

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    25/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 25

    Berikut disajikan gambar peta penyebaran cakupan K4 Ibu Hamil tahun 2011 :

    Gambar 13.

    Gambar diatas memperlihatkan cakupan kunjungan K4 Ibu Hamil Tahun

    2011 tertinggi terdapat di Puskesmas Sewon I (99,8 %), Dlingo I (97,6%) dan

    Sanden (96,9 %) . Cakupan Kunjungan terendah terdapat di Puskesmas Jetis II

    (52,1 %).

    Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun

    2006 sampai dengan Tahun 2011 cenderung meningkat. Cakupan persalinan

    ditolong oleh Tenaga Kesehatan pada Tahun 2011 dilaporkan mencapai 99,87 %

    sudah diatas target 95%. Berikut disajikan gambar peta dan grafik

    kecenderungan Cakupan Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di

    Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    26/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 26

    Grafik 16. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga KesehatanDi Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011

    77,91

    85,47

    10094,42

    99,59 99,8795

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    %

    K4 Target

    Upaya pencegahan penyakit tetanus ibu hamil dilakukan melalui

    vaksinasi TT Ibu hamil. Pada tahun 2011 cakupan ibu hamil yang mendapatkan

    imunisasi TT sebesar 91,64 % meningkat dibanding tahun 2010 (74,6 %) namunmasih dibawah target 95 %.

    Gambar 14.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    27/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 27

    Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu

    melahirkan. Upaya Pencegahan anemia pada ibu hamil, di Kabupaten Bantul

    dilaksanakan melalui program pemberian Tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak

    90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama kehamilannya.

    Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di Kabupaten

    Bantul tahun 2011 mencakup Fe1 sebanyak 93 % dan Fe3 sebanyak 84,56 %,

    dan sudah diatas target 85 %. Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan

    pemberian tablet Fe3 kepada ibu hamil pada tahun 2006- 2011

    Grafik 17. Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Ibu Hamil Di Kabupaten BantulTahun 2006-2011

    81,3777,06

    72,13

    84,3 83,97

    90 90 90 90 90

    84,56

    85

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Fe 3 Target

    Cakupan pemberian Fe pada ibu hamil yang sudah mencapai target ini,ternyata tidak merata di seluruh Puskesmas. Cakupan Fe3 ibu Hamil tertinggi

    terdapat di Puskesmas Bambanglipuro dan Dlingo I, masing-masing 100%.

    Sedangkan cakupan yang sangat rendah terdapat di Puskesmas Jetis II

    (37,72%) dan Jetis I (39,09%). Berikut disajikan gambar peta distribusi cakupan

    pemberian tablet Fe3 tahun 2011.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    28/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 28

    Gambar 15.

    Jumlah ibu hamil yang resiko tinggi (Bumil Risti)/komplikasi di Kabupaten

    Bantul pada Tahun 2011 dilaporkan sebanyak 2.956 orang atau 20% dari ibu

    hamil yang ada. Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk/ditangani

    sebanyak 80,9 % dari target jumlah Bumil Risti, pencapaian ini menurun bila

    dibandingkan tahun sebelumnya 91,7%. Target penanganan Bumil Risti tahun

    2011 adalah 100 %.

    Grafik 18. Cakupan Pelayanan Bumil Risti yang Dirujuk/Ditanganidi Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011

    100

    63,8

    10091,7

    80,9

    100

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    2007 2008 2009 2010 2011

    Bumil Risti Ditangani Target

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    29/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 29

    Berikut disajikan gambar peta Cakupan Pelayanan Bumil Risti yang

    dirujuk/ditangani di Kabupaten Bantul Tahun 2011.

    Gambar 16.

    Cakupan kunjungan ibu nifas dilaporkan pada tahun 2011 sebesar 94,7 %

    meningkat dibanding tahun 2010 (82,51%). Target kunjungan ibu nifas 95 %.

    Berikut disajikan gambar peta cakupan kunjungan ibu nifas tahun 2011.

    Gambar 17.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    30/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 30

    Cakupan pemberian vitamin A Ibu nifas Tahun 2011 sebesar 90,62 %

    meningkat bila dibanding Tahun 2010 yang sudah mencapai 89,73%, dan sudah

    mencapai target 85 %.

    Grafik 19. Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas di Kabupaten

    Bantul Tahun 2006-2011.

    82,16

    97,03

    85,57

    81,69

    89,73 90,62

    85

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    100

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Tahun

    %VitABufa

    Vit A Bufas Target

    Cakupan vitamin A untuk ibu nifas tertinggi terdapat di Puskesmas

    Srandakan, Banguntapan I, Kasihan II, Kretek, Sedayu I, dan Pandak II ( 100 %),sedangkan cakupan terendah di Puskesmas Jetis II (44,76%).

    Gambar 18.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    31/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 31

    4.1.2. Kesehatan Anak

    Kunjungan Bayi minimal 4 kali di Kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan

    sebesar 86,1% cenderung menurun bila dibandingkan tahun 2010 yang sudah

    mencapai 90,20%, selengkapnya disajikan pada gambar berikut ini .

    Gambar 19.

    Bayi yang lahir di Kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan 100%

    ditimbang, hasilnya adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

    sejumlah 4,14 %. Bayi dengan BBLR tersebut semuanya sudah ditangani.

    Kasus BBLR terdapat di semua wilayah kerja puskesmas se-Kabupaten Bantul

    dan tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Jetis II yang mencapai 9,8 %, Dlingo II

    8 %, dan Pajangan 7,3 %. Kasus BBLR terendah dilaporkan terdapat di

    Puskesmas Srandakan (1,1 %), Banguntapan III (1,5 %), Sewon I (1,7%), dan

    Sewon II (1,8%).

    Penyebaran cakupan BBLR se-Kabupaten Bantul selengkapnya disajikan pada

    gambar 23 berikut ini.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    32/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 32

    Gambar 20.

    Kunjungan Neonatus (KN) di Kabupaten Bantul pada tahun 2011

    berdasarkan laporan adalah sebagai berikut, KN 1 sebesar 99,3 %, KN 3/KN

    lengkap sebesar 93,4 %. Pencapaian ini meningkat dibandingkan tahun

    sebelumnya yaitu KN1 90,54% dan KN3 baru mencapai 82,22%.

    Gambar 21

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    33/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 33

    Gambar diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar wilayah kerja

    puskesmas untuk pencapaian cakupan KN1 sudah lebih dari 95%.

    Gambar 22.

    Gambar diatas menyajikan persentase kunjungan KN3 tertinggi terdapat

    di Puskesmas Sanden, Bantul I, Pleret, Banguntapan I dan Banguntapan III,

    sedangkan kunjungan KN3 terendah terdapat di Puskesmas Bantul II dan Jetis II.

    Jumlah neonatal resiko tinggi pada tahun 2011 sebanyak 2.216 bayi dan

    yang ditangani sebesar 74,8 % (1.657 bayi).

    Persentase penanganan neonatal resiko tinggi terbesar ada di

    Puskesmas Sanden, Imogiri II, Bantul I, Bantul II, Piyungan, Banguntapan I dan

    Sedayu I, sedangkan terkecil terdapat di Puskesmas Srandakan, Pandak I,

    Sewon II, Pleret, dan Banguntapan III. Seperti terlihat pada gambar berikut ini.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    34/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 34

    Gambar 23.

    Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di Kabupaten Bantul tahun 2011

    sebesar 42,3 % meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebanyak 29,87%,

    selengkapnya disajikan pada gambar 36 berikut ini.

    Gambar 24.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    35/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 35

    Bayi yang sudah diberikan vitamin A sebanyak 2 kali pada saat bulan

    Vitamin A yaitu bulan Februari dan Agustus adalah sebanyak 98,7 % meningkat

    dibanding tahun sebelumnya 96,59%, sedangkan untuk Balita sebesar 96,2 %.

    Gambar 25.

    Gambar 26.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    36/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 36

    Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status

    gizi anak Balita. Peran serta masyarakat turut memberikan andil dalam

    pencapaian indikator ini. Pada tahun 2011, tingkat partisipasi masyarakat dalam

    penimbangan di Posyandu (D/S) sebesar 75,3 %, masih dibawah target 80%.

    Dengan demikian terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang tidak membawa

    anak balitanya untuk ditimbang di posyandu. Sedangkan dari segi pencapaian

    hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang naik berat badan saat ditimbang

    (N/D) menunjukkan bahwa 58,9 % Balita naik berat badannya, namun masih di

    bawah target 70 %. Selengkapnya disajikan pada gambar grafik kecenderungan

    berikut.

    Grafik 20. Cakupan % Penimbangan Balita (D/S dan N/D)Di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011

    8075.79 75.02 76.3 74.44 74.9 75.3

    70

    58.6662.23

    59.2 58.94 58.5 58.9

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Target D/S D/S Target N/D N/D

    Salah satu indikator status gizi Balita yang mudah diketahui masyarakat

    yaitu adanya Garis Merah di Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Hasil

    penimbangan menunjukkan persentase Balita yang memiliki berat badan di

    Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 2,4 %. Semua Balita BGM dari keluarga

    miskin telah mendapatkan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) yaitu 100 %.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    37/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 37

    Berikut disajikan gambar peta penyebaran BGM di Kabupaten Bantul Tahun

    2011.

    Gambar 27.

    Penjaringan kesehatan anak usia sekolah di SD/MI dilaporkan sudah

    mencapai 96.59%, namun cakupan ini belum mencapai target 100%. Pelayanan

    kesehatan gigi melalui Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sudah

    dilaksanakan di seluruh sekolah SD/MI di Kabupaten Bantul. Dalam rangka

    meningkatkan program kesehatan gigi di sekolah, sebanyak 73,47 % sekolah

    melaksanakan sikat gigi massal. Sebanyak 56.69 % murid SD/MI diperiksa

    kesehatan giginya dalam pelayanan UKGS, hasilnya adalah 73.09 % perlu

    perawatan dan semuanya sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas sesuai

    wilayah masing-masing

    4.1.3. Imunisasi

    Pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten Bantul tahun 2011

    dilaporkan 96,22 % menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya 97,34%.

    Angka Drop Out Imunisasi DPT1-Campak dilaporkan 1,5 %. Selengkapnya

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    38/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 38

    pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten Bantul Tahun 2006 - 2011

    disajikan pada gambar berikut.

    Grafik 21. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Di Kabupaten Bantul Tahun2006 - 2011

    96.29

    90.8188.2

    96.35 95.57

    9091.2387.17

    84.35

    98.25 97.73

    80

    97.72

    96.22

    0

    25

    50

    75

    100

    125

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    DPT-1 Target DPT-1 Campak Target Campak

    Target 100 % desa UCI (Universal Child Immunization) di Kabupaten Bantul

    telah tercapai.

    4.1.4. Kesehatan Pra Usila dan Usila

    Pelayanan kesehatan pada kelompok prausila dan usila pada Tahun 2011

    melalui Program Kesehatan Usila di Kabupaten Bantul baru mencakup 62,83 %,

    menurun dibandingkan tahun sebelumnya 88,35 %.

    4.1.5. Keluarga Berencana

    Akseptor KB Baru di Kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan sebanyak 10,2

    % dari 151.998 Pasangan Usia Subur. Peserta KB Aktif dilaporkan sebanyak

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    39/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 39

    79,4 % PUS, dengan metode kontrasepsi terbanyak dilaporkan menggunakan

    metode Suntik sebanyak 50.1 %.

    4.1.6. Kejadian Luar Biasa

    Pada tahun 2011 dilaporkan di Kabupaten Bantul telah terjadi

    KLB/Kejadian Luar Biasa. KLB tersebut adalah diare dengan CFR diare 4,35 %,

    suspect flu burung, keracunan makanan dan chikungunya. Desa-desa yang

    terjadi KLB tersebut seluruhnya telah ditangani kasus KLB-nya sebelum atau

    kurang dari 24 jam.

    4.1.7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

    Program Kesehatan Masyarakat Miskin sudah mencakup seluruh (100%)

    masyarakat miskin yang terdaftar di Kabupaten Bantul sebagai peserta Jaminan

    Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh

    masyarakat miskin di kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan sebanyak 101,4%

    untuk pelayanan kesehatan rawat jalan di Strata 1 dan 12,20% di Strata 2 dan

    Strata 3. Untuk pelayanan rawat inap 0,5 % di Strata 1 dan 3,5 % di Strata 2 dan

    Strata 3.

    Anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin yaitu sebanyak 4.096 anak,

    100% sudah mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

    4.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

    Jangkauan atau akses pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas telah

    menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Bantul, berikut selengkapnya disajikan

    peta jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas di Kabupaten Bantul tahun

    2011.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    40/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 40

    Gambar 28Peta Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas

    Di Kabupaten Bantul Tahun 2011

    .

    Pelayanan kegawatdaruratan pada sarana kesehatan di Kabupaten

    Bantul Tahun 2011 baru mencapai 51,85 %, yaitu 3 Puskesmas, 9 RS Umum,

    dan 2 RS Khusus. Untuk pelayanan laboratorium kesehatan dasar dilaporkan

    100% sudah memiliki laboratorium kesehatan dasar, yaitu 27 Puskesmas, 9 RS

    Umum, dan 2 RS Khusus.

    Cakupan kunjungan di semua sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten

    Bantul tahun 2011 sebesar 151,9 % kunjungan rawat jalan dan 8,3 % kunjungan

    rawat inap.

    Laporan SIRS semua Rumah Sakit se-Kabupaten Bantul yang masuk

    pada tahun 2011, melaporkan bahwa GDR 25,07 per 1.000 pasien keluar, NDR

    11,07 per 1.000 pasien keluar, BOR 52,4 %, LOS 3,8 hari dan TOI 3,5 hari.

    4.3. Promosi Kesehatan

    Pendataan rumah tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    pada tahun 2011 di Kabupaten Bantul, menjelaskan bahwa sebanyak 130.666

    rumah tangga yang dipantau ternyata baru sebesar 35,1 % yang telah ber-PHBS.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    41/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 41

    Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan keluarga ber-PHBS di Kabupaten

    Bantul tahun 2006-2011.

    Grafik 22. Kecenderungan Keluarga ber-PHBS Di Kabupaten Bantul Tahun2011

    80

    27.88

    67.1 67.08

    77.89

    86.74

    35.1

    0

    10

    20

    30

    40

    5060

    70

    80

    90

    100

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    Target PHBS

    Posyandu di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak

    1.123 posyandu, dengan ratio per 100 balita adalah sebesar 1,51, dengan

    posyandu aktif sebanyak 59,57 % meningkat bila dibanding tahun 2010 sebesar

    46,13%.

    Strata Posyandu tahun 2011 yaitu Posyandu Pratama 5,7 %, Posyandu

    Madya 34,73%, Posyandu Purnama 45,59 % dan Posyandu Mandiri 13,98 %.

    Selain itu di Kabupaten Bantul terdapat 22 Posyandu Plus.

    4.4. Kesehatan Lingkungan

    Pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah pada Tahun 2011 telah

    mencakup sebanyak 81.1 % dari seluruh rumah yang ada atau berjumlah

    177.143 unit. Dari rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya, sebanyak

    80,8 % masuk dalam kategori rumah sehat. Berikut disajikan gambar penyebaran

    rumah sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2011.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    42/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 42

    Gambar 29

    Jumlah keluarga di Kabupaten Bantul Tahun 2011 yang diperiksa akses

    air bersihnya sebanyak 81,1 %, dengan hasil yaitu seluruh keluarga yang

    diperiksa akses air bersihnya sudah mengakses air bersih dengan

    memanfaatkan sumur gali sebesar 73,8 %. Hasil pemeriksaan sarana sanitasi

    dasar di rumah tangga dijelaskan pada grafik berikut:

    Grafik 23. Pemeriksaan Sanitasi Rumah Tangga di Kabupaten Bantul

    Tahun 2011

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    43/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 43

    Pengembangan lingkungan sehat di Kabupaten Bantul telah dilakukan,

    dan salah satu indikatornya adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

    STBM mencakup 5 (lima) pilar, yaitu Stop Buang Air Bersih Sembarangan

    (BABS), cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga,

    penanganan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah rumah tangga.

    Desa bisa dikatakan STBM apabila bisa memenuhi salah satu pilar tersebut yang

    dinyatakan dengan deklarasi masyarakat yang ditandatangani oleh camat. Desa

    STBM di Kabupaten Bantul ada 2 yaitu Desa Canden, Jetis dan Srihardono,

    Pundong dengan memenuhi pilar Stop BABS.

    Pemeriksaan kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU)

    memperoleh hasil tingkat kesehatan lingkungannya sebagaimana tertera pada

    grafik berikut.

    Grafik 24. Tingkat kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU) di

    Kabupaten Bantul Tahun 2011

    Grafik diatas menjelaskan bahwa 100% hotel telah diperiksa dan

    semuanya sehat, restoran 71,25 % sehat, pasar 61,76 % sehat, dan Tempat

    Pengolahan Makanan (TPM) lainnya 80,56 % sehat.

    Pembinaan kesehatan lingkungan institusi mencakup sarana kesehatan

    62,8 %, sekolah 81 %, sarana ibadah 76,5 %, dan perkantoran 55,9%.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    44/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 44

    Dari Hasil Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk di

    Kabupaten Bantul tahun 2011 Angka Bebas Jentik di Kabupaten Bantul tahun

    2011 sebesar 83,04%. Berikut disajikan gambar penyebaran Angka Bebas Jentik

    di Kabupaten Bantul.

    Gambar 30.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    45/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 45

    Bab 5Situasi Sumber Daya Kesehatan

    ntuk mencapai status kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

    diperlukan sumber daya kesehatan, meliputi tenaga kesehatan,

    pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan. Berikut disajikan

    situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Bantul

    5.1. Tenaga Kesehatan

    Rasio tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 disajikan pada

    gambar berikut.

    Grafik 25. Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2011

    2,49

    46,02

    8 62 5

    32 32

    7 59

    30

    12 9 11

    158

    4035

    1110,85 5,972,17

    6,5

    33,4

    4,55 6,0812

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    Dokter

    Spesialis

    Dokter

    Umum

    Dokter

    Gigi

    Apoteker Tenaga

    Gizi

    Perawat Bidan Tenaga

    Kesmas

    Sanitarian

    rasiotenagakesehatanper100.000pddk

    Rasio Target 2011 Target 2015

    U

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    46/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 46

    Dari gambar diatas menunjukkan bahwa beberapa kebutuhan tenaga

    kesehatan di Kabupaten Bantul telah memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan

    Tahun 2011 - 2015. Namun masih ada beberapa kebutuhan tenaga kesehatan

    yang kurang seperti kebutuhan Dokter Umum dan Dokter Spesialis.

    5.2. Pembiayaan Kesehatan

    Alokasi Anggaran Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 berjumlah

    Rp. 186.919.152.479 bersumber dari anggaran APBD Kabupaten, APBD I dan

    APBN yang dikelola oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Panembahan Senopati

    Bantul.Anggaran kesehatan perkapita penduduk tahun 2011 sebesar

    Rp.202.894,- . Persentase Anggaran Kesehatan Tahun 2011 sebesar 15,36 %

    terhadap total Anggaran APBD Kabupaten Bantul, meningkat bila dibanding

    tahun 2010 11,68 %. Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan persentase

    realisasi APBD Kesehatan dibandingkan dengan APBD Total tahun 2011

    Grafik 26. % Alokasi Anggaran Kesehatan Per APBDKabupaten BantulTahun 2006-2011

    9,04

    5,98

    9,05

    5,36

    11,68

    15,36

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    % APBD

    5.3. Sarana kesehatan

    Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul yang meliputi

    Puskesmas dan jajarannya, Rumah Sakit Pemerintah dan serta sarana lainnya

    ditampilkan pada tabel berikut.

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    47/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 47

    Tabel 1. Jumlah Sarana Pelayanan KesehatanDi Kabupaten Bantul

    No Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2009 2010 2011

    1 Rumah Sakit Umum 5 9 9

    2 Rumah Sakit Bersalin 3 0 0

    3 Rumah Sakit Khusus (Bedah) 2 3 2

    4 Balai Pengobatan 66 78 70

    5 Rumah Bersalin 27 32 33

    6 Apotek 72 100 108

    7 Toko Obat - 4 3

    8 Industri Peracik Batra 9 13 13

    9 Laboratorium - 4 4

    10 Optik - 8 1111 Posyandu 1,123 1,123 1123

    12 Puskesmas Rawat Inap 16 16 16

    13 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11 11

    14 Puskesmas Pembantu 67 67 67

    15 Puskesmas Keliling 27 27 27

    Sarana kesehatan berupa Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

    (UKBM), di Kabupaten Bantul sudah terbentuk 75 Desa Siaga dengan 16

    Poskokesdes, dan 1.123 Posyandu. Berikut disajikan gambar peta penyebaran

    Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Bantul Tahun 2011.

    Gambar 31

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    48/49

    Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 48

    Bab 6Kesimpulan

    erdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di

    Kabupaten Bantul tahun 2011 yang dilaporkan, dapat disimpulkan

    bahwa indikator kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul adalah

    1. Angka Kematian Ibu dilaporkan sebesar 111,2 per 100.000 kelahiran hidup

    2. Angka Kematian Bayi dilaporkan sebesar 8,5 per 1000 kelahiran hidup

    3. Angka Kematian Balita dilaporkan sebesar 10,1 per 1000 balita

    4. AFP Rate (non polio) < 15 th dilaporkan sebesar 2,84 per 100.000 penduduk

    umur < 15 tahun

    5. Angka Insidensi TB Paru dilaporkan sebesar 40,49 per 100.000 penduduk,

    Angka Prevalensi TB Paru 43,53 per 100.000 penduduk, Angka Penemuan

    Kasus TB Paru (CDR) 44,23 %, dan Success Rate TB Paru 90,35 %

    6. Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani dilaporkan sebesar 6,64%

    7. Angka Kesakitan DBD dilaporkan sebesar 26,81 per 100.000 penduduk

    8. Angka kesembuhan TBC dilaporkan sebesar 86,4%

    9. Kasus baru HIV positif dilaporkan 35 kasus dan kasus baru AIDS 19 kasus

    10. Angka Gizi Buruk dilaporkan sebesar 0,52 % balita gizi buruk

    Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul,

    sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan, yang hasilnya sebagai berikut

    1. Persentase cakupan kunjungan Ibu hamil K1: 100%, K4 : 89,66%,

    2. Persentase cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan : 99,87%3. Persentase cakupan KB aktif sebesar 79,41%

    4. Persentase cakupan desa UCI sebesar 100%

    5. Persentase cakupan imunisasi campak bayi sebesar 96,23 %

    6. Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Fe3 : 84,56%

    7. Persentase Desa yang terkena KLB ditangani kurang dari 24 jam sebesar

    100%

    8. Persentase penduduk miskin tercakup Jamkesmas sebesar 100%

    9. Persentase Rumah Tangga ber PHBS sebesar 35,15%

    B

  • 7/22/2019 Profil Bantul 2012

    49/49

    10. Persentase rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk Aedes sebesar

    83,04%

    11. Persentase APBD Kesehatan terhadap Total APBD sebesar 15,36%, dengan

    biaya perkapita kesehatan sebesar Rp 202.894,45

    Berbagai perbaikan untuk mencapai status kesehatan masyarakat telah

    dilaksanakan, dapat terlihat dari menurunnya angka kematian bayi, angka gizi

    buruk, penurunan kasus DBD, peningkatan penemuan kasus baru TB Paru dan

    penderita HIV AIDS.