PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI SKRIPSI Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Benedecta Yudha Wastuti NIM.051334027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Embed
PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI · 2017-12-16 · PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI SKRIPSI Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI
SKRIPSI
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Benedecta Yudha Wastuti
NIM.051334027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI
SKRIPSI
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Benedecta Yudha Wastuti
NIM.051334027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Jesus Kristus, juru selamatku
Bunda Maria, Bunda penuh kasih
Bapak A. Warjiman dan Ibu M. Murtilah, yang selalu
Lina, Novin ( Tetep semangat berlatih & kita puji Tuhan dengan suara
kita).
17. Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas semua
dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya.
Penulis,
Benedecta Yudha Wastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI
Survey Pada Guru-Guru Bidang Studi SMA Selain BK yang Lulus Sertifikasi Tahun 2007 di Wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta
Benedecta Yudha wastuti
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai kegiatan yang menunjang profesionalisme guru bidang studi SMA selain BK di wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta pasca lulus sertifikasi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Juli-September 2009 di SMA Kabupaten Sleman Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diambil sebanyak 17 sekolah dengan jumlah responden berjumlah 82 guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-tes dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10 komponen portofolio.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan: 1) kegiatan yang sering dilakukan guru guna mempertahankan dan menunjang profesionalismenya, antara lain: pendidikan dan pelatihan (69,5%), perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (93%), dan keikutsertaan dalam forum ilmiah (61,6%); 2) kegiatan yang jarang dilakukan guru guna mempertahankan dan menunjang profesionalismenya, antara lain: prestasi akademik (68,15%), karya pengembangan profesi (70,73%), pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial (61,28%), dan penghargaan di bidang pendidikan (68,3%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
TEACHER PROFESSIONALISM AFTER CERTIFICATION
A Survey on Teachers of Senior High Schools Who Have Passed Teacher’s Certification In 2007 except Counseling Teachers
In Sleman Regency Yogyakarta
Benedecta Yudha Wastuti Sanata Dharma University
Yogyakarta
2009
This study aims for finding out various activities which supported teacher’s professionalism in Senior High School who have passed teacher’s certification except Counseling Teachers in Sleman Regency Yogyakarta.
This research is a descriptive research. This research was conducted from July
until September 2009 in all Senior High Schools in Sleman Regency, Yogyakarta. The technique used to take samples was purposive sampling. The samples were 82 teachers from 17 schools of Senior High School. The technique used to collect the data was non test technique with questionnaire which consisted of portfolio components.
Based on the results of this research, it can be concluded: 1) activities which
were often done by the teachers to maintain and support their professionalism were: education and training (69,5%), the learning’s planning and implementation (93%), participation in scientific forum (61,6%); 2) activities which were rarely done by the teachers to maintain and support their professionalism were: academic achievement (68,15%), profession development work (70,73%), the experiences in education and social organization (61,28%), achievement in educational field (68,3%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................ xi
ABSTRACT...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................ 6
C. Rumusan Masalah.......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Guru .............................................................................................. 9
1. Pengertian Guru ....................................................................... 9
2. Syarat-syarat Menjadi Guru ..................................................... 9
3. Kode Etik ................................................................................. 10
4. Peranan Guru............................................................................ 10
5. Tanggung Jawab Guru ............................................................. 12
B. Profesionalisme Guru.................................................................... 13
C. Kompetensi Keguruan................................................................... 16
pasca-sertifikasi/ - 48k –). Selain itu, sudah waktunya otoritas
pendidikan mulai dari instansi pusat, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kerja (P4TK), Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP) dan Dinas Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Provinsi/Kabupaten/Kota serta Perguruan Tinggi memperbanyak dan
menganekaragamkan wahana yang bisa melancarkan proses sertifikasi
serta pentingnya pembinaan pasca sertifikasi.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan
penelitian dalam dunia pendidikan dengan judul ”PROFESIONALISME
GURU PASCA SERTIFIKASI” hal ini penting untuk dibahas sehingga
dapat memberikan motivasi agar guru-guru yang telah lulus sertifikasi
tetap menjalankan tugas-tugasnya secara profesional.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan
mengkaji profesionalisme guru pasca sertifikasi. Pada penelitian ini hanya
akan ditujukan bagi guru-guru bidang studi Sekolah Menengah Atas
(SMA) selain BK yang telah lulus uji sertifikasi tahun 2007 baik melalui
penilaian portofolio maupun melalui Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru (PLPG). Lokasi Penelitian hanya dibatasi pada SMA di wilayah
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah guru-guru bidang studi Sekolah Menengah Atas (SMA) selain
BK di wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta yang telah memiliki
sertifikat sebagai pendidik profesional tetap menjalankan tugasnya secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
profesional dan melakukan berbagai kegiatan yang menunjang
profesionalismenya?”
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah guru-guru
bidang studi Sekolah Menengah Atas (SMA) selain BK di wilayah
Kabupaten Sleman Yogyakarta yang telah memiliki sertifikat sebagai
pendidik profesional tetap menjalankan tugasnya secara profesional dan
melakukan berbagai kegiatan yang menunjang profesionalismenya?”
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah dalam bidang pendidikan khususnya mengenai
sertifikasi dan memberikan gambaran dalam mengambil keputusan
dalam bidang pendidikan serta dapat menjadi sumber refleksi dan
perbaikan akan pelaksanaan sertifikasi guru pada pelaksanaan
berikutnya.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan menambah referensi kepustakaan. Disamping itu
diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Bagi Mahasiswa FKIP
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bagi mahasiswa
FKIP sebagai calon guru agar tetap menjaga profesionalisme ketika
menjadi guru kelak.
4. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam
meningkatkan jiwa profesionalisme pasca sertifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Guru
1. Pengertian Guru
Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai
orang yang pekerjaan atau mata pencahariannya, profesinya mengajar.
Sementara itu Hamzah (2007;15), mengemukakan guru adalah orang dewasa
yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan
membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata
dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
2. Syarat-syarat Menjadi Guru
Untuk menjadi seorang guru diperlukan suatu persyaratan, karena
profesi guru adalah suatu pekerjaan yang profesional. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar (guru) SMA/MA atau bentuk
lainnya yang sederajat harus memiliki : 1) Kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1), 2) Latar pendidikan tinggi
dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diajarkan, 3) Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA. Menurut Hamalik (2001:
118), Syarat bagi seorang guru diantaranya sebagai berikut:
a. Harus memiliki bakat sebagai guru b. Harus memiliki keahlian sebagai guru c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi d. Memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas f. Memiliki jiwa Pancasila dan Warga Negara yang baik
3. Kode Etik
Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya dengan berpedoman pada kode etik profesional guru.
Menurut Mulyasa (2007;47) kode etik tersebut berisi sebagai berikut :
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial
4. Peranan Guru
Undang-undang Guru Tahun 2005, pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik…..” dan pasal 4 “ berfungsi untuk meningkatkan manfaat dan peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Menurut Hamalik (2001:123), di zaman modern seperti
sekarang ini peranan guru tidak hanya sebagai pengajar, pendidik, dan
pembimbing, melainkan juga sebagai ilmuwan ( teacher as scientist ) dan
guru sebagai pribadi ( teacher as person ).
Menurut Mulyasa (2007;19) mengungkapkan bahwa peran dan fungsi
guru adalah :
a. Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus memiliki
kestabilan emosi ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur,
dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan inovasi pendidikan.
Untuk mencapai semua itu guru harus memiliki pengetahuan yang luas,
mernguasai berbagai bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik
pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.
b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul
dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial,
memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki
keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam
kelompok dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus
memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan
antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek
kegiatan organisasi sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada
berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan disekolah, sehingga
harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, serta memahami strategi dan
manajemen pendidikan.
e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus mampu dan
menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi
belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.
Peranan guru akan menjadi semakin luas karena ia juga akan berfungsi
sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dituntut serta
secara aktif dalam pembangunan karena telah menghubungkan masyarakat
dengan IPTEK.
Sehubungan dengan hal ini Hamalik (2001: 124) menyebutkan bahwa:
a. Guru sebagai penghubung ( teacher as communicator )
b. Guru sebagai modernisator
c. Guru sebagai pembangun ( teacher as contructor )
5. Tanggung Jawab Guru
Profesi guru merupakan suatu profesi yang mulia dan luhur, oleh
karena itu guru sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar.
Hamalik (2001: 127) merangkum tanggung jawab guru adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Guru harus menuntut murid-muridnya belajar. b. Guru turut serta dalam membina kurikulum sekolah. c. Guru melakukan pembinaan terhadap diri siswa dalam hal kepribadian,
watak,dan jasmaniah. d. Guru memberikan bimbingan kepada murid. e. Guru melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan
mengadakan penilaian atas kemajuan belajar. f. Guru menyelenggarakan penelitian yang merupakan tanggung jawab
profesional. g. Guru mengenal masyarakat dan aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
yang ada di dalam masyarakat. h. Guru bertanggung jawab menghayati, mengamalkan, dan mengamankan
Pancasila. i. Guru turut serta dalam membantu terciptanya kesatuan dan persatuan
bangsa serta perdamaian pembangunan. j. Guru turut serta menyukseskan pembangunan. k. Guru bertanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru.
B. Profesionalisme Guru
Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih
terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Profesional itu sendiri
diartikan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi ( Undang-undang No. 14 Bab I pasal 1 No.
2 tentang Guru dan Dosen ).
Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang profesional
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Dr. Nana Sudjana dalam Moeh Uzer
Usman, 1995:14).
Guru profesional adalah guru yang secara administratif, akademis, dan
kepribadian telah memenuhi persyaratan dalam bentuk hubungan
multidimensional dengan muridnya (Ainurrofiq Dawam,2004:25).
Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru yang
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman
yang kaya di bidangnya.
Memposisikan guru sebagai profesi, merupakan suatu hal yang mendesak
diberlakukan di Indonesia. Pasalnya, menempatkan guru seperti itu akan
memperbaiki nasib para guru yang selama ini sering termarginalkan, maka dari
itu dengan memposisikan guru sebagai profesi diharapkan tanggung jawab
seorang guru dalam menjalankan tugasnya akan lebih baik.
Dalam melaksanakan tugas guru, seorang guru yang profesional perlu
mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar (Hamzah;
2007,16) antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Guru harus dapat meningkatkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
2. Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
3. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apresiasi).
4. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
5. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
6. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung/meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
7. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
8. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. Secara singkat dapat dikatakan pengertian guru profesional adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
kependidikan dan keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai seorang guru yang bermutu.
Prinsip-prinsip profesionalisme guru menurut UU tentang Guru dan Dosen
Pasal 5 ayat 1 menyebutkan:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme, 2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya, 3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, 4. Mematuhi kode etik profesi, 5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan, 8. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, guru tidak hanya bertindak
sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi, dengan demikian
keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar.
C. Kompetensi Keguruan
Profesi guru menuntut adanya kompetensi dalam bidang keguruan yang
meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi pendagogik, kompetensi profesional,
kompetensi sosial, dan kompetensi personal.
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Sedangkan dalam RPP tentang guru dikemukakan bahwa, kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik c. Pengembangan kurikulum / silabus d. Perancangan pembelajaran e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran g. Evaluasi hasil belajar h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007,
kompetensi pedagogik guru meliputi:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik. h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran. i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007,
kompetensi kepribadian guru meliputi:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
Standar Nasional Pendidikan.
Ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan. f. Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal
tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi
sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang
sekurang-kurangnya memiliki potensi untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
D. Sertifikasi Guru
1. Pengertian Sertifikasi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat adalah
dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam dokumen itu benar
adanya. Sedangkan sertifikat pendidik adalah sertifikat yang ditandatangani
oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional.
National Comission on Educational Services (NCES) dalam
Mulyasa:2007, 34 memberikan pengertian sertifikasi secara lebih umum.
Certification is a procedure whereby the state evaluates and reviews a
teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach.
Jadi sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa
seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain sertifikasi guru
adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat
pendidik.
Secara formal, Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2005 tentang sistem
pendidikan nasional, Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan menyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional. Sebagai
tenaga profesional, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-1
(Strata satu) atau D-4 (Diploma empat) dalam bidang yang relevan dengan mata
pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagai agen
pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-1/D-4 dibuktikan
dengan ijazah yang diperolehnya di lembaga pendidikan tinggi dan persyaratan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan yang dimilki
dengan mata pelajaran yang diampu di sekolah. Sementara itu, persyaratan
penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran (yang meliputi kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi
sosial) dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik, atau uji sertifikasi.
Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 10 tahun 2009 yang menyatakan bahwa sertifikasi
bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi dan pemberian
sertifikat pendidik secara langsung. Ujian kompetensi tersebut dilakukan dalam
bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional
guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan
kompetensi guru.
Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi guru yaitu kompetensi
pedagogis, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi yang diujikan
berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab. Pemberian sertifikat pendidik
secara langsung dilakukan melalui verifikasi dokumen.
Guru yang telah lulus sertifikasi melalui uji kompetensi dan pemberian
sertifikat pendidik secara langsung berhak mendapatkan sertifikat pendidik.
Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikasi ini menjadi salah satu syarat
untuk memperoleh tunjangan profesi. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
terhadap penguasaan kompetensi pada bidang pekerjaan tertentu, yang
diberikan oleh satuan pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga
sertifikasi profesi yang diakreditasi.
2. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru
Dalam buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2009
menyatakan bahwa secara umum tujuan sertifikasi guru adalah : meningkatkan
kompetensi peserta agar mencapai standar kompetansi yang ditentukan. Secara
khusus program sertifikasi bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.
b. Menetapkan kemampuan mengajar guru.
c. Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu
bertindak secara profesional.
d. Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
ilmiah lain, serta memanfaatkan teknologi komunikasi informasi untuk
kepentingan pembelajaran dan perluasan wawasan.
Suyatno (2008;2) mengemukakan bahwa tujuan utama sertifikasi guru
adalah :
a. Menentukan kelayakan dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
c. Meningkatkan martabat guru.
d. Meningkatkan profesionalitas guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Adapun manfaat sertifikasi guru (Muslich:2007, 9) antara lain sebagai
berikut: 1) melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri, 2) melindungi
masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang
akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan
sumber daya manusia, 3) menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang
bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu
bagi pengguna layanan pendidikan, 4) menjaga lembaga penyelenggara
pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat
menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
3. Dasar hukum sertifikasi guru dan penyelenggaraan sertifikasi guru
Secara umum sertifikasi guru dapat dianggap sebagai amanah dari UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara khusus,
sertifikasi guru dilakukan dengan mengacu pada UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD), terutama pasal 8 dan 11.
Pasal 8 UUGD menyatakan :
..... guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 11 ayat 1 UUGD menyatakan :
..... sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan. Sedangkan pedoman operasional sertifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
guru mengacu pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.
Dasar hukum penyelenggaraan sertifikasi guru adalah UUGD pasal 11 ayat
(2) yang menyatakan :
..... sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh pemerintah.
4. Prosedur dan mekanisme
Penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung
kepada peserta sertifikasi guru dilakukan oleh Rayon LPTK Penyelenggara
Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan
oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Secara umum, alur pelaksanaan
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan tahun 2009 disajikan dalam Gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 2.1 Alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2009
Prosedur sertifikasi bagi guru dalam jabatan meliputi sebagai berikut:
a. Uji Kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio
1) Guru dalam jabatan peserta sertifikasi guru yang memenuhi
persyaratan, menyusun portofolio dengan mengacu Pedoman
Penyusunan Portofolio (Buku 3).
2) Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi (peserta guru
SLB) untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi
Guru untuk dinilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) Penilaian portofolio dilakukan oleh 2 (dua) asesor yang relevan dan
memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan mengacu pada rubrik
penilaian portofolio (Buku 3).
4) Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dapat
mencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi perrsyaratan
kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik.
5) Apabila skor hasil penilaian portofolio telah dapat mencapai angka
minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kelulusan, namun secara
administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi
kekurangan tersebut (melengkapi administrasi atau MA).
6) Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru belum
mencapai angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK menetapkan
alternatif sebagai berikut:
a) Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk
melengkapi kekurangan portofolio (misal melengkapi substansi atau
MS peserta yang memperoleh skor 841 s/d 849). Apabila dalam
kurun waktu tertentu yang ditetapkan Rayon LPTK peserta tidak
mampu melengkapi akan di ikutsertakan dalam Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG).
b) Mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dan
diakhiri dengan uji kompetensi. Penyelenggaraan PLPG dilakukan
berdasarkan proses baku sebagaimana tertuang dalam Rambu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 5
dan Suplemen Buku 5). Peserta yang lulus uji kompetensi
memperoleh sertifikat pendidik. Jika peserta belum lulus, diberi
kesempatan ujian ulang dua kali (untuk materi yang belum lulus).
Peserta yang tidak lulus pada ujian ulang kedua dikembalikan ke
dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi
untuk dilakukan pembinaan/peningkatan kompetensi.
b. Pemberian Sertifikat pendidik secara langsung
1) Guru yang berkualifikasi akademik S-2/S-3 dan sekurang-kurangnya
golongan IV/b atau guru yang memiliki golongan serendah-rendahnya
IV/c mengumpulkan dokumen.
2) Dokumen yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk
diteruskan ke LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru sesuai wilayah
rayon dengan surat pengantar resmi.
3) LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru melakukan verifikasi dokumen.
Verifikasi dokumen dilakukan oleh 2 (dua) asesor yang relevan dan
memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan mengacu pada rubrik
verifikasi dokumen (Buku 3).
4) Apabila dokumen yang dikumpulkan oleh peserta dinyatakan
memenuhi persyaratan, maka kepada peserta diberikan sertifikat
pendidik. Sebaliknya, apabila dokumen yang dikumpulkan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memenuhi persyaratan, maka peserta dikembalikan ke dinas
pendidikan di wilayahnya (kabupaten/kota/provinsi) dan diberikan
kesempatan untuk mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi
dalam bentuk penilaian portofolio.
5. Portofolio Sertifikasi Guru
a. Pengertian Portofolio
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman
berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai
guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur
pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan
menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam Peraturan Depdiknas tahun 2008
tentang Panduan Penyusunan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, dan pedoman
sertifikasi guru dalam jabatan membagi komponen portofolio menjadi 3
unsur yaitu unsur A, B dan C. Unsur A (kualifikasi akademik dan tugas
a) Agenda kerja guru bimbingan dan konseling. b) Daftar konseli (siswa). c) Data kebutuhan dan permasalahan konseli. d) Laporan bulanan. e) Laporan semeseran/tahunan. f) Aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahama,
pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
g) Laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. h) Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman atau
dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan.
Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format
penilaian.
4) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau
peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik,
baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi, nasional,
maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa
sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara
diklat.
5) Penilaian dari Atasan dan Pengawas
Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap
kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek:
kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreatifitas,
kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi,
dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian
Atasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
6) Prestasi Akademik
Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang
terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari
lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.
Komponen ini meliputi:
a) lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya
monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan)
b) sertifikat keahlian/ketrampilan tertentu pada guru SMK dan guru
olah raga, dan capaian skor TOEFL
c) pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor)
d) pembimbingan siswa kegiatan ekstrakurikuler (pramuka,
drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR)
Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat
keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia
7) Karya Pengembangan Profesi
Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan
adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh
guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yan dimuat dalam
media jurnal/majalah/bulletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dan internasional; menjadi review buku, penulis soal EBTANAS atau
UN; modul atau buku cetak lokal (kabupaten dan kota) yang minimal
mencangkup materi pembelajaran selama 1 semester; media dan alat
pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas
(individu atau kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari lukis,
sastra, dan lain-lain). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat
keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.
8) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
Keikuitsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan
ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya (seminar, semiloka,
symposium, sarasehan, diskusi panel dan jenis forum ilmiah lainnya)
pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau
internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.
Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat atau piagam
bagi nara sumber, dan serifikat atau piagam bagi peserta.
9) Pengalaman Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu
pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan,
organisasi sosial, dan/atau mendapat tugas tambahan.
Pengurus organisasi di bidang kependidkan antara lain:
a) Pengurus Forum Komunikasi kepala Sekolah (FKKS) b) Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG) c) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) e) Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) f) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) g) Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI) h) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Pengurus organisasi sosial antara lain:
a) Ketua RT
b) Ketua RW
c) Ketua LMD/BPD
d) Pembina kegiatan keagamaan
Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala
studio, kepala klinik rehabilitasi, dan lain-lain.
Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat
keterangan dari pihak yang berwenang.
10) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu
penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang
baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif
dan relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat
kaupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik
yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat
keterangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Pengisian Portofolio
1) Identitas guru peserta sertifikasi.
Identitas guru peserta sertifikasi meliputi;
a) Nama (lengkap dengan gelar akademik) b) Nomor peserta c) NIP/NIK d) Pangkat/golongan e) Jenis Kelamin f) Tempat tanggal lahir g) Pendidikan terakhir h) Akta mengajar i) Sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor stistik sekolah). j) Guru mata pelajaran/guru kelas, k) Beban mengajar seminggu
Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah
ditetapkan. Halaman identitas ini ditandatangani oleh penyusun dan
disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah
portofolio selesai disusun.
2) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar
isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan
tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan
halaman berapa komponen tersebut disusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3) Dokumen portofolio
Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di
dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi
diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman dan
hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggung jawab. Peserta
juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau
hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk dokumen-
dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa foto
kopi dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan.
Untuk dokumen foto kopi ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh
perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.
4) Penutup
Komponen penutup berisi peryataan dari penyusun dan pemilik
dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar
kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Di samping itu,
pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang
terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari
ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
E. Pasca Sertifikasi
Departemen Pendidikan Nasional dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, menuliskan bahwa ”pasca-” merupakan imbuhan yang bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sesudah. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasca sertifikasi
adalah menunjuk pada sejauh mana guru yang sudah lulus sertifikasi tetap
menjalankan tugasnya secara profesional dan melakukan berbagai kegiatan yang
menunjang profesionalismenya.
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik harus terus menerus
melakukan peningkatan kompetensinya melalui berbagai kegiatan untuk
meningkatkan profesionalitas guru berkelanjutan (continous profesional
development). Peningkatan profesionalisme ini harus berlangsung secara
berkesinambungan karena prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a
learning person, belajar sejak dari gendongan ibu hingga kematian
mendatanginya. Sebagai guru guru profesional yang telah menyandang sertifikat
pendidik, guru wajib untuk terus mempertahankan profesionalitasnya sebagai
guru.
Pembinaan profesi guru secara terus menerus (continous professional
development) menggunakan wadah guru yang sudah ada, yaitu 1) kelompok kerja
guru (KKG) untuk tingkat SD, 2) musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di
tingkat SMP dan SMA, 3) di perguruan tinggi dan di tempat lainnya yang
merupakan wahana pemeliharaan dan peningkatan kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsif karena dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata pada saat penelitian
dilakukan. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan fakta,
identifikasi dan meramalkan hubungan dalam dan antara variabel
(Basuki,2006: 111). Oleh karena itu, digunakan metode survei, yang lebih
menekankan pada penentuan informasi tentang variabel dari pada informasi
tentang individu. Survei (survey) atau jajak pendapat (self-administered
survey) adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden secara tertulis
(Jogiyanto,2008: 3). Alasan lain digunakan metode survei adalah bahwa
penelitian ini akan mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki
mengapa gejala-gejala tersebut ada.
Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai upaya guru dalam mempertahankan atau meningkatkan
profesionalismenya pasca sertifikasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA baik negeri maupun swasta di wilayah
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan pada
bulan Juli sampai dengan September 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2006:130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
guru-guru bidang studi SMA selain BK di wilayah Kabupaten Sleman
Yogyakarta yang telah lulus program sertifikasi guru pada tahun 2007 baik
melalui penilaian portofolio maupun melalui Pendidikan dan Pelatihan
Profesi Guru (PLPG) yang seluruhnya berjumlah 143 orang. Populasi
tersebar di sekitar 51 sekolah, yang terdiri dari 17 SMA negeri dan 34
SMA swasta.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006:131). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling yaitu cara mengambil sampel yang memenuhi kriteria tertentu
sesuai yang dikehendaki oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 82
responden dari populasi sebanyak 143 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui aktivitas guru
dalam mempertahankan atau mengembangkan profesionalitasnya setelah lulus
program sertifikasi guru. Kuesioner adalah instrumen survei untuk mendapat
datanya (Jogiyanto, 2008:17). Item-item pertanyaan pada kuesioner mengacu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pada komponen-komponen yang ada dalam portofolio.
E. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data
identitas responden dan data tentang komponen portofolio yang terdiri dari
sepuluh (10) komponen portofolio. Data penelitian ini secara lebih rinci
diuraikan sebagai berikut:
1. Data responden a. Nama responden b. Jenis kelamin c. Umur / Tanggal lahir d. Tempat mengajar e. Jenjang akademik f. Tahun lulus sertifikasi g. Jumlah jam mengajar per minggu h. Jumlah mata pelajaran yang diampu i. Pangkat / Golongan j. Status kepegawaian k. Masa kerja l. Nilai / skor portofolio pada saat mengikuti sertifikasi guru m. Lulus sertifikasi melalui penilaian portofolio / mengikuti PLPG
2. Komponen Portofolio a. Kualifikasi akademik b. Pengalaman mengajar c. Perencanaan pembelajaran d. Pendidikan dan pelatihan e. Penilaian dari atasan dan pengawas f. Prestasi akademik g. Karya pengembangan profesi h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah i. Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kependidikan dan
sosial j. Penghargaan yang relevan dengan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan dianalisis secara
deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melihat frekuensi setiap kegiatan yang menunjang profesionalisme
guru yang dilakukan guru setelah memperoleh sertifikat pendidik
profesional.
2. Melakukan analisis deskriptif kuantitatif terhadap pelaksanaan kegiatan
yang menunjang profesionalisme guru yang dilakukan setelah guru
memperoleh sertifikat.
3. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
September 2009. Subyek penelitian ini adalah guru-guru bidang studi
Sekolah Menengah Atas (SMA) kecuali guru BK yang telah lulus
sertifikasi tahun 2007 di wilayah kabupaten Sleman Yogyakarta.
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Asal Sekolah
L P Total
SMA Immanuel Kalasan 1 1 2 SMA Kolese De Britto 13 1 14 SMA Kolombo 3 3 6 SMA Mandala Bhakti 1 0 1 SMA N 2 Ngaglik 2 3 5 SMA N I Depok 2 3 5 SMA N I Godean 2 2 4 SMA N I Kalasan 1 3 4 SMA N I Minggir 0 2 2 SMA N I Mlati 4 0 4 SMA N I Ngaglik 2 5 7 SMA N I Prambanan 3 2 5 SMA N I Seyegan 1 5 6 SMA N I Sleman 7 4 11 SMA N I Tempel 2 0 2 SMA N I Turi 2 1 3 SMA St. Mikael Sleman 1 0 1 Jumlah 47 35 82
Dari tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa jumlah seluruh responden dari
guru SMA sebanyak 82 responden yang terdiri dari 47 guru laki-laki
atau 57,32% dan 35 guru perempuan atau sebanyak 42,68%. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tabel tersebut terlihat jelas bahwa responden guru laki-laki lebih
Tabel 4.23 menunjukkan bahwa sebanyak 39 guru atau 47,6% yang
terdiri dari 23 guru laki-laki atau 28% dan 16 guru perempuan atau
19,5% tidak pernah membimbing siswa mengikuti lomba dan tidak
memperoleh juara. Sebanyak 43 guru atau 52,4% yang terdiri dari 24
guru laki-laki atau 29,3% dan 19 guru perempuan atau 23,2% pernah
membimbing siswa mengikuti lomba dan tidak memperoleh juara,
Dari hasil penelitian ini sebagian besar guru pernah membimbing
siswa mengikuti lomba dan tidak memperoleh juara. Hal ini berarti
sebagian besar guru telah memiliki motivasi dalam membimbing
siswa, namun masih meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
wawasan sehingga siswa yang dibimbing dapat berhasil memperoleh
juara dalam perlombaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat diringkas dalam tabel berikut:
Tabel 4.26 Prestasi Akademik
No Keterangan Belum Pernah
a. Perolehan kejuaraan dalam lomba akademik 82,9% 17,1% b. Perolehan sertifikat keahlian/ keterampilan 79,3% 20,7% c. Tugas sebagai instruktur 78% 22% d. Tugas sebagai guru inti 82,9% 17,1% e. Tugas sebagai tutor 76,8% 23,2% f. Tugas sebagai pemandu 69,5% 30,5% g. Pembimbing mahasiswa PPL 42,7% 57,3% h. Pembimbing siswa lomba dan memperoleh
juara 53,7% 46,3%
i. Pembimbing siswa lomba dan tidak memperoleh juara
47,6% 52,4%
Jumlah 613,4% 286,6% Rata-rata 68,15% 31,84%
4. Karya Pengembangan Profesi
a. Menyusun buku yang dipublikasikan secara nasional dan ber ISBN
Tabel 4.27 Penyusunan Buku Dipublikasikan Secara Nasional dan ber ISBN
Tabel 4.33 menunjukkan bahwa sebanyak 65 guru atau 79,3% yang
terdiri dari 37 guru laki-laki atau 45,1% dan 28 guru perempuan atau
34,1% belum pernah membuat karya seni dan karya teknologi.
Sebanyak 17 guru atau 20,7% yang terdiri dari 10 guru laki-laki atau
12,2% dan 7 guru perempuan atau 8,5% pernah membuat karya seni
dan karya teknologi. Hal ini berarti hanya sedikit guru yang melakukan
pengembangan profesi setelah guru memiliki sertifikat pendidik
profesional. Sebagian besar responden mempunyai usia lebih dari 50
tahun. Usia tersebut merupakan masa menjelang seorang guru purna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tugas dan pada usia tersebut produktifitas mereka akan menurun
karena berbagai hal salah satunya fisik yang semakin tua dan lemah.
Hal tersebut merupakan suatu indikasi bahwa mereka kurang
melakukan kegiatan pengembangan profesi.
Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat diringkas dalam tabel berikut:
Tabel 4.37 Karya Pengembangan Profesi
No Keterangan Belum Pernah
a. Penyusunan buku yang dipublikasikan secara nasional dan ber ISBN
95,1% 4,9%
b. Penyusunan buku yang dipublikasikan secara provinsi dan ber ISBN
92,7% 7,3%
c. Penyusunan buku yang dipublikasikan secara kabupaten/kota dan ber ISBN
95,1% 4,9%
d. Penulisan artikel pada majalah/jurnal/koran 85,4% 14,6% e. Menjadi reviewer buku 78% 22% f. Penulisan soal ujian UN/UASDA 81,7% 18,3% g. Penulisan diktat/modul 70,7% 29,3% h. Pembuatan media/alat pembelajaran 25,6% 74,4% i. Penelitian di bidang pendidikan 74,4% 24,4% j. Pembuatan karya seni / teknologi 79,3% 20,7% Jumlah 778% 222% Rata-rata 77,8% 22,2%
5. Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah
a. Mengikuti forum ilmiah yang relevan dengan bidang yang digeluti
Tabel 4.38 Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah yang Relevan
Tabel 4.43 menunjukkan bahwa sebanyak 42 guru atau 51,2% yang
terdiri dari 23 guru laki-laki atau 28% dan 19 guru perempuan atau
23,2% tidak mendapat tugas tambahan sebagai Pembina lainnya.
Sebanyak 40 guru atau 48,8% yang terdiri dari 24 guru laki-laki atau
29,3% dan 16 guru perempuan atau 19,5% pernah mendapat tugas
tambahan sebagai Pembina lainnya. Tugas tambahan ini juga tidak
diberikan kepada semua guru, tetapi hanya untuk beberapa guru saja
sehingga tentu ada guru yang tidak ditugasi untuk membina lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat diringkas dalam tabel berikut:
Tabel 4.49 Pengalaman Organisasi di Bidang Pendidikan dan Sosial
No Keterangan Belum Pernah
a. Pengurus organisasi di bidang pendidikan 61% 39% b. Pengurus organisasi di bidang sosial 30,5% 69,5% c. Tugas tambahan sebagai kepala sekolah 80,5% 19,5% d. Tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah 72% 28% e. Tugas tambahan sebagai wali kelas 57,3% 42,7% f. Tugas tambahan sebagai Pembina pramuka 79,3% 20,7% g. Tugas tambahan sebagai Pembina
ekstrakulikuler 58,5% 41,5%
h. Tugas tambahan sebagai Pembina lainnya 51,2% 48,8% Jumlah 490,3% 309,7% Rata-rata 61,29% 38,71%
Tabel 4.44 menunjukkan bahwa sebanyak 56 guru atau 68,3% yang
terdiri dari 34 guru laki-laki atau 41,5% dan 22 guru perempuan atau
26,8% belum pernah mendapatkan penghargaan di bidang pendidikan.
Sebanyak 26 guru atau 31,7% yang terdiri dari 13 guru laki-laki atau
15,8% dan 13 guru perempuan atau 15,9% pernah mendapat
penghargaan di bidang pendidikan. Panghargaan di bidang pendidikan
seperti satya lencana karya satya 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
penghargaan guru inovatif/guru favorit; penghargaan KB Lestari dan
lain-lain. Jadi hanya guru tertentu saja yang dapat menerima
penghargaan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dibahas dalam Bab IV maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar guru tetap mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari pendidikan dan pelatihan. Hal ini
didukung dengan data dari 82 guru yang menjadi responden terdapat
69,5% guru pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan.
2. Sebagian besar guru tetap mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini didukung dengan data dari 82 guru yang menjadi
responden terdapat 93% guru pernah melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
3. Sebagian besar guru belum mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari prestasi akademik. Hal ini didukung
dengan data dari 82 guru yang menjadi responden terdapat 68,15%
guru belum pernah mendapatkan prestasi akademik.
4. Sebagian besar guru belum mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari karya pengembangan profesi. Hal ini
didukung dengan data dari 82 guru yang menjadi responden terdapat
77,8% belum pernah melakukan karya pengembangan profesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5. Sebagian besar guru tetap mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari keikutsertaan dalam forum ilmiah.
Hal ini didukung dengan data dari 82 guru yang menjadi responden
terdapat 61,6% guru pernah mengikuti forum ilmiah.
6. Sebagian besar guru belum mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari pengalaman organisasi di bidang
pendidikan dan sosial. Hal ini didukung dengan data dari 82 guru yang
menjadi responden terdapat 61,29% guru belum pernah menjadi
pengurus organisasi di bidang pendidikan dan sosial.
7. Sebagian besar guru belum mempertahankan dan menunjang
profesionalismenya ditinjau dari penghargaan di bidang pendidikan.
Hal ini didukung dengan data dari 82 guru yang menjadi responden
terdapat 68,3% guru belum pernah mendapat penghargaan di bidang
pendidikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bagi sekolah-sekolah hendaknya mengusahakan guru untuk
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan serta forum ilmiah di
setiap daerah dan para guru perlu terus-menerus dimotivasi dan
difasilitasi untuk dapat berpartisipasi di dalamnya. Memang
idealnya, kegiatan pendidikan dan pelatihan atau mengikuti forum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
ilmiah sudah harus merupakan kebutuhan yang melekat pada diri
individu guru itu sendiri, sehingga guru pun sudah sewajarnya ada
kerelaan berkorban, baik berupa materi, tenaga dan fikiran untuk
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan maupun forum ilmiah.
Tetapi harus diingat pula bahwa kegiatan pendidikan, pelatihan dan
forum ilmiah tidak hanya untuk kepentingan individu guru yang
bersangkutan semata, tetapi organisasi sekolah atau dinas pendidikan
juga memiliki kepentingan didalamnya. Oleh karena itu sudah
sewajarnya jika sekolah atau dinas pendidikan berusaha seoptimal
mungkin untuk memfasilitasi kegiatan pendidikan dan pelatihan atau
forum ilmiah bagi para guru.
2. Sekolah mengusahakan guru dan siswa untuk mengikuti lomba-
lomba, (guru akan diperhitungkan dalam perannya sebagai
pembimbing) di daerah-daerah, secara berjenjang mulai dari tingkat
sekolah, kecamatan sampai dengan tingkat kabupaten dan bahkan
bila memungkinkan bisa diikutsertakan pada tingkat yang lebih
tinggi. Lomba bagi guru tidak hanya diartikan dalam bentuk
pemilihan guru berprestasi yang sudah biasa dilaksanakan setiap
tahunnya, tetapi juga bentuk-bentuk perlombaan lainnya yang
mencerminkan kemampuan akademik, pedagogik dan sosio-personal
guru. Kegiatan lomba bagi guru dan siswa pada tingkat sekolah
sebenarnya jauh lebih penting, karena melalui ajang lomba pada
tingkat sekolah inilah dapat dihasilkan guru-guru dan siswa terpilih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yang selanjutnya dapat diikutsertakan berkompetisi pada ajang
lomba tingkat berikutnya. Agar kegiatan lomba pada tingkat sekolah
memperoleh respons positif, khususnya dari para guru, sudah barang
tentu sekolah harus mampu memberikan apresiasi yang seimbang
dan menarik.
3. Sekolah mewajibkan guru untuk membuat karya ilmiah. Sekolah
dapat memfasilitasi dan memberikan motivasi kepada guru untuk
melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, bisa saja dalam
bentuk lomba Penelitian Tindakan Kelas atau bahkan bila perlu
dengan cara mewajibkan para guru untuk melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas, minimal dalam satu tahun satu kali. Di samping
untuk kepentingan penilaian sertifikasi, kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas terutama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perbaikan
mutu proses pembelajaran guru yang bersangkutan, sehingga guru
tidak terjebak dan berkutat dalam proses pembelajaran yang sama
sekali tidak efektif. Tentunya, dalam hal ini setiap hasil karya dari
setiap guru perlu diapresiasi secara seimbang pula, baik dalam
bentuk materi maupun non materi.
4. Bagi guru-guru yang telah lulus sertifikasi hendaknya tetap
mempertahankan dan mengembangkan profesionalisme guru, yaitu
dengan cara mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dapat menunjang untuk menjadi guru yang professional terutama
untuk karya pengembangan profesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
C. Keterbatasan
Penulis menyadari masih adanya keterbatasan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Ada kemungkinan guru tidak menangkap dengan benar maksud item
pertanyaan dalam kuesioner seperti yang dikehendaki peneliti
sehingga tidak diperoleh jawaban yang sesuai dengan kondisi
sebenarnya.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode kuesioner. Kelemahan dari metode ini adalah
adanya kemungkinan responden menjawab item-item pernyataan
tidak jujur dan tidak serius sebab mereka mengisi kuesioner disela-
sela menyelesaikan pekerjaan pokok mereka, walaupun peneliti telah
mengantisipasi dengan memberikan arahan agar responden menjawab
sesuai dengan keadaan dirinya, bukan yang baik menurut
pemikirannya. Dampaknya hasil penelitian ini kurang mencerminkan
kondisi yang sesungguhnya.
3. Keterbatasan waktu penelitian yang dilakukan saat awal tahun ajaran
baru, karena guru sibuk mempersiapkan pembelajaran dan
administrasi sehingga mungkin tidak diperoleh jawaban yang sesuai
dengan kenyataan karena situasi yang kurang mendukung untuk
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4. Keterbatasan peneliti dalam hal waktu, biaya, dan kemampuan
peneliti, akibatnya banyak hal yang belum terungkap dan
tersampaikan dalam skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2006). Metode Penelitian Pendidiakn. Bandung: Rineka Cipta Basuki-Sulistyo (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Wedatama Widya
Sastra bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Chyntiawati (27 Maret 2009). Pasca Sertifikasi Dikhawatirkan Guru Kembali
Bekerja Asal-asalan. Diambil dari : http://www. cynthiawati.co.cc/?p=79 - 26k – [5 April 2009]
Depdiknas. (2009) Panduan Penyusunan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta:
Depdiknas _________. (2009) Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Depdiknas _________. (2005) Undang-undang tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas Dikti. (2009) Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Dikti Dr. Ainurrofiq Dawam, M.A. (2008). Kiat Menjadi Guru yang Profesional.
Yogyakarta: AR-Ruzz Media Dr. E. Mulyasa, Mpd. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya Dr. H. Suyatno, M.Pd. (2008). Panduan Sertifikasi Guru. Jakarta: Indeks Kompas (7 Agustus 2008). Sindrom Sertifikasi Guru. Diambil dari: http://hdn.zamrudtechnology.com/2008/08/07/sindrom- Sertifikasi-guru/ [3 Maret 2009] Musliah, Mansur. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.
Jakarta: Bumi Aksara Oemar, Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Permendiknas. (2009) Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Depdiknas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Prof.Dr. H. Hamzah. B .Uno. MPd. (2007). Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Feformasi Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Prof.Dr. H. Djohar. Ms. (2006) Guru, Pendidikan dan Pembinaannya (Penerapannya
Dalam Pendidikan dan Undang-undang Guru). Yogyakarta: Grafika Indah Prof.Dr. Jogiyanto. HM, M.B.A., (2008). Pedoman Survei Kuesioner:
Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi Bias & Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE
Rosida, Lailatul (5 September 2008). Siapkan Tim Pemantau Pasca Sertifikasi.
Diambil dari : http://www. malangraya.web.id/2008/09/05/siapkan-tim-pemantau-guru-pasca-sertifikasi/ - 48k – [3 Maret 2009]
Usman, Moeh Uzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Syachrun, Budi A.M (20 September 2008). Problematika Sertifikasi Guru. Diambil dari: http://www.duaberita.com/main/artikel-dua/pendidikan/167-problematika-sertifikasi-guru.html [5 Maret 2009]
W.j.s. Poerwadarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan. (2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh Pemerintah. (3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan,
dan akuntabel. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 12
Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang
sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu. Pasal 13 (1)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat
oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
Pasal 14 (1) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;
j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 15 (1) Penghasilan di atas kebutuhan
hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan
profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi. (2) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (3) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
Pasal 16 (1) Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat
oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat. (2) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. (3) Tunjangan profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara
(APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). (4) Ketentuan
lebih lanjut mengenai tunjangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 17 (1) Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah memberikan tunjangan fungsional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. (2) Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan fungsional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan subsidi tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 18 (1) Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang bertugas di daerah khusus. (2) Tunjangan khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok
guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. (3) Guru
yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah di daerah khusus, berhak atas
rumah dinas yang disediakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan. (4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 19 (1) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan
pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta
kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan
kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain. (2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
menjamin terwujudnya maslahat tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai maslahat tambahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 20 Dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:
a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Hal : Pengisian Kuisioner Kepada : Yth. Bapak/Ibu Guru SMA Di tempat Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Unirversitas Sanata Dharma, saya bermaksud mengadakan penelitian ilmiah dengan Judul “Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi”
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden penelitian ini. Saya mohon Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi kuisioner dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan data dari Bapak/Ibu dan memastikan bahwa data tersebut hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini.
Setelah Bapak/Ibu selesai mengisi kuisioner, dimohon untuk meneliti kembali dan
memastikan bahwa seluruhnya telah terisi. Saya menyadari bahwa pengisian kuisioner ini sedikit banyak menggangu aktivitas Bapak/Ibu. Oleh karena itu saya mohon maaf sebelumnya.
Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, saya mengucapkan
terima kasih.
Yogyakarta, Juni 2009 Hormat saya,
Benedecta Yudha W.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
KUESIONER
PROFESIONALISME GURU PASCA SERTIFIKASI
I. DATA RESPONDEN
Nama Responden : …………………………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur/Tanggal lahir : ……………Tahun / ……………………….
Mengajar di : SMA ………………………………….
Jenjang Akademik : S1 Jurusan:………………………
Lulus Sertifikasi tahun : 2006 2007
Jumlah jam mengajar per minggu : ……………….Jam
Jumlah mata pelajaran yang diampu : ……………………..Mata pelajaran
Pangkat/Golongan : ……………………………………………
Status Kepegawaian : Pegawai Tetap PNS
Pegawai Tetap Yayasan
Guru Tidak Tetap
Masa Kerja : …………………… Tahun
Nilai / Skor Portofolio pada saat mengikuti sertifikasi Guru : ……………………….
Lulus Sertifikasi melalui : Penilaian Portofolio
Mengikuti PLPG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
II. PERTANYAAN TENTANG PROFESIONALISME GURU
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom
yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu.
Setelah lulus sertifikasi guru, berapa kali Bapak/Ibu melakukan kegiatan di bawah ini:
Frekwensi kegiatan (……..Kali) No Pertanyaan 0 1 2 3 4 5 <5
(sebutkan) 1 Mengikuti pendidikan dan pelatihan
yang relevan
2 Mengikuti pendidikan dan pelatihan yang tidak relevan
3 Membuat RPP 4 Membuat silabus 5 Melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi
6 Membuat dan menerapkan model pembelajaran yang baru / inovatif
7 Memperoleh kejuaraan dalam mengikuti lomba akademik
8 Memperoleh sertifikat keahlian / ketrampilan dari lembaga / institusi dalam maupun luar negri (guru olah raga / seni)
9 Melaksanakan tugas sebagai instruktur
10 Melaksanakan tugas sebagai guru inti
11 Melaksanakan tugas sebagai tutor 12 Melaksanakan tugas sebagai
pemandu
13 Membimbing mahasiswa PPL per tahun
14 Membimbing siswa mengikuti lomba dan memperoleh juara
15 Membimbing siswa mengikuti lomba dan tidak memperoleh juara
16 Menyusun buku yang dipublikasikan secara nasional dan ber ISBN
17 Menyusun buku yang dipublikasikan secara provinsi dan ber ISBN
18 Menyusun buku yang dipublikasikan secara kabupaten/kota dan ber ISBN
19 Menulis artikel diberbagai majalah/ jurnal/surat kabar baik yang terakreditasi maupun yang belum terakreditasi
20 Menjadi reviewer buku 21 Menulis soal ujian UN/UASDA 22 Membuat diktat/modul yang dicetak
lokal
23 Membuat media / alat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
24 Melakukan penelitian di bidang pendidikan
25 Membuat karya seni dan karya teknologi
26 Mengikuti forum ilmiah yang relevan dengan bidang yang digeluti
27 Mengikuti forum ilmiah yang tidak relevan dengan bidang yang digeluti
28 Menjadi pengurus organisasi di bidang pendidikan
29 Menjadi pengurus organisasi di bidang sosial
30 Mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah
31 Mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah
32 Mendapat tugas tambahan sebagai wali kelas
33 Mendapat tugas tambahan sebagai Pembina pramuka
34 Mendapat tugas tambahan sebagai Pembina ekstrakurikuler
35 Mendapat tugas tambahan sebagai Pembina lainnya
36 Mendapat penghargaan di bidang pendidikan
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV DATA RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DATA RESPONDEN
NO Nama Asal Sekolah JK Umur JA JM MP MK Status Gol Lls
sertrfikasi 1 Heru Sucipto SMA N I Sleman L 60 S1 18 1 31 PNS IV a portofolio 2 Hizkia Sembiring SMA N I Sleman L 54 S1 24 1 27 PNS IV a portofolio 3 Sutinah SMA N I Sleman P 56 S1 12 1 29 PNS IV a PLPG 4 Marius Sustyanto SMA N I Sleman L 58 S1 23 1 30 PNS IV a portofolio 5 Mei Susiatun SMA N I Sleman P 44 S1 15 1 20 PNS IV a portofolio 6 Mugiyanti SMA N I Sleman P 51 S1 16 1 28 PNS IV a PLPG 7 Sih Maryatun SMA N I Sleman P 57 S1 15 1 33 PNS IV a portofolio 8 Samsudin SMA N I Sleman L 53 S1 12 1 27 PNS IV a portofolio 9 Ag. Saeno SMA N I Sleman L 56 S1 12 1 27 PNS IV a portofolio
10 Mardiman SMA N I Sleman L 58 S1 16 1 27 PNS IV a portofolio 11 Sutanto SMA N I Sleman L 58 S1 15 1 31 PNS IV a PLPG 12 Nuning S. SMA N I Depok P 51 S1 24 1 29 PNS IV a portofolio 13 Lestari SMA N I Depok P 54 S1 24 1 28 PNS IV a portofolio 14 Heru Hartati SMA N I Depok P 53 S1 24 1 28 PNS IV a PLPG 15 SMA N I Depok L 56 S1 24 1 28 PNS IV a PLPG 16 SMA N I Depok L 57 S1 24 1 28 PNS IV a PLPG 17 Gunarti SMA N I Ngaglik P 56 S1 18 1 28 PNS IV a PLPG 18 Siti Hadjar SMA N I Ngaglik P 60 S1 18 1 28 PNS IV a PLPG 19 Sugito SMA N I Ngaglik L 52 S1 24 1 28 PNS IV a portofolio 20 Sri Yuniati SMA N I Ngaglik P 57 S1 18 1 30 PNS IV a portofolio 21 Sutinah SMA N I Ngaglik P 58 S1 24 1 34 PNS IV a portofolio 22 Sujarwati SMA N I Ngaglik P 53 S1 32 1 31 PNS IV a PLPG 23 Suharno SMA N I Ngaglik L 56 S1 6 1 28 PNS IV a portofolio 24 Djumanto SMA N I Tempel L 56 S1 10 1 29 PNS IV a PLPG 25 Muchlas SMA N I Tempel L 56 S1 10 1 30 PNS IV a portofolio
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26 Samsudin SMA N I Mlati L 55 S1 6 1 29 PNS IV a portofolio 27 Yunus SMA N I Mlati L 57 S1 18 1 30 PNS IV a portofolio 28 Silvester Suharno SMA N I Mlati L 56 S1 24 1 28 PNS IV a PLPG 29 Fuadi SMA N I Mlati L 51 S1 24 1 28 PNS IV a portofolio 30 Dwi Moerwani SMA N I Seyegan P 55 S1 15 1 26 PNS IV a PLPG 31 Sugiyati SMA N I Seyegan P 57 S1 24 1 29 PNS IV a portofolio 32 Arina Rukmi SMA N I Seyegan P 59 S1 24 1 30 PNS IV a portofolio 33 Ening Handayani R. SMA N I Seyegan P 47 S1 18 1 22 PNS IV a portofolio 34 Suratman SMA N I Seyegan L 57 S1 24 1 30 PNS IV a portofolio 35 Sukarmini SMA N I Seyegan P 52 S1 27 1 28 PNS IV a portofolio 36 Priyo Jarwanto SMA N I Prambanan L 51 S1 16 1 27 PNS IV a portofolio 37 Susanta SMA N I Prambanan L 53 S1 24 1 31 PNS IV a PLPG 38 Mulyaningsih SMA N I Prambanan P 56 S1 24 1 31 PNS IV a PLPG 39 SMA N I Prambanan L 52 S1 24 1 28 PNS IV a PLPG 40 Ezaria Kastini SMA N I Prambanan P 53 S1 24 1 28 PNS IV a PLPG 41 Melania Sulwidjajanti SMA N I Kalasan P 56 S1 24 1 30 PNS IV a PLPG 42 Wiwiek Sri Juwari SMA N I Kalasan P 57 S1 24 1 29 PNS IV a portofolio 43 Hj. Muhimah SMA N I Kalasan P 53 S1 24 1 30 PNS IV a portofolio 44 Tri Sugiharto SMA N I Kalasan L 52 S1 6 1 28 PNS IV a portofolio 45 Suparyono SMA N I Turi L 55 S1 12 1 28 PNS IV a portofolio 46 Bambang Sumaryoto SMA N I Turi L 49 S1 24 1 29 PNS IV a portofolio 47 Mulyaningsih SMA N I Turi P 54 S1 12 1 28 PNS IV a portofolio 48 SMA N I Godean P 59 S1 24 1 32 PNS IV a portofolio 49 SMA N I Godean L 56 S1 28 1 28 PNS IV a portofolio 50 SMA N I Godean P 52 S1 24 1 28 PNS IV a portofolio 51 SMA N I Godean L 55 S1 24 1 28 PNS IV a portofolio 52 Enny Rodat SMA N 2 Ngaglik P 53 S1 24 1 30 PNS IV a portofolio 53 Mukidjo SMA N 2 Ngaglik L 54 S1 24 1 30 PNS IV a portofolio 54 Fadjariah SMA N 2 Ngaglik P 55 S1 8 1 29 PNS IV a portofolio
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55 Sugiyana SMA N 2 Ngaglik L 58 S1 24 1 30 PNS IV a portofolio 56 Kalpikaningsih SMA N 2 Ngaglik P 58 S1 24 1 32 PNS IV a portofolio 57 Sri Wuryanti SMA N I Minggir P 58 S1 18 1 34 PNS IV a portofolio 58 SMA N I Minggir P 56 S1 24 1 27 PNS IV a PLPG 59 Akhmad Zaenuri SMA Kolombo L 54 S1 12 1 29 PNS IV a portofolio 60 SMA Kolombo L 57 S1 4 1 27 PNS III d PLPG 61 Sri Rejeki Andadari SMA Kolombo P 41 S1 25 1 14 PT Yayasan - PLPG 62 Sri Rahayu SMA Kolombo P 56 S1 25 1 23 PT Yayasan - PLPG 63 Lidwina Widiastuti SMA Kolombo P 42 S1 10 1 15 PT Yayasan - PLPG 64 Yuni Iswanto SMA Kolombo L 45 S1 24 1 19 PT Yayasan - PLPG 65 Widiyanto SMA Kolese de Britto L 53 S1 26 1 17 PT Yayasan III c PLPG 66 Widi Nugroho SMA Kolese de Britto L 41 S1 26 1 16 PT Yayasan III c portofolio 67 P. Gandhi Prastowo SMA Kolese de Britto L 41 S1 30 1 14 PT Yayasan III c PLPG 68 St. Kartono SMA Kolese de Britto L 44 S1 24 2 16 PT Yayasan III d portofolio 69 Ign. Agus Yulianto SMA Kolese de Britto L 37 S1 24 1 12 PT Yayasan III c PLPG 70 FX. Agus Kadiyanto SMA Kolese de Britto L 40 S1 24 1 14 PT Yayasan III c portofolio 71 Ag. Triwinanta SMA Kolese de Britto L 38 S1 29 1 13 PT Yayasan III c PLPG 72 Sumardiyanto SMA Kolese de Britto L 43 S1 32 1 11 PT Yayasan III c portofolio 73 Ag. Prih Adiartanto SMA Kolese de Britto L 41 S1 24 3 14 PT Yayasan III c portofolio 74 Endah SMA Kolese de Britto P 47 S1 24 1 19 PT Yayasan III d PLPG 75 Th. Sukristiyono SMA Kolese de Britto L 45 S1 26 1 19 PT Yayasan III d PLPG 76 A.M. Hengky Irawan SMA Kolese de Britto L 52 S1 25 1 28 PT Yayasan IV b PLPG 77 Wartono Basuki SMA Kolese de Britto L 56 S1 25 1 16 PT Yayasan III d PLPG 78 Ign. Triantoro SMA Kolese de Britto L 53 S1 24 1 27 PT Yayasan IV a PLPG
79Markus Sri Purwantoro SMA St. Mikael Sleman L 39 S1 14 1 11 PT Yayasan - PLPG
80 Sri Trismiyati SMA Immanuel kalasan P 55 S1 6 1 27 PNS IV a PLPG 81 Toga Sihombing SMA Immanuel kalasan L 54 S1 23 2 22 PT Yayasan - PLPG 82 Yulianus Sumpeno SMA Mandala Bhakti L 53 S1 16 2 27 PT Yayasan - PLPG
N Percent N Percent N Percent Asal Sekolah * JK 82 100.0% 0 .0% 82 100.0%
Asal Sekolah * JK Crosstabulation
Count JK
L P Total SMA Immanuel kalasan 1 1 2 SMA Kolese de Britto 13 1 14 SMA Kolombo 3 3 6 SMA Mandala Bhakti 1 0 1 SMA N 2 Ngaglik 2 3 5 SMA N I Depok 2 3 5 SMA N I Godean 2 2 4 SMA N I Kalasan 1 3 4 SMA N I Minggir 0 2 2 SMA N I Mlati 4 0 4 SMA N I Ngaglik 2 5 7 SMA N I Prambanan 3 2 5 SMA N I Seyegan 1 5 6 SMA N I Sleman 7 4 11 SMA N I Tempel 2 0 2 SMA N I Turi 2 1 3