1 Universitas Indonesia Produksi Bio-Asam Suksinat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit menggunakan Imobilat Bakteri dari Rumen Sapi melalui Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation Ningsi Lick Sangadji, Heri Hermansyah Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 16426, Indonesia E-mail: [email protected]/[email protected]Abstrak Fermentasi asam suksinat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan bakteri amobil dari rumen sapi saat ini sedand diteliti. TKKS adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi asam suksinat karena memiliki kandungan glukosa, harga rendah, serta tersedia banyak di alam. Asam suksinat dapat diproduksi dengan beberapa metode seperti fermentasi yang dianggap lebih ramah lingkungan karena mengkonsumsi CO 2 selama prosesnya sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi CO 2 . Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari rumen sapi dan akan diimobilisasi sebelum masuk ke proses produksi asam suksinat. Fermentasi dilakukan dengan teknik Semi Simurrentous Saccharification and Fermentation (SSSF). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim selulase selama 2 - 6 jam sebelum fermentasi terjadi. Yeast extract sebagai sumber nitrogen dan MgCO 3 sebagai zat pengatur pH divariasikan kemudian akan hasil fermentasi berupa konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas akan dibandingkan. Fermentasi dilakukan selama 48 jam dalam water bath shaker dan suhunya dijaga pada suhu 37 o C. Produk fermentasi akan dianalisis menggunakan HPLC untuk mengetahui kandungan asam suksinat. Kondisi fermentasi optimal untuk produksi asam suksinat didapatkan saat: waktu hidrolisis - 6 jam, sumber pH awal - 20 g/L, konsentrasi agen pengatur pH awal - 20 g/L. Pada kondisi yang dioptimalkan ini, produksi maksimum asam suksinat ditemukan menjadi 1,43 g/L dengan hasil asam suksinat dengan konsentrasi glukosa awal dan 0,0297 g/L. produktivitas. Production of Bio-Succinic Acid from Oil Palm Empty Fruit Bunches using Immobilates Bacteria from Cow Rumen by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation Abstract The fermentation of succinic acid from oil palm empty fruit bunches (EFB) using immobilized bacteria from cow rumen were investigated. EFB is one of raw material that can be used for succinic acid production due to its cellulose content, low prices, and availability. Succinic acid can be produced effectively by several methods, one of them is fermentation which considered more environmentally friendly due to CO 2 consumed during the process, thereby potentially contributing to reduction of CO 2 emission. Bacteria used in this experiment were isolated from cow rumen which must be immobilized before getting into succinic acid production process. Fermentation is done by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) technique. Saccharification was carried out using cellulase enzyme for 2 – 6 hours before fermentation occurs. Yeast extract as nitrogen sources and MgCO 3 as pH regulating agent were varied and compared in terms of product concentration, yield, and productivity. Fermentation was carried out for 48 hours in shaker water bath and the temperature maintained at 37 o C. Fermentation product was then examined using HPLC to find out the succinic acid content. The optimum fermentation conditions for succinic acid production were found to be: saccharification time – 2 hours, initial nitrogen sources concentration – 20 g/L, initial pH regulating agent concentration – 20 g/L. At these optimized condition, the maximum production of succinic acid was found to be 1.47 g/L with 19.64 g/g yield of succinic acid to initial glucose concentration and 0.03 g/L.h productivity. Keywords: Succinic Acid, Oil Palm Empty Fruit Bunches, Bacterial Immobilization, Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation. Produksi bio ..., Ningsi Lick Sangadji, FT UI, 2019
22
Embed
Produksi Bio-Asam Suksinat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 Universitas Indonesia
Produksi Bio-Asam Suksinat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit menggunakan Imobilat Bakteri dari Rumen Sapi melalui Semi
Simultaneous Saccharification and Fermentation
Ningsi Lick Sangadji, Heri Hermansyah
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 16426, Indonesia
Abstrak Fermentasi asam suksinat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan bakteri amobil dari rumen sapi saat ini sedand diteliti. TKKS adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi asam suksinat karena memiliki kandungan glukosa, harga rendah, serta tersedia banyak di alam. Asam suksinat dapat diproduksi dengan beberapa metode seperti fermentasi yang dianggap lebih ramah lingkungan karena mengkonsumsi CO2 selama prosesnya sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi CO2. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari rumen sapi dan akan diimobilisasi sebelum masuk ke proses produksi asam suksinat. Fermentasi dilakukan dengan teknik Semi Simurrentous Saccharification and Fermentation (SSSF). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim selulase selama 2 - 6 jam sebelum fermentasi terjadi. Yeast extract sebagai sumber nitrogen dan MgCO3 sebagai zat pengatur pH divariasikan kemudian akan hasil fermentasi berupa konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas akan dibandingkan. Fermentasi dilakukan selama 48 jam dalam water bath shaker dan suhunya dijaga pada suhu 37oC. Produk fermentasi akan dianalisis menggunakan HPLC untuk mengetahui kandungan asam suksinat. Kondisi fermentasi optimal untuk produksi asam suksinat didapatkan saat: waktu hidrolisis - 6 jam, sumber pH awal - 20 g/L, konsentrasi agen pengatur pH awal - 20 g/L. Pada kondisi yang dioptimalkan ini, produksi maksimum asam suksinat ditemukan menjadi 1,43 g/L dengan hasil asam suksinat dengan konsentrasi glukosa awal dan 0,0297 g/L. produktivitas.
Production of Bio-Succinic Acid from Oil Palm Empty Fruit Bunches using Immobilates Bacteria from Cow Rumen by Semi Simultaneous
Saccharification and Fermentation
Abstract The fermentation of succinic acid from oil palm empty fruit bunches (EFB) using immobilized bacteria from cow rumen were investigated. EFB is one of raw material that can be used for succinic acid production due to its cellulose content, low prices, and availability. Succinic acid can be produced effectively by several methods, one of them is fermentation which considered more environmentally friendly due to CO2 consumed during the process, thereby potentially contributing to reduction of CO2 emission. Bacteria used in this experiment were isolated from cow rumen which must be immobilized before getting into succinic acid production process. Fermentation is done by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) technique. Saccharification was carried out using cellulase enzyme for 2 – 6 hours before fermentation occurs. Yeast extract as nitrogen sources and MgCO3 as pH regulating agent were varied and compared in terms of product concentration, yield, and productivity. Fermentation was carried out for 48 hours in shaker water bath and the temperature maintained at 37oC. Fermentation product was then examined using HPLC to find out the succinic acid content. The optimum fermentation conditions for succinic acid production were found to be: saccharification time – 2 hours, initial nitrogen sources concentration – 20 g/L, initial pH regulating agent concentration – 20 g/L. At these optimized condition, the maximum production of succinic acid was found to be 1.47 g/L with 19.64 g/g yield of succinic acid to initial glucose concentration and 0.03 g/L.h productivity. Keywords: Succinic Acid, Oil Palm Empty Fruit Bunches, Bacterial Immobilization, Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation.
Produksi bio ..., Ningsi Lick Sangadji, FT UI, 2019
2 Universitas Indonesia
Pendahuluan
Asam suksinat (C4H6O4) merupakan asam dikarbosilat yang juga dikenal dengan nama
asam amber atau asam butanedioat (Song dan Lee, 2006). Bio-asam suksinat, nama lain dari
asam suksinat yang dihasilkan dari sumberdaya terbarukan melalui beragam teknik produksi.
Saat ini, asam suksinat dihasilkan secara luas dengan proses katalitik hidrogenasi dari turunan
petrokimia seperti asam maleat maupun maleat anhidrat. Namun, kekhawatiran masyarakat
terkait terbatasnya sumber daya fosil sebagai salah satu sumber energi untuk pemenuhan
kebutuhan manusia serta efek negatif ke lingkungan yang ditimbulkan semakin meningkat.
Oleh karenanya, produksi bio-asam suksinat mulai banyak menarik perhatian dan
diprediksikan akan mengganti produksi asam suksnat yang bersumber dari petroleum
disebabkan mahalnya harga bahan baku serta efek negatif yang ditimbulkan (Werpy et al,
2006).
Departemen Energi US melaporkan bahwa, terdapat 12 bahan kimia yang dapat
diproduksi dari biomassa, salah satunya adalah asam suksinat (Werpy et al., 2006). Produksi
asam suksinat ini umumnya diperoleh dengan proses fermentasi mikroba dan dinilai ramah
lingkungan sebab adanya konsumsi CO2 selama proses produksi (Song dan Lee, 2006; Zeikus
et al., 1999) dengan bantuan mikroorganisme. Teknologi fermentasi memiliki beberapa
keuntungan pada sisi kondisi operasi, bahan baku, ekonomi, dan lingkungan. Kondisi operasi
fermentasi tidak membutuhkan suhu tinggi menyebabkan energi yang dibutuhkan lebih
sedikit sehingga biaya operasi menjadi lebih terjangkau. Fermentasi juga menggunakan
biomassa sebagai bahan baku dengan harga jual yang cenderung murah, pilihan beragam,
serta memiliki ketersediaan melimpah.
Untuk meningkatkan hasil produksi asam suksinat, berbagai strategi tengah dilakukan
oleh para peneliti, salah satunya yaitu dengan melakukan pengaturan konfigurasi fermentasi.
Konfigurasi antara proses hidrolisis dan proses fermentasi menjadi salah satu rekayasa yang
sedang dilakukan. Terdapat 3 konfigurasi fermentasi yang tengah dikembangkan saat ini,
yaitu Separate Hydrolysis and Fermentation (SHF), Simultaneous Saccharification and
Fermentation (SSF), dan Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF)
(Shen et al., 2018). Namun, penelitian terhadap fermentasi dengan menggunakan konfigurasi
SSSF masih sangat terbatas dan merupakan hal yang baru untuk memproduksi asam suksinat.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, konfigurasi SSSF mampu menghasilkan
konsentrasi, produktivitas dan yield asam suksinat yang lebih tinggi dibdaningkan dengan
konfigurasi SHF dan SSF (Perez-Pimienta et al., 2017).
Produksi bio ..., Ningsi Lick Sangadji, FT UI, 2019
3 Universitas Indonesia
Produk samping yang tidak diinginkan dalam produksi asam susinat memberikan efek
negatif terhadap metabolisme bakteri dalam mensintesis substrat menjadi produk yang
dikehendaki (Jhonsson dan Martin, 2016). Imobilisasi mikroorganisme merupakan salah satu
cara efisien yang meningkatkan stabilitas sel (Maslova et al., 2016). Pengunaan sel
terimobilisasi lebih menjamin konsentrasi sel mikroorganisme yang tinggi dalam bioreactor
dan meningkatkan kemampuan sintesis produk yang diinginkan dengan menurunkan
konsumsi dari akumulasi biomassa (Pimtong et al., 2015)
Salah satu bahan baku yang dapat digunakan pada proses fermentasi untuk produksi asam
suksinat adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Komposisi penyusun TKKS yang
sangat penting dan dapat dimanfaatkan menjadi produk lain yang bernilai tinggi adalah
selulosa. Selulosa yang terkandung dalam TKKS adalah 38,76% (Bahmid et al., 2014) atau
sekitar 37,50% dengan Kandungan serat mencapai 72,67% (Herawan et al., 2010).
Berdasarkan data BPS tahun 2015, Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa sawit sebesar
6.735.300 hektar dengan produksi kelapa sawit sebesar 31.070.000 ton per tahun. Sebanyak
25-26% dari total produksi kelapa sawit tersebut merupakan Tandan kosong yang menjadi
produk samping dan sebanyak 90% dari TKKS tersebut tidak dimanfaatkan kembali dan
menjadi limbah (Ngadi et al., 2014).
Tinjauan Teoritis
Asam suksinat (C4H6O4) adalah sebuah asam dikarboksilat yang dikenal dengan nama
asam amber atau asam butdanioat. Asam suksinat dihasilkan oleh tanaman, hewan, dan
mikroorganisme. Produktifitas maksimum asam suksinat dihasilkan melalui proses fermentasi
anaerobic oleh bakteri. Asam suksinat berasal dari fermentasi karbohidrat dan digunakan
secara luas pada industri kimia dan beberapa industri lain yang menghasilkan makanan,
pelarut alami, plastik biodegradable, dan bahan baku yang dapat digunakan untuk memicu
pertumbuhan tanaman (Zeikus et al., 1999).
Asam suksinat memiliki 4 atom C yang berstruktur hampir sama dengan maleat
anhidrat sehingga dapat dijadikan sebagai platform peralihan untuk produksi beragam
senyawa kimia seperti 1,4-butdaniol, γ-butyrolactone, tetrahydrofuran, N-metil-2-pyrrolidon,
2-pirolidone, dsb (Song et al, 2006). Hal ini disebabkan dua gugus fungsi karboksil senyawa
ini yang reaktif sehingga menghasilkan produk akhir yang bervariasi, efisiensi fermentasi
yang tinggi, dapat memanfaatkan beragam sumber karbon dan sumber daya baru yang
ekonomis sebagai bahan baku, dan dalam hal biaya dari produksi bioteknologi ini yang dapat
bersaing dengan sintesis bahan petrokimia (Jansel et al, 2014). Asam suksinat dan
Produksi bio ..., Ningsi Lick Sangadji, FT UI, 2019
4 Universitas Indonesia
turunannya, sepertu asam adipat dan 1,4-butanediol, dapat juga dimanfaatkan untuk produksi
polimer biodegradasi, seperti poliamida dan polyester (Pateraki et al, 2016).
Rumen sapi merupakan bagian pertama dari perut hewan ruminal. Terdapat lebih dari
2000 jenis bakteri yang mendiami rumen sapi. Beberapa bakteri penting yang terdapat dalam
rumen menghasilkan asam suksinat selama proses fermentasi karbohidrat, walaupun nantinya
asam suksinat ini akan diubah lagi menjadi asam propinoat. Beberapa bakteri anaerobic
fakultatif yang menghasilkan asam suksinat dari karbohidart telah berhasil diisolasi dari
rumen sapi. Lee et al., (2016) telah melakukan penelitian tentang produksi asam suksinat
dengan menggunakan serum sapi pada penelitiannya. Isolasi dari strain bakteri penghasil
asam suksinat telah ditemukan. Produksi asam suksinat maksimal dihasilkan dengan
menggunakan dektrosa sebagai sumber karbon dalam salah satu paramater prosesnya.
Imobilisasi mikroorganisme merupakan metode pengurungan fisik atau lokalisasi
mikroorganisme dalam lingkungan tertentu yang bertujuan untuk memasimalkan aktivitas
biokatalis yang diinginkan (Karet et al., 1985). Mikroorganisme yang digunakan dalam
metode ini harus memiliki kemampuan terus-menerus dalam mendukung proses katalis.
Imobilisasi mikroorganisme memiliki beberapa keuntungan diantaranya seperti (1)
melindungi mikroorganisme dari kondisi lingkungan yang memiliki tingkat polutan yang
tinggi, (2) mudah menjadi cair kembali, (3) memiliki densitas sel yang tinggi untuk
meningaktan konversi substrat, dan (4) mengurangi volume medium/reactor (Kampf, 2002).
Beberapa teknik imobilisasi diantaranya adalah entrapment (penangkapan), adsorption