i PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS VIII SMP UNISMUH MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Pada Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar AMIRUDIN 105 240 176 14 PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1440 H/ 2018 M
74
Embed
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA …Bahasa menurut Mario Pei dan Gainor merupakan suatu sistem komunikasi dengan menggunakan bunyi, misalnya melalui alat bicara, antara manusia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS VIII SMP UNISMUH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Pada Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
AMIRUDIN
105 240 176 14
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1440 H/ 2018 M
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
AMIRUDIN, 10524017614 “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII SMP UNISMUH Makassar” dibimbing oleh M. Ilham Muchtar dan Fatmawati
Penelitian dalam skripsi ini mengacu pada dua pokok permasalahan
antara lain; 1. mengetahui problematika pembelajaran bahasa Arab pada iswa kelas VIII SMP UNISMUH Makassar, 2. mengetahui solusi dan upaya-upaya dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII SMP UNISMUH Makassar.
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan), wawancara (interview) dan dokumentasi dalam penelitian ini mewawancarai ketua kelas, murid-murid dan guru. Teknik analisis data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan metode analisis kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan.
Hasil penelitian ini ialah; Problematika Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa diantaranya (1) Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa Arab (2) Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi belajar (3) Peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri dalam bahasa Arab. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran bahasa arab pada siswa diantaranya (1) Pihak sekolah berusaha meningkatkan jaminan kesejahteraan pada pendidik (2) Memberikan pengertian dan motivasi kepada anak didik (3) Memilih metode mengajar yang tepat dan variatif (4) Melengkapi fasilitas dan sarana belajar mengajar (5) Pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik (6) Memberikan pekerjaan rumah secara rutin.
vii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat
Allah Subhaanallahu ta’aalaa. Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Problematika
Pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas VIII SMP UNISMUH Makassar.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam lingkungan
Universitas Muhammadiyah Makassar terkhusus pada Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab yang berorientasi pada penerapan dan sekaligus latihan
untuk ilmu yang telah diperoleh.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin
terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Dra.A.Fajriwati Tadjuddin., MA. M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. M.Ilham Muchtar, Lc,M.A dan Dra. Fatmawati, M.P.d dosen
pembimbing I dan II yang telah berkenan memberikan waktunya untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
viii
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai dalam lingkup Fakultas
Agama Islam yang telah memberikan banyak ilmu pada penulis.
6. Bapak kepala sekolah dan segenap staf-staf guru SMP UNISMUH
MAKASSAR yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
melakukan penelitian.
7. Terkhusus dan teristimewa, kedua Orang Tua saya Ayahanda H.Abakar
dan ibunda Nurmi, serta saudara saya tercinta yang selalu mencurahkan
cinta dan kasih sayangnya dan tak putus-putusnya mendoakan dan
memberi berbagai bantuan baik moril maupun materi yang tak terhitung
lagi jumlahnya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
8. Yang terkhususnya Kakak Putri yang selalu membantu dan memotivasi,
Intan Salman Menjelaskan bahwa bahasa Arab adalah salah
satu bahasa yang termasuk rumpun bahasa-bahasa semit yang
berada disebelah selatan tepatnya diwilayah Irak. Dan bahasa
Arab adalah bahasa umat manusia yang telah dianugrahkan oleh
Allah untuk berkomunikasi dengan hambaNya.
Pengajaran bahasa ibu atau bahasa pertama lebih mudah
karena terjadi secara alamiah melalui kegiatan dengan orang
tuanya dan lingkungannya. Berbeda dengan bahasa asing,
pengajarannya cenderung lebih sulit karena bahasa tersebut
jarang digunakan atau bahkan tidak pernah sebelumnya sehingga
penguasaan kosa kata dan struktur kalimatnya tidak dikenal oleh
masyarakat itu. Oleh karena itu pengajaran bahasa asing
membutuhkan banyak waktu dan latihan yang teratur dan terus
menerus sampai bahasa asing tersebut bisa terkondisikan dan
terbiasa bagi masyarakat yang mempelajarinya, demikian juga
dengan bahasa Arab.
Tiga hal penting yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan agar siswa dapat menguasai bahasa Arab sebagai bahasa asing, yaitu: interest (ketertarikan), practice (berlatih menggunakan) dan long time (waktu yang lama).17
Penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Arab
adalah segala kegiatan formal yang dilakukan siswa untuk
memperoleh pengalaman berupa keterampilan berbahasa
17 Ulin Nuha, Pengajaran Bahasa Asing dengan Pendekatan Interaktif
(Yogyakarta: Idea Press, 2009) hal. 20-24
16
tertentu, serta arahan yang konstruktif, seperti bahasa Arab dan
budayanya.
Definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran bahasa Arab adalah suatu upaya pendidik terhadap
peserta didik dalam interaksi belajar bahasa Arab supaya siswa
dapat mempelajari sesuatu dengan efektif dan efisien.
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab خ( يثرعخ انغغبيخ تعهى انه)
Skinner mengatakan bahwa belajar bahasa merupakan
masalah stimulus, respons, ulangan, dan ganjaran. Setiap
penampilan anak selalu merupakan stimulus dan respons. Tuturan
berupa respons dari stimulus diperkuat kembali dengan ulangan.
Proses belajar dapat berlangsung dengan baik apabila respons
diulangi secara tepat. Jadi, belajar bahasa adalah stimulus dan
respons, penguatan ulangan, dan tiruan. Cara ini berlaku juga
didalam proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing.18
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata
pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Arab baik Resertif maupun
Produktif. Kemampuan Resertif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan.
Kemampuan Produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa
18
Acep Hermawan., op.cit. hal. 50
17
sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Dan
selain itu bahasa Arab dapat memahami Al-quran dan hadits
sebagai sumber hukum ajaran islam, dan dapat memahami buku-
buku agama dan kebudayaan islam yang ditulis dalam bahasa
Arab, dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa
Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami
sumber ajaran Islam yaitu Al-quran dan Hadits, serta kitab-kitab
bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
Bahasa Arab dalam pandangan pemerintah adalah bahasa
asing. Tujuan mata pelajaran Bahasa Arab adalah:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat
Pembelajaran bahasa Arab adalah dengan membentuk jawaban
melalui sebagian pengalaman dan bimbingan.
13) Prinsip kecepatan dan Gaya ة( ىهسالأخ وعرانس أذجي )
Bimbingan bagi para pelajar bahasa Arab dalam berbahasa
Arab dapat dilakukan sama dalam kecepatan dan gayanya jika
ia berbahasa dengan bahasa aslinya.
14) Prinsip Imbalan Segera ( أ ثىاة انفىريذجي )
Pembelajaran bahasa Arab yang dilakukan dengan sesegera
mungkin membenarkan jawaban yang benar agar dapat
memotivasi pelajar dalam melakukan yang sama.
15) Prinsip Sikap Terhadap Target Kebudayaan ( ذجي حجخان قف إيبىأ ان
خيبفقانث)
Pengenalan identitas kebudayaan penutur bahasa Arab yang
dipelajari oleh masyarakat tersebut, dan penumbuhan sikap
empati terhadapnya. Sehingga akan menimbulkan sikap positif
terhadap bahasa Arab dari masyarakat tersebut.
16) Prinsip Isi دبجي ي( ىتحئ ان )
Pengajaran isi (segala sesuatu yang dipelajari atau meteri)
seperti yang telah berkembang dalam kebudayaan tempat
24
bahasa Arab diucapkan secara asli, atau dengan kata lain
sesuai dengan perkembangan bahasa Arab di dunia Arab saat
ini.
17) Prinsip Belajar Sebagai Hasil yang Kritis ( جيتى ثبعتجبرهب نهعأ انتذجي)
انعصيت
Pembelajaran bahasa Arab dengan tujuan untuk mendapatkan
hasil belajar, bukan sekedar untuk menggembirakan atau
menghibur. 21
4. Aspek-Aspek Keterampilan dalam Berbahasa Arab
Kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran
bahasa disebut sebagai keterampilan berbahasa ( خغانه حبرهي ).
Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak
dikategorikan keterampilan reseptif (menerima) artinya seseorang
dikatakan mahir berbahasa Arab yaitu apabila dia mampu
memahami segala ucapan orang lain yang berbahasa Arab, baik
disengaja ataupun tidak disengaja. Keterampilan ekspresif,
(mengeluarkan), meliputi tiga aspek, yaitu; Kemampuan membaca,
berbicara, dan menulis. Dari tiga keterampilan ini termasuk diantara
tanda-tanda seseorang memiliki kemampuan berbahasa Arab.
Penelitian ini menguraikan tentang empat komponen
keterampilan, kemampuan, kemahiran berbahasa, yaitu :
21
Abdul Mu‟in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi) ( Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004) hal. 138- 150.
25
a. Keterampilan Menyimak ( اع(وتسالا ةارهه
Keterampilan menyimak adalah kemampuan seseorang
dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan
oleh mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebenarnya
dapat dicapai dengan latihan yang terus menerus untuk
mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata
(fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makhraj yang betul
baik langsung dari penutur aslinya maupun melalui rekaman, dan
kemampuan menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi
(bahasa) menjadi wujud makna, kemahiran menyimak sebagai
kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi
dari orang lain (pembicara).
Keterampilan menyimak Sebagai keterampilan reseptif
menjadi unsur yang harus lebih dahulu dikuasai oleh pelajar.
Secara alamiah pertama kali manusia memahami bahasa orang
lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan tersebut,
keterampilan berbahasa Asing yang harus didahulukan adalah
menyimak. Sedangkan membaca adalah kemampuan memahami
yang berkembang pada tahap selanjutnya.22
b. Keterampilan Berbicara م(لاكال ةارهه )
Keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
22
Acep Hermawan.Op.Cit, hal. 130
26
mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau
perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas,
berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan
jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam
rangka memenuhi kebutuhannya, bahkan berbicara merupakan
kombinasi faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan
linguistik secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat
manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu
berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang
mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti
menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara
sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai tahap
kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan
yang memadai yang mendukung. Aktivitas-aktivitas seperti itu
bukan perkara mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus
tercipta dahulu lingkungan bahasa yang mengarahkan para
pelajar ke arah sana.
c. Keterampilan Membaca. ( ةارقال ةارهه )
Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan
memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis)
dengan melafalkan atau mencernanya didalam hati. Dan
27
membaca merupakan perubahan wujud tulisan menjadi wujud
makna, Membaca hakikatnya adalah proses komunikasi antara
pembaca dengan menulis melalui teks yang ditulisnya, maka
secara langsung didalamya ada hubungan kognitif antara bahasa
lisan dengan bahasa tulis.
Membaca tidak hanya terpaku pada kegiatan melafalkan
dan memahami bacaan dengan baik, yang hanya melibatkan
unsur kognitif dan psikomotorik, namun lebih dari itu menyangkut
penjiwaan atas isi bacaan. Jadi, pembaca yang baik adalah
pembaca yang mampu berkomunikasi secara intim dengan
bacaan, ia biasa gembira, marah, kagum, rindu, sedih, dan
sebagainya sesuai gelombang isi bacaan.23
d. Keterampilan Menulis (ابتكال ةارهه)ة
Keterampilan menulis adalah kemampuan dalam
mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari
aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada
aspek yang kompleks yaitu mengarang. Keterampilan menulis
dalam pelajaran bahasa Arab secara garis besar dapat dibagi
kedalam tiga kategori yang tak terpisahkan, yaitu imlak, kaligrafi,
dan mengarang.24
23
Ibid., hal. 143 24 Ibid., hal. 151
28
Empat keterampilan tersebut erat kaitannya satu sama lain,
sebab dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya
ditempuh melalui hubungan yang teratur. Mula-mula pada masa
kecil seorang anak belajar menyimak bahasa, kemudian
berbicara, setelah itu belajar membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan.
Dan keterampilan menulis merupakan perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud tulisan, menulis merupakan suatu
proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu,
kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berfikir yang teratur
untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulisan. Oleh
karena itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang
lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek
keterampilan berbahasa.
29
BAB III
METODE PENELITIAN )
A. JENIS PENELITIAN
Jenis pendekatan yang dilakukan adalah melalui jenis
pendekatan kualitatif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa
angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya.
B. SUBJEK PENELITIAN )
Subjek penelitian ini adalah subjek yang dituju untuk atau
diharapkan informasinya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu :
a. Guru Bahasa Arab SMP UNISMUH Makassar sebagai pendidik
yang bertujuan untuk memperoleh data tentang terjadinya proses
pembelajaran bahasa Arab.
b. Siswa ataupun peserta didik khususnya kelas VIII SMP UNISMUH
Makassar untuk mengetahui seberapa besar siswa dapat
memahami materi ajar yang diberikan oleh guru khususnya mata
pelajaran bahasa Arab.
C. LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN )
Lokasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP UNISMUH
Makassar. Dengan pokok pikiran bahwa lokasi tersebut efektif untuk
29
30
melakukan eksploitasi data. Lokasi tersebut adalah lokasi yang
strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Adapun
objek penelitian ini adalah guru yang berjumlah 1 orang dan siswa
sebanyak 35 orang sebagai responden.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA )
Penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data atau informasi
sebagai berikut :
a. Metode Observasi ( خجاقران خقير)ط
Observasi adalah metode pengamatan secara langsung dan
pencatatan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti.25
Penulis menggunakan jenis metode observasi partisipan
dimana penulis terlibat langsung dengan objek maupun subjek
yang sedang diteliti. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, sampai mengetahui
pada tingkat makna setiap perilaku yang tampak.
Seperti yang dikemukakan oleh Susan Stainback dalam
Sugiono menyatakan:
“Ini participant observation, the researcher observes what people do, listen to what thy say, and participates in their activities” (dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati
25 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: Alfabeta, 2016) hal. 203
31
apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka) 26
Tekhnik observasi penulis gunakan untuk mengamati
bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab SMP UNISMUH
Makassar. Dengan metode observasi ini penulis dapat melihat
secara langsung pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab terkait
dengan problematika pembelajaran bahasa Arab dan solusi yang
diberikan oleh guru.
b. Metode Wawancara atau Interview خ( هبثقان خقير)ط
Metode wawancara ini penulis gunakan untuk informasi dari
guru ataupun siswa khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.
Esterberg dalam Sugiono mendefinisikan interview/wawancara
sebagai berikut :
“a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communiction and joint construction of meaning about a particular topic”. (Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu) 27
Penulis menggunakan metode wawancara terstruktur
dimana penulis telah mempersiapkan berbagai bentuk pertanyaan
yang telah disiapkan baik untuk guru bahasa Arab yang berkaitan
dengan proses pembelajaran khususnya tentang problematika
dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
26
Ibid., hal. 311 27
Ibid., hal. 317
32
c. Metode Dokumentasi ق( يثىتان خقير)ط
Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi ini
digunakan untuk mendapat data berupa dokumen yang dibutuhkan
guna menunjang penelitian seperti data jumlah siswa, guru dan
administrasi-administrasi sekolah.
E. TEKNIK ANALISIS DATA )
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden Atau sumber data lain terkumpul. Data yang telah
terkumpul membutuhkan penganalisaan secara cermat dan
interpretasi terhadap suatu data sangatlah menentukan keberadaan
penelitian itu sendiri.
Penulis menggunakan analisa data kualitatif yang bersifat
induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis, kemudian berkembang menjadi teori.28
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif disini dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah
selesai dilapangan.
28
Ibid., hal. 335
7
Sebagaimana pendapat Miles and Huberman yang dikutip oleh
Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.29 Aktivitas
dalam analisis data, yaitu:
1. Reduksi Data ( بدبنيجان طيفخت )
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
Disamping itu, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian data ( بدبنيجان ضر)ع
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori dan sejenisnya. Dalam penyajian data ini penulis
menggunakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.
3. Verifikasi Gambar انرسى إثجبد) )
Verifikasi gambar merupakan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Dengan demikian, proses dari analisis data tersebut penulis
gunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan
stimulus guru dan respons siswa dalam pembelajaran bahasa
Arab di SMP UNISMUH Makassar. Setelah data terkumpul.
29
Ibid., hal. 337
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. KONDISI OBJEK LOKASI PENELITIAN ( )
1. Riwayat singkat pendiri dan Pembina Sekolah
Awalnya ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan K.H.
Djamaluddin Amien selalu berusaha agar ada SMP Muhammadiyah
yang berkualitas di Makassar. tetapi niat baiknya memiliki kendala
karena tidak adanya dana untuk mendirikan sekolah tersebut. tetapi
beliau tetap memperjuangkan untuk dapat mendirikan sekolah
Muhammadiyah di Makassar. yaitu dengan cara mengadakan
pertemuan-pertemuan dengan pimpinan universitas
Muhammadiyah makassar yang bernama almarhum. prof Dr.Ambo
Enre Abdullah, agar dapat membuka SMP di UNISMUH
(Universitas Muhammadiyah Makassar). selanjutnya mereka
mengadakan beberapa pembicaraan- pembicaraan dengan Prof.
Dr. H. Irwan Akib, M.Pd Dan panitia Dr. Pantja Nur Wahidin, M.Pd
yang ketika itu mereka sedang melanjudkan kuliah S2 dan S3 nya
di Surabaya, kedua beliau itu yang menggagas SMP UNISMUH
Makassar. dan akhirnya pada tahun ajaran 2003- 2004 SMP
UNISMUH Makassar dengan jumlah murid sebanyak 30 orang,
35
dengan dikepala sekolahi Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. dan ketika
lama kelamaan SMP itu berjalan, maka disusun pula struktur wakil
kepala sekolah yang diwakili oleh 3 orang yaitu Drs. kandacong
malle, M.Pd (bidang kurikulum) Dr. Pantja Nur Waahidin, M.Pd
(bidang administrasi) Muh Zia Ul Haq (bidang kesiswaan) lalu
kemudian bidang kesiswaan diganti oleh parenta, S,Pd, M.Hum.
Dan pada tahun itu SMP UNISMUH mendapat persetujuan lisan
dari ketua mejelis pendidikan SD dan SMP Muhammadiyah Dr.
zamrani. kemudian pada tahun 2011 Bidang kesiswaan dilanjutkan
oleh Drs.Maryanto Jamhuri. kemudian pada tahun 2016 sampai
sekarang bidang kesiswaan dilanjutkan oleh Darwis S.Pd.I.
2. Visi Dan Misi Sekolah )
a. Visi SMP UNISMUH Maskassar
“Mantap keimanan, unggul intelektual, anggun berakhlak, dan
sigap berkarya nyata”
b. Misi SMP UNISMUH Makassar
1) menetapkan dasar-dasar ketauhidan dalam segala aspek.
2) memberikan bekal kemampuan memecahan masalah,
kemampuan berfikir logis,kritis, dan kreatif.
3) menanamkan dasar-dasar akhlak, baik akhlak kepada
pencipta, kepada sesema manusia, maupun akhlak kepada
makhluk hidup lain, dan lingkungan.
36
4) maemberikan bekal kepada peserta didik untuk berkarya dan
bekal utuk melanjudkan pendidikan ke jengjang yang lebih
tinggi.
3. Fasilitas Sekolah
Nama dan Lokasi sekolah
Nama sekolah : SMP UNISMUH Makassar
Letak sekolah : Kota makassar
Alamat sekolah : Jl.tala‟salapang no.40 D
Kondisi Gedung/ Bangunan Sekolah
Tabel: 1.1 Sarana prasarana SMP UNISMUH Makassar
No Jenis Ruangan, Gedung
Sekolah Luas
Ket Jumlah
Baik Rusak
1 Ruangan kepalah sekolah 5 x 4 m2 1 1
2 Ruangan untuk guru-guru 9 x 4 m2 1 1
3 Ruang kelas untuk belajar 9 x 4 m2 1 11
4 Ruang tata usaha 5 x 4 m2 1 1
5 Perpustakaan 9 x 4 m2 1 1
6 WC/kamar kecil 2 x 1 m2 10 10
7 Gudang 4 x 2 m2 1 1
8 Ruang BK 4 x 2 m2 1 1
9 Aulah / ruang pertemuan 18 x 6 m2 1 1
10 Laboratotium ipa 9 x 6 m2 1 1
11 Laboratotium computer 13 x 7 m2 1 1
37
12 Kantin sekolah 2 x 2 m2 1 1
13 Mushollah 15 x 8 m2 1 1
14 Halaman sekolah 120 x 25 m2 1 1
4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMP UNISMUH yang diarsipkan sebagai berikut:
a. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru, SMP UNISMUH Makassar lebih
dahulu melakukan penerimaan siswa dari pada sekolah-sekolah
yang lain dan begitupun juga dengan proses belajarnya. untuk
penerimaan siswa baru pun terlebih dahulu dilakukan tes akademik
setelah itu dilaksanakanlah tes wawancara.
b. Proses Kenaikan Kelas
Langkah-langkah dalam pelaksanaan proses kenaikan kelas
berdasarkan criteria yang telah ditentukan oleh pihak sekolah di
SMP UNISMUH Makassar periode 2017/k13 tentang peraturan
didalam proses kenaikan kelas, para peserta didik harus
memahami, memperhatikan dan melaksanakan beberapa criteria
yang dapat menunjang peserta didik untuk naik kelas, diantaranya
adalah :
1. Aktif mengikuti pelajaran selama 2 semester peserta didik aktif
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan. peserta didik diharapkan mampu berperan
aktif dalam proses pembelajaran dengan mengerjakan tugas
38
yang diberikan guru dan aktif dalam mengerjakan soal latihan di
kelas.
Keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar
sangat menunjang peserta didik untuk naik kelas karena
keaktifan peserta didik adalah kemampuan mereka untuk
berinteraksi dengan sesama peserta didik dan guru dalam
pembelajaran.
2. Maksimal ketidakhadiran 15% dari jumlah tatap muka. Peserta
didik yang mencapai ketidakhadiran sebanyak 15% akan
dipertimbangkan untuk naik kelas. maka jumlah kehadiran yang
dapat dinyatakan naik kelas adalah 85%.
3. Nilai sikap minimal B
Penilaian sikap yang harus dimiliki oleh para peserta didik
agar mampu memenuhi kriteria untuk naik kelas, yaitu:
1) Santun, 2) Peduli, 3) Jujur, 4) Disiplin, 5) Percaya diri, 6) Bertanggung jawab, 7) Kerja sama, 8) Cinta damai, 9) Berkomunikasi baik, 10) Nilai mata pelajaran tidak melebihi 4 mata pelajaran yang nilainya dibawah standar kriteria ketuntasan minimal (KKM).
c. Waktu Pembelajaran
Kegiatan belajar (waktu belajar) siswa SMP UNISMUH
Makassar dilaksanakan di pagi hari sampai sore hari dan tiap
tingkataan kelas dibagi menjadi beberapa kelas.pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan mulai dari hari sabtu sampai hari
kamis, dan dimulai dari apel pagi pukul 06.40 sampai 15.30 WITA.
39
Dengan adanya komunikasi seperti di atas waktu belajar siswa di
sekolah sangat efektif.
5. Jumlah Siswa
Jumlah peserta didik SMP UNISMUH Makassar
Tabel: 1.2 Jumlah peserta didik
No Kelas Jumlah
1 VII.A.1 (PEREMPUAN) 26
2 VII.A.2 (PEREMPUAN) 24
3 VII.B.1 (LAKI-LAKI) 22
4 VII.B.2 (LAKI-LAKI) 22
5 VII.B.3 (LAKI-LAKI) 22
6 VIII.A (PEREMPUAN) 35
7 VIII.B.1 (LAKI-LAKI) 17
8 VIII.B.2 (LAKI-LAKI) 18
9 X.A (PEREMPUAN) 25
10 X.B.1 (LAKI-LAKI) 16
11 X.B.1 (LAKI-LAKI) 16
Jumlah 243
6. Struktur Organisasi sekolah
Struktur resmi organisasi sekolah sebagai berikut :
a. Guru
40
Tabel: 1.3 tenaga pendidik
No Nama Jabatan Alamat
1 Prof. Dr. H. Irwan Akib,
M.Pd
Kepala Sekolah Limbung
2 Drs. Kandacong Malle,
M.Pd
Wakasek Bidang
Kurikulum
Jl. Kumala No.
22/A
3 Darwi, S.Pd.I Wakasek Bidang
Kesiswaan
Jl. Kawisi Lrg 9
Urip Sumoharjo
4 Supriadi, S,Pd. Guru Matematika Macinna
5 Muhammad Akbar
Madetta, S.Pd.
Guru Matematika Jl.Dirgantara No.14
Pallangga
6 Dra. Rosdiana,M.Pd. Guru Bahasa
Indonesia
Jl. Makkio Baji 3
No.39 R
7 Andi Junaede, M.Pd. Guru Ipa Fisika Bukit Tamanurang
8 Drs. Rajamudding,
M.Pd.
Guru Ipa Biologi
9 Hartini Nanda, S.Ag. Guru Al-Qur‟an
Hadist
Jl. Syekh Yusuf
10 Dra. Fatmawati, M.Pd. Guru Bahasa Arab Bone, Kab. Gowa
11 Dra. Nurbaya Guru Ips Terpadu Jl. Vetran Selatang,
Lr. H No.8
12 Syarifudin, M.Kom. Guru Tik Duta Mas Pertiwi
Blok E/8
14 Hikmah, S.Pd. Guru Bahasa Inggris BTN Andi Tonro
Permai
15 Hilmi Hambali, M.Kes Guru Ipa Biologi Permata Sudiang
41
Raya
16 Ilmiah, S.Pd, M.Pd Guru Bahasa Inggris Griya Barombong
Blok C/5
17 Suhaeni, S.Pd. Guru Sbk Moncobalong
18 Yusri Handayani, S.Pd,
M.Pd
Guru Ipa Fisika Jl.Makkio Baji 3
No.39 R
19 Ahmad Nasir, S.Pd.I.,
M.Pd.I.
Guru Ski Talamangapae
20 Masnaen, S.Pd Guru Ski Talamagampe
21 Sujatmika, S.Pd. Guru Penjas Bonto Daro
07/113
22 Ikrar Nurshabakti
Muctar, S.Pd., M.Pd
Guru Bahasa
Indonesia
Bumi Laikaanginda
Blok D20
23 Masniar, S.Pd. Guru Penjas Jl. Cilallang Raya
VII/66
24 Dra. Hj. Najmah Patau Guru Bahasa
Indonesia
Jl.Tamalate 1 Slp
26 Munir S.Ag., S.Pd.I Guru
Kemuhammadiyahan
BTN Mutiara
Permai Blok D
27 A. Yunuariardi, S.Pd Guru Olah Raga BTN Aura Permai
28 Nurfadilla, S.Pd, M.Pd. Guru Matematika Mannuruki 9
29 Maria Ulfiani, S.Pd,
M.Pd.
Guru Bahasa
Indonesia
30 Abdullah , S.Pd Guru Pkn
b. Staf/Tata Usaha
42
Tabel: 1.4 tenaga pendidikan
No Nama Jabatan Alamat Rumah
1 St. Chadijah. S.Ag Kepalah Tata
Usaha
Btn Paccinongan
2 St. Chaerani Djaya S.Sos Kepala
Perpustakaan
Jl. Sultan Alauddin 2
3 St. Aminah, S.Pd. Staf Perpustskssn Jl. Swadayang L.2
No.10/A
4 Muh, Ilham Iskandar, S.Pd. Bk Jl.Maccini Raya No.2
Tenaga: 1.5 Tenaga keamanan
No Nama Jabatan Alamat
1 Saharuddin Security Patallassang
2 Arman Security Gowa
B. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di SMP
UNISMUH Makassar
Secara umum untuk mengetahui berbagai problematika
pembelajaran bahasa arab bagi siswa kelas VIII di SMP UNISMUH
Makassar harus ditinjau dari dua segi yakni dari segi proses dan segi
hasil. Dari segi proses artinya keberhasilan pembelajaran bahasa Arab
terletak dalam proses belajar yang diperoleh peserta didik sebagai
akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik.
43
1) Dari Segi Proses
Pembelajaran bahasa Arab bagi kelas VIII di SMP UNISMUH
Makassar menghadapi problematika yang cukup kompleks.
Problematika tersebut ternyata berakibat pada minat dan kemauan
siswa kelas VIII di SMP UNISMUH Makassar untuk mempelajari
bahasa Arab, adapun beberapa problem dan upaya yang dapat
penulis kemukakan sebagai berikut:
a. Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa
Arab, karena kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat,
dan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa Arab. Untuk
mengatasi hal tersebut pendidik hendaknya menjelaskan tujuan
atau manfaat dari pembelajaran bahasa Arab tersebut.
b. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan
prestasi belajar. Dalam situasi kondisi seperti tersebut, sangat
dibutuhkan kemauan yang kuat (motivasi) setiap peserta didik.
Untuk itu, sekolah harus memberikan fasilitas dan kesempatan
yang seluas-luasnya dalam mengembangkan potensi berbahasa
yang mereka miliki.
c. Peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri terutama dalam
pembelajaran bahasa Arab, ini disebabkan karena orang belajar
bahasa Asing (bahasa Arab), modal utama yang harus dimiliki
adalah rasa percaya diri. Selain itu, setiap peserta didik juga
penting sekali untuk menanamkan keberanian untuk selalu
berkomunikasi dengan bahasa Arab. Tanpa hal itu, peserta didik
44
akan sulit berkembang. Untuk menanamkan keberanian ini,
pendidik harus membutuhkan keyakinan peserta didik dalam
belajar bahasa Arab itu tidak boleh merasa malu dan takut salah.
Sebab tanpa keberanian untuk salah, kemampuan berbahasa
Arab peserta didik tidak akan berkembang.
2) Dari Segi Hasil Belajar/Evaluasi
Proses belajar mengajar merupakan salah satu langkah
dalam rangka pencapaian hasil belajar. Hasil belajar dapat
meningkat apabila proses belajar yang dilakukan peserta didik
berjalan dengan baik, namun sebaliknya hasil belajar rendah
apabila proses belajar yang dijalani peserta didik tidak berjalan
dengan baik. Meskipun dalam sebuah aktifitas pembelajaran, unsur
pokok yang harus diperhatikan oleh pendidik adalah proses, namun
demikian, sebuah proses yang dipandang berjalan dengan baik,
akan diukur dengan angka-angka (prestasi akademik) yang
diperoleh peserta didik setelah pembelajaran berakhir. Berangkat
dari hal tersebut, pendidik akan mengevaluasi proses yang telah
dilakukannya saat berada dalam kelas.
C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Problematika dalam
Belajar Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII SMP UNISMUH
Makassar
Kemajuan kegiatan pendidikan di SMP UNISMUH Makassar
masih kurang dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di kota
45
Makassar. Dalam rangka menciptakan tujuan pendidikan yang
maksimal sesuai dengan harapan, ternyata masih dijumpai beberapa
faktor yang masih menjadi kendala, khususnya dalam pembelajaran
bahasa Arab di SMP UNISMUH Makassar, diantaranya:
a. Faktor pendidik
Berbicara tentang problem manusia dalam pembelajaran,
peneliti akan memulainya dari pendidik, kemudian anak didik,
pendekatan dan yang terakhir adalah metode. Pertama, pendidik,
kita semua tahu akan pekerjaan dengan segala resikonya, maka
menjadi pendidikpun aka ada suka maupun dukanya. Akan suka
ketika anak didik cepat mengerti tentang materi yang diajarkan, dan
memahami serta mau mengamalkannya. Duka ketika pendidik
dihadapkan pada kenyataan adanya anak didik yang bandel, nakal,
kurang memperhatikan keterangan atau ada sarana dan prasarana
yang kurang memadai. Yang tak kalah senangnya lagi ketika
pendidik mengetahui bahwa siswanya menjadi juara atau berhasil
lulus dengan nilai cukup baik, sebaliknya pendidik akan gelisah jika
siswanya ada yang tidak lulus ujian.
Wacana dan kecenderungan bahwa moral anak didik hanya
menjadi tanggung jawab pendidik saja, sehingga mengakibatkan
tidak sistematis dan terorganisirnya penanaman nilai-nilai agama
Islam terhadap anak didik. Memperhatikan itu semua, secara umum
beberapa kendala atau problem yang di hadapi oleh guru bahasa
Arab hari ini adalah sebagai berikut:
46
Adanya kurikulum yang baru yaitu dengan menyeimbangkan
antara ranah kognitif, efektif dan psikomotorik, maka seorang
pendidik dalam menyajikan materi pelajaran harusnya menuju
sasaran tersebut, namun kenyataannya pendidik yang kurang
berani untuk menuju dan mencapai ketiga rana tersebut melainkan
hanya mengutamakan sebagai rana saja terutama rana kognitif.
Sehingga dengan demikian anak didik kurang mendapatkan
bimbingan yang bersifat efektif dan psikomotorik. Berikut paparan
guru bahasa Arab saat melakukan wawancara dengan peneliti
pada tanggal 07 Maret 2018 :
“memang dalam proses mengajar bahasa Arab, saya masih belum bisa menyeimbangkan antara rana kognitif, efektif dan psikomotorik. Karena memang saya masih merasa kesulitan jika harus menyeimbangkan ketiga ranah tersebut, jadi ketika mengajar saya sering mengutamakan sebagai rana saja”
b. Faktor anak didik
Anak didik, merupakan objek utama dalam pendidikan
dimana pendidikan berusaha membawa anak didiknya yang semula
serba tak berdaya, selalu menggantungkan pada orang lain menuju
pada keadaan dimana anak didik mampu berdiri sendiri baik secara
individu maupun sosial. Karena dalam agama Islam disebutkan
anak itu dilahirkan dalam keadaan lemah dan hanya membawa
fitrah, alam sekitarnyalah yang memberi corak terhadap nilai-nilai
hidup atas pendidikan agamanya.
47
Siswa kelas VIII SMP UNISMUH Makassar kurang
memperhatikan akan pentingnya belajar bahasa Arab. Hal ini
disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua dan keadaan
masyarakat yang kurang mendukung anak didik untuk giat belajar.
Keadaan ini sering terjadi disekitar kita dikarenakan para pendidik
masih kurang memahami tentang perkembangan anak didik.
Berikut pemaparan guru bahasa Arab ketika di wawancarai
oleh peneliti pada tanggal 07 Maret 2018:
“Kurangnya fasilitas sekolah dan dukungan yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal ini terbukti misalnya kurangnya dukungan dari orang tua, dan masyarakat yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, sehingga pembelajaran disekolah agaknya kurang membekas dalam kehidupan anak, serta kurangnya minat dan kesungguhan belajar kosa kata bahasa Arab yang merupakan modal utama untuk belajar bahasa Arab”
Pendidikan tidaklah terbatas pada pengertian dan
penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga perkembangan jiwa
dan penyesuaian diri dari anak didik terhadap kehidupan sosialnya.
Anak didik adalah manusia yang senantiasa mengalami
perkembangan sejak terciptanya hingga meninggal.
Menyimpulkan hasil observasi peneliti, bahwa problem pada
anak didik dalam pembelajaran bahasa Arab di SMP UNISMUH
Makassar dapat digariskan sebagai berikut:
1) Perbedaan latar belakang pendidikan orang tua
2) Kurangnya bimbingan orang tua terhadap anak
3) Lingkungan yang kurang mendukung
48
4) Kurang aktifnya pendidik dalam proses mengajar
5) Perbedaan IQ anak didik
c. Faktor metode yang digunakan
Tugas sekolah adalah memberikan pengajaran pada peserta
didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari
sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian
kecakapan dan pengetahuan pada murid-murid yang merupakan
proses belajar mengajar itu harus dilakukan oleh guru di sekolah
dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Metode mengajar yang dilakukan oleh guru bahasa Arab
pada kelas VIII SMP UNISMUH Makassar kurang variatif dan
cenderung menoton yakni, hanya memakai metode ceramah dan
Tanya jawab, sehingga anak didik merasa jenuh dan bosan dalam
mengikuti pelajaran bahasa Arab. Berikut pemaparan ketua kelas
VIII pada waktu peneliti melakukan wawancara pada tanggal 10
Maret 2018:
“Saya tidak terlalu suka pelajaran bahasa Arab kak, karena belajar bahasa Arab itu susah, apalagi membaca dan mengartikan, kurang ada main-mainnya”.
Hal ini dikarenakan belum diperhatikannya tentang cara-cara
memilih suatu metode untuk dilaksanakan dalam kegiatan
belajarnya sesuai dengan karakteristik sub pokok bahasanya.
Pernyataan guru bahasa Arab dapat diilustrasikan sebagai berikut
pada tanggal 10 Maret 2018:
49
“Metode yang saya pakai dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di kelas adalah menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, disatu sisi saya sebenarnya menyadari akan dibutuhkannya variasi metode, akan tetapi fasilitas kurang memadai”.
Kenyataannya, seringkali terjadi problem pembelajaran
bahasa Arab dalam hal metode. Metode adalah cara yang
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Untuk menetapkan
apakah suatu metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang
bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan
adalah tujuan yang akan dicapai. Jadi sebelum menentukan
metode yang akan dipakai dalam proses belajar, seorang pendidik
harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dalam materi tersebut
serta memadukan dengan sub pokok bahasannya.
d. Faktor media atau sarana pembelajaran
Problem media pembelajaran bahasa Arab antara lain:
1) Kurangnya sarana atau media yang lengkap yang dapat
digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab. Sehingga peserta
didik tidak bisa lebih mudah untuk menerima materi yang
diberikan oleh guru. Berikut ungkapan guru bahasa Arab. pada
tanggal 12 Maret 2018 :
“Di SMP UNISMUH Makassar ini masih kurang media atau sarana yang dapat kami pakai dalam proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran bahasa Arab, jadi ketika saya ngajar agak sulit dalam proses pembejaran bahasa Arab itu sendiri”.
2) Dalam menentukan media yang akan dipakai, seorang pendidik
kurang memperhatikan pribadi peserta didiknya yang meliputi
50
bakat, perkembangan dan sebagainya. Jadi ketika guru
mengajar bahasa Arab, tidak bisa diterima dengan baik oleh
peserta didik. Contohnya, pada waktu pendidik menerangkan
pelajaran, pendidik tidak menghubungkan materi tersebut
dengan hal-hal yang disukai oleh anak-anak tersebut.
e. Faktor Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran bahasa Arab di SMP UNISMUH
Makassar ini cenderung masih kurang baik, yang akibatnya adalah
muncul perlakuan yang kurang disenangi oleh anak didiknya dalam
proses pembelajaran bahasa Arab.
Kecenderungan pendekatan pembelajaran tersebut dalam
pelaksanaan pembelajaran ini lebih dikarenakan kurangnya
perhatian dari seorang pendidik terhadap anak didik. Karena jika
seorang pendidik mau memperhatikan dan melakukan proses
belajar mengajar dengan baik serta bisa membawa suasana kelas
yang menyenangkan, maka peserta didik akan mau mengikuti apa
yang disuruh oleh pendidik dengan tanpa paksaan.
f. Faktor Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi ini perlu dilakukan, sebab untuk melihat sejauh
manakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan
metode tertentu dan menggunakan sarana yang telah ada dapat
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
51
Kenyataannya, di SMP UNISMUH Makassar kurangnya jam
pelajaran serta sumber pelajaran dalam mata pelajaran bahasa
Arab menjadi salah satu problem untuk mengadakan evaluasi
pelaksanaan pembelajaran bagi pendidik.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Arab
di SMP UNISMUH Makassar, pada tanggal 12 Maret 2018:
“Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab, diawal dan diakhir pembelajaran, menggunakan waktu yang kurang cukup dan siswa-siswa yang memiliki buku paket lebih memudahkan mengerjakan, tetapi siswa yang kurang berminat diberi tugas lanjutan sesuai target kemampuannya ”
D. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII SMP UNISMUH
Makassar
Kesulitan belajar bukan merupakan hal yang baru lagi,
khususnya bagi peserta didik. Salah satu ciri yang sangat menonjol
pada anak yang memiliki kesulitan belajar adalah tingkat kemampuan
dalam memahami pelajaran, tidak adanya semangat belajar,
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar yang dimiliki.
Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya
kelainan perilaku siswa pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar dikelas.
Sejalan dengan hal tersebut, Ibu Fatmawati pada tanggal 12
Maret 2018 mengatakan bahwa:
“Dalam menyampaikan materi kepada siswa dalam proses belajar mengajar akan lebih mudah dalam melaksanakan jika dengan menggunakan perpaduan metode. Karena meskipun
52
bagaimana sulitnya sebuah materi untuk dipahami oleh siswa, jika metodenya bagus maka otomatis siswa akan lebih mudah memahaminya”.
1. Upaya pada Pendidik
Tenaga pengajar (guru) merupakan suatu profesi, yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar
bidang pendidikan, walaupun pada kenyataannya masih terdapat
hal-hal tersebut diluar bidang pendidikan. Dengan demikian,
perihal tenaga pengajar dengan kinerjanya adalah menyangkut
seluruh aktivitas yang ditunjukan oleh tenaga pengajar dalam
tanggung jawabnya sebagai orang yang mengembangun suatu
amanah dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan dan memandu peserta didik dalam
rangka menggiring perkembangan peserta didik ke arah
kedewasaan.
Hal tersebut telah dijelaskan bahwasanya tugas seorang
pendidik adalah bertanggung jawab terhadap peserta didik dalam
segala hal pada waktu di sekolah. Namun kenyataannya, di SMP
UNISMUH Makassar pendidik yang kurang memperhatikan dalam
mengajar, seperti datangnya sering terlambat, dan pendidik kurang
efektif dalam mengajar di kelas, dan sebagainya. Adapun untuk
menanggulangi sering terlambatnya pendidik masuk kelas yang
dikarenakan memang mempunyai profesi lain, pihak sekolah
berusaha meningkatkan jaminan kesejahteraan bagi pendidik dan
53
tak lupa pula mengikutkan pendidik untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan kependidikan baik dari pemerintah maupun swasta.
Agar pendidik bahasa Arab dapat melaksanakan tugas
sebagai guru dengan sebaik-baiknya, maka dibutuhkan adanya
syarat-syarat tertentu yang harus dimiliki oleh pendidik pada
umumnya, yaitu:
a. Mempunyai ijazah formal
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Berakhlak yang baik
d. Memiliki pribadi mukmin, muslim dan muhsin
e. Memiliki jiwa pendidik serta mempunyai rasa kasih sayang
kepada anak didiknya
f. Mengetahui dasar-dasar ilmu pengetahuan tentang
kependidikan
Banyak pendidik yang belum menuju dan mencapai ketiga
ranah pendidikan (kognitif, afektif dan psikomotorik), sifat dan
karaktrer serta pendidikan yang dimiliki oleh seorang pendidik
masih kurang adanya rasa pengabdian yang tinggi dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik serta latar belakang
ekonomi yang serba pas-pasan.
Upaya dalam mengatasi masalah kurang efektifnya guru
dalam menyampaikan pelajaran didalam kelas maka pihak sekolah
sering mengikutkan pendidik-pendidik tersebut antara lain:
a. Mengikuti penataran-penataran
54
b. Mengikuti kursus-kursus pembelajaran
c. Memperbanyak membaca buku
d. Mengadakan studi banding (kunjungan-kunjungan) ke
sekolahan lain yang lebih maju.
2. Upaya pada Anak Didik
Anak didik SMP UNISMUH Makassar yang kurang
memperhatikan akan pentingnya belajar bahasa Arab (kurang
minat belajar bahasa Arab), maka untuk mengatasi problem
tersebut menurut guru bahasa Arab Dra. Fatmawati, M.pd pada
tanggal 12 Maret 2018 melalui wawancara:
“Memberikan pengertian dan motivasi akan pentingnya belajar bahasa Arab sebagai bahasa alqur‟an dan hadits dan bekal dimasa mendatang, serta menyarankan kepada wali murid melalui pertemuan sekolah atau kumpulan masyarakat untuk memperhatikan perkembangan belajar anaknya”.
3. Upaya pada Metode
Penggunaan metode mengajar yang kurang variatif dan
cenderung menoton, serta kurangnya cara memilih metode untuk
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai
dengan karakteristik sub pokok bahasannya maka akan
menjadikan proses belajar mengajar tidak menyenangkan dan
kurang bisa diterima oleh peserta didik.
Pembelajaran bahasa Arab banyak metode yang dapat
digunakan, antara lain:
a. Metode Ceramah
55
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dilakukan oleh guru. Ceramah adalah
penuturan bahan pelajaran secara lisan, metode ini tidak
senantiasa jelek jika penggunaannya betul-betul disiapkan
dengan baik, didukung dengan alat dan media serta
memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi,
pendapat pada unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih cermat tentang materi yang sedang dibahas. Dalam
diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan
pikiran, sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai
sudut yang berkenaan dengan masalah tersebut.
c. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat
dua arah sebab pada waktu yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa (guru bertanya siswa yang menjawab atau
sebaliknya).
d. Metode Pemberian Tugas
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan
kepada siswa melakukan tugas atau kegiatan yang
berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal
56
dan lain sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk
tugas atau kegiatan individual maupun kerja kelompok.
e. Metode Meniru dan Menghafal
Metode ini sering dikenal dengan metode Informant Drill
Method, yaitu latihan mengucapkan kosa kata dan kalimat
dengan menirukan ucapan guru. Metode ini akan mudah diingat
dan cepat dihafal oleh peserta didik karena langsung
didemonstrasikan.
f. Metode Kerja Kelompok
Menggunakan metode-metode tersebut harus
dipertimbangkan serta disesuaikan dalam arti manakah metode
yang paling baik dan tepat untuk pembelajaran dalam situasi
dan kondisi yang ada saat ini. Jadi seorang guru dalam memilih
dan menentukan metode harus memahami hal-hal berikut:
1) Sifat dan jenis kegiatan.
2) Apa yang melatar belakangi kegiatan tersebut.
3) Dengan teknik pemecahan yang bagaimana kegiatan
tersebut dapat diselesaikan.
4) Fasilitas apa saja yang mungkin digunakan.
Dengan demikian, akan dapat memilih metode yang tepat
sehingga pelaksanaan proses pembelajaran bisa berhasil dengan
baik.
4. Upaya pada Media atau Sarana Pembelajaran
57
Proses belajar mengajar di sekolah akan berjalan dengan
lancar jika ditunjang dengan sarana pembelajaran yang memadai,
baik jumlah, kedaan maupun kelengkapannya. Jumlah yang
dimaksud adalah keberadaan dan banyak sedikitnya sarana yang
dimiliki. Namun di SMP UNISMUH Makassar tersebut banyak
sarana yang kurang lengkap, sehingga ketika guru mau
menyampaikan pelajaran dengan menggunakan alat peraga di
sekolah belum tersedia.
Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk melengkapi
sarana pembelajarannya, yakni pihak sekolah akan berusaha
melengkapi fasilitas dan sarana yang memang sangat dibutuhkan
untuk kegiatan belajar mengajar. Selain itu pihak sekolah juga
meminta kepada seluruh pendidik untuk menggunakan fasilitas
dan sarana pembelajaran yang ada, penggunaan semaksimal
mungkin sambil menunggu sarana yang lain, dalam arti pendidik
harus bisa melakukan kegiatan belajar mengajar yang lebih kreatif
supaya anak didiknya dapat belajar dengan senang, dan tidak
dijadikan alasan kurangnya fasilitas sekolah dapat mengganggu
proses belajar mengajar.
5. Upaya dan Pendekatan Pembelajaran
Proses belajar mengajar, guru harus mengetahui
karakteristik dan kemampuan belajar peserta didik, karena dalam
satu kelas tidak mungkin kemampuan dalam pemahaman siswa itu
sama (pasti berbeda-beda). Jadi seorang guru harus bisa
58
mengatasi berbagai macam karakteristik siswa yang memang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, mungkin
perbedaan tersebut bisa dari latar belakang orang tua yang kurang
mendukung anaknya dalam belajar atau bahkan memang dari IQ
anak tersebut yang berbeda.
Jika dalam proses belajar mengajar mengalami masalah
maka sikap guru seharusnya tidak langsung menghukum anak
tersebut, melainkan mendekati dan mencari informasi tentang
anak tersebut.
6. Upaya pada Evaluasi Pembelajaran
Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang
telah disusun oleh pendidik dapat diketahui lebih jelas setelah
program tersebut di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Namun
kenyataannya di SMP UNISMUH Makassar ini dalam mata
pelajaran bahasa Arab kelas VIII, kurang melaksanakan evaluasi
yang dikarenakan waktunya yang kurang cukup. Untuk mengatasi
hal tersebut, pendidik bahasa Arab di kelas VIII sering memberikan
pekerjaan rumah (PR), selain itu diadakan kursus (belajar diluar
jam pelajaran) seperti hafalan mufrodat dan bacaan Al-qur‟an.
59
BAB V
KESIMPULAN )
A. Kesimpulan )
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bagian yang
terdahulu, terkait dengan jawaban daripada permasalahan yang diangkat
oleh penulis dalam skripsi ini, maka berikut ini penulis mengemukakan
beberapa kesimpulan
1. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di SMP
UNISMUH Makassar, antara lain:
a) Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa
Arab, karena kurangnya dukungan dari orang-orang yang
terdekat, b) Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung
kemajuan prestasi belajar, c) Peserta didik kurang memiliki rasa
percaya diri terutama dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai
bahasa Asing
2. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII SMP UNISMUH
Makassar, antara lain:
a) Pihak sekolah berusaha meningkatkan jaminan kesejahteraan
pada pendidik dan mengikutkan mereka pada pelatihan-
pelatihan kependidikan baik dari pemerintah maupun swasta,
b) Memberikan pengertian dan motivasi kepada anak didik akan
pentingnya belajar sebagai bekal dimasa mendatang,
59
60
c) Memilih metode mengajar yang tepat dan tidak menoton
(variatif) sehingga sesuai dengan karakteristik pokok bahasan
yang diajarkan,
d) Melengkapi fasilitas dan sarana yang memang sangat
dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar,
e) Pendekatan pembelajaran, dimana guru harus mengetahui
karakteristik dan kemampuan belajar setiap peserta didik,
f) Memberikan pekerjaan rumah (PR), selain itu diadakan kursus
(belajar diluar jam pelajaran) seperti hafalan mufrodat dan
bacaan alqur‟an.
B. Saran )
Setelah penulis menarik beberapa kesimpulan dari uraian-uraian
dalam skripsi ini, maka selanjutnya penulis akan mengemukakan
saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan dan
mengembangakan hasil pikiran yang dituangkan dalam skripsi dan
mempunyai sumbangsi moril bagi masyarakat, bangsa dan negara,
antara lain:
1. Bagi pihak sekolah, kiranya dapat meningkatkan sarana dan
prasarana dalam menunjang keterlaksanaan proses belajar yang
efektif khususnya Pendidikan Bahasa Arab.
2. Untuk lebih bisa memahami kualitas siswa berkarakter aktif dan
pasif dalam pembelajaran, guru bisa mencoba memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari dan memahami
61
materi pembelajaran berikutnya di rumah masing-masing kemudian
guru menguji para siswa untuk mempresentasikan materi yang telah
dipelajarinya pada pembelajaran berikutnya.
62
DAFTAR PUSTAKA )
Al-qur’an Al Karim
Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka
Djafar, Hamsiah. 2011. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar: Alauddin University Press
Haryono, Daniel. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Media Pustaka Poenix