TUGAS AKHIR PROBABILITAS PEMILIHAN ANGKUTAN UMUM ANTARA MINI BUS DAN TRAVEL RUTE MEULABOH – BANDA ACEH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Disusun Oleh : Immahlin NIM : 08C10203054 BIDANG : Transportasi JURUSAN : Teknik Sipil JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG - MEULABOH 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR
PROBABILITAS PEMILIHAN ANGKUTAN UMUM ANTARAMINI BUS DAN TRAVEL
RUTE MEULABOH – BANDA ACEH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syaratYang Diperlukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik (S-1)
Disusun Oleh :
Immahlin
NIM : 08C10203054BIDANG : TransportasiJURUSAN : Teknik Sipil
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG - MEULABOH2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meulaboh sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Barat terus mengalami
perkembangan kota dan dinamika pergerakan dikarenakan pertumbuhan kota maupun
daerah di sekitarnya. Dari pengamatan yang penulis lakukan terdapat satu arah rute
pergerakan yang dominan menjadi pergerakan ke Banda Aceh yaitu ibu kota provinsi
yang menjadi pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat ekonomi dan tarikan dari
ibu kota provinsi yang menyebabkan bangkitan yang berbanding lurus dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi warga.
Pergerakan masyarakat sebagian besar masih sangat bergantung terhadap
transportasi pada saat akan melakukan pergerakan, dari Meulaboh menuju Banda
Aceh. Transportasi yang tersedia dari Meulaboh menuju Banda Aceh masih
mempergunakan pelayanan transportasi darat. Moda yang tersedia hingga pada saat
ini umumnya adalah Mini Bus dan Travel yang dioperasikan oleh perusahaan yang
berbeda - beda. Masing-masing moda transportasi yang ada akan menawarkan
pelayanan jasa yang berbeda-beda pada calon penumpang. Berkaitan dengan kondisi
tersebut penulis tertarik untuk mengetahui kompetisi pemilihan moda oleh
penumpang, apa yang menjadi karakteristik penumpang pada saat memilih moda,
serta penulis juga ingin mengetahui dan mengamati seberapa besar atribut perjalanan
mempengaruhi mereka pada saat memilih moda.
Secara umum di Meulaboh terdapat dua jenis angkutan yaitu Mini Bus dan
Travel untuk rute Meulaboh - Banda Aceh yang sering digunakan oleh Masyarakat.
Untuk Mini Bus dari segi kapasitas sedikit lebih unggul karena dapat menampung 9
orang penumpang dan penyediaan bagasi yang cukup luas, sedangkan untuk jenis
2
Travel merupakan jenis angkutan umum yang lebih mengutamakan keungulan
fasilitas seperti AC.
Untuk itu penulis ingin melakukan penelitian bagaimana pemilihan
masyarakat terhadap moda angkutan penumpang antara Mini Bus dan Travel dengan
trayek Meulaboh – Banda Aceh. Kedua jenis moda ini dipilih karena menunjukkan
perbedaan yang secara berbeda seperti halnya dalam atribut serta menunjukkan
persaingan yang kompetitif dalam hal pelayanan jasa angkutan.
Moda Travel tidak memiliki izin trayek resmi, dari hasil wawancara dengan
pihak operator Travel mengenai dasar hukum pengoperasian moda travel ini,
menyebutkan bahwa Travel memiliki izin usaha angkutan dan untuk izin operasi
mengunakan izin operasi angkutan untuk keperluan pariwisata.
Walaupun hanya mengantongi memiliki izin Travel, permintaan terhadap
moda Travel tetap ada bahkan untuk rute Meulaboh – Banda Aceh permintaan
penggunaan jenis Travel lebih dominan dibandingkan dengan Mini Bus terlebih
setelah penurunan tarif angkutan Mini Bus. Pertanyaannya adalah kenapa moda
Travel ini memiliki peminat yang cukup banyak sehingga mulai menggungu operasi
Mini Bus, padahal jika dilihat dari segi perizinan jelas moda angkutan Travel ini
termasuk dalam moda angkutan umum yang ilegal. Penelitian ini mencoba untuk
melihat berapa besar permintaan akan moda Travel dan kelebihan apa yang
menyebabkan pelaku pejalanan memilih jenis moda Travel tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Rute yang ditinjau Meulaboh-Banda Aceh dengan jarak 250 km dari Meulaboh ke
Banda Aceh, waktu tempuh 4,5 jam dengan Mini Bus dan 4 jam dengan Travel .
2. Terdapat perbedaan tarif untuk angkutan Mini Bus sebesar Rp 80.000. sedangkan
travel Rp 110.000.
3
3. Angkutan travel hanya memiliki izin usaha angkutan umum dan izin oprasional
berupa angkutan pariwisata, tetapi permintaan terhadap angkutan travel tetap ada,
sehingga perlu dilakukan penelitian tentang preferensi perjalanan dalam memilih
moda.
4. Seberapa besar peluang angkutan umum Mini Bus dan transportasi travel sebagai
moda transportasi alternatif dalam melayani pengguna jasa transportasi.
1.3 Batasan Masalah
Agar penulisan ini sesuai dengan judul maka diperlukan pembatasan masalah.
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Moda yang digunakan dalam penulisan ini adalah Angkutan umum Mini Bus dan
Travel rute Meulaboh – Banda Aceh.
2. Model yang diterapkan adalah model logit binomial.dan selisih
3. Tinjauan model didasarkan pada asumsi bahwa pembuat keputusan dalam
memilih moda adalah pelaku perjalanan yang menggunakan Angkutan umum
Mini Bus dan Travel.
4. Analisis preferensi pelaku pejalanan memakai teknik Stated Preferece
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian model pemelihan moda angkutan umum rute
Meulaboh-Banda Aceh adalah:
1. Memperoleh karakteristik responden pelaku perjalanan dalam pemilihan moda
transportasi.
2. Untuk memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan
probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda transportasi antara angkutan
umum Mini Bus dan travel bila ditinjau dari segi tarif perjalanan, waktu tempuh
perjalanan, dan waktu lamanya waktu menunggu kendaraan di pemberhentian.
4
3. Untuk meneliti seberapa besar peluang terpilihnya angkutan umum Mini Bus dan
Travel sebagai salah satu moda transpotasi angkutan umum luar kota.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan hasil pemodelan yang
akurat untuk mengetahui variabel yang mempegaruhi minat masyarakat
menggunakan angkutan umum . Hasil penelitian ini juga diharapkan nantinya dapat
bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat, pemerintah, maupun perguruan tinggi,yaitu:
1. Bagi pemerintah daerah, yaitu sebagai bahan masukan dalam melakukan kajian,
evaluasi dan pemantauan penggunaan moda angkutan umum.
2. Bagi mahasiswa, dapat megetahui dan memahami bagaimana studi tentang
pemodelan pemilihan moda angkutan Mini Bus dan Travel luar kota.
3. Bagi pengurus tinggi, penelitian ini dapat memperkaya khasanah penilitian di
bidang tranportasi.
4. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan alternatif terbaik dalam
pemilihan moda untuk mengatasi masalah tranportasi yang ada.
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Konsep Pemodelan
Model adalah suatu yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya
yang ada di lapangan atau merupakan suatu alat bantu atau media yang dapat
digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realitas (dunia
sebenarnya) secara terukur. Menurut Tamin (2000), model memiliki berbagai macam
jenis yaitu.
1. Model verbal, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada dalam bentuk
kalimat. Misalnya: suatu kota yang di penuhi dengan pepohonan yang rindang
dengan sungai yang indah.
2. Model fisik, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada dengan ukuran
yang lebih kecil. Misalnya: model bagunan, model saluran, model jembatan, dan
maket bangunan.
3. Model matematis, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada dalam
bentuk persamaan-persamaan matematis, model inilah yang di pakai pada
perencanaan transportasi. Misalnya: Jumlah lalu lintas yang sebanding dengan
jumlah penduduk.
Menurut Tamin (2000) model matematis transportasi dapat dijabarkan dalam
bentuk – bentuk berikut ini:
1. Deskriptif, yang menjelaskan keadaan yang ada atau keadaan jika dilakukan suatu
perubahan terhadap keadaan yang ada.
2. Prediktif, yang meramalkan keadaan yang akan datang.
3. Plaining, yang meramalkan keadaan yang akan datang disertai dengan rencana-
rencana perubahannya.
6
2.2.1 Angkutan Umum
Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau
barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok
orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirimkan barang dari
tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan
menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan. Sementara Angkutan Umum
Penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum yang
dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan
umum penumpang adalah angkutan kota (bus, mini bus), kereta api, angkutan air, dan
angkutan udara. (Warpani, 1990)
Angkutan Umum Penumpang bersifat massal sehingga biaya angkut dapat
dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang yang menyebabkan biaya per
penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan angkutan massal,
perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan.
Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal dan atau tempat
perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud. Angkutan umum
massal atau masstransit memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap.
Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta
keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan. Oleh karena itu, Pemerintah perlu
turut campur tangan dalam hal ini. (Warpani, 1990)
2.2.2 Trayek Angkutan Umum
Trayek merupakan keputusan menteri perhubungan No 35 Tuhun 2013 Pasal
1 adalah lintasan kendaraan umum untuk pejalanan jasa angkutan orang dengan mobil
bus, yang menpuyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap, dan jadwal tetap
maupun tidak berjadwal.
Keputusan menteri perhubungan No 35 tahun 2013.pasal 6 ayat 3
menyebutkan bahwa dalam melakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan
dalam suatu trayek dilakukan dengan mempertimbangkan:
7
a. Jumlah perjalanan pergi - pulang per hari rata - rata dan tertinggi;
b. Jumlah rata - rata tempat duduk kendaraan;
c. Laporan realisasi faktor muatan;
d. Faktor muatan 70 % ;
e. Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai;
f. Tingkat pelayanan jalan.
2.3. Konsep Dasar Pemodelan Transpotasi
Menurut Tamin (2000) ada beberapa konsep perencanaan transportasi yang
telah berkembang hingga saat ini dan yang paling popular adalah, Model perencanaan
transportasi Empat tahap. Keempat model tersebut antara lain:
1. Model bangkitan pergerakan, yaitu pemodelan transportasi yang berfungsi untuk
memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal
(meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/ petak lahan dan jumlah (banyaknya)
perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada
masa yang akan datang (tahun perencanaan) persatuan waktu.
2. Model Sebaran Pergerakan, yaitu pemodelan yang memperlihatkan jumlah
(banyaknya) perjalanan/yang bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke
banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang
mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
3. Model Pemilihan Moda Transportasi, yaitu pemodelan atau tahapan proses
perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan
atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan
menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk
melayani suatu titik asal tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan
tertentu pula.
8
4. Model Pilihan Rute, yaitu pemodelan yang memperlihatkan dan memprediksi
pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas yang
menghubungkan jaringan transportasi tersebut.
2.4 Faktor Yang Menpengaruhi Pemilihan Moda
Menurut Tamin (2008) menyatakan model pemilihan moda bertujuan untuk
mengetahui proporsi orang yang menggunakan setiap moda transpotasi. Proses ini
dilakukan dengan maksud untuk mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun
dasar dengan mengetahui pemilihan moda tersebut dan setelah dilakukan proses
kalibrasi model dapat digunakan untuk diramalkan pemilihan moda dengan nilai
peupah bebas untuk masa mendatang. Pemilihan model ini sangat sulit dimodelkan,
walaupun hanya dua buah moda yang digunakan (umum atau pribadi). Ini disebabkan
oleh banyak faktor yang sulit dikuantifikasikan, misalnya kenyamanan, keamanan,
kehandalan atau ketersediaan mobil pada saat diperlukan.
Menurut Tamin (2000) Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini
dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
1. Beberapa faktor berikut ini diyakini akan sangat mempengaruhi pemilihan
moda:
• ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi pemilikan
kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan
umum;
• pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);
•struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiun,bujangan,
dan lain-lain);
• pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang
menggunakan kendaraan pribadi;
• faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja dan
keperluan mengantar anak sekolah.
9
2 Ciri pergerakan
• tujuan pergerakan contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju
biasanya lebih mudah dengan memakai angkutan umum karena ketepatan waktu
dan tingkat pelayanannya sangat baik dan ongkosnya relatif lebih murah
dibandingkan dengan angkutan pribadi (mobil). Akan tetapi, hal yang
sebaliknya terjadi di negara sedang berkembang, orang masih tetap
menggunakan mobil pribadi ke tempat kerja, meskipun lebih mahal, karena
ketepatan waktu, kenyamanan, dan lain-lainnya tidak dapat dipenuhi oleh
angkutan umum.
• waktu terjadinya pergerakan kalau kita ingin bergerak pada tengah malam, kita
pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat ituangkutan umum tidak
atau jarang beroperasi.
• jarak perjalanan semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih
angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi. Contohnya, untuk
bepergian dari Jakarta ke Surabaya, meskipun mempunyai mobil pribadi, kita
cenderung menggunakan angkutan umum (pesawat, kereta api, atau bus) karena
jaraknya yang sangat jauh.
3 Ciri fasilitas moda transportasi. Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori. Pertama, faktor kuantitatif seperti:
• waktu perjalanan; waktu menunggu di tempat pemberhentian bus, waktu
berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu selama bergerak, dan lain-
lain;
• biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain);
• ketersediaan ruang dan tarif parkir.
10
2.4.1 Model pemilihan moda
Dalam model pemilihan moda ini ada beberapa hipotesis yang diajukan yaitu
bahwa pelaku perjalanan selalu memilih moda yang salah satu atau kombinasi dari
beberapa atribut berikut yaitu: tercepat, termurah, dan ternyaman. Oleh karena itu,
untuk memodelkan pemilihan moda tersebut dikutip (Tamin. 2000)
merekomendasikan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Pelaku perjalanan yang waras (rasional) selalu memaksimumkan kepuasan
yang diperolehnya.
2. Dalam pemanfaatan sumber kepuasan tersebut, pelaku perjalanan mempunyai
batasan-batasan seperti pendataan dan sebagainya.
3. Pelaku perjalanan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang karakteristik
masing-masing alternatif moda yang akan dipilihnya.
4. Jatuhnya pilihan pada salah satu moda menunjukkan bahwa dia
mempertimbangkan karakteristik moda tersebut sesuai dengan karakteristik
perjalanannya.
5. Pelaku perjalanan konsisten sepanjang waktu terhadap pilihannya selama
tidak terdapat perubahan pada karakteristik pribadinya.
Model pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap pemilihan
moda adalah model pemilihan diskret. Secara umum, model pemilihan diskret
dinyatakan sebagai probabilitas setiap individu memilih suatu pilihan merupakan
fungsi ciri sosio ekonomi dan daya tarik pilihan tersebut. Untuk menyatakan daya
tarik suatu alternatif, digunakan konsep utilitas. Utilitas didefinisikan sebagai sesuatu
yang dimaksimumkan oleh setiap individu. (Tamin , 1997).
2.5. Penaksiran regresi linier
Metode regresi secara luas digunakan dalam pemodelan transportasi. Dalam
penggunaan analisa stated preference, teknik regresi linier digunakan pada pilihan
11
ranting. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara
sekumpulan atribut dan responden.
Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan linier sebagai berikut :
y = a + b1x1 + b2x2 +………+ bnxn………………………………………….(2.0)
dimana :
y = respon individu
x1,x2,…,xn = atribut pelayanan
a = konstanta regresi
b1,b2,…,bn = parameter model
Residual untuk setiap kejadian dirumuskan sebagai berikut :
δ = y – (a + b1x1 + b2x2…….+ bnxn)……………………………….. (2.1)
dan jumlah kuadrad terkecil residual untuk sejumlah n observasi adalah :
∑δ2 = ∑[y – (a + b1x1+b2x2+…..+ bnxn)]……………………………......(2.2)
Dengan menggunakan prinsip kuadran terkecil, dengan meminimalkan nilai ∑δ2 ,
diperoleh jika turunan parsial ∑δ2 berturut-turut terhadap a, b1, b2,…, bn adalah sama
dengan nol.
Dengan langkah ini, maka diperoleh k+1 persamaan dengan sejumlah k+1 koefisien
regresi sehingga masing-masing koefisien dapat ditentukan. (Tamin , 1997).
2.6. Teknik Stated Preference (SP)
Teknik stated preference menawarkan sebuah teknik untuk menyediakan
informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan baik untuk suatu
pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik stated preference mengacu pada
suatu pendekatan yang menggunakan pertanyaan mengenai bagaimana responden
memberikan respon terhadap situasi yang berbeda dan berubah.
Metode ini telah secara luas dipergunakan dalam bidang transportasi karena
metode ini dapat mengukur/memperkirakan bagaimana masyarakat memilih moda
perjalanan yang belum ada atau melihat bagaimana reaksi mereka bereaksi terhadap
12
suatu peraturan baru. Menurut defenisinya Stated Preference berarti pernyataan
preferensi tentang suatu alternatif dibanding alternatif-alternatif yang lain. Teknik ini
menggunakan pernyataan preferensi dari para responden untuk menentukan alternatif
rancangan yang terbaik dari beberapa macam pilihan rancangan. Teknik stated
preference mendasarkan estimasi permintaan pada sebuah analisis respon terhadap
pilihan yang sifatnya hipotetikal misalnya sarana yang masih dalam perencanaan. Hal
ini tentu saja dapat mencakup atribut-atribut dan kondisi-kondisi dalam lingkup yang
lebih luas daripada sistem yang sifatnya nyata, (Andri, 2007).
Sifat utama dari stated preference suvey adalah sebagai berikut :
1. Stated preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang
bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa.
2. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai ‘paket’ dari atribut yang berbeda seperti
waktu, ongkos, headway, reability dan lain-lain.
3. Peneliti membuat alternative hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh
individu pada setiap atribut dapat diestimasi, ini diperoleh dengan teknik desain
eksperimen (experimental design).
4. Alat interview (quistionare) harus memberikan alternative hipotesa yang dapat
dimengerti oleh responden.
5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan
melakukan rangking, rating dan choise pendapat terbaiknya dari sepasang atau
kelompok pernyataan.
6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu di analisa untuk
mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relative) pada
setiap atrubut.
2.7. Model Logit Binomial
Model Logit Binomial merupakan metode yang digunakan untuk memodelkan
pemilihan moda yang terdiri dari dua alternatif saja. Model yang sering digunakan,
13
yaitu model binomial logit selisih yang dapat diselesaikan dengan mengunakan
penaksiran regresi linear. Parameter kuantitatif yang sering digunakan adalah biaya
perjalanan dan waktu perjalanan. Model binomial logit selisih sangat ditentukan oleh
persepsi seseorang dalam membandingkan biaya perjalanan dan waktu perjalanan
ketika memilih suatu moda.
Untuk model ini diasumsikan bahwa U1 dan U2 merupakan Utilitas pemilihan
moda Mini Bus (MB) dan Travel (TV) Jika proporsi pemilihan moda diketahui maka
kita dapat menghitung nilai U1 dan U2 dengan mengunakan analisis regresi linear
Dengan diketahuinya P1,U1 dan U2 sehingga parameter yang tidak diketahui
adalah nilai.Nilai ini dapat dikalibrasi dengan analisis regresi linear dengan sisi kiri
berperan sebagai variabel tidak bebas (Y) dan dan (X) = ∆U =U2-U1 sebagai variabel
bebas, sehingga β adalah kemiringan garis regresi dan α adalah intersepsinya. (Tamin ,
1997).
Dengan asumsi Yi =Loge dan Xi= ∆Ui , persamaan tidak linear .....................(2.9)
14
2.8 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset
khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum
penelitian dilakukan. Sedangkan sampel merupakan unsur-unsur yang diambil dari
populasi. Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit
analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan
diteliti atau di analisis.
Menurut Nazir (2003), untuk menentukan jumah sampel dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
n =( )( ) ( )………………………………………..…………(2.10)
D = ……………………………………………………..…………….(2.11)
Dimana :
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
p = proporsi populasi
B = Bound of error dalam pengambilan sampel
4 = konstanta
Tiap hasil observasi yang memiliki sifat yang diinginkan diberi nilai 1 dan tidak
diberi niali 0. Jika ditarik sebuah sampel yang besarnya n, maka proporsi sampel
adalah ratio dari unsur dalam sampel yang mempunyai sifat yang diinginkan. Dengan
kata lain p adalah rata-rata dari harga 0 dan 1 dari nilai observasi sampel. Menurut
Isgianto (2009), proporsi populasi (p) biasanya diketahui dari hasil survei
sebelumnya, namun jika nilai p sama sekali tidak diketahui, maka yang mungkin
dilakukan adalah mencari sampel sebanyak mungkin. Dari rumus ini nilai sampel
15
yang paling besar bisa diperoleh dari nilai terbesar p(1-p) yaitu pada saat p = 0,5.
Nilai derajat ketepatan sebesar 90% atau Bound of error (B) ditetapkan = 0,1.
2.9 Probabilitas Pemilihan Moda
Untuk mengetahui probabilitas terpilihnya moda Mini Bus dan Travel
dianalisis dari model binomial logit. Probabilitas bahwa individu memilih Min Bus
dan Travel adalah fungsi perbedaan utilitas antar kedua moda. Dengan menganggap
bahwa kedua fungsi utilitas linier antara kedua moda, maka perbedaan utilitas
diekspresikan dalam bentuk perbedaan dengan sejumlah atribut yang relevan diantara
kedua moda.
Probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih Mini Bus ( PMB ) dan Travel (TR)
dari model binomial logit terhadap atribut biaya (cost) dan waktu (time) dapat
diselesaikan dengan persamaan :
(U1 – U2) = a + b.x …………………………………………….…………(2.12)
P MB = ( ) ……………..…………………...………..……(2.13)
P MB = . ...................................................................................(2.14)
PTR = 1- PMB ………………………………………...………………….(2.15)
Respon dari responden terhadap preferensinya kemoda transportasi Mini Bus
dan Travel dinyatakan dalam skala ranking 1 sampai 5, dimana 5 menyatakan
prefensi ¨pasti pilih Mini Bus ( PMB )¨ (dengan skala probabilitas P = 0.9), 4 =
¨mungkin Mini Bus ( PMB )¨ dengan P = 0.7), 3 = ¨netral¨ (dengan P = 0.5), 2 =
¨mungkin pilih Travel¨ dengan P = 0.3), dan 1 = ¨pasti pilih Travel¨ dengan P = 0.1).
16
2.10 Uji Sensitivitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami perubahan nilai dari
probabilitas pemilihan Mini Bus seandainya dilakukan perubahan nilai atribut
pelayanannya. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dapat dilakukan beberapa
perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yakni:
1. Biaya perjalanan dikurangi atau ditambah
2. Waktu tunggu perjalanan diperlambat atau dipercepat
3. Waktu tempuh diperlambat atau dipercepat
Dari uji sensitivitas juga akan diperlihatkan bagaimana nilai probabilitas dari
setiap perubahan atribut dengan model logit.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Secara garis besar metode penelitian yang akan dilaksanakan seperti diagram
alir dibawah ini :
Data Primer1. Data preferensi moda
angkutan2. Data estimasi jumlah
Penumpang3. Data jumlah armada
Mulai
Identifikasi MasalahPemilihan moda angkutan yang lebih tepat
jurusan Meulaboh – Banda Aceh
Kajian pustakaPengumpulan bahan dan studi literatur
Pengumpulan DataData sekunder
1. Jumlah armada MiniBus dan travel
2. Jumlah Rit/hari bustrayek
Penyajian dan analisa dataPengolahan data dari hasil survei dilapangan dengan menggunakan: Regresi Linier Model logit Binomial Probabilitas pilihan Moda
Kesimpulan dan saran
Selesai
Pengolahan DataTarif,dan waktu tunggu
Gambar 3.3 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian.
18
3.1.1 Tahapan kegiatan penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan pengumpulan bahan literatur dan data-
data primer dan sekunder berupa pengamatan di lapangan dan dari instansi-instansi
terkait mengenai penelitian yang dilakukan. Dalam pelaksanaan survey di lapangan,
data primer diperoleh dengan dua cara, yaitu:
1. Pembagian kuisioner kepada pengguna moda angkutan Mini bus dan Travel.
2. Dengan teknik wawancara secara langsung kepada pengguna angkutan Mini Bus
dan Travel.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah maupun swasta,
misalnya perusahaan angkutan, maupun instansi lainnya. Data yang diperoleh dapat
berupa data mengenai rata-rata jumlah penumpang dalam sekali berangkat, jadwal
keberangkatan Mini Bus, dan Travel.
Bentuk pertanyaan yang terdapat pada formulir angket yang akan disurvei
meliputi dua hal, yaitu :
1. Pertanyaan akan difokuskan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dan
karakteristik umum pengguna moda mulai dari kondisi sosial ekonomi dari
pengguna moda angkutan dan informasi perjalanan pengguna moda angkutan.
2. Pertanyaan difokuskan untuk preferensi responden seandainya beberapa atribut
pelayananan yang ditawarkan mengalami perubahan mulai dari ongkos
perjalanan, waktu tempuh perjalanan untuk rute Meulaboh – Banda Aceh, jadwal
keberangkatan Mini Bus dan Travel, dan lama perjalanan menuju terminal. Dari
kedua bentuk pertanyaan diatas, akan dilihat sensitifitas pengguna jasa angkutan
umum terhadap pemilihan moda antara Mini Bus atau Travel.
Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menentukan data-data yang diperlukan dengan survei ke lapangan.
2. Penyajian data dari data survei. Semua data yang diperoleh dari survei
lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi.
3. Tahap terakhir adalah analisis data dari survei lapangan. Dalam penelitian ini
meliputi klasifikasi data-data yang dikumpulkan, analisis setiap parameter, evaluasi
19
kondisi angkutan umum Mini Bus dan Travel rute Meulaboh-Banda Aceh. Dalam
rangka mencapai tujuan dalam penelitian sangatlah diperlukan terlebih dahulu
metodologi penelitian dengan membuat diagram alir. Dapat dilihat pada lampiran
dibelakang.
Maksud dari pengerjaan metodologi ini adalah:
a. Untuk merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan
yang akan dilakukan selanjutnya, dengan tujuan untuk mengefisienkan
waktu dan sumber daya.
b. Menentukan metoda yang akan dipergunakan dalam mengolah dan
menganalisis data serta membahas model yang sudah ditetapkan, hal ini
sangat penting dan mempengaruhi kebutuhan data, waktu dalam analisis
dan kualitas hasil penelitian.
c. Menyusun rencana pengerjaan survei yaitu berupa pemilihan metode
survei dan formulir survei.
3.2 Permasalahan
Mencermati perkembangan akan angkutan umum di daerah Meulaboh maka
penulis bermaksud untuk meneliti seberapa besar peluang angkutan umum Mini Bus
dan transportasi travel sebagai moda transportasi alternatif dalam melayani pengguna
jasa transportasi, yang hasilnya dapat digunakan untuk mendukung pengembangan
penumpang jurusan Meulaboh – Banda Aceh.
3.2.1 Studi pendahuluan dan kajian pustaka
Sebelum melakukan suatu kegiatan diperlukan suatu penelitian berupa studi
pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti.
Dengan melakukan penelitian ini akan ditemukan masukan dalam pengembangan
model dan tujuan akhir yang akan dicapai. Selanjutnya akan dilakukan studi literatur
yang berguna untuk mencari, dan mengumpulkan bahan-bahan literatur berupa
20
landasan teori, metode-metode yang akan digunakan dalam pengolahan dan analisis
data serta memaksimalkan atau memperkaya bahasan dan validasi dari model yang
dikembangkan dalam kajian ini.
3.3 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian ini merupakan sekumpulan tahapan yang beruntung dan
saling terkait suatu dengan yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan data yang
diperlukan bagi kepentingan penelitian. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
meliputi studi pustaka, penetapan daerah studi, periode pengamatan, menentukan
kebutuhan data dan desen formulir wawancara.
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistemik dan harus
memperhatikan garis yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari data
yang tidak terpakai karena informasi yang diperoleh tidak relevan dengan
keperluannya. Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya, data
ini berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Dalam penelitian ini data
sekunder berasal dari berbagai publikasi instansi pemerintah di wilayah kota
Meulaboh. Parameter data sekunder yang dibutuhkan meliputi data karakteristik
daerah dan karakteristik pelayanan angkutan umum, yaitu terdiri dari:
1. Karakteristik trayek (panjang lintasan),
2. Karakteristik armada angkutan umum Mini Bus dan travel,
3. Kebijakan armada (ketentuan pemerintah), misalnya struktur dan besaran tarif,
21
4. Data jumlah armada yang beroperasi per hari rute Meulaboh - Medan.
5. Peta jalur rute Meulaboh - Banda Aceh
3.4.2 Data primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung melalui survei
pada lokasi yang bersangkutan (terminal Meulaboh dan travel yang ada di sekitar
kota Meulaboh jurusan Meulaboh – Banda Aceh dan sebaliknya). Data primer yang
dibutuhkan yaitu karakteristik sosial - ekonomi secara langsung melalui kuisioner.
Kuesioner ini diajukan pada responden.
Responden disini adalah sampel dari populasi penumpang berangkat dari
Meulaboh – Banda Aceh. Data primer yang terkumpul melalui survei primer dapat
berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya usia. Sedang data kualitatif data yang
dinyatakan dalam bentuk bukan angka, sehingga data tersebut perlu diubah menjadi
angka untuk selanjutnya dapat diproses.
Jenis data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data karakteristik responden
2. Data Survei preferensi responden metode Stated Preference
3.5 Lokasi Survei
Dalam menetapkan lokasi survei penelitian ini, dilakukan di terminal
Meulaboh Jl. Singgah Mata, yang melayani pergerakan penumpang dari Meulaboh
ke Banda Aceh untuk loket pergerakan keberangkatan Mini Bus. Sedangkan Travel
di lakukan lokasi survey pada tempat yang berbeda-beda yang ada di Meulaboh.
22
3.5.1 Waktu survei
Waktu survei pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Mei 2013 sampai
dengan 07 Mei 2013 untuk survei pendahuluan dan tanggal 17 Juni 2013 sampai
dengan tanggal 22 juni 2013 untuk survei penelitian. Survei pendahuluan yaitu untuk
mendapatkan jumlah sampel. Setelah jumlah sampel didapat, maka tahap selanjutnya
melakukan survei penelitian dengan jumlah sampel yang telah ditentukan pada survei
pendahuluan.
.
3.6 Teknik Survey
Survei pada penelitian ini dilakukan sebelum responden melakukan
pejalananya, yaitu dengan membagikan kuisioner kepada responden yang akan
berangkat.
Dalam perancangan survei ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup:
1. Penentuan model survei untuk mendapatkan data–data yang digunakan dalam
penelitian, data primer diperoleh dari cara sampling yaitu dengan wawancara
langsung dan pengisian kuisioner oleh responden.
2. Perancangan desain kuisioner ini dilakukan dengan melakukan analisa teknik
stated preference. Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi
eksisting dari moda yang sudah ada untuk kemudian pada proses selanjutnya
dilakukan dilakukan perubahan (baik peningkatan, pengurangan ataupun tidak ada
perubahan) pada tiap artibut yang ada.
Adapun atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Biaya Perjalanan
Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi dalam satuan
rupiah per orangnya, yang merupakan biaya dari stasiun Mini Bus hingga ke
tempat tujuan.
23
2. Waktu tempuh perjalanan
Waktu tempuh kendaraan dalam satuan jam, yang merupakan waktu tempuh dari
stasiun Mini Bus dan Travel hingga ke tempat tujuan.
3. Waktu lamanya menunggu
Waktu lama menunggu kendaraan di pemberhentian (terminal) Waktu yang
dibutuhkan oleh pelanggan kenderaan menunggu di stasiun kenderaan.
3.6.1 Survei pendahuluan
Teknik survei pendahuluan dilakukan pada terminal dan stadiun masing-
masing armada angkutan umun, survei dilakukan dengan wawancara langsung
kepada angkutan umum, dari hasil survey diperoleh 2 (dua) data yaitu sosio ekonomi
dan data stated preference untuk pelaku perjalanan. Untuk data stated preference
diolah agar dapat digunakan sebagai masukan dalam proses analisa, dimana analisa
data kualitatif hasil survei di lapangan yang disajikan dalam skala semantik
selanjutnya ditransformasikan ke dalam skala numerik dengan mengunakan model
logit binomial.dan nisbah.
3.6.2 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara proporsional, penggunaan yang
dipilih sebagai sampel penelitian mewakili populasi yang terbesar pada masing –
masing moda angkutan Mini Bus dan Travel yang beroperasi melayani rute
Meulaboh – Banda Aceh.
3.7 Jumlah Sampel
Jumlah sampel diperoleh dari populasi jumlah rata - rata penumpang angkutan
Mini Bus dan Travel yang dilakukan selama 1 (satu) minggu pada survei
pendahuluan. Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel 18 orang untuk Travel
dan 65 orang untuk Mini Bus.
24
Tabel 3.1 perhitungan jumlah sampel Travel
Nama Perusahaan JumlahArmada
Jumlahpenumpang dalam 1minggu
Jumlahpenumpang
rata-rata perhari
n =( )( ) ( )
CV. Dedek Lestari 9 80 11,4 10
CV.Cahaya AksaMentari
6 62 8,9 8
Jumlah Sampel 18
Tabel 3.2 perhitungan jumlah sampel Travel
NamaPerusahaan
JumlahRit/Armada
YangBeroperasi
Jumlahpenumpang
dalam 1minggu
pengamatan
Jumlahpenumpang
rata-rata perhari
n =( )( ) ( )
CV. Nusintra 6 77 11,0 10Tenaga Desa 7 76 10,9 10Aceh Barat 7 34 4,9 5CV.RincongMas
7 69 9,9 9
CV.MandalTOUR
8 33 4,7 5
CV.Metro 7 38 5,4 5
CV.BuraqWisata
7 69 9,9 9
CV.FlamboyanTour
7 38 5,4 5
CV.PrimadonaTour
7 58 8,3 8
Jumlah 492 70,3 65
3.8 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dan
analisis binomial logit.
25
3.8.1 Regresi linier
Analisis regresi linier adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk
mempelajari hubungan antar sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model
analisis regresi linier dapat memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih.
Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (y) yang mempunyai hubungan
fungsional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi).
3.8.2 Analisis model binomial logit
Pada penelitian ini untuk mendapatkan model pemilihan moda digunakan metode
binomial logit nisbah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan penaksiran regresi
linier. Parameter kuantitatif yang sering digunakan adalah biaya perjalanan dan waktu
perjalanan. Model binomial logit ini sangat ditentukan oleh persepsi seseorang dalam
membandingkan biaya perjalanan dan waktu perjalanan ketika memilih suatu moda.
26
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil penelitian yang disajikan dalam hasil dari data primer diperoleh
melalui survei kuisioner. Permodelan dilakukan dengan regresi linier karena akan
menghubungkan satu variabel atau lebih variable. Pemodelan dilakukan dengan
bantuan perangkat lunak SPSS versi 18.0. Berdasarkan hal tersebut kemudian
dikembangkan model pemilihan moda angkutan penumpang rute Meulaboh-
Banda Aceh. dengan pendekatan analisa regresi linier, selanjutnya dilakukan uji
sentivitas model terhadap atribut tarif, waktu tunggu dan waktu tempuh.
4.1.1 Data angkutan umum
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Aceh Barat, angkutan umum
Mini Bus yang melayani rute Meulaboh – Banda Aceh berjumlah Sembilan
operator, dan dapat dilihat lebih jelah pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Jumlah Angkutan Umum Mini Bus
No Nama PerusahaanJumlah KendaraanYang Mimiliki Izin
Jumlah KendaraanYang Beroperasi Alama Perusahaan
1 CV. Nusintra 6 6 Jl. Singamata2 CV.Tenaga Desa 7 7 Jl. Singamata3 CV. Aceh Barat 7 7 Jl. Singamata4 CV. Rincong Mas 7 7 Jl. Singamata5 CV. Mandala 8 8 Jl. Singamata6 CV. Metro 7 7 Jl. Singamata7 Burag Wisata 7 7 Jl. Singamata8 CV.Flanboyan Toar 7 7 Jl. Singamata9 CV. Primadana Tour 7 7 Jl. Singamata
Jumlah 63 63
27
Berdasarkan data dari hasil survei di lapangan angkutan umum Travel
untuk melayani rute Meulaboh – Banda Aceh berjumlah dua operator,dan untuk
lebih jelas dapat dilihat pada table 4.2
Tabel 4.2 Data Jumlah Angkutan Umum Travel
4.2 Data jumlah penumpang
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama satu minggu diperoleh
data jumlah penumpang yang menggunakan moda Mini Bus untuk rute Meulaboh
– Banda Aceh dapat dilihat pada tabel berikut 4.3
Tabel 4.3 Data Jumlah Penumpang Mini Bus Selama Satu Minggu
No Nama Perusahaan Jenis Moda Jumlah Penumpang
1 CV. Nusintra Mini Bus 77 Orang
2 CV.Tenaga Desa Mini Bus 76 Orang
3 CV. Aceh Barat Mini Bus 34 Orang
4 CV. Rincong Mas Mini Bus 69 Orang
5 CV. Mandala Mini Bus 33 Orang
6 CV. Metro Mini Bus 38 Orang
7 Burag Wisata Mini Bus 38 Orang
8 CV.Flanboyan Toar Mini Bus 38 Orang9 CV. Primadana Tour Mini Bus 58 Orang
Berdasarkan data jumlah penumpang dari hasil surve dilapangan angkutan
umum Travel untuk melayani rute Meulaboh – Banda Aceh, dapat dilihat pada
tabel 4.4.
No Nama PerusahaanJumlah KendaraanYang Beroperasi Alama Perusahaan
Tabel 4.16 Berdasarkan pertimbangan utama tidak memilih angkutan umum Mini
Bus dan Travel.
Gambar 4.10 Distribusi Pertimbangan
4.6 Kompilasi data stade preference
Kompilasi data dilakukan terhadap semua responden yang ada berdasarkan
jawaban atau pilihan yang diberikan (point rating) pada setiap option yang
ditawarkan. Proses kompilasi data dimana dilakukan dengan menggunakan
program dari Microsoft Office Ecxel 2007.
Dalam analisis dengan menggunakan data stated preference terdapat
banyak skala numerik yang dapat dihubungkan pada responden individu dan
pendekatan regresi yang digunakan dalam studi ini, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, merupakan analisa regresi yang menggunakan nilai skala standart
dalam probabilitas pilihannya.
Untuk lebih jelas kompilasi data hasil survei kuisioner Stated Preferencepemilihan moda rute Meulaboh - Banda Aceh dapat dilihat pada tabel 4.17dibawah ini :