Top Banner

of 35

Pro. Umkm & Mjk

Nov 05, 2015

Download

Documents

Dian

Artikel UKM MJK
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN

    KECIL MENENGAH (UMKM) TERHADAP PERTUMBUHAN

    EKONOMI DI KOTA MOJOKERTO

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, UMKM digambarkan sebagai

    sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah

    penduduk Indonesia berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil

    baik di sektor tradisional maupun modern. UMKM yang berperan sebagai

    penunjang perekonomian bagi wilayah domisilinya khususnya serta dalam

    perekonomian nasional pada umumnya memberikan sumbangsih cukup besar

    dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial, UMKM mempunyai

    peran sebagai penyerap tenaga kerja yang akan berujung pada pengurangan

    pengangguran. Dalam bidang ekonomi, UMKM berperan cukup besar dalam

    pembangunan ekonomi nasional, perolehan PDRB (Produk Regional Domestik

    Bruto), secara nasional UKM telah mampu meningkatkan PDB (Produk

    Domestik Bruto) di Indonesia.

    Pembangunan ekonomi Kota Mojokerto merupakan bagian integral dari

    upaya pembangunan nasional yang harus dilaksanakan dan diselaraskan secara

    terpadu antara sektor yang satu dengan sektor lain. Pembangunan ekonomi Kota

    Mojokerto menempatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada

    posisi yang strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, serta sebagai wadah kegiatan usaha

    bersama bagi produsen maupun konsumen.

    Menurut Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2009 Usaha

    Mikro dan Kecil Menengah bertujuan untuk menumbuhkan dan

    mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional

  • 2

    berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. UMKM diberdayakan

    dengan tujuan mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

    berkembang dan berkeadilan, menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan

    Usaha Mikro dan Kecil Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri,

    serta meningkatkan peran Usaha Mikro dan Kecil Menengah dalam

    pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,

    pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan. Maka dengan

    adanya peraturan daerah ini telah jelas bahwa UMKM diatur dalam peraturan

    pemerintah untuk ditumbuh kembangkan serta diberdayakan agar turut

    meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat Indonesia. Usaha

    Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) merupakan basis kerakyatan atau sumber

    kehidupan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan UMKM semakin tinggi

    dikarenakan banyak karyawan dari perusahaan besar yang menutup usahanya

    ketika badai krisis terjadi, mulai mengambil langkah untuk berwirausaha serta

    terjadi transformasi status dari pegawai menjadi wirausahawan UMKM.

    Hal ini membuktikan bahwa UMKM memiliki kemampuan bertahan

    dengan usahanya ditengah krisis ekonomi yang terjadi dibandingkan dengan

    perusahaan berskala besar. Dengan kata lain, peran keberadaan usaha mikro,

    kecil, dan menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak

    dapat dilihat dari : (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan

    ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3)

    pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

    pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5)

    sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

    Berdasarkan data BPS, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional telah

    melebihi separuh dari PDRB. Data BPS menunjukkan pada 2009, komposisi

    PDRB nasional tersusun dari UMKM sebesar 53,32%, kemudian usaha besar

    41,00%, dan sektor pemerintah 5,68%.

    Sebagai perbandingan, survei oleh Citibank mendapatkan angka kontribusi

    sektor UMKM terhadap PDRB 2009 mencapai 55,56%. Riset Citibank selama

    periode 2005-2009 juga menunjukkan jumlah unit UMKM mengalami

    pertumbuhan rata-rata sekitar 8,16% per tahun. Estimasi pertumbuhan pelaku

  • 3

    usaha tersebut mencerminkan bahwa setiap pertumbuhan 1% PDRB akan

    menciptakan 42.797 pelaku usaha baru di Indonesia.

    Melihat peran sektor Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) menjadi

    sektor terbesar dalam PDRB Kota Mojokerto, maka kontribusi UMKM yang

    merupakan usaha industri kecil sangat besar untuk peningkatan perekonomian

    Kota Mojokerto sendiri.

    PDRB Kota Mojokerto atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004

    2006 (Juta Rupiah)

    No. Sektor 2004 2005 2006

    1. Pertanian 9,048.90 9,302.57 9,294.09

    2. Pertambangan dan

    Penggalian

    0.00 0.00 0.00

    3. Industri Pengolahan 134,175.77 136,479.91 140,151.14

    4. Listrik, Gas dan Air

    Bersih

    29,483.85 30,439.82 31,389.13

    5. Konstruksi 56,058.20 60,290.25 64,126.91

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restoran

    344,322.28 360,228.09 376,086.79

    7. Pengangkutan dan

    Komunikasi

    143,055.20 159,203.89 174,584.04

    8. Keuangan, Persewaan

    dan Jasa Perusahaan

    68,772.64 73,228.96 78,507.98

    9. Jasa - Jasa 102,160.18 106,491.15 113,033.07

    PDRB 888,007.03 935,647.6 987,173.15

    Sumber : Badan Pusat Statistik

    Perlu diketahui bahwa sejak tahun 1997, perhitungan Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB) yang semula terbagi atas 11 sektor, dipersempit menjadi

    hanya 9 sektor. Sektor jasa Perusahaan dimasukkan ke dalam sektor Keuangan

  • 4

    dan Jasa Perusahaan, sedangkan Sektor Jasa Pemerintahan yang dulu memiliki

    sektor tersendiri digabung kedalam sektor jasa.

    Berdasarkan data diatas laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto pada

    tahun 2006 semakin membaik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

    Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, laju

    pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto tahun 2006 adalah sebesar 5,51 persen.

    Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2005 adalah 935,647

    milyar rupiah; pada tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 987,173 milyar

    rupiah.

    Perkembangan Jumlah UMKM Kota Mojokerto Tahun 2004 - 2006

    No. Uraian 2004 2005 2006

    1. Jumlah Unit Industri Kecil

    Formal

    415 433 523

    2. Jumlah Unit Industri Kecil Non

    Formal

    1,311 1,282 1,330

    3. Jumlah Industri Besar dan

    Sedang

    26 37 39

    Jumlah 1,752 1,752 1,892

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Hasil Sensus Ekonomi 2006

    Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2004

    dan 2005, jumlah UMKM dan industri besar stagnan di angka 1.752 dan

    mengalami peningkatan pada tahun 2006 yakni 1.892 unit. Keberadaan UMKM di

    Kota Mojokerto memang cukup dominan dan strategis serta mempengaruhi

    PDRB Kota Mojokerto. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis

    mengangkat judul Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil

    Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Mojokerto.

    B. RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Menengah

    (UMKM) di Kota Mojokerto ?

  • 5

    2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto ?

    3. Adakah pengaruh Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM)

    terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto ?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    1. Untuk mengetahui perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Menengah

    (UMKM) di Kota Mojokerto.

    2. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.

    3. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan Usaha Mikro dan Kecil

    Menengah (UMKM) terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota

    Mojokerto.

    D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

    pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu ekonomi yang

    berkaitan dengan perkembangan ilmu Usaha Mikro dan Kecil

    Menengah (UMKM) dan pertumbuhan ekonomi.

    2. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

    informasi tentang perkembangan UMKM dalam meningkatkan

    pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.

    E. ASUMSI PENELITIAN

    Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah apabila UMKM

    berkembanng pesat maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat,

    sebaliknya apabila UMKM tidak berkembang maka pertumbuhan ekonomi

    akan menurun.

    F. DEFINISI OPERASIONAL DAN KETERBATASAN PENELITIAN

    1. Definisi Operasional

  • 6

    Agar penelitian ini tidak menimbulkan perbedaan persepsi dan

    konsep, serta memudahkan pemahaman sekaligus untuk menjelaskan

    tentang judul penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu

    dijelaskan, yaitu :

    a. Perkembangan UMKM (X), yakni :

    Industri mikro teriri dari kurang dari 5 orang pekerja,

    termasuk tenaga keluarga yang tidak dibayar.

    Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki pekerja 5-19

    orang kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00

    (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

    Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

    termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

    Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki

    pekerja 20-99 orang dan kekayaan bersih lebih dari Rp

    500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan

    paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

    rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

    usaha.

    Dan UMKM diukur dalam satuan unit.

    b. Pertumbuhan ekonomi (Y) adalah suatu perkembangan dalam

    kegiatan ekonomi masyarakat yang ditandai dengan adanya

    peningkatan barang dan jasa tercermin dalam Produk Domestik

    Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

    2. Keterbatasan penelitian

    Agar tidak terjadi perluasan masalah dalam penelitian, maka

    penelitian perlu dibatasi. Keterbatasan dalam penelian adalah :

    a. Data yang digunakan hanya pada periode tahun 2004 2009.

    b. Pembahasan hanya mengacu pada pengaruh perkembangan

    UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto tanpa

    memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi petumbuhan

    ekonomi.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. PENGERTIAN UMKM

    Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara yang

    berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, perlu

    dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar diperoleh

    pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran kuantitatif yang

    sesuai dengan kemajuan ekonomi.

    Berbagai definisi mengenai UKM dalam Hubeis (2009) yaitu:

    1) Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM

    berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi.

    a. Badan Pusat Statistik (BPS): UKM adalah perusahaan atau industri dengan

    pekerja antara 5-19 orang.

    b. Bank Indonesia (BI): UKM adalah perusahaan atau industri dengan

    karakteristik berupa: (a) modalnya kurang dari Rp. 20 juta; (b) untuk satu

    putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juts; (c) memiliki

    aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan (d) omzet

    tahunan Rp 1 miliar.

    c. Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha Kecil

    Menengah (UU No. 9 Tahun 1995): UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat

    berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih RP 50 juta

    Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan

    omzet tahunan Rp 1 miliar; dalam UU UMKM/ 2008 dengan kekayaan

    bersih Rp 50 juta Rp 500 juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta

    Rp 2,5 miliar.

    d. Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan

    bersih maksimal Rp. 400 juta.

    e. Departemen Perindustrian dan Perdagangan:

  • 8

    - Perusahaan memiliki aset maksimal Rp 600 juta di luar tanah dan

    bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung),

    - Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta (Departemen

    Perdagangan sebelum digabung).

    f. Departemen Keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki omset

    maksimal Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp 600 juta di

    luar tanah dan bangunan.

    g. Departemen Kesehatan : perusahaan yang memiliki penandaan standar

    mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merk Dalam Negeri (MD) dan

    Merk Luar Negeri (ML).

    2) Di negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda

    mengenai UKM yang sesuai menurut karakteristik masing-masing negara,

    yaitu :

    a. World Bank : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 30 orang,

    pendapatan per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3

    juta.

    b. Di Amerika : UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan

    mempunyai pekerja kurang dari 500 orang.

    c. Di Eropa : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang

    dan pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang,

    dikategorikan usaha rumah tangga.

    d. Di Jepang : UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing

    dan retail/ service dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal

    50 juta 300 juta.

    e. Di Korea Selatan : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 300

    orang dan aset US$ 60 juta.

    f. f. Di beberapa Asia Tenggara : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga

    kerja 10-15 orang (Thailand), atau 5 10 orang (Malaysia), atau 10 -99

    orang (Singapura), dengan modal US$ 6 juta.

  • 9

    Adapun pengertian lain dari UMKM adalah sebagai berikut :

    Organisasi Jenis Usaha Keterangan Kriteria

    Undang-undang

    No. 8/ 1985 tentang

    Usaha Kecil

    Usaha Kecil Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan

    bangunan; Omset tahunan < Rp 1

    milyar; dimiliki oleh orang

    Indonesia; Independen, tidak

    terafiliasi dengan usaha menengah

    besar; Boleh berbadan hukum, boleh

    tidak

    Badan Pusat

    Statistik (BPS)

    Usaha Mikro Pekerjaan < 5 orang, termasuk

    tenaga keluarga yang tidak dibayar.

    Usaha Kecil Pekerja 5-19 orang.

    Usaha Menengah Pekerja 20-99 orang.

    Menneg Koperasi

    dan PKM

    Usaha Keci (UU

    No. 9/ 1995)

    Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan

    bangunan; Omzet Rp 1 milyar.

    Usaha Menengah Aset Rp 200 juta-10 milyar.

    Bank Indonesia Usaha mikro (SK

    Dir BI No. 31/24

    KEP/DIR tgl 5

    Mei 1998)

    Usaha yang dijalankan oleh rakyat

    miskin atau mendekati miskin

    dimiliki oleh keluarga; Sumber daya

    lokal dan teknologi sederhana;

    lapangan usaha mudah untuk exit

    dan entry.

    Usaha Kecil (UU

    No. 9/1995

    Menengah (SK

    Dir BI No.

    30/45/Dir/uk tgl 5

    Januari 1997

    Aset < Rp 200 juta diluar tanah dan

    bangunan; Omzet tahunan < Rp 1

    milyar.

    Aset < Rp 5 milyar untuk sektor

    Industri; Aset < Rp 600 juta di luar

    tanah dan bangunan untuk sektor

    non industri manufaktur; Omzet

    tahunan < Rp 3 milyar.

    Bank Dunia Usaha Mikro Pekerja < 20 orang.

    Kecil-Menengah Pekerja 20-150 orang; Aset < USS

    500 ribu diluar tanah dan bangunan.

  • 10

    Ada beberapa pengertian lain dari UMKM menurut para ahli atau pihak

    yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain:

    Menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki

    kriteria sebagai berikut :

    1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik` orang perorangan atau badan

    usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni :

    a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta

    rupiah)tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

    b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3000.000.000 (tiga

    ratus juta rupiah)

    2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

    anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

    atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:

    a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

    rupiah) sampai dengan paling banyak R p500.000.000,00 (lima ratus juta

    rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

    b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

    juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua

    milyar lima ratus juta rupiah).

    3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

    anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

    atau usaha besar yang memenuhi kriteria :

    a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

    rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

    milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

    b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

    milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

    50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

  • 11

    Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

    Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan

    kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah

    tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah

    merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan

    99 orang.

    Menurut Kementrian Keuangan

    Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994

    tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang

    telah melakukan kegiatan /usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun

    setinggi- tingginya Rp. 600.00 0.000 atau asset (aktiva ) setinggi- tingginya

    Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati ). Contohnya

    Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan

    contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga,

    peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya. Dari berbagai

    pendapat diatas, pengertian UMKM dilihat dari berbagai aspek, baik dari segi

    kekayaan yang dimiliki pelaku, jumlah tenaga kerja yang dimiliki atau dari segi

    penjualan/omset pelaku UMKM.

    Berdasarkan pengertian diatas, dapat di simpulkan bahwa industri mikro

    terdiri dari kurang dari 5 orang pekerja, termasuk tenaga keluarga yang tidak

    dibayar. Usaha kecil adalah entitas yang memiliki pekerja 5-19 orang kekayaan

    bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan

    paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

    dan bangunan tempat usaha. Sementara itu, yang disebut dengan Usaha

    menengah adalah entitas usaha yang memiliki pekerja 20-99 orang dan

    kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai

    dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

    termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

  • 12

    2. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI

    Dalam sebuah Negara, kemakmuran menjadi tujuan utama dan pertama

    dari adanya kegiatan ekonomi. Kemakmuran perekonomian suatu Negara dapat

    di nyatakan berhasil jika pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat

    berjalan dengan cepat dan mengalami kenaikan positif setiap tahunnya.

    Pertumbuhan ekonomi dapat terealisasi jika kebijakan-kebijakan pembangunan

    ekonomi berjalan sesuai target.

    Istilah pertumbuhan ekonomi di gunakan untuk menggambarkan

    terjadinya kemajuan ekonomi dalam suatu Negara. Suatu Negara kadang

    mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kadang juga mengalami

    pertumbuhan yang pesat. Suatu perekonomian di katakan mengalami

    pertumbuhan, jika jumlah produk barang dan jasanya meningkat atau dengan

    kata lain terjadi perkembangan GNP potensial pada suatu Negara.

    Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan output perkapita.

    Dengan pertumbuhan perkapita, berarti terjadi pertumbuhan upah riil dan

    meningkatnya standart hidup. (Sakti, 2011 : 4)

    Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat di artikan sebagai kenaikan

    pendapatan perkapita dalam suatu Negara dalam jangka panjang. Beberapa ahli

    ekonomi menjelaskan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :

    1. Menurut Lincolin Arsyad dalam bukunya pengantar perencanaan dan

    pembangunan ekonomi daerah menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi

    dapat diartikan sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa memandang apakah

    kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk,

    atau perubahan struktur ekonomi yang terjadi atau tidak. Simon kuznet

    mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara sebagai kemampuan

    Negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat

    bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan

    teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideology yang di butuhkannya.

    2. Menurut Sadono Suukirno, pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan dalam

    perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksikan dalam

    masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah

    pertumbuhan ekonomi dapat di pandang sebagai masalah makro ekonomi

  • 13

    dalam jangka panjang. Perkembagan kemampuan memproduksi barang dan

    jasa sebagai akibat pertambahan factor-faktor produksi yang pada umumnya

    tidak selalu di ikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama

    besarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari

    potensinya.

    3. Menurut Asfia Murni pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi terjadinya

    perkembangan GNP potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output

    perkapita dan meningkatnya standart hidup masyarakat.

    4. Menurut Hill mcGraow, pertumbuhan ekonomi adalah perumbuhan output

    secara potensial dalam jangka panjang. Pertumbuhan output perkapita adalah

    tujuan utama pemerintah karena ini terkait dengan peningkatan pendapatan

    rata-rata secara rill dan meningkatkan taraf hidup.

    5. Menurut Cavley pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output perkapita.

    yang di maksud dengan peningkatan output perkapita adalah persentase

    peningkatan output setiap orang dalam perekonomian.

    Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi memusatkan perhatiannya pada

    usaha meningkatkan hasil produksi secara maksimal (peningkatan output per

    unit input) dengan segala sarana yang mendukungnya seperti faktor-faktor

    produksi dan teknologi. Dalam penggunaan yang lebih umum, istilah

    pertumbuhan ekonomi biasanya di gunakan untuk menyatakan perkembangan

    ekonomi di Negara-negara maju.

    A. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

    Tanah dan kekayaan alam lainnya

    Kekayaan alam suatu Negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan

    iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan laut yang dapat diperoleh,

    dan jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat.

    Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untyuk membangun

    perekonomian suatu Negara. Didalam setiap Negara dimana pertumbuhan

    ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan

    berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer (pertanian dan pertambangan)

    yaitu sektor di mana kekayaan alam terdapat. Apabila Negara tersebut

  • 14

    mempunyai kekayaan alam yang dapat diusahakan dengan menguntungkan,

    hambatan yang baru saja dijelaskan akan dapat diatasi dan pertumbuhan

    ekonomi dipercepat. Walaupun peranan kekayaan alam dalam perkenbangan

    ekonomi suatu Negara sangat penting terutama dalam masa permulaan dari

    proses tersebut, hal itu tidaklah berarti bahwa perkembangan ekonomi sangat

    tergantung pada banyaknya kekayaan alam suatu negara.

    Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja

    Penduduk yang bertambah dari masa kemasa dapat menjadi pendorong

    maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. penduduk yang

    bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan pertambahan tersebut

    memungkinkan Negara itu menambah produksi. Disamping itu, sebagai akibat

    pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja, kemahiran penduduk akan selalu

    bertambah tinggi. Maka produktifitas akan bertambah, dan ini selanjutnya

    menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan

    tenaga kerja.

    Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk terhadap

    pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan itu kepada luas

    pasar. Besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan dalam suatu

    ekonomi tergantun kepada pendapatan penduduk dan jumalah penduduk. Maka

    apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan bertambah

    pula, karena peranannnya ini maka perkenbangan penduduk akan

    menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi dan tingkat

    kegiatan ekonomi.

    Apabila di dalam perekonomian sudah berlaku keadaan dimana

    pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya

    adalah lebih cepat dari tingkat pertambahan penduduk, pendapatan perkapita

    akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebih-lebihan akan

    menimbulkan kemerosotan keatas kemakmuran masyarakat.

  • 15

    Barang-barang modal dan tingkat teknologi

    Barang-baran modal penting artinya dalam mempertinggi efesiensi

    pertumbuhan ekonomi. didlam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun

    barang-barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi. tanpa

    adanya alat-alat untuk menangkap ikan dan berburuh, alat-alat untuk bercocok

    tanam dan mengambil hasil hutan, masyarakat yang kurang maju akan

    menghadapi kesushan yang lebih banyak lagi didalam mencari makanannya

    sehari-hari. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat

    ekonomi yang tinggi, yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang dicapai

    oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang modal

    yang sangat bertambah jumlahnya, dan teknologi yang bertambah modern

    memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi

    yang tinggi itu.

    Sistem sosial dan sikap masyarakat

    Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang pengaruh penting dalam

    pertumbuhan ekonomi, sering kali system dan sikap masyarakat menjadi

    penghambat pertumbuhan ekonomi. Penghambatan ini biasa disebabkan

    dengan menggunakan cara-cara produksi yang masih tradisional dan tidak mau

    menerima pembaharuan yang lebih modern.

    Selain itu sikap masyarakat juga menentukan sampai diman pertumbuhan

    ekonomi mampu dicapai. Sebagian masyarakat mempunyai sikap yang

    mendorong terhadap pertumbuhan ekonomi. Sikap itu antara lain menghemat

    pengeluaran untuk investasi, sikap kerja keras dan giat menggembangkan

    usaha dan sikap selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.

    Ketika di masyarakat ada system social dan sikap masyarakat ayng

    menghambat pertumbuhan ekonomi maka, pemerintah harus mampu

    menghapus hambatan-hambatan tersebut. Misalnya penghapusan penguasaan

    tuan tanah dan memberikan tanah kepada petani yang tidak memiliki tanah.

    Perubahan dalam sikap masyarakat juga perlu di ciptakan. Perubahan itu harus

    di tunjukan agar masyarakat bersedia bekerja lebih keras untuk memperoleh

  • 16

    pendapatan dan keuntungan yang lebih banyak. Dan yang terakir yakni

    memperluas pendidikan.

    Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

    Apabila luas pasar terbatas tidak terdapat dorongan kepada para

    pengusaha ntuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktifitasnya

    sangat tinggi. Para pengusaha lebih suka menggunakan cara memproduksi

    yang teknologinya rendah, dan ini selanjutnya membatasi luas pasar. Dari

    hubungan sebab akibat yang di nyatakan ini wujud suatu pendapat yang

    menyatakan bahwa luas pasar yang menimbulkan hambatan kepada Negara-

    negara miskin untuk membangun. Untuk menatasi hambatan tersebut, perlunya

    suatu Negara yang miskin secara serentak melakukan pembangunan di segala

    bidang. Pandangan itu di kenal sebagai teori pembangunan seimbang.

    B. Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi

    Para ahli ekonomi mempunyai perhatian terhadap penyebab adanya

    kemajuan ekonomi di setiap negara. Dari pemikiran mereka lahirlah teori-teori

    tentang pertumbuhan ekonomi. Teori tentang pertumbuhan ekonomi dibagi

    menjadi :

    1. Teori Klasik

    2. Teori Neo Klasik

    3. Teori Keynesian

    4. Teori Pertumbuhan Modern

    1. Teori Klasik

    Pandangan Adam Smith

    Di dalam buku An Inqury into the Nature and Causes of the Wealth of

    Nations dikemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yang

    memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan-

    pandangannya yang utama adalah :

    1. Peranan Sistem Pasar Bebas

  • 17

    Smith berpendapat bahawa sistem mekanisme pasar akan mewujudkan

    kegiatan ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

    Oleh sebab itu Smith merasa pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan

    ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Fungsi pemerintah hanya

    sebagai penyedia fasilitas-fasilitas yag menggalakan perkembangan

    kegiatan pihak swasta.

    2. Perluasan Pasar

    Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan memproduksi dengan tujuan

    untuk menjual kepada masyarakat dan mencari keuntungan. Semakin luas

    pasar uang dan jasa maka semakin tinggi tingkat produki dan tingkat

    kegiatan ekonomi. Smith menekankan pentingnya pasar luar negeri dalam

    mengembangkan kegiatan di dalam negeri.

    3. Spesialisasi dan Kemajuan Teknologi

    Perluasan pasar dan perkuasan kegiatan ekonomi yang digalakkannya akan

    memungkinkan dilakukan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.

    Seterusnya spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan

    menggalakkan perkembangan teknologi dan produktifitas meningkat.

    Kenaikan produktifitas akan menaikkan pendapatan pekerja dan kenaikan

    ini akan memperluas pasar. Keadaan ini akan mengembangkan

    spesialisasi. Siklus ini akan mengakibatkan perekonomian terus

    berkembang.

    Pandangan Maltus dan Ricardo

    Maltus dan Ricardo berpendapat bahwa proses pertumbuhan ekonomi

    pada akhirnya akan kembali ke tingkat subsisten. Menganalis akibat dari

    pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dapat ditarik beberapa

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Bila rasio antara jumlah penduduk lebih kecil dari jumlah faktor produksi

    lainnya, ini akan menimbulkan pertambahan penduduk, pertambahan

    tenaga kerja dan sekaligus meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

  • 18

    2. Bila jumlah penduduk atau tenaga kerja berlebihan dibanding dengan

    faktor produksi lainnya, pertambahan penduduk akan menurunkan produk

    per kapita. Selain itu juga akan menurunkan taraf kemakmuran rakyat.

    3. Bila jumlah penduduk selalu bertambah tanpa diikuti oleh pertumbuhan

    faktor lain maka kemakmuran masyarakat akan mundur sampai tingkat

    subsisten, bahkan mungkin bisa di bawah tingkat subsisten.

    2. Teori Neo-Klasik

    Pandangan Robert Sollow

    Menurut teori neo-klasik yang dipelopori oleh Robert Sollow

    menyatakan pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertambahan dan

    perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Dalam

    analisis neo-klasik yakini bahwa perkembangan faktor produksi dan kemajuan

    teknologi merupakan faktor utama yang menentukan tingkat pertumbuhan

    ekonomi pada suatu masa tertentu dari sutu waktu ke waktu lain.

    Teori neo-klasik dipandang sebagai teori yang lebih tepat dan lebih

    sempurna dalam menerangkan fenomena pertumbuhan ekonomi jangka

    panjang jika dibandingkan dengan teori klasik. Sebab yang utama adalah

    karena teori ini melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan

    teknologi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi . sedangkan dalam teori klasik

    yang diperhatikan hanyalah hubungan antara pertambahan penduduk dan

    pertumbuhan ekonomi. Teori neo-klasik bukan saja memperhatikan peranan

    tenaga kerja dalam pertumbuhan, tetapi yang lebih penting lagi teori ini

    menganalisis pula sumbangan dari perkembangan stok modal dan

    perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi.

    3. Teori Keynesian

    J.M Keynes menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional

    dan kesempatan kerja terutama ditentukan oleh permintaan agregat. Kaum

    keynesian yakin bahwa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal harus

    digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi.

    Konsep-konsep keynesmenunjukan bahwa peran pemerintah sangat besar

  • 19

    dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian pasar sepertinya

    sulit untuk menjamin ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat dan

    bahkan sering menimbulkan instability, inequity, dan inefesiensi. Bila

    perekonomia sering dihadapkan pada ketidak stabilan, ketidak merataan dan

    ketidak efesienanjelas akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

    4. Teori Pertumbuhan Modern

    Pandangan Rostow

    Menurut rostow pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari berbagai

    perubahan. Yaitu sebagai berikut :

    1. Perubahan reorientasi pertumbuhan ekonomi

    2. Perubahan pandangan masyarakat

    3. Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari yang tidak

    produktif ke yang lebih produktif

    4. Perubahan pandangan terhadap faktor alam. Manusia harus mengubah

    keyakinan bahwa alam tidak akan menentukan kehidupan manusia, tetapi

    kehidupan manusia harus mampu menaklukkan kekayaan orang-orang

    sehingga apa yang tersedia dapat menjadi sumber kehidupan dalam

    mencapai kemakmuran.

    Rostow mengemukakan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi antara lain :

    1. Masyarakat tradisional (the traditional society) artinya suatu kehidupan

    ekonomi masyarakat yang berkembang secara tradisional dan belum

    didasarkan pada perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kadang-

    kadang cara berfikirnya primitif dan irasional.

    2. Prasyarat tinggal landas (the precondition for take off) merupakan masa

    transisi masyarakat untuk mempersiapkan dirinya mulai menerima teknik-

    teknik baru dan pemikiran-pemikiran baru dari luar kehidupan mereka.

    3. Masyarakat tinggal landas (the take off) pada tahap ini terjadi perubahan

    yang sangat drastis dalam terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi

    dan berproduksi

  • 20

    4. Menuju kematangan (the drive to maturity) tahap ini masyarakat seara

    efektif telah menggunakan teknologi medern pada sebagian besar faktor-

    faktor produksi dan kekayaan alam.

    5. Konsumsi tinggi (the age of high mass consumption) pada tahap ini

    perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah kesejahteraan dan

    upaya masyarakat tertuju untuk menciptakan welfare state, yaitu

    kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara

    mengusahakan distribusi pendapatan melalui sistem perpajakan yang

    progresif.

    Menurut Schumpeter, dalam bukunya the theory of economics

    development menekankan teorinya pada peranan pengusaha dalam

    pembangunan. Kemajuan perekonomian sangat ditentukan oleh adanya

    enterpreneur. Enterpreneur yang unggul yaitu orang yang memiliki inisiatif

    tinggi,kemampuan, dan keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan

    baru dalam kegiatan berproduksi. Para enterpreneur akan menciptakan hal-hal

    yang baru, seperti menciptakan barang baru, menggunakan cara-cara baru

    dalam berproduksi, memperluas pasar ke daerah baru, mengembangkan sumber

    bahan mentah baru, reorganisasi, dan restrukturisasi dalam perusahaan atau

    industri untuk kemajuan yang lebih baik. (Sukirmo, 1978 : 280)

    Menurut Harrod-Domar, sebagai ahli ekonomi yang mengembangkan

    konsep keynes, Harrod-Domar tetap mementingkan perana pemerintah

    terutama dalam merencanakan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dalam

    menghimpun dana untuk keperluan investasi agar pertumbuhan ekonomi dapat

    meningkat. Misalkan :

    1. Pertumbuhan Y per kapita diharapkan naik 2%

    2. Pertambahan penduduk diperkirakan 2,5%

    3. Untuk mempertahankan Y per kapita = 2%, maka prosentase

    pertumbuhan ekonomi ( G ) harus mencapai 4,5%, yaitu penjumlahan Y

    per kapita + P

    4. Dengan incremental capital output ratio ( ICOR ) = 3, maka kenaikan

    tabungan harus mencapai 13,5%. Angka in diperoleh dari 3 x 4,5%

  • 21

    5. Untuk menaikkan pertumbuhan output $1000, diperlukan tabungan atau

    besar investasi13,5% x $1000 = $ 135.

    6. Dengan demikian pemerintah harus merencanakan pertambahan atau

    kenaika investasi sebesar $135 melalui kebijakan moneter. (Sukirmo, 1978

    : 285)

    Menurut Martin Feldstein, pertumbuhan ekonomiharus dimulai dari sisi

    penawaran (aggregate supply) selama ini konsep pertumbuhan ekonomi yang

    dikembangkan terlalu berorientasi pada pengelolaan permintaan aggregate.

    Martin mencoba untuk mengembangkan konsep baru yang disebut supply side

    economics growth.

    Martin mengusulkan penekanan yang lebih besar terhadap faktor-faktor

    yang akan menaikkan pertumbuhan outpun potensial, seperti menaikkan

    tabungan dan investasi, memperbaiki peraturan, dan peratura pajak. Terjadinya

    pertumbuhan investasi diakibatkan oleh adanya tabungan. Oleh sebab itu

    seharusnya masyarakat diberi kesempatan untuk bisa menabung dengan cara

    menaikkan insentif atau imbalan (pendapatan yag diterima masyarakat) yang

    memadai, sehingga mereka mampu menyisikan pendapatannya untuk ditabung.

    Adanya kemampuan menabung, tentu jumlah tabungan akan meningkat dan

    tabungan ini merupakan sumber pendanaan investasi. Meningkatnya investasi

    akan menimbulkan multiplier invesment terhadap pendapatan nasional.

    Upaya untuk menaikkan pendapatan yang memadai dan bisa

    meningkatkan sumber penerimaan negara (berupa pajak) adalah denga cara

    menurunkan pajak, bukan menaikkan pajak. Sehubungan dengan itu Athur

    Laffer (Samuelson : 2000) menyatakan bahwa tarif pajak yang tinggi mungkin

    akan menurunkan penerimaan pajak itu sendiri.

    C. Menghitung Pertumbuhan Ekonomi

    Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai GNP yang digunakan

    adalah GNP riil atau GNP harga konstan. Sebab dengan menggunakan GNP

    harga konstan, pengaruh perubahan harga (inflasi) tidak ada lagi atau sudah

    dihilangkan. Perubahan GNP harga konstan benar-benar hanya menunjukkan

  • 22

    perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa (GNP). Cara menghitung

    tingkatpertumbuhan ekonomi sangat sederhana.

    Jika laju pertumbahan ekonomi (LPE) dihitung hanya untuk satu periode,

    dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.

    Jika LPE yang dihitung lebih dari satu periode rumus yang digunakan adalah

    Tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah untuk

    melihat apakah kondisi perkonomian makin membaik atau sebaliknya. Ukuran

    baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) dan daerah asal

    produksi (regional). Adanya pertumbuhan ekonomi sangat penting karena

    dapat mempengaruhi hal-hal berikut:

    1. Tingkat kesejahteraan

    Rakyat dikatakan semakin sejahtera jika setidak-tidaknya output nasional

    perkapita meningkat. Tingkat kesejahteraan tersebut meningkat apabila

    pertumbuhan GNP perkapita harus melebihi dari pertumbuhan penduduk.

    Jika pertambahan penduduk suatu Negara adalah 2% per tahun, maka

    pertumbuhan GNP harus lebih besar 2%.

    2. Kesempatan kerja

    Terjadinya pertumbuhan ekonomi di tandai dengan naiknya GNP riil.

    Kondisi ini jelas sangat membuka kesempatan kerja bagi seluruh factor

    produksi. Mengingat manusia adalah salah satu faktor produksi

    terpenting dalam proses produksi,maka kesempatan kerja akan

    meningkat apabila output nasional meningkat.

    3. Distribusi pendapatan

    LPE = GNPtR GNP R t-1 X 100%

    GNP R

    t-1

    GNPR

    t = GNPR

    0 (1+r)t

    GNPR

    t : GNP rill pada periode tahun tertentu

    GNPR

    0 : GNP rill pada periode awal

    r : tingkat pertumbuhan

    t : jangka periode

  • 23

    Pertumbuhan ekonomi dapat juga di harapkan untuk memperbaiki

    distribusi pendapatan yang lebih merata. Tanpa adanya pertumbuhan

    ekonomi, yang akan ada hanya pemerataan kemiskinan. Upaya

    pemerataan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan dapat berupa

    peningkatan pertumbuhan ekonomi, membuat kebijakan-kebijakan

    moneter, dan kebijakan fiskal yang dapat menaikkan daya beli

    masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan produktifitas.

    B. PENELITIAN TERDAHULU

    Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang perkembangan industri

    kecil terhadap pertumbuhan ekonomi, antara lain :

    Imam Gea (2003) yang berjudul Analisis Pengaruh

    Perkembangan Industri Kecil terhadap Perkembangan Ekonomi Sumatera

    Utara menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa industri kecil

    memeberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, kontribusi ini

    terlihat dari sumbangan sektor industri terhadap PDRB Sumatera Utara

    yang sudah tentu termasuk di dalamnya kontribusi industri kecil. Oleh

    karena itu, perkembanga industri kecil akan membawa dampak yang

    positif terhadap perkembangan ekonomi di Sumatera Utara.

    Tri Wahyu Rejekiningsih (2004) yang berjudul Mengukur

    Besarnya Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian di Jawa Tengah

    dengan menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa jumlah unit

    usaha dan output industri kecil di Jawa Tengah Periode 19911997

    berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah positif

    dan elastisitas yang berarti bertambahnya jumlh unit usaha akan

    menambah jumlah tenaga kerja yang terserap. Sedangkan nilai produksi

    (output) berpengaruh negatif dan tidak elastis terhadap penyerapan tenaga

    kerja yag berarti kenaikan nilai output tidak harus selalu meningkatkan

    jumlah tenaga kerja yang terserap.

    Sedangkan menurut penelitian dari Septian Budi Cahya (2011)

    yang berjudul Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

    terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Mojokerto tujuan penelitian ini

    adalah untuk menganalisis kondisi pertumbuhan ekonomi dan mengetahui

  • 24

    seberapa besar pengaruh tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor industri

    terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto. Data penelitian ini

    adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS, metode analisis yang

    digunakan OLS, dan sampelnya adalah PDRB dari penyerapan tenaga

    kerja tahun 2000-2009. Hasil dari penelitian ini adalah variabel

    penyerapan tenaga kerja sektor industri berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.

  • 25

    No. Judul Masalah Variabel Perbedaan Persamaan Hasil Penelitian

    1 Analisis

    Pengaruh

    Perkemban

    gan Industri

    Kecil

    terhadap

    Perkemban

    gan

    Ekonomi

    Sumatera

    Utara

    Apakah terdapat

    pengaruh yang positif

    dari perkembangan

    industri kecil terhadap

    perkembangan ekonomi

    Sumatera Utara.

    1. X = industri

    kecil

    2. Y =

    perkembang

    an ekonomi

    1. Populasi di

    Sumatera

    Utara

    2. Sampelnya

    tahun 1993-

    2003

    3. Variabel X

    yang

    digunakan

    1. Hanya

    terdapat dua

    variabel

    2. Variabel Y

    sama yaitu

    pertumbuha

    n ekonomi

    Industri kecil memberikan kontribusi

    terhadap pendapatan daerah, kontribusi

    ini terlihat dari sumbangan sektor

    industri terhadap PDRB Sumatera Utara

    yang sudah tentu termasuk di dalamnya

    termasuk kontribusi industri kecil.

    Perkembangan industri kecil harus

    didukung oleh kondisi sosial ekonomi

    yang kondusif dan stabil. Oleh arena itu,

    perkembangan industri kecil aan

    membawa dampak yang positif terhadap

    perkembngan ekonomi di Sumatera

    Utara.

    2. Mengukur

    Besarnya

    Peranan

    Industri

    Kecil

    1. Seberapa besar

    sumbangan industri

    kecil terhadap PDRB

    melalui multiplier

    pendapatannya dan

    1. X =

    jumlah

    industri

    kecil

    2. Y =

    1. Populasi di

    Jawa

    Tengah

    2. Sampel

    tahun

    1. Hanya

    terdapat dua

    variabel

    2. Variabel Y

    sama yaitu

    Pertama, untuk daya serap tenaga kerja

    mengalami penurunan, meskipun secara

    kuantitatif jumlah tenaga kerja yang

    diminta selalu naik seiring dengan

    kenaikan jumlah unit usahanya.

    Mapping Penelitian Terdahulu

  • 26

    dalam

    Perekonom

    ian di Jawa

    Tengah

    seberapa besar

    kemampuan

    penyerapan tenaga

    kerja oleh industri

    kecil.

    2. Seberapa besar

    pengaruh jumlah

    unit usaha dan nilai

    produksi dari

    industri kecil

    terhadap penyerapan

    tenaga kerja.

    perekonom

    ian

    1991-2001

    3. Variabel X

    yang

    digunakan

    pertumbuha

    n ekonomi

    Kedua, kontribusi industri kecil terhadap

    PDRB masih sangat kecil karena nilai

    produksinya rendah.

    Ketiga, hasil regresi dari model estimasi

    menunjukan bahwa baik variabel unit

    usaha dan variabel nilai produksi secara

    statstik signifikan.

    3. Pengaruh

    Penyerapan

    Tenaga

    Kerja

    Sektor

    Industri

    1. Bagaimanakah

    kondisi penyerapan

    tenaga kerja sektor

    industri di

    Kabupaten

    Mojokerto.

    1. X =

    Tenaga

    kerja

    sektor

    industri

    2. Y =

    1. Populasi di

    Kabupaten

    Mojokerto

    2. Sampelnya

    PDRB

    2000-2009

    1. Variabel Y

    sama yaitu

    pertumbuha

    n ekonomi

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

    Mojokerto mengalami peningkatan

    yang stabil dan variabel penyerapan

    tenga kerja sektor industri berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap

  • 27

    terhadap

    Pertumbuh

    an

    Ekonomi di

    Kabupaten

    Mojokerto

    2. Bagaimanakah

    kondisi

    pertumbuhan

    ekonomi di

    Kabupaten

    Mojokerto.

    3. Pengaruh

    penyerapan tenaga

    kerja sektor industri

    terhadap

    pertumbuhan

    ekonomi di

    Kabupaten

    Mojokerto.

    Pertumbuh

    an

    ekonomi

    3. Variabel X

    yang

    digunakan

    pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

    Mojokerto.

  • 28

    C. KERANGKA BERPIKIR

    Untuk keperluan penelitian ini disusun kerangka pemikiran teoritis

    sebagai berikut :

    Pada dasarnya konsep dari penelitian seperti yang terlihat di

    kerangka berfikir yaitu bermula dari teori yang relevan dari semua variabel

    Perkembangan UMKM

    (X)

    Teori Adam Smith

    (Sukirno, 2006 : 224)

    Pertumbuhan Ekonomi

    (Y)

    Jumlah nilai PDRB

    Industri Menengah Industri Kecil Industri Besar

    Pengelompokan kegiatan industri kecil ditinjau dari jumlah pekerja

    (Anderson dalam Tiktik dan Rachman, 2002 : 15)

    Peran dan Fungsi UMKM

    (M. Tohar, 2000:3)

    Jumlah unit UMKM

  • 29

    kemudian menganalisis data perkembangan UMKM di Kota Gresik tahun

    2004 2006.

    Industri terbagi menjadi tiga yaitu industri kecil, industri menengah

    dan industri besar. Dalam hal ini, yang digunakan untuk variabel

    penelitian adalah UMKM. Analisis dimulai dari perkembangan UMKM

    yang dilihat dari jumlah unit UMKM. UMKM berperan sebagai penunjang

    perekonomian bagi wilayah domisilinya khususnya serta dalam

    perekonomian nasional pada umumnya memberikan sumbangsih cukup

    besar dalam bidang sosial dan ekonomi

    Dalam penelitian, pertumbuhan ekonomi dilihat dari Produk

    Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Mojokerto pada tahun 2004

    2006 yang selalu mengalami peningkatan. Penelitian ini akan mengetahui

    pengaruh variabel bebas yaitu perkembangan UMKM terhadap variabel

    yaitu pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan program SPSS.

    D. HIPOTESIS

    Berdasarkan pertanyaan penelitian dan rumusan masalah maka

    dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

    1. Diduga ada peningkatan perkembangan Usaha Mikro dan Kecil

    Menengah (UMKM) di Kota Mojokerto.

    2. Diduga ada pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.

    3. Diduga ada pengaruh Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM)

    terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.

  • 30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. RANCANGAN PENELITIAN

    Rancangan penelitian menggambarkan hubungan antar variabel

    dalam suatu penelitian agar pola pikir peneliti dapat dipahami oleh

    pembaca. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

    Keterangan :

    X = UMKM di Kota Mojokerto

    Y = pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto

    B. JENIS PENELITIAN

    Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif inferensial. Jenis

    penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan

    secara objektif dan menunjukkan hubungan antar variabel.

    Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

    kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan digunakan

    dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis statistik,

    sehingga diperoleh simpulan sebagai pembuktian terhadap hipotesis.

    C. SUMBER DATA

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

    Menurut Teguh (2006:121), data sekunder merupakan jenis data yang

    diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil

    penelitian dilapangan, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif.

    X Y

  • 31

    Data yang digunakan adalah data kuantitatif sekunder dalam

    bentuk runtun waktu (time series) dengan menggunakan data tahunan

    periode 2004 2006 baik untuk perkembangan UMKM ataupun

    pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto.

    D. POPULASI DAN SAMPEL

    1. Populasi

    Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh UMKM

    dan pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto.

    2. Sampel

    Sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Perkembangan UMKM di Kota Mojokerto periode tahun 2004-

    2006.

    b. Pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto periode tahun 2004-

    2006.

    E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Dalam mengumpulkan data, teknik pengumpulan data yang

    digunakan adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode

    dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data perkembangan UMKM

    dan pertumbuhan ekonomi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

    Propinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

    Mojokerto, Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Timur, Dinas

    Koperasi dan UMKM Kota Mojokerto dan Badan Pusat Statistik (BPS).

    F. TEKNIK ANALISIS DATA

    Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini

    adalah analisis statistik desktiptif dan analisis statistik.

    1. Analisis statistik deskriptif

  • 32

    Analisis statistik deskriptif merupakan teknik yang digunakan

    untuk menjelaskan dan menggambarkan perkembangan UMKM dan

    pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2006.

    2. Analisis statistik inferensial

    Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    analisis regresi linear berganda karena terdiri atas lebih dari satu

    variabel, dalam penelitian ini terdiri satu variabel bebas dan satu

    variabel terikat dengan bantuan program SPSS.

    a. Uji asumsi klasik

    Uji asumsi klasik digunakan untuk menunjukkan serangkaian

    asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang

    baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

    Macam-macam asumsi klasik adalah sebagai berikut :

    1) Uji Normalitas

    Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam

    suatu model regresi, variabel bebas dan variabel terikat

    distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya

    asumsi normalitas digunakan Chi Kuadrad (X2).

    Bila harga Chi Kuadrad Hitung lebih kecil dari pada Chi

    Kuadrad Tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan

    bila lebih besar dinyatakan tidak normal. (Sugiono, 2007 : 79-

    82)

    2) Uji Multikolinieritas

    Multikolinieritas berarti adanya hubungan linear yang

    sempurna atau passti, di antara beberapa atau semua variabel

    yang menjelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya

    multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien

    korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi

    di antara masing-masing variabel bebas kurang dari alfa

    pengujian sebesar 0,8 maka tidak terjadi multikolinieritas

    (Ajijah, 2011 : 35)

  • 33

    Metode perhitungan ini digunakan untuk menghitung

    apakah ada korelasi antar variabel independen. Jika terjadi

    korelasi, maka dikatakan terdapat multikolinieritas (Sarwoko,

    2005 : 118-119)

    3) Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

    suatu model regresi terdapat ketidaksamaan variansi dari

    residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian

    dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap

    maka di sebut homoskadasitas dan jika berbeda di sebut

    heteroskedasitas.

    Dalam penelitian ini untuk menentukan heteroskedastisitas,

    maka dilakukan uji White Heteroscedasticity yang tersedia

    dalam program SPSS.

    Hasil yang diperhatikan dari uji ini adalah nilai F dan

    Obs*R-Squard. Jika Obs*R-Squard lebih kecil dari X2 tabel

    atau lebih besar dari alfa pengujian sebesar 0,05 maka tidak

    terjadi heteroskedastisitas, demikian sebaliknya. (Ajijah, 2011

    : 36-38)

    4) Uji Autokorelasi

    Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

    suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan

    pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi

    menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian observasi

    yang diurutkan menurut waktu dan ruang.

    Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini

    menggunakan metode Uji Durbin Watson. Metode ini

    didasarkan pada nilai F dan Obs*R* - Squared, dimana jika

    nilai dari Obs*R* - Squared melebihi tingkat kepercayaan

    kisaran angka (1,54 2,46) maka artinya tidak ada masalah

    autokorelasi. (Ajijah, 2001 : 40)

    5) Uji Linearitas

  • 34

    Linearitas bertujuan untuk membentuk garis lurus untuk

    melihat apakah kedua variabel berhubungan secara langsung

    atau tidak, apakah perubahan pada variabel bebas (X) diikuti

    oleh perubahan variabel terikat (Y) dengan tingkat signifikan >

    0,05 data bersifat linear.

    Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

    yang digunakan yaitu studi empiris linear, kuadrat, atau kubik.

    Dalam penelitian ini untuk mendeteksi linearitas menggunakan

    metode Uji Ramsey Reset. (Sarwoko, 2005 : 13)

    b. Analisis regresi linear sederhana

    Model regresi linear sederhana adalah sebuah model regresi yang

    meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

    bila variabel independen di manipulasi (dinaik turunkan nilainya).

    c. Uji hipotesis

    Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan konsep p-value

    karena relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu

    SPSS. Konsep ini membandingkan dengan nilai p-value. Jika nilai

    p-value kurang dari sebesar 0,05 maka antar variabel memiliki

    hubungan. (Ajijah, 2011 : 34)

    1) Uji F

    Uji F atau uji model secara keseluruhan dilakukan untuk

    melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

    terhadap variabel terikat. Uji F dapat dilakukan dengan cara

    membandingkan nilai hasil uji F-statistik pada hasil regresi

    dengan F-tabel. Jika nilai F-statistik > F-tabel, maka H0

    ditolaj dan H1 diterima. Dengan kata lain, terdapat hubungan

    antara variabel dependen dan variabel independen. Sebaliknya,

    jika F-statistik < F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

    Dengan kata lain, tidak terdapat hubungan antara variabel

    dependen dan variabel independen. (Ajijah, 2011 : 34)

  • 35

    2) Uji t

    Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel

    bebas. Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi

    masing-masing pengaruh variabel bebas secara parsial

    terhadap variabel terikat. Uji t dapat dilakukan dengan cara

    membandingkan nilai hasil uji t-statistik pada hasil regresi

    dengan t-tabel. Jika nilai t-statistik > t-tabel, maka H0 ditolak

    dan H1 diterima. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara

    variabel dependen dan variabel independen. Sebaliknya, jika

    nilai t-statistik < t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

    Dengan kata lain, tidak terdapat hubungan antara variabel

    dependen dan variabel independen. (Ajijah, 2011 : 34)

    d. Koefisien determinasi

    Uji koefisien determinasi R2 ini menunjukkan kemampuan garis

    regresi menerangkan variasi variabel terikat (proposi atau persen

    variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas).

    Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin

    baik. (Ajijah, 2011 : 34)