22
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA GANGGUAN HEMATOLOGIA.
PENGERTIANPemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang
respon individu,keluarga,dan komunikan terhadap suatu masalah
kesehatan dan proses kehidupan actual maupun potensial.B. PERSIAPAN
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKHasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat
penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta
menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor
utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu
:
1. Pra instrumentasiYang termasuk dalam tahapan pra
instrumentasi meliputi : Pemahaman instruksi dan pengisian
formulirPengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi
identitas pasien, hal ini penting untuk menghindari tertukarnya
hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien
yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang. Persiapan
penderita
a. Puasa : Dua jam setelah makan sebanyak 800 kalori akan
mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah
berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma
akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma
dan jumlah sel darah.b. Obat : Penggunaan obat dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin
B12, dll. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi
darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah
tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.c. Waktu pengambilan :
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam
urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah
diperiksa bila kadarnya rendah. Kadar besi serum lebih tinggi pada
pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100
ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai
malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.d. Posisi
pengambilan : Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume
plasma 10% demikian pula sebaliknya. e. Persiapan alat : Dalam
mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan
instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan
profesional dalam bekerja.f. Pengambilan darah : Yang harus
dipersiapkan antara lain : kapas alkohol 70 %, karet pembendung
(torniket), penampung kering bertutup dan berlabel. g. Penampungan
urin : Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar,
berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril (untuk
biakan) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar
kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.h. Penampung khusus
: Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau
pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label
harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir
termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.2. Cara
pengambilan sampel Informed consent pada pasien atau keluarganya
sebagai etika dan sopan santun dan beritahukan apa yang akan
dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja
sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan
pasien lain Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler.
Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan
kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi
pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena
cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah
satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di
daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah
arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau
daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya
diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau
jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil
pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.3. Penanganan awal
sampel dan transportasi1. Catat dalam buku expedisi dan cocokan
sampel dengan label dan formulir. 2. Jangan lupa melakukan
homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan.
3. Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah.
4. Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan
penundaan.
5. Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti
darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8 C
dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus
segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.C.
PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN1. Pemeriksaan Darah
Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap DPL-
(complete blood count/full blood count/blood panel) adalah jenis
pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien.
HDL merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL
digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan
seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.HDL
memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap
yang sering dilakukan meliputi:
Jumlah sel darah putih
Jumlah sel darah merah
Hemoglobin
Hematokrit
Indeks eritrosit
jumlah dan volume trombosit
Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi
normal
parameterLaki-LakiPerempuan
Hitung sel darah putih (x 103/L)7.8 (4.411.3)
Hitung sel darah merah (x 106/L)5.21 (4.525.90)4.60
(4.105.10)
Hemoglobin (g/dl)15.7 (14.017.5)13.8 (12.315.3)
Hematokrit (%)46 (4250)40 (3645)
MCV (fL)88.0 (80.096.1)
MCH (pg)30.4 (27.533.2)
MCHC34.4 (33.435.5)
RDW (%)13.1 (11.514.5)
Hitung trombosit (x 103/L)311 (172450)
SpesimenSebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang
relatif sama untuk meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah,
misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi
pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu
diperhatikan, misalnya tidak menekan lokasi pengambilan darah
kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta
penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah
terbentuknyaclot.
HemoglobinAdalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat
besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta),
berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen.
Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb
dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada.
Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam
amino pada rantai beta, gama dan delta.Terdapat berbagai cara untuk
menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di
laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara
Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau
hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam
hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan
hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian
yang dapat dicapai hanya 10%.
Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk
penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar
sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara
ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada
cara ini ketelitian yang dapat dicapai 2%.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian
basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan
kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi
baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa
yaitu berkisar antara 13,6 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin
menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5
12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan
pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar
antara 11,5 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin
berkisar antara 13 16 g/dl sedangkan pada perempuan dewasa antara
12 14 g/dl.
Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah
nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
Penurunan Hbterdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit
ginjal, pemberian cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat
juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin,
antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin,
rifampin, dan trimetadion.
Peningkatan Hbterdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK,
gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat
meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada
tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di
tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga
dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi
diurnal (tertinggi pagi hari).
HematokritHematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan
(packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam
darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu
dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.Nilai hematokrit atau
PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakanhematology
analyzeratau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara
manual dikenal ada 2, yaitu metode makrohematokrit dan
mikrohematokrit/kapiler.
Nilai normal HMT:Anak : 33-38%
Laki-laki Dewasa : 40-50%
Perempuan Dewasa : 36-44%
Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan
darah akut, anemia, leukemia, penyakit
hodgkins,limfosarcoma,mieloma multiple, gagal ginjal kronik,sirosis
hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan,
SLE,athritis reumatoid,dan ulkus peptikum.
Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi,polisitemia
vera, diare berat,asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik
serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.
HitungEritrositHitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per
milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit,
untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu
manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan
hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung
eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.Prinsip hitung
eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis
untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis.
Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g,
Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan
hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena
dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3
ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan
rouleaux.
Natrium klorid 0.85 %
Nilai Rujukan Dewasa laki-laki : 4.50 6.50 (x106/L)
Dewasa perempuan : 3.80 4.80 (x106/L)
Bayi baru lahir : 4.30 6.30 (x106/L)
Anak usia 1-3 tahun : 3.60 5.20 (x106/L)
Anak usia 4-5 tahun : 3.70 5.70 (x106/L)
Anak usia 6-10 tahun : 3.80 5.80 (x106/L)
Penurunan eritrosit: kehilangan darah (perdarahan), anemia,
leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena
berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan
Peningkatan eritrosit: polisitemia vera,
hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit
kardiovaskuler
Indeks EritrositMencakup parameter eritrosit, yaitu:
Mean cell / corpuscular volume(MCV) atau volume eritrosit
rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/L)
Normal 80-96 fl
Mean Cell Hemoglobin Content(MCH) atau hemoglobin eritrosit
rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/L)
Normal 27-33 pg
Mean Cellular Hemoglobin Concentration(MCHC) atau konsentrasi
hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER)
MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit
(l/l)
Normal 33-36 g/dL
Red Blood Cell Distribution Width(RDW)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW
berguna memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV
berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat
dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12),
anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8m,
semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya
kelainan.
RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100
Nilai normal rujukan 11-15%
HitungTrombositAdalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh
jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan
darah. Penurunan sampai dibawah 100.000/ L berpotensi untuk
terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.
Jumlah Normal:150.000-400.000 /L
HitungLeukositHitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit
per milimeterkubik atau mikroliter darah. Leukosit merupakan bagian
penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,
mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit
merupakan indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh
terhadap infeksi.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan
basal dan lain-lain.Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi,
sekitar 10.000-30.000/l. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur
12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit
turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit
berkisar antara 4500- 11.000/l. Pada keadaan basal jumlah leukosit
pada orang dewasa berkisar antara 5000 10.000/l. Jumlah leukosit
meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi
jarang lebih dari 11.000/l. Peningkatan jumlah leukosit di atas
normal disebut leukositosis, sedangkan penurunan jumlah leukosit di
bawah normal disebut lekopenia.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung
leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel
darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan
pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.Cara automatik lebih
unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang
diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu 2%,
sedang pada cara manual kesalahannya sampai 10%. Keburukan cara
automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen
karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat
ini.
Nilai normal leukosit:Dewasa : 4000-10.000/ L
Bayi / anak : 9000-12.000/ L
Bayi baru lahir : 9000-30.000/ L
Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan
tersebut disebutleukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara
fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai
pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi
paroksismal, partus dan haid.Peningkatan leukosit juga dapat
menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya
pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll.
Dapat juga terjadi miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar,
kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel
sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun
gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh
obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium
yodida, sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan
antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin,
tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.Leukopenia adalah
keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/L darah. Karena
pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi
persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan
netropenia.Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita
infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE,reumaotid
artritis, dan penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia
perisiosa). Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat
terutama saetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi
kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin,
metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika.(penicilin,
cefalosporin, dan kloramfenikol)
Hitung Jenis LeukositHitung jenis leukosit digunakan untuk
mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis
leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan
informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.
Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari
masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah
leukosit total (sel/l).Untuk melakukan hitung jenis leukosit,
pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna
Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan
hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis
sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut
dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung
leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/L.
Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit
JenisNilai normalMelebihi nilai normalKurang dari nilai
normal
Basofil0,4-1%
40-100/Linflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi atau
inflamasistress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan,
hipertiroidisme
Eosinofil1-3%
100-300/LUmumnya pada keadaan atopi/ alergi dan infeksi
parasitstress, luka bakar, syok, hiperfungsi adrenokortikal.
Neutrofil55-70%
(2500-7000/L)
Bayi Baru Lahir 61%
Umur 1 tahun 2%
Segmen 50-65% (2500-6500/L)
Batang 0-5% (0-500/L)Inflamasi, kerusakan jaringan, peyakit
Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn,
kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh
obatInfeksi virus, autoimun/idiopatik, pengaruh obat-obatan
Limfosit20-40%
1700-3500/L
BBL 34%
1 th 60%
6 th 42%
12 th 38%infeksi kronis dan viruskanker, leukemia, gagal ginjal,
SLE, pemberian steroid yang berlebihan
Monosit2-8%
200-600/L
Anak 4-9%Infeksi virus, parasit, anemia hemolitik, SLE<
RALeukemia limfositik, anemia aplastik
Laju Endap DarahLaju endap darah (erithrocyte sedimentation
rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang
belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis
(misalnya kehamilan).
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu
metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan
menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa
selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika
nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe
kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai
yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen
yang dua kali panjang pipet Wintrobe.International Commitee for
Standardization in Hematology (ICSH)merekomendasikan untuk
menggunakan metode Westergreen.Prosedur pemeriksaan LED
yaitu:Metode Westergreen
Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan
sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium
sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4
: 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi
sampel sebelum diperiksa.
Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan
ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan
dari getaran maupun sinar matahari langsung.
Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan
eritrosit.
Metode Wintrobe
Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah
Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet
Pasteur sampai tanda 0.
Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya
eritrosit.Nilai RujukanMetode Westergreen:
Laki-laki : 0 15 mm/jam
Perempuan : 0 20 mm/jamMetode Wintrobe :
Laki-laki : 0 9 mm/jam
Perempuan 0 15 mm/jam2. Pemeriksaan Urine
Kegunaan
Menafsirkan proses-proses metabolisme
Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien
DM) Jenis pemeriksaan
Urine sewaktu : Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana
diperlukan pemeriksaan.
Urine pagi : Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien
bangun tidur.
Urine pasca prandial : Urine yang pertama kali dikeluarkan
setelah pasien makan (1,5-3 jam sesudahmakan)
Urine 24 jam : Urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam.
Persiapan alat
Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
Wadah urine dengan tutupnya
Handscoon
Kertas etiket
Bengkok
Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium Prosedur
tindakan
Mencuci tangan
Mengisi formulir
Memberi etiket pada wadah
Memakai handscoon
Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian
ditutup rapat.
Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket
Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi
Meletakkan wadah ke dalam bengkok atau tempat khusus
bertutup.
Membereskan dan merapikan alat
Melepas handscoon Mencuci tangan3. Pemeriksaan Faeces Pengertian
: Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara
pengambilan yang tertentu. Tujuan : Untuk menegakkan diagnosa
Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa : Untuk pemeriksaan lengkap
meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing.
Tinja yang diambil adalah tinja segar. Persiapan alat
Handscoon bersih
Botol bersih dengan penutup Lidi dengan kapas lembab dalam
tempatnya
Bengkok
Perlak Tissue
Tempat bahan pemeriksaan
Sampiran Prosedur tindakan
Mendekatkan alat
Memberitahu pasien
Mencuci tangan
Memasang perlak pengalas dan sampiran
Melepas pakaian bawah pasien
Mengatur posisi dorsal recumbent
Memakan handscoon
Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan
arah keataskemudiandiputar kekiri dan kekanan sampai teraba
tinja
Setelah dapat , dikeluarkan perlahan lahan lalu dimasukkan ke
dalam tempatnya.
Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan
tissue.
Melepas handscoon
Merapikan pasien
Mencuci tangan4. Pengambilan sputum
Pengertian
Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau
trakhea, bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut, hidung
atau tenggorokan.
Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada
dalam tubuh pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.
Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan
(apabila diperlukan).
Persiapan alat
Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
Botol bersih dengan penutup
Handscoon
Formulir dan etiket
Perlak Bengkok
Tissue
Prosedur tindakan
Menyiapkan alat
Memberitahu pasien
Mencuci tangan
Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan
bengkok.
Memakai handscoon.
Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah
disiapkan(sputum pot)
Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
Membersihkan mulut pasien
Merapikan pasien dan alat
Melepas handscoon
Mencuci tangan.
5. Pengambilan spesimen cairan vagina/hapusan genetalia
Persiapan alat
Kapas lidi steril
Objek gelas
Bengkok
Sarung tangan
Spekulum
Kain kassa
Perlak Prosedur
Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan
yang akandilakukan
Mendekatkan alat
Memasang sampiran
Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian
bawah (jaga privacy pasien)
Memasang pengalas dibawah bokong pasien
Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal
recumbent)
Mencuci tangan
Memakai sarung tangan
Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan
yang tidak dominan
Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang
dominan sesuai kebutuhan
Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
Membuang kapas lidi pada bengkok
Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam
tabung kimia dan ditutup
Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk
dikirim ke laboratorium
Membereskan alat
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Melakukan dokumentasi tindakan
D. PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan USG Indikasi Dalam bidang obstetri, indikasi yang
dianut adalah melakukan pemeriksaan USGdilakukan begitu diketahui
hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 14
minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 20
minggu), dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau
tumbuh kembang janin. Dalam bidang ginekologi onkologi
pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik
atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak
jelas adanya kelainan tersebut. Dalam bidang endokrinologi
reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa gangguan
hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan
pada pasien dengan gangguan haid. Cara Pemeriksaan
1. Pervaginam
Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan
dalam. Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
Tidak menyebabkan keguguran.
2. Perabdominan
Probe USG di atas perut.
Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot
perut, lemak barumenembus rahim. Jenis Pemeriksaan USG
1. USG 2 Dimensi : Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin
dapat ditampilkan.2. USG 3 Dimensi : Dengan alat USG ini maka ada
tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang
tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini
tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin
dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat
diputar (bukan janinnya yang diputar).3. USG 4 Dimensi : Sebetulnya
USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat
bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi
statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat
bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam rahim.4. USGDoppler : Pemeriksaan USG yang
mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.
Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.
Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: Gerak napas janin
(minimal 2x/10 menit), Tonus (gerak janin), Indeks cairan ketuban
(normalnya 10-20 cm), Doppler arteri umbilikalis, Reaktivitas
denyut jantung janin.2. Pemeriksaan Rontgen Persiapanpemeriksaan
Radiografi konvensional tanpa persiapan.Maksudnya, saat anak datang
bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau
toraks. Radiografi konvensional dengan persiapan.
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di
antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak
diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap.
Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan
jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya. Pemeriksaan dengan
kontrasSebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan
cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke
pembuluh vena. Indikasi pemeriksaan
Sesak napas pada bayi : Untuk memastikan ada tidaknya kelainan
di toraksnya (rongga dada), dokter membutuhkan foto rontgen agar
penanganannya tepat. Bayi muntah hijau terus-menerus.
Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam
lainnya.E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC PADA SYSTEM HEMATOLOGI1.
Pemeriksaan Fungsi HemostasisKelainan hemostasis dengan perdarahan
abnormal dapat merupakan kelainan pembuluh darah, trombositopenia
atau gangguan fungsi trombosit, dan kelainan koagulasi. Sejumlah
pemeriksaan sederhana dapat dikerjakan untuk menilai fungsi
trombosit, pembuluh darah, serta komponen koagulasi dalam
hemostasis.Pemeriksaan penyaring ini meliputi pemeriksaan darah
lengkap (Complete Blood Count/CBC), evaluasi darah apus, waktu
perdarahan (Bleeding Time/ BT), waktu protrombin (Prothrombin
Time/PT),activated partial thromboplastin time(aPTT), dan agregasi
trombosit.CBCdanevaluasi darah apus.Pasien dengan kelainan
perdarahan pertama kali harus menjalani pemeriksaan CBC dan
pemeriksaan apusan darah perifer. Selain memastikan adanya
trombositopenia, dari darah apus dapat menunjukkan kemungkinan
penyebab yang jelas seperti misalnya leukemia.Pemeriksaan penyaring
sistem koagulasi.Meliputi penilaian jalur intrinsik dan ekstrinsik
dari sistem koagulasi dan perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.
PT (Prothrombin Time) mengukur faktor VII, X, V, protrombin, dan
fibrinogen. aPTT (activated Partial Prothrombin Time) mengukur
faktor VIII, IX, XI, dan XII. TT (Thrombin Time) cukup sensitif
untuk menilai defisiensi fibrinogen atau hambatan terhadap
trombin.Pemeriksaan faktor koagulasi khusus.Pemeriksaan fibrinogen,
faktor vW, dan faktor VIII.Waktu perdarahan (Bleeding
Time/BT).Memeriksa fungsi trombosit abrnormal misalnya pada
defisiensi faktor Von Willebrand (VWf). Pada trombositopenia, waktu
perdarahan juga akan memanjang, namun pada perdarahan abnormal
akibat kelainan pembuluh darah, waktu perdarahan biasanya
normal.Pemeriksaan fungsi trombosit.Tes agregasi trombosit mengukur
penurunan penyerapan sinar pada plasma kaya trombosit sebagai
agregat trombosit.Pemeriksaan fibrinolisis.Peningkatan aktivator
plasminogen dalam sirkulasi dapat dideteksi dengan
memendeknyaeuglobulin clot lysis time. (Suharti, 2007).2.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)ITP adalah kelainan akibat
trombositopenia yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik),
tetapi ternyata diketahui bahwa sebagian besar kelainan ini
disebabkan oleh proses imun, karena itu disebut jugaautoimmune
thrombocytopenic purpura.Pada ITP jumlah trombosit menurun
disebabkan oleh trombosit diikat oleh antibodi, terutama IgG.
Antibodi terutama ditujukan untuk reseptor GP IIb/IIIa pada
trombosit. Trombosit yang diselimuti antibodi kemudian difagositir
oleh makrofag dalam RES terutama lien, akibatnya terjadi
trombositopenia.Gambaran klinik ITP, yaitu Onset pelan dengan
perdarahan melalui kulit atau mukosa berupa peteki, ekimosis,easy
bruising, menorrhagia, epistaksis atau perdarahan gusi; Perdarahan
SSP jarang, tetapi fatal; dan Splenomegali, terjadi pada 10%
kasus.Pada ITP kelainan laboratorium yang terjadi: Darah tepi:
trombosit paling sering antara 10.000-50.000/mm3; Sumsum tulang:
megakariosit meningkat, multinuklear, disertai lobulasi; dan
Imunologi: adanya antiplatelet IgG pada permukaan trombosit atau
dalam serum. Yang lebih spesifik adalah antibodi terhadap gp
IIb/IIIa atau gp Ib.Diagnosis ITP ditegakkan bila dijumpai:
Gambaran klinik berupa perdarahan kulit atau mukosa;
Trombositopenia; Sumsum tulang: megakariosit normal atau meningkat;
Antibodi antiplatelet (IgG) positif, tetapi tidak harus demikian;
dan Tidak ada penyebab trombositopenia sekunder (Bakta,
2006).Penatalaksanaan ITP Terapi kortikosteroid menekan aktivitas
makrofag, mengurangi pengikatan IgG oleh trombosit, dan untuk
menekan sintesis antibodi. Jika dalam 3 bulan tidak memberi respon
pada kortikosteroid (trombosit