BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar
Baru
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota
administrasi. Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah
lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat,
Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang
dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan
Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas asas teritorial dengan
mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan,
30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk
Kelurahan pinggiran.
Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat
memiliki luas wilayah 237.70 Ha. Menurut data statistik 2004,
peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan 195,13 Ha;
kantor dan gudang 26,87 Ha; taman 4,66 Ha; lahan tidur 3,52 Ha; dll
7,52 Ha. Secara administratif terdiri 4 kelurahan,30 RW; 560 RT,
23.312 KK, 98 Posyandu dan 100.688 jiwa, dengan kepadatan penduduk
46.481/ km2, dengan batas wilayah :Utara
: JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran
Timur
: Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen
Selatan
: JL. Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih
Barat
: JL. Rawa Selatan Raya dan JL. Mardani Kec. Cempaka Putih
Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu :
a) Kelurahan Johar Baru
b) Kelurahan Kampung Rawa
c) Kelurahan Tanah Tinggi
d) Kelurahan Galur
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru
sangat padat. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada
bulan Desember 2014, Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk
sebanyak 116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di
Kecamatan Johar Baru tahun 2014.
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
BaruTahun 2014NoKelurahanJumlah Penduduk
1Kelurahan Johar Baru49.924 Jiwa
2Kelurahan Kampung Rawa26.642 Jiwa
3Kelurahan Tanah Tinggi44.112 Jiwa
4Kelurahan Galur17.908 Jiwa
Jumlah138.586 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
2014
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun
2014 adalah sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa, perempuan 57.336
jiwa. Berikut rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di
Kecamatan Johar Baru pada tahun 2014.Tabel 2. Tingkat Kepadatan
Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2014KelurahanLuas
(km2)Jumlah
PendudukKepadatan Penduduk
(per Ha)
Kelurahan Johar Baru119,1049.924 Jiwa557
Kelurahan Kampung Rawa 30,1126.642 Jiwa688
Kelurahan Tanah Tinggi63,2944.112 Jiwa711
Kelurahan Galur26,2017.908 Jiwa663
Jumlah237,7138.586 jiwa583
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
2014
1.1.1.2.1 Data Penduduk Menurut UmurTabel 3. Jumlah Penduduk
menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
BaruTahun 2014No
Kelompok Umur (tahun)Laki-lakiPerempuanJumlah
1.0-44.8434.1769.019
2.5-94.4285.58910.017
3.10-145.6664.75610.422
4.15-195.0056.09311.098
5.20-245.5505.55911.109
6.25-295.0855.03010.105
7.30-344.7855.1519.936
8.35-394.5104.1358.645
9.40-444.8284.1989.026
10.45-494.3194.0318.550
11.50- 544.7524.4469.198
12.55-594.5553.5998.154
13.60-643.6682.7306.418
14.65-691.2942.5015.795
15.70-741.9271.8033.730
16.>756746901.364
Jumlah68.10964.477132.556
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
20141.1.1.2.2 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di
Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2014AgamaTanah tinggiKampung
RawaGalurJohar Baru
Islam44.48823.93116.640111.971
Protestan3.3362.1161.0329.936
Katolik1.9875371545.428
Budha352463501
Hindu783419344
Jumlah49.92426.64217.90849.924
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
20141.1.1.3 Keadaan Lingkungan
1.1.1.3.1 Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta
terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah
tersebut banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai
penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota
Jakarta dan sebagai penambah pendapatan devisa Indonesia, karena
kawasan tersebut adalah salah satu sentra produksi andalan dalam
memacu perekonomian Indonesia.1.1.1.3.2 Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana
pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga,
sarana kesehatan masyarakat dan keluarga berencana.
Sarana dan prasaran kesehatan yang yang ada saat ini banyak
diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan
sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk
yang bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di
daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat
pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan dapat mempertinggi
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan
lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan
masyarakat yang berpenghasilan rendah.1.1.1.3.3 Fasilitas
Kesehatan
Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim
fasilitas kesehatan yang ada. Keadaan fasilitas kesehatan di
Kecamatan Johar Baru ini tidak sebanding dengan jumlah
pendudukTabel 5. Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun
2014NoUraianTanah tinggiKampung RawaGalurJohar BaruJumlah
1.Rumah sakit----0
2.Rumah Bersalin11114
3.Puskesmas11114
4.Balkesmas/ Bpn----0
5.Dr. Umum Praktek--123
6.Dr.Spesialis Praktek455620
7.Praktek 24 jam-1-12
8.Bidan Swasta111710
9.Apotik654924
10.Laboratorium --145
11.Posyandu1824151572
12.Toko Obat-2237
13.Drg. Praktek132410
Jumlah32433353161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
20141.2 Gambaran Umum Puskesmas
Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945,
pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan serta dipelihara oleh
setiap individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak
hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan
bahkan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut
banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang
penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum,
1974).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan
kesehatan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Untuk mencapai hasil optimal dan meningkatkan mutu serta kinerja
Puskesmas, Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan
revitalisasi Puskesmas yang meliputi pengembangan kebijakan
Puskesmas, pengadaan tenaga, perbaikan fisik dan peralatan (Depkes
2006). Pembahasan tentang Puskesmas telah tertuang dalam SK Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.1.2.1 Definisi
Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit
organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat
di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup
aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah.
Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai
masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang
termasuk public goods atau private goodsserta kewenangan menentukan
target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan
pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas
tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komphrensif. Tidak sebatas pada aspek
kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas
merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh
masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi
daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor
kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan
kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam
pembangunan kesehatan, antara lain :1. Pembangunan kesehatan yang
semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif
menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat
terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu
(integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
komsutif menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan
dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah
kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran
teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 -
50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan
dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas
Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. 1.2.3 Pelayanan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi
:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan
sampai meninggal.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut
:
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan
beberapa proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas.Gambar 1. Fungsi Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi
puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat
umum mempunyai indikator :
Tersedianya air bersih
Tersedianya jamban yang saniter
Tersedianya larangan merokok
Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Tumbuh dan kembangnya LSM
Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah
:
Promosi kesehatan masyarakat
Kesehatan lingkungan
KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
KB ( Keluarga Berencana )
Perbaikan gizi masyarakat
P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )
Pengobatan dasar
Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di
bidang kesehatan, Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di
wilayah kerja tertentu, biasanya satu wilayah kerja Puskesmas
didasarkan atas beberapa faktor yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Keadaan geografis
3. Keadaan sarana dan perhubungan dan dan
4. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.1.2.5 Peran
Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki
kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.1.2.6 Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku
yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.Indikator kecamatan sehat adalah
: 1. Lingkungan sehat.
2. perilaku penduduk yang sehat.
3. Cakupan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.1.2.7
Misi Puskesmas
Dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015 ditetapkan
misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang
bertujuan guna mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar
setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas
akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar dan berusaha untuk memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh
anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu
berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di
wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan
ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan
dari sisi yang bersangkutan.Untuk mencapai misi Puskesmas di atas
digunakan strategi sebagai berikut :
a) Meningkatkan profesionalisme petugas
b) Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c) Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d) Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta
pemberdayaan masyarakat dan keluarga
1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas
yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib
tersebut antara lain :
1. Promosi kesehatan masyarakat
2. Kesehatan masyarakat
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan DasarPelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas
diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.
Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah
kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan
pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)Tabel 6.
Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator
Promosi KesehatanPromosi hidup bersih dan sehatTatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan ibu dan anakANCCakupan K1, K4
Pertolongan persalinanCakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
ImunisasiCakupan imunisasi
Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga BerencanaCakupan MKJP non
MKJP
Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare
ISPACakupan kasus ISPA
DBDCakupan kasus DBD
Cakupan kelambunisasi
TuberkulosisCakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
GiziDistribusi vit A/ Fe / cap yodiumCakupan vit A /Fe / cap
yodium
PSG% gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan% kadar gizi
PengobatanMedik dasarCakupan pelayanan
UGDJumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)Di
samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas
seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta
untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat
(contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik
petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh
Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok Puskesmas yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health
Nursing/PHN)
3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Usia lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya
inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi
puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas
telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila
puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan
di Puskesmas adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya PengobatanB. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Upaya Pembinaan Pengobatan TradisionalSalah satu upaya
kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan Johar Baru yaitu
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan antara lain:
Pembinaan
Penyuluhan
Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu
SD sampai SMA
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua
dan tiga
Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTADokter
kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining
kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi
badan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip
dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah
:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu
dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat
(TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).3. Azas
Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
i. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.
ii. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan jiwa.
iii. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.
iv. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan
jiwa dan promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor.
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
i. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan dan agama.
ii. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan
pertanian.
iii. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
PKK dan PLKB.
iv. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi,
dunia usaha dan organisasi kemsyarakatan.
v. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas
rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
i. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
ii. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
iii. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga
dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya
kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
i. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan
pakaian.
ii. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
gangguan kesehatan karena bencana alam.
iii. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan
masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu.Secara skematis pelaksanaan azas
rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)
1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina
sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di
alamat Jl.Tanah tinggi XXI Johar Baru Jakarta Pusat. Puskesmas
Kecamatan Johar Baru membawahi 7 Puskesmas yaitu 1 Puskesmas
tingkat kecamatan, 6 Puskesmas tingkat kelurahan, 3 Puskesmas
terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar Baru I, Johar Baru II,
Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur. Wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi enam Puskesmas
kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Johar
Baru, yaitu :
1) Puskesmas Kelurahan Johar Baru I
Puskesmas Kelurahan Johar Baru I beralamat di Jl. Mardani Raya
36 RT 2/5.
2) Puskesmas Kelurahan Johar Baru II
Puskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl.Percetakan
Negara II.
3) Puskesmas Kelurahan Johar Baru III
Puskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya
Gg IX.4) Puskesmas Kelurahan Galur
Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg
IX.
5) Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi
Gg. VII/12.
6) Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1
RT 2/1.
Gambar 3. Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru
Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru1.3.1 Sarana dan
Prasarana Puskesmas
Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara
lain:\
1.3.1.1 Bangunan Puskesmas Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri
dari :1. Luas bangunan: 1.305 m22. Luas tanah: 1.782 m23. Daya
listrik: 45.000 W
4. Air: tanah
5. Telepon: 7 unit
6. Fax: 1 unit
7. Komputer: 20 unit
8. Laptop: 4 unit
9. Printer: 13 unit
10. AC: 26 unit
11. Mobil Puskesmas keliling: 1
12. Mobil dinas: 213. Motor: 814. Swing fog: 4
15. Dental unit: 916. Rontgen unit: -17. Unit mata: -Puskesmas
Kecamatan Johar Baru terdiri dari 5 lantai:
I. Lantai 1:
A. Unit Gawat Darurat (buka mulai pkl. 16.00- 07.00 WIB)
B. Ruang Jaga Dokter
C. Ruang Jaga Bidan dan Perawat
II. Lantai 2:
A. Apotek
B. Laboratorium
C. Ruang BersalinD. Ruang NifasIII. Lantai 3A. Ruang Rawat Inap
AnakB. Ruang Rawat Inap Laki-LakiC. Ruang Rawat Inap WanitaIV.
Lantai 4A. Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record)
B. Balai Pengobatan Dewasa 1C. Balai Pengobatan Dewasa 2D. Balai
Pengobatan Dewasa 3E. Balai Pengobatan Anak
F. Balai Pengobatan LansiaG. Poli ImunisasiH. Poli TindakanI.
Poli Gigi
J. Poli KIA
K. Poli KB
L. Poli GiziV. Lantai 5:
A. Ruang Kepala Puskesmas
B. Ruang Pemulihan
C. Ruang Tata Usaha
D. Ruang Bina Kesehatan Masyarakat
E. Ruang Rapat
F. Aula1.3.1.2 Tenaga Kerja Medis dan Nonmedis
Medis :
Dokter spesialis
Dokter umum
Dokter gigi
Apoteker
Perawat
Perawat gigi
Bidan
Ahli Gizi
Non medis (SD,SLTP,SLTA,SPK,SMK,STM)Tabel 7. Jumlah Tenaga Kerja
medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Desember 2013
PuskesmasJumlah Tenaga Kerja
Dokter SpesialisDokter UmumDokter
GigiApotekerBidanPerawatPerawat GigiAhli giziTenaga
NonmedisJumlah
Kec. Johar Baru11193520131467
Kel Johar Baru I01101210511
Kel.Johar Baru II0110221029
Kel.Johar Baru III0110110026
Kel.Kampung Rawa0111121039
Kel.Galur0110120127
PuskesmasJumlah Tenaga Kerja
Dokter SpesialisDokter UmumDokter
GigiApotekerBidanPerawatPerawat GigiAhli giziTenaga
NonmedisJumlah
Kel.Tanah Tinggi0110110026
Jumlah111921015433086
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Desember 20141.3.1.3 Alat
Medis dan Non Medis
Medis:
Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum)
2 Unit Dental Unit
USG
Alat Apotek
7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)
Non medis:
Alat perlengkapan
Kartu diagnosis
Kartu pasien, Formulir Laporan
1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan
Johar Baru
A. Visi Puskesmas Kecamatan Johar BaruTerwujudnya Puskesmas
Kecamatan Johar Baru yang memberikan Pelayanan prima, berorientasi
pada kepuasan menuju masyarakat sehat dan mandiri.
B. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1. Memberikan Pelayanan kesehatan prima dan merata.
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non
medis Puskesmas.
3. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan.
C. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar BaruPuskesmas
Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan prima, menuju
masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan sesuai dengan
peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta senantiasa
melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah
Prima Sehat Mandiri untuk semua.1.3.3 Struktur Organisasi
Gambar 4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1.1.2.1 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas
Gambar 5. Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar
Baru
Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru1.1.4 Program Pengendalian
Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di
puskesmas se-kecamatan Johar Baru, yaitu :1.1.4.1 Pemberantasan
Penyakit TB Paru
TBC adalah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberkulosis dengan sumber penularan sputum
yang mengandung kuman TBC.
Kemajuan di bidang farmakologi memungkinkan beberapa macam obat
(untuk pengobatan TBC) dikombinasi dalam satu tablet dengan tidak
menganggu bio availability dari obat-obatan tersebut artinya OAT
kombipak telah disederhanakan menjadi OAT FDC yang akan membantu
dalam pelaksanaan DOTS. Indikator kinerja dalam P2TB adalah sebagai
berikut :1. Angka Penemuan Kasus (CDR/ Case Detection Rate)
= 85 %CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB
BTA positif pada penduduk suatu wilayah
=
2. Angka Konversi
= 90 %CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA
positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan
intensif diantara penderita TB paru yang diobati.
=
3. Angka Kesembuhan
= 90 %CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif
menjadi BTA negatif setelah pengobatan selesai
=
4. Error Rate
= < 5%Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang
menunjukkan persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh
laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK
atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara
mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama =
5. Insidence rate
= 65 %Insidence rateadalah jumlah seluruh kasus baru yang muncul
pada sebuah kasus dalam rentang waktu tertentu.Jumlah penyakit
baru= ------------------------------------ 100%Jumlah populasi
berisikoPencapaian pengobatan program P2TB Tahun 2014 adalah sbb
:
1. Angka Penemuan Kasus (CDR/ Case Detection Rate)
= 87 %
2. Angka Konversi
= 93 %
3. Angka Kesembuhan
= 63 %
4. Error Rate
= < 5 %Hasil penemuan penderita TB BTA (+) di wilayah
Kecamatan Johar Baru 87% (target 85%).Tabel 4.32 ANGKA PENEMUAN
PENDERITA (CDR) TBC
PER PUSKESMAS KELURAHAN DI KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2014
Puskesmas KelurahanPerkiraan BTA Pos (+)Penemuan Penderita BTA
Pos (+)CDR (%)
PKL Johar Baru I8337
PKL Johar Baru II8225
PKL Johar Baru III5240
PKL Kp. Rawa22100
PKL Tanah Tinggi22100
PKL Galur11100
Jumlah201890
Tabel 4.33 ANGKA KONVERSI PENDERITA TBC PER KELURAHAN DI
KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2014
PuskesmasPenemuan BTA Pos (+)Penemuan PenderitaAngka Konversi
(%)
PKC Johar Baru454293
PKL Johar Baru I33100
PKL Johar Baru II8788
PKL Johar Baru III2150
PKL Kp. Rawa33100
PKL Tanah Tinggi22100
PKL Galur44100
Jumlah676293
Dari 67 penderita yang menyelesaikan fase awal pengobatan yang
mengalami konversi 62 penderita (93% - target 90%), angka konversi
terendah di PKL Johar Baru III (50%).
Tabel 4.34 JUMLAH PENDERITA TBC DIOBATI BERDASARKAN KATEGORI
PENGOBATAN PER KELURAHAN DI KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2014
Puskesmas Jumlah Penderita Diobati
BTA (+)BTA (-)AnakJumlah
PKC Johar Baru4512663
PKL Johar Baru I3217
PKL Johar Baru II84113
PKL Johar Baru III2114
PKL Kp. Rawa3105
PKL Tanah Tinggi2002
Galur4308
Jumlah67239102
Case Notification Rate (CNR) di wilayah Kecamatan Johar Baru
adalah 83%.
Tabel 4.35 ANGKA KESEMBUHAN (CR) PENDERITA TBC PER KELURAHAN DI
KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2014
Puskesmas Penemuan BTA Pos (+)Penemuan Penderita Sembuh Cure
Rate (%)
PKC Johar Baru392666
PKL Johar Baru I11100
PKL Johar Baru II22100
PKL Johar Baru III5480
PKL Kp. Rawa2150
PKL Tanah Tinggi22100
PKL Galur11100
Jumlah 523873
Insidence rate
Jumlah penyakit baru 189 orang---------------------------------
k = ----------------------- x 100% = 0,0018Jumlah populasi berisiko
100.000 orangPenyebab masih rendahnya angka kesembuhan penderita TB
di puskesmas kecamtan Johar Baru dikarenakan :
1. Masih ada penderita TB yang tidak rutin meminum obat karena
berbagai alasan
2. Ada beberapa penderita TB mangkir yang tidak melakukan
pengobatan.
3. Kurangnya tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah
jika pasien tidak datang untuk mengambil obat.
4. Kurangnya tingkat pendidikan pasien/keluarga bagaimana pola
hidup sebagai penderita TB 1.1.4.2 Pemberantasan Penyakit
kusta.
Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium leprae, yang terutama menyerang saraf tepi, dan
seluruh organ tubuh kecuali ssp.Kegiatan progam pemberantasan
penyakit kusta meliputi penemuan kasus dini, diagnose dan
klasifikasi, pengobaran,pembinaan pengobatan, pencegahan cacat dan
perawatan dini, pencatatan dan pelaporan, penyuluhan kesehatan dan
penggerakan peran serta dan managamen holistik.
Jumlah penderita kusta di wilayah kecamatan Johar Baru tahun
2014 sebanyak 5 orang terdiri dari tiga perempuan dan dua laki
laki, dan seluruhnya adalah kasus baru. Keseluruh menderita MB
(multi Basiler). Target penemuan kasus kusta di adalah 1 : 10.000,
sedangkan di puskesmas johar baru 13,2%.IR( insiden rate) : jumlah
penyakit baru x k : 5 orang x 100% = 0,0037 % Jumlah populasi
berisiko 132.556 orang1.1.4.3 Pemberantasan Penyakit Diare
Penyakit diare masih merupakan penyaki potensial KLB, bila ada
bencana banjir atau air PAM mati dalam waktu relative lama.
Kunjungan penderita di unit-unit pelayanan kesehatanpun masih
tetap tinggi maka perlu pemantauan harian. Pelaporan mingguan (w2)
dalam rangka antisipasi terjadinya KLB. Tujuan progam P2 Diare
adalah menurukan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare
standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah
tangga.
Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan,5%. Tahun 2014
berdasarkan laporan STP & LB 1 Puskesmas jumlah kasus Diare di
Kecamatan Johar Baru 4.370 kasus
IR( insiden rate) : jumlah penyakit baru x k : 4.370 orang x
100% = 3,2 % Jumlah populasi berisiko 132.556 orang1.1.4.4
Pemberantasan ISPA/Pneumonia
ISPA atau infeksi Saluran Pernapasan Akut ini merupakan kasus
terbanyak kunjungan pasien ke puskesmas. Tujuan progam
pemberantasan penyaki ISPA adalah penemuan pneumonia pada balita
tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian peneumonia
balita. Indikator kinerja P2 ISPA adalah angka kesakitan pneumonia
balita