Top Banner
Prinsip-prinsip Konstruksi Dasar Politeknik purbaya 2007
25

Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Jun 19, 2015

Download

Documents

Ariesta charis

Prinsip-prinsip Konstruksi Dasar


Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Prinsip-prinsip Konstruksi Dasar

Politeknik purbaya2007

Page 2: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Konstruksi Dasar (1)

• Konstruksi dasar jig/fixture terdiri dari:– Landasan (Tool Body)– Drill Bushing– Set Block– Pengencang (Fastening Device)

Page 3: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Konstruksi Dasar (2)

Page 4: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Tool Body• Berfungsi sebagai landasan yang rigid untuk meletakkan

lokator, support, clamp, dan bagian lain yang dibutuhkan– Ukuran, bentuk, bahan, dan metoda perancangan tool

body tergantung dari benda kerja yang akan diproses– Ukuran dan bentuk tool body ditentukan oleh ukuran

benda kerja dan proses pemesinan yang akan dilakukan pada benda kerja

– Pemilihan bahan dan metoda tergantung pada biaya, kekakuan yang dibutuhkan, akurasi, umur tool yang diinginkan

• Tool body dapat dibuat dengan cara:– Casting; dicor– Welding; dilas– Built-up; dirakit

Page 5: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Untuk menghemat waktu dan biaya dapat digunakan material yang sudah memiliki bentuk yang diinginkan (preformed)

– Cast-bracket materials

Tool Body

– Structural steel sections

Page 6: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

– Precast tool bodies

Tool Body

Page 7: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Drill Bushing• Jenis bushing yang umum adalah:

– renewable bushing– press-fit bushing– liner bushing

• Renewable bushing dibagi dalam dua kelompok slip-renewable bushing untuk kondisi lebih dari satu operasi pada satu titik, dan fixed-renewable bushing untuk operasi tunggal.

Page 8: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Press-fit bushing dibuat dalam dua bentuk head atau headless– Untuk produksi terbatas

dan tidak memerlukan pergantian bushing

Drill Bushing

• Liner bushing dibuat dalam dua bentuk head atau headless dan di hardened untuk mengurangi keausan. Liner bushing dipasang ke jig plate dengan cara ditekan, berfungsi sebagai komponen perantara antara jig plate dan bushing

Page 9: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Bentuk bushing dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, antara lain:

– special purpose bushing,

– template bushing

– oil-groove bushing

– knurled and serrated bushing

– extended-range bushing

– carbide bushing

Drill Bushing

Special purpose bushing

Page 10: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Drill Bushing

Serrated and knurled bushings

Extended-range bushing

Oil-groove bushing

Special purpose bushing

Page 11: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Efektivitas bushing sangat ditentukan oleh pemasangannya.

• Karena itu tolernasi dan suaian antara bushing dan lubang menjadi faktor yang sangat penting

• Metoda-metoda pemasangan drill bushing:

Drill Bushing

Page 12: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Jig plate adalah bagian dari drill jig yang berfungsi memegang dan memposisikan bushing

• Karena adanya geram dan burr maka dibutuhkan clearence antara bushing dan benda kerja

• Patokan umum dimensi bushing adalah 1-2 kali diameter pahat, dengan clearence sebesar 1-1.5 kali diameter pahat

Drill Bushing

Page 13: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Clearence khusus untuk drill bushing

Drill Bushing

Page 14: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Set Block (1)

• Digunakan untuk setup posisi benda kerja dan pahat pada fixture

• Set block disebut juga setup gauge

Page 15: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Set Block (2)

Page 16: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Set Block (3)

Page 17: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Set Block (4)

Page 18: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Berfungsi untuk menyatukan berbagai bagian fixture/jig

• Terdiri dari baut, mur, pasak, dan pengencang lain dalam berbagai bentuk

• Baut

Pengencang (Fastening Devices)

Page 19: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Pengencang (Fastening Devices)

• Mur

Page 20: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Retaining Rings

Pengencang (Fastening Devices)

Page 21: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Pasak (Dowel)

Pengencang (Fastening Devices)

Page 22: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

• Jig pin

Pengencang (Fastening Devices)

Page 23: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Penentuan Lokasi Part

• Penulisan dimensi menentukan referensi lokasi benda kerja

Page 24: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Size Limits• Toleransi maksimum

Page 25: Prinsip-Prinsip Konstruksi Dasar

Size Limits• Toleransi maksimum