-
GAMBARAN PENDERITA ARITMIA YANG
MENGGUNAKAN PACEMAKER DI RUMAH SAKIT
BINAWALUYA CARDIAC CENTER TAHUN 2008-2009
Laporan Penelitian ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
SYAFIQ HASAN FUTHURI
105103003433
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2009 M
-
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Program Studi
Pendidikan
Dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi Pendidikan
Dokter,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima
sanksi yang berlaku di Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Oktober 2009
Syafiq Hasan Futhuri
-
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
GAMBARAN PENDERITA ARITMIA YANG MENGGUNAKAN
PACEMAKER DI RUMAH SAKIT BINAWALUYA CARDIAC CENTER
TAHUN 2008-2009
Telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim Pembimbing
skripsi
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 20 November 2009
dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK
Pembimbing Skripsi
-
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul Gambaran Penderita Aritmia Yang
Menggunakan Pacemaker di Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center
Tahun 2008-2009 yang diajukan oleh Syafiq Hasan Futhuri (NIM:
105103003433), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan pada 20 November 2009. Laporan penelitian ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 20 November 2009
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
dr. Erfira, Sp. M
Pembimbing Penguji
dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK dr. Francisca. A. Tj, MS, Sp.
GK
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof. Dr(hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And Dr. dr. Syarief Hasan
Lutfie, Sp.RM
-
iv
KATA PENGANTAR
سال م علیكم ورحمة ا هللا و بر كا تھلا
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan
hidayah−Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“Gambaran Penderita Aritmia yang Menggunakan Pacemaker di Rumah
Sakit
Binawaluya Cardiac Center Tahun 2008-2009”. Shalawat dan salam
juga
tercurah bagi junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad
SAW.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima
kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr.(hc).dr. M. K. Tadjudin, Sp And. selaku Dekan
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
2. Bapak Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp RM selaku Kepala
Program Studi
Pendidikan Dokter.
3. Ibu dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku dosen pembimbing
yang
telah memberikan waktu, arahan dalam membimbing peneliti
untuk
menyelesaikan riset ini.
4. Ibu dr. Francisca. A. Tj, MS, Sp. GK selaku dosen penguji
yang telah
memberi masukan dan koreksi atas makalah riset ini.
5. Bapak dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp. OT, terima kasih atas
segala
bantuannya.
6. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Dokter, yang telah
memberikan ilmu
yang sangat berguna khususnya bagi peneliti dan mahasiswa
Pendidikan
Dokter pada umumnya.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yaitu Abdul Aziz, S.Pd, Mat dan
Nur
Afifah, adik-adikku dan keluarga besar yang selalu mendoakan
secara
tulus dan memberikan dorongan baik moril maupun materil.
8. Arif Rahman, Bio Ismantri, Ana Raudah, Ides, Vira, Arum,
teman-teman
angkatan 2005 jurusan Pendidikan Dokter. Terima kasih
semuanya....
-
v
9. Dan seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan skripsi
ini.
Penyusun berdo’a semoga semua kebaikan yang telah kalian
berikan
mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir kiranya penyusun
berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca
umumnya.
و ا لسال م علیكم ورحمة ا هللا و بر كا تھ
Jakarta, 20 November 2009
Penulis
-
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Skripsi, 20 November 2009
Syafiq Hasan Futhuri, NIM : 105103003433
Gambaran Penderita Aritmia Yang Menggunakan Pacemaker Di
Rumah
Sakit Binawaluya Cardiac Center Tahun 2008-2009
xiii + 34 halaman, 5 tabel, 1 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang. Kematian mendadak yang berasal dari gangguan
irama jantung diperkirakan mencapai angka 50 % dari seluruh
kematian karena penyakit jantung. Gangguan irama jantung yang
terjadi berupa atrial fibrilasi, atrial flutter, blok jantung,
ventrikel fibrilasi, ventrikel takikardi serta gangguan irama
lainnya. Fibrilasi atrial (FA) paling sering dijumpai dalam praktek
sehari-hari dan menjadi penyebab seorang harus menjalani perawatan
di rumah sakit. Pemasangan pacemaker dimaksudkan untuk
menghilangkan gejala klinis gangguan irama jantung, seperti
pusing-pusing sampai sinkop, berdebar sampai meninggal mendadak
atau dekompensasi jantung.Metode. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross
sectional. Populasi pada penelitian ini adalah penderita aritmia
yang menggunakan pacemaker di rumah sakit Binawaluya Cardiac Center
Jakarta tahun 2008-2009 sebesar 41 orang. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui prevalensi dan karakteristik (umur, jenis
kelamin,CHF, CAD, hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas)
penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit
Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009. Hasil. Dari 41 penderita
aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit Binawaluya
Cardiac Center Jakarta tahun 2009 diperoleh sebagian besar
responden adalah laki-laki (75,6%), berusia lebih dari 60 tahun
sebesar 61%, 58,5% responden gangguan pembentukan impuls dan 41,5%
gangguan penghantaran impuls serta 100% menggunakan permanent
pacemaker. Terdapat beberapa responden yang disertai dengan
penyakit penyerta yaitu 9,8% Chronic Heart Failure, 14,6% Coronary
Artery Disease, 19,5% diabetes mellitus, serta 2,4% obesitas.
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan
agar responden dengan penyakit penyerta seperti hipertensi,
diabetes mellitus, obesitas sebaiknya mematuhi, menjalani dengan
baik tatalaksana yang telah diberikan olehdokter spesialis, dokter
umum yang merawat.
-
vii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PROGRAM STUDY MEDICAL EDUCATION
Undergraduated Thesis, October 2009
Syafiq Hasan Futhuri, NIM : 105103003433
Description of Arrhythmia Patients With Pacemaker in Binawaluya
Cardiac
Center Jakarta Hospital’s in 2008-2009
xiii + 34 pages, 5 tables, 1 figures
ABSTRACT
Background. Sudden death from a heart rhythm disorder is
estimated to reach number 50% of all deaths due to heart disease.
Heart rhythm disturbances that occurred in the form of atrial
fibrillation, atrial flutter, heart block, ventricular
fibrillation, ventricular tachycardia and other rhythm
disturbances. Atrial fibrillation (FA) the most often encountered
in daily practice and becomes the cause of a need to undergo
treatment in the hospital. Pacemaker installation is intended to
eliminate the clinical symptoms of heart rhythm disturbances, such
as dizziness to syncope, beating until dekompensasi died suddenly
or heart. Methods. This research is a quantitative study using
cross-sectional study design. Population in this study were
patients who use a pacemaker arrhythmias in the hospital Binawaluya
Cardiac Center Jakarta in 2008-2009 by 41 people. The purpose of
this research is to know the prevalence and characteristics (age,
sex, CHF, CAD, hypertension, diabetes mellitus, and obesity)
arrhythmia patients who use pacemaker Binawaluya Hospital's Cardiac
Center in 2008-2009. Results. Of the 41 patients with pacemaker
arrhythmias in Binawaluya Hospital Cardiac Center Jakarta in 2009
acquired most of the respondents were male (75.6%), aged more than
60 years of 61%, 58.5% the impulse conducts respondents of
disorders and impulse formation 41 , 5% and 100% using a permanent
pacemaker. There are some respondents who along with an
accompanying disease is 9.8% Chronic Heart Failure, 14.6% Coronary
Artery Disease, diabetes mellitus 19.5%, and 2.4% obese.
Conclusion. Based on these results it is suggested that respondents
with an accompanying diseases such as CHF, CAD, hypertension,
diabetes mellitus, obesity should be better comply, either through
a procedure that has been supplied by specialist doctors, general
practitioners who care.
-
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
...................................................................iPERNYATAAN
PERSETUJUAAN PEMBIMBING...........................................
iiPENGESAHAN PANITIA
UJIAN.......................................................................
iiiKATA PENGANTAR
..........................................................................................
ivABSTRAK..............................................................................................................viDAFTAR
ISI
.......................................................................................................
viiiDAFTAR TABEL
...................................................................................................xDAFTAR
GAMBAR.............................................................................................
xiDAFTAR SINGKATAN
......................................................................................
xiiBAB I PENDAHULUAN
....................................................................................
1
1.1. Latar Belakang
....................................................................................11.2.
Rumusan
Masalah................................................................................21.3.
Tujuan
.................................................................................................2
1.3.1. Tujuan
Umum.............................................................................21.3.2.
Tujuan Khusus
............................................................................3
1.4. Manfaat
Penelitian...............................................................................31.4.1.
Bagi Peneliti
...............................................................................31.4.2.
Bagi Perguruan tinggi
.................................................................31.4.3.
Bagi Masyarakat
.........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...........................................................................5
2.1. Definisi
Aritmia...................................................................................52.2.
Epidemiologi Aritmia
..........................................................................52.3.
Klasifikasi dan Penyebab Aritmia
........................................................6
2.3.1 Klasifikasi
Aritmia......................................................................62.3.2
Penyebab Aritmia
.......................................................................6
2.4. Faktor Risiko Aritmia
..........................................................................72.5.
Diagnosis............................................................................................
72.6.
Penatalaksanaan...................................................................................8
2.6.1. Anti
aritmia.................................................................................82.6.2
Kardioversi
..................................................................................92.6.3
Defibrilasi
....................................................................................92.6.4
Terapi Pacemaker
........................................................................9
2.7. Komplikasi Aritmia
...........................................................................122.8.
Prognosis Aritmia
..............................................................................122.9.
Kerangka
Konseptual.........................................................................132.10.
Batasan Operasional
........................................................................14
-
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
...........................................................17
3.1. Desain Penelitian
...............................................................................173.2.
Tempat dan Waktu Penelitian
............................................................173.3.
Sumber
Data......................................................................................173.4.
Populasi dan
Sampel..........................................................................173.5.
Kriteria Inklusi dan
Eksklusi..............................................................17
3.5.1 Kriteria
Inklusi...........................................................................173.5.2
Kriteria Eksklusi
........................................................................18
3.6. Besar Populasi
...................................................................................183.7.
Cara Kerja
.........................................................................................18
3.7.1 Pengumpulan Data
.....................................................................183.7.2
Pengolahan Data
........................................................................183.7.3
Penyajian Data
...........................................................................183.7.4
Analisa Data
..............................................................................183.7.5
Interpretasi
Data.........................................................................183.7.6
Pelaporan Hasil
..........................................................................18
BAB IV HASIL PENELITIAN Dan
PEMBAHASAN........................................19
4.1 Keterbatasan
penelitian.....................................................................194.2.1
Sebaran Karakteristik Demografi Responden
...................................194.2.2 Gambaran Penderita
Aritmia yang Menggunakan Pacemaker .........214.2.3 Gambaran
Pacemaker yang Digunakan Responden..........................224.2.4
Sebaran Penyakit yang Menyertai Aritmia
.......................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
.................................................................24
6.1 Kesimpulan
........................................................................................246.2
Saran
..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................26LAMPIRAN
.........................................................................................................29
-
x
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
Tabel 2.1 Komplikasi
Pacemaker...........................................................................10
Tabel 3.1 Klasifikasi IMT menurut DepKes RI
......................................................17
Tabel 4.1 Sebaran karakteristik demografi responden berdasarkan
jenis kelamin dan
usia..................................................................................................................
18
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi penderita aritmia yang
menggunakan pacemaker ...20
Tabel 4.4 Sebaran responden berdasarkan penyakit penyerta
aritmia .....................21
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka
Konseptual......................................................................
12
-
xii
DAFTAR SINGKATAN
AF : Atrial Fibrilasi
AV synchrony : Atrioventricular synchrony
BB : Berat Badan
Blok AV total : Blok Atrioventricular total
BMV : Ballon Mitral Valvuloplasty
BPV : Ballon Pulmonal Valvuloplasty
Dkk : Dan Kawan-Kawan
EKG : Elektrokardiografi
FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
IMA : Infark Miokard Akut
IMT : Indeks Massa Tubuh
IPD : Ilmu Penyakit Dalam
Kg : Kilogram
MA : Madrasah Aliyah
MTs : Madrasah Tsanawiyah
PPM : Permanent Pacemaker
PTCA : Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty
RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
RVOT : Right Ventricular Outflow Tract
SD : Sekolah Dasar
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
-
xiii
SSS : Sick Sinus Syndrome
TB : Tinggi Badan
TPM : Temporary Pacemaker
UIN : Universitas Islam Negeri
-
xiv
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangguan irama jantung adalah kelainan elektrofisiologi jantung
yang dapat
disebabkan oleh gangguan sistem konduksi jantung serta gangguan
pembentukan
dan/atau penghantaran impuls. 1,2
Kematian mendadak yang berasal dari gangguan irama jantung
diperkirakan
mencapai angka 50% dari seluruh kematian karena penyakit
jantung. Gangguan
irama jantung yang terjadi dapat berupa atrial fibrilasi, atrial
flutter, blok jantung,
ventrikel fibrilasi, ventrikel takikardi serta gangguan irama
lainnya.3
Atrial Fibrilasi (AF) merupakan aritmia yang paling sering
dijumpai dalam
praktek sehari-hari dan paling sering menjadi penyebab seorang
harus menjalani
perawatan di rumah sakit. Walaupun bukan merupakan keadaan yang
mengancam
jiwa secara langsung, tetapi AF berhubungan dengan peningkatan
angka morbiditas
dan mortalitas.4 Data di ruang perawatan koroner intensif RSCM
(2006),
menunjukkan, terdapat 6,7 % pasien mengalami atrial
fibrilasi.5
Pemasangan pacemaker dimaksudkan untuk menghilangkan gejala
klinis
gangguan irama jantung, seperti pusing-pusing sampai sinkop,
berdebar sampai
meninggal mendadak atau dekompensasi jantung.6
Pacemaker berkembang pesat sekali dalam waktu 20 tahun ini. Di
Indonesia
pada tahun 1972, pacemaker transvenous permanen pertama kali
ditanamkan oleh
Nurhay dkk pada seorang perempuan yang menderita sick sinus
syndrome (SSS).
Kemudian pada tahun yang sama di Surabaya ditanamkan pacemaker
memakai
elektroda epikardial pada seorang anak. Setelah itu semakin
banyak penggunaan
-
2
pacemaker permanen pada pasien di Indonesia. Pada bulan Januari
1984, Santoso
dkk memasang pacemaker fisiologis yang pertama di
Indonesia.6
Kematian mendadak pada penderita aritmia masih cukup tinggi,
dan
penggunaan pacemaker pada penderita aritmia cukup efektif untuk
menghilangkan
gejala-gejala yang timbul, saat ini mengenai pemakaian pacemaker
di Indonesia
belum banyak. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
prevalensi penderita aritmia
yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit Binawaluya Cardiac
Center tahun
2008-2009.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat
dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Berapa prevalensi penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker di Rumah
Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009?
2. Bagaimana karakteristik penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker di
Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009?
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan umum
1. Mengetahui gambaran penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker di
Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009.
-
3
1.3. 2. Tujuan khusus
1. Diketahuinya prevalensi penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker di
Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009.
2. Diketahuinya karakteristik penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker
berdasarkan usia, jenis kelamin, serta jenis penyakit yang
menyertai aritmia di
Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat bagi Peneliti
1. Menambah keterampilan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian.
2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama
menjalani pendidikan
di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah (FKIK UIN Syahid).
1.4.2 Manfaat bagi Perguruan Tinggi
1. Mewujudkan tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan
fungsi dan tugas
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.
2. Mewujudkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
sebagai universitas
riset dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan
staf pengajar
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah.
4. Mendapatkan data awal tentang prevalensi dan karakteristik
penderita aritmia
yang menggunakan pacemaker di rumah sakit Binawaluya Cardiac
Center
tahun 2008-2009 yang dapat digunakan dalam penelitian
selanjutnya.
-
4
1.4.3 Manfaat bagi masyarakat
1 Memberikan gambaran mengenai prevalensi dan karakteristik
penderita aritmia
yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit Binawaluya Cardiac
Center
tahun 2008-2009.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Aritmia
Aritmia atau gangguan irama jantung adalah kelainan
elektrofisiologi jantung
yang dapat disebabkan oleh gangguan sistem konduksi jantung
serta gangguan
pembentukan dan/atau penghantaran impuls.3
2.2 Epidemiologi Aritmia
Sejak 40 hingga 50 tahun lalu, penyakit kardiovaskuler masih
tetap merupakan
penyebab kematian yang cukup banyak pada negara-negara
berkembang. Gangguan
irama jantung dapat mengenai siapa saja di dunia tanpa
membedakan suku atau ras.
Kematian mendadak yang berasal dari gangguan irama jantung
diperkirakan mencapai
angka 50 % dari seluruh kematian karena penyakit jantung.
Gangguan irama jantung
dapat berupa atrial fibrilasi, atrial flutter, blok jantung,
ventrikel fibrilasi, ventrikel
takikardi serta gangguan irama lainnya.1 Gangguan irama jantung
yang paling sering
ditemukan adalah atrial fibrilasi. Atrial flutter sendiri lebih
jarang ditemukan
dibandingkan dengan atrial fibrilasi. Sejumlah pasien yang
datang ke rumah sakit
dengan diagnosa takikardi supraventrikuler menunjukkan atrial
fibrilasi sebanyak
77% dan 10 % atrial flutter.7
Studi epidemiologik jangka panjang menunjukkan bahwa pria
mempunyai
resiko gangguan irama ventrikel 2 – 4 kali lipat dibandingkan
dengan wanita.8 Data
epidemiologi dari New England Medical Journal (2001) menyebutkan
bahwa
kelainan struktur arteri koroner merupakan penyebab 80% gangguan
irama jantung
yang dapat berakhir dengan kematian mendadak.1 Data Framingham
(2002)
menunjukkan angka kejadian gangguan irama jantung akan meningkat
dengan
pertambahan usia. Diperkirakan, populasi geriatri (lansia) akan
mencapai 11,39 % di
-
6
Indonesia atau 28 juta orang di Indonesia pada tahun 2020. Makin
bertambah usia,
persentase kejadian akan meningkat yaitu 70 % pada usia 65-85
tahun dan 84% diatas
85 tahun.5
2.3 Klasifikasi dan Penyebab
2.3.1 Klasifikasi
Pada umumnya gangguan irama jantung dibagi menjadi 2 golongan
besar, yaitu :3, 9
1). Gangguan pembentukan impuls.
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus menyebabkan gangguan
irama
jantung berupa sinus takikardi dan sinus bradikardi.
b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia atrial)
menyebabkan
gangguan irama jantung berupa atrial ekstrasistol, atrial
takikardi, atrial
flutter, dan atrial fibrilasi.
c. Pembentukan impuls di ventrikel menyebabkan gangguan irama
jantung
berupa ventrikel ekstrasistol, ventrikel takikardi, ventrikel
fibrilasi.
2). Gangguan penghantaran impuls yaitu blok atrioventrikuler
derajat 1, blok
atrioventrikuler derajat 2 dan blok atrioventrikuler derajat
3
2.3.2 Penyebab
Penyebab dari gangguan irama jantung adalah sebagai berikut
:3
1. Gangguan sirkulasi koroner misalnya aterosklerosis koroner,
spasme arteri
koroner, iskemi miokard, infark miokard.
2. Peradangan jantung.
3. Gagal Jantung.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau
hipokalemia).
5. Intoksikasi obat misalnya digitalis, obat-obat anti
aritmia.
-
7
6. Lain-lain, misalnya gangguan pengaturan susunan saraf
autonom, gangguan
psikoneurotik dan susunan saraf pusat, gangguan endokrin,
kardiomiopati dan
penyakit degenerasi.
2.4 Faktor Risiko Aritmia 10
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
aritmia adalah sebagai
berikut:
1. Umur.
2. Genetik.
3. Penyakit arteri koroner.
4. Tekanan darah tinggi.
5. Obesitas.
6. Diabetes.
7. Lain-lain, seperti kelainan tiroid, obstructive sleep apnea,
ketidakseimbangan
elektrolit, serta konsumsi alkohol.
2.5 Diagnosis 11
Dalam menegakkan diagnosis aritmia diperlukan pemeriksaan
penunjang seperti:
a. Pemeriksaan elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium,
kalsium dan
magnesium dapat menyebabkan gangguan irama jantung.
b. Rontgen dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup.
c. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan
konduksi.
Menyatakan tipe/sumber gangguan irama jantung dan efek
ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
-
8
d. Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan
untuk
menentukan dimana gangguan irama jantung timbul. Juga dapat
digunakan
untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
e. Scan pencitraan miokard : Dapat menunjukkan area
iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau
mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
f. lain-lain, misalnya pemeriksaan obat, pemeriksaan tiroid,
laju sedimentasi.
2.6 Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, terapi gangguan aritmia bertujuan untuk :9,
12
a) Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control)
b) Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control)
c) Mencegah terbentuknya bekuan darah.
2.6.1 Anti Aritmia
Menurut Vaughan-Williams, antiaritmia diklasifikasikan menjadi 4
klas, yaitu
1. Kelas I : Anti aritmia yang mengakibatkan perpanjangan
potensial aksi seperti
kinidin, prokainamid, disopiramid, propafenon
2. Klas II : Anti aritmia yang memblokir pengaruh katekolamin
terhadap
pembentukan rangsang dan hantaran impuls, serta menghambat
reseptor b,
termasuk b blocker : propanolol
3. Klas III: Anti aritmia yang meninggikan fase repolarisasi
misalnya amiodaron
dan sotalol
4. Klas IV: Anti aritmia yang bersifat kardiodepresan, melalui
hambatan
pemasukan ion Ca lambat (antagonis Ca) misalnya verapamil,
gallopamil, dan
diltiazem
-
9
Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena beberapa
di antaranya justru
memperburuk gangguan irama jantung. Evaluasi terhadap
efektivitas obat dapat
dikerjakan melalui pemeriksaan EKG (pemeriksaan listrik
jantung).3, 13
2.6.2 Kardioversi
Kardioversi merupakan tindakan pemakaian arus listrik untuk
menghentikan
gangguan irama jantung yang memiliki kompleks QRS. Kardioversi
biasanya
merupakan prosedur elektif. Pasien biasanya dalam keadaan sadar
dan dapat diminta
persetujuannya.9
2.6.3 Defibrilasi
Defibrilasi adalah kardioversi asinkronis yang digunakan pada
keadaan gawat darurat.
Defibrilasi akan mendepolarisasi secara lengkap semua sel
miokard sekaligus,
sehingga memungkinkan nodus sinus memperoleh kembali fungsinya
sebagai
pacemaker.9, 12
2.6.4 Terapi Pacemaker
Pacemaker adalah alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus
listrik berulang ke
otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung. Pacemaker
biasanya digunakan bila
pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan gangguan
hantaran yang
mengakibatkan kegagalan curah jantung.9, 12
2.6.4.1 Jenis Pacemaker
Terdapat 2 macam pacemaker, yaitu temporary pacemaker (TPM), dan
permanent
pacemaker (PPM).
a)Temporary pacemaker
Temporary pacemaker digunakan untuk mengatasi gangguan yang
biasanya
berlangsung tidak lama. Temporary pacemaker ini dapat dibiarkan
terpasang untuk
-
10
waktu kurang dari 30 hari. Setelah itu elektrodanya harus
diangkat dan kalau perlu
diganti dengan elektroda yang lebih permanen.
Pada keadaan akut yang belum pasti biasanya dipasang TPM dulu,
sedang
pada keadaan tertentu yang sudah pasti, langsung dipasang PPM.
Temporary
pacemaker dapat juga dipasang tidak untuk langsung dipakai,
melainkan hanya untuk
persiapan kalau-kalau ternyata diperlukan (profilaksis).
Pemasangan pacemaker dimaksudkan untuk menghilangkan gejala
klinis
gangguan irama jantung, seperti pusing-pusing sampai sinkop,
berdebar sampai
meninggal mendadak atau dekompensasi jantung. Temporary
pacemaker dipakai juga
untuk operasi jantung, tindakan-tindakan jantung (keteterisasi,
PTCA dan lain-lain),
waktu penggantian generator pacu jantung, dan lain-lain.14
b). Permanent Pacemaker
Permanent Pacemaker (PPM) adalah suatu sirkuit dimana sebuah
generator
mengeluarkan arus listrik yang mengalir ke otot jantung
(miokard) melalui sebuah
kabel (wire) penghantar untuk merangsang jantung berdenyut, dan
selanjutnya
kembali ke generator (sirkuit berakhir). Permanent Pacemaker
umumnya
diindikasikan pada kelainan irama jantung yang lambat
(bradikardia), baik oleh
karena kelainan pembentukan impuls misalnya sindrom sinus sakit
(SSS), atrial
fibrilasi, maupun kelainan hantaran impuls (misalnya blok
atrioventrikuler total).
Permanent Pacemaker akan mengembalikan sistem pemacuan jantung
ke keadaan
fisiologis sehingga dapat meningkatkan curah jantung dan
memperbaiki sirkulasi otak
dan organ tubuh lainnya. Hasil akhirnya adalah menghilangkan
keluhan pasien yang
mengalami bradikardia, seperti mudah lelah, sinkop, dan sesak
nafas.
Secara terinci indikasi pemasangan PPM menurut pedoman bersama
dari
American College Cardiology, American Heart Association, dan
North American
-
11
Society of Pacing and Electrophysiology, terutama untuk indikasi
kelas 1, adalah
sebagai berikut:15
1. Blok atrioventrikel didapat.
2. Pemacuan pada blok bifasikular dan trifasikular kronis.
3. Pemacuan pada blok AV pada infark miokard akut (IMA).
4. Pemacuan pada disfungsi nodus sinus (Sinus Node
Dysfunction).
5. Pencegahan dan terminasi dengan pemacuan (Indikasi kelas II
a).
6. Pemacuan pada sinkop neurogenik dan sindrom sinus karotis
hipersensitif.
7. Pemacuan pada anak dan orang dewasa dengan penyakit jantung
bawaan.
8. Pemacuan pada keadaan khusus (spesifik).
- Pemacuan pada kardiomiopati obstruktif hipertrofi.
- Pemacuan pada kardiomiopati dilatasi.
- Pemacuan pasca transplantasi jantung.
2.6.4.2 Komplikasi Pacemaker
Pasien yang menggunakan implan pacemaker pada umumnya dimonitor
di
rumah sakit selama sehari untuk mengantipasi komplikasi yang
terjadi. Bermacam-
macam komplikasi yang terjadi yang dihubungkan dengan penggunaan
pacemaker
dalam tabel 2.1. 27
Tabel 2.1 Komplikasi Pacemaker
Akut Subakut atau kronik
Pneumothoraks Oklusi vena
Hemothorak Infeksi Emboli udara Alergi pacemakerPerforasi dan
tamponade jantung
Sindrom twiddler’s
Diseksi sinus koroner Sindrom pacemakerPerforasi vena koroner
Aritmia yang di mediasi pacemaker
o Takikardia yang di mediasi pacemaker
-
12
o Runaway pacemaker
Kantung hematoma Lead failureTrombosis vena Malfungsi
pacemakerDislokasi lead Interferensi
ElektromagnetikInfeksi(sepsis)Loose setcrewsStimulasi diafragma
(Sumber: Vijayaraman, 2004)
2.7 Komplikasi Aritmia
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya gangguan irama
jantung
adalah sinkop (pingsan), hipo atau hipertensi, sesak napas, dan
lain-lain. Namun
komplikasi yang paling buruk adalah mati mendadak dan
terbentuknya trombo-emboli
yang dapat menyebabkan stroke dan gangguan pada pembuluh darah
lainnya.16
2.8 Prognosis Aritmia
Ventrikel takikardi/fibrilasi merupakan penyebab kematian
mendadak
terbanyak. Adanya gejala-gejala awal dan fraksi ejeksi
ventrikel, mungkin,
merupakan penentu prognosis terpenting. Pingsan akibat ventrikel
takikardi biasanya
memiliki prognosis yang buruk. Atrial takikardi juga memiliki
prognosis yang buruk.
Mortalitas saat masuk rumah sakit ketika gangguan iramanya baru
terdeteksi terjadi
antara 30 – 60 %.17
-
13
2.9 Kerangka Konseptual
Obat-obatan Pacemaker
Tipe aritmia
Kardioversi Defibrilasi
TPM PPM
Karakteristik demografi penderita aritmia:
o Usiao Jenis Kelamin
Penyakit penyerta aritmia:
o CHFo CADo Hipertensio Diabetes Melitus o Obesitas
-
14
Keterangan:
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
2.10 Definisi Operasional 18-22
1. Usia. Berdasarkan tanggal lahir yang terdapat dalam rekam
medis.
2. Sebaran usia responden. Menurut Sumiati Ahmad Mohamad usia
diklasifikasikan
menjadi: masa bayi : 0-1 tahun, masa pra sekolah: 1-6 tahun,
masa sekolah: 6-10
tahun, masa pubertas: 10-20 tahun, masa dewasa: 20-40 tahun,
masa setengah
umur: 40-60 tahun, dan masa lanjut usia: 60 tahun keatas.22
3. Chronic Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan
patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuan hanya ada
kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal.18 Pada penelitian
ini, CHF
ditentukan berdasarkan diagnosis dokter yang merawat.
4. Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit yang progresif
dan pada
perjalanan penyakitnya, sering terjadi perubahan secara
tiba-tiba dari keadaan
stabil menjadi keadaan akut yang dikenal sebagai Sindrom Koroner
Akut (SKA)
berupa angina pektoris tidak stabil, infark miokard tanpa
gelombang Q dan infark
miokard dengan gelombang Q.19 Pada penelitian ini, CAD
ditentukan berdasarkan
diagnosis dokter yang merawat.
-
15
5. Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah
diatas normal akibat
gangguan autoregulasi pembuluh darah.19 Pada penelitian ini,
hipertensi
ditentukan berdasarkan diagnosis dokter yang merawat.
6. Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai
lesi pada membran
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Pada
penelitian ini, yang
dimaksud adalah diabetes mellitus tipe 2 yang biasanya
disebabkan kegagalan
relatif sel beta dan resistensi insulin.20 Penentuan diabetes
mellitus tipe 2 pada
penelitian ini berdasarkan diagnosis dokter yang merawat.
7. Obesitas adalah penyakit gizi lebih yang berhubungan dengan
kelebihan energi di
dalam tubuh.21 Pada penelitian ini, obesitas ditentukan
berdasarkan indeks masa
tubuh (IMT). Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung
dengan rumus
berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT =
-------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Obesitas menurut Depkes yaitu IMT ≥ 27
-
16
Tabel 3.1 Klasifikasi IMT menurut Departemen Kesehatan RI
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
(Sumber : Depkes RI, 2000)
8. Prevalensi. Jumlah keseluruhan orang yang sakit yang
menggambarkan kondisi
tertentu yang menimpa sekelompok penduduk tertentu pada titik
waktu tertentu,
atau pada periode waktu tertentu, tanpa melihat kapan penyakit
itu mulai dibagi
dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko tertimpa penyakit
pada titik
waktu tertentu atau periode waktu tertentu. 26
Rumus prevalensi yaitu:
Jumlah kasus lama + Jumlah kasus baru pada saat itu X 100% =
Jumlah kasus secara keseluruhan
-
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui
prevalensi dan
karakteristik penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di
Rumah Sakit
Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009 dengan desain
penelitian studi cross-
sectional.
3.2. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center
Kampung
Rambutan pada bulan September sampai Oktober tahun 2009.
3.3. Sumber Data
Data yang dipakai adalah data sekunder yang didapat dari rekam
medis penderita
aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit Binawaluya
Cardiac Center.
3.4. Populasi dan sampel
1. Populasi penelitian
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua penderita
aritmia di Rumah
Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun 2008-2009.
2. Sampel penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah data rekam medis yang memenuhi
kriteria
inklusi dan eksklusi.
3.5. Kriteria inklusi dan eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi
Penderita aritmia di Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center tahun
2008-2009.
-
18
3.5.2. Kriteria Eksklusi
Penderita aritmia yang rekam medisnya tidak lengkap.
3.6. Besar Populasi
Besar populasi pada penelitian ini adalah semua penderita
aritmia yang menggunakan
pacemaker.
3.7. Cara kerja
3.7.1. Pengumpulan Data
Data dicari dengan melihat rekam medis penderita aritmia yang
menggunakan
pacemaker.
3.7.2. Pengolahan Data
Data dimasukkan ke dalam komputer melalui data entry pada
program SPSS versi
10.0 untuk windows yang kemudian diverifikasi.
3.7.3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi, teks, dan
tabel.
3.7.4. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi,
prevalensi.
3.7.5. Interpretasi Data
Data diinterpretasikan secara deskriptif.
3.7.6. Pelaporan Hasil
Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan penelitian
yang dipresentasikan
di hadapan staf pengajar program studi pendidikan dokter FKIK
UIN.
-
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN Dan PEMBAHASAN
4.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat beberapa
keterbatasan yang
dimiliki, diantaranya :
1.Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, hanya
menggambarkan
satu variabel dan tidak mencari hubungan antar variabel.
2.Terdapatnya rekam medis yang tidak lengkap, sehingga data yang
diperoleh
untuk beberapa variabel tidak menggambarkan secara
keseluruhan.
3.Dibutuhkan sampel yang lebih besar dari penelitian ini untuk
mendapatkan hasil
penelitian dengan data yang lebih representative dan hasil lebih
valid.
4.2.1 Sebaran Karakteristik Demografi Responden
Sebaran usia responden menurut Sumiati Ahmad Mohamad yaitu masa
bayi : 0-
1 tahun, masa pra sekolah: 1-6 tahun, masa sekolah: 6-10 tahun,
masa pubertas: 10-20
tahun, masa dewasa: 20-40 tahun, masa setengah umur: 40-60
tahun, dan masa lanjut
usia: 60 tahun keatas.22 Tetapi dalam penelitian ini, masa bayi,
masa pra sekolah dan
masa sekolah dikategorikan kedalam masa pubertas dan masa dewasa
dikategorikan
kedalam masa setengah umur.
Sebaran jenis kelamin responden dibagi menjadi dua yaitu
laki-laki dan
perempuan.
Tabel 4.1
Sebaran karakteristik demografi responden berdasarkan jenis
kelamin dan usia
Karakteristik
demografi
Jumlah Persen (%)
-
20
Jenis kelamin:
Laki-laki
Perempuan
31 75,6
10 24,4
Kelompok usia
60 25 61,0
Berdasarkan tabel 4.1, sebaran karakteristik demografi responden
berdasarkan jenis
kelamin didapatkan bahwa jumlah laki-laki (75,6%) lebih banyak
dari pada
perempuan (24,4%) dari total penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker.
Hal ini sesuai dengan keadaan di rumah sakit Binawaluya Cardiac
Center dimana
mayoritas penderita aritmia secara umum adalah laki-laki atau 82
dari 137 responden
(62%). Laki-laki mempunyai risiko lebih besar menderita gangguan
irama jantung
daripada perempuan. Dari penelitian sebelumnya diperoleh data
bahwa pria
mempunyai risiko gangguan irama ventrikel 2 – 4 kali lipat
dibandingkan dengan
wanita.8 Hal ini terkait dengan hormon estrogen sebagai sumber
proteksi terhadap
pembuluh darah pada wanita, kecuali setelah menopause.23 Setelah
menopause risiko
aritmia sama antara laki-laki dan perempuan.
Sedangkan berdasarkan usia didapatkan usia termuda responden
yaitu 1,5
tahun dan usia tertua yaitu 86 tahun. Pada penelitian ini, umur
dikategorikan menjadi
< 20 tahun, 21-59 tahun dan >60 tahun maka didapatkanlah
hasil 4,9% responden <
20 tahun, 34,1% responden 21-59 tahun dan 61% responden >60
tahun. Berdasarkan
data tersebut terlihat bahwa banyak penderita aritmia yang
menggunakan pacemaker
yang berumur lebih dari 60 tahun. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya,
-
21
pemasangan pacu jantung dapat dilakukan pada semua kelompok
umur, namun
disebutkan bahwa penggunaannnya lebih sering pada pasien-pasien
tua dimana
diperkirakan 70-80% dari seluruh pemasangan pacu jantung
terdapat pada usia 65
tahun atau lebih.19 Proporsi kelompok umur responden >60
tahun pada penelitian ini
lebih rendah jika dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
Zulkhairi (2002) yaitu
70%-80%.
4.2.2 Gambaran Penderita Aritmia yang Menggunakan Pacemaker
Dalam penelitian ini, distribusi frekuensi penderita aritmia
yang menggunakan
pacemaker di rumah sakit Binawaluya Cardiac Center Jakarta
dibagi menjadi 2, yaitu
gangguan pembentukan impuls dan gangguan penghantaran impuls.3,
9
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi penderita aritmia yang menggunakan
pacemaker
Tipe Aritmia Jumlah Persen (%)
Gangguan pembentukan impuls
Atrial Fibrilasi 9 22
Atrial flutter 4 9,8
Long QT syndrome 1 2,4
VES frequent dengan Long QT 1 2,4
SSS 9 22
Total 24 58,5
Gangguan penghantaran impuls
Blok AV derajat 1 1 2,4
Blok AV derajat 2 4 9,8
Blok AV total 12 29,3
Total 17 41,5
-
22
Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh 58,5% gangguan pembentukan
impuls dan
41,5% gangguan penghantaran impuls. Gangguan pembentukan impuls
lebih banyak
dari pada gangguan penghantaran impuls. Belum ada penelitian
sebelumnya tentang
penderita aritmia yang menggunakan pacemaker berdasarkan
klasifikasi diatas.
Prevalensi penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di rumah
sakit
Binawaluya Cardiac Center Jakarta 41 per 137 penderita
aritmia.
4.2.3 Gambaran Pacemaker yang Digunakan Responden
Dalam penelitian ini, pacemaker yang di gunakan responden
dikelompokkan menjadi dua yaitu temporary pacemaker (TPM) dan
permanent
pacemaker (PPM).9, 12 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
data bahwa semua
responden memakai PPM(100%).
Pada penelitian ini semua responden menggunakan permanent
pacemaker
berdasarkan kelainan yang diderita oleh responden berupa
gangguan sistem konduksi
jantung misalnya pada penelitian ini kelainan yang paling
tersering adalah blok AV
total (29,3%). Belum ada penelitian sebelumnya tentang
prevalensi blok AV total. Hal
ini sesuai dengan pernyataan zulkhairi (2002) bahwa sulit
menemukan tulisan yang
menyebutkan angka insidensi maupun prevalensi blok AV total.
4.2.4 Sebaran Penyakit yang Menyertai Aritmia
Berdasarkan hasil penelitian, sebaran penyakit penyerta aritmia
responden
tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini.
-
23
Tabel 4.4
Sebaran responden berdasarkan penyakit penyerta aritmia
Penyakit Penyerta Aritmia Jumlah Persen (%)
Chronic Heart Failure (CHF) 4 9,8
Coronary Artery Disease (CAD) 6 14,6
Hipertensi 1 2,4
Diabetes Mellitus tipe 2 8 19,5
Obesitas 1 2,4
Tabel 4.4 diatas menunjukkan terdapat 9,8% CHF, 14,6% CAD; 2,4%
hipertensi,
19,5% diabetes mellitus tipe 2, dan 2,4% obesitas sebagai
penyakit penyerta aritmia
responden.
Pada penelitian ini, aritmia pada responden dapat ditatalaksana
menggunakan
pacemaker dengan perbaikan klinis. Tetapi adanya penyakit
penyerta mengakibatkan
responden harus mendapatkan tatalaksana terhadap penyakit
penyerta tersebut. Selain
itu, responden juga harus kontrol dan menjalani pemeriksaan
lebih lanjut sesuai
dengan penyakit yang menyertai aritmia.
-
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit
Binawaluya
Cardiac Center Jakarta tahun 2009 adalah laki-laki (75,6%).
2. Penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit
Binawaluya
Cardiac Center Jakarta tahun 2009 berusia lebih dari 60 tahun
(61%).
3. Dari 41 penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah
Sakit
Binawaluya Cardiac Center Jakarta tahun 2009 diperoleh 58,5%
responden
gangguan pembentukan impuls dan 41,5% gangguan penghantaran
impuls.
4. Penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah Sakit
Binawaluya
tahun 2008-2009 sebanyak 41 per 137 penderita aritmia atau
(29,9%).
5. Dari 41 penderita aritmia yang menggunakan pacemaker di Rumah
Sakit
Binawaluya Cardiac Center Jakarta tahun 2009 diperoleh beberapa
prevalensi
penyakit yang menyertai aritmia yaitu 9,8% CHF, 14,6% CAD, 19,5%
diabetes
mellitus tipe 2, dan 2,4% obesitas.
5.2 Saran
1. Bagi responden dengan penyakit penyerta seperti CHF, CAD,
hipertensi,
diabetes mellitus tipe 2 dan obesitas sebaiknya mematuhi,
menjalani dengan
baik tatalaksana yang telah diberikan oleh dokter spesialis,
dokter umum yang
merawat.
-
25
2. Bagi dokter spesialis jantung dan dokter umum serta para
perawat yang ikut
merawat pasien, sebaiknya diagnosis dalam rekam medis ditulis
dengan
lengkap.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang
berhubungan dengan penderita aritmia yang menggunakan pacemaker
untuk
mengetahui lebih lanjut apakah faktor-faktor tersebut mempunyai
korelasi
dengan penderita aritmia yang menggunakan pacemaker.
-
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Sipatuhar MA. Aritmia/Disritmia.
http://www.keperawatanadil.com/2007/11/askep/aritmiadisritmia.html
2007.
diakses pada hari: senin, 5 Oktober 2009.
2. Zimmerman F.H. Diagnostic Criteria, Clinical
Electrocardiography Review and
Study Guide. 2nd Edition. New York : McGraw Hill; 2004 :
p.1-8.
3. Huikuri HV, Castellanos A, and Myerbug RJ. Sudden Death Due
to Cardiac
Arrhythmias.
http://www.content.nejm.org/cgi/content/full/345/20/1473.htm
2007.diakses pada hari: senin, 5 Oktober 2009.
4. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. Jilid III:
hal 1522
5. Evy. Gangguan Irama Jantung Picu Stroke.
http://www.64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0707/27/095136.htm 2007.
diakses pada
hari: senin, 5 Oktober 2009.
6. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.Jilid III:
hal 1542
7. Rosenthal L. Atrial Fibrillation.
http://www.emedicine.com/med/topic184.htm
2007. diakses pada hari: senin, 5 Oktober 2009.
8. Uniadi Y.. Kematian Mendadak Tidak Hanya dialami Pria.
Available
http://www.id.inaheart.or.id-p40.htm. 2008. diakses pada hari:
senin, 5 Oktober
2009.
9. Stead LG, Stead SM, Kaufman MS. Emergency Medicine Clerkship.
Singapore :
McGraw Hill; 2003 : p.12-17.
http://www.keperawatanadil.com/2007/11/askep/aritmiadisritmia.html
2007http://www.content.nejm.org/cgi/content/full/345/20/1473.htmhttp://www.64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0707/27/095136.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic184.htmhttp://www.id.inaheart.or.id-p40.htm/http://www.keperawatanadilhttp://www.content.nejm.org/cgi/content/full/345/20/1473.htmhttp://www.64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0707/27/095136.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic184.htmhttp://www.id.inaheart.or.id
-
27
10. The heart's electrical system: Working and not. American
Heart Association.
http://americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=34. diakses
pada hari: senin, 5
Oktober 2009.
11. Heart rhythm disorders. Heart Rhythm Society.
http://www.hrsonline.org/PatientInfo/HeartRhythmDisorders/index.cfm.
2007.
diakses pada hari: senin, 5 Oktober 2009.
12. Abdurrahman N, Trisnohadi H.B. Klasifikasi, Etiologi, dan
Genesis Aritmia.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-3. Jilid I. Jakarta :
Persatuan Ahli
Penyakit Dalam Indonesia. 2004 ; p.1001 – 1014.
13. Muchtar A. dan Suyatna F.D.. Obat Antiaritmia. Edisi 4.
Jakarta : Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004 ; p.
290-292, 296.
14. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.Jilid III:
hal 1544
15. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.Jilid III:
hal 1553-57
16. Lucas M.M. Sudden Cardiac Death pada Atlet.
http://www.kalbe.co.id/mn/news&tipe/detail&detail-18787.htm
2007.diakses
pada hari: senin, 5 Oktober 2009.
17. Boster B.. Aritmia / Palpitasi.
http://www.totalkesehatananda.com/aritmia1.html
2008. diakses pada hari: senin, 5 Oktober 2009.
18. Soemastro, Atik S, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.
Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI. 2001. hal 434
http://www.hrsonline.org/PatientInfo/HeartRhythmDisorders/index.cfm.
2007http://www.kalbe.co.id/mn/news&tipe/detail&detail-18787.htmhttp://www.totalkesehatananda.com/aritmia1.htmlhttp://americanheart.org/presenter.jhthttp://www.hrsonline.org/PatientInfo/HeartRhythmDisorders/inhttp://www.kalbe.co.id/mn/news&tipe/detail&detailhttp://www.totalkesehatananda.com/aritmia1.html
-
28
19. Theroux P, Fuster V. Acute Coronary Syndrome. Circulation.
1998. hal 1195-
1206
20. Soemastro, Atik S, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.
Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI. 2001. hal 580
21. Supariasa, I Dewa Nyoman; Bakri, Bachyar; Fajar, Ibnu.
Penilaian status gizi.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.hal 60-61
22. Mutiara, Erna. Karakteristik Penduduk Lanjut Usia di
propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990. halaman 2.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-
erna%20mutiara.pdf. 2009 diakses pada hari: senin, 5 Oktober
2009.
23. Sylvia A. Price. Patofisiologi. Edisi 6. vol.1. EGC.
Jakarta. 2006
24. Hampton J.R.. ECG Made Easy. New York : Churchill
Livingstone. 2004 ; p. 29-
30.
25. Zulkhairi, Haris Hasan.Majalah Kedokteran Indonesia Desember
2002;12.
http://www.jantunghipertensi.com, diakses pada hari: Rabu, 12
November 2009.
26. Nurbeti, Maftuhah. Angka Kematian, Prevalensi, dan Estimasi
Kejadian Penyakit
Lainnya.
http://www.kesehatanmasyarakat.com/2009/10/angka-kematian-
prevalensi-dan-estimasi.html. 2009. diakses pada hari: Rabu, 12
November 2009.
27. Fuster, Valentin dkk. The Hurts. Edisi 11. McGraw-Hill. 2004
halaman 918-921
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-erna
mutiara.pdfhttp://www.jantunghipertensi.com/http://www.kesehatanmasyarakat.com/2009/10/angka-kematian-prevalensi-dan-estimasi.htmlhttp://www.kesehatanmasyarakat.com/2009/10/angka-kematian-prevalensi-dan-estimasi.htmlhttp://library.usu.ac.id/download/fkm/fhttp://www.jantunghipertensi.comhttp://www.kesehatanmasyarakat.com/2009/10/angka
-
29
LAMPIRAN
1. Output SPSS
Frequencies
Statistics
Diagnosis kerja 2 Pacemaker
NValid 41 41
Missing 0 0
Frequency Table
Diagnosis kerja 2
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid
Blok AV derajat 2 dg bradikardia simptomatik 6 14.6 14.6
14.6
Blok AV total 18 43.9 43.9 58.5
Fibrilasi Atrial/takiaritmia 1 2.4 2.4 61.0
Flutter Atrial 4 9.8 9.8 70.7
SSS 10 24.4 24.4 95.1
Takikardia Ventrikel dg Long QT 1 2.4 2.4 97.6
VES frequent dg long QT 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pacemaker
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PPM 41 100.0 100.0 100.0
-
30
Frequencies
Statisticsjenis kelamin
NValid 41
Missing 0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
laki-laki 31 75.6 75.6 75.6
perempuan 10 24.4 24.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Frequencies
Statisticschronic heart failure
NValid 41
Missing 0
Chronic Heart Failure
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
ya 4 9.8 9.8 9.8
tidak 37 90.2 90.2 100.0
Total 41 100.0 100.0
-
31
Frequencies
Statisticscoronary artery disease
NValid 41
Missing 0
Coronary Artery Disease
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
ya 6 14.6 14.6 14.6
tidak 35 85.4 85.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Frequencies
Statisticshipertensi
NValid 41
Missing 0
Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
ya 1 2.4 2.4 2.4
tidak 40 97.6 97.6 100.0
Total 41 100.0 100.0
-
32
Frequencies
Statisticsdiabetes mellitus
NValid 41
Missing 0
Diabetes Mellitus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
ya 8 19.5 19.5 19.5
tidak 33 80.5 80.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
Frequencies
Statisticsobesitas
NValid 41
Missing 0
Obesitas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
ya 1 2.4 2.4 2.4
tidak 40 97.6 97.6 100.0
Total 41 100.0 100.0
-
33
Frequencies
Statisticstipe aritmia
NValid 41
Missing 0
Tipe Aritmia
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid
gangguang pembentukan impuls 17 41.5 41.5 41.5
gangguan penghantaran impuls 24 58.5 58.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
Frequencies
Statisticskelompok usia
NValid 41
Missing 0
Kelompok Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
< 20 tahun 2 4.9 4.9 4.9
21-59 tahun 14 34.1 34.1 39.0
60 tahun 25 61.0 61.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
-
34
RIWAYAT HIDUP
Nama : Syafiq Hasan Futhuri
Tempat/Tgl Lahir : Pati, 29 Mei 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Ds. Mojolawaran Rt 06 Rw 02, Kecamatan Gabus,
Kabupaten
Pati, Jawa Tengah 59173
Riwayat Pendidikan:
1. TK Dharma Wanita Pati (1991-1993)
2. SD Negeri Kuryokalangan 01 Pati (1993-1999)
3. MTs Raudlatul ‘Ulum Pati (1999-2002)
4. MA Raudlatul ‘Ulum Pati (2002-2005)
5. S-1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2005-2010)
SAMPUL dan HALAMAN JUDULDAFTAR ISIBAB 1BAB IIBAB IIIBAB IVBAB V
Kesimpulan dan SaranDAFTAR PUSTAKAlampiran