Top Banner
2009 ANNUAL REPORT Laporan Tahunan PREVAILING OVER CHALLENGES Mengatasi Tantangan Demi Tantangan
81

PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

May 02, 2019

Download

Documents

duongdieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

2009 ANNUAL REPORTLaporan Tahunan

PREVAILING OVER CHALLENGES

Mengatasi Tantangan Demi Tantangan

Page 2: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

2 - 3

IKHTISAR KEUANGAN

FINANCIAL HIGHLIGHT

17 - 20

PERISTIWA PENTING 20 09

20 09 EVENTS HIGHLIGHT

23 - 25

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

REPORT FROM THE BOARD OF COMMISS IONERS

44 - 62

ANALIS IS & PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALYSIS & MANAGEMENT DISCUSSION

38 - 40

PROFIL DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISS IONERS’ PROFILE

63 - 76

TATA KELOLA PERUSAHAAN

CORPORATE GOVERNANCE

77

PERNYATAAN MANAJEMEN

STATEMENT OF THE COMPANY’S MANAGEMENT

78

LAPORAN KEUANGAN

FINANCIAL STATEMENT

DAFTAR ISI CONTENTS

26 - 37

LAPORAN DIREKSI

REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

21 - 22

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

FOREWORD FROM PRESIDENT COMMISS IONER

1

PRAKATA

PREFACE

4 - 16

PROFIL PERSEROAN

COMPANY PROFILE

41 - 43

PROFIL DIREKSI

BOARD OF DIRECTORS’ PROFILE

Page 3: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Mengatasi tantangan deMi tantangan

PReVaiLing OVeR CHaLLenges

Tahun 2009 telah berhasil dilampaui dengan

beberapa keberhasilan. 4 tahun sudah upaya dan

usaha membangun sistem pembiayaan untuk sektor

perumahan berjalan sejak Pemerintah mendirikan

Perseroan di tahun 2005.

Langkah demi langkah telah dilakukan, tantangan

demi tantangan telah dilampaui dan bibit-bibit yang

ditebarkan telah mulai dapat dipanen.

Pada tahun-tahun sebelumnya, baru dibahas

mengenai teori dan konsep dari sistem yang akan

dikembangkan, maka hal itu tidak lagi di tahun 2009.

Beberapa teori dan konsep yang sebelumnya

dianggap abstrak kini dapat dipersembahkan dalam

bentuk nyata.

Sekuritisasi aset KPR yang merupakan salah satu

konsep pengembangan sistem pembiayaan sektor

perumahan berhasil dilaksanakan.

Hal ini tentunya membuka kesempatan bagi sektor

ekonomi lainnya untuk memanfaatkan pola transaksi

sekuritisasi tersebut dalam melakukan sekuritiasi aset-

aset lainnya.

Tidak dapat disangkal, bahwa ini merupakan prestasi

seluruh pemangku kepentingan dari sektor riil, sektor

keuangan dan Pemerintah.

Kalau di negara-negara lainnya perlu waktu lebih dari

10 tahun untuk dapat melaksanakan sekuritisasi, kita

dapat melaksanakannya sebelum tahun ke-5 dari

pendirian perusahaan.

Tidak hanya sekuritisasi, konsep l iquidity facility

untuk portofolio KPR, juga sudah dapat berjalan

dengan diterbitkannya obligasi Perseroan yang

telah dijual kepada investor di pasar modal dan

kemudian dananya disalurkan ke sektor perumahan

melalui lembaga penyalur KPR dalam bentuk produk

mortgage refinancing.

Berhasilnya penerapan konsep-konsep sistem

pembiayaan sektor perumahan akan mempercepat

tumbuhnya sektor perumahan dan secara makro

akan menggerakkan perekonomian nasional.

Inisiasi transaksi di tahun 2009, sangat diharapkan

akan membentuk putaran transaksi yang memberikan

efek bola salju kepada tumbuhnya perekonomian

melalui pertumbuhan sektor perumahan.

Keberhasilan yang dicapai di tahun 2009 bukan

semata-mata usaha setahun semata, tetapi

merupakan hasil dari rangkaian usaha dan jerih

payah bertahun-tahun sebelumnya.

Keberhasilan di tahun 2009 ini dapat kita tulis

dengan tinta emas sebagai catatan historis dan

lompatan awal menuju pengembangan sistem

pembiayaan sektor perumahan yang berorientasi

pasar yang berkesinambungan.

The year 2009, a year highlighted with distinct

milestones, marked four years of continual trials and

efforts in the development of the housing finance

system since the Government established the

company in 2005.

Steps have been taken, challenges after challenges

have been overcome, and seeds that had been

planted started to yield results.

Earlier years were filled with seemingly endless

discussions on theories and concepts of how to develop

the system, but this was not the case for 2009.

These theories and concepts were no longer thought

to be abstract, but as concrete ideas.

A successful example was the realization of Mortgage

Backed Securities, which was one of the earlier concepts

for the development of housing finance system.

This, in turn, helped to open opportunities for other

economic sectors to use the same formation in

securitizing further assets.

Quite unexpectedly, this achievement was due to the

successful collaboration of all stake holders from the

real sector, financial sector, and the government.

It normally takes other countries more than ten (10) years

to carry out securitization, but we accomplished it in

less than five (5) years since the start of the company.

Besides Securitization, the liquidity facility concept for

mortgage portfolio was able to be implemented by the

issuance of Company’s bonds. These bonds were sold to

the capital market investors, and the collected fund was

then distributed to the housing sector through mortgage

lenders in a form of mortgage refinancing products.

The successful implementation of the housing finance

system should surely strengthen the housing sector

and boost the national macro economic growth.

The initial transaction in 2009 would shape the

cycle of future transactions, which would in turn

exponentially create economic growth through the

growing housing sector.

The milestones achieved in 2009 were by no means

the result of only one year’s work. Indeed, they were

the products of the continuous efforts and endless

hard work from earlier years.

These notable and significant successes would

ultimately serve as a giant step towards the

development of a housing financing system that is

sustainable and serves the common good.

1LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 4: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

ikhtisar keuangan FinanCiaL highLight

Penjelasan Description 2009 2008 2007 2006 2005*

ASETASSETS

1.927.471 1.268.212 1.188.150 1.123.148 1.029.802

Aset Lancar Current Assets

886.161 673.117 827.754 1.002.721 1.027.739

Pinjaman yang Diberikan Loan

937.271 533.639 339.000 100.000 -

Aset Tidak Lancar Non-current Assets

104.039 61.456 21.396 20.427 2.062

KEWAJIBANLIABILITIES

575.889 10.078 7.277 7.373 2.538

Kewajiban Lancar Current Liabilities

22.415 6.991 5.251 6.110 2.538

Obligasi Bonds

549.376 - - - -

Kewajiban Tidak Lancar Non-current Liabilities

4.098 3.088 2.026 1.264 -

EKUITASEQUITY

1.351.582 1.258.134 1.180.873 1.115.775 1.027.264

Modal Disetor Paid-up Capital

1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Laba Ditahan Retained Earnings

351.582 258.134 180.873 115.775 27.264

PENDAPATANINCOME

125.081 102.182 85.979 104.280 31.981

BEBAN DAN PAJAKEXPENSE AND TAX

(31633) (24.921) (20.881) (15.769) (4.717)

LABA BERSIHNET INCOME

93.449 77.260 65.098 88.511 27.264

Rasio KeuanganFinancial Ratio

Primary Market Financing to Capital 1,44 0,53 0,31 0,10 -

Net Profit Margin 74,71% 75,61% 75,71% 84,88% 85,25%

ROE 6,91% 6,14% 5,51% 7,93% 2,65%

Pembayaran PajakTax Payment

Pembayaran per TahunAnnual Payment

26.507 21.715 11.090 26.554 7.725

Pembayaran KomulatipCummulative Payment

93.591 67.084 45.369 34.279 7.725

*5 1/4 bulan

*5 1/4 month

Dalam jutaan Rupiah, kecuali rasio

In million Rupiah, except ratios

2

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 5: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

ASETASSETS

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

2005

1.029.802

2006

1.123.148

2007 2008 2009

1.188.1501.268.212

1.927.471

2005 2006

88.511

2007 2008 2009

27.264

65.098

77.260

93.449

2005

7.725

2006

26.554

2007 2008 2009

11.090

21.715

26.507

2005 2006

0,10

2007 2008 2009

0,31

0,53

1,44

PRIMARY MARKET FINANCING TO CAPITAL RATIO

LABA BERSIHNET INCOME

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

PEMBAYARAN PAJAK PER TAHUN ANNUAL PAYMENT

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

3LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 6: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

PrOFiL PerserOan COMPanY PrOFiLe

4

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 7: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)

Bapindo Plaza, Menara Mandiri, Lantai 10

Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55

Jakarta 12190, Indonesia

Telepon: (+62 21) 5267331

Faksimil: (+62 21) 5267287

e-mail: [email protected]

Homepage: www.smf-indonesia.co.id

Tanggal didirikan: 22 Juli 2005

Jenis Usaha: Pembiayaan Sekunder Perumahan

Status Perusahaan: Perseroan

Modal Dasar: Rp 4.000.000.000.000

Modal Disetor: Rp 1.000.000.000.000

Jumlah Saham: 1.000.000 lembar

>TENTANG SMF ABOUT SMF

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)

Bapindo Plaza, Mandiri Tower, 10th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55

Jakarta 12190, Indonesia

Telephone: (+62 21) 5267331

Facsimile: (+62 21) 5267287

e-mail: [email protected]

Homepage: www.smf-indonesia.co.id

Date of Establishment: 22 July 2005

Type of Business: Secondary Mortgage Financing

Status: Limited Liability Company

Capital Stock: Rp 4,000,000,000,000

Paid up Capital: Rp 1,000,000,000,000

Number of Shares: 1,000,000 lembar

5LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 8: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Menjadi entitas mandiri dengan tujuan

setiap keluarga dapat memiliki rumah

yang layak.

To become an independent and trusted

business entity that is dedicated to

enabling every family to own a home.

>VISI VISION

Membangun & mengembangkan pasar

pembiayaan sekunder perumahan, yang

dapat meningkatkan tersedianya sumber

dana jangka menengah/panjang untuk

sektor perumahan, yang memungkinkan

kepemilikan rumah menjadi terjangkau

bagi setiap keluarga Indonesia.

To promote and develop secondary

mortgage market that will increase

medium and long term funds availability

in the housing sector, which will provide

affordability of home owning for the

Indonesian family.

>MISI MISSION

6

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 9: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

>FALSAFAH COMPANY PHILOSOPHY

BERSIH

Manajemen dan karyawan bekerja dengan akal sehat

dan itikad baik dalam kerangka kerja yang digariskan

oleh Anggaran Dasar Perseroan, peraturan-peraturan

pemerintah dan petunjuk pemegang saham, satunya

kata dengan perbuatan dan tidak menghalalkan

segala cara dalam mencapai tujuan.

TRANSPARAN

Tidak ada rahasia dalam kebijakan, anggaran

dan rencana kerja Perseroan, dan tidak ada dusta

di antara pemegang saham, direksi, komisaris,

dan pegawai.

SEHAT

Perseroan akan memelihara dengan baik dan benar

tanpa ada rekayasa rasio-rasio keuangan yang

telah ditetapkan.

ETOS KERJA

Komitmen manajemen dan karyawan Perseroan

adalah:

• Menjaga nama baik Perseroan;

• Menjaga rahasia Perseroan;

• Menjaga dan menggunakan harta / kekayaan

Perseroan dengan jujur, baik dan benar;

• Melakukan pencatatan dan / atau pembukuan

data perusahaan serta penyusunan laporan

keuangan dengan jujur, baik dan benar;

• Menghindarkan diri dari konflik kepentingan pribadi

dengan Perseroan;

• Tidak menyalahgunakan posisi / kedudukan di

Perseroan untuk kepentingan pribadi;

• Tidak memberikan isyarat untuk meminta dan / atau

menerima suap, imbalan, dan cindera mata;

• Tidak menggunakan dan / atau membawa dan

menyimpan obat terlarang atau sesuatu yang

memabukkan di dalam dan di luar Perseroan;

• Tidak merugikan keuangan Perseroan seperti

menggelapkan harta / kekayaan Perusahaan.

CLEAN

For the Management and employees to conduct

work soundly and ethically as set forth by the

Company’s Articles of Association, government

regulations and shareholders’ directives, consistent

both verbally and physically and upholding legitimacy

in achieving all objectives.

TRANSPARENT

To have complete disclosure in Company’s Policy,

Budget and Working Plan, and to have absolute

trust between the shareholders, board of directors,

board of commissioners, and employees.

SOUND

For the Company to conduct and retain all business

honorably without any monetary manipulation.

WORKING ETHICS

For the management and employees of the Company

to commit to:

• Uphold the Company’s reputation;

• Protect the Company’s confidentialities;

• Maintain and use the Company’s assets/properties

openly and appropriately;

• Administer and record the Company’s data, as well

as the financial report transparently and properly;

• Avoid personal conflict of interest with

the Company;

• Not misuse the position/function in the Company

for personal interest;

• Not signal any request and/or acceptance of

bribery, compensation, and souvenirs;

• Not use and/or bring or keep forbidden

drugs or alcoholic beverages within or outside

the Company areas;

• Not inflict any losses to the Company by

manipulating the Company’s assets/properties.

7LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 10: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

>RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN

HISTORICAL BACKGROUND

Membeli rumah akan melibatkan jumlah uang

yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) dengan masa angsuran yang

cukup panjang. Bagi perbankan, sumber dana yang

tersedia untuk membiayai KPR umumnya berjangka

pendek (tabungan, giro, deposito, dan sebagian dari

obligasi), sehingga menimbulkan maturity mismatch

(kesenjangan jangka waktu).

Masalah maturity mismatch ini, dialami hampir

oleh semua negara berkembang dan masing-

masing mencari solusi yang cocok dengan

kondisi negaranya.

Sejak tahun 1983, proses diskusi intensif tentang

pendirian lembaga pembiayaan sekunder perumahan

telah dilaksanakan diantara para pemangku

kepentingan industri pembiayaan perumahan.

Kemudian, dilanjutkan dengan serangkaian studi

kelayakan yang dipelopori oleh Pemerintah dalam hal

ini Departemen Keuangan, antara tahun 1993 hingga

semester pertama tahun 2005.

Melalui suatu rangkaian studi yang dilakukan sejak

tahun 1993 oleh kelompok kerja yang dibentuk

oleh Departemen Keuangan dan dibantu oleh

konsultan asing yang dibiayai oleh USAID melalui

Municipal Finance Project, maka pada tahun

1998, terbit Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. 132/KMK.014/1998, yang membuka

peluang berdirinya lembaga pembiayaan sekunder

perumahan. Lembaga ini belum sempat berdiri karena

pada saat itu belum ada investor yang berminat.

Pemerintah tetap memberikan komitmennya terhadap

pembentukan lembaga tersebut dengan membentuk

kelompok kerja baru. Akhirnya, berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 5/2005, tanggal 7

Februari 2005, tentang Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia serta Peraturan Presiden Republik

Indonesia No. 19/2005, tanggal 7 Februari 2005,

tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan, akte

Notaris Imas Fatimah, SH, No. 59 yang telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal

30 Agustus 2005 No. 69 Tambahan No. 9263 maka

didirikanlah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

pada 22 Juli 2005. Penyesuaian Anggaran Dasar

dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas dilakukan pada 13 Agustus 2008

dengan akte No. 114 Notaris Sutjipto, SH, persetujuan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan tertanggal

Purchasing a house involves a considerable amount

of money, which is why the availability of mortgage

loans with a reasonable long-term period is required.

For banking institutions, available fund resources for

mortgage financing are generally short-term (saving

account, account receivables, time deposit, and partly

from bonds), which results in maturity mismatch.

The problem of maturity mismatch is experienced

in nearly all the developing countries, and each

country seeks for an appropriate solution that fits with

the local condition.

In 1983, rigorous discussions began among stakeholders

of the mortgage industry over the establishment of

secondary mortgage institution. This was subsequently

followed by a series of feasibility studies pioneered by

the Government, through the Department of Finance,

between 1993 to the first semester of 2005.

Through one particular series of studies carried out since

1993 by a working group established by the Ministry of

Finance and assisted by foreign consultants who were

sponsored by USAID in a Municipal Finance Project,

the Minister of Finance Decree No. 132/KMK. 014/1998

was issued eventually in 1998 and opened the way to

the establishment of a secondary mortgage institution.

Incidentally, there was no interest from investors at that

time, and thus, the idea was brought to a halt Nevertheless,

the Government continued in their commitment to the

establishment of the institution by establishing a new

working group. Finally, based on Government Regulation

of the Republic of Indonesia No. 5/2005, dated February 7,

2005 concerning Capital Participation of the Government

of Republic of Indonesia, and Presidential Regulation No.

19/2005, dated February 7, 2005 concerning Secondary

Mortgage Facilities, PT Sarana Multigriya Finansial

(Persero) (“SMF”) was established on July 22, 2005 by

means of Imas Fatimah Notarial Deed No. 59 and was

duly published in the State Gazette of the Republic of

Indonesia No. 69 dated August 30, 2005, Attachment

number 9263. Adjustment of the Company’s Articles of

Association pursuant to Act No. 4 0 year 2007 on Limited

Liability Company was rendered on August 13, 2008 by

the act of Notarial Deed Sutjipto, SH No. 114, followed by

the approval from the Minister of Law and Human Rights

of the Republic of Indonesia, based on Decision Letter

8

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 11: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

5 Desember 2008 No. AHU-94053.AH.01.02 Tahun 2008

dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia tertanggal 3 Juli 2009 No. 53 Tambahan

No. 17294.

Pada 26 Januari 2008, diterbitkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia No. 1/2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden No. 19/2005 tentang Pembiayaan

Sekunder Perumahan.

No. AHU 94053.AH.01.02 Year 2008, dated December

5, 2008 and announced in State Gazette of theRepublic of

Indonesia dated July 3, 2009 No. 53 Addendum No. 17294.

On January 26, 2008, Presidential Regulation of the

Republic of Indonesia No. 1/ 2008 on Alteration of the

Presidential Regulation No. 19/ 2005 on Secondary

Mortgage Facilities was issued.

>KEGIATAN POKOK PERSEROAN

MAIN ACTIVITIES

Perseroan ditugasi oleh Pemerintah untuk

mengupayakan tercapainya azas keterjangkauan

agar setiap anggota masyarakat memiliki rumah

yang layak. Keterjangkaun saat ini belum terwujud

karena tingginya harga rumah dan tingginya tingkat

bunga KPR. Kegiatan Perseroan, sesuai maksud dan

tujuan pendiriannya, berkaitan dengan tingginya

tingkat bunga KPR. Untuk itu Perseroan, sejak awal

pendiriannya, berperan sebagai fasilitator untuk

mengalirkan dana ke sektor pembiayaan perumahan

melalui berbagai jenis lembaga penyalur KPR.

Percepatan aliran dana ini dengan volume yang

semakin besar, akan membentuk mekanisme pasar

dan mekansime pasar yang semakin efisien secara

bertahap akan mendorong turunnya tingkat bunga

KPR sehingga terjangkau.

Kegiatan mengalirkan dana ini dilakukan dengan cara

menyediakan fasilitas pinjaman dengan sumber dana

dari penerbitan obligasi yang hanya dapat dilakukan

sampai dengan tahun 2018 serta memfasilitasi

transaksi sekuritisasi. Kedua model transaksi inilah yang

menjadi kegiatan pokok Perseroan. Dengan demikian,

kegiatan penyaluran pinjaman secara bertahap akan

berhenti dan secara bertahap pula Perseroan akan

lebih berperan sebagai guarantor. Pergeseran peran

dari l iquidity facility menjadi guarantor akan terjadi

melalui suatu proses evolusi.

The Company has been assigned by the Government

to undertake the establishment of the affordability

principle; so all citizens can own a home. Presently,

affordability is not a reality due to the high housing

price as well as the high rate of mortgage interest.

The Company’s activities, pursuant to the objectives

and goals of its establishment, are concerned with

the significant high rate of mortgage interest. For this

purpose, since its founding, the Company has been

taking the role of facilitator in moving funds to the home

financing sector through various types of mortgage

lenders. The faster flow of funds in bigger volume will

shape the market mechanism and progressively make

it become more efficient, which in turn will drive and

lower mortgage interest to an affordable level.

This flow of fund is conducted by providing loan facility

through funding raised from bond issuance, which is

valid until 2018, as well as facilitating securitization

transaction. These two forms of transaction are the core

activities of the Company. With this, loan-channeling

activities will eventually be terminated and the

Company will gradually take the role of a guarantor.

This role switch from liquidity facilitator into guarantor

will take place through an evolution process.

9LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 12: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

>PENCATATAN EFEK SECURITIES REGISTRAR

Dalam melaksanakan kegiatan pokok Perseroan

sebagaimana di atas, Perseroan telah melakukan

penerbitan obligasi untuk membiayai fasilitas

pinjaman dan memfasilitasi transaksi sekuritisasi

tagihan KPR BTN dengan penerbitan Efek Beragun

Aset (EBA) yang keduanya dicatatkan di Bursa Efek

Indonesia sebagai berikut:

• Obligasi SMF I tahun 2009 (SMFP01) diterbitkan pada

10 Juli 2009 dan l isting di Bursa Efek Indonesia pada

13 Juli 2009. Peringkat SMFP01 adalah AA(idn) dari PT

Fitch Ratings Indonesia, dengan total emisi sebesar

Rp 300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah)

dan berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh)

Hari Kalender sejak tanggal diterbitkan, dengan

bunga tetap sebesar 10,125%. Bunga obligasi

dibayarkan setiap triwulan takwim.

• Obligasi SMF II tahun 2009 (SMFP02) diterbitkan

pada 29 Desember 2009 dan l isting di Bursa Efek

Indonesia pada 30 Desember 2009. Peringkat SMFP02

adalah AA(idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia,

dengan total emisi sebesar Rp 251.000.000.000,-

(dua ratus lima puluh satu miliar Rupiah) dan

berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) Hari

Kalender sejak tanggal diterbitkan, dengan bunga

tetap sebesar 9,50%. Bunga obligasi dibayarkan

setiap triwulan takwim.

• Efek Beragun Aset (EBA) KPR-BTN I 2009

kelas A diterbitkan pada 11 Februari 2009

dan l isting di Bursa Efek Indonesia pada

12 Februari 2009. Sebagai penerbit adalah

KIK-DSMF-I yang dibentuk berdasarkan

Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sesuai

ketentuan BAPEPAM dan LK IX K.1, dimana proses

pelaksanaan transaksinya dikoordinir oleh Perseroan.

EBA kelas A yang mendapatkan peringkat

Aaa.id dari Moody’s Indonesia, tingkat bunga

13,00% per tahun, dengan total emisi sebesar

Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah).

• Efek Beragun Aset (EBA) KPR-BTN II 2009 kelas A

diterbitkan pada 10 November 2009 dan l isting

di Bursa Efek Indonesia pada 11 November 2009.

Sebagai penerbit adalah KIK-DSMF-II yang

dibentuk berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif

Efek Beragun Aset sesuai ketentuan BAPEPAM

dan LK IX K.1, dimana proses pelaksanaan

transaksinya dikoordinir oleh Perseroan. EBA kelas A

yang mendapatkan peringkat Aaa.id dari

PT Pemeringkat Efek Indonesia, tingkat bunga

11,00% per tahun, dengan total emisi sebesar

Rp 360.000.000.000,- (tiga ratus enam puluh

miliar Rupiah).

In carrying out the main activities of the Company,

theCompany has issued some bond financing loan

facility, as well as facilitated securitization transaction

of KPR BTN receivables with the issuance of Asset

Backed Securities, which were listed at the Indonesian

Stock Exchange as follows:

• SMF I Year 2009 (SMFP 01) bond was issued on July

10, 2009 and listed in the Indonesian Stock Exchange

on July 13, 2009.The SMFP 01 was rated by PT Fitch

Ratings Indonesia AA (idn), with a total emission of

Rp300,000,000,000(three hundred billion Rupiah),

which matures in 370 (three hundred seventy)

Calendar Days, with a fixed interest rate of 10.125%.

The coupon is paid quarterly.

• SMF II Year 2009 (SMFP 02) Bond was issued

onDecember 29,2009 and listed in the Indonesian

Stock Exchange on December 30, 2009. The SMFP

0 2 rating from PT Fitch Ratings Indonesia was AA

(idn), with a total emission of Rp251,000,000,000(two

hundred fifty billion Rupiah), with maturity in 370 (three

hundred seventy) Calendar Days, with a fixed interest

rate of 10.125%. The coupon is paid quarterly.

• Asset Back Securities of KPR-BTN I 2009 A Class

was issued on February 11, 2009 and listed in the

Indonesian Stock Exchange on February 12, 2009.

Issuer of the securities has KIK-DSMF-I that was

established in the framework of Asset Back Securities

Collective Investment Contractual Agreement,

based on BAPEPAM regulation No. LK IX K.1, in

where the execution process was coordinated

by the Company. EBA A Class obtained Aaa.id

rating from Moody’s Indonesia, offering interest

rate of 13.00% per annum, with a total emission of

Rp100,000,000,000 (one hundred billion Rupiah).

• Asset Back Securities of KPR-BTN II 2009 A Class

was issued on November 10,2009 and listed at

the Indonesian Stock Exchange on November

11,2009. Issuer of the securities has KIK-DSMF-

II that was established in the framework of Asset

Back Securities Collective Investment Contractual

Agreement, based on BAPEPAM regulation No.

LK IX K.1, in where the execution process was

coordinated by the Company. EBA A Class

obtained Aaa.id rating from PT Pemeringkat Efek

Indonesia, offering interest rate of 11.00% per

annum, with a total emission of Rp360,000,000,000

(three hundred sixty bill ion Rupiah).

10

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 13: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

>LEMBAGA PEMERINGKAT & PROFESI PENUNJANG

RATING AGENCY & SUPPORTING INSTITUTIONS

Dalam penawaran umum penerbitan obligasi di

tahun 2009, Perseroan menggunakan jasa Lembaga

dan Profesi Penunjang Pasar Modal sebagai berikut:

In the public offering for bonds issuance, the Company

engaged services from the following Capital Market

Supporting Professions and Institutions:

Nama PerusahaanCompany’s Name

AlamatAddress

Bidang UsahaLine of Business

Riza, Wahono & Rekan (Clarkson Hyde International)

Jl. Anggrek Rosalina III Blok H / 24, Slipi, Jakarta Barat

Akuntan Publik Public Accountant

Warens & Partners Law Firm Jl. Sisingamangaraja No. 63, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Konsultan Hukum Law Consultant

PT Bank Permata Tbk PermataBank Tower I, Lantai 14, Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta Selatan

Wali Amanat Board of Trustee

Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jl. Panglima Polim V / 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Notaris Notary

PT Fitch Ratings Indonesia Plaza DM 24 / Fl, Suite 2406, Jl. Jend. Sudirman Kav. 25, Jakarta 12920

Lembaga Pemeringkat Rating Agency

11LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 14: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

DIREKTUR UTAMAPRESIDENT DIRECTOR

KOMITE AUDITAUDIT COMMITTEE

AUDIT INTERNALINTERNAL AUDIT

SEKRETARIS PERUSAHAAN

CORPORATE SECRETARY

DIREKTURDIRECTOR

DIREKTURDIRECTOR

KOMITE COMMITTEE:- MANAJEMEN RISIKO

RISK MANAGEMENT

- AKTIVA & KEWAJIBAN ASSET & LIABILITY

- PENGEMBANGAN BISNIS BUSINESS DEVELOPMENT

- KREDIT CREDIT

DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS

>STRUKTUR ORGANISASI

ORGANIZATIONAL STRUCTURE

STRUKTUR ORGANISASI PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO):

ORGANIzATIONAL STRUCTURE OF PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO):

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

GMS

BISNISBUSINESS

MANAJEMEN RISIKORISK MANAGEMENT

RISET & PENGEMBANGAN

RESEARCH & DEVELOPMENT

KEPATUHANCOMPLIANCE

KEUANGAN & AKUNTING

FINANCE & ACCOUNTING

TEKNOLOGI INFORMASI

INFORMATION TECHNOLOGY

SUMBER DAYA MANUSIAHUMAN RESOURCES

Keterangan Description:

Garis Supervisi Supervision Line

Garis Koordinasi Coordination Line

12

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 15: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

>BIDANG USAHA LINE OF BUSINESS

Lembaga Penyalur KPRMortgage Lenders

InvestorInvestors

Mengurangi maturity mismatchImproving maturity mismatch

Alternatif produk investasiAlternative investment product

Meningkatkan kemampuan mengelola posisi aset dan kewajibanEnhancing assets and liabilities management

Merupakan instrumen investasi yang dapat diperdagangkanMarketable investment product

Ketersediaan dana jangka menengah / panjang secara berkesinambunganEnsuring sustainable medium/long-term source of funds

Instrumen investasi yang berkualitas dan memiliki risiko yang rendahGuaranteed investment product

Lembaga Pembiayaan yang khusus bergerak di

bidang Pembiayaan Sekunder Perumahan.

KEGIATAN UTAMA

• Penyaluran Pinjaman

Perseroan menyalurkan pinjaman kepada lembaga

penyalur KPR yang membutuhkan likuiditas,

sebagai pengganti (refinance) atas portofolio

KPR yang telah disalurkan terlebih dahulu oleh

lembaga tersebut, dengan jaminan hak tagih KPR

dan recourse. Perseroan menyediakan dana untuk

memfasilitasi pinjaman dengan menerbitkan surat

utang dan atau obligasi.

• Program Sekuritisasi

Bagi lembaga penyalur KPR yang ingin memperbaiki

struktur permodalannya, Perseroan menyediakan

model transaksi sekuritisasi. Transaksi sekuritisasi

ini dilakukan dengan cara mengkonversi aset

berupa hak tagih KPR yang tidak likuid, menjadi

surat berharga (Efek) yang likuid sehingga dapat

diperdagangkan di pasar modal. Efek tersebut,

yang tergolong sebagai surat utang*) disebut Efek

Beragun Aset KPR (EBA) atau Mortgage-Backed

Securities (MBS).

Manfaat transaksi sekuritisasi bagi lembaga

penyalur KPR dan investor:

KEGIATAN PENDUKUNG

• Pendidikan dan pelatihan kepada personil lembaga

penyalur KPR.

• Menyediakan pedoman standar dokumen KPR

sebagai rujukan bagi lembaga penyalur KPR

dalam melakukan proses pengelolaan KPR yang

baik dan benar.

• Sosialisasi dan komunikasi publik, untuk membangun

awareness atas peran dan program Perseroan

serta pasar pembiayaan sekunder perumahan

secara umum.

A Financial Institution that operates exclusively in the

Secondary Mortgage Financing.

MAIN ACTIvITIES

• Lending Program

The Company disburses loans to mortgage lenders

in need of liquidity, as refinancing on disbursed

mortgage portfolios, collateralized by mortgage

receivables and alternative rights. The Company

provides loan facility by issuing debt notes and/or

bonds.

• Securitization program

For mortgage lenders that need capital

improvement, the Company provides securitization

services. This securitization process converts

mortgage receivables that are not liquid to

securities that can be traded in the capital market.

This security is categorized as debt paper and is

well known as MBS (Mortgage Back Securities).

Benefits of securitization transaction for mortgage

lenders and investors:

SUPPORTING ACTIvITIES

• Educating and Training mortgage lenders

personnels.

• Providing Mortgage Guideline and Standardized

Mortgage Documentation, for mortgage lenders to

adequately manage mortgage loan.

• Socialization and Public Communications, for

developing public awareness of Company’s roles

and programs as well as secondary mortgage

market in general.

*) Residential mortgage-backed securities (RMBS) are a type of bond commonly issued in American security markets. They are a type of Mortgage-backed security which

are backed by mortgages on residential rather than commercial real estate. (www.wikipedia.org). Mortgage-backed securities: a bond or other financial obligation

secured by a pool of mortgage loans. (Friedman, Jack P., Harris, jack C., Linderman, J. Bruce: Dictionary of Real estate Terms, 2004.)

13LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 16: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

• Menyediakan booklet yang berisi informasi

yang lengkap dan pemahaman tentang seluk-

beluk KPR.

KARYAWAN

Sejalan dengan proses evolusi peran Perseroan, maka

Perseroan memiliki kebijakan bahwa setiap saat

jumlah karyawan tidak melebihi jumlah karyawan

yang diperlukan dikemudian hari ketika Perseroan

berperan sebagai guarantor.

Untuk mendukung kegiatan Perseroan, kebutuhan

tenaga kerja yang sifatnya jangka pendek,

dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja

magang atau kontrak, sedangkan kebutuhan tenaga

ahli untuk pekerjaan tertentu, dipenuhi dengan

menunjuk konsultan.

Dalam upaya pembinaan karyawan, selama tahun

2009 berbagai kegiatan pelatihan telah dilakukan

seperti pendidikan di bidang Risk Management,

Information Technology, Islamic Finance, Human

Resources Development, Hukum, Filing System,

dan Sekuritisasi dan Keuangan serta Achievement

Motivation Training. Perseroan mewajibkan seluruh

karyawan mengikuti Ujian Sertifikasi Manajemen

Risiko yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi

Manajemen Risiko (BSMR). Pada tahun 2009, 22

karyawan mengikuti ujian dimaksud dengan hasil

baik. Perseroan juga telah mengikutsertakan 2 orang

karyawan pada program Certified Mortgage Servicing

(CMS) yang diselenggarakan oleh Mortgage Bankers

Association of America.

Dalam hal sistem penggajian, manajemen senantiasa

memperhatikan kesejahteraan karyawan dalam

rangka meningkatkan motivasi dan produktifitas

pegawai. Disamping itu, Perseroan juga memberikan

perhatian yang besar terhadap kesejahteraan

pegawai melalui pengadaan berbagai

fasilitas seperti:

- Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek);

- Pinjaman karyawan (perumahan, mobil dan

darurat);

- Kesehatan (rawat jalan reimburseable sebesar 80%

oleh Perseroan dan rawat inap diasuransikan pada

Asuransi Manulife);

- Pensiun (dikelola sendiri oleh Perseroan);

- Tunjangan Hari Raya;

- Tunjangan Cuti Tahunan;

• Providing booklets containing comprehensive

information and knowledge about mortgage.

HUMAN RESOURCES

In alignment to the evolution process of the

Company’s role, the Company concurs that at any

one time, the total number of employee will not

exceed the required amount for the period that the

Company acts as a guarantor.

In supporting Company’s activities, the needs for

short term work force are provided through internship

program and short term employment personnel,

whereas experts are provided through consultants.

In 2009, personnel development efforts were done

through numerous education/training activities in the

field of Risk Management, Information Technology,

Islamic Finance, Human Resources Development,

Legal, Filing System, Securitization and Finance as

well as Achievement Motivation Training. Staff was

mandated to take risk management certification

held by BSMR. In 2009, 22 employees were certified

satisfactorily, and 2 of them participated in certified

mortgage servicing program held by US-Mortgage

Bankers Association.

With regard to remuneration system, the management

gives attention to employees’ welfare to improve

motivation and productivity. The Company also

provides facilities for the employees such as

- Employment security insurance from Jamsostek;

- Staff loan (for housing, car and emergency needs);

- Health allowance ( 80% reimbursable, 100% insured

by Manulife Insurance);

- Pension program (managed solely by the Company);

- Holiday Benefits;

- Annual Leave Benefits;

14

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 17: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Disamping itu, Perseroan juga memberikan

tunjangan yang melekat pada jabatan dan prestasi

kerja seperti:

- Tunjangan Jabatan;

- Tunjangan Berjangka Perumahan (TBP).

Hingga 31 Desember 2009, Perseroan memiliki sumber

daya manusia sejumlah 27 orang karyawan yang terdiri

dari berbagai tingkat pendidikan dan keahlian.

Komposisi pegawai Perseroan menurut jenjang

pendidikan, manajemen, dan usia adalah

sebagai berikut:

Furthermore, the Company also provides functional

benefits depending on positions, such as:

- Functional Allowance;

- Long-term Housing Allowance.

At the end of December 31, 2009, the Company’s human

resources were at a total of 27 personnels, consisting

of various educational levels and expertise.

Employees’ composition based on educational level,

management and age are as follows:

Tingkat PendidikanEducational Level

31 Desember 31 December

2006 2007 2008 2009

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Master / S2Master

6 28,57 5 22,73 3 11,54 5 18,52

Sarjana / S1Graduate

10 47,62 11 50,00 17 62,96 17 62,96

Sarjana Muda / D3Under graduate

3 14,29 5 22,73 5 18,52 4 14,81

SMUSenior High School

2 9,52 1 4,55 2 7,41 1 3,70

JumlahTotal

21 100,00 22 100,00 27 100,00 27 100,00

MENURUT JENJANG PENDIDIKAN

COMPOSITION BASED ON EDUCATIONAL LEvEL

Tingkat UsiaAge Group

31 Desember 31 December

2006 2007 2008 2009

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

> 55 Tahun Year 0 0,00 0 0,00 0 3,70 1 3,70

51 - 55 Tahun Year 2 9,52 2 9,09 2 7,41 1 3,70

46 - 50 Tahun Year 1 4,76 3 13,64 4 14,81 4 14,81

41 - 45 Tahun Year 6 28,57 4 18,18 5 18,52 5 18,52

36 - 40 Tahun Year 2 9,52 4 18,18 3 11,11 3 11,11

31 - 35 Tahun Year 2 9,52 4 18,18 5 18,52 5 18,52

24 - 30 Tahun Year 8 38,10 5 22,73 8 29,63 8 29,63

JumlahTotal

21 100,00 22 100,00 27 100,00 27 100,00

MENURUT JENJANG USIA

COMPOSITION BASED ON AGE GROUP

15LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 18: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

KeteranganDescription

Nilai Nominal Rp 1.000.000,- per sahamNominal value Rp 1,000,000 per share

Persentase [%]

Percentage [%]Jumlah SahamTotal share

Jumlah Nilai Nominal [Rp]

Total Nominal value

Modal DasarCapital Stock

4.000.000 4.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Negara Republik Indonesia

Deposit and Paid Up Capital State Republic of Indonesia

1.000.000 1.000.000.000.000 100,00

Saham dalam PortepelShare in Portfolio

3.000.000 3.000.000.000.000

PEMEGANG SAHAM

Seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Pemerintah

Republik Indonesia sebagai berikut:

SHAREHOLDERS

The whole shares of the Company are owned by the

Government of the Republic of Indonesia:

Tingkat JabatanFunctional Level

31 Desember 31 December

2006 2007 2008 2009

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Jumlah OrangTotal

People

%

Deputy General Manager

1 4,76 0 0,00 1 3,70 3 11,11

Senior Manager 1 4,76 2 9,09 2 7,41 0 0,00

Manager 1 4,76 1 4,55 1 3,70 3 11,11

Senior Assistant Manager

2 9,52 4 18,18 3 11,11 3 11,11

Assistant Manager

2 9,52 4 18,18 4 14,81 3 11,11

Official Assistant 3 14,29 3 13,64 4 14,81 3 11,11

Senior Staff 2 9,52 2 9,09 1 3,70 2 7,41

Staff 5 23,81 4 18,18 6 22,22 5 18,52

Junior Staff 4 19,05 2 9,09 5 18,52 5 18,52

JumlahTotal

21 100,00 22 100,00 27 100,00 27 100,00

MENURUT JENJANG MANAJEMEN

COMPOSITION BASED ON MANAGERIAL FUNCTION

16

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 19: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Peristiwa Penting 2009 2009 events highLight

JANUARI JANUARY

7 Penandatanganan Perjanjian Pendukung Kredit antara Perseroan dengan Manajer Investasi dan Bank

Kustodian sebagai pihak yang mewakili KIK-EBA dalam rangka transaksi sekuritisasi perdana.

The signing of Supporting Loan Agreement between the Company and Investment Manager and

Custodian Bank as representative of KIK-EBA for the first Indonesian securitization transaction.

13 & 20 Workshop berkaitan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang Investasi

Dana Pensiun, bekerja sama dengan dengan Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia dan Asosiasi Dana

Pensiun Indonesia.

Workshop on the Minister of Finance Regulation Number 199/PMK.010/2008 on Pension Fund Investment,

in cooperation with the Indonesian Actuary Consultants Association and Indonesian Pension Fund

Association.

29 Diterbitkan pernyataan efektif pendaftaran KIK EBA DSMF–I KPR BTN oleh BAPEPAM-LK.

Official issuance on effective letter of KIK EBA DSMF-I KPR BTN by BAPEPAM-LK.

30[JAN] - 6 [FEB]

Penawaran umum produk EBA DSMF-I KPR BTN.

Public offering of EBA DSMF-I KPR BTN product.

FEBRUARI FEBRUARY

3 Product launching KIK EBA DSMF-I KPR BTN di Gedung Dhanapala, Departemen Keuangan.

Product launching of KIK EBA DSMF-I KPR BTN at Dhanapala Building, Ministry of Finance.

12 Pencatatan KIK EBA DSMF-I KPR BTN di bursa, bertempat di Bursa Efek Indonesia.

KIK EBA DSMF-I KPR BTN is listed at the Indonesian Stock Exchange.

24 Sosialisasi untuk pengurus Dana Pensiun berkaitan dengan produk EBA dan sekuritisasi KPR.

Socialization for Pension Fund management concerning EBA product and KPR securitization.

17LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 20: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

MARET MARCH

23 – 24 Bekerjasama dengan Vinod Kothari, International Specialist Structured Finance and Securitization,

menyelenggarakan workshop yang bertajuk “Securitization of Residential of Mortgage Loans”.

Workshop on “Securitization of Residential of Mortgage Loans”, in cooperation with Vinod Kothari,

International Specialist on Structured Finance and Securitization.

MEI MAY

8 Pendaftaran penerbitan obligasi perdana SMF I 2009.

Official registration of SMF I 2009, the first Company’s bond.

26 Penandatanganan Perjanjian Penerbitan Obligasi SMF I Tahun 2009.

Signing Agreement for Bond Issuance of SMF I Year 2009.

JUNI JUNE

3 Penawaran umum Obligasi SMF I Tahun 2009.

Public offering of SMF I Year 2009 Bond.

JULI JULY

10 Sosialisasi Term Purchase Program (TPP) kepada Bank Indonesia serta beberapa bank penyalur KPR.

Socialization of Term Purchase Program (TPP) to Bank Indonesia and several other mortgage bank.

10 Obligasi SMF I 2009 didistribusikan secara elektronik kepada pemegang obligasi.

SMF I 2009 Bond was electronicly distributed to bond holders.

22 Perseroan dan Bank BNI Syariah menandatangani Perjanjian Pembiayaan untuk refinancing

Pembiayaan Pemilikan Rumah.

The Company and Bank BNI Syariah signing of Financing Agreement for the refinancing of

Mortgage Loans.

22 PT Pefindo mengeluarkan Sertifikat Pemeringkatan atas EBA DSMF-I KPR BTN Kelas A, dimana peringkat

yang diberikan adalah idAAA untuk periode 22 Juli 2009 – 1 Agustus 2010.

PT Pefindo publishes Rating Certification on EBA DSMF-I KPR BTN A Class with idAAA rating for the period

of 22 July 2009 – 1 August 2010.

18

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 21: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

AGUSTUS AUGUST

6 Sosialisasi Standar Dokumen KPR serta pengenalan Term Purchase Program dalam acara sosialisasi KPR

BPD yang diselenggarakan Asosiasi Bank Daerah.

Socialization of Mortgage Document Standard and introduction of Term Purchase Program in KPR BPD

socialization program held by Association of Regional Banks.

6 Dilaksanakan fil l ing pertama EBA DSMF-II-KPR BTN kepada Bapepam-LK.

Official first filling of EBA DSMF-II-KPR BTN to Bapepam-LK.

6 Sosialisasi dan edukasi untuk investor dan issuer bertema “KIK- EBA Forum 2009: Addresing Key

Considertaion of Issuers and Investors”.

Socialization and education for investors and issuers, bearing the theme of “KIK- EBA Forum 2009:

Addressing Key Consideration of Issuers and Investors”.

26 “Investor Gathering Sekuritisasi Aset KPR BTN”.

”Investor Gathering on KPR BTN Asset Securization”.

SEPTEMBER SEPTEMBER

8 Public expose EBA DSMF-II KPR BTN.

Public expose of EBA DSMF-II KPR BTN.

10 Workshop Pedoman Standar Dokumen KPR dengan Bhakti Finance.

Workshop on KPR Document Standard Manuals with Bhakti Finance.

17 Bursa Efek Indonesia menyetujui pencatatan EBA DSMF-II dan diikuti dengan penandatanganan

Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek Beragun Aset.

The Indonesian Stock Exchange approval of the listing of EBA DSMF-II and followed by signing on Initial

Agreement on Asset Back Securities Listing.

30 Penandatangan kerjasama penempatan dana untuk membiayai penyaluran KPR bersubsidi dengan

BPR Syariah Sragen.

The signing of agreement on fund placement to finance subsidized mortgage lending with BPR

Syariah Sragen.

19LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 22: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

OKTOBER OCTOBER

12 - 14 Diselenggarakan Program Training “The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices”

di Bandung.

Training Program on “The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices” in Bandung.

16 PT Pefindo menerbitkan sertifikat pemeringkatan atas EBA DSMF-II Kelas A yang menetapkan peringkat

idAAA untuk periode 16 Oktober 2009 – 1 November 2010.

PT Pefindo issues rating certification on EBA DSMF-II A Class, which defines idAAA rating for the period

of 16 October 2009 – 1 November 2010.

17 Dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat tentang program perumahan untuk rakyat, Perseroan

bekerjasama dengan Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Radio Republik

Indonesia (RRI) menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit dengan cerita “Sejatine Drupadi”.

For the purpose of socialization on housing program for the people, the Company in cooperation with

the State Ministry of Housing and Radio Republik Indonesia (RRI) held Puppet Shadow Performance on

“Sejatine Drupadi”.

NOvEMBER NOvEMBER

5 Penandatanganan Akad Pembiayaan Syariah dengan PT Bank Tabungan Negara.

Signing on Sharia Financing Agreement with PT Bank Tabungan Negara.

5 - 6 Penawaran umum EBA DSMF-II KPR BTN Kelas A kepada investor.

Public Offering of EBA DSMF-II KPR BTN A Class to investors.

10 Penandatanganan Akta Cessie EBA DSMF-II dengan PT Bank Tabungan Negara.

Signing of EBA DSMF-II Cessie Act with PT Bank Tabungan Negara.

11 Pencatatan di bursa (l isting) EBA DSMF-II KPR BTN.

Listing of EBA DSMF-II KPR BTN.

DESEMBER DECEMBER

7 – 9 Perseroan menyelenggarakan training “The Essential of Residential Mortgage Banking Best Practice”

untuk karyawan lembaga penyalur KPR di Jakarta.

A Company-held training on “The Essential of Residential Mortgage Banking Best Practice” for employees

of KPR lending institutions in Jakarta.

30 Pencatatan (l isting) Obligasi SMFP02 2009 di Bursa Efek Indonesia.

Listing of SMFP02 2009 Bond at the Indonesian Stock Exchange.

20

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 23: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

saMButan kOMisaris utaMa FOrewOrD FrOM PresiDent COMMissiOner

“Business News” edisi 26 Maret 2010 menyatakan

bahwa selama tahun 2009, terjadi kecenderungan

kenaikan kredit bermasalah (non-performing loan/

NPL) di sektor penyaluran Kredit Pemilikan Rumah

(KPR). Berdasarkan data Bank Indonesia, NPL KPR

untuk rumah tipe 70 ke atas mencapai 2,37%, naik

dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang sebesar

2,13%. Adapun NPL KPR tipe 70 ke bawah cenderung

tetap, yakni sebesar 2,9%. Apalagi KPR diperkirakan

bakal meningkat tahun 2010 seiring membaiknya

perekonomian dan daya beli masyarakat, berpotensi

meningkatkan NPL. Ini yang harus diwaspadai oleh

lembaga penyalur KPR dan Perseroan.

Meskipun demikian, di tahun 2009 inilah Perseroan

berhasil memfasilitasi terjadinya aliran dana dari pasar

modal ke sektor perumahan dengan menyelesaikan

sekuritisasi KPR Bank Tabungan Negara sebesar

Rp502 miliar dan sampai dengan akhir tahun 2009

telah menyalurkan pinjaman/refinancing kepada

tujuh lembaga penyalur KPR dengan total nilai

Rp940 miliar yang didanai oleh dua kali penerbitan

obligasi. Atas nama dewan komisaris, saya ucapkan

selamat kepada direksi dan segenap karyawan

Perseroan karena “pecahnya telur” sekuritisasi yang

dinanti-nanti ini.

Buku Perseroan, berdasar “Laporan Auditor

Independen dan Laporan Keuangan” nomor 001/

RWR-RI/GA-LKSMF2/I/10 tanggal 22 Januari 2010,

yang dibuat oleh kantor akuntan publik Riza, Wahono

& Rekan dinyatakan wajar tanpa pengecualian. Aset

Perseroan bertambah Rp575 miliar (45%) menjadi

Rp1.927 miliar dari Rp1.268 miliar pada tahun lalu,

ekuitas naik Rp94 miliar (7%) menjadi Rp1.352 miliar

dari Rp1.258 miliar, untuk periode ini. Semua angka

tersebut berada di atas RKAP tahun 2009. Di tahun

yang dilaporkan ini, Perseroan juga telah membeli

gedung untuk kantor tetap di Jalan Panglima

Polim I/1, Jakarta Selatan. Diharapkan SMF pindah

bulan Juli 2010.

“Business News” on March 26, 2010 stated that in

2009, there was an increase of non-performing loans

in mortgage sector. Bank of Indonesia had data

declaring that non-performing mortgage loans for

house type-70 and above increased to 2.37%, a rise

when compared to 2.13% at the end of 2008. Non

performing mortgage loan for house type under 70, on

the other hand, stayed at around 2.9%. As mortgage

was estimated to rise in 2010 in line with the growing

economic and purchasing power of the people, non

performing loans wouldl also increase as well. These

were the important factors to be observed carefully by

the company and the rest of the mortgage lenders.

Yet in 2009, the Company successfully facilitated

theflow of fund from capital market to housing sector

by carrying out Bank Tabungan Negara mortgage

backed securities of Rp502 billion and channeling a

total of Rp940 billion refinancing to seven mortgage

lenders, financed by two bond issuances. On behalf of

the Board of Commissioners, I congratulate the Board

of Directors and all employees who worked together

to close the long awaited securitization.

The “Independent Auditor Report and Financial

Report” of the Corporation no 001/RWR-RI/GA-

LKSMF2/I/10 dated January 22, 2010, issued by Riza,

Wahono & Associate public accountant office has

provided a definitive opinion that Company’s asset

has increased by Rp575 billion (45%) to Rp1.927 billion

from last year’s position of Rp1.268 billion, for this

period, equity also rose by Rp94 billion (7%) to Rp1.352

billion from Rp1.258 billion.This exceeded above the

Corporate Budget for 2009. Additionally, in the same

year, the Company purchased an office premise at

Panglima Polim I/1, South Jakarta and is expected to

move in July 2010.

21LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 24: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Perseroan mencatat pula persetujuan Rapat Umum

Pemegang Saham atas pengunduran diri Saudara

Paulus Nurwadono yang digantikan oleh Saudara

Yudhi Ismail, sebagai direktur Perseroan.

Dewan komisaris dan direksi, sesuai fungsi dan peran

masing-masing (makin) dituntut untuk sigap, cerdas

namun arif bijaksana dalam menjalankan tugas

dan wewenangnya. Mudah-mudahan itu terwujud

dengan mengamalkan falsafah dan anggaran dasar

Perseroan serta good corporate governance. Amin ya

Rabbal Alamin.

Dengan dukungan pemegang saham, staf yang

profesional, loyal dan berintegritas serta mengambil

hikmah dari hari kemarin, saya yakin Perseroan akan

semakin dekat ke maksud dan tujuannya yaitu “make

affordable home possible”. Insya Allah.

The Company also witnessed the decision at the

Shareholders General Meeting on the resignation of

Paulus Nurwadono, who has been replaced by Yudhi

Ismail as Director.

Accordingly, the Board of commissioners and directors

will continue to face mounting challenges, which not

only require vigilance and ingenuity but also wisdom

in performing their roles and authorities. Hopefuly this

will be achieved by implementing the Company’s

philosophy and standard code of conducts, along

with good corporate governance. Amen.

With the support from shareholders and staff who are

professional, loyal, and sincere, and equipped with

valuable insight from past experiences, I am certain

that the Company is moving forward to achieve its

targets and objectives: “making affordable homes

possible”. God is willing.

Jugia Wahab

Komisaris Utama

President Commissioner

22

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 25: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

LaPOran Dewan kOMisaris rePOrt FrOM the BOarD OF COMMissiOners

Dewan Komisaris PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

berkomitmen untuk melaksanakan fungsi pengawasan

Perseroan secara proaktif, mulai dari proses perumusan

rencana kerja dan anggaran Perseroan (RKAP) dan

rencana-rencana strategik lainnya, implementasi

pelaksanaan bisnis Perseroan, pemantauan kinerja,

penerapan manajemen risiko yang sehat, dan prinsip

tata-kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance/GCG). Dalam melaksanakan fungsi

pengawasan selama tahun 2009, Dewan Komisaris telah

berinteraksi secara aktif dengan Direksi melalui rapat-

rapat Dewan Komisaris dimana Direksi diundang, yaitu

rapat-rapat rutin dengan agenda pembahasan antara

lain kinerja bulanan Direksi, RKAP yang diusulkan Direksi,

dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi, serta

rapat-rapat non-rutin yang berkaitan dengan kegiatan

Perseroan seperti pengadaan gedung kantor dan

penunjukan kantor akuntan publik, serta pembahasan

kondisi terkini Perseroan. Dari hasil rapat-rapat tersebut,

Dewan Komisaris telah memberikan pendapat dan

nasehat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan

serta memberikan pendapat dan saran kepada Rapat

Umum Pemegang Saham. Dalam menjalankan fungsi

pengawasan tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh

Komite Audit, yang berfungsi secara efektif dengan

menyampaikan laporan dan rekomendasi hasil telaah

komite kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang perlu

menjadi perhatian Dewan Komisaris. Hasil telaah komite

tersebut kemudian disampaikan secara periodik kepada

Direksi untuk ditindaklanjuti.

Berdasarkan pelaksanaan fungsi pengawasan

tersebut, Dewan Komisaris berpendapat bahwa

selama periode tahun 2009 Direksi telah berupaya

sebaik-baiknya dalam merealisasikan rencana bisnis

Perseroan yang telah ditetapkan, baik dalam bidang

keuangan maupun dalam bidang teknis operasional.

Di samping itu, Perseroan telah menerapkan GCG,

memiliki sistem pengendalian intern yang cukup, dan

Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang telah berjalan

efektif dan independen.

Upaya Direksi dalam melaksanakan misi Perseroan

berupa pengembangan sistem pembiayaan sekunder

perumahan yang dapat meningkatkan tersedianya

sumber dana jangka menengah/panjang untuk sektor

The Commiss ioner Board of PT SMF commits to

supervise al l functions proactively, starting from

formulating activity plans, budgeting, implementing

other strategic plans and the Company’s businesses,

monitoring performances, employing sound risk

management, and administering good corporate

governance. In conducting their supervis ion in 2009,

the Board of Commiss ioners actively interacted

with Directors through monthly board meetings,

where Directors were invited to discuss the monthly

performance, recommend plans & budget, prepare

annual report and also non-periodic meetings

regarding the company’s activit ies, such as bui lding

procurement, appointing public accountant,

and discuss ing current s ituation in the Company.

From these meetings, BOC was able to provide

opinions and advice to the Directors to conduct

the activit ies and suggest recommendations to

GMS. In their supervis ion, BOC was ass isted by an

audit committee whose main function was to report

and recommend assessments to BOC on important

aspects that needed attention. The assessment

was then submitted periodicly to the Directors for

fol low ups.

Based on the above supervis ing activities, BOC

has concluded that in 2009, the Board of Directors

has given their best effort in realizing the agreed

Corporate business plan-both in the areas of

finance and technical operational matters.

Also, the Company has successfully executed

sufficient internal control system and effective and

independent Internal Audit Unit.

Efforts given by the Board of Directors in applying

the Corporate mission to develop secondary

mortgage finance system to provide mid/long term

financial resources for housing sectors have been

accomplished successfully. This was evident from

the implementation of securitization in the form of

security-backed assets and the introduction of the

23LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 26: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

perumahan, telah berhasil cukup baik. Hal tersebut

tercermin dari mulai terlaksananya sekuritisasi dalam

bentuk EBA dan diperkenalkannya fungsi Perseroan

sebagai penjamin (guarantor) dalam penerbitan EBA

tersebut. Secara bertahap fungsi guarantor ini akan

menggantikan fungsi liquidity facility dari Perseroan.

Di samping itu, dalam upaya kerjasama penyaluran

pinjaman Perseroan telah memperkenalkan Term

Purchase Program. Upaya-upaya tersebut pada

gilirannya akan menurunkan tingkat suku bunga kredit

pemilikan rumah (KPR) dan memungkinkan kepemilikan

rumah menjadi terjangkau bagi setiap keluarga

Indonesia, sehingga mendukung program pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

kepemilikan perumahan. Sesuai realisasi rencana bisnis

Perseroan Tahun 2009, Perseroan telah mencapai

sebagian besar target utama yang ditetapkan, antara

lain realisasi total aset sebesar Rp1,927,471,196,729.- atau

112.76% dari RKAP tahun 2009, dengan memperoleh

laba bersih sebesar Rp93,448,733,535.- atau 223.37% dari

RKAP tahun 2009, sehingga ekuitas Perseroan meningkat

menjadi sebesar Rp1,351,582,241,937.- Dengan

terlampauinya target RKAP tahun 2009, Perseroan telah

menunjukkan kinerja keuangan yang bagus.

Di samping keberhasilan tersebut, Direksi masih perlu

memberikan perhatian lebih terhadap proses penerbitan

obligasi dan waktu memberikan pinjaman/refinancing

kepada lembaga-lembaga penyalur KPR agar sumber

dana dari penerbitan obligasi dan pengalokasiannya

dalam bentuk pinjaman jangan sampai menimbulkan

”negative spread”.

PENDAPAT MENGENAI UPAYA MEMPERBAIKI KINERJA PERSEROAN

Dalam rangka mendukung pertumbuhan yang

berkelanjutan (sustainable growth), meningkatkan misi

Perseroan di bidang pembiayaan sekunder perumahan,

serta mempertahankan kondisi Perseroan agar tetap

sehat, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan sekaligus

pemeliharaan kinerja Perseroan yang mencakup faktor-

faktor sebagai berikut:

a. Permodalan Perseroan harus mampu mendukung

rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin

dicapai, sehubungan dengan rencana penambahan

modal oleh Pemegang Saham.

b. Perseroan masih harus mempersiapkan infrastruktur

yang diperlukan untuk menjalankan semua strategi

dan rencana di tahun 2010, seperti:

Corporate function as a guarantor to the issuance

of security-backed assets. Gradually, this function as

the guarantor would replace the original function of

the Company as a l iquidity facil ity. Furthermore, the

Corporation has introduced Term Purchase Program

in its efforts to grant loans. This series of orchestrated

efforts would in due course lead to the decrease

in mortgage interest rate - which would ultimately

create a more extensive access to affordable

housing for all families in Indonesia and support

government programs to improve the well-being of

the public through housing. According to the 2009

Corporate Business Plan, the Company successfully

achieved most of its set of key targets - including

the realization of total assets of Rp1,927,471,196,729,-

which was an increase of 112.76% from the 2009

Corporate Annual Work and Budget Plan, the

obtaining of a net profit of Rp93,448,733,535,- or

223.37% from the 2009 Corporate Annual Work and

Budget Plan, and the improvement of the Corporate

equity to Rp1,351,582,241,937,- By achieving the

2009 Corporate Work and Budget Plan targets,

the Corporation has shown good financial

performance.

Despite these successes , the Board of Di rectors

however, s t i l l need to place special impor tance

to the i s suance of bonds and ref inancing

t imeframes of mor tgage lenders to avoid negative

spread f rom the i s suance of these bonds and the

al locat ion of loan.

OPINION ON EFFORTS TO IMPROvE CORPORATE PERFORMANCE

To support sustainable growth, to achieve the

Corporate mission in the areas of secondary

mortgage finance, and to maintain the Corporation’s

wellbeing, there are a number of areas that the

Company should focus on in its continued efforts to

develop.

a. The Corporate capital must be able to support

any business expansion and development plans

as fit ting with the Shareholders’ plan to inject

capital.

b. The Corporation should prepare the necessary

infrastructure to implement the 2 010 strategies

and plans such as:

24

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 27: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

1) Meningkatkan komunikasi dengan regulator agar

infrastruktur peraturan yang dibutuhkan dapat

direalisasikan.

2) Melakukan kajian analisis beban kerja dan analisis

jabatan agar diperoleh data obyektif kebutuhan

karyawan Perseroan.

3) Menyesuaikan beberapa ketentuan Perseroan

agar dapat mengikuti perkembangan bisnis

Perseroan dan memenuhi aspek Good Corporate

Governance seperti ketentuan tentang

pengadaan barang dan jasa, akuntansi investasi

dan pembiayaan, hapus buku (write-off ) aktiva

tetap dan pelepasannya, dan manajemen risiko.

4) Mempersiapkan infrastruktur untuk melaksanakan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),

antara lain sistem akuntansi, unit khusus pelaksana

PKBL, dan pedoman pengelolaannya.

Upaya-upaya perbaikan kinerja tersebut di atas

tentu akan dapat diwujudkan sejalan dengan

upaya Perseroan untuk mempertahankan dan terus

meningkatkan penerapan prinsip-prinsip manajemen

yang sehat, mencakup pelaksanaan manajemen

umum, sistem pengendalian intern, manajemen risiko,

serta kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian Laporan Pengawasan Dewan Komisaris atas

pelaksanaan program pengawasan selama tahun 2009.

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero)

Jugia Wahab

Komisaris utama

President Commissioner

Aris Ilyas

Komisaris

Commissioner

Tito Murbaintoro

Komisaris

Commissioner

1) Improving communication with the regulators

to better develop the desired regulation

infrastructure.

2) Conducting work load and job description

analysis to obtain an objective data on staff’s

needs.

3) Adapting Corporate policies to be in l ine

with the Corporate business growth and to

comply with Good Corporate Governance

aspects in the areas of goods and services,

procurement, investment accounting, current

asset write -offs and its disbursements, and

risk management.

4) Preparing the infrastructure required to

implement Partnership and Community

Development Programs, such as a separate

accounting unit for the program along with its

implementation guideline.

These areas of performance improvement wil l help

the Corporation to maintain and increase healthy

management principles which covers general

management implementation, internal control

system, risk management and compliance with the

existing laws and regulations.

This concludes the Board of Commissioners’ report on

the management implementation program in 2009.

25LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 28: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

LaPOran Direksi rePOrt FrOM the BOarD OF DireCtOrs

Tahun 2009 adalah tahun bersejarah bagi Perseroan.

Di tengah melambatnya pertumbuhan perekonomian

global yang juga membawa pengaruh pada

perekonomian nasional, Perseroan telah berhasil

melakukan transaksi sekuritisasi perdana.

Hingga akhir tahun 2009, Perseroan telah mengalirkan

dana ke sektor perumahan sebesar Rp1,44 triliun yang

terdiri dari 53.662 nasabah KPR, termasuk didalamnya

pembiayaan kepada bank syariah (Tabel 1).

Pengaliran dana tersebut terdiri dari: (a) penerbitan

Efek Beragun Aset KPR BTN sebesar Rp500 miliar;

(b) penyaluran pinjaman kepada lembaga penyalur

KPR termasuk bank syariah sebesar Rp940 miliar

yang sebagian besar menggunakan dana dari

hasil penerbitan obligasi sebanyak 2 kali, dengan

nilai keseluruhan Rp551 miliar dan jangka waktu

370 hari.

TABEL 1 DATA PENYALURAN DANA UNTUK KPR

TABLE 1 MORTGAGE FUND DISBURSEMENT

ProgramProgram

PenyalurLenders

Dana [miliar Rupiah]

Fund [billion Rupiah]

DebiturDebtor

PinjamanLoans

7 lembaga institutions 940 33.488

SekuritisasiSecuritization

1 lembaga institutions 500 20.174

JumlahTotal

8 lembaga institutions 1.440 53.662

Pencapaian di tahun 2009 dan inisiatif yang terus ditumbuhkan menjadi

bekal penting bagi pengembangan Perseroan di tahun 2010 dan tahun-

tahun selanjutnya. Dengan dukungan semua pihak diyakini tantangan-

tantangan yang harus dihadapi dimasa datang akan dapat diselesaikan

sehingga cita-cita agar “setiap keluarga dapat memiliki rumah yang

layak” dapat tercapai.

The 2009 performance and continuous initiatives are vital in developing

the company in 2010 and the years to come. Indeed, with the support from

all parties, future challenges could be conquered so that the vision of

“affordable home for every family” can be realized.

2009 was a victorious year for the Company. While

globally, economic meltdown was influencing the

national economy, the Company succeeded in

closing the first mortgage back securitization.

At the end of 2009, the Company managed to channel

Rp1.44 trillion to the housing sector-to finance 53,662

mortgage customers, including financing to sharia

banking (Table 1). The fund comprised (a) 2 issuances

of BTN mortgage-backed securities amounted Rp500

billion; (b) loan disbursement to mortgage lenders,

including sharia banks, amounted to Rp940 billion-

which was mostly funded by 2 bond issuances, totalling

in Rp551 billion with 370 days maturity.

26

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 29: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Melalui kegiatan penyaluran pinjaman, Perseroan

berupaya mendorong lebih banyak jenis lembaga

keuangan yang ikut menyalurkan KPR. Salah satu upaya

tersebut diwujudkan dengan penandatanganan

MOU dengan 4 bank BUMN syariah dihadapan Bank

Indonesia. Fasilitas yang disediakan Perseroan untuk

mendukung kegiatan ini antara lain menyediakan

fasilitas pinjaman/refinancing dan penyusunan

standar dokumen KPR iB yang dikemudian hari

dapat disekuritisasi.

Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang

Pembiayaan Sekunder Perumahan, kegiatan usaha

Perseroan tidak terlepas dari situasi perekonomian dan

kinerja industri KPR.

A. KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI KPR

Perekonomian dunia di tahun 2009 mengalami

penurunan sebagai dampak dari adanya krisis

keuangan yang masih berlanjut. Dampak buruk

dari krisis perekonomian di Asia tidak terjadi secara

merata, Indonesia menjadi salah satu negara yang

mengalami pertumbuhan positif.

Di awal tahun 2009, suku bunga Bank Indonesia

sebesar 8,75% dan turun menjadi 6,50% pada bulan

Desember 2009. Penurunan ini bertujuan mendorong

peningkatan peran perbankan bagi pertumbuhan

sektor riil, antara lain melalui peningkatan jumlah

penyaluran pinjaman karena adanya penurunan suku

bunga pinjaman.

Perkembangan suku bunga Bank Indonesia juga

mempengaruhi pergerakan suku bunga di pasar

uang yang dicerminkan dalam tingkat imbal hasil

investasi di pasar modal. Rata-rata imbal hasil SUN

1, 3 dan 5 tahun pada awal tahun adalah sebesar

masing-masing 11,20%, 11,62%, dan 11,80%. Kemudian

turun menjadi sebesar masing-masing 6,58%, 8,24%,

dan 8,91% pada akhir bulan Desember 2009. Demikian

pula suku bunga KPR juga mengalami penurunan dari

kurang lebih 15,5% pada awal tahun 2009 menjadi

sekitar 12,5% pada akhir tahun 2009.

Penurunan tingkat suku bunga tersebut sedikit

banyak berdampak pada pertumbuhan Kredit

Pemilikan Rumah. Data Bank Indonesia menunjukkan,

pertumbuhan saldo kredit pemilikan rumah (KPR) dan

kredit pemilikan apartemen (KPA) sampai dengan

bulan Desember 2009 mencapai Rp115,233 triliun atau

naik sebesar 14,1% dibandingkan dengan posisi bulan

Desember 2008. Hal ini menunjukkan besarnya potensi

pasar untuk kegiatan Perseroan di masa datang.

Through loan chanelling programs, the Company

continued with its efforts to motivate more institutions

to participate as mortgage lenders. One initiative in

this effort was the realization of MOU with 4 State-

Owned sharia banks, witnessed by Bank Indonesia.

To support the MOU, the Company provided

refinancing facility, standard mortgage, and

standard documentation in development with the

future target of Shariah securitization.

As a Company operating in secondary mortgage

financing, the business activities are closely

connected to current economic condition and

mortgage industry performance.

A. ECONOMIC AND MORTGAGE INDUSTRY CONDITION

The financial crisis of 2009 caused a global economic

meltdown. The effect of this crisis, however, was

not evenly felt in Asia; Indonesia, in fact, actually

experienced positive economic growth.

In the beginning of 2009, Bank Indonesia’s rate

was at 8.75%, but this went down to 6.50% in

December 2009. This decrease was intended to

increase the role of the banking industry for the real

sector development, including an increase in loan

disbursement due to decreased loan interest rate.

The interest rate growth of Bank Indonesia also

influenced the dynamic of interest rates in the

money market, which was reflected in stock market’s

investment yield. The average yields of 1-, 3-and

5–year government bonds at the beginning of the

year were 11.20%, 11.62%, and 11.80% before then

decreasing to 6.58%, 8.24%, and 8.91% at the end of

December 2009. Similarly, mortgage rate also went

down from around 15.5% in the beginning of 2009 to

around 12.5% by the end of 2009.

The decrease in interest rate could more or less

be reflected in the the progression of mortgage

portfolio. Bank Indonesia data showed that the

growth of house and apartment loans in December

2009 reached Rp115.233 trillion, a 14.1% increase

compared to December 2008. This was strong

evidence for how substantial the potential market

for the Company’s business development in future.

27LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 30: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Grafik 1 menggambarkan data historis saldo

penyaluran KPR perbankan. Berdasarkan data

tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata

pertumbuhan KPR selama 7 tahun terakhir

sebesar 35,45%.

GRAFIK 1 DATA SALDO PENYALURAN KPR PERBANKAN

GRAPH 1 MORTGAGE LOAN DISBURSEMENT BALANCE

0

20

40

60

80

100

120

140

Triliun Rupiah Trillion Rupiah

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

12KPR 11 21 31 46 61 78 101 115

Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: Bank Indonesia, extracted.

Pertumbuhan KPR masih terjadi sepanjang tahun

2009, tetapi tingkat pertumbuhannya sebesar 14,1%

berada di bawah rata-rata pertumbuhan historis

sebesar 34,45% seperti diperlihatkan di dalam

Tabel 2.

TABEL 2 DATA PERTUMBUHAN SALDO KPR PERBANKAN

TABLE 2 BANKING MORTGAGE BALANCE GROWTH DATA

TahunYear

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

KPR [Rp triliun]

Mortgage12 11 21 31 46 61 78 101 115

PertumbuhanGrowth

-10.9% 94.4% 45.5% 50.9% 32.2% 27.9% 29.5% 14.1%

Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: Bank Indonesia, extracted.

Berdasarkan data pertumbuhan KPR sebagaimana

dijelaskan di atas, maka pertumbuhan kegiatan

yang dicapai Perseroan seharusnya dapat

seiring dengan pertumbuhan KPR tersebut

bila kondisi lainnya mendukung antara lain

tersedianya peraturan-peraturan pelaksanaan

yang diperlukan.

Graph 1 shows historical data of banking’s

mortgage disbursement balance. Based on the

following data, it can be concluded that the

average growth of mortgage for the last 7 years

is 35.45%.

Although mortgage experienced an increase in

2009, with the rate of 14.1%, it was stil l below the

historical growth average of 34.45%, as shown in

Table 2.

Based on the above data on mortgage growth, the

Company’s expanding business activities should

be in line with the mortgage growth, provided

that all other supporting factors exist, including

necessary regulations.

28

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 31: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

B. KEGIATAN PERSEROAN

Dalam menjalankan fungsi dan tugas Perseroan

sesuai dengan Perpres 1/2008 Juncto 19/2005,

dalam tahun 2009 Perseroan telah melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

SEKURITISASI

Kegiatan sekuritisasi pada tahun 2009 dilaksanakan

guna menyelesaikan mandat yang diterima dari PT

Bank Tabungan Negara (Persero) untuk melakukan

transaksi maksimal Rp500 miliar yang dilaksanakan

dalam 2 tahap.

Pada tahap pertama, telah diterbitkan Efek Beragun

Aset KPR (EBA KPR) perdana di Indonesia pada

bulan Februari 2009 dengan menggunakan struktur

KIK EBA sesuai dengan peraturan Bapepam-LK

IX.K.1. EBA dimaksud disebut EBA DSMF01 KPR BTN,

diterbitkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Pada transaksi tahap pertama ini, Perseroan

berperan sebagai koordinator global, pendukung

kredit, dan pembeli siaga.

DSMF01 merupakan EBA Kelas A sebesar Rp100 miliar

yang memiliki suku bunga 13% per tahun, dengan

peringkat kredit idAaa dari PT Moody’s Indonesia.

KIK EBA ini juga menerbitkan EBA Kelas B (non-listed

dan non-rated ) dengan total nilai transaksi sebesar

Rp11 miliar, sebagai subordinasi untuk memberikan

bentuk dukungan kredit atas struktur transaksi.

Penerbitan EBA KPR tahap kedua sebesar

Rp391miliar dilakukan pada bulan November 2009.

Terdiri dari EBA kelas A yang dicatatkan di Bursa

Efek Indonesia sebesar Rp360 miliar dan EBA kelas

B sebesar Rp31 miliar yang dibeli oleh Bank BTN.

EBA kelas A mendapatkan peringkat AAAid dari PT

Pemeringkat Efek Indonesia, dengan tingkat bunga

11% per tahun dan EBA kelas B tidak diperingkat

dan tidak dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Penerbitan ini dilaksanakan menggunakan

lembaga dan profesi penunjang pasar modal

yang sama seperti pada tahap pertama dengan

penambahan sindikasi penjamin emisi dalam upaya

perluasan distribusi EBA KPR. Perseroan berperan

sebagai koordinator global dan pendukung kredit.

PROGRAM PENYALURAN PINJAMAN

Sampai dengan akhir tahun 2009, Perseroan telah

memberikan fasilitas pinjaman kepada 7 (tujuh)

lembaga penyalur KPR (a) Perbankan tediri dari

Bank BTN (Persero) (BTN), Bank DKI, Bank BNI Syariah,

Bank BTN Syariah, dan (b) multifinance yang terdiri

dari PT Finansia Multifinance, PT Bhakti Finance,

dan PT Ciptadana Multifinance.

B. CORPORATE ACTIvITIES

To implement Corporate functions and roles

defined in Presidential Decree 1/2008 Juncto

19/2005, the Company implemented the following

activities in 2009:

SECURITIzATION

Securitization in 2009 was carried out to implement

the mandate from Bank Tabungan Negara (Persero)

to perform maximum Transaction of Rp500 billion,

and this required two stages.

In the first stage, the first mortgage-backed security

(Efek Beragun Aset KPR/EBA KPR) in Indonesia was

issued in February 2009 using KIK EBA structure, and in

compliance with the Indonesia Capital Market and

Financial Institution Supervisory Agency regulation

No.IX.K.1. This mortgage-backed security, called

EBA DSMF 01 KPR BTN, was issued and registered in

the Indonesian Stock Exchange. In this first stage

of transaction, the Company acted as a global

coordinator, credit enhancer and stand-by buyer.

DSMF 01 was an EBA Class A of Rp100 billion with 13%

interest rate per year, with idAaa credit rating from

Moody’s Indonesia. KIK EBA also issued EBA Class B

(non-listed and non-rated ) with a total transaction

amounted at Rp11 billion, as subordination to provide

credit enhancement on transaction structure.

The second stage issuance of EBA KPR total led

at Rp391 bi l l ion was carrixed out in November

2009. Compris ing EBA Class A that was registered

in the Indonesian Stock Exchange, it amounted

at Rp360 bi l l ion and EBA Class B amounted at

Rp31 bi l l ion purchased by Bank BTN. EBA Class

A obtained AAAid ranking from PT Pemeringkat

Efek Indonesia with 11% interest rate per annum,

and EBA Class B was non- l isted and non-rated in

Indonesian Stock Exchange.

This issuance was conducted through equivalent

capital market professions from the first stage,

with the addition of an underwriter syndication

member to expand the distribution of EBA KPR.

The Company acted as a global coordinator and

credit enhancer.

LOAN DISBURSEMENT PROGRAM

By the end of the 2009, the Company disbursed loans to

7 (seven) mortgage lenders (a) Banking included Bank

BTN, Bank DKI, Bank BNI Syariah, Bank BTN Syariah, and

(b) Multifinance included PT Finansia Multifinance,

PT Bhakti Finance, and PT Ciptadana Multifinance.

29LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 32: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Posisi total eksposur penyaluran pinjaman per

Desember 2009 mencapai sebesar Rp940 miliar.

Penyaluran dana melalui program pinjaman

dimanfaatkan oleh lembaga penyalur KPR untuk

mendanai 33.488 nasabah KPR sebagaimana

terlihat pada Tabel 3 berikut ini.

TABEL 3 DATA Refinancing PRogRam

TABLE 3 REFINANCING PROGRAM DATA

Penjelasan DescriptionJumlah Lembaga

Number of Institutions

Jumlah Dana [miliar Rupiah]

Amount [billion Rupiah]

Jumlah DebiturNumber of Debtors

Perbankan Umum Conventional Bank 2 530 25.215

Perbankan Syariah Sharia Bank 2 400 8.187

Multifinance Multifinance 3 10 86

Jumlah Total 7 940 33.488

Penyaluran pinjaman kepada berbagai jenis

lembaga dengan target market yang berbeda,

diharapkan dapat mendorong lembaga sejenis

mulai ikut membiayai KPR. Semakin banyak jenis

lembaga penyalur KPR, diharapkan akan dapat

menimbulkan persaingan sehat dan efisiensi.

Selain penyaluran pinjaman, Perseroan juga

mendorong efisiensi pasar primer dengan

menyediakan standar dokumen KPR yang prinsip-

prinsipnya dapat digunakan sebagai acuan oleh

lembaga penyalur KPR dalam memproduksi KPR.

PENERBITAN OBLIGASI

Tujuan Perseroan menerbitkan obligasi terutama

adalah untuk mendanai penyaluran pinjaman

ke sektor pembiayaan perumahan. Idealnya,

setiap pinjaman yang disalurkan, menggunakan

dana dari penerbitan obligasi dengan tingkat

bunga, jangka waktu, dan jumlah yang sama,

sehingga full match. Hal ini belum dapat

dilaksanakan karena: (a) penerbitan obligasi

berdasarkan ketentuan yang ada, memerlukan

waktu sedikitnya 45 hari, (b) rating Perseroan yang

baru mencapai AA, (c) serta persaingan dengan

yield SUN.

Dengan memanfaatkan momentum kondisi pasar di

tahun 2009, Perseroan telah melakukan 2 penerbitan

obligasi. Obligasi pertama disebut Obligasi SMFP01-

2009. Diterbitkan pada bulan Juli 2009 sebesar

Rp300 miliar; peringkat kredit AA dari Fitch Ratings

Indonesia; jangka waktu 370 hari; tingkat bunga

10,125% per tahun. Emisi ini dilaksanakan dalam

kondisi over-subscribed dengan total permintaan

mencapai 314% dari rencana emisi sebesar

Rp200 miliar.

The Total loan disbursement by December 2009

reached Rp940 billion. Fund istributed through

loan programs was utilized by mortgage lenders to

finance 33,488 customers as shown in Table 3.

Loan disbursement to various f inancial

institutions with dif ferent target market, was

expected to motivate other f inancial institutions

to participate in the mortgage business. More

participants would mean a healthier competit ion

and increased eff iciency.

Besides loan channelling, the Company also actively

encouraged efficiency in the primary market by

providing standard mortgage documents that

can be used as guidelines for mortgage lenders in

generating mortgages.

BOND ISSUANCE

The chief objective for the Company’s issuance

of bonds was to finance loan disbursement to

mortgage lenders. Ideally, disbursed loans should

fully match the raised fund from bond issuance with

similar interest rate, maturity and amount. However,

this has not been achieved due to (a) the existing

regulation that bonds issuance takes at least 45

days, (b) the Company’s AA credit rating, (c) the

competition from the yield of government bonds.

By taking advantage of the market momentum in

2009, the Company conducted 2 bonds issuance.

The first bond, called SMFP 01-2009, was issued

in July 2009 at Rp300 billion with AA credit rating

from Fitch Ratings Indonesia, 370 days maturity,

and 10.125% per annum interest rate. This emission

was made over- subscribed with a total demand

reaching 314% from initial plan of Rp200 billion.

30

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 33: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Penetapan tingkat bunga obligasi yang diterbitkan

Perseroan, didasarkan pada perkembangan yang

terjadi di pasar sebagaimana diuraikan berikut ini.

Sesuai data statistik Bank Indonesia, perbankan

yang mendominasi penyaluran KPR, pada

umumnya menetapkan tingkat bunga KPR dengan

marjin antara 3% sampai 5% di atas tingkat bunga

deposito, sebagaimana tampak pada Grafik 2.

GRAFIK 2 TINGKAT BUNGA KPR & DEPOSITO

GRAPH 2 MORTGAGE & DEPOSIT INTEREST RATES

Jan 08

6%

7%

8%

9%

10%

11%

12%

13%

14%

15%

16%

Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Jun 08 Jul 08 Agu 08 Sep 08 Okt 08 Nov 08 Des 08 Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 09 Mei 09 Jun 09 Jul 09 Agu 09 Sep 09 Okt 09 Nov 09 Des 09

Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: extracted from Bank Indonesia.

Dengan pendanaan dari Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang short-term, biaya pendanaan perbankan

menjadi relatif rendah. Dalam kondisi demikian,

Perseroan hanya dapat mendanai penyaluran

pinjaman dengan cara refinancing dengan

dana dari pasar modal berjangka waktu 1 tahun

(370 hari). Perseroan masih akan terus mencari

kesempatan agar dapat menerbitkan obligasi

yang jangka waktunya lebih panjang.

Kondisi pasar keuangan dan tingkat permintaan

imbal hasil dari investor pasar modal telah

menyebabkan selisih antara tingkat bunga obligasi

dengan tingkat bunga fasilitas Pinjaman Perseroan,

relatif tipis. Dari data statistik seperti terlihat pada

Grafik 3, dapat dilihat bahwa secara historis

tingkat bunga rata-rata KPR dibandingkan dengan

tingkat imbal hasil SUN 5 tahun pada beberapa

periode lebih rendah. Kondisi tersebut merupakan

tantangan bagi Perseroan untuk menggalang dana

dari pasar modal yang tingkat bunganya memadai

bagi program refinancing.

In defining coupon rate for the issued bond

the Company considered market alteration as

described below.

Based on Bank Indonesia statistics, banks

dominating mortgage lending generally set 3% to

5%interest rate above the deposit rate, as shown in

Graph 2.

Funded by short-term deposit funds, cost of fund for

banking became relatively low. With this situation,

the Company simply financed loan disbursement

through a refinancing program funded by from 1-

year (370-day) capital market fund. The Company

would stil l continue to find opportunities to issue

longer-term bonds.

The current financial market condition and

demands from investors resulted in a thin margin

between coupon rates and loan interest rates.

Statistics compiled in Graph 3 shows that

Historically, the average mortgage rate, when

compared to the 5-year government bonds’ yields

were lower in some periods of time. This should be

seen as a challenge for the Company to raise fund

from the capital market with sufficient interest rate

for refinancing program.

31LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 34: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Dipilihnya tenor 370 hari pada emisi yang pertama,

karena tingkat bunga yang tidak menimbulkan

negative spread untuk mendanai refinancing

adalah dengan jangka waktu 370 hari. Hal ini

didasarkan pada hasil pengamatan data historis

selama 4 tahun terakhir, seperti dapat dilihat di

dalam Grafik 3 yang menunjukkan bahwa secara

historis imbal hasil rata-rata SUN 1 tahun adalah

yang terendah dibandingkan imbal hasil dari

SUN 3 tahun sampai dengan SUN 5 tahun. Imbal

hasil SUN 1 tahun secara historis juga selalu lebih

rendah dari tingkat bunga historis rata-rata KPR.

Sehingga, jangka waktu yang mungkin dipilih agar

dapat memperoleh imbal hasil yang memadai

untuk penyaluran pinjaman dan memberikan

ruang gerak yang lebih luas adalah jangka waktu

1 tahun.

GRAFIK 3 RATA-RATA TINGKAT BUNGA KPR – SUN 5 TAHUN – SUN 3 TAHUN – SUN 1 TAHUN

GRAPH 3 AvERAGE INTEREST RATE MORTGAGE – 5 -YEAR GOvERNMENT BOND– 3 -YEAR GOvERNMENT BOND– 1-YEAR GOvERNMENT BOND

Jan

05

Apr

05

Jul

05

Oct

05

Jan

06

Apr

06

Jul

06

Oct

06

Jan

07

Apr

07

Jul

07

Oct

07

Jan

08

Apr

08

Jul

08

Oct

08

Jan

09

Apr

09

Jul

09

Oct

09

SUN 1

SUN 3

KPR

SUN 5

7%

9%

11%

13%

15%

17%

Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: extracted from Bank Indonesia.

Penerbitan kedua disebut Obligasi SMFP02-2009.

Diterbitkan pada bulan Desember 2009 sebesar

Rp251 miliar; peringkat kredit AA dari Fitch Ratings

Indonesia; jangka waktu 370 hari; tingkat bunga

9,50% per tahun, dengan pertimbangan yang sama

seperti obligasi pertama.

GUARANTEE PROGRAM

Guarantee program mencakup mortgage

guarantee dan financial guarantee. Persiapan

pembentukan mortgage guarantee telah

dimulai dengan pelaksanaan pembahasan awal

dengan beberapa institusi internasional dan

lokal. Pembicaraan dengan sebuah perusahaan

mortgage insurance dari Amerika Serikat

untuk melihat kemungkinan mengembangkan

mortgage insurance di Indonesia terhenti, karena

permasalahan internal mereka.

The decision to issue the 370-day bond first was due

to creating an interest rate that would not produce

negative spread. This was based on historical data

observation from the last four years, compiled in

Graph 3 which shows that the notable yield from

the average-year government bonds was the

lowest compared to the 3-and 5-year government

bonds. Yields from 1-year government bond

were always lower than the historical average of

mortgage rate. 1-year maturity bond was selected

to ensure flexibility and produce favourable yields

in mortgage lending.

The second bond, called SMFP 02-2009, was

issued in December 2009 and amounted at Rp251

bi l l ion, with AA credit rating from Fitch Ratings

Indonesia, 370 days maturity, 9.50% per annum

interest rate, and issued with s imilar consideration

as the f i rst one.

GUARANTEE PROGRAM

The guarantee program included mortgage

guarantee and f inancial guarantee. Preparation

for the development of mortgage guarantee

started init ial ly with discuss ion among

international and local institutions. Discuss ions

with US-based mortgage insurance company

to assess the possibi l it ies to develop mortgage

insurance in Indonesia were discontinued due to

their internal problems.

32

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 35: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Pembicaraan dengan beberapa institusi lokal terus

dilakukan yang sampai saat ini masih membahas

tingkat animo pasar di Indonesia. Dengan

kondisi ini, maka mortgage guarantee yang

sempat terhenti akan dilanjutkan segera setelah

institusi lokal menyatakan siap untuk melanjutkan

program ini.

Peran sebagai financial guarantee telah dimulai

Perseroan dengan berperan sebagai pendukung

kredit dalam transaksi sekuritisasi KPR BTN (DSMF

01 dan DSMF 02). Tahap pengembangan financial

guarantee selanjutnya dilakukan dengan

membentuk tim internal untuk melakukan studi

awal. Perseroan mengirimkan salah satu anggota

tim untuk melakukan magang selama 4 minggu

di Government National Mortgage Association

(GNMA) Amerika Serikat pada bulan Juni 2009.

Melalui magang ini diketahui bahwa operasional

program financial guarantee GNMA dilakukan

oleh pihak lain/outsourcing sedangkan GNMA

hanya melakukan fungsi pembuatan kebijakan,

mengambil keputusan, dan monitoring. Oleh

karena itu, struktur organisasi GNMA sangat

sederhana dan walaupun sudah beroperasi lebih

dari 40 tahun hanya memiliki 50 orang karyawan.

Kesuksesan program guarantee GNMA yang

dijalankan dengan risiko yang relatif rendah dan

tetap memberikan profit dapat dilakukan karena

di Amerika Serikat telah tersedia infrastruktur yang

memadai antara lain adanya Mortgage Insurance

(instrumen mitigasi risiko) dan historikal data atas

KPR yang komprehensif.

Beberapa kunjungan lain juga dilakukan ke

perusahaan monoline guarantee seperti Radian

dan Ambac, keduanya berkedudukan di Amerika

Serikat, untuk memperoleh pemahaman tentang

langkah yang harus ditempuh dalam membangun

program financial guarantee di negara yang belum

mempunyai infrastruktur yang memadai seperti

di Indonesia. Dari kunjungan tersebut diperoleh

informasi bahwa financial guarantee dapat

dibentuk secara bertahap, dimulai dari spesifik

transaksi atas penyalur KPR tertentu. Untuk memulai

pelaksanaannya, diperlukan bantuan teknis dari

tenaga ahli dan selanjutnya proses persiapan

program financial guarantee akan dilanjutkan

pada tahun 2010.

Discussions with several local institutions were

maintained to assess the Indonesian market

response. With this, the halt in the mortgage

guarantee program would continue as soon as

local institutions believed everything was set to

continue this program.

The Company’s role as a financial guarantee

started with providing credit enhancement in the

securitization transaction of BTN mortgage (DSMF

01 and DSMF 02). Further development in financial

guarantee was to be carried out by setting up

an internal team to put together a pilot study.

One of this team members was sent for a 4-week

internship to the United States Government National

Mortgage Association (GNMA) in June 2009. The

program demonstrated how the GNMA financial

guarantee program operation was done through

outsourcing, with GNMA focusing only on policy

decision making and monitoring. This resulted in

a very simple organizational structure and even

though GNMA had been managing its operations

for over 40 years, they only had 50 employees. This

success of the GNMA guarantee program, with

relatively low risk yet still profitable could only be

done because the US government had sufficient

infrastructure, including Mortgage Insurance

(risk mitigation instrument) and a comprehensive

historical mortgage data.

Other visits were also conducted to monoline

guarantee companies, such as US-based Radian

and Ambac, to obtain a better understanding on

the steps to be taken to build a financial guarantee

program in a country that lacks infrastructure

supports, like Indonesia. These visits showed that a

financial guarantee could be constructed gradually,

starting from specific transactions on particular

types of mortgage. To implement this, technical

assistance and experts would be required to put

forward a financial guarantee program in 2010.

33LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 36: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Database KINERJA PORTOFOLIO KPR

Perseroan merencanakan secara bertahap

membangun dan mengembangkan database

kinerja portofolio KPR dengan memanfaatkan

data yang diperoleh dari refinancing program dan

sekuritisasi. Dalam jangka pendek, database ini

digunakan untuk menganalisa kondisi portofolio KPR

dan mempelajari karakteristik dan risk profile dari

portofolio. Penghimpunan database ini merupakan

program jangka panjang dan diharapkan di masa

mendatang akan dapat menyajikan informasi

yang menggambarkan kinerja portofolio KPR

secara umum dan dapat dimanfaatkan oleh

Perseroan untuk menyusun guarantee program dan

mortgage design.

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Program pendidikan yang diselenggarakan oleh

Perseroan sejak tahun 2006 terus berlanjut. Sampai

dengan akhir 2009, penyelenggaraan pelatihan

yang dilakukan bersama institusi internasional

yang berpengalaman di bidang pembiayaan

perumahan mencapai 5 kali, termasuk program

khusus untuk Bank Indonesia.

Jumlah keseluruhan peserta program pendidikan

dan pelatihan hingga akhir 2009 mencapai

695 orang, yang berasal dari institusi perbankan,

perusahaan multifinance, dan instansi pemerintah.

Program pendidikan dan pelatihan ini ditujukan

untuk mendorong peningkatan kemampuan para

personil di lembaga penyalur KPR dan diharapkan

menghasilkan calon-calon tenaga pendidik di

dalam negeri.

PROGRAM SOSIALISASI

Sejak awal pendirian, progam sosialisasi dilakukan

untuk memperkenalkan kepada stakeholder peran

dan fungsi Perseroan serta program-program

yang akan dikembangkan untuk memfasilitasi dan

mendorong pengaliran dana dari pasar modal ke

sektor perumahan. Program ini akan terus berlanjut

dan merupakan program yang berkesinambungan

agar pengetahuan dan pemahaman stakeholders

dan masyarakat tentang kinerja Perseroan dalam

memenuhi tugas yang diberikan oleh Pemerintah

selalu ter-update.

Aktivitas sosialisasi dilakukan ke publik, diantaranya

investor dan pelaku pasar modal, kalangan

perbankan, media massa, masyarakat umum, serta

kalangan akademik.

MORTGAGE PORTFOLIO PERFORMANCE DATABASE

The Company has measured plans to build

and develop mortgage portfolio performance

database through the utilization of data obtained

from refinancing program and securitization. For

short-term purpose, this database can be used

to analyze mortgage portfolio condition and to

analyze risk profile from the portfolio. This database

is part of a long-term program and it is expected that

in the future, it will collect information to describe

mortgage portfolio performance in general and

can be used by the Company to put together a

guarantee program and mortgage products.

EDUCATION AND TRAINING

Education programs held by the Company

s ince 2006 are sti l l ongoing. In 2009, training

programs that were jointly held by experienced

international institutions in the area of mortgage

finance hosted 5 programs - including a special

program for Bank Indonesia.

By the end of 2009, the education and training

programs had trained 695 participants-from banking,

multifinance and government institutions.

These education and training programs aimed

to improve the capacity of mortgage lender

personnels and generate local candidates for

educators and trainers.

SOCIALIzATION PROGRAM

Since the company’s establishment, socialization

programs have aimed to introduce the stakeholders

to the roles and functions of the Company and its

programs to develope the facility and support of

fund flow from capital market to the housing sector.

This program will continue to update stakeholder’s

knowledge and understanding of the Company’s

performance in carrying out the mandates provided

by the Government.

These socialization activities are directed to the public,

including investors and capital market players, banking,

mass media, general public and academics.

34

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 37: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Setelah penerbitan EBA yang pertama, diketahui

bahwa sebagian besar investor belum sepenuhnya

mengenal EBA. Oleh karena itu, Perseroan terus

menggiatkan sosialisasi kepada investor dan

pelaku pasar modal. Selama tahun 2009, sosialisasi

berkaitan dengan program sekuritisasi dan EBA

telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali yaitu dengan

Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia, Asosiasi

Dana Pensiun Indonesia, perusahaan sekuritas,

pialang efek, manajer investasi, dan analis efek.

Sosialisasi kepada perbankan dilakukan

bekerjasama dengan Asbanda (Asosiasi

Bank Pembangunan Daerah), Asbasindo

(Asosiasi Bank Syariah Indonesia), Menpera,

dan Bapertarum. Untuk publik kategori ini,

Perseroan telah melakukan 4 (empat) kali

sosialisasi tentang standar dokumen KPR dan

refinancing program.

Hasil sosialisasi dengan Asbanda telah

ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU

tentang penerapan standar dokumen KPR yang

disaksikan oleh Menteri Negara Perumahan

Rakyat. Hasil sosialisasi dengan bank-bank syariah

ditindaklanjuti dengan penandatanganan

MoU dengan bank-bank BUMN syariah di Bank

Indonesia yang disaksikan oleh Pejabat Gubernur

Bank Indonesia dan Menteri Negara Perumahan

Rakyat. MoU ini bertujuan untuk bersama-sama

mengembangkan KPR syariah yang kemudian

dapat disekuritisasi.

Khusus kepada media massa, telah dilakukan 2

kali focus group discussion untuk memberikan

pendalaman produk kepada wartawan dan

memberikan kesempatan khusus kepada

wartawan untuk melakukan eksplorasi mengenai

pasar pembiayaan sekunder perumahan. Hasil

dari pertemuan ini, beberapa media dengan lebih

tepat menyusun tulisan tentang Perseroan.

Sosialisasi kepada media massa juga dilakukan

dalam bentuk kunjungan ke media (media

visit) seperti yang dilakukan pada tanggal

22 Oktober 2009, yaitu kunjungan ke jajaran redaksi

Bisnis Indonesia, yang dimaksudkan untuk lebih

mendekatkan dan memperkenalkan diri kepada

dewan redaksi dan wartawan yang meliput

permasalahan ekonomi dan bisnis.

Kegiatan sosialisasi Perseroan dilakukan pula

kepada masyarakat umum. Perseroan bekerjasama

dengan Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat

dan Radio Republik Indonesia (RRI) melakukan

sosialisasi kepada masyarakat tentang program

perumahan untuk rakyat di RRI Jakarta pada tanggal

17 Oktober 2009.

After the first EBA, it was evident that most

investorswere not fully aware of EBA. Therefore the

Company continued to carry out this socialization

program to investors and capital market players.

Throughout 2009, there were 5 socialization

programs related to securitization and asset-

backed securities (EBA) held with Actuary Consultant

Association of Indonesia (Asosiasi Konsultan Aktuaria

Indonesia), Indonesian Pension Funds Association

(Asosiasi Dana Pensiun Indonesia), security houses, stock

brokers, investment managers and security analysts.

There were also socialization programs with the

banking industry held through the cooperation

with the Regional Development Bank Association

(Asbanda/Asosiasi Bank Pembangunan Daerah),

Indonesian Sharia Bank Association (Asbasindo/

Asosiasi Bank Syariah Indonesia), Ministry of Public

Housing, and Bapertarum. For this segment, the

Company conducted 4 socialization programs

with regard to mortgage standard documents and

refinancing program.

The success of the socialization program with Regional

Development Bank Association (Asbanda) was

followed by the MOU signing on the implementation

of mortgage standard documents, witnessed by

the Minister of Public Housing. The socialization with

shariah banks was followed by the MOU signing

in Bank Indonesia witnessed by Bank Indonesia

Governor and the Minister of Public Housing. This

MOU was aimed to jointly develop sharia mortgage

which will be securitized in the future.

For mass media, there were two focus group

discussions to deliver product information to

journalists and give them special opportunities

to explore the issue of the secondary mortgage

finance market. This led to more accurate reports

on the Company by a number of media.

Socialization with the media was also conducted in

the form of media visits. On October 22, 2009, the

Company conducted a media visit for Bisnis Indonesia

to build a better relationship with the editorial board

and journalists who would cover the economy and

business issues. The Company also held socialization

programs for the public. In cooperation with the

office of the Ministry of Public Housing and Radio

Republik Indonesia, the socialization program was

done on October 17, 2009.

35LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 38: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Sementara kepada stakeholders di lingkungan

perguruan tinggi telah dilakukan kuliah umum

tentang pasar pembiayaan sekunder perumahan

di Fakultas Ekonomi Institut Ilmu Bank Indonesia

di Jakarta pada bulan Mei 2009. Hasil sosialisasi

tersebut telah dimanfaatkan oleh civitas

akademika yang bersangkutan sebagai referensi

perbaikan kurikulum dan bahan penugasan

khusus yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa

peserta sosialisasi. Hal ini merupakan kesempatan

bagi Perseroan untuk menanamkan pemahaman

sejak awal kepada dunia akademis, sehingga

akan secara tidak langsung menjadi media

untuk mensosialisasikan kepada khalayak yang

lebih luas.

PENGUATAN ORGANISASI

Dalam upaya meningkatkan kemampuan sumber

daya manusia, selama tahun 2009 Perseroan

telah mengirimkan karyawan mengikuti kegiatan

pelatihan dan pendidikan di bidang Risk

Management, Sekuritisasi, IT, HRD, Hukum, Audit,

Leadership, Keuangan Syariah, dan Pasar Modal.

Disamping itu, Perseroan juga mengirimkan

karyawan untuk mengikuti program magang pada

institusi di Amerika Serikat untuk mendapatkan

pemahaman mengenai produk guarantee dan

operasionalisasinya.

Khusus untuk peningkatan pemahaman tentang

manajemen risiko, Perseroan telah mengirimkan

sebagian besar karyawan mengikuti Ujian Sertifikasi

Manajemen Risiko yang diselenggarakan oleh

Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), dari

level 1 hingga level 4.

Terhitung sejak 29 Desember 2009, jajaran direksi

Perseroan turut dilakukan penguatan dengan

diangkatnya Yudhi Ismail sebagai direktur yang

memiliki pengalaman di bidang pasar keuangan.

UNIT KERJA Risk management

Dengan adanya perkembangan kegiatan dan

perkembangan transaksi bisnis, Perseroan

membutuhkan infrastruktur pengelolaan risiko yang

lebih kuat dan dilaksanakan secara independen,

sehingga proses check and balance dapat

dijalankan secara optimal. Untuk itu Perseroan

membentuk unit kerja Risk Management. Hal ini

merupakan suatu peningkatan karena pada masa

lalu, ketika transaksi relatif masih kecil, aktivitas

pengelolaan risiko (identifikasi, pengukuran,

mitigasi, dan monitoring) masih dirangkap oleh

unit kerja.

For the stakeholders at the university level, a

public lecture was held on the topic of secondary

mortgage market in the Faculty of Economy of

Institut Ilmu Bank Indonesia in Jakarta in May 2009.

This lecture was used as reference to improve the

curriculum and as resource for students to complete

their academic assignments. This opportunity

was used by the Company as stepping a stone to

educate a wider audience.

ORGANIzATIONAL STRENGTHENING

To improve the capacity of human resources,

throughout 2009, the Company assigned a number

of employees to participate in various training

and education in the areas of Risk Management,

securitization, IT, human resource development,

law, audit, leadership, sharia finance and capital

market. The Company also sent some employees to

participate in an internship program in the United

State to have a better comprehension on how to

implement a guarantee program.

Regarding risk management, the Company

mandatorily assigned most of its employees to take

Risk Management Certification Exam hosted by

BSMR (a risk management certification institution),

from level 1 to level 4.

On December 29, 2009, the Company strengthened

its team by appointing a new Director, Yudhi Ismail,

who is highly experienced in the financial market.

RISK MANAGEMENT UNIT

With the increased development of business

activities and transaction, the Company needed a

stronger and more independent risk management

infrastructure to ensure optimal check and

balance process. Therefore, the Company set up

a Risk Management unit. In the past, when the

volume of transactions was relatively low, the risk

management activities (identification, assessment,

mitigation and monitoring) were carried out solely

by each unit.

36

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 39: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Sebagai konsekuensi dari konsolidasi fungsi

identifikasi, pengukuran, dan monitoring atas risiko

usaha Perseroan, maka dipersiapkan rekrutmen

personil risk management yang cukup senior

untuk mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan

risiko dan penyusunan revisi pedoman-pedoman

pengelolaan manajemen risiko. Sepanjang tahun

2009, pedoman manajemen risiko yang sudah

ada sebelumnya, secara bertahap direvisi dan

diperbaharui sesuai dengan perkembangan

aktivitas serta organisasi Perseroan.

Kondisi ini dibentuk dalam rangka menciptakan tata

kelola perusahaan yang baik untuk mempertahankan

dan meningkatkan rating Perseroan.

OPTIMISME BERKELANJUTAN

Perseroan melaksanakan tugas secara bertahap

melalui proses evolusi. Saat ini, Perseroan berperan

sebagai l iquidity facility untuk membangun pasar

pembiayaan sekunder perumahan dan kemudian

secara bertahap menjadi market catalyst untuk

mengembangkan pasar. Perkembangan peran

Perseroan tersebut seiring dengan (1) kesiapan

pasar pembiayaan KPR, (b) tersedianya KPR yang

memenuhi standar investasi, dan (3) tersedianya

peraturan pendukung yang diperlukan untuk

setiap tahapan.

Pencapaian di tahun 2009 dan inisiatif yang

terus ditumbuhkan menjadi bekal penting bagi

pengembangan Perseroan di tahun 2010 dan

tahun-tahun selanjutnya. Dengan dukungan semua

pihak diyakini tantangan-tantangan yang harus

dihadapi dimasa datang akan dapat diselesaikan

sehingga cita-cita agar “setiap keluarga dapat

memiliki rumah yang layak” dapat tercapai.

As a consequence of this consolidation of the

functionsfor identification, measurement, and

monitoring of risk, the Company prepared

recruitment for senior risk management professionals

to coordinate risk management activities and to put

together a revision on risk management guidelines,

Throughout 2009, the existing risk management

policies and guidelines were gradually revised and

updated according to the Company’s business

activities and organization.

This continuous improvement was implemented

to establish good corporate governance and to

improve the Company’s credit rating.

GROWING OPTIMISM

The Company performs each task gradually in an

evolution process. Presently, the Company acts as

a liquidity facility to develop secondary mortgage

market and will gradually become a market catalyst

to develop the market. The expansion of roles by the

Company should be in line with (1) the readiness

of the mortgage market, (b) the availability of

mortgage complying to investment standards,

and (3) the availability of supporting regulations

required in each stage.

The 2009 performance and continuous initiatives

are vital in developing the Company in 2010 and

the years to come. Indeed, with the support from

all parties, future challenges could be conquered

so that the vision of “affordable home for every

family” can be realized.

37LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 40: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

PrOFiL Dewan kOMisarisBOarD OF COMMissiOners’ PrOFiLe

Jugia wahab

Komisaris Utama

President Commissioner

Warga negara Indonesia, diangkat menjadi

Komisaris Utama Perseroan sejak 22 Juli 2005 dan

dilantik oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia

pada bulan September 2005. Lulus dari Fakultas

Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1966. Kursus

dan program pelatihan yang diikutinya antara

lain yang diselenggarakan oleh Asian Institute of

Management (Filipina), Morgan Guaranty Trust

(Singapura), University of Washington, Seattle (USA)

dan Wharton School the University of Pennsylvania,

Philadelphia (USA). Sebelum menerima tanggung

jawab sebagai Komisaris Utama di Perseroan, Jugia

Wahab adalah Wakil Direktur Rumah Sakit Sumber

Waras di bidang Administrasi & Keuangan dan juga

senior associate di Law Firm Kartini Muljadi & Rekan

pada periode tahun 1999 - 2005. Jugia Wahab

memulai karirnya di perbankan sebagai kerani (klerk)

Audit Department, Bills Department dan inhouse

lawyer di Citibank NA, Jakarta selama 5 tahun

mulai 1970, dan selama 5 tahun berikutnya sebagai

Compliance Officer di PT Merchant Investment

Corporation, sebuah lembaga keuangan bukan

bank. Interaksi pertamanya sebagai profesional di

bidang pembiayaan perumahan mulai dilakukannya

sejak tahun 1980 di PT Papan Sejahtera, di tempat

mana Jugia Wahab berkarir sampai meraih posisi

Presiden Direktur dalam periode 1990 - 1992.

Setelah tidak di PT Papan Sejahtera, Jugia Wahab

bekerja di PT Lippo Land Development Tbk sebagai

Corporate Secretary dari tahun 1992 sampai 1997,

dan selanjutnya pada periode 1997 – 1998 diangkat

oleh Bank Indonesia menjadi Wakil Ketua Tim Likuidasi

PT Bank Pinaesaan mewakili PT Bank Danamon Tbk.

An Indonesian citizen, appointed as the Corporate

President Commissioner on July 22, 2005 and

inaugurated by the Minister of Finance of the

Republic of Indonesia in September 2005. Graduated

from the Faculty of Law in 1966. Some of the courses

and training programs he participated in were with

the Asian Institute of Management (The Philippines),

Morgan Guaranty Trust (Singapore), University of

Washington, Seattle (USA) and Wharton School

the University of Pennsylvania, Philadelphia (USA).

Prior to accepting the position as Corporate

President Commissioner, Jugia Wahab was the Vice

Director of Sumber Waras Hospital in the area of

Administration & Finance and a Senior Associate

in Kartini Muljadi & Associate Law Firm from 1999 to

2005. Jugia Wahab started his career in the banking

industry as a clerk in the Audit Department and Bills

Department and as an inhouse lawyer with Citibank

NA, Jakarta for 5 years starting 1970, and the next

5 years as a Compliance Officer in PT Merchant

Investment Corporation, a non - banking financial

institution. His first engagement as a housing finance

professional was in 1980 in PT Papan Sejahtera,

where Jugia Wahab built his career to reach the top

position of President Director in 1990 - 1992. After his

years in PT Papan Sejahtera, Jugia Wahab worked

for PT Lippo Land Development Tbk as a Corporate

Secretary from 1992 to 1997, and in 1997 - 1998 he

was appointed by Bank Indonesia as Vice Head of

Liquidation Team of Pinaesaan Bank representing

Bank Danamon.

38

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 41: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

arys ilyas

Komisaris

Commissioner

Warga negara Indonesia, lahir di Bima 21 November

1945. Diangkat menjadi Komisaris Perseroan sejak

22 Juli 2005 dan dilantik oleh Menteri Keuangan

Republik Indonesia pada bulan September 2005.

Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

dan telah mengikuti berbagai kursus dan seminar

untuk pengembangan profesi di dalam dan di luar

negeri dalam bidang pasar modal, perpajakan, dan

appraisal. Sebelum bergabung di Perseroan pernah

menjabat Komisaris Utama PT Kliring & Penjaminan

Bursa Berjangka Indonesia dan Komisaris Utama

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Arys Ilyas

memulai karirnya di Bapepam sejak tahun 1978,

pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pengelolaan

Investasi dan Riset Bapepam. Jabatan terakhir

yang dipercayakan kepadanya adalah Kepala Biro

Transaksi dan Lembaga Efek berakhir tahun 2005.

An Indonesian citizen, born in Bima on November 21

1945. He was appointed as Corporate Commissioner

in July 22, 2005 and inagurated by the Minister of

Finance of the Republic of Indonesia in September

2005. Graduated from the Faculty of Economy of

the University of Indonesia, he participated in a

series of national and international professional

development courses and seminars in the areas of

stock market, tax and appraisal. Prior to joining the

Company, Arys Ilyas was President Commissioner of

Indonesian Clearing and Future Exchange Guarantor

(Kliring & Penjaminan Bursa Berjangka Indonesia)

Corporation and President Commissioner of

Indonesian Custodian Investment Center (Kustodian

Sentral Efek Indonesia). Arys Ilyas started his career

in the Indonesian Capital Market and Financial

Institution Supervisory Agency in 1978, and was

posititioned as Head of Investment Management

and Research Bureau in the Indonesian Capital

Market and Financial Institution Supervisory Agency.

His last position was the Head of Transaction and

Investment Bureau which ends in 2005.

39LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 42: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

tito Murbaintoro

Komisaris

Commissioner

Warga negara Indonesia, diangkat menjadi

Komisaris Perseroan sejak 22 Oktober 2008, sesuai

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa. Lulus dari Jurusan Teknik Arsitektur

ITS Surabaya di tahun 1982, Tito Murbaintoro

menyelesaikan S2 sebagai Magister Manajemen di

bidang keuangan real estate dari Lembaga PPM

pada tahun 1998, serta menyelesaikan program

Doktor (S3) di Institut Pertanian Bogor pada tahun

2009. Sebelum mendapatkan kepercayaan

sebagai Komisaris Perseroan dan sampai saat ini

Tito Murbaintoro menjabat sebagai Deputi Bidang

Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat sejak

22 Januari 2008. Tito Murbaintoro memulai karirnya

dari pangkat Penata Muda mulai Maret 1983 di

Departemen Pekerjaan Umum dan berpindah ke

Kementerian Perumahan Rakyat mulai September

2005. Berawal dari kegiatan pembinaan,

perencanaan dan pengawasan, berbagai posisi

struktural telah dipercayakan kepada yang

bersangkutan khususnya berkaitan dengan

bidang pembiayaan sektor perumahan. Untuk

menunjang karirnya Tito Murbaintoro mendapat

kesempatan menjalani pendidikan dan training di

bidang urban management dan housing finance

management di beberapa negara diantaranya

di Belanda, Singapura dan Australia. Atas jasa

dan kontribusinya Tito Murbaintoro mendapatkan

beberapa penghargaan, salah satunya adalah

penghargaan Satyalancana Wirakarya dari

Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2004.

Sejak kepindahannya dari Departemen Pekerjaan

Umum ke Kementerian Perumahan Rakyat di tahun

2005, karir yang bersangkutan dilanjutkan hingga

posisinya pada saat ini, sebagai Deputi Bidang

Pembiayaan, Kementerian Perumahan Rakyat.

An Indonesian citizen, appointed as Corporate

Commissioner since October 22 2008 based on

the decision made by The Extraordinary General

Meeting of Shareholders’. Graduated from the

Faculty of Architecture of ITS Surabaya in 1982, Tito

Murbaintoro obtained his Master’s Degree in real

estate finance from PPM in 1998, and finished his

Doctoral degree in the Bogor Institute of Agriculture

in 2009. Prior to his appointment as Corporate

Commissioner, he has been serving as Deputy of

Finance Division of the Ministry of Public Housing

since January 22, 2008 up until now. Tito Murbaintoro

started his career as Young Administrator in

March 1983 in the Department of Public Works

before moving to the Ministry of Public Housing in

September 2005. He has moved from various areas

of guidance, planning and monitoring and has held

a number of structural positions particularly those

related to housing finance sector. Tito Murbaintoro

has also expanded his horizon by taking a number

of education and training opportunities in the

areas of urban management and housing finance

management in countries such as the Netherlands,

Singapore and Australia. For his service to the

country, Tito Murbaintoro has received a number of

awards, namely the Satyalancana Wirakarya award

from the Government of Indonesia in 2004. Since he

moved from the Department of Public Housing to

the Ministry of Public Housing in 2005, he has built

his career to reach his current position as Deputy of

Finance Division of the Ministry of Public Housing.

40

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 43: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

PrOFiL DireksiBOarD OF DireCtOrs’ PrOFiLe

erica soeroto

Direktur Utama

President Director

Warga negara Indonesia, diangkat menjadi Direktur

Utama Perseroan sejak 22 Juli 2005 dan dilantik

oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada

bulan September 2005. Lulus dari Fakultas Hukum

Universitas Trisakti, Jakarta dengan beasiswa dari

Pemerintah DKI. Selanjutnya, Erica menyelesaikan

S2 dalam bidang hukum ekonomi dari Universitas

Tarumanagara, Jakarta. Sebagian besar program

pendidikan formal dan informal yang diikutinya

baik didalam negeri maupun diluar negeri selama

masa kariernya adalah di bidang housing finance.

Erica telah mendapatkan designasi profesi dalam

bidang real estate finance yaitu Certified Mortgage

Bankers (CMB) – Professional Designation dari The

Mortgage Bankers Association of America, New

York pada tahun 1997. Mulai merintis karirnya di

sektor finansial dengan bekerja di Bank Bumi Daya

sampai tahun 1978, kemudian mengikuti Program

Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) di Bank

Indonesia sampai tahun 1979. Selanjutnya, tahun

1980 ia mulai menggeluti bidang pembiayaan

perumahan dengan bergabung di PT Papan

Sejahtera. Selama bekerja di PT Papan Sejahtera,

Erica telah menempati berbagai posisi sampai

menjadi salah satu anggota Direksi pada tahun

1996. Sejak tahun 1993 sampai 2005, Erica Soeroto

aktif menjadi anggota kelompok kerja yang

dibentuk oleh Departemen Keuangan dalam

rangka persiapan pendirian lembaga pembiayaan

sekunder perumahan di Indonesia yang sekarang

menjadi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Selama tahun 1999, bersama tiga rekannya secara

sukarela menyusun konsep Rancangan Undang-

Undang Sekuritisasi.

An Indonesian citizen, appointed as Corporate

President Director in July 22, 2005 and inagurated

by the Minister of Finance of the Republic of

Indonesia in September 2005. She graduated

from the Faculty of Law of Trisakti University on a

scholarship from the Jakarta Regional Government.

Erica finished her Master’s degree in Economic Law

from Tarumanegara University, Jakarta. Throughout

her career in the housing finance sector, she

has obtained various national and international

formal and informal education. Erica acquired a

professional designation in the real estate finance

sector, namely Certified Mortgage Bankers (CMB)-

Professional Designation from The Mortgage Bankers

Association of America, New York in 1997. She built

her career in the financial sector in Bank Bumi Daya

from 1978, then took part in the Education Program

for Young Employee Candidates in Bank of Indonesia

until 1979. From 1980, she started building her

reputation in the housing finance sector by joining

Papan Sejahtera Perseroan. Throughout her years

in Papan Sejahtera Perseroan, Erica took up various

positions until she made one of the Board of Director

members in 1996. From 1993 to 2005, Erica Soeroto

was active as a task force member established

by the Department of Finance to prepare for the

establishment of a secondary housing mortgage

Perseroan in Indonesia - which has now become

PT Sarana Multigriya Finansial (Perseroan). In 1999,

she and three associates constructed a draft of

Securitization Law on pro bono basis.

41LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 44: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

sutomo

Direktur

Director

Warga negara Indonesia, diangkat menjadi

Direktur Perseroan sejak 22 Juli 2005 dan dilantik

oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada

bulan September 2005. Lulus dari Fakultas Ekonomi

Universitas Krisnadwipayana tahun 1980, memiliki

ijin Bapepam di Bidang Pasar Modal sebagai Wakil

Penjamin Emisi Efek dan Wakil Manajer Investasi.

Sebelum menjabat sebagai Direksi Perseroan,

Sutomo adalah Direktur PT Mandiri Manajemen

Investasi sejak Oktober 2004. Selama berkarir,

berbagai posisi yang telah dijabat adalah sebagai

Executive Vice President pada PT Mandiri Sekuritas

dengan tugas sebagai Project Officer pendirian

PT Mandiri Manajemen Investasi dari April 2003

sampai Oktober 2004; sebagai Direktur PT Mandiri

Sekuritas pada saat penggabungan antara PT Bumi

Daya Sekuritas, PT Exim Securities dan PT Merincorp

Securities Indonesia tahun 2000 sampai 2003. Bekerja

di PT Bank Bumi Daya (Persero), ditempatkan pada

PT Bumi Daya Sekuritas hingga sebagai Direktur dari

tahun 1991 sampai 2000. Pada tahun 1988 sampai

1991, sebagai Deputy Manager pada Urusan (Divisi)

Investment Banking PT Bank Bumi Daya (Persero),

pada tahun 1981 sampai 1988 menjadi pejabat

pada Bagian Penyertaan dan Pasar Modal PT

Bank Bumi Daya (Persero) dan anggota Tim Survei

Obligasi Pelanggan di NTT-PC Jepang 1987. Sebelum

berkarir di sektor keuangan, dari tahun 1975 sampai

1981 bekerja pada PT Dok dan Galangan Kapal

IPPA Gaya Baru (Persero) di bidang Perencana &

Pengawas Keuangan, dan sebelumnya bekerja

di Dinas Hortikultura Departemen Pertanian pada

periode 1971 - 1975.

An Indonesian citizen, appointed as Corporate

Director in July 22, 2005 and inagurated by the

Minister of Finance of the Republic of Indonesia

in September 2005. Sutomo graduated from the

Faculty of Economy of Krisnadwipayana University

in 1980, and obtained his Indonesian Capital Market

and Financial Institution Supervisory Agency license

in the Stock Market Sector as Vice Guarantor of

Issuance of Security and Investment Vice Manager.

Prior to his appointment as Corporate Director,

Sutomo worked as Director of Mandiri Manajemen

Investasi Corporation from October 2004. He has

built his career by taking up a number of positions

up to the Executive Vice President in Mandiri

Securities Corporation by taking up the role of

Project Officer to the establishment of Mandiri

Manajemen Investasi Corporation from April 2003

to October 2004, and as Director of PT Mandiri

Sekuritas on the merger of Bumi Daya Sekuritas,

Exim Securities and Merincorp Securities Indonesia

Corporations from 2000 to 2003. He then moved to

Bank Bumi Daya (Corporation) and was placed in

Bumi Daya Sekuritas until he gained Directorship

from 1991 to 2000. From 1988 to 1991, he worked as

Deputy Manager on Investment Banking Division of

Bank Bumi Daya (Corporation), and from 1981 to

1988 as a person in charge in Investment and Stock

Market Division Bank Bumi Daya (Corporation) and a

member of Consumer Bond Survey in NTT-PC Japan

1987. Before he took up his career in the financial

sector, he worked from 1975 to 1981 for Ship Docking

and Shipyard IPPA Gaya Baru (Corporation) in the

area of Financial Planning and Oversight, and to the

Office of Horticulture of Department of Agriculture

in 1971 - 1975.

42

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 45: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Yudhi ismail

Direktur

Director

Warga negara Indonesia, diangkat menjadi Direktur

Perseroan berdasarkan surat keputusan Menteri

Keuangan tanggal 29 Desember 2009. Setelah

menyelesaikan llmu Manajemen dan Marketing

dari Golden Gate University of San Francisco,

California, USA, berkarya di Pasar Modal selama

hampir 20 tahun. Sebelum menjabat sebagai

Direksi Perseroan, Yudhi Ismail adalah Sales

Manager di Bloomberg L. P. Singapore dari 2006

sampai 2008, yang juga mempunyai tanggung

jawab mengembangkan pasar surat utang di

Indonesia. Berpengalaman pula mengembangkan

pasar surat utang negara (SUN) ketika menjabat

sebagai Direktur Eksekutif Perhimpunan Pedagang

Surat Utang Negara (Himdasun) dari 2003 sampai

2005 bersama 20 bank dan 5 sekuritas sebagai

anggota dari perhimpunan tersebut. Yudhi Ismail

juga berpengalaman sebagai pelaku pasar pada

saat bekerja sebagai Head of Fixed Income di Inti

Prebon Securities dari 2001 sampai 2002, Head of

Fixed Income di Bank Mega dari 1998 sampai 2000

dan Peregrine Fixed Income Ltd. Hong Kong dari

1996 sampai 1997. Serta berpengalaman sebagai

Assistant Manager Custodial Services Department

di Standard Chartered Jakarta dari 1990 hingga

tahun 1993.

An Indonesian citizen, appointed as Corporate

Director based on Minister of Finance decision

dated December 29, 2009. After completing his

Management and Marketing Science from Golden

Gate University of San Francisco, California, USA,

he worked in the Stock Market sector for almost

20 years. Before he was appointed as Corporate

Director, Yudhi Ismail was Sales Manager in

Bloomberg L. P. Singapore from 2006 to 2008, and

was responsible in developing the bond market in

Indonesia. He also has experience in developing

government bond market when he held the position

of Executive Director of Association of Government

Bond Market Trader (Perhimpunan Pedagang Surat

Utang Negara/Himdasun) from 2003 to 2005 along

with 2 0 banks and 5 securities as members of the

association. Yudhi Ismail is also an experienced

market player as he once worked as Head of Fixed

Income in Inti Prebon Securities from 2001 to 2002,

Head of Fixed Income in Bank Mega from 1998 to

2000 and Peregrine Fixed Income Ltd. Hong Kong

from 1996 to 1997. He was also an Assistant Manager

Custodial Services Department in Standard

Chartered Jakarta from 1990 to 1993.

43LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 46: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

anaLisis & PeMBahasan ManaJeMen anaLYsis & ManageMent DisCussiOnUMUM

Di Indonesia, dinamika perkembangan sektor

pembiayaan perumahan paling tidak dipengaruhi

oleh 3 (tiga) pelaku utama, yaitu konsumen,

pengembang (developer), dan lembaga

penyalur KPR.

Kebutuhan konsumen akan rumah cukup tinggi,

terlihat dari angka ketertinggalan ketersediaan

rumah di Indonesia saat ini yang mencapai 8 juta

unit dan diperkirakan jumlah ini masih akan terus

bertambah sekitar 800 ribu unit setiap tahunnya.

Dilain pihak jumlah pengembang dinilai cukup

dapat mengakomodir kebutuhan tersebut. Lembaga

penyalur KPR saat ini didominasi oleh perbankan yang

sebagian besar memiliki batasan kategori konsumen

yang dapat menerima fasilitas KPR. Disisi lain program

subsidi pemerintah pun dikhususkan untuk membantu

masyarakat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Dengan demikian ada segmen konsumen tertentu

yang tidak terlayani karena tidak bankable dan tidak

masuk kedalam kriteria program subsidi pemerintah.

Untuk itu diperlukan adanya lembaga keuangan

yang khusus menyalurkan KPR untuk melayani segmen

konsumen yang belum terlayani dimaksud.

Sinergi antara ketiga pelaku utama tersebut sangat

diperlukan untuk mendukung terjadinya efisiensi di

pasar primer. Kondisi ini diperlukan berhubung secara

umum harga rumah dan tingkat suku bunga dinilai

masih tinggi. Tingginya harga rumah adalah berada

diluar jangkauan Perseroan karena terutama berkaitan

dengan ketersediaan lahan, kemudahan perizinan,

proses pembuatan sertifikat, dan pemberlakuan

pajak. Tingkat suku bunga akan dipengaruhi oleh

besarnya aliran dana jangka menengah/ panjang

dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan.

Aliran dana dimaksud yang berjalan secara terus

menerus dan semakin meningkat dalam volume

maupun kecepatannya akan membentuk mekanisme

pasar. Mekanisme pasar inilah yang akan mendorong

efisiensi pasar dan penurunan tingkat suku bunga KPR,

hingga akhirnya membeli rumah yang layak menjadi

terjangkau oleh masyarakat.

GENERAL ISSUES

In Indonesia, the dynamic of mortgage sector

development is mostly influenced by 3 (three)

main agents, namely consumers, developers and

mortgage lenders.

The consumers’ need of housing is sufficiently high,

as reflected on the housing availability gap or the

inadequate number in Indonesia that currently

reaches 8 (eight) million units and is estimated to

increase at around 800 thousand units every year.

On one side, the number of developers is sufficient

enough to accomodate the growing needs. Mortgage

lenders are currently dominated by the banking

institutions, which generally possess a limited capacity

in the consumer category for accepting mortgage

facilities. On the other hand, the government subsidy

program is especially targeted in assisting people in

compliance with the defined criteria. Hence, there

are certain consumer segments which have not been

included due to the fact that they are not bankable

and are not eligible for the subsidy program setforth

by the government. Such condition has called for

the availability of particular finance institutions

to function as a mortgage lender to the excluded

consumer segment.

The synergy between the three agents are of

paramount importance in supporting the efficient

conduct in primary market. Such condition is required

since the house prices as well as loan interest rates are

generally considered high. The high house prices are

beyond the Company’s control as this mostly concerns

the availability of land areas, legal permit clearance,

certification process as well as the incurred taxation

charges. Loan interest will be affected by the amount

of medium/long-term fund flow from the capital

market to the housing finance sector.

The flow of fund means the flow that rolls on continuously

and in ever increasing volume and moving rate to

establish the market mechanism. It is such market

mechanism that will bound to drive market efficiency

as well as mortgage loan interest rate decline, which

would result in a condition where purchasing a decent

home is more affordable for the common people.

44

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 47: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

ASPEK HUKUM

Kegiatan Perseroan untuk mengalirkan dana dari

pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan

berdasarkan Peraturan Presiden No 1 tahun 2008 Jo

No 19 tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder

Perumahan, sampai saat ini masih menunggu

peraturan pelaksanaannya.

Konsep transaksi sekuritisasi yang diatur dalam

Perpres merupakan hal baru di Indonesia, sehingga

adalah wajar jika undang-undang dan peraturan

yang ada belum cukup mengakomodir terlaksananya

transaksi sekuritisasi sebagaimana diatur dalam

Perpres dimaksud.

Transaksi tahun 2009 yang dilaksanakan dengan

menggunakan struktur KIK EBA dinilai belum optimal

terutama dalam peran manajer investasi yang tidak

maksimal dan beberapa aspek hukum dari transaksi.

Guna merealisasikan tujuan pemerintah dalam

mencapai asas keterjangkauan agar masyarakat

dapat memiliki rumah yang layak, maka diperlukan

“dukungan peraturan”, yang memungkinkan

terjadinya aliran dana dalam volume yang lebih besar

dan perputaran yang lebih cepat, sehingga bukan

hanya asas keterjangkauan yang akan diperoleh,

akan tetapi juga pertumbuhan sektor riil.

ASPEK PEMASARAN

Untuk memfasilitasi terjadinya aliran dana dari pasar

modal ke sektor pembiayaan perumahan, Perseroan

mendisain 2 (dua) jenis transaksi untuk lembaga

penyalur KPR yaitu penyediaan (1) fasilitas pinjaman

dan (2) sekuritisasi.

Peringkat kredit Perseroan saat ini adalah AA

maka pricing atas obligasi yang diterbitkan sama

dengan korporat pada umumnya yang memiliki

peringkat kredit AA. Akibatnya Perseroan belum bisa

menawarkan penyaluran pinjaman dengan bunga

yang lebih rendah. Untuk menghindari terjadinya

negative spread, Perseroan menerbitkan obligasi

dengan jangka waktu 370 hari.

LEGAL ASPECT

The Company’s activities in disbursing fund from the

capital market to the housing finance sector is based

on the Presidential Regulation No 1 year 2008 Juncto

No 19 year 2005 on Secondary Housing Mortgage,

which until now is stil l waiting for its detailed

implementation guidance.

The concept of securitization transaction is regulated

in a Presidential Regulation, which is new in Indonesia.

Therefore, it stands to reason that the existing laws

and regulations have not adequately accomodated

the securitization transaction implementation as

setforth in the Presidential Regulation.

The 2009 transaction, which was conducted by using

the KIK EBA (Asset Backed Securitization - Collective

Investment Contract) structure, is valued as not

in its optimum capacity, especially concerning

the role of investment manager which is not in its

maximum format in addition to several other legal and

transaction aspects.

Strong regulations are required in order to support

the government goals in achieving the affordability

principle to facilitate the possession of decent home

by more people. This will enable the flow of bigger

fund in a faster turn-over period, which will certainly

cover both the affordability principle as well as the

growth of the real sector.

MARKETING ASPECT

To faci l i tate the f low of fund from capital market to

mortgage sector, the Company has formulated 2

(two) kinds of transaction for the mortgage lenders,

which are the provis ion of (1) loan faci l i t ies, and

(2) securit izat ion.

The current Company’s credit rating is AA. Therefore,

the bond issuance pricing standard is equal to

other corporation with AA credit rating. This affects

the Company’s loan interest rate which can not be

offered at a lower rate. To prevent negative spread,

the Company issues bonds bearing 370 days tenure.

45LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 48: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Minat lembaga penyalur KPR selain BTN untuk

melakukan sekuritisasi saat ini masih sangat kecil

antara lain karena (1) rasio-rasio keuangan yang

menjadi ukuran seperti CAR dan LDR masih cukup

baik dan (2) kurangnya insentif untuk melakukan

sekuritisasi. Untuk membangkitkan minat lembaga

penyalur KPR, Perseroan telah membuat program

penyaluran pinjaman dalam bentuk Term Purchase

Program. Program ini akan membantu lembaga

penyalur KPR dalam melakukan persiapan sekuritisasi,

sehingga pada saat dibutuhkan, proses sekuritisasi

akan semakin cepat dan efisien. Selain itu juga

diperlukan pembentukan primary dealer dan market

maker EBA. Primary dealer akan mendorong minat

lembaga penyalur KPR untuk melakukan sekuritisasi.

Sedangkan market maker akan membuat pasar

sekunder EBA menjadi likuid, efisien, dan transparan.

Minat investor untuk membeli (1) surat utang yang

diterbitkan Perseroan dan (2) efek hasil sekuritisasi

masih perlu ditingkatkan. Investor yang potensial selain

perbankan adalah dana pensiun dan perusahaan

asuransi. Adanya penegasan efek hasil sekuritisasi

digolongkan sebagai fixed income securities atau

obligasi akan membantu investor dalam berinvestasi.

2003

Deposito/Time Deposit SBI/BI Certificate SUN/Government Bonds

Obligasi/Bonds Reksadana/Mutual Fund Saham/Shares Lain-lain/Others

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

miliar Rupiahbillion Rupiah

2004 2005 2006 2007 2008

Deposito/Time Deposit SBI/BI Certificate SUN/Government Bonds

Obligasi/Bonds Reksadana/Mutual Fund Saham/Shares Lain-lain/Others

20030

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

miliar Rupiahbillion Rupiah

2004 2005 2006 2007 2008

Sumber: Bapepam-LK Source: Bapepam-LK

Di lain pihak potensi untuk memanfaatkan dana yang

dimiliki oleh dana pensiun dan asuransi masih besar.

Berdasarkan data yang ada dana pensiun dan asuransi

masih mengutamakan investasi pada deposito dan

SUN, sehingga masih diperlukan sosialisasi guna

meningkatkan minat untuk berinvestasi pada instrumen

yang terkait dengan pengembangan sektor riil dalam

hal ini EBA dan peraturan yang memungkinkan

perusahaan asuransi untuk berinvestasi di efek hasil

sekurtisasi (EBA).

Apart from BTN, other mortgage lenders’ interest in

conducting securitization is quite limited, which among

others is due to (1) sufficiently sound financial ratio

standards becoming the measurement indicators,

such as CAR and LDR, and (2) limited incentives for

conducting securitization program. To stimulate

the mortgage lenders’ interest, the Company has

established a loan disbursement program in the

form of Term Purchase Program. The scheme will

assist mortgage lenders in conducting securitization

preparation, to ensure that at the required date,

securitization process will be carried out faster and

more efficiently. Moreover, Asset Backed Securities

(EBA) primary dealer, in tandem with market maker

establishment is also of paramount importance. The

primary dealer will drive the interest of mortgage

lenders to conduct securitization program. Whereas

the market maker will establish a more liquid, efficient

and transparent Asset Backed Securities (EBA)

secondary market.

The investor interest in purchasing (1) bonds issued by

the Company, and (2) asset backed securities scheme

needs to be enhanced. Apart from banking institutions,

another potential investors are derived from pension

funds and insurance companies. Definite confirmation

of asset backed securities scheme, categorized as

fixed income securities or bond, will surely motivate

investors to conduct investment.

On the other hand, the potentials in utilizing fund from

both the pension fund and insurance companies are

still substantial. Based on the current data, both the

pension fund and insurance companies are prioritizing

their investment on time deposit and government

bond (SUN). Therefore, intensive socialization is

needed to improve the interest to invest on the related

instrument with the real sector, in this case Asset

Backed Securitization (EBA) as well as regulations

that enable the insurance company to invest on asset

backed securities scheme.

46

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 49: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

ASPEK OPERASIONAL

Kegiatan Perseroan perlu selalu berada dalam koridor

dan fokus dalam mencapai misi Perseroan. Dinamika

pasar perumahan dan pasar modal, yang akan

mengalami siklus naik dan turun dapat mempengaruhi

langkah Perseroan sehingga melakukan kegiatan-

kegiatan yang tidak sejalan dengan misi Perseroan

yang tentunya akan memerlukan tambahan sumber

daya dan organisasi yang semakin besar. Organisasi

yang besar dan tidak efisien akhirnya justru dapat

menjadi beban Perseroan dan memperlambat

ruang gerak. Oleh karenanya, organisasi Perseroan

akan dikelola sedemikian rupa sehingga efisien

dengan menetapkan kebijakan bahwa setiap saat

jumlah karyawan tidak melebihi jumlah karyawan

yang dibutuhkan Perseroan di kemudian hari ketika

menjadi guarantor.

ASPEK KEUANGAN

Sebagai lembaga keuangan yang memiliki

karakteristik yang spesifik dan misi khusus, Kinerja

Perseroan tidak selalu dapat diukur berdasarkan

ukuran yang umum berlaku bagi perusahaan biasa

pada umumnya. Beberapa perbedaan tersebut

antara lain ada pada:

(1) Rasio Return on Asset (ROA) akan semakin kecil

dengan semakin besarnya aktiva. Hal ini karena

dalam melaksanakan peran sebagai l iquidity

facility yang didukung dengan penerbitan obligasi

Perseroan menerapkan margin yang kecil untuk

spread antara penyaluran pinjaman dan penerbitan

surat utang tersebut. Sebaliknya, perusahaan pada

umumnya memiliki ROA yang cenderung membesar

jika performance -nya baik karena margin maksimal.

Dengan demikian ROA kurang sesuai untuk mengukur

kinerja Perseroan. Juga karena total aset yang akan

cenderung menurun ketika Perseroan sudah tidak

menyalurkan pinjaman pada tahun 2018. Sedangkan

pada perusahaan pada umumnya, total aset

cenderung tumbuh dari tahun ke tahun.

(2) Batasan penyaluran pinjaman. Pada umumnya,

bank menggunakan batasan BMPK dalam

menyalurkan pinjaman kepada nasabahnya yang

rasionya ditentukan oleh Bank Indonesia. Berbeda

halnya dengan Perseroan. Batasan penyaluran

pinjaman Perseroan kepada lembaga penyalur KPR

secara umum adalah berhenti pada tahun 2018, dan

secara khusus untuk masing-masing lembaga penyalur

KPR adalah: (1) kualitatif, berupa kemampuan

memproduksi KPR yang memenuhi kriteria investasi,

memiliki sistem IT yang mampu memproduksi

pelaporan dengan baik, dan memiliki servicing

capability. (2) kuantitatif, berupa rasio tertentu yang

diukur berdasarkan profil masing-masing lembaga

penyalur KPR.

OPERATIONAL ASPECT

The Company should operate within its path and

maintain focus in its effort to achieve the Corporate

mission. The dynamics of mortgage market and the

stock market would continue to have their ups and

downs, which can have impacts on the steps the

Company is taking. Therefore, activities irrelevant to

the Corporate mission would require extra resource

and inflate the organization size. A large and inefficient

organization will only obstruct the Company. The

organization should be managed in a way that the

number of employees remain within the capacity of

the Company which will serve as future guarantor.

FINANCIAL ASPECT

As a financial institution with particular characteristics

and a specific mission, the Company’s performance

can not be constantly measured from standard criteria

as other companies in general. Some distinct differences

are evident, among others, on the following:

(1) Return on Asset (ROA) ratio will get smaller along

with the growing amount of assets. This is due to the

fact that in carrying out the role as a liquidity facility

to be subsequently supported by bond issuance,

the Company implements a small margin for spread

between loan disbursement and the bond issuance.

Reversely, the other companies in general have a

higher ROA in the case of good performance due to

its corresponding maximum margin. Therefore ROA is

obviously not appropriate for measuring the Company’s

performance. This also due to the total assets, which

will tend to decrease at the time the Company is no

longer conducting the loan disbursement in 2018. With

other companies in general, the total assets tend to

grow from year to year.

(2) There is a Legal Lending Limit that banking

institutions normally have (BPMK) in conducting loan

disbursement to the customers, where the ratio has

been set by Bank Indonesia. The case is different with

the Company. The Company’s legal lending limit to

the mortgage lenders in general will come to an end

by 2018, and specifically for each mortgage lender

institution is : (1) quantitative, in the form of capability of

producing investment elligible mortgage, having an IT

system which is capable of producing sound reporting

practice, and possessing servicing capability. (2)

quantitative, in the form of ratio measured by each

individual profile of mortgage lender institution.

47LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 50: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Berdasarkan hal tersebut diatas maka ukuran kinerja

Perseroan (KPI) untuk aspek keuangan cenderung

pada (1) besarnya jumlah dana yang dialirkan

dari pasar modal ke sektor riil perumahan melalui

lembaga penyalur KPR untuk pengembangan pasar

dan (2) return on equity untuk efisiensi, ditambah

dengan (3) laba per personil yang mencerminkan

efisiensi dan efektivitas penggunaan personil karena

pada saat menjadi guarantor diupayakan tidak ada

pengurangan karyawan.

Kinerja keuangan selanjutnya dapat diuraikan

sebagai berikut:

Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun

yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

Riza, Wahono & Rekan (Clarkson Hyde International )

dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31

Desember 2007 dan 2006 yang telah diaudit oleh KAP

Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young), serta

tahun 2005 yang diaudit oleh dan KAP Hendrawinata

Gani & Rekan / Grant Thornton seluruhnya dengan

pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

a. Aset, aset lancar dan aset tidak lancar

Jumlah aset Perseroan per 31 Desember 2009

sebesar Rp1.927.471 juta meningkat 51,98% dari posisi

per 31 Desember 2008 sebesar Rp1.268.212 juta.

Peningkatan aset tersebut bersumber dari laba

tahun 2009 sebesar Rp93.449 juta dan hasil

penerbitan obligasi sebesar Rp551.000 juta. Rincian

aset perseroan per 31 Desember 2009 dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya tampak pada

tabel 1 dan grafik 1.

Based on the above matters, the Company’s Key

Performance Indicators (KPI) in financial aspect

is dependent upon (1) the amount of fund that

flows from capital market to housing real sector,

channeled through mortgage lenders for developing

the market, and (2) the return on equity for efficiency

measure, in addition to (3) the rate of income per

person that reflects the efficiency and effectiveness

of man power util ization, as at the time of performing

as guarantor, no employment termination policy is

being implemented.

Other financial performance can be elaborated as the

following: The Corporate 2009 financial performance

is compiled based on Corporate Financial Reports

on December 31, 2009 and 2008 - audited by public

accountant office Riza, Wahono & Rekan (Clarkson

Hyde International ), and on December 31, 2007 and

2006- audited by public accountant office Purwantono,

Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young), and in 2005-

audited by public accountant office Hendrawinata

Gani & Rekan/Grant Thornton- all resulting in concrete

opinion (Wajar Tanpa Pengecualian/WTP).

a. Asset, current asset and long-term asset

Corporate total asset per December 31, 2009

was Rp1,927,471 million or a 51.98% increase from

December 31, 2008 of Rp1,268,212 million. This

increase of asset was generated from the 2009

profit of Rp93,449 million and the issuance of bond

of Rp551,000 million. Details of corporate asset

per December 31, 2009 compared to last year’s is

compiled in table 1 and graph 1.

48

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 51: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

TABEL 1 PERKEMBANGAN ASET PERSEROAN

TABLE 1 ASSET GROWTH

Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005

ASET ASSETS

Aset Lancar Current Assets

Kas & setara kas Cash & cash equivalent 511,238 661,575 821,266 998,901 1,026,140

Investasi jangka pendek Short term investment 355,881 - - - -

Pinjaman yang diberikan – jatuh tempo dalam 1 tahun Loan - current portion

204,038 3,354 339,000 66,000 -

Bunga masih akan diterima Interest receivables 11,644 3,232 2,936 3,100 1,479

Piutang lain-lain Other receivables 6 - 316 289 1

Uang muka Advance payments 385 1,740 83 195 29

Biaya dibayar dimuka Prepaid expenses 355 256 335 63 20

Pajak dibayar dimuka Prepaid Taxes 6,653 6,314 2,818 173 70

Jumlah aset lancar Total assets 1,090,199 676,471 1,166,754 1,068,721 1,027,739

Aset Tidak Lancar Non-current Assets

Piutang hubungan istimewa Due for related parties 1,331 1,865 - - -

Pinjaman yang diberikan – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Loan - net of current portion

733,233 530,285 - 34,000 -

Sinking fund 10,604 8,866 5,408 3,843 -

Investasi jangka panjang Long term investment 47,204 47,197 12,175 12,164 -

Aset tetap - bersih Fixed assets - net 26,719 1,315 1,806 2,279 1,659

Aset pajak tangguhan Deferred tax assets 2,264 1,837 1,537 1,789 404

Aset lain-lain Other assets 15,918 375 470 352 -

Jumlah Aset Tidak Lancar Total Non-current Assets 837,272 591,741 21,396 54,427 2,062

Jumlah Aset Total Assets 1,927,471 1,268,212 1,188,150 1,123,148 1,029,802

GRAFIK 1 PERKEMBANGAN ASET PERSEROAN

GRAPH 1 ASSET GROWTH

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

2005

1,030

2006

1,123

2007 2008 2009

1,188 1,268

1,927

ASET LANCAR

Jumlah aset lancar terdiri dari kas dan setara kas,

serta aset lancar lainnya, per 31 Desember 2009

sebesar Rp1.090.199 juta meningkat Rp413.728 juta

atau 61,16% dari tahun 2008 sebesar Rp676.471 juta.

Peningkatan terutama pada penyaluran pinjaman

dan penempatan pada investasi jangka pendek.

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

CURRENT ASSET

The total current asset comprising cash and cash

equivalent and other current assets as of December

31, 2009 was Rp1,090,199 million or a rise of Rp413,728

million or 61.16% from 2008 totaling Rp676,471 million.

This increase was mainly from disbursement of loan

and placement of short-term investment.

49LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 52: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Jumlah aset lancar per 31 Desember 2008 sebesar

Rp676.471 juta mengalami penurunan sebesar

Rp490.282 juta atau 42,02% dibandingkan dari

tahun 2007 sebesar Rp1.166.754 juta, disebabkan

adanya pelunasan pinjaman yang jatuh tempo

sebesar Rp335.646 juta.

Jumlah aset lancar per 31 Desember 2006 dan

2005 masing-masing sebesar Rp1.068.721 juta dan

Rp1.027.739 juta.

Dalam aset lancar terdapat pajak dibayar dimuka

seperti terlihat pada tabel 2.

TABEL 2 RINCIAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA

TABEL 2 PREPAID TAxES DETAILS

Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005

Pajak Dibayar Dimuka Prepaid Taxes

Pajak Penghasilan Pasal 23 Income Tax Article 23 5,364 5,364 2,248 - 70

Pajak Pertambahan Nilai – bersih Value Added Tax – Net 1,289 950 570 173 -

Jumlah Total 6,653 6,314 2,818 173 70

Pajak penghasilan pasal 23, merupakan saldo pajak

atas pendapatan bunga penyaluran pinjaman

Perseroan yang dipotong dan dibayarkan ke Kas

Negara oleh penyalur KPR tahun 2007 dan 2008

yang sedang dalam proses restitusi.

PINJAMAN YANG DIBERIKAN

Pinjaman Yang Diberikan merupakan saldo

refinancing atas portofolio KPR di lembaga

penyalur KPR dengan saldo per 31 Desember 2009

sebesar Rp937.271 juta, meningkat 75,54% dari posisi

per 31 Desember 2008 sebesar Rp533.639 juta.

Peningkatan tersebut karena adanya penyaluran

pinjaman kepada PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Syariah dan PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Syariah, masing-masing sebesar Rp200

milyar. Perkembangan pinjaman yang diberikan

tampak pada tabel 3 dan grafik 2.

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

The total current asset as of December 31, 2008

was Rp676,471 mill ion or a decrease of Rp490,282

mill ion or 42,02% compared to 2007 of Rp1,166,754

mill ion due to the payment of matured loan of

Rp335,646 mill ion.

The total current asset as of December 31,

2006 and 2005 were Rp1,068,721 mi l l ion and

Rp1,027,739 mi l l ion.

The current assets were also recorded prepaid tax

as shown in table 2.

Income tax article 23 is a tax balance from the

revenue interest from Corporate loan disbursement

deducted and paid to the State Treasury through

mortgage ledger in 2007 and 2008 under a

restitution process.

LOAN

Loan is a refinancing balance on mortgage portfolio

in mortgage ledgers amounted to Rp937,271 million

as of December 31, 2009, an increase of 75.5 4% from

December 31, 2008 of Rp533,639 million. This increase

was from loan disbursement to PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Syariah and PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Syariah, each Rp200 billion.

The growth of loan is shown in table 3 and graph 2

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Syariah, each

Rp200 billion. Growth of loan is shown in table 3 and

graph 2.

50

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 53: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

TABEL 3 PINJAMAN YANG DIBERIKAN PER 31 DESEMBER

TABLE 3 LOAN AS OF DESEMBER 31

Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005

Saldo Pinjaman yang Diberikan Outstanding Loan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) 500,000 500,000 334,000 100,000 -

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah 200,000 - - - -

PT Bank DKI 27,360 30,400 - - -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Syariah 200,000 - - - -

PT Finansia Multifinance 5,464 1,425 5,000 - -

PT Ciptadana Multifinance 804 903 - - -

PT Bhakti Finance 3,643 911 - - -

Jumlah pinjaman yang diberikan Total Loan

937,271 533,639 339,000 100,000 -

Bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun Loan-Current Portion

PT Bank Tabungn Negara (Persero) - - 334,000 - -

PT Bank DKI 3,040 3,040 - - -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Syariah 200,000 - - - -

PT Finansia Multifinance 472 125 5,000 - -

PT Ciptadana Multifinance 111 105 - - -

PT Bhakti Finance 415 84 - - -

Jumlah bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun Total Loan-Current Portion

204,038 3,354 339,000 - -

Bagian yang akan jatuh tempo lebih dari 1 tahun Long-Term Portion

733,233 530,285 - 100,000 -

GRAFIK 2 PERKEMBANGAN PINJAMAN YANG DIBERIKAN

GRAPH 2 LOAN GROWTH

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

2005

-

2006

100.000

2007 2008 2009

339.000

533.639

937.271

KOLEKTIBILITAS PINJAMAN YANG DIBERIKAN

Perseroan memiliki pedoman pemberian pinjaman

untuk menentukan kualitas pinjaman dan

pembentukan cadangan terhadap pinjaman yang

diberikan. Perseroan mengelompokkan kualitas

pinjaman sebagai berikut:

a. Lancar (1-30 hari): Tidak terdapat tunggakan

angsuran pinjaman;

b. Perhatian Khusus (31-90 hari): Terjadi sampai 3

(tiga) kali tunggakan angsuran pinjaman;

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

LOAN COLLECTABILITY

The Company defines guidelines and credit policies

in determining the credit quality and provision for

loan. Corporation categorizes the quality of loan as

follows:

a. Current (1- 30 day): No delayed installment;

b. Special Attention ( 31- 90 day): 3 (three) times

delayed installments;

51LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 54: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

c. Tidak Lancar (> 91 hari): Terjadi lebih dari 3 (tiga)

kali tunggakan angsuran pinjaman.

Perseroan melakukan pembentukan cadangan

terhadap pinjaman yang diberikan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk Pinjaman dalam Perhatian Khusus sebesar

2% dari saldo baki debet dikurangi nilai agunan;

b. Untuk Pinjaman Tidak Lancar sebesar 100% dari

saldo baki debet dikurangi nilai agunan.

Pinjaman yang diberikan oleh Perseroan pada

tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya

seluruhnya dalam kolektibilitas lancar, sehingga

tidak diperlukan membentuk cadangan.

b. Kewajiban

Jumlah kewajiban Perseroan per 31 Desember

2009 sebesar Rp575.889 juta meningkat 5.614% dari

posisi per 31 Desember 2008 sebesar Rp10.078 juta.

Peningkatan karena penerbitan obligasi sebesar

Rp551.000 juta. Rincian kewajiban perseroan

tahun 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya tampak pada tabel 4 dan grafik 3.

TABEL 4 KOMPOSIS I KEWAJIBAN PERSEROAN

TABLE 4 LIABILITIES COMPOSITION

Keterangan Description31 Desember 31 December

2009 2008 2007 2006 2005

Kewajiban Lancar Current Liabilities

Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Bonds mature in 1 year

299,294 - - - -

Biaya yang masih harus dibayar Accrued Expenses 8,273 776 1,126 828 399

Utang pajak Tax Liability 8,512 591 555 607 775

Penyisihan bonus Bonus provision 4,672 3,863 3,255 4,426 1,363

Pendapatan diterima dimuka Unearned Income 957 1,760 315 249 -

Jumlah Kewajiban Lancar Total Current Liabilities 321,708 6,991 5,251 6,110 2,538

Kewajiban Tidak Lancar Non-current Liabilities

Penyisihan tunjangan purna jabatan Provision for Post Occupation Benefit

2,168 1,926 1,352 961 -

Penyisihan imbalan kerja karyawan Provision for Employee Benefit

1,930 1,161 674 303 -

Obligasi – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Bonds payable – long-term maturity

250,083 - - - -

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Total Non-current Liabilities 254,181 3,088 2,026 1,264 -

Jumlah Kewajiban Total Liabilities 575,889 10,078 7,277 7,373 2,538

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

c. Long-Term (> 91 day): More than 3 (three) times

delayed installments. Corporation develops

reserve on granted loan on the following basis:

a. For Granted Loan requiring Special Attention:

2% from outstanding balance deducted by

collateral value

b. For Long-Term Granted Loan: 100% from

outstanding balance deducted by collateral

value. All loans granted by the Corporation in

2009 and the previous years were liquid and

therefore required no reserve.

b. Liabilities

Company liabilities as of December 31, 2009

was Rp575,889 million or 5,614% increase from

December 31, 2008 on Rp10,078 million. This

increase was due to the issuance of bonds

amounted at Rp551,000 million. Detailed corporate

bonds in 2009 compared to the previous years are

compiled in table 4 and graph 3.

52

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 55: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

GRAFIK 3 KOMPOSIS I KEWAJIBAN PERSEROAN

GRAPH 3 LIABILITIES COMPOSITION

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

2005

3

2006

7

2007 2008 2009

710

576

KEWAJIBAN LANCAR

Jumlah kewajiban lancar Perseroan per 31 Desember

2009 sebesar Rp321.708 juta meningkat 4.501% dari

tahun 2008 sebesar Rp6.991 juta, karena terdapat

utang obligasi yang akan jatuh tempo dalam

waktu satu tahun sebesar Rp299.294 juta dari total

penerbitan obligasi sebesar Rp551.000 juta.

Jumlah kewajiban lancar per 31 Desember

2008 sebesar Rp6.991 juta meningkat 33,14%

dibandingkan dari tahun 2007 sebesar Rp5.251 juta,

karena diperolehnya pendapatan diterima dimuka

atas provisi penyaluran pinjaman.

Jumlah kewajiban lancar per 31 Desember 2006

dan 2005 masing-masing sebesar Rp6.110 juta dan

Rp2.538 juta.

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Jumlah kewajiban tidak lancar Perseroan per 31

Desember 2009 sebesar Rp254.181 juta meningkat

8.132% dari tahun 2008 sebesar Rp3.088 juta, karena

terdapat adanya utang obligasi yang jatuh tempo

lebih dari satu tahun sebesar Rp250.083 juta dari

total penerbitan obligasi sebesar Rp551.000 juta.

Jumlah Kewajiban tidak lancar Perseroan pada

tahun 2008 sebesar Rp3.088 juta, mengalami

kenaikan 52,38% dibandingkan tahun 2007,

karena meningkatnya penyisihan beban purna

jabatan dan imbalan kerja karyawan yang berasal

dari penambahan satu anggota Direksi dan

5 orang karyawan.

CURRENT LIABILITIES

The total Company liabilities as of December 31,

2009 amounted to Rp321.708 million, an increase

of 4.501% from 2008 which amounted to Rp6,991

million, due to credit liabilities that are due in one

year at Rp299,294 million of total issuance of bond

totaled at Rp551.000 million.

The total current liabilities as of December 31, 2008

amounted to Rp6,991 million, an increase of 33.14%

compared to 2007 at Rp5,251 million, due to prepaid

revenue on loan disbursement provision.

The total current l iabi l it ies as of December 31

2006 and 2005 were Rp6.110 mil l ion and Rp2,538

mil l ion respectively.

LONG TERM LIABILITIES

The total corporate long term liabilities as of

December 31, 2009 amounted to Rp254,181 million,

an increase of 8.132% from 2008 at Rp3,088 million,

due to liabilities debt due more than one year

of Rp250,083 million of total issuance of bond of

Rp551.000 million.

Total corporate long term liabilities in 2008

amounted to Rp3,088 million, an increase by 52.38%

compared to 2007, due to retirement allowance

and severance payment due to the additional of

one Director and five employees .

53LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 56: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

c. Ekuitas

Jumlah ekuitas Perseroan terdiri dari modal disetor

dan laba ditahan per 31 Desember 2009 sebesar

Rp1.351.582 juta meningkat 7,43% dari tahun

2008 sebesar Rp1.258.134 juta, berasal dari laba

Perseroan. Ekuitas tahun 2008 meningkat 6,54% dari

tahun 2007 dari sebesar Rp1.180.873 juta menjadi

sebesar Rp1.258.134 juta, karena perolehan laba

Perseroan.

Jumlah ekuitas per tahun 2006 dan 2005 masing-

masing sebesar Rp1.115.775 juta dan sebesar

Rp1.027.264 juta. Rincian ekuitas Perseroan per 31

Desember 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya tampak pada tabel 5 dan grafik 4.

TABEL 5 PERKEMBANGAN EKUITAS

TABLE 5 EqUITY GROWTH

Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005

Ekuitas Equity

Modal ditempatkan & disetor penuh Issued & Fully Paid Capital

1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Saldo Laba Retained Earnings

Telah ditentukan penggunaannya Appropriated 116.000 76.000 44.000 - -

Belum ditentukan penggunaannya Unappropriated 235.582 182.134 136.873 115.775 27.264

Jumlah Ekuitas Total Equity 1.351.582 1.258.134 1.180.873 1.115.775 1.027.264

GRAFIK 4 PERKEMBANGAN EKUITAS

GRAPH 4 EqUITY GROWTH

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

2005

1.027

2006

1.116

2007 2008 2009

1.181 1.2581.352

• Modal disetor

Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah

modal saham biasa sebanyak 1.000.000 saham

dengan nilai nominal Rp1.000.000,- per lembar

yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik

Indonesia.

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

c. Equity

The corporate equity consists of paid up capital

and retained earnings per December 31, 2009 of

Rp1,351,582 million, a 7.43% increase from the 2008

number of Rp1,258,134 million, generated from

Corporate profit. The 2008 equity increased 6,54%

from 2007 of Rp1,180,873 million to Rp1,258,134

million, generated from Corporate profit.

The corporate equity in 2006 and 2005 each was

Rp1,115,775 million and Rp1,027,264 million. Detailed

corporate equity per December 31, 2009 compared

to the previous years is compiled in table 5 and

graph 4.

• Paid up capital

Issued and fully paid capital of 1,000,000 shares

amounted Rp1,000,000 per stock owned by the

Government of Indonesia.

54

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 57: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

• Saldo laba ditahan, terdiri dari:

1. Saldo laba yang telah ditentukan

penggunaannya sampai dengan per 31

Desember 2009 sebesar Rp116.000 juta adalah

bagian laba yang diperuntukkan cadangan

modal sesuai ketentuan pasal 13 anggaran

dasar Perseroan No. 114 sesuai keputusan

RUPS tahunan.

2. Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya sampai dengan per 31

Desember 2009 sebesar Rp235.582 juta adalah

termasuk laba tahun buku 2009 sebesar

Rp98.295 juta.

d. Pendapatan Usaha

Jumlah Pendapatan tahun 2009 sebesar

Rp121.859 juta meningkat 21,27% dibandingkan

pendapatan tahun 2008 sebesar Rp100.485 juta.

Pendapatan tahun 2008 sebesar Rp100.485 juta

meningkat sebesar 20,02% dari tahun 2007

sebesar Rp83.724 juta, disebabkan meningkatnya

pendapatan pinjaman yang diberikan

seiring dengan peningkatan saldo pinjaman

yang diberikan.

Pendapatan tahun 2006 dan 2005 masing-masing

sebesar Rp102.984 juta dan sebesar Rp24.927 juta.

Rincian pendapatan Perseroan tahun 2009

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya

tampak pada tabel 6, grafik 5 dan 6.

TABEL 6 PENDAPATAN PERSEROAN

TABLE 6 REvENUES

Keterangan Description31 Desember 31 December

2009 2008 2007 2006 2005

Pendapatan Revenues

Pinjaman yang diberikan Loan 51,796 40,649 16,674 51 -

Jasa pendidikan & pelatihan Education & Training Services 284 340 242 29 -

Efek beragun aset Asset Backed Securities 10,312 - - - -

Koordinator sekuritisasi Securitization Coordinator 19 - - - -

Pendukung kredit Credit Enhancement 121 - - - -

62,533 40,989 16,917 80 -

Deposito berjangka Time Deposit 55,221 36,317 39,068 79,984 24,927

Sertifikat Bank Indonesia BI Certificate - 19,801 26,593 22,053 -

Surat Utang Negara Government Bonds (SUN) 1,290 1,217 1,147 867 -

Obligasi Retail Indonesia Government Bonds (ORI) 2,814 2,162 - - -

Jumlah Total 121,859 100,485 83,724 102,984 24,927

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

• Retained earning consists of :

1. Retained earning up to December 31,2009

of Rp116,000 million was part of the profit

allocated as reserve based on Article 13

from Corporate Article of Association no

14 according to decision taken by annual

Shareholders General Meeting.

2. Unallocated profit until December 31, 2009 of

Rp235.582 million was included in annual profit

of 2009 of Rp98.295 million.

d. Business revenue

Total revenue in 2009 was Rp121.8 59 million, an

increase of 21.27% compared to 2008 revenue

of Rp100,485 million.

Revenue in 2 0 0 8 of Rp10 0,485 million rose

20.02% from 2007 of Rp83,724 million, due to the

increase inrevenue from the allocated debts.

Revenues in 2006 and 2005 were Rp102,984

million and Rp24,927 million. Details of Corporate

revenue in 2009 compared to the previous years

are in table 6, graph 5 and 6.

55LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 58: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

GRAFIK 5 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAPATAN

GRAPH 5 TOTAL REvENUES GROWTH

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

2005

25

2006

103

2007 2008 2009

84

100

122

GRAFIK 6 PERKEMBANGAN PENDAPATAN PENYALURAN PINJAMAN

GRAPH 6 LOAN’S REvENUES GROWTH

(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)

2005

0

2006

51

2007 2008 2009

16,674

40,649

51,796

Dari rincian pada tabel 6 dapat dijelaskan bahwa:

• Pendapatan pinjaman yang diberikan tahun

2009 sebesar Rp51.796 juta meningkat 27,42% dari

tahun 2008, karena realisasi jumlah pemberian

pinjaman meningkat 75,64%.

• Pendapatan pendidikan dan pelatihan tahun

2009 sebesar Rp284 juta, turun 16,49% dari

realisasi tahun 2008 sebesar Rp340 juta, karena

volume pelaksanaan tahun 2009 lebih kecil dari

pelaksanaan di tahun 2008.

• Pendapatan penempatan dana tahun 2009

sebesar Rp59.326 juta turun 0,29% dari tahun

2008 sebesar Rp59.496 juta, karena dalam

tahun 2009 sebagian dana sudah disalurkan

sebagai pinjaman dan semakin menurunnya

penempatan pada deposito.

Table 6 concludes that:

• Revenue generated from granted loan in 2009

was Rp51,796 million, a 27,42% rise from 2008, due

to increased granted loans for 75.64%.

• Revenue from education and training in 2009

was Rp284 mi l ion, a drop of 16.49% from 2008

of Rp340 mi l l ion, because of a decrease in

the volume.

• Revenue from the al location of fund in 2009

was Rp59,326 mil l ion, a drop of 0.29% from

2008 of Rp59.496 mil l ion, because in 2009

some of the fund was already al located as

loans instead of deposit.

56

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 59: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

e. Beban Usaha

Jumlah beban tahun 2009 sebesar Rp23.564 juta

meningkat 7,29% atau sebesar Rp1.602 juta dari

tahun 2008 sebesar Rp21.962 juta.

Beban tahun 2008 sebesar Rp21.962 juta meningkat

6,46% dari tahun 2007 sebesar Rp20.628 juta.

Beban tahun 2006 dan 2005 masing-masing

sebesar Rp17.155 juta dan 3.674 juta. Rincian beban

tahun 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya tampak pada tabel 7.

TABEL 7 BEBAN USAHA

TABLE 7 OPERATING ExPENSES

Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005

Beban Expenses

Beban personalia Personnels Expenses 16,096 15,669 12,655 13,014 3,237

Administrasi & umum General & Administrative 7,468 6,293 7,973 4,141 437

Jumlah Total 23,564 21,962 20,628 17,155 3,674

Dari rincian biaya tabel 7 di atas dapat dijelaskan

bahwa:

• Biaya personil sebesar Rp16.096 juta naik 2,73%

dari tahun 2008 sebesar Rp15.669 juta terutama

karena (1) kenaikan tunjangan / COLA hasil

penilaian prestasi karyawan dari tahun 2008 dan

(2) Penyisihan bonus tahun 2009 yang mengikuti

kenaikan laba bersih Perseroan.

• Biaya administrasi dan umum sebesar Rp7.468 juta,

naik 18,67% dari tahun 2008 sebesar Rp6.293 juta,

terutama karena meningkatnya biaya iklan,

informasi dan hubungan masyarakat.

f. Laba Bersih

LABA USAHA

Laba Usaha Perseroan adalah jumlah pendapatan

setelah dikurangi beban usaha tahun 2009 sebesar

Rp98.295 juta, meningkat 25,18% dibanding tahun

2008 sebesar Rp78.523 juta, terutama berasal dari

peningkatan pendapatan dari pinjaman yang

disalurkan.

Laba usaha tahun 2008 sebesar Rp78.523 juta juta

naik 24,45% dari tahun 2007 sebesar Rp63.096 juta,

beban tahun 2006 dan 2005 masing-masing sebesar

Rp85.829 juta dan Rp21.253 juta. Perkembangan

laba usaha tahun 2009 dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya tampak pada grafik 7.

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

e. Business Expenses

Total business expenses in 2009 were Rp23,564 million,

an increase of 7.29% or Rp1,602 million from 2008 of

Rp21,962 million.

Expenses in 2008 were Rp21,962 million or a 6.46% rise

from 2007 of Rp20,628 million.

Expenses in 2006 and 2005 were Rp17,155 million

and 3,674 million. Details of 2009 business expenses

compared to the previous years are shown in table 7.

Based on detailed expenses in Table 7, it can be

concluded that:

• Personnel-related expenses was Rp16,096 million,

an increase of 2.73% from 2008 of Rp15,669 million,

mostly due to (1) increase of allowance/COLA

based on employee performance appraisals

from 2008 and (2) benefits in 2008 which were in

line with an increase of Corporate net profit.

• Administrative and general affairs were Rp7,468

million, an increase of 18.67% from 2008 of Rp6,2 93

million, due to increase of fees for advertisement,

information and public relation.

f. Net Profit

BUSINESS PROFIT

The corporate profit, which is the revenue minus

expenses in 2008, was Rp98,295 mil l ion, an

increase of 25.18% compared to 2008 of Rp78,523

mil l ion, generated from increased revenue from

granted loan.

Business profit in 2008 of Rp78,523 million,an

increase of 24.45% from 2007 of Rp63,096 million,

and expenses in 2006 and 2005 were Rp85,829

million and Rp21,253 million. Growth of profit in 2009

compared to previous years is shown in graph 7.

57LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 60: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

GRAFIK 7 PERKEMBANGAN LABA USAHA

GRAPH 7 OPERATING INCOME GROWTH

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

2005

21,253

2006

85,829

2007 2008 2009

63,096

78,523

98,295

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

Laba sebelum pajak terdiri dari laba usaha

ditambah pendapatan lain-lain tahun 2009 sebesar

Rp101.518 juta, 26,55% dibandingkan tahun 2008

sebesar Rp80.220 juta, disebabkan meningkatnya

tingkat bunga penyaluran pinjaman seiring dengan

peningkatan realisasi penyaluran pinjaman hingga

75,64%.

Laba sebelum pajak tahun 2008 sebesar

Rp80.220 juta naik 22,75% dari tahun 2007 sebesar

Rp65.351 juta, laba sebelum pajak tahun 2006 dan

2005 masing-masing sebesar Rp87.125 juta dan

Rp28.307 juta. Perkembangan laba sebelum pajak

penghasilan tahun 2009 dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya selanjutnya tampak pada

grafik 8.

GRAFIK 8 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

GRAPH 8 INCOME BEFORE INCOME TAx

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

2005

28,307

2006

87,125

2007 2008 2009

65,351

80,220

101,518

LABA BERSIH

Laba bersih tahun 2009 sebesar Rp93.449 juta,

naik 20,95% dari tahun 2008 sebesar Rp77.260 juta,

terutama karena kenaikan pendapatan lebih besar

dari kenaikan biaya seperti diuraikan di atas.

PROFIT BEFORE CORPORATE INCOME TAx

Profit before tax, which consists of operating

income and other income for 2009, in December 31,

2009 was Rp101,518 million, an increase of Rp21,298

million or 26.55% compared to 2008 of Rp80,220

million, generated from an increase of interest rate

of the granted loan to 75.64%.

Profit before revenue tax in 2008 of Rp80.220 million

or a rise of 22.75% from 2007 of Rp63.351 million,

and expenses in 2006 and 2005 were Rp87.125

million and Rp28.307 million. Growth of profit before

revenue tax in 2009 compared to previous years is

in graph 8.

NET PROFIT

Net prof it in 2009 was Rp93.449 mi l l ion, a 20.95%

r i se f rom 2008 of Rp77,260 mi l l ion, generated

from increase of prof it which exceeded the

above expenses.

58

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 61: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Laba bersih tahun 2008 sebesar Rp77.260 juta naik

18,68% dari tahun 2007 sebesar Rp65.098 juta,

beban tahun 2006 dan 2005 masing-masing

sebesar Rp88.511 juta dan Rp27.264 juta.

Perkembangan laba sebelum pajak penghasilan

tahun 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya selanjutnya tampak pada grafik 9.

GRAFIK 9 PERKEMBANGAN LABA BERSIH

GRAPH 9 NET INCOME GROWTH

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

2005

27.264

2006

88.511

2007 2008 2009

65.098

77.260

93.449

Net profit in 2008 was Rp77,260 million or a 18.68%

increase from 2007 of Rp68,098 million, and

expenses in 2006 and 2005 were Rp88,511 million

and Rp27,26 4 million.Growth and profit before tax

revenue in 2009 compared to previous years are

shown in graph 9.

59LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 62: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

g. Arus Kas Cash Flow

Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005

ARUS KAS DARI AKTIvITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIvITES

Penerimaan Dari Bunga Interest Income

Penyaluran pinjaman Loans 57,814 35,980 15,234 250 -

Deposito Time Deposit 55,213 34,605 40,669 78,776 23,447

Efek yang dimiliki Securities 11,067 23,464 27,809 22,557 -

Penambahan penyaluran pinjaman Additions of Loans (404,084) (532,493) (305,000) (100,000) -

Angsuran pinjaman yang diberikan Installment of Loans 420 339,108 66,000 - -

Investasi pada efek Investment on Securities (353,522) - - - -

Penerimaan dari hasil lainnya Others Income 9,502 950 258 61 7,054

Penerimaan (Pembayaran) Kas Dari (Untuk) Cash Receipt (Payment) from (for)

Pihak ketiga Third Party (28,894) (8,520) (7,404) (4,155) (338)

Direksi & karyawan Board of Directors & Employees (8,105) (14,227) (13,548) (7,595) (2,616)

(Penambahan) Sinking Fund (Additions of) Sinking Fund 2,975) (4,636) (4,484) (3,843) -

Pengurangan Sinking Deduction of Sinking Fund 4,240 1,178 2,918 - -

Pendukung kredit Credit Enhancement (15,431) - - - -

Dana transisi servicer Servicer Transition Fund (399) - - - -

Kas Bersih (Digunakan Untuk) Diperoleh Dari Aktivitas OperasiNet Cash Provided from (Used in) Operating Activities

(675,153) (124,591) (177,547) (13,950) 27,547

ARUS KAS DARI AKTIvITAS INvESTASI CASH FLOWS FROM INvESTING ACTIvITIES

Investasi pada efek Investment on Securities - (35,014) - (12,157) -

Pembelian aset tetap Acquisition of Fixed Assets (20,404) (86) (87) (1,021) (1,405)

Penambahan bangunan dalam renovasi Additions of building under renovation

(5,591) - - (48) -

Penambahan aset lain-lain Additions of Other Assets (189) - - (64) -

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas InvestasiNet Cash Used in Investing Activities

(26,184) (35,100) (87) (13,290) (1,406)

ARUS KAS DARI AKTIvITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIvITIES

Penerimaan hasil penerbitan obligasi Proceedingfrom Bond Issuance

551,000 - - - 1,000,000

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas PendanaanNet Cash Provided by Financing Activities

551,000 - - - 1,000,000

KENAIKAN (PENURUNAN) KAS & SETARA KAS NET INCREASE (DECREASE) IN CASH & CASH EqUIvALENT

(150,337) (159,691) (177,634) (27,240) 1,026,140

SALDO KAS & SETARA KAS - AWAL CASH & CASH EqUIvALENT - BEGINNING

661,575 821,266 998,901 1,026,140 -

SALDO KAS & SETARA KAS - AKHIR CASH & CASH EqUIvALENT - ENDING

511,238 661,575 821,266 998,901 1,026,140

Pada akhir tahun 2009, saldo kas akhir sebesar

Rp511.238 juta, turun Rp150.377 juta dari saldo

awal sebesar Rp661.575 juta dengan rincian

sebagai berikut:

a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar

Rp675.153 juta, terutama berasal dari

penambahan penyaluran pinjaman sebesar

Rp404.083 juta dan investasi efek sebesar

Rp353.522 juta.

b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar

Rp26.184 juta, karena penggunaan untuk

pembelian Tanah dan Gedung Kantor dan

renovasi masing-masing sebesar Rp20.404 juta

dan Rp5.591 juta.

c. Arus kas dari pendanaan sebesar Rp551.000 juta,

bersumber dari penerbitan surat utang.

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

By the end of 2009, the final cash flow was Rp511,238

million, a decrease of Rp150,377 million of initial

balance of Rp661,575 million with the following

details :

a. Operational cash flow, negative of Rp675,153

million, particularly from additional granted loan

of Rp404,083 million and share investment of

Rp353,522 million.

b. Cash flow from investment, negative of Rp26,184

million, particularly from the purchase of land

and office premises and renovation of Rp20,404

million and Rp5,591 million.

c. Cash flow from funding of Rp551,000 million, from

the issuance of bond.

60

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 63: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Pada akhir tahun 2008, saldo kas akhir sebesar

Rp661.575 juta, turun Rp159.691 juta dari saldo

awal sebesar Rp821.266 juta dengan rincian

sebagai berikut:

a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar

Rp124.591 juta, terutama berasal dari

penambahan penyaluran pinjaman sebesar

Rp532.493 juta.

b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar

Rp35.100 juta, karena penggunaan untuk

investasi efek.

Pada akhir tahun 2007, saldo kas akhir sebesar

Rp821.266 juta, turun Rp177.634 juta dari saldo

awal sebesar Rp998.901 juta dengan rincian

sebagai berikut:

a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar

Rp177.547 juta, terutama berasal dari

penambahan penyaluran pinjaman sebesar

Rp305.000 juta.

b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar Rp87 juta

karena adanya pembelian aset tetap.

Pada akhir tahun 2006, saldo kas akhir sebesar

Rp998.901 juta, terdiri atas:

a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar Rp13.950 juta,

terutama berasal dari penambahan penyaluran

pinjaman sebesar Rp100.000 juta.

b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar

Rp13.290 juta karena adanya pembelian efek

sebesar Rp12.157 juta.

Pada akhir tahun 2005, saldo kas akhir sebesar

Rp1.026.140 juta, terdiri atas:

a. Arus kas dari operasi, sebesar Rp27.547 juta,

terutama berasal dari penempatan deposito

sebesar Rp23.447 juta.

b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar Rp1.406 juta

karena adanya pembelian aset tetap.

c. Arus kas dari pendanaan, sebesar Rp1.000.000 juta

berasal dari modal disetor.

By the end of 2008, final cash balance was Rp661,575

million, a decrease of Rp159,691 million from initial

balance of Rp821,266 million with the following

details :

a. Operational cash flow, negative of Rp124,591

million, particularly from additional granted loan

of Rp532,493 million.

b. Investment cash flow, negative of Rp35,10 0

million, due to stock investment.

By the end of 2007, final cash balance was Rp821,266

million, a decrease of Rp177,634 million from initial

balance of Rp998,901 million with the following

details :

a. Operational cash flow, negative of Rp177,547

million, particularly from additional granted loan

of Rp305,000 million.

b. Investment cash flow, negative for Rp87 million

for purchase of fixed asset.

By the end of 2006, the final cash balance was

Rp998,901 million and comprised:

a. Operational cash flow, negative of Rp13,950

million, particularly from additional granted loan

for Rp100,000 million.

b. Investment cash flow, negative of Rp13,290

million, particularly from the purchase of shares

for Rp12,157 million.

By the end of 2005, final cash balance was

Rp1,026,140 million and comprised:

a. Operational cash flow, of Rp27,547 million,

particularly from the allocation of deposit of

Rp23,447 million.

b. Investment cash flow, negative of Rp1,406 million

due to the purchase of fixed asset.

c. Fund cash flow, of Rp1,000,000 million from the

paid up capital.

61LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 64: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

RASIO KINERJA

Rasio kinerja keuangan Perseoan tahun 2009

dipersandingkan dengan rasio kinerja keuangan

tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Keterangan Description 2009 2000 2007 2006 2005

Primary market financing to capital 1.44 0.53 0.31 0.10 -

Net Profit Margin 74.71 75.61 75.71 84.88 85.25

Return on Equity (ROE) 6.91 6.14 5.51 7.93 2.65

Berdasarkan rasio tersebut dapat diberikan penjelasan

sebagai berikut:

• Primary Market Financing to Capital adalah

perbandingan jumlah dana yang telah disalurkan

kepada lembaga penyalur KPR terhadap modal

disetor. Tahun 2009 mencapai 1,44 kali lebih

besar dari tahun 2008 sebesar 0,53 kali, karena

terlaksananya transaksi sekuritisasi Rp502,42 miliar

dan peningkatan penyaluran pinjaman menjadi

Rp934 miliar.

• Profit Margin Perseroan tahun 2009 sebesar 74,71%,

hampir sama dengan tahun 2008 sebesar 75,61%,

karena adanya beban pajak badan tahun 2009;

• Return on Equity (ROE) tahun 2009 sebesar 6,91%

lebih besar dari tahun 2008 sebesar 6,14%, karena

peningkatan laba.

PERFORMANCE RATIO

The corporate financial performance ratio in 2009

compared to the financial performance ratio from

the previous years are compiled below:

Based on the above ratio, it can be concluded

that:

• Primary Market Financing to Capital is a ratio

between fund channeled by mortgage lenders

with its capital. In 2009, it was 1.44 times bigger

compared to 0.53 times in 2008 due to securities

transaction of Rp502,4 2 billion and an increase of

loan disbursement to Rp93 4 billion.

• Corporate Profit Margin in 2009 was 74.71%, close to

75.61% achieved in 2008 due to 2009 tax burden.

• Return on Equity (ROE ) in 2009 was 6.91% bigger

than 6.14% achieved in 2008 due to increase of

profit.

62

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 65: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

tata keLOLa PerusahaanCOrPOrate gOvernanCe

PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOvERNANCE (GCG)

Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang

baik pada dasarnya adalah untuk meningkatkan

kepatuhan terhadap perundang-undangan dan

peraturan yang berlaku, yang pada akhirnya akan

meningkatkan nilai bagi stakeholder.

Penerapan tata kelola perusahaan dilaksanakan

merujuk kepada Surat Keputusan Menteri BUMN

No. Kep-117/M-BUM/2002 tanggal 1 Agustus 2002

tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Prinsip-prinsip transparansi, kemandirian,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran

yang telah diterapkan Perseroan diantaranya:

• Pengungkapan informasi riwayat hidup anggota

Direksi dan Dewan Komisaris serta besaran

remunerasi.

• Pengungkapan risiko-risiko yang dihadapi

Perseroan dalam menjalankan usaha dan publikasi

pencapaian dan aktivitas yang sedang dijalankan

Perseroan melalui penerbitan Prospektus.

• Pengambilan keputusan oleh organ Perseroan

yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan

Pejabat lainnya dilaksanakan dengan menghindari

terjadinya benturan kepentingan.

• Pembagian tugas yang jelas diantara Organ

Perseroan. Direksi memiliki tugas pokok untuk

memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan

maksud dan tujuan perusahaan, senantiasa

berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Perseroan, serta menguasai, memelihara dan

mengurus kekayaan Perseroan. Dewan Komisaris

bertugas melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan Perseroan yang dilakukan

oleh Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi

termasuk mengenai rencana pengembangan,

rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan,

dan pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar

Perseroan.

• Pemberdayaan Internal Audit dan Komite Audit

secara optimal sehingga dapat melaksanakan

praktek audit yang benar-benar independen,

sehat dan terwujudnya sistem pengendalian yang

baik dalam rangka pencapaian tujuan Perseroan

tanpa menyimpang dari peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

GOOD CORPORATE GOvERNANCE (GCG) PRINCIPLES

The implementation of Good Corporate Governance

Principles basically aims to improve the compliance

to existing laws and regulations which will lead to

increases values for stakeholders.

Good Corporate Principles implementation refers

to State -Owned Enterprise Ministrial Decree no

Kep -117/M -BUM/2002 dated August 1, 2002 on the

Implementation of Good Corporate Governance

(GCG) Practices in State -Owned Enterprises. Principles

of transparency, independence, accountability,

responsibility and fairness implemented in this

Corporation are as follows :

• Full disclosure on the resume of membersof the

Board of Directors and Commisionaires and their

remunerations.

• Full disclosure on risks faced by the Company in its

business pursuit and the publication of achievements

and activities carried out by the Company through

Prospectus publication.

• Decision making by Corporation units comprising of

Board of Commissionaires, Board of Directors and

other relevant Authority in charge is done to avoid

conflict of interest.

• Clear division of labour among units in the

Company. The main task of the Board of Directors

is to direct and to manage the Company to serve

Corporate aims and purposes, increase Corporate

efficiency and effectiveness and control,

maintain and manage Corporate assets. Board

of Commissionaires is responsible in managing

corporate policies implemented by the Board of

Directors and to provide advice to the Board of

Directors regarding development plan, work plan,

Corporate annual budget and implementation of

Corporate Articles of Association.

• Optimal empowerment of Internal Audit and

Committee Audit to achieve independent and

healthy audit practices and good control system in

order to achieve Corporate goals and comply to

the existing laws and regulations .

63LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 66: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

• Pemenuhan kewajiban kepada pihak ketiga

dengan baik dan tepat waktu, seperti pemenuhan

kewajiban perpajakan dan pembayaran imbal

hasil kepada investor surat utang.

• Pelaksanaan pengadaan, pengangkatan,

penempatan, pemberhentian, kedudukan,

kepangkatan, jabatan, gaji/upah, kesejahteraan

dan penghargaan kepada karyawan Perseroan

diatur dan ditetapkan sesuai dan mengacu kepada

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

• Perlakuan secara adil kepada setiap karyawan

tanpa membedakan suku, asal-usul, jenis kelamin,

agama, atau hal-hal lain yang tidak ada kaitannya

dengan kinerja.

• Perseroan menciptakan kondisi kerja yang baik dan

aman bagi setiap karyawan sesuai ketentuan yang

berlaku serta peningkatan kesejahteraan sesuai

dengan kemampuan keuangan perusahaan.

• Perseroan juga memperlakukan rekanan secara

sama, adil, serta transparan dalam memberikan

informasi.

DEWAN KOMISARIS

Susunan Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 31

Desember 2009 berdasarkan akta No. 114 tanggal 13

Agustus 2008 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Jugja Wahab

Komisaris : Arys Ilyas

Komisaris : Tito Murbaintoro

URAIAN TUGAS

Dewan Komisaris Perseroan memiliki tugas:

1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan

Perseroan yang dilakukan Direksi.

2. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam

melaksanakan kegiatan pengurusan Perseroan.

3. Melaksanakan kepentingan Perseroan dengan

memperhatikan kepentingan para Pemegang

Saham dan bertanggung jawab kepada Perseroan

yang dalam hal ini diwakili oleh Rapat Umum

Pemegang Saham.

4. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang

disiapkan Direksi serta menandatangani laporan

tahunan tersebut.

5. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat

Umum Pemegang Saham mengenai rencana kerja

dan anggaran tahunan Perseroan yang diusulkan

Direksi.

• Sound and timely fulfillment of obligations to the

third party, such as tax obligation and payment of

Yields to bond investors.

• Recruitment, promotion, placement and termination

of position, rank, title, salary/renumeration, fringe

benefits and award for Corporate employees are

regulated and endorsed by referring to the existing

laws and regulations.

• Fair and equal treatment of all employes regardless

of ethnicity, background, gender, religion or any

other matters non -related to performance.

• The Company creates sound and safe working

condition for all employees according to existing

regulation and provides improvement of well -being

according to Corporate financial capacity.

• The Company treats all partners equally,

reasonably and transparently regarding provision

of information.

BOARD OF COMMISSIONERS

Composition of the Board of Commissionaire since

December 31 2 0 0 9 stipulated by Deed No. 114 dated

August 13 2 0 0 8 is as follow :

President Commissioner : Jugja Wahab

Commissioner : Arys Ilyas

Commissioner : Tito Murbaintoro

JOB DESCRIPTION

The Board of Commissioners is responsible for :

1. Overseeing Corporate management by Board of

Directors.

2. Providing advice to Board of Directors in Corporate

operational management.

3. Exercising Corporate interest while attending

to the interests of the Shareholders and being

Responsible to the Company represented by

Shareholder General Meeting.

4. Examining, scrutinizing and signing annual report

prepared by Board of Directors.

5. Providing input and suggestions to Shareholder

General Meeting on Corporate work plan and

annual budget proposed by the Board of Directors.

64

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 67: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

PERTEMUAN DAN TINGKAT KEHADIRAN

Dewan Komisaris mengadakan rapat secara berkala.

Menurut Anggaran Dasar Perseroan, rapat dilakukan

sedikitnya 1 bulan sekali. Selama 2009, telah dilakukan

16 kali rapat. Jumlah kehadiran masing-masing

anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

No. Nama Name Jumlah Kehadiran Attendance

1. Jugia Wahab 16/16

2. Arys Ilyas 16/16

3. Tito Murbaintoro 15/16

DIREKSI

Susunan Direksi Perseroan pada tanggal 31 Desember

2009 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan selaku

pemegang saham Perseroan No. 521/KMK.010/2009

tanggal 29 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Direktur Utama : Erica Soeroto

Direktur : Sutomo

Direktur : Yudhi Ismail

RUANG LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB

Tugas pokok Direksi Perseroan adalah:

1. Memimpin dan melaksanakan pengurusan

Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan

dan bertindak selaku pimpinan dalam pengurusan

tersebut.

2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan

Perseroan.

3. Menjalankan tugas sesuai amanat Pemegang

Saham.

PERTEMUAN DAN TINGKAT KEHADIRAN

Direksi mengadakan rapat secara berkala. Menurut

Anggaran Dasar Perseroan, rapat dilakukan sedikitnya

1 bulan sekali. Selama tahun 2009, telah dilakukan 13

kali rapat. Jumlah kehadiran masing-masing anggota

Direksi adalah sebagai berikut:

No. Nama Name Jumlah Kehadiran Attendance

1. Erica Soeroto 13/13

2. Paulus Nurwadono* 2/13

3. Sutomo 13/13

* Sesuai Keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan pada 18 Juni 2009, pengunduran diri saudara Paulus Nurwadono sebagai direktur Perseroan disetujui.

* Decision taken in Corporate General Shareholder Extraordinary Meeting on June 18 2009 accepted the resignation of Paulus Nurwadono as Corporate Director.

MEETING AND ATTENDANCE

Board of Commissionaire meets at least once a month

according to Corporate Article of Association. In

2009, there were 16 meetings. Attendance of each

member of the Board of Commissionaire is as follows :

BOARD OF DIRECTORS

Composition of the Board of Directors since December

31 2009 as stipulated in the Decree issued by Minister

of Finance as shareholder of the Company No. 521/

KMK. 010/2009 dated December 29, 2009 is as follows:

President Director : Erica Soeroto

Director : Sutomo

Director : Yudhi Ismail

SCOPE OF WORK AND RESPONSIBILITY

Main tasks of the Corporate Directors are :

1. To lead and implement Corporate management to

serve Corporate aims and purposes and to hold the

leadership of this management.

2. To control, maintain and manage Corporate

assets.

3. To carry out the mandates from Shareholders.

MEETING AND ATTENDANCE

Board of Directors meets at least once a month

according to Corporate Article of Association. In 2009,

there were 13 meetings. Attendance of each member

of the Board of Directors is as follows:

65LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 68: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

KOMPENSASI & TUNJANGAN DIREKSI DAN KOMISARIS

Berdasarkan Surat Keputusan Pemegang Saham

tanggal 7 Oktober 2005 gaji Direktur Utama sebesar

Rp50 juta bersih per bulan, tunjangan cuti tahunan

dan hari raya keagamaan masing-masing satu bulan

gaji. Fasilitas: asuransi kesehatan, asuransi jabatan,

kendaraan Toyota Camry 2.4 ditambah tunjangan

sopir Rp1 juta per bulan, biaya pulsa telpon genggam

sebesar Rp500 ribu per bulan. Perjalanan dinas dalam

dan luar negeri berdasarkan RKAP. Gaji Direktur

sebesar Rp45 juta bersih per bulan, tunjangan cuti

tahunan dan hari raya keagamaan masing-masing

satu bulan gaji. Fasilitas: kesehatan, asuransi jabatan,

kendaraan Toyota Altis 1.8 ditambah tunjangan

sopir sebesar Rp1 juta per bulan, biaya pulsa telpon

genggam sebesar Rp500 ribu per bulan. Perjalanan

dinas dalam dan luar negeri berdasarkan RKAP. Sesuai

Surat Pemegang Saham Nomor S-505/MK.010/2007

diberikan persetujuan untuk penyesuaian gaji sesuai

dengan tingkat inflasi tahun 2005 dan 2006 dengan

kenaikan sebesar 19,5%, sehingga sejak November

2007 gaji Direktur Utama sebesar Rp59.750.000 bersih

per bulan, gaji Direktur sebesar Rp53.775.000 bersih

per bulan dan tunjangan komunikasi masing-masing

menjadi sebesar Rp2 juta per bulan dan tunjangan

sopir nihil.

Berdasarkan keputusan pemegang saham tanggal

7 Oktober 2005, honor Komisaris Utama sebesar Rp20

juta bersih per bulan, tunjangan cuti tahunan dan

hari raya keagamaan masing-masing satu bulan

honor ditambah sebesar Rp10 juta bersih per bulan

karena bekerja penuh/full time. Fasilitas: kesehatan,

asuransi jabatan dan kendaraan Toyota Innova tipe

G ditambah tunjangan sopir Rp1 juta per bulan.

Perjalanan dinas dalam dan luar negeri berdasarkan

RKAP.

Honor Komisaris sebesar Rp18 juta bersih per bulan,

tunjangan cuti tahunan dan hari raya keagamaan

masing-masing satu bulan honor. Fasilitas: kesehatan,

asuransi jabatan. Perjalanan dinas dalam dan luar

negeri berdasarkan RKAP.

Sesuai Surat Pemegang Saham Nomor S-505/

MK.010/2007 tanggal 30 Oktober 2007, persetujuan

diberikan untuk penyesuaian honor sesuai dengan

tingkat inflasi tahun 2005 dan 2006 dengan kenaikan

sebesar 19,5%, sehingga sejak November 2007 honor

Komisaris Utama sebesar Rp23.900.000 bersih per

bulan ditambah sebesar Rp10 juta bersih per bulan

karena bekerja penuh dan tunjangan sopir nihil. Honor

Komisaris sebesar Rp21.510.000 bersih per bulan.

BOARD OF DIRECTORS AND COMMISSIONAIRES COMPENSATIONS AND FACILITIES

Shareholders Decree dated October 7, 2005 stipulates

that remuneration for President Director is Rp50 million

per month net, and one -month salary for paid annual

leaves and leaves for religious purposes . Facilities

provided include health insurance, professional

insurance, Toyota Camry 2.4 transportation and Rp1

million per month for driver fee and Rp500 thousand per

month for phone use. Local and international business

trips are based on Corporate Work and Budget Plan.

Remuneration for Director is Rp45 million per month

net, and one -month salary for paid annual leaves and

leaves for religious purposes. Facilities provided include

health insurance, professional insurance, Toyota Altis

1.8 transportation and Rp1 million per month for

driver fee and Rp5 0 0 thousand per month for phone

use. Local and international business trips are based

on Corporate Work and Budget Plan. Shareholder

Letter No S-505/MK.010/2007 stipulates an increase

of 19.5% remuneration adjustment based on 2005 -

2006 inflation rates . Therefore since November 2007,

remuneration of the President Director is Rp59,750,000

per month net. Remuneration for Director is Rp53,775

.per month net, phone communication of Rp2 million

per month and no compensation for driver.

Shareholder decision on October 7, 2005 stipulates

that remuneration for Chief Commissionaire is Rp20

million net, with one -month salary for annual paid

leaves and leaves for religious purposes plus Rp10

million net per month for full -time work. Facilities

are health and professional insurance, Toyota Innova

type G transportation and Rp1 million per month for

driver fee. Local and international business trips are

based on Corporate Work and Budget Plan.

Remuneration for Commissionaire is Rp18 million

net, with one -month salary for annual paid

leaves and leaves for religious purposes . Facilities

include health and professional insurance. Local and

international business trips are based on Corporate

Work and Budget Plan.

Shareholder Letter No S - 5 0 5/MK . 010/2007 dated

October 30, 2007 stipulates an increase of 19.5%

remuneration adjustment based on 2005 -2006 inflation

rates . Therefore since November 2007, remuneration

of the Chief Commissioner is Rp23,900,000 per

month net plus Rp10 million net per month for full -

time work with no driver fee. For Commissioner it

is Rp53,775 .per month nett, phone communication

Rp2 million per month net and no compensation for

driver. Remuneration for Commissionaire is Rp1,510,000

per month net.

66

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 69: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

Sesuai keputusan RUPS-LB tanggal 13 Agustus 2008

ditetapkan bahwa tidak ada anggota Dewan Komisaris

yang bekerja full time, sehingga fasilitas yang diterima

oleh anggota Dewan Komisaris adalah sama. Dengan

demikian, tunjangan tambahan untuk komisaris yang

sebelumnya bekerja full time, berakhir pada bulan

Agustus 2008 serta tidak ada fasilitas kendaraan mobil

dinas untuk anggota Dewan Komisaris.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) tanggal 18 Juni 2009 menetapkan bahwa

bonus tahun buku 2008 dibagikan sebesar 1% dari

laba bersih Peseroan. Untuk tahun berikutnya bonus

Direksi akan ditetapkan setiap tahun berdasarkan

pertimbangan kinerja yang telah dicapai sesuai

ketentuan pasal 11 ayat (5) dan pasal 19 ayat (4)

Anggaran Dasar Perseroan.

KOMITE AUDIT

Dalam rangka melaksanakan pengelolaan perusahaan

yang baik (good corporate governance), Komisaris

telah membentuk Komite Audit. Pembentukan Komite

Audit dilakukan dengan berpedoman antara lain

pada Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara No. KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus

2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara.

Komite Audit secara kolektif mempunyai kompetensi

dan pengalaman dalam bidang akuntansi, keuangan,

hukum, dan perbankan. Semua anggota komite

independen terhadap Direksi dan auditor ekstern.

Komite melaporkan kegiatannya kepada Dewan

Komisaris.

Susunan Komite Audit berdasarkan posisi per 31

Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Pjs. Ketua : Jugia Wahab (Komisaris Utama)

Anggota : Houtman Z. Arifin

Alexander Zulkarnain

Komite Audit bertugas mengevaluasi, mengidentifikasi

hal-hal yang memerlukan perhatian khusus serta

memberikan pendapat profesional yang independen

kepada Komisaris dalam bidang laporan keuangan

dari Direksi, laporan dari auditor internal dan

auditor eksternal, serta laporan atas ketaatan pada

peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan

manajemen risiko.

Dewan Komisaris telah menetapkan Piagam

Komite Audit (Audit Committee Charter) sebagai

panduan bagi Komite Audit dan anggotanya dalam

melaksanakan tugas. Piagam Komite Audit telah

dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisaris No.

003/KEP/DEKOM/2008 tanggal 26 Juni 2008.

Shareholder Extraordinary General Meeting dated

August 13, 2008 decided that members of Board

of Commissionaires no longer work full time and

therefore facilities for all Board of Commissionaires

members are equal. Additional facilities for full -time

members ended in August 2008 and no transportation

was provided.

General Shareholder Meeting on June 18, 2009 also

decided that the 2008 f inancial year bonus was 1%

from Corporate net profit. For the next year, Board

of Directors decided that annual bonus is based

on performance appraisal st ipulated on Article

11 point (5) and Article 19 point (4) of Corporate

Article of Association.

AUDIT COMMITTEE

Audit Committee was established by Board of

Commissionaires to implement Good Corporate

Governance based on State -Owned Enterprise

Ministerial Decree No. KEP-117/M -PBUMN/2002 dated

August 1, 2002 on the Implementation of Good

Corporate Governance (GCG) Practices in State-

Owned Enterprises.

Audit Committee comprises collective competence

and experience in the area of accounting, finance,

law and banking. All committee members are

independent from Board of Directors and External

Auditor. Committee reports its activities to Board of

Commissionaires.

Composition of the the Audit Committee since

December 31 2009 is as follow :

Acting Chief : Jugia Wahab (Komisaris Utama)

Member : Houtman Z. Arifin

Alexander Zulkarnain

Audit Committee is responsible for evaluating and

identifying issues which require special attention and

for providing professional and independent opinion

to the Board of Commissionaire regarding financial

reports from the Board of Directors, reports from internal

and external auditors and reports on legal compliance

and implementation of risk management.

Board of Commissionaire has issued an Audit

Committee Charter to be used as guidelines for all

members of Audit Committee. This Audit Committee

Charter is enacted in Board of Commissionaire Decree

No. 003/KEP/DEKOM/2008 dated June 26, 2008.

67LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 70: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

No. Nama Name Jumlah Kehadiran Attendance

1. Jugia Wahab 11/11

2. Alexander Zulkarnain 11/11

3. Houtman Z. Arifin 11/11

Jumlah rapat dalam satu tahun kurang 1 (satu) kali

karena rapat bulan Desember 2009 digabung dengan

rapat bulan Januari 2010.

Jika dipandang perlu rapat juga dihadiri oleh Komisaris,

Direktur, Kepala Divisi, Kepala Satuan Pengawasan

Intern, dan wakil dari auditor ekstern PT SMF.

Komite Audit selama tahun 2009 telah melaksanakan

tugas sesuai Piagam Komite Audit sebagai berikut:

1. Penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan,

proyeksi dan informasi keuangan lainnya

Melakukan penelaahan atas konsep akhir laporan

keuangan dan laporan kinerja bulanan/ triwulanan

sesuai jadwal dengan memberikan beberapa

saran perbaikan.

Berkenaan laporan keuangan auditan untuk

tahun buku 2009, Komite Audit telah secara aktif

melakukan diskusi dengan akuntan publik dan

dengan manajemen mengenai masalah-masalah

yang perlu didiskusikan, hal mana sesuai dengan

Standar Audit Seksi 380 (PSA No.48) perihal

komunikasi dengan Komite Audit.

2. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit dari

auditor eksternal termasuk menelaah independensi

dan objektivitas auditor ekstern serta menelaah

kecukupan pemeriksaan yang dilakukannya

untuk memastikan semua risiko yang penting

dipertimbangkan

Berdasarkan hasil evaluasi, Komite Audit

berkesimpulan bahwa independensi akuntan

publik dalam mengaudit laporan keuangan tahun

buku 2009 adalah sesuai dengan Standar Auditing

yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

Untuk tahun buku 2009 dan 2008, Akuntan Publik

yang mengaudit adalah Rahardjo dari KAP Riza,

Wahono & Rekan/ Clarkson Hyde International.

3. Evaluasi atas pelaksanaan paket kompensasi

Direksi dan Komisaris

Dari hasil evaluasi Komite Audit, ternyata

pelaksanaan paket kompensasi Direksi dan

Komsiaris telah sesuai dengan ketentuan.

Komite Audit mengadakan rapat secara berkala.

Menurut Piagam Komite Audit, rapat dilakukan

sedikitnya 1 bulan sekali. Selama 2009, telah dilakukan

11 kali rapat. Jumlah kehadiran masing-masing

anggota Komite adalah sebagai berikut:

The Audit Committee meets at least once a month

according to Audit Committee Charter. In 2009, there

were 11 meetings. Attendance of each member of

the Board of Directors is as follows:

The total number of meetings is less than required since

December 2009 meeting was merged into January

2010 meeting.

If necessary, this meeting is attended by Board of

Commissionaires, Board of Directors, Head of Division,

Head of Internal Oversight Unit and representatives

from external auditor of SMF Corporation.

Throughout 2009, Audit Committee has complied

with Audit Committee Charter to conduct the following

points :

1. Analysis on financial information to be issued

by the Company such as financial report,

financial projection and other finance-related

information Analysis on financial report final

draft and the scheduled monthly/three-monthly

performance report and provision of suggestion

for improvement.

In relation to financial report audit for 2009 financial

year, Audit Committee actively engaged in a

series of discussions with public accountant and

management on issues stipulated on Audit Standard

Section 380 (PSA no. 48 ) regarding communication

with Audit Committee.

2. Evaluation on the effectiveness of external

audit implementation, including analysing the

Independence and objectivity of external auditors

and examining sufficiency provided to avoid risks.

Based on evaluation report, Audit Committee

concluded that public accountant independence

for 2009 financial year audit report complied

with Accounting Standard issued by Indonesian

Public Accountant Institute (Institut Akuntan Publik

Indonesia).

Audit for 2009 and 2008 financial years were

performed by public accountants: Rahardjo from

Riza, Wahono & Associates Public Accountant

Office /Clarkson Hyde International.

3. Evaluation on the implementation of Board of Directors

and Commissionaires compensation packages.

Based on Audit Committee evaluation,

implementation of Board of Directors and

Commissionaires compensation packages complies

with the existing standards.

68

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 71: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

4. Penelaahan atas ketaatan perseroan terhadap

perundang-udangan lainnya yang berhubungan

dengan kegiatan perseroan

Berkenaan dengan penelaahan terhadap

kepatuhan perusahaan terhadap peraturan,

berdasarkan hasil audit SPI, Komite Audit

berpendapat tidak terdapat ketidakpatuhan yang

material yang perlu dilaporkan.

5. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan

pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak

lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan

proses pelaporan keuangan, paling kurang dengan

melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

a. Pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern

Rencana Kerja Audit SPI telah disusun secara

tahunan dan menyangkut seluruh bagian

organisasi. Pemilihan permasalahan yang akan

diaudit telah mempertimbangkan masukan dari

Manajemen dan Komite Audit.

Pada tanggal 5 Februari 2010 Direksi telah

menyampaikan perbaikan Piagam Audit Internal

untuk disetujui Dewan Komisaris. Piagam tersebut

dijadwalkan selesai pada saat rapat bulanan

Dewan Komisaris Februari 2010.

b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor

akuntan publik dengan standar yang berlaku

Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite

Audit, kantor akuntan publik telah melaksanakan

audit sesuai dengan Standar Auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar

yang berlaku

Sesuai dengan laporan audit kantor akuntan

publik, laporan keuangan konsolidasian telah

menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material.

d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil

temuan SPI

SPI sudah membuat basis data yang berisi

temuan audit untuk memantau tindak lanjutnya.

Sampai dengan Desember 2009 temuan tahun

2009 telah ditindaklanjuti 68% sedangkan

untuk temuan audit Juli s.d. Desember 2008

terdapat satu unit dengan 9 temuan yang belum

menyelesaikan tindak lanjut.

4. Analysis on Corporate compliance to laws and

regulations related with Corporate activities Based

on the analysis of Corporate compliance to laws

and regulations based on Internal Oversight Unit

audit report, Audit Committee concluded that there

was no incompliance that should be reported.

5. Monitoring and evaluation on audit planning and

implementation and monitoring on audit report

follow -up to appraise sufficiency of financial report

process, on the following points at the minimum:

a. Intern Monitoring Unit (Satuan Pengawasan Intern)

Task Implementation Internal Oversight Unit Audit

Work Plan is put together each year and comprises

all organization. Selection of issues to be audited

is suggested based on inputs from Management

and Audit Committee. On February 5, 2010 Board

of Directors proposed Internal Audit Charter

to be approved by Board of Commissionaire.

This Internal Audit Charter is scheduled to be

completed on Board of Commissionaire monthly

meeting in February 2010

b. Public accountant office audit implementation

compliance with existing standards Based on

Audit Committee monitoring and evaluation,

audit performed by public accountant office

has complied with Audit Standard issued by

Indonesian Accounting Association (Ikatan

Akuntan Indonesia)

c. Financial report compliance with existing

standards Based on report from public

accountant office, consolidated financial report

is presented fairly.

d. Follow -up implementation by Board of Director

based on Internal Oversight Unit findings SPI

has created a database on audit findings and

monitored its follow -up.

In December 2009, 68% of findings in 2009 was

followed -up. From July to September 2008 audit

findings, follow -ups on 9 findings were carried

out by one unit on an ongoing basis

69LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 72: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

6. Pemberian rekomendasi mengenai penunjukan

akuntan publik dan kantor akuntan publik kepada

Dewan Komisaris untuk disampaikan pada Rapat

Umum Pemegang Saham

Untuk tahun buku 2009 sesuai keputusan

RUPS tanggal 18 Juni 2009 (Akta No.38), RUPS

melimpahkan kepada Dewan Komisaris untuk

menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik yang

diusulkan oleh Direksi untuk memeriksa laporan

keuangan tahunan perseroan tahun buku 2009.

Direksi telah menunjuk KAP Riza, Wahono & Rekan

dengan akuntan publik Rahardjo, penunjukan

tersebut disetujui oleh Dewan Komisaris.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha

Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 31

Juli 2002 Pasal 25 ayat (1) External auditor harus

ditunjuk oleh RUPS/Pemilik Modal dari calon

yang diajukan oleh Komisaris/Dewan Pengawas

berdasarkan usul Komite Audit.

7. Penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas

pengaduan yang berkaitan dengan perseroan

Pada tahun 2009, tidak ada pengaduan

kepada Komisaris.

SEKRETARIS PERUSAHAAN

PEJABAT SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sesuai dengan surat pernyataan No. S-003/DIR/

HRD/SMF/XI/2009 tanggal 4 November 2009, Direksi

Perseroan menerangkan bahwa Eko Ratrianto

menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan di Perseroan

sejak tanggl 15 Pebruari 2008. Mengacu pada Pasal

24 ayat (1) Peraturan Menteri Badan Usaha Milik

Negara nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli

2002 tentang Penerapan praktek Good Corporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), dan Keputusan Bapepam nomor Kep-63/

PM/1996 Peraturan nomor IX.I.4 tentang Pembentukan

Sekretaris Perusahaan tanggal 17 Januari 1996, maka

pengangkatan seorang Sekretaris Perusahaan bukan

merupakan suatu kewajiban bagi Direksi Perseroan

namun merupakan hak Direksi Perseroan yang tidak

mengikat untuk dilaksanakan.

Berdasarkan surat Direksi Perseroan No. 001/SKD/DIR/

I/2010 tanggal 4 Januari 2010, Direksi mengangkat

Heliantopo sebagai Sekretaris Perusahaan

menggantikan Eko Ratrianto.

Heliantopo memiliki latar belakang magister akuntansi.

Bergabung di Perseroan sejak tahun 2005. Sebelum

menjadi Sekretaris Perusahaan, yang bersangkutan

pernah menangani bidang research & development,

akuntansi, keuangan, tresuri, dan IT Perseroan.

6. Recommendation on the appointment of public

accountant and public accountant office to

Board of Commissioners to be put forward at the

Shareholder General Meeting For 2009 financial

year, RUPS decided on June 18 2009 (Deed No.3 8 )

to grant approval authority on the appointment of

public accountant office suggested by the Board

of Directors to the Board of Commissionaire to

analyse Corporate annual financial report for 2009

financial year. The Board of Directors appointed

Riza, Wahono & Associate public accountant office

with Rahardjo as public accountant and it was

approved by the Board of Commissioners.

Based on State -Owned Enterprise Ministerial Decree

No. KEP-117/M -MBU/2002 dated July 31, 2002 Article

25 point (1), external auditor has to be appointed by

Shareholder General Meeting/Investor proposed by

Board of Commissionaire/Oversight Council based

on suggestions from Audit Committee.

7. Analysis and report to the Board of Commissionaires

regarding any Corporate -related complaints In

2009, there was no complaint.

CORPORATE SECRETARY

CORPORATE SECRETARY

In an Official Letter No. S-003/DIR/HRD/SMF/

XI/2009 dated November 4, 2009, Corporate Board

of Directors declared Eko Ratrianto as Corporate

Secretary starting February 15, 2008. Based on Article

4 point (1) State-Owned Enterprise Ministerial Decree

no Kep-117/M - MBU/2002 dated July 31, 2002 on the

Implementation of Good Corporate Governance

(GCG) Practicesin State-Owned Enterprises and

Indonesian Capital Market and Financial Institution

Supervisory Agency Decree no Kep-63/PM/1996

Regulation No IX. I.4 on the Appointment of

Corporate Secretary dated January 17, 1996, it was

concluded that the appointment of Corporate

Secretary was not an obligation of the Board of

Director but a non-inding right.

Based on Corporate Board of Directors Letter

No. 001/SKD/DIR/I/2010 dated January 4, 2010,

Heliantopo was appointed by the Board of Directors

to replace Eko Ratrianto.

Heliantopo has a Master’s degree in Accounting. He

joined this Corporation in 2005 and before taking

up the position as Corporate Secretary, he handled

areas of research & development, accounting,

finance, treasury, and Corporate IT.

70

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 73: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sekretaris Perusahaan membantu mengelola

hubungan Perseroan dengan investor, pelaku pasar

modal, regulator, dan komunitas keuangan lainnya.

Sekretaris Perusahaan memfasilitasi komunikasi yang

efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk

berbagai pihak.

SATUAN PENGAWASAN INTERN

Satuan Pengawasan Intern bertugas:

1. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan

pemeriksaan operasional dan keuangan

Perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan

dan pelaksanaannya pada Perusahaan serta

memberikan saran-saran perbaikannya.

2. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan

atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan

Intern sebagaimana dimaksud dalam huruf a

kepada Direktur Utama.

3. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan

yang telah dilaporkan.

Unit Internal Audit berperan membantu manajemen

Perseroan dalam menjalankan fungsi pengawasan,

membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan

dan operasional. Unit Internal Audit melakukan

pemeriksaan (audit) atau review terhadap aktivitas

Perseroan hingga monitoring atas pelaksanaan

temuan audit.

MANAJEMEN RIS IKO

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan

menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil

usaha Perseroan apabila tidak diantisipasi dan

dipersiapkan penanganannya dengan baik.

Risiko-risiko berikut telah diurutkan berdasarkan risiko

yang memiliki bobot tertinggi sampai terendah, yaitu

sebagai berikut:

1. Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah potensi kerugian yang

diakibatkan dari ketidaklancaran pembayaran

kembali pokok dan/atau bunga penyaluran

pinjaman, yang apabila jumlahnya material,

dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Risiko

ini dihadapi Perseroan dari penempatan dalam

bentuk pinjaman kepada lembaga penyalur KPR.

Risiko kredit lain bersumber dari penempatan

Perseroan di beberapa bank milik pemerintah

dalam bentuk deposito dan risiko kredit dari surat

utang negara. Risiko kredit lain bersumber dari

saldo penempatan dalam EBA yang berasal dari

JOB DESCRIPTION AND FUNCTION OF CORPORATE SECRETARY

Corporate Secretary provides support in managing

Corporate relationship with investors, stock

market players, regulators and other financial

communities. Corporate Secretary facilitates

effective communication and ensures the provision of

information for various parties.

INTERNAL OvERSIGHT UNIT

Internal Oversight Unit is responsible for :

1. Assisting President Director in implementing

operational and financial analysis, assessing

their control, management and implementation

for the Company and providing suggestions for

improvement.

2. Providing information regarding evaluation or

implementation of report conducted by Satuan

Pengawasan Intern stipulated in point above to the

President Director.

3. Monitoring the follow-up activities on reported

findings.

Internal Audit Unit assists Corporate management

to implement monitoring and to analyze and

evaluate financial and operational matters. Internal

Audit Unit performs audits or reviews on Corporate

activity and monitors the implementation of audit

findings.

RISK MANAGEMENT

Corporation faces a number of risks which, when

poorly anticipated and managed, can impact the

Company performance.

Those risks are ranked based on the level of severities

as follows:

1. Credit Risk

Credit Risk is a potential loss caused by non-

current repayment of principal and/or loan

interest, which, on a certain degree, can impact

Corporate performance. Corporation faces this

risk through allocation in the form of loans to

house loan companies. Another credit risk comes

from Corporate allocation of assets in a number of

government-owned banks in the forms of deposit

and credit risk from government bond. Another

71LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 74: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

nasabah debitur KPR BTN yang tagihannya telah

dibeli oleh KIK EBA DSMF01 KPR BTN. Risiko kredit

akan berpengaruh besar karena bersumber dari

sebagian besar aktiva Perseroan.

Manajemen RIsiko Kredit

Perseroan memperkecil risiko kredit antara lain

dengan melakukan skema refinancing atas

portofolio KPR yang sudah dibukukan oleh lembaga

penyalur KPR, dengan recourse terhadap jaminan

KPR yang memburuk, kecukupan jaminan, sistem

reimbursement, memiliki Hak Tanggungan dan

pendaftaran fidusia atas KPR yang dijaminkan.

2. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah potensi kerugian yang

disebabkan ketidakmampuan Perseroan

mengelola komitmen memenuhi kewajiban

pendanaan dan penempatan. Risiko ini dihadapi

oleh Perseroan dalam aktivitas pembayaran

kewajiban yang segera jatuh tempo dan

penyaluran/penempatan dana. Risiko likuiditas

akan berpengaruh apabila aktivitas pendanaan

tidak dapat dilakukan mengikuti profil jatuh tempo

penyaluran pinjaman.

Manajemen Risiko Likuiditas

Perseroan mengurangi risiko likuiditas antara

lain melalui pengelolaan arus kas sehingga

dapat memenuhi setiap kewajiban yang jatuh

tempo dan memelihara saldo aset likuid dalam

jumlah tertentu.

3. Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko tingkat suku bunga adalah potensi kerugian

yang ditimbulkan karena perubahan tingkat bunga

di pasar. Salah satu aktivitas usaha Perseroan

adalah menyalurkan pinjaman ke lembaga

penyalur KPR yang dibiayai dengan penerbitan

obligasi dan atau surat utang lain. Risiko tingkat

suku bunga akan berpengaruh apabila sudah

terjadi negative spread antara pendanaan dengan

penyaluran pinjaman.

Manajemen Risiko Tingkat Suku Bunga

Perseroan memperkecil risiko tingkat suku bunga

dengan melakukan pengelolaan asset liability

management secara efektif.

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah potensi kerugian yang

disebabkan tidak berfungsinya tingkat efektivitas

dari sistem, prosedur dan pengawasan dalam

lingkungan Perseroan. Karena sebagian besar

aset Perseroan terbentuk dari aset keuangan,

maka pelaksanaan proses internal yang terstruktur

dalam melakukan evaluasi terhadap calon debitur

ataupun rencana penempatan merupakan dasar

credit BTN house loan whose claims are purchased

by KIK EBA DSMF 01 KPR BTN. This credit risk will

significantly impact Corporate assets.

Credit Risk Management

Corporation minimizes the credit risk by conducting

refinancing scheme on house loan portfolios

recorded by house loan companies, with options

for guarantors of weakening house loan, collateral

sufficiency, reimbursement system, mortgage

rights and fiduciary registration on the collateral of

the house loan.

2. Liquidity Risk

Liquidity risk is a potential loss caused by

the inability of the Corporate to manage its

commitment to fulfil l its financial and placement

obligations. Corporation faces this risk in its due

date payment obligation and fund placement

activities. This liquidity risk will influence the

Corporate performance if fund activity does not

match the due date profile of the loan.

Liquidity Risk Management

Corporation minimizes this liquidity risk by cash flow

management to ensure that all due date obligations

are met on time and to maintain certain amount of

liquid asset balance.

3. Interest Rate Risk

Interest rate risk is a potential loss caused by the

fluctuation of interest rate in the market. One

Corporate activity is to channel loans to housing

loan companies financed by the issuance of

obligation and /or other bonds. Interest rate risk will

create an impact when negative spread between

finance and loan occurs.

Interest Risk Management

Corporate minimizes interest rate risk through

effective asset liability management.

4. Operational Risk

Operational risk is a potential loss caused by

an ineffective system, procedure and oversight

within the Company. Most Corporate assets are

created from financial assets, and therefore the

implementation of structured internal process

to carry out evaluation on potential debtor or

placement plan serves as the management

platform for any decision making.

72

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 75: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

bagi manajemen untuk melakukan pengambilan

keputusan. Risiko akan muncul apabila proses

evaluasi yang obyektif dan rinci tidak dilakukan

oleh organ-organ Perseroan. Implementasi dual-

control dan check & balance dalam rekomendasi

akhir kepada manajemen merupakan salah satu

cara untuk mengedepankan internal process

untuk meminimalisir risiko. Risiko operasional akan

berpengaruh apabila kontrol internal tidak berjalan

dengan baik, sehingga proses pengambilan

keputusan tidak berjalan dengan obyektif.

Manajemen Risiko Operasional

Perseroan mengurangi risiko operasional dengan

cara melakukan kegiatan, selalu mengacu kepada

Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku

dengan mengutamakan pemisahan tugas dan

wewenang (segregation of duty), serta mekanisme

dual-control, mengelola overhead cost dengan

menetapkan kebijakan bahwa jumlah karyawan

sedemikian rupa sehingga setiap saat jumlah

karyawan tidak melebihi jumlah karyawan yang

dibutuhkan Perseroan di kemudian hari ketika

menjadi guarantor.

5. Risiko Peraturan/Regulasi

Perseroan beroperasi berdasarkan Peraturan

Presiden No. 19/2005 yang diperbaharui dengan

Peraturan Presiden No. 1/2008. Didalam regulasi

tersebut operasional Perseroan berinteraksi dengan

perbankan yang diatur oleh Bank Indonesia dan

lembaga keuangan bukan bank yang diatur

oleh Bapepam-LK. Berkaitan dengan transaksi

sekuritisasi, peran Perseroan banyak berkaitan

dengan Bapepam-LK. Secara khusus, aktivitas

Perseroan belum diatur didalam ketentuan apapun

di Bapepam-LK ataupun di Bank Indonesia,

sebagai penjabaran atas peran dan fungsi yang

dapat dilakukan oleh Perseroan berinteraksi

dengan perbankan dan lembaga penunjang

pasar modal. Pengaturan-pengaturan lebih rinci

mengenai peran Perseroan dapat mempengaruhi

ruang gerak kegiatan usaha Perseroan di masa

yang akan datang. Risiko peraturan/regulasi akan

berpengaruh apabila akibat kurangnya dukungan

regulasi, Perseroan tidak mampu bersaing dengan

lembaga sejenis dari luar negeri yang akan

melakukan kegiatan sama dengan Perseroan

di Indonesia.

Manajemen Risiko Peraturan/Regulasi

Perseroan mengurangi risiko peraturan/regulasi

dengan cara menjalankan kegiatan usahanya

selalu menggunakan SOP yang secara berkala

disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Risk emerges when Corporate units fail to meet

objectives and carry out detailed processes.

One internal process that can minimize risk is

the implementation of dual -control and check

& balance in the final recommendation to the

management. Operational risk will affect the

Company when internal control is not well-

performed which can lead to a non -objective

decision making process.

Operational Risk Management

Corporation minimizes operational risk by using

Standard Operating Procedure (SOP) as a guideline

on segregation of duty, to perform dual-control

mechanism, and to manage overhead cost on

certain quota of the employees.

5. Regulation Risk

Corporation operates on the basis of Presidential

Regulation No. 19/2005 which was amended by the

Presidential Regulation No. 1/2008. This regulation

stipulates that Corporate’s close cooperation

with the banking industry is regulated by the Bank

Indonesia and with non -bank financial institutions

under the Indonesian Capital Market and Financial

Institution Supervisory Agency. Regarding

securitization transaction, the Company also closely

engages with the Indonesian Capital Market and

Financial Institution Supervisory Agency. Specific

Corporate activities are not yet regulated under any

system issued by the Indonesian Capital Market and

Financial Institution Supervisory Agency or the Bank

of Indonesia, in particularly the detailed roles and

functions taken by the Company in its interaction

with the banking sector and stock market supporting

institutions. Detailed regulations on the Company’s

roles would limit its ability to maneuver in future

activities. Regulation risk will impact the Company

significantly if the regulation weakens the ability of

the Company to compete with similar international

institutions with similar Corporate operations in

Indonesia.

Regulation Risk Management

Corporation minimizes regulation risk by using

periodically-updated SOP as guidelines to comply

with the existing standards.

73LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 76: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

6. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh

adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan

aspek yuridis antara lain disebabkan adanya

tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-

undangan yang mendukung atau kelemahan

perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat

sahnya kontrak dan pengikatan hukum yang

tidak sempurna.

Sebagai Perseroan yang berdiri dalam sebuah

negara hukum, Perseroan harus selalu tunduk

terhadap segala peraturan hukum yang berlaku.

Kegagalan Perseroan dalam mengikuti peraturan

hukum yang berlaku akan mengakibatkan pada

timbulnya tuntutan hukum yang akan ditujukan

kepada Perseroan. Semakin banyak tuntutan

hukum yang muncul maka semakin besar biaya

yang akan dikeluarkan oleh Perseroan. Apabila

kondisi ini dialami oleh Perseroan dan bersifat

material maka hal ini akan memiliki dampak yang

signifikan terhadap kinerja Perseroan.

Manajemen Risiko Hukum

Perseroan mengurangi risiko hukum melalui

penggunaan jasa pihak ketiga sebagai konsultan

hukum untuk memberikan opini hukum yang

dibutuhkan dan mematuhi setiap perjanjian.

7. Risiko Makro Ekonomi

Risiko makro ekonomi adalah risiko yang timbul

sehubungan dengan perubahan kondisi

perekonomian nasional secara umum yang

berpengaruh secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja Perseroan, terutama

tingkat suku bunga, tingkat pertumbuhan

ekonomi nasional, tingkat inflasi, dan fluktuasi

nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

Faktor tingkat suku bunga juga rentan terhadap

kinerja Perseroan, dalam hal tingkat suku bunga

mengalami penurunan, maka permintaan akan

pembiayaan rumah akan meningkat, begitupun

sebaliknya. Faktor makro ekonomi yang kondusif

dan bertumbuh di sektor riil akan mengakibatkan

meningkatnya daya beli masyarakat yang akhirnya

akan mengakibatkan pembelian dan permintaan

pembiayaan perumahan. Tingkat inflasi juga

sangat berpengaruh terhadap naik turunnya

tingkat suku bunga/biaya dana serta daya beli dan

daya bayar konsumen.

Kejadian bencana alam ataupun kondisi makro

ekonomi akan mempengaruhi Perseroan apabila

dampak dari kejadian tersebut memberikan

dampak kerugian kepada penyalur KPR yang

menerima pinjaman dari Perseroan. Khususnya

kondisi makro ekonomi yang menimbulkan

risiko sistemik di pasar keuangan akan langsung

6. Legal Risk

Legal risk is a potential loss created by judicial

limitations. These weaknesses could be caused by

law suits, the absence of supporting regulations

or weak commitments such as unfulfilled contract

requirements and non binding legal commitments.

As an entity situated in a country with legal rulings,

this Corporation must be sure to follow the existing

laws and regulations. Failure of the Company to

abide by law would risk law suits charged to the

Company. This would lead to an increase in legal

costs for the Company. When legal problems occur

and create material damages, this will significantly

impact the performance of the Company.

Legal Risk Management

Corporation will minimize legal risk through the

use of a third party service as a legal consultant

which provides legal advice when necessary and

complies with the existing regulations.

7. Macro Economy Risk

Macro economy risk is a potential loss created

by changes in the nation’s economic condition

in general which could create direct or indirect

influence to the Corporate’s performance,

particularly interest rate, national economic

growth, inflation rate and fluctuation of currency

exchange. Interest rate factor will significantly

affect the performance of the Company, because

when interest rate plunges, demands for housing

finance will increase and vice versa. A positive

macro economy growth in the real sector will create

an increase of public demand which can lead to

a decrease in purchase and demand for housing

finance. Moreover, the force of inflation rate will

also shape the level of interest rates/cost of fund

and consumer purchasing and paying power.

Natural disaster or macro economic condition

wil l have an impact on the Company if they lead

to losses of housing loan companies who obtain

loans from the Company. In particular, macro

economic condition can also create systematic

r isk in the money market which wil l directly

74

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 77: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

mempengaruhi kinerja Perseroan, mengingat pada

dasarnya Perseroan harus melakukan pendanaan

dari pasar modal untuk melakukan program

pemberian pinjaman.

Manajemen Risiko Makro Ekonomi

Perseroan memperkecil risiko makro ekonomi antara

lain dengan membatasi penggunaan valuta asing,

pengelolaan asset liability dan likuiditas yang

efektif serta tidak melakukan pembelian hak tagih

KPR untuk disimpan sebagai aset dan di kemudian

hari hanya fokus sebagai guarantor.

Manajemen menyatakan bahwa risiko

yang tercantum di atas adalah seluruh

risiko yang dihadapi oleh Perseroan dalam

menjalankan usahanya.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Sejak didirikan pada tahun 2005, selain menjalankan

tugas untuk memfasilitasi aliran dana jangka

menengah/panjang dari pasar modal ke

lembaga penyalur KPR, Perseroan juga berupaya

mengembangkan industri KPR dalam hal penciptaan

portofolio yang sehat dan peningkatan pemahaman

publik tentang industri dan produk yang difasilitasi

oleh Perseroan.

Berikut ini, kegiatan-kegiatan tersebut yang dilakukan

Perseroan di tahun 2009:

1. 13 dan 20 Januari 2009, Perseroan bekerjasama

dengan dengan Asosiasi Konsultan Aktuaria

Indonesia dan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia

mengisi kegiatan workshop tentang Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008

tentang Investasi Dana Pensiun, yang didalamnya

mengatur tentang produk EBA.

2. 24 Februari 2009, Perseroan mengisi kegiatan

training untuk pengurus Dana Pensiun berkaitan

dengan produk EBA dan sekuritisasi KPR.

3. 23 – 24 Maret 2009, Perseroan bekerjasama dengan

Vinod Kothari, International Specialist Structured

Finance and Securitization, menyelenggarakan

workshop yang bertajuk “Securitization of

Residential of Mortgage Loans”.

4. 24 Juli 2009, Perseroan mengadakan workshop

tentang Terms Purchase Program (TPP) yang

diikuti oleh 5 (lima) bank penyalur KPR, yaitu Bank

Mitraniaga, Bank Windu Kentjana, Bank Bumi

Putera, Bank Index, dan Bank Agris.

5. 6 Agustus 2009, Perseroan memberikan presentasi

mengenai Pedoman Standarisasi dan Dokumen KPR

beserta pengenalan Term Purchase Program dalam

acara sosialisasi KPR BPD yang diselenggarakan

Asosiasi Bank Pembangunan Daerah.

impact Corporate performance as it has to

f inance from the stock market to carry out the

loan provis ion program.

Macro Economy Risk Management

Corporation minimizes macro economy risk by

limiting the use of foreign exchange, effectively

managing asset liability and liquidity and refraining

from purchasing housing loans, claiming to be saved

as assets, and focusing as guarantor in the future.

Management has declared that the

abovementioned risks are faced by the Company

in its daily operation.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Since the Company was established in 2005, it has

facilitated mid /long -term flow of funds from stock

market to housing loan companies . The Company has

also expanded the housing loan industry by putting

together a healthy portofolio and by educating the

public on the industry and product facilitated by this

Corporation.

Below are the activities taken by the Company in

2009:

1. 13 and 20 January 2009, the Company worked

together with Actuary Consultant Association of

Indonesia (Asosiasi Konsultan Akutuaria Indonesia)

and Indonesian Pension Funds Association (Asosiasi

Dana Pensiun Indonesia) on a workshop on Minister

of Finance Regulation Nomor 199/PMK .010/2008 on

Pension Investment Fund, regulating EBA product.

2. 24 February 2009, the Company participated in

training on managing Pension Fund in relation to

EBA product and House Loan securities.

3. 23 - 24 March 2009, the Company collaborated with

VinodKotha, International Specialist Structured

Finance and Securitization, in a workshop titled

“Securitization of Residential of Mortgage Loans”.

4. 24 July 2009, the Company hosted a workshop on

Terms Purchase Program (TPP) participated by 5

(five) House Loan Banks, - Bank Mitraniaga, Bank

Windu Kentjana, Bank Bumi Putera, Bank Index,

and Bank Agris .

5. 6 August 2009, the Company delivered a

presentation on Housing Loan Standarization and

Document Guideline and on the introduction of

Term Purchase Program in Housing Loan education

initiative of Regional Development Bank (BPD)

hosted by Association of Regional Development

Bank (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah)

75LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 78: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

6. 6 Agustus 2009, Perseroan melakukan sosialisasi

dan edukasi untuk investor dan issuer diantaranya

“KIK-EBA Forum 2009: Addresing Key Consideration

of Issuers and Investors”.

7. 26 Agustus 2009, Perseroan menyelenggarakan

“Investor Gathering Sekuritisasi Aset KPR BTN”.

8. 10 September 2009, Perseroan bekerjasama

dengan Bhakti Finance mengadakan workshop

mengenai Pedoman Standarisasi dan

Dokumen KPR.

9. 17 Oktober 2009, Perseroan bekerjasama dengan

Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat

(Kemenpera) dan Radio Republik Indonesia

(RRI) melakukan sosialisasi kepada masyarakat

tentang program perumahan untuk rakyat melalui

penyelenggaraan Pagelaran Wayang Kulit

dengan cerita “Sejatine Drupadi”. Aktivitas ini juga

merupakan bagian dari program Corporate Social

Responsibility (CSR) Perseroan dalam kaitannya

dengan upaya melestarikan kesenian dan

budaya bangsa.

10.12 - 14 Oktober 2009, Perseroan menyelenggarakan

program training “The Essentials of Residential

Mortgage Banking Best Practices” di Bandung.

Program ini diikuti oleh 23 peserta dari Bank BRI,

Bank BRI Syariah, BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, dan

Bank DKI.

11. 22 Oktober 2009, Perseroan menyalurkan dana

bantuan sebesar Rp50 juta untuk diberikan kepada

korban bencana gempa bumi di wilayah Sumatera

Barat dan sekitarnya.

6. 6 August 2009, the Corporation carried out an

education program for investors and issuers on “KIK-

EBA Forum 2009: Addresing Key Consideration of

Issuers and Investors”.

7. 26 August 2009, the Company hosted “Investor

Gathering Asset Securities of Housing Loan of BTN”.

8. 10 September 2009, the Company worked together

with Bhakti Finance in a workshop on Housing Loan

Standarization and Document Guideline.

9. 17 October 2009, the Company collaborated with

the Office of Public Housing Ministry and Radio

Republik Indonesia (RRI), educating the public on

public housing program through Shadow Puppet

show on “Sejatine Drupadi” story. This activity was

also part of Corporate Social Responsibility (CSR)

program of the Company to preserve art and

cultural heritage.

10. 12-14 October 2009, the Company hosted a training

program on “The Essentials of Residential Mortgage

Banking Best Practices” in Bandung. 23

participants from Bank BRI, Bank BRI Sayriah , BTN ,

Bank Mandiri , Bank BNI and Bank DKI took part in

this program.

11. 22 October 2009, the Company donated Rp50 million

for earthquake relief in West Sumatera areas.

76

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

20

09

AN

NU

AL R

EP

OR

T PT SA

RA

NA

MU

LTIGR

IYA

FINA

NS

IAL (P

ER

SE

RO

)

Page 79: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

PernYataan ManaJeMenstateMent OF the COMPanY’s ManageMentLaporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan

informasi lain yang terkait merupakan tanggung

jawab manajemen Perseroan dan ditandatangani

oleh seluruh Anggota Direksi dan Anggota

Dewan Komisaris.

This Financial Report, in conjunction with the financial

statements and other related information, is the

responsibility of the Company’s management and

signed by all members of the Board of Directors and

Board of Commissioners.

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero)

DIREKSI

BOARD OF DIRECTORS

Jugia Wahab

Komisaris utama

President Commissioner

Aris Ilyas

Komisaris

Commissioner

Tito Murbaintoro

Komisaris

Commissioner

DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISSIONERS

Erica Soeroto

Direktur utama

President Director

Sutomo

Direktur

Director

Yudhi Ismail

Direktur

Director

77LA

PO

RA

N TA

HU

NA

N 2

00

9 A

NN

UA

L RE

PO

RT P

T SAR

AN

A M

ULTIG

RIY

A FIN

AN

SIA

L (PE

RS

ER

O)

Page 80: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

LaPOran keuanganFinanCiaL stateMent

Page 81: PREVAILING OVER CHALLENGES - smf-indonesia.co.idsmf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/FA_LapThnan2009.pdf · yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit Pemilikan

AlAmAt KAntor Address

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

Plaza Bapindo, Menara Mandiri, Lantai 10

Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55

Jakarta 12190

Indonesia

Tel: +62 21 526 7331

Fax: +62 21 526 7287

e-mail:

[email protected]