PRETEST SESAK dan BATUKDisusun Oleh : Fadhillah Syafitri Suhatril 1102011091 Pe!i!in" : Dr# $# $ai %ul&ifli A!!as' S(#PD')$#Kes' F*+AS*)# KEPA+*TERAA+ K,*+*K *,)U PE+-AK*T DA,A) FAKU, T AS KEDOKTERA+ U+*.ERS*TAS -A RS* RSUD AR/A*+A+U+ 201BAB * PE+DA$U,UA+ Sesak napas adalah kesulitan bernapas atau dalam medis disebut sebagai dispnea. Sesak napas dapat disebabkan oleh kondisi respirasi (saluran napas dan paru- paru) atau sirkulasi (jantung dan pembuluh darah). Batuk merupakan proses refleks
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
dari pertahanan tubuh akibat adanya iritasi atau peradangan pada paru. Perkembangan
dari anatomi rongga dada menunjukkan adanya kelainan di dada yang dapat berakhir
buruk bila tidak ditanggulangi. Sesak dapat terdiri dari dua penyebab yaitu
berdasarkan kelompok organik dan non-organik. Diagnosis sesak dan batuk dapat
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan laboratoruim dan pemeriksaan radiologi.
Maka untuk mengetahui penyebab dari sesak dan batuk, dokter harus
mengetahui beberapa penyakit yang dapat menyababkan sesak dan batuk salah
satunya asma bronkial, pneumonia, tuberkulosis paru, pneumothoraks, dan efusi
pleura, serta dapat menentukan tindakan yang tepat dari penyakit tersebut baik
tindakan konseratif maupun operatif untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.
BAB **
T*+/AUA+ PUSTAKA
Sesak napas (dispnea) merupakan suatu keadaan yang sering dikeluhkan pada
gangguan sistem pernapasan, Dispnea adalah gejala subjektif berupa keinginan
penderita untuk meningkatkan upaya mendapatkan udara pernapasan. Sesak napas
dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar berdasarkan penyebabnya! "
a. organik (kelainan pada organ tubuh) #antung, ginjal, gangguan
metabolisme
1 Amin Z. Manifestasi Klinik dan Pendekatan pada Pasien dengan KelainanSistem Pernapasan. dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, .,Simadi!rata, M., Setiati, S. Buku A"ar lmu Penyakit #alam $ilid , %d.&,nterna Pu!lishing, $akarta Pusat. '((). h* '1+)'1)-
!# non-organik (gangguan psikis yang tidak disertai kelainan fisik).
Ta!le 1# $lasifikasi sesak napas menurut American Thoracic Society (%&S)
Tin"&a
tDera3at Kriteria
' ormal &idak ada kesulitan bernapas keuali aktiitas berat
" *ingan Sesak timbul saat aktiitas ringan
+ Sedang Berjalan lebih lambat dibandingkan orang seusia nya karena
sulit bernapas atau harus berhenti berjalan untuk bernapas
Berat Berhenti berjalan setelah ' meter untuk bernapas atau
setelah berjalan beberapa menit Sangat berat
&erlalu sulit untuk bernapas bila meninggalkan rumah ataumemekai baju atau membuka baju
Fisi4l4"i sesa& na(as
". Sensasi sesak napas, ampuran dua komponen !- /nput sensori ke korteks serebri! /nformasi dari reseptor-reseptor khusus
terutama mekanoresptor di berbagai aparatus pernapasan dan di tempat
lain. /nput lain dari jalan napas, paru memelui nerus agus, otot-otot
pernapasan dan dinding dada.- Sensasi persepsi! /nterpretasi dari informasi yang tiba pada korteks sensor
otot, hal ini sangat bergantung pada psikologis penderita.+. 0saha untuk bernapas! 1al ini berkaitan dengan rasio beban pada otot-otot
pernapasan dan kapasitas maksimun otot-otot pernapasan. $emoreseptor! *angsangan kemoreseptor perifer atau sentral akan
meningkatkan entilasi paru sekaligus menimbulkan sensasi sesak napas.- 1ipoksia, rangsangan respirasi melalui kemoreseptorperifer, dan dapat
menimbulkan sensasi sesak napas pada penderita dengan penyakit paru.- 1iperkapnia
. Mekanoreseptor! *angsangan mekanik akan merangsang berbagai reseptor
yang tersebar di organ pernapasan !- *eseptor saluran pernapasan dan atau 2ajah.- *eseptor paru! reseptor iritan di epitel jalan napas (rangsangan mekanik
dan kimia), reseptor pulmonary streh di jalan napas! inflasi paru, serabut
Penyakit euromuskuler gangguan pada sistem pernapasan terutama jika
penyakit tadi mengenai diagfragma, seperti miastenia grais dan amiotropik
leteral sklerosis.
Dia"n4sis
Ananesis
Keluhan a5al# $eluhan a2al akut mungkin disebabkan adanya gangguan fisiologis
akut, seperti serangan asma bronkial, emboli paru, pneumothoraks atau infark
miokard. Serangan berkepanjangan selama berjam-jam hingga berhari-hari lebih
sering akibat eksaserbasi penyakit paru yang kronik atau perkembangan proses
seperti pada efusi pleura atau gagal jantung kongestif. 6ejala yang menyertai seperti
a) nyeri dada yang disertai dengan sesak mungkin disebabkan oleh emboli paru,
infark miokard atau penyakit pleura, b) batuk yang disertai sesak dengan sputum
purulent dapat disebabkan oleh infeksi napas atau proses peradangan kronik, )
demam dan menggigil mendukung adanya suatu infeksi, d) hepmoptosis menandakan
adanya rupture kapiler7asular akibat emboli paru, tumor atau radang saluran napas.
Peeri&saan uu#
Ta(ilan uu. Seorang pasien yang mengantuk dengan napas yang lambat dan
pendek bisa disebabkan oleh obat tertentu, retenso 45+ atau gangguan sistim saraf
pusat. Seorang pasien gelisah dengan napas yang epat dan dalam bisa disebabkan
oleh hipoksemia berat karena primer penyakit paru, jantung atau akibat dari serangan
emas.
K4ntra&si 4t4t !antu na(as# 5tot bantu napas dapat membuktikan adanya obstruksi
saluran napas, seperti adanya kontraksi otot di leher dan otot interostal akan berkontraksi pada keadaan obstruksi saluran napas yang moderat hingga parah. Pada
tension pneumothoraks suatu keadaan ga2at darurat sisi yang terkena akan membesar
pada setiap inspirasi dan trakea akan terdorong kesisi sebelahnya.
Batu&# Batuk merupakan suatu refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi
perabangan trakeobronkial. $emampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang
penting untuk membersihkan saluran napas bagian ba2ah, dan segala jenis batuk yang
lebih dari tiga minggi harus diselidiki untuk memastikan penyebabnya. *angsangan yang
biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan.
/nhalasi debu, asap, dan benda-benda asing lainnya paling sering menimbulkan batuk.Perokok paling sering menderita batuk kronik karena terus-menerus menghisap benda
asing (asap) dan saluran napas nya mengalami peradangan kronik. *angsangan mekanik
dari tumor (ekstrinsik maupun instrinsik) terhadap saluran napas merupakan penyebab
lain yang dapat menimbulkan batuk. Bronkitis kronik, asma, tuberkulosis, dan pneumonia
merupakan penyakit yang seara tipikal memiliki batuk sebagai gejala yang menolok.
Batuk dapat bersifat produktif, pendek, tidak produktif, keras dan parau.
Suatu kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas yang menyebabkanhipersensitiitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan
gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak, dan rasa berat di dada
terutama pada malam hari.1#2# E(idei4l4"i
%sma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, dimana terdapat
'' juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Menurut Global Initiative
for Ashtma (6/%), %sma dapat terjadi pada anak-anak maupun de2asa, dengan
prealensi yang lebih besar terjadi pada anak-anak. Sedangkan menurut data studiSurey $esehatan *umah &angga (S$*&) di berbagai propinsi di /ndonesia, asma
menduduki urutan kelima dari sepuluh penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-
sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada S$*& "+, asma, bronkitis
kronik, dan emfisema sebagai penyebab kematian (mortalitas) keempat di
/ndonesia atau sebesar :,;<. Dari hasil penelitian *iskesdas, prealensi penderita
asma di /ndonesia adalah sekitar <. Menurut Sastra2an, dkk (+''=), angka ini
konsisten dan prealensi asma bronkial sebesar :3":<.
1#7# Eti4l4"i%dapun faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asma adalah!a. /munitas dasar b. #enis $elamin. 8aktor penetusd. Status sosioekonomik
1#8# Klasifi&asi
Ta!el 1# $lasifikasi derajat asma berdasarkan gambaran klinik seara umum pada
orang de2asa
Dera3at e3ala e3ala ala*nteritten
• >?P" @='< nilaiBulanan
gejala A" kali7minggu
' #a2ey, Patri3k. Sistem 4espirasi. At a 5lan3e M%#67%.#ialih!ahasakan oleh Annisa 4ahmalia dan 7o2ianty 4. $akarta *5ramedia. '((+.
Penyakit paru obstruktif kronik ditandai dengan hembatan aliran udara di saluran
napas yang bersifat progresif non-reersible atau reersible parsial. 1ambatan
berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
beraun7berbahaya.- PP5$ dengan eksaserbasi akut terdapat gejala! sesak napas yang bertambah,
kadang disertai mengi, batuk yang bertambah sering disertai meningkatnya
produksi sputum dan sputum menjadi lebih purulen atau berubah 2arna- 6ejala non-spesifik! malaise, insomnia, kelelahan, depresi- Spirometri! fungsi paru sangat menurun
2#2# Eti4l4"i
?tiologi eksaserbasi!a. /nfeksi mukosa trakeobronkial, terutama Streptococcus pneumonia,
Haemophillus influena, !oraella catarrhalis
b. Paparan polusi udara
2#7# E(idei4l4"i
/ndonesia belumlah memiliki data pasti mengenai PP5$ ini sendiri, hanya
bersama-sama dengan asma bronkhial menduduki &ingkat morbiditas dan
mortalitas PP5$ sendiri ukup tinggi di seluruh dunia. 1al ini di buktikan dengan
Wilson 8M. 9anda dan 5e"ala Penting pada Penyakit Pernapasan.Pato:siologi* Konsep Klinis Proses;Proses Penyakit %disi &, &ol.'. Syl2iaAnderson Pri3e, 8orraine M36arty Wilson< alih Bahasa * Brahm =. Pendit>et.al?. $akarta* %56. '((-. h*;+1.
- Sputum yang kronik - Dada emfisematous atau barrel chest
/ Wilson 8M. Pola @!struktif pada Penyakit Pernapasan. Pato:siologi*Konsep Klinis Proses;Proses Penyakit %disi &, &ol.'. Syl2ia Anderson Pri3e,8orraine M36arty Wilson< alih Bahasa* Brahm =. Pendit >et.al?. $akarta*%56. '((-. h*+;)'.
- Pe2arnaan gram dan kultur sputum ! tetapi batuk tidak produktif
pada sepertiga pasien dan hasilnya sering negatif, khususnya jika setelah
pemberian antibiotik.- $ultur darah
8## Penatala&sanaan
- 5ksigen- %ntibiotik! pengobatan seharusnya dimulai segera dan harus mengatasi
Streptoous pneumonia. Pada pneumonia tanpa komplikasi, pengobatan
biasanya dimulai dengan amoIiillin oral atau makrolid (eritromisin atau
klaritromisin). Pengobatan pada pneumonia yang berat dengan intraena,
seringkali menggunakan makrolid (eritromisin) dan sefalosporin gen. // atau/// (sefuroksim atau sefotaksim). E
- 4airan intraena- %nalgesik ! untuk nyeri pleuritik
# EFUS* P,EURA
#1# Definisi
Merupakan suatu keadaan dimana terdapat airan di rongga pleura C":m9, akibat
ketidakseimbangan gaya starling , abnormalitas struktur endotel dan mesotel,
drainase limfatik terganggu, dan abnormalitas site of entry (defek diafragma).
#2# Eti4l4"iBerdasarkan jenis airan yang terbentuk, airan pleura dibagi menjadi!a. &ransudat
Dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri),
sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis hepatis), sindroma ena aa
superior, tumor, sindroma meig. b. ?ksudat
7au3ler P, #aren!erg $, Morfeldt %, CrtD2ist E. 6ontri!ution of host,!a3terial fa3tors and anti!ioti3 treatment to mortality in adult patients
with !a3teraemi3 pneumo3o33al pneumonia< '(1.
+ =yainah A. %fusi Pleura. n* Simadi!rata M, Setiati S, Alwi , Maryantoro,5ani 4A, Mansoer A, editors. Pedoman #iagnosis dan 9erapi di Bidang lmuPenyakit #alam. $akarta* Pusat nformasi dan Pener!itan Bagian lmuPenyakit #alam K=, 1)))<'1(;1
tipe-tipe efusi pleura antara lain!a# efusi transudatif! airan pleura bersifat transudat (kandungan konsentrasi
protein atau molekul besar lain rendah). ?fusi tipe ini terjadi karena adanya
perubahan faktor sistemik yang mempengaruhi pembentukan dan absorbs
airan pleura.Penyebabnya adalah!? gagal jantung kongestif? sindrom nefrotik ? sirosis hepatis? efusi maligna7paramaligna! karena terjadi ateletaksis pada obstruksi
bronhial atau stadium a2al obstruksi limfatik.!# efusi eksudatif! airan pleura bersifar eksudat (konsentrasi protein lebih tinggi
dari transudat). ?fusi tiper ini terjadi karena perubahan faktor lokal yang
- ?fusi menetap dengan terapi diabeti- ?fusi unilateral- ?fusi bilateral,ketinggian airan berbeda bermakna- ?fusi G febris- ?fusi G nyeri dada pleuritik
!# Efusi (ara(neu4niaCe(yea
&orakosintesis G antibiotika Ldrainase# Efusi &arena (leuritis tu!erul4sis
5bat anti tuberulosis (minimal bulan) G kortikosteroid dosis ',E: 3
"mg7kgBB hari selama +-minggu, setelah ada respon diturunkan bertahap G
torakosintesis terapeutik, bila sesak atau efusi C tinggi dari /4S
=# P+EU)OT$ORAKS
=#1# Definisi
Merupakan akumulasi udara di rongga pleura disertai kolaps paru.=#2# Eti4l4"i
Pneumothoraks spontan merupakan jenis yang terbanyak dan terjadi pada pria perokok, berusia muda, setelah rupture suatu bula subpleura keil. Predisposisi
pneumothoraks yaitu bula emfisema, tuberulosis dengan efusi pleura, dan asma