Top Banner

of 16

preskes pseudokista-1.doc

Mar 02, 2016

Download

Documents

Astri Amelia

kasus pseudokista
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    1/16

    PRESENTASI KASUS

    PRESENTASI KASUS STASE THT

    RSUD KABUPATEN BEKASI

    NAMA : An. Y NO.CM : 033863

    UMUR : 14 tahun (P) TANGGAL : 26

    September2013

    PEKERJAAN : Pelajar

    SUKU BANGSA : - PEMERIKSA : Fahria Aldiana,

    S.Ked

    ANAMNESA : Autoanamnesis pada tanggal 27 september 2013

    pukul 11.30 WIB di Bangsal.

    KELUHAN UTAMA : Benjolan di daun telinga kanan yang semakin

    membesar sejak tiga minggu sebelum masuk RS.

    RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

    Seorang anak berumur 14 tahun datang ke RSUD Kabupaten Bekasi

    dengan keluhan utama benjolan di daun telinga kanannya yang semakin

    membesar tanpa disertai nyeri sejak tiga minggu sebelum masuk RS.

    Awalnya benjolan berukuran sebesar kelereng dan tidak menimbulkan

    keluhan, namun kemudian benjolan membesar. Pasien sempat beberapa kali

    berobat ke dokter kemudian cairan di benjolan dikeluarkan namun setelah

    itu benjolan muncul kembali, pasien bahkan mengakui sudah enam kali

    disedot cairan dari benjolan telinganya tetapi tetap belum ada perbaikan.

    Riwayat trauma pada daun telinga kanan disangkal, pasien mengakui 7 hari

    yang lalu sebelum muncul benjolan, telinga kanan pasien mengelurkan

    cairan yang kental dan bau, sejak saat itu pasien suka menggaruk daun

    telinganya yang terasa gatal.

    Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala sisi kanan dan batuk pilek,

    demam disangkal pasien.

    Fahria Aldiana Page 1

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    2/16

    PRESENTASI KASUS

    Riwayat penurunan berat badan demam yang berkepanjangan

    disangkal pasien.

    Riwayat alergi obat disangkal.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Tujuh hari sebelum timbul benjolan di daun telinga kanannya pasien

    mengeluhkan keluar cairan dari telinga kanannya yang berwarna

    kekuningan, kental disertai bau. Pasien juga mengeluhkan batuk, pilek dan

    demam. Pasien berobat kemudian mendapat obat tetes dan cairan telinga

    tidak keluar kembali.

    Riwayat Penyakit dalam Keluarga :

    Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama

    dengan pasien.

    Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit keganasan.

    STATUS GENERALIS

    Kesadaran : Compos Mentis

    Keadaan Umum

    Tensi : 110/80 mmHg Nadi : 96x/menit Suhu :36,7oC

    Pernafasan : 18x/menit Gizi : cukup

    Kepala

    Mata : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-

    Hidung : deformitas (-), epistaksis (-), nyeri tekan (-)

    Mulut : Sianosis (-), mukosa bibir lembab

    Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (+)

    Thorax

    Cor : BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)

    Fahria Aldiana Page 2

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    3/16

    PRESENTASI KASUS

    Pulmo : Pergerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris,

    Vesikuler +/+

    Ronkhi -/- , wheezing -/-

    AbdomenHati : Tidak teraba pembesaran

    Lien : Tidak teraba pembesaran

    Ekstremitas : Atas dan bawah aktivitas baik, tidak ditemukan udem

    tungkai pada kedua kaki pasien.

    STATUS LOKALIS

    1. TELINGA

    TELINGA KANAN TELINGA KIRI

    Daun telinga : Benjolan di bangian atas, Normal

    teraba kenyal,

    nyeri tekan (-)

    Fahria Aldiana Page 3

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    4/16

    PRESENTASI KASUS

    Liang Telinga : Sekret (+) Lapang

    Gendang Telinga : Perforasi (+) Reflek Intak (+), Reflek

    cahaya (-)

    cahaya (+)Daerah Retro

    Aurikuler : Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

    TEST PENALA

    RINNE : (-) (+)

    WEBER : lateralisasi ke kanan lateralisasi ke kanan

    SCWABAH : memanjang Sama dengan pemeriksa

    TEST BERBISIK : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    AUDIOGRAM : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    2. HIDUNG

    2.1. Rhinoskopi Anterior

    Hidung Luar : Simetris, hiperemis -/-

    Vestibuler : Tenang +/+ , silia +/+ Lubang Hidung : Tenang +/+ , massa -/- , sekret -/-

    Rongga Hidung : Tenang +/+, massa -/- , sekret -/-,

    bekuan darah-/+

    Septum : Deviasi (-)

    Konka Inferior : Eutrofi (+) / Eutrofi (+)

    Meatus Inferior : sekret -/-

    2.2. Rhinoskopi Posterior

    Koana : tidak hiperemis / tidak

    hiperemis

    Muara Tuba Eustachius : tidak hiperemis / tidak

    hiperemis

    Torus Tubarius : tidak hiperemis / tidak

    hiperemis

    Fahria Aldiana Page 4

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    5/16

    PRESENTASI KASUS

    Fossa Rosenmuller : tidak hiperemis /

    tidak hiperemis

    Adenoid : tidak hiperemis / tidak

    hiperemiso

    3. FARING

    Arkus faring : Tenang, tidak hiperemis

    Uvula : Deviasi (-)

    Dinding Faring : Hiperemis (-)

    Tonsil : T1-T1,

    Detritus -/- , hiperemis (-)

    Palatum : Gerak simetris

    Post Nasal drip : -

    Reflek Muntah : +

    4. LARING

    Laringoskopi Indirek

    Epiglotis : tidak hiperemis

    Plika Ariepiglotika : tidak hiperemis

    Trakhea : tidak mengalami deviasi

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Laboratorium

    Jenis Pemeriksaan 19/9/2013 23/9/2013

    Hematologi

    Haemoglobin 10.6 g/dl 10.8 g/dlEritrosit - 4.2 juta/mm3

    Leukosit 10.700 mm3 9.600 mm3

    LED - 70 mm/1 jam

    Hitung Jenis :

    Basofil

    Eosinofil

    Batang

    Segmen

    Limfosit

    -

    0 %

    1 %

    0 %

    87 %

    10 %

    Fahria Aldiana Page 5

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    6/16

    PRESENTASI KASUS

    Monosit 2 %

    Trombosit 415.000 U/L 414.000 U/L

    Hematokrit 29.3 g% 31 g%

    Masa Perdarahan 230 200

    Masa Pembekuan 500 430

    DIAGNOSA KERJA :

    - Pseudokista terinfeksi auricular dextra

    - Otitis media akut stadium perforasi

    PENGOBATAN

    Non medikamentosa : insisi abses

    Post insisi hari ke 5

    Medikamentosa di bangsal : IVFD RL 8jam/ kolf

    Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram

    Inj. Metronidazol 3 x 1 gram

    Medikamentosa rawat jalan : Tab Levofloxacim 2 x 500 mg

    Tab Metronidazol 2 x 500 mg

    Edukasi : mencegah agar telinga kiri tidak kemasukan air dan setelah obat

    habis kontrol

    PROGNOSA

    Quo ad Vitam : Ad bonam

    Quo ad Functionam : Ad bonam

    Fahria Aldiana Page 6

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    7/16

    PRESENTASI KASUS

    PSEUDOKISTA DAUN TELINGA

    Definisi

    Pseudokista daun telinga adalah suatu kondisi yang relatif jarang di mana cairan serosa

    terakumulasi di antara ruang intracartilaginous telinga dan bermanifestasi sebagai suatu

    pembengkakan, dan tanpa rasa sakit pada telinga luar.

    Patofisiologi

    Etiologi dari Pseudokista daun telinga tidak diketahui, tetapi beberapa mekanisme

    patogenik telah dikemukakan. Awalnya, dinyatakan bahwa enzim lisosomal mungkin akan

    dilepaskan dari kondrosit dan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan aurikularis. Namun,

    analisis isi dari pseudokista mengungkapkan bahwa cairan kaya akan albumin dan asam

    proteoglikan, dengan kaya sitokin tetapi sedikit mengandung enzim lisosomal.

    Analisis sitokin dari cairan menunjukkan terdapatnya peningkatan interleukin (IL) -6,

    yang diyakini untuk merangsang proliferasi kondrosit. IL-1, mediator penting untuk terjadinya

    peradangan dan kerusakan tulang rawan, menginduksi IL-6. IL-1 juga merangsang kondrosit

    Fahria Aldiana Page 7

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    8/16

    PRESENTASI KASUS

    mensintesis protease dan prostaglandin E2 sementara menghambat pembentukan komponen

    matriks ekstraseluler.

    Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa Pseudokista aurikularis sering terjadi setelah

    trauma ringan yang berulang. Untuk mendukung etiologi trauma ini, telah dilaporkan nilai

    dehidrogenase laktat serum (LDH) terdapat dalam cairan pseudokista. Dua dari isoenzim tinggi,

    LDH-4 dan LDH-5, yang dinyatakan sebagai komponen utama dari tulang rawan aurikularis

    manusia. Enzim ini mungkin dapat dilepaskan dari cartilago aurikularis yang mendapatkan

    trauma minor berulang. Suatu artikel melaporkan bahwa pseudocysts dapat dianggap sebagai

    variasi dari othematoma atau otoseroma.

    Epidemiologi

    Frekuensi :

    Hasil penelitian menunjukkan dominasi Cina (90%), diikuti oleh orang Melayu

    (5%), dan Eurasia (5%). Sebagian besar (55%) menunjukkan pembengkakan telinga dalam

    waktu 2 minggu. Hanya sedikit (10%) memiliki riwayat trauma.

    Mortalitas / Morbiditas :

    Tanpa dilakukan pengobatan pada Pseudokista daun telinga, dapat terjadi cacat

    permanen pada daun telinga yang terkena.

    Ras :

    Kebanyakan laporan dari Pseudokista daun telinga telah melibatkan pasien Cina atau

    berkulit putih, namun orang-orang dari semua kelompok ras bisa terkena.

    Jenis kelamin :

    Pseudokista daun telinga menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi pada pria

    daripada pada wanita.

    Usia :

    Sebagian besar Pseudokista daun telinga terjadi pada pria berusia 30-40 tahun,

    tetapi hasil pendataan lesi dapat terjadi pada pasien mulai usia 15-85 tahun.

    Gejala Klinis

    Pseudokista bermanifestasi sebagai pembengkakan tanpa rasa sakit pada permukaan

    lateral atau anterior pinna, yang terus berkembang selama 4-12 minggu. Riwayat trauma

    mungkin menyertai perjalanan klinis, termasuk menggosok, menarik telinga, tidur di bantal

    Fahria Aldiana Page 8

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    9/16

    PRESENTASI KASUS

    keras, atau memakai helm sepeda motor atau earphone. Ini juga telah dikaitkan dengan kasus

    kulit gatal atau penyakit sistemik termasuk dermatitis atopik dan limfoma.

    Pseudokista bukanlah suatu peradangan, terjadi pembengkakan yang asimptomatik pada

    permukaan lateral atau anterior dari pinna, biasanya pada fossa skafoid atau fosa triangular.

    Ukuran mulai dari diameter 1-5 cm, dan mengandung cairan kental bening atau kekuningan,

    dengan konsistensi yang sama dengan minyak zaitun.

    Gambar 1 : Terdapat pembengkakan pada daun telinga kiri yang biasa timbul tanpa

    gejala.

    Etiologi

    Etiologi untuk Pseudokista daun telinga tidak diketahui, tetapi beberapa mekanismepatogenik telah dilaporkan, termasuk trauma ringan kronis. Beberapa pendapat menyatakan

    bahwa sebuah kecacatan kecil dalam embriogenesis aurikularis dapat juga berkontribusi

    terhadap pembentukan pseudokista. Kecacatan ini dapat menyebabkan pembentukan suatu

    bidang jaringan sisa di dalam tulang rawan aurikularis. Ketika mengalami trauma minor

    berulang atau stres mekanik, bidang ini dapat membuka jaringan, membentuk pseudokista.

    Tulang rawan aurikularis khususnya mungkin lebih rentan terhadap trauma karena kurangnya

    jaringan ikat yang melapisi tulang rawan pada kulit.

    Sesuai dengan mekanisme yang dilaporkan, dermatitis atopik yang menyertai

    keterlibatan daerah wajah dan telinga mungkin merupakan kondisi predisposisi untuk

    pembentukan pseudokista. Meskipun kejadian pseudokista pada pasien dengan dermatitis atopik

    tampaknya rendah. Pasien ini memiliki insidensi yang lebih besar untuk terjadi lesi bilateral

    dibandingkan dengan populasi umum.

    Pseudokista juga telah dilaporkan pada pasien dengan pruritus yang hebat yang

    kemudian didiagnosis dengan limfoma. Setelah kemoterapi untuk limfoma, pruritus membaik

    dengan pengurangan spontan dari volume pseudokista tersebut.

    Fahria Aldiana Page 9

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    10/16

    PRESENTASI KASUS

    Diagnosis Banding

    Penyakit lain yang dapat menjadi diagnosis banding pada kasus ini adalah seperti

    Chondrodermatitis Nodularis Helicis, Relapsing Polychondritis, Subperichondrial hematoma,

    Traumatic perichondritis. Namun ketika dilakukan insisi pada lesi, yang menjadi ciri khas pada

    pseudokista daun telinga adalah isi kista dengan jaringan granulasi dan kental, steril, dan

    berwarna kuning seperti minyak zaitun yang berada dalam dua lapisan tulang rawan.

    Chondrodermatitis Nodularis Helicis

    Relapsing Polychondritis

    Subperichondrial hematoma

    Fahria Aldiana Page 10

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    11/16

    PRESENTASI KASUS

    Traumatic perichondritis

    Radiologi

    Gambar resonansi magnetik mengungkapkan pengumpulan cairan serosa di dalam tulang

    rawan aurikularis, yang dapat lebih mendukung diagnosis.

    Gambar 2: Pseudokista aurikula pada telinga kanan. (Kiri-Tengah) Magnetic Resonance Image

    tampak gambaran rongga kartilago berisi cairan serous.(Kanan)

    Histologi

    Secara histologi, Pseudokista dari daun telinga tidak memiliki gambaran pathognomonic,

    tetapi biasanya bisa ditandai dengan rongga intracartilaginous kurang memiliki lapisan epitel.

    Pseudokista berisi tulang rawan menipis dan degenerasi hyalin sepanjang tepi dalam dari ruang

    Fahria Aldiana Page 11

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    12/16

    PRESENTASI KASUS

    kistik. Epidermis dan dermis pseudokista yang biasanya normal. Namun umumnya ditemukan

    infiltrasi limfositik perivaskular, bersama dengan sel-sel inflamasi dalam ruang kistik.

    Gambar 3: Perbesaran rendah pseudokista ini mengungkapkan rongga kista mengandung musin.

    Gambar 4: terlihat gambaran yang normal dari lapisan epidermis, dermis, perikondrium

    Penatalaksanaan

    Tujuan pengobatan dari Pseudokista daun telinga adalah menjaga struktur anatomi dan

    pencegahan kekambuhan. Tanpa pengobatan, cacat permanen dari daun telinga dapat terjadi.

    Pilihan pengobatan termasuk aspirasi, pengobatan (baik sistemik atau oral), dan perawatan

    bedah.

    Tidak ada pengobatan medis yang efektif untuk Pseudokista daun telinga. Dosis tinggi

    terapi kortikosteroid oral dan kortikosteroid intralesi telah dilaporkan, dengan hasil yang

    bervariasi. Beberapa literatur berpendapat terhadap penggunaan steroid intralesi, menyebabkan

    deformitas permanen pada telinga, sementara yang lain mendukung terapi injeksi steroid atau

    bahkan terapi steroid oral. Para pendukung terapi injeksi steroid menganggapnya sebagai

    prosedur lebih sederhana daripada operasi.

    Beberapa teknik penatalaksanaan telah banyak dilakukan seperti : aspirasi dengan jarum,

    insisi dan drainase disertai balut tekan, aspirasi jarum disertai balut tekan, pemberian tingture

    Fahria Aldiana Page 12

    http://refimgshow%282%29/
  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    13/16

    PRESENTASI KASUS

    iodine pada intralesi, pemberian asam trikloroasetat pada intrakartilago disertai balut tekan

    dengan suatu penyokong (button bolster), terapi steroid intramuskular, terapi steroid oral dosis

    tinggi, dan terapi steroid intralesi, serta kuretase dengan pemberian lem fibrin.

    Aspirasi

    Aspirasi jarum sederhana cairan pseudokista diikuti dengan penempatan pembalut tekan

    adalah salah satu metode yang paling umum dilakukan. Namun, tanpa menggunakan pembalut

    tekan, kekambuhan sering terjadi. Teknik yang umum digunakan yaitu aspirasi sederhana diikuti

    dengan injeksi steroid intralesi diikuti dengan balut tekan. Tingkat keberhasilan mereka adalah

    57% dengan komplikasi minimal, termasuk penebalan pinna.

    Gambar 5 : Teknik penatalaksanaan Pseudokista daun telinga dengan menggunakan button

    bolsters.

    Bedah

    Berbagai metode telah banyak dilakukan, hasil yang memuaskan diperoleh dengan

    insisional drainase, diikuti dengan obliterasi secara kimia atau mekanik. Namun, kekambuhan

    masih sering terjadi dan tingkat keberhasilan masih belum memuaskan. Untuk itu ditambah

    dengan menggunakan metode kuret dan lem fibrin.

    Fahria Aldiana Page 13

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    14/16

    PRESENTASI KASUS

    Sebuah sayatan 3 cm dilakukan pada fossa skafoid untuk membuka rongga. Setelah

    dilakukan penyayatan, cairan kental kuning, cairan serosa 'seperti minyak zaitun' keluar, khas

    untuk Pseudokista aurikula.

    Lapisan jaringan granulasi dan permukaan dalam tulang rawan dikuret dengan pisau

    bedah no: 15. Setelah itu lem fibrin dimasukkan 2 ml ke dalam rongga kista. Penutupan kulit

    dilakukan dengan nilon 5/0. Tarik jahitan keluar, ikat pada penyangga kapas (cottonbolsters)

    yang lebih baik diletakkan pada fossa skafoid dan fossa triangular sebagai kompresi dan dibuka

    pada hari ketiga pasca operasi.

    Gambar 6: lapisan jaringan granulasi dan dinding tulang rawan anterior dan posterior yang

    dikuret. (Kiri) jahitan dengan penyangga kapas (cotton bolsters) mengkompresi lem fibrin dan

    penutupan kulit (Kanan).

    Komplikasi

    Satu studi melaporkan pasien yang mengalami perichondritis setelah eksisi,

    membutuhkan pengobatan dengan antibiotik intravena. Perichondritis dapat teratasi, tetapi

    dengan hasil telinga mengkerut (cauliflower) 3 bulan setelah operasi.

    Satu laporan menyatakan potensi risiko yang terkait dengan teknik tekan, dapat

    mengakibatkan nekrosis jika perangkat digunakan untuk menekan yang terlalu ketat.

    Penanganan yang tepat dan menginstruksikan pasien untuk melepaskan perangkat dan

    memerhatikan kemerahan pada telinga beberapa kali sehari akan membantu dalam pencegahan.

    Fahria Aldiana Page 14

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    15/16

    PRESENTASI KASUS

    Gambar 7: Perikondritis (kiri) dan Cauliflower-ear(tengah-kanan) merupakan salah satu

    komplikasi dari Pseudokista daun telinga.

    Edukasi

    Pasien dengan Pseudokista dari daun telinga harus diberitahu bahwa dengan terapi yang

    optimal sekalipun, kekambuhan masih dapat terjadi. Menghindari pemicu atau faktor yang dapat

    memperburuk kondisinya harus diinformasikan.

    Fahria Aldiana Page 15

  • 7/18/2019 preskes pseudokista-1.doc

    16/16

    PRESENTASI KASUS

    Fahria Aldiana Page 16