BAB I LAPORAN KASUS 1. 1 IDENTITAS Nama Pasien : Tn. Ngadiman Umur : 61 tahun Suku : Jawa Agama : Islam Tanggal Masuk : 10 Maret 2012 1. 2 INSTALASI GAWAT DARURAT Anamnesa Keluhan Utama Keluar darah saat berdehem sejak 3 jam SMRS ± 1 sdm Keluhan Tambahan Suara serak, sesak dan dada terasa panas namun tidak menjalar Riwayat Penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan keluar darah saat berdehem 3 jam SMRS ± 1 sdm, sesak napas ( + ), Batuk ( - ), suara serak, terasa panas di dada kiri tidak menjalar, demam ( - ), keringat malam ( - ), nafsu makan baik, berat badan tidak turun, beberapa hari yang lalu berobat ke Sp. THT dikatakan ada kelainan di pita suara, tidak merokok dan pekerjaan sebagai pemadam kebakaran selama 38 tahun Riwayat Penyakit Dahulu 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
LAPORAN KASUS
1. 1 IDENTITAS
Nama Pasien : Tn. Ngadiman
Umur : 61 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 10 Maret 2012
1. 2 INSTALASI GAWAT DARURAT
Anamnesa
Keluhan Utama
Keluar darah saat berdehem sejak 3 jam SMRS ± 1 sdm
Keluhan Tambahan
Suara serak, sesak dan dada terasa panas namun tidak menjalar
Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan keluar darah saat berdehem 3 jam SMRS ± 1
sdm, sesak napas ( + ), Batuk ( - ), suara serak, terasa panas di dada kiri tidak
menjalar, demam ( - ), keringat malam ( - ), nafsu makan baik, berat badan
tidak turun, beberapa hari yang lalu berobat ke Sp. THT dikatakan ada
kelainan di pita suara, tidak merokok dan pekerjaan sebagai pemadam
kebakaran selama 38 tahun
Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat hipertensi ( + )
o Riwayat diabetes mellitus ( - )
o Riwayat asma ( - )
Riwayat Penyakit Keluarga
o Riwayat hipertensi pada keluarga ( + )
o Riwayat diabetes mellitus ( - )
o Riwayat sakit jantung ( - )
o Riwayat asma ( - )
1
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
Pernapasan : 16x/menit
Suhu : 36, 8° C
Nadi : 64x/menit
Tekanan Darah : 190/120 mmHg
Kepala : normosefali
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1 – T1
Leher : kelenjar getah bening submandibula kiri membesar
Dada : kesan barel chest
Jantung : bunyi jantung 1 dan 2 normal
Paru : simetris
Hepar dan lien : tidak teraba
Perut : agak buncit
Kemaluan : tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat, edema ( - )
Terapi :
IVFD NaCl 0,9% 500ml
Vitamin K
Vitamin C
Konsul Poli THT dengan diagnosis :
Stridor dan dispneu
Disfoni
Hemoptisis ec iritasi saluran napas atas
Hipertensi Urgensi
1. 3 POLI THT
Anamnesa
Keluhan Utama
Keluar darah saat berdehem sejak 3 jam SMRS ± 1 sdm
2
Keluhan Tambahan
Suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak napas ( + ) sejak 1 hari yang lalu
Laringoscopy direct : epiglotis tenang, aritenoid tenang, plika vokalis dan
plika ventrikularis sebelah kanan tertutup masa,
permukaan masa tidak rata, gerakan plika vokalis
terganggu, rima glotis sempit
1. 4 DIAGNOSIS
Tumor Laring
1. 5 RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana penatalaksanaan pasien :
Trakeostomi
Foto thoraks
CT scan Laring
Biopsi Laring
Bila tumor jinak :
o Ekstirpasi tumor dengan bedah mikro atau laser
Bila tumor ganas :
o Tentukan stadium
o Pembedahan (laringektomi)/radiasi/obat sitostika/kombinasi
o Rehabilitasi Suara
o Dukungan Psikis (bergabung dengan komunitas tuna laring)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 ANATOMI LARING
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu
rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV –
VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi. Laring pada umumnya
selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan.
Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya
kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia
Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun.
Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago tiroidea di
sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah bawahnya. Os Hyoid dihubungkan dengan
laring oleh membrana tiroidea. Tulang ini merupakan tempat melekatnya otot-otot dan
ligamenta serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun.
Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah kartilago, ligamentum dan otot -
otot. Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu :
Kelompok kartilago mayor, terdiri dari :
Kartilago Tiroidea, 1 buah
Kartilago Krikoidea, 1 buah
Kartilago Aritenoidea, 2 buah
Kartilago minor, terdiri dari :
Kartilago Kornikulata Santorini, 2 buah
Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah
Kartilago Epiglotis, 1 buah
4
Laring tampak SagitalLaring tampak Lateral
Ligamentum dan membran laring terbagi atas 2 grup, yaitu
Ligamentum ekstrinsik , terdiri dari :
Membran tirohioid
Ligamentum tirohioid
Ligamentum tiroepiglotis
Ligamentum hioepiglotis
Ligamentum krikotrakeal
Ligamentum intrinsik, terdiri dari :
Membran quadrangularis
Ligamentum vestibular
Konus elastikus
Ligamentum krikotiroid media
Ligamentum vokalis
Otot-otot ekstrinsik
Otot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur disekitarnya. Kelompok
otot ini menggerakkan laring secara keseluruhan. Terbagi atas :
Otot-otot suprahioid / otot-otot elevator laring, yaitu :
M. Stilohioideus - M. Milohioideus
5
M. Geniohioideus - M. Digastrikus
M. Genioglosus - M. Hioglosus
Otot-otot infrahioid / otot-otot depresor laring, yaitu :
M. Omohioideus
M. Sternokleidomastoideus
M. Tirohioideus
Otot-otot intrinsik
Menghubungkan kartilago satu dengan yang lainnya. Berfungsi menggerakkan
struktur yang ada di dalam laring terutama untuk membentuk suara dan bernafas.
Otot-otot pada kelompok ini berpasangan kecuali m. interaritenoideus yang
serabutnya berjalan transversal dan oblik. Fungsi otot ini dalam proses pembentukkan
suara, proses menelan dan berbafas. Bila m. interaritenoideus berkontraksi, maka otot
ini akan bersatu di garis tengah sehingga menyebabkan adduksi pita suara.
6
Yang termasuk dalam kelompok otot intrinsik adalah :
Otot-otot adduktor Berfungsi untuk menutup pita suara.
Mm. Interaritenoideus transversal dan oblik
M. Krikotiroideus
M. Krikotiroideus lateral
Otot-otot abduktor berfungsi untuk membuka pita suara.
M. Krikoaritenoideus posterior
Otot-otot tensor
Tensor Internus : M. Tiroaritenoideus dan M. Vokalis
Tensor Eksternus : M. Krikotiroideus
Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. Pada orang tua, m. tensor
internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara melengkung ke
lateral mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.
7
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut : 1. Supraglotis (vestibulum superior) yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara palsu dan inlet laring. 2. Glotis (pars media) yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni. 3. Infraglotis (pars inferior) yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea.
Beberapa bagian penting dari dalam laring : Aditus Laringeus pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh epiglotis, lateral oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago kornikulata dan tepi atas m. aritenoideus.
Rima glottis merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang antara prosesus vokalis dan basis kartilago aritenoidea.
Vallecula terdapat diantara permukaan anterior epiglotis dengan basis lidah, dibentuk oleh plika glossoepiglotika medial dan lateral.
Plika Ariepiglotika dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadringulare yang berjalan dari kartilago epiglotika ke kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata.
Incisura Interaritenoidea suatu lekukan atau takik diantara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri.
Plika Ventrikularis (pita suara palsu) yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya.
Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus) yaitu ruangan antara pita suara palsu dan sejati
Plika Vokalis (pita suara sejati)
Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima bagian dibentuk oleh
ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per lima
belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut
intercartilagenous portion.
8
2. 2 SUMBATAN LARING
Sumbatan laring dapat disebabkan oleh :
Radang akut dan kronis, benda asing, trauma akibat kecelakaan, perkelahian,
percobaan bunuh diri dengan sejata tajam
Benda asing
Trauma akibat tindakan medis
Tumor laring (jinak maupun ganas)
Kelumpuhan nervus
Jackson membagi sumbatan laring yang progresif dalam 4 stadium dengan tanda dan
gejala :
Stadium 1 cekungan tampak pada waktu inspirasi suprasternal, stridor pada
waktu inspirasi dan pasien masih tenang.
Stadium 2 cekungan pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam,
ditambah lagi dengan timbulnya cekungan daerah epigastrium. Pasien sudah
mulai gelisah. Stridor terdengar pada waktu inspirasi.
Stadium 3 cekungan selain di daerah suprasternal dan epigastrium, juga terdapat
di infraklavikula dan sela – sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea. Stridor