Top Banner
Kebijakan pengelolaan obat di RSSA Dr. Atma Gunawan SpPD.KGH KFT RSSA
38

Presentation KFT di ORDIK April 2015

Dec 09, 2016

Download

Documents

dinhnhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Kebijakan pengelolaan obat di RSSA

Dr. Atma Gunawan SpPD.KGH

KFT RSSA

Page 2: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Standar komite farmasi dan terapi

• Keputusan Menkes no 1197/Menkes/SK/X/2004 tgl 19 Oktober 2004

• Komite farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medis dengan staf farmasi, antara pelayanan medis dan pelayanan farmasi

• Ketua adalah dokter spesialis

• Anggota : dokter atau dokter spesialis, instalasi farmasi

Page 3: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Pengurus KFT

KETUA : dr. ATMA GUNAWAN, Sp.PD KGH

WAKIL KETUA : Dra. AROFA IDHA, M.Farm-Klin., Apt.

SEKRETARIS I : LYA WIDHAYUNITA, S.Farm., M.Sc., Apt.

SEKRETARIS II : ESTIKA MEI DIANA, S.Farm., Apt.

ANGGOTA : Prof. Dr. dr. SANARTO S., DTM&H., Sp.MK (K)

dr. TAUFIK HIDAYAT, Sp.KK

dr. HARJOEDI ADJI TJAHJONO, Sp.A (K)

dr. PAKSI SATYAGRAHA, M.Kes., Sp.U.

Dr. dr. BAMBANG RAHARDJO, Sp.OG (K)

dr. DEWI SANTOSANINGSIH, M.Kes.

dr. BAGUS PUTU PUTRA SURYANA, Sp.PD KGEH

Page 4: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Tugas KFT

1. Membuat kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat

serta evaluasinya.

2. Menerbitkan formularium (obat, bahan dan alat kesehatan)

3. Disposisi terhadap obat diluar formularium

4. Mengawasi kepatuhan terhadap obat generik dan pemakaian

obat secara rasional

5. Membantu pelaksanaan monitor efek samping obat (MESO) dan

obat berbahaya

6. Membantu mencegah resistensi terhadap antibiotik

7. Melengkapi kebutuhan staf profesional dengan pengetahuan

terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaannya

8. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan RS untuk mencapai

budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional

Page 5: Presentation KFT di ORDIK April 2015
Page 6: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Pasal 80

Page 7: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Pasal 69

Page 8: Presentation KFT di ORDIK April 2015
Page 9: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Fornas

Page 10: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Masalah di Fornas

• Fornas tidak menyediakan semua obat yang dibutuhkan oleh clinical pathway

• Tarif INA-CBGs tidak selalu mengikuti unit cost clinical pathway

Page 11: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Item obat yang tidak masuk dalam Formularium Nasional

No. Nama Generik Bentuk

Sediaan

Unit Pelayanan yang order Keterangan

IRNA

1

IRNA

2

IRNA

3

IRNA 4 ICU/ICCU

/HCU

IGD IRJ

1. Ambroxol Tablet,

Sirup

√ √ √

2. Amoksisilin +

As. Klavulanat

Tablet,

Sirup,

Injeksi

√ √ √ √ √

3. Ampicillin

sulbactam

Injeksi √ √ √

4. Asiklovir Cream √ √

5. Baclofen Tablet √

6. Betahistin Tablet √

7. Bromheksin HCl Injeksi √ √

8. Calsitriol

9. Citicholin Tablet,

Injeksi,

Sirup

√ √ √ √ √ √

10. Cloxacillin Injeksi √

11. Colistin Tablet √

12. Dekstrometorfan Tablet √ √ √

13. Enfluran Injeksi OK

sentral

14. Enzim

pencernaan

Tablet √

Page 12: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Item obat yang tidak masuk dalam Formularium Nasional

No

.

Nama Generik Bentuk

SediaanUnit pelayanan yg order Keterangan

IRN

A 1

IRN

A 2

IRN

A 3

IRN

A 4

ICU/ICCU

/HCU

IGD IRJ

16. Gabapentin Tablet √ √

17. Gliseril guaiakolat Tablet √ √ √ √

18. Ivabradine √

19. Kalium diklofenak Tablet √

23. Klorokuin Tablet √

24. Meloksikam Tablet √ √

25. Metamizole

Natrium

Injeksi √ √ √ √ √

26. Misoprostol Tablet √

27. Mupirocin Salep √ Untuk terapi

MRSA

28. Nitrogliserin √

29. Nimodipin Tablet √

30. Obat batuk hitam

(OBH)

Sirup √ √

31. Piracetam Tablet,

Injeksi,

Sirup

√ √ √ √ √ √

32. Pirimetamin Tablet √ √ Untuk kasus

toksoplasma

33. Pseudoefedrin Tablet √ √

34. Probiotik Sacchet √ √ √

35. Sefpirom Injeksi √ Bedah saraf

36. Thiamfenikol Tablet √ √

37. Vekuronium Injeksi √

Page 13: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Penggunaan obat diluar Fornas sudah termasuk dalam pembiayaan paket INA

CBG’s tidak boleh dibebankan kepada peserta dan tidak boleh ditagihkan

kepada BPJS Kesehatan (Naskah baku perjanjian kerjasama BPJS dengan

Rumah sakit)

Kep Menkes RI No 328/Menkes/SK/VIII/2013

Page 14: Presentation KFT di ORDIK April 2015

KFT membuat formularium RSSA

• Formularium RSSA :

- Fornas

- pengetatan restriksi

- pelonggaran restriksi

- obat-obat tambahan diluar fornas

- obat-obatan automatic stop order

- daftar obat racikan

Page 15: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Pelonggaran dan pengetatan restriksi Fornas

Page 16: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Pelonggaran restriksi No. Nama Generik Bentuk Sediaan Restriksi dalam ForNas Diagnosa lain yang

memerlukan

Keterangan

2. Alprazolam Tablet a) Hanya dapat diresepkan oleh dokter

Sp.KJ dan internist psikosomatik

b) Hanya untuk kasus : panic attack,

panic disorder

(Hal . 47)

Peresepan oleh

dokter non Sp.KJ

Pasien pre operasi

3. Asam traneksamat Tablet, Injeksi Untuk perdarahan massive atau berpotensi

perdarahan > 600 cc

(Hal. 25)

Hemaptoe, Ca

4. Bisoprolol Tablet Hanya untuk kasus hipertensi

(Hal. 38)

Infark Miokard Akut CP (+)

5. Bleomisin Injeksi Untuk squamos cell carcinoma pada daerah

kepala dan leher, serviks, esophagus, penis,

testis, kulit, paru, glioma, Non Hodgkin

Lymphoma, plerodesis

Ca ovari

6. Cefadroksil Kapsul Hanya untuk pasien rawat inap yang

sebelumnya mendapatkan antibiotik

parenteral

(Hal. 9)

Penggunaan

antibiotik di rawat

jalan

10. Filgrastim Injeksi a. Hanya untuk leukopenia berat

pra dan pasca kemoterapi

(leukosit < 4.000 mm3 dan

neutrofil < 1.500 mm3)

b. Pemakaian protokol FLAG

dan RICE

(Hal. 27)

Anemia aplastik

11. Ipratropium

Bromida +

Salbutamol

Nebulizer Hanya untuk :

a. Serangan Asma Akut,

b. Bronkospasme yang

menyertai PPOK,

c. Sindrom Obstruksi Pasca

Tuberkulosis (SOPT)

(Hal. 54)

Ca Paru CP (+)

Page 17: Presentation KFT di ORDIK April 2015

No. Nama Generik Bentuk Sediaan Restriksi dalam ForNas Diagnosa lain yang

memerlukan

Keterangan

16. MgSO4 Injeksi Hanya untuk kejang pada pre eklampsia

dan eklampsia. Tidak digunakan untuk

kejang lainnya.

(Hal. 8)

Gizi buruk (IKA) CP (+)

17. Midazolam Injeksi Dapat digunakan untuk pre medikasi

sebelum induksi anestesi dan rumatan

selama anestesi umum.

1. Inj. 1 mg/ml (i.v.)

Dosis rumatan : 1 mg/jam (24

mg/hari)

1. Inj. 5 mg/ml (i.v.)

Dosis pre medikasi : 2,5 – 5 mg

(hanya 1x pemberian)

(Hal. 6)

Penggunaan di

ICU ± 8 ampul per

hari

Penggunaan di

HCU

Pemakaian

khusus saat

tindakan/prosed

ur (endoskopik)

18. Ondansentron Tablet Pencegahan mual muntah pada

kemoterapi dan radioterapi

(Hal. 51) Pasien yang

menjalani

pembedahan

Injeksi Untuk mencegah muntah pada

pemberian kemoterapi yang highly

emetogenic

(Hal. 51)

Pelonggaran restriksi

Page 18: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Pengetatan restriksi

Page 19: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Obat tambahan diluar fornas

NO. NAMA

GENERIK

BENTUK

SEDIAAN

KEKUATAN

SEDIAAN

DIAGNOSA

(SESUAI FORNAS)

DIAGNOSA

(RESTRIKSI YANG

DISESUAIKAN)

DOSIS LAMA

PENGGUNAA

N

KETERANGAN

ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI

1. Metamizole

natrium

Injeksi Untuk kondisi

demam dan nyeri

yang tidak teratasi

dengan

antipiretik/analget

ik oral.

2. Tramadol Kapsul 50 mg (Injeksi) Hanya

untuk nyeri sedang

sampai berat pasca

operasi yang tidak

dapat menggunakan

analgesik oral. (Hal.

5)

Terapi nyeri yang

tidak teratasi

dengan analgetik

oral lain.

3. Meloksikam Tablet 7,5 mg; 15

mg

Maks. 2

minggu

5. ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI

1. Gabapentin Kapsul 100 mg; 300

mg

Post herpetic

neuralgia dan

neuropati pada

diabetes

Multiple sclerosis

100 – 1.200

mg/hari

900 – 1.800

mg/hari

Page 20: Presentation KFT di ORDIK April 2015

1. Pirimetamin Tablet 25 mg Untuk kasus :

Toksoplas , ma -

malaria

1 x 200 mg

7. ANTIMIGRAIN DAN ANTIVERTIGO

1. Betahistin Tablet 6 mg, 8 mg Untuk kasus

vertigo dan

meniere disease

10. OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH

10.2 OBAT YANG MEMPENGARUHI KOAGULASI

1. Vitamin K1 Injeksi 10 mg/ml Sediaan (2,5 mg/ml)

a. Dosis untuk

bayi baru

lahir 1 mg

b. Dosis untuk

bayi

prematur 0,5

mg

(Hal. 26)

Pada kasus

perdarahan

Obat tambahan diluar fornas

Page 21: Presentation KFT di ORDIK April 2015

NO. NAMA

GENERIK

BENTUK

SEDIAA

N

KEKUATAN

SEDIAAN

DIAGNOSA

(SESUAI FORNAS)

DIAGNOSA

(RESTRIKSI YANG

DISESUAIKAN)

DOSIS LAMA

PENGGUNAA

N

KETERANGAN

17. OBAT KARDIOVASKULAR

17.3 ANTIHIPERTENSI

1. Nimodipin Tablet

Infuse

30 mg

10mg/50 ml

Hanya untuk

perdarahan

subarachnoid

1 – 2

mg/jam

intravena;

4 x 60 mg

oral

21 hari

26. OBAT UNTUK SALURAN NAFAS

1. Gliseril

guaiakolat

Tablet 100 mg Ekspektoran

2. Obat Batuk

Hitam (OBH)

Sirup Botol 100

ml; 200 ml

Ekspektoran

3. Ambroxol Tablet 30 mg Mukolitik

27. OBAT YANG MEMPENGARUHI SISTEM IMUN

27.1 SERUM DAN IMUNOGLOBULIN

1. Immunoglobul

in (Gamma

Globulin)

Vial 2 g/50 ml Untuk kasus :

Myasthenia gravis,

Guillain Barrier

Syndrome,

Desensitisasi pada

transplantasi

organ

2 g/kgBB

0,4 g/kg

BB/hari

5 hari

Obat tambahan diluar fornas

Page 22: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Obat diluar fornas

• Peresepan Obat diluar fornas yang sudah masuk formularium RSSA, tidak perlu minta persetujuan KFT

• Peresepan Obat diluar formularium RSSA perlu persetujuan KFT, Komite Medik, Direktur

Page 23: Presentation KFT di ORDIK April 2015

PERSETUJUAN (ACC) RESEP OBAT DI LUAR FORMULARIUM RSSA

Page 24: Presentation KFT di ORDIK April 2015

PERSETUJUAN (ACC) RESEP OBAT DI LUAR FORMULARIUM RSSA

Alur permintaan : Resep + Persyaratan ACC

Dokter KFT

IRNA I + CVCU : dr. Atma Gunawan, Sp.PD KGH(R. Hemodialisa)

IRNA II + ICU/NICU/PICU : dr. Paksi SpBU (Kantor Bedah)

IRNA III : dr. Bambang Rahardjo , Sp.OG (IRNA III, Lt.2, depan Ruang 9)

IRNA IV : Dr. Haryudi SpA (IRNA IV, depan Ruang TU IKA)

IRJ : dr. Taufiq Hidayat, Sp.KK (Poliklinik Kulit, Lt.2)

KOMITE MEDIK DAN DIREKTUR

APOTEK

Page 25: Presentation KFT di ORDIK April 2015

KEBIJAKAN AUTOMATIC STOP ORDER (HARD STOP)

TUJUAN

• Untuk memastikan pemberian obat yang aman melalui proses stop order, terutama untuk beberapa obat yang harus dievaluasi dan ditinjau secara konsisten.

DEFINISI

• Automatic Stop Order (ASO) diterapkan pada obat-obat kategori tertentuyang dianggap sebagai obat yang kuat/potent dan obat-obat yang memerlukan review regular. Misal : antiinfeksi, antiviral, antifungi, narkotik, dan kortikosteroid.

• Jadi pengobatan atau peresepan yang tidak disebutkan secara khusus tentang jumlah obat atau lama hari pengobatan, maka akan dikenai kebijakan automatic stop order.

• Pengobatan harus diresepkan untuk jangka waktu yang jelas, bukan menggunakan perkiraan waktu (misal : “dilanjutkan hingga pemberitahuan berikutnya” atau “dilanjutkan hingga pasien dipulangkan”).

Page 26: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Peringatan Assessment Ulang Pengobatan(Medication Reassessment Alerts = MRA)

JENIS OBAT LAMA TERAPI KETERANGAN

Ketorolak (oral & parenteral) 5 Hari IV : Maks.120 mg/hariUtk mencegah adverse effect pada ginjal & sal. GI

Pethidin 2 Hari Utk mencegah akumulasi hasil metabolismeyang toksik.

Antikoagulan (LMWH, heparin, fondaparinux)

7 Hari

Antiinfeksi :- oral & parenteral, kecuali

antituberkulosis- antiviral, kecuali amantadin &

oseltamivir diberikan sesuai protokol

7 Hari - Saat MRA tercapai, hasil lab dan hasil kultur seharusnya sudah tersedia untukassessment ulang guna pemberian terapi ygpaling sesuai dg respon klinis px.

- Assessment ulang ttg switch terapi dariparenteral ke oral.

Antiinfeksi (topikal/mata/telinga)Antifungi oral

10 Hari Assessment ulang berdasarkan respon klinikpx.

Page 27: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Prosedur automatic stop order

• Pemesanan obat juga akan otomatis dihentikan ketika pasien :

- Dipindahkan ke atau dari ruang intensif (ICU, ICCU, HCU)

- Dipindahkan ke atau dari pelayanan medis lain (misalkan dari departemen Bedah ke

Penyakit dalam)

- Dikirim ke ruang operasi.

• Apoteker akan mengingatkan dokter dan perawat jika mendapati suatu pengobatan yang hampir mencapai batas pemberian yang aman. Pengobatan akan dilanjutkan setelah dinyatakan secara tertulis oleh dokter yang bersangkutan.

• Identifikasi dan komunikasi terkait automatic stop order akan disampaikan 48 jam sebelum lama terapi habis.

• Apoteker akan mengirim peringatan tentang automatic stop order yang akan dilakukan

• Peringatan akan ditandai dengan stiker, chart, atau catatan progress. Kalimat yang digunakan

adalah “Berdasarkan kebijakan stop order, pemesanan obat berikut akan berakhir pada ……..

(meliputi tanggal dan waktu).”.

• Komunikasi tersebut ditempatkan pada bagian pemesanan obat di rekam medis.

Page 28: Presentation KFT di ORDIK April 2015

REKOMENDASI TERAPI ANTIBIOTIK EMPIRIK TAHUN 2014

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

Disusun oleh :

1. dr. Atma Gunawan, Sp.PD KGH

2. dr. Herman Yosef L. W., Sp.BP-RE (K)

3. Dra. Arofa Idha, M.Farm-Klin., Apt.

4. Prof. Dr. dr. Sanarto S., DTM&H., Sp.MK (K)

5. Lya Widhayunita, S.Farm., Apt.

6. dr. Taufiq Hidayat, Sp.KK.

7. dr. Dewi Santosaningsih, M.Kes.

8. dr. Bambang Rahardjo, Sp.OG

9. Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Kes., Sp.A (K)

Page 29: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Nama Obat Jumlah Penggunaan

Tahun 2012 Tahun 2013

Ceftriakson 1 g vial 113.129 74.046

Ciprofloksasin 2 mg/ml fl 56.542 70.976

Gentamisin 40 mg/ml

ampul

21.138 21.301

Cefotaksim 1 g vial 8.549 6.132

Cefazolin 1 g vial 6.961 31.714

Ampisillin 1 g vial 5.976 11.371

Nama Obat

Sensitivitas (%)

Januari 2011 Januari 2013

Gram (+) Gram (-) Gram (+) Gram (-)

Cefotaksim 4 – 17 0 – 24 2 – 47 4 – 30

Ceftriakson 4 - 29 2 – 28 0 – 79 8 – 38

Page 30: Presentation KFT di ORDIK April 2015

REKOMENDASI

• Pemakaian Antibiotik Cefotaksim dan Ceftriakson untukterapi empirik agar dikurangi.

• Cefazolin hanya digunakan sebagai antibiotika profilaksis padabedah bersih/bersih terkontaminasi dan tidak untuk terapiempirik maupun definitif. Penggunaan antibiotik profilaksis adalah 30 – 60 menit menjelang dilakukannya pembedahan.

Page 31: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Untuk infeksi pada saluran pernafasan :

No. Nama Obat Sensitivitas (%) Penggunaan sebagai

Terapi Empirik

Ketersediaan dalam Formularium Nasional

Gram (+) Gram (--) Bentuk Sediaan Restriksi

1. Aminoglikosida

Gentamisin 43 40 – 61 Direkomendasikan Injeksi -

Amikasin 86 29 – 98 Tidak direkomendasikan *) Injeksi Hanya digunakan untuk

infeksi oleh bakteri gram

(-) yang resisten terhadap

gentamisin.

Netilmisin 91 21 – 89 Tidak direkomendasikan *)

Perfusi ke jaringan kurang

baik

- -

2. Carbapenem : Tidak direkomendasikan untuk terapi infeksi bakteri gram (+)

Meropenem 5 66 – 95 Tidak direkomendasikan *) Injeksi Hanya untuk terapi lini

III yang terbukti ESBL;

Dapat diberikan

berdasarkan hasil kultur

dan tidak ada antibiotik

lain yang sensitif

terhadap kuman biakan;

Hanya untuk profilaksis

bedah jantung

Doripenem 5 58 – 93 Tidak direkomendasikan *) - -

3. Fosfomisin

Fosfomisin 74 18 – 67 Tidak direkomendasikan *) - -

4. Tetrasiklin

Doksisiklin 51 21 – 64 Direkomendasikan Kapsul

Tetrasiklin 48 10 – 59 Direkomendasikan Kapsul

5. Fluoroquinolon

Ciprofloksasin 28 29 – 50 Direkomendasikan Tablet, Infus

Ofloksasin 34 7 – 53 Direkomendasikan Tablet

Levofloksasin 39 29 – 55 Tidak direkomendasikan *) Tablet,Infus

REKOMENDASI ANTIBIOTIKA EMPERIK

Page 32: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Untuk infeksi saluran kencing

No. Nama Obat Sensitivitas (%) Penggunaan sebagai

Terapi Empirik

Ketersediaan dalam Formularium Nasional

Gram (+) Gram (--) Bentuk Sediaan Restriksi

1. Aminoglikosida

Gentamisin 15 35 – 63 Direkomendasikan. Injeksi -

Amikasin 43 60 – 100 Tidak direkomendasikan *) Injeksi Hanya digunakan untuk

infeksi oleh bakteri gram

(-) yang resisten terhadap

gentamisin.

Netilmisin 43 69 – 90 Tidak direkomendasikan *) - -

2. Fosfomisin

Fosfomisin 80 50 – 90 Tidak direkomendasikan *) - -

3. Kloramfenikol

Kloramfenikol 32 0 – 48 Direkomendasikan Injeksi, Kapsul,

Suspensi

4. Carbapenem tidak direkomendasikan untuk terapi infeksi bakteri gram (+)

Meropenem 0 0 – 100 Tidak direkomendasikan *) Injeksi Hanya untuk terapi lini

III yang terbukti ESBL;

Dapat diberikan

berdasarkan hasil kultur

dan tidak ada antibiotik

lain yang sensitif

terhadap kuman biakan;

Hanya untuk profilaksis

bedah jantung

Doripenem 0 0 – 68 Tidak direkomendasikan *) - -

REKOMENDASI ANTIBIOTIKA EMPERIK

Page 33: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Program Rujuk Balik (PRB)

• Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub spesialis yang merawat

• Surat Rujuk Balik (SRB) adalah surat yang diberikan oleh Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk merujuk balik peserta ke Faskes Tingkat Pertama dalam rangka melanjutkan pemeriksaan dan pengobatan peserta dengan penyakit kronis dalam kondisi terkontrol dan stabil.

Page 34: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Program Rujuk Balik (PRB)

• Penulisan resep hanya oleh dokter spesialis/dokter sub spesialis

• Obat diberikan untuk kasus : Diabetes Melitus, Hipertensi,Jantung, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Epilepsi, Gangguan kesehatan jiwa kronik,Stroke, SLE

• Obat PRB diambil di : Puskesmas dan Apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

• Klaim obat PRB ditagihkan secara terpisah oleh Apotek/Instalasi Farmasi kepada BPJS

Page 35: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Program Rujuk Balik (PRB)

Page 36: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Peresepan maksimal

• Jumlah maksimal untuk peresepan, namun apabila memerlukan lebih banyak sesuai dengan indikasi medis, maka diperlukan persetujuan Komite Medik dan Kepala/Direktur Rumah Sakit

Page 37: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Contoh obat peresepan maksimal

Page 38: Presentation KFT di ORDIK April 2015

Wassalam wr. wb