KELOMPOK 9........ Anggota : Guspita Sari Ikensia Indah dofit Fitri wahyuni
KELOMPOK 9........
Anggota :Guspita SariIkensia Indah dofitFitri wahyuni
MATERIALITASDAN RISIKO
MATERIALITAS
FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai :
Besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang dengan
memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang
yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau
salah saji tersebut.
Merencanakan luas pengujian
Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas
Langkah1
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 2
Langkah 3
Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas
Memperkirakan salah saji gabungan
Mengestimasi total salah sajidalam segmen
Mengalokasikan pertimbangan pendahuluantentang materialitas ke segmen-segmen
Mengevaluasi hasil-hasil
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan :
1.Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut
Salah saji dalam jumlah tertentu mengkin saja material bagi perusahaan kecil, tetapi dapat saja tidak material bagi perusahaan
besar. Jadi, tidak mungkin menetapkan pedoman nilai dolar bagi pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas yang dapat diterapkan pada semua klien audit.
2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas
Karena materialitas bersifat relatif, diperlukan dasar untuk menentukan apakah salah saji material. laba bersih sebelum
pajak sering kali menjadi dasar utama untuk menentukan berapa jumlah yang material bagi perusahaan yang berorientasi laba,
karena jumlah inni dianggap sebagai item informasi yang penting bagi para pemakai.
3. Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas
Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai dibandingkan salah saji lainnya, sekalipun nilai dolarnya
sama.
Pedoman Umum Materialitas1. Gabungan total salah saji dalam laporan keuangan yang
melebihi 6 persen biasanya dianggap material. Nilai total gabungan yang lebih kecil dari 3 persen dianggap tidak material jika tidak ada faktor-faktor kualitatif. Salah saji gabungan antara 3 persen dan 6 persen membutuhkan pertimbangan profesional terbanyak untuk menentukan materialitasnya
2. Jumlah 3 persen hingga 6 persen ini harus diukur dengan kaitannya dengan dasar yang tepat. Sering kali terdapat lebih dari satu dasar yang dapat digunakan untuk dibandingkan dengan salah saji.
3. Faktor-faktor kualitatif harus dievaluasi secara cermat pada semua audit. Dalam banyak kasus, faktor-faktor ini lebih penting ketimbang pedoman yang diterapkan pada laporan laba rugi dan neraca. Tujuan pemakaian laporan keuangan serta sifat informasi dalam laporan itu, termasuk catatan kaki, harus dievaluasi dengan cermat
Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas
pada akun-akun neraca yaitu :1. Auditor memeperkirakan akun-akun
tertentu mengandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya
2. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan
3. Biaya audit relatif memepengaruhi pengalokasian ini
Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan Dengan Pertimbangan Pendahuluan
Salah saji yang ditemukan dalam suatu akun dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. salah saji yang diketahui adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor.
2.Salah saji yang mungkin Terbagi lagi menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun. Jenis yang kedua adalah proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi.
Jenis-Jenis Risiko ada 4 yaitu :
Risiko deteksi yang direncanakan Risiko Inheren Risiko pengendalian Risiko audit yang dapat diterima
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima, yaitu:
1. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuanganJika pemakai eksternal sangat tergantung pada laporan keuangan, maka tepat untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima. Ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik mengenai derajat ketergantungan pemakai ekstern pada laporan keuangan :
o Ukuran klien.o Distribusi kepemilikan.o Sifat dan jumlah kewajiban.
2. Kemungkinan bahwa kline akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit dikeluarkan.Ada beberapa faktor yang merupakan indikator
yang baik bahwa probabilitasnya meningkat yaitu:
Posisi likuiditas Laba/rugi tahun-tahun sebelumnya Metode pembiayaan pertumbuhan
Sifat operasi kline Kempetensi manajemen
3. Evaluasi auditor atas integritas manajemen.
Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai
risiko inheren yaitu:1. Sifat bisnis klien2. Hasil audit sebelumnya3. Penugasan awal versus penugasan berulang4. Pihak-pihak yang terkait5. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat
saldo akun dan transaksi dengan tepat6. Transaksi nonrutin7. Unsur-unsur populasi8. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan
keuangan yang curangdan misapropriasi
Selain memodifikasi bukti audit, ada dua cara lain yang dapat dipakai auditor untuk mengubah audit guna
merespons risiko :
• Penugasan mungkin memebutuhkan staf yang lebih berpengalaman. Untuk setiap penugasan, kantor akuntan publik harus menugas staf yang berkualitas.
• Penugasan akan diriview secara lebih seksama dari pada biasanya. Kantor akuntan publik harus memastikan bahwa file audit yang mendokumentasikan rencana auditor, bukti yang dikumpulkan serta kesimpulan, dan maslah-masalah lain dlam auidt, diriview dengan memadai.
Mengevaluasi Hasil• Setelah auditor merencanakan penugasan dan
pengumpulan bukti audit, hasil-hasilnya dapat juga dinyatakan dalam versi evaluasi model risiko audit. Model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit dinyatakan dalam SAS 17 sebagai:
Dimana :AcAR = risiko yang dicapai IR = risiko inheren CR = risiko pengendalianAcDR = risiko deteksi yang dicapai
Rumusan tersebut menunjukan tiga car tertentu untuk mengurangi risiko
audit yang dicapai ketingkat yang dapat diterima :
Mengurangi resiko inheren Mengurangi risiko pengendalian Mengurangi risiko deteksi yang dicapai
dengan meningkatkan pengujian audit substantif
Merevisi risiko dan bukti
auditor harus berhati-hati sewaktu mengambil keputusan, berdasarkan bukti yang dikumpulkan, bahwa penilian awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren, ditetapkan terlalu rendah atau risiko audit yang dapat diterima diterapkan terlalu tinggi. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus mengikuti pendekatan dua langkah yaitu:
Auditor harus merevisi penilaian awal atas tingkatan risiko yang tepat. Jika auditor mengetahui bahwa penilaian awalnya tidak tepat tetapi dibiarkan tidak berubah, itu melanggar satndar kemahiran.
Auditor harus mempertimbangkan dampak revisi tersebut terhadap kebutuhan bukti, tanpa menggunakan model risiko audit.