BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hubungan di antara laporan keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Neraca dan Aliran Kas). Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang mencakup enam item. Berdasar PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi: 1. neraca, 2. laporan laba rugi, 3. laporan perubahan ekuitas, 4. laporan arus kas, dan 5. catatan atas laporan keuangan. Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan di antara laporan keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Neraca
dan Aliran Kas).
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan
suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta
catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap
mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang mencakup
5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Jika kita bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi
2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan utama yaitu:
1. perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya mensyaratkan laporan
laba rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif
2. PSAK 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal
periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi
komprehensif memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi
beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Sedangkan
laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan pendapatan
komprehensif. Pendapatan komprehensif mencakup (paragraf 7):
1. perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan
PSAK 19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)
2. keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai
dengan PSAK 24: Imbalan Kerja
3. keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Valuta Asing)
4. keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) :
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
5. bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran
2
Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK No.1 merupakan adopsi
dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009). Terdapat beberapa perbedaan
berdasar PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998). Beberapa perbedaan terkait
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk
mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki
perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise,
, goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang
sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau
aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan
yang sah, dan lain-lain.
12
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap dengan PSAK 16
(2007): Aset Tetap adalah sebagai berikut:
PERIHAL ED PSAK 16
(revisi 2011)
PSAK 16
(revisi 2007
Pengecualian
terhadap ruang
lingkup
Menambahkan pengecualian ruang lingkup
untuk:Aa. aset tetap diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Bb. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi
dan evaluasi (Lihat PSAK 64: Aktivitas
Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan
Sumber Daya Mineral)
Hanya mengatur
pengecualian ruang
lingkup untuk untuk hak
penambangan dan
reservasi tambang, seperti
minyak, gas alam, dan
sumber daya alam sejenis
yang tidak dapat
diperbarui
Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai properti
investasi yang sedang dibangun atau
dikembangkan.
Ruang lingkup mencakup
properti yang dibangun
atau dikembangkan untuk
digunakan di masa depan
sebagai properti investasi.
Hibah
Pemerintah
Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap
yang berasal dari hibah. Hanya mengatur nilai
tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari
hibah pemerintah.
Pengakuan aset tetap yang
berasal dari hibah
pemerintah mempunyai
syarat bahwa:a. entitas
telah memenuhi kondisi
atau prasyarat hibah
tersebut;
b. hibah akan diperoleh.
Aset tetap yang
tersedia untuk
dijual
Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual
dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Mengatur perlakuan
akuntansi terhadap suatu
aset tetap yang tersedia
untuk dijual
13
Depresiasi atas
tanah
Menjelaskan bahwa pada umumnya tanah
memiliki umur ekonomis tidak terbatas
sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas
meyakini umur ekonomis tanah
terbatas.Perlakuan akuntansi tanah yang
diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25:
Hak Atas Tanah
Perlakuan akuntansi untuk
tanah yang diperoleh
dengan Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan
lainnya mengacu pada
PSAK 47: Tanah.
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar
pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset
tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah
pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan
nilai atas aset tetap.
Istilah – istilah yang sering digunakan dalam pernyataan dalam PSAK 16 ini adalah :
1. Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
1. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada
saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain,
misalnya PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham.
2. Jumlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai.
3. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual dan nilai pakainya.
4. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
14
5. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul
dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir
umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.
6. Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai
umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
7. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
8. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset
selama umur manfaatnya.
9. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah
tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
10. Umur manfaatadalah:
1. periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
2. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu
aset oleh entitas.
Manfaat Ekonomik.
Untuk dapat di katakana asset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di
masa datang yang cukup pasti (probable). Ini mengisyaratkan bahwa manfaat tersebut terukur
dan dapat di kaitkan dengan kemampuannya untuk mendatangkan pendapatan atau aliran kas
di masa datang.
Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat di beli
atau karena daya tukarnya. Dengan kata lain, potensi jasa kas dapat di tukarkan dengan
potensi jasa apapun yang di perlukan kesatuan usaha untuk melaksanakan kegiatan
ekonomiknya.
Di kuasai oleh Entitas
Untuk dapat di sebut sebagai asset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh
entitas tetapi cukup di kuasai oleh entitas. Pemilikan (ownership) mempunyai makna yuridis
15
atau legal. Artinya, untuk memiliki suatu objek di perlukan proses yang di sebut transfer hak
milik (transfer of title).
Pemerolehan perlengkapan (equipment) secara tunai merupakan contoh penguasaan
manfaat ekonomik karena pembelian. Piutang dagang adalah manfaat ekonomik yang di
kuasai oleh kesatuan usaha karena penjualan.
Lebih Lanjut, pendefenisian asset lebihdi fokuskan pada manfaat ekonomik masa
datang yang di kuasai oleh entitas dan baru kemudian pada objek fisis dan pihak yang
menyediakan manfaat. Karena kepemilikan bukan bagian dari defenisi aset, manfaat yang di
kuasai tidak harus mencukupi seluruh objek fisis atau seluruh manfaat yang di miliki atau di
kuasai oleh pihak lain.
B. Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu
yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-
waktu tertentu.
Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi
adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari hutang dan modal. Hutang menunjukkan
besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan.
Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada harta
perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat harta, hutang dan
modal.
Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yan
digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas kegiatan pendanaan
yang berasal dari kreditur. Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di
masa datang yang bersifat probable yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas
untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai
akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
16
Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
1. Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang
bersifat probable (hampir pasti).
3. Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.
1. KLASIFIKASI HUTANG.
Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka
panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang
lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau
dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari
pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang
jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.
2. PENGUKURAN HUTANG.
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang
diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang
menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara
umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan
jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang.
Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal
dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan
segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang
tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk
tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari
wesel atau obligasi.
17
2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti
terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan
contohnya.
3. Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika
terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan
lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan
perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang
bersyarat dapat dibagi menjadi :
1. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat
dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan
handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka
keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi
dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
3. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu
dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran
hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil
tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
3. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK
Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu
didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (Account
Payable), serta berbagai hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan
sebagainya.
18
Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan
sebesar nilai sekarangnya
1. Hutang operasional
No. Jenis Hutang
Perlakuan
1. Account Payable
Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.
2. Hutang biaya
Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar.
2. Pinjaman jangka pendek
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk
membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus
dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga.
Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus
membayar nominal wesel juga harus membayar bunga.
Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang
Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang
baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan
jatuh tempo melebihi setahun. Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan
membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang.
Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak
diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat –syarat yang harus
dipenuhi :
1. Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka
panjang.
19
2. Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang
tersebut yang terbukti dengan :
1. pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca
tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan
2. mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang
memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang.
Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan
pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah
disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui
proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :
1. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya
hutang
2. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang
(lancar atau tidk lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh
temponya).
AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak
tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini
disebut hutang wesel jangka panjang.
Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang
lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek di atas
hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka berikut ini hanya
akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan
obligasi, saat pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.
Jenis-jenis hutang sebagai berikut:
1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
20
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan
diterima di muka, dan lain sebagainya.
2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang
pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk
pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang
tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas.
Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.