Presentasi Skenario IV Kelompok 3
Presentasi Skenario IV
Kelompok 3
Kelompok 3 Anggota:
Nita Julita Cindaya
Novita Elmy Mufida
Pitaloka Yuniarningtyas
Elina Indraswari
Oktavianus Prayitno
Zulkifli Salim
Martina Rizki
Tri Anna Fitriani
Siti Sovia Yuliana
Skenario IV Ibu berusia 26 tahun, G1P0A0H0 HPHT 1 Juni 2014,
datang ke Puskesmas dengan keluhan mules ingin melahirkan. Dengan tanda Vital TD 120/70 mmHg Nadi 88 x/menit Respirasi 18x/menit Temperatur 36,5 C. Pada pemeriksaan obstetric didapatkan tinggi fundus uteri 36 cm. His 3x dalam 10 menit, durasinya 35 detik. Denyut jantung janin 12 12 11. Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 5 cm letak kepala, penurunan kepala H II. Semua hasil evaluasi dicatat dalam partograf. Setelah 4 jam, dilakukan evaluasi terhadap kemajuan persalinan, didapatkan dilatasi serviks 7 cm, effesment 60%, ketuban sudah pecah. Tiga jam kemudian dilakukan evaluasi ulang, His 2x/10 menit dengan kekuatan lemah durasi 30 detik. Pada pemeriksaan dalam didapatkan dilatasi serviks tetap 7 cm, porsio udem, teraba caput dan molase, air ketuban hijau kental. Dokter melakukan penanganan awal dan mempersiapkan untuk merujuk pasien.
Mind Map
Learning objectiveDD:
Partus lama
Partus Macet
Partus Kasep Etiologi DD Perbedaan DD Kriteria Diagnosis Tatalaksana Umum partus lama atau Macet Analisis scenario:
Hubungan CPD dengan Inersia uteri pada kasus Tatalaksana Awal Skenario
Etiologi
Penyebab partus kasep multikompleks, yang berhubungan dengan pengawasan pada waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan.
Penyebab kemacetan dapat terjadi karena: Faktor Kekuatan Ibu Faktor Janin Faktor Jalan Lahir
Faktor Kekuatan IbuKelainan His His yang tidak normal dalam
kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan.
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh.
Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:
Inersia uteri His yang terlalu kuatKekuatan uterus yang tdak
terkoordinasi
Inersia uteri His bersifat biasa, yaitu fundus
berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontraksi berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan.
His yang terlalu kuat His yang terlalu kuat dan terlalu efisien
menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat
Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasi
Disini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi daripada bagian-bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin. Macamnya adalah hipertonik lower segment, colicky uterus, lingkaran kontriksi dan distosia servikalis
Faktor Janin Dapat disebabkan oleh janin yang
besar, adanya malposisi dan malpresentasi, kelainan letak bagian janin, distosia bahu, malformasi dan kehamilan ganda
Letak : Defleksi – Presentasi Puncak Kepala – Presentasi Muka – Presentasi Dahi
Posisi Oksiput Posterior Persisten – Kadang – kadang ubun – ubun kecil tidak
berputar ke depan, tetapi tetap berada di belakang
– Letak belakang kepala ubun – ubun kecil melintang karena kelemahan his dan kepala janin bundar.
Letak tulang ubun – ubun
1. Positio occiput pubica (anterior)
Oksiput berada dekat simfisis
2. Positio occiput sacralis (posterior)
Oksiput berada dekat sakrum.
– Letak sungsang
– Letak Lintang
Faktor Jalan Lahir Jalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri
atas tulang-tulang panggul dengan sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
Perbedaan Partus Lama dan Macet
Perbedaan partus lama dan partus macet
persalinan lama bila pembukaan serviks kurang dari 1 cm/ jam selama 4 jam.
Menurut American Collage of Obstetri dan Ginecology Sebelum ditegakkan diagnosis kemacetan pada persalinan kala I. ada 2 kriteria yang harus dipenuhi
1. Fase laten telah selesai, dengan serviks mebuka 4cm atau lebih
2. Sudah terjadi kontraksi uterus sebesar 200 satuan montovideo atau lebh dalam periode 10 menit selama 2 jam tanpa perubahan pada serviks.
Kriteria Diagnostik Kelainan Persalinan Akibat Persalinan Lama atau Persalinan Macet
Pola persalinan nulipara multipara
Persalinan lama (protraction disorders)
Permbukaan < 1,2 cm.jam < 1,5 cm/jam
Penurunan < 1,0 cm/jam < 2,0 cm/jam
Persalinan macet (arrest disorders)
Tidak ada pembukaan > 2 jam > 2 jam
Tidak ada penurunan > 1 jam > 1 jam
PARTUS KASEP
Definisi
Partus kasep adalah fase akhir dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama lebih dari 18 jam, sehingga timbul komplikasi pada ibu maupun anak.
Patofisiologi
Penyebab kemacetan dapat karena:
1.Faktor Panggul : kesempitan panggul
2.Faktor anak : kelainan letak
3.Faktor tenaga : hipotenia
4.Faktor penolong : pimpinan yang salah
Gejala Klinis
1.Pada Ibu
Gelisah,letih,suhu badan meningkat, nadi cepat, pernapasan cepat,dehidrasi, meteorismus,his lemah atau hilang. Di daerah lokal sering dijumpai : edema vulva,edema serviks,cairan ketuban berbau,terdapat mekonium.
2.Pada Janin
Denyut jantung janin cepat / tidak teratur bahkan negatif
Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan,berbau.
kaput suksedaneum yang besar
Moulage kepala yang hebat
Kematian janin dalam kandungan (IUFD)
KOMPLIKASI
1. Ibu
Infeksi sampai sepsis
Dehidrasi,Syok,Kegagalan fungsi organ-organ
Robekan jalan lahir
Robekan pada buli-buli,vagina,uterus dan rektum.
2. Anak
Gawat janin dalam rahim sampai meninggal
Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap
Trauma persalinan
Patah tulang,dada,lengan,kaki,kepala karena pertolongan persalinan dengan tindakan.
PENATALAKSANAAN
1.Perbaiki keadaan umum ibu :
-Rehidrasi: Dekstroset 5 –10 %, 500 cc dalam 1–2 jam pertama, selanjutnya tergantung produksi urine
-Pemberian Antibiotik : Penisilin Prokain 1 juta IU Intramuscular
: Streptomisin : 1 gr Intramuscular -Obsrvasi 1 jam, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera
bertindak
2.Mengakhiri Persalinan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep Manual Aid. Pada letak sungsang, Embriotomi bila janin meninggal & Seksio Sesarea.
Kriteria diagnosis dan gejala partus
lama dan partus macet
Gejala pada ibu Gelisah Suhu badan meningkat Berkeringat Nadi cepat Pernapasan cepat Meteorismus Edem vulva Edem serviks Cairan ketuban berbau Cairan ketuban bercampur mekonium
Gejala pada janin Denyut jantung janin cepat atau tidak
teratur Air ketuban terdapat mekonium Kaput suksedaneum besar Maolage kepala yang hebat Kematian janin dalam kandungan Kematian janin intra partal
Tatalaksana Umum Partus
Lama atau Macet
Tatalaksana Umum Partus Lama atau Macet
False labor: rawat jalan Prolonged laten phase: oksitosin, SC Prolonged active phase: pecahkan ketuban jika
intak CPD: SC jika hidup, embriotomi jika mati Partus macet: SC jika hidup, embriotomi jika
mati
Cont. Malposisi: evaluasi ibu dan janin, tatalaksanai
secara spesifik sesuai dengan keadaan malposisi Prolonged explosive phase: lakukan ekstraksi
vakum/forcep jika syarat memenuhi, berikan oksitosin drip, SC
ANALSIS SKENARIO
Ibu 26 tahun G1P0A0H0 HPHT 1 JUNI 2014
Analisis: ibu mengalami kehamilan pertama (primipara) dengan taksiran hari persalinan 8 maret 2015
KU: mules ingin melahirkan
Analisis: kehamilan ibu sudah aterm dan ibu merasa ingin melahirkan ditandai dengan mules sebagai akibat kontraksi uterus.
Tanda vital: TD 120/70 mmHg, Nadi 88x/menit, Respirasi 18x/menit, Temperatur 36,5 C
Analisis: hasil pemeriksaan dari tanda vital ibu dalam batas normal.
Pemeriksaan obstetric: TFU 36 cm, His 3x/10 menit durasi 35 detik, DJJ 12-12-11
Analisis: hasil pemeriksaan obstetric dalam batas normal, His normal 3x/10 menit durasi sekitar 40 detik, DJJ normal 120-160x/mnt dan DJJ pada skenario 140x/mnt sehingga secara keseluruhan masih dalam batas normal.
Pemeriksaan dalam: hasil pembukaan 5cm letak kepala dan penurunan kepala H II
Analisis: ibu berada pada kala I fase aktif dan telah terjadi penurunan kepala bayi berada pada bidang Hodge II berarti bidang sejajar hodge I, terletak setinggi bagian bawah simfisis. Pada skenario dicurigai adanya CPD karena seharusnya penurunan kepala bayi sudah berada pada Hodge III untuk memulai proses engagment secara lengkap.
Setelah 4 jam: dilatasi serviks 7cm, effesment 60%, ketuban sudah pecah.
Hasil evaluasi ini menunjukkan tanda dari partus lama karena setelah 4 jam seharusnya serviks telah berdilatasi sekitar 10cm. Laju dlatasi serviks dikatakan lama <1,2/jam pada primipara dan <1,5/jam pada multipara. Effesment seharusnya telah mencapai 90-100%.
Setelah 3 jam: His 2x/10 menit dengan kekuatan lemah durasi 30 detik, dilatasi serviks 7cm, porsio udem, teraba caput dan molase, air ketuban hijau kental
Analisis: His melemah dan tidak adekuat diduga karena faktor kelelahan, pasien telah mengalami partus macet karena tidak ada pembukaan lagi setelah >2jam.
porsio udem karena pasien terus mengejan namun tidak ada kemajuan dari dilatasi dan pematangan serviks.
Pasien telah mengalami partus kasep karena telah muncul beberapa komplikasi.
Teraba caput dan molase memperkuat dugaan adanya CPD karena kepala bayi dipaksa keluar melalui pintu panggul yang sempit sehingga mencul benjolan dan lempeng tulang tengkorak saling tumpang tindih.
Air ketuban hijau kental dikarenakan ketuban telah bercampur dengan mekonium dan terjadi tanda gawat janin.
Hubungan inersia uteri sekunder dengan CPD
CPD (Cephalopelvic Disproportion) adalah ukuran pelvis yang tidak proporsional dengan ukuran besar kepala bayi untuk dilalui bayi pada proses persalinan.
Inersia uteri sekunder adalah mula-mula his baik tapi kemudian menjadi lemas karena otot-otot rahim lelah sehingga kontraksi rahim menjadi lemah, jarang serta tidak teratur dan dapat berhenti sama sekali.
Salah satu etiologi inersia uteri adah CPD karena disporposi ini maka akan menyebabkan berkurangnya HIS karena lamanya partus dan dapat pula menyebabkan partus lama bahkan partus kasep
Daftar Pustaka
Cunningham, F.G., Maldo Hald, Gant, N. F., Obstetri Williams vol. 1 (penerjemah : Joko Suyono dan Andi Hartono), edisi ke-21, EGC, Jakarta, 2005
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta, 1998
Wiknyosastro, H., Saifudin, Abdul Bari, Rachimhadho, T., (editor), Ilmu Kebidanan, edisi III, Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999
Terima Kasih