Top Banner
Oktavina Widorini R. K-14218
28

Presentasi Oktavina Bismillah New

Dec 05, 2015

Download

Documents

analisa kadar air gipsum
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Presentasi Oktavina Bismillah New

Oktavina Widorini R.K-14218

Page 2: Presentasi Oktavina Bismillah New

Inovasi Instruksi Kerja Analisa Laboratorium pada GG Plant

Page 3: Presentasi Oktavina Bismillah New

Inovasi Instruksi Kerja Analisa Laboratorium

Definisi Inovasi

Menurut UU No.18 Tahun 2002, inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.

Definisi Analisa Laboratorium

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisa adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan di dalam laboratorium.

Page 4: Presentasi Oktavina Bismillah New

Sehingga, inovasi dalam analisa laboratorium merupakan suatu kegiatan penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan baru atau cara baru ke dalam suatu proses produksi untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman keseluruhan di dalam laboratorium. Dalam hal ini khususnya inovasi instruksi kerja analisa laboratorium pada granulate gypsum plant di PT. Petro Jordan Abadi.

Page 5: Presentasi Oktavina Bismillah New

Latar Belakang

1. Adanya pemenuhan efektivitas dan efisiensi waktu pekerjaan terhadap analisa laboratorium, dimana PT. Petro Jordan Abadi merupakan pabrik penghasil asam phospat yang terdiri dari 4 unit, yaitu unit Sulphuric Acid, Phosporic Acid, Granulated Gypsum, dan Offsite Facility yang masing- masing unit memiliki beberapa sample point dan setiap sample point memiliki cukup banyak parameter yang harus di analisa. Analisa rutin untuk kadar air bebas dan kadar air kristal pada GG plant sendiri dilakukan tiap 4 jam sekali, sehingga dalam hal ini dibutuhkan metode analisa dengan waktu yang relatif efektif dan efisien.

2. Analisa laboratorium yang dilakukan harus mengacu pada Instruksi Kerja yang telah ditetapkan oleh PT. Petro Jordan Abadi dengan tetap mengedepankan kualitas dan mutu hasil analisa.

Page 6: Presentasi Oktavina Bismillah New

Rumusan Masalah

Bagaimana melakukan inovasi instruksi kerja analisa laboratorium pada GG Plant yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu analisa ???

Page 7: Presentasi Oktavina Bismillah New

Tujuan

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu untuk

analisa rutin pada granulated gypsum plant.

Page 8: Presentasi Oktavina Bismillah New

Instruksi Kerja Kadar air bebas dan kadar air kristal untuk Granulated Gypsum Plant

Kadar air bebas (Free H₂O)

• Merupakan kandungan air yang berikatan secara fisika atau hanya berikatan di permukaan bahan.Umumnya kadar air bebas bisa dihilangkan dengan pemanasan pada suhu di bawah 100 °C.

Kadar air kristal (Combine H₂O)

• Merupakan kandungan air yang terikat secara kimiawi dan ikatan yang terjadi lebih kuat daripada ikatan secara fisika karena berikatan pada inti bahan dan membentuk hidrat. Umumnya kadar air kristal bisa dihilangkan dengan pemanasan pada suhu sekitar 250 °C.

Page 9: Presentasi Oktavina Bismillah New

Instruksi Kerja Kadar air bebas dan kadar air kristal untuk Granulated Gypsum Plant

Instruksi kerja untuk kadar air bebas dan kadar air kristal dari contoh phospo gypsum dan purified gypsum :

1. Timbang dengan teliti ± 2,5 gr contoh dalam botol timbang (W1 g).

2. Panaskan dalam oven pada 45 °C selama 5 jam.3. Dinginkan dalam desikator dan timbang (W2 g).4. Setelah contoh ditentukan kadar air bebas, pemanasan

dilanjutkan dalam oven pada 250 °C selama 2 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (W3 g).

Page 10: Presentasi Oktavina Bismillah New

Skema kerja analisa kadar air bebas dan kadar air kristal untuk Granulated Gypsum Plant

Ditimbang sampel 2,5 gram dalam botol timbang (W1)

Dipanaskan dalam oven 45 °C selama 5 jam

Didinginkan dalam desikator dan timbang (W2)

Dipanaskan dalam oven 250 °C selama 2 jam

Didinginkan dalam desikator dan timbang (W3)

Page 11: Presentasi Oktavina Bismillah New

Instruksi Kerja Kadar air bebas dan kadar air kristal untuk Granulated Gypsum Plant

Perhitungan:

% Air bebas = W1 - W2 X 100 W1 - W

% Air kristal = W2 - W3 X 100 W2 - W

dimana : W = adalah berat botol timbang.

Acuan :

Analysis Manual. Nissan Chemical Industries, Ltd.

Page 12: Presentasi Oktavina Bismillah New

Inovasi Instruksi Kerja Kadar air bebas dan kadar air kristal untuk Granulated Gypsum Plant

Metode I

Hasil

Timbang dengan teliti ± 2,5 gr contoh dalam botol timbang (W1 g).

Panaskan dalam oven pada 70 °C selama 45 menit.

Dinginkan dalam desikator dan timbang (W2 g).

Setelah contoh ditentukan kadar air bebas, pemanasan dilanjutkan dalam oven pada 250 °C selama 2 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (W3 g).

Metode II

Hasil

Timbang dengan teliti ± 2,5 gr contoh dalam botol timbang (W1 g).

Panaskan dalam oven pada 70 °C selama 2,5 jam.

Dinginkan dalam desikator dan timbang (W2 g).

Setelah contoh ditentukan kadar air bebas, pemanasan dilanjutkan dalam oven pada 250 °C selama 2 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (W3 g).

Page 13: Presentasi Oktavina Bismillah New

Inovasi Instruksi Kerja Kadar air bebasdan kadar air kristal untuk Granulated Gypsum Plant

Metode III

Hasil

Timbang dengan teliti ± 2,5 gr contoh dalam botol timbang (W1 g).

Panaskan dalam oven pada 105 °C selama 1 jam.

Dinginkan dalam desikator dan timbang (W2 g).

Setelah contoh ditentukan kadar air bebas, pemanasan dilanjutkan dalam oven pada 250 °C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (W3 g).

Metode IV

Hasil

Timbang dengan teliti ± 2,5 gr contoh dalam botol timbang (W1 g).

Panaskan dalam oven pada 70 °C selama 30 menit.

Dinginkan dalam desikator dan timbang (W2 g).

Setelah contoh ditentukan kadar air bebas, pemanasan dilanjutkan dalam oven pada 250 °C selama 2 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (W3 g).

Page 14: Presentasi Oktavina Bismillah New

Tabel hasil perbandingan kadar air bebas dari keempat metode dengan metode nissan

NO KADAR AIR

METODE (%)

NISSAN I II III IV

1

Bebas (Free H2O)

14,50

14,62 15,00 23,30 12,92

2 14,39 15,12 22,19 12,44

3 14,74 14,87 23,68 12,63

4 13,97 14,76 25,14 12,88

5 14,23 16,43 23,93 13,17

6 14,67 16,03 22,43 13,68

7 13,89 15,29 23,86 13,22

8 14,59 15,17 25,97 12,81

9 14,65 15,54 22,64 12,36

Page 15: Presentasi Oktavina Bismillah New

Tabel hasil perbandingan kadar air kristal dari keempat metode dengan metode nissan

NO KADAR AIR

METODE (%)

NISSAN I II III IV

1

Kristal (Combine

H2O)18,24

18,11 18,16 9,36 18,38

2 18,32 18,24 7,96 18,72

3 18,14 18,26 9,42 17,83

4 18,18 18,08 9,38 18,66

5 18,52 18,41 9,51 19,04

6 17,94 18,35 8,84 18,27

7 18,27 18,54 8,74 18,61

8 18,72 18,03 9,31 18,34

9 18,02 18,59 8,55 18,55

Page 16: Presentasi Oktavina Bismillah New

Trend record perbandingan kadar air bebas antara keempat metode dengan metode nissan

1 2 3 4 5 6 7 8 912

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26Trend Record Perbandingan Kadar Air Bebas

Batas Max (25 %)

Metode Nissan

Metode I

Metode II

Metode III

Metode IV

Perulangan

Kad

ar A

ie B

ebas

(%

)

Page 17: Presentasi Oktavina Bismillah New

Trend record perbandingan kadar air kristal antara keempat metode dengan metode nissan

1 2 3 4 5 6 7 8 97

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20Trend Record Kadar Air Kristal

Batas Min (18 %)

Metode Nissan

Metode I

Metode II

Metode III

Metode IV

Perulangan

Kad

ar A

ir K

rist

al (

%)

Page 18: Presentasi Oktavina Bismillah New

NOKADAR AIR

METODE (%)

NISSAN I II III IV

1

Bebas (Free H2O)

14,50

14,62 15,00 23,30 12,92

2 14,39 15,12 22,19 12,44

3 14,74 14,87 23,68 12,63

4 13,97 14,76 25,14 12,88

5 14,23 16,43 23,93 13,17

6 14,67 16,03 22,43 13,68

7 13,89 15,29 23,86 13,22

8 14,59 15,17 25,97 12,81

9 14,65 15,54 22,64 12,36

Rerata (%) 14,42 15,36 23,68 12,90

Persen kesalahan metode (%) 0,57 5,91 63,33 11,03

Standart Deviasi (Simpangan Baku) 0,318 0,554 1,249 0,414

Varian 0,101 0,307 1,560 0,171

Tabel hasil rerata, persen kesalahan, standart deviasi, dan varian dari kadar air bebas

Page 19: Presentasi Oktavina Bismillah New

Tabel hasil rerata, persen kesalahan, standart deviasi, dan varian dari kadar air kristal

NOKADAR AIR

METODE (%)

NISSAN I II III IV

1

Kristal (Combine

H2O)18,24

18,11 18,16 9,36 18,38

2 18,32 18,24 7,96 18,72

3 18,14 18,26 9,42 17,83

4 18,18 18,08 9,38 18,66

5 18,52 18,41 9,51 19,04

6 17,94 18,35 8,84 18,27

7 18,27 18,54 8,74 18,61

8 18,72 18,03 9,31 18,34

9 18,02 18,59 8,55 18,55

Rerata (%) 18,25 18,30 9,01 18,49

Persen kesalahan metode (%) 0,04 0,30 50,62 1,36

Standart Deviasi (Simpangan Baku) 0,25 0,19 0,52 0,34

Varian 0,06 0,04 0,27 0,12

Page 20: Presentasi Oktavina Bismillah New

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai akurasi dan nilai presisi dari data persen kesalahan, standart deviasi, dan varian untuk kadar air bebas dan air kristal.

Akurasi merupakan kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya atau nilai yang telah diakui secara konvensional. Nilai akurasi dapat diketahui melalui persen kesalahan metode, dimana nilainya tidak > 5% (Gandjar, 2007).

Page 21: Presentasi Oktavina Bismillah New

Presisi merupakan seberapa dekat perbedaan nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran (Riyadi, 2009). Presisi dapat diketahui dari nilai simpangan baku dan variansnya.

Presisi dibagi menjadi dua kategori yaitu keterulangan (repeatability) dan ketertiruan (reproducibility). Repeatibility merupakan niai presisi yang diperoleh

jika seluruh pengukuran dihasilkan oleh satu orang analis dalam satu periode tertentu, menggunakan pereaksi dan peralatan yang sama dalam laboratorium yang sama.

Reproducibility merupakan nilai presisi yang dihasilkan pada kondisi yang berbeda, termasuk analis yang berbeda, atau periode dan laboratorium yang berbeda dengan analis yang sama.

Page 22: Presentasi Oktavina Bismillah New

Standar Deviasi merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat variasi suatu kelompok data.

Varians adalah jumlah kuadrat dari selisih nilai data observasi dari nilai rata-ratanya, kemudian dibagi dengan jumlah observasinya. Varians merupakan kuadrat dari simpangan baku (standard deviasi).

Dalam percobaan ini, menggunakan metode repeatability karena dilakukan oleh analis yang sama dengan periode,

pereaksi dan laboratorium yang sama.

Page 23: Presentasi Oktavina Bismillah New

Persen kesalahan metode digunakan untuk menentukkan nilai akurasi, dimana semakin besar persen kesalahan metode, maka semakin kecil/rendah tingkat akurasinya dan begitupun juga sebaliknya.

Sedangkan, harga standart deviasi dan varians digunakan untuk menentukkan tingkat presisi. Semakin kecil standart deviasi dan varians, maka semakin tinggi tingkat presisinya karena menunjukkan kekonsistenan dan keajegan yang baik.

Dari keempat metode, metode yang memiliki persen kesalahan paling kecil untuk kadar air bebas dan kadar air kristal adalah metode I, dengan persen kesalahan sebesar 0,57 % untuk kadar air bebas dan 0,04 % untuk kadar air kristal. Sehingga, metode I merupakan metode yang memiliki tingkat akurasi atau kedekatan hasil yang paling baik terhadap metode nissan jika dibandingkan dengan ketiga metode lainnya.

Page 24: Presentasi Oktavina Bismillah New

Untuk nilai standart deviasi dan varians dari kadar air bebas, metode I merupakan metode yang memiliki presisi yang paling tinggi yaitu 0,318 untuk nilai standart deviasi dan 0,101 untuk nilai varians. Sehingga, metode I merupakan metode yang relatif konsisten dan memiliki sifat keajegan yang paling baik dibanding ketiga metode lain.

Sedangkan untuk kadar air kristal, metode II memiliki presisi yang lebih baik karena nilai standart deviasi dan variansnya paling kecil yaitu sebesar 0,19 dan 0,04. Pada urutan kedua, ditempati oleh metode I dengan nilai standart deviasi dan variansnya secara berturut-turut yaitu 0,25 dan 0,06. Namun dari segi efektivitas waktu, metode II kurang efektif karena waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama dibanding metode I.

Page 25: Presentasi Oktavina Bismillah New

ILUSTRASI GAMBAR

Pada gambar I, anggap bulatan merah sebagai nilai acuan. Hasil dari pengukuran menunjukkan nilai pengukuran mendekati nilai acuan dan perulangan pengukuran memiliki rentang yg dekat. Sehingga nilai akurasi dan presisinya tinggi. Gambar ini sesuai untuk metode I.

Pada gambar II, hasil menunjukkan bahwa nilai pengukuran mendekati nilai acuan, tetapi hasil pengulangan pengukuran memiliki rentang yang cukup jauh, sehingga presisinya rendah.

Pada gambar III, hasil pengukuran menjauhi nilai acuan, tetapi pengulangan pengukuran memiliki rentang yang dekat. Sehingga, nilai akurasinya rendah, tetapi presisinya tinggi.

Page 26: Presentasi Oktavina Bismillah New

Kesimpulan

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, metode I memiliki akurasi dan presisi yang paling tinggi terhadap metode nissan jika dibandingkan dengan metode II, III, dan IV.

2. Metode I merupakan inovasi metode yang paling tepat dalam pelaksanaan efektivitas dan efisiensi waktu analisa, jika dibandingan dengan metode II, III, dan IV.

Page 27: Presentasi Oktavina Bismillah New

Manfaat

1. Dapat menghemat waktu analisa, sehingga permintaan analisa free dan combine H₂O untuk GG plant dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Page 28: Presentasi Oktavina Bismillah New

TERIMA KASIH