Top Banner

of 51

PRESENTASI KASUS PUCAT

Feb 11, 2018

Download

Documents

Fatimah Elyas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    1/51

    PENDAHULUAN

    Pucat atau pallor(bahasa Latin) adalah keadaan kulit lebih putih dari biasanya yang

    Pucat secara umumnya mengenai seluruh badan, dan seringkali terlihat pada muka,

    konjungtiva, bagian dalam mulut, dan kuku. Pucat mungkin sulit untuk dideteksi pada orang

    berkulit gelap, kadang pucat hanya dapat dilihat pada bagian mata dan bagian dalam mulut.

    Pucat dapat disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke kulit seperti pada keadaan sejuk,

    pingsan, syok serta hipoglikemia atau disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel darah merah

    (anemia). Pucat pada kulit dapat dibedakan dengan hilangnya pigmen pada kulit. Pucat lebih

    terkait dengan aliran darah pada kulit berbanding dengan jumlah melanin yang terdapat pada

    kulit. Pucat yang tiba-tiba muncul mengindikasikan demam, syok, anemia atau leukemia.

    Penyebab tersering adalah disebabkan oleh hipopigmentasi. Hipopigementasi ini dapat

    mengakibatkan rusaknya kulit, kulit terbakar, infeksi dan beberapa hal yang lain. Dalam

    makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai pucat.

    ETIOLOGI

    Untuk mencari penyebab pucat, sebaiknya ditanyakan sudah berapa lama keadaan ini

    berlangsung (akut atau kronis), walaupun biasanya orang tua tidak memperhatikan hal ini.

    Jika pucat baru saja terjadi (akut) pikirkan kemungkinan terjadinya anemis aplastik, leukemiaakut, atau anemia hemolitik akut. Namun jika pucatnya sudah berlangsung lama dapat

    dipikirkan kemungkinan penyakit anemia defisiensi, thalassemia, anemia hemolitik autoimun

    (AIHA),bahkan mungkin malaria, oleh sebab itu perlu ditanyakan riwayat bepergian ke

    daerah endemis malaria. (3)

    Beberapa etiologi kepada pucat:

    Kulit putih yang normal Kurang terdedah kepada cahaya matahari (lebih baik tampak pucat daripada berjemur di

    bawah sinar matahari)

    Anemia (kehilangan darah, gizi buruk, penyakit kronis) Syok Radang dingin Penyakit kronik termasuklah infeksi Chronic diseases including infection dan kanker

    http://health.nytimes.com/health/guides/injury/frostbite/overview.htmlhttp://health.nytimes.com/health/guides/injury/frostbite/overview.html
  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    2/51

    ANEMIA

    Kondisi apa saja yang menurunkan konsentrasi haemoglobin atau terganggunya distribusi

    darah dari permukaan tubuh dapat menimbulkan pucat. Secara klinisnya pucat disebabkan

    oleh anemia dimana kadar haemoglobin dibawah 8 hingga 9 g/dL. Konsentrasi haemoglobin

    dalam darah turun disebabkan oleh tiga mekanisme asas: (4)

    - Penurunan produksi eritrosit- Peningkatan destruksi eritrosit- Kehilangan darah

    Anemia ialah keadaan yang menunjukkan kadar haemoglobin seseorang lebih rendah

    dari kadar haemoglobin normal. Definisi lainnya, berkurangnya volume sel darah merah atau

    menurunnya konsentrasi haemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin.

    Kriteria anemia menurut WHO:

    UMUR KADAR HEMOGLOBIN (g/dL)

    6 bulan -

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    3/51

    Penyebab lain anemia ialah penyakit-penyakit yang menyerang sum sum tulang

    seperti anemia aplastik dan keganasan, adanya penghancuran (hemolisi) sel darah merah,

    baik berupa penyakit bawaan maupun didapat. Perdarahan nyata maupun tidak terlihat juga

    merupakan salah satu penyebab anemia. (3)

    KLASIFIKASI

    Bila menemukan anak dengan anemia maka penting untuk menentukan apakah

    kejadian anemia tersebut disertai atau tanpa disertai kelainan/gangguan pada leukosit dan

    trombosit. Bila anemia disertai kelainan/gangguan pada leukosit dan trombosit maka keadaan

    ini umumnya menunjukkan adanya keterlibatan sumsum tulang (seperti pada leukemia,

    anemia aplastik) atau penyakit imunologis (AIDS dan SLE). (3)

    Klasifikasi anemia pada anak berdasarkan gangguan funsional secara umum dapat

    dibagi menjadi 3 kategori:

    I. Gangguan pembentukan sel eritrosit yang efektif

    II. Kehilangan darah / perdarahan

    III. proses hemolitik / destruksi sel eritrosit

    Klasifikasi fisiologis anemia pada anak menurut penyebabnya(5):

    I. Gangguan pembentukan sel eritrosit yang efektif

    1. Kegagalan sumsum tulang:

    a. Anemia aplastik: -Kongenital

    -Didapat

    b. Pure Red Cell Aplasia: -SindromaDiamond-Blackfan

    -Eritroblastopenia transien

    c. Desakan terhadap sumsum tulang

    1) Keganasan

    2) Osteopenia

    3) Mielofibrosis]

    d.Pancreatic insufficiency-marrow hypoplasia syndrome

    2. Kegagalan produksi eritropoeitin

    a. Penyakit Ginjal Kronik

    b. Hipotiroidism, hipopituitarisme

    c. Inflamasi Kronik

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    4/51

    d. Malnutrisi protein

    3. Gangguan maturasi sitoplasma sel eritrosit:

    a. Defisiensi besi

    b. Sindroma thalassemia

    c. Anemia sideroblastik

    d. Keracunan logam(lead)

    4. Gangguan maturasi inti:

    a. Defisiensi vitamin B12

    b. Defisiensi asam folat

    c. Thiamine-responsive megaloblastic anemia

    d. Kelainan metabolisme folat herediter

    e. Asiduria orotik

    5. Anemia diseritropoietik primer

    6. Protopofiria eritropoietik

    7. Anemia sideroblastik refrakter

    II. Kehilangan darah / perdarahan

    1. Perdarahan akut

    2. Perdarahan kronik

    III. Proses Hemolitik / penghancuran sel eritrosit

    1. Kelainan haemoglobin:

    a. Structural mutants

    b. Penurunan produksi globin (Thalassemia)

    2. Kelainan membrane sel darah merah

    3. Kelainan metabolisme sel darah merah

    4. Reaksi antibody

    5.Mechanical injury the eruhtrocyte:

    a. Sindroma hemolitik uremic

    b. Purpura trombositopenik trombotik

    c. Koagulasi intravaskuler disseminate

    6. Thermal injury to the erythrocyte

    7. Oxidant-induced red cell injury

    8.Infectious agent induced red cell injury

    9. Hemoglobinuri nocturnal paroksismal

    10.Plasma-lipid-induced abnormalities of the red cell membrane

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    5/51

    Pemeriksaan sediaan apus darah tepi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis

    anemia karena dapat menentukan gambaran anemia tersebut apakah hipokromik, mikrositik,

    normositik, makrositik atau terdapat sel abnormal seperti sferosit, sel target, atau sel blast.

    Nilai Mean corpuscular volume (MCV) menunjukkan ukuran sel darah merah yang terdiri

    dari mikrositik (8,5 m) dan normositik (7-8.5 m).

    Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah merah (5)

    A. Anemia mikrositik

    1. Defisiensi besi (nutritional, perdarahan kronis)

    2. Keracunan kronik logam (lead)

    3. Sindroma thalassemia

    4. Anemia sideroblastik

    5. Inflamasi kronik

    B. Anemia makrositik

    1. Sumsum tulang megaloblastik

    - Defisiensi vitamin B12

    - Defisiensi asam folat

    - Asiduria orotik herediter

    - Thiamine-responsive anemia

    2. Sumsum tulang tidak megaloblastik

    - Anemia aplastik

    - Sindroma Diamond-Blackfan

    - Hipotiroidism

    - Penyakit hati

    - Infiltrasi sumsum tulang

    - Anemia diseritropoietik

    C. Anemia normositik

    1. Anemia normositik congenital

    - Mutasi haemoglobin

    - Defek enzim sel darah merah

    - Kelainan pada membrane sel darah merah

    2. Anemia hemolitik didapat

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    6/51

    -Antibody-mediated

    - Anemia hemolitik mikroangiopatik

    - Anemia hemolitik sekunder pada infeksi akut

    3. Kehilangan darah akut

    4. Splenic pooling

    5. Penyakit ginjal kronik

    Thalassemia

    DIAGNOSIS

    Anemia bukan merupakan suatu diagnosis. Rendahnya kadar haemoglobin (Hb)

    member petunjuk pada klinisi bahwa telah terjadi penurunan volume sel darah merah (SDM)

    yang harus dicari penyebabnya. Pada semua kasus penurunan kadar haemoglobin (anemia)

    dengan atau tanpa ditemukan gejala klinis, pendekatan diagnosis dilakukan dengan

    melakukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan ditunjang dengan pemeriksaan

    laboratorium sederhana.

    Anamnesis

    Dalam anamnesis ditanyakan hal-hal seperti pucat, infeksi, usia, jenis kelamin suku

    bangsa, riwayat keluarga, pencetus (obat, bahan kimia, radiasi), makanan, gangguan saraf dan

    otot, nyeri sendi atau nyeri tulang, serta ada atau tidak perdarahan. (6)

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    7/51

    Penyakit infeksi seperti hepatitis, infeksi akut lain yang berat atau infeksi kronis dapat

    menimbulkan anemia defisiensi besi (ADB), anemia aplastik, anemia hemolitik dan aplasia

    sel darah merah. Diare yang berlangsung lama juga dapat menyebabkan gangguan absorpsi

    besi, asam folat dan vitamin B12. Diare kadang disertai perdarahan tersamar (occult blood

    loss), yang sering ditemukan pada infestasi parasit (cacing tambang, amuba, trichuris

    trichiura) sehingga dapat menyebabkan ADB. (3)

    Riwayat makanan perlu ditanyakan pada anak-anakdi semua usiaa, terutama batita

    dan anak remaja. Kedua kelompok umur ini sangat rentan untuk terjadinya anemia defisiensi

    besi akibat konsumsi makanan yang tidak adekuat disertai kebutuhan yang meningkat untuk

    pertumbuhan. Ditanyakan jenis makanan yang dikonsumsi dan pola makan karena selain

    ketidakmampuan, ketidaktahuan orangtua dalam menyajikan makanan, juga merupakan

    penyebab dari timbulnya anemia nutrienonal. Banyak orang tua sekarang yang member susu

    formula melebihi 720 ml per hari untuk anak di atas 1 tahun sehingga kadar kalsium yang

    tinggi dalam susu sapi akan menghambat absorpsi besi yang berasal dari makanan. (3)

    Pemeriksaan fisik

    Seorang anak dengan anemia umumnya jarang memberikan gejala dan tidak

    ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisisnya sampai nilai hematokrit kurang dari 25%.

    Penilaian pucat sangat bervariasi terutama pada anak berkulit putih atau berkulit gelap. Pucat

    dapat dideteksi dengan memeriksa konjungtiva, mukosa region bukal, telapak tangan atau

    kaki, serta kuku. (6)

    Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan 3 tanda gejala utama yaitu pucat atau

    anemia, perdarahan, dan pembesaran organ hati, limpa serta pembesaran kelenjar getah

    bening. (3)

    Penyakit Pucat/Anemia Perdarahan Organomegali

    Anemia defisiensi

    Anemia hemolitik akut

    +

    +

    -

    -

    -

    -

    Anemia aplastik

    ITP

    Anemia pasca perdarahan

    +

    -/+

    +/++

    +

    +

    +

    -

    -

    -

    Anemia hemolitik kronik + -/+ +

    Leukemia akut

    Thalassemia with hipersplenisme

    +

    +

    +

    +

    -/+

    +

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    8/51

    Hemosiderosis hati

    Metastasis tumor

    +

    +

    +

    -/+

    +

    -/+

    Penyakit infeksi kronis + -/+ -/+

    Kelainan fisik lainnya juga dapat membantu menegakkan diagnosis:

    1. Muka/wajah

    Perubahan bentuk muka seperti frontal bossing, fasies Cooley merupakan tanda yang

    cukup khas dari penyakit hemolitik menahun seperti thalassemia.

    2. Mata

    Adanya mikrokornea dapat merupakan tanda dari anemia aplastik congenital

    (sindroma Fanconi). Proptosis bulbi disertai echymosis/hematoma periorbital merupakan

    tanda yang cukup khas neuroblastoma. Sklera yang ikterik menunjukkan adanya proses

    hemolisis atau adanya proses eritropoiesis yan inefektif.

    3. Kulit dan mukosa

    Jaundice dan hiperpigmentasi sering merupakan tanda dari anemia aplastik

    congenital, atau akibat penumpukan besi (iron overload). Kulit tipis dan keriput, adanya

    warna rambut yang cepat berubah (beruban), glositis, stomatitis angularis merupakan tanda

    defisiensi besi ditemukan pada Histiocytosis sel Langerhans.

    4. Kuku

    Kuku yang mudah patah, pecah-pecah, berbentuk seperti sendok (Spoon Nails)

    disebut koilonikia yang merupakan suatu tanda khas ADB.

    5. Gangguan gastrointestinal

    Glositis dan atrofi papil lidah banyak dijumpai pada anemia pernisiosa dan ADB.

    Hipertrofi gingival sering menyertai anemia pada leukemia akut. Munculnya ulkus dengan

    lesi nekrotik disekitar mulut dan faring sering sebagai tanda dari suatu leukemia akut atau

    anemia aplastik. Disfagia sering disebabkan oleh ADB.

    Pemeriksaan laboratorium

    Pada saat menghadapi anak dengan anemia, harus diperhatikan dan ditentukan apakah

    kelainan yang terjadi hanya mengenai sistem eritropoiesis saja atau juga sistem

    hematopoiesis yang lain (sel darah putih dan trombosit). Pemeriksaan paling sederhana dan

    wajib adalah pemeriksaan darah tepi lengkap (haemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit,

    hitung jenis, dan retikulosit), mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    9/51

    haemoglobin (MCH), mean corpuscular haemoglobin concentration (MCHC) dan red cell

    distribution (RDW) serta gambaran apus darah tepi.

    Hb Ht Leukosit Trombosit Hitung jenis Retikulosit MCV RDW

    ADB N/ N N/

    segmenter

    N/

    Anemia

    aplastik

    Limfositosis N/ N

    ITP N/ N/ N N N N/ N

    Leukemia

    akut

    /N/ Dominasi 1

    sel kadang

    ditemukan

    sel blast

    N/ N

    Thalassemia

    minor

    N/ N/ N N N

    Thalassemia

    mayor

    /N/ N/ N

    Anemia

    hemolitik

    lain

    N N N N/

    RADANG DINGIN (FROSTBITE)

    Definisi

    Radang dingin adalah jenis dingin darurat terjadi khusus bagian tubuh yang terkena

    dingin. Bila sel-sel tubuh beku, disebut radang dingin. Kondisi ini serius karena air di antara

    sel-sel tubuh yang beku dan pembengkakan menyebabkan kerusakan sel-sel mereka. Radang

    dingin parah kasus dapat menyebabkan kehilangan jari, tangan, dan kaki seperti yang dialami

    oleh Normand Edwin dan Didik Samsu ketika mendaki ke gunung Aconcagua.

    Frostbite bisa terjadi karena bagian tubuh tidak cukup tertutup saat cuaca ektrem dingin.

    Seperti sepatu bocor karena kena air, atau sarung tangan yang lubang. Hal ini terjadi karena

    perlengkapan tidak memadai. Tanda-tanda dan gejala dari Frostbite tergantung pada situasi,

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    10/51

    radang dingin mungkin terjadi dengan sendirinya atau bersama hypothermia yang

    merupakan pendinginan dari seluruh tubuh, bukan hanya bagian tertentu.

    Tanda dan Gejala

    Berikut adalah tanda-tanda dan gejala radang dingin:

    Kurangnya rasa di daerah yang terkena yaitu rasa. Kulit yang muncul lunak atau dingin ke sentuh. Kulit yang termasuk dikotorkan bersemangat, putih, kuning, atau biru.

    Pencegahan

    - Berpakaian dengan benar dan menggunakan pakaian lapisan pakaian dibuat dari bahan yang

    memerangkap udara antara serat misalnya wol.

    - Jauhkan daerah rawan seperti jari kaki dan dibahas.

    - Beristirahatlah, hentikan dulu pendakian.

    - Minum banyak cairan untuk tetap hydrated, karena hal ini dapat membantu tubuh

    mempertahankan suhu. Minuman panas adalah pilihan yang lebih baik. Hindari kafein dan

    alkohol yang dapat menghalangi tubuh panas-kemampuan produksi.

    Pertolongan Pertama untuk Frostbite:

    - Jangan menggosok daerah yang frosbite, tangani dengan sangat hati-hati sehingga tidak

    menimbulkan kerusakan lebih lanjut.

    - Hangatkan bagian tubuh secara perlahan menggunakan panas atau air di immersing tdk ke

    105 derajat Fahrenheit. Gunakan termometer jika memungkinkan untuk mengkonfirmasi

    suhu air.

    - Kawasan dengan pembalut yang kering, steril dressing. Jika daerah yang terkena dampak

    termasuk jari atau jari kaki, tempatkan kapas atau kain kasa di antara mereka.

    - Mencari bantuan medis sesegera mungkin.

    SYOK

    Pengertian

    Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh sehingga tidak

    terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan. Syok merupakan eadaan kritis akibat

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    11/51

    kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan &

    pemakaian untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen

    akut di tingkat sekuler. Pengertian lainnya syok adalah suatu bentuk sindroma dinamik yang

    akibat akhirnya berupa kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme

    aerob pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak adekuatoleh aliran darah

    yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi. Bentuk berat dari kekurangan pasokan oksigen

    dibanding kebutuhan. Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya oksigenasi jaringan atau

    perubahan dalam sirkulasi kapiler. Kekurangan oksigen akan berhubungan dengan

    ASIDOSIS LACTATE, dimana kadar lactat tubuh merupakan indikator dari tingkat berat-

    ringannya syok.

    Pada syok teradi hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan

    perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang

    sisa metabolisme atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna.

    Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala

    syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa

    dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi

    jaringan. Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui

    kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan langsung

    dengan mekanisme terjadinya trauma.

    Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok

    hipovolemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang

    mengalami trauma di atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada

    sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada

    pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.

    Manifestasi Klinis

    Secara umum manifestasi klinis syock yang muncul antara lain : pucat, bingung, coma

    tachicardy, Sianosis, Arithnia gagal jantung kongestif, Berkeringat, takipneu, Perubahan

    suhu, Oedem paru, Gelisah, Disorientasi. Sedang manifestasi klinis lain yang dapat muncul

    1. Menurunnya filtrasi glomerulus

    2. menurunnya urin out put

    3. meningkatnya keeping darah

    4. asidosis metabolic

    5. hyperglikemi

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    12/51

    Jenis Syok

    1. Syok Hypovolemik

    Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan tubuh

    dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat.

    Syok hipovolemik ini paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemoragik).

    Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan perdarahan hebat akibat kelianan

    gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok hemoragik yang paling sering ditemukan. Syok

    hemoragik juga bisa terjadi akibat perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan

    rongga abdomen

    a. Faktor Penyebab

    Pada umumnya syok hipovolemik disebabkan karena perdarahan, sedang penyebab lain yang

    ekstrem adalah keluarnya garam (NaCL). Syok misalnya terjadi pada : patah tulang panjang,

    rupture spleen, hematothorak, diseksi arteri, pangkreatitis berat. Sedang syok hipovolemik

    yang terjadi karena berkumpulnya cairan di ruang interstisiil disebabkan karena:

    meningkatnya permeabilitas kapiler akibat cedera panas, reaksi alergi, toksin bekteri.

    Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ dan ruptur pada

    aneurysme aortic abdomen. Syok hipovolemik bisa merupakan akibat dari kehilangan cairan

    tubuh lain selain dari darah dalam jumlah yang banyak. Contoh syok hipovolemik yang

    terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat.

    Objektif dari keseluruhan jurnal ini adalah terfokus kepada syok hipovolemik yang terjadi

    akibat perdarahan dan pelbagai kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya.

    Kebanyakan trauma merbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an telah memberi

    kesan yang angat signifikan pada perkembangan prinsip penanganan resusitasi syok

    hemoragik.

    Ketika Perang Dunia I, W.B. Cannon merekomendasikan untuk memperlambat pemberian

    resusitasi cairan sehingga penyebab utama terjadinya syok diatasi secara pembedahan.

    Pemberian kristalloid dan darah digunakan secara ekstensif ketika Perang Dunia II untuk

    menangani pasien dengan keadaan yang tidak stabil. Pengalaman yang di dapat semasa

    perang melawan Korea dan Vietnam memperlihatkan bahawa resusitasi cairan dan intervensi

    pembedahan awal merupakan langkah terpenting untuk menyelamatkan pasien dengan

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    13/51

    trauma yang menimbulkan syok hemoragik. Ini dan beberapa prisip lain membantu dalam

    perkembangan garis panduan untuk penanganan syok hemoragik kaibat trauma. Akan tetapi,

    peneliti-peneliti terbaru telah mempersoalkan garis panduan ini, dan hari ini telah timbul

    pelbagai kontroversi tentang cara penanganan syok hemoragik yang paling optimal.

    b. Patofisiologi

    Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem major

    fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem

    neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut

    dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah

    (dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber

    perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara

    subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk.

    Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan

    formasi matur.

    Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan

    denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah

    jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus

    vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta,

    atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan

    mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan

    GI.

    System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin

    dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi

    pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan

    pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal

    bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.

    System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH

    dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan

    penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan

    garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    14/51

    Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan .

    untuk mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias

    menjadi acuan. Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada

    organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah

    serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi

    kegagalan multiple organ

    PEMBAHASAN KASUS

    KASUS I

    IDENTITAS

    Nama pasien : An. Habiburrahman

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat rumah : Jl Duren III Barat VI, RT 6 RW 2

    Tempat & tanggal lahir/umur : Jakarta, 30 Oktober 2011/ 10 bulan

    Orang Tua / Wali : Tn. Iwan

    No. CM : 82 56 93

    Tanggal masuk RS : 1 September 2012

    Ayah Nama : Tn. Iwan

    Agama : Islam

    Alamat : Jl Duren III Barat VI, RT 6 RW 2

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Penghasilan : Rp. 1,000,000- per bulan

    Ibu Nama : Ny. Rita

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Duren III Barat VI, RT 6 RW 2

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Penghasilan : -

    RIWAYAT PENYAKIT

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    15/51

    Alloanamnesis dilakukan dengan ibu dan ayah pasien pada tanggal 3 September 2012, pukul

    13.30 WIB.

    KELUHAN UTAMA

    Mencret sejak 4 hari SMRS.

    KELUHAN TAMBAHAN

    Demam sejak 3 hari SMRS, batuk pilek sejak 2 hari SMRS serta muntah sejak 1 hari

    SMRS

    RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG

    Empat hari SMRS, pasien mencret 4 kali sehari, air lebih banyak dari ampasnya,

    warna kuning, jumlah banyak serta berbau asam. Mencret disertai dengan lendir tapi tidak

    disertai darah. Demam sejak 3 hari SMRS, mendadak tinggi, suhu diukur ibu pasien sampai

    38C. Panas berterusan tiap hari, naik dan turun sedikit. Demam tidak sampai menggigil dan

    tidak sesak nafas.

    Dua hari SMRS, pasien batuk dan pilek. Namun batuk dan pilek tidak terlalu berat.

    Hidung pasien sedikit tersumbat. Muntah 3 kali dalam 1 malam 1 hari SMRS setiap kali

    diberi minum susu dan air oleh orang tua pasien

    Pasien sudah dirawat inap sebelumnya pada tanggal 28 Agustus namun pulang ke

    rumah 3 hari setelah itu karena sudah tidak mencret dan panasnya menurun. Namun, tidak

    sampai 24 jam, pasien kembali mencret, demam dan muntah. Pasien langsung dibawa ke

    rumah sakit setelah itu dan kembali dirawat inap.

    Menurut orang tua pasien, sejak sakit nafsu makan pasien menurun, namun minum

    lebih banyak dari biasanya. BAK jumlah banyak seperti biasa dan agak sering.

    RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

    KEHAMILAN Morbiditas kehamilan -

    Perawatan kehamilan Rutin periksa ke bidan

    KELAHIRAN Tempat kelahiran Puskesmas

    Penolong persalinan Bidan

    Cara persalinan Spontan

    Masa gestasi Cukup bulan

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    16/51

    Keadaan bayi Berat lahir : 3400 gram

    Panjang : 49 cm

    Lingkar kepala : -

    Langsung menangis

    Pucat, biru, kuning, kejang : -

    Nilai apgar : -

    Kelainan bawaan : tidak ada

    Kesan : Lahir cukup bulan.

    RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

    Pertumbuhan gigi I : 9 bulan

    Psikomotor

    Tengkurap : 5 bulan Berjalan : -

    Duduk : 7 bulan Bicara : 9 bulan

    Berdiri : 10 bulan Membaca & menulis : -

    Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik

    RIWAYAT MAKANAN

    Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

    02

    24

    46

    68

    8-10

    Kesan : pola makan cukup baik.

    RIWAYAT IMUNISASI

    VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)

    BCG 2 minggu

    DPT/DT

    Polio Lahir 1 bulan 6 bulan

    Campak 9 bulan

    Hepatitis B Lahir 1 Bulan

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    17/51

    MMR

    TIPA

    Kesan : imunisasi dasar lengkap, imunisasi ulangan belum dilakukan.

    RIWAYAT KELUARGA

    No

    .

    Tgl Lahir Jenis

    Kelamin

    Hidup Lahir Mati Abortus Mati (Sebab) Keterangan

    Kesehatan

    1 06/06/1992 Laki-laki Sehat

    2 23/01/2003 Laki-laki Sehat

    3 30/10/2011 Laki-laki Dirawat

    RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN

    Perumahan : Tinggal dirumah kontrakan.

    Keadaan rumah : Rumah dengan ventilasi cukup baik dan cahaya matahari dapat

    masuk melalui jendela. Satu rumah dihuni oleh 5 orang. Sumber

    air minum dan air untuk kebutuhan rumah tangga lainnya berasal

    dari PAM (Perusahaan Air Minum). Kamar mandi berada di

    dalam rumah.

    Daerah / lingkungan : Lingkungan sekitar rumah cukup padat, saluran air lancar.

    Sampah-sampah terkumpul pada tempat sampah dan dibersihkan

    oleh tukang sampah 2-3 hari sekali secara teratur.

    Kesan : Perumahan dan lingkungan baik.

    RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

    Penyakit Penyakit Penyakit

    Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)

    Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)

    Demam berdarah (-) Kejang (-) Penyakit darah (-)

    Demam tifoid (-) Kecelakaan (-) Radang paru (-)

    Otitis (-) Morbili (-) Tuberculosis (-)

    Parotitis (-) Operasi (-) Lain, batuk, pilek (+)

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    18/51

    PEMERIKSAAN FISIS

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    Tanda vital

    Frekuensi nadi : 140x per menit

    Frekuensi napas : 34x per menit

    Suhu tubuh : 37oC

    Data antropometri : - Berat badan : 7,7 kg

    - Tinggi badan : 71 cm

    - Lingkar kepala : 46.5 cm

    - Lingkar dada : 44 cm

    - Lingkar lengan atas : 13 cm

    Status Gizi (NCHS) :

    - BB/U : 7,7/9,6 x 100 % = 80,20 % Gizi baik

    - TB/U : 71/73 x 100 % = 97,26 % Tinggi normal

    - BB/TB : 7,7/8,8 x 100 % = 87,5 % Gizi baik

    Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik.

    Kepala :

    Bentuk dan ukuran : Normocephali, ubun-ubun cekung Rambut dan kulit kepala : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut Mata : Palpebra cekung, konjungtiva pucat, sklera tidak

    ikterik, reflek cahaya langsung +/+, reflek cahaya tidak

    langsung sulit diperiksa.

    Telinga : Normotia, tampak serumen dan tidak tampak sekret. Hidung : Deformitas (-), septum deviasi (-), sekret (+), NCH (-) Bibir : Tidak kering, tidak sianosis, pucat (+) Gigi geligi : I I

    I I

    Mulut : Stomatitis (-), labioschisis (-), mukosa mulut tidak kering.

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    19/51

    Lidah : Tidak kotor, tidak tremor Faring : Hiperemis

    Leher : KGB tidak teraba membesar

    Trakea lurus di tengah

    Toraks:

    Dinding toraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi sela iga, iga vertikal,simetris dalam keadaan statis dan dinamis

    Paru Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

    Palpasi : Vokal fremitus simetris Perkusi : Sonor pada paru kedua lapang paru Auskultasi : Suara nafas vesikuler di kedua lapang paru, tidak terdengar

    suara nafas tambahan

    Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial garismidclavicularis sinistra, tidak teraba thrill

    Perkusi : Batas jantung atas di ICS 2 garis parasternal sinistraBatas jantung kiri di ICS 5, 1 cm medial dari garis

    midclavicularis sinistra

    Batas jantung kanan di ICS 3,4,5 garis sternalis kanan

    Auskultasi : BJ I normal, BJ II normal, regular, tidak ada splitting, tidakada murmur, tidak ada gallop

    Abdomen:

    Inspeksi : Tampak sedikit distensi, tidak tampak vena collateral Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    baik, supel

    Perkusi : Hipertimpani Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Anus dan rectum : Tidak ada kelainan

    Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    20/51

    Genitalia : Laki-laki

    Anggota gerak : Atas : akral dingin, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-)

    Bawah : akral dingin, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-)

    Pemeriksaan neurologis

    Refleks fisiologis : Normal Reflek patologis : (-) Rangsang meningeal : (-)

    Tulang belakang : Tidak ada kelainan

    Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik

    CFT: kurang dari 2 detik.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Lab 1 September 2012

    Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Interpretasi

    Hematologi

    Hb 8,0 g/dL 10,5- 12,9 Menurun

    Lekosit 8,4/uL 6-17,5 Normal

    Hematokrit 24% 35-43 Menurun

    Trombosit 207.000/uL 217-497 Menurun

    LED 17mm/jam 0-10 Meningkat

    Elektrolit

    Na 134 mmol/L 135-155 Sedikit menurun

    K 2,7 mmol/L 3,6-5,5 Menurun

    Cl 106 mmol/L 98-100 Meningkat

    Metabolisme

    Karbohidrat

    Glukosa Darah

    Sewaktu

    75 mg/dL 50-80 Normal

    Tinja

    Faeces Rutin

    Makroskopik

    - Warna

    - Konsistensi

    Hijau

    Lunak

    Negatif

    Negatif

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    21/51

    - Lendir

    - Darah

    Mikroskopik

    - Leukosit

    - Eritrosit

    - Amoeba Coli

    -Amoeba

    Histolitika

    - Telur cacing

    Pencernaan

    - Lemak

    - Amilum

    - Serat

    - Sel Ragi

    Positif

    Negatif

    Positif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Foto thorax (1 September 2012)

    Kesan : Tidak ada kelainan

    Hasil Gambaran Darah Tepi (4 September 2012)

    Anisositosis : +1

    Poikilositosis : +1

    Sel pensil : +1

    Leukosit : Cukup

    Trombosit : Kurang

    Morfologi : Normal

    Kesan : Anemia mikrositik hipokrom

    RESUME

    Anak laki-laki, 10 bulan, mencret sejak 4 hari SMRS dengan frekuensi 4 kali sehari dan air

    lebih banyak dar ampas. Demam sejak 3 hari SMRS. Batuk dan pilek sejak 2 hari SMRS

    serta muntah sejak 1 hari SMRS frekuensi 3 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ubun-

    ubun kepala cekung, palpebra cekung, sekret hidung (+), faring hiperemis (+). Pada perkusi

    abdomen hipertimpani. Pada pemeriksaan lab didapatkan hasil pemeriksaan Hematologi

    Hemoglobin 8,0 g/dL, Lekosit 8,4/uL, Hematokrit 24%, Trombosit 207.000/uL, LED 17

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    22/51

    mm/jam. Elektrolit , Natrium 134 mmol/L, Kalium 2,7 mmol/L, Klorida 106 mmol/L. Hasil

    Gambaran Darah Tepi: Anisositosis +1, Poikilositosis +1, Sel pensil +1, Leukosit cukup,

    Trombosit kurang, morfologi normal, kesan: Anemia mikrositik hipokrom

    DAFTAR MASALAH SEMENTARA

    - Gastroenteritis akut

    - Dehidrasi sedang

    - ISPA

    - Anemia mikrositik hipokrom

    DIAGNOSIS KERJA

    1. Gastroenteritis Akut dehidrasi sedang dengan anemia mikrositik hipokrom.

    2. ISPA

    DIAGNOSIS BANDING

    1. Demam tifoid

    2. Demam berdarah denggi

    3. Tuberkulosis paru

    4. Bronkopneumonia

    PENTALAKSANAAN

    1. Non medikamentosa

    Bed rest

    Diet tinggi karbohidrat, tinggi protein dan rendah lemak. Makan makanan yang lunak

    seperti bubur.

    Lanjutkan pemberian ASI

    2. Medikamentosa

    IVFD KaEN 3b 5cc/kgBB/jam

    Cefixime 2x35mg iv

    Lacto B 2 x 1 sachet/hari

    Zinkid 2 x 1 cth

    Sanmol drop 4x0,8ccColistin 3x100.000ki

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    23/51

    PROGNOSIS

    Ad vitam : Ad bonam

    Ad functionam : Ad bonam

    Ad sanationam : Ad bonam

    Follow up

    2 september 2012

    S : Demam (+), muntah (-), diare 2x lendir (+) , batuk berdahak(+), pilek (+), nafsu

    makan membaik.

    O : N= 140 x per menit

    P = 32 x per menit

    S = 37,2oC

    Kepala : Normocephali, ubun-ubun cekung (-)

    Mata : Konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebra cekung (-)

    Bibir : Keringg (-), Pucat berkurang, sianosis (-)

    THT : Normotia, septum deviasi (-), sekret (+)

    Leher : KGB tidak teraba membesar

    Jantung : BJ I normal, BJ II normal, regular, splitting (-), murmur (-), gallop (-)

    Paru : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan

    Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, BU (+) normal

    Ekstremitas : Akral teraba hangat

    A : Gastroenteritis akut dehidrasi ringan

    ISPA

    P :

    IVFD KaEN 3b 5cc/kgBB/jam

    Cefixime 2x35mg iv

    Lacto B 2 x 1 sachet/hari

    Zinkid 2 x 1 cth

    Sanmol drop 4x0,8cc

    Colistin 3x100.000ki

    KASUS II

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    24/51

    IDENTITAS

    Nama pasien : An. A

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat rumah : Jl Manunggal, RT/RW 6/11, Makasar

    Tempat & tanggal lahir/umur : Jakarta 7 Agustus 2012

    Orang Tua / Wali : Tn. Y

    No. CM : 83 03 35

    Tanggal masuk RS : 25 September 2012

    Ayah Nama : Tn. Y

    Agama : Islam

    Alamat : Jl Manunggal, RT/RW 6/11, Makasar

    Pekerjaan : Karyawan

    Penghasilan : rp 2,000,000

    Ibu Nama : Ny. M

    Agama : Islam

    Alamat : Jl Manunggal, RT/RW 6/11, Makasar

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Penghasilan : -

    RIWAYAT PENYAKIT

    Alloanamnesis dilakukan dengan ibu dan ayah pasien pada tanggal 25 September 2012, pukul

    13.30 WIB.

    KELUHAN UTAMA

    Mencret sejak 3 hari SMRS.

    KELUHAN TAMBAHAN

    Demam sejak 1 hari SMRS sudah membaik, muntah bila minum ASI dan susu

    formula berlebihan berlebihan.

    RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG

    Pasien anak laki-laki usia 1 bulan 18 hari dibawa ke RSUD Budhi Asih oleh orang

    tuanya dengan keluhan mencret sejak 3 hari SMRS. Pasien mencret 5 kali sehari, air lebih

    banyak dari ampas, warna kuning serta berbau asam. Mencret tidak disertai lender atau darah.

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    25/51

    Pasien juga demam sejak 1 hari SMRS, demam tidak terlalu tinggi, timbul mendadak namun

    sekarang sudah tidak demam lagi. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya akan muntah bila

    diberi ASI dan susu formula yang berlebihan. Pada pasien tidak ada batuk dan pilek. Pasien

    belum pernah dibawa berobat ke tempat lain.

    RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

    KEHAMILAN Morbiditas kehamilan -

    Perawatan kehamilan Rutin periksa ke dokter 1 kali sebulan.

    Mendapat suntikan TT 1 kali

    KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah sakit

    Penolong persalinan Dokter

    Cara persalinan Secara Seksio Caesarian.

    Masa gestasi Cukup bulan (40 minggu)

    Keadaan bayi Berat lahir : 2700 gram

    Panjang : 46 cm

    Lingkar kepala : -

    Langsung menangis

    Pucat, biru, kuning, kejang : -

    Nilai apgar : -

    Kelainan bawaan : tidak ada

    Kesan : Lahir cukup bulan.

    RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

    Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik sesuai usia.

    RIWAYAT MAKANAN

    Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

    02 dan Susu formula

    Kesan : pola makan baik

    RIWAYAT IMUNISASI

    VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)

    BCG

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    26/51

    DPT/DT

    Polio

    Campak

    Hepatitis BMMR

    TIPA

    Kesan : ibu lupa imunisasi anak

    RIWAYAT KELUARGA

    No

    .

    Tgl Lahir Jenis

    Kelamin

    Hidup Lahir Mati Abortus Mati (Sebab) Keterangan

    Kesehatan

    1 07/08/2012 Laki-laki Sakit

    RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN

    Perumahan : Tinggal dirumah sendiri.

    Keadaan rumah : Rumah dengan ventilasi cukup baik dan cahaya matahari dapat

    masuk melalui jendela. Satu rumah dihuni oleh 3orang. Sumber

    air minum dan air untuk kebutuhan rumah tangga lainnya berasal

    dari PAM (Perusahaan Air Minum). Kamar mandi berada di

    dalam rumah.

    Daerah / lingkungan : Lingkungan sekitar rumah cukup padat, saluran air lancar.

    Sampah-sampah terkumpul pada tempat sampah dan dibersihkan

    oleh tukang sampah 2-3 hari sekali secara teratur.

    Kesan : Perumahan dan lingkungan masih baik.

    RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

    Penyakit Penyakit Penyakit

    Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)

    Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)

    Demam berdarah (-) Kejang (-) Penyakit darah (-)

    Demam tifoid (-) Kecelakaan (-) Radang paru (-)

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    27/51

    Otitis (-) Morbili (-) Tuberculosis (-)

    Parotitis (-) Operasi (-) Lain, batuk, pilek (+)

    PEMERIKSAAN FISIS

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    Tanda vital

    Frekuensi nadi : 132x per menit

    Frekuensi napas : 20x per menit

    Suhu tubuh : 36,2oC

    Data antropometri : - Berat badan : 2,5 kg

    - Tinggi badan : 48 cm

    - Lingkar kepala : 31 cm

    Status Gizi (NCHS) :

    - BB/U : 2,5/3,8 x 100 % = 65% Gizi kurang

    - TB/U : 48/52,5 x 100 % = 86 % Tinggi kurang

    - BB/TB : 2,5/8,8 x 100 % = 87,5 % Gizi baik

    Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik.

    Kepala :

    Bentuk dan ukuran : Mikrocephali, ubun-ubun cekung Rambut dan kulit kepala : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut Mata : Palpebra cekung, konjungtiva anemis +/+, sklera tidak

    ikterik, reflek cahaya langsung +/+, reflek

    cahaya tidak langsung sulit diperiksa.

    Telinga : Normotia, tampak serumen dan tidak tampak sekret. Hidung : Deformitas (-), septum deviasi (-), sekret (+), NCH (-) Bibir : Sedikit kering, tidak sianosis, pucat (+) Mulut : Stomatitis (-), labioschisis (-), mukosa mulut tidak kering. Lidah : Tidak kotor, tidak tremor

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    28/51

    Faring : HiperemisLeher : KGB tidak teraba membesar

    Trakea lurus di tengah

    Toraks:

    Dinding toraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi sela iga, iga vertikal,simetris dalam keadaan statis dan dinamis

    Paru Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Palpasi : Vokal fremitus simetris

    Perkusi : Sonor pada paru kedua lapang paru Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler di kedua lapang paru, tidak

    terdengar suara nafas tambahan

    Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial garis

    midclavicularis sinistra, tidak teraba thrill

    Auskultasi : BJ I normal, BJ II normal, regular, tidak ada splitting, tidakada murmur, tidak ada gallop

    Abdomen:

    Inspeksi : Tampak sedikit distensi, tidak tampak vena collateral Palpasi : Organomegali (+), hepatomegali + 2cm bawah procesus

    xyphoideus.

    Perkusi : Hipertimpani seluruh abdomen

    Auskultasi : Bising usus (+) normalAnus dan rectum : Tidak ada kelainan

    Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar

    Genitalia : Laki-laki

    Anggota gerak : Atas : akral hangat, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-) pucat (+)

    Bawah : akral hangat,deformitas (-), sianosis (-), oedem (+) pucat (+)

    Baggy pants (+)

    Tulang belakang : Tidak ada kelainan

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    29/51

    Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor berkurang,

    wasting (+)

    CFT: kurang dari 2 detik.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Lab 25 September 2012

    Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Interpretasi

    Hematologi

    Hb 6,5 g/dL 9,2- 13,6 Menurun

    Lekosit 18,2/uL 5-18 Normal

    Hematokrit 19% 30-46 Menurun

    Trombosit 542.000/uL 217-497 Menurun

    Elektrolit

    Na 138 mmol/L 135-155 Normal

    K 5,2 mmol/L 3,6-5,5 Normal

    Cl 110 mmol/L 98-100 Meningkat

    Metabolisme

    Karbohidrat

    Glukosa Darah

    Sewaktu

    84 mg/dL 50-80 Meningkat

    Tinja

    Faeces Rutin

    Makroskopik

    - Warna

    - Konsistensi

    - Lendir

    - Darah

    Mikroskopik

    - Leukosit

    - Eritrosit

    - Amoeba Coli

    -Amoeba

    Histolitika

    Kuning kehijauan

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    30/51

    - Telur cacing

    Pencernaan

    - Lemak

    - Amilum

    - Serat

    - Sel Ragi

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Albumin 1,8 g/dL 3,8-5,4 Menurun

    Faal Ginjal Ureum

    Kreatinin

    15 mg/dL

    0,35 mg/dL

    9-41

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    31/51

    Glukosa Darah

    Sewaktu

    84 mg/dL 50-80 Meningkat

    Tinja

    Faeces Rutin

    Makroskopik

    - Warna

    - Konsistensi

    - Lendir

    - Darah

    Mikroskopik

    - Leukosit

    - Eritrosit

    - Amoeba Coli

    -Amoeba

    Histolitika

    - Telur cacing

    Pencernaan

    - Lemak

    - Amilum

    - Serat

    - Sel Ragi

    Hijau

    Lunak

    Positif

    Negatif

    Positif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Albumin 1,8 g/dL 3,8-5,4 Menurun

    Faal Ginjal Ureum

    Kreatinin

    15 mg/dL

    0,35 mg/dL

    9-41

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    32/51

    Kesan : Anemia mikrositik hipokrom

    RESUME

    Anak laki-laki, 10 bulan, mencret sejak 4 hari SMRS dengan frekuensi 4 kali sehari dan air

    lebih banyak dar ampas. Demam sejak 3 hari SMRS. Batuk dan pilek sejak 2 hari SMRS

    serta muntah sejak 1 hari SMRS frekuensi 3 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

    mikrosefali, ubun-ubun kepala cekung, palpebra cekung, konjungtiva anemis +/+, sekret

    hidung (+), faring hiperemis (+). Abdomen tampak sedikit distensi, perkusi abdomen

    hipertimpani. Anggota gerak atas: akral dingin, pucat (+), bawah: akral dingin, pucat (+)Pada

    pemeriksaan lab didapatkan hasil pemeriksaan Hematologi Hemoglobin 8,0 g/dL, Lekosit

    8,4/uL, Hematokrit 24%, Trombosit 207.000/uL, LED 17 mm/jam. Elektrolit , Natrium 134

    mmol/L, Kalium 2,7 mmol/L, Klorida 106 mmol/L. Hasil Gambaran Darah Tepi:

    Anisositosis +1, Poikilositosis +1, Sel pensil +1, Leukosit cukup, Trombosit kurang,

    morfologi normal, kesan: Anemia mikrositik hipokrom

    DIAGNOSIS BANDING

    - Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang

    - Gizi buruk

    - Anemia hemolitik e.c infeksi akut

    - Thalasemia Mayor

    - Thalasemia Minor

    DIAGNOSIS KERJA

    1. Gastroenteritis Akut dehidrasi sedang dengan anemia mikrositik hipokrom.

    2. Gizi Buruk

    3. Anemia Hemolitik e.c infeksi akut

    PENTALAKSANAAN

    1. Non medikamentosa

    Perbaikan gizi ASI + susu LLN 10 x 30 cc/NGT2. Medikamentosa

    IVFD Asering 2cc/kgBB/jam

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    33/51

    Transfusi PRC 14 ml + lasik 2 mg (pemberian sampai mencapai target Hb 10

    mmHg)

    Asam Folat 1x1mg

    Vitamin A 50.000 UI

    PROGNOSIS

    Ad vitam : Ad bonam

    Ad functionam : Ad bonam

    Ad sanationam : Ad bonam

    Follow up

    2 september 2012

    S : Demam (+), muntah (-), diare 2x lendir (+) , batuk berdahak(+), pilek (+), nafsu

    makan membaik.

    O : N= 140 x per menit

    P = 32 x per menit

    S = 37,2oC

    Kepala : Normocephali, ubun-ubuk cekung (-)

    Mata : Konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebra cekung (-)

    Bibir : Keringg (-), Pucat berkurang, sianosis (-)

    THT : Normotia, septum deviasi (-), sekret (+)

    Leher : KGB tidak teraba membesar

    Jantung : BJ I normal, BJ II normal, regular, splitting (-), murmur (-), gallop (-)

    Paru : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan

    Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, BU (+) normal

    Ekstremitas : Akral teraba hangat

    A : Gastroenteritis akut dehidrasi ringan

    ISPA

    P :

    IVFD KaEN 3b 5cc/kgBB/jam

    Cefixime 2x35mg iv

    Lacto B 2 x 1 sachet/hari

    Zinkid 2 x 1 cth

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    34/51

    Sanmol drop 4x0,8cc

    Colistin 3x100.000ki

    KASUS III

    Identitas Pasien

    Nama : An. F

    Usia : 3 tahun, 10 bulan

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat : Jalan Kp Pulo No : 28 Kp MelayuJati Negara

    Suku Bangsa : Betawi

    Masuk Rumah Sakit : 17 April 2012

    Identitas Orang Tua

    Ayah

    Nama : Tn. A

    Usia : 43 tahun

    Alamat : Jalan Kp Pulo No : 28 Kp MelayuJati Negara

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Penghasilan : Rp 5 juta/bulan

    Ibu

    Nama : Ny. M

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    35/51

    Usia : 37 tahun

    Alamat : Jalan Kp Pulo No : 28 Kp MelayuJati Negara

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Penghasilan : -

    Hubungan dengan orang tua : Anak kandung

    I. AnamnesisDilakukan secara alloanamnesis pada tanggal September 2012 pukul 16.30 WIB, pada ibu

    pasien.

    Keluhan Utama

    Sulit dibangunkan sejak 2 jam SMRS.

    Keluhan Tambahan

    Demam sejak 3 hari SMRS.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke IGD RSUD Budi Asih dengan keluhan tiba-tiba sulit dibangunkan

    sejak 2 jam SMRS. 3 hari SMRS, pasien demam. Demam muncul secara mendadak dan

    dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keesokan harinya ibu pasien membawa anaknya

    berobat di klinik, dan diberi obat. Obat dalam bentuk puyer, setelah meminum obat demam

    pasien turun secara perlahan, namun tidak lama demam muncul kembali. Pasien tidak

    mengeluh batuk, pilek, mual dan muntah. 1 hari SMRS, demam pasien sempat turun tapi

    masih terlihat lemas. 11 jam SMRS, pasien muntah 3x, muntah berisi air dan sedikit

    makanan, kurang lebih gelas aqua. Pasien juga BAB 4x, konsistensi lembek, warna

    kehijauan, tidak ada lendir dan darah. Saat itu pasien dibawa ke dokter, diberi obat dan

    pulang ke rumah.

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    36/51

    2 jam SMRS pasien yang awalnya rewel dan gelisah menjadi terlihat mengantuk. Ibu

    pasien mencoba berbicara dengan pasien dan menggoyang-goyangkan badan pasien, tapi

    pasien tetap sulit untuk dibangunkan. Tangan dan kaki pasien teraba dingin sedangkan

    badannya panas. Pasien pun segera dibawa ke rumah sakit. Ibu pasien mengatakan pasien

    tidak nafsu makan. Pasien tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri dibelakang mata. Gusi

    berdarah dan mimisan juga disangkal. Akhirnya orang tua memutuskan untuk membawa

    pasien ke IGD RSUD budi Asih. Di IGD RSUD Budhi Asih pasien dirawat 1 malam, baru

    dipindahkan ke bangsal. Sejak di IGD pasien tidak bisa pipis sama sekali.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

    Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

    Alergi - Difteria - Jantung -

    Cacingan - Diare - Ginjal -

    Demam

    Berdarah

    - Kejang - Darah -

    Demam Tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -

    Otitis - Morbili - Tuberculosis -

    Parotitis - Operasi - Lainnya -

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Di keluarga tidak ada yang sakit sama seperti pasien.

    Riwayat Kehamilan dan Persalinan

    Kehamilan Morbiditas Kehamilan -

    Perawatan Antenatal Kontrol ke Bidan

    Kelahiran Tempat kelahiran Bidan

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    37/51

    Penolong Persalinan Bidan

    Cara Persalinan Spontan

    Masa Gestasi 38 minggu

    Keadaan Bayi BBL : 3000 gram,

    PBL : 49cm

    Langsung Menangis.

    Kulit merah

    Kesan : Riwayat Kehamilan dan Persalinan Baik.

    Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

    Tengkurap Usia 3 bulan Normal 3-4 bulan

    Duduk Usia 6 bulan Normal : 6-9 bulan

    Berdiri Usia 12 bulan Normal : 9-12 bulan

    Pertumbuhan Gigi Usia 12 bulan Normal : 5-9 bulan

    Berjalan Usia 13 bulan Normal : 12-13 bulan

    Berbicara Usia 12 bulan Normal : 12-18 bulan

    Kesimpulan Riwayat Perkembangan : Baik, dan tidak ada keterlambatan psikomotor

    Riwayat Makanan

    Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

    0-2 ASI

    2-4 ASI V

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    38/51

    4-6 ASI V V

    6-8 ASI V V V

    8-10 ASI + PASI V V V

    10-12 ASI + PASI V V V

    Usia diatas 1 tahun

    Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah

    Nasi/Pengganti 3x/hari, satu piring

    Sayur 2x/hari, sedikit

    Daging 2x/minggu

    Telur 1 butir, setiap hari

    Ikan 1x/minggu

    Tahu 1 potong, setiap hari

    Tempe 1 potong, setiap hari

    Susu (merk/takaran) Susu kental manis bendera rasa vanilla/ 2

    gelas/hari

    Lain-lain _

    Kesulitan Makan : Tidak ada.

    Kesimpulan : Pola makan pasien baik.

    Riwayat Imunisasi

    Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    39/51

    BCG 0 bulan

    DPT/DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

    Polio 2 bulan 3 bulan 4 bulan

    Campak 9 bulan

    Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 4 bulan

    Kesimpulan : Riwayat Imunisasi Dasar Lengkap

    Riwayat Keluarga

    Ayah Ibu

    Nama Tn. A Ny. M

    Perkawinan ke 1 1

    Umur saat pernikahan 28 Tahun 25 Tahun

    Pendidikan terakhir S1 SMA

    Agama Islam Islam

    Suku bangsa Betawi Betawi

    Riwayat Lingkungan Perumahan

    Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya serta kedua kakaknya, rumah milik oramg tua

    pasien sendiri, terdapat ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup baik, terletak didaerah yang

    tidak terlalu padat penduduknya. Keadaan lingkungan sekitar rumah pasien tidak terlalu

    bersih, dilingkunganya banyak terdapat nyamuk, cukup rutin dilakukan fogging, sumber air

    minum didapat dari PAM.

    II. PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 18 September 2012

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    40/51

    Kesan Sakit : tampak sakit berat

    Kesadaran : apatis - somnolen

    Tanda vital

    Tekanan darah : 90/70 mmHg

    Nadi : 148 x/menit

    Suhu : 39,3 0C diukur pada aksila kiri

    Pernafasan : 52 x/menit, irama teratur

    Data Antropometri

    Berat badan : 10 kg

    Tinggi badan : 96 cm

    Lingkar kepala : 50 cm

    Status Gizi

    BB/U : 10/16 x 100 % = 62,5 % ( BB kurang ) TB/U : 96/95 x 100 % = 101 % ( Tinggi normal) BB/TB : 10/15 x 100 % = 66,6 % (Gizi kurang)

    Warna kulit : tidak tampak sianotik, tidak tampak ikterik, kulit teraba dingin dan terlihat

    pucat.

    KEPALA

    Bentuk kepala : Normocephali

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    41/51

    Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

    Wajah : Simetris.

    Mata : Oedem palpebra +/+, Conjungtiva anemis -/-, Sclera ikterik -/- Strabismus -

    /-, sekret mata -/-, Pupil isokor 3 mm, bulat, Reflek cahaya langsung +/+, Refleks cahaya

    tidak langsung +/+

    Telinga :Normotia, nyeri tekan dan tarik -/-, serumen +/+ minimal, sekret -/-,

    membran timpani sulit dinilai

    Hidung : Bentuk simetris,deviasi septum (-), Pernafasan cuping hidung +/+,

    Concha nasalis tidak hiperemis

    Mulut : Bibir pucat. Uvula terletak ditengah, berwarna merah muda, Faring tidak

    hiperemis. T1-T1

    LEHER

    Trakea : Trakea terletak ditengah

    Kaku kuduk : Tidak terdapat kaku kuduk

    Tiroid : Tiroid teraba normal tanpa pembesaran, tidak teraba benjolan

    JVP : 5+2 cm H20

    KGB : Tidak teraba pembesaran pada KGB submental, submandibular, preaurikular,

    retroaurikular, cervical, dan supraclavikular.

    THORAKS

    Paru-paru

    Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, pernafasan abdominotorakal, retraksi (-)

    Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri sama

    Perkusi : Sonor pada kedua hemithoraks

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    42/51

    Auskultasi : Suara nafas vesikular, Rhonki -/-. Wheezing -/-

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

    Perkusi : Sulit di tentukan

    Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

    ABDOMEN

    Inspeksi : Bentuk perut datar, simetris

    Tidak terdapat eflouresensi

    Auskultasi : BU + 3x/menit

    Tidak terdengar artrial bruit

    Tidak terdengar venous hum

    Perkusi : Timpani

    Palpasi : Hangat, supel, nyeri tekan (+) didaerah epigastrium, tidak ada

    hepatosplenomegali.

    EKSTREMITAS ATAS

    Simetris, warna kulit sawo matang, dingin, Tidak terdapat atrofi, eflorosensi (-), pucat (+) Gerakan involunter (-), petechie (+) Refleks fisiologis (+), patologis (-)

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    43/51

    EKSTREMITAS BAWAH

    Simetris, warna kulit sawo matang, dingin Tidak terdapat atrofi, eflorosensi (-), pucat (+) Gerakan involunter (-), petechie (+) Refleks fisiologis (+), patologis (-)

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Darah Rutin

    Pemeriksaan tinja rutin

    Makroskopis Hasil Nilai normal

    Jenis

    Pemeriksaan

    17 April 2012 18 April 2012 Nilai Normal

    Leukosit 11700 6500 5000-10.000/l

    Hb 11,7 13 12-14 g/dl

    Ht 46 38 37-43 %

    Trombosit 19.000 10.000 150.000-

    450.000/l

    GDS 63

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    44/51

    Warna Hijau

    Konsistensi Lunak

    Lendir Positif Negatif

    Darah Negatif Negatif

    Mikroskopis

    Leukosit Positif Negatif

    Eritrosit Negatif Negatif

    Amoeba Coli Negatif Negatif

    Amoeba histolitika Negatif Negatif

    Telur cacing Negatif Negatif

    Pencernaan

    Lemak Negatif Negatif

    Amilum Negatif Negatif

    Serat Positif Negatif

    Sel ragi Negatif Negatif

    Darah samar Negatif Negatif

    IV. KESIMPULANAnak laki-laki usia 3 tahun 10 bulan datang dengan sulit dibangunkan sejak 2 jam

    SMRS. 3 hari SMRS demam muncul mendadak, terus-menerus, demam mulai turun setelah

    diberi obat dari klinik, namun tidak lama demam naik kembali. 1 hari SMRS, demam pasien

    sempat turun tapi masih terlihat lemas. 11 jam SMRS, pasien muntah 3x, muntah berisi air

    dan sedikit makanan, kurang lebih gelas aqua. Pasien juga BAB 4x, konsistensi lembek,

    warna kehijauan, tidak ada lendir dan darah. Saat itu pasien dibawa ke dokter, diberi obat dan

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    45/51

    pulang ke rumah. 2 jam SMRS pasien yang awalnya rewel dan gelisah menjadi terlihat

    mengantuk. Tangan dan kaki pasien teraba dingin sedangkan badannya panas.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi pasien tampak sakit berat, dengan gizi

    kurang, suhu : 38,6 nadi : 148x/menit, RR : 40x/menit, TD : 90/70, oedem palpebra, (+)

    nyeri tekan pada epigastrium, petechiae (+)

    Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan anemia, hemokonsentrasi dan

    trombositopeni.

    V. DIAGNOSIS BANDINGDengue Shock Syndrome dengan komplikasi Ensefalopati dengue

    Sepsis

    Meningitis

    VI. DIAGNOSIS KERJADengue Shock Syndrome

    VII. PENATALAKSANAANNon Medikamentosa :

    Tirah BaringMedikamentosa :

    Oksigenasi 2 liter/menit nasal Resusitasi : Loading IVFD RL 20 cc/kgBB/jam IVFD asering 3cc/kgbb/jam Inj. Ranitidin 2x1amp

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    46/51

    PCT 3x1 tab kalau suhu > 38o

    VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN Serologis IgM dan IgG anti Dengue Lumbal Pungsi

    IX. PROGNOSISAd Vitam : ad bonam

    Ad Fungsionam : ad bonam

    Ad Sanationam : ad bonam

    X. FOLLOW UPPemeriksaan Tanggal

    19 April 2012 20 April 2012 21 April 2012

    S

    Keluhan

    Demam (+) Belum bisa

    BAB

    BAK + Mual +,

    muntah -

    Demam (+) BAB 1x BAK + Sudah bisa

    minum

    sendiri

    Demam (-) BAB 1x ampas BAK + Nafsu makan

    mulai baik

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    47/51

    O

    Keadaan

    umum

    Kesadaran

    Tanda vital

    Kepala

    Mata

    Leher

    THT

    Paru

    Sakit Berat

    Compos mentis

    Nadi = 132 x /menit

    RR = 34 x /menit

    Suhu = 38 C

    Normocephali

    CA -/- , SI -/-,

    oedem palpebra +/+

    KGB TTM

    Darah -/-,sekret-/-

    Suara napas

    vesikuler

    Rh -/-, Wh -/-

    Sakit Sedang

    Compos mentis

    Nadi = 117x /menit

    RR = 38 x /menit

    Suhu = 38,5 C

    Normocephali

    CA -/- , SI -/-,

    oedem palpebra -/-

    KGB TTM

    Darah -/-,sekret-/-

    Suara napas

    vesikuler

    Rh +/+, Wh -/-

    Sakit Sedang

    Compos mentis

    Nadi =112 x /menit

    RR = 36 x /menit

    Suhu = 37 C

    Normocephali

    CA -/- , SI -/-, oedem

    palpebra -/-

    KGB TTM

    Darah -/-,sekret-/-

    Suara napas

    vesikuler

    Rh -/-, Wh -/-

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    48/51

    Jantung

    Abdomen

    Extremitas

    S1S2 reguler

    Murmur (-)

    Gallop (-)

    Datar, Supel

    NT epigastrium (+),

    H/L tidak teraba

    membesar

    Akral hangat +

    Oedem (-)

    Sianosis (-)

    Hasil lab :

    Leukosit : 10.100/l

    Hb : 9,7 g/dl

    Ht : 27 %

    Trombosit : 18.000/l

    Dengue blood test :

    IgG : positif/+

    IgM : positif/+

    S1S2 reguler

    Murmur (-)

    Gallop (-)

    Datar, Supel

    NT epigastrium

    (+), H/L tidak teraba

    membesar

    Akral hangat +

    Oedem (-)

    Sianosis (-)

    Hasil lab :

    Leukosit : 8900/l

    Hb :9,4 g/dl

    Ht : 29,6%

    Trombosit :

    57.000/l

    S1S2 reguler

    Murmur (-)

    Gallop (-)

    Datar, Supel

    NT (-), H/L tidak teraba

    membesar

    Akral hangat

    Oedem (-)

    Sianosis (-)

    Rash convalescent (+)

    Hasil lab :

    Leukosit : 7000/l

    Hb : 9,4 g/dl

    Ht : 28 %

    Trombosit : 146.000/l

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    49/51

    A Diagnosa Dengue Shock

    Syndrome perbaikan

    Dengue Shock

    Syndrome perbaikan

    Dengue Shock Syndrome

    perbaikan

    P

    Pengobatan O2 1 liter/nasalIVFD asering 3

    cc/kgBB/jam

    Inj.rantin 3x10 mgPCT 4X100mg/bks

    O2 1 liter/nasalIVFD Asering

    2cc/kgBB/jam

    Inj. Rantin3x10mg

    PCT 4x100mg/bks

    NGT lepas, minumoral

    O2 1 liter/nasalIVFD Asering 2

    cc/kgBB/jam

    PCT 4x100 mg/bks

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    50/51

    Analisa Kasus Pucat

    An. H An. A Anak

    Umur 10 bulan 1 bulan 18 hari 3 tahun 10 bulanJenis Kelamin Laki-laki Laki-laki laki-laki

    Keluhan Utaman Mencret sejak 4 hari

    SMRS

    Mencret sejak 3 hari

    SMRS

    SUlit dibangunkan

    sejak 2 jam SMRS

    Pemeriksaan Fisik -ubun-ubun kepala

    cekung

    -mata cekung

    -sekret hidung (+)

    -faring hiperemis

    -abdomen sedikit

    distensi, pada palpasi

    didapatkanhipertimpani

    -mikrocefali

    -ubun-ubun cekung

    -mata cekung

    -konjungtiva anemis

    +/+

    -sekret hidung +

    -andomen sedikit

    distensi-organomegali (+)

    -hepatomegali +2 cm

    bawah procesus

    xyphoideus

    -hipertimpani

    -akral dingin dan

    pucat

    -baggy pants (+)

    -turgor kurang

    -wasting

    -pasien tampak sakit

    berat,

    - gizi kurang

    -suhu : 38,6 nadi :

    148x/menit, RR :

    40x/menit, TD :

    90/70, -oedem

    palpebra, (+) nyeritekan pada

    epigastrium,

    petechiae (+)

    -akral dingin dan

    pucat

    Pemeriksaan Lab -Hemoglobin 8.0 g/dl

    -Lekosit 8,4 ribu/uL

    -Hematokrit 24%

    -Trombosit

    207.000/uL

    -LED 17mm/jam

    -Na134 mmol/L

    -K 2,7 mmol/L

    -Cl 106 mmol/L

    -Hemoglobin 6,5 g/dl

    -Lekosit 18,2 ribu/uL

    Trombosit

    524.000/uL

    -natrium 138 mmol/L

    -klorida 110 mmol/L

    GDT:

    -Anisositosis +1

    -Poikilositosis +1

    -Fragmentosit +1

    -Sel target +1-Leukosit meningkat

    -Trombosit

    meningkat

    Pada pemeriksaan

    darah rutin

    didapatkan anemia,

    hemokonsentrasi dan

    trombositopeni

    Analisa Masalah Anemia mikrositik

    hipokrom e.c

    defisiensi besi

    Anemia normositik

    normokrom e.c

    infeksi kronis

    (anemia hemolisis).

    DD thalassemia

    Dengue

    Shock Syndrome

  • 7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT

    51/51

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Reason for sudden skin discoloration. Tersedia di

    http://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-

    discoloration/#ixzz2AQES0ZJK. Diakses pada 20 Oktober 2012

    2. Paleness. New York Times. Tersedia di

    http://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/paleness/overview.html. Diakses pada 20

    Oktober 2012

    http://www.healthhype.com/pallor-causes-of-pale-skin-or-paleness.html

    3. Paleness. Tersedia di http://www.localhealth.com/article/paleness. diakses pada 18

    Oktober 2012

    4. PENDEKATAN PRAKTIS PUCAT, Masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan

    anak. Jakarta: Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM. 2007

    5. http://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-pallor-in-children

    6. Lanzkowky P.Classification and diagnosis of anemia during childhood. Dalam Lanzkowky

    P. Willis K, penyunting. Manual Of Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New

    York: Churchill Livinstone; 1995. h 1-34.7. Korones D. Anemia. Dalam: Green M, Haggerty RJ, Wietzman M, penyunting.

    Ambulatory paediatrics. Edisi ke-5. Philadelphia: WB Saunders Company, 1999. h. 348-55

    http://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJKhttp://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJKhttp://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/paleness/overview.htmlhttp://www.healthhype.com/pallor-causes-of-pale-skin-or-paleness.htmlhttp://www.localhealth.com/article/palenesshttp://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-pallor-in-childrenhttp://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-pallor-in-childrenhttp://www.localhealth.com/article/palenesshttp://www.healthhype.com/pallor-causes-of-pale-skin-or-paleness.htmlhttp://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/paleness/overview.htmlhttp://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJKhttp://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJK

Related Documents