Top Banner
 Additional guidelines Sekayu 6 Mei – 25 Mei 2013 Hakim-Riyan-Yudha-Tessa-Hadi-aus-!i-"emi-#$hi  STAT%S &AS'() 6 Mei -25 Mei 2013 hakim-riyan-yudha-tessa-hadi-daus-dwi-femi-ochi 1
11

Presentasi Bokong.docx

Nov 04, 2015

Download

Documents

tsrulianty
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Additional guidelines Sekayu6 Mei 25 Mei 2013Hakim-Riyan-Yudha-Tessa-Hadi-Daus-Dwi-Femi-Ochi

STATUS PASIEN

Terbagi menjadi beberapa komponen :1. IdentifikasiTerbagi menjadi Identifikasi Ibu dan Wali Ibu (misal : suami, ayah kandung, adik kandung), meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, suku bangsa, agama dll.2. AnamnesisDibagi jadi:a. Anamnesis Umum Keluhan utama : keluhan pasien yang menggambarkan diagnosis pasien. Biasanya keluhan pasien obstetri Cuma 2 mau melahirkan dan hamil Contoh : - Mau melahirkan dengan perut mules inpartu - Mau melahirkan dengan darah tinggi PEB - Mau melahirkan dengan keluar air (jgn nulis keluar air-air, babe gak suka) KPSW Hamil belum cukup bulan dengan perut mules PPI Hamil muda dengan keluar darah dari kemaluan abortus b. Anamnesis KhususAnamnesis tentang riwayat pasien. Misal : Riwayat perkawinan, riwayat persalinan, riwayat reproduksi, Riwayat Sosek, riwayat gizi, dll3. St. PresentIsinya Keadaan umum: ringan-sedang-beratSensorium: CM, apatis, delirium, somnolen, stupor, koma (nyebutinnya jangan sampe kebalik)TD, Nadi, Respirasi, Temperatur 4. St. Obstetria. Pemeriksaan luar Leopold orang Jerman (cari asal kotanya)Leopold 1 : pemeriksa berdiri di samping kanan ibu menghadap kekepala ibu dengan kedua palmar melakukan palpasi pada fundus uteri, menentukan letak teratas janin dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.Leopold 2 : pemeriksa berdiri di samping kanan ibu menghadap kekepala ibu dengan kedua palmar melakukan palpasi pada bagian samping kanan dan kiri perut ibu menentukan posisi janin, letak punggung bayi.Leopold 3 : pemeriksa berdiri di samping kanan ibu menghadap kekepala ibu dengan kedua palmar melakukan palpasi pada bagian atas symphisis pubis menentukan bagian terbawah janin.

Leopold 4 : pemeriksa berdiri di samping kanan ibu menghadap kekaki ibu dengan kedua palmar melakukan palpasi pada symphisis pubis menentukan bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul atau belum.b. Inspekulo Nilai portio, OUE, fluor, fluxus ( cairan yang keluar dari OUE), erosi/laserasi/polipc. Pemeriksaan dalam1. Portio : Konsistensi kenyal, lunak, keras Posisi posterior, medial, anterior2. Pendatarannilai portionya, pada hamil aterm biasanya tebalnya 2-2,5 cm3. Pembukaan 4. Ketuban : intak atau tidak intak nilai apakah ada air yang mengalir atau tidak5. Penurunan6. Terbawah7. Penunjukd. Rectal Toucher5. Pemeriksaan Penunjang : Lab, USG6. Diagnosis Terbagi menjadi diagnosis ibu dan diagnosis bayi7. Penatalaksanaana. Konseling informed consentb. Dietc. Life styled. Yang tidak dibolehkane. medikamentosa8. PrognosisPrognosis ibu dan janin, biasanya DUBIA

EKSTRAKSI FORCEPS

PengertianForceps : suatu alat dari logam yang digunakan untuk menolong persalinanEkstraksi Forceps : Tindakan yang dilakukan untuk menolong persalinan melahirkan kepala bayi dengan menggunakan forceps

Indikasi- Indikasi Ibua. Hamil dengan penyakit penyulit. Ex. Jantung, paru, Hipertensib. Partus Kasepc.Infeksi Intrauterined. Preeklampsiae. ibu yang sudah lelah

- Indikasi Janina. Gawat janin

- Indikasi Waktua. Kala II lama

Kontraindikasi a. Bekas operasi vesiko-vaginal fistulab. Besar, bentuk, konsistensi kepala tidak normal Janin sudah lama mati Mikrosefalus Anensefalusc. Ruptura uteri imminens dengan cincin bandl hampir setinggi pusat

Langkah pelaksanaan a. Informed consentb. Persiapan ibu, bayi serta peralatanc. Tindakan pencegahan infeksid. Pemasangan forcepse. Lahirkan bayi dan plasentaf. Desinfeksi

Langkah pelaksanaan forceps (UUK KIRI DEPAN)a. Penolong berdiri didepan vulva, membayangkan forceps terpasang biparietal pada kepala janin dan miring terhadap sumbu panggul ibub. Karena posisi uuk di kiri depan maka dipasang cunam kanan terlebih dahulu.Cunam kanan dipegang dengan tangan kanan di pasang pada sisi kanan panggul ibu, cunam dipegang seperti memegang pensil. Lalu masukkan tangan kiri pada sisi kanan panggul ibu secara obstetrik lalu cunam dimasukkan dengan posisi tangkai cunam sejajar lipat paha kiri ibu dan daun cunam tegak lurus terhadap lantai.Cunam dimasukkan secara vertikal dengan 4 jari sebagai landasan dan ibu jari sebagai pendorong hingga tangkai cunam sejajar lantai lalu dilakukan wandering kearah kanan depan.Minta asisten memegang cunam kananSelanjutnya memasang cunam kiri. Cunam kiri dipegang dengan tangan kiri di pasang pada sisi kiri panggul ibu. Cunam dipegang seperti memegang pensil. Lalu masukkan tangan kiri ke sisi kiri panggul ibu secara obstetrik lalu cunam dimasukkan dengan posisi cunam sejajar lipat paha kiri ibu dan tegak lurus trhadap lantai. Cunam dimasukkan secara vertikal dengan 4 jari sebagai landasan dan ibu jari sebagai pendorong hingga tangkai cunam sejajar lantaic. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan tidak ada jaringan yang terjepit.Tangan kanan memeriksa sisi kiri panggul ibu dan tangan kiri memeriksa sisi kanan panggul ibu. Selanjutnya dilakukan traksi percobaan.d. Setelah dipastikan cunam terpasang dengan baik dan tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan traksi percobaan. Tangan kanan memegang tangkai cunam dan tangan kiri memegang leher cunam dengan jari telunjuk menempel pada puncak kepala janin, kemudian dilakukan traksi curam ke bawah. Jika kepala janin tetap menempel pada jari telunjuk penolong, maka traksi percobaan berhasil dan dilanjutkan dengan traksi definitif.e. Tangan kanan memegang tangkai dan pengait cunam dan tangan kiri memegang leher cunam. Kemudian dilakukan traksi curam ke bawah sambil melakukan rotasi hingga uuk berada di depan. Kemudian dilakukan traksi mendatar hingga saat sebelum kepala bayi ekspulsi tangan kanan menahan perineum dan tangan kiri melakukan traksi ke atas hingga berturut-turut lahir dahi, hidung, mulut dan dagu. f. Lepaskan cunam dengan menggunakan tangan kirig. Tunggu hingga bayi melakukan putaran paksi luar dan kemudian lahirkan bayi sesuai APN

Presentasi Bokong

Persalinan dengan presentasi bokong dapat dilakukan dalam 2 cara, yakni:1. Pervaginam2. Per abdominamPersalinan bokong pervaginam dapat dilakukan dengan :a. Spontan BRACHT1. Pimpin ibu mengedan saat his adekuat2. Tunggu hingga bokong lahir spontan dan terjadi putaran paksi luar sehingga sacrum berada di depan3. Kemudian ibu kembali dipimpin mengedan hingga lahirlah kedua tungkai bayi.4. Jika tungkai tidak lahir secara spontan maka dilakukan secara manual dengan cara telusuri paha belakang kanan bayi hingga fossa popliteal, lakukan fleksi dan abduksi (paha belakang kiri bayi) secara manual untuk mengeluarkan tungkai5. Lakukan peregangan tali pusat6. Lalu pimpin ibu mengedan saat timbul his, sampai tampak angulus scapula inferior di bawah simfisis7. Lakukan manuver bracht (jempol sejajar sumbu panjang femur/paha dan keempat jari lainnya berada di gluteus)8. Hiperlordosis mengarah ke perut ibu, hingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, dahi, kepala bayi.

BURN MARSHAL1. Pimpin ibu mengejan saat his2. Hingga terjadi putaran paksi luar sehingga sakrum berada di bagian anterior3. Tunggu hingga bokong lahir spontan4. Apabila tungkai tidak lahir spontan, telusuri paha belakang kanan bayi hingga fossa popliteal, lakukan fleksi dan abduksi (paha belakang kiri bayi) secara manual untuk mengeluarkan tungkai.5. Lakukan peregangan tali pusat6. Lalu pimpin ibu mengedan saat timbul his, sampai tampak angulus scapula inferior berada di bawah simfisis7. Cengkram pergelangan kaki bayi (tangan dominan)8. Hiperlordosis mengarah ke perut ibu9. Jari tengah tangan kiri menahun ke mandibula, telunjuk dan jari manis menahan ke fossa kanina10. Berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, dahi, kepala bayi. b. Ekstraksi parsial Klasik ( penunjuk : sacrum kiri lintang)1. Pimpin ibu mengejan saat his2. Hingga terjadi putaran paksi luar sehingga sakrum terlihat di bagian anterior3. Tunggu hingga bokong lahir spontan4. Apabila tungkai tidak lahir spontan, telusuri paha belakang kanan bayi hingga fossa popliteal, lakukan fleksi dan abduksi (paha belakang kiri bayi) secara manual untuk mengeluarkan tungkai.5. Lakukan peregangan tali pusat6. Lalu pimpin ibu mengedan saat timbul his, sampai tampak angulus scapula inferior berada di bawah simfisis. Jika tidak terjadi kemajuan persalinan dengan bahu belakang lebih rendah daripada bahu depan, dilakukan ekstraksi parsial teknik klasik7. Karena posisi sacrum berada dikiri, tangan kiri memegang pergelangan kaki dan melakukan elevasi sejauh mungkin kearah kanan depan hinga lahir bahu belakang. Jika bahu belakang tidak lahir secara spontan maka dilakukan secara manual dengan cara tangan kanan menelusuri punggung bayi mencari fosa cubiti kemudian dilakukan gerakan ekstensi seperti gerakan mengusap muka hingga lahirlah bahu belakang.8. Kemudian untuk melahirkan bahu depan, tangan kanan memegang pergelangan kaki melakukan tarikan kearah kontralateral kearah kiri bawah hingga lahirlah bahu depan. Jika bahu depan tidak lahir secara spontan maka dilakukan secara manual dengan cara tangan kiri menelusuri perut dan dada bayi mencari fosa cubiti kemudian dilakukan gerakan ekstensi seperti gerakan mengusap muka maka lahirlah bahu depan.9. Untuk melahirkan kepala bayi dilakukan perasat mauryceau dengan cara tangan kiri masuk kevagina kemudian jari tengah menahan mandibula jari telunjuk dan jari manis menahan fosa canina untuk menahan kepala bayi agar tetap flexi. Kemudian jari telunjuk dan jari manis tangan kanan memegang bahu dan jari tengah menahan kepala bayi. Kemudian dilakukan tarikan curam kebawah sampai terlihat oksiput sebagai hipomoklion kemudian hiperlordosis perlahan kearah perut ibu10. Hingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung dan dahi bayi.

Muller1. Pimpin ibu mengejan saat his2. Hingga terjadi putaran paksi luar sehingga sakrum terlihat di bagian anterior3. Tunggu hingga bokong lahir spontan4. Apabila tungkai tidak lahir spontan, telusuri paha belakang kanan bayi hingga fossa popliteal, lakukan fleksi dan abduksi (paha belakang kiri bayi) secara manual untuk mengeluarkan tungkai.5. Lakukan peregangan tali pusat6. Lalu pimpin ibu mengedan saat timbul his, sampai terlihat angulus scapula inferior berada di bawah simfisis. Jika tidak terjadi kemajuan persalinan dimana bahu depan lebih rendah daripada bahu belakang maka dilakukan ekstraksi parsial teknik muller7. Karena sacrum berada di sisi kiri ibu maka tangan kanan memegang pergelangan kaki bayi melakukan tarikan kearah kiri bawah hingga lahir bahu depan secara spontan. Jika bahu tidak lahir secara spontan maka dilahirkan secara manual dengan cara tangan kiri menelusuri perut bayi mencari fosa cubiti kemudian diakukan ekstensi seperti gerakan mengusap muka hingga lahirlah bahu depan.8. Untuk melahirkan bahu belakang tangan kiri memegang pergelangan kaki bayi lalu melakukan tarikan elevasi kearah kanan depan hingga lahirlah bahu belakang. Jika bahu belakang tidak lahir secara spontan maka dilakukan secara manual dengan cara tangan kanan menelusuri perut dan dada bayi lalu mencari fosa cubiti kemudian dilakukan gerakan ekstensi seperti gerakan mengusap muka hingga lahirlah bahu belakang9. Untuk melahirkan kepala bayi dilakukan perasat mauryceau dengan cara tangan kiri masuk kevagina kemudian jari tengah menahan mandibula jari telunjuk dan jari manis menahan fosa canina untuk menahan kepala bayi agar tetap flexi. Kemudian jari telunjuj dan jari manis tangan kanan memegang bahu dan jari tengah menahan kepala bayi. Kemudian dilakukan tarikan curam kebawah sampai terlihat oksiput sebagai hipomoklion kemudian hiperlordosis perlahan kearah perut ibu10. Hingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung dan dahi bayi.

Lovset1. Pimpin ibu mengejan saat his2. Hingga terjadi putaran paksi luar sehingga sakrum terlihat di bagian anterior3. Tunggu hingga bokong lahir spontan4. Apabila persalinan bokong lambat, telusuri paha belakang kanan bayi hingga fossa popliteal, lakukan fleksi dan abduksi (paha belakang kiri bayi) secara manual untuk mengeluarkan tungkai.5. Lakukan peregangan tali pusat6. Lalu pimpin ibu mengedan saat timbul his, sampai terlihat angulus scapula inferior berada di bawah simfisis.7. Jika angulus scapula inferior tidak tampak pada symphisis pubis atau tangan menjungkit maka dilakukan teknik lovset.8. Dengan cara ibu jari berada di gluteal bayi dan 4 jari lainnya berada di lipat paha kemudian lakukan gerakan memutar setengah lingkaran hingga bahu belakang menjadi bahu depan dan tampak scapula inferior dibawah symphisis pubis. Kemudian lakukan tarikan curam kebawah untuk melahirkan bahu depan secara spontan jika bahu tidak lahir spontan maka dilakukan secara manual dengan cara tangan kanan menelusuri perut dan dada bayi hingga kefosa cubiti lalu melakukan gerakan ekstensi seperti mengusap muka hingga lahirlah bahu depan9. Untuk melahirkan bahu belakang lakukan kembali gerakan memutar setengah lingkaran. Kemudian lakukan tarikan curam kebawah untuk melahirkan bahu depan secara spontan jika bahu tidak lahir spontan maka dilakukan secara manual dengan cara tangan kiri menelusuri perut dan dada bayi hingga ke fossa cubiti lalu melakukan gerakan ekstensi seperti mengusap muka hingga lahirlah bahu depan10. Untuk melahirkan kepala bayi dilakukan perasat mauryceau dengan cara tangan kiri masuk kevagina kemudian jari tengah menahan mandibula jari telunjuk dan jari manis menahan fossa canina untuk menahan kepala bayi agar tetap flexi. Kemudian jari telunjuk dan jari manis tangan kanan memegang bahu dan jari tengah menahan kepala bayi. Kemudian dilakukan tarikan curam kebawah sampai terlihat oksiput sebagai hipomoklion kemudian hiperlordosis perlahan kearah perut ibu11. Hingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung dan dahi bayi.

c. Ekstraksi total Ekstraksi Kaki Ekstraksi Bokong

6 Mei -25 Mei 2013 hakim-riyan-yudha-tessa-hadi-daus-dwi-femi-ochi 12