PENINGKATAN KUALITAS PENAMPANG SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COMMON REFLECTION SURFACE STACK Rosita Renovita 1115051031 JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015
PENINGKATAN KUALITAS PENAMPANG SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COMMON REFLECTION SURFACE
STACK
Rosita Renovita1115051031
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKAFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG2015
PendahuluanMetoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengurukan respon gelombang seismik yang kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan
Eksplorasi Seismik
Akuisisi Data
Processing Data
Interpretasi Data
Teori DasarMetode Seismik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan perambatan gelombang ke dalam bumi. Metode Seismik dibagi dua :- Metode Seismik Refraksi
Untuk memetakan karakteristik lapisan dekat permukaan seperti kedalaman lapisan lapuk, bed rocks, pemetaan air tanah, lingkungan. Informasi geofisika yang diperoleh dari studi ini adalah model kecepatan serta kedalaman lapisan bawah permukaan
Dalam survey seismik Refraksi, biasanya terdiri dari 12-24 channel geophone dengan interval 2-5 meter dan frekuensi 8-14Hz
Bentangan kabel harus 3-5 kali lebih panjang dari target kedalaman
- Metode Seismik RefleksiMetoda seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun untuk mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang dating dari batas-batas formasi geologi
Teori Dasar1. Hukum Snellius = bahwa gelombang yang datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya cahaya yang datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal.
2. Prinsif Huygens : Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang berada didepan muka gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya deretan gelombang yang baru. Jumlah energi total deretan gelombang baru tersebut sama dengan energi utama.
Didalam eksplorasi seismik titik-titik diatas dapat berupa patahan, rekahan, antiklin, dll. Sedangkan deretan gelombang baru berupa gelombang difraksi. Untuk menghilangkan efek ini dilakukanlah proses migrasi
3. Prinsip Fermat: Prinsip Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ke titik yang lain maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat. Jejak yang akan dilalui oleh sebuah gelombang adalah jejak yang secara waktu tercepat bukan yang terpendek secara jarak. Tidak selamanya yang terpendek itu tercepat.
Pengolahan Data Seismik
Pengolahan data seismik bertujuan untuk menghasilkan subsurface imanging yang baik dan mendekati keadaan sebenarnya. Pengolahan data Seismik secara umum dibagi menjadi 3 tahap :
- Deconvolution- Stacking- Migration
Gelombang yang diterima oleh Receiver mengalami Konvolusi dengan respon Bumi, sehingga gelombang yang semula tajam dan tinggi amplitudonya menjadi lebih
lebar dan menurut amplitudonya
Diperlukan proses Dekonvolusi mengembalikan
wavelate menjadi tajam dan tinggi amplitudonya.
Wavelate merupakan gabungan
dari signature
source, recording
filter, refleksi permukaan, dan respon
geophone.Pada Dasarnya Dekonvolusi
merekam komponen wavelet dan mengurangi efek pantulan
berulang (multiple) sehingga hasilnya hanya berupa
refleksifitas bumi pada jejak seismik (seismik trace)
Stacking
Masing-masing Receiver menerima satu trace. Setelah mengalami proses stacking, trace-trace tersebut bergabung menjadi satu trace
Metode stacking yaitu penjumlahan rekaman gelombang seismik refleksi atau trace-trace seismik yang dikelompokan dalam CMP gather dan dikumpulkan dalam satu titik midpoint yang sama
(Mayne, 1967)
Stacking bertujuan untuk meningkatan rasio sinyal terhadap noise . Stacking akan
memperkuat amplitude sinyal
Stacking
Metode STACKING
Metode Stacking
Konvensional
Metode Common
Reflection Surface Stack (CRS Stack)
CMP Stack
NMO/DMO Stack
Tidak dapat mengatasi dip pada kasus medium yang
miring atau planar
Tidak dapat mengatasi curvature pada kasus medium
miring yang melengkung dan tidak homogen
CRS StackMerupakan pengembangan dari metode
konvensional dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu dengan menambahkan beberapa parameter yang terkait dengan
bentuk dan kemiringan dari reflektor bawah permukaan
Sehingga diharapkan dapat menghasilkan gambaran bawah permukaan yang memiliki
kemenerusan reflektor yang lebih baik dibandingkan
metode konvensional
CRS Stack tergantung pada tiga atribut seismik yaitu:1. Sudut antara sinar ZO dengan bidang normal (α).2. Radius kelengkungan gelombang Normal Incidence Point (RNIP).3. Radius kelengkungan gelombang Normal (RN).
Pencarian Atribut CRS
Di Bandingkant0 = Waktu Tempuh
GelombangV0 = Kec. Dekat
Permukaanh = Half Offset
RNIP = Kelengkungan Gel. Normal Incidence Point = Sudut Bidang Normal
Akan mendapatkan Atribut RNIP
Rumus Hiperbolik
dengan h = 0, maka
dengan RN = , maka :
Dapat menentukan Emergence Angel (Sudut
Kritis)
Rumus Hiperbolik
Pada kondisi khusus CS atau CR ketika xm – x0 = h dengan maka :
Dengan mensubsitusikan nilai dan RNIP ke dalam persamaan Hiperbolik CRS maka nilai RN akan di dapatkan, sehingga ketiga parameter CRS dapat ditentukan
menggeser posisi reflektor pada penampang seismik ke posisi sebenarnya
Migration
MIGRASI
PSTM
PSDM
PRE-STACK TIME
MIGRATION
POST-STACK TIME
MIGRATION
Batasan Masalah• Hasil yang diharapkan berupa penampang
stack CRS.• Kontrol kualitas yang digunakan hanya dilihat dari hasil stack dan gather.
• Atribut CRS yang dikeluarkan hanya pada data seismik darat 2D.
Tujuan1. Melakukan proses CRS stack pada data seismik marine
untuk mendapatkan penampang stack yang paling optimal serta menganalisis parameter dip dan aperture yang berpengaruh pada data seismik terukur.
2. Membandingkan penampang seismik marine hasil pengolahan data dengan metode konvensional dan CRS stack.
Metodologi Penelitian
• Pengolahan data CRS dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX
• Data seismik Real Survey Seismik Darat CDP Gather before PSTM.
Input DataMenginput data pada software ProMAX , data
yang di input berupa SEG-D
Diagram Alir Penelitian
Geometry SettingTahapan ini berfungsi
untuk mengkoreksi geometry agar sesuai dengan
kondisi dilapangan saat pengambilan data
Menu file berfungsi untuk memanggil data yang akan diolah. Menu setup dan Auto-2D berfungsi untuk menspesifikasikan konfigurasi global dan operasional yang digunakan dalam ProMAX 2D
a. Top MuteMuting bertujuan untuk memotong bagian yang tidak diinginkan yaitu sinyal seismik yang dianggap bukan sinyal refleksi pertama. Jenis muting yang biasa digunakan yakni Top Muting yang berfungsi untuk menghilangkan noise direct wave.
b. AutocorrelationProses untuk mengkoreksi kemungkinan multiple yang ada pada hasil rekaman seismik. Autocorrelation digunakan untuk menentukan panjang operator (lenght) yang nantinya akan digunakan sebagai input parameter Predictive Deconvolusi
EditingUntuk menghilangkan noise yang terdapat dalam trace-
trace seismik. Bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih berkualitas sebelum memasuki proses Dekonvolusi
DeconvolutionBertujuan untuk
meningkatkan resolusi vertikal dengan cara mengkompres wavelate seismik yang terekam menjadi lebih tajam
Velocity AnalisisDengan menggunakan beberapa pendekatan model kecepatan stacking sehingga didapatkan model yang mendekati dengan
keadaan sebenarnya
Input dari Dip Move Out menggunakan hasil dari dekonvolusi dengan menggunakan parameter hasil velocity analisis
Koreksi Dip Move Out (DMO)
Digunakan untuk mengatasi masalah picking yang disebabkan oleh reflektor miring.
Stack dapat dilakukan berdasarkan Common Depth Point (CDP) , Common Offset atau Common Shotpoint tergantung tujuan dari stack itu sendiri.
StackingProses penjumlahan trace-trace seismik dalam satu CDP yang bertujuan untuk meningkatkan sinyal dan
meredam Noise
CRS ZO searchDapat diperoleh dip berupa dan RN dari muka gelombang ZO section yang
muncul
Common Reflection Surface (CRS)
CRS PrecomputeDipakai untuk
mengkomputasi panel samblance, gather, dan
mengkoreksi analisis kecepatan terhadap struktrur atau informasi dip
CRS StackMenggunakan
parameter dip dan kecepatan hasil CRS precompute untuk menghasilkan
penampang stack atau gather dengan S/N yang lebih baik
lagi