PRESENTASI CASE ASMA NAMA: IZZA SYAZWANI RIZA FEISAL NIM: 11-2010-198 PEMBIMBING: dr. ARIEF WARDOYO Sp PD
PRESENTASI
CASE ASMA
NAMA: IZZA SYAZWANI RIZA FEISAL
NIM: 11-2010-198
PEMBIMBING: dr. ARIEF WARDOYO Sp PD
DEFINISI
• ASMA :
Gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.
Inflamasi kronik:
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam hari dan atau dini hari.
ETIOLOGI• Infeksi saluran pernafasan• Alergen• Irritan• Perubahan cuaca• Olahraga • Emosi• Reflux gastroesofagus (GER)• Inflamasi saluran nafas atas• Asma nokturnal
PATOGENESIS ASMAPATOGENESIS ASMA
Mekanisme inflamasi akut & kronik dan proses remodelling
Airwayremodelling
GejalaBronkokonstriksi
ExacerbationsNon-spesific
Hyperreactivity
Inflamasiakut
Obstruksi aliran udara persisten
Inflamasikronik
Inflamasi akut:
• Reaksi asma tipe cepat alergen terikat IgE pd sel mast degranulasi sel mast release preformed (histamin, protease) dan newly generated (leukotrien, prostaglandin, PAF) mediators br.spasme, hipersekresi mukus, vasodilatasi.
• Reaksi asma tipe lambat timbul 6-9 jam stlh paparan alergen aktivasi eosinofil, sel T CD4+, netrofil & makrofag.
Inflamasi kronik & airway remodeling
• Melibatkan sel limfosit T, eosinofil, makrofag, sel mast, sel epitel, dan fibroblast
• Menyebabkan kerusakan jaringan yg diikuti healing process perubahan struktur (airway remodeling) berupa:– Hipertrofi & hiperplasia otot polos br. & kelenjar mukus – Penebalan membran reticular basal– Hipervaskuler– Perubahan struktur parenkim– Peningkatan fibrogenic growth factor fibrosis
GEJALA• Batuk, sesak dengan bunyi mengi, sukar bernapas
dan rasa berat di dada, lendir atau dahak berlebihan, sukar keluar dan sering batuk kecil atau berdehem.
• Batuk biasanya berpanjangan di waktu malam hari atau cuaca sejuk, pernafasan berbunyi (wheezing), sesak napas, merasakan dada sempit. Batuk saat aktifitas (berlari, menangis atau tertawa).
• Bersifat episodik,reversible dengan/tanpa terapi
• Diawali oleh faktor pencetus
KLASIFIKASI Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten •Gejala < 1x/minggu•Serangan singkat (jam-hari)•Tanpa gejala diluar serangan
< 2x/bulan VEP1 > 80% predicted, variabilitas < 20 %
Persisten ringan
•Gejala >1x/minggu, <1x/hari•Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
> 1 kali seminggu
VEP1 > 80 % predicted, variabilitas 20 – 30 %
Persisten sedang
•Gejala terjadi setiap hari•Serangan dapat mengganggu aktivitas &tidur•Membutuhkan bronkodilator setiap hari
> 1 kali seminggu
VEP1 60-80 % predicted, variabilitas 30 %
Persisten berat •Gejala terjadi setiap hari•Serangan sering terjadi•Aktivitas fisik terbatas akibat gejala asma
sering terjadi VEP1 ≤60% predicted, variabilitas >30%)
DIAGNOSIS
• Anamnesis• Pemeriksaan Fisik
– TD , frekuensi pernapasan dan denyut nadi meningkat,
– mengi (wheezing) – ekpirasi memanjang – ronki kering– Hiperinflasi paru perkusi hipersonor. – Pernapasan cepat dan susah
• Pemeriksaan Penunjang– Pemeriksaan laboratorium– Pemeriksaan Radiologis– Uji Kulit– Pemeriksaan Spirometri– Tes Provokasi Brokial
PENATALAKSANAAN ASMA
Tujuan:• Menghilangkan & mengendalikan gejala asma• Meningkatkan & mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin• Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise• Menghindari efek samping obat• Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara
irreversibel• Mencegah kematian ok asma
Ada 6 komponen dalam pengobatan asma
1. Penyuluhan kepada pasien
2. Penilaian Derajat Beratnya Asma
3. Mengenali & menghindari pencetus
4. Merencanakan pengobatan jangka panjang
5. Merencanakan Pengobatan Asma Akut
6. Kontrol teratur
Gejala & tanda Ringan sedang berat Mengancam jiwa
Sesak napas berjalan berbicara Istirahat
Posisi Dpt tidur terlentang
duduk Duduk membungkuk
Cara berbicara 1 kalimat Beberapa kata Kata demi kata
Kesadaran Mgk gelisah gelisah gelisah Mengantuk, gelisah, kesadaran
Frekwensi napas
<20/menit 20-30/men >30/men
Nadi <100 100-120 >120 bradikardi
Pulsus paradoksus
-10 mmhg +/-10-20 mmhg +> 25mmhg Kelelahan otot
Klasifikasi berat serangan asma
Gejala & tanda
Ringan sedang berat Mengancam jiwa
Otot bantu napas&retraksi suprasternal
- + + Torakoabdominal paradoksal
Mengi Akhir ekspirasi paksa
Akhir ekspirasi
Inspirasi & ekspirasi
Silent chest
APE >80% 60-80% <60%
PaO2 >80mmhg 60-80mmhg <60mmhg
PaCO2 <45mmhg <45mmhg >45mmhg
SaO2 >95% 91-95% <90%
Perencanaan pengobatan jangka panjang
Tiga Faktor:
- Medikasi (controller & reliever)
- Pengobatan asma mengikut tahapan
- Penanganan asma mandiri
Pengontrol (Controller)
• Kortikosteroid inhalasi : budesonide, fluticasone• Kortikosteroid sistemik: triamsinolon• Sodium kromoglikat• Nedokromil sodium• Agonis 2 kerja lama inhalasi atau oral (LABA):
salmeterol, formoterol• Leukotrien modifiers• Antihistamin generasi 2 (Antagonis-H1)
Pelega (Reliever)
• Agonis 2 kerja singkat (SABA): procaterol, fenoterol, salbutamol
• Kortikosteroid sistemik: dexametason, methylprednisolon
• Antikolinergik: ipatropium bromide
• Metilsantin: aminofilin
• Adrenalin
Pengobatan asma mengikut tahapanBerat asma Kontroler Alternatif lain
A. Intermiten Tidak perlu - -
A Persisten
Ringan
GCS inhalasi
200-400g BD/ hr
•Theofilin lepas lambat
•Kromolin
•Leukotrien
modifiers
Asma
Persisten
sedang
GCS inhalasi
400-800g BD/ hari & LABA
GCS inhalasi
400-800g BD/ hr di+
•Theofilin lepas lambat
•LABA oral
•Leukotrien
modifiers
GCS inhalasi >800g BD/ hari
Asma
Persisten
berat
GCS inhalasi
>800g BD/ hr di +
•Theofilin lepas lambat
• GCS oral
•Leukotrien modifiers
Prednisolon/ methylprednisolon oral selang sehari 10 mg di+ LABA oral atau theofilin lps lambat
Semua tahapan ditambah agonis 2 kerja singkat untuk pelega bila perlu
Penanganan Asma Mandiri
Hijau •Kondisi baik, asma terkontrol•Tidak ada/minim gejala•APE: 80-100% nilai prediksi/terbaikPengobatan tergantung berat asma, prinsipnya pengobatan dilanjutkan.
Kuning •Berhati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut/eksaserbasi•Dengan gejala asma dan/atau APE 60-80% prediksi/nilai terbaik.Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi
Merah •Berbahaya•Gejala asma terus menerus dan membatasi aktiviti sehari-hari•APE < 60% nilai prediksi/terbaikPenderita membutuhkan pengobatan segera
Tujuan pengobatan serangan asma:
• Menghilangkan obstruksi saluran nafas dengan segera.
• Mengatasi hipoksemia
• Mengembalikan fungsi paru ke arah normal secepat mungkin
• Mencegah terjadi serangan berikutnya
• Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya mengenai cara-cara mengatasi dan mencegah serangan asma.
Penatalaksanaan serangan asma
Penilaian awal
Anamnesis,PF, AGD,faal paru,
Serangan asma
ringan
Serangan asma sedang/berat
Serangan asma mengancam jiwa
Pengobatan awal:
Oksigenasi kanul nasal
nebulisasi agonis 2 kerja singkat tiap 20 mnt dlm 1 jam atau injeksi terbutalin 0,5 ml sc atau adrenalin 1/1000 0,3 ml sc)
Kortikosteroid sistemik
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
Respons baik & stabil dlm 60 mnt
PF normal
APE>70% pred
SaO2>90% (anak 95%)
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
Risiko tinggi distres
PF: gejala ringan-sdg
APE>50% tp <70%
SaO2 tdk perbaikan
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
Risiko tinggi distres
PF: berat, gelisah, kesadaran
APE<30%, PaCO2>45mmhg
PaO2 <60mmhg
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
Pengobatan dilanjutkan dg inh SABA, membutuhkan kortikosteroid oral, edukasi penderita
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
inh SABA + antikolinergik kortikosteroid sistemik, aminofilin drip, terapi oksigen (kanul nasal / venturi), observ APE, SaO2, nadi kadar teofilin
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
inh SABA + antikolinergik kortikosteroid sistemik, pertimbangkan inj SABA SC, IM,IV, aminofilin drip, terapi oksigen (kanul nasal / venturi), mgk perlu intubasi, Vent mek
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
Bila APE>60% pred/ terbaik. Tetap berikan pengobatan oral mp inhalasi
Nilai ulang setelah 1 jam
Respons baik Respons tidak sempurna
Respons buruk dlm 1 jam
pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Perbaikan + Perbaikan -
Pulang Rawat ICU
Bila tidak perbaikan
6-12 jam
PENCEGAHAN
Primer :– Hindari faktor pemicu asma seperti debu-debu,
bulu binatang, bau asap rokok– Mengamalkan gaya hidup sehat dan senam asma
Sekunder :– Pemakaian obat-obatan asma
Tersier : – Intubasi dan pemasangan ventilator
PRESENTASI KASUSASTHMA AKUT
NAMA: Izza Syazwani bt. Riza FeisalNIM: 11-2010-198PEMBIMBING: dr. Arief Wardoyo Sp PD
IDENTITAS
Nama : Ny. Yeni Umur : 30 tahunJenis kelamin : PerempuanAgama : IslamPekerjaan : KaryawanPendidikan : S1 Status : Sudah menikahAlamat : Sidamukti RT 2/17, Sukamaju Lilodong,
Depok
ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 17 August 2010 di RS Simpangan Depok jam 09.00 .
Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 8 jam SMRS. Keluhan tambahan : Batuk berdahak sejak 1 hari SMRS
ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang : 8 jam SMRS, pasien mengaku mengalami sesak napas
yang disertai dengan bunyi napas nyaring “hik-hik“. Os juga merasa seperti ada yang menghimpit dadanya. Serangan ini dimulai saat os mulai batuk berdahak dengan lendir berwarna putih sejak 1 hari SMRS. Frekuensi batuk jarang. Batuk terutama pada pagi hari dan malam hari saat udara dingin. Dahak ini tidak dapat dikeluarkan dan terperangkap di bagian dada. Sesak tidak hilang setelah os menggunakan obat inhaler malah bertambah buruk sehingga os tidak bisa berbicara. Karena itu os dibawa ke RS.
• Sesak tidak disertai demam. Sakit tenggorokan tidak ada. Os tidak pernah sesak setelah makan makanan tertentu Os menyangkal sesak napas yang bertambah berat pada posisi tiduran atau berkurang dengan tidur pada bantal yang ditinggikan. Riwayat perokok berat turut disangkal. BAB dengan frekuensi 1x sehari, berwarna kuning, konsistensi lunak, tiada darah, tiada lendir. Pasien mengaku BAK dengan frekuensi 2x/hari, berwarna kuning jernih, tiada darah, tiada batu dan tidak nyeri saat BAK.
• Os mengetahui bahwa dirinya menderita asthma sejak 8 tahun yang lalu. Os mengaku asthmanya kadang-kadang kambuh terutama pada malam hari yang diperberat oleh debu-debu, bulu-bulu binatang peliharaan seperti kucing, bau asap rokok, udara dingin dan perubahan cuaca secara tiba-tiba. Dalam 1 bulan serangan tidak pernah lebih dari 2 kali. Selama ini jika serangan timbul os jarang berobat ke dokter karena setelah menggunakan obat inhaler os biasanya baikan.
Riwayat Penyakit Dahulu :• Riwayat asma sejak 8 tahun yang lalu.• Riwayat sakit jantung disangkal.• Riwayat alergi makanan (-) kecuali es.• Riwayat alergi amoxcilin (+).• Riwayat alergi udara dingin (+).• Riwayat operasi disangkal.• Riwayat pernah dirawat karena sakit yang sama
disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Saudara kandung os juga menderita asthma.
• Anak sulung os juga penderita asthma sejak kecil.
• Riwayat alergi dalam keluarga (+).
Riwayat Kebiasaan :• Riwayat merokok (-)Riwayat sanitasi dan lingkungan :• Os tinggal bersama suami dan dua orang
anaknya. Ventilasi di rumah os cukup baik. Os tidak mempunyai binatang peliharaan.Di rumah os tidak ada karpet ataupun boneka berbulu.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit sedang.Kesadaran : compos mentis.Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmhg Nadi : 88 x/menit Pernafasan : 28 x/menit
Suhu : 36,7 0C Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
Kepala : Normocephali, distribusi rambut hitam merata, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, RCL+/+, RCTL +/+ Telinga : Normotia, sekret -/-, serumen -/-, membran timpani intak Hidung : Septum lurus ditengah, sekret -/-.Mukosa hiperemis -/- Napas cuping hidung -/-
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis,
tonsil T1-T1 tenang
Mulut : Bibir kering -, sianosis -,
lidah kotor –
Leher : KGB tidak teraba
membesar, trakea lurus di
tengah
Thoraks
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihatPalpasi : Iktus cordis teraba di ICS V 1 jari medial garis
midclavicularis sinistra Perkusi Batas jantung kanan : linea sternalis dextra Batas jantung kiri : ICS V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra Batas jantung atas : ICS III linea sternalis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur -, gallop -.
Paru-paru
Inspeksi : Gerak pernafasan simetris statis dan dinamis. Barrel chest -Palpasi : Vokal fremitus simetris pada kedua lapangan paru. Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paruAuskultasi : Sn vesikuler, ronkhi -/-, wheezing +/+
Abdomen
Inspeksi : Pemukaan datar.Palpasi : Supel, nyeri tekan -, nyeri lepas – Nyeri tekan epigastrium (-). Hepar dan lien tidak teraba membesarPerkusi : Timpani di seluruh permukaan abdomenAuskultasi : Bising usus (+) normal.Ekstremitas : akral hangat, sianosis -/-, edema -/-.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 17 August 2010
Darah :
Hb : 12,8 gr/dL
Ht : 38 %
Leukosit : 13000 /uL
Trombosit : 253.000 /uL
RESUME• Pasien perempuan berumur 30 tahun datang ke RS Simpangan
Depok dengan keluhan sesak nafas sejak 8 jam SMRS. Sesak yang timbul disertai bunyi “hik-hik” dan merasa seperti ada yang menghimpit dadanya. Sesak napas ini beriringan dengan batuk berdahak dengan lendir putih 1 hari sebelumnya. Sesak napas tidak berkurang dengan obat pelega asma. Serangan sesak napas dengan bunyi mengi ini kambuh terutama pada malam hari yang diperberat oleh debu, bulu binatang, bau asap rokok, udara dingin dan perubahan cuaca secara tiba-tiba. Dalam 1 bulan serangan tidak pernah lebih dari 2 kali. Selama ini jika serangan timbul os jarang berobat ke dokter karena sesak napas diperingan oleh pemberian obat pelega asma .
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 28 x/menit dan bunyi wheezing +/+ di kedua lapangan paru saat auskultasi. Dari pemeriksaan lab didapatkan leukositosis. Pasien mempunyai riwayat asma sejak 8 tahun lalu dan turut mempunyai riwayat asma dalam keluarganya yaitu kakak dan anaknya.
DIAGNOSISDiagnosis kerja
Asma akut derajat sedang intermiten
Dasar: sesak napas dengan bunyi mengi diiringi batuk berdahak dengan lendir. Dahak terperangkap di dada pasien. Serangan sesak napas ini kambuh terutama pada malam hari yang diperberat oleh debu, bulu binatang, bau asap rokok, udara dingin dan perubahan cuaca secara tiba-tiba. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bunyi wheezing +/+ di kedua lapangan paru saat auskultasi. Pasien mempunyai riwayat asma sejak 8 tahun lalu dan turut mempunyai riwayat asma dalam keluarganya yaitu kakak dan anaknya.
Rencana Diagnosa
• Pemeriksaan Foto Toraks
• Pemeriksaan darah lengkap (hitung jenis eosinofil)
• Pemeriksaan Test Spirometri
• Uji kulit : Prick test dengan alergen
Rencana Terapi
• Non Farmakologis– Bed Rest– Hindari dari faktor-faktor pemicu asma
• Farmakologis
– 02 3 L/menit
– Aminofilin 1 ampul didrip dalam RL 1 kolf 12 tetes/menit– Aminofilin 3 x 1 ampul iv– Deksametason 3 x 1 ampul (5mg/ml) iv– Inhalasi Salbutamol 2,5mg dan Fluticasone Propionate 0,5mg 3x
per hari
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanasionam : dubia ad bonam
ANALISA KASUS
• Asma adalah penyakit paru yang mempunyai karakteristik:a. Obstruksi saluran nafas yang reversible baik
secara spontan maupun dalam pengobatan.b. Inflamasi saluran nafasc. Peningkatan respon saluran nafas terhadap
berbagai rangsangan(hipereaktivitas).
• Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodic batuk, mengi dan sesak nafas.
• Pada awal serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat didada, dan pada asma alergik disertai pilek atau bersin.
• Faktor2 pencetus asma:- Infeksi saluran nafas ( influenza)- Pemajanan terhadap allergen tungau, debu
rumah, asap rokok- kegiatan jasmani- Ekspresi emosional takut, frustasi.- Obat2 aspirin, B bloker ,AINS- Lingkungan kerja- Pengawet makanan (sulfite)- Lain2: sinusitis
→ Pada pasien ini kemungkinan asma di cetuskan oleh batuknya atau karena kegiatan jasmani.
Gejala & tanda Ringan sedang berat Mengancam jiwa
Sesak napas berjalan berbicara Istirahat
Posisi Dpt tidur terlentang
duduk Duduk membungkuk
Cara berbicara 1 kalimat Beberapa kata Kata demi kata
Kesadaran Mgk gelisah gelisah gelisah Mengantuk, gelisah, kesadaran
Frekwensi napas
<20/menit 20-30/men >30/men
Nadi <100 100-120 >120 bradikardi
Pulsus paradoksus
-10 mmhg +/-10-20 mmhg +> 25mmhg Kelelahan otot
Menurut berat ringannya gejala, asma dapat dibagi menjadi 4 derajat:
Gejala & tanda
Ringan sedang berat Mengancam jiwa
Otot bantu napas&retraksi suprasternal
- + + Torakoabdominal paradoksal
Mengi Akhir ekspirasi paksa
Akhir ekspirasi
Inspirasi & ekspirasi
Silent chest
APE >80% 60-80% <60%
PaO2 >80mmhg 60-80mmhg <60mmhg
PaCO2 <45mmhg <45mmhg >45mmhg
SaO2 >95% 91-95% <90%
• →Pada pasien ini termasuk derajat asma sedang karena pada anamnesa didapatkan pada waktu serangan asma os susah berbicara dan pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 28x/menit.
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten •Gejala < 1x/minggu•Serangan singkat (jam-hari)•Tanpa gejala diluar serangan
< 2x/bulan VEP1 > 80% predicted, variabilitas < 20 %
Persisten ringan
•Gejala >1x/minggu, <1x/hari•Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
> 1 kali seminggu
VEP1 > 80 % predicted, variabilitas 20 – 30 %
Persisten sedang
•Gejala terjadi setiap hari•Serangan dapat mengganggu aktivitas &tidur•Membutuhkan bronkodilator setiap hari
> 1 kali seminggu
VEP1 60-80 % predicted, variabilitas 30 %
Persisten berat •Gejala terjadi setiap hari•Serangan sering terjadi•Aktivitas fisik terbatas akibat gejala asma
sering terjadi VEP1 ≤60% predicted, variabilitas >30%)
→Pada pasien ini termasuk derajat asma intermiten, karena pada anamnesa ditemukan keluhan dalam 1 bulan serangan tidak pernah lebih dari 2 kali.
Pengobatan asma akut:
• Prinsip pengobatan asma akut:
-Memelihara saturasi oksigen yang cukup ( ≥92%) dengan memberikan O2
-Melebarkan saluran nafas dengan pemberian bronkodilator nebulizer ( agonis β2 dan ipratropium bromide)
- Mengurangi inflamasi serta mencegah kekambuhan denagn memberikan KS sistemik
• Pada asma ringan/sedang : Pemberian nebulizer 2-4 x/ 20 menit
• Pada asma berat : Dosis agonis β2 hirup dapat ditingkatkan. Atau pemberian kombinasi ipratropium bromide dengan salbutamol.
• KS sistemik dapat diberi bila respon agonis β2 hirup tidak memuaskan. Dosis 0,5-1 mg/kgbb.
* Yang termasuk golongan obat pencegah adalah KS inhalasi, KS sistemik, Natrium kromolin, Teofilin lepas lambat, Agonis β2 kerja panjang hirup ( salmaterol dan formoterol) dam oral, dan obat2 antialergi.
Obat Bronkodilator:
1. Simpatomimetik: agonis β2 ( salbutamol, terbutalin, fenoterol) merupakan obat2 terpilih untuk mengatasi serangan asma akut. Dapat diberikan secara inhalasi / nebilizer.
2. Epinefrin (sc) sbg pengganti agonis β2 pada serangan yang berat
3. Aminofilin, dipakai u/ serangan akut. Diberi dosis awal, lalu dosis pemeliharaan.
4. Kortikosteroid. Bukan BD, tp scra tidak langsung melebarkan saluran napas. Dipakai u/ serangan akut atau terapi pemeliharaan.
5. Antikolinergik (ipatropium bromida) sbg suplemen BD agonis β2
TERIMA KASIH