ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas :
1. Retak (cracking)2. Distorsi (distortion)3. Cacat permukaan (disintegration)4. Pengausan (polished aggregate)5. Kegemukan (bleeding or flushing)6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas.
Jenis-jenis Kerusakan Jalan
1. Retak (Cracking), dibagi menjadi :
a. Retak halus atau retak garis (hair cracking), lebar celah lebih kecil atau sama dengan 3 mm, penyebab adalah bahan perkerasan yang kurang baik, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil.
b. Retak kulit buaya (alligator crack),lebar celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya.
c. Retak pinggir (edge crack), Yaitu retak memanjang jalan, dengan atau tanpa cabang yang mengarah ke bahu dan terletak dekat bahu.
d. Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack), Yaitu retak memanjang, umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan perkerasan.
e.Retak sambungan jalan (lane joint cracks), Yaitu retak memanjang, yang terjadi pada sambungan 2 lajur lalu lintas. Hal ini disebabkan tidak baiknya ikatan sambungan kedua lajur. Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal cair dan pasir ke dalam celah-celah yang terjadi.
f. Retak sambungan pelebaran jalan (widening cracks), Yaitu retak memanjang yang terjadi pada sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran.
g.Retak refleksi (reflection cracks),Yaitu retak memanjang, melintang, diagonal atau membentuk kotak. Terjadi pada lapis tambahan (overlay) yang menggambarkan pola retakan dibawahnya.
h.Retak susut (shrinkage cracks), Yaitu retak yang saling bersambungan membentuk kotak-kotak besar dengan susut tajam.
i. Retak slip (slippage cracks), yaitu retak yang bentuknya melengkung seperti bulan sabit. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurang baiknya ikatan antar lapis permukaan dan lapis dibawahnya
2. Distorsi (distortion), yaitu Distorsi / perubahan bentuk dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas. Terdiri dari :
a. Alur (ruts), yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur dapat merupakan tempat menggenangnya air hujan yang jatuh di atas permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan, dan akhirnya dapat timbul retak-retak.
b. Keriting (corrugation), alur yang terjadi melintang jalan. Dengan timbulnya lapisan permukaan yang berkeriting ini pengemudi akan merasakan ketidaknyamanan dalam pengemudi
c.Sungkur (shoving), deformasi plastis yang terjadi setempat, ditempat kendaraan sering berhenti, kelandaian curam, dan tikungan tajam. Kerusakan terjadi dengan atau tanpa retak. Penyebab kerusakan sama dengan kerusakan keriting.
d. Amblas (grade depressions), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Amblas dapat terdeteksi dengan adanya air yang tergenang.
3. Cacat permukaan (disintegration), terdiri dari :
a. Lubang (potholes), berupa mangkuk, ukuran bervariasi dari kecil sampai besar.
b. Pelepasan butir (raveling), dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh hal yang sama dengan lubang.
c. Pengelupasan lapisan permukaan (stripping), dapat disebabkan oleh kurangnya ikatan antar lapisan permukaan dan lapis dibawahnya, atau terlalu tipisnya lapis permukaan.
d. Pengausan (polished aggregate), permukaan menjadi licin, sehingga membahayakan kendaraan. Pengausan terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda kendaraan, atau agregat yang dipergunakan berbentuk bulat dan licin, tidak berbentuk cubical.
4. Kegemukan (bleeding / flushing), yaitu permukaan jalan menjadi licin dan tampak lebih hitam. Pada temperatur tinggi, aspal menjadi lunak dan akan terjadi jejak roda. Berbahaya bagi kendaraan karena bila dibiarkan, akan menimbulkan lipatan-lipatan (keriting) dan lubang pada permukaan jalan.
5. Penurunan pada bekas penanaman utilitas, yaitu penurunan yang terjadi di sepanjang bekas penanaman utilitas. Hal ini terjadi karena pemadatan yang tidak memenuhi syarat.
Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, sertakestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanahdasar secara aman.
PERKERASAN JALAN BERASPAL
Konstruksi perkerasan terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan bahan ikat yang digunakan serta komposisi dari komponen konstruksi perkerasan itu sendiri, antara lain:
1. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) ◦Memakai bahan pengikat aspal.◦Sifat dari perkerasan ini adalah memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.◦Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah
timbulnya rutting (lendutan pada jalur roda).◦Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar
yaitu, jalan bergelombang (mengikuti tanah dasar).
2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ◦Memakai bahan pengikat semen portland (PC).
◦Sifat lapisan utama (plat beton) yaitu memikul sebagian besar beban lalu lintas.
◦Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya retak-retak pada permukaan jalan.
◦Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, bersifat sebagai balok di atas permukaan.
Lapisan jalan beraspal terdiri dari :
1) Lapis Aus (Wearing Course) Lapis aus (wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah (Nono, 2007) :
a) Mengamankan perkerasan dari pengaruh air.b) Menyediakan permukaan yang halus.c) Menyediakan permukaan yang kesat.
2) Lapis Antara (Binder Course)Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus (wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah (Nono, 2007):
a) Mengurangi tegangan. b) Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup.
Perkerasan jalan tidak beraspal merupakan sebuah perkerasan jalan raya tampa menggunakan lapisan aspal sebagai bahan penutupnya.
PERKERASAN JALAN TIDAK BERASPAL
Perkerasan jalan tidak beraspal dapat berupa :
1. Lapis Pondasi Atas (LPA) atau Base Course
Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah :
Lapis pendukung bagi lapis permukaan. Pemikul beban horizontal dan vertikal. Lapis perkerasan bagi pondasi bawah.
2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau Subbase Course
Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :
Penyebar beban roda. Lapis peresapan. Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis
pondasi. Lapis pertama pada pembuatan perkerasan.
Sebagai konsekuensi tercapainya sasaran pembinaan jalan di seluruh Indonesia selama PJP-I, yaitu Jalan Nasional 100 % mantap, Jalan Propinsi 90 % mantap, dan Jalan Kabupaten 45 % mantap, maka dalam PJP-II Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan telah diprioritaskan untuk mencegah penurunan kondisi jalan mantap tersebut. Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan selanjutnya dilakukan dengan pola penanganan secara swakelola dengan menggunakan peralatan UPR yang dikirimkan ke Cabang-Cabang Dinas PU di daerah.
MANAJEMEN UNIT PEMELIHARAAN RUTIN (UPR)
Tujuan pemeliharaan rutin jalan adalah :
a. Mencegah penurunan kondisi jalan mantap lebih cepat dari umur rencana teknis yang ada.
b. Memperpanjang kurun waktu penurunan kondisi
Penanganan Pemeliharaan rutin dilakukan sepanjang tahun secara terus menerus. Pemeliharaan rutin yang selama ini dilaksanakan dengan cara dikontrakkan masih belum memadai dan belum dapat memenuhi sasaran. Pemeliharaan dengan cara dikontrakkan mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan kegiatan operasi di luar kontrak (khususnya pekerjaan yang sifatnya mendadak), pemanfaatan tenaga-tenaga personil P.U. yang berpengalaman dan pemanfaatan peralatan yang telah tersedia.
Organisasi UPR
UPTD-I merupakan organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi/Dinas PU Bina Marga Propinsi yang mengelola Pekerjaan Pemeliharaan Rutin di Wilayah yang dikuasainya. Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin dapat dibedakan secara swakelola atau dikontrakkan.
a. Swakelola merupakan cara yang terbaik untuk pelaksanaan Pemeliharaan Rutin, karena hal ini memudahkan dalam pemanfaatan peralatan, pengerahan tenaga kerja, penyediaan bahan dan penjadwalan waktu.
b. Apabila suatu Cabang Dinas belum mempunyai Unit Pemeliharaan Rutin atau Peralatan yang dimiliki kurang memadai, maka dimungkinkan melalukan Pemeliharaan rutin dengan cara dikontrakkan
Kerusakan pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kerusakannya; berat, sedang, ataupun ringan. Disarankan pada saat kondisi kerusakan ringan dapat segera diperbaiki dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak berkembang lebih lanjut atau semakin parah yang berakibat semakin mahal biaya untuk perbaikannya.
METODE SURVEI KERUSAKAN PERKERASAN JALAN
Metode yang digunakan antara lain :a. Survey kinerja perkerasan Tujuan dilakukan survei kinerja perkerasan adalah:
Untuk menentukan perkembangan daru
kerusakan perkerasan, sehingga dapat dilakukan estimasi biaya pemeliharaan yang dibutuhkan.
Sebagai informasi untuk instansi yang terkait dalam mengalokasikan dana untuk pemeliharaan.
Pekerjaan ini sangat penting dan umumnya diprioritaskan, sehingga banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan jalan dapat diestimasikan dari tahun ke tahun.
Survei kinerja perkerasan juga berguna untuk menentukan sebab-sebab dan pengaruh kerusakan perkerasan serta penyebab kegagalan perkerasan, sehingga dapat diperhitungkan dalam perancangan dikemudian hari.
b.Survei Kondisi, adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu, denga tujuan untuk menunjukkan kondisi perkerasan pada saat dilakukan survei.
c.Survei Evaluasi adalah survei untuk menentukan kelayakan/kemantapan struktur dari suatu perkerasan, untuk mencari jawaban mengapa kondisi perkerasannya seperti ini.
Bahu merupakan bagian jalan yang berdampingan dan sama tinggi dengan perkerasan. Lebar manfaat bahu adalah ruang yang tersedia antara tepi perkerasan dengan patok atau pagar pengaman atau saluran samping atau tepi lereng pada daerah timbunan.
METODE SURVEI KERUSAKAN BAHU JALAN
SURVEI KERUSAKAN PERKERASAN TERDIRI ATAS:
a. Survei Kondisi Survei Kondisi, adalah survei yang
dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu, dengan tujuan untuk menunjukkan kondisi perkerasan pada saat dilakukan survei.
Survei ini sifatnya kuantitatif , informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan : macam studi, penilaian prioritas dan jenis program pemeliharaan.
Survei Kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk stabilitasi
b. Survei Evaluasi Survei Evaluasi adalah survei untuk
menentukan kelayakan/kemantapan struktur dari suatu bahu jalan, untuk mencari jawaban mengapa kondisi bahu jalan seperti ini.
Surve evaluasi perkerasan dalam masa layanan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan perkerasan, untuk menentukan/menetapkan kriteria perancangan, untuk mengadakan pemeliharaan, serta program prioritasnya.
Jembatan merupakan salah satu prasarana dari transportasi yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah ruas jalan yang terpisah yang diakibatkan oleh adanya objek pemisah, misalnya sungai, lembah, laut, dan sebagainya.
METODE SURVEI KERUSAKAN JEMBATAN
Survei Kerusakan Perkerasan Terdiri atas:
a. Survei Kondisi Survei Kondisi, adalah survei yang
dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu, denga tujuan untuk menunjukkan kondisi perkerasan pada saat dilakukan survei.
Survei ini sifatnya kuantitatif , informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan : macam studi, penilaian prioritas dan jenis program pemeliharaan.
Survei Kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk stabilitasi
b. Survei Evaluasi Survei Evaluasi adalah survei untuk
menentukan kelayakan/kemantapan struktur dari suatu jembatan, untuk mencari jawaban mengapa kondisi jembatan seperti ini.
Surve evaluasi perkerasan dalam masa layanan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan perkerasan, untuk menentukan/menetapkan kriteria perancangan, untuk mengadakan pemeliharaan, serta program prioritasnya.
Bangunan perlengkapan jalan merupakan salah satu pendukung pada jalan raya. Bangunan tersebut menjadi fasilitas-fasilitas bagi pengguna jalan untuk memudahkan saat berkendara atau melalui suatu ruas jalan.
METODE SURVEI KERUSAKAN BANGUNAN PERLENGKAPAN
JALAN
Survei Kerusakan Perkerasan Terdiri atas:
a. Survei Kondisi Survei Kondisi, adalah survei yang dimaksudkan
untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu, denga tujuan untuk menunjukkan kondisi bangunan pada saat dilakukan survei.
Survei ini sifatnya kuantitatif , informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan : macam studi, penilaian prioritas dan jenis program pemeliharaan.
Survei Kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk stabilitasi
b. Survei Evaluasi Survei Evaluasi adalah survei untuk menentukan
kelayakan/kemantapan struktur dari suatu bangunan, untuk mencari jawaban mengapa kondisi bangunan seperti ini.
Surve evaluasi bangunan dalam masa layanan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan perkerasan, untuk menentukan/menetapkan kriteria perancangan, untuk mengadakan pemeliharaan, serta program prioritasnya.
Suatu hal yang sulit dalam penilaian bangunan adalah menilai apakah bangunan yang ada pada saat sekarang ini masih dapat diterima atau masih layak dipakai atau tidak.
Prosedur umum yang digunakan dalam survei evaluasi adalah melakukan survei perkerasan secara priodik dengan mengklasifikasikan kondisi perkerasan, sehingga cara yang logis dapat digunakan untuk menetapkan kriteria perancangan atau program pemeliharan.
Jenis pemeliharaan dapat ditentukan setelah dilakukan inspeksi visual.
TUJUAN PEMELIHARAAN JALAN ADALAH UNTUK MEMPERTAHANKAN KONDISI JALAN MANTAP SESUAI DENGAN TINGKAT PELAYANAN DAN KEMAMPUANNYA PADA SAAT JALAN TERSEBUT SELESAI DIBANGUN DAN DIOPERASIKAN SAMPAI DENGAN TERCAPAINYA UMUR RENCANA YANG TELAH DITENTUKAN.
METODE PERBAIKAN KERUSAKAN PERKERASAN JALAN
A. METODE PERBAIKAN PADA PERKERASAN LENTUR DENGAN LAPIS PENUTUP ADALAH;
PENAMBALAN LUBANG.PERATAAN.PELABURAN/PENGASPALAN.PENGISIAN RETAK.PENUTUPAN RETAK.PENEBARAN PASIR.
B. METODE PERBAIKAN PADA PERKERASAN LENTUR TANPA LAPIS PENUTUP ADALAH;
PENAMBALAN LUBANG.PERATAAN.PERBAIKAN KEMIRINGAN.PENAMBAHAN KERIKIL.
Bahu jalan berfungsi sebagai pelindung permukaan jalan dan sebagai perantara aliran air hujan yang ada dipermukaan jalan menuju saluran pinggir dengan lancar.
METODE PERBAIKAN BAHU JALAN
ADAPUN PERSYARATAN TEKNIS BAHU JALAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
Bahu jalan dibuat disebelah kiri dan kanan sepanjang jalan, dengan lebar minimal 50 cm.
Bahu harus dibuat dengan kemiringan sedikit lebih miring daripada kemiringan permukaan jalan, biasanya 6-8% (sama dengan turun 3-4 cm persetiap 50 cm lari), demi kelancaran pembuangan air hujan.
Bahan untuk bahu seharusnya terdiri dari tanah yang dapat ditembusi air sehingga dapat dikeringkan melalui proses perembesan
Tanah pada bahu harus dipadatkan Sebaiknya rumput ditanam disebelah bahu luar, dimulai
sekitar 20 cm dari pinggir. Rumput tersebut akan membantu stabilisasi pinggir jalan, tetapi harus dipangkas secara rutin supaya tidak terlalu tinggi
Penanaman perdu atau pohon diharapkan membantu stabilitas timbunan baru, tetapi tidak boleh terlalu dekat dengan jalan.
a.Metode perbaikan bahu jalan dengan lapisan penutup; Penambalan lubang. Perataan. Pelaburan/pengaspalan. Penebaran pasir.
b.Metode perbaikan bahu jalan tanpa lapisan penutup; Perataan. Pelandaian. Pembuatan kemiringan.
c. Metode perbaikan bahu jalan dari tanah; Perataan. Pelandaian. Pembuatan kemiringan. Pemangkasan rumput.
Bangunan perlengkapan jalan merupakan salah satau pendukung pada jalan raya. Bangunan tersebut menjadi fasilitas-fasilitas bagi pengguna jalan untuk memudahkan saat berkendara atau melalui suatu ruas jalan. Perlengkapan jalan yaitu sperti rambu-rambu lalulintas, marka jalan, halte dan lain sebagainya. Karena bangunan perlengkapan jalan sangat berperan penting pada jalan maka bangunan perlengkapan jalan juga harus dipelihara agar dapat digunakan lebih baik.
METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BANGUNAN PERLENGKAPAN
JALAN
Pekerjaan layanan pemeliharaan bangunan pelengkap harus berlaku untuk semua tembok penahan tanah, pagar jembatan, expansion joint, pengencangan baut jembatan dan pemeriksaan rutin jembatan yang ada sepanjang Kontrak, tanpa memandang ukuran atau jenis jembatan, dan pada prinsipnya harus meliputi pemeriksanaan secara teratur terhadap komponen utama struktur, penyiapan laporan detil pemeriksaan dan pembersihan rutin tempat-tempat yang mudah rusak jika dibiarkan atau sebagaimana yang ditetapkan dalam indikasi kinerja bangunan pelengkap jalan.
Pemeliharaan jembatan dapat dibagi dalam pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi/perbaikan yang berarti/besar. Pekerjaan pemeliharaan rutin pada jembatan dibatasi dalam hal pembersihan secara umum dan pembersihan tumbuh-tumbuhan, melancarkan aliran di saluran dan perbaikan pada kerusakan kecil.
METODE PERBAIKAN KERUSAKAN JEMBATAN
a. Pemeliharaan Rutin Pada dasarnya pemeliharaan rutin bersifat
pekerjaan pencegahan dan umumnya terdiri dari tugas yang berulang-ulang dengan teknik yang sederhana. Hal diini harus dimulai sejak jembatan masih baru dan berlanjut terus seumur jembatan yang bersangkutan. Ini merupakan bentuk pemeliharaan dengan biaya yang efektiv. Pemeliharaan rutin mencakup pekerjaan pemeliharaan dan pembersihan sederhana. Hal ini dapat dilihat dari tabel pemeliharaan rutin berikut
c. Rehabilitas dan Perbaikan Besar Rehabilitas dan perbaikan besar
umumnya tergantung pada penyelidikan dan perencanaan secara khusus yang diikuti dengan tender dan penyerahan kontrak untuk perkerjaan utama.
d. Pemeliharaan Darurat Pekerjaan yang mendesak yang
memerlukan perhatian segera, seperti lantai jembatan yang rusak dimana dapat membahayakan lalulintas tidak dapat direncanakan terlebih dahulu dan hal tersebut harus ditanggani segera.
Kegiatan Penjadwalan Peralatan
Pemeriksaan rutin
Pembersihan lantai jembatan
Membersihkan sambungan (jika
ada)
Membersihkan dudukan dan
landasan
Memelihara daerah tebing
Membuang sampah pada alur
sungai
Membersihkan pagar
Membersihkan rambu-rambu
Membersihkan drainase
Membersihakan pipa cucuran
Mengecat sandaran
Membersihakan/mengecat papan
nama
Masukkan dalam jadwal
pekerjaan harian untuk
buruh pemeliharaan
jalan atau kontraktor
Palu (500 gr dan 1 kg)
Tangga
Parang atau sejenisnya
untuk membabat tumbuhan
Kapak
Gergaji
Pahat
Sikat kawat
Sekop,garu, beliung
runcing, sapu, kuas cat, dan
cat
Kegiatan Penjadwalan
PEMELIHARAAN BERKALA (umumnya non
structural)
Pengecatan bagian-bagian dari baja
Pelapisan ulang permukaan lantai kendaraan
Memperbaharui cat pembatas jalur
Mengganti lantai kayu
Pembersihan lantai secara keseluruhan
Pelumasan pada landasan/perletakan logam
Pekerjaan tersebut harus dikerjakan terlebih
dahulu dan dilaksanakan oleh personel khusus
jembatan atau kontraktor yang berpengalaman.
PERBAIKAN SEDERHANA
Penggantian sambungan
Perbaikan sandaran dan pengaman jembatan
Perbaikan jembatan yang sturktural
Perkuatan komponen yang structural
Perbaikan terbing yang rusak karena erosi dan
longsor
Pemasangan pengaman terhadap scouring
Perbaikan bangunan pengaman sungai
b. Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan berkala bertujuan untuk
mengembalikan kondisi jembatan pada tingkat kemampuan yang dimilikinya (seharusnya dimiliki) segera setelah pelaksanaan dan kegiatan pemeliharaan berkala ini mencakup :
Pemeliharaan berkala yang dapat diperkirakan
Perbaikan sederhana
e. Penangganan Sementara Penangganan sementara didefiniskan
sebagai pekerjaaan yang perlu dilaksanakan untuk pengembalian kondisi suatu struktur pada suatu tingkat pelayanan yang sedemikian rupa sambil menunggu perbaikan atau penggantian dari struktur tersebut. Tingkat pelayanan tersebut biasanya lebih rendah dari dari struktur aslinya dan dimaksud hanya tindakan sementara sambil menunggu pelaksanaan perbaikan besar atau perncanaan dan pelaksanaan jembatan baru.
Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya yang cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi pemilik proyek (owner), estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi yang harus dilaksanakan.
RAB DAN PEMELIHARAAN JALAN
Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) :
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat, volume dan sebagainya.
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, yaitu dengan mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand book, katalog, dan penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya proyek.
3. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur menurut fungsinya.
4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang terkait.
5. Quantity take off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan.
6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung.
6. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Perlengkapan jalan dan fasilitas pendukung lainnya dimaksudkan agar dapat memberikan informasi bagi pengemudi kendaraan untuk dapat mengikuti dan mengetahui keadaan di jalan raya yang dilaluinya. Perlengkapan/pendukung jalan yang dapat berfungsi secara baik akan memberikan kejelasan kepada setiap pengemudi untuk dijadikan pedoman selama berkendaraan di jalan raya. Kerusakan pada perlengkapan jalan akan menimbulkan ketidak jelasan kepada pengemudi dan menimbulkan kesulitan lainnya
PERALATAN PENDUKUNG JALAN
KERUSAKAN PERALATAN PENDUKUNG JALAN
1.Patok kilometer dan hektometer;Kerusakan patok kilometer dan
hektometer ; patah, pecah, terkelupas, tulisannya hilang/kabur.
Patok kilometer/hektometer hilang dari tempatnya.
Patok kilometer/hektometer terhalang/tertutup akibat tertutup tumbuh-tumbuhan, dan terhalang bangunan liar.
2. Rambu-rambu jalan;Perubahan letak rambu lalulintas.Rambu lalulintas kotor, tertutup/coretan.Rambu lalulintas rusak, dirusak,
terbentur benda keras.Rambu lalulintas hilang, dilepas, dicuri
oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Tiang rambu hilang/dicuri, atau dirusak akibat benturan keras.
1. Marka jalan;Tampilan marka berkurang/pudar.Posisi/penempatan marka
salah/keliru/belum selesai.Metode perbaikan patok kilometer dan
patok hectometer;Perbaikan patok.Penggantian patok yang hilang.Pemindahan penghalang patok.
4. Metode perbaikan rambu-rambu jalan;Pelurusan rambu (tiang).Pembersihan rambu.Perbaikan rambu.Penggantian rambu yang hilang.Penegakan rambu.