RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 1
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 1
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 2
TUJUAN MATA PELAJARAN :Diharapkan Peserta memahami Teknik
Listrik yang berhubungan dengan Pemeliharaan dan pengoperasian distribusi
TUJUAN POKOK BAHASAN :• Memahami pengertian listrik arus bolak –
balik 3 fasa .• Memahami perhitungan Tegangan, arus
dan Daya 3 fasa• Menghitung jatuh tegangan dan rugi daya
MATA PELAJARANTEKNIK LISTRIK TERAPAN
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 3
Perubahan Positif Arus Berkurang
pada arah Posistif
Arus Berkurang pada arah Posistif
Perubahan Negatif
Arus Bertambah pada arah Negatif
Arus Bertambah pada arah Negatif
1/30
1+
1-
LISTRIK ARUS BOLAK BALIK PENGERTIAN Yang dimaksud dengan listrik arus bolak – balik adalah listrik ( tegangan / arus ) yang berubah-ubah arah dan nilainya terhadap waktu.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 4
Frekwensi( Hertz )
Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga / nilai dan arah yang sama disebut dengan periode ( T )
Jumlah periode dalam 1 ( satu ) detik disebut dengan frekwensi ( F = 1 / T )
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 5
Karakteristik arus bolak-balik disebut dengan sinusioda
Tegangan Arus
• Nilai sesaat : e = V sin t i = sin t
• Nilai maks : V = V I = I
• Nilai efektif : Vef = V / √2 Ief = I / √2
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 6
LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA
Adalah lisrik arus bolak – balik yang terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan fasa, dengan bentuk sinusiode dimana besar / nilai tegangannya sama, frekwensi sama tetapi masing – masing berbeda 1/ 3 periode ( 120 ° )
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 7
1200
U2
U3
U1
U1 U2 U3
t
+ U
- U
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 8
SUMBER LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK 3 FASA Generator arus bolak – balik yang konstruksi letak belitan induksinya masing – masing berbeda sudut
120 °.
K
M
U3
K M
U2
M
K1200
S U
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 9
TEGANGAN DAN ARUS DALAM HUBUNGAN BINTANG
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 10
t
TT
TEGANGAN DAN ARUS DALAM HUBUNGAN SEGI-TIGA
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 11
Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3
P 3 Ø = P 1 + P 2 + P 3 = ( If1 x Vf.1 x Cos 1 )
( If2 x Vf2 x Cos )( If3 x Vf3 x Cos 3 )-------------------------- +
Bila tegangan dan beban seimbang,maka:
P 3 Ø = 3 x ( If x Vf x Cos )
DAYA LISTRIK 3 FASA
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 12
EL
EL
EL
EF
EF
EF
R
N
S
T
Il.1
Il.3
Il.2
If.3
If.3
n
P 3 Ø = 3 x ( If x Vf x Cos )
Diketahui bahwa : Vl
Vf = ------- dan If = Il 3
Maka :3 x Vl x Il x Cos
P 3 Ø = ------------------------- 3
Atau :P 3 Ø = 3 x Vl x Il x Cos
DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN BINTANG
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 13
DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN SEGITIGAIl1
EF
EF
EF
EL
EL
EL
Il2
Il3
If3 If2
P 3 Ø = 3 x ( If x Vf x Cos )Diketahui bahwa :
Il If = ------- dan Vf = Vl
3Maka :
3 x Vl x Il x Cos P 3 Ø = -------------------------
3Atau :P 3 Ø = 3 x Vl x Il x Cos
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 14
BEBAN Ada 3 macam beban pada arus bolak-balik • beban resistif• beban induktif• beban kapasitif
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 15
+ + +
P
V
I
P. I .U
Beban Resistip• Energi listrik diubah menjadi energi panas atau mekanik
• Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya aktip
• Ternasuk beban resistip murni adalah lampu pijar, setrika listrik, heater
• Gelombang sinusioda arus berhimpit dengan tegangan atau sudut fasanya sama dengan nol sehingga faktor daya sama dengan satu ( = 0 dan cos = 1 )
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 16
6.2. BEBAN INDUKTIP - Eergi yang diserap / diubah menjadi medan magnet - Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan cos = cos 90 = 0
BEBAN INDUKTIP
P.I.U
U P I
++
-
-
• Energi listrik yang diserap diubah menjadi medan magnet
• Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya reaktip induktip
• Ternasuk beban induktip murni adalah reaktor dan kumparan
• Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan , atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 17
. BEBAN KAPASITIP
• Energi listrik yang diserap menghasilkan energi reaktip• Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah
menjadi daya reaktip kapasitip• Ternasuk beban reaktip murni adalah kapasitor• Gelombang sinusioda arus mendahului 90 terhadap
tegangan , atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0
P.I.U
U P I
++
-
-
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 18
Sifat Hambatan • L (Xl) dengan C (Xc) saling bertentangan atau
saling meniadakan
• Xl = 2 . F . L 1• Xc = ------------ 2 . F . C
• Xl dan Xc merupakan bagian imajiner dari impedansi
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 19
Z = R + JXL
R
V
Z
XL
φ
Z = R - JXC
R
V
Z-XC
φ
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 20
Z = R - JXL - JXC
( JXL > JXC )
RV
Z
XL
φ
-XC
Z = R - JXL - JXC
( JXL < JXC )
V
Z
XL
φ
-XC
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 21
R V
Z
XL
φ
-XC
V
Z
XL
φ
-XC
R
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 22
P
Q
S
φ
Q
P
S
φ
SEGITIGA DAYA
BEBAN INDUKTIPBEBAN KAPASITIP
DAYA PADA ARUS BOLAK-BALIK
Daya aktif : P (watt)Daya reaktif : Q (VAR)Daya semu : S (VA)
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 23
Rumus-rumus Daya
1 Phasa :S = V x I (VA)P = V x I x cos θ (Watt)Q = V x I j X sin θ (VAR)
V = Tegangan Phasa-netral (220 Volt)I = Arus Phasa
3 Phasa :
S = V x I x √3 (VA)P = V x I x √3 x cos θ (Watt)Q = V x I x √3 j X sin θ (VAR)
V = Tegangan Phasa-phasa (380 Volt)I = Arus Phasa
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 24
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 25
Jatuh tegangan pada saluran besarnya sebanding dengan arus dan impedansi penghantar serta faktor daya beban
JATUH TEGANGAN
V = I (r . Cos + x Sin ) . L
atau PV = ---- ( r + x tg ). L V²
PV = 100 ( r + x . tg ) . L ......... %
V2
Untuk P dalam satuan MWUntuk V dalam satuan KV
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 26
• Kecepatan angin 0,6 m / detik• Suhu keliling akibat sinar matahari 300C• Suhu penghantar maksimum 800C• Bila tidak ada angin maka KHA dapat dikali
dengan 0,7
BCC AAC AAAC ACSR LUAS PENAMPANG
(MM2) R20 (Ohm/Km)
KHA (A) R20
(Ohm/Km) KHA (A)
R20 (Ohm/Km)
KHA (A) R20
(Ohm/Km) KHA (A)
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
1,1465
0,7512
0,5320
0,3785
0,2781
0,1963
0,1563
0,1244
0,1008
0,0755
125
160
200
250
310
380
440
510
585
700
1,700
1,029
0,8332
0,5786
0,3808
0,3084
0,2549
0,1960
0,1578
0,1205
115
160
185
230
300
345
390
465
530
630
1,066
1,83
0,058
0,055
0,438
0,655
0,393
0,225
0,283
0,437
110
150
175
220
285
325
370
435
500
600
1,8790
1,2030
0,8353
0,5946
0,4130
0,3053
0,2374
0,1939
0,1571
0,1183
110
150
185
230
295
355
420
475
545
655
Daftar KHA penghantar yang dihitung atas dasar kondisi berikut
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 27
KHA LUAS
PENAMPANG R20
(OHM / KM) INDUKTANSI
(OHM/KM) KAPASITANSI
(OHM/KM) DIDALAM TANAH 200C(A)
DIUDARA 300C(A)
CU 0,727 147 143 2 X 25
AL 1,20 0,12 0,4237
113 110 CU 0,524 175 170
3 X 35 AL 0,868
0,13 0,4055 135 131
CU 0,387 206 204 3 X 50
AL 0,641 0,14 0,3882
160 157 CU 0,268 252 255
3 X 70 AL 0,443
0,16 0,3636 194 195
CU 0,193 297 303 3 X 95
AL 0,320 0,18 0,3455
229 233
CU 0,153 335 343 3 X 120
AL 0,253 0,19 0,3334
258 268 CU 0,124 372 390
3 X 150 AL 0,202
0,21 0,3230 288 300
CU 0,0991 415 440 3 X 185
AL 0,154 0,23 0,3129
320 339
CU ,0754 465 502 3 X 240
AL 0,125 0,25 0,3013
368 387
CU 0,0601 510 556 3 X 300
AL 0,10 0,28 0,2906
393 428
KARAKTERISTIK KABEL TANAH 20 KV
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 28
Karakteristik listrik untuk kabel udara twisted alumuniumPenampangNominal( mm ² )
Tahanan pada 85 C( / km )
Reaktansi pada 50 Hz( / km )
Arus yang diijinkan( Amper )
20 C 30 C 40 C
2625355070
2,411,521,100,810,54
0,10,10,10,10,1
85110135160200
80100125145185
7095
110135170
Karakteristik listrik untuk kabel udara twisted alumunium
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 29
REAKTANSI PENGHANTAR GMD
X = 0,1447 LOG ------------- OHM / KM GMR
Dimana : GMD - geometric mean distance, besarnya ditentukan oleh konfigurasi jarak antar penghantar
____3___________ GMDN = a.n x b.n x c.n
____3__________GMD Ø = a.b x b.c x c.aGMR = geometric mean radius, besarnya ditentukan oleh banyaknya urat penghantar
AGMR = 0,726 ------
GMD SUTM POLA I (PENTANAHAN NETRAL 40 OHM)
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 30
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR
TABEL GMR UNTUK PENGHANTAR AAC DAN AAAC
PENAMPANG NOMINAL (MM2)
JARI-JARI (MM) URAT GMR (MM)
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
2,2563
2,8203
3,3371
3,9886
4,7179
5,4979
6,1791
6,9084
7,6722
8,7386
7
7
7
7
7
19
19
19
19
19
1,6380
2,0475
2,4227
2,8957
3,4262
4,1674
4,6837
5,2365
5,8155
6,6238
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 32
TRAFO DISTRIBUSI
Prinsip Kerja Trafo
Trafo merupakan seperangkat peralatan / mesin listrik statis yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus dari listrik bolak balik diantara kedua belitan atau lebih pada frekwensi yang sama dan pada nilai arus dan tegangan yang berbeda.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 33
Konstruksi utama dari trafo terdiri dari kumparan primer, kumparan sekunder dan inti.
KUMPARAN SKUNDER
KUMPARAN PRIMER
INTI ( SIRKIT MAGNIT)
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 34
Us
Io
UpUp
Io
Us
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 35
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan .Turun atau naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan kumparan
Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer = np, tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi sekunder timbul ggl Dengan rumus persamaan Us : Up. = ns : np.
Up Ep np ns Es Us
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 36
Perbandingan transformasi teoritis dan praktis dianggap sama, tetapi sebenarnya ada perbedaan, karena tidak semua flux primer melewati kumparan sekunder, dan itu disebut flux bocor.
L1
L2
L1 = flux bocor pada kumparan primer.L2 = flux bocor pada kumparan sekunder.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 37
L1 menimbulkan x1 dan L2 menimbulkan x2, kumparan primer mempunyai tahanan r1 dan kumparan sekunder mempunyai tahanan r2. Sehingga rangkaiannya.
EpUp
R1 X1
UsEs
X2 R2
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 38
Trafo tanpa beban
U1
Io
E2
Iex
o
I he
Io = Iex + IheIhe
Cos φ = ---------------Io
Adanya Ihe menimbulkan rugi – rugi inti = PcPc = E1. Io. Cos. ° atauPc = E1. Ihe ……….disebut juga rugi – rugi besi
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 39
Trafo berbeban
EpUp
R1 X1
UsEs
X2 R2
I1 I2
Pcu = I1². R1 + I2 ². R2
Jadi trafo berbeban rugi – rugi yang timbul
P total = Pc + Pcu.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 40
Diagram efisiensi trafo
Trafo dengan pcu = 0,2 % dan pc = 0,7 %Efisiensi trafo pada beban penuh (1/1 ) adalah pada titik x = 99,1 %.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 41
Pengaturan tegangan trafo
Adalah selisih tegangan belitan tanpa beban dengan tegangan pada keadaan berbeban pada terminal tersebut pada beban dan faktor daya yang ditentukan pada terminal tersebut
0
I
A
B E
FU2b
U2n
UzUx
C
UR
D
AD + DF = rugi tegangan
= Ur. Cos + Ux Sin
= I. ( r. Cos + x sin )
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 42
Tegangan hubung singkat = ImpedansiAdalah besarnya tegangan yang harus diberikan pada frekwensi nominal ke terminal saluran trafo, untuk mengalirkan arus nominal melalui terminal ini, bila terminal lainnya di hubung singkat.
V
AA
V
Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedans • trafo akan diparalel dengan trafo lain • untuk menentukan nilai fuse atau relai arus lebih sebagai
pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 43
Vektor group trafo = Jam Trafo
menunjukan perbedaan fasa antara ggl sekunder dan tegangan primer antara terminal yang dengan polaritas yang sama pada sisi primer dan skunder
A B C
a b c n
A
B C
c b
a
n
A B C
a b c n
A B C
a b c n
A
B C
c b
a
n
A
B C
c b
a
n
A B C
a b c n
A
B C
c b
a
A B C
a b c n
A
B C
c b
a
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 44
Daftar vector group Trafo
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 45
Tegangan pengenal dan penyadapan Tegangan primer Tegangan primer Penyadapan
Daya pengenal
Kelompok vektor
Tingkat isolasi dasar ( TID )
Rugi-rugi trafo
Spesifikasi trafo distribusi
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 46
Tegangan primer Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20
kv pada sistem distribusi fasa tiga – tiga kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem distribusi fasa tiga – tiga kawat
Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20 kv / 3 = 11,6 kv pada sistem distribusi fasa tiga – empat kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem distribusi fasa tiga – empat kawat
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 47
Tegangan sekunder
Sistem tegangan nominal pada jaringan tegangan rendah (JTR) yang berlaku di PLN adalah 220 untuk sistem fasa tunggal, dan 220 / 380 untuk sistem fasa tiga.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 48
Penyadapan
Sadapan tiga langkah : 21, 20, 19 kv
Sadapan lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kv
Sadapan lima langkah : 21, 20, 5, 20, 19, 5, 19 kv
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 49
Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal yang banyak dipakai adalah 25 dan 50 KVA. Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa tiga yang banyak dipakai adalah : 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250 dan 1600 KVA
Daya pengenal
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 50
Kelompok vektor Kelompok vektor Yzn 5 dipakai pada trafo
berkapasitas sampai dengan 250 KVA
Kelompok vektor Dyn 5 dipakai pada trafo berkapasitas dari 250 KVA sampai dengan 1600 KVA. Bila tegangan sekundernya ganda, dapat dipakai serentak
Kelompok vektor Yzn 5 dan Yyn 6 dipakai pada trafo sampai dengan 250 KVA untuk jaringan distribusi, diatas 250 KVA sampai 630 KVA dipakai untuk keperluan tertentu. Bila tegangan sekundernya ganda tidak digunakan secara serentak. Kelompok Yzn 5 dipakai pada tegangan sekunder 231 / 400 v.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 51
Tingkat isolasi dasar ( TID )
Adalah kemampuan isolasi trafo terhadap gangguan tegangan impul sesaat. Untuk trafo distribusi ditetapkan 125 kv
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 52
Rugi-rugi trafo
Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan tembaga pada suhu 75c, faktor daya 1,0 dan beban 100 %, nilai maksimumnya terhadap daya pengenal
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 53
Bayak Fasa
Fasa Tunggal
F a s a - T i g a
Daya pengenal
25 50 50 100 160 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600
Rugi total maksimum
2,21 1,75 2,58 2,07 1,76 1,71 1,56 1,48 1,37 1,32 1,24 1,52 1,44 1,42 1,33
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 54
Karakteristik / Spesifikasi Trafo Satu Fasa
Uraian Satuan Spesifikasi
Daya pengenal Jumlah fasa Frekuensi pengenal Tegangan primer pengenal Tegangan sekunder pengenal (beban nol) Kelompok vektor Tegangan uji impuls Tegangan uji terapan Kelas isolasi Kenaikan suhu maksimum tembaga Kenaikan suhu maksimum minyak Cara pendinginan Penyadapan primer Impedans Rugi besi Rugi tembaga pada beban pengenal Arus beban nol Efisiensi pada 750C Faktor daya 1,0 beban 100%
beban 75% beban 50% beban 25%
Faktor daya 0,8 beban 100% beban 75% beban 50% beban 25%
Pengaturan tegangan pada beban penuh faktor daya 0,8 faktor daya 1,0
kVA
- Hz kV
V -
kV kV kV 0C 0C - % %
watt watt % - - - - - - - - - - % %
25 1 50
20,20 V3
462/231 Lio 125 50
24 60 55
5, 10
1,6 165 385 4,5
97,84 98,00 97,95 97,06 97,32 97,51 97,45 96,35
1,49 1,54
50 1 50
20,20 V3
462/231 Lio 125 50 24 60 55
5, 10
1,4 275 600 4,5
98,28 98,39 98,33 98,56 98,86 98,00 97,91 96,97
1,39 1,20
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 55
Karakteristik / Spesifikasi Trafo Tiga Fasa
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 56
Konstruksi trafo dan peralatan bantunya
Inti trafo.
Lilitan trafo
Terminal / bushing
Tangki trafo
Sistem pendinginan trafo
Pengubah sadapan ( tap changer ) Alat indikator
3 kumparan yang menerima arus listrik (kumparan arah primer) (sirkit listrik)
Sirkit maknetis (besi bagian atas tidak ditunjukkan) inti kern
3 kumparan yang mengeluarkan arus (kumparan sekunder)
Semuanya itu direndam dalam minyak transformator pada suatu bak / tangki
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 57
Inti trafo.
Merupakan sirkit magnetis dibuat dari besi silikon (grain oriented silicon steel) dengan metode penyambungan dan membentuk rangkaian tertutup
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 58
Lilitan trafo
Dibuat dari tembaga berkonduktivitas tinggi, bentuk lilitan adalah konsentris, dimana lilitan tegangan menengah (hv) di sebelah luar dan untuk tegangan rendah (lv) di sebelah dalam. Untuk tegangan menengah digunakan kawat tembaga berisolasi enamel, sedangkan untuk tegangan rendah dipakai kawat tembaga berisolasi kertas atau plat tembaga berisolasi enamel.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 59
Terminal / bushing
Terminal sisi tegangan menengah dibuat dari bahan porselen atau damar sintetis ( synthetic resin).
Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk terminalnya seperti tusuk kontak
trafo pasangan luar (out door) bentuk terminalnya seperti bushing isolator.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 60
Tangki trafo
Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng, berfungsi untuk tempat minyak isolasi, sehingga harus kedap terhadap uap air.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 61
Sistem pendinginan trafo
Trafo dengan menggunakan gas nitrogen (N2) kontak langsung diatas minyak trafo
Trafo dilengkapi dengan konservator dan pernapasan udara melalui silicagel
Trafo dengan tangki penuh minyak dengan dilengkapi sirip yang fleksibel sehingga dinamakan hermatic.
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 62
Pengubah sadapan ( tap changer )
Sebagai sarana untuk mengubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi beban sesuai dengan yang diinginkanAda dua cara pemindahan sadapan trafo : Pemindahan sadapan tanpa beban (off load
tap changer), dlakukan pada trafo distribusi Pemindahan sadapan keadaaan berbeban (on
load tap changer), biasanya secara manual atau otomatis pada trafo tenaga
RIPTO / BOGOR 2006 UDIKLAT BOGOR 63
Alat indikator
Indikator suhu minyak Indikator suhu belitan Indikator permukaan minyak Indikator kedudukan tap changer.